JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
1
Kajian Perubahan Status Jalan Provinsi Menjadi Nasional Pada Ruas Jalan Ketapang – Batas Kabupaten Pamekasan, Madura (No.link 224) Ravialdhi Agatya Putra Purnomo, dan Budi Rahardjo , ST, MT. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia email :
[email protected]
Abstrak— Kejelasan status jalan akan memudahkan penanganan pembiayaan, pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan dikemudian hari. Kajian peningkatan status jalan sangat diperlukan untuk mengetahui kelayakan jalan tersebut untuk ditingkatkan. Dalam peningkatan status jalan ini dipilih beberapa kriteria teknis seperti lebar jalan, kapasitas, fasilitas perlengkapan jalan, dan kecepatan untuk dikaji lebih dalam untuk disesuaikan agar memenuhi kriteria jalan nasional. Metode Jasa Marga adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai biaya operasional kendaraan dengan mengkombinasikan metode N.D. Lea untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat untuk jumlah kendaraan golongan 1. Kemudian metode Benefit Cost Ratio (BCR) untuk mengetahui kelayakan proyek yang ditinjau, metode-metode tersebut digunakan sebagai dasar analisa secara ekonomi. Berdasarkan penilaian dari hasil analisa tugas akhir ini ruas Jalan Ketapang - batas Kabupaten Pamekasan saat ini masih belum layak ditingkatkan dinilai dari segi teknis DS <0.75 dan segi ekonomi BCR <1 akan tetapi untuk hasil yang lebih baik proyek baru bisa dikatakan layak secara ekonomi pada 2024 (tahun ke-10) dengan hasil DS >0.75 dan BCR >1
Kata Kunci—Analisa Ekonomi, Perencanaan perubahan status jalan.
I. PENDAHULUAN ALAN sebagai salah satu prasarana perhubungan hakekatnya merupakan unsur penting dalam usaha pengembangan kehidupan bangsa untuk pembinaan kesatuan dan persatuan bangsa dalam mencapai tujuan nasional. Penetapan fungsi dan status jalan perlu diwujudkan agar selalu dapat memenuhi kebutuhan perencanaan, pembangunan dan pemeliharaan. Selain itu kejelasan status jalan akan memudahkan penanganan pembiayaan, pembangunan, pemeliharaan dan pengembangan dikemudian hari. Jawa Timur (khususnya wilayah Madura) adalah salah satu provinsi yang memiliki cukup banyak sumber daya alam yang dapat di manfaatkan untuk menjadikan masyarakat menjadi lebih sejahtera. Sistem jaringan jalan di ruas jalan Madura ini hanya bertumpu pada satu jalur utama yaitu jalur jalan provinsi/Negara yang melalui pusat kota, sehingga perkembangan kota hanya berada disekitar koridor ruas jalan utama tersebut. Kondisi diruas jalan Ketapang – Batas Kabupaten Pamekasan ini menjadikan kondisi berlalu lintas di daerah tersebut tidak nyaman dan aman dikarenakan bercampurnya lalu lintas antar kota terutama kendaraan berat
J
dengan lalu lintas local Adanya hal tersebut memerlukan penanganan lebih serius. Tentunya tidak mudah merencanakan Pembangunan Peningkatan Jalan Provinsi menjadi Jalan Nasional pada saat seperti ini, banyak hal-hal yang harus ditinjau terlebih dahulu. Karena proyek peningkatan jalan ini adalah proyek yang memakan biaya yang besar (high cost) sehingga perlu studi kelayakan agar tidak terjadi keterlanjutan pembangunan dengan menganalisa manfaat proyek tersebut. Oleh karena itu perlu pertimbangan khusus dalam pembangunan proyek publik terutama berkaitan dengan