1 2 KAPABILITAS FUNGSIONAL ORGANISASI KOMUNITAS LOKAL DESA TORO DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU FUNCTIONAL CAPABILITY of LOCAL COMMUNITY O...
KAPABILITAS FUNGSIONAL ORGANISASI KOMUNITAS LOKAL DESA TORO DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU
FUNCTIONAL CAPABILITY of LOCAL COMMUNITY ORGANIZATION of TORO VILLAGE IN the MANAGEMENT of LORE LINDU NATIONAL PARK.
HELMAYETTI HAMID p .0803206514
MAGISTER ADMINISTRASI PEMBANGUNAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2007
TESIS KAPABILITAS FUNGSIONAL ORGANISASI KOMUNITAS LOKAL DESA TORO DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU
Disusun dan diajukan oleh
Dr.lr. Darmawan Salman, MS. Ketua
Prof. Dr. Muh. Nur Sadik, MPM
KAPABILITAS FUNGSIONAL ORGANISASI KOMUNITAS LOKAL DESA TORO DALAM PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL LORE LINDU
Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister
Program Studi Administrasi Pembangunan
Disusun dan diajukan oleh
HELMAYETTI HAMID
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
2007
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
Helmayetti Hamid
Nomor Mahasiswa
p. 0803206514
Program Studi
Administrasi Pembangunan Konsentrasi Manajemen Perencanaan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis iili benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan terse but.
Makassar,
Agustus 2007
Yang menyatakan,
Helmayetti Hamid
iv
PRAKATA Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan tesis ini. Gagasan yang melatarbelakangi tajuk permasalahan ini timbul dari hasil pengamatan penulis terhadap organisasi komunitas lokal di Desa Toro yang belum berfungsi secara optimal
dalam pengelolaan Taman
Nasional Lore Lindu, sementara organisasi lokal tersebut telah memiliki kearifan lokal dalam mengelola sumberdaya hutan yang
ada di
lingkungannya dan kapabilitas fungsionalnya telah teruji selama beberapa dekade terakhir. Penulis bermaksud menyumbangkan sebuah konsep pemikiran sehingga organisasi komunitas lokal tersebut dapat berfungsi sf3cara optirnal dalam pengelolaan Taman Nasional Lore Lindu sesuai dengan tipe dan kapabilitas fungsionalnya. Penulis menyadari betapa banyak aral rintangan yang dihadapi oleh penulis dalam rangka penyusunan tesis ini dan berkat bantuan berbagai pihak, maka tesis ini dapat selesai tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. lr. Darmawan Salman, MS. selaku ketua komisi penasihat dan Bapak Prof. Dr. Muh. Nur Sadik, MPM. selaku anggota komisi penasihat yang telah memberikan bimbingan dan arahan, kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada : v
1. Rektor Universitas Hasanuddin Makassar; 2. Direktur Program Pascasarjana, Asisten Direktur I,
dan
Assisten
Direktur II Universitas Hasanuddin; 3. Kepala Pusbindiklatren Bappenas dan stat; 4. Kepala Pusat Studi Kebijakan dan Manajemen Perencanaan dan stat; 5. Ketua Program Studi Administrasi Pembangunan beserta stat, 6. Tim
Penguji
dan
Para
Dosen
Konsentrasi
Studi
Manajemen
Perencanaan; 7. Departemen
Kehutanan
Rl,
khususnya
Direktorat
Jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, dan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan Bogar. 8. Kepala Balai Taman Nasional Lore Lindu (Bpk. lr. Agus Priambudi, M.Sc) yang seialu membcrikan du!
VI
12. Rekan-rekan
sepe~uangan
angkatan
IV
Tailor Made
PSKMP
Universitas Hasanuddin Makassar, dan seluruh sahabat, serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini yang tidak mampu disebutkan satu per satu. Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan yang berlipat ganda kepada semua pihak atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan demi terselesainya tesis ini, Jazakumu/lahu khairan katsiran bil jannah (semoga Allah membalas semua kebaikan dengan surga), dan penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat. Amien.
