III
ISSN 0216 - 3128
E"dro KislIIOlo, dkk
PENGOLAHAN LIMBAH CHROM RESIDU PROSES RECOVERY CHROM MENGGUNAKAN TAWAS DAN KALSIUM KARBONAT Endro Kismolo, Prayitno, Nurimaniwathy
dan Tri Suyatno
Puslitballg Tekllologi Maju BATAN, Yogyakarta
ABSTRAK PENGOLAHAN
LlMBAH
CHROM
RESIDU
PROSES
RECOVERY
CHROM
MENGGUNAKAN
TAWAS DAN KALSlUM KARBONAT. Tujuan penelitian ini adalah unlllk menyempumakan tahapan proses recovery logam chrom pada pengolahan limbah cair khrom. Limbah cair chrom diambil dari efluen sisa proses recowl)" chmm mellgglllwkan magnesium obida. Presipitan yallg digullakan adalah tawas dikombillasikall dengall kalsium karbonat. Konsentrasi tall'as dan kalsium karbonat yang ditambahkall dil'Qriasi dari 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm, 300 ppm, 350 ppm, sampai 400 ppm. Kecepatan pellgadukan divariasi dari 25 rpm, 50 rpm, 75 rpm, 100 rpm, 125 rpm, 150 rpm, 175 rpm sampai 200 rpm. /Vakili pengadukan divariasi dari 30 menit, 60 menit, 90 menit, 120 men it, 150 menit sampai 180 mellit. Dari percobaan diperoleh kesimpulan bahwa kondisi terbaik dicapai konsentrasi presipitant tawas dan kalsium karbon at = 150 ppm, kecepatan pengadukan 150 rpm dan waktu pengadukan selama 120 menit. Pada kOlldisi illi ejisiensi pemisahan (Ep) khrom yang diperoleh sebesar 99, 982 % atau dalam efluell mengalldllllg logam chrom sebesar 0,05290 ppm.
ABSTRACT WASTES TREATMENT OF CHROME RESIDUE OF CHROMIUM RECOVER}' PROCESS USING ALUM AND CALSlUM CARBONATE. The aim of the research lI'as to pelfecl as stage.~ of the chrome recoven:\' process all Ihe trealmenl of aqueous chrome wasles. The chrome liquid wastes laken was the efluent from the residue of the chromium reco\'er\' process usillg magnesium oxide. The presipilanl was combine alum alld calsium carbonate. The experimenl was performed by ajusling Ihe concentration of allum and calcium carbonate from 50ppm, 100ppm, 150ppm, 200ppm, 250ppm, 300 ppm, 350ppm, to 400 ppm. The Slirring speed was I'Qriedfrom 25 rpm, 50 rpm, 75 rpm, 100 rpm, 125 rpm, 150 rpm, 175 rpm to 200 rpm. The time of mixing to variation from 30 minllles, 60 minllles, 90 minules, 120 minutes, 150 minules, 175 millUles 10 200 minutes. The result from the experimellts lead to the best condition obtai lied lI'ere the cOllcentralioll of alum and calcium carbonal is ) 50 ppm, flow rates of mixing was 150 rpm alld lime of mixing lI'as 120 millllles. AI this condilion Ihe separalions efficiency of chrome obtained was 99,982 %, or ill Ihe e./1uelllto conlained of chromium are 0,05290 ppm.
