Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Kajian Sosiologi dan Nilai Moralpada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari Oleh: Nur Fitria Anggaeni Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
[email protected] Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan aspek-aspek sosiologi sastra pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, (2) mendeskripsikan nilai moral pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa kutipan pada novel Ronggeng Dukuh Paruk. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup tiga hal yaitu teknik pustaka, teknik simak dan teknik catat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama, dengan menggunakan alat–alat tulis dan kartu data. Teknik keabsahan data menggunakan teknik pengujian kredibilitas data dalam penelitian ini adalah validitas semantis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik content analysis. Teknik penyajian hasil analisis data menggunakan teknik informal. Hasil penelitian yang ditemukan aspek-aspek sosiologi pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari adalah (1) aspek kekerabatan berjumlah 88 indikator, (2) aspek perekonomian berjumlah 66 indikator, (3) aspek politik berjumlah 16 indikator, (4) aspek pendidikan berjumlah 7 indikator. Hasil analisis nilai moral pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari adalah (1) hubungan manusia dengan diri sendiri berjumlah 16 indikator, (2) hubungan manusia dengan sesama manusia berjumlah 35 indikator, (3) hubungan manusia dengan Tuhan berjumlah 22 indikator.
Kata Kunci : kajian sosiologi, nilai moral, dan novel Ronggeng Dukuh Paruk Pendahuluan Karya sastra diciptakan pengarang untuk dinikmati, dipahami, dihayati, dan dimanfaatkan untuk masyarakat pembacanya. Karya sastra merupakan refleksi pengarang pada zamannya, meskipun ia tidak hidup pada zaman yang sedang ditulisnya. Dalam menikmati karya sastra, tidak terlepas dari unsurunsur yang terkandung dalam karya sastra, salah satunya sosiologi sastra. Bouman dalam Wahyuningtyas dan Santosa (2011:17) mengemukakan sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang kehidupan manusia dalam hubungan kelompok. Selain itu karya sastra, fiksi, senantiasa menawarkan pesan moral yang berhubungan dengan sifat-sifat luhur kemanusiaan, memperjuangkan hak dan martabat manusia. Sifat-sifat luhur kemanusiaan tersebut pada Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
108
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
hakikat bersifat universal. Artinya, sifat-sifat itu dimiliki dan diyakini kebenaran
oleh
manusia sejagad. Moral
dalam
karya
sastra
dapat
dipandang sebagai amanat, pesan, message. Nilai moral dalam karya sastra memuat tentang persoalan hidup tokoh dalam novel. Nilai moral memperlihatkan karakter yang diperankan oleh tokoh dalam novel. Menurut Nurgiyantoro (2009: 323), persoalan hidup dan kehidupan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia lain dan dengan lingkungan alamnya, serta hubungan manusia dengan Tuhan-Nya. Alasan mengapa peneliti mengambil penelitian mengenai kajian sosiologi dan nilai moral pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari adalah karena ceritanya mengandung sosiologi dan nilai moral yang mengekspresikan kebaikan dan keburukan hidup manusia atau ajaran yang terkandung dalam novel ini memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya pada masyarakat Dukuh Paruk. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan aspek-aspek sosiologi sastra pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari, (2) mendeskripsikan nilai moral pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari.
Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah berupa kutipan pada novel Ronggeng Dukuh Paruk. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini mencakup tiga hal yaitu teknik pustaka, teknik simak dan teknik catat. Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah (Arikunto, 2010: 203). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri sebagai instrumen utama, menggunakan alat-alat tulis dan alat rekam. Teknik keabsahan data menggunakan teknik
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
109
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
pengujian kredibilitas data dalam penelitian ini adalah validitas semantis. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik content analysis. Teknik penyajian hasil analisis data menggunakan teknik informal. Metode penyajian informal yaitu perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya (Sudaryanto, 1993 : 145).
Hasil Penelitian Data yang akan dibahas peneliti adalah kajian sosiologi pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dan nilai moral pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari. 1.
Kajian Sosiologi Sastra pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari Penyajian data sosiologi sastra pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang meliputi aspek kekerabatan, aspek perekonomian, aspek politik dan, aspek pendidikan.
