Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 1-9 (Januari 2015)
ISSN 0852 -2626
KANDUNGAN PROTEIN KASAR, KALSIUM, DAN FOSFOR TEPUNG LIMBAH UDANG SEBAGAI BAHAN PAKAN YANG DIOLAH DENGAN ASAM ASETAT (CH3COOH) Andre R.Y. Wowor*, B. Bagau **, I. Untu ** dan H. Liwe ** Fakultas Peternakan, Universitas Sam Ratulangi Manado, 95115 ABSTRAK
ABSTRACT
Penelitian ini telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan larutan asam asetat pada pengolahan tepung limbah udang dengan konsentrasi yang berbeda. Limbah udang yang digunakan berupa daging sisa, kulit, kepala, dan bagian lainnya yang tidak dimanfaatkan.Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari A0 = aquades tanpa asam asetat, A1 = asam asetat 5%, A2 = asam asetat 10%, dan A3 = asam asetat 15%. Variabel yang diukur yaitu kandungan protein kasar, kalsium, dan fosfor. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa perlakukan memberikan pengaruh nyata (P < 0.05) terhadap protein kasar, kalsium, dan fosfor. Beda Nyata Jujur menunjukkan bahwa perlakukan A2 berbeda nyata lebih tinggi kandungan protein kasarnya dari perlakuan A0, A1, dan A3. Namun secara nyata menurunkan kadar kalsium dan fosfor. Berdasarkan hasil penelitian ini, persentase protein kasar tepung limbah udang yang diolah dengan asam asetat 10% merupakan perlakuan terbaik dengan kandungan protein kasar sebesar 58.37%, kalsium 2,98%, dan fosfor 0,98%.
THE EFFECT OF UTILIZATION OF ACETIC ACID (CH3COOH) SOLUTION IN SHRIMP WASTE MEAL PROCESSING AS A FEED ON CRUDE PROTEIN, CALCIUM AND PHOSPHORUS CONTENT.An experiment was conducted to determine the effect of different level of acetic acid solution in the processing of shrimp waste meal. Shrimp waste material was in the form of leftover meat, skin, head, and other unutilized parts of shrimp. Research was arranged using Completely Randomized Design (CRD) with 4 treatments: A0 = distilled water without acetic acid solution, A1 = 5% acetic acid solution, A2 = 10% acetic acid solution, and A3 = 15% acetic acid solution. Each treatment was replicated 4 times. Tukey’s test was employed to analyze treatment differences. Variable measured were: crude protein, calcium, and phosphorus content of shrimp waste. Research result showed that acetic acid solution level significantly affect protein, calcium, and phosphorus content of shrimp waste. Crude protein content of A2 was significantly (P < 0.05) higher compared with A0, A1, and A3, but significantly (P < 0.05) reduced calcium and phosphorus content of shrimp waste meal at the higher level. It can be concluded that utilization of 10% acetic acid solution in shrimp waste meal processing gave the best result with protein content of 56,37%, calcium 2,98%, and phosphorus 0,98%.
Kata Kunci :Limbah udang, asam asetat, protein, kalsium, fosfo
Keywords :Shrimp waste meal, Acetic acid solution, Protein, Calcium, Phosphorus
*Alumni Fakultas Peternakan Unsrat ** Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak
1
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 1-9 (Januari 2015)
ISSN 0852 -2626
mengandung protein kasar sekitar 25-40 PENDAHULUAN
persen, kalsium karbonat 45-50 persen dan
Pengunaan bahan pakan berkualitas untuk
penyusunan
ternak
yang telah disebutkan, limbah udang
merupakan persyaratan mutlak yang harus
sendiri mengandung karotinoid berupa
dipenuhi.Dewasa ini, komoditas pakan
astaxantin yang merupakan pro vitamin A
tertentu mengalami masa yang sulit akibat
untuk pembentukan warna kulit.Gambaran
nilai
kandungan protein dan mineral yang
inputnya
berdampak
ransum
kitin 15-20 persen.Selain sebagai sumber
meningkat
terhadap
sehingga
tingginya
harga
cukup tinggi dari limbah udang, dapat
ransum.Kondisi ini memerlukan suatu
dijadikan sebagai pakan alternatif untuk
upaya mendapatkan alternatif bahan pakan
ternak (Muzzarelli dan Joles, 2000).
yang murah, mudah diperoleh, berkualitas baik,
serta
bersifat
Kandungan protein kasar yang tinggi
nonpangan
dalam
kulit
udang
ini
tidak
dapat
(Widodo,2000).Pemanfaatan bahan pakan
dimanfaatkan secara maksimal karena
lokal seperti produk perikanan dan hasil
adanya faktor pembatas dalam kulit udang,
ikutannya
yaitu
diharapkan
semaksimal
mungkin
kandungan khitin
yang
tinggi.