PENDAHULUAN
P
engendalian lingkungan berbagai bahanpencemaran pencemar yang dihasilkan oleh dari kegiatan industri kimia, baik yang berupa polutan cair, polutan padat maupun polutan gas merupakan langkah penting dalam merealisasikan "clean production" pada industri kimia. Bahan kimia pence mar dimaksud yang tidak boleh dibuang ke lingkungan secara langsung termasuk di dalamnya adalah logam-logam berbahaya misalnya logam chrom yang terdapat dalam limbah cair industri penyamakan kulit dan industri pelapisan logam, Apabila tidak dilakukan pengelolaan yang proporsional. limbah industri penyamakan kulit dan industri pelapisan logam biasanya masih mcmpunyai kandungan chrom cukup tinggi. Scdangkan polutan dari industri pelapisan logam, biasanya tcrcampur dcngan logam lain misalnya nikel dan tcmbaga. Adanya pertimbangan terhadap pemeliharaan lingkungan yang sehat dan pcrtimbangan ekonomi, maka perlu dilakukan
inovasi teknologi pengolahan limbah tersebut yaitu melalui proses recovel)' chrome dengan tahapantahapan yang mudah dan murah (4), Dalam industri penyamakan kulit dan industri pelapisan logam, biasanya dipergunakan CrP3 dalam berbagai tipe senyawa chromo saI sesuai kebutuhan industri. Pada proses penyamakan kulit biasanya tidak semua khrom yang terkandung dalam larutan penyamak dapat terserap oleh kulit, sehingga larutan sisa proses penyamakan pada akhirnya akan mengandung logam chromo Limbah cair chrom sisa proses penyamakan kulit biasanya mempunyai pH =2,5 dan konsentrasi chrom didalamnya masih cukup tinggi, demikian pula limbah dari industri pelapisan logam. Limbah yang masih mengandung logam tersebut tentunya tidak bolch langsung di buang ke lingkungan sebclum dilakukan pengolahan, karena logam chrom, nikel dan cadnium termasuk logam berbahaya pencemar lingkungan. Proses recovery chrom biasanya
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
ISSN 0216 - 3128
/12
dilakukan dengan metode presipitasi menggunakan presipitan yang sesuai misalnya NaOH, Na2C03, NaHC03, CaS04 ,MgO dan Tawas (1,3). Dalam percobaan ini limbah yang diteliti adalah efluen sisa proses recovery logam chrom menggunakan bahan presipitan MgO dan H2S04 sebagai larutan dijes. Penggunaan natrium hidroksida, magnesium oksida dan natrium karbonat secara kombinasi pemah diteliti dan memberikan efisiensi pemisahan logam chrom dalam limbah sebesar 99,85 % pada pH = 8 sampai Tetapi penggunaan secara dengan pH = 9. kombinasi akan menimbulkan kesulitan pada proses dijesti dan efluen sisa proses recovery' masih mengandung konsentrasi logam chrom cukup besar. (2.5.6)
Dalam suasana basa logam chrom mudah mengendap, dan secara umum proses pengendapan chrom menggunakan bahan pengendap MgO dapat digambarkan dengan reaksi sebagai berikut : CrS(S04)6 (OH)12 + 6 H20 + 6 Mg(OHh 8 Cr (OHh+ 6MgS04
~ (1)
Logam chrom akan mengendap sebagai Cr (OHh dalam suasana bas a alkali pada konsentrasi alkali dan pH tertentu. Setiap alkali yang ditambahkan akan memberikan kecepatan pengendapan sesuai dengan sifat alkali tersebut. Setelah melalui proses pengenapan beberapa waktu dan melalui proses penyaringan, maka akan diperoleh dua fase yaitu fase endapan yang kaya logam chrom dan fase efluen yang miskin logam chromo Dari penelitian yang telah dilakukan terdahulu memberikan data awal bahwa dalam efluen masih mengandung logam khrom yang tidak boleh langsung di buang ke lingkungan. Ini berarti bahwa tidak semua logam chrom dapat terambil pada proses recovery', sehingga perlu dilakukan optimasi terhadap variabel berpengaruh pada proses pengolahan limbah tersebut. Apabila kandungan logam khrom sudah dalam batas minimal untuk diendapkan, maka