KAJIAN PERENCANAAN BANGUNAN PELMPAH BENDUNGAN CIBATARUA KABUPATEN GARUT 1
Hafidh Farisi1, Heri Suprijanto2, Suwanto Marsudi2 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2 Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Perencanaan pelimpah Bendungan Cibatarua merupakan salah satu kajian penting dari perencanaan Bendungan Cibatarua. Tahapan awal studi ini adalah merencanakan perencanaan pelimpah yang sesuai dengan pertimbangan topografi, hidrologi, dan hidrolika.Selanjutnya adalah menganalisis mengenai stabilitas ambang pelimpah dan dinding penahan pelimpah yang ditinjau dari stabilitas guling, geser dan daya dukung tanah. Dalam studi ini juga akan menganalisa perencanaan konstruksi penulangan dan pembetonan. Dari hasil studi didapatkan analisis berupa desain pelimpah samping dengan perencanaan hidrolika pelimpah yang telah memenuhi untuk kondisi Q100th, Q1000th, dan QPMF. Selanjutnya merencanakan bentuk dinding penahan, untuk saluran samping (side) dan saluran transisi digunakan dinding penahan cantilever dengan menggunakan counterfort, untuk saluran peluncur dan peredam energi digunakan dinding penahan cantilever.Selanjutnya analisis berupa stabilitas guling, geser, dan daya dukung ambang pelimpah dan dinding penahan telah memenuhi persyaratan. Daya dukung tanah pada ambang pelimpah dan dinding penahan dapat menahan tegangan yang terjadi pada bangunan. Pada konstruksi ambang pelimpah dan dinding penahan derencanakan beton f’c = 20 MPa dan fy = 400 MPa. Kata kunci : Pelimpah Samping, Counterfort, Dinding Penahan, Beton Bertulang.
ABSTRACT The plan of Cibatarua Spillway is one of importan stage from planning Dam Cibatarua. Initial stages of this study is to plan corresponding to the spillway planning with consideration topography, hydrology, and hydraulics. The next is to analyzing the stability weir spillway and retaining walls which is based from the stability of overturning, slip, and soil bearing capacity. In this case also analyzing the planning of reinforced concrete construction. From the analysis of the study results obtained the form of side spillway design which the spillway hydraulics plan has accept the conditions for Q100th, Q1000th, and QPMF. Further planning the retaining wall, to the side channel (side) and channel transitions used cantilever retaining wall using counterfort type, to chute way and stilling basin used cantilever retaining wall type. Further analysis of the stability for overturning, slip, and bearing capacity weir spillway and retaining walls accept the satisfaction. Analysis for stress foundation for spillway and retaining walls is sufficient about allowable bearing capacity. At the weir spillway and retaining walls construction concrete planned f'c = 20MP and fy = 400MPa. Keywords : Side Cannel Spillway, Counterfort, Retaining Wall, Reinforced Concrete.
hidrolika sebagai berikut (Sosrodarsono 1977:181) :
1. PENDAHULUAN Perencanaan Pelimpah Bendungan Cibatarua merupakan bagian dari kajian penting perencanaan Bendungan Cibatarua. Perencanaan pelimpah sendiri dipengaruhi oleh beberapa aspek teknis yaitu: kondisi topografi, geologi/geoteknik, jenis material dasar sungai - morfologi sungai hidrologi dan hidrolika. Kondisi topografi dan geologi/geoteknik berpengaruh terhadap pemilihan letak pelimpah dan rencana jalur saluran peluncur , selanjutnya jenis material dasar sungai - morfologi sungai berpengaruh terhadap pemilihan jenis peredam energi, sedangkan hidrologi yang terkait dengan debit banjir rancangan berpengaruh terhadap dimensi kebutuhan lebar pelimpah sedangkan hidrolika yang terkait dengan profil muka air berpengaruh terhadap perencanaan bentuk bangunan secara hidrolis dan kebutuhan dimensi bangunan yang aman terhadap stabilitas konstruksi.
