KANDUNGAN MINERAL MIKRO DAUN Indigofera zollingeriana DENGAN WAKTU PANEN YANG BERBEDA
CHRESSYA CLARA
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DANSUMBERINFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Kandungan Mineral Mikro Daun Indigofera zollingeriana dengan Waktu Panen yang Berbedaadalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2015 Chressya Clara NIM D24110055
ABSTRAK CHRESSYA CLARA. Kandungan Mineral Mikro Daun Indigofera zollingeriana dengan Waktu Panen yang Berbeda. Dibimbing oleh LUKI ABDULLAH dan DESPAL Indigofera zollingeriana adalah jenis legum pakan yang memiliki mineral dan protein yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi efek perbedaan waktu panen daun Indigofera zollingeriana (40 hari, 50 hari, 60 hari dan 70 hari) untuk mengetahui kandungan mineral mikro. Rancangan acak lengkap yang digunakan pada penelitian ini yaitu empat perlakuan waktu potong dengan tiga kali ulangan. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan yaitu sejak penanaman hingga pemanenan. Langkah pertama yaitu pemangkasan awal Indigofera zollingeriana setinggi 100 meter dari permukaan tanah. Tanaman dipanen setelah 40 hari. Masing – masing sampel diambil dari dua pohon. Fe, Cu, Mn, dan Zn merupakan beberapa mineral yang diteliti untuk mengetahui kadar bahan kering, kandungan mineral, dan serapan mineral mikro.Hasil analisis ragam (ANOVA) menunjukkan kadar bahan kering memiliki perbedaan nyata (P<0.05) yaitu diantara 11.09%-22.29% dankandungan mineral mikro memiliki perbedaan yang nyata (P<0.05) yaitu Cu sebesar 3.40 ppm-4.88 ppm dan mineral Zn yang memiliki perbedaan sangat nyata (P<.0.01) sebesar 8.83 ppm-18.40 ppm.Waktu panen optimum untuk mendapatkan kadar bahan kering dan kandungan mineral mikro yang terbaik pada daun Indigofera zollingeriana adalah pada interval sekitar 60 hari. Kata kunci: Indigofera zollingeriana, mineral mikro, perbedaan waktu panen
ABSTRACT CHRESSYA CLARA. Micro mineral contents of Indigofera zollingeriana leaves with different harvest time. Supervised by LUKI ABDULLAH andDESPAL Indigofera zollingeriana is a prominent legume that containes highminerals and high protein. The aim of this study is to evaluate effect of different harvest time.Indigofera zollingeriana leaves (40 days, 50 days, 60 days, 70 days) to analyze micro minerals content. Completely randomized design in four levels of harvested with three replicates were used in this study. The experiments was done in 3 months includes planted until defoliation. First step, trim Indigofera zollingeriana about 100 centimeters from ground. Fe, Cu, Mn, and Zn are micro minerals that evaluated, dry matter micro minerals, contents, and absoption of micro minerals are parameters of this study.Analysis of variance (ANOVA) showed that dry matter have a significant result (P<0.05) its among 11.09%-22.29%, and micro mineral contents have a significant result (P<0.05) its Cu among 3.40 ppm-4.88 ppm and Zn mineral have a significant differences result (P<0.01) its among 8.83 ppm-18.40 ppm. The optimum defoliation time is on 60 days to get the best level of dry matter and micro mineral contents.
Keywords: Indigofera zollingeriana, micro minerals, different havest time
KANDUNGAN MINERAL MIKRO DAUN Indigofera zollingeriana DENGAN WAKTU PANEN YANG BERBEDA
CHRESSYA CLARA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan
DEPARTEMEN ILMU NUTRISI DAN TEKNOLOGI PAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
Judul Skripsi :Kandungan Mineral Mikro Daun Indigofera zollingeriana dengan Waktu Panen yang Berbeda Nama : Chressya Clara NIM : D24110055
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Luki Abdullah, MSc Agr Pembimbing I
Dr Despal, SPt MSc Agr Pembimbing II
Diketahui oleh
Prof Dr Ir Panca Dewi Manu Hara Karti, MSi Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Oktober 2014 ini ialah mineral mikro, dengan judul Kandungan Mineral Mikro Daun Indigofera zollingeriana dengan Waktu Panen yang Berbeda.Legum merupakan hijauan yang memiliki kandungan protein tinggi. Kandungan tersebut amat membantu asupan protein bagi ternak terutama ternak ruminansia. Legum dapat diberikan bersama dengan rumput yang menjadi sumber serat kasar, melalui pemberian bersama tersebut dapat legum pengimbang asupan pakan ternak meleui nutrisi protein. Legum termasuk dicotyledoneus dimana embrio mengandung dua daun biji cotyledone. Indigofera zollingeriana merupakan salah satu leguminosa pohon yang sedang dikembangkan di Indonesia. Indigofera zollingeriana memiliki kandungan mineral yang tinggi selain memiliki protein yang tinggi. Tanaman tersebut diharapkan dapat memenuhi kecukupan ternak pada musim terutama pada musim kemarau, karena memiliki kemampuan hidup pada kondisi kurang air. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk kelulusan dan memperoleh gelar Sarjana Peternakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakaan, Institut Pertanian Bogor. Penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca secara umumnya.
