Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 1 - 14
ISSN 1978-2365
KAJIAN TINGKAT EFIKASI LAMPU LED SWABALAST UNTUK PENCAHAYAAN UMUM THE STUDY OF THE EFFICACY LEVEL OF SWABALAST LED LIGHT FOR GENERAL LIGHTING Sudirman Palaloi*), Subhan Nafis, Sarimin Emo** *) Balai Besar Teknologi Energi (B2TE) – BPPT Gedung 620 Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
[email protected] **) Puslitbangtek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Jl. Cileduk Raya Kav. 109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, 12230
[email protected]
Abstrak Saat ini lampu LED menjadi salah satu pilihan sebagai sumber pencahayaan. Penggunaan LED sebagai sumber pencahayaan umum berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Lampu LED semakin populer dan sudah banyak ditemukan dipasaran. Hal ini disebabkan karena lampu LED lebih efisien dan memberikan kualitas yang lebih tinggi daripada lampu penerangan lainnya. Studi ini bertujuan untuk mendapatkan tingkat efikasi lampu LED untuk pencahayaan umum yang beredar di Indonesia. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan pengujian tingkat efikasi lampu LED pada saat awal dinyalakan, dan setelah nyala 1000 jam. Hasil pengukuran menyatakan bahwa terdapat korelasi yang erat antara daya lampu dengan nilai flux. Ditemukan pula bahwa tingkat efikasi yang dihasilkan oleh lampu LED dapat dipertahankan rata-rata 98,7% dari nilai awalnya setelah mengalami aging selama 1000 jam. Pengukuran menunjukkan bahwa tingkat efikasi lampu awal pengujian berada pada rentang 56,3 – 119,5 [Lm/W] dengan rata-rata 86,9 [Lm/W]. Sedangkan efikasi setelah lampu di aging 1000 jam berada pada rentang 54,9 – 115,4 [Lm/W] dengan rata-rata 86,1 [Lm/W] yang sesuai dengan klaim LED secara umum Kata kunci : efikasi, lampu LED, pencahayaan umum
Abstract Currently LED light has become a choice of source of light. The use of LED light as a general source of light is growing rapidly in recent years. LED light has become increasingly popular and could easily be found in the market. It is because LED light is more efficient and provides higher quality than other lighting. The aim of the study is to determine the level of efficacy in LED light for general lighting available in Indonesia. The use of the method is by doing a test on the efficacy rate of the LED lights when it was first turned on and after 1000 hours flame. The result of the measurement suggests that there is a close correlation between the power of the light and the value of the flux. It was also found that the level of efficacy produced by LED light can be maintained in the average of 98.7% of its
Diterima : 21 Juli 2014, direvisi : 7 Januari 2015, disetujui terbit : 28 Mei 2015
1
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 17 - 30 initial value after 1000 hours aging. Measurements showed that the level of efficacy of the light in the initial testing was in the range of 56.3 to 119.5 [Lm / W] with the average of 86.9 [Lm / W]. While the efficacy after 1000 hours was in the range of 54.9 to 115.4 [Lm / W] with the average of 86.1 [Lm / W] which suitable with the claim of LED in general. Keywords: efficacy, LED lamps, general lighting
PENDAHULAN
untuk menampilkan ritel, dan pencahayaan di
Latar Belakang
luar ruangan untuk jalan-jalan dan tempat
Light emitting diode (LED) adalah perangkat
semikonduktor
listrik menjadi
yang
mengubah
cahaya. Lampu LED juga
disebut "lampu solid state" karena cahaya yang dipancarkan berasal dari bahan semi konduktor yang padat, bukan dari tabung hampa udara atau gas, seperti yang terdapat pada lampu pijar ataupun lampu neon. Teknologi LED mulai diperkenalkan dan diaplikasikan sejak tahun 1960-an. LED memancarkan cahaya dalam rentang yang sangat sempit dan
panjang
gelombang, LED juga sangat ideal untuk menghasilkan cahaya yang berwarna [1,2]. Sekarang ini lampu LED unggul dan efisien untuk penggunaan lampu berwarna merah, hijau, dan biru dalam perangkat termasuk jam digital, jam tangan, televisi, dashboard, dan lampu lalu lintas. Pada tahun 1993
Perusahaan
Jepang
Nichia
Corp.
menemukan cara untuk menciptakan cahaya putih dari dioda tunggal. merupakan awal untuk teknologi
berbasis
menghasilkan
LED
Penemuan ini mengembangkan yang
dapat
cahaya putih yang cocok untuk
penerangan umum. Jumlah produk pencahayaan solid state ini berkembang pesat, termasuk lampu "downlight", lampu portabel, lampu
2
parkir. Produk lampu LED memiliki potensi yang cukup besar untuk mengurangi konsumsi listrik dan emisi gas rumah kaca [2]. Saat ini kinerja teknologi LED mengalami perkembangan yang terus-menerus.
LED
telah menjadi salah satu sumber pencahayaan pilihan untuk aplikasi penerangan umum. Penggunaan LED dalam aplikasi penerangan umum sudah muncul dan berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Secara umum beberapa kelebihan lampu LED adalah LED lebih hemat penggunaan energinya. LED dapat memancarkan warna cahaya tanpa menggunakan filter warna seperti lampu tradisional. Ini tentu lebih efisien dan dapat menurunkan biaya awal. LED dapat dirancang untuk fokus cahayanya. Warna yang dipancarkan oleh LED tidak berubah walau melewati media tertentu, seperti pada lampu pijar. LED juga tahan terhadap getaran dan goncangan. dan salah satu keunggulan lampu LED adalah memiliki rentang hidup yang sangat panjang.