Makassar,
Agustus 2007
HELMAYETII HAMID
vii
ABSTRAK
HELMAYETTI HAMID. Kapabilitas Fungsional Organisasi Komunitas Lokal Desa Toro dalam Penge/o/aan Taman Nasional Lore Lindu (dibimbing oleh Dannawan Salman dan Muh. Nur Sadik). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan profil organisasi komunitas lokal yang ada di Desa Toro; menganalisis fungsi organisasi komunitas lokal dalam pengelolaan Taman Nasional Lore Lindu; dan menganalisis kapabilitas fungsional organisasi komunitas lokal dalam p~ngelolaan Taman Nasional Lore Lindu Penelitian ini dilaksanakan di Desa Toro, Kecamatan Kulawi Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan diskusi terfokus terhadap ketua dan anggota organisasi komunitas lokal Desa T oro serta pengamatan lapangan. Data dianalisis dengan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ada lima organisasi komunitas lokal di Desa Toro yang berhubungan dengan pengelolaan TN Lore Lindu, yaitu Maromu I persatuan, dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat Toro akan lahan; Lembaga Masyarakat Adat, berwenang untuk menyus:.m dan menetapkan aturan dan sanksi ad at; T ondo Ngata, berfungsi sebagai tenaga penegak hukum; Pemerintah Desa, bersama LMA menetapkan aturan dan sanksi ad at; dan Organisasi Perempuan Ad at Ngata Toro (OPANT), berfungsi untuk meningkatkan peran perempuan dalam pengambilan kebijakan di Toro; (2) Tipe fungsional dan prinsip yang dipenuhinya adalah: Maromu, tipe fungsionalnya adalah saling bantu dan memenuhi prinsip pemanfaatan; Lembaga Masyarakat Adat dan Tondo Ngata, tipe fungsionalnya adalah manajemen aset dan memenuhi prinsip pelestarian, perlindungan dan pemanfaatan; OPANT dan Pemerintah Ngata, tipe fungsionalnya adalah Organisasi Pembangunan serta · memenuhi prinsip pemanfaatan, (3) Proses kapabilitas fungsional masyarakat Desa Toro, berlangsung dalam tiga tahap, yaitu diperolehnya pengakuan atas otonomi pengelolaan sumberdaya hutan oleh Balai TN Lore Lindu, ditata; 1ya lembaga-lembaga lokal yang bertanggung jawab mengelola dan mengatur pemanfaatan sumberdaya hutan secara arif, dan disusunnya aturan dan sanksi adat agar pengelolaan sumberdaya hutan dapat dipertanggung jawabkan. Saran yang diberikan kepada Balai TNLL untuk segera melakukan zonasi secara fisik di lapangan serta membentuk Tim Zonasi Partisipatif. Melakukan penguatan terhadap kelembagaan lokal Toro. Kepada komunitas adat Ngata Toro, melanjutkan proses yang ada untuk menyusun rencana pembangunan ngata/desa yang lebih baik (RPJP, RPJM dan Rencan~ Tahunan Ngata) dengan tetap,.~~(!andaskan kepada kemampuan sumberdaya, organisasi dan norm_~~9i(na te · · melembaga . ~ ~\'IDJO,If
.t:JI
/)'/ ~~ ot p.B
~
411~
Vlll
H-i
,;'1-t-,
.
::k. ., ;4> ·~~ ~~ ~~ -;-~., ~r~ ~ fb'
..