Bogor, Oktober 2015
Chressya Clara
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN PENDAHULUAN
ix ix ix 1
METODE
2
Materi Lokasi dan Waktu Prosedur
2 2 2
Rancangan dan Analisis Data
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
5
Kadar Bahan Kering Daun Indigofera zollingeriana
5
Produksi Bahan Kering Daun Indigofera zollingeriana
7
Kandungan Mineral Mikro Daun Indigofera zollingeriana
7
Serapan Mineral Mikro Daun Indigofera zollingeriana
9
SIMPULAN DAN SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10
LAMPIRAN
11
RIWAYAT HIDUP
13
UCAPAN TERIMAKASIH
13
DAFTAR TABEL 1. Kadar bahan kering dan produksi bahan kering daun Indigofera zollingeriana 2. Kandungan mineral mikro daun Indigofera zollingeriana terhadap waktu defoliasi yang berbeda 3. Serapan mineral mikro daun Indigofera zollingeriana terhadap waktu panen yang berbeda 4. Pemenuhan kebutuhan ternak sapi dengan bobot badan 400 kg terhadap taraf penggunaan Indigofera zollingeriana pada mineral Cu dan Zn
5 7 9 9
DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4. 5.
Tanaman Indigofera zollingeriana Daun Indigofera zollingeriana Grafik kadar bahan kering daun Indigofera zollingeriana Kurva respon kandungan mineral Cu pada waktu panen yang berbeda Kurva respon kandungan mineral Zn pada waktu panen yang berbeda
2 3 6 8 8
DAFTAR LAMPIRAN 1. Hasil analisis kontras polinomial kadar BK daun Indigofera zollingeriana 11 2. Hasil analisis kontras polinomial kandungan Cu daun Indigofera zollingeriana 11 3. Hasil analisis kontras polinomial kandungan Zn daun Indigofera zollingeriana 12
PENDAHULUAN Lahan kering di Indonesia sekitar 148 juta ha namun hanya sekitar 76.66 juta ha yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan produktif. Beberapa jenis dari tanah salah satunya adalah tanah latosol, yaitu tanah dengan kadar unsur hara N, P, dan K yang rendah. Hal ini merupakan peluang yang sangat besar bagi pengembangan budidaya tanaman pakan, karena menurut Ludlow (1985) tanaman pakan ternak pada umumnya toleran terhadap cekaman abiotik seperti kekeringan, salin, asam dan cadangan unsur hara yang rendah. Sejalan dengan itu, Hassen et al. (2007) menyatakan bahwa Indigoferazollingeriana merupakan salah satu tanaman pakan ternak yang memiliki kandungan nutrisi dan produksi yang tinggi serta sangat toleran terhadap kondisi tanah kering, genangan, tanah berkadar garam tinggi (saline) dan tanah masam. Indigofera zollingeriana digunakan sebagai pakan alternatif khususnya pakan kambing perah. Indigofera zollingeriana memiliki pertumbuhan yang sangat cepat, adaptif terhadap tingkat kesuburan tanah yang rendah, mudah dan murah pemeliharaannya. Tepung daun Indigofera mengandung protein kasar (PK) 22.30%─31.10%, NDF 18.90%─50.40%, kecernaan in vitro bahan organik berkisar 55.8%─71.70%, kandungan serat kasar sekitar 15.25%. Abdullah (2010) mengungkapkan bahwa Indigofera zollingeriana juga memiliki kandungan mineral makro yang tinggi (Ca 0.97%─4.52%, P 0.1%9-0.33% dan Mg 0.2%11.07%) serta mineral mikro yang terdiri dari Cu 9.0 ppm-15.3 ppm, Zn 27.2 ppm50.2 ppm dan Mn 137.4 ppm-281.3 ppm dengan kecernaan in vitro bahan organik berkisar 55.8%-71.7% serta produksi Indigofera yang baik yaitu pada defoliasi 60 hari. Kandungan nutrisi Indigoferazollingeriana 2-3 kali lipat kandungan nutrisi biji-bijian serealia, sehingga memungkinkan digunakan sebagai bahan imbuhan (feed supplement) dalam memperbaiki produktivitas ternak (Gutteridge dan Shelton 1994). Di Indonesia, Indigofera dikenal dengan nama tanaman tarum (nila) karena mengandung zat pewarna alami biru nila, memiliki sekitar 700 spesies lebih, berasal dari daerah tropis Afrika, Asia, Australia, Amerika Utara dan Selatan. Sekitar 280 spesies Indigofera merupakan tumbuhan asli Afrika dan lebih dari 40 spesies asli berasal dari Asia Tenggara (Tjelele 2006). Mineral mikro adalah mineral yang dibutukan dalam jumlah yang sangat sedikit dan umumnya terdapat pada jaringan dengan konsentrasi yang sangt kecil. Mineral mikro meliputi Mo, Fe, Cu, Zn, Co, I, Mn, dan Se. Mineralmikro berfungsi untuk aktivitas sistem enzim dan hormon dalam tubuh. Adapun peran mineral mikro untuk tanaman, yakni : Fe berfungsi sebagai zat warna pada sitokrom yang terdiri dari protein terikat, Cu berfungsi sebagai enzim katalis oksigen, Zn berfungsi untuk menstabilkan DNA dan RNA dalam sintesis protein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan defoliasi daun Indigofera zollingeriana (40 hari, 50 hari, 60 hari, 70 hari) terhadap kandungan mineral mikro yang terdapat di dalamnya.
