KAPITAL SOSIAL PADA LEMBAGA MADRASAH (Studi Kasus Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta)
Disusun Oleh:
BA’ARVAH KAHFINA 106032201095
JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011
ABSTRAK Ba’Arvah Kahfina Kapital Sosial pada Lembaga Madrasah (Studi Kasus Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta) Kapital sosial merupakan salah satu komponen utama dalam menggerakan kebersamaan, mobilitas ideal, kesalingpercayaan dan kesalingmenguntungkan untuk kemajuan bersama. Inti kapital sosial adalah adanya kepercayaan, nilai dan norma serta jaringan (network). Menurut Francis Fukuyama kapital sosial yang mengacu pada normanorma informal yang secara cepat dapat mendukung kerjasama antarindividu. Norma informal tersebut antara lain adalah norma timbal balik antara dua orang atau lebih yang didasari oleh kepercayaan (trust). Tingginya kepercayaan dan adanya jaringan antarindividu dalam masyarakat semakin memperbesar kapital sosial. Kapital sosial dipandang sebagai perekat (glue) yang dapat mempertahankan kehidupan bersama masyarakat. Kapital sosial adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau di bagian-bagian tertentu darinya. Dalam bidang pendidikan, penelitian yang berhubungan dengan kapital sosial masih jarang ditemukan. Padahal dengan menerapkan kapital sosial pada bidang pendidikan, pada madrasah misalnya akan membantu madrasah tersebut berkembang dan lebih maju. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kapital sosial pada madrasah dengan studi kasus pada Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Bagaimana cara Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta membangun kepercayaan kepada masyarakat lalu mengapa masyarakat percaya untuk menyekolahkan anak mereka di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Sumber utama penelitian ini adalah data primer yang digali dari beberapa sumber data yang terkait dengan kapital sosial di madrasah, baik dari pihak komunitas madrasah seperti kepala madrasah, wakil kepala madrasah, guru dan orang tua murid. Teknik yang dilakukan dalam pengumpulan data adalah wawancara dengan informan yang dipilih yaitu komunitas madrasah dan orang tua murid dan observasi, data tersebut kemudian dianalisis secara kualitatif dengan menyeleksi dan menyederhanakan data dan menghubungkannya kembali dengan konsep dan pertanyaan penelitian serta tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapital sosial yang ada di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta tampak dari adanya kepercayaan yang didapat dari masyarakat untuk menyekolahkan anak mereka. Hal itu dibuktikan dengan bertambahnya calon murid yang mendaftar setiap tahun pelajaran baru. Nilai-nilai dan norma-norma yang diterapkan juga menjadi salah satu pondasi yang ditanamkan oleh madrasah yang mengikat orang-orang di dalam madrasah untuk saling bekerja sama demi kepentingan bersama untuk memajukan madasah dan juga menjadi salah satu faktor kepercayaan masyarakat kepada madrasah. Selain itu prestasi-prestasi yang telah banyak diperoleh madrasah membuat Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta menjadi madrasah yang diunggulkan. Jaringan kerjasama yang luas yang dibangun madrasah baik intern maupun ekstern membuktikan bahwa komunitas madrasah mampu menjalankan peran dan statusnya masing-masing. Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa kapital sosial yang ada di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta sudah cukup maksimal berfungsi.
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, serta tidak lupa shalawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw dan keluarganya serta para sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Kapital Sosial pada Lembaga Madrasah (Studi Kasus Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta).” Dalam menyelesaikan Skripsi ini, penulis tidak sedikit mengalami hambatan, namun akhirnya semua hambatan tersebut dapat teratasi berkat bantuan, bimbingan, arahan, dukungan dan kontribusi dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya terutama kepada: 1. Allah SWT yang selalu ada dan menjadi tempat bagi penulis untuk mengadu dan memohon. 2. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendy selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Zulkifly, MA selaku Kepala Jurusan Program Studi Sosiologi dan juga selaku Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan tiada henti-hentinya memberikan semangat, saran-saran, kritik kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Ibu Dra. Joharotul Jamilah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Sosiologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Seluruh dosen dan staf pada program studi Sosiologi atas segala motivasi, ilmu pengetahuan, bimbingan, wawasan dan pengalaman yang diberikan. 6. Keluargaku tercinta, Penulis sangat berterima kasih kepada Ayahandaku yang telah tiada Eddy Sucipto IB Alm. dan Ibunda tersayang Choiriyah atas segala kepercayaan, pendidikan, semangat, kesabaran, pengorbanan dan segala doa yang terus mereka panjatkan untuk penulis, agar penulis sukses dan berhasil dalam penulisan skripsi ini dengan nilai yang baik. Terimakasih untuk kakak dan keluarga kecilnya, Alifia Fahma, Bambang Raditio dan keponakan kecilku tersayang Azzam, serta adikku tercinta, Ta‟Alifan Akhsan yang terus memberikan motivasi, semangat dan doa yang selalu dipanjatkan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Sahabat-sahabatku Azharina Rizky yang selalu menemani dan berjuang bersama dalam suka maupun duka, dan teman kecil ku Anis dan Ulfa serta Betty, Hammidah, Siti, Rahmi, Rizkiyah dan Dijah yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan dan semangat, begitu juga dengan senior di Sosiaologi seperti Alfan, kak Harum Kurniawati, Mb Siti Nur Hayati dan teman-teman Sosiologi 2006 lainnya Panca, Ovar, Matondang, Ayub, Ghundar, Nana, Erfan, Budiman, Pebri, Hajuri, Lutfian, Fajar, Fuad, Yandi. Serta teman satu almamater sosiologi 2007 dan Kepada teman-teman KKN CERDAS 2009 yang selalu memberikan semangat dan dukungan. 8. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian dan data-data yang dibutuhkan dan para orang tua murid Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh penulis.
9. Semua pihak yang telah membentu dalam penyelesaiaan skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis menyadari akan segala keterbatasan yang ada pada penulis, sehingga penulis yakin dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, karena itu saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan di masa mendatang sangat penulis harapkan.
Jakarta, 08 November 2011
Ba‟Arvah Kahfina
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK………………………………………………………………………...i KATA PENGANTAR…………………………………………………………..ii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iv
BAB I : PENDAHULUAN A.
Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B.
Pertanyaan Penelitian……………………………………………...6
C.
Tujuan Manfaat Penelitian ........................................................... 6
D.
Literature Review......................................................................... 8
E.
Metodologi Penelitian……………………………………………10
F.
Sistematika Penulisan……………………………………………13
BAB II : KERANGKA TEORI A.
Definisi Kapital Sosial……………………………………………15
B.
Komponen Kapital Sosial………………………………………...20 1. Kepercayaan………………………………………………….20 2. Jaringan………………………………………………………22 3. Norma………………………………………………………...24
BAB III : GAMBARAN UMUM MADRASAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA A.
Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta………….25
B.
Visi, Misi dan Tujuan…………………………………………….28
C.
Kondisi Tenaga Pengajar………………………………………...31
D.
Kondisi Siswa……………………………………………………33
E.
Fasilitas…………………………………………………………..37
F.
Alumni…………………………………………………………...38
BAB IV : TEMUAN HASIL: KAPITAL SOSIAL PADA LEMBAGA MADRASAH A.
Membangun Kepercayaan kepada Masyarakat………………….40 1. Meningkatkan Mutu Pendidikan…………………………….41 2. Sosialisasi…………………………………………………….49
B.
Kepercayaan Masyarakat kepada Madrasah……………………..50 1. Wilayah Madrasah…………………………………………...50 2. Sosialisasi…………………………………………………….52
3. Kurikulum……………………………………………………54 C.
Nilai dan Norma yang diterapkan Madrasah…………………….55
D.
Jaringan yang dibangun Madrasah………………………………60 1. Sosialisasi dan Jaringan……………………………………...60 2. Hubungan Madrasah dengan Wali Murid……………………60 3. Hubungan Madrasah dengan Masyarakat Sekitar Dan Pemerintah………………………………………………61
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan………………………………………………………63
B.
Saran……………………………………………………………...65
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...66 LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah Banyak studi menunjukan bahwa kapital sosial dapat mempengaruhi kemajuan dan
kesejahteraan suatu masyarakat. Beberapa ahli yang menaruh perhatian pada kapital sosial telah banyak melahirkan hasil penelitian, baik pada tingkat individu, komunitas, regional, nasional, maupun internasional. Tetapi, kebanyakan penelitian tersebut dilakukan dengan memfokuskan pada hubungan antara kapital sosial dengan pembangunan dan ekonomi. Walaupun terdapat banyak penelitian tentang kapital sosial yang dihubungkan dengan pembangunan sosial, masih sedikit penelitian yang memfokuskan pada hubungan kapital sosial dengan pendidikan. Padahal penelitian ini pasti akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi pembangunan sistem pendidikan di masa yang akan datang. 1 Menurut Francis Fukuyama, dalam bukunya yang berjudul Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity, kepercayaan adalah harapan yang muncul dalam komunitas yang teratur, jujur, dan kooperatif berdasarkan norma-norma umum bersama, dalam bagian dari anggota masyarakat lainnya.2 Kapital sosial menunjuk pada norma-norma informal yang mendukung kerjasama antarindividu dan kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam suatu masyarakat atau dari bagian-bagian tertentu dari masyarakat.3 Dengan adanya kepercayaan dalam masyarakat, orang tidak akan mudah mencurigai ataupun dicurigai yang sering menjadi penghambat dari strategi pengembangan. 4 Kapital 1
Rahmat Aulia, “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah al-Huda Al Islamiyah Bekasi),” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2006), h. 1. 2 Francis Fukuyama, Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity (USA: The Free Press, 1995), h. 26. 3 Sambirang Ahmadi, “Perkembangan Ekonomi Komunitas Orang Madura di Sumbawa, NTB: Sebuah Analisis Kapital Sosial,” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeritas Indonesia, 2003), h. 6. 4 Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta) (Jakarta: Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009), h.115.
sosial tidak hanya dapat diterapkan pada bidang pembangunan dan ekonomi sebagaimana yang telah banyak diteliti oleh para peneliti, tetapi kapital sosial juga dapat diterapkan pada lembaga pendidikan. Di Indonesia terdapat lembaga pendidikan umum dan lembaga pendidikan Islam, keduanya memiliki peminatnya masing-masing. Lembaga pendidikan umum seperti sekolah umum yang mengajarkan pengetahuan umum, sedangkan lembaga pendidikan Islam seperti masjid (surau), pesantren, madrasah, yang mengajarkan pengetahuan yang berbasiskan agama Islam. Eksistensi madrasah dalam tradisi pendidikan Islam di Indonesia tergolong fenomena modern yaitu dimulai sekitar abad XX. Evolusi kelembagaan pendidikan di wilayah ini pada umumnya bermula dari pesantren, madrasah, dan kemudian sekolah. Madrasah di Indonesia bisa dikatakan sebagai perkembangan lanjut atau pembaharuan dari lembaga pendidikan pesantren atau surau.5 Madrasah adalah sekolah umum yang bercirikan Islam. Madrasah dikhususkan sebagai sekolah (umum) yang kurikulumnya terdapat pelajaran-pelajaran tentang keislaman. Adanya kapital sosial di dalam institusi pendidikan Islam seperti madrasah akan menimbulkan kepercayaan di tengah masyarakat. Dengan kepercayaan dari masyarakat maka jaringan dan nilai pun akan mengikuti karena kepercayaan, jaringan serta nilai dan norma tidak dapat dipisahkan. Setelah kepercayaan didapat maka akan mudah membangun jaringan dan kerjasama dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait lainnya dalam proses peningkatan mutu dan kualitas pendidikan pada madrasah. Nilai dan norma yang telah ditamankan oleh madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam menjadi salah satu faktor dalam membangun kepercayaan di masyarakat. Data dari DEPAG (Departemen Agama) pada tahun 2007 jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Indonesia mencapai 23.517 lembaga, 93% adalah swasta. Madrasah Tsanawiyah
5
Maksum, Madrasah Sejarah dan Perkembangannya (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 79-80.
mencapai 12.054 lembaga, 90% nya adalah swasta, sedangkan Madrasah Aliyah mencapai 4.687 lembaga dengan 86% adalah swasta. 6 Lalu ditambah dengan sebagian besar madrasah yang ada di Indonesia merupakan swasta yaitu sebesar 91,6% sedangkan 8,4% nya adalah negeri. 7 Dengan banyaknya madrasah swasta berarti makin banyak masyarakat yang percaya akan keberadaan madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang diperhitungkan eksistensinya. Dengan data tersebut maka menjadi alasan penting kapital sosial di madrasah untuk diteliti. Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta membuktikan bahwa dengan sistem dan pengelolaan madrasah yang profesional serta sarana dan prasarana yang cukup menunjang, madrasah ini sudah mampu menghadirkan keberadaannya sebagai madrasah yang dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta merupakan madrasah yang mengedepankan pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan dengan mengapresiasikan potensi anak didik dalam menjawab tantangan era globalisasi. 8 Untuk menghadapi persaingan di era globalisasi seperti ini, Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang mampu menciptakan siswa-siswinya menjadi manusia yang berkualitas. 9 Salah satu faktor mengapa mengambil Tsanawiyah dan bukan Aliyah atau Ibtidaiyah adalah karena prestasi yang telah banyak didapatkan. Salah satunya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta menjadi Madrasah Terbaik I Hasil Ujian Nasional Tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 se DKI Jakarta. Lalu pernah mendapatkan peringkat I MTs se Propinsi DKI Jakarta dengan rata-rata NEM pada 6
“Pengaruh Faktor-Faktor Strategik Pendidikan terhadap Mutu Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar (Studi Deskriptif tentang Pengaruh Guru, Kurikulum, Kepemimpinan, Pembiayaan dan Fasilitas terhadap Mutu Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Bandung),” artikel diakses pada 8 Mei 2011 dari http://repository.upi.edu/operator/upload/t_adp__0707379_chapter1.pdf 7 “Depag Hentikan Proses Penegerian 600 Madrasah,” artikel diakses pada 19 Mei 2011 dari http://kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=26 8 Tim Penulis, Panduan Siswa Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004, h. 3 9 Dasuki, “Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran PAI Menuju Madrasah Unggulan (Studi Kasus di MTs Pembangunan UIN Jakarta),” (Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 6-7.
tahun 1966 sampai dengan tahun 1989 yang di adakan oleh Kanwil Depag DKI Jakarta. Dan masih banyak lagi prestasi yang di dapatkan baik dalam bidang akademik maupun dalam bidang keterampilan, olah raga dan seni. Dalam upaya mempertahankan dan berusaha untuk lebih meningkatkan prestasi dan reputasi, maka Madrasah Pembangunan UIN Jakarta menitikberatkan pembinaan dan pengembangan pada Basic, Science, Bahasa, dan Akhlakul Karimah. Titik berat pembinaan dan pengembangan ini menjadi pilar keunggulan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta dan menjadi landasan penyusunan program tahunan sehingga hasilnya akan dirasakan oleh peserta didik.10 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta selalu berbenah diri dengan melakukan perubahan dan perombakan kurikulum guna memenuhi tuntutan perkembangan zaman sebagai konsekuensi dari pilar keunggulan di atas. Pembenahan juga dilakukan dari segi sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan. Faktor yang tidak luput dari sasaran pembenahan adalah bidang sarana dan prasarana sebagai pendukung proses belajar mengajar yang kondusif. Untuk mewujudkan semua hal tersebut, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta mengandalkan dukungan dan peranserta masyarakat, terutama para orang tua peserta didik sebagai pemberi amanat.11 Selain keunggulan-keunggulan yang dikemukakan sebelumnya alasan penulis memilih Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sebagai objek penelitian adalah karena status lembaga yang dikelola langsung oleh Yayasan Syarif Hidayatullah. Selain statusnya, lokasi strategis yang berada di komplek UIN Jakarta juga menjadi faktor pendukung kenapa madrasah ini dipilih sebagai objek penelitian.
10
Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, diakses pada 12 Mei 2011 dari http://www.mpuin-
jkt.sch.id/ 11
jkt.sch.id/
Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, diakses pada 10 Mei 2011 dari http://www.mpuin-
Dari berbagai hal yang sudah dikemukakan di atas penulis ingin mengetahui bagaimana pihak Madrasah Pembangunan UIN Jakarta membangun kepercayaan dari masyarakat untuk menyekolahkan anak-anak mereka di madrasah dan bagaimana nilai dan norma diterapkan di madrasah dan apa alasan para orang tua mempercayakan anak mereka bersekolah di madrasah tersebut. Oleh karena itu maka penelitian ini dilakukan.
B.
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan: Masalah penelitian ini adalah bagaimana kapital sosial di madrasah. Kapital sosial yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah terdiri atas membangun kepercayaan, nilai dan norma yang diterapkan dan jaringan yang dibangun. Masalah tersebut dapat didefinisikan ke dalam beberapa pertanyaan: 1. Bagaimana madrasah membangun kepercayaan di masyarakat? 2. Bagaimana kepercayaan masyarakat kepada madrasah tersebut? 3. Bagaimana nilai dan norma yang diterapkan di dalam madrasah? 4. Bagaimana jaringan yang dibangun oleh madrasah?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka tujuan utama penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana kapital sosial di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Sedangkan tujuan lainnya adalah: 1. Untuk menjelaskan bagaimana madrasah membangun kepercayaan (trust) di dalam masyarakat.
2. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor kepercayaan masyarakat terhadap madrasah. 3. Untuk menggambarkan bagaimana nilai yang diterapkan di dalam madrasah. 4. Untuk mengetahui bagaimana jaringan yang dibangun oleh madrasah.
Sedangkan manfaat dari hasil penelitian ini adalah: 1. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang kapital sosial pada lembaga pendidikan, khususnya bagi mahasiswa Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam kajian sosial, sehingga hasil dari penelitian ini nantinya akan dapat dijadikan landasan untuk penelitian selanjutnya. 2. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pihak madrasah untuk membangun dan meningkatkan kapital sosial, serta menumbuhkan kepercayaan di masyarakat luas akan Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. 3. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan rujukan oleh Departemen Agama sebagai model percontohan untuk madrasah lainnya.
D.
Literatur Review Banyak penelitian yang mencoba mengambil mengenai kapital sosial sebagai tema
utamanya di antaranya penelitian kapital sosial pada lembaga pendidikan seperti di madrasah yang dilakukan oleh Rahmat Rais dengan judul Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta). Menurut hasil yang di dapatkan di lapangan, modal sosial di MAN 1 Surakarta berbeda dengan modal sosial di tempat lain. Modal sosial di MAN 1 Surakarta memiliki “ruh” religious yaitu agama. Dengan diberi ruh agama maka modal sosial ini akan semakin bermakna dan kuat dipegang oleh para guru, karyawan dan pengelola. Hal inilah perbedaan
dari pengelolaan sosial kapital di Negara Barat dengan komunitas muslim seperti di Man 1 Surakarta.12 Demikian juga dengan Rahmat Aulia, ia juga mengambil tema kapital sosial pada lembaga pendidikan dengan judul Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah al- Huda Al- Islamiyah Bekasi). Setelah melakukan penelitian, Rahmat Aulia menyimpulkan beberapa hal, yaitu kapital sosial di madrasah Tsnawiyah Al Huda Al Islamiyah ada dan tertambat dalam struktur madrasah itu sendiri yang berbentuk kepercayaan (trust), norma-norma (norms), jaringan-jaringan (networks), serta hubungan-hubungan (relatoins) para aktor dalam memainkan peranperannya dalam upaya memajukan madrasah yang berdasarkan kepentingan-kepentingan bersama. Sinergi antara kapital sosial, kapital manusia dan kapital fisik untuk suatu yang mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran. Menurutnya semakin kuat sinergi yang terjadi maka akan semakin baik kinerja yang ada. Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa kapital yang ada di madrasah ini belum maksimal berfungsi. 13 Penelitian tentang kapital sosial juga dilakukan oleh Muhammad Sulton Fatoni dengan judul Strategi Organisasi Pondok Pesantren Sidogiri dalam Mewujudkan Civil Society: Analisis Kapital Sosial, terungkap bahwa dalam kasus OPPS (Organisasi Pendok Pesantren Sidogiri), di samping civil society tumbuh karena proses kapitalisasi terhadap kapital sosial, juga ditemukan bahwa civil society mempunyai ketertarikan yang cukup erat dengan kapital sosial. Dalam analisis yang dilakukan oleh Tocqueville, OPPS melakukan penekanan pada dimensi kultural yang membuat civil society dapat berperan sebagai
12
Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta), h. 115. 13 Rahmat Aulia, “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah al-Huda Al Islamiyah Bekasi)”.
kekuatan penyeimbang, yakni adanya keterikatan dan semangat kepatuhan terhadap normanorma dan nilai hukum yang dipatuhi dan diikuti oleh warganya.14 Penelitian-penelitian yang dipaparkan di atas, berisikan mengenai kapital sosial yang tertambat dan menjadi salah faktor dalam pengembangan pada madrasah. Penelitianpenelitian di atas mempunyai kesamaan dengan penelitian yang ingin diteliti oleh peneliti, yaitu sama-sama ingin mengetahui kapital sosial yang ada pada madrasah. Selain persamaan yang ada, peneliti juga ingin mengungkapkan perbedaan dalam penelitian mengenai kapital sosial terdahulu. Penelitian yang mengangkat tema kapital sosial terdahulu belum ada yang hanya membahas tentang kepercayaannya secara mendalam dan dilihat dari sudut pandang masyarakat tentang bagaimana madrasah membangun kepercayaan di masyarakat dan bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap madrasah. Maka, penelitian ini menjadi menarik untuk diteliti lebih dalam.