Q CLH Q C L H 2.
3 2
Dengan : =debit (untuk perencanaan digunakan debit banjir rancangan, m3/det) =koefisien debit =lebar efektif ambang pelimpah (m) =tinggi tekan di atas ambang pelimpah (m) Koefisien Debit Untuk menghitung koefisien debit (C) digunakan metode USBR, dalam perhitungan ini pengaruh-pengaruh kedalaman air di dalam saluran pengarah aliran dan kemiringan lereng hulu bendung terhadap angka C pada berbagai bangunan pelimpah dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2.
2. BAHAN DAN METODE Data yang Diperlukan Dalam studi ini data yang digunakan adalah data geologi, geoteknis, data hidrologi, dan data teknis Bendungan Cibatarua, Kabupaten Garut.Dimana jenis data yang digunakan pada dasarnya menggambarkan karakteristik DAS Cisangkuy itu sendiri. Rancangan Penyelesaian Studi Secara garis besar tahapan penyelesaian skripsi adalah sebagai berikut : 1. Perencanaan Desain Pelimpah. 2. Analisa Stabilitas Konstruksi Bangunan Pelimpah. 3. Perencanaan Penulangan danPembetonan.
Gambar 1 Koefisien Debit Dipengaruhi oleh Faktor P/Ho Sumber : Anonim, 1987:370
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Bendung Pelimpah 1. Kapasitas Debit Pelimpah Dimensi saluran pengatur type bendung pelimpah dapat diperoleh dengan rumus
Gambar 2 Koefisien Debit Dipengaruhi oleh Faktor He/Ho Sumber : Anonim, 1987:371
Dari perhitungan kapasitas debit pelimpah menggunakan metode diatas didapatkan hasil perhitungan Hd dan Cd yang disajikan pada tabel 1 sebagai berikut :
Tabel 2. Nilai K dan n Kemiringan muka hulu Tegak lurus
K 2,000 1,850
3:1
1,936 1,836
3:2
1,939 1,810
3:3
1,873 1,776
Tabel 1. Rekapitulasi Perhitungan Hd dan Cd metoe USBR Debit Rencana Q100th Q1000th QPMF
QInflow
Qoutflow
B
B'
/dt 119.14 152.75 228.90
/dt 117.65 151.79 227.96
m 15.00 15.00 15.00
m 14.31 14.31 14.31
n
USBR Hd m 2.48 2.90 3.71
Cd /
/dt 2.10 2.15 2.23
Perhitungan Profil Mercu Pelimpah Mercu pelimpah didesain menggunakan Mercu Ogee USBR Tipe 1. Dengan kriteria yang ditunjukan gambar 3. 1. Tipe I (Tipe Tegak)
Gambar 3 Profil Ambang Tegak (sumber: Chow, 1997: 330) Bentuk pelimpah dihitung berdasarkan metode yang disusun oleh The United State Army Corps of Engineers yang dinyatakan berdasar lengkung Harrold (Chow 1997: 330), sebagai berikut : Xn = K . Hdn-1 . Y Dengan: X, Y = koordinat profil mercu dengan titik awal pada titik tertinggi mercu, Hd = tinggi tekan rancangan tanpa tinggi kecepatan dari aliran yang masuk, K, n = parameter yang tergantung pada kemiringan muka pelimpah bagian hulu.
