61
KAJIAN UNIT PENANGKAPAN PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN (Catching Unit Studies of Purse Seine in Ocean Fishing Port of Belawan) 1)
Fitria Ismy, 2)Budi Utomo & 3)Zulham Apandy Harahap
1
)Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155 2 )Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia 20155 ABSTRACT Indonesia is rich in fishery resources, but currently most exploited , one of them with the use of fishing gear in the water . For that a study has been carried out in the ocean fishing port of Belawan in July-September 2013, based on the statistical data of the ocean fishing port of Belawan and observing the purse seine and how to use it by doing an interview with purse seine fishermen . The use of purse seine fishing gear in Belawan is the highest compared to the four other types of fishing gear, to the author wants to see a business analysis of purse seine fishing gear . The method used was cluster sampling, sampling of primary data with formulas and Morgan Krejcek test samples taken 381 test samples totaling the number of 5000 population. Secondary data obtained from ocean fishing port of Belawan. Analysis of the data to calculate the catch per unit effort ( CPUE ) and business analysis. The result shows that the use of purse seine vessels is one that does not damage the ocean because of its use that much a few miles towards the sea and do not damage fish habitats. The analysis also shows that the using of purse seine fishing also more profit, the catching fishes are type of pelagic fish and do not too excessive. Key words : fishery resources, ocean fishing port of Belawan, Purse Seine.
PENDAHULUAN Purse seine atau pukat cincin merupakan alat tangkap yang efektif untuk menangkap ikan pelagis yang memiliki tingkah laku hidup berkelompok dalam ukuran besar, baik di daerah perairan pantai maupun lepas pantai. Pukat cincin adalah alat tangkap berbentuk empat persegi panjang, yang keseluruhan bagian utamanya terbuat dari bahan jaring, di mana terbentuknya kantong terjadi pada saat dioperasikan. Pengoperasian alat tangkap ini dengan cara melingkarkan gerombolan ikan dengan jaring dan setelah ikan terkurung jaring kemudian ditarik. Dalam operasinya posisi
pelampung dan tali ris atas berada di permukaan, sementara pemberat, cincin menggantung di bagian bawah jaring, dan berada di dalam laut. Melalui cincin-cincin ini terpasang tali kolor (purse line) yang bila ditarik menjadikan bagian bawah jaring menutup, sehingga bentuk jaring secara keseluruhan menyerupai mangkuk besar (Sainsbury diacu oleh Wijopriono dan Mahiswara, 1995). Rancang bangun dan konstruksi dari pukat cincin secara teknis mempengaruhi kecepatan tenggelam badan jaring, kecepatan melingkarkan jaring serta kecepatan penarikan tali kolor.
62 Aktivitas perikanan di daerah Belawan tergolong tinggi. Hasil tangkapan purse seine mendominasi jumlah hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan. Secara umum, hasil tangkapan yang didaratkan di PPS Belawan masih cukup baik dan layak dikonsumsi. Hal ini disebabkan operasi penangkapan kapal purse seine umumnya cukup lama. Berdasarkan data dari PPSB, alat tangkap purse seine berjumlah sekitar 5.000 unit. Karena banyaknya alat tangkap ini digunakan oleh nelayan di PPS Belawan sehingga membutuhkan kajian lebih jauh lagi mengenai alat tangkap purse seine tersebut. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus 2013 di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan dan tempat pelelangan ikan (TPI) di PPS Belawan Kota Medan Sumatera Utara. Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB) merupakan salah satu dari lima pelabuhan perikanan samudera yang terdapat di Indonesia yang berada di bawah naungan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementrian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya peta administrasi kawasan Medan Belawan, data statistik masyarakat nelayan di kawasan PPS Belawan dan kuesioner. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laptop, alat-alat tulis, printer, kamera digital, unit penangkapan purse seine. Metode Penelitian Aspek-aspek yang diuji meliputi aspek biologi, aspek teknis dan aspek sosial ekonomi, untuk mengkaji adanya upaya peningkatan hasil tangkap purse seine.