E.
Metode Penelitian
1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan
menggunakan metode studi kasus. Studi kasus secara umum merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks kehidupan nyata. Selain itu, penelitian studi kasus dapat dibedakan menjadi tiga tipe, yaitu studi-studi kasus eksplanatoris (menjelaskan), eksploratoris (penyelidikan), dan deskriptif (menggambarkan). 15 Adapun jenis penelitian yang digunakan di sini adalah
14
Muhammad Sulton Fatoni, “Strategi Organisasi Pendok Pesantren Sidogiri dalam Mewujudkan Civil Society: Analisis Kapital Sosial,” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Jakarta, 2006). 15 Robert K. Yin, Studi Kasus Desain dan Metode (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004), h. 1
penelitian deskriptif, yaitu menggambarkan secara sistematis mengenai fakta-fakta, dan hubungan antara fenomena. 16 2.
Subjek Penelitian Kasus yang diteliti adalah Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta yang
terletak di Jln. Ibnu Taimia IV Komplek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Yang menjadi subjek penelitian ini adalah Kepala Madrasah, Wakil Kepala Madrasah, serta guru-guru dan orang tua murid Tsanawiyah. Informan di atas dipilih karena peneliti merasa informan tersebut dapat memberikan informasi yang berkaitan dengan masalah yang ingin diteliti. Subjek penelitian yang diwawancarai oleh penulis dalam penelitian ini ada sepuluh orang, yaitu Kepala Madrasah, wakil kepala madrasah, dua orang guru dan enam orang tua murid Tsanawiyah dengan tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan. Penentuan jumlah sampel ini menggunakan teknik purposive sampling dimana, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. 3.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejalagejala yang diteliti. Observasi dilakukan langsung ke Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta untuk melihat situasi dan kondisi serta mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. 17 Data-data yang dikumpulkan seperti mengambil foto-foto kegiatan yang dilakukan siswa, fasilitas yang diberikan, serta meminta data siswa dan guru kepada pihak madrasah. 16
Sanapiah Faisal, Format-Format Penelitian Sosial (Jakarta: Rajawali Press, 2007), h. 20. Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), h. 54. 17
b. Wawancara ialah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. 18 Wanwancara dilakukan dengan dilengkapi dengan rekaman dengan tujuan agar dapat mengetahui informasi secara mendalam dari informan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. 19 4.
Jenis Data a. Data Primer Data primer dari penelitian ini adalah strategi madrasah membangun kepercayaan di masyarakat, faktor yang menjadikan masyarakat percaya kepada madrasah, nilai dan norma yang diterapkan di dalam madrasah dan cara madrasah membangun jaringan. b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai dokumen yang berkaitan dengan Madarasah Pembangunan UIN Jakarta, baik yang berupa buku-buku yang berkaitan dengan kapital sosial dan madrasah, artikel ilmiah mengenai kapital sosial, website kapital sosial dan MP, foto-foto kegiatan yang ada di MP, dokumen-dokumen tentang MP dan lainnya20 untuk dijadikan data-data pelengkap penyusunan skripsi ini.
5.
Analisis Data Penelitian Analisis data dimulai dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Data yang didapat dipilah-pilah, dikelompokkan ke dalam pola-pola, kategori-kategori atau tema-tema tertentu. Sajian data dan informasi penelitian diwujudkan dalam bentuk narasinarasi deskriptif, table-tabel yang berisi teks, serta gambar-gambar. Setelah analisis data
18
HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), h. 71. Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta), h. 38-39. 20 J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosdakarya, 1997), cet. VIII. h. 116. 19
selesai, dilakukan penarikan kesimpulan dengan melakukan interpretasi dengan cara memahami makna-makna konseptual dari data penelitian yang tersaji. 21
F.
Sistematika Penulisan Untuk mempermudah pemahaman dan penulisan dalam penyusunan skripsi ini, maka
dalam penyajiannya penulis membagi secara sistematis ke dalam lima bab yang secara garis besarnya dapat dijelaskan sebagai berikut: Bab pendahuluan menguraikan tentang latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan manfaat penelitian, literatur review, metodologi penelitian dan diakhiri dengan sistematika penulisan. Bab kedua mengenai kajian teori ini berisi tentang definisi kapital sosial menurut para ahli, komponen kapital sosial yang di dalamnya terdapat kepercayaan, jaringan dan norma. Bab kajian teori ini bertujuan untuk melihat teori-teori yang ada dengan mengaitkannya dengan fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat. Pada bab gambaran umum ini
menyajikan tentang Sejarah Singkat Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta, visi dan misi serta tujuan, kondisi tenaga pengajar dan kondisi siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta, fasilitas yang disediakan serta alumni-alumni Madrasah Tsanawiyaah Pembangunan UIN Jakarta. Pada bab keempat penulis menyajikan hal dan penemuan penelitian yang mencakup tentang bagaimana madrasah Membangun kepercayaan kepada masyarakat yang di dalamnya meliputi meningkatkan mutu pendidikan dengan cara memperbaiki mutu kurikulum madrasah, prestasi siswa madrasah, tenaga pengajar, manajemen madrasah dan sosialisasi yang gencar dilakukan. Lalu faktor kepercayaan masyarakat kepada madrasah meliputi wilayah madrasah yang strategis, sosialisasi yang terus menerus dilakukan oleh madrasah,
21
Ibid, h. 24.
dan kurikulum yang baik. Sub bab selanjutnya terdapat nilai dan norma yang diterapkan madrasah dan jaringan yang dibangun madrasah baik dengan wali murid maupun dengan masyarakat sekitar dan pemerintah. Pada bab terakhir berisikan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan pada bab-bab sebelumnya dan saran-saran.
BAB II KERANGKA TEORI
A.
Definisi Kapital Sosial Dalam kamus sosiologi, kata capital berarti sumber-sumber yang dipergunakan untuk
tujuan produktif, hal-hal yang memproduksikan, sarana produksi, persediaan aset material suatu masyarakat, kekayaan (modal). 22 Dalam kamus Ilmiah Populer, kata capital mengandung arti modal, 23 sedangkan kata sosial mengandung arti sesuatu yang berkenaan dengan perilaku interpersonal atau yang berkaitan dengan proses sosial. 24 Kata social juga mengandung arti segala sesuatu yang mengenai masyarakat, peduli terhadap kepentingan umum. 25 Dapat disimpulkan kapital sosial adalah bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringanyang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. Kapital sosial juga didefinisikan sebagai kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagianbagian tertentu dari masyarakat tersebut. Selain itu, konsep ini juga diartikan sebagai serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama di antara para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama.26 Beragam definisi tentang kapital sosial dikemukakan oleh para ahli. Definisi-definisi itu umumnya dirumuskan berdasarkan kasus-kasus tertentu yang terjadi dalam masyarakat. Robert Putnam mendefisikan kapital sosial lebih eksplisit dan jelas serta dikonstruksikan dari acuan pustaka yang lebih luas, yang merupakan gabungan dari saripati
22
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi (Jakarta: Rajawali Pers, 1985), h. 63. Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), h. 304. 24 Soerjono Soekanto, Kamus Sosiologi, h. 464. 25 Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, h. 718. 26 Jousairi Hasbullah, Sosial Kapital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia (Jakarta: MR. United Press, 2006), h. 8. 23
dari definisi para ahli lain seperti James Coleman, Glenn Loury, P.A. Wallace, A. Le Mund dan lain-lain. Acuan itu dapat dilihat dalam kutipan berikut ini: “Seperti bentuk-bentuk kapital sosial lainnya, kapital sosial itu bersifat produktif, memungkinkan pencapaian tujuan tertentu, yang tanpa kontribusinya tujuan itu tidak akan tercapai. Sebagai contoh, suatu kelompok yang anggota-anggotanya memperlihatkan rasa percaya, dan percaya sekali antara satu sama lain akan mampu menyelesaikan (masalah) jauh lebih banyak dibandingkan kelompok yang tidak memiliki rasa percaya dan kepercayaan.” Menurut Putnam definisi kapital sosial mengacu pada bagian-bagian dari organisasi sosial seperti kepercayaan, norma dan jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. 27 Beda dengan definisi yang dikemukakan Putnam, Coleman mendefinisikan kapital sosial berdasarkan fungsinya: “ It is not a single entity, but a variety of different entities, with two elements in common: they all consist of some aspect of social structures, and they facilitate certain actions of actors, within the structure, like other forms of capital, social capital is productive, making possible the achievement of certain ends that its absence would not be possible…” 28 (“ kapital sosial bukan merupakan kesatuan tunggal, tetapi merupakan suatu variasi dari kesatuan yang berbeda, dengan dua elemen umum, yaitu terdiri dari beberapa aspek struktur sosial dan mereka memfasilitasi aksi-aksi dari para aktor dalam struktur tersebut. Seperti bentuk kapital lainnya, kapital sosial bersifat produktif, memungkinkan pencapaian tujuan tertentu, yang tanpa keberadaannya tidak mungkin terjadi..”)
Konsep kapital sosial menurut Coleman dapat diidentifikasi sebagai salah satu sumber daya (modal bagi seseorang atau kelompok untuk melakukan tindakan). Juga dapat digunakan untuk menjelaskan suatu sumber daya yang dimiliki oleh seorang individu yang lahir sebagai akibat interaksi sosial yang dilakukannya. Oleh karena itu, kapital sosial sebenarnya menyatu dalam interaksi-interaksi individu. Lebih lanjut Coleman berpendapat
27
Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik Suatu Pengantar (Jakarta: FISIP UI PRESS, 2005), h. 212. 28 Rahmat Aulia, “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Al Islamiyah Bekasi),” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2006), h. 13.
bahwa kapital sosial merupakan suatu bantuan yang menghasilkan outcome yang berbeda bagi setiap individu. Dengan demikian, seperti bentuk kapital (human capital and physical capital), kapital sosial ini produktif, dapat memfasilitasi tercapainya tujuan-tujuan yang pasti. Coleman berpendapat bahwa ikatan komunitas yang dilakukan penting bagi keuntungan individu. Menurut Nan Lin dalam Building a Theory of Social Capital modal sosial dapat didefinisikan sebagai sumber daya yang ditanamkan pada struktur sosial yang diakses dan/atau digerakkan dalam tindakan memiliki tujuan. Dengan definisi ini, konsep modal sosial mengandung tiga unsur: sumber daya yang melekat pada struktur sosial; aksesibilitas yang bersumber mobilisasi sumber
pada
daya sosial
daya
sosial tersebut
tindakan. Sehingga dipahami, unsur persilangan struktur
seperti
dan
oleh
oleh individu
bahwa modal tindakan:
individu, dan yang
penggunaan atau bertujuan
sosial mengandung
dalam tiga
yaitu (embeddedness) struktural, kesempatan
(aksesibilitas) dan tindakan berorientasi (menggunakan) aspek. 29 Francis Fukuyama merumuskan kapital sosial yang mengacu pada norma-norma informal yang secara cepat dapat mendukung kerjasama antar individu-individu. Norma informal tersebut antara lain adalah norma timbal balik antara dua orang atau lebih yang didasari oleh kepercayaan (Trust). Tingginya kepercayaan dan adanya jaringan antar individu-individu dalam masyarakat akan semakin memperbesar kapital sosial. Kapital sosial dipandang sebagai perekat (glue) yang dapat mempertahankan kehidupan bersama masyarakat. Kapital sosial adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau dibagian-bagian tertentu darinya.30 Unsur utama dan terpenting dari kapital sosial adalah kepercayaan (trust). Atau dapat dikatakan bahwa trust dapat dipandang sebagai syarat keharusan (necessary condition) dari 29
Nan Lin, “Building a Theory of Social Capital” (Dept. of Sociology, Duke University, 1999), h. 35. Francis Fukuyama, Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran (Yogyakarta: CV. Qalam Yogyakarta. 2002), h. 36. 30
terbentuk dan terbangunnya kapital sosial yang kuat (atau lemah) dari suatu masyarakat. Trust memiliki kekuatan mempengaruhi prinsip-prinsip yang melandasi kemakmuran sosial dan kemajuan ekonomi yang dicapai oleh suatu komunitas atau bangsa. Kepercayaan adalah hasil sampingan yang penting dari norma-norma kerja sama sosial yang membentuk kapital sosial. Jika orang dapat diandalkan untuk memenuhi janjinya, mematuhi norma timbal balik, dan menghindari perilaku mementingkan diri sendiri, maka kelompok akan terbentuk lebih cepat dan kelompok yang terbentuk akan dapat mencapai tujuan-tujuan bersama secara efisien.31 Oleh karena itu, Fukuyama menyatakan, trust sebagai sesuatu yang amat besar dan sangat bermanfaat bagi penciptaan tatatan ekonomi unggul. Digambarkannya trust sebagai harapan-harapan terhadap keteraturan, kejujuran, dan perilaku kooperatif yang muncul dari dalam sebuah komunitas yang didasarkan pada norma-norma yang dianut bersama-sama oleh anggota masyarakat.32 Norma-norma tersebut dapat berisi pernyataan-pernyataan yang berkisar pada niai-nilai luhur, seperti hakekat Tuhan atau keadilan, ataupun norma-norma sekuler seperti standar profesional dan kode etik perilaku. Dengan adanya kepercayaan dalam masyarakat, orang tidak akan mudah mencurigai ataupun dicurigai yang sering menjadi penghambat dari strategi pengembangan. 33 Dalam konteks lembaga pendidikan seperti madrasah, beberapa konsep kapital sosial yang telah dikemukakan di atas dijadikan sebagai acuan analisis. Namun, hasil penelitian ini disimpulkan dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Fukuyama. Pertama, trust (percaya) yang meliputi kredibilitas, kompetensi dan sikap yang di dalamnya terdapat kejujuran, keadilan, sikap egaliter, toleran, keramahan dan saling menghormati. Kedua, jaringan sosial yang meliputi partisipasi, resiprositas (pertukaran timbal balik), solidaritas dan 31
Francis Fukuyama, Guncangan Besar Kodrat Manusia dan Tatanan sosial Baru, penerjemah Masri Maris, (Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama, 2005), h. 60. 32 Francis Fukuyama, Trust, h. 37. 33 Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta) (Jakarta: Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009), h.115.
kerjasama. Ketiga, nilai-nilai yang dimiliki bersama serta norma dan sanksi termasuk di dalamnya terdapat aturan-aturan.34
B.
Komponen Kapital Sosial
1.
Kepercayaan Trust sebagai kata benda berarti kepercayaan, kenyakinan atau juga rasa percaya.
Sedangkan trust dalam kata kerja berarti proses mempercayai sesuatu yang jelas sasarannya. a.
Kepercayaan: Hubungan, Harapan dan Tindakan/Interaksi Sosial
Inti kepercayaan antarmanusia ada tiga hal yang saling terkait: 1) Hubungan sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih. Institusi adalah hubungan yang termasuk di dalamnya, dalam pengertian ini diwakili orang. 2) Adanya harapan yang akan terkandung dalam hubungan itu, yang kalau direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak. 3) Terciptanya interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu akan terwujud. Dengan ketiga dasar inilah, kepercayaan yang dimaksudkan di sini menunjuk pada hubungan antara dua pihak atau lebih yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu atau kedua belah pihak melalui interaksi sosial.35 b.
Kepercayaan dan Risiko Hipotesis utama dari mereka yang menganut pandangan tentang hubungan antara
kepercayaan dan risiko: “semakin tinggi saling percaya antara mereka yang bekerjasama, semakin kurang risiko yang ditanggung, dan semakin kurang pula biaya (uang atau sosial) yang dikeluarkan.” Tak berbeda dengan hipotesis ini, konsep kepercayaan menurut Mollering
34
Rahmat Rais, Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah, h.20. Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial Dalam Perspektif sosiologik Suatu Pengantar (Jakarta: FISIP UI PRESS, 2005), h. 45-46. 35
menunjuk pada suatu “keadaan yang mengharapkan orang lain bertindak dan bermaksud baik pada kita.”36 Sama dengan hipotesis di atas pengertian konsep kepercayaan menurut Torsvik adalah bahwa dalam kepercayaan terkandung “kecenderungan perilaku tertentu yang dapat mengurangi risiko yang muncul dari perilakunya.”37 c.
Hubungan Timbal Balik Dalam Kepercayaan Dengan asumsi bahwa dalam kepercayaan itu sudah terkandung “saling percaya”, kita
dapat menyimpulkan pula bahwa unilateralisme itu bukan bebas sama sekali akan pengandaian dari yang lain (latus). Unilateralisme dalam bentuknya yang positif (percaya dan harap) dan negatif (negasi total terhadap kehadiran lawan) hanya mau menekankan bahwa kehadiran pihak lain itu pada dasarnya ada dan diketahui. Dalam bentuk unilateralisme positif kepercayaan itu fungsional tidak saja bagi sikap optimisme subyek, melainkan juga bagi kerjasama sistem yang mampu menyederhanakan kompleksitas (reduction of complexity). George Simmel membahas tentang fungsi kepercayaan dengan menyimak pernyataannya bahwa „tanpa adanya saling percaya yang merata antara satu orang dengan orang lainnya, masyarakat itu sendiri akan disintegratif‟ dan kepercayaan itu merupakan „salah satu kekuatan sintetik yang paling penting dalam masyarakat‟. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa kepercayaan itu menjadi basis bagi tindakan individu. 38 2.
Jaringan Para ahli berpendapat, jaringan dan fungsinya terhadap pencapaian suatu tujuan tidak
terlepas dari kepercayaan. Oleh karena itu, beberapa pokok pikiran yang akan dikemukakan di sini:39
36
Ibid, h. 47. Ibid, h. 47-48. 38 Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 50. 39 Ibid, h. 61. 37
a.
Jaringan dalam Pengertian Umum Jaringan itu diartikan dari network, secara etimologik dasarnya adalah jaring yang
berhubungan satu dengan yang lain melalui simpul-simpul (ikatan). Dasar ini (net) ditambah atau digabung dengan kerja (work). Kalau gabungan itu diberi arti maka tekanannya ada pada kerjanya, bukan pada jaringannya, sehingga muncullah arti: kerja (bekerja) dalam hubungan antarsimpul seperti halnya jaring (net). Kerja jaring (jaringan) kalau dipakai sebagai analogi untuk menjelaskan jaringan yang digunakan dalam teori kapital sosial, artinya kurang lebih sebagai berikut: 1)
Terdapat ikatan antarsimpul (orang atau kelompok) yang dihubungkan dengan media
(hubungan sosial). Hubungan sosial ini diikat dengan kepercayaan, boleh dalam bentuk strategic, boleh pula dalam bentuk moralistic. Kepercayaan itu dipertahankan oleh norma yang mengikat kedua belah pihak. 2)
Terdapat kerja antarsimpul (orang atau kelompok) yang melalui media hubungan
sosial menjadi satu kerjasama, bukan kerja bersama-sama. Kepercayaan simbolik bilateral dan kepercayaan interpersonal masuk dalam kategori ini. 3)
Sama halnya dengan sebuah jaring (yang tidak putus) kerja yang terjalin antar simpul
itu pasti kuat menahan beban bersama, dan malah dapat “menangkap ikan” lebih banyak. Dalam hal ini analoginya mungkin kurang jelas dan tepat, karena jaringan dalam kapital sosial bisa terjadi hanya dengan dua orang saja. 4)
Dalam proses kerjanya jaring terdapat ikatan (simpul) yang tidak dapat berdiri sendiri.
Malah kalau satu simpul saja putus, maka keseluruhan jaring itu tidak bisa berfungsi lagi, sampai simpul itu diperbaiki lagi. Semua simpul menjadi satu kesatuan dan ikatan yang kuat. Dalam hal ini, analogy tidak seluruhnya tepat, terutama kalau orang yang membentuk jaringan itu hanya dua orang saja.