sebagai langkah terakhir sebelum efluen ini dibuang ke lingkungan masih perlu dilakukan perlakuan lagi agar kandungan logam chrom yang ada di dalamnya memenuhi syarat untuk dibuang ke lingkungan. Beberapa proses yang dapat diterapkan untuk meminimalkan kandungan khrom dalam efluen tersebut adalah dengan cara elektromagnetik plating, flotasi, penyerapan dan dengan cara pengolahan kimia lanjut (9,10). Penelitian sebelumnya untuk mereduksi kandungan chrom dalam limbah efluen proses recovery chrom, digunakan kalsium karbonat secara mandiri dan menghasilkan efisiensi pemisahan 99,9 %, tetapi kandungan chrom dalam efluen masih
Elldro Kismolo, dkk
diatas 0,0015 ppm. Sehingga pada penelitian ini dicoba menggunakan proses flokulasi koagulasi dengan menggunakan presipitan kombinasi tawas dan kalsium karbonat. Reaksi presipitasi kalsium karbonat dimaksud dapat ditentukan dengan reaksi sebagai berikut: Cr2(S04h .H20 + 3 CaC03 + 3 CaS04 + H20 + 3 CO2
~
2 Cr (OHh (2)
Dengan mengkombinasikan dengan tawas diharapkan kandungan chrom dalam efluen semakin rendah. Inti pokok penggunaan tawas adalah memanfaatkan sifat kelarutan tawas dalam air yang cukup tinggi dan dalam suasana basa akan membentuk inti flok allumunium hidroksida yang bermuatan negatif. Logam chrom yang masih belum terlampaui harga kelarutannya dalam proses presipitasi sebelurnnya yang bermuatan positif akan tertarik oleh flok allumunium hidroksida dan akhimya mengendap. Melalui cara ini kemungkinan besar dalam kandungan logam chrom dalam efluen akan menjadi semakin rendah. Dengan menentukan konsentrasi chrom dalam efluen atau konsentrasi chrom dalam endapan chrom hidrosida yang terjadi, maka dapat dihitung efisiensi pemisahan (Ep) logam khrom dalam larutan limbah(4.7.S.II).
Co - Cf Ep
= ---------------x
(I)
100 %
Co
Keterangan Ep : Efisiensi pemisahan Co : Konsentrasi chrom dalam limbah awal Cr : Konsentrasi chrom dalam beningan filtrat /efluen. Dengan mengoptimasi konsentrasi tawas dan kalsium karbonat yang ditambahkan, pH, kecepatan pengadukan dan waktu pengadukan, diharapkan dapat diperoleh pemisahan logam khrom secara maksimal. Dengan cara ini diharapkan diperoleh filtrat efluen yang miskin logam khrom dan telah memenuhi syarat untuk di buang ke lingkungan.
TAT A KERJA Bahall yallg digllllakall 1. Limbah chrom logam chrom
efluen
sisa
proses
2. Kalsium karbonat
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TMĀ·BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
recovery
113
ISSN 0216 - 3128
Endro Kismolo, dkk. 3. Tawas
ampul teflon. Selanjutnya dilakukan analisis kandungan khrom menggunakan metode APN.
4. Aquades
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat yang digunakan 1. Unit pengaduk Jar test
Penentuan Pengarulr Konsentrasi Tawas dan Kalsium Karbonat
2. pH meter 3. Kertas saring WM 42 4. Piranti gelas 5. Ampul teflon metode APN
untuk
wadah
sampel
analisis
Cara kerja Preparasi
Limbah
Larutan limbah efluen residu proses recovery logam khrom dengan konsentrsai chrom awal 0,053 ppm dan pH = 8, setelah dienapkan beberapa hari disaring menggunakan kertas saring teknis untuk memisahkan endapan sisa. Filtrat yang diperoleh dipergunakan sebagai larutan limbah umpan. Untuk mengetahui konsentrasi chrom dalam larutan limbah terse but dilakukan analisis menggunakan metode APN. Percobaan
Presipitasi
dan Analisis Sampel