dapat
mengurangi
biaya
Menurut Purwaningsih (2000), kandungan
ransum.Salah satu
diantaranya
adalah
khitin pada kulit udang yaitu 30% dari
limbah udang.
bahan keringnya.Protein yang terkandung
Indonesia tercatat sebagai Negara
dalam kulit udang berikatan erat dengan
penghasil udang terbesar ketiga di dunia.
khitin dan kalsium karbonat (dalam ikatan
Setiap tahunnya dihasilkan sekitar 0,08
protein-khitin-kalsium karbonat) sehingga
juta ton dari luas tambak udang 380.000
dalam penggunaanya pada ternak akan
hektar.
yang
menurun, terutama dalam pencernaan.
dihasilkan dari proses pengolahan udang
Dalam kasus yang signifikan, penggunaan
berkisar 30-40 persen dari berat udang
kulit udang berpengaruh pada unggas
(Purwanti dkk, 2001).
karena tidak mempunyai enzim khitinase
Adapun
Kebutuhan
limbah
ternak
udang
akan
protein
pada saluran pencernaanya.
menjadi salah satu hal yang krusial bagi
Upaya
memaksimalkan
potensi
peternak dewasa ini. Penggunaan sumber
protein dalam kulit udang, menghendaki
protein yang mahal menjadi salah satu
pengolahan
kendala yang berdampak pada tingginya
menurunkan kadar khitinnya. Pengolahan
biaya
yang tepat dalam mengolah limbah kulit
produksi.Limbah
udang
2
terlebih
dahulu
untuk
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 1-9 (Januari 2015)
ISSN 0852 -2626
udang seperti pengolahan secara kimiawi
oven, food chopper, kertas alumunium
dengan menggunakan asam diantaranya
foil, timbangan digital, wadah aluminium,
asam asetat akan memberikan hasil yang
kamera, dan alat tulis menulis.
tinggi. Sehingga protein yang dihasilkan
2. Bahan
dapat digunakan secara maksimal. Penggunaan
Bahan-bahan
asam
asetat
yang
digunakan
dalam penelitian yaitu limbah udang segar
(CH3COOH) pada dasarnya mengacu pada
dan asam asetat pro-analyst (98%).
struktur polimer khitin.Pada posisi C kedua di dalam khitin adalah grup
Metode Penelitian
asetamido (NHCOCH3), dengan demikian
Rancangan Percobaan : Penelitian
terdapat adanya kemungkinan larutnya
menggunakan Rancangan Acak Lengkap
asetamido
sesuai petunjuk Steel dan Torrie (1995),
Asam
dengan asetat. Penggunaan
asetat
hilangnya
juga
kalsium
berpengaruh karbonat
ini
pada
dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan.
menjadi
Perlakuan limbah udang disusun sebagai
padatan dan gas CO2, dengan asumsi
berikut:
bahwa, asam asetat akan berikatan dengan
A0 = Perendaman dengan aquades
asetamido sehingga membentuk gugus
tanpa asam asetat
protein.
A1 = Perendaman limbah udang dengan larutan asam asetat 5%
MATERI DAN METODE
A2 = Perendaman limbah udang
PENELITIAN
dengan larutan asam asetat 10% A3 = Perendaman limbah udang
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian Laboratorium
ini
dengan larutan asam asetat 15%
dilaksanakan
Analisis
di
Model
Pakan Jurusan
matematis
Rancangan
Acak
Lengkap sebagai berikut:
Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi
Yij = + i + ij
Manado, pada bulan Maret sampai dengan Mei 2014 selama 2 bulan.
