c 775
KAMI PERKEIMALKAIM
DAERAH ISTIMEWA ACEH
KAMI PERKENALKAN DAERAH ISTIMEWA ACEH
KAMI
PERKENALKAN
DAERAH ISTIMEWA IWsusun oleh : T A. T A L S Y A
Diterbitkan oleh : SEKRETARIAT WILAYAH/DAERAH ISTIMEWA ACEH
D AF T AR I SI Npmoi' :.
Halaman
•1. Kata sambutan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh . - i f . ' . • •. « ^ T . ,.v),w 7 • 2. Pe.ta 9 3. Pancasila 11 W
V
:
• 4. Sejarah singkat — Masa Kerajaan /^$(^^4*/^/^^ — Masa Pendudukan Jepang
.^/^ffi/a.
5. Letak, Luas dan Iklim — Letak — Luas Wilayah — Iklim — Gunung — Tanjung dan Teluk — Danau
12 13 15
17 . . . 18 19 21 23 26 27
6. Penduduk — Penduduk — Pendaftaran Penduduk Bulan Mei 1976 — Bahasa
28 29 31 32
7. Pemerintahan — Pemerintahan — Pembagian Daerah
33 34 37
8. Lambang Daerah Istimewa Aceh — Lambang Daerah — Kepala-kepala Pemerintahan
38 39 40
9. Repelita — Rencana Pembangunan Lima Tahun — Repelita I — Repelita II — Pengelompokan Wilayah Pembangunan — Wilayah Pembangunan Daerah Istimewa Aceh
42 43 44 44 46 49
10. Kekayaan Alam dan Potensi Daerah — Keadaan Tanah — Proyek L . N . G — Pabrik Gula Cot Girek
50 51 52 52 5
—• — — — — — — —i —i — — — — — —
Pabrik Kertas Tambang M i n y a k Tambang Emas Perkebunan Hasil hutan Sumber Tambang Pertanian Petcrnakan Perikanan Industri Perdagangan Lokal Perdagangan InterTnsuler Perdagangan Ekspor Fauna Flora
11. Perhugungan — Perhubungan Darat — Perhubungan Laat — Perhubungan Udara — Pos, Telegrap, Telepon 12. Kebudayaan — Seni - T a r i — Seni Bangunan — Seni Pahat/Ukir — Seni Kerajinan — Seni Suara — Pustaka Bahasa Aceh — Keramaian Rakyat 13. Pariwisata — Biro Perjalanan (Travel Agency) — H o t e l - B a n k — Alamat-alamat Penting di Banda Aceh — T a m a s y a
6
'3 -53 -53 54 54 54 57 57 58 60 60 60 61 62 64 65 67 68 69 7
0
* 76 7
7 7
6
6 7
7
7
7
83 85 86 87 89 92 94
GUBERNUR KEPALA D A E R A H ISTIMEWA A C E H . Daerah Istimewa Aceh sebagai salah satu wilayah Republik Indonesia, sedang terus membangun diri untuk mengejar ketinggalan-ketinggalannya. Dalam melaksanakan pembangunan dimaksud, semenjak hari pertama tahun pertama Repelita Pertama hingga hari i n i , rakyat Daerah Istimewa Aceh telah bekerja keras bersamasama dengan Pemerintah, sehingga jerih dan usahanya itu telah banyak menampakkan hasil nyata disamping masih banyak pula yang belum terlaksana. Banyak pengunjung yang berdatangan kedaerah i n i , pejabat resmi, pengusaha, para ahli, wisatawan, wartawan dan lainlain sebagainya, masing-masing ingin mengenal Aceh dari dekat. Buku ini kami sajikan untuk memperkenalkan Daerah Istimewa Aceh sepintas lalu, dengan harapan mudah-mudahan bermanfa'at hendaknya.
Banda Aceh,
1 Januari
1978,
GUBERNUR KEPALA DAERAH ISTIMEWA ACEH,
(A.MXJZAKKIR WA LAB) 7
8'
P A N C A S I L A 1.
KETUHANAN YANG MAHA
ESA.
2.
K E M A N U S I A A N Y A N G ADIL D A N
3.
PERSATUAN
4.
K E R A K Y A T A N Y A N G DIPIMPIN O L E H H I K M A H KEBIJAKSANAAN D A L A M PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN.
5.
K E A D I L A N SOSIAL BAGI S E L U R U H INDONESIA.
BERADAB.
INDONESIA.
RAKYAT
SEJARAH SINGKAT
Masa
Kerajaan.
Setelah Kerajaan Samudra Pase mengalami kemunduran, maka pada tahun 1205 M . berdirilah Kerajaan Aceh Darussalam. Kerajaan Aceh Darussalam berangsur-angsur menyatukan Kerajaan-Kerajaan kecil yang terpecah-belah dan bertebaran seluruh Aceh. Akhirnya terwujudlah suatu Kerajaan Aceh yang bersatu dengan tata-pemerintahan yang teratur. Zaman-keemasan Kerajaan Aceh dimulai sejak masa Pemerintahan Sulthan Mughayat Syah (1514 —1530), dilanjutkan oleh Sulthan A l Kahar (1539 — 1571) dan mencapai puncaknya dibawah pimpinan Sulthan Iskandarmuda M a h k o t a A l a m (1607 — 1636). Pada masa ini Aceh menguasai sebagian Pulau Perca dan beberapa Kerajaan di Malaya, setelah menghancurkan kekuatan kulit-putih. Sulthan Aceh Darussalam yang pertama ialah Sulthan Alaiddin Johan Syah Dlillullah fil A l a m dan yang terakhir Sulthan Alaiddin Muhammad Daud Syah vang dinobatkan pada tahun 1875 ditengah-tengah perang melawan Belanda, dan mangkat ditempat pengasingan di Jakarta pada 6 Pebruari 1939. Disamping Sulthan, Aceh pernah dipimpin oleh 4 Sulthanat (Raja Wanna) dalam 4 dinasti berturut-turut, yakni Sri Ratu Safiatuddin Tajul A l a m Syah, Sri Ratu N u r u l ' A l a m Nakiatuddin Syah, Sri Ratu Zakiyatuddin Inayat Syah dan Sri Ratu Kemalat Syah, semuanya pada abad ke-17. Disamping panglima-panglima perang pria, Aceh mempunyai panglima-panglima perang puteri, salah seorang diantaranya ialah Keumalahayati dengan pangkat Laksamana. Masa penjajahan
Belanda.
Pada 26 Maret 1873 Belanda memaklumkan perang terhadap Kerajaan Aceh. Jenderal M a y o r J.H.R. Kohier, panglima Belanda tewas pada 14 A p r i l 1873, sehingga tentera Belanda kembali ke Batavia. Untuk menebus kekalahan Ekspedisi Pertama kemudian didatangkan Ekspedisi Kedua dengan kekuatan yang lebih tangguh dan mulai mendarat dipantai Aceh pada 9 Desember 1873, dipimpin oleh Letnan-Jenderal J. V a n Swieten. Perang Kompeni di Aceh secara frontal berlangsung 45 tahun lamanya, terhitung mulai tanggal ultimatum pada 26 M a 13
ret 1873 hingga periode berakhirnya stelsel pemerintahan sipilmiliter Aceh didalam satu tangan yang disebut Civiel en Militair Gouverneur, pada tahun 1918. Tetapi pada hakikatnya perang dan permusuhan terus berlanjut sampai saat penyerahan tentera Belanda kepada Jepang pada tahun 1942, karena antara tahun 1918 dan 1942 terus-menerus terjadi perlawanan rakyat terhadap kekuasaan Belanda. Menjelang pendaratan tentera Jepang ke Aceh, rakyat telah lebih dahulu melakukan pemberontakan sehingga pasukan dan pemerintahan Belanda mengungsi kegunung-gunung.
Lonceng 14
Cakradbnya
di Banda
Aceh.
Masa pendudukan
Jepang.
Sebelum tentera Jepang mendarat di Aceh (12 Maret 1942) rakyat telah mengadakan pemberontakan terhadap kekuasaan Belanda. Teuku N y a k Arif, Panglima Sagi X X V I M u k i m di Aceh Besar mengadakan pertemuan dengan Residen Belanda, menuntut penyerahan kekuasaan kepada rakyat Aceh. Tuntutan ini ditolak, bahkan Belanda merencanakan penangkapan atas diri Teuku N y a k Arif dan pemuka-pemuka rakyat lainnya. Pertempuran antara Barisan Rakyat dengan serdadu Belanda berkecamuk hampir di serata Daerah Aceh. Pendaratan Jepang berlaku pada subuh tanggal 12 Maret 1942, ditengah-tengah dahsyatnya perlawanan rakyat terhadap Belanda, sehingga Jepang tidak menghadapi pertempuran dengan Belanda yang telah lebih dahulu melarikan diri karena gempuran Barisan Rakyat. Dalam masa l.k. tiga-setengah tahun pendudukan Jepang terjadi 2 kali pemberontakan-besar rakyat Aceh. Yang pertama terjadi di Bayu, Aceh Utara pada tanggal 10 Nopember 1942, delapan bulan setelah Jepang menduduki Aceh. Dipihak kita gugur kira-kira 500 orang, termasuk pemimpinnya Teungku Abdul Jalil, sedang dipihak Jepang tewas 90 orang. Pemberontakan kedua terjadi di Pandrah, Aceh Utara, pada bulan M e i 1945, yang menyebabkan gugurnya 44 orang dipihak kita. Ketika Jepang kalah dengan Sekutu, rakyat Aceh telah melucuti mereka dan terjadi pertempuran-pertempuran sengit diberbagai tempat. Masa
Kemerdekaan.
Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 d i sambut dengan kegembiraan memuncak oleh rakyat Aceh. Untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut, yang ternyata masih mendapat gangguan-gangguan dari Jepang dan Sekutu (Belanda), maka rakyat Aceh terjun kemedan perjuangan, menyatukan diri dengan Angkatan Bersenjata dan Barisan-Barisan Perjuangan. Pemuda-pemuda kita bekas anggota angkatan bersenjata Jepang membentuk kesatuan militer, yang semula bernama A.P.I. (Angkatan Pemuda Indonesia), kemudian bertukar berturut-turut menjadi B . K . R . , T . K . R . , T.R.I. dan akhirnya T . N . I . (Tentera N a 15
sional Indonesia). Sebagian pemuda membentuk I.P.I., kemudian B.P.I. (Barisan Pemuda Indonesia). Barisan-barisan Perjuangan yang diorganisir secara militer terdiri dari Lasjkar Divisi Rentjong, Divisi Teungku Tjhik di T i r o , Divisi Teungku Tjhik Paja Bakong, Lasjkar Hizbullah, Tentera Peladjar Indonesia, Tentera Peladjar Islam, Angkatan Laut Daerah Atjeh dan sebagainya. Karena senjata-senjata untuk bertempur belum ada, maka dilakukan perampasan-perampasan digudang-gudang dan tangsitangsi Jepang dan dipangkalan-pangkalan militer. D i Lhoknga, 12 kilometer dari Banda Aceh terjadi pertempuran dahsyat hampir seminggu lamanya siang dan malam. Setelah korban jatuh bergelimpangan kedua belah pihak dicapailah persetujuan penyerahan sebagian senjata oleh Jepang. Dilapangan terbang Blang Bintang, 14 kilometer dari Banda Aceh, yakni suatu tempat pemusatan pasukan Jepang untuk mcnanti penyerahan kepada Sekutu — terjadi pertempuran terusmenerus siang dan malam. Demikian pula ditempat-tempat lain seluruh Aceh, seperti di Krueng Panjoë, Kuala Simpang, Langsa dan lain-lain. Setelah Jepang meninggalkan Aceh, Sekutu (Belanda) tidak berhasil menjejakkan kakinya didaerah ini karena perpaduan yang ketat dan semangat perlawanan yang sangat tinggi dari rakyat. Kesatuan militer di Aceh dan Barisan-Barisan Perjuangan silih berganti berangkat ke Medan-Area dan Sumatera T i m u r untuk mempertahankan daerah tersebut dari pendudukan musuh, bersama-sama saudara-saudaranya disana. Disekitar Medan Area dan front pertahanan lainnya di Sumatera Timur ditempatkan pasukan-pasukan dari Aceh yang bah u membahu dengan kesatuan tentera dan barisan perjuangan setempat membela setiap jengkal bumi Tanahair. Pujuk-rayu Belanda supaya Aceh bekerjasama dengan Belanda telah ditolak secara tegas, karena pemimpin-pemimpin dan rakyat Aceh seluruhnya telah bertekad bulat mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 dengan tekad Sekali Republikein tetap Republikein dan Sekali Merdeka tetap Merdeka.
16
LETAK, LUAS DAN IKLIM
17
L E T A K A C E H adalah salah sebuah Propinsi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan status D A E R A H I S T I M E W A . Letaknya dibagian paling barat Kepulauan Indonesia dan diujung utara Pulau Sumatera, menibujur dari baratlaut ke tenggara antara 2° — 6° Lintang Utara dan 9 5 ° — 98° Bujur Timur. Ia merupakan pintu gerbang dibelahan barat Nusantara. Batas-batasnya : Sebelah Sebelah Sebelah Sebelah
Utara Selatan Timur Barat
dengan dengan dengan dengan
Teluk Benggala/Selat Melaka. Propinsi Sumatera Utara. Selat Melaka. Samudera Indonesia.
Sepanjang pesisir pantai utara dan timur merupakan dataran rendah yang landai, disana-sini ditumbuhi kayu-kayu bakau yang lebat, sedang persawahan yang luas lagi subur terhampar diberbagai dataran itu sampai kekaki-kaki bukit. Dibagian tengah daerah ini membujur deretan pegunungan Bukit Barisan, termasuk dataran-tinggi Gayo dan Alas dan d i sana terdapat sebuah danau yang luas serta indah, yaitu Danau Laut Tawar. Kayu-kayuan yang telah berumur ratusan tahun terdapat d i gunung-gr.nung, terdiri dari aneka jenis kayu-kayu yang tumbuh menjadi hutan lebat, yang didalamnya berkeliaran serba-jenis binatang dan margasatwa. Dibagian pesisir barat dan selatan terdapat pantai-pantai yang landai, dan disana-sini berselang-seling tebing-laut yang curam. Pulau-pulau, besar dan kecil bertebaran melingkari pesisir barat dan selatan sampai keutara dan pesisir timur. D i Pulau Weh terletak kota Sabang sebagai ibukotanya, yang merupakan kota pertama atau pintu-gerbang masuk ke Indonesia dan Asia Tenggara dari dunia belahan barat. Aceh memiliki tamasya-alam yang permai dan kayaraya dengan serbaneka kekayaan bumi yang sudah dan akan diolah.
18
LUAS WILAYAH L U A S W I L A Y A H Daerah Istimewa Aceh adalah 55,390 K M 2 , terbagi sebagai berikut : Kotamadya/Kabupaten — — — — — — — — — —
Kotamadya Kotamadya Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
luas {KMI)
Banda Aceh Sabang Aceh Besar Pidie Aceh Utara Aceh T i m u r Aceh Tengah Aceh Tenggara Aceh Barat Aceh Selatan
11,08 200 3.028,92 3.415 4.755 7.760 5.575 9.635 12.100 8.910
Areal tersebut merupakan daerah tempat-tinggal (kota dan kampung), tanah pertanian, perkebunan, hutan dan padang rumput masing-masing luasnya sebagai berikut : 1. Usaha Pertanian — Sawah — Ladang — Jagung — Kacang-kacangan — Sayur-sayuran — Ub'i-ubian — Buah-buahan 2.