2
METODE Materi Bahan yang digunakan pada penelitian yaitu tanaman Indigofera zollingeriana sebanyak 24 tanaman yang berusia sekitar 6 bulan. Peralatan khusus yang digunakan antara lain timbangan digital, dan Atomic Absorption Spectrofotometric (AAS). Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014 sampai bulan Maret 2015 di Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, serta analisis kandungan mineraldilakukan di Laboratorium Nutrisi Ternak Perah Institut Pertanian Bogor. Prosedur Trimming dan Defoliasi Tanaman yang telah berumur kurang lebih 1 tahundengan rata-rata tinggi berkisar 150 cm, tanaman dipangkas pada ketinggian tanaman 100 cm dari permukaan tanah, selanjutnya dibiarkan tumbuh kembali hingga waktu defoliasi yang ditentukan yaitu 40 hari, 50 hari, 60 hari dan 70 hari. Tanaman dipanen dengan jarak 100 cm dari permukaan tanah.Setiap sampel ulangan diambil dari dua tanaman Indigofera secara acak. Persiapan Sampel Persiapan sampel dilakukan dengan pemanenan pertama yaitu pada pemanenan hari ke 40 setinggi 100 cm dari permukaan tanah, hasil regrowth daun Indigofera ditimbang sehingga mendapatkan berat segar kemudian dikeringkan ○ ○ udara selama 48 jam, dioven dengan suhu 60 C selama 48 jam, dioven 105 C selama 24 jam. Sampel yang telah kering ditimbang untuk mendapatkan berat kering sampel. Penggilingan sampel dilakukanLaboratorium Ternak Perah Institut Pertanian Bogor untuk analisis mineral.
Gambar 1. TanamanIndigofera zollingerianadi kebun penelitian UP3J
3
Gambar 2. Daun Indigofera zollingeriana Produksi Bahan Kering Produksi bahan kering dihitung dengan mengkonversikan bobot segar tanaman dengan bahan kering sampel. Bahan kering sampel dianalisis dengan ○ mengeringkan sebanyak 5 gram dalam oven 105 C selama 24 jam (hingga bobot sampel tetap). Persentase bahan kering dihitung dengan membandingkan bobot setelah oven dengan bobot sampel awal. Tanaman Indigofera zollingeriana disajikan padaGambar 2 dan Gambar 3. Analisa Mineral Kandungan mineral mikro daun Indigofera yang dianalisa adalah Fe, Mn, Zn, dan Cu. Analisa dilakukan dengan menggunakan teknik pengabuan basah (wet ashing) (Reitz et al.1960).Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) merupakan salah satu teknik analisa untuk mengukur jumlah unsur berdasarkan besarnya energi cahaya yang diserap oleh unsur tersebut dari sumber cahaya yang dipancarkan.Sebanyak 1 gram sampel dimasukkan ke dalam tabung erlenmayer dan ditambahkan 5 ml HNO3. Tabung dibiarkan selama sekitar 24 jam atau hingga warna larutan menjadi bening. Setelah berubah menjadi bening, tabung dipanaskan di atas hotplate selama sekitar empat jam lalu didinginkan.Setelah dingin, ditambahkan sebanyak 0.4 ml H2SO4 pekat dan dipanaskan hingga berubah warna.Kemudian diteteskan HClO4 dan HNO3 dengan perbandingan 2:1 hingga berubah warna menjadi bening. Setelah menjadi bening, dipanaskan kembali selama 15 menit, lalu ditambahkan 2 ml aquades dan 0.6 ml HCl pekat. Selanjutnya dipanaskan hingga larut dan didinginkan.Setelah dingin ditambahkan 100 ml aquades. Serapan Mineral oleh Daun Indigofera zollingeriana Serapan mineral dihitung dengan mengalikan kadar mineral dengan produksi bahan kering per tanaman.