LED menyala sangat cepat
dan tidak mengandung merkuri, seperti lampu neon [10]. Efisiensi lampu umumnya termasuk LED dapat dilihat dari tingkat efikasinya. Efikasi (ç) [lumen/watt atau lm / W]:
Kajian Tingkat Efikasi Lampu Led Swabalast Untuk Pencahayaan Umum
Efisiensi sumber cahaya untuk menghasilkan
Penelitian lain membandingkan tiga
cahaya terhadap daya listrik yang digunakan
jenis lampu LED, lampu pijar dan CFL dari
[7].
berbagai macam aspek seperti diperlihatkan
Efikasi juga didefinisikan total flux
cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya dibagi dengan watt lampu dinyatakan dalam lumen per watt (lm / W) [2]. Beberapa
penelitian
yang
telah
pada Table 3. Tabel 3. Perbandingan fluks cahaya efikasi beberapa jenis lampu [11] LED
Lampu pijar
CFL
efikasi
Efisiensi dan biaya energi
berbagai jenis lampu untuk pencahayaan
umur lampu
50000 jam
1200 jam
8000 jam
Watt
5 - 11
50
13 - 15
kWh tahunan
329
3285
767
Biaya operasi tahunan
$32.85
$328.59
$76.65
Merkuri
tidak
tidak
tidak
kadangkadang
ya
dibuplikasikan umum
membandingkan
seperti
diperlihatkan
pada
Tabel
berikut. Tabel 1. Perbandingan efikasi beberapa jenis lampu [2] Perbandingan luminasi dan efikasi berbagai
Siklus On/Off tidak efek
Sumber cahaya
Tipikal rentang efikasi [lm/W]
Lampu pijar
10 - 18
Lampu Halogen
15 - 20
Bila dilihat beberapa keunggulan di atas
Lampu Swabalast
35 - 60
terlihat bahwa memang lampu LED jauh lebih
Lampu neon
50 - 100
Lampu metal halide
50 - 90
Sesitif pada humidity
tidak
kadangkadang
ya
unggul dibanding dengan lampu lainnya, terutama dalam hal rendahnya konsumsi energi
jenis lampu juga dipulikasikan oleh Philips
dan umurnya. Hal ini menjadikan lampu LED
seperti terlihat pada Table 2 berikut.
begitu cepat berkembang dan banyak diminati. Populeritas penggunaan lampu LED sebagai
Tabel 2. Perbandingan fluks cahaya efikasi beberapa jenis lampu[1,5]
pencahayaan
umum
berkembang
pesat.
Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) menargetkan pasar lampu Light Emitting Diode (LED) hingga akhir tahun
Sumber cahaya
Fluks Luminous (lm)
Efikasi (lm/W)
Lampu pijar/halogen
60 - 48400
5 - 27
Low pressure Sodium
1800 - 32500
100 - 203
High pressure Sodium
1300 - 90000
50 - 130
Lampu neon
200 - 8000
60 - 105
Untuk mengetahui tingkat efikasi lampu LED untuk pencahayaan umum yang ada
Lampu Swabalas (CFL)
200 - 12000
50 - 85
Lampu metal halide
53000 - 220000
75 - 140
Ceramic metal halide
1500 - 23000
68 - 95
LED
10 - 170
Up to 50
sekitar 15 juta unit,‖ Tujuan
dipasaran pada saat awal dinyalakan dan setelah lampu dinyalakan selama 1000 jam.
3
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 17 - 30
METODOLOGI
dikehendaki. Metode ini cocok digunakan
Tempat dan Waktu Pengujian
untuk penelitian seperti pemilihan sampel pada
Pengujian lampu LED swabalat ini dilakukan di Laboratorium Peralatan listrik Rumah
Tangga
B2TE
-
BPPT.
Waktu
pengujian dilakukan tahun 2013.
pengujian
lampu
ini,
ini
karena
keterbatasan biaya untuk membeli lebih sampel yang banyak, dan juga
mempertimbangkan
beberapa kapasitas daya lampu LED yang ada dipasaran.
Sampel dan Alat Pengujian
LED
Pengambilan sampel lampu LED
dilakukan secara acak, dengan cara membeli
Sampel adalah bagian dari jumlah dan
pada beberapa toko dan supermarket. Sampel
karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
uji yang dipilih diharapkan dapat mewakili
Sampel dilakukan jika populasi besar dan tidak
jenis dan watt yang beredar dipasaran. Jumlah
mungkin memperlajari semua yang ada pada
lampu secara keseluruhan adalah 64 unit yang
populasi. Teknik sampling, adalah teknik
terdiri dari 12 merek, dengan daya dari 2 watt
pengambilan
s.d 13 watt.
sampel.