prioritas pembangunan suatu daerah. Disini perlu diadakan analisa dan perhitungan seberapa besar kemanfaatan yang ditimbulkan dari proyek tersebut jika dibandingkan dengan biaya seluruh proyek yang dikeluarkan pemerintah. Biasanya metode rasio manfaat biaya digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek public sehingga banyak badan-badan pemerintah lebih mensyaratkan penggunaan metode Benefit Cost Ratio (BCR) dengan cara menghitung manfaat yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan dari awal pembangunan proyek hingga akhir. II. METODOLOGI A. Variabel Penelitian Variabel yang mempengaruhi perhitungan dalam studi pada analisa ,manfaat dan biaya antara lain sebagai berikut : 1. Manfaat (benefit) adalah semua yang bersifat positif yang akan dirasakan oleh masyarakat umum dengan terlaksananya suatu pembangunan proyek. Yang meliputi manfaat dari peningkatan status jalan ini: a.Penghematan biaya operasional kendaraan (BOK) akibat peningkatan status jalan b.Penghematan waktu perjalanan (time value) bagi pengguna jalan akibat adanya selisih kecepatan dan selisih waktu tempuh perjalanan 2. Total Biaya adalah biaya yang dikeluarkan baik biaya awal proyek maupun biaya yang biasanya dibutuhkan untuk operasional dan pemeliharaan rutin dan berkala. Yang meliputi Biaya dari peningkatan status jalan : a. Biaya konstruksi, biaya perencanaan. b. Biaya perbaikan jalan (Overlay)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
2 Ruas Ketapang-Batas Kabupaten Pamekasan ini dimulai dari KM 83+818 sampai KM 106+776 dengan titik KM 0 dari Kamal. Disepanjang ruas ini memiliki kondisi yang berbedabeda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.2 tentang data teknis jalan eksisting. -Analisa Kinerja Jalan Eksisting 1. Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR) Untuk menghitung Lalu lintas Harian Rata-rata diperlukan data volume lalu lintas yang didapat dari hasil survey traffic counting dengan lama pengamatan 24 jam. Untuk Lalu lintas Harian Rata-rata diambil pada jam sibuk saja untuk mendapatkan hasil yang maksimal sebagai berikut :
III. ANALISA DATA
Jadi, volume peak lalu lintas harian rata-rata di ruas Ketapang - Batas Kabupaten Ketapang tersebut adalah sebesar 708.55 smp/jam. 2. Perhitungan Kapasitas Jalan (C) Persamaan untuk menentukan kapasitas suatu jalan luar kota 2/2 UD, dengan alinyemen umum menurut MKJI 1997 adalah: C = Co x FCW x FC sp x FC sf (smp/jam) Dimana: Co = 3100 smp/jam (Tabel 2.9 ) FCW = 0.69 (Tabel 2.10) FC sp = 1 (Tabel 2.11) FC sf = 0.94 (Tabel 2.12) Sehingga didapatkan nilai kapasitas sebesar : C = 3100 x 0.69 x 1 x 0.94 (smp/jam) = 2010.66 smp/jam 3. Derajat Kejenuhan (DS) Q = 708.55 smp/jam/2 arah C = 2010.66 smp/jam Sehingga didapatkan nilai derajat kejenuhan adalah : DS = 708.55 / 2010.66 = 0.352 Dari hasil perhitungan diatas nilai DS <0.75 yang berarti ruas tersebut tidak mempunyai masalah kapasitas (aman). 4. Kecepatan Arus Bebas 2/2 UD (FV) FV = (FV0 + FVW) x FFVSF + FFVRC Dimana : FV0 (MC) = 55 km/jam (Tabel 2.5) FV0 (LV) = 68 km/jam (Tabel 2.5) FV0 (HV) = 60 km/jam (Tabel 2.5) FVW = -11 (Tabel 2.6) FFVSF = 0.93 (Tabel 2.7) FFVRC = 0.97 (Tabel 2.8) FV LV = (68- 11) x 0.93 + 0.97 = 53.98 km/jam Kecepatan arus bebas kendaraan berat (FVHV) FFV = FVO – FV = 68 – 53.98 = 14.02 km/jam FV HV = (FV0(HV) – FFV) x (FV0(HV)/FVO) = (60 – 14.02) x (60/68)= 40,57 km/jam Dari perhitungan di atas diketahui kecepatan kendaraan berat (VHV), sedangkan kecepatan kendaraan ringan diperoleh dengan cara memplotkan nilai DS pada tabel 4.4 pada grafik