Adapun cara mendapatkan data primer dan sekunder adalah : 1. Data primer didapatkan dengan cara melakukan wawancara langsung dengan masyarakat nelayan dengan panduan kuesioner.. Populasi pengambilan sampel adalah yang berprofesi sebagai nelayan Purse Seine. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Krejcjek dan Morgan diacu oleh Dantes (2012). 2. Data sekunder diperoleh dari Pelabuhan dan Perikanan Samudera (PPS) di Kecamatan Medan Belawan. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi : a. Keadaan umum Kecamatan Medan Belawan, yaitu keadaan klim, musim dan unit penangkapan. b. Data produksi tahunan purse seine Kecamatan Medan Belawan selama periode 6 tahun (2007-2012) diperoleh dari buku laporan tahunan Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Belawan. Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengambilan dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Melakukan pra survei lapang pada bulan Mei 2013. 2. Melakukan wawancara dengan nelayan Purse Seine. 3. Deskripsi unit penangkapan purse seine Deskripsi unit penangkapan ini digunakan untuk menggambarkan secara umum keadaan unit penangkapan purse seine di Belawan. Deskripsi ini menjadi tiga yaitu kapal, alat tangkap dan nelayan di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan serta cara pengoperasian purse seine. Analisis Data Untuk mendeskripsikan unit penangkapan purse seine Kecamatan Medan Belawan dan upaya peningkatan hasil
63 tangkapannya, maka dilakukan analisis sebagai berikut : 1. Analisis hasil tangkapan Hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE) Produktivitas suatu alat tangkap dapat diduga dengan melihat hubungan antara hasil tangkapan (catch) dengan upaya penangkapan (effort) disebut dengan Catch Per Unit Effort (CPUE). Dalam penelitian ini data tangkapan (catch) adalah data hasil tangkapan ikan dari alat tangkap purse seine dan upaya penangkapan (effort) berupa jumlah trip. Persamaan untuk mencari nilai CPUE adalah sebagai berikut (Gulland, 1991) :
Hidayat, 2004). Keuntungan dapat diperoleh menggunakan rumus : π = TR – TC Apabila TR > TC berarti usaha menguntungkan, sehingga usaha dapat dilanjutkan. Jika TR < TC berarti usaha merugi dan jika TR = TC berarti usaha tersebut tidak mengguntungkan dan tidak merugikan.
R/C dihitung untuk melihat kelayakan usaha dalam satu tahun (Kadariah dan kawan-kawan diacu oleh Hidayat, 2004) dari suatu usaha penangkapan. Nilai R/C dapat dihitung menggunakan rumus :
CPUE = Keterangan : CPUE = Catch per Unit Effort Ci = Hasil tangkapan pada tahun ke-i (ton) Fi = Upaya Penangkapan pada tahun ke-i (trip)
2. Analisis usaha Analisis usaha ini digunakan untuk mengetahui kelayakan usaha dan modal yang dibutuhkan untuk melakukan usaha perikanan purse seine. Penghitungan ini meliputi analisis biaya yang dikeluarkan, investasi dan penerimaan. Analisis pendapatan usaha adalah selisih pendapatan yang diperoleh dari total penerimaan (total revenue) dengan total biaya (total cost) yang dikeluarkan (Kadariah dan kawan-kawan diacu oleh
R/C = Kriteria kelayakan yang digunakan adalah : R/C > 1, berarti usaha menguntungkan R/C = 1, berarti usaha tidak menguntungkan dan tidak merugikan (impas) R/C < 1, berarti usaha merugikan. Pay-back period (PP) dimaksudkan untuk menghitung perkiraan waktu pengembalian modal (investasi) yang ditanamkan (Edris diacu oleh Hidayat, 2004). Penghitungan Pay-back Period (PP) menggunakan rumus : PP =
x 1 tahun
Keterangan : PP = Pay-back Period LB = laba bersih I = jumlah investa Tabel 2. Jumlah Nelayan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan
64
Terdapat 5 jenis alat tangkap yang digunakan di pelabuhan perikanan samudera belawan. Jenis-jenis alat tangkap yang terdapat di PPS Belawan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis Alat Tangkap di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Jenis alat Tahun tangkap 2007 - 2012
Komposisi hasil tangkapan ikan yang didaratkan di Belawan yang menggunakan alat tangkap purse seine dapat dilihat pada Gambar 1.