Untuk
menentukan
sampel yang akan digunakan dalam penelitian,
Pengujian unjuk kerja kelistrikan lampu
terdapat macam-macam teknik sampling yaitu
LED mengacu kepada SNI IEC 62612:2013
probability sampling dan non probability
Lampu swabalast LED untuk pelayanan pen-
sampling. Non probability sampling, adalah
cahayaan umum – Persyaratan Kinerja [13].
teknik
pengambilan
sampel
yang
tidak
memberi peluang atau kesempatan sama bagi
LED sebagai lampu pencahayaan umum
setiap unsur atau anggota populasi untuk
Akhir ini menjadi perbicangan dan
dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini
banyak diselidiki orang tentang kelebihan dan
meliputi,
kuota,
kekurangan lampu LED untuk mencahayaan
insidental, dan purposive. Pada penelitian ini
umum. Para peneliti, akademisi, produsen
metode
adalah
sedang mengkaji untuk menciptakan solusi
metode sampling insidental dan sampling
pencahayaan umum dari LED. Ada sejumlah
purposive. Sampling insidential adalah teknik
alasan penting mengapa pencahayaan LED
menentukan sampel berdasarkan kebetulan,
lebih baik daripada teknologi pencahayaan
yaitu lampu LED apa saja yang secara
lainnya yaitu masa pakainya yang lama, hemat
kebetulan atau insidental didapatkan dijual di
energi dan bentunya unik. Penggunaan energi
pasaran
membuat penghematan biaya yang signifikan,
sampling
sistematis,
samping yang
(toko
dan
digunakan
supermarket)
dengan
mengetahui terlebih dahulu kapasitas dan daya
terutama
yang diperjualbelikan dipasaran yaitu 2W s.d
menggunakan lampu dalam jumlah besar.
13W. Sampling purposive, adalah teknik
Pencahayaan LED juga lebih aman bagi
menentukan
lingkungan karena bebas merkuri dan tidak
tertentu
4
sampel
sesuai
dengan
dengan
pertimbangan tujuan
yang
dalam
aplikasi
komersial
yang
menghasilkan sinar Ifra Red atau Ultra Violet,
Kajian Tingkat Efikasi Lampu Led Swabalast Untuk Pencahayaan Umum
yang dapat berbahaya bagi manusia. Dengan
Nampak bahwa semakin tinggi wattnya, maka
kata
sumber
luminasi yang dihasilkan juga semakin tinggi.
ramah
Umur lampu bervariasi mulai dari 15.000 jam
lain,
pencahayaan
lampu
LED
terhijau
dan
adalah paling
lingkungan.
hingga 50.000 jam. Efikasi berada pada rentang
Teknologi LED mulai dikenal baik oleh masyarakat umum, bukan hanya oleh lighting designer, arsitek, atau desainer interior. Tetapi masyarakat
umum
sudah
banyak
yang
65 – 100 lumen/watt. CCT semua berada di atas 4400oK. Spesifikasi data sampel uji secara detail disajikan pada Tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Spesifikasi sampel uji lampu LED
memafaatkan sebagai pencahayaan di rumarumah mereka. Sudah waktunya pula, LED digunakan
sebagai
pencahayaan
umum
mengganti lampu neon dan CFL dirumah rumah. Terlebih jika dikaitkan dengan usaha menghemat konsumsi listrik dan desakan untuk mulai menggunakan teknologi hijau.
Untuk
kedepannya, dapat dipastikan lampu LED akan menggantikan LHE. Namun demikian salah satu kekurangan lampu LED ini adalah Color Rendering Index (CRI), masih rendah bila dibandingkan dengan lampu halogen dan lampu penerangan lainnya. CRI lampu LED umumnya berada di bawah 80%.
Gambar 1. Lampu LED swabalast untuk pencahayaan umum Berdasarkan spesifikasi, lampu LED yang ada dipasaran berkapasitas dari 2 watt sampai dengan 13 watt. Tegangan kerja bervariasi, mulai dari 100 V sampai dengan 265V.
5
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 17 - 30 Kecuali
jika
ditetapkan
untuk
keperluan
spesifik oleh pabrikan atau penjual yang bertanggung
jawab,
maka
lampu
harus
dioperasikan di udara bebas pada base-up vertikal untuk semua pengujian. Instrumen listrik dan photometrik yang digunakan harus dipilih yang mempunyai jaminan ketelitian dengan persyaratan uji. a. Penyalaan dan persiapan Pengujian penyalaan dan persiapan harus dilakukan sebelum uji penyalaan kecuali untuk Peralatan uji yang digunakan adalah integrator sphare, rack aging, regulator DC power supply, AC voltage stabilizer, lux meter, lampu standar, regulator AC power supply, Hygrometer, thermometer dan Power quality analyzer. Semua
peralatan
yang
digunakan
telah
lampu yang dinyatakan oleh pabrikan sebagai lampu jenis VPC (Vapour ressure Control Kendali Tekanan Uap). Tegangan uji untuk uji penyalaan harus sama dengan 92% dari tegangan pengenal atau, dalam julat tegangan 92% dari nilai minimum dari julat tersebut. b. Tegangan uji
terkalibrasi dengan baik.
Tegangan uji adalah harus tegangan
Metode pengujian Metode mengujian mengacu Standar Uji berdasarkan SNI IEC 62612-:2013. Semua pengujian dilakukan dalam ruang tanpa gerakan udara (draught-proof) pada suhu ruangan (25± 1) ºC dan kelembaban nisbi maksimum 65%. Tegangan uji harus stabil dalam ± 0,5%, selama periode stabilisasi, dan toleransi ini dikurangi
pengenal dengan toleransi ± 2%. Dalam hal julat tegangan, pengukuran harus dilakukan pada nilai rata-rata.