..ov
r
"'-t_.-ry
t; .-
"""r·.a~\\~'"'
,
·
ABSTRACT HELMAYETTI HAMID. Functional Capability of Local Community Organization of Toro Village in the Management of Lore Lindu National Park . (guided by Darmawan Salman and Muh. Nur Sadik). This research aim to (1) describe the profile of local community organizational in Toro Village; (2) analyze the function of local community organization in the management of Lore Lindu National Park; and (3) analyze the capability of local community organization in the management of Lore Lindu National Park. This research was carried out in Toro Village, Kulawi District, Donggala Regency of Central Sulawesi. The data were obtained through interview, focused discussion, observation. The data were then analyzed qualitatively. The result show that (1) there are five local community organizations in Toro Village which are related to the management of Lore Lindu National Park, namely, Maromu I association, background by requirement of society Toro of farm; Institute of Custom Society, authoritative to compile and arrage the rule and sanction of custom; Tondo Ngata, fuctioning as forest ranger; Village Government, along with LMA to compile and arrage the rule and sanction of custom; and Woman Organization of NgatCl Toro Custom (OPANT), functioning to increase woman role in policy intake in Toro. (2) functional type and principle fulfilled is Maromu in which its functional type is mutually assisting and fulfillment of utilization principle; Institute of Custom Society and T ondo Ngata in which its functional types are asset management and the fulfillment of preservation principle, protection and utilization; OPANT and Village Governmental in which its functional types are development organization and the fulfillment of utilization principle, (3) the process of community functional capability of Toro Village is done in three steps, namely, to obtain the admission for autonomy of forest resources management by Lore Lindu National Park, to arrange the local institutions which are in charge of managing and arranging the use forest resources wisely, and to arrange of forest the rules and sanctions of custom for the responsibility ma1agement. It is Suggested to Lore Lindu National Park, immediately to conduct the zonation physically in field and also build the Partisipative Zonation Team. Doing reinforcement to local institute. For Ngata Toro community, it is hope to continue the existing process of arranging the plan of ngata/village development better ( long term, middle term and short term Plan) based on the capability resources, organization, and norm.
Aksi Kolektif, Organisasi Sosial dan Organisasi Pembangunar. yang Ada di Ngata Toro, yang Berhubungan dengan Pengelolaan TNLL
71
4.
Hubungan Antara Tipe Fungsional Aksi Kolektif, Organisasi Sosial dan Organisasi Pembangunan dengan Prinsip Pengelolaan TNLL yang difasilitasinya.
81
5.
Hubungan Aksi Kolektif, Organisasi Sosial dan Organisasi Pembangunan, dengan Tata Ruang Ad at Desa Toro
82
6.
Kontribusi Aksi Kolektif, Organisasi Sosial dan Organisasi Pembangunan, dengan Prinsip Pengelolaan TN Lore Lindu
106
7.
Kronologis Perkembangan Aksi Kolektif, Organisasi Sosial dan Organisasi Pembangunan
11 0
8.
lnterelasi Aksi Kolektif, Orgaisasi Sosial dan Organiasi Pembangunan Dengan Organisasi Pendukung Eksternal
117
9.
Jenis-jenis Pelanggaran di dalam Kawasan Hutan
139
10
Perubahan Unsur Pembangunan yang Terjadi untuk Menunjukan Kemampuan Pengorganisasian Diri Komunitas Toro
140
XII
DAFTAR GAMBAR Halaman
Nomor
1.
Keterkaitan Antara Prinsip-prinsip Pengelolaan Taman Nasional dan Fungsinya
26
2.
Kerangka Pemikiran Penelitian
44
3.
Tahapan-Tahapan Penelitian
53
4.
Struktur Lembaga Masyarakat Adat Ngata Toro
90
5.
Wewenang Lembaga Masyarakat Adat Ngata Toro
90
6.
Bagan Alir Proses Perijinan Pemanfaatan SDA di Ngata Toro
93
7.
Struktur Organisasi Pemerintah Ngata Toro
99
8.
Peta Zonasi TNLL
123
9.
Peta Tata ruang Adat Ngata Toro
123
10.
Peta Hasil Overlay Zonasi TNLL dengan Tata Ruang Adat Ngata Toro
124
11.