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 (gambar 2.3), sehingga didapat kecepatan kendaraan ringan (VLV ). Didapat hasil seperti terlihat pada tabel di bawah. Tabel 4.3 Kecepatan Kendaraan Ringan dan Berat Ruas KetapangBts.Kab.Pamekasan
Q total (smp/jam) 708.55
Derajat Kejenuhan (DS) 0.352
Kecepatan (km/jam) VMC VLV VHV 55 46 40.5
Sumber, Hasil analisa
Gambar 4.1
Grafik kecepatan kendaraan ringan dari derajat kejenuhan pada jalan 2/2 UD V EKSISTING LV = 46 km/jam (actual) V EKSISTING HV= 40.57 km/jam VRENCANA = 60 km/jam -Analisa Biaya Operasional Kendaraan Biaya operasional kendaraan dihitung berdasarkan penjumlahan 7 (tujuh) kategori sebagai variabel penentu BOK, yang meliputi (a) konsumsi bahan bakar, (b) konsumsi minyak pelumas, (c) konsumsi ban, (d) pemeliharaan, (e) depre-siasi, (f) bunga modal, (g) asuransi. Ketujuh katagori tersebut perhitungannya didasarkan pada kecepatan kendaraan.Setelah penjumlahan ketujuh katagori tersebut akan didapat BOK tiap 1 kendaraan/1000km.Berikut perhitungan BOK tiap 1 kendaraan. -Perhitungan BOK Jalan Eksisting (kend/1000) Setelah kecepatan kendaraan ruas jalan diketahui (Tabel 4.4) maka BOK bisa dihitung berdasarkan harga dasar komponen Perhitungan BOK. Berikut adalah parameter dalam perhitungan Biaya Operasi Kendaraan (BOK): 1. Kecepatan Eksisting : VEKSISTING LV = 46 km/jam VEKSISTING HV = 40,57 km/jam 2. Harga Kendaraan : Golongan I (SUV, MPV, Pickup) Golongan II A (Truck Kecil,Bus Kecil) Golongan II B (Truck Besar, Bus Besar) 3. Upah Kerja (UMK Kabupaten Sampang 2014)
3 -Analisa Penghematan Biaya Operasional Kendaraan Untuk mengetahui besarnya manfaat per km maka nilai di atas dibagi dengan 1000 km. Karena jalan yang direncanakan sepanjang 23 km ,maka nilai BOK/km tersebut dikalikan dengan panjang ruas yang ditinjau yaitu 23 km, kemudian dikalikan lagi dengan beberapa factor yang meliputi LHR untuk tiap kendaraan, PHF, dan waktu jam sibuk. Hasil perhitungan adalah sebagai berikut: Data jumlah kendaraan/hari Spd Motor = 12437 kend/hari LV = 2021 kend/hari HV = 261 kend/hari Data PHF (Peak Hour Factor) : PHF merupakan hasil dari QPEAK (jam sibuk) dibagi dengan hasil LHR . Penentuan jam sibuk pada ruas ini berdasarkan hasil survey yaitu pada jam 06.00-10.00 . PHF = QPEAK / (jumlah kendaraan/hari) = 0,1 Penambahan akibat adanya sepeda motor terhadap auto = ([0.18 x 12437/100]/ 2021) x 100% = 1,11% = 2021 x (1,11/100) = 22,422 = 2021 + 22.422 = 2043.43 kend/hari BOK EKSISTING : LV(AUTO) = (2.568.381/1000) x 23 x 2043,43 x 0,1 x 4 = Rp 48.284.422,44 HV = (2.662.904/1000) x 23 x 261 x 0,1 x 4 = Rp 6.394.165,09 Total BOKEKSISTING = Rp 54.678.587,52 /hari x 365 hari = Rp 19.957.869.013 / tahun BOKRENCANA : LV = (2.515.468/1000) x 23 x 2043,43 x 0,1 x 4 = Rp 47.289.681,53 HV = (3.023.389/1000) x 23 x 261 x 0,1 x 4 = Rp 7.259.761,67 Total BOKRENCANA = Rp 54.549.443,2/hari x 365 hari = Rp 19.910.727.532 / tahun -Nilai Waktu Nilai waktu sebagai salah satu manfaat yang bisa diperoleh pengguna jalan, dihitung berdasarkan nilai waktu dasar yang telah dipengaruhi oleh koefisien pembanding jalan kota lain dibanding dengan nilai waktu minimum. Nilai waktu yang dipilih adalah nilai waktu maksimum diantara keduanya (Tamin, 2000). Tabel 4.7 Nilai Waktu Dasar Berbagai Studi