Keterangan: Yij
Materi Penelitian
ke-i dan ulangan ke-j
1. Peralatan Alat
yang
= Nilai pengamatan dari perlakuan
digunakan
dalam
penelitian ini yaitu topless kaca, saringan,
3
= Nilai tengah umum
i
= Pengaruh perlakuan ke-i
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 1-9 (Januari 2015)
ij
ISSN 0852 -2626
Hasil ini sejalan dengan pendapat
= Pengaruh galat yang timbul pada
Poedjiadi (2010) bahwa konsentrasi asam
perlakuan
yang tinggi dapat menyebabkan struktur protein menjadi rusak sehingga kandungan
Variabel Penelitian 1. Protein
protein turun. Menurut Chamidah dan
2. Kalsium
Elita (2002), perendaman dalam larutan
3. Fosfor
asam
asetat
menyebabkan
protein
struktural akan mengalami pengembangan (swelling) sehingga struktur koil terbuka. Selanjutnya dijelaskan, konsentrasi larutan
HASIL DAN PEMBAHASAN
asam asetat yang tinggi menyebabkan terjadinya pemutusan ikatan hidrogen dan
Pengaruh Perlakuan Asam Asetat Terhadap Kandungan Protein Kasar Tepung Limbah Udang
pembukaan struktur koil kolagen secara berlebih sehingga sebagian asam amino
Penggunaan
pada
terekstrak dan terlepas dari kolagen dan
udang
terbawa ke air buangan, akibatnya kadar
memberikan pengaruh nyata (P<0.05)
protein yang diperoleh lebih rendah. Hasil
terhadap kandungan protein kasar.Hasil uji
penelitian
lanjut
(BNJ)
dilaporkan Mirzah (1990), bahwa bahan
menunjukkan perlakuan A2 (pengolahan
kimia dan panas dapat menguraikan ikatan
Asam
menghasilkan
protein dengan mineral pada kulit udang
kandungan protein kasar yang secara nyata
yang akan mudah terdegradasi sehingga
lebih tinggi dibandingkan perlakuan A0,
meningkatkan
A1, dan A3.Hal ini menunjukkan bahwa
makanannya.
pengolahan
asam
tepung
Beda
asetat
Nyata
10%)
asetat
limbah
Jujur
ini
sejalan
dengan
kualitas
yang
zat-zat
penggunaan larutan asam asetat sampai
Kandungan protein kasar limbah
10% dapat menaikkan nilai protein kasar
udang yang diolah dengan asam asetat
dan merupakan dosis maksimal untuk
10% sebesar 58,37% setara dengan hasil
menghasilkan kandungan protein kasar
penelitian Nwanna (2003) dan Mirzah
tepung limbah udang yang optimal, sebab
dkk., (2008) sebesar 58.86% dan 55.63%
pada perlakuan A3 (Asam asetat 15%)
sekalipun
keduanya
kandungan protein kasar telah mengalami
pengolahan
limbah
penurunan, namun masih lebih tinggi
fermentasi.
dibandingkan dengan tanpa asam asetat dan asam asetat 5%. (Tabel 1) 4
melakukan udang
secara
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 1-9 (Januari 2015)
ISSN 0852 -2626
menghasilkan
Pengaruh Perlakuan Asam Asetat Terhadap Kandungan Kalsium Tepung Limbah Udang
ion
H
(Ismangil
dan
Hanudin, 2005). Santoso dkk.(2007) menyatakan
Penggunaan pengolahan
asam
tepung
asetat
limbah
pada
bahwa pengolahan dengan asam asetat
udang
0,5% pada udang vannamei meningkatkan
memberikan pengaruh nyata terhadap
kelarutan kalsium hingga 26,33%. Hal ini
kandungan kalsium (P<0,05). Hasil Uji
sejalan dengan penelitian Idris (2010) yang
Beda Nyata Jujur menunjukkan kandungan
menyatakan bahwa penggunaan asam
kalsium pada perlakuan A1 dan A2 tidak berbeda
nyata
(P>0.05).Begitu
dengan
kandungan
kalsium
asetat 0,5% sebagai media perebusan pada
pula
udang mantis dapat melarutkan kalsium
pada
sebanyak
perlakukan A2 dan A3yang tidak berbeda
mineral pada hewan crustacean.Hal ini
dengan nilai kalsium pada A2 dan A3.Nilai ditunjukkan
(2012)
asetat dalam pengolahan dapat melarutkan
berbedanya nyata (P<0.05) dibandingkan
terendah
Hayati
menyatakan bahwa penggunaan asam
nyata (P>0.05).Kandungan kalsium A1
rataan
23,26%.
sejalan dengan penelitian Abun (2009)
pada
bahwa pengolahan dengan asam bersifat
perlakuan A3 dimana nilai rataan kalsium
membengkakkan
dari tepung limbah udang sebesar 2,36%.
(swelling)
jaringan,
sehingga kalsium jadi mudah terurai dan
Penurunan kalsium yang signifikan terjadi
dapat melarutkan kalsium.
pada perlakuan A3, sedangkan perlakuan A2 dan A3 tidak berbeda nyata (P>0.05).