I. Diambil sebanyak 50 ml larutan limbah chrom Tawas dan , Kalsium Karbonat 3. 2. 4. 8. 7. 5. (pH = 8) menggunakan pipet volume ,1. (ppm) 6. dirnasukkan dalam gelas beker 100 mI. Sambil diaduk menggunakan Jar test, ke dalam larutan limbah tersebut ditambahkan tawas dan kalsium karbonat masing-masing sebanyak 50 ppm pada kecepatan pengadukan 50 rpm selarna 30 menit. Setelah dienapkan selarna 12 jam, dilakukan penyaringan sehingga diperoleh fase endapan dan fase filtrat/ supernatan. 2. Dengan cara yang sarna dilakukan untuk konsentrasi tawas dan kalsium karbonat sebanyak 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm, 300 ppm, 350 ppm, dan 400 ppm. 3. Dengan cara yang sarna dilakukan untuk kecepatan pengadukan 75 rpm, 100 rpm, 125 rpm , 150 rpm, 175 rpm dan 200 rpm. Masingrnasing dilanjutkan pengadukan lambat 50 rpm selama 30 menit. 4. Dengan cara yang sarna dilakukan untuk waktu pengadukan selama 60 menil, 90 menil, 120 menil, 150 menit dan 180 menit. 5. Diambil 2,0 ml lamtan filtrat yang diperoleh menggunakan pipet volume, dirnasukkan dalam
Presipitan
Pengaruh penambahan presipitan tawas dan kalsium karbonat terhadap harga efisiensi pemisahan logam khrom dapat dilihat dalam Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa sernakin besar konsentrasi presipitan yang ditambahkan rnaka harga efisiensi pemisahan yang diperoleh semakin besar pula. Hal ini menunjukkan bahwa pembentukan endapan khrom hidroksida sernakin besar dengan adanya pembahan konsentrasi presipitan yang ditambahkan. Hal ini terjadi karena sernakin besar konsentrasi presipitan, rnaka harga pH lumpur juga berubah sernakin besar dan kemungkinan terbentuknya endapan Cr(OHh setelah pengenapan juga semakin besar. Tabel l.Pellgaruh pellambahall tawas dall ka/sium karbol/at terhadap harga efisiel/.I'i pemisahal/ /ogam chrom da/am /arutall limbah. pada kecepatall pellgadukall 50 rpm dan waktu pengadukan 30 menil No
Konsentrasi Elisiensi(%) 50 150 300 200 100 400 250 350 8,0 89,252 82,222 91,874 9,2 97,258 99,210 93,439 98,536 9,5 9,0 99,202 Pcmisahan, Beningan pH Ep
Dari Tabel 1 diperoleh infonnasi bahwa penambahan presipitan tawas dan kalsium karbonat lebih dari 250 ppm diperoleh harga efisiensi pemisahan cukup baik. Pada konsentrasi presipitan antara 350 ppm dan 400 ppm , diperoleh harga efisiensi pemisahan yang cenderung tetap yaitu dengan harga efisiensi pemisahan logam chrom di alas 99,90 % dan tidak signifikan apabila ditingkatkan konsentrasi presipitannya karena harga efisiensi pemisahannya cenderung telap. Sehingga pada percobaan sclanjutnya diambil konsentrasi presipilan scbcsar 350 ppm yang dalam percobaan ini memberikan harga efisiensi pemisahan sebesar 99,202 % dcngan konsentrasi chrorn sebesar 0,05257 ppm.
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImlah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologl Nukllr P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
1/4
ISSN 0216 - 3128
Penentuan Pengaruh KecepatanPengadukan Pengaruh kecepatan pengadukan dapat dilihat pada Tabel 2. Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa semakin besar harga kecepatan pengadukan, maka harga efisiensi pemisahan yang diperoleh juga semakin besar. Tabel 2. Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap harga ejisiensi pemisahan logam chrom dalam larutan limbah. pada konsentrasi tawas dan kalsium waktu karbonat = 350 ppm dan pengadukan 30 men it. Dilanjutkan pengadukall lambat 50 rpm selama 30 menit No
200 150 125 50 175 100 75 Efisiensi 99.868 9,0 9.5 9,5 99.276 99,912 99,497 9.0 99.904 99,202 99.902 Kccepatan Beningan Pemisahan. (%) Ep pH
diperoleh antara 99,902 % sampai 99,912 % dengan konsentrasi chrom sebesar 0,05294 ppm sampai 0,05295 ppm. Di atas kecepatan pengadukan tersebut , harga efisiensi pemisahan yang diperoleh cenderung tetap. Sehingga pada percobaan selanjutnya diambil kecepatan pengadukan cepat =150 rpm dan pengadukan lambat 50 rpm selama 30 men it.