No
HV
Eksisting Rencana (Rp/1000km) (Rp/1000km) 2.568.381 2,533,045 2.837.550
3.034.354
Sumber ;Analisa Hasil Perhitungan Manual 2014
Nilai Waktu (Rp/Jam/kend)
1
PCI (1979)
1341
3.827
Gol IIb 3152
2
JIUTR northern extension (PCI 1989) PT. Jasa Marga (1990-1996), Formula Herbert Mohring
7067
14670
3659
12287
18534
13768
Tabel 4.6HasilPerhitungan BOK untuk User Cost (/1000km)
Jenis Kendaraan LV
Nilai Waktu Yang dipakai
3
Gol I
Gol IIa
Sumber: LAPI - ITB (1997) di dalam Tamin (2000)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 Tabel 4.8 Nilai Waktu Minimum
No. 1 2
Kab/Kota DKI Selain DKI
Setelah melakukan perhitungan Biaya Operasional Kendaraan
Jasa Marga Gol I Gol IIa Gol IIb 8200 12369 9188 6000 9051 6723
JIUTR dan Nilai Waktu maka langkah selanjutnya adalah menganalisa Gol I Gol IIa Golyang IIb didapat dari perhitungan tersebut. saving 8200 17022 4246 ∑EKSISTING = ∑BOKEKSISTING +∑NWEKSISTING 6000 12455 = Rp 317019.957.869.013 + Rp 166.115.779
Sumber, Jasa Marga Tabel 4.9 Nilai K No Kabupaten/Kota 1 Jakarta 2 Cianjur 3 Bandung 4 Cirebon 5 Semarang 6 Surabaya 7 Gresik 8 Mojokerto 9 Medan Sumber, Jasa Marga
4
Nilai K 1.00 0.15 0.39 0.06 0.52 0.74 0.25 0.02 0.46
(1 + Suku bunga )n + nilai waktu dasar 1996 Suku bunga (i) Bank Indonesia = 7,5 % Gol.I = = Rp 45.165 jam/kendaraan Gol.IIa = + Rp 18.534 = Rp 68.127 jam/kendaraan Nilai waktu dasar untuk kendaraan golongan I tahun 2014 yaitu Rp 45.165 jam/kendaraan dan untuk golongan IIa sebesar Rp 68.127 jam/kendaraan. - Perhitungan Nilai Waktu Kendaraan Perhitungan untuk nilai waktu didapat dari pengalian beberapa factor. Nilai Waktu = Max {(K * Nilai Waktu Dasar) ; Nilai Waktu Minimum} Berikut perhitungan nilai waktu untuk kendaraan golongan I dan golongan II : NWeksisting Gol.I = K x Nw dasar x TT x Jmlh Gol.I x Peak Hour x Commercial trip = 0,74 x Rp 45.165 x 0,5 x 2043,43 x 4 x 1 = Rp 136.590.249 / hari Gol.IIa = K x Nw dasar x TT x Jmlh Gol.IIa x Peak Hour x Commercial trip = 0,74 x Rp 68.127 x 0,56 x 261 x 4 x 1 = Rp 29.525.531 / hari NWrencana Gol.I = K x Nw dasar x TT x Jmlh Gol.I x Peak Hour x Commercial trip = 0,74 x Rp 45.165 x 0,38 x 2043,43 x 4 x 1 = Rp 104.719.191 / hari Gol.IIa = K x Nw dasar x TT x Jmlh Gol.I x Peak Hour x Commercial trip = 0,74 x Rp 68.127 x 0,38 x 261 x 4 x 1 = Rp 20.175.779 / hari ∑NWEKSISTING = Rp 136.590.249 + Rp 29.525.531 = Rp 166.115.779 ∑NWRENCANA = Rp 104.719.191 + Rp 20.175.779 = Rp 124.894.970
= Rp 220.794.367 ∑RENCANA = ∑BOKRENCANA + ∑NWRENCANA = Rp 19.910.727.532 + Rp 124.894.970 = Rp 179.444.413 Saving = ∑EKSISTING - ∑RENCANA = Rp 220,794,367 - Rp 179,444,413 = Rp 41.349.954 / hari Saving/ tahun = Rp 41.349.954 / hari x 365 hari = Rp 15,256,471,722 / tahun 4.3 Analisa Ekonomi Akibat Pertumbuhan Penduduk Tabel 4.12 Pertumbuhan Penduduk Jumlah NO Tahun PDRB PDRB Perkapita Penduduk 1 2007 764134 3322240.11 3817933 2 2008 774969 3802957.84 4268970 3 2009 785870 4385414.21 5075743 4 2010 795918 4916530.99 5618627 5 2011 800396 5614928.69 6280857 6 2012 812300 6118099.372 6895078 7 2013 821647 6687994.403 7522629 8 2014 830994 7257889.434 