Untuk beberapa lampu
LED swabalast diperlukan nilai yang lebih rendah untuk pengukuran photometrik dan listrik. c. Daya lampu
menjadi ± 0,2% pada saat pengukuran. Untuk
Daya awal yang dipakai oleh lampu LED
pengujian umur lampu toleransinya adalah 2%.
tidak boleh tidak boleh melampuai 15% di atas
Kandungan harmonisa total tegangan suplai
daya pengenal.
tidak melebihi 3%. Kandungan harmonisa didefinisikan
sebagai
penjumlahan
harmonisa
individu
r.m.s
d. Kuat cahaya
dengan
Kuat cahaya lampu LED yang diukur
menggunakan dasar 100%. Semua pengujian
tidak boleh kurang dari 90% nilai kuat cahaya
harus dilakukan pada frekuensi pengenal.
pengenal. Pengukuran cahaya lampu dalam
komponen
bola integrator.
6
Kajian Tingkat Efikasi Lampu Led Swabalast Untuk Pencahayaan Umum
e. Menentukan nilai lumen
kemudian lampu tersebut dinyalakan selama
Kuat cahaya awal harus diukur setelah stabilitas termal dari lampu LED, yang
1000 jam (pemeliharaan lumen). Bila lampu telah menyala 1000 jam, maka dilakukan pengujian efikasi untuk kedua kalinya. Secara se-
waktunya adalah 15 menit.
derhana diagram pengujian diperlihatkan sep-
f. Pemeliharaan lumen
erti berikut ini.
Setelah 1000 jam operasi, termasuk
Seleksi lampu
Uji Efikasi 1
Pemeriksaan visual
Pemeliharaan lumen
Pemberian name tag
Uji Efikasi 2
periode penyalaan, pemeliharaan lumen (lumen maintenance) harus tidak kurang dari nilai yang diumumkan
oleh
pabrikan
atau
penjual
(vendor) yang bertanggung jawab. g. Suhu ruangan Suhu ruangan harus dalam dijaga dalam rentangan 15ºC sampai 40ºC. Aliran udara (draught) yang berlebihan harus dihindarkan dan lampu agar tidak mengalami goncangan dan getaran yang ekstrim.
Gambar 2. Prosedur pengujian lampu LED swabalast
HASIL DAN PEMBAHASAN
h. Waktu Stabilitas Pengukuran sebelum
waktu
Berikut ini akan menyajikan hasil dan tidak
boleh
stabilitas
dilakukan
terlewati.
Pen-
goperasian yang stabil dicapai bila suhu lampu LED tidak lagi meningkat 5 K per jam.
antara 2,5 W – 12,5 W. Besar konsumsi daya tergatung dari pada daya masing-masing lam-
melakukan inventarisasi terhadap lampu LED
pu. Analisis konsumsi daya lampu berdasarkan
yang
dengan
spesifikasi dilakukan dengan membandingkan
memperhatikan watt, merek, CCT, dan jenis
konsumsi daya listrik lampu saat awal dinya-
serta keterwakilannya.
lakan dan setelah dinyalahkan 2000 jam.
di
diawali
Konsumsi daya [Watt]
dengan
beredar
lampu
untuk pencahayaan umum.
Konsumsi daya lampu LED berkisar
i. Skema Prosedur Pengujian Seleksi
pembahasan unjuk kerja lampu LED swabalast
pasaran,
Lampu yang telah
Hal
dibeli diperiksa secara visual dan diberi name
ini dilakukan untuk melihat apakah lampu
tag agar mudah diinetifikasi. Setiap lampu ter-
setelah dinyalahkan mengalami perubahan kon-
sebut diuji untuk mendapatkan tingkat efikasi
sumsi dayanya.
Hasil pengujian konsumsi
awal dalam bola integrator dengan pesyaratan
daya
dinyalakan,
pengujian yang telah ditetapkan. Setelah selesai
dinyalakan dapat dilihat pada Gambar 3 berikut
pengujian efikasi awal untuk semua lampu,
ini.
sebelum
dan
setelah
7
14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0
semu 28,4 VA dan daya reaktif 28 VAr.
Daya name plate (W) Daya hasil pengukuran awal (W) Daya hasil pengukuran setelah nyala 1000 jam [W]
Tingginya daya semu dan daya reaktif
ini
disebabkan karena faktor daya yang sangat rendah yaitu 0,09. Namun demikian ditemukan cukup
di
atas
0,5.