Pellelltuall Pellgaruh Waktu Pellgadukall Penentuan pengaruh waktu pengadukan dapat dilihat pada Tabel 3. Dari Tabel 3 dapat diperoleh informasi bahwa semakin pengadukan yang dilakukan semakin lama, maka efisiensi pemisahan yang diperoleh semakin besar. Meskipun harga efisiensi pemisahan yang diperoleh belum mencapai 100 %, tetapi kondisi ini memberikan harapan bahwa kombinasi tawas dan kalsium karbonat mampu memisahkan chrom lebih cepat bila dibandingkan dengan penggunaan kalsium karbonat secara mandiri. Tabel
Dari Tabel 2 dapat diperoleh informasi bahwa perubahan kecepatan pengadukan temyata masih memberikan sedikit kemungkinan terjadinya basa dari kalsium, meskipun dari pengukuran pH beningan harganya relatif tetap yaitu antara 9,0 4. 2. 3. 6. I. 5. (menit) sampai 9,5 tetapi memberikan efiensi pemisahan yang semakin besar. Hal ini dapat dicapai karena pada pengadukan lambat yang cukup akan memberikan kesempatan terjadinya penarikan logam chrom oleh flok inti dari allumunium hidroksida, dan se1anjutnya akan ikut mengendap. Sclain harga valcnsi alkalinya, perubahan pH, maka faktor terbentuknya hidroksida dari kalsium juga berpengaruh terhadap perolehan harga efisiensi pemisahan logam chromo Apabila kecepatan terbentuknya basa dari kalsium rendah, juga mengakibatkan lambatnya terbentuknya hidroksida dari logam chromo Pada kecepatan pengadukan yang lebih besar memungkinkan terjadinya tumbukan antar molekul reaktan menjadi lebih besar, sehingga akan menaikan terjadinya basa dari logam chrom dan selanjutnya perolehan efisiensi pemisahan juga menjadi lebih besar. Pada kecepatan pengadukan lambat memungkinkan terjadinya pengikatan logam chrom bebas yang bemmatan positip oleh flok allumunium hidroksida yang bermuatan negatip sehingga logam chrom ikut mengendap pada fase lanjut. Dari Tabel 2 diperoleh informasi bahwa kecepatan pengadukan terbaik pada proses ini dicapai pada kecepatan pengadukan antara 150 rpm sampai 175 rpm. Pada kondisi ini harga efisiensi pemisahan yang
Endro Kismolo, dkk
No
3. Pengaruh waktu pengadukan terhadap harga efisiensi pemisahan logam chromo pada konsentrasi tawas dan kalsium karbonat = 350 ppm dan kecepatan pengadukan /50 rpm. Dilanjutkan pengadukan lambat 50 rpm selall/a 30 menit 180 120 30 90 150 EEp tisicnsi 60 99,918 99,971 99,964 99.982 99,964 99,904 Waktu pengadukan (%) Pcmisahan.
Kombinasi presipitan tawas dan kalsium memberikan kemungkinan tercapainya proses pengikatan logam chrom ke dalam endapan hidroksida kalsium dan allumunium meskipun pada percobaan ini perubahan ini belum dapat dicapai secara signifikan. Efisiensi pemisahan terbesar yang dicapai pada waktu pengadukan selama 120 menit yaitu sebesar 99,982 % dengan konsentrasi chrom sebesar 0,05290 ppm. Pada konsentrasi sebesar ini beningan ini belum boleh dibuang ke lingkungan karena masih diatas nilai batas ambang yang diijinkan untuk logam chrom yaitu sebesar 0,Ql5 ppm. Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan, maka untuk menaikan harga efisiensi pemisahan logam chrom diperlukan penelitian optimasi untuk semua variabel yang bcrpcngaruh, sehingga konscntrasi chrom dalam beningan menjadi lebih rendah lagi dan bcnar-benar miskin logam chromo Terhadap proses yang dilakukan ini ada kemungkinan dilakukan pengkajian dcngan
Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TM-BATAN Yogyakarta, 8 Juli 2003
Elldro Kismolo, dkk.
lI5
ISSN 02]6 - 3128
metode yang lain, misalnya dengan metode flotasi atau dengan cara elektromagnetik plating. Hal ini karena konsentrsai chrom yang relatif sangat rendah cukup sulit diendapkan dengan proses yang sederhana seperti halnya flokulasi dan koagulasi.