8150179 Sumber,BPS Jawa Timur 2013 9 2015 840342 7827784.465 8777730 Tabel 4.13 Presentase Pertumbuhan Penduduk 10 2016 849689 8397679.496 9405280 PDRB859036 Perkapita Kabupaten 11 2017 8967574.527 10032831 angka pertumbuhan rata rata 2007 2008 868383 2009 2010 20119537469.558 12/Kota 2018 10660381.81 13 8777315618627 6280857 10107364.59 Madura 2019 3817933 4268970 5075743 11.8% 18.9% 10.7%11287932.46 11.8% 13.3% 14 2020 887078 10677259.62 11915483.12 Sumber,BPS Jawa Timur 2013 15 2021 896425 11247154.65 12543033.78 -Analisa Kinerja Jalan Akibat Pertumbuhan Kendaraan 16 2022 905773 11817049.68 13170584.43 Karena adanya pertumbuhan kendaraan secara tidak langsung 17 2023 915120 12386944.71 13798135.09 akan kinerja / Derajat 18 mengganggu 2024 924467 jalan eksisting, 12956839.74kapasitas 14425685.74
Kejenuhan (DS) akan meningkat. Berikut hasil analisa kinerja jalan akibat pertumbuhan kendaraan. Tabel 4.14 Pertumbuhan Kendaraan Auto Auto Tahun Tahun Sepeda Motor Kendaraan Ringan Sepeda Motor Kendaraan Ringan Ekivalen dengan I PDRB Perkapita Ekivalen dengan I PDRB Perkapita 2014 12473 2021 2014 12473 2021 2015 13433 2177 2015 13433 2177 2016 14394 2332 2016 14394 2332 2017 15354 2488 2017 15354 2488 2018 16315 2643 2018 16315 2643 2019 17275 2799 2019 17275 2799 2020 18235 2955 2020 18235 2955 2021 19196 3110 2021 19196 3110 2022 20156 3266 2022 20156 3266 2023 21117 3422 2023 21117 3422 2024 22077 3577 2024 22077 3577 2025 23037 3733 2025 23037 3733 2026 23998 3888 2026 23998 3888 2027 24958 4044 2027 24958 4044 2028 25919 4200 2028 25919 4200 2029 26879 4355 2029 26879 4355 2030 27839 4511 2030 27839 4511 2031 28800 4666 2031 2032 29760 4822 2032 2033 30721 4978 2033 2034 31681 5133 2034
Jenis Kendaraan Jenis Kendaraan Gol.II B Gol.II A Gol.II B Gol.II A Mini Bus/Mini Truck Bus Besar Truk Besar Mini Bus/Mini Truck Bus Besar Truk Besar Ekivalen dengan I jumlah penduduk Ekivalen dengan PDRB Ekivalen dengan I jumlah penduduk Ekivalen dengan PDRB 261 0 0 261 0 0 264 10 10 264 10 10 267 10 11 267 10 11 270 10 11 270 10 11 273 10 12 273 10 12 276 10 13 276 10 13 279 11 14 279 11 14 282 11 14 282 11 14 284 11 15 284 11 15 287 11 16 287 11 16 290 11 17 290 11 17 293 11 17 293 11 17 296 11 18 296 11 18 299 11 19 299 11 19 302 11 19 302 11 19 305 12 20 305 12 20 308 12 21 308 12 21 311 12 22 22 22 314 12 22 23 317 12 23 24 320 12 24
Sumber,Analisa hasil perhitungan (forecasting) 2014
Total Total 14755 14755 15893.95 15893.95 17014 17014 18134 18134 19253 19253 20373 20373 21493 21493 22613 22613 23732 23732 24852 24852 25972 25972 27092 27092 28212 28212 29331 29331 30451 30451 31571 31571 32691 32691 33811 33811 34930 34930 36050 36050 37170 37170
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 Dari data sebelumnya ditahun 2014 dapat dilihat bahwa pada ruas jalan studi untuk kendaraan golongan IIb sama sekali tidak ada yang melewati daerah tersebut berdasarkan hasil survey yang dilakukan surveyor. Kemudian untuk peramalan pertumbuhan kendaraan ditahun-tahun berikutnya diramalkan akan ada beberapa pertumbuhan kendaraan golongan IIb yang diasumsikan akan melintasi daerah tersebut dengan tujuan mengembangkan perekonomian daerah tersebut.Berikut hasil analisa pertumbuhan kendaraan yang berdampak pada meningkatnya nilai DS (Derajat Kejenuhan).