dilihat pada gambar berikut ini. P Watt
40
Q Var
S VA
PF
1.2
35
1.0
30 0.8
25 20
0.6
15
0.4
10 0.2
5
ada beberapa lampu daya yang dikonsumsi lebih lebih besar diatas 15% dibanding dengan spesifikasinya, yaitu ada 4 unit lampu atau 6,25%. Namun dari 64 unit lampu tersebut ada 60 unit atau 93,75% yang dapat memenuhi
0
0.0
2W-E-01-Merek 01 3W-E-01-Merek 02 3W-E-03-Merek 03 3,5W-E-01-Merek 04 4W-E-01-Merek 01 4W-E-03-Merek 05 5W-E-01-Merek 02 5W-E-03-Merek 06 5W-E-05-Merek 07 5W-E-07-Merek 08 5W-E-09-Merek 09 5W-E-11-Merek 10 6W-E-01-Merek 01 6W-E-03-Merek 11 6W-E-05-Merek 03 7W-E-01-Merek 02 7W-E-03-Merek 12 7W-E-05-Merek 08 7W-E-07-Merek 06 7W-E-09-Merek 10 7W-E-11-Merek 04 8W-E-01-Merek 07 9W-E-01-Merek 11 9W-E-03-Merek 05 9W-E-05-Merek 10 9W-E-07-Merek 09 10W-E-01-Merek 01 10W-E-03-Merek 08 10W-E-05-Merek 07 10W-E-07-Merek 06 10W-E-09-Merek 04 13W-E-01-Merek 06
setelah nyala 1000 jam hampir sama. Namun
Hasil
serta faktor daya masing-masing lampu dapat
Daya (W.Var,VA)
untuk daya yang dikonsumsi sebelum dan
barada
pengukuran daya aktif, daya reaktif, daya semu
Gambar 3. Konsumsi daya sebelum dan pemeliharaan lumen 1000 jam Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa
baik,
Faktor daya
13W-E-01-Merek 06
10W-E-09-Merek 04
10W-E-06-Merek 07
9W-E-08-Merek 09
10W-E-03-Merek 08
9W-E-05-Merek 10
9W-E-02-Merek 11
8W-E-01-Merek 07
7W-E-10-Merek 10
7W-E-07-Merek 06
7W-E-04-Merek 12
7W-E-01-Merek 02
6W-E-04-Merek 11
6W-E-01-Merek 01
5W-E-10-Merek 09
5W-E-07-Merek 08
5W-E-04-Merek 06
5W-E-01-Merek 02
4W-E-02-Merek 01
3W-E-02-Merek 02
3,5W-E-01-Merek 04
juga lampu LED yang mempunyai faktor daya 2W-E-01-Merek 01
Daya [W]
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 17 - 30
Gambar 4. Hasil pengukuran daya dan faktor daya Analisis fluks cahaya
kriteria, yaitu daya yang dikonsumsi tidak Intensitas cahaya adalah sering juga
melampaui 15% di atas daya pengenalnya.
disebut fluks cahaya yang merupakan jumlah Analasis daya dan faktor daya
total cahaya yang dipancarkan oleh sumber
Sebagaimana kita ketahui bahwa lampu
cahaya, tanpa memperhatikan arah. Satuan in-
LED disamping membutuhkan daya aktif (W)
tensitas cahaya adalah lumen [2,5]. Sedangkan
juga daya reaktif (Var). Berdasarkan hasil
menurut WLO Fritz dan MTE Kahn, Fluks
pengukuran komsumsi daya reaktif dan faktor
bercahaya (Ö) adalah energi cahaya / gelom-
daya sangat variatif. Hasil pengukuran faktor
bang
daya lampu LED bervariasi mulai dari 0,090
(permukaan) [6]. Jadi intensitas cahaya adalah
sampai dengan 0,97 dengan rata-rata 0,53.
jumlah atau total keluaran cahaya yang
Apabila faktor daya rendah, maka konsumsi
dipancarkan oleh sumber cahaya ke segala arah
daya reaktif dan daya semu akan menjadi
yang diterima oleh suatu permukaan.
terpancar (diterima) oleh sumber
tinggi. Hal ini tentunya merugikan PLN sebagai
Untuk melihat seberapa besar jumlah
penyedia daya listrik. Contoh lampu Merek 1
yang dipancarkan oleh lampu LED, maka telah
dengan daya 2 W, menyerap daya aktif dari
dilakukan pengukuran untuk semua sampel uji.
sistem hanya 2,5W, tetapi membutuhkan daya
Pengukuran
8
intensitas
cahaya
sampel
uji
Kajian Tingkat Efikasi Lampu Led Swabalast Untuk Pencahayaan Umum
dilakukan dalam bola integrator selama sekitar
setelah penyalaan 1000 jam terhadap daya
15 menit setiap lampu. Hasil pengukuran inten-
lampu diperlihatkan dalam bentuk grafik pada
sitas cahaya lampu pada saat awal dinyalakan
Gambar 6 berikut.
setelah dinyalakan selama 1000 jam dibading-
1400
Fluks Spesifikasi [Lm]
kan. Hal ini dilakukan untuk melihat apakah bahan lumen yang dihasilkan kurang dari 90%.
Fluks setelah nyala 1000jam [Lm} Linear (Fluks setelah nyala 1000jam [Lm})
1000
Fluks Cahaya [Lm]
lampu setelah dinyalakan mengalami peru-
Fluks awal nyala 0 jam [Lm]
1200
Linear (Fluks awal nyala 0 jam [Lm]) Linear (Fluks setelah nyala 1000jam [Lm})
800 600 400
Hasil pengukuran lumen diperlihatkan pada
1300 1200 1100 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 0
Fluks spek [Lm] Fluks awal [Lm]
0 0
2
4
6
8
10
12
14
Daya [W]
Gambar 6. Hubungan Fluks cahaya terhadap daya
Fluks setelah nyala 1000jam [Lm]
Dari gambar di atas lebih jelas terlihat bahwa variasi fluks cahaya lampu terhadap daya cukup besar, terutama lampu 9 dan 10 2W-E-01-Merek 01 3W-E-02-Merek 02 3,5W-E-01-Merek 04 4W-E-02-Merek 01 5W-E-01-Merek 02 5W-E-04-Merek 06 5W-E-07-Merek 08 5W-E-10-Merek 09 6W-E-01-Merek 01 6W-E-04-Merek 11 7W-E-01-Merek 02 7W-E-04-Merek 12 7W-E-07-Merek 06 7W-E-10-Merek 10 8W-E-01-Merek 07 9W-E-02-Merek 11 9W-E-05-Merek 10 9W-E-08-Merek 09 10W-E-03-Merek 08 10W-E-06-Merek 07 10W-E-09-Merek 04 13W-E-01-Merek 06
Fluks Cahaya [Lumen]
Gambar 5 berikut.