KESIMPULAN 1. Kombinasi tawas dan kalsium karbonat dapat dipergunakan sebagai bahan presipitan pada pengolahan lanjutan residu proses recovery limbah khrom sebelum di buang ke lingkungan. 2. Kondisi terbaik dicapai pada konsentrasi presipitan tawas dan kalsium karbonat sebesar = 350 ppm, kecepatan pengadukan 150 rpm dan waktu pengadukan selama 120 menit. Pada kondisi ini diperoleh harga efisiensi pemisahan logam chrom sebesar 99,982 % atau dalam beningan masih mengandung logam chrom sebesar 0,05290 ppm, yang dalam ketentuan yang berlaku beningan ini belum boleh dibuang ke lingkungan.
PUSTAKA
6. BENEDICT, M, PIGFORD, T.H, and LEVIH, W, "Nuclear Chemical engineering", Second Edition, Mc Graw Hill Book Company, (1981) 7. TECHNICAL REPORT SERIES NO.89, "Chemical Treatment of Radioactive Waste", International Atomic Energy Agency, Vienna, ( 1986). 8. BENNY, Diktat Pengelolaan Yogyakarta, (1994).
Limbah Chrom,
9. ENDRO,DKK, "Dijesti Lumpur Hasil Pengolahan kimia Limbah Khrom Menggunakan Asam suI fat", Prosiding Seminar Penelitian Pengelolaan Perangkat Nuklir, ISSN : 1410, Yogyakarta, (2001). 10.NURIMANIWATHY, DKK, Pengolahan Konsentrat Limbah Cair Khrom Menggunakan Natrium Hidroksida dan Natrium Bikarbonat, Prosiding Seminar Penelitian PengeloIaan Perangkat Nuklir, ISSN : 1410, Yoyakarta, (2001). 11.ENDRO, DKK, "Optimasi Pengolahan Limbah Chrom Residu Proses Recovery Chrom Menggunakan Kalsium Karbonat", Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah , Litdas Iptek, Yogyakarta, (2002).
1. DWI WAHINI NURHA YA Tl, DKK, Ekstraksi Ion Khrom dalam Asam Nitrat dengan Teknologi Membran Cair untuk Limbah Industri Penyamakan Kulit" , Majalah Kulit Karet dan Plastik, Vol XV No 2, ISSN : 0215-0115,(1999). 2. ENDRO.K, DKK, " Pengolahan Kimia Limbah Khrom Menggunakan Teknologi Flokulasi Koagulasi", Prosiding Pertemuan dan Presentasi Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir, ISSN : 1420, Yoyakarta, (2000). 3. CHAUVET,P, DIPPEL, T, chemical Precipitation, Advanced Managenet Methods fo Medium Liquid Wastes, CEN and AERE, (1981). 4. S.RAJAMANI, " A System for Recovery and Reuse of Chromium from Spent Tanning Liqour Using Magnesium Oxide and Sulphuric Acid", Tecnical Expert Enviromental Engineering UNIDO, Viennna, (1998). 5. KAUFMAN, J, NESBITI, B, J, GOLDMAN, I, M, ELlASEN, R, "The Removal of Radioactive anions by Water Treatment", Technical Information Service, Oak Ridge, Tennessee, (1961).
TANYAJAWAB Supardi Apakah sudah dilakukan produk recoverinya
analisis
terhadap
Endro Kismolo Slidah yaitu memberikan
harga basisitas
35,5
Sutjipto Batasan maksimal untuk logam chrom yang boleh dibuang berapa ppm, bagaimana dengan didispersikan. Endro Kismolo Untuk /ogam chrom, maksima/ dibuang ke Iillgkllllgall ada/ah 0,00/5 ppm dall sebaiknya pada saat pembllallgan harus di/akukall di.l'persi.
Prosiding Pertemuan dan Presentasilimiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir P3TMĀ·BATAN Yogyakarta. 8 Juli 2003