Perkebunan Rakyat — Karet — Kelapa — Kopi — Pinang — Cengkeh — Pala — Lada — Tembakau — Randu — Tebu — Nilam
3.020,04 K M 2 2,169,75 218,30 58,22 124,70 103,86 60,81 284,40
KM2 KM2 KM2 KM2 KM2 KM2 KM2
221.08 793,92 277,54 155,66 102,55 41,68 4,05 54,06 12,39 11,62 8,76
KM2 KM2 KM2 KM2 KM2 KM2 KM2 KM2 KM2 KM2 KM2
1,683,31 K M 2
19
3. Perkebunan
— — — — — — — — — —
1.659,02 KM2
Besar
Karet Kelapa sawit Tebu Kopi Kelapa Pala Coklat Pinus Jeruk Cengkeh
259,61 K M 2 163,96 K M 2 9,07 K M 2 8,58 K M 2 4,03 K M 2 0,85 K M 2 0,73 K M 2 1,211,71 K M 2 0,38 K M 2 0,10 K M 2
4. Perikanan darat
166,49 KM2
5. Kota dan Kampung
550,00 KM2
6. Hutan
41,300,00 KM2
7. Rawa-rawa, padang rumput dan alang-alang
4,320,00 K M 2
8. Danau, sungai dan lain-lain
2,691,14 K M 2
Jumlah
20
55.390,00 KM2
IKLIM H a w a panas terdapat dipesisir, didataran tinggi berhawa sedang dan dipegunungan berhawa dingin. Antara bulan Nopember sampai bulan April terjadi curahhujan yang banyak, dan pada masa itu musim turun kesawah. Bila curahan hujan amat lebat, seringkali terjadi banjir yang meluap kedarat. Pada bulan Juni sampai Oktober tiap tahun curah-hujan tidak seberapa dan pada masa inilah terjadi musim kemarau. Curah-hujan dipesisir Utara 1000 — 2000 mm. bahagian pedalaman 2000 — 3000 mm. dan bahagian Selatan rata-rata 3000 mm. dalam setahun. Pada musim kemarau angin berhembus dari arah T i m u r dan pada musim hujan angin berhembus dari arah Barat. Karena itu di Aceh dikenal adanya angin timur dan angin barat. Suhu udara rata-rata adalah sebagai berikut :
Bulan
Suhu max.
suhu min.
Januari Pebruan Maret April Mei Juni Juli Agustus
31,5 30,6 31,1 31,6 31,7 32,1 31,7 31,7
o.C. o.C. o.C. o.C. o.C. o.C. o.C. o.C.
23,6 24,0 24,0 24,0 25,0 24,6 24,8 24,5
o.C. o.C. o.C. o.C. o.C. o.C. o.C. o.C.
September Oktober Nopember Desember
31,7 30,9 30,2 30,5
o.C. o.C. o.C. o.C.
24,5 24,3 24,2 24,4
o.C. o.C. o.C. o.C
21
Lembab nisbi rata-rata tiap bulan sebagai berikut : Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
22
Rata-rata 74% 74% 71% 71% 72% 68% 68% 66% 65% 71% 75 % 73%
G U N U N G Bukit Barisan yang membujur sepanjang Pulau Sumatera membentuk beberapa pegunungan, dengan puncak yang tinggi-tinggi terdapat pula di Aceh dan sebagiannya masih merupakan gunung berapi. Beberapa diantara gunung yang terkenal itu adalah ; 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Gunung Leuser di Aceh Tenggara, tingginya 4446 M . Gunung Ucapmalu dipegunungan Gayo, tmgginya 3187 M . Gunung Bendahara dipegunungan Alas, tingginya 3050 M . Gunung Abong-Abong di Aceh Tengah, tingginya 3015 M . Gunung Batee Teumbon di Aceh Tenggara, tingginya 2839 M . Gunung Peuet Sagoe di Aceh Tengah, tingginya 2780 M . Gunung Geureudong di Aceh Tengah, tingginya 2590 M . Gunung Burni Telong di Aceh Tengah, tingginya 2566 M . Gunung Perkison di Aceh Tenggara, tingginya 2532 M . Gunung Tinjo Laot di Aceh Tenggara, tingginya 2105 M . Gunung Panyang di Aceh Utara, tmgginya 2023 M . Gunung Seulawah Agam di Aceh Besar, tingginya 1806 M . Gunung Seulawah Inong di Pidie, tingginya 1500 M . Gunung Singgah M a t a di Pidie. Gunung Geurutce di Aceh Besar. Gunung Tuan di Aceh Selatan. Gunung Batee Meucica di Aceh Besar. Gunung Burne Rajawali di Aceh Tengah. Gunung Meukek di Aceh Selatan. Gunung Piar di Aceh Selatan. Gunung Karang di Aceh Utara. Gunung Lianggara di Aceh Tenggara. Gunung Panji-Panji d iAceh Tenggara. Gunung Kuala di Aceh Barat. dan lain-lain.
: 23
S TJ N G A I Daerah dipesisir barat dan timur Aceh merupakan dataran tendah dan banyak terdapat paya (genangan) berhutan bakau dan Didataran
ini tnengaHr banyak sekali sungai, dan sebagian
diantaranya adalah : — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — — —
Krueng Aceh di Aceh Besar. Krueng Raya di Aceh Besar. Krueng Daroi di Aceh Besar. Krueng Meureudu di Pidie. Krueng Trieng Gadeng di Pidie. Krueng Beuracan di Pidie. Krueng Pante Raja di Pidie. Krueng Teupin Raya di Pidie. Krueng Baro di Pidie. Krueng T i r o di Pidie. Krueng Peusangan d i Aceh Utara. Krueng Samalanga d i Aceh Utara. Krueng Pandrah di Aceh Utara. Krueng Jeunib di Aceh Utara. Krueng Nalan di Aceh Utara. Krueng Peudada di Aceh Utara. Krueng Tuan di Aceh Utara. Krueng Keureutoë di Aceh Utara. Krueng Mane di Aceh Utara. Krueng Bayeuen di Aceh Timur. Krueng Peureulak di Aceh Timur. Krueng Arakundo di Aceh Timur. Krueng Temiang di Aceh Timur. Krueng Teunom di Aceh Barat. Krueng "Woila di Aceh Barat. Krueng Meureubo di Aceh Barat. Krueng Teuripa di Aceh Barat. Krueng Sabe di Aceh Barat. Krueng Kuala Unga di Aceh Barat. Krueng Ligan di Aceh Barat. Krueng Seunagan di Aceh Barat. Krueng Singke di Aceh Selatan. Hulunya bercabang 2 : Sungai Simpang K i r i dan Sungai Simpang Kanan. — Krueng Kluet di Aceh Selatan. — Krueng Bakongan di Aceh Selatan. — Sungai Batu Itam di Aceh Selatan.
24
— — — — — — — — — — — — — — — —
Sungai A i r Pinang di Aceh Selatan. Krueng Pria Laot di Pulau Weh. Krueng Balohan di Pulau Weh. Krueng Alue Lhok di Pulau Weh. W i h n i Peusangan di Aceh Tengah. W i h n i Gerpa di Aceh Tengah. Wihni Isak di Aceh Tengah. Wihni Timangan di Aceh Tengah. Wihni Inang-Inang di Aceh Tengah. Wihni Samarkilang di Aceh Tengah. Lawe Alas di Aceh Tenggara. Lawe B u k n di Aceh Tenggara. Lawe Mas di Aceh Tenggara. Lawe Pungge (Lawe Mimbar) di Aceh Tenggara. Lawe Geger di Aceh Tenggara. Lawe Natam di Aceh Tenggara. dan lain-lain.
25
TANJUNG DAN TELUK Disepanjang pantai-laut Aceh bahagian timur dan barat banyak terdapat Tanjung dan Teluk yang memihk, pemandangan alam yang sangat permai. Umunmya tanjung dan teluk ini dipergunakan sebagai pelabuhan. 1. Tanjung-tanjung a. b. c. d. e.
Ujong Ujong Ujong Ujong Ujong
Peusangan di Aceh Utara. Jambo Ave di Aceh Timur. Peureulak di Aceh Timur. Raja di Aceh T i m u r . Batee di Aceh Besar.
2. Teluk-teluk a. b. c. d. e. f
26
Lhok Lhok Lhok Lhok Lhok Lhok
:
:
Sabang di Pulau Weh. Seumawe, di Aceh Utara. Langsa di Aceh T i m u r . Seudu di Aceh Besar. Tapaktuan di Aceh Selatan. (Teluk) Dalam di Pulau Simeulue, Aceh Barat.
D A N A U Dua buah danau yang besar terdapat di Aceh, yakni : 1. Danau Laut Tawar, terletak ditepi kota Takengon (Aceh Tengah). Dari danau ini berhulu Krueng Peusangan. Letaknya didataran tinggi Gayo, berada 1225 meter diatas permukaan laut, dengan luasnya 19.000 x 3.000 meter. 2. Danau Aneuek Laot, terletak di Pulau Weh (Sabang). 3. Danau Laut Bangko, terletak ditengah-tengah cagar-alam dipegunungan Aceh Tenggara.
27
P E N D U D U K
28
P E N D U D U K Sensus Penduduk
tahun
1971.
Berdasarkan Sensus Penduduk tahun 1971, jumlah penduduk Daerah Istimewa Aceh adalah 2.008,747 jiwa. Perinciannya sebagai berikut : Wilayah/daerah Kotamadya Kotamadya Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Banyaknya
Banda Aceh Sabang Aceh Besar Pidie Aceh Utara Aceh Tengah Aceh T i m u r Aceh Tenggara Aceh Barat Aceh Selatan
53,626 17,201 181,339 291,026 471,589 108,752 303,632 124,051 223,839 233,692
jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa
Kontposisi umur dan jenis kelamin adalah sebagai berikut : umur (tahun)
laki-laki
perempuan
0 5 15 25
167,114 288,436 165,026 390,575
173,262 264,031 168,753 391,550
~34ÖJ76 552,467 333,779 782,125
1.011,151
997,596
2.008,747
— — — —
4 14 24 keatas
jumlah
prosentase 16$ 27,5 16,6 39 1ÜÖ
Didaerah pantai barat dan selatan penduduknva jarang, dengan kepadatan rata-rata ± 22 j i w a / K M 2 , dan didaerah pedalaman kepadatan rata-rata ± 16 j i w a / K M 2 . Dipantai utara dan timur penduduknya lebih padat, rata-rata ± 70 j i w a / K M 2 . Kepadatan penduduk seluruh Aceh adalah 36,4 j i w a / K M 2 . 29
Perincian kepadatan-penduduk
tiap-tiap K M 2 adalah sebagai
berikut : Wilayah/daerah Kotamadya Kotamadya Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Banda Aceh Sabang Aceh Besar Pidie Aceh Utara Aceh Tengah Aceh T i m u r Aceh Tenggara Aceh Barat Aceh Selatan
)
M
i w a
4
>
8 7 5
86 6
0
8 5
9
9
2
0
39 13 ^ 8
2
6
Penambahan (rate of growth of population) diseluruh Aceh adalah 2.3% setahun.
30
PENDAFTARAN PENDUDUK BULAN MEI 1976 Dalam rangka Pemilihan Umum tahun 1977, pada bulan M e i 1976 di Aceh telah dilakukan pendaftaran-penduduk Warga Negara Republik Indonesia. Jumlah penduduk seluruh Aceh menjadi 2.276,029 jiwa, dengan perincian sebagai berikut : Wilayah/daerah Kotamadya Kotamadya Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten KaBupaten
Banda Aceh Sabang Aceh Besar Pidie Aceh Utara Aceh Tengah Aceh T i m u r Aceh Tenggara Aceh Barat Aceh Selatan
Banyaknya 58,660 18,868 203,577 313,199 538,935 129,599 356,045 148,139 252,982 256,025
jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa jiwa
SUKU/ANAK SUKU Disamping Sukubangsa Aceh, berbagai sukubangsa Iain terdapat di Aceh, juga orang-orang asing. Rakyat Aceh seluruhnya beragama Islam. Selain itu terdapat juga agama-agama lain yang dianut oleh para pendatang. Penduduk asli Aceh adalah Sukubangsa Aceh dan Anakanaksuku, seperti : a. b. c. d. e. f. g.
Anaksuku Anaksuku Anaksuku Anaksuku Anaksuku Anaksuku Anaksuku
(ureueng) Gayo. (ureueng) Alas. (ureueng) Singke. (ureueng) Kluet. (ureueng) Teumieng. (ureueng) Simeuluë. Aneuk Jamee.
31
BAHASA Bahasa Aceh merupakan lingua franca bagi Sukubangsa Aceh dan Anak-anak-suku, sedangkan bahasa Anak-anak-suku yang disebut bahasa Gayo, bahasa Alas, bahasa Singke, bahasa Kluet, bahasa Teumieng, bahasa Simeulue dan bahasa Aneuek Jamee menjadi bahasa pergaulan dikalangan Anaksuku masing-masing. Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Kebangsaan merupakan bahasa yang dipergunakan Sukubangsa Aceh dengan sukubangsa tain.
32
PEMERINTAHAN
33
PEMERINTAHAN Pada awal Kemerdekaan, Aceh merupakan salah satu Keresidenan dari Propinsi Sumatera. Pada tanggal 15 April 1.948 berdasarkan Undang-Undang N o . 10 Tahun 1948, Sumatera dibagi menjadi 3 Propinsi Otonom, masing-masing Propinsi Sumatera Utara, Propinsi bumatera l e ngah dan Propinsi Sumatera Selatan. Propinsi Sumatera Utara meliputi Keresidenan-Keresidenan Aceh, 1'apanuli dan Sumatera Timur, ibukotanya Kuiaraja, hasil keputusan sidang-pleno Dewan Perwakilan Rakyat Sumatera Utara yang berlangsung tanggal 12 Desember 1948 di Tapak tuan. Dengan Keputusan Pemerintah Darurat Republik Indonesia no. 23, P e m / P D R I , tanggal 17 M e i 1949, Gubernur Sumatera Utara ( M r . S . M . Amin) diangkat menjadi Komisaris Pemerintah Pusat untuk Sumatera Utara, sedangkan kekuasaan Sipil dan M i l i ter untuk Keresidenan Aceh, Kabupaten Langkat dan Kabupaten Tanah Karo dipusatkan pada Gubernur Militer yang berkedu dukan di Kutaraja. Untuk tiap-ciap Keresidenan, Pemerintahan Sipil dijalankan oleh Dewan Pertahanan atas-nama dan bertanggung jawab kepada Gubernur Militer. Pada tahun 1949, dengan Peraturan W a k i l Perdana Menteri Pengganti Peraturan Pemerintah no. 8 / D e s y W k . P . M . / 4 9 tanggal 17 Descmber 1949, Keresidenan Aceh dikeluarkan dari Propinsi Sumatera Utara dan ditetapkan menjadi Propinsi tersendiri (Propinsi Aceh pertama), yang wilayahnya meliputi Keresidenan Aceh dahulu ditambah dengan sebahagian dari daerah Kabupaten Langkat yang terletak diluar daerah "Negara Bagian" Sumatera T i mur. Propinsi Aceh pertama merupakan wilayah dari Negara Republik Indonesia yang beribukota di Yogyakarta. Segala sesuatu berkenaan dengan susunan Pemerintahan dan Perwakilan di Propinsi dan Kabupaten-Kabupaten disesuaikan menurut ketentuan Undang-Undang N o . 22 Tahun 1948. Dalam rangka kembali kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Piagam Persetujuan Republik Indonesia Serikat dan Republik Indonesia tanggal 19 M e i 1950 dan Pernyaraan Bersama tanggal 20 Juli 1950, dikeluarkan Peraturan Pemerintah no. 21 Tahun 1950, yang menetapkan, bahwa Daerah Republik Indonesia Serikat sesudah terbentuknya Negara Kesatuan terbagi atas 10 Propinsi Administratif. 34
Salah satu diantaranya ialah Propinsi Sumatera Utara yang meliputi Daerah-daerah Keresidenan Aceh, Tapanuli dan Sumatera Timur. Sejalan dengan ketentuan tersebut diatas, maka dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang no. 5 Tahun 1950 yang dikeluarkan oleh Pemerintah Negara Bahagian Republik Indonesia, dibentuklah Propinsi otonom Sumatera Utara, yang mulai berlaku tanggal 15 Agustus 1950. Sejak waktu itu Aceh kembali menjadi satu Keresidenan administratif yang dikepalai oleh seorang Residen. Karena peleburan Propinsi Aceh Pertama itu cidak sesuai dengan keinginan rakyat dan adanya perobahan kebijaksanaan Pemerintah Pusat dalam hal ini, maka dengan Undang-Undang N o . 24 Tahun 1956 dibentuk Propinsi Otonom Aceh (Propinsi kedua), yang wilayahnya meliputi daerah bekas Keresidenan Aceh, terhitung mulai tanggal 1 Januari 1957. Dengan Keputusan Perdana Menteri Republik Indonesia no. 1/Missi/ 59 tanggal 26 M e i 1959 Aceh menjadi Daerah Istimewa, dengan otonomi yang seluas-luasnya, terutama dalam lapangan keagamaan, peradatan dan pendidikan. Sesuai dengan Undang-Undang N o . 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan di Daerah, maka Pemerintah Daeran Istimewa Aceh terdiri dari Kepala Daerah (Gubernur) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sedangkan Pemerintah Daerah Tingkat II terdiri dari Kepala Daerah (Bupati/Walikotamadya) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah pula. Dibawah Daerah Tingkat I (Daerah Istimewa Aceh) terdapat Daerah-Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kotamadya), dan dibawah Daerah Tingkat II terdapat lembaga Pemerintahan Kecamatan yang dikepalai oleh Camat Kepala Pemerintahan. Dibawah Kecamatan terdapat M u k i m yang dipimpin oleh Kepala M u k i m dan sebagai lembaga pemerintahan yang terendah ialah Gampong (Kampung) yang dipimpin oleh Geuchik (Kepala Kampung). 10 Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kotamadya) dalam Daerah Istimewa Aceh adalah daerah-daerah otonoom. Kotamadya Sabang tidak mempunyai Kecamatan, dan daerahnya langsung terbagi atas beberapa M u k i m , sedangkan Kotamadya Banda Aceh mempunyai Kecamatan-Kecamatan, tetapi dibawahnya tidak terdapat M u k i m , hanya Kampung-Kamj ung.