5 Tabel 4.18 Perhitungan BOK eksisting tahun 2024
Sumber, Analisa perhitungan 2014 Tabel 4.19Perhitungan Nilai Waktu eksisting tahun 2024
Tabel 4.15 Peningkatan nilai DS
Tahun ke0 2014 1 2015 2 2016 3 2017 4 2018 5 2019 6 2020 7 2021 8 2022 9 2023 10 2024
Q 957.57 1085 1229 1393 1578 1788 2026 2295 2600 2946 3338
C 2736.37 2736.37 2736.37 2736.37 2736.37 2736.37 2736.37 2736.37 2736.37 2736.37 2736.37
DS 0.35 0.40 0.45 0.51 0.58 0.65 0.74 0.84 0.95 1.08 1.22
Sumber, Analisa perhitungan 2014 Tabel 4.20 Perhitungan BOK rencana tahun 2024
Sumber, Analisa perhitungan 2014 Tabel 4.21 Perhitungan Nilai Waktu rencana tahun 2024
Sumber, Hasil perhitungan analisa 2014
-Analisa Penghematan BOK dan Nilai Waktu Analisa penghematan BOK pada bab ini dihitung berdasarkan pertumbuhan penduduk pada tahun ke-10 yaitu pada tahun 2024. Sama seperti bab sebelumnya untuk mendapatkan hasil analisa perhitungan BOK dengan tepat digunakan metode kombinasi jasa marga dengan N.D lea ,karena dalam metode jasa marga untuk kendaraan beroda 2 (MC) tidak diperhitungkan akan tetapi didalam metode N.D Lea terdapat cara untuk memperhitungkan BOK kendaraan beroda 2 (MC) dengan asumsi kendaraan tersebut membebani kendaraan ringan (LV). Berikut merupakan tabel perhitungan pertumbuhan kendaraan akibat MC membebani LV yang tergabung dalam Auto. Tabel 4.17 Perkembangan Kendaraan
Tahun
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Jenis Kendaraan HV Gol 2b AUTO Gol 2a Bus Truk Besar Besar 2043 261 0 0 2201 284 10 10 2358 288 10 11 2515 291 10 11 2673 295 10 12 2830 299 10 13 2988 303 11 14 3145 307 11 14 3302 310 11 15 3460 314 11 16 3617 318 11 17
Sumber, Analisa hasil perhitungan Auto akibat penambahan sepeda motor. 2014
Sumber, Analisa perhitungan 2014
-Analisa Biaya Pembangunan dan Perawatan Berkala Biaya pembangunan didapat dari hasil perhitungan manual yang kemudian dijumlahkan dengan hasil biaya pemeliharaan/maintenance. Berikut hasil analisa dan tabel biaya(cost) untuk pembangunan dan pemeliharaan berkala. Biaya Pembangunan (Investasi) = Rp 98,172,097,290 Biaya Perawatan Berkala/tahun = Rp 4,525,047,562 Untuk lebih jelasnya tentang perhitungan biaya investasi (cost) dapat dilihat pada halaman lampiran. BI Rate=7.5%(http://www.bi.go.id/en/moneter/bi-rate/data/Default.aspx) Inflasi = 9.3% (http://www.bps.go.id/aboutus.php?inflasi=1) Tabel 4.22 Analisa Perhitungan Present Worth Cost
Sumber, Analisa Perhitungan 2014
Sumber,Analisa perhitungan manual 2014
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6
6 DAFTAR PUSTAKA
-Analisa Benefit Cost Ratio (BCR) Tabel 4.23 Perhitungan Benefit Cost Ratio tahun
n
a 2014 2024
b 0 10
Total saving (Benefit) Jumlah Eksisting Jumlah Rencana (Rupiah/Tahun) (Rupiah/Tahun) ∑BOK+∑NW ∑BOK+∑NW c d e f=d-e Rp 98,172,097,290.00 Rp 80,590,131,703.76 Rp 65,333,659,981.05 Rp 15,256,471,722.71 Rp 143,583,110,834.88 Rp 500,594,218,981.72 Rp 352,746,530,170.03 Rp 147,847,688,811.69 Total Biaya (Cost)