Sumber: Chow, (1985: 360) Untuk perencanaan profil mercu pelimpah menggunakan Qoutflow maksimum pada kala ulang 1000 tahun (Qo 1000) dengan data sebagai berikut : Qo1000th = 151,79m3/dt L = 15 m Hd = 2,90 m Profil pelimpah direncanakan menggunakan OGEE Tipe I dengan perhitungan sebagai berikut: R1 = 0,2 Hd = 0,58 m Jarak R1 = 0,282 Hd = 0,82 m R2 = 0,5 Hd = 1.45 m Jarak R2 = 0,175 Hd = 0,51 m Perhitungan lengkung Harold: X1,85 = 2 . Hd0,85 . Y Maka Y = 0,20 . X1,85 Y' = 0,37 . X0,85 Kemiringan tubuh pelimpah : 0,7 Perhitungan Saluran Samping dan Transisi Dalam menentukan bentuk saluran samping digunakan rumus Julian Hinds, sebagai berikut (Sosordarsono, 1977:192) : = . =
. =
+1
ℎ
Dengan menggunakan Q1000th,Dari perhitungan menggunakan rumus diatas didapatkan hargaharga:
n = 0,80 a = 0,50 Dengan kombinasi angka koefisien a dan n dari hasil perhitungan diatas kemudian dilanjutkan dengan perhitungan untuk menentukan bentuk dasar saluran samping. Dengan menggunakan rumus diatas didapat elevasi asi dasar saluran samping secara teoritis yang nantinya akan disesuaikan dengan den elevasi dasar rencana. Hasil perhitungannya disajikan pada gambar 4.
Kondisi saluran transisi direncanakan dengan kondisi sebagai berikut : Q1000th =151,79 m3/det Btransisi =9m Panjang transisi (L) = 30 m Slope transisi (So) = -0,02 El. Dasar saluran samping hilir = +1522,08 Koefisien koreolis (α) = 1,15
Yc = (Q/B)2/g)1/3 = (1,15*(151,79/9)2/9.81)1/3
= 3,22 m n = 0,014 dan dikontrol menggunakan debit banjir QPMF. Koondisi muka air pada hulu saluran transisi digunakan untuk meng menghitung kondisi hidrolika pada saluran samping dengan menggunakan rumus dibawah ini (Novak, 2007 : 211) Gambar 4 Penyesuaian Slope Dasar Saluran Samping } b { D D = ( D + Perhitungan hidrolika lika saluran transisi ) Perhitungan profil aliran di saluran sampi samping menggunakan persamaan energi dengan rumus digunakan debit kala u ulang Q sebagai berikut (Sosordarsono, 1977:204) : 1000th dan 2 dikontrol menggunakan debit kala ulang QPMF. v (Elevasi dasar ambang hulu) + d e e = Hasil perhitungan pada saluran transisi dan 2g saluran samping pada kondisi QPMF disajikan (Elevasi dasar ambang hilir) + pada gambar 5. 2 2 2 v K ve vc dc c hm (2-28) 2g 2g dengan: de : kedalaman aliran masuk ke dalam saluran transisi. ve : kecepatan aliran masuk ke dalam Gambar 5 Profil Saluran Samping dan transisi QPMF saluran transisi. Terdapat pula beberapa metode yang dc : ke dalam kritis pada ujung hilir dianjurkan Balai Keamanan Bendungan (BKB) saluran transisi. untuk mendesain pelimpah samping yang vc : kecepatan aliran kritis pada ujung efektif yang dituangkan dalam Buku Panduan hilir saluran transisi. Perencanaan Bendungan Urugan Volume 4. K : koeffisian kehilangan tinggi tekanan Desain Bangunan Pelengkap hal: 21, antara yang disebabkan oleh perubahan lain: penampang lintang saluran transisi 1. Kemiringan dasar untuk saluran samping (0,1 - 0,2). dibuat I 1/13 dengan kondisi aliaran pada hm : kehilangan total tinggi tekanan yang akhir saluran an samping sub kritis. disebabkan oleh gesekan, dan lainlain lain.