200
Gambar 5. Fluks cahaya Lampu LED Sesuai dengan standar bahwa fluks cahaya yang dihasilkan oleh lampu, tidak boleh kurang dari 90% dari apa yang dipesifikasikan oleh pabrikan. Berdasarkan hasil pengukuran fluks cahaya awal didapatkan bahwa ada 8 unit lampu diantara 64 unit sampel uji yang mempunyai fluks cahaya awal kurang dari 90% terhadap fluks cahaya yang dispesifikasikan. Hasil pengukuran menunjukkan pula bahwa
watt.
Misalnya
lampu
9
watt,
dapat
menghasilkan fluks cahaya dari 400 – 900 lm. Demikian halnya untuk lampu 10 watt, menghasilkan variasi dari 500 – 1000 lm. Ini menunjukkan bahwa lampu-lampu LED yang berada dipasaran sangat bervariasi dalam hal jumlah fluks cahaya yang dihasilkan, walaupun dayanya
sama.
Salah
satu
faktor
mempengaruhi adalah karena mereknya yang berbeda. Ditemukan pula adanya jumlah fluks yang dihasilkan, walaupun daya sama dan berasal dari merek yang sama. Analisis efikasi
terjadi penurunan rata-rata fluks cahaya lampu
Efikasi
merupakan indikator tingat
sekitar 1,2% setelah penyalaan 1000 jam ter-
efisiensi pada lampu. Pada Energy Efficiency of
hadap cahaya awal pengujian. Jadi tidak
White LEDs‖ Pacific Northwest National
ditemukan adanya signifikansi penurunan fluks
Laboratory. Energy Efficiency and Renewable
cahaya setelah penyalaan 1000 jam. Fluks ca-
energy,
haya yang dihasilkan oleh lampu sangat berva-
mempublikasikan bahwa efikasi LED berada
riasi tergantung dari daya lampu. Hubungan
pada nilai 60 – 92 Lm/W, dan lampu CFL ber-
fluks cahaya berdasarkan spesifikasi, awal dan
nilai 32-60 Lm/W. Narendra B Soni [3]
US
Department
of
Energy
[2]
9
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 17 - 30
menyatakan bahwa lampu nilai Efikasi CFL
pula efikasinya. Pada lampu LED tidak
berada pada rentang 50 -80 Lm/W, dan untuk
demikian. Hubungan daya lampu dengan ting-
lampu LED 20 – 60 Lm/W. Dalam jurnal yang
kat
ditebitkan oleh Philips [1] memberikan data
pengujian awal maupun pengujian setelah nya-
umum bahwa untuk CFL mempunyai efikasi
la 1000 jam tidak ditemukan adanya kecender-
50-85 Lw/W, dan lampu LED paling rendah
ungan adanya perbedaan tingkat efikasi antara
50 Lw/W. Palaloi di dalam Pemetaan Efikasi
lampu yang wattnya rendah dengan yang watt-
Lampu
nya
Swabalast
untuk
Mendukung
efikasi
berdasarkan
besar.
spesifikasi,
Hubungan
efikasi
dan
lampu
Penerapan SNI 04-6958-2003 Pada Lampu
berdasarkan spesifikasi, hasil pengujian awal
Hemat Energi [15] mengetengahkan hasil
dan pengujian setelah nyala 1000 jam terhadap
pengujian efikasi lampu CFL berada pada
watt lampu secara jelas diperlihatkan dalam
rentang 35,05 – 83,21 Lm/W dan rata-rata
bentuk scatter, seperti tampak pada Gambar 8
62,92 Lm/W.
berikut ini.
Untuk melihat sejauh mana tingkat
140
efikasi lampu LED yang ada dipasaran ber-
120
hasil pengujian setelah nyala 1000 jam, untuk
100
Efikasi [Lm/W]
dasarkan spesifikasi, hasil pengujian awal, dan setiap lampu dari yang paling rendah wattnya
80 60 40
Efikasi spek [Lm/W] Efikasi Awal 0 jam [Lm/W] Efikasi setelah nyala 1000 jam [Lm/W] Linear (Efikasi Awal 0 jam [Lm/W] )
20
hingga terbesar, dapat pada gambar berikut ini.
0
150 140 130 120 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0
1
2
3
4
5
6 7 8 Daya [W]
9 10 11 12 13 14
Gambar 8. Hubungan efikasi terhadap daya
13W-E-01-Merek 06
10W-E-09-Merek 04
10W-E-06-Merek 07
9W-E-08-Merek 09
9W-E-05-Merek 10
10W-E-03-Merek 08
9W-E-02-Merek 11
8W-E-01-Merek 07
7W-E-10-Merek 10
7W-E-07-Merek 06
7W-E-04-Merek 12
7W-E-01-Merek 02
6W-E-04-Merek 11
6W-E-01-Merek 01
5W-E-10-Merek 09
5W-E-07-Merek 08
5W-E-04-Merek 06
5W-E-01-Merek 02
4W-E-02-Merek 01
3W-E-02-Merek 02
3,5W-E-01-Merek 04
Spesifikasi daya [W] Spesifikasi Efikasi [Lm/W] Efikasi awal [Lm/W] Efikasi setelah nyala 1000j [Lm/W]
Efikasi [Lumen/Watt]
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 2W-E-01-Merek 01
Pengukuran Konsumsi Daya [W]
0
Berdasarkan gambar di atas terlihat bahwa tidak nampak pengaruh daya terhadap tingkat efikasi pada lampu LED. Nilai efikasi lampu untuk yang berdaya kecil dan yang berdaya tidak berbeda secara signifikan.