35
Kampung-Kampung di Aceh merupakan Pemerintahan Desa terendah yang mempunyai wilayah tersendiri dengan penguasa tersendiri pula yang bersendikan hukum Adat. Pemerintahan Gampong yang dipimpin oleh Geuchik diban tu oleh Tuha Peuet (4 orang terkemuka yang dipilih oleh rakyat, dan Tuha Lapan (8 orang terkemuka yang dipilih oleh rakyat pula) sebagai penasehat. Disamping itu terdapat pula pejabat yang bernama Teungku Meunasah yang bertugas dalam bidang keagamaan. Antara Geuchik dan Teungku Meunasah terdapat jalinan kerjasama yang bulat, dan kedua mereka oleh penduduk dianggap sebagai ayah dan ibu keluarga besar kampung.
36
PEMBAGIAN DAERAH D A E R A H I S T I M E W A A C E H terbagi dalam 10 Daerah Tingkat II, yaitu 2 Kotamadya dan 8 Kabupaten, masing-masing : — — — — — — — — — —
Kotamadya Banda Aceh ibukotanya Banda Aceh. Kotamadya Sabang ibukotanya Sabang. ., Kabupaten Aceh Besar ibukotanya -Banda Aceh. / H c X m y ^ Kabupaten Pidie ibukotanya Sigli. t, Kabupaten Aceh Utara ibukotanya Lnokseumawe. Kabupaten Aceh Tengah ibukotanya Takengon. Kabupaten Aceh T i m u r ibukotanya Langsa. Kabupaten Aceh Tenggara ibukotanya Kutacane. Kabupaten Aceh Barat ibukotanya Meulaboh. Kabupaten Aceh Selatan ibukotanya Tapaktuan.
Ibukota Propinsi (Daerah Istimewa Aceh) ialah Banda Aceh, dahulu bernama Kutaraja. N a m a Banda Aceh ditetapkan dengan Surat Keputusan G u bernur Kepala Daerah Istimewa Aceh no. 153/1962, tanggal 28 Desember 1962 yang dikukuhkan dengan Keputusan Menteri Pemerintahan Umum dan Otonomi Daerah N o . Des. 52/1/43-43, tanggal 9 M e i 1963. Dibawah Daerah Tingkat II (Kotamadya dan Kabupaten) terdapat 129 Daerah Kecamatan, 594 M u k i m dan 5462 Gampong (Kampung) atau Desa, yakni sebagai berikut : Daerah Tingkat II Kotamadya Kotamadya Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Banda Aceh Sabang Aceh Besar Pidie Aceh Utara Aceh Tengah Aceh T i m u r Aceh Tenggara Aceh Barat Aceh Selatan Jumlah
Kecamatan
Mukim
Gampong
2 — 12 23 23 7 16 9 19 18
— 4 71 127 90 25 68 31 92 86
20 18 663 948 1422 166 737 229 762 497
129
594
5462 37
,
LAMBANG DAERAH ISTIMEWA ACEH.
38
LAMBANG DAERAH. Lambang Daerah Istimewa Aceh ditetapkan dengan Peraturan Daerah Istimewa Aceh N o . 39 Tahun 1961 tanggal 20 M e i 1961, bernama P A N C A C I T A , yang mengandung 5 unsur perlambang : Pertama
:
KEADILAN, yang dilambangkan dengan dacing (rimbangan) yang terletak d;atas kubah Mesjid.
Kedua
:
KF.RUKUNAN, bah Mesjid.
Ketiga
:
KEMAKMURAN, yang dilambangkan dengan padi, lada (merica), kapas dan cerobong pabrik.
Keempat
:
KEPAHLAWANAN, rencong.
yang dilambangkan dengan
Kelima
:
KESE]AHTERAAN, buku dan kalam.
yang dilambangkan dengan
yang dilambangkan dengan ku-
Lambang berbentuk Kupiah Aceh dan bersegi lima, yang melambangkan falsafah Negara, P A N C A S I L A , sehingga mengandung pengertian bahwa Pancacita terletak didalam wadah Pancasila. Tiga corak~ warna utama dipakai didalam lambang, yakni putih, kuning dan hijau, mengandung pengertian kemurnian, kejayaan dan kesejahteraan/kemakmuran.
39
KEPALA - KEPALA PEMERINTAHAN (1945 — 1978) N a m a
Jabatan
Tahun
Teuku N j a ' Arif
Residen
1945 — 1946
T.P.P. Muhammad A l i
W a k i l Residen
1945—1946
T . Tjhi' M . Daoedsjah
Residen
194é — 1950
Tgk. Muhammad Daud Gubernur Militer Beureueh Aceh, Langkat dan Tanah Karo
1947 — 1 9 4 9
Tgk. Muhammad Daud Gubernur Beureueh
1950 — 1951
R . M . Danoebroto
1951 — 1953
Residen Koordinator
Tgk. Soelaiman Daoed Pemangku Residen Koordinator Abdoel Wahab
M e i 1953 — Sept. 1953
Ketua Staf Keamanan Sipil/Acting Residen
1953 — 1954
A b d u l Razak
Residen
1954— 1957
A l i Hasjmy
Gubernur Kepala Daerah
1957— 1964"
Letnan Kolonel Abdul Muthalib Namploh
W a k i l Gubernur Kepala Daerah
1962 — 1964
Brigadir Jenderal Njak A d a m Kamil
Gubernur Kepala Daerah
1964— 1 9 6 7
Kolonel Hasbi Wahidy
Pd. Gubernur Kepala Daerah
1967 — 1968
A . M u z a k k i r Walad
Gubernur Kepala Daerah
1968 — 1978
Dis. M a r z u k i Njakman
W a k i l Gubernur Kepala Daerah
1968 —1973
40
2)
3 )
1)
1 Januari 1957 sampai 1 Januari 1960, periode pertama. Kemudian dipilih kembali dan dilantik 1 Januari 1960 dan diperhentikan pada 10 April 1964.
2)
10 April 1964 sampai 8 Oktober 1964 selaku Pd. Gubernur Kepala Daerah. 8 Oktober 1964 sampai 30 Agustus 1967 selaku Gubernur Kepala Daerah.
3)
15 Mei 1968 sampai 27 Juni 1973, periode pertama. Kemudian dipilih kembali dan dilantik pada 27 Juni 1973 hingga 1978.
41
REPELITA
42
RENCANA PEMBANGUNAN LIMA TAHUN (REPELITA) Tujuan Repelita. Pada hakikatnya tujuan utama pembangunan di Daerah Istimewa Aceh dal am kerangka Pembangunan Nasional adalah untuk meningkatkan kesejahteraan, menaikkan pendapatan rakyat perkapita, penyediaan kesempatan kerja yang lebih luas, keseimbangan pembangunan antar wilayah, pembahagian pendapatan yang lebih merata serta lingkungan maupun suasana dan mutu kehidupan yang harmonis. Dengan demikian, maka sclangkah demi selangkah diusahakan lewat pembangunan itu menuju kepada kesejahteraan hidup masyarakat seluruhnya, lahiriah dan batiniah, sesuai dengan citacita kemerdekaan. Daerah Istimewa Aceh dimasa lampau belum sempat membenahkan diri dan menikmati hasil-hasil pembanpunan ekonomi, sosial dan budaya secara sempurna disebabkan selalu terlibat dalam bermacam-macani onak-duri pergolakan-pergolakan melawan penjajahan maupun peristiwa-peristiwa lain yang kesemuanya membawa akibat kepada hancurnya sendi-sendi ekonomi dan sosial serta orientasi nilai-budaya. Setelah pulih dari keamanan dan stabilnya politik dibawah pimpinan Pemerintah Orde Baru, Aceh bersama-sama rakyat didaerah lainnya di Indonesia dengan penuh kesadaran, keyakinan dan dengan segaia kemampuan yang dimilikinya telah berusaha untuk memulihkan kembali dirinya melalui serangkaian kegiatankegiatan pembangunan dalam Rencana Pembangunan Lima T a hun. Landasan pembangunan yang dilakukan Daerah Istimewa Aceh adalah tetap seirama dengan landasan Pembangunan Nasional, yakni tetap berpegang teguh kepada : a. Landasan idiil Pancasila, b. Landasan strukturil Undang-Undang Dasar 1945, c. Landasan ra, dan
operasionil
Garis-Garis Besar Haluan
d. Tetap bertitik-tolak pada ngunan.
Sapta Krida
Nega-
Kabinet Pemba-
43
REPELITA -1. Atas dasar penela'ahan kondisi-kondisi Daerah dan dalam rangka mendahulukan peningkatan effisiensi pemanfaatan sumbersumber kekayaan produksi yang telah ada, maka Pemerintah dan rakyat Aceh menggerakkan kegiatan P E M B A N G U N A N LIMA T A H U N P E R T A M A (1969/1970 — 1973/1974) dengan sasaran dan prioritas sebagai berikut : V. 2. 3. 4.
REHABILITASI PRASARANA E K O N O M I , P E N I N G K A T A N PRODUKSI P A N G A N , P E N I N G K A T A N PRODUKSI EKSPOR, P E M B I N A A N M E N T A L D A N KESEJAHTERAAN MASYARAKAT, 5. INDUSTRI PERTANIAN. REPELITA - II. Setelah menela'ah hasil-hasil yang dicapai dalam Pelita-I, baik Nasional maupun Daerah, dengan berpijak kepada landasan dan tujuan Pembangunan Daerah, memperhatikan kondisi dan situasi Daerah beserta hambatan-hambatan dan kemampuan serta berpegang teguh kepada pembinaan Indonesia sebagai suatu ke satuan ekonomi, maka disusunlah sistim prioritas P E M B A N G U N A N L I M A T A H U N KEDUA sebagai berikut • 1. PRASARANA E K O N O M I , meliputi perhubungan darat (jalan, jembatan), perhubungan laut, perhubungan udara, telekomunikasi, irigasi, dan berbagai sarana lainnya. 2. P E N I N G K A T A N PROOUKSI PERTANIAN, meliputi produksi ekspor dan produksi pangan. 3. KESEJAHTERAAN M A S Y A R A K A T , meliputi Agama, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan dan keluarga berencana, pemerintahan umum, pemuda, olahraga, kebudayaan, penerangan, pariwisata, hukum, politik, pertahanan/keamanan nasional, tenaga kerja, koperasi dan kesejahteraan sosial lainnya. , 4. P E N I N G K A T A N PRODUKSI EKSTRAKTIP, meliputi produksi perikanan, kehutanan dan pertambangan. 5. INDUSTRI PERTANIAN, meliputi industri processing hasil pertanian untuk ekspor dan industri-industri kebutuhan masyarakat lainnya.
44
4?
PENGELOMPÖKAN WILAYAH PEMBANGUNAN. Guna mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam Pelita-I, maka dalam Pelita-II ditempuh pendekatan regional yang lebih komprehensif, yakni dengan pengelompokan daerah administrasi kedalam suatu wilayah-pembangunan. Kedalam wilayah-pembangunan tersebut semua sektor-sekror pembangunan yang berkaitan dengan tujuan pembangunan wilayah diintegrasikan untuk mempercepat tujuan-tujuan yang lebih lengkap. Dengan pengelompokan wilayah-pembangunan tersebut d i harapkan dapat memperoleh keuntungan-keuntungan : a. menciptakan pembangunan yang lebih seimbang. b. konsentrasi pembangunan yang cocok dengan pola pengembangan wilayah. c. pemecahan setiap masaalah akan lebih mudah dan sederhana, d. koordinasi dan konsistensi dalam kegiatan-kegiatan usaha pembangunan dapat dicapai dengan lebih baik, sehingga memungkinkan diperoleh keuntungan maksimal dari sesuatu kegiatan pembangunan. Penentuan wilayah-pembangunan dihubungkan pula dengan : a. arus barang/perdagangan dan arus pergerakan pendud u k / migrasi. b. arah dan penggunaan daripada prasarana perhubungan darat dan sistim perhubungan laut.. c. jarak jangkauan yang mungkin dapat dicapai oleh sesuatu wilayah yang tergantung kepada kemampuan untuk memperkembangkan fungsi-fungsi distribusi serta kegiatan usaha masyarakat. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Daerah Istimewa Aceh dibagi dalam 4 wilayah-pembangunan (yang merupakan sub-wilavah jika dilihat dari pola pengembangan wilayah secara Nasional). Wilayah Pembangunan I terdiri dari sebahagian Kabupaten Aceh T i m u r dan sebahagian Kabupaten Aceh Tenggara. Wilayah ini merupakan daerah belakang dari sentra utama Medan. 46
Wilayah Pembangunan II adalah sebagian Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Selatan dan sebahagian Kabupaten Aceh Tenggara dengan sentranya yang terkuat adalah Meulaboh, sedangkan pelabuhan Susoh adalah sebagai pintu-gerbang dari wilayah ini. Wilayah
Pembangunan
111 adalah Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Tengah dan sebahagian K a bupaten Aceh Timur. Sentra yang terkuat dari wilayah ini adalah Lhokseumawe yang juga berfungsi sebagai pintu-gerbang, dan Bireuen sebagai sentra perdagangan dan industri.
Wilayah
Pembangunan
IV adalah Kabupaten Aceh Besar, Pidie, sebahagian Kabupaten Aceh Barat dan Kotamadya Sabang. Sentra yang terkuat diwilayah ini adalah Banda Aceh dan Pelabuhan Kcumalahayati (Kruengraya) sebagai pintu-gerbang.
Orientasi pengembangan di Wilayah-I diarahkan kepada peningkatan produksi ekspor, seperti karet, kelapa sawit, kopi dan lain-lain. Orientasi pembangunan Wilayah-II dipusatkan pada produksi padi, yaitu melalui perkebunan padi (rice estate) dengan sistim padat modal atau padat harga (labor intensif) yang dikaitkan denggan transmigrasi. Orientasi pengembangan "Wilayah-III dititik-beratkan pada pengembangan produksi padi, ternak, perikanan dan jerns-jenis bahan pangan utama lainnya, sebagai faktor input untuk intensifikasi dan ekstensifikasi sektor tersebut lebih diutamakan diwilayah i n i . Wilayah-IV memberikan kemungkinan yang lebih besar kearah peningkatan produksi padi, ternak, cengkeh, perikanan dan bahan-bahan makanan lainnya. Juga wilayah ini memiüki potensi yang besar untuk mendirikan pabrik semen, yang juga memberikan daya-dorong kepada kehidupan ekonomi sektor-sektor yang lain. 47
Daerah Perdagangan Bebas dengan Pelabuhan Bebas Sabang yang berfungsi sebagai tempat penumpukan beras, peningkatan mutu dan processing barang ekspor, industri pelayaran, pariwisata dan industri maritim, letaknya cukup strategis bagi lalulinras perdagangan antar wilayah, antar pulau dan internasional. Tersedianya beberapa fasilitas dasar (pelabuhan, listrik, air, bahan bakar) memungkinkan Sabang dapat memainkan peranannya sebagai pusat daya dongkrak ekonomi untuk wilayah-wilayah lainnya di Indonesia maupun internasional.