Rancangan dan Analisis Data Perlakuan Penelitian ini menggunakan 4 perlakuandan 3 ulangan, perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut: P1: Daun Indigofera dengan waktu defoliasi 40 hari
4
P2: Daun Indigofera dengan waktu defoliasi 50 hari P3: Daun Indigofera dengan waktu defoliasi 60 hari P4: Daun Indigofera dengan waktu defoliasi 70 hari Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan untuk kandungan mineral mikro daun Indigofera zollingeriana ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan, setiap sampel ulangan diambil dari dua tanaman Indigofera secara acak. Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut: Yij= μ +Ʈ i + εij Keterangan: Yij : Nilai pengamatan pada perlakuan ke-i ulangan ke-j µ : Rataan umum Ʈi : Efek perlakuan ke-i ɛ ij : Galat perlakuan ke-i dan ulangan ke-j i : Banyak perlakuan j : Banyak ulangan Analisis Data Analisis data menggunakan uji lanjut dengan polinomial ortogonal. Peubah yang Diamati Peubah yang diamati pada penelitian ini, yaitu: 1. Bahan kering (%) 2. Produksi bahan kering (mg tanaman-1) 3. Kandungan mineral mikro Mn, Zn, Cu, dan Fe (ppm) 4. Serapan mineral mikro daun Indigofera zollingeriana (mg tanaman-1)
HASIL DAN PEMBAHASAN Kadar dan produksi bahan kering terhadap perbedaan waktu potong daun Indigofera zollingeriana adalah signifikan dengan P<0.05. Hasil disajikan pada Tabel 1. Tabel 1Kadar bahan kering dan produksi bahan kering daun Indigofera zollingeriana 40 Kadar BK 11.09± 0.34 (%) Produksi BK 0.18 ± 0.08 (mg tanaman-1)
Waktu defoliasi (hari) 50 60 22.26± 0.49 23.39 ± 2.58
70 22.29 ± 1.43
Polinomial ortogonal kuadratik
0.25 ± 0.05
0.21 ± 0.02
ns
Keterangan: ns = tidak signifikan (P>0.05)
0.19 ± 0.15
5
Kadar Bahan Kering Daun Indigofera zollingeriana Waktu panen yang berbeda pada daun Indigofera zollingeriana meningkatkan kadar bahan kering pada setiap pemotongan (P<0.05). Kadar bahan kering optimal tercapai pada hari ke 60.58 yaitu sekitar 23.39%, namun kadar bahan kering berkurang pada hari ke 70 yaitu sekitar 22.30% hal tersebut dipengaruhi oleh Leaf Area Index (LAI) yaitu luas permukaan daun per luas tanah dimana tanaman tersebut tumbuh yang mempengaruhi proses fotosintesis. Menurut Abdullah (2010) ketika percabangan tanaman semakin tua maka jaringan-jaringan tanaman akan terakumulasi sehingga terjadi peningkatan struktur tanaman. Semakin panjang interval pemotongan akan menyebabkan peningkatan kadar bahan kering, serat kasar, lignin, dan dinding sel; menurunkan rasio daun dan batang, kadar protein kasar, kandungan mineral (P,K,Ca, Mg) dan karbohidrat terlarut. Semakin tua umur tanaman maka akan menyebabkan perpanjangan batang yang mengakibatkan jumlah daun berkurang dan terjadi penebalan dinding sel daun tua dan batang. Menurut Djarre et al. (1984) pemotongan hijauan pada umur yang muda akan menghasilkan bobot hijauan lebih rendah dibandingkan dengan pada umur yang tua. Kadar bahan kering daun Indigofera zollingeriana berkisar 11.10% 22.30%. Waktu panen hari ke 40. Kadar bahan kering terendah yaitu pada waktu panen hari ke 40 sebesar 11.10%. Pada hari ke 40, tanaman berada pada fase pertumbuhan dan produksi yang rendah, dimana pada fase ini vegetasi awal. Setelah dilakukan uji lanjut Duncan, didapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata antara waktu panen hari ke 50 – 70, hal ini terjadi karena pada waktu tersebut tanaman telah berada pada fase pertumbuhan lanjutan yaitu dengan status vegetasi akhir. 30
Kadar BK (%)
25 20 15 10 y = -0.030x2 + 3.719x - 88.25 R² = 0.914
5 0 35
45
55
65
75
Waktu panen (hari)
Gambar 1 Grafik kadar bahan kering daun Indigofera zollingeriana . Kurva respon bahan kering terhadap waktu defoliasi (y=0.0307x2+3.7199x-88.254 dengan R2=0.9146. Pendugaan yang sangat kuat dapat
6
dilihat dari hasil regresi yaitu sebesar 91.5%. Hal ini jelas membuktikan bahwa waktu panen mempengaruhi kadar bahan kering daun Indigofera zollingeriana.