2. Perbandingan antara tinggi air (d) dan lebar dasar (B) dari saluran samping (d/B) = 0,50 3. Angka Froude pada saluran samping dibuat < 0,5 (dianjurkan 0,44) Perhitungan Saluran Peluncur Perhitungan profil aliran di saluran peluncur digunakan debit kala ulang Q1000th dan dikontrol menggunakan debit kala ulang QPMF. Kondisi saluran peluncur direncanakan dengan kondisi sebagai berikut : Debit outflow (Q1000th) =151,79m3/dt Kedalaman aliran kritis di awal sal.peluncur (dc) = 3,22m Elevasi dasar saluran pada awal sal.peluncur = +1522,58 m Lebar saluran peluncur hulu = 9 m Lebar saluran peluncur hilir =12 m Kecepatan aliran bagian hulu = 5,24 m/dt
Koefisien Manning (beton) = 0,014 Koefisien koreolis (α) = 1,15 Percepatan gravitasi bumi = 9,81m/dt2 Koefisien kehilangan tinggi akibatpusaran (k) = 0,00 (saluran prismatis) = 0,20 (pelebaran secara perlahan) Slope Saluran = 0.20 Perhitungan profil muka air pada saluran perluncur dihitung menggunakan persamaan kekekalan energy. Perhitungan profil muka air di saluran peluncur akan dihitung tiap pias dengan total jarak horizontal sebesar 150 m, dengan dibagi menjadi 15 pias. Hasil perhitungan pada saluran peluncur pada kondisi QPMF ditunjukan pada gambar 6.
Rekapitulasi Perhitungan Saluran Peluncur
Gambar 6 Profil Saluran Peluncur QPMF Perhitungan Saluran Peredam Energi 1. Perhitungan Kedalaman Aliran di Saluran Akhir Saluran akhir merupakan saluran pelepasan dari peredam energi sebelum aliran menuju ke sungai asli.Oleh karena itu kedalaman aliran di hilir peredam energi sangat dipengaruhi oleh rating curve pada saluran akhir ini. Dengan pertimbangan saluran ini direncanakan terjadi aliran sub kritis, maka perhitungan rating curve pada
saluran akhir ini dihitung denganpendekatan aliran seragam (uniform flow). Berikut adalah perhitungan rating curve di saluran akhir : Slope dasar saluran = 0,002 Koefisiean manning (n) = 0,025 Lebar saluran = 12 m Bentuk saluran = persegi panjang Hasil perhitungan rating curve dapat dilihat pada grafik kedalaman aliran pada gambar 7.
Gambar 7 Rating Curve di Saluran Akhir (Escape ( Channel) 2. Perencanaan encanaan Peredam Energi Perhitungan erhitungan profil muka air pada peredam energi dipakai debit kala ulang Q100th dan dikontrol menggunakan debit kala ulang Q1000th. Dari analisa hidrolika profil muka air pada saluran peluncur untuk kala ulang Q100th, diperoleh nilai sebagai berikut: Elev. Akhir saluran peluncur = + 1492,00 m Debit outflow Q100th = 117,65 m3/dt Gambar 8 Grafik Panjang Loncatan Hidrolis Lebar peredam energiB=12.0 12.0 m (Sumber: Sosrodarsono, 1977:222) Kedalaman n air di akhir sal peluncur Dilihat dar proil muka air maka peredam y1 = 0,53m energi direncanakan menggunakan Kecepatan n aliran di akhir sal peluncur Kolam Olak USBR tipe II, dimana v1 = 18,49 m/det penentuan dimensi bangunannya Bilangan Froude roude di akhir sal peluncur menurut ketentutan seperti gambar 9. F1 = 8,69 Kedalaman Konjugasi dihitung menggunakan persamaan berikut (Sosordarsono, 1977:220) : y1 1 2 1 8 . F1 1 y2 2
Menentukan panjang loncatan hidrolik dihitung dengan menggunakan grafik Lenght of Jump” (Gambar 8)) Gambar 9 Kolam Olakan Datar tipe II (Sumber: Sosrodarsono, 1977:218)
Hasil perhitungan profil aliran pada peredam energi dapat dilihat pada tabel 3 serta gambar 10. Tabel 3. Rekapitulasi Profil Aliran pada Peredam Energi
Q100
117.65
9.80
18.49
0.53
8.69
75.58
6.26
3.30
3.00
Beda Elv Kec Akhir Elv. Y3 Elv. Y2 Y2 dan Peluncur Y3 (m) 1498.30 1498.26 -0.04 18.49
4.30
26.916
Q 1000
151.79
12.65
19.26
0.65
8.32
69.23
7.30
3.96
3.00
1498.96 1499.30
0.34
19.55
4.25
31.013
QPMF
227.96
19.00
21.25
0.89
7.70
59.25
9.29
5.32
3.00
1500.32 1501.29
0.98
21.25
4.20
39.029
Debit Kala ulang
q
V
Y1
(m3/dt) (m3/dt/m)
(m/s)
(m)
F1
F1
2
Y2
Y3
∆z
(m)
(m)
(m)
L/y2
L
(Grafik)
(m)
Gambar 10 Profil Muka Air Peredam Energi Q1000th Setelah menghitung peredam energi maka diperoleh hasil keseluruhan perhitungan seperti pada Gambar 11.