48
WILAYAH
PEMBANGUNAN
DAERAH ISTIMEWA A C E H
49
KEKAYAAN ALAM D A N P O T E N SI D A E R A H
50
KEADAAN TANAH Keadaan yaitu :
tanah didaerah ini terhagi dalam
beberapa jenis,
1. Jenis Organosol/Aluvial, terdapat dari Ujung Temiang dipantai timur Aceh sampai keujung Pidie dipantai utara. 2. Jenis Podsolik Merah Kuning/Litosol/Regosol, terdapat dari Ujung Pidie sampai ke Ujung Batee di Kabupaten Aceh Besar. 3. Jenis Organosol/Aluvial terdapat dari Ujung Batee sampai disekitar Uleelheue (daerah yang disebut lembah Krueng Aceh). 4. Jenis Podsolik Merah Kuning terdapat dari Uleelheue sampai kekaki Gunung Geurutee. 5. Jenis Podsolik Merah Kuning/Litosol/Regosol terdapat dari kaki Gunung Geurutee sampai ke Kuala Teunoin (Aceh Barat). 6. Jenis Organosol/Aluvial terdapat dari Ujung Jahu (Calang) sampai ke Ujung Raja (perbatasan Aceh Barat dan Aceh Selatan). 7. Jenis Podsolik Merah Kuning/Litosol/Regosol terdapat dari Kuala T r i p a sampai ke Tapaktuan di Aceh Selatan. 8. Jenis Organosol/Aluvial terdapat dari Tapaktuan sampai ke Ujung Singkel. 9. Dibagian pedalaman Aceh sampai kedaerah dataran tinggi keadaan tanah terdiri dari jenis-jenis : Podsolik merah kuning. Podsolik merah kuning/Litosol/Regosol. Podsolik Cokelat kelabu/Podsolik Rensina/Litosol. Andosol (terdapat didaerah Kabupaten Pidie, Aceh Tengah dan perbatasan Aceh Barat — Aceh Tengah). Organosol/Aluvial (hanya terdapat disebagian daerah Aceh Tenggara).
51
PROYEK L.N.G. Didaerah A r o n , Lhokseumawe (Aceh Utara) ditemukan sumber Gas A l a m Cair (Lequified Natural Gas). Proyek L . N . G . ini merupakan yang terbesar di Indonesia yang menelan biaya sebanyak l.k. US$ 3,4 milyar. Pembangunannya untuk : — — — — —
memerlukan l.k. 1.850
plant site contraction camp housing site lapangan terbang jalur pipa service road
H A tanah, 600 600 300 200 150
yakni
HA HA HA HA HA
Pembangunan proyek tersebut diawali dengan ditemuinya kandungan gas alam berpotensi sangat besar di Aceh Utara daiam usaha eksplorasi sumber-sumber minyak pada Daerah Perjanjian Bagi Hasil Pertamina — M o b i l O i l Indonesia pada akhir tahun 1971. Untuk keperluan proyek tersebut dibangun sarana dan fasilitas perhubungan laut yang dapat berlabuh merapat kedermaga kapal-kapal ukuran 100.000 ton keatas dan pembangunan lapangan udara yang mampu menampung pendaratan pesawat-terbang jenis D C - 9 . Lapangan L . N . G . A r o n memiliki reservoir gas alam sebanyak 10 trilliun c.f. menurut taksiran kasar dan merupakan sumber gas alam yang terbesar di Asia Tenggara, cukup penyediaan bahan pengolahan untuk jangka waktu paling kurang selama 50 tahun. Proyek tersebut akan mcmberi pengaruh besar dalam sektor peningkatan penerimaan Negara, menyerap tenaga kerja yang cukup besar dan akan mendorong pertumbuhan proyek-proyek lain seperti pabrik pupuk, petrokimia dan sebagainya disamping membuka kesempatan untuk tumbuh dan berkembangnya usaha-usaha ekonomi dan industri masyarakat.
PABRIK GULA OOT GIREK Pabrik Gula Cot Girek adalah sebuah Perusahaan Negara yang terletak di Lhoksukon, Aceh Utara yang mulai dibangun pada pertengahan A p r i l 1965 dan selesai pada pertengahan Agustus
52
1970 yang dilanjutkan dengan masa-giling percobaan pada tanggal 31 Agustus 1970. Dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian no. 2 7 7 / K P T S / Ogg/6/1972 tanggal 6 Juni 1972 Direksi Perusahaan Negara Perkebunan X V I ditugaskan menyelenggarakan pengelolaan proyek tersebut. Giling pertama dilakukan pada tanggal 26 Pebruari 1974. Kapasitas giling pabrik gula tersebut adalah 25.000 kw. tebu/ 24 jam, dan untuk effisiensinya harus menggiling minimal 120 hari, dengan jumlah tebu yang akan digiling adalah 120 x 25.000 k w - 3.000.000 kwintal.
PABRIK KERTAS Hutan pinus mercusi yang cukup luas di Aceh (Aceh Tengah, Aceh Tenggara, Aceh Besar) merupakan penyediaan bahan baku yang cukup besar potensinya bagi produksi kertas. Sejak tahun 1951 sudah ditempuh usaha mendirikan pabrik kertas di Takengon dan sebagian sarana untuk itu sudah dipersiapkan. Disamping itu di Langsa, Aceh Timur sudah didirikan sebuah pabrik kertas oleh pengusaha swasta. '/lATIJH JlfiJÜ
TAMBANG MI NYAK
Perusahaan Pertambangan M i n y a k dan Gas Bumi Negara P E R T A M I N A telah melakukan pengolahan sumber minyak di Aceh atas ladang-ladang minyak yang terdapat di Aceh T i m u i dan Aceh Utara. Diberbagai Kabupaten lain di Aceh telah ditemui pula sumber-sumber minyak baru yang dewasa inj sedang digarap hasilnya.
TAMBANG EMAS Sebelum Perang Dunia ke-II di Aceh Barat telah diolah sumber emas yang dilakukan oleh perusahaan asing Marsman Elg. Expl. M i j , dengan luas areal meliputi 5.300 H A yang menghasilkan assay rata-rata 2,37 gram emas dan 6,23 gram perak perton. Tambang emas tersebut terbengkalai selama pendudukan Jepang dan oleh Pemerintah Republik Indonesia kemudian diambil alih. Sampai tahun 1946 tambang emas tersebut dapat berjalan daa sekarang dalam keadaan terbengkalai. Selain Tutut, sumber emas terdapat pula ditempat-tempat lain di Aceh Barat yang diusahakan dengan cara sederhana oleh penduduk.
53
PERKEBUNAN Perusahaan Negara Perkebunan I (P.N.P. -1) yang berkedudukan di Langsa mengusahakan 7 buah perkebunan yang terdapat di Aceh Timur, Aceh Tengah dan Aceh Tenggara, yakni :
— Perkebunan Karet di Julok RajeK, Aceh Timur, — Perkebunan Karet Kebun Baru, Aiue Gaden?, di Aceh Tiinur, — Perkebunan Karet Langsa/Bukit Rata di Aceh Timur, — Perkebunan Karet Pulau Tiga di Aceh Timur, — Perkebunan Karet Tanjung Seumantok di Aceh Timur, — Perkebunan Kelapa Sawit di Karang Inong di Aceh Timur. — Perkebunan Pinus Merkusi di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara. Disamping itu atas dasar joint enterprise antara Pemerintah dengan P T . Socfindo diusahakan 4 buah perkebunan yang terletak di Aceh Timur, Aceh Barat dan Aceh Selatan, terdiri dari perkebunan karet dan kelapa sawit. Perkebunan-perkebunan yang diusahakan oleh swasta terdapat pula diseluruh Aceh.
HASIL HUTAN Hasil hutan merupakan salah satu sumber pendapatan Pemerintah Daerah Istimewa Aceh disamping merupakan sumber devisa Negara. Jenis kayu-kayu yang dihasilkan adalah kayu kapur, merante, lesi-lesi, krueng, bakau, damar laut, merbau, seumantok dan sebagainya. Produksi hutan diekspor keluar negeri disamping sebagian kecil dipergunakan untuk kebutuhan didalam negeri. Areal cagar alam dan suaka alam margasatwa di Gunung Leuser, Aceh Tenggara merupakan proyek kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan Netherland W o r l d Wildlife Fund Committee. Hutan lindung meliputi daerah Aceh Tenggara bagian barat sampai ke Kecamatan KÏuet Selatan di Aceh Selatan.
SUMBER TAMBANG Selain bahan-bahan pertambangan yang sudah diolah, di Aceh terdapat banyak sumber-sumber bumi yang belum dikerjakan. Sebagian daripadanya sudah disurvey oleh ahli-ahlinya, yakni : 54
— batubara, terdapat dilokasi Ayer Jambu Batang, Sungai Pending, Wehni Oreng, Ayer Batureng, Krueng Kluet, T a paktuan, baratlaut Krueng Teurumon, Kruengraya, K r u eng Ancong, timur Peureulak, dekat Simpang Peuet, tenggara Krueng Beukah dan Krueng Lawit. — bijih best, terdapat dilokasi Krueng Geunteuet dengan anak-sungainya Alue Buto Pantonlabu, Gle M o n Pelet, Krueng Ligan, Krueng Rigaih, Alue Talu, Kuala Lhee, Cot Plui, Cot Seumeurong, Cot Mendengit, Cot Regan, Cot Darat, Cot Mane, Alue Peutua Gade, Kutabuloh, Pantonluas dan Tapaktuan. — molibdcnis, terdapat dilokasi Gaya Lurus, Bumi Agusem dan W a i n i Tripe. — ümah-hitam dan seng, terdapat dilokasi Krueng Beureuyeueng, Krueng Isep dan Pasir Putih. — mangaan, Aceh.
terdapat dilokasi Lhok Kruet dan pantai timur
— kapnr (limestone),
terdapat diberbagai
tempat.
— emas, terdapat pada lokasi disekitar Meulaboh, Krueng Teunom, Ladang Geupoh, Krueng W o i l a , Krueng M e u reubo, Krueng Manggi, Krueng Gune, Krueng M e u k o dan Krueng Seunagan (yakni Krueng Cut dan Krueng Trang). — tembaga, terdapat di Pulau Breueh, daerah Gle Bruek, Krueng Kala, Gle M o n Peuet, Aer T a l u dan daerah Beutong. — minyak-bumi, terdapat di Krueng Peureulak, Alue M e u nyeuek, daerah aliran Peureulak, Krueng Sinampsn dan Alue Maneng, Alue Meurante, Alue Meunyeuek Tanoh, Meurante Sunggang, Krueng Simpang Langsa, Pineueng Peungandangan, selatan Lhoksukon, timur Krueng Jambo Aye, aliran atas Krueng Idi, selatan Peureulak, barat Bayeuen, selatan stasion Panjang Genteng, Pucok, barat kopel Peureulak, selatan Alue M a s dan anak cabang Krueng Meureubo. 55
— belerang, terdapat disekitar Ie Seu-uem (Kruengraya) Seulawah. — semen, terdapat di Lhoknga (Aceh Besar) dengan dan mutu yang cukup baik. Juga di Aceh Utara. — pupuk guano, sekitarnya. — gips,
kadar
terdapat dilokasi Lampu-uk, Lhoknga dan
terdapat didaerah
Panteraja.
— teras, terdapat di Gunung Seulawah. — marmar, terdapat di Pulau Banyak dan sekitar Danau Laut Tawar. — kuningan, — intan,
terdapat di Aceh Selatan.
terdapat di Aceh Selatan.
— aluminium,
terdapat di Aceh Selatan.
PERTANIAN A C E H merupakan salah satu daerah yang tiap tahun meng-^ alami surplus beras, sehingga kelebihan tersebut secara terus-menerus mengisi kebutuhan daerah-daerah tetangga, antara lain Sumatera Utara, Riau dan Padang (Sumatera Barat). Jika sarana-sarana persawahan menjadi lebih baik dari keadaan sekarang, yakni irigasi, pupuk dan jenis-jenis padi, dapat diharapkan hasil beras Aceh akan berlipat-ganda daripada keadaan sekarang. Hasil-hasi! pertanian yang menonjol di Aceh adalah ; — — — — — — — —— ——
padi sawah , j padi ladang _ kentang fg^S — kol/kubis ketela pohou _ lombok ketela rambat —. buncis kacang tanah — wortel kacang kedele — pisang kacang hijau paya kacang panjang — pokat kacang merah _ nangka tomat _. lobak _ rambutan —- bawang merah _ langsat — bawang putih _ sawoh ~ t g — mangga — y — manggis. — mentimun Hasil perkebunan besar dan perkebunan rakyat adalah kelapa kelapa sawit, karet, jarak, tebu, kopi, pmus merkusi, pinang, cengkeh pala, karet, kopi, kelapa, nilam, tebu, tembakau, lada, landu, dan lain-lain. s a w
p e
n
e
n
a
s
e r o n
b
a
a
m
PETERNAKAN , „ Padangrumput dan alang-alang yang luasnya lebih-kurang 432.000 H A atau 7.8% dari luas Aceh memungkinkan pemeliharaan ternak secara besar-besaran. ^Selama Pelita-I produksi ternak-besar menunjukkan angkaangKa yang terus meningkat. Peningkatan produksi ini disebabkan usaha-usaha intensifikasi dan extensifikasi, menggunakan bibit-bibit-unggul lokal dan jenis ongale serta mengadakan perkawinan buatan (semen-beku) yang diimpor dari luar negeri.
57
Ternak Aceh pada umumnya dipasarkan di M e d a n dan sebagian diekspor keluar negeri. Jenis-jenis ternak yang banyak terdapat di Aceh ialah sapi, kerbau, kambing/domba, ayam, itik, kuda. Babi juga terdapat di Aceh, terutama didalam hutan-hutan di Simeulu. Petani di Aceh memelihara ternak besar, terutama sapi dan kerbau, sedangkan penduduk pada umumnya memelihara ayam.. itik, kambing dan domba. Kuda hanya dipelihara oleh penduduk di Kabupaten Aceh Tengah dan Aceh Tenggara.
PERIKANAN Perairan Daerah Istimewa Aceh memiliki 4 jenis sumber laut yang mcnghasilkan ikan tertentu, yakni : — Ocianis Pelagis, yang menghasilkan ikan-ikan tuna, cakalang dan rongkol. — Neritis Pelagis, yang menghasilkan ikan-ikan kembung, layang-layang, tenggiri, karangi dan lain-lain, — Dimertal, yang menghas'lkan ikan-ikan bawal, lur, janidee, udang. — Perairan karang, yang menghasilkan ikan kuning, kerapu dan lain-lain jenisnya. Dalam Pelita-II wilayah Aceh sebelah utara dan timur (mulai dari Aceh Bes3r sampai batas Aceh - Sumatera Utara) program penangkapan ikan bagi peningkatan produksi diarahkan melalui motorisasi perikanan rakyat. Wilayah perairan Aceh bagian barat dan selatan diarahkan untuk usaha penangkapan lepas-pantai dan laut-dalam dengan menggunakan kapal-kapal ukuran 25 - 50 G T dan diatas 50 G T . Peningkatan produksi perikanan ditujukan bagi memenuhi kebutuhan" daerah dan dalam negeri maupun untuk diekspor keluar negeri dengan tujuan Singapura dan Jepang. Dengan meningkatnya ekspor ikanAidang setiap tahun, maka telah dibangun fasilitas cold-storage di Lhokseumawe dan Sabang, masing-masing dengan kapasitas 240 ton dan 900 ton. Sebuah perusahaan swasta nasional membangun pula cold room di Aceh T i m u r dengan kapasitas 80 ton. Tempat-tempat utama yang merupakan sentra produksi ikan laut adalah : — Kruengraya, Lambada, Lamteungoh, Leupueng di Aceh Besar. — Ie Leubeue, Laweueng, Panteraja dan Meureudu di Pidie. — Lhokseumawe, Pusung dan Ujungblang d i Aceh Utara.
58
— Telaga Tujuh, Kualabugak di Aceh Timur. — Kuala Unga, Kuala Bubon, Padang Seurahit, Kuala Tuha dan Kuala Tadu di Aceh Barat. — Susoh, Tangan-Tangan, Bakongan, Kuala Baro, Singkel, Gosong Telaga dan Pulau Banyak di Aceh Selatan.
INDUSTRI Dikota-kota dan didesa-desa terdapat berbagai jenis industri yang diselenggarakan oleh sesuatu perusahaan, koperasi, keluarga atau pribadi. Industri/kerajinan — — — — — — — — — — — —• — — — — — — — — — — — — — — — — — —
dimaksud terdiri dari :
destilasi minyak atsiri kilang kayu (plywood) kilang kayu dengan alat sederhana kilang minyak kelapa pabrik korek-api pabrik paku pabrik kawat duri industri perikanan pabrik sabun pabrik es batu kilang padi percetakan crumb rubber remilhng perusahaan garam rakyat kerajinan anyaman kerajinan sortasi rotan kerajinan bahan bambu dan tempurung kerajinan sabut kelapa/bulu ijuk keraiinan selodang pinang dan nibung kerajinan tenunan kerajinan aiat-alat besi kerajinan tanah-liat sortasi kopi industri rokok industri sirop/limun/kecap industri mie/bihun/tahu industri kerupuk industri roti/kembang gula industri jamu industri dendeng
59
— r-— — — —
usaha panglong usaha penyamakan kulit industri arang - industri bahan bangunan industri logam mulia industri alat rumahtangga industri minyak rambut dan lain-lain.