Gambar 7. Efikasi lampu berdasarkan spesifikasi, hasil pengujian awal dan pengujian setelah menyala 1000 jam
Walaupun nampak bahwa efikasi lampu pada daya yang sama sangat variatif, namun kebanyak lampu yang diuji memiliki kon-
terlihat
sistensi efikasi yang relatif sama saat diuji
bahwa tingkat efikasi lampu tidak berpengaruh
awal dan diuji setelah 1000 jam. Dari sejumlah
terhadap daya lampu. Hai ini berbeda dengan
64 sampel ada sebanyak 27 unit (42%)
lampu CFL, dimana pada lampu CFL semakin
mempunyai efikasi setelah penyalaan 1000
tinggi kapasitas lampunya maka semakin baik
jam
Berdasarkan grafik di atas
lebih
tinggi
dari
pada
saat
awal
dinyalakan. Ada 3 unit (4%) efikasinya tidak
10
Kajian Tingkat Efikasi Lampu Led Swabalast Untuk Pencahayaan Umum
berubah. Ada 29 unit (45%) lebih rendah dari uji awal namun masih memenuhi persyaratan di atas 90% dan 4 unit (6%), tidak memenuhi persyaratan, karena nilai efikasinya lebih rendah dari 90%. Hasil pengujian tingkat efikasi ampu berdasarkan spesifikasi,
pengukuran
awal dan pengukuran setelah 1000 jam disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Tingkat efikasi lampu berdasarkan spesifikasi, pengukuran awal dan pengukuran setelah 1000 jam
Seperti diperlihatkan di atas terlihat bahwa sebanyak 33 (51,5%) unit lampu dari 64 sampel yang diuji mengalami penurunan efikasi dari nilai awal setelah dinyalakan 1000 jam. Sedangkan sisanya sebanyak 31 unit (48,4%)
justru
peningkatan.
efikasinya
Namun
mengalami
demikian
terjadi
penurunan tingkat efikasi rata-rata dari 69,9 [lm/W] menjadi 85,5 [lm/W] atau sekitar 1,4 [lm/W]. Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa efikasi lampu berdasarkan spesifikasi berada pada rentang 50 – 100 [Lm/W] dengan
11
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 17 - 30 rata-rata 84 [Lm/W]. Nilai efikasi hasil pen-
punya kekurangan, yang mungkin jarang
gukuran awal berada pada rentang 56 – 119,5
diceritakan.
[Lm/W]
dengan
rata-rata
86,9
[Lm/W].
Sedangkan efikasi hasil pengukuran setelah lampu dinyalakan 1000 jam berada pada rentang 56 – 119,5 [Lm/W] dengan rata-rata 85,5 [ Lm/W ].
Efikasi rata - rata hasil
pengukuran awal dan hasil pengukuran setelah nyala 1000 jam tidak jauh berbeda. Ini menujukkan bahwa unjuk kerja masing-masing lampu dalam hal mempertahankan efikasinya cukup baik. Secara singkat variasi efikasi lampu diperlihatkan pada Tabel 6 berikut ini.
Untuk urusan color rendering ternyata LED tidak sebaik lampu halogen. Acuan color rendering terbaik tentu adalah sinar matahari, dengan indeks 100 Ra, indeks yang sama juga dimiliki lampu halogen. Sedangkan indeks color rendering LED rata-rata masih di bawah 80 Ra. Artinya, cahaya dari lampu LED belum bisa memantulkan warna sesuai warna asli benda yang disinarinya. Spektrum warna pada LED masih terputus-putus (discrete), akibatnya cahaya yang dihasilkan tidak natural. Padahal
Tabel 6. Summary hasil pengukuran efikasi lampu LED
mata manusia sudah terbiasa dengan spektrum warna dari cahaya matahari yang continous, seperti juga spektrum warna pada halogen [5]. Beruntung
sekarang
sudah
ada
produsen yang menyatakan bahwa produk LED mereka sudah memiliki konsistensi yang baik, Analisis kelebihan dan kekurang LED sebagai pencahayaan umum
namun
jumlahnya
masih
sedikit
jika
dibandingkan dengan yang belum. Dengan mengetahui kelebihan dan kekurangan sebuah
LED memiliki banyak kelebihan sebagai
produk, dalam hal ini LED, tentunya akan
pencahayaan umum, tak heran kalau LED jadi
mempermudah kita untuk menggunakannya
primadona.
membicarakan
sesuai dengan kualitasnya. Dengan demikian
kelebihan-kelebihannya. Salah satu kelebihan
kualitas cahaya yang dihasilkan pun lebih
yang paling menonjol adalah tingkat efikasinya
memuaskan
yang jauh melebihi lampu pencahayaan umum
KESIMPULAN
Semua
orang
lainnya. Ini berarti sangat efisiensi mengurangi
penggunaan
energi
untuk listrik.