Gambar 11 Profil Pelimpah Samping Hasil Perhitungan Analisa Stabilitas Kontruksi Perhitungan keamanan stabilitas konstruksi pada bangunan pelimpah ini didasarkan pada 3 faktor, yaitu :
1. Faktor keamanan konstruksi terhadap guling (Hardiyatmo 2006 : 399) Kondisi normal (tanpa gempa) SF = > 1,5 Kondisi gempa
A = luas dasar pondasi per meter panjang (m2) X = lebar efektif dari kerja reaksi pondasi (m) 3. Faktor keamanan konstruksi terhadap daya dukung tanah pondasi menggunakan rumus (Hardiyatmo 2006:188): qa= 20.N.Kd (kN/m2); untuk B 1,2 m ( , ) qa= 1,25. N. . Kd (kN/m2); untuk B 1,2 m dimana: qa = kapasitas dukung ijin neto dalam satuan kN/m2 N = jumlah pukulan, Kd = faktor kedalaman pondasi, dengan nilai maksimum Kd = 1,33 = (1+0,33 D/B) B = lebar pondasi (m) D = kedalaman pondasi (m) Jika tanah pondasi mengandung pasir halus atau pasir berlanau yang terletak dibawah muka air tanah, maka nila N pada SPT harus direduksi menjadi (Hardiyatmo 2006:189) : NKoreksi= 15 + ½ (N’ -15) Dimana : N’ = nilai N yang tercatat dari hasil pengujian di lapangan. (nilai N > 15 pukulan). Pada hasil analisa stabilitas terdapat kondisi-kondisi yang paling kritis yang terjadi seperti disajikan pada tabel 4.
SF = > 1,2 2. Faktor keamanan konstruksi terhadap geser (Hardiyatmo 2006 : 396) . SF = Dimana untuk keadaan normal, SF > 1,50 dan untuk keadaan gempa SF >1,20. Letak arah resultan gaya horizontal dan gaya vertikal berpengaruh terhadap kestabilan bangunan. Bangunan akan stabil apabila arah resultan gaya terletak di dalam batas 1/6 B ke kanan maupun ke kiri titik tengah panjang pondasi. Sehingga perlu dihitungan eksentrisitasnya menggunakan persamaan sebagai berikut (Sosrodarsono 2000:89) : ∑ −∑ ℎ = − ∑ 2 a. Jika e < B/6, maka: ∑ 6. = 1± < / b. Jika B/6 < e < B/3, maka: =
2. ∑ .
= 3
2
<
−
dimana: σ = besarnya reaksi daya dukung tanah (t/m2) e = eksentrisitas pembebanan σijin = daya dukung tanah ijin ∑V = jumlah gaya vertikal (ton) B = lebar pondasi (m) L = panjang pondasi = 1 meter Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Analisa Stabilitas Kondisi-Kondisi Kritis Gaya-gaya
No .