PERDAGANGAN LOKAL Perdagangan lokal meliputi perdagangan antar Daerah Tingkat II ataupun antara pasar-pasar yang terdapat didalam daerah itu sendiri. Yang diperdagangkan ialah bahan-bahan kebutuhan seharihari, terutama beras, palawija dan serba-jenis alat-alat kebutuhan rumah-tangga/pertanian. Banda Aceh selaku ibukota Propinsi merupakan tentral kegiatan perdagangan lokal, kemudian disusul oleh ibukota-ibukota Daerah Tingkat II.
PERDAGANGAN INTER - INSULER Perdagangan inter-insuler (antar-pulau dan antar propinsi) terutama terdiri dari barang-barang hasil dalam negeri, yang kebanyakan adalah barang-barang konsumtif, termasuk cengkeh dan minyak nilam yang produksinya meningkat dari tahun ketahun.
PERDAGANGAN EKSPOR Pada dasarnya produksi barang-barang ekspor Aceh terbagi dalam dua golongan besar, yakni barang-barang golongan keras dan barang-barang lemah. Produksi utama untuk ekspor adalah kayu, karet, kopi, kelapa-sawit (minyak dan biji), kopra, damar/pinus, kelapa, pala, pinang dan sebagainya. Diantara produksi ekspor utama yang paling menonjol ialah kayu. Disamping itu masih terdapat commodity-commodity iainnya yang terdiri dari barang-barang lemah, seperti gabah, ternak-besar dan ikan basah. A k a n tetapi ketiga jenis produksi ini mempunyai peranan kecil dalam angka ekspor, sedangkan untuk perdagangan lokal dan perdagangan inter-insuler cukup menonjol. Produksi barang-barang ekspor pada umumnya diharilkan oleh Perkebunan Besar dan Perkebunan Rakyat. Pada umumnya tanaman-ranaman ekspor itu diusahakan oleh PNP-I, P T . S O C F I N D O dan Swasta Nasional. 6Q
Jumlah areal Perkebunan Rakyat terus meningkat dari tahun ketahurt dengan tanaman karet, kelapa, kopi, cengkeh, pala, pinang, lada, randu, tembakau, nilam, tebu, coklat, jambu mete. fanili dan sebagainya. Perkembangan ekspor dalam volume dan nilainya meningkat dibandingkan dengan keadaan pada permulaan Pelita-I. Negara-negara tujuan adalah Singapura, Malaysia, Nederland, Belgia, Swedia, Norwegia, Italy, Inggeris, Kanada, Amerika Serikat, Taiwan, Japan, Denmark, Perancis, Jerrran Barat.
F A U N A Bermacam-macam jenis nya :
fauna terdapat
di Aceh,
diantara-
Jenis Mamalia
: harimau, beruang, gajah, badak, kera, mawas, siamang, rusa, menjangan, kijang, kancil, monyet, babi-hutan, musang. tikus-sawah, tikusrumah, cerutut, lutung, kelelawar, sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, macan-kumbang, kera tidak berbuntut, kambing-hutan, tupai.
Jenis burung (aves)
:
belibis, layang-layang, balam rampeuneue, berjuk, burung-hantu, beureugom, ayam-hutan, kekek, bangau-putih, beureuwak, burung-pipit, berkik, burung-malam, kenari, punai-tanah, burung dili-dili, burung-madu, burung udanghutan, burung-sesap, perling, burung-kerenda, elang, rajawali, belatuk, sebilang-tandang (sebangsa burung disawah yang mengikuti kerbau berkubang), puyuh, balam-putih, merak, punai, itik, dan lain-lain.
Reptilia
:
Buaya, biawak, ular, Ihan, tokek, kura-kura, cecak, penyu.
Amphibia
:
katak, kodok-hijau, kodok-pohon, kodok-puru, bunglon, lintah, pacat, kepiting air-tawar, kepiting-darat, siput-sawah.
In sekt a Hexapoda
:
Kupu-kupu (lipidoptera), kupu-kupu-hitam-keputihan, kupu-kupu-putih, kupu-kupu-Iembayung, kupu-kupu-kuning, semut (hyrnenoptera), semut-besar, semut-kelapa (warna merah), semut-hitam, semut-batu (warna hitam dan ke61
ras), semut-kecil berbagai jenis, nyamuk, lalat, lalat-kerbau, lalat-bunga, nyamuk biasa, capung, kumbang-kelapa, kumbang-terotot. Ikan tawar
:
Ikan-gabus, ikan-lele, ikan-sepat (sepat-siam) dan sepat-biasa, kecil), ikan-panjang, ikan-mas, ikan mujair, ikan-belanak, belut, ikan-kepalatimah, ikan-jurung, ikan-singsing (warnanya kuning dan musimnya diwaktu banjir), ikan-bandeng, siput, kepras (gurami), ikan-depik, karper (ikan-bawal), ikan-kerling, ikan-kebarai, dan lain-lain.
Sumber laut
:
Dari perairan Aceh terdapat sumber-laut yang menghasilkan ikan-ikan : tuna, cakalang, tongkol, gabur, iyu, kembung, layang-layang, tenggiri, karang, jenara, bawal, udang, teri, ikan-kuning, kerapu, kakap, dan sebagainya. Hasil-hasil laut lainnya adalah : bunga-karang, agar-agar, lolak, tripang, telur penyu, akar bahar dan lain-lain.
F L O R A Bermacam jenis flora tumbuh di Aceh, mulai dari lembahlembah dan jurang, bahkan dirawa-rawa sampai kebukit-bukit dan gunung didataran tinggi. Sebagian diantaranya ialah i Flora dihutan
:
Flora disawah
:
62
kayu meurante, kayu seumantok, kayu ceungai, kayu bayur, kayu meudang, kayu damar, kayu durian, kayu pinus/tusam (pinus mercusi), rotan-saga, rotan-sabut, rotan-udang, rotanbatu, rotan-tunggal, kayu-manis, kayu merbau, kayu kapur dan lain-lain. padi biasa (oriza sativa), padi-ketan (oriza glutinosa). Jenis padi biasa : Si Raja, Si Tambak Padang, Si M u d i k , Si Jawe, Si Aceh, Si Reger, Bunga Cina, Jambu, Si Rambe, Si Hamotan, Si T o pas, Si Itam, Si Pendek, Si Cantek, Si Manis, Si Cut dan Si Geupai. Jenis padi ketan : padi ketan gombok, padi ketan itam, padi ketan biasa.
Rumputan : kangkung, genjer, lumut, dan lainlain. Flora ditegalan :
kelapa, kopi, karet, cengkeh, pala, randu, kapuk, pinang, enau, ijuk, kelapa sawit, lada, kayu minyak kayu-putih, dan lain-lain.
Floia dirawa belukar
pandan, rotan-air, tanaman-melilit, akar, bakau, rumbia, sagu, berbagai jenis tanaman-air, berbagai jenis ganggang, sikududuk, tanaman memanjat, paku-pakuan, bambu, pandan, alangalang, rumput, dan lain-lain.
•
Tanaman buah-bnahan : pisang, nenas, nangka, durian, duku, jeruk, mangga, jambu, pepaya, manggis, langsat, pokat, rambutan, kesamak, rambai, semangka, sirsak, jeruk, salak, anggur dan lainlain. Tanaman palawija dan sayur-saynran : ubi-kayu, ubi-jalar, kacang-tanah, kacang-hijau, kacang merah, kacang-kedele, kacang-panjang, jagung, lombok, bayam, sawi, labu, sirih, tomat, mentimun, terong, kentang, bawang-merah, bawang-putih, kubis, k o l , salada, wortel, buncis, petai, lobak, kunyit, jahe, ketumbar, serai, dan lain-lain.
63
PERHUBUNGAN
64
PERHUBUNGAN DARAT M e l a l u i jalan darat dari Banda Aceh ke M e d a n yang jaraknya lebih-kurang 600 K M setiap saat dapat ditempuh dengan kenderaan pribadi ataupun otobus. Motor-motor sewa dari Banda Aceh ke M e d a n berangkat sejak pagi-pagi, terus-menerus hingga jam 07.00 malam, baik berupa bus biasa, bus spesial air conditioned dan taxi. Jalan-raya di Aceh terdiri dari jalan Negara, jalan Propinsi dan jalan Kabupaten/Kotamadya. Panjang jalan Negara 489 K M dengan 364 buah jembatan. Panjang jalan Propinsi 1.293 K M dengan 1323 buah jembatan. Panjang jalan Kabupaten/Kotamadya 3.891 K M dengan 2.108 buah jembatan. Daftar perincian : Trayek (daerah)
Panjang jalan (KM)
Banyaknya jembatan (bh)
1. Jalan Negara : Banda Aceh — Batas Sumatera Utara
489
364
2. Jalan Propinsi : Banda Aceh — Uleelheue Banda Aceh — Kruengraya Banda Aceh — Blangbintang Lambaro — Blangbintang Cunda — Lhokseumawe Bireuen — Takengon — Blangkejeren — Kutacane — Batas Sumatera Utara Beureunun — Tangse — Geumpang Banda Aceh — Meulaboh — Tapaktuan — Batas Sumatera Utara Meulaboh — Tutut Kuala Tuha — Jeuram Simpang T u t u — Lutung Babah Jurong — Meureudu — Simpang Pangwa
6 31 14 7,5 3
2 18 9 4 1
405 98
375 32
633 60 24 3,5
698 125 53 3
8
3 65
3. Jalan Kabupaten/Kotamadya Kotamadya Kotamadya Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten
Banda Aceh Sabang Aceh Besar Pidie Aceh Utara Aceh Tengah Aceh T i m u r Aceh Tenggara Aceh Barat Aceh Selatan
: 58 35 504 639 614 380 676 159 426 398
25 22 196 378 240 124 280 91 372 380
Jarak antara Banda Aceh ke : Lamno Calang Teunom Meulaboh Biangpidie Tapaktuan Kandang Sigli
66
81 156 190 245 371 449 483 112
Km Km Km Km Km Km Km Km
Bireuen Lhokseumawe Pantonlabu Peureulak Langsa Kualasimpang Medan Takengon Kutacane
218 274 329 393 437 471 600 321 556
Km. Km. Km. Km. Km. Km. Km. Km. Km
PERHUBUNGAN LAUT M e l a l u i jalan laut dapat dicapai pelabuhan-pelabuhan yang terdapat disepanjang pantai Aceh, baik yang terletak dibagian sebelah timur, dibagian barat ataupun dibagian utara, termasuk pelabuhan-pelabuhan pulau. Pelabuhan-pelabuhan tersebut ialah : SABANG, terletak di Pulau Weh, suatu pelabuhan samudera yang dapat dirapati kapal berukuran 35.000 ton. Sementara dermaga belum selesai, kapal-kapal yang dapat merapat berukuran 5.000 ton. Kapal-kapal yang berukuran lebih berlabuh pada jarak 200 — 500 meter dari dermaga. Dari Sabang terdapat hubungan langsung ke Tanjung Priok dan keluar negeri, sedangKan hubungannya dengan daratan Aceh dilakukan dengan motor-boat ferry yang melayari line tersebut 2 kali sehari. ULEELHEUE, da Aceh.
pelabuhan samudera yang terletak 5 K M dari Ban-
KEUMALA HAYATI, di Kruengraya, Aceh Besar. Sangat strategis letaknya didalam sebuah teluk dengan airnya yang tenang dan cukup dalam, dapat berlabuh ï v p a t kedermaga kapal-kapal berukuran 10.000—15.000 ton. Dari Banda Aceh jauhnya 31 K M . MEULABOH, SUSOH,
pelabuhan samudera terletak dikota.
pelabuhan pantai di Aceh Selatan.
TAPAKTUAN,
pelabuhan pantai terletak dikota.
SINGKEL, pelabuhan samudera di Aceh Selatan. HALOBAN, pelabuhan pantai di Pulau Banyak, Aceh Selatan. S1NABANG, pelabuhan pantai di Pulau Simeulu, Aceh Barat. SIGL1, pelabuhan pantai terletak dikota. LHOKSEUMAWE, pelabuhan samudera terletak dikota. Dari sini diadakan hubungan langsung ke Pulau Pinang dengan motor-boat ferry yang dapat ditempuh 15 jam. Khusus untuk keperluan proyek L . N . G . telah dibuat sebuah pelabuhan baru di Blang Lancang, Lhokseumawe. KUALA
LANGSA,
pelabuhan pantai di Aceh Timur.
67
PERHUBUNGAN UDARA ï . BLANG BINTANG, 14 K M dari Banda kceh merupakan pelabuhan udara utama di Aceh, melayani route Polonia M e dan p.p., dengan menempuh jarak lebih-kurang 500 K M . D a r i Pelabuhan-udara Blang Bintang dapat dilakukan penerbangan kepelabuhan-udara Cot Bak-u d i Pulau Weh dalam waktu kira-kira 10 menit, kepelabuhan-udara Malikussaleh di Lhokseumawe, pelabuhan-udara Cutnyak Dien di M e u l a boh dan pelabuhan-udara T . Tut A l i di Tapak Tuan. Penerbangan dari Blang Bintang ke Polonia Medan dapat dilanjutkan ke Padang, Pekan Baru, Palembang dan Jakarta ataupun keluar negeri (pelabuhan-udara Bayan Lepas di Pulau Pinang, pelabuhan-udara Internasional di Kuala L u m pur ataupun kepelabuhan-udara Paya Lebar di Singapura). Blang Bintang yang sekarang secara tetap tiap hari dikunjungi pesawat-udara dari Medan dapat didarati oleh jenisjenis Fokker-28 dan Hercules. Sementara itu tasilitas-fasilitas untuk memungkinkan pendaratan pesawat jenis yang lebih besar dikerjakan terus. 2.. C O T BAK-U,
di Pulau Weh.
3. MALIKUSSALEH, pelabuhan-udaia yang terletak d i Krueng Mane Aceh Utara. 4.
C U T N Y A K DIEN, pelabuhan-udara yang terletak di Seunagan, Aceh Barat, 9 K M dari kota Meulaboh.
5. TEUKU Tuan.
68
CUT ALI, pelabuhan-udara yang terletak di Tapak
POS, TELEGKAP, TELEPON Diseluruh Aceh terdapat Kantor Pos. Selain Kantor Besar yang berkedudukan di Banda Aceh, ditiap-tiap ibukota Kabupaten dan Kotamadya, dan dibekas ibukota-ibukota Kewedanaan dan dibeberapa tempat lain yang diperlukan, terdapat pula Kantor Pos. Kantor Kawat (Telegrap) terdapat di Banda Aceh dan ditiaptiap ibukota Kabupaten/Kotamadya. Disamping hubungan teiegrafis milik P . N . Pos dan Telekomunikasi, ditiap-tiap Daerah Tingkat II dan tempat-tempat terpencil tersedia fasilitas serupa, milik Pemerintah Daerah dan A B R I . Dengan alat-alat tersebut dapat dilakukan hubungan telekom antara Banda Aceh — M e d a n dan Banda Aceh dengan tempat-tempat lainnya. Tiga buah Kantor Gabungan Telepon terdapat di Aceh, masing-masing : Dl B A N D A ACEH, meliputi wilayah Banda Aceh, Sigli, Beureunun, Meureudu, Lamno, Calang, Alue B i l i , Meulaboh, Jeuram, Blangf idie, Tapaktuan, Bakongan, Uleelheue dan Sabang. Dl LHOKSEUMAWE, meliputi wilayah Lhokseumawe, Bireuen, Samalanga, Pantonlabu dan Lhoksukon. Dl LANGSA, meliputi wilayah Langsa, Peureulak, Idi, Kuala Simpang, Pangkalanberandan dan Pangkalansusu. Kantor Telepon di Aceh Tengah dan Aceh Tenggara berdiri sendiri, tidak termasuk dalam lingkungan Kantor Gabungan Telepon tersebut diatas. Jumlah pesawat telepon seluruhnya 3202 buah, yaitu 621 buah pesawat otomat (hanya di Banda Aceh) dan 2581 buah pesawat sentral tangan (lokal battery).
69
K E B U D A Y A A N
70
SENI - TARI Kesenian Aceh dipertunjukkan pada saat-saat istirahat dan lazimnya setelah selesai musim turun kesawah. Disamping itu kesenian dipertunjukkan pula pada upacara-upacara seperti pesta perkawinan, khitanan, hari raya dan ketika penerimaan tamu-tamu yang dimuliakan. Sebagian dari jenis seni-tari rakyat Aceh adalah : 1. Ranub lam puan, artinya sirih dalam cerana, tr.rian menghormati tamu, merupakan tarian adat yang dibawakan oleh para gadis yang memakai pakaian upacara sambil menating cerana dan menyerahkan sirih kepada tamu. 2. Bineuh atau Pho, tarian yang dibawakan oleh serombongan anak-anak-dara secara lemah-gemalai, diiringi nyanyian. 3. Seudati, tari kepahlawanan yang dibawakan oleh pemudapemuda sebaya. Kelincahan dan derap yang gegap-gempita dalam gerak berirama sambil diiringi lagu-lagu, amat mengesankan. Sajak-sajak yang dinyanyikan bertema perjuangan, roman-percintaan, kisah kemasyarakatan dan sebagainya. Merupakan tarian puncak di Aceh.