Produksi(Ton)
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Jenis-jenis alat tangkap Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan
9100
Layang
8100
Selar
7100
Tembang
6100 5100
Kembung
4100
Tenggiri
3100
Layur
2100
Tongkol
1100
Lampara dasar 5,9% Pukat ikan 3,3% Pukat cincin 4,8% Jaring insang 4,7% Pancing 2% Sumber data : Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, Tahun 2013 Sumber data : Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, Tahun 2013 Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine
Tetenggek
Layang Selar
41.000
Tembang
31.000
Kembung 21.000
Tenggiri
11.000
Layur Tongkol
1.000
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Tabel 2. Jumlah Nelayan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Alat Tahun tangkap 2007 – 2012
Teri
Jenis-jenis ikan yang menjadi tangkapan utama dari alat tangkap purse seine adalah jenis ikan pelagis. Ikan yang menjadi tangkapan purse seine adalah ikan layang, selar, tembang, kembung, tenggiri, layur, tongkol, teri dan tetenggek. Grafik perkembangan harga ikan hasil tangkapan purse seine dapat dilihat pada Gambar 2.
Harga Ikan (Rp/Kg)
Lampara dasar 6,2% Pukat ikan 3,8% Pukat cincin 3,9% Jaring insang 4,9% Pancing 1,1% Sumber data : Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan, Tahun 2013 Nelayan Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan Berdasarkan kelima jenis alat tangkap yang terdapat di PPS Belawan, maka jumlah nelayan yang berada di PPS Belawan dapat dilihat pada Tabel 2.
2007 2008 2009 2010 2011 2012
100
Teri Tetenggek
Harga ikan yang menjadi tangkapan purse seine mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Harga ikan yang mengalami peningkatan kenaikan harga yang tinggi yaitu pada ikan tenggiri.
65 Hasil Tangkapan Berdasarkan Musim Tabel 3. Hasil Tangkapan Berdasarkan Musim JENIS ALAT TANGKAP Purse Seine Pukat Ikan Pancing Jaring Insang Lampara Dasar
MUSIM TIMUR (ton) 75,673 55,731 735 2616 34,028
MUSIM BARAT (ton) 67,764 49,372 583 1482 33,282
Dari ke lima jenis alat tangkap di atas,hasil tangkapan paling banyak terjadi pada musim timur. Aspek Biologi Tujuan dari purse seine adalah menangkap ikan pelagis. Pada pengoperasian purse seine di PPSB sebagian kapal purse seine menggunakan alat bantu rumpon dan lampu dan dilakukan pada malam hari, yang menyebabkan ikan-ikan yang tertangkap adalah ikan yang bersifat phototaxis positive dan ikan pemangsa ikan phototaxis positive. Jenis-jenis ikan yang tertangkap oleh purse seine didominasi oleh ikan pelagis. Secara umum produksi terus mengalami peningkatan selama 6 tahun terakhir (2007-2012) sehingga ketersediaan produksi ikan pelagis akan terus mengalami peningkatan. Peningkatan secara terusmenerus ini akan berakibat pada potensi sumberdaya ikan berkurang. Penanganan yang diperlukan antara lain berupa pengurangan upaya penangkapan, pengawasan terhadap hasil tangkapan dan melindungi ikan selama musim pemijahan serta mencegah penangkapan selama periode pembesaran anak-anak ikan. Aspek Teknis Secara umum alat tangkap purse seine di Belawan terdiri atas, badan jaring, pelampung, pemberat dan cincin. Jarring purse seine memiliki panjang rata-rata 350 m dan kedalaman berkisar antara 50-80 m.
Ukuran mata jarring 1 inci terbuat dari benang polyamide (PA). Pada badan jaring terdapat kantong yang panjangnya 50 m. Pelampung yang digunakan terbuat dari bahan polyvynilchloride (PVC) dan berbentuk bulat lonjong (ellips) yang terpasang pada tali ris atas sebanyak 600 buah pelampung. Pada tali ris bawah dipasang pemberat yang terbuat dari timah dengan berat berkisar 250-300 gr dengan jarak berkisar 20-25 cm. Cincin yang digunakan berjumlah 65-120 buah terbuat dari kuningan dan memiliki diameter 15 cm. Kapal purse seine di Belawan umumnya terbuat dari kayu, ukuran panjang kapal berkisar 14-20 m. lebar 5-6 m dan dalam 2-3 m. Mesin utama yang digunakan pada kapal adalah mesin diesel merk Mitsubishi 140 PK dengan silinder, untuk mesin bantunya juga menggunakan diesel Mitsubishi yang berfungsi sebagai generator listrik untuk menyalakan lampu pemikat ikan yang terpasang di samping kapal. Aspek Sosial dan Ekonomi Purse seine merupakan alat tangkap yang menyerap tenaga kerja yang banyak yaitu sekitar 30-40 orang per kapal dan ukuran kapalnya cukup besar. Banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan tersebut dapat mengurangi tingkat pengangguran di daerah tersebut. Usaha perikanan purse seine merupakan usaha yang menjanjikan keuntungan cukup besar karena produktivitasnya yang tinggi dan memiliki jangkauan operasi penangkapan yang cukup jauh, sehingga memiliki kemungkinan yang besar untuk mendapatkan hasil tangkapan yang banyak. Hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE) Kurva produktivitas hasil tangkapan purse seine dapat dilihat pada Gambar 3.