Kelebihan lainnya adalah life time (umur lampu) tahan lama, melebihi dari lampu-lampu
Daya lampu LED untuk pelayanan pencahayaan umum yang ada dipasaran kebanyak berada pada kisaran 2 – 12 Watt Fluks cahaya yang dihasilkan oleh lampu LED berada pada
lainnya.
kisaran 200 lumen hinggal 1200 lumen. Tapi sama halnya dengan produk apapun, selain punya kelebihan, LED pun
12
Besarnya lumen yang dihasilkan tergantung dari dayanya. Fluks yang dihasilkan setiap lam-
Kajian Tingkat Efikasi Lampu Led Swabalast Untuk Pencahayaan Umum
pu berbeda-beda, walaupun dayanya sama. Namun demikian pengujian menunjukan bahwa fluks cahaya yang
dinyatakan oleh
pabrikan hampir sama dengan hasil pengujian awal dan hasil pengujian setelah nyala 1000 jam. Hasil pengukuran menyatakan bahwa terdapat korelasi yang erat antara daya lampu dengan nilai
flux.
Tingkat
efikasi
lampu
awal
pengujian berada pada rentang 56,3 – 119,5 [Lm/W] dengan rata-rata 86,9 [Lm/W]. Sedangkan efikasi setelah
lampu dinyalakan
1000 jam berada pada rentang 54,9 – 115,4 [Lm/W] dengan rata-rata 86,1 [Lm/W]. Ini berarti bahwa tingkat efikasi yang dihasilkan oleh lampu LED dapat dipertahankan rata-rata 98,7% dari nilai awalnya setelah mengalami aging selama 1000 jam. Lampu LED memiliki tingkat efikasi dari lampu penerangan umum lainnya. Umur pakai lampu ini juga lebih lama. Walaupun efisiensi dan hemat energi, namun tentu ada kekurangannya yaitu rendering indeknya
lebih rendah
dibanding lampu
lainnya.
UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kepada Bapak Louis, Zulramadhanie, Diding Fahrudin, Sarwo Turino, Rendi Januardi, Heru Eka dan temanteman yang membantu kesuksesan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA [1] B " asics of Light and Lihgting ” Philips Dapat diakses di http:// www.lighting.philips.com/pwc_li/cn_zh/
connect/tools_literature/assets/ downloads/basics_of_light.pdf [diakses 1 April 2014]. [2] Robert Lingard, Juni 2012 ”Energy Efficiency of White LEDs‖ Pacific Northwest National Laboratory. Energy Efficiency and Renewable energy, US Department of Energy. [3] Eartheasy. Energy Efficiency Lighting. http://eartheasy.com/ live_energyeff_lighting.ht [diakses 25 Maret 2014]. [4] Narendra B Soni 2008. The tnrasition to LED Illumination : A case study on Energy Conservation. Journal of Theoretical and Applied Information Technology pp. 1083-1087. [5] Kelly Gordon, Juni 2008 ” Comparing White Light LEDs to Conventional Light Sources‖ Pacific Northwest National Laboratory. Energy Efficiency and Renewable energy, US Department of Energy. [6] WLO Fritz, MTE Kahn, 2006” Energy efficient lighting and energy management. Journal of Energy in Southern Africa Vol 17 No 4 November 2006. Pp 33- 38. [7] Energy efficient lighting, 2012. Technical Report. Office of Environment and Heritage. Department of Premier and Cabinet Australia. www. savepower.nsw.gov.au. (diakses 20 Maret 2014). [8] Robert Lingard, October 2010 ” Guide to Energy Efficient Lightings‖ Energy Efficiency and Renewable energy, US Department of Energy. [9] Lighting the way to energy efficiency : A Guide to Energy Efficient Lighting Solutions. www.sylvania.co. [10] TCR, June 2012. Lighting the Clean Revoluiion : The Rise of LEDs what is
13
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan Vol. 14 No. 1 Juni 2015 : 17 - 30
means for www.TheCleanRevolution.or. [11]
Cities.
Comparison Chart LED Lights vs. Incandescent Lights vs. CFLs. Http:// www/designrecycleinc.com/led% 20comp%chart.htm. [accessed 2 April 2014].
[12] Hatem Elaydi*, Zaki Al Qaraa ”Energy Efficient Lighting System in Gaza Strip Buildings‖ American Journal of Electrical and Electronic Engineering, 2014, Vol. 2, No. 2, 57-61. [13] BSN SNI IEC 62612:2013 Lampu swabalast LED untuk pelayanan pencahayaan umum – Persyaratan Kinerja. [14] BSN SNI 03-6958-2003.”Label tingkat hemat energi pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan Rumah Tangga dan sejenisnya” [15] Palaloi, S., 2009. Pemetaan Efikasi Lampu Swabalas untuk Mendukung Penerapan SNI 04-6958-2003 Pada Lampu Hemat Energi. Jurnal Standadisasi, BSN. Vol.11 No. 3, Jakarta. [16] Palaloi, S., 2013. Komparasi Penerapan Label Tingkat Hemat Energi Unutuk Lampu Swabalas Pada 6 Negara Asia ( Cina, Indonesia, Thailand, Vietnam, Pakistan dan Bangladesh). Jurnal Ilmiah Teknologi Energi. Vol.1 No. 16, B2TEBPPT, Jakarta.
14