S E U D A T I Tari kepahlawanan rakyat.
71
4. Saman, sejenis tarian yang dibawakan oleh serombongan pria. D i Aceh bagian Selatan disebut "ratoh", dibagian Barat "saman", di Aceh Besar "ratoh d u ë k " atau "Ratoh taloë", d i Aceh Timur "Saman L o k o p " , di Aceh Tenggara "Saman G a y o " atau yang kini popuier dengan julukan "tari seribu tangan". 5. Meusekat atau Ratéb Meuseukat, tarian yang dilakukan oleh 8 sampai 15 anak-dara sebaya. Mengutamakan gerak cepat berirama. 6. Ula-ula-letnbing, tarian rakyat dari Temiang, dimainkan ketika bulan sedang purnama, diiringi nyanyian. 7. Puteri Bungsu. tari menyerupai ballet, dibawakan oleh serombongan anak-dara dan pemuda mengisahkan legende roman antara Puteri Bungsu dan M a l e m D i w a . 8. Alèe Tunjang, gerak-tarian berirama diselingi tingkahan suara alu menimpa lesung. 9. Canang kecapi, tarian anak-dara dari Aceh Tenggara merupakan pertunjukan keahlian memainkan canang dan kecapi serentak sambil membawa lagu-lagu yang <=eronok. 10. Laweut, tari anak-dara dari Aceh Pidie. Lincah tetapi gemalai geraknya. M i r i p seudati, tetapi disesuaikan dengan kelembutan phisik wanita. 11. Geundrang, atau tarian dengan gendang yang sangat popuier dan disukai segenap lapisan rakyat. Dua buah gendang dipalu bertalu-talu sedang dua orang lainnya menari. 12. Rapai, permainan yang merupakan perpaduan seni suara dan seni-tari. " R a p a i - d a b ó h " adalah permainan keahlian, dimana pemainnya menikam diri dengan rencong atau senjata taiam. "Rapai-wirid", yang disertai dengan lagu-lagu zikir serta salawat. "Rapai-uroh", dimainkan oleh 10 sampai 15 orang dengan pukulan serentak hingga gemuruh. "Rapai pulot", dimainkan oleh 10 orang lebih sambil memainkan talitemali. "Rapai lagèe", mirip dengan rapai pulot. " G r i m p h è n g atau c u w é k " disertai kecepatan dari serombongan pemain yang membentuk formasi-formasi yang menarik. "Rapai Pasè", jenis rapai besar, bila dipalu akan meneeluarkan bunyi yang dapat didengar hingga jarak puluhan kilometer. 13. Peuleubat, tarian adat di Aceh Tenggara, mempertunjukkan kemahiran membela diri sambil menari. Dimainkan oleh pria satu lawan satu ataupun dua lawan dua orang. 14. Didong, kesenian yang amat digemari oleh penduduk Gayo, Aceh Tengah. Kelompok pemain puluhan orang, mengutamakan kepasihan bahasa, keindahan sastra, irama dan kemerduan suara, Gaya-gerak sambil duduk bersila.
72
15. Tan Guel, tarian yang diiringi canang, memong dan gong, mengandung kisah Gajah Putih Bintang Dikarang. Merupakan sumber tarian Garo Aceh Tengah yang melambangkan kepribadian tulus-ikhlas. 16. Tari Resam 1 Gayo, menggambarkan resam kehidupan rakyat Gayo di Aceh Tengah sebagai penghuni alam agraris. 17. Tari Remang Ketike, gambaran peristiwa disenjakala pada saat makhluk masing-masing pulang dari perjuangan seharian. Peranan anak-dara terlukis dalam kegiatan mereka disawah sambil berdendang. 18. Pelintau, tarian yang menunjukkan kemahiran membela diri dari Aceh T i m u r . 19. Seurunèe Kalé. seni suara dari sejenis ser-inai yang suaranva merdu dan melengking. Sering beriringan dengan tari geundrang. 20. Nasib, seni suara berupa kemahiran menyusun sajak dan sekaligus mengucapkannya dengan suara merdu. Kadang-kadang berupa kisah percintaan, kisah perjuangan, kisah pendidikan dan sebagainya. 21. 22. 23. 24. 25.
26. 27. 28.
29.
30.
Tari Pcumn Etmgkbt, tarian yang menggambarkan para nelavan menangkap ikan. Tari Peudeueng, melambangkan kecekatan dan ketangkasan memperp-unakan pedang dalam pertempuran. Ratoh, lihat penjelasan nomor 4 tentang "Saman". Dendang-Dendang Singk.il, kesenian asli Singkel, merupakan tarian adat, paduan seni ssstra dan seni-tari. Dang Deria, sejenis seni-kisah yang menarik, dituturkan dalam lentunan suara dan bahasa berirama ditempat-tempat peralatan perkawinan, sunat rasul dan lain-lain. Tari Rebana, dimainkan oleh 10 orang pria dan wanita denman pakaian adat upacara. Tari Bungong Jeumpa, dimainkan oleh 8 orang penari wanita dengan iringan seni-suara. Tari Poh Kipah, dibawakan oleh 16 orang pria dan wanita. T a r i yang melambangkan kehidupan masyarakat Aceh menyambut hari-hari besar Islam. Tari Piasan Raya, tarian yang gegap gempita, menggambarkan kemeriahan pesta besar sebagai refleksi kegembiraan rakyat atas berhasilnya sesuatu usaha. Tari Euntat Lintb, tarian yang menggambarkan saat-saat antar pengantin sampai kepelaminan, yang diiringi pemudapemudi sambil memainkan rebana.
73
Disamping uraian diatas terdapat banyak lagi jenis kesenian d i Aceh, diantaranya adalah : 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37 38. 39. 40. 41. 42. 43.
Kesenian Simeulue. Kesenian Singkeï. Kesenian Alas dan Gayo. Kesenian Tamiang. Kesenian Lokop. Tari Endang. Tari Edok. Tari Bungkus. Tari Sinandang. Tari Rantak Kudo. Tari Dampmg. Tari Sikambang atau Tari Tari Siram-siram.
Anak.
Tari lincab dimainkan
74
L A W E U E T oleh anak-anak dara sebaya.
44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61.
Tari Alee Top Aneuek. Resam Berume. Meusaré-saré. Punca Utama. Tan Panyot Culot. Tari Bungong Seulanga. Putri Pukes. Kesek-kesek Uwi. Tari Kesatuan. Tari Andalas. Tari Putroë Ijó. Tari Anjung. Bines Belang. Silat. Tari Kayu Medang Sengit. Biula. Tari Turun ku L ut. Dan lain-lain.
75
SENI BANGUNAN Bentuk rumah Aceh mencerminkan ciri khas seni bangunan (arsitektur) daerah i n i . Ia dibangun diatas sejumlah tiang-tiang berjajar membujur lurus-rata dari timur kebarat, ditengah-tengah tegak tiang-raja (Aceh : tamèh raja) dan tiang-puteri (Aceh : tamèh putroë). SENI PAHAT/TJKIR Dinding rumah Aceh penuh dengan ukiran, demikian pula kisi-kisi, bingkai-bingkai, pintu-pintu, dan alat perabotan rumah tangga, terutama tempat-tidur. Ukiran pada logam dapat dijumpai pada perhiasan-perhiasan emas, perak dan tembaga. SENI KERAJINAN Aceh menghasilkan seni-kerajinan seperti barang-barang perhiasan. alat-alat rumahtangga dan sebagainya. Perhiasan emas hasil seni kerajinan Aceh memiliki bentuk-bentuk khusus, terutama
RU MOH
ACEH
Sebuah museum berbeniuk rumah-Aceb asli didalamnya terdapat benda-benda sejarah dan budaya, terletak ditengah kota Banda Aceh. 7h
yang sangat terkenal seperti perhiasan pinto Aceh, perhiasan kura-kura, perhiasan gumbak, perhiasan dikepala, gelang tangan, gelang kaki, dan lain-lain sebagainya. SENI S U A R A Seni suara di Aceh berkembang baik. Pembacaan syair atau hikayat ataupun pantun-memantun (nasib) dilakukan dengan serbaneka irama dan lagu. Alat-alat seni-suara terdapat didaerah ini, seperti rapai, gendrang, seurune (alat tiup), bangsi dan lain-lain. PUSTAKA BAHASA ACEH. Dizaman dahulu banyak buku-buku berbahasa Aceh yang dikarang oleh pujangga-pujangga dan sebagian daripadanya adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat
M a l e m Dagang. Pocut Muhammad. Prang Kömpeuni. Malém Diwa. Sugandi A l i . N u n Parisi. Banta Beuransah. M a l e m Diwanda. Putroë Gumbak Meueh. Bania Amat. Indra Bangsawan. Syahkubat. D i u Plinggam. Kamarozaman. Indra N u A l a m . Gajah Tujoh Ulèe. Cam Nadiman. Putroë Barén. Banta A l i . Indra Patra. D i w a Sangsyaréh. Cinta Buhan. Meudeuhalc Juha M a n i k a m . Raja Bada. Budak Meuseukig. Abdö Mulök.
28. Hikayat Abu Nawah,
ff
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71.
78
Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat Hikayat
Siri Rama. Peureuléng. Planta Sina. Lutöng. Cipèe A l a m . Putroë Bungong Jeumpa. Diwa Akah. Böseutamam. Siti Dabidah. Banta Ra'na. Jugi Tapa. N a b i Usuh. Raja Jomjêmah. Syammaun. Muhammad Napiah. A b u Samah. Saidina Hamzah. Po Diamat. Jambó. Prang Sabi. Sangga M a r a . Robinson Crusoe. Silindóng Geulima. Putroë Ijö. Putroë Naga. Banta Keumari. Nahuda Seukeuem. Sariman Budi. Kareuna M a T u w a n . Cahya Peurmata. Bungong Situngkói. Buruhan Peunoh Harapan. Tajöl Mulök. Budiman Acék. Tajul M u l ö k Bangkawali. Raja Kabarsyah. L i l a Juhari. Putroë Ansari. Asai Pasè. Edeurih Kholani. Iskandar A l i . Saidini Husén. Indra Peutawi.
72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112. 113. 114.
Hikayat Nasruan Ade. Hikayat Nabi Meucuko. Hikayat Peulandök Kancé. Hikayat Peura'un. Hikayat Prang Raja Kiba. Hikayat Printa Salam. Hikayat Peudeueng. Hikayat Raja Sulcman. Hikayat Ruhé. Hikayat Ranto. Hikayat Raja Budak. Hikayat Raja Rubék. Hikayat Si Pandé. Hikayat Tujóh Kisah. Hikayat Aceh. Hikayat Tamlikha. Hikayat T a m i m Ansa. Hikayat Indra Budiman. Hikayat Nubuet. Hikayat Raja Siujud. Hikayat Sa'labah. Hikayat Jarid. Hikayat Rugoè Mubahra. Hikayat' Bungong R a m p o ë . Kisah Peuduman Udép. Kisah Nasib Sengsara. Kisah Bungong Keumang. Kisah Bungong Sunténg. Kisah Bungong M u b è e . Kisah Seuramoé M a k k a h . Kisah Hasan H u s é n . Kisah Jiwa Srikandi. Kisah Keuneubah Jameuen. Kisah Indonesia Aceh. Kisah Dèesya dan Seksa. Kisah si Dara La'nat. Kisah Syuhada Zameun N a b i . Kisah Sijarah Reuncöng. Kisah Sijudó Pahlawan Aceh. Kisah Siti Aminah. Kisah Aléran M a s a . Kisah Ie M b o n Cot Uroë. Kisah K e u r u k ê n a n Ra'yat Aceh. 79
115. 116. 117. 118. 119. 120. 121. 122. 123. 124. 125. 126. 127. 128. 129. 130. 131. 132. 133. 134. 135. 136.
Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah Kisah
Inong Seutia. Bék Gadoh Ingat. Geumpa di Aceh. Seudih Deurita. Bacut Sapeue. Ingat Guna. Peulahra Bulcuen Puasa. Peubeudoh Seumangat. Padé. Masa Jeuet Donya. Pawên. Rubék Peulandok. Leumoë. Bungong Mawoé Deyah Barö. Indra Budiman. Meurdeka. Prang Bakongan. Prang Pandrah. Prang Cumbök. Ie Raya di Aceh. Peuduman Masyarakat. Aneuek Meuntui. SAMAN
GAYO
Disebut juga "Tari Seribu Tangati".
80
137. 138. 139. 140. 141. 142. 143. 144. 145. 146. 147. 148. 149. 150. 151. 152. 153. 154. 155. 156. 157. 158. 159. 160. 161. 162. 163. 164. 165. 166. 167. 168. 169. 170. 171. 172. 173. 174. 175. 176. 177. 178. 179.
Kisah Abdullah Hadat. Kisah Beukeumeunan. Kisah Basa J a w o ë . Kisah Jaka Bodo. Kisah burat Kiréman. Haba N i Keubayan. Haba Pak Pandé. Haba Simeuseukin. Haba Batèe Meutungkop. H a b a Raja Bayeuen. Haba Srang Manyang. Kitab Akbarö Karim. Kitab T a m b i h ö n Insan. Kitab T a m b é h Tujoh Blah. Kitab Siphcuet Duaplöh. Kitab Abdau. Kitab Majmuk Rasail. Kitab Masaila. Kitab Aka'idatvil Iman. Kitab Affawaidul 'Asri. Kitab Arkanul Iman. Kitab 'Umdatul Ghulam. Kitab E'tikeued Limong ploh. Kitab Assa'ah. Kitab Miftahul Ibadah. Kitab H a y a k é Tujoh. Kitab Badat. Kitab Menhajói Abidin. Kitab Mnnaiat. Kitab N a l a m Sipheuet D u a ploh Kitab Nalam J a w o ë . Kitab Ratéb Inong. Risalah Hiëm. Risalah Punca Bahasa. Risalah Sulöh. Risalah Kheundak Ilahi. Risalah Abdó Raman Abdö Kadé. Risalah Bijèh. Risalah Peunyakét M a t a . Risalah Peunyakét Pes. Risalah Ulat nyang kurèk bak p a d é . Risalah Narit Geutanyoë. Risalah Peukayan geutanyoë. 81
180. 181. 182. 183. 184. 185. 186. 187. 188. 189. 190. 191.
82
Risalah Punca Bagia. Risalah Seumangat Acèh. Risalah Nasib Acéh. Risalah Panton Aneuek Miet. Risalah Panton M u d a - M u d i . Risalah Panton Nasihat. Risalah Lhèe Saboh Nang. Risalah Meutia. Risalah Bungong R a m p o ë . Risalah Irama Dairah Acéh. Panton Ureueng Tuha. H i m p ö n a n Hadih Maja. dan lain-lain.
KERAMAIAN RAKYAT 2. Peupok Leumoë (Adu Diadakan didesa-desa gai tanda sukaria atas sapi-sapi pilihan yang
sapi). pada masa selesai panen padi sebahasil-hasil yang diperoleh. Yang diadu khusus dipelihara untuk itu.
ADU
SAPI
2.