66
Kurva Produktivitas Produktivitas(Ton/Trip /Tahun)
4.000 3.500 3.000 2.500 2.000 1.500 1.000 500 0
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Gambar 3. Kurva produktivitas unit penangkapan purse seine Pembahasan Jenis-jenis alat tangkap PPS Belawan Jenis alat tangkap yang terdapat di PPS Belawan adalah lampara dasar (Demersal danish seine), pukat ikan (Fish net), pukat cincin (Purse seine), jaring insang (gillnets) dan pancing (Hook and lines). Setiap tahunnya (2007-2012) alat tangkap yang paling dominan digunakan adalah purse seine dibandingkan alat tangkap yang lain yang biasa digunakan nelayan Belawan. Nelayan PPS Belawan Pemanfaatan sumberdaya perikanan di PPS Belawan sebagian besar dilakukan oleh nelayan. Alat tangkap pukat cincin adalah alat tangkap yang paling dominan di PPS Belawan dan jumlah nelayan purse seine merupakan jumlah nelayan yang terbesar di PPS Belawan. Total keseluruhan nelayan di PPS Belawan terjadi penurunan pada tahun 2012 dari 9.371 menjadi 9.268, jika dilihat dari presentasinya bahwa nelayan alat tangkap lampara dasar merupakan yang tertinggi 5,9% lalu di susul oleh nelayan purse seine 4,8% namun jika dilihat dari total keseluruhan, nelayan purse seine merupakan nelayan yang dominan di
Belawan dan paling banyak mengalami penurunan setiap tahunnya, hal ini dimungkinkan terjadinya penurunan hasil tangkapan nelayan semua alat tangkap, sehingga banyak alat tangkap yang tidak beroperasi bahkan ada pengusaha yang menghentikan operasi penangkapan karena rugi. Komposisi Hasil Tangkapan Purse Seine Produksi perikanan laut menurut jenis ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine selama periode 2007-2012 mengalami fluktuasi. Hasil tangkapan yang paling dominan pada tahun 2007 yaitu ikan layang sebesar 3.724 ton, selar sebesar 3.270 ton, kembung sebesar 3.147 ton, tetenggek sebesar 1.827 ton, layur sebesar 1.660 ton, teri sebesar 1.477 ton, tenggiri sebesar 1.260 ton, tongkol sebesar 1.062 ton dan tembang sebesar 872 ton dengan total produksi 18.299 ton, sesuai dengan Pasaribu (2008) yang menyatakan bahwa sasaran utama dari alat tangkap purse seine adalah ikan- ikan pelagis yang tertarik terhadap rumpon maupun cahaya lampu. Pada tahun 2008 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu ikan selar 3.801 ton, dan ikan yang paling sedikit tertangkap yaitu ikan tongkol sebesar 373 ton. Pada tahun 2009 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu ikan kembung sebesar 6.200 ton dan ikan yang paling sedikit tertangkap yaitu ikan tongkol sebesar 843 ton dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan hasil tangkapan tahun 2008. Pada tahun 2010 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu ikan layang sebesar 5.199 ton dan ikan yang paling sedikit tertangkap yaitu ikan layur sebesar 938 ton. Pada tahun 2011 dan 2012 ikan yang paling dominan tertangkap yaitu ikan teri sebesar 7.230 ton dan 7.544 ton, sedangkan yang paling sedikit tertangkap yaitu ikan tongkol sebesar 668 ton dan 965 ton. Total produksi yang paling tinggi terjadi pada tahun 2011 dengan total produksi 26.417