5)
Media dan simpul tidak dapat dipisahkan, atau antara orang-orang dan hubungannya
tidak dapat dipisahkan.40 6)
Norma adalah ikatan atau pengikat (simpul) dalam kapital sosial yang mengatur dan
menjaga bagaimana ikatan dan medianya itu dipelihara dan dipertahankan. Jaringan termasuk ke dalam kategori kepercayaan strategik. Berarti melalui jaringan orang saling tahu, saling menginformasikan, saling mengingatkan, saling bantu dalam melaksanakan atau mengatasi suatu masalah. Media yang paling ampuh untuk membuka jaringan adalah pergaulan dalam pengertian umum dengan membuka diri lewat media cetak atau elektronik, atau dalam pengertian terbatas seperti pergaulan. 41 b.
Fungsi Jaringan Fungsi informatif dapat disebut juga dengan media informasi atau jaringan informasi
yang memungkinkan setiap stakeholders dalam jaringan itu dapat mengetahui informasi yang berhubungan dengan masalah, atau peluang atau apapun yang berhubungan dengan kegiatan usaha. Fungsi informatif ini juga dapat disebut sebagai fungsi peluang (opportunity), karena dengan jaringan itu setiap peluang dapat diperoleh, tanpa mengeluarkan biaya yang terlalu banyak. 42 3.
Norma Norma adalah aturan-aturan, petunjuk-petunjuk, harapan-harapan yang bersifat baik,
benar dan penting, yang kalau tidak dilaksanakan akan merugikan diri sendiri atau merugikan orang lain. Karena bersifat khusus, maka dalam konteks kapital sosial peneliti sejalan dengan pernyataan Prof, Robert Lawang bahwa dalam menerangkan mengenai konsep peluang, “Tidak setiap norma itu merupakan kapital sosial. Hanya norma yang mampu membentuk
40
Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 62. Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 62. 42 Ibid, h. 69. 41
kualitas dan kuantitas saja yang disebut kapital sosial.” 43 Sifat norma kurang lebih sebagai berikut: a.
Norma timbul dari pertukaran yang saling menguntungkan.
b.
Norma bersifat resiprokal, artinya isi norma menyangkut hak dan kewajiban kedua
belah pihak yang menjamin keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu. Dalam konteks ini, orang yang melanggar norma resiprokal akan berdampak pada berkurangnya keuntungan di kedua belah pihak, akan diberi sanksi yang keras pula. c.
Jaringan yang terbina lama dan menjamin keuntungan kedua belah pihak secara
merata, akan memunculkan norma keadilan. 44
43 44
Robert M. Z. Lawang, Kapital Sosial, h. 68. Ibid, h. 70.
BAB III GAMBARAN UMUM MADRASAH TSANAWIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
A.
Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Pendirian Madrasah Pembangunan berawal dari keinginan tokoh-tokoh di Kementrian
Agama dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (yang dulunya adalah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta) akan adanya pendidikan Islam yang representatif. Pada awal 1972, Panitia Pembangunan Gedung Madrasah Komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm). Pada tahun itu juga dimulai pembangunan gedung madrasah yang bertepatan dengan Lustrum III IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Menteri Agama RI pada masa itu, yaitu Prof. H.A. Mukti Ali dan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah. Tahun berikutnya yaitu 1973, gedung madrasah diserahterimakan dari Pimpinan Bagian Proyek Pembinaan Bantuan Untuk Madrasah Swasta Pemda DKI Jakarta kepada IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 45 Pada 1974, pertama kali Madrasah Pembangunan membuka tingkat Ibtidaiyah. Jumlah muridnya baru 58 orang. Permulaan kegiatan belajar mengajar dimulai pada 7 Januari 1974. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai "Hari Kelahiran" Madrasah Pembangunan. Pada awal 1977, Madrasah Pembangunan membuka tingkat Tsanawiyah. Siswa angkatan pertama berjumlah 19 orang. Pada Juli 1991, dibuka kelas jauh tingkat Ibtidaiyah di Pamulang, bekerja sama dengan Yayasan Al Hidayah sebagai penyedia lahan. 45
Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 1.
Dengan keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak awal September 1974 pembinaan Madrasah Pembangunan dilaksanakan oleh Tim Pembinaan yang dipimpin oleh Dekan Fakultas Tarbiyah. Tugas tim ini di antaranya adalah menyiapkan Madrasah Pembangunan sebagai 'madrasah laboratorium' Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada 1978, Madrasah Pembangunan ditetapkan sebagai Madrasah Pilot Proyek Percontohan oleh Departemen Agama RI melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Islam Depag RI Nomor: Kep/D/03/1978. Dengan adanya keputusan tersebut, kemudian diselenggarakan kegiatan penataran penulisan modul dan uji coba pembelajaran dengan sistem modul. Empat modul bidang studi Alquran Hadits, Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, dan Matematika telah diujicobakan sampai dengan 1985. 46 Mulai 1988, berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor: 06 Tahun 2008, wewenang pembinaan dan pengelolaan Madrasah Pembangunan dilipahkan kepada Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengembanan sebagai 'madrasah laboratorium' dilaksanakan bersama-sama dengan Fakultas Tarbiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (yang dulunya IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Tahun Pelajaran 1991/1992 Madrasah Pembangunan membuka tingkat Aliyah. Siswa yang diterima pertama kali sebanyak 32 orang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan. setelah empat tahun berjalan, berkenaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan (khususnya Madrasah Aliyah), pada Tahun Pelajaran 1995/1996 MA Pembangunan tidak menerima pendaftaran siswa baru lagi. Tahun Pelajaran 1996/1997, sebanyak 31 orang siswa terakhir lulus dari MA Pembangunan IAIN Jakarta.
46
Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 2.
Seiring dengan perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, sejak 2002 Madrasah Pembangunan IAIN Jakarta mengikuti perubahan nama menjadi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Dengan dorongan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan banyaknya permintaan masyarakat, pada tahun Pelajaran 2006/2007, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta kembali membuka tingkat Aliyah. Dengan jumlah siswa pertama yang diterima adalah 47 siswa terbagi dalam 2 kelas belajar. Pada akhir 2009 Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta telah diakreditasi dengan hasil grade A dengan kategori Sangat Memuaskan, sama dengan akreditasi yang didapatkan oleh MI dab MTs sebelumnya.47 Pada 2008 Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ditetapkan sebagai Madrasah Standar Nasional oleh Kanwil Departemen Agama Provinsi DKI Jakarta dengan SK Nomor: Kw.09.4/4/5/HK.005/2081/2008 dan Madrasah Aliyah pun sudah divertifikasi standar nasional (MSN) pada 25 Desember 2010. Sebagai langkah awal, pada tahun pelajaran 2010/2011 telah dimulai rintisan bilingual program yang diterapkan setiap hari yang telah ditentukan oleh pihak madrasah. Pelaksanaannya siswa diwajibkan berkomunikasi di lingkungan madrasah menggunakan dua bahasa yaitu bahasa arab dan bahasa inggris. Dan
secara terbatas yang secara intens
dievaluasi dan disempurnakan. Pada aspek manajemen Madrasah Pembangunan UIN Jakarta mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008 No. QSC: 00863 untuk pelayanan pendidikan (MI, MTs, dan MA). 48
47
“Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta,” artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/12/74/ 48
Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 3.
B.
Visi, Misi dan Tujuan Visi yang diusung oleh Madrasah Pembangunan UIN Jakarta adalah: “Menjadi lembaga pendidikan dasar dan menengah yang unggul dan terkemuka dalam
pembinaan keislaman, keilmuan dan keindonesiaan, dengan mengapresiasi potensi peserta didik serta perkembangan era global.” 49 Misi madrasah adalah: 1. Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif
dan keunggulan
komparatif; 2. Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani peserta didik serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat dan sehat; 3. Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan keislaman seperti habitual curriculum dan reading habit, sains dan teknologi seperti diberi kemudahan dalam mengakses internet serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia; 4. Melakukan pembinaan tenaga pendidik dengan cara mengikutsertakan guru-guru dalam workshop-wokrshop dan pelatihan-pelatihan secara periodik diikuti oleh para pegawai baik intern dengan mendatangkan langsung narasumber ke madrasah maupun diselenggarakan oleh pihak lain agar menjadi tenaga profesional yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar, kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia; 5. Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang profesional, yang menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang tinggi, serta kepribadaian yang Islami.
49
Ibid, h. 4.
6. Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya,
sehingga
madrasah benar-benar
berfungsi
sebagai pusat
pembelajaran. 7. Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai aktifitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.50 Dengan tujuan yang ingin dicapai Madrasah Pembangunan UIN Jakarta yaitu: 1. Terselenggaranya pendidikan dasar dan menengah yang akan melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif; 2. Terwujudnya peserta didik yang memiliki keseimbangan antara kekuatan jasmani dan rohani serta kepekaan dan kepedulian sosial; 3. Terwujudnya kurikulum yang memiliki kekuatan pada pembinaan keislaman, sains dan teknologi serta apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia dan kemampuan potensi anak; 4. Tersedianya pendidik sebagai tenaga profesional yang menguasai bidang keilmuan yang diasuhnya secara luas, mendalam dan komprehensif serta memiliki kemampuan untuk mengajarkannya (teaching skill), berkepribadian pedagogis, dan berakhlak mulia; 5. Tersedianya tenaga kependidikan profesional yang dalam melaksanakan tugasnya didukung oleh ilmu pengetahuan yang relevan, memiliki etos kerja, loyalitas, dan dedikasi yang tinggi yang dilandasi akhlak mulia; 6. Tersedianya sarana prasarana dan fasilitas sumber belajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk dapat belajar seluas-luasnya, sehingga madrasah benar-benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran; 50
“Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Pembangunan,” artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/13/85/
7. Terwujudnya peserta didik yang mandiri yang mampu melakukan team work melalui berbagai aktivitas belajar baik intra maupun ekstrakulikuler. 51
C.
Kondisi Tenaga Pengajar Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta dalam perekrutan tenaga pengajar
sangat ketat. Pihak madrasah memberikan beberapa tes yang harus dipenuhi oleh calon guru. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan guru-guru yang berkualitas dan mumpuni di bidangnya. Mayoritas guru-guru yang mengajar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta bergelar S1 dengan persentasi 90% dan S2 dengan persentasi 7.5%. Sebagian guruguru madrasah tsanawiyah yang bergelar S1 ada yang sedang melanjutkan pendidikannya untuk mengambil gelar S2. Tabel 3.1 Jenjang pendidikan guru Jenjang Pendidikan
f (Jumlah)
Persentase (%)
S1
36
90%
S2
3
7.5%
Missing
1
2.5%
Jumlah
40
100%
Sumber: Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/345/188/
Selain guru-guru tetap yang mengajar, pada masing-masing kelas terdapat dua orang guru dan salah satunya adalah guru pendamping, sehingga terdapat keseimbangan antara guru dengan murid dalam hal proses belajar mengajar. Tenaga pengajar Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berjumlah 40 orang, terdiri dari 21 orang guru laki-laki dan 19 orang guru perempuan. Mata pelajaran yang 51
Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah, h. 5-6.
diajarkan di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berjumlah 13 mata pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dipegang oleh 4 orang guru, Bahasa Arab, Agama Islam dan Fisika dipegang 3 orang guru, , Matematika oleh 6 orang guru, PPKN dan Seni Budaya diajar masing-masing oleh 1 orang guru, lalu mata pelajaran Penjaskes, Sejarah, Geografi, Biologi dan masing-masing diajar oleh 2 orang guru dan yang terakhir Bimbingan Konseling (BK) dipegang oleh 5 orang guru. Tabel 3.2 Jumlah guru per mata pelajaran Mata Pelajaran
f (Jumlah)
Persentase (%)
B. Indonesia
4
10%
B. Inggris
4
10%
B. Arab
3
7.5%
Biologi
2
5%
Fisika
3
7.5%
Matematika
6
15%
Geografi
2
5%
Sejarah
2
5%
PPKN
1
2.5%
Seni Budaya
1
2.5%
Penjaskes
2
5%
Agama Islam
3
7.5%
BK
5
12.5%
Miss
2
5%
Jumlah
40
100%
Sumber: Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/345/188/
Tabel 3.3 Jumlah guru Jenis Kelamin
f (Jumlah)
Persentase (%)
Laki-laki
21
52.5%
Perempuan
19
47.5%
Jumlah
40
100%
Sumber: Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat: Ibtidaiyah-Tsanawiyah-Aliyah
D.
Kondisi Siswa Letak yang strategis membuat siswa-siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN
Jakarta berasal dari berbagai daearah disekitar Tangerang Selatan, bahkan ada siswa yang berasal dari luar Tangerang Selatan, misalnya dari Kota Depok dan Jakarta Barat. Siswa yang mendaftar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta tidak hanya berasal dari Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Jakarta, tapi juga berasal dari madrasah lain bahkan sekolah umum lain di Jakarta. Berdasarkan penuturan Pak Syukri Abdul Ghani selaku Waka Bidang Kurikulum dalam wawancara yang dilakukan mengatakan bahwa: “Sebenarnya siswa disini lebih banyak dari MP sendiri tapi yang dari luar juga ada, perbandingannya mungkin kalau dari MP masuk 350 yang dari luarnya 100. Dan ada perbedaan antara yang dari ibtidaiyah dan yang dari sekolah umum, dan biasanya yang berani masuk Tsanawiyah MP ini umumnya nilainya tinggi dan dapat peringkat disekolah lamanya. Dan malah kadang-kadang nilai murid yang dari luar malah lebih bagus dan mayoritas dibidang sainnya dari yang murid MP sendiri, karena kadangkadang murid MP sudah merasa bosan dan jenuh tapi ada juga yang bagus. Kalau dalam bidang agamanya juga standar dan kita punya standarisasi nilai antara murid yang dari MP dan dari luar dan umumnya standar nilai untuk murid dari luar lebih
tinggi, dan ga semua murid dalam lulus masuk Aliyah ada juga yang ga lulus karena ada tes masuknya.”52 Sama halnya dengan yang dinyatakan oleh Pak Drs. Rusli Ishaq MP.d yang menjabat sebagai Kepala Sekolah di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta: “Kalau murid Tsanawiyah ini 70% dari MP sendiri sisanya 30% dari luar. Ada perbedaan antara nilai yang bisa diterima disini kalau yang dari MP nilainya lebih kecil dibandingkan dengan yang dari luar dan ada tesnya makanya rata-rata yang dari luar yang diterima disini berkembang bagus karena orang pinter semua dan dari agamanya juga bisa mengimbangi dan bagus.” 53 Dari data perkembangan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta dari tahun Pelajaran 1977/1978 siswanya berjumlah 19 orang siswa, yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dengan persentase 42.11% dan 11 orang siswa perempuan dengan persentase 57.89%. Sejalan dengan berkembangnya Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta siswa yang mendaftarpun turut bertambah sampai dengan tahun Pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 683 orang siswa, yang terdiri dari 345 orang siswa laki-laki dengan persentase 50.51% dan 338 orang siswa perempuan dengan persentase 49.49%. Seperti yang terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.4 Perkembangan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta
Tahun Laki-laki
Perempuan Jumlah
Persentase
Pelajaran 1977/1978
52 53
8
11
19
Wawancara dengan Drs. Syukri Abdul Ghani, Jakarta, 08 Agustus 2011 Wawancara dengan Drs. Rusli Ishaq MP.d, Jakarta, 08 Agustus 2011
100%
42.11%
57.89%
37
41
48.05%
52.56%
54
75
41.86%
58.14%
74
105
41.34%
58.66%
95
117
44.81%
55.19%
137
205
40.06%
59.94%
144
231
1978/1979
1979/1980
1980/1981
1981/1982
78
100%
129
100%
179
100%
212
100%
1982/1983
100%
1983/1984 38.40%
61.60%
128
251
1984/1985 33.77%
66.23%
116
262
1985/1986 30.69%
69.31%
110
233
1986/1987 32.07%
67.93%
121
176
1987/1988 40.74%
59.26%
94
144
1988/1989
1989/1990
39.50%
60.50%
82
99
342
375
100%
379
100%
378
100%
343
100%
297
100%
238
100%
181
100%
45.30%
54.70%
80
105
43.24%
56.76%
84
120
41.18%
58.82%
107
137
43.85%
56.15%
131
158
45.33%
54.67%
160
157
50.47%
49.53%
164
141
1990/1991
1991/1992
1992/1993
1993/1994
1994/1995
1995/1996 53.77%
46.23%
174
144
1996/1997 54.72%
45.28%
184
178
1997/1998 50.83%
49.17%
209
220
1998/1999 48.72%
51.64%
242
231
1999/2000 51.16%
48.84%
258
229
2000/2001
2001/2002
52.98%
47.02%
292
244
185
100%
204
100%
244
100%
289
100%
317
100%
305
100%
318
100%
362
100%
429
100%
473
100%
487
100%
536
100%
54.48%
45.52%
293
254
53.66%
46.52%
350
265
56.91%
43.09%
373
393
56%
59%
394
325
54.80%
45.20%
385
338
53.25%
46.75%
403
239
2002/2003
2004/2005
2005/2006
2006/2007
2007/2008
2008/2009 54.31%
32.21%
370
329
2009/2010 52.93%
47.07%
345
338
2010/2011 50.51%
546
100%
615
100%
666
100%
719
100%
723
100%
742
100%
699
100%
683
100%
49.49%
Sumber: Perkembangan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta, diakses dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/21/145/
Karena setiap tahunnya siswa yang mendaftar semakin banyak, maka tiap tingkat kelas terbagi dalam 7 (tujuh) rombongan belajar atau kelas. 54 Latar belakang orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berbeda-beda, ada yang berprofesi sebagai PNS (Pegawai Negeri sipil) dengan persentasi
54
“Perkembangan Jumlah Siswa,” artikel diakses pada 19 Mei 2011 dari http://www.mpuinjkt.sch.id/content/view/21/145/
15.64%, Pegawai Swasta dengan persentasi 46.94%, mayoritas orang tua siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berprofesi sebagai Wiraswasta dengan persentasi 15.87%, tapi ibu yang menjadi Ibu Rumah Tangga lebih mendominasi dengan persentasi 35.37%. Pekerjaan lain diantaranya sebagai Polri, TNI, Guru, Dosen, Dokter, Pegawai BUMN, Notaris, dll. Terdapat juga orang tua siswa yang sudah tidak bekerja lagi dan pensiunan. Hal di atas menunjukkan bahwa siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta berasal dari seluruh kalangan. Data diatas dapat dilihat pada tabel 3.5 di lampiran. Dari segi pendidikan, orang tua siswa pun berbeda-beda tingkatannya. Ada yang bergelar S1, S2, sampai dengan S3. Lalu ada juga yang bergelar D1, D2, D3, sampai D4, dari tingkat SMA dan SMP pun ada. Data diatas dapat dilihat pada tabel 3.6 di lampiran.
E.
Fasilitas Pendidikan yang bermutu harus ditunjang dengan fasilitas yang mendukung. Untuk
itulah Madrasah Pembangunan UIN Jakarta senantiasa berupaya untuk menyediakan fasilitas baik untuk keperluan pendidikan secara langsung maupun fasilitas-fasilitas pendukung. Gedung madrasah yang sudah permanen dengan halaman yang luas dengan pepohonan dan tanaman asri, lalu juga terdapat Masjid yang sering digunakan untuk berbagai kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh madrasah dan ruang belajar yang dilengkapi dengan AC dan Over Head Projector (OHP) di setiap kelas (tingkat Tsanawiyah). Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta juga menyediakan laboraturium untuk menunjang proses belajar mengajar seperti: Laboratorium Matematika dan IlmuPengetahuan Alam (MIPA), Laboratorium IPS dan Laboratorium Keterampilan/Kitchen Lab, Laboratorium Komputer dan Laboratorium Bahasa. Terdapat juga ruang Audio Visual dan Perpustakaan dengan jumlah koleksi buku lebih dari 9.000 judul.
Sarana lain yang disediakan pihak madrasah untuk menunjang ekstrakulikuler siswa yaitu terdapat Sarana Olah Raga (futsal, basket, tenis meja, dll), Sarana musik (alat dan sound system). Untuk memudahkan para orang tua yang sibuk bekerja, Madrasah Pembangunan menyediakan layanan Antar jemput ke sekolah dengan Lapangan parkir yang luas dan ada Petugas keamanan (Satpam) yang menjaga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua yang mengantar jemput sendiri anaknya ke sekolah. 55
F.