Geidayang Tunang (Adu layangan). D i Aceh terdapat dua jenis layang-layang, yaitu geulayangtokong dan geulayang kleueng. Geulayang tokong berbentuk tiga segi sedangkan geulayang kleueng menyerupai bentuk burung yang menghampar sayap. Bahannya daripada trieng teurawöt (bambu), kertas dan benang pengikat, dikerjakan oleh ahli-ahlinya. Berpuluh-puluh layangan ikut dalam perlombaan, sedangkan pemenangnya ialah yang berhasil paling tinggi dan tegak paling diatas ketika juri menentukan saatnya. Pertunjukan ini dilakukan sore hari. 3. Pacuan Kuda. Tiap-tiap tahun pacuan kuda diadakan di Takengon, Aceh Tengah, disuatu lapangan khusus dipinggir danau Laut Tawar. Penduduk yang jauh dipedalaman dengan pakaian tradisi aneka warna membanjiri kota Takengon untuk menyaksikan keramaian ini. 83
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
84
Mencencang dan Menombak Pertunjukan keahlian mencencang dan menombak menggunakan keiewang dan panah serta perisai yang terbuat dari kulit kerbau. Keahlian bela-diri ini diajarkan kepada pemuda-pemuda didesa. Sipak Raga, (Sepak-raga). Dimainkan oleh dua kelompok yang saling berhadapan disuatu lapangan. Tendangan bola-keranjang dilakukan dengan kaki, kepala dan lutut dan bola tidak boleh jatuh ketanan. Mengaseng (Mam gasing). Pertandingan adu ketangkasan dengan gasing, dilakukan oleh orang dewasa dan anak-anak. Gasing terdiri beberapa jenis, seperti gaséng-agam yang memakai as besi, gaséng-ouiat dengan as buiat, gaséng-pheuet yang memaKai as beroentuk pahat, gaséng-inong tidak memakai as, gaseng iaga untuk pertandingan, gaséng dengong yang bersuara, gaseng boh manok dan lain-lain. Bob Awö (Bola yang terbuat dari daun nyiur). Bola yang terbuat dari daun nyiur atau sejenis daun lontar disebut Boh-awö. Setelah diisi dengan tanah seningga menjadi berat, dipergunakan untuk " m e u - a w ö " atau "meuenawo", hampir serupa dengan permainan kasti. Permainan ïoi biasanya dilakukan oleh kanak-kanak. Meusiièk, atau pencak-silat. Permainan silat antara seorang lawan seorang ataupun berombongan. Dilakukan oleh ahli-ahli silèk (pencak-silat), dan merupakan permainan keahlian membela diri. Adu peurahö, atau lomba-perabu. Perlombaan perahu disungai-sungai biasa dilakukan pada hari-hari besar atau pada upacara "kenduri-laut", yang mengutamakan kemahiran/kecepatan mendayung. Rabu Abéh. Pada hari Rabu minggu terakhir bulan Safar (Hijriyah) tiaptiap tahun penduduk berduyun-duyun ketepi laut untuk mandi dan makan-bersama yang disebut "meuramien". Berasal dari tradisi zaman dahulu yang dilakukan sebagai pesta-ria karena bulan Safar yang dianggap "bulan panas yang banyak bencana" segera akan berakhir. Khanduri Bu, atau pesta-makan. Pesta makan nasi secara beramai-ramai antara masing-masing kampung, dilakukan bila padi sedang membunting. Dimaksudkan sebagai sempena untuk mendo'akan padi berbuah lebat.
PARIWïSATA
85
BIRO PERJALANAN (TRAVEL AGENCY) 1. Fa. GAS1DA, Jalan M e r d u a ü N o . 33 Banda Aceh. Telepon S.O. 562. 2. C V . NUSTRA, Jalan Diponegoro Banda Aceh. Telepon S.O. 483. 3. ELTEHA INTERNASIONAL Aceh. Telepon S.T. 71.
LTD,
Jalan Merduati, Banda
4. MITRA KENCANA, Jalan Muhammad Jam N o . 1 Banda Aceh. Telepon S.O. 263. 5. VERDATA TRAVEL, Jalan Sisingamangaraja N o . 16 Banda Aceh. Telepon S.O. 488. 6. ACEH PAR1W1SATA, Jalan Cakradonya N o . SK-2/18 Banda Aceh. Telepon S.O. 454. 7. PAS1F1K T O U R T R A V E L , Jalan Banda Aceh. Telepon S.O. 263.
Muhammad
8. C A K R A D O N Y A TRAVEL BUREAU, Jalan ja N o . 20 Banda Aceh. Telepon S.O. 294.
86
Jam N o . 1
Sisingamangara-
H O T E L D i Aceh terdapat fasilitas (kemudahan) yang diperlukan dalam bidang perhotelan, oleh karena pembangunan kejurusan tersebut berkembang terus-menerus. Disamping terdapat hotel-hotel, baik yang digolongkan dalam kategori Hotel Pariwisata maupun hotel-hotel umum, diberbagai kota terdapat Wisma-Wisma dengan layanan dan perlengkapan-perlengkapan mewah maupun sederhana. Hotel-hotel yang telah dikategorikan selaku ta, berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan, ah banyaknya dengan kapasitas kamar sebanyak hotel lainnya berjumlah 48 buah dengan ± 600
Hotel Pariwisaterdapat 6 bu136 buah, dan kamar.
Hotel-hotel tersebut ialah : Hotel Aceh, Jln. M u h a m m a d Jam Banda Aceh, Hotel Ika Darói, Jln. M a t a lë Banda Aceh Hotel Sabang, Jln. Diponegoro Sabang Guest House Sabang H i l l , Sabang Hotel Medan. Jln. Singamangaraja Banda Aceh Wisma Seulawah, Banda Aceh
32 30 20 24 20 10
kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar.
7 16 17 23 9
kamar. kamar. kamar. kamar. kamar.
20 12 15 21 12 15 15 17 12 12 10
kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar.
Hotel-hotel lainnya yang telah terdaftar adalah : Hotel Masry, Jln. Merduati Banda Aceh Hotel Kiyah, Jln. Merduati Banda Aceh Hotel Lading, Jln. Nasional Banda Aceh Hotel Prapat, Jin. Singamangaraja Banda Aceh Hotel Asia, Jln. Singamangaraja Banda Aceh Hotel Internasional, J l n . Singamangaraja Banda Aceh Hotel Palembang, Jln. Chairil Anwar Banda Aceh Hotel Masda, Jln. Chairil Anwar Banda Aceh Hotel Aceh Barat, Jln. Chairil Anwar Banda Aceh Hotel M a l i , Jln. Kramat Luar Sigli Hotel Khadijah, Jln. Kramat Dalam Sigli Hotel Garut, Jln. Kramat Dalam Sigli Hotel M u r n i , Jln. Lhokseumawe Bireuen Hotel Atra, Jln. Andalas Bireuen Aceh Hotel, Jln. Samudera Lhokseumawe Hotel Garut, Jln. Samudera Lhokseumawe
87
Hotel Asia, J'n. Samudera Lhokseumawe Hotel M a w a r , Jln. Malikussaléh Lhokseumawe Hotel Perak, Jln. Sukaramai Lhokseumawe Hotel Venesia, Jln. Sukaramai Lhoksemawe Hotel Teratai, j l n . Sukaramai Lhokseumawe Hotel T i r o , Jln. Simpang Empat Lhokseumawe Garuda Hotel, Jln. T . Umar Langsa Keselamatan Hotel, Jln. T . Umar Langsa Hotel Teratai, Jln. T . Umar Langsa Hotel M a k o , Jln. T . Umar Langsa M a n g k i Hotel," Jln. T. Umar Langsa Happy Hotel, j l n . Iskandarmuda Langsa Hotel Hidup Damai, Jln. Iskandarmuda Langsa N e w Happy Hotel, jïn. W i r y o Langsa Teduh Hotel, Jln. Iskandarmuda Kualasimpang Selamat Hotel," Jln. K . S . T u b u n Kualasimpang Hotel Raia Hang, Takengon Hotel Cathay Kutacane Hotel M u r n i Kutacane Hotel Singgahan. Lamno, Aceh Barat Hotel Mustika, Rtindeng Meulaboh Hotel Amanah, Blower Meulaboh H o t e l Kehartgan, Tin. Cut N v a k Dien Meulaboh H o t d Harapan, Tin. T . Umar Meulaboh Hotel Bandung, Jln. T . Umar Meulaboh Hotel M u s l i m , Tin. K m e n g Beukah Blangpidie Hotel Tambu, Pasar Baru Tapaktuan Hotel Yogya, Jln. Merdeka Tapaktuan Hotel Bukit Barisan, Jln. Merdeka Tapaktuan Gunung T u a n Hotel, Lhok Bengkuang Tapaktuan
88
12 12 16 12 12 12 17 17 11 13 10 7 12 10 13 3 12 17 10 10 12 10 10 10 12 12 10 10 12 10
kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. Vamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar. kamar.
BANK Jenis Bank
Status
Alamat
Keterangan
Bank Indonesia
Cabang Banda Aceh
Jalan Nasional Banda Aceh Telepon N o . 525.
Bank Sentral
Bank Indonesia
Kantor Kas
Lhokseumawe
Bank Negara Indonesia 1946
Cabang Banda Aceh
Jalan Merduati Banda Aceh Telepon N o . 622.
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Negara Indonesia 1946
Cabang Sabang
Jalan Perdagangan Sabang
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Negara Indonesia 1946
Cabang Sigli
Jalan Iskandarmuda 6 Sigli
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Negara Indonesia 1946
Cabang Bireuen
Jalan Ramai Bireuen
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Negara Indonesia 1946
Cabang Jalan IskandarLhokseumawe muda Lhokseumawe.
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Negara Indonesia 1946
Cabang Langsa
Jalan Iskandarmuda Langsa.
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Negara Indonesia 1946
Cabang Meulaboh
Jalan Tgk. Chik di Tiro Meulaboh.
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Negara Indonesia 1946
Kantor Kas
Blang Lancang Lhokseumawe
Bank Rakyat Indonesia
Kantor Daerah
Jalan Nasional Banda Aceh Telepon N o . 393,
Bank Devisa (Pemerintah)
89
Bank Rakvat Indonesia '
Cabang Banda Aceh
Jalan Nasional Bank Devisa Banda Aceh (Pemerintah) Telepon N o . 652.
Bank Rakyat Indonesia
Cabang Sigli
Jalan Merdeka Sigli Telepon N o . 3.
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Rakyat Indonesia
Cabang Bireuen
Jalan Banda Aceh — M e d a n Simpang Empat
Bank Devisa (Pemerintah)
Bireuen Telepon N o . 126. Bank Rakyat Indonesia
Cabang Takengon
Bank Rakyat Indonesia
Cabang Jalan IskandarLhokseumawe muda I Lhokseumawe Telepon N o . 113.
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Rakyat Indonesia
Cabang Langsa
Jalan Darussalam Langsa Telepon N o . 33.
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Rakyat Indonesia
Cabang Meulaboh
Jalan Merdeka Bank Devisa Meulaboh (Pemerintah) Telepon N o . 139.
Bank Rakyat Indonesia
Cabang Blangpidie
Bank Rakyat Indonesia '
Cabang Kutacane
Kutacane
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Rakyat Indonesia
Cabang Tapaktuan
Tapaktuan
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Rak>at Indonesia
Kantor Kas
Kuala Simpang
90
Jalan Yos Sudarso Takengon Telepon N o . 62.
Blangpidie
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Dagang Negara
Cabang Banda Aceh
Bank Dagang Negara
Cabang Jalan Sukaramai Lhokseumawe Lhokseumawe
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Dagang Negara
Cabang Langsa
Jalan Luar Langsa.
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Bumi Daya
Cabang Langsa
Langsa.
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Bumi Daya
Bank Bumi Daya
Jalan Diponegoro Banda Aceh Telepon N o . 374 - 465.
Cabang Lhokseumawe Lhokseumawe. Kantor Kas
Bank Devisa (Pemerintah)
Bank Devisa (Pemerintah)
Kuala Mmpang
P.T. Bank D a gang Nasional Indonesia
Cabang Banda Aceh
Jalan Diponegoro Banda Aceh Telepon N o . 529.
Bank Devisa (Swasta N a sional)
Bank Pembangunan Indonesia
Perwakilan Banda Aceh
Jalan T . N y a k Arif Banda Aceh
Bank Pembangunan Pemerintah
Bank Pembangunan Daerah
Kantor Pusat Jalan PerdaBanda Aceh gangan Banda Aceh
Bank Pembangunan Daerah
Bank Pembangunan Daerah
Cabang Sinabang
Bank Pembangunan Daerah
Sinabang
Khusus bagi Bank Rakyat Indonesia Cabang yang dapat bertindak selaku Bank Devisa adalah Kantor Cabang Banda Aceh.
91.
ALARÏAT-ALAMAT P E N T I N G DI B A N D A A C E H Kantor Pos dan Giro, Jalan Rumah Sakit. Rumah Sakit Umum, Jalan Rumah Sakit. Kantor Telepon dan Telegrap, Jalan Sulthan Alaiddin M a h m u d syah. Komdak I/Aceh, Jalan Cut Meutia. Kantor Polisi Resort Banda Aceh/Aceh Besar, Jalan Cut Meutia. Kantor Imigrasi, Jalan A . Y a n i . Kantor Garuda Indonesian Airways, Jalan M o h a m a d Djam. Kantor Bapparda, Direktorat Kesra, Jalan T . N y a ' Arif. Kantor Gubernur, Jalan T . N y a ' Arif. Kodam I/Iskandar M u d a , Jalan Jenderal A . Y a n i . K o d i m 01 Banda Aceh/Aceh Besar, Jalan Sulthan Alaiddin M a h mvnVyah. Pelabuhan Udara Blang Bintang, di Blang Bintang. Piket Garnisun. Talan Sulthan Alaiddin Mahmudsyah. Piket Komres I,/Banda Aceh, Jalan Cut Meutia. Rumah Sakit Militer, Jalan Kesehatan. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Istimewa Aceh, Jalan T . N y a ' Arif. Pemadam Kebakaran, Jalan Kota Alam. Kantor Wali Kotamadya, Jalan Balai Kota. Kantor Keiaksaan Tinggi, Jalan T . N y a ' Arif. Kantor Pengadilan Tinggi, Jalan Sulthan Iskandar M u d a . Terminal Bus Umum, Jalan Teuku Umar. Universitas Syiah Kuala, Kampus Darussalam. Institüï Afama Islam Negeri Ar-Raniry, Kampus Darussalam. Aknderu Pemerintahan Dalam Negeri, Kamnus Darussalam. Pesantren Tinggi Deyah Tgk. Chik Pante K u l u , Kampus Darussalam. Dinas Kehutanan, Jalan M a t a Ie. Dinas Kesehatan, Jalan Imam Bonjol. Dinas Pertanian Rakyat, falan Jenderal A . Yani. Dinas P. dan K . , Jalan Tgk. Malem. Dinas Perikanan, Kompleks Kantor Gubernur. Dinas Perkebunan Rakvat, Talan Tgk. Malem. D nas Perindu=tnan, Jalan Imam Bonjol. Dinas Pekerjaan U m u m , Jalan M a t a Ie. Dinas Peternakan, Jalan Sultan Iskandarmuda. Dinas Sosial, Jalan Tgk Chik Kutakarang. ;
T
A
9
Kantor W i l a y a h Departemen Agama, Jalan Balai K o t a . Kantor Bendaharawan Negara, Jalan Tgk. Chik Kutakarang. K a n t o r B e a - C u k a i , Uleelheue. Kantor Pengawasan Anggaran Negara, Jln. T . N y a ' Arif. K a n t o r Inspeksi Pajak, J l n . T . N y a ' A r i f . Kantor I P E D A , Jln. T . N y a ' Arif. Kantor Tenaga Kerja, J l n . Pocut Baren. Kantor Direktorat Koperasi, Jln. Pocut Baren. Kantor Direktorat Transmigrasi, Jln. N e u s u Barat. K a n t o r W i l a y a h D e p . Penerangan, Jalan Sulthan A l a i d d i n M a h mudsyah. Kantor Studio R R I , Jalan Sulthan Iskandarmuda. Kantor Percetakan Negara, Jalan Diponegoro. K a n t o r W i l a y a h Departemen Perdagangan, Jalan Pocut Baren. K a n t o r M e t r o l o g i , Jalan Jenderal A . Y a n i ! I n s p e k t o r a t P e r k e b u n a n Besar, k o m p l e k s K a n t o r G u b e r n u r . K a n w i l P. D . K . , J a l a n T . N y a ' A r i f . K a n w i l Departemen Sosial, Jln. Sultan Iskandarmuda. B a n k Indonesia, J l n . C u t M e u t i a . B a n k R a k y a t Indonesia, J a l a n C u t M e u t i a . B . N . I. - 1946, J a l a n M e r d u a t i . Bank Dagang Negara, Jalan Diponegoro. B a n k D a g a n g N a s i o n a l Indonesia, J a l a n D i p o n e g o r o . B a n k Pembangunan Indonesia, J l n . T . N y a ' Arif. Depot Logistik, Jalan T . N y a ' Arif. K a n t o r Sensus & Statistik, J l n . T . N y a ' A r i f . B . K . K . B . N . , Jalan Sultan Iskandar M u d a . Kantor B A P P E D A , Jalan Balai Kota. Kantor Majlis Ulama, Jalan M o h d . Djam. Bank Pembangunan Daerah, Jalan Perdagangan. K a n t o r Serikat Penerbit S u r a t k a b a r , J a l a n D i p o n e g o r o . K a n t o r Persatuan W a r t a w a n Indonesia, Jalan D i p o n e g o r o . Direktorat A g r a r i a , Jalan Pocut Baren.