Struktur Hubungan Antar Lembaga di Ngata Toro
129
12.
lmplikasi Kebijakan tentang Zonasi TNLL
142
13.
lmplikasi Kebijakan tentang Penguatan Kelembagaan lokal
145
X Ill
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Nomor 1.
Lokasi Penelitian
156
2.
Padanan Kata antara Bahasa Daerah dengan Bahasa Dokumen dalam Ada yang Indonesia Perencanaan
157
3.
Peta Zonasi Taman Nasional Lore Lindu
158
4.
Peta Partisipatif Ngata Toro
159
5.
Peta Overlay antara Zonasi TNLL dengan Tata Ruang Ad at Ngata T oro
160
6.
Surat Pernyataan Kepala Balai TNLL
161
7.
Sumberdaya Konservasi Kesepakatan Masyarakat Ad at Ngata T oro
8
Berita Acar2 Perkara Penjatuhan Pengelolaan Sumberdaya Hutan
A lam
163
Adat
164
9.
Surat Pernyataan Pelanggaran terhadap Aturan Adat Pengelolaan Sumberdaya Hutan
167
10.
Peraturan Desa Toro No 03/KPD/111/2007 tentang Pungutan Desa Bidang Kependudukan
168
11.
Foto-Foto Penandatanganan Prasasti Kesepakatan Konservasi Masyarakat Ad at Ngata T oro
171
12.
Foto-Foto Aksi Kolektif, Organisasi Sosial Organisasi Pembangunan di Ngata Toro
dan
172
13.
Foto-Foto Tata Ruang Wilayah Adat (Hasil pemetaan partisipatif) Ngata T oro
174
XIV
Sanksi
BASI PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Indonesia
adalah
negara
yang
sangat
menganut
paradigma
modernisasi. Sejarah pembangunannya menunjukkan bahwa paradigma modernisasi adalah main stream terutama dalam kurun waktu 1969 1980-an (Salman, 2005).
Paradigma modernisasi mengacu kepada
asumsi bahwa kemiskinan dan keterbelakangan didefinisikan berdasarkan perbedaan kondisi ekonomi, politik, sosial dan budaya yang ada diantara bangsa kaya denga!1 bangsa rniskin, yang disebabkan oleh ciri kultural dan struktural masyarakat (Amien, 2005). lmplikasi bagi negara dunia ketiga (termasuk Indonesia) yang menganut toeri modernisasi ini didalam kebijakan pembangunan, untuk memoderr.kan dirinya, disarankan melakukan pembangunan ekonomi, meninggalkan dan menggar.ti nilai-nilai tradisional dan melembagakan demokrasi politik (Suwarsono, 1991 ). Dalam prakteknya, pembangunan ekonomi menjadi arus utama teori modernisasi.
ldeologi pembangunan
yang dianut adalah pertumbuhan, efisiensi dan kompetisi. pembangunan
terfokus
pada
ekspansi
produktivitas
Tujuan ekonomi.
Kesuksesan diukur dari kenaikan angka GDP, perolehan devisa dan penyerapan tenaga
ke~a
pada tingkat nasional (PSKMP,2002).
2
Salah satu sektor penyumbang devisa dan penyerapan tenaga kerja terbesar adalah sektor kehutanan. Tercatat devisa yang dihasilkan dari sektor kehutanan mencapai US$ 7 - 8 milyar per tahun.
Sektor
industri kehutanan telah menjadi sumber mata pencarian langsung sekitar 6 juta orang (Wibowo, 2006).
Namun peningkatan nilai ekonomi dari
sektor kehutanan berbanding lurus dengan peningkatan laju kerusakan hutan. Data yang dikemukakan oleh Fox (2002) dalam Adhuri (2003) menunjukkan parahnya kerusakan hutan di Indonesia.
Jika kecepatan
pengundulan hutan tidak dikurangi dari kecepatan pada saat ini yang bergerak dari 1,6 juta hektar pertahun menjadi 2,4 juta hektar pertahun, maka diperkirakan kebanyakan hutan dataran rendah akan lenyap pada l
2010.