Alumni Siswa yang mendaftar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan Jakarta dari tahun ke
tahun semakin meningkat. Sejak Tsanawiyah didirikan tahun pelajaran 1977/1978 dengan jumlah 19 orang siswa sampai dengan sekarang tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 683 orang siswa, itupun masih banyak calon siswa yang tidak bisa diterima lagi karena kapasitas kelas yang sudah penuh. Pada tahun pelajaran 2000/2001 dengan jumlah lulusan 146 orang siswa, diantaranya 73.97% orang siswa mendaftar ke SMU Negeri, 17.81% orang siswa mendaftar ke SMKN, 2.05% orang siswa mendaftar ke SMKS, 4.11% orang siswa mendaftar ke Aliyah, lalu 2.05% orang siswa mendaftar ke Pondok Pesantren, dengan presentasi jumlah kelulusan 100%. Lalu pada tahun pelajaran 2009/2010 jumlah kelulusan 235 orang siswa, diantaranya 61.70% orang siswa mendaftar ke SMU Negeri, 9.79% orang siswa mendaftar ke SMU Swasta, 28.51% orang siswa mendaftar ke Aliyah dengan presentasi jumlah kelulusan 100%.
55
Artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/15/79/
Tabel 3.7 Penyaluran siswa dari tahun pelajaran 2000 - 2010. Tahun
Jumlah
Pelajara
Lulusa
n
n
SMU N
SMK
SMK
ALIYA PONP
Perse
N
S
H
ntase
SMU S ES
108
26
0
3
6
3
1
73.97%
17.81%
-
2.05%
4.11%
2.05%
2001/200
96
47
0
1
23
7
2
55.17%
27.01%
-
0.57%
13.22%
4.02%
2002/200
103
41
0
0
13
5
25.31%
-
-
45
3
2
2000/200 146
100%
174
100%
162 3
100% 63.58% 105
2003/200
8.02%
3.09%
31
3
16.40%
1.59%
20
1
189
100%
4
55.56%
2004/200
115
23.81% 1.59% 1.06% 45
1
1
183
100%
5
62.84%
2005/200
116
14
1
0
50
3
6
63.04%
7.61%
0.54%
-
27.17%
1.63%
2006/200
154
30
0
2
42
8
7
65.25%
12.71%
-
0.85%
17.80%
3.39%
2007/200
133
45
2
2
36
11
24.59% 0.55% 0.55% 10.93%
0.55%
184
100%
236
100%
229
100%
8
58.08%
2008/200
132
19.65% 0.87% 0.87% 15.72% 36
2
4.80%
0
74
4
-
29.84%
1.61%
0
67
0
248 9
100% 53.23% 145
2009/201
14.52% 0.81% 23
0
235 0
100% 61.70%
9.79%
-
-
28.51%
-
Tapi pada Tahun Pengajaran 2005/2006 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta membuka MA (Madrasah Aliyah) Pembangunan UIN Jakarta, maka sebagian besar penyaluran murid Tsanawiyah adalah ke Aliyah MA Pembangunan UIN Jakarta. 56
56
“Data Penyaluran” jkt.sch.id/content/view/23/63/
,artikel
diakses
pada
10
Mei
2011
http://www.mpuin-
BAB IV KAPITAL SOSIAL PADA LEMBAGA MADRASAH TSANAWIYAH PEMBANGUNAN UIN JAKARTA
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terlihat bahwa kapital sosial di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta ada dan berbentuk kepercayaan (trust), norma-norma (norms) dan nilai-nilai (value), jaringan-jaringan (networks) serta kerjasama para komunitas madrasah yang antara lain adalah kepala madrasah, ketua yayasan, para guru, dan murid yang masing-masing sangat berperan dalam upaya memajukan madrasah. Orang tua murid yang dalam hal memajukan dan pengembangan madrasah juga sangat berperan, karena dengan kepercayaan yang diberikan oleh para orang tua murid, maka madrasah akan bisa membuktikan eksistensinya dalam bidang pendidikan. A.
Membangun Kepercayaan kepada Masyarakat Membangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan tidak akan
muncul sebelum lembaga tersebut mengenalkan jati dirinya. Setelah mengenal lebih dalam, maka akan timbul perasaaan suka atau sebaliknya. Jika lembaga pendidikan tersebut memperkenalkan sesuatu kelebihan-kelebihan, prestasi, keunggulan-keunggulan, serta kurikulum yang meyakinkan, maka rasa percaya itu akan muncul pada diri seseorang dan akan menimbulkan sebuah pencitraan yang sangat berharga bagi lembaga pendidikan yang bersangkutan. Kepercayaan merupakan modal awal bagi lembaga pendidikan yang harus ditumbuhkembangkan dalam jiwa masyarakat. Kepercayaan akan timbul dalam diri masyarakat apabila mereka membuktikan bahwa madrasah tersebut memiliki prestasi-prestasi akademik yang gemilang, unggul dalam membentuk jiwa manusia yang beriman dan bertaqwa, cerdas dalam
berfikir, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi. Prestasi dan keunggulan akan dijadikan produk utama bagi setiap lembaga pendidikan yang ingin menjadikan dirinya terdepan.57
1.
Meningkatkan Mutu Pendidikan a.
Kurikulum Madrasah
Kurikulum Madrasah Pembangunan UIN Jakarta adalah Kurikulum Departemen Agama yang dipadukan dengan Kurikulum Departemen Pendidikan Nasional dan dioleh sesuai dengan visi dan misi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Dengan demikian, siswa MP UIN Jakarta akan mendapatkan porsi pendidikan agama seperti siswa madrasah (Depag) dan mendapatkan pelajaran umum seperti siswa sekolah umum (Depdiknas). Dengan penerapan dua kurikulum yang dikombinasi dan dimodifikasi itulah diharapkan lulusan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta akan mendapatkan ilmu pengetahuan umum yang berimbang dengan keimanan dan ketaqwaan (menguasai ilmu pengetahuan yang luas sekaligus dekat kepada Allah SWT).58 Menurut penuturan pak Agus selaku guru Matematika MTs, kurikulum di MP sudah semakin berkembang dari sebelumnya. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta melakukan penambahan dan inovasi-inovasi di dalam mengembangkan kurikulum. Seperti pernyataannya berikut ini: “Dilihat dari kurikulum yang berbeda dari madrasah lain diluar dari kurikulum yang sudah ditetapkan oleh DEPAG dan DIKNAS, Madrasah Pembangunan mempunyai kurikulum baru yang disebut dengan Habitual Curriculum (kurikulum pembiasaan) yaitu kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dengan
57
Yaqien Zahroh, “Membangun Kepercayaan Masyarakat pada Madrasah melalui Pameran Pendidikan,” artikel diakses pada 01 Oktober 2011 dari http://uin-malang.ac.id/yaqien/2011/07/13/membangunkepercayaan-masyarakat-pada-madrasah-melalui-pameren-pendidikan/ 58 “Kurikulum,” artikel diakses pada 6 Juni 2011 dari http://www.mpuinjkt.sch.id/content/view/134/128/
materi pembinaan akhlak dan pembiasaan ibadah, dan satu lagi kurikulum baru yang disebut dengan Reading Habit adalah salah satu bentuk pelatihan pembiasaan membaca dengan alokasi waktu khusus selama 20 menit. Kegiatan reading habit ini dilaksanakan dalam suasana santai, tanpa tuntutan apa pun kecuali setiap peserta didik harus membaca.”59
Selain menggunakan kurikulum yang ditetapkankan dari DEPAG dan DIKNAS, Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta juga mempunyai kurikulum baru yaitu Habitual curriculum (Kurrikulum Pembiasaan) dan Reading Habit dengan tujuan pembinaan akhlak dan pembiasaan ibadah pada siswa, membiasakan membaca dan menghapal suratsurat al-Quran, menunjukkan akhlak yang baik terhadap orang tua, guru dan pergaulan sesama manusia. Selain itu juga Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta sebagai sekolah menengah dengan pengayaan muatan agama, memberikan penekanan sangat serius pada kemampuan membaca al-Quran yang baik. Peserta didik yang belum bisa membaca al-Quran dengan baik diharuskan mengikuti kegiatan Bina Baca Al-Quran (BBQ). Kegiatan ini dilakukan setelah kegiatan belajar menggajar dibawah koordinasi kelompok guru mata pelajaran agama. Peserta didik juga dilatih untuk terbiasa melaksanakan shalat Dhuha. Untuk itu dikelas masing-masing setiap Senin, Selasa, dan Rabu peserta didik diwajibkan untuk melaksanakan shalat Dhuha bersama-sama didampingi oleh wali kelas masing-masing. Dengan adanya Habitual Curriculum (kurikulum pembiasaan) yang kegiatannya dilakukan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai dengan materi pembinaan akhlak dan pembiasaan ibadah, dimana seluruh siswa diharuskan shalat dhuha berjamaah, lalu ada latihan untuk kultum, Alqur‟an dan Hadits dimana membiasakan siswa untuk membaca
59
Wawancara dengan Agus Wahyudi, ST, Jakarta, 8 Agustus 2011.
Alqur‟an dengan tartil dan menghafal beberapa surat Alqur‟an, dan Aqidah Akhlaq. Kurikulum tersebut diadakan dengan tujuan membangun akhlak yang baik, patuh terhadap orang tua, guru dan mampu bersaing di dalam masyarakat dan menjadi bekal di akhirat nanti. Komite madrasah yang mewakili orang tua murid selalu mengevaluasi secara efektif program-program yang ada di madrasah baik dari bidang inovasi kurikulum, sampai hal-hal yang paling terkecil seperti kebersihan lingkungan madrasah, makanan-makanan yang disediakan oleh kantin madrasah dan hal-hal lainnya. Selain komite madrasah Departemen Agama juga ikut mengevaluasi kurikulum yang ada pada Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. b.
Tenaga Pengajar
Prestasi akademik dan non akademik juga menjadi salah satu faktor pertimbangan orang tua murid untuk percaya kepada madrasah. Seperti yang dikemukakan oleh pak Drs. Rusli Ishaq M. Pd. selaku Kepala Madrasah: “Bahwa kepercayaan itu dibangun dari sistem, ketika sistemnya kuat maka akan melahirkan output yang bagus. Bagaimana melahirkan output yang bagus yaitu pertama-tama dengan cara memperbaiki kualitas inputnya terlebih dahulu misalnya seperti kualitas guru, kurikulum, akademik yang diraih anak maka itu akan menjadi prestasi yang kemudian membangun kepercayaan masyarakat kepada MP.”60 Berbagai prestasi telah diraih seperti menjadi Madrasah Terbaik I Hasil Ujian Nasional Tahun 2004 sampai Tahun 2007 se DKI Jakarta. Lalu pada Tahun 1996/1997 sampai Tahun 1997/1998 dan juga Tahun 1999/2000 menjadi Peringkat I MTs se Propinsi DKI Jakarta, Rata-rata NEM. Selain prestasi akademik, MP juga banyak mendapatkan prestasi di bidang non akademik. Dari bidang olah raga salah satu prestasi yang diraih yaitu mendapatkan Juara I Basket tingkat SMP se Tangerang pada tahun 2007 yang diadakan oleh
60
Wawancara dengan Drs. Rusli Ishaq M. Pd., Jakarta, 8 Agustus 2011.
SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, lalu pada tahun 2008 meraih Juara I Basket Putra yang diselenggarakan oleh SMP Pembangunan Jaya. Pada bidang agama MP juga meraih Juara I Lomba Murrotal Alquran yang diselenggarakan oleh MAN IC Serpong pada tahun 2008. Dari tahun 1986 hingga tahun 2008, jumlah kejuaraan yang diraih oleh Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta telah mencapai lebih dari 50 kejuaraan dari berbagai kegiatan baik akademik maupun non akademik. Piala dari berbagai kejuaraan telah berjajar rapih di dalam lemari kaca yang diletakan di lorong-lorong kelas. Gambar dari sebagian piala-piala yang di peroleh dari berbagai kejuaraan baik dalam bidang akademik maupun non akademik dapat dilihat pada lampiran. Kejuaran-kejuaran yang diraih tidak begitu saja didapat, tetapi MP bekerja keras dalam memperoleh juara disetiap perlombaan yang diikuti. Dalam wawancara peneliti dengan pak Syukri selaku Waka Bidang Kurikulum, ia mengatakan bahwa: “Disini kita mempunyai banyak ekstrakurikuler dan sebelum ikut perlombaan, anakanak hanya perlu ditambah jam bertemu dengan pembimbing ekstrakurikuler yang bersangkutan. Misalnya sewaktu ikut lomba sains, MP mempunyai KIR yang memang sudah ada jadwal pertemuannya dan hanya menambah jam bertemu dengan pembimbing dan mempelajari pelajaran yang berkaitan dengan perlombaan. Di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta terdapat ekstrakurikuler seperti, Palang Merah Remaja (PMR), Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), Rohani Islam (Rohis), Marawis, Muhadharah, Teater, Taghimul Quran, Syair Islam, Journalist Student Community (JSC), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Bola Basket, Sepak Bola/Futsal, Taekwondo, Student Company (SC), Seni Tari, Arabina, English Club, Science Club/Robotic. Jadi setiap mengikuti perlombaan anak-anak sudah terbiasa karena adanya ekstrakuler tersebut.”61
Hal ini menunjukkan bahwa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta sangat dikenal luas di masyarakat. Prestasi tersebut bukan hanya menyebar secara langsung ke masyarakat yang mendengar maupun yang melihatnya, tetapi juga melalui lisan (dari mulut ke mulut) siswa, guru, karyawan, kepala MTs, yayasan dan sebagainya.
61
Wawancara dengan Drs. Syukri A. Ghani, Jakarta, 8 Agustus 2011.
c.
Prestasi Siswa Madrasah
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta memiliki tenaga pengajar yang berasal dari alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maupun kalangan profesional yang berasal dari Universitas lain di Indonesia. Seluruh tenaga pengajar diseleksi secara ketat berdasarkan kompetensi dasar yang mereka miliki oleh Kepala Madrasah, yang kemudian diajukan ke Pimpinan Yayasan dan Komite Madrasah untuk mendapatkan persetujuan. Kompetensi dasar setiap tenaga pengajar mutlak diperlukan untuk menunjang efektivitas kegiatan belajar mengajar di madrasah ini, dengan demikian, seleksi berdasarkan kemampuan dan kapabilitas akademik menjadi sebuah keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. Tidak semua pelamar diterima karena ada persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi. Tenaga pengajar di madrasah ini, sebagian besar berasal dari alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan persentase 39.47% dan alumni para lulusan dari berbagai perguruan tinggi, baik itu institut keguruan, sekolah tinggi, dan telah menyelesaikan pendidikan tinggi, baik sarjana maupun pascasarjana. Dari 40 orang tenaga pengajar di MP, 90 % bergelar S1 dan 57.5% bergelar S2. Dari beberapa mata pelajaran, Matematika paling banyak tenaga pengajarnya, dengan persentase 15%, dikarenakan untuk menambah minat siswa dalam hitung berhitung. Proses rekruitmen yang dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta terhadap tenaga pengajar tidak semata didasarkan pada kemampuan dan kapabilitas akademik saja, namun juga harus memenuhi persyaratan lain, seperti mempunyai pengetahuan di bidang agama, tidak pernah melakukan tindakan kriminal dan tidak mengalami cacat moral. Oleh sebab itu, setiap tenaga pengajar di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta telah mengalami seleksi ketat sehingga menjamin kualitas dari setiap tenaga pengajar di pondok ini. Sebagaimana penuturan pak Syukri selaku Waka Bidang Kurikulum:
“Salah satu faktor kenapa sekolah ini bisa meraih UN tertinggi seDKI yak karena guru-gurunya ga ada yang tidak sesuai dengan bidang studinya dari dulu dengan jam yang ditetapkan oleh pemerintah. Sekarang perekruitnya sangat transparan jadi tahap pertama dia harus mengumpulkan berkas lalu ikut tes tulis yang sesuai dengan bidang yang diambilnya lalu tes wawancara dan terakhir tes micro teaching lalu kalau dia mau ngajar 100% maka ada cek kesehatan juga.” 62
Hal itu diperkuat dengan pernyataan pak Agus selaku guru yang mengajar Tsanawiyah di MP, ia mengatakan bahwa membangun kepercayaan masyarakat pertama: “Setiap tahunnya MP memperbaiki dan melakukan inovasi-inovasi dalam berbagai bidang. Misalnya saja kompetensi guru yang mengajar, dari penerimaannya yang lebih diperketat dengan diadakan empat kali tes. Tes pertama pengumpulan berkasberkas yang dibutuhkan, tes kedua adalah tes tulis, lalu tes ketiga yaitu tes wawancara dan tes yang terakhir adalah tes microteaching, dan hanya yang berkualitaslah yang akan diterima disini.”63
Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta dalam mensosialisasikan lowongan tenaga pengajar melalui websitenya di http://www.mpuin-jkt.sch.id/. Selain melalui website MP juga mengumumkan lowongan tenaga pengajar melalui media cetak seperti Koran. d.
Manajemen
Pada aspek manajemen Madrasah Pembangunan UIN Jakarta mengimplementasikan Sistem Manajemen Mutu (SMM) dan telah memperoleh sertifikat ISO 9001 : 2008 No. QSC: 00863. Dengan SMM ISO 9001: 2008 tersebut, madrasah akan dapat menjaga konsistensi mutu. Sebab dengan sistem manajemen ini akan mampu membuktikan, bahwa seluruh kegiatan sesuai dengan persyaratan mutu yang ditetapkan. Sehingga dengan diterapkannya ISO 9001: 2008, akan memberikan berbagai nilai tambah bagi madrasah. Seperti perbaikan administrasi di semua bagian, khususnya pengendalian kearsipan, prosedur kerja, dan dokumen lainnya.
62 63
Wawancara dengan Drs. Syukri A. Ghani, Jakarta, 8 Agustus 2011. Wawancara dengan Agus Wahyudi, ST, Jakarta, 8 Agustus 2011.
Secara internal, SMM ISO 9001: 2008 berfungsi untuk meningkatkan kinerja organisasi, Melakukan perbaikan dokumentasi dan administrasi, melakukan perbaikan dalam pengendalian, pengukuran hasil dan proses layanan pendidikan, serta melakukan perbaikan dalam hal komunikasi dan kualitas informasi. Di sisi lain juga bertujuan untuk perbaikan moral, baik bagi tenaga pendidikan dan kependidikan maupun peserta didik. Sebab dalam Sistem Manajemen Mutu ini, juga dilakukan perbaikan kinerja respon, memperbaiki tanggung jawab individu, lembaga dan sistem, memperjelas wewenang dan tanggung jawab, melakukan perbaikan konsistensi jaminan mutu dan menjadi acuan dalam peningkatan mutu ke depan, serta meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya. Selain itu madrasah juga mendapatkan keuntungan yang akan memberikan peningkatan kepercayaan masyarakat khususnya orang tua murid kepada madrasah dalam menyelenggarakan pelayanan pendidikan. Disamping itu juga dapat meningkatkan daya saing antar madrasah dan sekolah, kesempatan mengikuti tender yang mempersyaratkan ISO 9001: 2008, meningkatkan hubungan dengan stakeholders, melakukan perbaikan dalam menangani keluhan, menurunkan keluhan, dan meningkatkan kepuasan layanan pendidikan terhadap stakeholders. Dalam mencapai SMM ISO 9001: 2008 tersebut, bagi Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, bukanlah segampang membalik telapak tangan. 64 Banyak hal yang telah lama diperjuangkan oleh madrasah ini.
2.
Sosialisasi Sosialisasi yang dilakukan oleh Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta
hampir sama dengan sosialisasi yang dilakukan oleh madrasah lain, dengan gencar menginformasikan keunggulan madrasah dengan membuat angket, brosur-brosur, spanduk, 64
Serambi Madrasah MAN Lamongan, “Memelihara Konsistensi Penerapan ISO 9001:2008,” artikel diakses pada 12 Oktober 2011 dari http://www.jatim.kemenag.go.id/file/dokumen/297madrasah.pdf
Koran. Internet menjadi salah satu kemajuan yang dialami oleh MP, dengan adanya website, semua informasi-informasi yang berhubungan dengan madrasah dapat di akses dengan mudah. Tidak hanya murid dan orang tua siswa yang dapat mengaksesnya, masyarakat umum pun dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi, dari mulai sejarah berdirinya Madrasah Pembangunan UIN Jakarta, sampai lowongan kerja menjadi tenaga pengajar dapat dilihat di sana. Dilihat dari sejarah berdirinya madrasah ini karena adanya keinginan akan adanya lembaga pendidikan Islam yang representatif dari para tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka Madrasah Pembangunan UIN Jakarta masih dibawah naungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memang sudah terkenal dan mempunyai reputasi yang baik dalam pendidikan agamanya di seluruh Indonesia dan menjadi salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang terfavorit. Dan itu mejadi salah satu faktor percayanya masyarakat kepada MP. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu guru, yaitu pak Agus selaku guru Matematika: “Sarana informasi yang keluarnya kita lumayan kencang baik dari spanduk maupun brosur dan internet juga, tapi Alhamdulillah karena sudah terkenal dan udah banyak orang tua yang mengenal MP dan ditambah dengan nama UIN Jakarta maka, sarana informasi itu hanya jadi sekedar kebiasaan saja gitu.”65
Dengan begitu madrasah Pembangunan UIN Jakarta telah mendapatkan kepercayaan yang dibangun sejak lama.