67 ton, lalu pada tahun 2012 dengan total produksi 25.908 ton, tahun 2009 dengan total produksi 24.318 ton, tahun 2010 dengan total produksi 24.175 ton, tahun 2008 dengan total produksi 19.503 ton dan yang terkecil pada tahun 2007 dengan total produksi 18.299 ton. Hasil Tangkapan Per Upaya Penangkapan (CPUE) Tingkat pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap dengan alat tangkap purse seine di PPSB pada tahun 2007 memproduksi 18.299 ton dengan upaya penangkapan 7.542 dan CPUE 2,426. Pada tahun 2008 produksinya meningkat menjadi 19.503 ton dengan upaya penangkapan 7.425 dan CPUE 2,626. Pada tahun 2009 produksi semakin meningkat 24.318 ton dengan upaya penangkapan 7.725 dan CPUE 3,147. Pada tahun 2010 produksi menurun dari tahun 2009 24.175 ton dan upaya penangkapan 9.175 dan CPUE 2,634. Pada tahun 2011 produksi meningkat lagi 26.417 ton dengan upaya penangkapan 9.022 dan CPUE 2,928. Pada tahun 2012 produksi menurun dari tahun 2011 25.908 ton dengan upaya penangkapan 8.808 dan CPUE 2,94, sesuai dengan Hidayat (2004), yang menyatakan bahwa peningkatan upaya penangkapan yang dilakukan nelayan purse seine tidak sebanding dengan peningkatan produksi, produktivitas dapat ditingkatkan apabila dilakukan pengurangan upaya penangkapan dan mencari daerah penangkapan baru. Analisis Usaha Usaha perikanan alat tangkap purse seine di PPSB ini menguntungkan. jumlah investasi yaitu sebesar Rp 2.230.000.000 dan jumlah keuntungan sebesar Rp 373.105.610. TotalR/C didapat dari total penerimaan dibagi total biaya. Nilai R/C yaitu1,152. Jika R/C >1 berarti usaha tersebut layak. Sesuai dengan Hidayat (2004), nilai R/C >1 yang berarti bahwa
usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dikembangkan. Usaha perikanan alat tangkap purse seine di Belawan tersebut di katakan impas dan layak untuk dikembangkan, karena jumlah biaya investasi yang dikeluarkan harus terkumpul dalam waktu 7 tahun, namun usaha tersebut tidak rugi karena total R/C nya >1. Tapi jika usaha harus menunggu 7 tahun agar dapat dikatakan untung. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Jumlah produksi purse seine dari tahun 2007-2012 mengalami fluktuasi. Jumlah produksi pada tahun 2007 sebesar 18.299 ton, tahun 2008 meningkat menjadi sebesar 19.503 ton, tahun 2009 meningkat sebesar 24.318 ton, tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 24,175 ton, tahun 2011 meningkat drastis sebesar 26.417 ton dan tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 25.908 ton. 2. Hasil tangkapan per upaya penangkapan (CPUE) purse seine tahun 2007 2,426 ton/trip, tahun 2008 2,626 ton/trip, tahun 2009 3,147 ton/trip, tahun 2010 2,634 ton/trip, tahun 2011 2,928 ton/trip, tahun 2,941 ton/trip. 3. R/C unit penangkapan purse seine di Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan adalah sebesar 1,15, berarti layak di operasikan pada tahun berikutnya. Saran 1. Agar tidak terjadi hasil tangkapan yang berlebihan pada daerah penangkapan purse seine sebaiknya pemerintah mengawasi pemanfaatan sumberdaya perikanan di perairan Selat Malaka.
68 2. Untuk menjaga kelestarian sumberdaya perikanan di Selat Malaka perlu adanya alat tangkap yang ramah lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Dantes, N. 2012. Metode Penelitian. Andi Offset. Yogyakarta. Edris, M. 1983. Penuntun Studi Kelayakan Proyek. Sinar Baru. Bandung. Gulland, J.A. 1991. Fish Stock Assessment (A Manual of Basic Methods). Chichester-New York-BrisbaneToronto-Singapore: John Wiley and Sons. 223 p. Hidayat. 2004. Kajian Penangkapan Purse Seine dan Kemungkinan Pengembangannya di Indramayu. Skripsi Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. IPB. Bogor. Kadariah, L. Kartina dan C. Gray. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Pasaribu, L. 2008. Dampak Kenaikan Harga BBM (Solar) Terhadap Penangkapan Ikan Dengan Pukat Cincin. Skripsi fakultas Pertanian Program Studi Agribisnis. USU. Medan. 14. Sainsbury, J.C. 1971. Commercials Fishing Methods. Fishing News Ltd. London. Wijopriono,. Mahiswara. 1995. Desain Karakteristik Jaring Pukat Cincin Ukuran Sedang di Pantai Utara Jawa. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. Jakarta.