Pengaruh Perlakuan Asam Asetat Terhadap Kandungan Fosfor Tepung Limbah Udang
(Tabel 2) Konsentrasi yang meningkat dari asam
organik
dapat
merombak
dan
Dari uji Beda Nyata Jujur (BNJ)
melarutkan ikatan mineral. Perombakan
menunjukkan perlakuan A0 berbeda nyata
dan kelarutan ikatan mineral disebabkan
(P<0.05) dengan perlakukan A2, dan A3,
oleh ion H, oleh karena itu semua proses
sedangkan perlakuan A0 tidak berbeda
yang menyebabkan perubahan konsentrasi
nyata(P>0.05)
ion H, dapat menyebabkan perubahan
A1Perlakukan A1 tidak berbeda nyata
kecepatan pelarutan mineral. Peningkatan
(P>0.05) dengan A2, dan perlakuan A3.
konsentrasi ion H dimungkinkan oleh
(Tabel 3)
dengan
perlakuan
makin meningkatnya konsentrasi asam
Semakin tinggi konsentrasi larutan
atau pun keadaan yang menyebabkan
asam asetat, semakin besar fosfor yang
makin
terdegradasi
kuatnya
disosiasi
asam
5
dalam
tepung
limbah
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 1-9 (Januari 2015)
ISSN 0852 -2626
udang.Hal ini sejalan dengan pendapat
Persentase protein kasar tepung
Bastaman (1989), yang menyatakan bahwa
limbah udang yang diolah dengan asam
komponen
dilarutkan
asetat 10% merupakan perlakuan terbaik
dengan menggunakan asam dan menurut
dengan kandungan protein kasar 58,37%,
Ismangil dan Hanudin (2005), perubahan
kalsium 2,98%, dan fosfor 0,98%.
mineral
dapat
konsentrasi dapat menyebabkan perubahan kecepatan pelarutan mineral termasuk
Saran
fosfor.
1)
Santoso
dkk.(2008)
melaporkan
Pengolahan tepung limbah udang melalui perendaman dengan larutan
bahwa penggunaan asam asetat 0.5% pada
asam
udang vannamei mempengaruhi kelarutan
dijadikan komoditas bahan pakan
mineral makro seperti fosfor. Abun (2009)
sumber protein hewani.
melaporkan
bahwa
kandungan
fosfor
2)
asetat
Untuk
10
persen
mengetahui
dapat
pencapaian
terlarut dipengaruhi konsentrasi larutan
optimalitas tepung limbah udang,
dan waktu, yang akan mempengaruhi kerja
perlu dilakukan uji biologis pada
larutan untuk merombak ikatan mineral,
ternak.
namun penggunaan waktu yang lama dapat meningkatkan kandungan fosfor terlarut
DAFTAR PUSTAKA
tetapi peningkatannya tidak berbeda nyata. Hasil menunjukkan
penelitian
Idris
pengaruh
(2010)
adanya
Abun.2009. Pengolahan Limbah Udang
nyata
Windu Secara Kimiawi Dengan
terhadap kelarutan mineral makro melalui
NaOH dan H2SO4 Terhadap Protein
penggunaan asam asetat terhadap udang
dan
mantis. Hal ini sejalan dengan pernyataan
kelarutan
melibatkan
ikatan
pada
bahan
hidrogen
Terlarut.
Makalah
Ilmiah. Jurusan Nutrisi dan Makanan
Sediaoetama (1993) dan Winarno (2008) bahwa
Mineral
Ternak,
yang
Fakultas
Peternakan
Universitas Padjajaran.
akan
Bastaman,
meningkat pada keadaan asam.
S.
1989.
Studies
on
Degradation and Extraction of Chitin and Chitosan from Prawn Shell (Nephrops norvegicus).Thesis. The
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
Departement
of
Mechanical
Manufacturing,
Aeronautical
and
Chemical Engineering, Faculty of
6
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 1-9 (Januari 2015)
Engineering,
The
Queen’s
Tepung Ikan Dalam Ransum Ayam
University of Belfast. Chamidah,
A.
dan
ISSN 0852 -2626
Broiler. Makalah Ilmiah. Fakultas Elita
2002.Pengaruh
Ch.
Peternakan,
Pengolahan
Universitas
Adalas
Padang.
Terhadap Kualitas Gelatin Kulit Ikan
Muzzarelli, R.A.A and P.P. Joles. 2000.
Hiu.Seminar Nasional PATPI.ISBN
Chitin and Chitinases; Biochemistry
: 979-95249-6-2, Malang.
of Chitinase. Switzerland, Bikhauser
Hayati, A. 2012. Pengaruh Perendaman
Verlag.
Asam Organik Terhadap Kelarutan
Nwanna, L.C. 2003. Nutritional Value and
Mineral Kerang Darah (Anadara
Digestibility of Fermented Shrimp
granosa).
Departemen
Head Waste Meal by African Catfish
Teknologi Hasil Perairan, Fakultas
Clarias gariepinus. Pakistan J. Nutr.,
Perikanan
2 (6): 339-345
Skripsi.
dan
Ilmu
Kelautan,
Institut Pertanian Bogor.