B.
Kepercayaan Masyarakat kepada Madrasah Hubungan sosial tercipta melalui hubungan timbal balik, yang didasari hubungan
saling percaya. Hubungan sosial berfungsi memudahkan kerjasama karena melalui jaringan kerjasama yang lebih luas dan intens akan mendatangkan kerjasama dan hasil yang lebih
65
Wawancara dengan Agus Wahyudi, ST, Jakarta, 8 Agustus 2011.
memuaskan. Dari beberapa temuan di lapangan ditemukan, adanya kemampuan membangun jaringan yang cukup kuat di lingkungan madrasah, dan dengan pihak lainnya. 1.
Wilayah Madrasah Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta terletak di Ciputat Timur
Tangerang Selatan, tepatnya berada di jalan Ibnu Taimia IV Kompleks UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta Selatan. Dengan lokasi yang strategis dan dapat di jangkau dari wilayah mana saja menjadi faktor orang tua memilih menyekolahkan anaknya di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Dari data yang ada didapat terlihat bahwa latar belakang tempat tinggal siswa madrasah tidak hanya berasal dari tujuh wilayah kecamatan Tangerang Selatan saja melainkan ada yang berasal dari luar kecamatan Tangerang Selatan seperti ada yang berasal dari Kota Depok dan Kebayoran Lama. Siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta mayoritas tinggal di daerah Pamulang karena lokasi yang paling dekat dengan madrasah, sekitar 35.37% dan sisanya tersebar di tujuh kecamatan Tangerang Selatan dan wilayah lain. Hal ini membuktikan bahwa jaringan yang dibangun oleh madrasah sangat luas. Dan dari hasil wawancara dengan orang tua murid ditemukan bahwa Madrasah Pembangunan UIN Jakarta sudah terkenal dan banyak masyarakat yang tahu akan kualitasnya. Seperti yang dikemukakan oleh Ibu Nurfaida salah satu orang tua murid yang berpendapat jarak atau lokasi madrasah sebagai salah satu faktor Ia menyekolahkan anaknya di MP, seperti kutipan wawancara di bawah ini: “Alasan tante, tante pingin mempunyai anak yang bener-bener mempunyai pembekalan agama yang kuat, menurut tante di wilayah lingkungan tante ini yang paling deket jaraknya di MP dan ga terlalu jauh dan memang tante tau kualitasnya mutu dari MP tersebut, jadi kalaupun terjadi apa-apa dengan anak tante misalnya dia sakit atau apa yang mengharuskan tante bertindak cepat itu ga terlampau jauh artinya bisa ditempuh dengan ojek, letak MP juga menjadi faktor atau alasannya.” 66 66
Wawancara dengan Nurfaida, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Latar belakang pendidikan dan pekerjaan orang tua juga menjadi faktor semakin banyak masyarakat yang percaya kepada madrasah. Mereka berasal dari latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda, dari PNS (Pegawai Negri Sipil) dengan persentase 15.64%, Pegawai swasta dengan 46.94%, Wiraswasta dengan persentase 15.87%, Polri/TNI dan Guru dengan persentase 1.81%, Dosen dengan persentase 5.22%, Dokter dengan persentase 0.45%, dan lain lagi. Sebagian besar orang tua murid berprofesi sebagai pegawai swasta dengan perkiraan gaji di atas Rp. 5.000.000,00. Sedangkan latar belakang pendidikan para orang tua murid di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta bermacam-macam, dari jenjang pendidikan SMP (Sekolah Menengah Pertama) dengan persentase 0.23% sampai yang paling tertinggi bergelar Doktor S3 dengan persentase 3.85%. Mayoritas orang tua siswa Tsanawiyah bergelar S1 (Strata 1) dengan persentase 46.03%. Dari beberapa orang tua murid yang di wawancara, sebagian besar orang tua mempunyai latar belakang pendidikan agama, maka sebab itu mereka menginginkan anak mereka mendapat pendidikan agama juga sebagai pondasi agama.
2.
Sosialisasi Dari enam orang tua murid yang diwawancara semua mengemukakan bahwa mereka
mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembagunan UIN Jakarta pertama kali dari mulut ke mulut, dari saudara dan tetangga yang juga yang menyekolahkan anaknya di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Dan juga karena nama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memang masyarakat sudah mengatahui pendidikan agamanya bagus. Seperti yang diungkapkan oleh Nurfaida selaku orang tua murid: “Tante dapat informasi itu dulu dari kakak yang empat anaknya semua sekolah di MP, dan kakak tante tau dari tetangganya pokoknya akhirnya dari mulut ke mulut. Jadi ada keuntungan lain juga menyekolahkan anak ke MP, kalau di MP kan fullday ya jadi anak dari pagi sampai sore dititipin disana dan pulang biasanya sore cuman maen
sebentar magrib pulang. Beda dengan sekolah biasa, kan pulangnya siang malah anak bisa maen kemana-mana tanpa ada pengawasan, apalagi tante kan kerja ya jd pengawasan ke anak kurang, jadi kekurangan-kekurangan tante bisa dipenuhi oleh MP.”67
Selain itu juga kemauan untuk bersekolah di MP datang dari sang anak tanpa adanya paksaan dari orang tuanya. Sebab itu mayoritas orang tua murid menyekolahkan anak-anak mereka di MP. Seperti yang dikemukakan oleh salah satu orang tua murid yaitu Ibu Iis Sulastri. “Dulu anak saya yang pertama sudah tahu ya kalau MP itu bagus dan anak itu sendiri yang emang pengen sekolah di MP tapi karena telat dan hanya masuk daftar tunggu jadinya tidak sampai masuk di MP, selain itu juga semenjak saya pindah kesini itu tahun 1990 saya sudah tahu soalnya tetangga banyak yang menyekolahkan anaknya di MP dan mayoritas warga sini menyekolahkan anaknya di MP. Dan juga karena mayoritas orang tuanya bekerja jadi pada menyekolahkan anaknya klo ga di MP ya di al-Azhar karena full day sekolahnya.” 68
Ditambah dengan pernyataan Ibu Nina yang juga salah satu orang tua wali murid di MP, yang mengatakan bahwa memang anak pertamanya yang ingin bersekolah di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Seperti kutipan wawancara di bawah ini: “Dulu anak saya yang pertama sudah tahu ya kalau MP itu bagus dan anak itu sendiri yang emang pengen sekolah di MP tapi karena telat dan hanya masuk daftar tunggu jadinya tidak sampai masuk di MP, selain itu juga semenjak saya pindah kesini itu tahun 1990 saya sudah tahu soalnya tetangga banyak yang menyekolahkan anaknya di MP dan mayoritas warga sini menyekolahkan anaknya di MP. Dan juga karena mayoritas orang tuanya bekerja jadi pada menyekolahkan anaknya klo ga di MP ya di al-Azhar karena full day sekolahnya.” 69
3.
Kurikulum Faktor lain yang menimbulkan kepercayaan masyarakat khususnya orang tua murid
adalah inovasi kurikulum yang tidak kalah dengan madrasah lain maupun sekolah negeri. Madrasah Pembangunan menawarkan kurikulum yang berbeda seperti yang telah disinggung
67
Wawancara dengan Nurfaida, Jakarta, 13 Agustus 2011. Wawancara dengan Untung Suroto, Jakarta, 13 Agustus 2011. 69 Wawancara dengan Muhammad Soleh, Jakarta, 13 Agustus 2011. 68
sebelumnya, yaitu habitual curriculum dan reading habit dan sekarang telah mendapatkan sertifikat ISO. Sesuai dengan visi dan misi yang ada, Madrasah Pembangunan UIN Jakarta ingin mengunggulkan siswanya dalam tiga pilar keunggulan yaitu, Basic science, Bahasa dan Akhlakul Karimah. Dan itu semua terbukti dengan mendapatkan prestasi akademik yaitu menjadi Madrasah Terbaik I Hasil Ujian Nasional Tahun 2004 sampai Tahun 2007 se DKI Jakarta. Banyak dari orang tua murid berpendapat bahwa dengan memasukan anak mereka ke MP, maka pendidikan agamanya akan bagus. Mayoritas kedua orang tua murid MP sibuk bekerja dan tidak bisa mendampingi anak mereka dalam belajar dan salah satu solusi yang tepat adalah memasukkan anak mereka ke MP dengan jadwal pelajaran yang dimulai dari pukul 07.00 pagi hingga 16.30 sore. Mereka beranggapan bahwa tanggung jawab mereka dalam memberikan pengajaran agama dan pendidikan umum telah terpenuhi oleh MP dan dampak dari pengajaran itu dapat dirasakan oleh mayoritas orangg tua murid, seperti lancar membaca Al-Qur‟an padahal tidak diajarkan membaca al-qur‟an dirumah, lalu rajin mengerjakan shalat wajib dan sunnah, hapal surat-surat pendek, patuh terhadap orang tua dan disiplin. Adanya timbal balik antara madrasah dengan orang tua murid menandakan terbangunnya kepercayaan anatara keduanya. Maka tepat apabila menggunakan teori kapital sosial yang dikemukakan oleh Fukuyama bahwa tingginya kepercayaan dan adanya jaringan antar individu-individu dalam masyarakat akan semakin memperbesar kapital sosial. Kapital sosial dipandang sebagai perekat (glue) yang dapat mempertahankan kehidupan bersama masyarakat. Kapital sosial adalah kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau dibagian-bagian tertentu darinya. 70
70
Francis Fukuyama, “Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran” (Yogyakarta: CV. Qalam Yogyakarta. 2002), h. 36.
C.
Nilai dan Norma yang Diterapkan Madrasah Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta sekilas memang tidak jauh berbeda
dengan MTs yang lain, yang berbeda dan menjadi menarik untuk diteliti adalah nilai dan norma yang memang sudah lama dibangun dan diterapkan pada semua komunitas madrasah. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta lahir dari keinginan akan adanya lembaga pendidikan Islam yang representatif dari para tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak didirikannya semua nilai-nilai dan norma-norma yang ada di madrasah berkiblat pada IAIN yang sekarang telah berganti nama dengan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Madrasah Pembangunan UIN Jakarta lebih menerapkan nilai keagamaannya seperti yang terkandung dalam visi dan misi madrasah ini yaitu unggul dalam Sains, Bahasa dan Akhlaqtul Qarimah. Terlihat dalam kesehariannya, bila waktu shalat dzuhur dan ashar tiba semua murid dan komunitas madrasah melakukan shalat berjamaah. Lalu pada kurikulumnya juga menyelipkan mata pelajaran yang disebut habitual curriculum yang dimasukan pada jam ke nol dan mengharuskan setiap siswa mengikuti. Pada Habitual curriculum siswa diajarkan membaca al-qur‟an dengan benar dan tartil, latihan kultum serta menghafal surat-surat. Bila ada siswa yang belum lancar membaca al-Qur‟an, guru akan secara intensif mengajarkan siswa sampai siswa mampu membaca dengan benar, foto dapat dilihat pada lampiran. Kegiatan-kegiatan di atas menunjukan bahwa, di madrasah ini nilai kebersamaan dan kekompakkan menjadi tradisi, hal ini menumbuhkan solidaritas dan persaudaraan yang erat diantara para siswa dan dengan guru. Norma-norma madrasah yang merupakan bagian dari kapital sosial, dibuat dan dilaksanakan berorientasi kepada the commons (kebersamaan), seperti shalat berjamaah, membaca al-Qur‟an bersama dan sebagainya. Norma lain yang dijunjung tinggi dalam kegiatan belajar mengajar di madrasah ini adalah paraturan madrasah. Peraturan ini disebut dengan Tata Tertib yang mengatur
kewajiban dan larangan serta sanksi bagi siswa maupun komunitas madrasah seperti Pimpinan Madrasah, Guru, Tenaga Administrasi, Sekuriti, Pramubakti bahkan Pengemudi antar jemput siswa dalam kegiatan dan kehidupan bersama di Madrasah ini. Untuk siswa tata tertib bentuknya tertulis dan terpasang di dinding sekolah dan di dalam ruang Kepala Sekolah dan ruang Guru. Sedangkan Tata Tertib untuk komunitas madrasah tidak tertulis hanya berbentuk lisan dan telah disepakati oleh semua komunitas madrasah agar ditaati bersama. Pelaksanaan norma-norma di madrasah seperti memberikan sanksi kepada murid diserahkan kepada guru yang berwenang. Sanksi atau hukuman yang diberikan atas berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh siswa bentuknya bervariasi, baik pelanggaran itu berkenaan dengan agama maupun peraturan madrasah. Pelanggaran terhadap aturan-aturan agama dan madrasah, yang tidak dapat ditolerir dan madrasah tidak sanggup lagi untuk membina dan memperbaikinya biasanya diserahkan kembali kepada orang tuanya yang berarti dikeluarkan dari madrasah. Sedangkan sanksi untuk komunitas madrasah diberikan oleh kepala madrasah dibantu dengan pemilik yayasan dalam menentukan sanksi yang tepat. Dalam wawancara Saya dengan pak Agus yang menjabat sebagai guru mengatakan bahwa: “kalau bagi guru pelanggaran yang dilakukan ada sanksinya yaitu setiap ada guru yang melanggar misalnya dari daftar hadirnya pasti penilaiannya akan kurang lalu kalau tidak bisa ditoleransi lagi maka akhirnya pemecatan yang diterima dengan sebelumnya mendapat teguran dari kepala sekolah. Selain peraturan juga ada penghargaan yang didapat oleh guru yang berprestasi salah satu penilaiannya dilihat dari daftar kehadiran dan kedisiplinannya.” 71
Ditambah dengan pernyataan yang dikemukakan oleh pak Syukri Abdul Ghani bahwa: “Kalau untuk guru ada lembaga pertimbangan guru, jadi itu yang mempertimbangkan siapa guru yang mau dinaikan atau dipromosikan jabantannya lalu siapa guru yang salah dan diberi konsekuensi apa. Dan guru disini juga sudah dituntut untu disiplin jadi kita punya mesin kehadiran dan setiap pagi guru-guru harus datang sebelum jam 7.00 kalau lewat berarti dia ga dapat uang transport dengan begitu semua guru disiplin
71
Wawancara dengan Agus Wahyudi, ST, Jakarta, 8 Agustus 2011.
kalau berkali-kali tidak disiplin akan dipanggil kepala sekolah dan mungkin akan berakibat dengan turunnya pangkat.”72
Pernyataan diatas menjelaskan bahwa nilai dan norma yang dibangun oleh pihak madrasah telah disepakati dan berusaha untuk dipatuhi dan ditaati tanpa adanya kepaksaan, malah timbul dari dalam diri sendiri karena untuk kemajuan madrasah sendiri. Antara guru, karyawan, kepala sekolah, siswa dan pengelola memiliki hubungan yang akrab. Mereka selalu shalat berjamaah, mengadakan pengajian bersama dan sebagainya. Mereka saling mambantu untuk mengembangkan madrasah. Nilai yang diterapkan di madrasah tidak hanya secara lisan tetapi juga secara tertulis. Setiap tahunnya madrasah menempelkan slogan-slogan yang mendidik disetiap dindingdinding lorong sekolah. Terdapat slogan yang bertuliskan “Budaya 3S yaitu Seyum, Salam, Sapa”, yang mempunyai makna setiap murid maupun komunitas madrasah lainnya harus membudayakan Seyum, Salam dan Sapa di setiap aktivitasnya dan hal itu sudah ditanamkan dan dipraktekkan dalam keseharian di lingkungan madrasah maupun di luar lingkungan madrasah. Misalnya saja setiap pagi sebelum memasuki kelas, setiap siswa di haruskan berbaris disamping kelas dan membuka sepatu dan menggantinya dengan sandal lalu bergantian memasuki kelas dengan tertib. Disetiap kelas disiapkan rak untuk menaruh sepatu dan tempat sampah, jadi setiap siswa sejak awal diajarkan untuk menjaga kebersihan dan ketertiban. Seperti gambar yang dapat dilihat pada lampiran. Selain solagan “Budaya 3S”, madrasah juga mempunyai slogan lain yaitu “Budaya 7K yaitu Keimanan, Ketertiban, Kebersihan, Keindahan, Kekeluargaan, Kerindangan, dan Kesehatan”. Slogan-slogan itu tidak hanya di tempel dan dipajang saja tetapi memang dibuktikan dan menjadi salah satu faktor untuk membangun kepercayaan masyarakat kepada madrasah. Selain tempat sampah yang terdapat di setiap sudut madrasah, terdapat pula keran
72
Wawancara dengan Drs. Syukri A. Ghani, Jakarta, 8 Agustus 2011.
air untuk para siswa mencuci tangan dan pohon-pohon yang membuat lingkungan madrasah semakin rindang dan teduh. Nilai-nilai dan norma-norma yang diterapkan diharapkan dapat berfungsi sebagai pembatas perilaku individu, agar tidak melanggar batas-batas hak dan kepentingan orang lain. Namun beberapa pelanggaran siswa Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta terhadap norma-norma madrasah menunjukan bahwa tidak semua individu mau dan mampu senantiasa menyesuaikan diri dengan ketertiban komunitas madrasah. Oleh karena itu, ketaatan anggota-anggota komunitas madrasah menjadi salah satu indikator tinggi rendahnya kapital sosial di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Norma-norma madrasah sebagai kapital sosial yang ada di madrasah dan kapital sosial lainnya, menjadi dasar terbentuknya pola interaksi yang khas komunitas madrasah. Seperti apa yang dikatan oleh Coleman bahwa itu semua menjadi daya kekuatan bagi madrasah untuk mengembangkan diri untuk lebih baik. Tidak adanya kekuatan itu, maka madrasah tersebut tidak hanya akan berkembang secara stagnan, melainkan juga akan mengalami kemunduran (regresif). Jadi, kapital sosial pada madrasah seperti kepercayaan yang dibangun, nilai dan norma, hubungan/jaringan yang dibangun sangat menentukan individu atau kelompok dalam rangka memenuhi kebutuhannya. 73
D.
Jaringan yang dibangun Madrasah
1.
Sosialisasi dan Jaringan Jaringan yang dibangun oleh madrasah cukup luas. Hal itu terbukti dengan banyak
siswa yang berasal dari luar Tangerang Selatan seperti Kota Depok dan Kebayoran Lama. Madrasah Pembangunan mempunyai jaringan yang cukup luas dan mendapatkan kepercayaan (trust) dari orang-orang diberbagai kecamatan. Kemampuan untuk menjaring 73
Rahmat Aulia, “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Al Huda Al Islamiyah Bekasi),” (Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2006), h. 60.
siswa ini tidak lepas dari kemampuan membangun jaringan. Dalam hal promosi madrasah menggunakan media elektronik maupun media cetak, seperti menggunakan website yang memberikan informasi tentang sekolah dan anak didik, brosur, spanduk. 2.
Hubungan Madrasah dengan Wali Murid Partisipasi orang tua dalam pendidikan anaknya tidak hanya sekedar datang mengatar
jemput anaknya, tapi di Madrasah Pembangunan terdapat komite sekolah yang terdiri dari orang tua murid sebagai anggota. Komite sekolah ini adalah perwakilan dari seluruh orang tua murid, yang dalam pelaksanaan kegiatannya dibantu langsung oleh Kepala madrasah. Madrasah menyiapkan ruangan khusus untuk komite sekolah, dengan tujuan komite sekolah dapat secara intensif memantau semua kegiatan yang ada di dalam madrasah. Saat ini komite sekolah di ketuai oleh bapak Drs. Son Haji Ujaji, M. Si. Komite sekolah ini ikut terlibat dalam setiap kegiatan yang diadakan oleh Madrasah, misalnya komite sekolah selalu mengikuti pelatihan bagi tenaga pengajar setiap tahunnya yang diadakan rutin oleh madrasah dan ikut dalam pertemuan dengan wali murid yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Tidak hanya pelatihan-pelatihan, tetapi komite sekolah juga mempunyai agenda kegiatannyan sendiri dengan mengadakan workshop tentang pendidikan untuk para wali murid. Komite sekolah juga ikut memantau kebersihan dan keamanan lingkungan madrasah dan makananmakanan yang dijajakan di kantin sekolah. Selain itu juga komite sekolah dan pihak madrasah mengadakan pengajian rutin yang dilakukan sekali dalam seminggu untuk orang tua murid dan kegitan keagamaan lainnya yang melibatkan orang tua murid. Partisipasi antara komite sekolah dan madrasah menjadi salah satu kapital sosial yang ada di madrasah. Hubungan yang dibangun akan dapat saling meguntungkan kedua belah pihakdan membangun kepercayaan di dalamnya, seperti yang dikemukakan oleh Fukuyama, adanya norma timbal balik antara dua orang atau lebih yang didasari oleh kepercayaan
(Trust). Tingginya kepercayaan dan adanya jaringan antar individu-individu dalam masyarakat akan semakin memperbesar kapital sosial. 3.