Aspek Kekerabatan pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari Aspek Kekerabatan pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari berjumlah 88 indikator. Adapun salah satu contoh adalah sebagai berikut. Tujune Srintil, putune inyong dhewek, kayane arep mblekna sejatine pedhukuhane kiye. (RDP, bab 1 hal 5). Terjemahan: Untungnya Srintil, cucuku sendiri, kayanya mau mengembalikan sejatinya pedhukuhannya ini. Kutipan di atas menunjukkan aspek kekerabatan. Hal tersebut tampak pada kata putune inyong. Putune inyong itu cucunya Sakarya. Pada kutipan di atas disimpulkan bahwa pada novel Ronggeng Dukuh Paruk terdapat aspek kekerabatan yaitu hubungan Kakek dan Cucu antara Sakarya, dengan Srintil.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
110
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Aspek Perekonomian pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari Aspek perekonomian pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari berjumlah 66 indikator. Adapun salah satu contoh adalah sebagai berikut. Dhong inyong esih cilik, angger ninine buruh nutu, ancengan segane ora de-pangan, ning degawa bali nggo madhang neng inyong (RDP, bab 1 hal 18). Terjemahan: Selagi saya masih kecil, kalau Neneknya buruh padi, hasil nasinya tidak dimakan, tetapi dibawa pulang buat makan saya. Dari kutipan kutipan di atas, terlihat bahwa masyarakat yang mempunyai status perekonomian ke bawah. Hal yang mencerminkan aspek perekonomian terdapat dalam kutipan yang berbunyi “angger ninine buruh nutu..” kalau Neneknya buruh padi. Pada kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pada novel Rongeng Dukuh Paruk terdapat aspek perekonomian ke bawah yaitu Neneknya Rasus pada waktu menjadi buruh tani hasilnya tidak di makan tetapi dibawa pulang untuk di makan keluarganya yang di rumah. Padahal bisa saja langsung dimakan tapi karena mungkin kurang persediaan makan jadi di bawa pulang.
Aspek Politik pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari Aspek politik pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari berjumlah 16 indikator. Adapun salah satu contoh adalah sebagai berikut. Prelune kon nonton getih sing jladarahan neng sewjine umah. Kuwe jere polahe wong komunis sing padha mateni wong nganggo cara sekepenake dhewek. (RDP, bab 3 hal 200). Terjemahan:
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
111
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Perlunya disuruh melihat darah yang berceceran disalah satu rumah. Itu katanya tingkah laku orang komunis yang membunuh orang dengan cara semaunya sendiri. Dari kutipan di atas terlihat bahwa menujukkan aspek polotik. Kutipan yang termasuk aspek politik terdapat dalam kutipan yang berbunyi “wong komunis..” orang komunis. Pada kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pada novel Rongeng Dukuh Paruk terdapat aspek politik yaitu orang kumunis melakukan pembunuhan dengan cara semaunya sendiri. Tujuannya untuk memperlihatkan orang tahanan agar bertambah merasa bersalah besok kalau sudah di luar biar tidak mengulagi kesalahan yang sama.
Aspek Pendidikan pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari Aspek pendidikan pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari berjumlah 7 indikator. Adapun salah satu contoh adalah sebagai berikut. Sersan Slamet takon asal-usule inyong. Sekolahe inyong ya detakokna. Sebab, ngreti inyong ora nglakon sekolah, Sersan Slamet marahi inyong maca karo nulis (RDP, bab 4 hal 49). Terjemahan: Sersan Slamet bertanya asal-usul saya. Sekolah saya ya ditanyakan. Karena, tau saya tidak pernah sekolah, Sersan Slamet melatih saya membaca dan menulis. Dari kutipan di atas terlihat bahwa menunjukkan aspek politik. Hal yang mencerminkan aspek pendidikan terdapat dalam kutipan yang berbunyi “Sersan Slamet marahi inyong maca karo nulis..” Sersan Slamet melatih saya membaca dan menulis. Pada kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pada novel Rongeng Dukuh Paruk terdapat aspek pendidikan yaitu Sersan Slamet menyuruh Rasus belajar membaca dan
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
112
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
menulis. Pendidikan sangatlah penting karena Rasus tidak pernah mengenal belajar maka dari itu Sersan mengajarkannya agar tidak ketinggalan.
2.