BCR g=f/c 0.16 1.03
Sumber,Analisa Perhitungan 2014 BCR2014 = 0.16 < 1 …… Tidak Layak Secara Ekonomi BCR2024 = 1.03 > 1 …… Layak Secara Ekonomi IV. KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.Hasil analisa teknis menunjukkan bahwa kondisi jalan saat ini masih baik dan tidak ada kemacetan yang berarti karena nilai DS juga rendah 0.35 < 0.75 selain itu perhitungan BCR kurang dari 1, yang berarti proyek peningkatan status jalan ini masih belum layak untuk dikerjakan saat ini. 2.Untuk meningkatkan status jalan pada suatu ruas jalan diperlukan beberapa kriteria yang harus dipenuhi baik dari segi teknis maupun ekonomi. Pada jalan studi ini hal-hal yang harus dilakukan agar status provinsi jalan tersebut dapat ditingkatkan menjadi nasional perlu penyesuaian dengan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah tentang jalan nasional seperti jumlah lalu lintas harian rata-rata, lebar jalan, kecepatan dll. 3.Hasil analisa ekonomi dari perubahan status jalan ini didapat nilai saving BOK dan Nilai Waktu sebesar Rp. 15.256.471.722 dimana nilai Cost sebesar Rp. 98.172.097.290 sehingga menghasilkan nilai BCR <1, karena hasil BCR tidak layak maka dilakukan uji peramalan lalu lintas dimana untuk 10 tahun kedepan menunjukkan bahwa proyek peningkatan status jalan ini telah layak dari segi teknis DS > 0.75 dan nilai BCR >1 Saran yang dapat penulis rekomendasikan adalah melakukan kajian ulang rencana pemerintah tentang peningkatan status jalan diruas Jalan Ketapang-Batas Kabupaten Pameksan, dan menunda pengerjaan proyek ini agar tidak terjadi kerugian dikedua belah pihak baik penyelenggara maupun kontraktor yang bersangkutan selain itu akan lebih efisien jika proyek dilakukan disaat yang tepat.
[1] Direktorat Bina Jalan Kota. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Dirjen Bina Marga, Republik Indonesia. [2] Grant, E.L., W.G Ireson, R.S. Leavenworth, 1991. Dasar-Dasar Ekonomi Teknik Jilid 1, Rineka Cipta. [3] Kartika, A.A.G. 2006. Buku Ajar Ekonomi Jalan Raya, Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS, Surabaya. [4] Tamin, OZ 2000. Perencanaan dan Permdelan Transportasi, Edisi Kedua. Penerbit ITB, Bandung. [5] De Garmo P.E, Sullivan W.G 1977, Engineering Economy. Prenice Hall, New Jersey. [6] Siswanto Sutojo, 2000. Studi Kelayakan Proyek, PT Damar Mulia Pustaka, Jakarta. [7] N.D. LEA & Associates, Ltd.1975. Traffic And Economic Studies And Analyses, USA [8] PT.Jasa Marga, 1996, Perhitungan BOK dan Nilai Waktu Formula Herbert Mohring. Jasa Marga Jakarta [9] Undang-Undang nomor 38. 2004, Definisi Jalan Menurut Statusnya. Republik Indonesia [10] Peraturan Pemerintah no 34. 2006. Tentang Jalan ,Peraturan Pemerintah Republik Indonesia