Produksi Bahan Kering Daun Indigofera zollingeriana Indigofera zollingeriana memiliki produksi biomasa yang tinggi bila dibandingkan dengan leguminosa pohon lain pada kondisi lingkungan yang sama. Menurut Sirait et al. (2009), Indigofera zollingeriana dapat berproduksi secara optimum pada umur delapan bulan dengan rata-rata produksi biomasa segar per pohon sekitar 2.595 kgpanen-1, rasio produksi daun per pohon 967.75 gpanen-1 (37.29%) dan produksi batang per pohon 1627.25 gpanen-1 (63.57%) dengan total produksi segar sekitar 52 tonha-1tahun-1 Perbedaan waktu panen daun Indigofera zollingeriana terhadap produksi bahan kering tidak memberikan pengaruh yang nyata (P>0.05). Produksi bahan kering memperlihatkan trend yang meningkat seiring dengan pertambahan umur tanaman, waktu panen hari ke 50 menghasilkan produksi bahan kering yang paling tinggi. Waktu panen yang tidak nyata disebabkan oleh tanaman yang terlalu bervariasi atau dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor luar seperti pemupukan yang tidak merata, pengairan yang tidak merata, dan intensitas cahaya untuk fotosintesis yang kurang. Produksi bahan kering merupakan akumulasi per satuan waktu, Volesky dan Anderson (2007) menyatakan bahwa produksi tanaman tidak dipengaruhi oleh interval pemotongan namun lebih dipengaruhi oleh intensitas pemotongan. Produksi biomasa Indigofera zollingeriana.pada musim basah menunjukkan hasil tertinggi dibandingkan dengan leguminosa lain.Rata-rata produksi Indigoferazollingeriana per panen mencapai 2.6 ton BKha-1tahun-1 pada kondisi tanah basah (Hassen et al. 2006).
Kandungan Mineral Mikro Daun Indigofera zollingeriana Waktu defoliasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kandungan mineral mikro Indigofera zollingeriana yaitu mineral Cu dan Zn. Hasil kandungan mineral mikro daun Indigofera zollingeriana disajikan pada Tabel 2, dengan kurva respon mineral Cu dan Zn pada Gambar 2 dan Gambar 3. Tabel 2Kandungan mineral mikro daun Indigofera zollingeriana terhadap waktu defoliasi yang berbeda Mineral
Mn Cu Zn Fe
Waktu defoliasi (hari) 40 50 60 Kandungan mineral mikro (ppm) 54.38 ± 24.73 94.41 ± 46.98 126.94 ±75.79 3.40 ± 0.24 4.16 ± 0.17 3.95 ± 0.20 8.83 ± 1.09 16.75 ± 2.58 21.23 ± 3.10 25.62 ± 6.82 46.98 ± 14.09 44.02 ± 27.06
70 108.73 ± 53.42 4.88 ± 0.46 18.40 ± 1.13 50.87 ± 25.20
Polinomial ortogonal ns Linier Kuadratik ns
7
Berdasarkan klasifikasi Macpherson (2000) tentang ambang batas mineral mikro pada hijauan yaitu kategori cukup, marginal, dam defisien spesies Indigofera zollingeriana termasuk kedalam kategori cukup dengan batasan mineral mikro untuk Cu sebesar 11.8 ppm, Zn sebesar 48.4 ppm, dan Mn sebesar 14.8 ppm. Menurut Underwood dan Suttle (1981) konsentrasi mineral mikro pada tanaman legum dipengaruhi musim hujan dan musim kemarau. Konsentrasi mineral pada musim kemarau cenderung lebih menurun dibandingkan musim hujan. Konsentrasi mineral Cu dipengaruhi waktu panen (P<0.05), dapat dilihat dari hasil yang menunjukan bahwa daun Indigofera zillongeriana memiliki kandungan mineral Cu sekitar 3.40 ppm- 4.88 ppm namun sedikit lebih rendah dengan pendapat Hassen et al. (2007), yang menyatakan bahwa kandungan mineral mikro yaitu Cu antara 9.00 