Poedjiadi, A. 2010.Dasar-Dasar Biokimia
Idris M. 2010. Komposisi Mineral Udang
Edisi Revisi. UI Press. Jakarta.
Mantis (Harpiosquilla raphidea) dan Pengaruh Kelarutan
perebusan
Purwaningsih,
Terhadap
S.,
Pembekuan
Mineral.Skripsi.Fakultas
2000.
Teknologi
Udang.
Penebar
Swadaya, Jakarta
Perikanan dan Ilmu kelatuan, Institut
Purwanti,
Pertanian Bogor.
E.,
Sukarsono,
Zaenab.2001.
and
Teknologi
Ismangil dan E. Hanudin.2005. Degradasi
Pemanfaatan Limbah Pengolahan
Mineral Batuan Oleh Asam-Asam
Udang dengan Metode Destilasi.
Organik.Jurnal
Jurnal Ilmiah Dedikasi. Mei 2003
Ilmu
Tanah
dan
Lingkungan. Vol 5 (1) p: 1-17 Mirzah,
1990.Pengaruh
Vol 1. No. 1
Tingkat
Santoso J., Nurjanah dan Irawan. 2007.
Penggunaan Tepung Limbah Udang
Kandungan Kelarutan Mineral Pada
yang
Diolah
Terhadap Pedaging.
Dalam
Ransum
Cumi Cumi Loligo Sp dan Udang
Performans
Ayam
Vannaemi Litopenaeus vannamei.
Sarjana
Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan Indonesia.
Tesis
Pasca
Universitas Padjajaran.
Vol 15 No. 1 (2008) Sediaoetama A.D. 1993.Ilmu Gizi untuk
Mirzah, Yumaihana dan Filawati.2008. Pemakaian Tepung Limbah Udang
Masyarakat dan Profesi di
hasil
Indonesia. Dian Rakyat. Jakarta
Olahan Sebagai Pengganti
7
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 1-9 (Januari 2015)
Stell, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Widodo, W. 2000. Bahan Pakan Unggas Non Konvensional. Universitas Muhammadiyah Malang. Winarno F.G. 2008.Kimia Pangan dan Gizi. Mbrio Press. Bogor.
8
ISSN 0852 -2626
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 1-9 (Januari 2015) -2626
ISSN 0852
Nilai Protein Kasar, Kalsium dan Fosfor Tepung Limbah Udang Perlakuan A0U1 A0U2 A0U3 A0U4 A1U1 A1U2 A1U3 A1U4 A2U1 A2U2 A2U3 A2U4 A3U1 A3U2 A3U3 A3U4
Protein Kasar (%) 44.76 43.80 43.33 44.28 54.81 54.52 54.60 54.51 58.01 58.46 58.55 58.45 56.23 56.32 56.14 56.77
Kalsium (%) 4.95 4.11 4.04 4.94 3.54 3.17 3.91 3.67 3.20 2.22 2.85 3.65 2.51 1.88 2.96 2.07
Tabel 1. Nilai protein kasar tepung limbah udang Perlakuan Ulangan (%) 1 2 3 A0 44.76 43.80 43.33 A1 54.81 54.52 54.60 A2 58.01 58.46 58.55 A3 56.23 56.32 56.14
4 44.28 54.51 58.45 56.17
Tabel 2. Nilai kalsium tepung limbah udang Perlakuan Ulangan (%) 1 2 3 A0 4.95 4.11 4.04 A1 3.54 3.17 3.91 A2 3.20 2.22 2.85 A3 2.51 1.88 2.96
4 4.94 3.67 3.65 2.07
Tabel 3. Nilai fosfor tepung limbah udang Perlakuan Ulangan (%) 1 2 3 A0 1.51 1.76 1.67 A1 1.03 1.07 1.19 A2 0.97 0.88 0.97 A3 0.85 0.64 0.53
9
4 1.51 1.27 0.90 0.52
Fosfor (%) 1.51 1,76 1.67 1.51 1.03 1.07 1.19 1.27 0.97 0.88 0.97 0.90 0.85 0,64 0.53 0.52
Total
Rataan
176.17 218.44 233.47 225.46
44.04 54.61 58.37 56.37
Total
Rataan
18.04 14.29 11.92 9.43
4.51 3.57 2.98 2.36
Total
Rataan
6.45 4.56 3.72 2.54
1.61 1.14 0.93 0.63
Jurnal Zootek (“Zootrek” Journal ) Vol. 35 No. 1 : 1-9 (Januari 2015) -2626
10
ISSN 0852