Nilai Moral Sastra pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari Penyajian data nilai moral sastra pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari yang meliputi hubungan diri sendiri, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia dengan Tuhan.
Hubungan Manusia dengan diri sendiri pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari berjumlah 16 indikator. Adapun salah satu contoh adalah sebagai berikut. Senajan mesem ning atine inyong jane perih, perih temenan. Mulane inyong ora teyeng maning. Inyong mung teyeng ngumpa-umpa neng njero ati hal 31). Terjemahan: Meskipun senyum didalam hati saya sebenarnya sakit, sakit beneran. Makanya saya tidak bisa lagi. Saya hanya bisa mengumpat-umpat didalam hati. Pada kutipan di atas nilai moral yang terkandung pada novel Rongeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dapat disimpulkan mengajarkan untuk selalu tersenyum di depan orang walaupun sebenarnya di dalam hatinya merasa kesakitan. Hal tersebut terdapat dalam kutipan yang berbunyi “Senajan mesem ning atine inyong jane perih..” Meskipun senyum di dalam hati saya sebenarnya sakit.
Hubungan Manusia dengan sesama Manusia pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari berjumlah 35 indikator. Adapun salah satu contoh adalah sebagai berikut. Kabeh wong Dhukuh Paruk ngerti Eyang Secamenggala lagine urip dadi satrune masyarakat. Ning mengkonoa wong Dhukuh Paruk tetep njunjung dhuwur mendhem jero (RDP, bab 1 hal 2). Terjemahan :
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
113
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Semua orang Dukuh Paruk tau Eyang Sacamenggala selama hidupnya menjadi musuh masyarakat. Tetapi disitulah orang Dukuh Paruk tetap menghormati. Pada kutipan di atas nilai moral yang terkandung pada novel Rongeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari dapat disimpulkan menegaskan rasa hormat harus dilakukan dimanapun berada, walaupun sudah meninggal tetapi masih harus tetap di hormati. Rasa hormat hampir sama dengan menghargai orang lain. Hal tersebut terdapat dalam kutipan yang berbunyi “Ning mengkonoa wong Dhukuh Paruk tetep njunjung dhuwur mendhem jero..” Tetapi disitulah orang Dukuh Paruk tetap menghormati.
Hubungan Manusia dengan sesama Manusia pada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari berjumlah 22 indikator. Adapun salah satu contoh adalah sebagai berikut. Kiye kawitane inyong gawe rajapati. Dhuh Gusti, inyong urung nglakon weruh wong lagi sekarat. Pengalaman sing nembe pisan kiye gawe awake inyong gemeter. (RDP, bab 4 hal 54). Terjemahan: Ini karena saya membuat kesalahan. Ya Tuhan, saya belum pernah melihat orang sedang sekarat. Pengalaman yang baru saja ini membuat badan saya gemetaran. Dalam kutipan di atas terlihat bahwa menunjukkan nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan. Hal yang mencerminkan nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan terdapat dalam kutipan yang berbunyi “Dhuh Gusti, inyong urung nglakon weruh wong lagi sekarat..” Ya Tuhan, saya belum pernah melihat orang sedang sekarat. Dalam kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pada novel Rongeng Dukuh Paruk terdapat nilai moral hubungan manusia dengan Tuhan yaitu perasaan Rasus yang ketakutan berdoa untuk memohon ampunan karena baru membuat kesalahan telah membunuh orang.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
114
Vol. / 06 / No. 03 / April 2015
Simpulan Hasil penelitian yang ditemukan aspek-aspek sosiologi pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari adalah (1) aspek kekerabatan berjumlah 88 indikator, (2) aspek perekonomian berjumlah 66 indikator, (3) aspek politik berjumlah 16 indikator, (4) aspek pendidikan berjumlah 7 indikator. Hasil analisis nilai moral pada novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari adalah (1) hubungan manusia dengan diri sendiri berjumlah 16 indikator, (2) hubungan manusia dengan sesama manusia berjumlah 35 indikator, (3) hubungan manusia dengan Tuhan berjumlah 22 indikator.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Nurgiyantoro, Burhan. 2009. Teori Kajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Santosa, Heru Wijaya dan Sri Wayuningtyas. 2011. Pengkajian Prosa Fiksi. Purworejo: Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
115