ppm-15.30 ppm. Mineral Cu memberikan kurva respon berbentuk linear dengan persamaan y= 0.0423x + 1.7743 dengan koefisien regresi sebesar 62.69 %. Grafik tersebut menunjukan bahwa kandungan Cu terus mengalami peningkatan hingga waktu defoliasi 70 hari dan belum memiliki titik maksimum dan tidak menutup kemungkinan bahwa setelah panen hari ke 70 akan mengalami perubahan grafik menjadi kuadratik yang artinya dapat ditentukan titik maksimum dari pengaruh defoliasi terhadap mineral Cu. Koefisien regresi yang rendah menunjukan kandungan Cu tersebut meningkat tidak hanya disebabkan peningkatan waktu defoliasi tetapi disebabkan juga karena faktor lainnya seperti iklim dan perubahan musim (Spears, 1994). 5.50
Cu (ppm)
5.00
y = 0.042x + 1.774 R² = 0.626
4.50 4.00 3.50 3.00 35.00
45.00
55.00
65.00
75.00
waktu panen
Gambar 2 Kurva respon kandungan mineral Cu pada waktu defoliasi yang berbeda Pengaruh sangat nyata (P<0.01) terlihat pada hasil kandungan mineral Zn daun Indigofera yaitu berkisar 8.83 ppm - 21.23 ppm dengan jumLah terbesar pada hari ke 60 yaitu 21.23ppm. Menurut Hassen et al.(2007), legum memiliki kandungan mineral Zn 27.20 ppm -50.20 ppm. Tercermin dari hasil uji lanjut, mineral Zn berada pada rentang kandungan yang dikatakan oleh Hanssen et al (2007). Zink merupakan salah satu mineral mikro yang penting pada struktur dan fungsi membran. Zn banyak terdapat pada pucuk daun atau pada daun muda. Zn
8
berperan dalam sintesis protein dan proses transkripsi protein. Saat suhu tinggi, seringkali Zn keluar bersama dengan keringat ternak sehingga perlu penambahan, namun Zn dapat berperan dalam menstabilkan struktur protein (Whitehead 2000). 25
Zn(ppm)
20 15 10 y = -0,0269x2 + 3,289x - 79,906 R² = 0.8302
5 0 35.00
45.00
55.00
65.00
75.00
waktu panen
Gambar 3 Kurva respon kandungan mineral Zn pada waktu defoliasi yang berbeda Kurva respon kandungan mineral mikro terhadap waktu defoliasi (y = 0.0269x2 + 3.289x – 79.906) dengan R2=0.8302. Pendugaan yang kuat terlihat dari hasil regresi yaitu sebesar 83.02%. Hal ini membuktikan bahwa waktu panen mempengaruhi jumlah mineral mikro daun Indigofera zollingeriana.
Serapan Mineral Mikro Daun Indigofera zollingeriana Jumlah mineral yang terserap mengindikasikan tingginya ketersedian mineral dalam pakan yang dikonsumsi.Transpor pasif merupakan gerakan biokimia molekul yang terjadi pada tingkat membran sel. Proses penyerapan mineral pada tanaman berlangsung melalui proses transpor pasif dengan menyerap mineral dari dalam tanah menggunakan akar tanaman (Whitehead 2000). Tabel 3Serapan mineral mikro daun Indigofera zollingeriana terhadap waktu panen yang berbeda Mineral
40
50
Waktu defoliasi (hari) 60
70
Polinomal ortogonal
228.33±117.20 10.24 ± 1.12 38.63 ± 2.67 291.66 ± 237.99
ns ns ns ns
Serapan mineral mikro (mgtanaman-1) Mn Cu Zn Fe
97.87±51.39 6.12 ± 0.51 15.90 ±2.27 128.69±100. 74
236.135±135.61 10.40 ± 0.48 41.87 ± 7.34 403.52±345.61
241.17±166.28 7.51 ± 0.43 40.34 ± 6.79 350.64 ±331.31
Keterangan: ns = tidak signifikan (P>0.05)
Hasil uji statistik tidak memberikan perbedaan yang nyata pada mineral Mn, Cu, Zn, dan Fe.Hal tersebut dikarenakan fungsi dari masing-masing mineral yang berbeda dan variasi tanaman yang besar.