Hubungan Madrasah dengan Masyarakat Sekitar dan Pemerintah Madrasah juga membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar. Setiap jumat
dan pada bulan ramadhan, madrasah mengadakan shalat jumat berjamaah dan kegiatan keagamaan serta pengajian untuk masyarakat sekitar. Dengan begitu hubungan yang terjalin akan semakin kuat dan erat. Hubungan madrasah dengan pemerintah terjalin dengan baik. Selain bekerja sama mengenai kurikulum, madrasah juga mendapatkan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) yang dialokasikan untuk siswa yang kurang mampu. Madrasah juga rutin mengadakan pelatihan-pelatihan bagi tenaga pengajar baik yang di luar kota maupun yang diadakan di madrasah. Dengan madrasah lain juga MP membangun hubungan yang baik. MP sering mengadakan studi banding dengan madrasah lain tentang pengembangan madrasah. Selain itu juga MP membangun jaringan dengan organisasi dan lembaga-lembaga, seperti baru-baru ini Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI NU) menggelar simulasi penanggulangan gempa di depan siswa-siswa Madrasah Pembangunan UIN Jakarta. Kegiatan ini digelar pada 29 april 2011 dan dihadiri serta turut pula terlibat dalam kegiatan tersebut para guru, komite sekolah, para orang tua siswa dan bahkan direktur yayasan MP UIN Jakarta. Dengan hubungan yang terjalin erat, maka jaringan yang dibangun akan semakin luas dan kepercayaan akan timbul. Jaringan sosial seperti ini merupakan kapital sosial, karena jaringan ini mempunyai fungsi ekonomi yaitu adanya produktivitas, efisiensi dan produktifitas, memiliki sifat keterbukaan pada semua orang untuk memberikan kesempatan kepada publik menilai fungsinya. Jaringan ini juga mempunyai fungsi sosial yang dapat dilihat dari partisipasi, kebersamaan yang diperoleh dari aktor-aktor yang ada.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan data-data yang berhasil ditemukan di lapangan selama penelitian, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Membangun Kepercayaan Kepada Masyarakat Kepercayaan dari masyarakat adalah modal sosial (capital social) yang nampak di Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Kepercayaan yang ada tidaklah di dapat dengan mudah dan itu menjadi modal sosial bagi Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta
membuktikan dengan
terus
memperbaiki
mutu
prndidikan seperti
melalukukan inovasi pada bidang kurikulum berdampak dengan prestasi yang baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Dengan ditunjang tenaga pengajar yang brkualitas dan manajemen serta sosialisasi yang telah terbangun sejak lama. 2. Kepercayaan Masyarakat kepada Madrasah Kepercayaan yang dibangun oleh madrasah disambut dengan positif oleh masyarakat luas yang memang menjadi tertarik dengan apa yang ditawarkan oleh pihak madrasah. Terdapat berbagai macam faktor yang menjadi pertimbangan para orang tua murid dalam menentukan pilihan pendidikan untuk anak mereka. Letak strategis, lapangan parkir yang cukup luas dan lingkungan yang aman. Selain itu inovasi dibidang kurikulum juga menambah minat orang tua untuk menyekolahkan anak mereka di MP. Dengan guru yang berkompeten dibidangnya menambah prestasi yang ditorehkan oleh MP. Kepercayaan yang dibangun antara kedua belah pihak
membuat keteraturan yang menjadi modal untuk madrasah dalam memajukan madrasah. 3. Nilai dan Norma yang Diterapkan Madrasah Nilai dan norma yang diterapkan Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta adalah sebagai pondasi iman Islam dan kedisiplinan yang semata-mata bertujuan membangun anak didik menjadi lebih baik dalam pendidikan agama dan berperilaku. Kejujuran, keikhlasan dan kesungguhan yang menjadi syarat terjadinya kepercayaan, komunikasi dan kekeluargaan yang terjalin dengan harmonis dan kondusif di madrasah inilah yang sangat dianjurkan oleh agama Islam, nilai-nilai dan norma-norma seperti inilah yang dibangun oleh Madrasah Tsanawiyah Pembangunan UIN Jakarta. 4. Jaringan yang Dibangun Madrasah Komunitas madrasah yang terdiri dari Kepala Madrasah, pengelola madrasah, guru, dan karyawan memiliki visi dan misi yang sama untuk memajukan madrasah. Hal ini terlihat dari kemampuan komunitas madrasah untuk menjalin hubungan dengan komunitas yang ada di dalam dan di luar madrasah. Dari cara mensosialisasikan madrasah ke masyarakat luas, pengelolaan madrasah yang melibatkan orang tua murid di dalamnya, kegiatan yang juga melibatkan masyarakat sekitar seperti perayaan kegiatan keagamaan, shalat berjamaah, dan madrasah juga ikut membantu masyarakat yang kurang mampu, dan kerjasama yang dibangun oleh Pemerintah.
B.
Saran Adapun saran yang dapat diajukan oleh peneliti yaitu bagi peneliti yang berminat
untuk menggali lebih dalam mengenai kapital sosial pada madrasah dapat menguji pada
faktor lain yang tidak menjadi objek penelitian dalam skripsi ini, seperti kapital manusia dan kapital fisik yang semua itu adalah bagian dari kapital sosial.
DAFTAR PUSTAKA Aulia, Rahmat. “Kapital Sosial Lembaga Pendidikan Madrasah (Studi di Lembaga Pendidikan Madrasah Tsanawiyah al-Huda Al Islamiyah Bekasi).” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, 2006. Ahmadi, Sambirang. “Perkembangan Ekonomi Komunitas Orang Madura di Sumbawa, NTB: Sebuah Analisis Kapital Sosial.” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Univeritas Indonesia, 2003. Dasuki. “Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran PAI Menuju Madrasah Unggulan (Studi Kasus di MTs Pembangunan UIN Jakarta).” Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006.
Dewan Redaksi Ensikolpedi Islam, Ensiklopedi Islam, cet. I. Jakarta: Ichtiar Baru Van Houve, 1993.
Faisal, Sanapiah Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Press, 2007. Fatoni, Muhammad Sulton. “Strategi Organisasi Pendok Pesantren Sidogiri dalam Mewujudkan Civil Society: Analisis Kapital Sosial.” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Jakarta, 2006.
Fukuyama, Francis. Guncangan Besar Kodrat Manusia dan Tatanan sosial Baru. penerjemah Masri Maris. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama, 2005.
Fukuyama, Francis. Trust: Kebijakan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran. Yogyakarta: CV. Qalam Yogyakarta. 2002.
Fukuyama, Francis. Trust: The Social Virtues and The Creation of Prosperity. USA: The Free Press, 1995.
Hasbullah, Jousairi. Sosial Kapital: Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia. Jakarta: MR. United Press, 2006. Kurniawan, Yudhi. “Sistem Pendistribusian Dana Zakat pada Lembaga Pelayanan Masyarakat (LPM) Dompet Dhuafa.” Skripsi S1 Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.
Lawang, Robert M. Z. Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik Suatu Pengantar. Jakarta: FISIP UI PRESS, 2005. Lin, Nan. “Building a Theory of Social Capital.” Dept. of Sociology, Duke University, 1999.
Maksum, DR. H. Madrasah Sejarah dan Perkembangannya. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya, 1997. cet. VIII.
Panduan Peserta Didik Tahun Pelajaran 2011/2012 Madrasah Pembangunan UIN Jakarta Tingkat : Ibtidaiyah,-Tsanawiyah-Aliyah.
Pius A Partanto dan M. Dahlan Al-Barry. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Arkola, 1994.
Soekanto, Soerjono. Kamus Sosiologi. Jakarta: Rajawali Pers, 1985.
Sumarsono, HM. Sonny. Metode Riset Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004.
Rais,
Rahmat. Modal Sosial Sebagai Strategi Pengembangan Madrasah (Studi Pengembangan Madrasah pada MAN 1 Surakarta). Jakarta: Litbang dan Diklat Departemen Agama RI, 2009.
Tim Penulis. Panduan Siswa Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2004 Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000.
Yin, Robert K. Studi Kasus Desain dan Metode (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2004.
Artikel
diakses pada 31 Mei 2011 dari http://digilib.sunanampel.ac.id/files/disk1/149/hubptain-gdl-muniarsihn-7417-3-bab2.pdf
“Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Pembangunan,” artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/
Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta artikel diakses pada 12 Mei 2011 dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/
Website Madrasah Pembangunan UIN Jakarta artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/13/85/ “Depag Hentikan Proses Penegerian 600 Madrasah,” artikel diakses pada 19 Mei 2011 dari http://kemenag.go.id/index.php?a=detilberita&id=26 “Data
Penyaluran” ,artikel diakses jkt.sch.id/content/view/23/63/
“Kurikulum,” artikel diakses pada jkt.sch.id/content/view/134/128/
pada
6
10
Mei
2011
http://www.mpuin-
Juni
2011
dari
http://www.mpuin-
Mustafa, Hasan. “Teknik Sampling.” artikel diakses pada 5 Agustus 2011 dari http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBQQFjAA&url=http %3A%2F%2Fhome.unpar.ac.id%2F~hasan%2FSAMPLING.doc&rct=j&q=teknik%2 0purposive%20sampling%20adalah&ei=5Bw7TuGUHNHjrAeG_f0b&usg=AFQjCN E4sHD6FDZIfGyuRV3cOA2krzrdMA&cad=rja “Pengaruh Faktor-Faktor Strategik Pendidikan terhadap Mutu Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar (Studi Deskriptif tentang Pengaruh Guru, Kurikulum, Kepemimpinan, Pembiayaan dan Fasilitas terhadap Mutu Proses Pembelajaran dan Hasil Belajar pada Madrasah Ibtidaiyah di Kota Bandung).” “Perkembangan Jumlah Siswa,” artikel diakses pada 19 Mei 2011 dari http://www.mpuinjkt.sch.id/content/view/21/145/ “Sejarah Singkat Madrasah Pembangunan UIN Jakarta.” artikel diakses pada 10 Mei 2011 dari http://www.mpuin-jkt.sch.id/content/view/12/74/ Serambi Madrasah MAN Lamongan, “Memelihara Konsistensi Penerapan ISO 9001:2008,” artikel diakses pada 12 Oktober 2011 dari http://www.jatim.kemenag.go.id/file/dokumen/297madrasah.pdf Yaqien Zahroh, “Membangun Kepercayaan Masyarakat pada Madrasah melalui Pameran Pendidikan,” artikel diakses pada 01 Oktober 2011 dari http://uinmalang.ac.id/yaqien/2011/07/13/membangun-kepercayaan-masyarakat-padamadrasah-melalui-pameren-pendidikan/
Wawancara dengan Agus Wahyudi, ST, Jakarta, 8 Agustus 2011.
Wawancara dengan Drs. Rusli Ishaq MP.d, Jakarta, 08 Agustus 2011
Wawancara dengan Drs. Syukri A. Ghani, Jakarta, 8 Agustus 2011.
Wawancara dengan Hj. Raswati Ramli, S. Ag., Jakarta, 9 Agustus 2011.
Wawancara dengan Ferial Nona, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Wawancara dengan Husniati, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Wawancara dengan Iis Holisoh, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Wawancara dengan Untung Suroto, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Wawancara dengan Muhammad Soleh, Jakarta, 13 Agustus 2011.
Wawancara dengan Nurfaida, Jakarta, 13 Agustus 2011.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pedoman Wawancara untuk Orang Tua siswa Data Responden 1. 2. 3. 4.
Nama : Usia : Pendidikan Terakhir : Status Pekerjaan : a. PNS b. Pegawai Swasta c. Wiraswasta d. Professional e. Ibu Rumah Tangga 5. Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan: a. <2.500.000 b. 3.000.001-5.000.000 c. 6.000.000-9.000.000 d. >10.000.000 1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini? a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah baik dan mendukung proses belajar? c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam bidangnya? 2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN Jakarta? 3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah ini? 4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah? 5. Apa dan bagaimana bentuk partisipasi orang tua murid terhadap madrasah?
Pedoman Wawancara untuk Pengurus Yayasan/Kepala Madrasah/Guru Nama Informan: Status/Jabatan : Tanggal
:
Waktu
:
1. 2. 3. 4.
Bagaimana madrasah membangun kepercayaan dimasyarakat? Hal apa saja yang dilakukan untuk membangun kepercayaan dimasyarakat? Bagaimana latar belakang siswa madrasah ini? Apakah madrasah ini mempunyai ciri khusus dalam hal kurikulum? a. Adakah perbedaan dengan madrasah lain? b. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran di madrasah ini? 5. Apakah guru yang mengajar di madrasah ini sesuai dengan latar belakang pendidikannya, dan bagaimana rekruitmennya? 6. Bagaimana pola pembinaan dan pelatihan tenaga pengajar? 7. Bagaimana penerapan peraturan dan sanksi terhadap komunitas madrasah (dari kepala madrasah, guru, staff, dan murid)? 8. Apa saja prestasi madrasah baik dalam bidang kurikuler maupun ekstrakulikuler? 9. Bagaimana hubungan madrasah terhadap lingkungan masyarakat sekitar? 10. Bagaimana hubungan antara komunitas yang ada di madrasah ini, dan partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah serta pemerintah? 11. Apa bentuk jaringan yang dibuat oleh madrasah? (keorganisasikah, lembaga atau individu) 12. Nilai apa yang ditamankan kepada seluruh murid dan komunitas madrasah?
Hasil Wawancara untuk Pengurus Yayasan/Kepala Madrasah/Guru Nama Informan: Drs. Rusli Ishaq MP.d Status/Jabatan : Kepala Sekolah Tanggal
: 8 Agustus 2011
Waktu
: 11.20 WIB
1. Bagaimana madrasah membangun kepercayaan dimasyarakat? Jawaban: “Kepercayaan itu dibangun dari sistem, ketika sistemnya kuat maka melahirkan output yang bagus. Sekolah itu kan punya sistemnya dibawah organisasi, organisasi itu k nada inputnya dan ada outputnya, kemudian melahirkan output, kalau outputnya bagus maka masyarakat percaya. Dan itu ga mudah untuk membangunnya, Tsanawiyah ini berdiri dari tahun 1979 dan kepercayaan itu dibangun melalui kualitas yang kita ciptakan seperti kualitas jurusan, guru, akademik yang diraih anak dan kualitas prestasi itulah yang menjadi indikator yang kemudian masyarakat percaya kepada MP.” 2. Bagaimana latar belakang siswa madrasah ini? Jawaban: “Kalau murid Tsanawiyah ini 70% dari MP sendiri sisanya 30% dari luar. Ada perbedaan antara nilai yang bisa diterima disini kalau yang dari MP nilainya lebih kecil dibandingkn dengan yang dari luar dan ada tesnya makanya rata-rata yang dari luar yang diterima disini berkembang bagus karena orang pinter semua dan dari agamanya juga bisa mengimbangi dan bagus.” 3. Apakah madrasah ini mempunyai ciri khusus dalam hal kurikulum? c. Adakah perbedaan dengan madrasah lain? Jawaban: “Misalnya dari alokasi jam belajar beda, biaya apalagi beda jauh disini SPPnya Rp 475.000 uang pangkalnya Rp 14.300.000.” d. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran di madrasah ini? Jawaban: “Sekolah lain ga ada kurikulum habitual tapi disini ada.” 4. Apakah guru yang mengajar di madrasah ini sesuai dengan latar belakang pendidikannya, dan bagaimana rekruitmennya? Jawaban: “Iya kalau ga sesuai ga boleh disini jadi harus sesuai dengan bidang pendidikannya. Perekruitannya kita ketat mulai dari diumumkannya dikoran, ngasih berkas, tes wawncara, tes tulis dan tes microteaching dan mayoritas lulusan UIN.” 5. Bagaimana pola pembinaan dan pelatihan tenaga pengajar? Jawaban: “Jadi tiap tahun pasti kita melakukan workshop untuk pengembangan kompetensi guru pada bidang studi masing-masing, kalau ada workshop diluar guruguru ya kita kirim ke luar, lalu juga ada pelatihan bahasa inggris untuk para gurunya.” 6. Bagaimana penerapan peraturan dan sanksi terhadap komunitas madrasah (dari kepala madrasah, guru, staff, dan murid)? Jawaban:
“Untuk guru kita mempunyai tata tertib yang harus dipatuhi, kalau ada yang melanggar sanksinya pertama teguran kemudian tertulis tiga kali setelah itu pemecatan yang direkomendasikan ke yayasan dan yayasan yang akan mengambil keputusan terakhir. Untuk para muridnya sudah ada peraturn tertulis yang harus ditaati.” 7. Bagaimana hubungan madrasah terhadap lingkungan masyarakat sekitar? Jawaban: “Kebetulan ini kan berada dikomplek jadi biasa aj bagus. MP dibuka utuk umum ketika shalat jumat lalu teraweh.” 8. Bagaimana hubungan antara komunitas yang ada di madrasah ini, dan partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah serta pemerintah? Jawaban: “Karena kita ada komite yang anggotanya perwakilan dari wali murid maka biasanya ada kegiatan parenting itu member ceramah kepada orang tua lalu pengajian yang diadakan rutin setiap selasa. Dengan pemerintah sendiri kita juga menjalin hubungan misalnya dapet anggaran dana BOS.” 9. Nilai apa yang ditamankan kepada seluruh murid dan komunitas madrasah? Jawaban: “Setiap bulannya ada kortius yang menjadi pondasi nilai dan harus diamalkan oleh semua murid, bulan ini misalnya 3S (seyum sapa salam), lalu bulan kemarin Good listenier dan sebagainya.”