93
T A M A S Y A Tempat-tempat tamasya berupa pemandangan alam yang molek, gunung yang rimbun, pantai laut yang landai, danau, kolam renang, air terjun, pemandian dialam terbuka dan lain-lain sebagainya terdapat diseluruh Aceh. Diantaranya ada sumber-sumber air panas yang mengandung zat menyehatkan badan. Sebahagian diantaranya ialah : 1. Aneuek Laöt, sebuah danau di Sabang, luasnya lebih-kurang 1.500 x 250 M . Selain berfungsi sebagai tempat rekreasi-renang, Danau Aneuek Laöt adalah tempat memancing yang asyik ditengah-tengah keindahan alam yang berudara nyaman. Danau ini merupakan juga sumber reservoir air-minum untuk penduduk dan perbekalan air-minum untuk kapalkapal yang singgah. 2. Kolam renang Sabang, yang terletak tiada berapa jauh dari Danau Aneuek Laöt, berukuran 25 x 30 M , airnya jermhbi;u yang bersumber dari Aneuek Laöt. 3. Pantai Paradiso, tempat pemandian terbuka dan berjemur d i tepi pantai Pulau Weh. Jarak perjalanan lebih-kurang 10 menit dengan kenderaan dari kota Sabang. Pantainya landai, ombaknnya putih-putih dan disekitarnya ditumbuhi pohon nyiur. 4. Pantai Kasib, suatu tempat pemandian terbuka dan berjemur ditepi pantai Pulau Weh, 15 menit perjalanan dari kota Sabang. 5.
Tapak Gajah Beach, terletak berdampingan Kasih di Pulau Weh.
dengan
Pantai
6. Sumur Tiga Beach, tempat pemandian pantai dengan pemandangan alam yang indah, jaraknya 30 menit perjalanan dengan kenderaan dari kota Sabang. 7. Teluk Pria laut, tempat berenang yang berair tenang dan mengandung zat belerang. Dapat dicapai 1 jam dengan motor-boat dari pelabuhan Sabang. 8. Pulau Rubiah, sebuah pulau sepi yang rimbun ditumbuhi pohon nyiur dan sekelilingnya melingkar pantai-laut penuh dengan karang dan berbagai jenis ikan-karang berwarna-warni. Perjalanan kemari dari pelabuhan Sabang 1 jam. 94
9. Kolam Renang Mata le, berukuran 25 x 20 M , terletak dikaki gunung 7 K M . dari Banda Aceh. Penduduk kota dan desa menggunakan kolam ini untuk mandi-mandi ataupun tempat tamasya, terutama pada tiap-tiap hari Minggu. Selain airnya sejuk-segar, alam sekitarnya sangat menarik untuk pelerai lelah. 10. Kolam Renang Sarena Jaya, terletak dipinggang Gunung Seulawah, jaraknya 60 K M . dari Banda Aceh jurusan ke Medan. Pengunjung biasanya datang kesana pada hari-hari Sabtu petang dan menginap semalam dalam udara gunung yang sejuk. Esok harinya mereka mandi berenang sambil menikmati keindahan alam yang berbukit-bukit dan beriembah. KL Ujong Batèe, tempat pemandian pantai laut yang rimbun dengan semak-semak kecil. Letaknya di K M . 17 jurusan K r u engraya, Aceh Besar. Uisini teruapar seouah tugu penngatan pendaratan Tentera Jepang pada tahun 1942. 12. Kruengraya, jaraknya 31 K M . dari Banda Aceh. Disini terdapat makam dan kubu pertahanan Laksamana Keumalahayati, seorang Panghma Perang wanita Kerajaan Aceh dizaman Sulthan Iskandar M u d a . Benteng pertahanan Kruengraya merupakan markas pertahanan dan pasuk.an-pasuk.an wanita dibawah pimpinan Keumalahayati. Karena aiamnya indah, dengan laut dan gunung, banyak wisatawan berkunjung kemari. Disini dibangun sebuah Pelabuhan Samudra. 13. Panté Ceureumèn atau Pantai Cermin, terletak di Uleelheue, 5 K M . dari Banda Aceh. Sesuai dengan namanya, disini terdapat pantai yang landai dengan pasirnya yang berkilauan. Bukan saja pada hari-hari hbur, tetapi hampir setiap hari pantai indah ini ramai dikunjungi. D a r i sim langsung dapat disaksikan Pulau Weh dan puiau-pulau lain yang terletak d i depannya. 14. Lhoknga dan Lampu-uk, terletak dipantai jurusan barat, 14 K M dari Banda Aceh. Tempat ini, keindahannya melebihi pantai-pantai lain didunia, kata Duta Besar Belanda di Indonesia, H . Scheltema ketika mengunjunginya pada tanggal 14 Nopember 1972. Pasirnya memutih, pantainya lebar dengan pohon-pohon cemara yang langsing. Amat ramai dikunjungi.
95
15. Lhók Seudu, 25 K M dari Banda Aceh, sebuah teluk yang indah. Pulau-pulau kecil yang terletak didepannya membuat pemandangan mengasyikkan bila matahari petang akan terbenam. Untuk sampai ketempat ini lebih dahulu melewati beberapa bukit disepanjang tepi pantai. 16. Geurutee, sebuah gunung yang kakinya menjuruk kelaut, terletak 65 K M dari Banda Aceh. Pengunjung datang kemari setelah melewati jalan-raya yang berliku-liku dicelah gunung, pendakian dan penurunan disela-sela hutan lebat, kadang-kadang menyusuri tepi-laut. D a r i puncak Geurutèe dapat disaksikan pemandangan ketika matahari terbenam (sunset). 17. Kuala Daya, terletak dekat kota Lamno, tidak berapa jauh dari Geureutèe. Dizaman lampau tempat ini terkenal sebagai pelabuhan, sehingga armada Portugis ketika itu menjadikan tempat ini pangkalan pendaratan untuk menduduki D a ya. Daya terkenal dengan penduduknya putih-putih, bermata coklat, mirip orang Eropah. 18. Fantai Lautan. Sepanjang jalan yang dilalui dari Banda Aceh sampai ke Aceh Selatan terdapat pemandangan yang sangat indah dari tepi pantai lautan yang bersatu dengan gununggunung yang membujur didaratan. 19. Rumoh Aceh (Museum Aceh), terletak ditengah-tengah kota Banda Aceh, merupakan bentuk rumah asli Aceh yang didalamnya terdapat aneka benda budaya dan sejaran masa siiam. Dihalamannya terdapat Lonceng Cakra Donya, sebuah Ionceng besar berukuran garis tengah 1 meter, berasal dari Negen Cina dibawa oleh Laksamana Cheng H o sebagai hadiah untuk Kerajaan Samudra Pase pada tanun 1416. Ketika Kerajaan Samudra Pase disatukan dengan Kerajaan Aceh D a russalam (1526) lonceng ini dibawa ke Banda Aceh oleh Sulthan A l i Mughayat Syah. Rumoh Aceh ini mula-mula dipersiapkan oleh Belanda untuk pameran di Semarang (19^5). Karena suksesnya disana kemudian dibongkar kembali, dipindahkan ke Banda Aceh. 20. Pititó Khbp, terletak ditengah kota Banda Aceh, peninggalan zaman Sulthan Iskandar M u d a . Bangunannya berbentuk pintu gerbang, karena dimasa itu Pintó Khöp merupakan pintu 96
keluar-masuk Taman Sari Kerajaan yang bernama Pintu B i ram Indera Bangsa. Ditengah-tengah Taman Sari mengalir sungai Krueng Darói, tempat pemandian keluarga istana. Didalam kitab Bustanus Salatin karangan Ar-Raniry (abad 17) sungai ini disebut Darul 'Isyki. Pintö Knop terbuat dari batu-gunung bercampur zat perekat dari batu yang ditumbuk halus dengan campuran air rebusar, kulit kerbau atau kulit jawi. Bentuknya bundar dengan segisegi artistik disekitarnya, sedang bagian atasnya lancip seperti bunga yang sedang mengorak kelopak. 21. Gunongan, sebuah bangunan peninggalan zaman Kerajaan Aceh Darussalam terletak ditepi sungai Darul 'Isyki, Taman Sari Banda Aceh. Sulthan Aceh mendirikan bangunan artistik i n i sebagai pernyataan kasih-sayangnya kepada permaisuri baginda bernama Putroë Phang (Puteri dari Pahang) yang selalu terkenang kampung halamannya di Semenanjung. Pahang dimasa itu takluk dibawah Kerajaan Aceh. Bentuknya seperti gunung yang menjulang keatas dengan relief artistik seni-ukir Aceh. Pengunjung dapat naik hingga kepuncaknya melalui terowongan. 22. Kandang Sulthan Iskandar Sani. M a k a m Sulthan Iskandar Sani, yang letaknya berdampingan dengan Gunongan. Bentuknya merupakan lingkungan empat persegi dengan reliëf Aceh. Ditengahnya terdapat makam Sulthan Iskandar Sani (1636 — 1641). 23.
Kandang Duablah, (Makam Duabelas). Letaknya ditengah kota Banda Aceh, kumpulan 12 buah makam Raja-Raja yang pernah memerintah di Aceh. Antara lain terdapat makam Sulthan A l i Mughayat Syah (1520—1530), Sulthan Salahuddin (1530—1539), Sulthan Alauddin Ri'ayat Syah A l Kahar (1539—1571) dan Sulthan Husin (1571—1579).
24. Monumen Sulthan Iskandar Muda, terletak diatas makam baginda disamping pendopo Gubernuran Banda Aceh. Sulthan Iskandar M u d a sangat termasyhur dalam sejarah Kerajaan Aceh, karena hampir selurüh Sumatera dan sebagian Semenanjung Melayu pada zamannya tunduk ke Aceh. 25. Taman Makam Raja-Raja, terdapat disamping pendopo G u bernuran, letaknya antara Rumoh Aceh dengan makam Sulthan Iskandar M u d a . Disini antara lain dimakamkan Sulthan 97
98
Alauddin Johan Syah (1735—1760), Sulthan Mahmudsyah (1760—1781). Sulthan Alauddin Jauhar A l A l a m Syah (1795 — 1824), Sulthan M a h m u d Syah (1824—1838) dan Sulthan Alauddin Mansur Syah (1838—1870). 26. Kuala, letaknya 4 K M dari kota Banda Aceh. Selain tempat tamasya yang menarik disini terdapat makam Teungku Syiah Kuala (Syekh Abdurrauf 1630). 27. Pulau Breueh, terletak berhadapan dengan Pantai Cermin, Uleelheue. Lebat dengan pohon kelapa dan cengkch. Rusa berkeliaran dipulau i n i . 28. Indrapuri, jaraknya 25 kilometer dari Banda Aceh. Pusat K e rajaan H i n d u dizaman dahulu dengan peninggalan-peninggalannya seperti makam Raja H i n d u . Ditengah-tengah pasar terdapat sebuah Mesjid Jami' yang d i d i r i k a n diatas timbunan sebuah candi zaman H i n d u . Dibagian utara terdapat sebuah kampung bernama Mureue, tempat dimakamkan Pahlawan Nasional Teungku Chik di T i r o M u h a m m a d Saman dan kubu pertahanan Kerajaan Aceh melawan Belanda. Disebelah selatan Indrapuri arah kegunung terdapat proyek irigasi besar Krueng Jreue. 29. Peutjoet (Peucut) atau sering diseb t "kerkhof" (kerkop), kuburan lebih-kurang 2.200 orang tentera Belanda terdiri dari serdadu-serdadu biasa sampai jenderal-mayor, korban dari '\ Perang Belanda d i Aceh. Yang dikuburkan disini kurang sepertiga dari keseluruhan korban-korban perang dipihak Belanda. Terletak ditengah-tengah kota Banda Aceh. 30. Mesjid Raya Baiturrakhman yang terletak ditengah kota Banda Aceh mula-mula didirikan dizaman Kesulthanan Aceh. Pernah terbakar dan dibangun baru kembali. Dalam Perang A c e h — B e l a n d a Mesjid Raya terbakar lagi, kemudian dibangun baru oleh Pemerintah Belanda. Telah beberapa kali mengalami perbaikan, dan sekarang merupakan suatu bangunan monumental yang agung. 31. Makam Teungku Syiah Kuala atau Teungku Syekh Abdurrauf, ter. erak ditepi pantai Kabupaten Aceh Besar, Kuala. Seorang Ulama besar dizaman Keraiaan Aceh. Mufti yang besar jasanya dalam penyebaran Agama Islam di Aceh. 32. Darussalam, kampus pendidikan tinggi, 7 K M dari Banda Aceh. Disini terdapat Universitas Negeri Syiah Kuala, Insti-
99
tut Agama Islam Negeri Jami'ah Ar-Raniry dengan berbagai Fakultas. Disini pula terletak Akademi Pemerintahan Dalam Negeri, Sekolah Menengah dan lembaga pendidikan Agama Deyah Tinggi Teungku Chik Pante K u l u . 33. Benteng Indrapatra, sebuah benteng peninggalan zaman H i n du terletak dekat Krueng Raya, Aceh Besar. 34. Benteng Inong Balèe dan Makam Laksamana Keumalabayati terletak disebuah bukit dekat Krueng Raya. Laksamana Keumalahayati seorang Panglima perang wanita zaman Kerajaan \ceh. 35. Makam Tengku Chik Kuta Karang, terletak di Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar. Seorang Ulama besar dizaman Kerajaan Aceh Darussalam. 36. Makam Teungku Chik Lam Peuneu-euen, terletak d: kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar. Seorang Ulama terkemuka dizaman Kerajaan Aceh Darussalam. 37. Makam Teungku Faki, terletak di Kecamatan Suka M a k m u r , AceÈ Besar. Seorang Pendidik wanita terkemuka dan pahlawan dizaman Kerajaan Aceh Darussalam. 38. Kuta Aneuek Galöng, 12 K M dari Banda Aceh. Sebuah benteng pertahanan yang kuat dizaman Perang Aceh — Belanda. 39. Makam Teungku di Anjbng, terleiak dikora Banda Aceh. Seorang Ulama besar dizaman Kerajaan Aceh Darussalam. 40. Makam Teuku Nyak Arif di Lamreueng, Aceh Besar. Seorang Pahlawan Nasional yang berjuang dizaman Belanda, masa Jepang dan awal Kemerdekaan Republik Indonesia. 41. Danau Laut Tawar, sebuah danau besar terletak ditepi kota Takengon, Ibukota Kabupaten Aceh Tengah. Udaranya amat sejuk disekitar danau, tetapi tetap segar suhu 20" — 22" C . Disini terdapat sejenis ikan, mirip ikan teri, namanya ikan depik yang timbul hanya sebulan dalam tiap tahun bersamaan dengan musim dingin yang luar biasa. Bila musim ini tiba, penduduk menyebutnya "musim depik". Danau Laut Tawar merupakan tempat tamasya yang amat mengasyikkan, selain alamnya sangat permai ditebing-tebing danau, juga pengunjungnya dapat bersampan atau mandi berenang didalam danau. 100
42.
Weh Pesam, terletak didesa Simpang Balek kejurusan Bireuen, 18 K M dari kota Takengon. Disana terletak tempat pemandian air panas dengan suhu udara 50° — 60° C, yang bersumber dari gunung berapi Burni Telong, 12 K M jaraknya dari Weh Pesam.
43. Tangsé, terletak di Kabupaten Pidie, 140 K M dari Banda Aceh. Sebuah kota pegunungan yang segar dan sejuk, memiliki pemandangan hijau yang sangat indah. Disini terdapat bekas tangsi Marsose militer Belanda. Rusa berkeliaran disekitarnya. 44. Gunung heuser di Aceh Tenggara, daerah suaka-alam proyek World Wildlife Fund, yakni proyek bersama antara Indonesia dan Netherland Gunung Leuser Committee. Ditengah-tengah rimba Gunung Leuser terdapat sebuah danau bernama Danau Laut Bangko yang belum disentuh manusia. 45.
Tuwi Lhok, sebuah danau kecil terletak di Air Dingin Tapaktuan, Aceh Selatan. Luasnya 50 x 80 M . , merupakan sum ber air terjun.
46.
Tingkat Tujóh, sebuah tempat 3 K M dari Tapaktuan kejurusan kat tujuh, masing-masing tingkat ngai Batu Itam segar dan sejuk
pemandian di Batu Itam, selatan. Tempat ini berting3 hingga 5 meter. Air susekali.
47. Makam Malikussaleh dan peninggalan Pase di Geudong, Aceh Utara.
Kerajaan
Samudra
101