9
Tabel 4 Pemenuhan kebutuhan ternak sapi dengan bobot badan 400 kg terhadap taraf penggunaan Indigofera zollingeriana pada mineral Cu dan Zn Mineral Kadar mineral (ppm) Cu 3.95 Zn 21.23
Kebutuhan mineral (mg) 0.64 0.86
Taraf 10% (mg) 0.42 2.29
Taraf 15 % (mg) 0.63 3.43
Taraf 20 % (mg) 0.85 4.58
Taraf 25% (mg) 1.06 5.73
Taraf 30% (mg) 1.27 6.88
Sebagai contoh, berdasarkan hasil jumlah kadar mineral mikro Cu dan Zn yang telah didapatkan yaitu masing – masing sebesar 3.95 mg dan 21.23 mg, pada Tabel 4 menggambarkan bahwa kebutuhan mineral Cu pada sapi bobot 400 kg dapat dipenuhi dengan pemberian pakan Indigofera zollingeriana dengan taraf sebesar 15 % yaitu 0.63 dengan kebutuhan mineral sebesar 0.64. Pada mineral Zn pemberian Indigofera zolligeriana dengan taraf 10%-30% ternyata telah melebihi dari kebutuhan mineral, sehingga perlu taraf yang lebih rendah untuk mencapai kebutuhan mineral Zn yaitu sebesar 0.86 mg.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Waktu panen yang terbaik untuk mencapai bahan kering, kandungan mineral, dan serapan mineral mikro tertinggi adalah sekitar 60 hari. Saran Daun Indigofera zollingeriana dapat dipanen dengan interval 60 hari untuk mendapatkan kandungan mineral mikro yang baik.
DAFTAR PUSTAKA Abdullah L. 2010. Herbage production and quality of shrub Indigofera treated by different concentration of foliar fertilizer. Media Pet 33: 169-175. Djjare. 1984. Cutting interval on dry matter yield of Leucaena leucocephala (Lam) De Wit. J Agrofor Syst. 16: 129-137 Gutteridge RC, Shelton HM. 1994.The role of tree leguminosaes in cropping and grazing systems. In: Gutteridge RC, Shelton HM, editors. Forage Tree Leguminosaes in Tropical Agriculture. London (UK): Commonwealth Agricultural Bureau International. Hassen A, Rethman NFG, Apostolides Z. 2006. Morphological and agronomic characterization ofIndigofera species using multivariate analysis. Trop Grassl. 40:45-59.
10
Hassen A, RethmanNFG, Van NierkerkWA, TjeleleTJ. 2007. Influence of season/year and species on Chemical composition and in vitro digestability of five Indigofera accessions. J Anim Feed Sci Technol. 136: 312-322. Ludlow MM. 1985. Stress physiology of tropical pasture plants. Trop Grassl. 14:136-145. Macpherson A.2000. Trace mineral staus of forage. In I: Given D, Owen E, Axford R, Omed H (Eds.) Forage Evaluation in Ruminant Nutrition. CABI Publishing. CAB internatioanal, UK.p 373-397 Reitz LL, Smith WH, Plumlee MP. 1960. A Simple Wet Ashing for Biological Materials. Animal Scie Depart. Purdue Univ West Lafyee. Simatupang B. 2013. Mengenal hijauan bernutrisi tinggi Indigofera sp. untuk ternak kambing, Optizl 21:14-17 Sirait J, Simanihuruk K, Hutasoit R. 2009. The potency of Indigofera sp. as goat feed: production, nutritive value and palatability. In: Proceeding of International Seminar on Forage Based Feed Resources. Bandung, 3-7 Spears. 1994. Cell growth analysis during steady and non-steady growth in leaves of perennial yegrass (Lolium perenne L.) subject to defoliation. Plant Cell Environ. 23: 185-194. Tjelele TJ. 2006. Dry matter production, intake and nutritive value of certain Indigofera spesies [thesis]. [Hatfield (South Africa)]: University of Pretoria. Underwood EJ, Suttle NF. 1981. The Mineral Nutrition of Livestock. 2nd ed. London (UK): CABI Publishing. Volesky JD, Anderson BE. 2007. Defoliation effects on production and nutritive value of four irrigated cool-season Perennial Grasses. J Agron.99:494_500. Whitehead DC. 2000. Nutrient Elements in Grassland, Soil-Plant-Animal Relationships. London (UK): CABI Publishing
Lampiran 1Hasil analisis kontras polinomial kadar bahan kering daun Indigofera zollingeriana Perlakuan
Kontras polinomial
SK Kadar BK
11
Linier
Kuadratik
H1 H0 JK Galat Sig Fhit H1 H0 JK Galat Sig Fhit
7.767 0 7.767 .871 .000 5.758 9.776 -6.132 0 -6.132 .871 .000 -8.141 -4.123 1.752 0 1.752 .871 .079 -.257
Batas atas Batas bawah
Batas atas Batas bawah
Kubik
H1 H0 JK Galat Sig Fhit
Batas atas Batas bawah
3.761
Lampiran 2Hasil analisis kontras polinomial kandungan Cu daun Indigofera zollingeriana Perlakuan