Hasil Wawancara untuk Pengurus Yayasan/Kepala Madrasah/Guru Nama Informan: Syukri Abdul Ghani Status/Jabatan : Waka Bidang Kurikulum Tanggal
: 08 Agustus 2011
Waktu
: 10.55
1. Bagaimana madrasah membangun kepercayaan dimasyarakat? Jawaban: “Saya cerita awalnya dulu ya. Ketika awal madrasah ini dibangun memang hanya ada tiga kelas tsanawiyah dan saat itu pakaiannya belum pakaian muslim. Sejalan dengan perkembangannya guru-guru disini pun berbenah diri dan amanah dan disiplin dalam menjalankan tugasnya, lalu dengan perbaikan dan penambahan kurikulum juga. Misal ya dlu tidak pakai rok panjang bagi perempuannya sekarang diharuskan pakai rok itu adalah salah satu inovasi dari MP. Kita juga mempunyai kurikulum sendiri seperti lab agama kalau dulu yang menonjol kalau sekarang disebut habitual kurikulum, jadi dengan menggunakan inovasi-inovasi kurikulum dengan guru yang disiplin tentunya maka masyarakat percaya tentu ditambah dengan hasil UN tertinggi di DKI, itu semua tercapai karena kerja sama antara sekolah dengan masyarakat juga dengan majelis madrasah dan menurut saya terkenalnya sekolah bukan hanya dengan pasang iklan dimana-mana tapi justru dari mulut ke mulut misalnya anak pertama keluar dari MP sampai anak selanjutnya disekolahin di MP juga. Jadi orang tua itu sangat yakin dengan pengajaran disini terutama dengan agama dan sainnya disini seimbang. Dan muris biasanya setalh lulus dari tsanawiyah lalu melanjutkan ke aliyah biasanya tidak ada rintangan jadi kalaupun tidak meneruskan
ke aliyah bisa diterima di sekolah negeri juga karena nilainya kita ga kalah dengan sekolah umum.” 2. Bagaimana latar belakang siswa madrasah ini? Jawaban: “Sebenarnya siswa disini lebih banyak dari MP sendiri tapi yang dari luar juga ada, perbandingannya mungkin kalau dari MP masuk 350 yang dari luarnya 100. Dan ada perbedaan antara yang dari ibtidaiyah dan yang dari sekolah umum, dan biasanya yang berani masuk tsanawiyah MP ini umumnya nilainya tinggi dan dapat peringkat disekolah lamanya. Dan malah kadang-kadang nilai murid yang dari luar malah lebih bagus dan mayoritas dibidang sainnya dari yang murid MP sendiri, karena kadangkadang murid MP sudah merasa bosan dan jenuh tapi ada juga yang bagus. Kalau dalam bidang agamanya juga standar dan kita punya standarisasi nilai antara murid yang dari MP dan dari luar dan umumnya standar nilai untuk murid dari luar lebih tinggi, dan ga semua murid dalam lulus masuk aliyah ada juga yang ga lulus karena ada tes.” 3. Apakah madrasah ini mempunyai ciri khusus dalam hal kurikulum? a. Adakah perbedaan dengan madrasah lain? b. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran di madrasah ini? 4. Apakah guru yang mengajar di madrasah ini sesuai dengan latar belakang pendidikannya, dan bagaimana rekruitmennya? Jawaban: “Salah satu factor kenapa sekolah ini bisa meraih UN tertinggi seDKI yak arena guru-gurunya ga ada yang tidak sesuai dengan bidang studinya dari dulu dengan jam yang ditetapkan oleh pemerintah. Sekarang perekruitnya sangat transparan jadi tahap pertama dia harus mengumpulkan berkas lalu ikut tes tulis yang sesuai dengan bidang yang diambilnya lalu tes wawncara dan terakhir tes micro teaching lalu kalau dia mau ngajar 100% maka ada cek kesehatan juga.” 5. Bagaimana pola pembinaan dan pelatihan tenaga pengajar? Jawaban: “Oh banyak sekali, kita mengkuti workshop keluar, dan kita juga memanggil ahli untuk pelatihan di dalam setiap 6 bulan sekali. Guru juga diajarkan bahasa inggris, karena sekarang bilingual jadi diman siswa diharapkan bisa menyerap bahasa asing. Latar belakang pendidikan guru disini lebih banyak dari UIN sendiri, tapi kalau ada bidang yang tidak bisa dihasilkan oleh UIN maka kita terima dari luar misalnya bidang olah raga.” 6. Bagaimana penerapan peraturan dan sanksi terhadap komunitas madrasah (dari kepala madrasah, guru, staff, dan murid)? Jawaban: “Kalau muridnya kan sudah ada sistem poin, lalu kalau untuk guru ada lembaga pertimbangan guru, jadi itu yang mempertimbangkan siapa guru yang mau dinaikan atau dipromosikan jabantannya lalu siapa guru yang salah dan diberi konsekuensi apa. Dan guru disini juga sudah dituntut untu disiplin jadi kita punya mesin kehadiran dan setiap pagi guru-guru harus datang sebelum jam 7.00 kalau lewat berarti dia ga dapat uang transport dengan begitu semua guru disiplin kalau berkalikali tidak disiplin akan dipanggil kepala sekolah dan mungkin akan berakibat dengan turunnya pangkat.” 7. Bagaimana hubungan madrasah terhadap lingkungan masyarakat sekitar? Jawaban:
“Hubungan MP dengan masyarakat sekitar Alhamdulillah bai-baik saja, dan MP mempunyai badan amal shaleh. Kegiatannya yaitu memberikan beasiswa kepada anak-anak yang kurang mampu umumnya yang dari madrasah.” 8. Bagaimana hubungan antara komunitas yang ada di madrasah ini, dan partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah serta pemerintah? Jawaban: “Mp juga mengadakan ppengajian rutin dan saat bulan ramadhan juga mengadakan buka bersama anak yatim dengan juga melibatkan orang tua murid.” 9. Nilai apa yang ditamankan kepada seluruh murid dan komunitas madrasah? Jawaban: “Kalau kita lihat disini kan menerapkan nilai yang terkandung dalam visi dan misi sekolah ini yaitu sain, bahasa dan akhlaqtul karimah. Maka murid-murid diharapkan bisa unggul diketiganya.”
Hasil Wawancara untuk Pengurus Yayasan/Kepala Madrasah/Guru Nama Informan: Hj. Raswati Ramli, S. Ag Status/Jabatan : Guru B. Arab dan al-Qur‟an Hadist Tanggal
: 9 Agustus 2011
Waktu
: 09.45 WIB
1. Bagaimana madrasah membangun kepercayaan dimasyarakat? Jawaban: “Dari kurikulum untuk pelajaran umumnya kita ambil sama dengan DIKNAS lalu pelajaran agamanya kita ambil dari DEPAG dan insya allah yang dari DIKNAS maupun DEPAG bisa kita capai dengan 100%. MP bisa membuktikan bahwa dari pelajaran umum tidak kalah dengan sekolahan umum begitu juga dengan nilai UN nya yang tertinggi se DKI. Untuk keagamaannya kita pun mencoba menerapkan shalat berjamaah dan shalat-shalat sunnah dan dari kurikulum jug ada habitual curriculum yang didalamnya siswa diharuskan shalat dhuha dan pelaksanaan keagamaan lainnya yang insya allah akan menambah keimanannya.” 2. Bagaimana latar belakang siswa madrasah ini? Jawaban: “Latar belakang mereka bermacam-macam ya, ada yang dari kalangan basic mereka dari agama kalangan orang UIN dan mayoritas mereka dari kalangan umum dan orang tuanya bekerja swasta. Kalau pertama kali pasti ada perbedaan antara murid yang ada besic agama dan murid yang tidak berlatar belakang agama. Misalnya merka tidak fasih membaca al-quran, pelaksanaan shalatnya ga rutin tapi setelah mereka di MP maka diharapkan dan insya allah mreka bisa menjalankannya.” 3. Apakah madrasah ini mempunyai ciri khusus dalam hal kurikulum? a. Adakah perbedaan dengan madrasah lain? Jawaban: “Kalau itu saya tidak tahu tapi yang jelas kita dari madrasah pembangunan mempunyai kurikulum yang disebut dengan habitual curriculum dan itu menjadi kurikulum kami, yang diisi dengan membaca al-qur‟an dan shalat dhuha pada pagi
4.
5.
6.
7.
8.
9.
harinya, dan itu langkah kami menuju agar anak-anak didik kami mendaji anak yang shaleh sehingga setelah mereka keluar dari madrasah ini mereka terbiasa dengan shalat dhuha dan membaca al-qur‟an.” b. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran di madrasah ini? Apakah guru yang mengajar di madrasah ini sesuai dengan latar belakang pendidikannya, dan bagaimana rekruitmennya? Jawaban: “Insya allah guru-guru yang mengajar disini sesuai dengan latar belakang pendidikannya. Dan perekruitannya juga dengan tes, ada tes wawncaranya tes mengajarnya agar sesuai dengan bidang pendidikannya.” Bagaimana pola pembinaan dan pelatihan tenaga pengajar? Jawaban: “Kita ada pelatihan untuk tenaga pengajar dan itu dilakukan hampir rutin mendatangkan pelatih-pelatihnya kesekolah ini dan itu sudah menjadi program khusus dari MP.” Bagaimana penerapan peraturan dan sanksi terhadap komunitas madrasah (dari kepala madrasah, guru, staff, dan murid)? Jawaban: “Kalau guru misalnya absensinya kurang dari 95% dalam satu tahun biasanya ada sanksinya mungkin kenikan pangkat mereka ditunda bagitu juga dengan para staff yang lain.” Bagaimana hubungan madrasah terhadap lingkungan masyarakat sekitar? Jawaban: “Cukup baik karena kita berada dilinggkungan komplek UIN ya. Dan dlu kita juga mengadakan pengajian dan buka bersama dan masjid kita juga dibuka untuk umum. Tapi sekarang mungkin tapi saya ga tau juga apa boleh diakspose apa tidak ya, karena ada kasus tanah yang disini sekarangkan UIN sudah menang jadi masyarakat itu kayanya setau saya dan yang saya denger mereka jadi ketakutan diusir sehingga mereka sangat jarang datang keacara-acara yang kita adakan dan sangat jarang sekali datang ke masjid sini sementara kita madrasah maasih tetap membukakan pintu padahal sebelumnya rame sekali kalau bulan ramadhan disini.” Bagaimana hubungan antara komunitas yang ada di madrasah ini, dan partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah serta pemerintah? Jawaban: “Madrasah punya komite yaitu wakil dari orang tua murid jadi yang jelas kalau madrasah mengadakan acara atau kegiatan pasti melibatkan orang tua murid. Dengan pemerintah kita juga berhubungan selain yang berkaitan dngan kurikulum kita juga dapet dana BOS dari pemerintah.” Nilai apa yang ditamankan kepada seluruh murid dan komunitas madrasah? Jawaban: “Nilai keagamaannya lebih diunggulkan dan diutamakan kalau di MP ini dan harus ditamankan dan diterapkan oleh setiap komunitas yang ada di madrasah ini.”
Hasil Wawancara untuk Pengurus Yayasan/Kepala Madrasah/Guru Nama Informan: Agus Wahyudi Status/Jabatan : Guru Matematika Tanggal
: 8 Agustus 2011
Waktu
: 10.30 WIB
1. Bagaimana madrasah membangun kepercayaan dimasyarakat? Jawaban: “Memang beberapa orrang tua mengetahui kalau disekolahkan madrasah itu kurang begitu bagus ya, tapi alhamdulillh klau untuk MP minat orang tua untuk menyekolahkan anknya kesini sudah lumayan tinggi, itu terbukti untuk tahun kemarin aja kita tidak menerima murid lagi sebanyak 60 siswa itu bisa jadi dua kelas. MP membuktikan bahwa tidak kalah dengan sekolah-sekolah lain, kenapa bisa begitu, karena saya juga baru denger-denger dari teman yang lebih senior, mereka mengungkapkan memang awalnya kita biasa aja lalu dengan seiring perkembangannya pertama kompetensi guru-gurunya selalu diperhatikan penerimaannya juga agak lebih ketat dan minat untuk yang ingin melamar disini juga tinggi tesnya juga sampai 4 kali, itu juga menunjukan bahwa yang diterima disini berkualitas. Lalu yang kedua sarana informasi yang keluarnya kita lumayan kencang baik dari spanduk maupun brosur dan internet juga, tapi Alhamdulillah karena sudah terkenal dan udah banyak orang tua yang mengenal MP, sarana informasi itu hanya jadi sekedar kebiasaan aj gitu. Lalu MP juga sudah menginformasikan lewat internet kalu sekarang MP sudah mulai adanya rintisan internasional trus juga sudah mendapatkan pengakuan standar ISO itu yang menambah kalau di MP sendiri itu perkembangannya tidak ketinggalan malah bisa dikatan lebih unggul dari sekolahan negeri lain, tapi kalau dilihat dari madrasah secara keseluruhan, madrasah yang ada di DKI sudah tidak asing lagi di mata masyrakat terutama bagi orang tua yang sibuk yang menginginkan anaknya mendapatkan pelajaran dibidang agama yang lebih masih mempercayakan madrsah sebagai sekolah untuk anaknya. Kalau kurikulum kita mengacu pada DEPAG, Cuma masig-msaing sekolah itu diberi hak untuk mengembangkan dan MP berusaha setiap tahun itu ada perkembangan-perkembangan, jadi ada hal yang baru diman sekolahan lain belum amu menerapkan tapi MP sudah mau menerapkan. Di MP ada kurikulum dengan nama habitual curiculum (kurikulum pembiasaan) dimana dimasukan di jam ke nol sebanyak satu pelajaran, jadi diisi dengan shalat dhuha, ada latihan anak untuk kultum, ada jga pembiasaan-pembiasaan hapalan surat-surat lalu juga ada berbicra bahasa inggris dan arab dilingkungan madrasah klo g salah program ini sudah dua tahun ini berlangsung dan bahkan guru-gurunya pun diberi pelatihan karena MP ini kan sedang perintisan internasional.” 2. Bagaimana latar belakang siswa madrasah ini? Jawaban: “Siswa yang masuk ke MP sini ga semua dari latar belakang MI yang belajar agamanya lebih tapi ada juga yang dari luar boleh dikatakan perbandingan siswanya 40%-60%. Siswa yang dari luar MP masuk sini dengan tes.” 3. Apakah madrasah ini mempunyai ciri khusus dalam hal kurikulum? a. Adakah perbedaan dengan madrasah lain?
4.
5. 6.
7.
8. 9.
b. Bagaimana pelaksanaan kurikulum dan proses pembelajaran di madrasah ini? Apakah guru yang mengajar di madrasah ini sesuai dengan latar belakang pendidikannya, dan bagaimana rekruitmennya? Jawaban: “Yang saya lihat dua tahun belakangan ini guru yang mengajar disini sudah sesuai dengan bidang pendidikannya. Kebetulan saya kan sarjana tekhnik dan ikut tes diterima untuk mengajar matematika tapi karena sekarang sudah distandarkan harus sesuai dengan bidangnya jadi saya melanjutkan pendidikan ke arah yang berhubungan dengan apa yang saya ajarkan dengan kesadaran diri sendiri. Tetapi sebenarnya dari awal sudah menerapkan standar sesuai dengan bidanngnya karena sekarang tesnya sangat ketat ada empat tes pertama pengumpulan berkas, tes tulis, tes wawancara dan terakhir tes microteaching.” Bagaimana pola pembinaan dan pelatihan tenaga pengajar? Bagaimana penerapan peraturan dan sanksi terhadap komunitas madrasah (dari kepala madrasah, guru, staff, dan murid)? Jawaban: “Sebenarnya baik siswa maupun guru ada peraturan yang mengikat. Bagi siswa kalau ada yang melanggar sudah ada dan ditempel disetiap dinding sekolah, kalau bagi guru pelanggaran yang dilakukan ada sanksinya yaitu setiap ada guru yang melanggar misalnya dari daftar hadirnya pasti penilaiannya akan kurang lalu kalau tidak bisa ditoleransi lagi maka akhirnya pemecatan yang diterima dengan sebelumnya mendapat teguran dari kepala sekolah. Selain peraturan juga ada penghargaan yang didapat oleh guru yang berprestasi salah satu penilaiannya dilihat dari daftar kehadiran dan kedisiplinannya.” Bagaimana hubungan madrasah terhadap lingkungan masyarakat sekitar? Jawaban: “Disini mengadakan pengajian yang melibatkan wali murid serta masyarakat sekitar yang dibuat oleh komite yang terdiri dari perwakilan wali murid. Dengan DEPAG kita juga membangun hubungan dari kurikulumnya lalu karena kita adalah madrasah terbaik se DKI Jakarta maka banyak anak-anak pejabat yang sekolah disini lalu dengan madrasah negri dan swasta yang ada di DKI kita juga sering mengadakan pelatihan-pelatihan dengan tujuan untuk keamajuan bersama.” Bagaimana hubungan antara komunitas yang ada di madrasah ini, dan partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah serta pemerintah? Nilai apa yang ditamankan kepada seluruh murid dan komunitas madrasah?
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa Data Responden Nama
: Untung Suroto
Usia
: 50 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1 Status Pekerjaan
: a. PNS d. Profesional
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan:
a. < 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000 1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini? a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah baik dan mendukung proses belajar? c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam bidangnya? Jawaban: “Alasan saya menyekolahkan anak saya ke MP banyak ya alasannya, pertama karena saya sendiri bekerja, sementara di MP banyak sekali yang bisa didapat dari segi agama maupun pendidikan, guru-gurunya full untuk memperhatikan anak didiknya karena saya sendiri tidak bisa mengawasi setiap harinya. Dari kurikulumnya juga bagus malah melebihi standar yang diterima oleh sekolah negeri, jadi banyak kelebihannyalah secara agama, lalu kurikulum dari Diknas juga, sehingga banyak orang MP yang lulus ke SMP maupun ke SMA negeri dengan nilai yang bagus-bagus. Dari segi fasilitasnya juga bagus, secara teknis misalnya computer terus olah raga,ekskulnya, semuanya. Klo dari SPPnya menurut saya wajar dan sebanding dengan apa yang didapatkan oleh anak saya, cumin klo kita bicara pingin murah ya pengenya si lebih murah dari sekarang yang kita bayar setiap bulan, cumin kita balik lagi dengan apa yang didapatkan maka udah sebandinglah. Guru-guru yang mengajar sudah mengejar dengan jelas, karena anak saya nilai-nilainya juga ga anjlok yah lumayanlah bisa masuk pringkat berapa besar gtu. Lalu faktor lainnya karena di MP aman karena kalau ada barang yang ketinggalan maka, akan kembali, misalnya kalau ada tempat minum siswa yang tertinggal maka gurunya langsung menghubungi, selain deket dari rumah juga kalau naek ojek kita juga tahu itu ojek yang disediakan oleh pihak MP, lalu juga kalau lagi ga ada yang jemput juga suka dianterin sama satpamnya sampai kerumah gitu jadi kita sebagai orang tua merasa aman dan nyaman.” 2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN Jakarta? Jawaban: “Dulu anak saya yang pertama sudah tahu ya kalau MP itu bagus dan anak itu sendiri yang emang pengen sekolah di MP tapi karena telat dan hanya masuk daftar tunggu jadinya tidak sampai masuk di MP, selain itu juga semenjak saya pindah kesini itu tahun 1990 saya sudah tahu soalnya tetangga banyak yang menyekolahkan anaknya di MP dan mayoritas warga sini menyekolahkan anaknya di MP. Dan juga
karena mayoritas orang tuanya bekerja jadi pada menyekolahkan anaknya klo ga di MP ya di al-Azhar karena full day sekolahnya.” 3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya? Jawaban: “Dulu waktu anak saya masih TK dan SD ada perkumpulan orang tua murid ngadain acara ulang tahun gitu dan kebetulan anak saya aktif, ikut nari ikut fashion pokoknya ekskul yang kira-kira dia mampu pasti dia ikuti. Waktu TK dia ikut ekskul nari, lalu SD dia ikut ekskul mewarnai, vocal, orgen, fashion, tari dan bimbel-bimbel. Lalu kalau madrasah mempunyai acara gitu orang tua siswa selalu diundang, tapi balik lagi ke orang tuanya karena kesibukannya kadang-kadang ga dating, kalau saya pada acara tertentu aja misalnya pada acara bagi raport baru saya dating, karena saya juga bekerja jadi ga bisa selalu dating, ka nada pengejian juganya tepi saya g bisa ikut gitu.” 4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah? Jawaban: “Nilai yang ditanamkan bagus ya terutama anak itu harus santun terus menanamkan kedisiplinan juga dan kebetulan anaknya juga perempuan jadi nurut sama guru jadi apa yang dikatakan guru dilkukan gitu. Saya juga menyekolahkan anak saya dari TKnya, SD, lalu SMPnya kalau SMA ya g tau juga ya soalnya anak saya katanya udah mulai bosen gitu. Tapi secara keseluruhan saya merasa nyaman dan aman menyekolahkan anak saya di MP, karena tidak pernah dikit-dikit minta uang jadi kalau mau piknik yang saya dengan dari orang tua murid dari sekoalah lainnya pasti dimintain, paling kalau ada acara mendadak baru dimintain uang dan SPP saja. Tapi ada satu yang rasa kurang pas ya, mungkin karena mayoritas orang mampu yang memasukan anaknya kesitu jadi ada suatu kelompok-kelompok gitu, kelompok orang tua yang mampu nampak bergeng-geng gitu, tapi kalo ga salah setelah dipegang oleh ibu Ida Farida sebagai direktur yang mungkin karena dia pernah jadi orang tua murid dan merasakan ada geng-gengan jadi sekarang agak dibatasi jadi sekarang sudah berkurang yang seperti itu. Lalu yang membuat saya kecewa juga pada saat ada perlombaan tari saman coordinator dan guru tari kurang memperhatikan gitu, misalnya saja pada saat hari perlombaan tidak ada guru yang mendampingi dan malah orang tuanya yang sibuk mengurus segala keperluan tarinya, sama sekali tidak ada perhatiannya. Tapi pada saat menang dan dapat hadiah uang maka, harus dibagi dua dengan sekolah dan akhirnya anak yang ikut nari Cuma kebagian sedikit perorangnya.”
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa Data Responden Nama
: Muhammad Soleh
Usia
: 48 Tahun
Pendidikan Terakhir : S1 Status Pekerjaan
: a. PNS
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
d. Professional
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan: b. < 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000 1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini? a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah baik dan mendukung proses belajar? c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam bidangnya? Jawaban: “yang pertama mungkin pertimbangannya adalah sekolah agama dan sebenarnya dari lingkungan sini sudah banyak yag masuk sana. Memang waktu pertama kali masukin sekolah saya survey hampir semua sekolah yang ada dideket sini, ada al-Azhar lalu sekolah negeri dan Muhammadiyah terus tetangga ngasih tau coba aja di MP lalu saya coba kesana lalu ngobrol-ngobrol dan ternyata bagus pendidikan agamanya, lalu dalam perjalanannya saya tau kalau MP ada dua kurikulum yaitu DEPDIKNAS dan DEPAG. Jadi yang DEPDIKNAS itu yang umumnya terus DEPAG yang macem-macem agamanya tapi diluasin lagi ada aqidah akhlaq, fiqih, al-Qur‟an ada sejarah kebudayaan Islam ada bahasa arabnya dan itu yang membuat saya berfikir bahwa lebih lengkap lebih menyeluruh. Kalau sekolah Islam seperti al-Azhar atau Muhammadiyah kan cuma agamanya aja. Kalau dari fasilitasnya saya rasa udah menunjang ya tapi cumin fasilitas Wifinya belum ada, baru yang saya tau hanya diperpustakaannya saja dan itu pun diawasi mungkin karena pihak sekolah takut jadi diprotek gitu. Kalau dari SPPnya jujur agak mahal ya, tapi mungkin itu dari faktor lingkungan juga ya, tapi kalau dibandingkan dengan madrasah swasta lain seperti alAzhar atau Muhammadiyah yah MP cukup lah maksudnya itu tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah juga, ya walaupun ada ya waktu SD temannya kalu liburan ada yang ke Australia atau Disneyland Hongkong, tapi itu perbandingannya ga terlalu banyak lah masih seimbang dan itu juga karena factor lingkungan sosial. Kalau guru-guru apakah sudah berkompeten belum, saya rasa sebagian sudah mumpuni tapi mungkin ada beberapa yang belum karena susah juga kn kalau malau mencari yang langsung bisa berkompeten, tapi kalau dilihat dari loyaliti guru-gurunya bertahan berarti juga tingkat kesejahteraannya juga bagus dan lingkungannya juga baik” 2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN Jakarta? Jawaban:
“Dulu anak saya yang pertama sudah tahu ya kalau MP itu bagus dan anak itu sendiri yang emang pengen sekolah di MP tapi karena telat dan hanya masuk daftar tunggu jadinya tidak sampai masuk di MP, selain itu juga semenjak saya pindah kesini itu tahun 1990 saya sudah tahu soalnya tetangga banyak yang menyekolahkan anaknya di MP dan mayoritas warga sini menyekolahkan anaknya di MP. Dan juga karena mayoritas orang tuanya bekerja jadi pada menyekolahkan anaknya klo ga di MP ya di al-Azhar karena full day sekolahnya.” 3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya? Jawaban: “Kita kan diundang secara rutin dipertemuan orang tua terus disana kita berhadapan langsung dengan komite yaitu wakil dari orang tua murid lalu ada gurugurunya, kepala sekolah, ada wakil bidang kurikulum, nah disitu bebas kita mau tanya apapun atau ketidak puasan kita. Kalau madrasah punya acara juga pasti orang tua diundang, seperti pengajian tapi karena saya bekerja jadi saya tidak bisa ikut.” 4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah? Jawaban: “susah juga ya mba kalau dibilang berdampak apa tidak nilai yang diterapkan di madrasah, saya juga terus mempelajari anak saya yang kebetulan anak saya lakilaki dan laki-laki sama perempuan beda, jadi kalau saya liyat temen saya koq anak perempuanya bisa santun tapi anak saya main aja tapi apakah itu dari gurunya ataukah nyambung gitu kn nggak tau juga ya, tapi menurut saya itu proses di mana dia ada ditahapan usia yang puber. Saya dan ibunya dulu sekolah di sekolah katolik karena jaman dulu kan yang yang bagus adalah sekolah katolik ya tapi tetep saya diajarkan agama oleh orang tua saya, kalau abis pulang sekolah langsung disruh ngaji gitu.”
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa Data Responden Nama
: Iis Holisoh
Usia
: 47 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMEA Status Pekerjaan
: a. PNS d. Professional
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan: a. < 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000 1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini? a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah?
b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah baik dan mendukung proses belajar? c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam bidangnya? Jawaban: “Alasan saya menyekolahkan anak saya ke MP, pertama karena agamanya bagus ya, kebetulan saya kerja di pabrik berangkat subuh pulang malam dan suami juga sudah meninggal jadi saya menitipkan agamanya kesana gitu, kalau saya lihat juga di MP shalat Dhuha ya juga rutin, ajaran shalat sunah maupun shalat wajib ya, puasa juga udah jadi kebiasaan gitu lalu hapalan-hapalannya seperti nabi-nabi doa-doa selesai shalat sampai asmaul husnah dia hapal, pokoknya bagi saya agamanya di MP udah jempolan lah gitu. Saya masukin anak saya dari TK sampai SMP yak arena akan saya kn cowok jadi saya khawatir sama pergaulan sekarang jadi harus ditanamkan agama dari kecil. Kalau soal bayaran di Pembangunan memang besar ya mahal gitu ya kalau untuk ukuran saya yang single parent tapi balik lagi apapun kalau untuk anak terutama agama untuk masa depannya, saya akan usahakan gitu. Kalau mau disekolahkan di negeri sebenarnya bisa apalagi gratis kan apalagi saya single parent tapi saya balik lagi apapun kalau untuk masa depan anak saya supaya agamanya bagus gitu saya akan pilih MP. Dilihat dari kurikulumnya juga bagus, berimbanlah ya antara ilmu eksak dan ilmu agamanya. Tapi pengennya ya bahasa inggris ya lebih ditamankan apalagi sekarang bahasa inggris lebih diperlukan. Kalau fasilitasnya yang saya lihat sudah lengkap ya. Lalu ada kegiatan dalam setahun dua kali atau sekali beritikaf disekolah merenungi kesalahan-kesalahannya dan sampai dirumah anak itu langsung minta maaf karena misalnya sudah melakukan kesalahan gitu. Mungkin dengan kurikulumnya lalu fasilitas nya yang cukup mungkin sudah pas ya tapi sekali lagi bagi saya yang hanya single parent segitu ya lumayan mahal ya. Lalu guru-gurunya menurut saya, karena saya kan suka berhadapan langsung saya bilang ke gurunya kalau anak saya bandel atau salah tolong kasih hukuman karena saya kn setiap harinya berangkat subuh pulang malam dan tidak ada waktu untuk mengajari anak saya gitu, dan guru-gurunya sudah cukup bagus dan mumpuni gitu.” 2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN Jakarta? Jawaban: Dulu saya pindah ke Taman Kedaung tahun 1986 terus sering denger juga dan suka bolak balik UIN lihat ada TK ya disana trus SD sampai sekarang di SMP ya, tapi klo dari anak ya sendiri memang kebetulan anaknya jenuhan jadi mungkin boring gitu dari TK sampai SMP di MP mulu insyaAllah kalo nilainya bagus mungkin bisa masuk ke sekolah negeri, karena dipikiran saya anak laki-laki dari kecil harus di
swasta soalnya yang diincar ya agamanya itu, jadi untuk membiasakan dirinya dari kecil sudah ditamankan agama.” 3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya? Jawaban: “Dulu waktu anak saya masih SD saya suka kesana tapi sekarang saya sudah ga pernah kesana lagi karena saya juga sibuk bekerja ya. Madrasah juga sering mengadakan acara dan mengundang orang tua murid tapi saya kn bekerja jadi ga bisa dating.” 4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah? Jawaban: “Dulu pendidikan saya negeri tapi saya dlu tuh dapet dua ijasah, Tsanawiyah dan negeri. Jadi setiap hari ya saya sebelum dan sesudang sekolah selalu belajar agama kaya ngaji dan lain-lain.”
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa Data Responden Nama
: Ferial Nona
Usia
: 45 Tahun
Pendidikan Terakhir : Sarjana Muda Status Pekerjaan
: a. PNS d. Professional
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan: a. < 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000 (50.000.000) 1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini? a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah baik dan mendukung proses belajar? c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam bidangnya? Jawaban: “Alasan saya menyekolahkan anak saya ke MP, karena agamanya biar dunia akhiratnya dapet gitu. Disini banyak sekolah madrasah seperti al-Azhar tapi tidak seperti MP agamanya bagus. Alsan lain juga karena jaman sekarang seperti ini untuk pendidikan agamanya Aldo lebih bagus untuk kedepannya, dan MP adalah madrasah terbaik di DKI dan sodara-sodara tante juga banyak yang disitu.
Kurikulumnya bagus, tapi tidak semua anak dapat mengikuti karena anak-anak yang sekolah di MP adalah anak-anak yang memang harus rajin, kn anak tante dua yang udah masuk sana tapi yang kakak ya ga sanggup ngikutin pelajarannya akhirnya minta keluar dan sekarang tinggal Aldo anak kedua tante dan katanya dia masih sanggup dan memang pelajaran di MP kan leih dari pelajran di sekolah lain kalo ga salah ada 8 atau7 mata pelajaran diluar mata pelajaran umum. Faktoe lain juga karena tante dulu background pendidikannya ada agamanya jadi tante bilang ke anak tante dicoba aja dulu, kalau dari pertama agamanya udah bagus dimanapun kamu berada insyaAllah nak kamu terjaga. Malah tante pengennya kalau anak laki-laki harus dipesantrenin biar dapet agamanya kuat. Kalau fasilitasnya sendiri menurut tante cukup bagus, tapi sayangnya bangkubangku kelasnya, kelasnya juga masih monoton belum berstandar internasional jangan mau alah dengan sekolah-sekolah lain, apalagi MP adalah madrasah terbaik seDKI seharusnya kelasnya sudah standar internasional, kan sekarang madrasah masih dianggap remeh gitu jd jangan mau diremehkan. Kalau SPP ya menurut tante murah kalau dilihat dari fasilitasnya dan sudah punya nama termasuk murah dibandingkan dengan sekolah anak ketiga tante di alSukro walaupun bedanya Cuma 20.000 ya, lalu juga sodara tante juga ada yang sekolah di al-Izhar yang SPP ya luar biasa mahal tapi kualitasnya jauh dibawah MP. Tapi tante saranin MP punya dana BOS untuk anak orang yang kurang mampu ekonominya digratiskan, masa kita kalah dengan sekolah Kristen dan katolik ya. Dulu tante SDnya disekolah Kristen karena dulu jaman tante ga ada sekolah Islam yang baik, jadi kalau ada murid yang kurang mampu maka semua digratiskn. Tante berharap MP bisa mengadakan sekolah gratis bagi murid yang kurang mampu, sekarang orang tua yang mampu ditarikin, misalnya SPPnya Rp 350.000,perbulannya ditambah Rp 50.000.-, jadi apa salahnya si yang mampu ngeluarin RP 50.000 perbulan untuk membiyai murid yang kurang mampu Lalu guru-gurunya juga sudah berkompeten dan kebanyakn guru-gurunya sudah ada yang S2, S1 gtu.” 2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN Jakarta? Jawaban: “Tante dapat informasi selain dari sodra juga dari media massa lalu juga dari pergaulan tante karena banyak temen-temen tante yang anaknya sudah lebih dulu sekolah di MP dan itupun dari kalangan menengah keatas, kan madrasah ideentik dengan maap ya kalangan bawah gitu.” 3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya? Jawaban: “Karena tante sibuk maka tante ga bisa ikut kalau ada kegiatan-kegitan tapi kalau tenaga tante ga bisa tapi kalau materi insyaAllah tante bisa bantu semampunya.” 4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah? Jawaban: “bagus menurut tante, jadi kalau anak tente disuruh shalat sudah mengerti dan langsung jalan ga perlu harus dipukul dlu baru jalan gitu dan kalau ada tementemennya maen kerumah kalau sudah waktunya shalat mereka imaman gitu. Alhamdulillah dia mengerti doa apa aja dia tau, baca Qur‟an dia mengerti lalu asmaul
Husnah dia hapal, jadi Alhamdulillah sebandel-bandelnya anak kalo seekolahnya agama ada nilai lebihnya menurut tante ya.
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa Data Responden Nama
: Husniati
Usia
: 51 Tahun
Pendidikan Terakhir : SMA Status Pekerjaan
: a. PNS d. Professional
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan: a. < 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000 1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini? a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah baik dan mendukung proses belajar? c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam bidangnya? Jawaban: “Pertama karena background agamanya, kalau dari agamanya bagus nantinya kn anak nya bisa baik. Lingkungan juga jadi factor kenapa tante sekolahin di MP supaya imannya kuat jadi sebagai pondasinya gitu. Tante seneng tuh temen-temennya yang bukan dari MP pada ikut shalat dhuha bareng gitu. Kalau fasilitasnya menurut tante udah bagus ya, tapi untuk taneman buat praktikum biologi masih kurang tempatnya, jadi tanemannya hanya ditaruh dipojok lorong-lorong kelas, seharusnya ada tempat khusus buat taneman kaya ruang kaca atau apa gitu biar lebih terbuka gitu. Kalau dari SPP menurut tante udah lumayan ya dari apa yang diberikan sama madrasah, tapi itu setiap tahunnya pasti naek, ya mungkin itu udah menjadi kebijakan madrasah ya. Dari guru-gurunya udah baik ya, cumin Sasa pernah ngeluh katanya nilai-nilainya koq pada turun pas diajarin sama guru pengganti padahal sebelumnya nilanya lumayanlah dapet peringkat 10 besarlah gitu ya dan itu ga Cuma Sasa aja tapi mayoritas temntemen sekelasnya pun juga sama, waktu itu tante Tanya langsung ke wali kelasnya
katanya guru yang ngajar lagi cuti hamil jadi diganti guru pengganti gitu. Itu berartikan guru pengganti ya ga begitu atau belum bisa menguasai pelajarannya kan.” 2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN Jakarta? Jawaban: “Dari anak tante yang pertama sudah dimasukin di MP kaya ya udah berpuluh tahun yang lalu dan itupun tante lupa darimana dapet informasinya, mungkin dari mulut kemulutnya soalnya kan dulu UIN udah terkenal ya jadinya mungkin lewat situ juga tau nya. Terus juga kaya ya liyat jemputan dari MP koq kaya ya seneng ya jadi tuh anaknya pagi-pagi udah siap pulang juga langsung pulang gitu.” 3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya? Jawaban: “Kalau dulu sering dating waktu anak ya msh SD gitu tapi sekarang anak ya juga dh gede jd dh jarang kesan Cuma kalu ada pembagian raport aja. Tante juga kan ikut Darmawanita jadi udah sibuk sama urusan itu.” 4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah? Jawaban: “Ya nilai ya udah bagus ya, dan ke anak ya juga terlihat dari shalat sunah ya apalan doa-doanya yah begitu lah.”
Hasil Wawancara untuk Orang Tua siswa Data Responden Nama
: Nurfaida
Usia
: 45 Tahun
Pendidikan Terakhir : S2 Status Pekerjaan
: a. PNS d. Professional
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
e. Ibu Rumah Tangga
Sekedar untuk identifikasi responden, berapakah penghasilan Bapak/ibu/sdr/I perbulan: a.
< 2.500.000
b. 3.000.000-5.000.000
c. 6.000.000-9.000.000
d. > 10.000.000 1. Apa alasan bapak/ibu menyekolahkan anaknya di madrasah ini? a. Apakah ciri khas kurikulum agama menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? b. Menurut bapak/ibu bagaimana fasilitas yang disediakan madrasah, apakah sudah baik dan mendukung proses belajar? c. Apakah SPP menjadi salah satu pilihan anda untuk menyekolahkan anak anda di madarah? d. Apakah menurut anda guru-guru yang mengajar di madrasah berkompenten dalam bidangnya? Jawaban:
“alasan tante, tante pingin mempunyai anak yang bener-bener mempunyai pembekalan agama yang kuat, menurut tante di wilayah lingkungan tante ini yang paling deket jaraknya di MP dan ga terlalu jauh dan memang tante tau kualitasnya mutu dari MP tersebut, jadi kalaupun terjadi apa-apa dengan anak tante misalnya dia sakit atau apa yang mengharuskan tante bertindak cepat itu ga terlampau jauh artinya bisa ditempuh dengan ojek, letak MP juga menjadi factor atau alasannya. Dilihat dari kurikulumnya itu bagus, apalagi MP dah menggunakan standar ISO makanya anak tante tiga tiganya dari sana. Fasilitasnya juga sudah baik ya, dari guru-gurunya ke murid sangat care misalnya ini dari pengalaman tante sendirinya, anak tante nilainya menurun gurunya itu langsung menghubungi tante menanyakan kenapa nilainya koq turun, terus tante minta solusinya dan gurunya bilang kalau anak tante disuruh ikut les dan itu tanpa dipungut biaya apapun. Jadi memang awalnya tante bayar besar kaya uang pangkalnya tuh besar sekali tapi kesini-sini udah ga dipungut biaya lagi kecuali SPP ya dan SPP ya juga besar ya dibandingkan dengan sekolah lain tapi menurut tante udah seimbang koq dengn apa yang didapat anak tante. Dari guru-gurunya juga sudah berkompeten, karena orang udah tau ya kualitas MP kaya gimana, dan tentunya MP merekruit tenaga pengajarnya juga ga sembarangan dan dapat dilihat dari anak tante yang tante tuh ga pernah ngajarin baca al-Qur‟an yang bener ternyata dia bisa malah saya diajarin, lalu asmaul husnah dia juga apal pokoknya doa-doa pendek abis shalat tuh dia apal padahal tante ga pernah mengajarkan dan dia tau itu dari gurunya dan pastinya itu guru yang berkualitas.” 2. Darimana bapak/ibu mendapatkan informasi tentang Madrasah Pembangunan UIN Jakarta? Jawaban: “Tante dapat informasi itu dulu dari kakak yang empat anaknya semua sekolah di MP, dan kakak tante tau dari tetangganya pokoknya akhirnya dari mulut kemulut. Jadi ada keuntungan lain juga menyekolahkan anak ke MP, kalau di MP kan fullday ya jadi anak dari pagi sampai sore dititpin disana dan pulang biasanya sore cumin maen sebentar magrib pulang beda dengan sekolah biasa kan pulangnya siang malah anak bisa maen kemana-man tanpa ada pengawasan, apalagi tante kan kerja ya jd pengawasan ke anak kurang, jadi kekurangan-kekurangan tante bisa dipenuhi oleh MP.” 3. Bagaiman bentuk partisipasi orang tua siswa terhadap madrasah atau sebaliknya? Jawaban: “Biasanya kalau ada kegiatan di sekolah misalnya kalau ada mauled nabi anak murid ya disuruh bawa makanan atau minuman yang nantinya dibagikan ke anakanak ya lagi kaya tuker menukar gitu. Lalu madrasah juga ngadain pengajian ya tapi tante ga ikut soalnya kan tante juga kerja jadi ga bisa dateng. Tapi kalo yang urgent kaya kita suka diundang buat nerima raport bayangan setiap 3 bulan sekali nah disitu ada evaluasi tentang anak-anak kita. Nah kita tau apa aja kekurangan anak kita dari situ dan guru-gurunya pun mengajar sesuai target artinya missal dalam tiga bulan anak itu harus hapal minimal berapa surat kalo belum bisa hapal, guru itu akan terus mengajari, beda sama di sekolah negeri guru-gurunya mengajar sesuai target yankalau anak muridnya belum bisa ya tetep lanjut gitu.”
4. Menurut bapak/ibu bagaimana nilai yang diterapkan di madrasah? Jawaban: “Nilai-nilai yang diterapkan di MP menurut tante udah bagus ya, bisa dilihat di anak tante jadi shalatnya rajin pokoknya jadi punya tanggung jawab gitu kalau ga dikerjain dia udah tau dosa gitu.
TABEL
Tabel 3.5 Jenis Pekerjaan orang Tua Murid kelas VIII dan VIIII a. Ayah No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jenis Pekerjaan PNS Peg. Swasta Wiraswasta Polri/TNI Guru Dosen Tdk Bekerja Dokter
Ayah 69 207 70 8 8 23 3 2
Persentase (100%) 15.64% 46.94% 15.87% 1.81% 1.81% 5.22% 0.68% 0.45%
9 10 12 13
Peg. BUMN Pengsiunan Profesional Lainnya Jumlah
9 2 7 33 441
2.04% 0.45% 1.59% 7.48% 99.98%
Jenis Pekerjaan PNS Peg. Swasta Wiraswasta Polri/TNI Guru Dosen Ibu RMT Dokter Notaris Profesional Lainnya Jumlah
Ibu 61 76 30 5 19 11 156 4 1 6 72 441
Persentase (100%) 13.83% 17.23% 6.80% 1.13% 4.31% 2.49% 35.37% 0.91% 0.23% 1.36% 16.33% 99.99%
b. Ibu No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
Tabel 3.6 Pendidikan Orang Tua Murid kelas VIII dan VIIII a. Ayah No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pendidikan S1 S2 S3 D1 D2 D3 D4 SMU SMP Lainnya Jumlah
b. Ibu
Ayah 203 97 17 1 1 39 1 34 1 47 441
Persentase (100%) 46.03% 21.99% 3.85% 0.23% 0.23% 8.84% 0.23% 7.71% 0.23% 10.66% 100.00%
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pendidikan S1 S2 S3 D1 D2 D3 D4 SMU SMP Lainnya Jumlah
Ibu 202 26 5 4 5 92 1 63 3 40 441
Persentase (100%) 45.80% 5.90% 1.13% 0.91% 1.13% 20.86% 0.23% 14.29% 0.68% 9.07% 100.00%
GAMBAR-GAMBAR