Kontras Polinomial
Linier
H1 H0 JK Galat Sig Fhit Batas atas Batas bawah H1 H0 JK Galat Sig Fhit
Kuadratik
Kubik
H1 H0 JK Galat Sig Fhit
Batas atas Batas bawah
Batas atas Batas bawah
SK Kandungan Cu .946 0 .946 .196 .001 .493 1.399 .082 0 .082 .196 .688 -.371 .534 -.049 0 -.049 .088 .589 -.251 .153
Lampiran 3Hasil analisis kontras polinomial kandungan Zn daun Indigofera zollingeriana SK
12 Perlakuan
Kontras Polinomial
Linier
H1 H0 JK Galat Sig Fhit
Kuadratik
Kubik
H1 H0 JK Galat Sig Fhit H1 H0 JK Galat Sig Fhit
Kandungan Zn
Batas atas Batas bawah
7.417 0 7.417 1.432 .001 4.114 10.721
Batas atas Batas bawah
-5.377 0 -5.377 1.432 .006 -8.680 -2.074
Batas atas Batas bawah
-.870 0 -.870 1.432 .561 -4.173 2.433
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 23 April 1993. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara
13
dari pasangan Bapak Edward sibarani dan Ibu Martha Sihombing. Penulis mulai bersekolah di TK MARSUDIRINI 1998-1999, lalu penulis menempuh pendidikan dasar di SD MARSUDIRINI pada tahun 1999-2005. Pendidikan dilanjutkan di SMP TARAKANITA 4 RAWAMANGUN pada tahun 2005-2008 kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 59 JAKARTA pada tahun 2008-2011. Penulis diterima sebagai mahasiswa di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2011 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Jalur tertulis dengan Program Studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan. Selama kuliah, penulis mengikuti UKM PMK (Persatuan Mahasiswa Kristen) yaitu sebagai Wakil Koordinator Bidang Pembinaan (Wakorbin) di Komisi Kesenian PMK (2012-2013). Penulis juga aktif dalam beberapa acara kepanitiaan seperti Masa Perkenalan Fakultas Peternakan (2013), Malam Keakraban INTP (2013), DEKAN CUP (2013), Retreat Komisi Kesenian (2012 dan 2013), Festival Musik PMK (2013).
UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan penyertaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana peternakan dari program studi Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Luki Abdullah MSc.,Agr. dan Dr.Despal SPt MSc.,Agr. Sebagai dosen pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama melakukan penelitian hingga penulisan skripsi ini. Kepada Ir. Asep Tata Permana, MSc selaku dosen penguji seminar pada tanggal 29 Desember 2014 dan sebagai penguji sidang skripsi pada tanggal 5 Oktober 2015 dari Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakanserta kepada Dr. Ir. Afton Atabany MSi sebagai dosen penguji sidang skripsi dari Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Kepada Ibu Martha Sihombing dan Bapak Edward Sibarani sebagai orangtua Mami abang, Pia, Bang Omes, Bunda, Ayah, dan Angel yang senantiasa berdoa, memberikan semangat dan mencurahkan kasih sayang kepada penulis dan keponakan yang selalu menghibur penulis yaitu Reigell, Karenza, Marvel, Kiel, dan Queenza. Terima kasih kepada rekan penelitian, Bia Rilma Hijjanty atas bantuan dan kerja sama yang baik kepada penulis. Kepada Pak Khoiri, Ibu Dian, Ibu Suharlina, kakak-kakak Pascasarjana INMT (Mbak Afi, Kak Iin, Kak Dila, Mbak Nining, Kak Dea, Kak Acho). Terima kasih kepada Octaviana, Rifki Adimulya, Lukman Maulana, Ferian Amri, Nindria, Jefri, Anisa Galuh Farahdiba, yang telah memberi saran serta membantu pelaksanaan penelitian baik di lapang maupun di laboratorium. Kepada seluruh keluarga besar DESOLATOR INTP 48, SOSIALITA YASMINERS (Sifna, Sisca, Firda, Benna, Belda, Mega, Marin) dan MARBELS (Ghea, Mona, Ais, Elsa ucha) yang selalu hadir untuk menghibur dan menciptakan suasana gembira , FULLUV( Cindy ghina, Kartika Nanda, Rahel Prasetya, Titan A, Innocentio), Magenta dan Devin.
14
Terimakasih secara khusus penulis ucapkan kepada Mr. Ndoro Anfonsus Antonius Anggriawan Adi Kusumo yang telah memberikan semangat dan kasih sayang kepada penulis selama 9 tahun and be my forever. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas semua bantuan, kritik dan sarannya Akhirkata semoga skripsi ini berguna untuk banyak orang dan dapat menjadi literatur untuk peneliti lainnya. Terimakasih.
15