Tinjauan analisa stabilitas
1 Ambang Pelimpah Saluran keadaan banjir QPMF
Momen Momen Kontrol Kontrol Angka keamanan Angka keamanan Eksentri Teganga Teganga Teganga Tahan Guling L/6 Eksentri Daya terhadap guling terhadap geser sitas n maks n min n ijin Horizon (Mv) (Mh) sitas dukung Vertikal tal ton ton ton.m ton.m SF Guling SF Geser e σ maks σ min σ ijin ton/m2
50.64 2 Dinding Penahan Saluran Samping (Side) Saluran keadaan kosong gempa 84.33 3 Dinding Penahan Saluran Transisi Saluran keadaan kosong gempa 41.48 4 Dinding Penahan Saluran Peluncur Saluran keadaan kosong gempa 22.98 5 Dinding Penahan Peredam Energi Saluran keadaan kosong gempa 119.64
83.35
429.68
293.96
1.46
aman
1.32
aman
2.46
1.36
NO
34.12
0.00
56.6
OK
53.32
450.35
146.45
3.08
aman
1.27
aman
0.90
1.50
OK
14.97
3.77
44.7
OK
25.27
150.93
47.91
3.15
aman
1.31
aman
0.77
1.08
OK
10.89
1.87
45.8
OK
15.22
60.93
22.72
2.68
aman
1.21
aman
0.59
0.75
OK
9.10
1.11
44.7
OK
75.13
695.57
256.80
2.71
aman
1.27
aman
1.33
1.67
OK
21.53
2.40
44.2
OK
Analisa Beton Bertulang Dalam analisa beton bertulang bagian yang dianalisa adalah tubuh ambang pelimpah dan dinding penahan pada saluran yang berbentuk konstruksi plat dan balok.sehingga dipakai mutu beton fc’ = 20 Mpa dan p (tebal selimut beton) = 100 mm, untuk mutu baja dipilih fy = 400 Mpa . Dalam penentuan tipe dinding penahan dipilih tipe cantilever dengan counterfort untuk dinding penahan saluran samping dan transisi sedangkan untuk saluran peluncur dan peredam energi dipilih tipe cantilever tanpa counterfort. Faktor-faktor pembebanan (load factor) terdiri dari beban hidup (life load) dan beban mati (dead load).dengan menggunakan hubungan seperti di bawah ini (Gideon, 1993:34) U = 1,2D + 1,6 L dimana: U = kekuatan yang diperlukan berdasarkan kemungkinan pelampauan beban D = beban mati pada keadaan layan L = beban hidup pada keadaan layan. Hasil contoh analisa beton bertulang untuk konstruksi bangunan akan disajikan pada gambar 12-15.
Gambar 12 Penulangan Ambang Pelimpah
Gambar 13 Penulangan DP Saluran Samping
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Analisa Penulangan DP saluran Transisi Tarik
Tekan
A-A
utm
D
12
-
200
D
8
-
200
φ
8 12
-
400 150
φ
B-B
bagi utm
8 8
-
400 125
bagi
φ
8
-
400
φ
8
-
400
utm
D
13
-
100
D
10
-
150
bagi
φ
8
-
300
φ
8
-
400
utm
D
16
-
150
D
12
-
175
bagi
φ
8
-
150
φ
8
-
400
utm
D
13
-
175
D
10
-
200
bagi
φ φ
8
-
400
φ
8
-
400
8
-
100
C-C D-D E-E counterffort
D
A-A
D
13
-
100
sambungan A-A
B-B
φ
8
-
300
sambungan B-B
D
10
-
150
sambungan C-C D-D
D D
12 10
-
100 400
Gambar 14 Penulangan Counterfort DPSaluran Samping
D
Tabel 6. Rekapitulasi Hasil Analisa Penulangan DP Peredam Energi Tarik A-A
utm bagi utm
- 150 - 150 - 75
φ
2D
22 8 22
bagi
D
12
-
50
C-C
utm bagi
2D D
22 12
D-D
utm bagi
2D D
E-E
utm bagi
D
φ
B-B
D
Tekan
φ
D D
12 8 22
-
100 200 75
D
12
-
100
- 150 - 120
D D
19 10
-
100 160
22 12
-
75 60
D D
19 10
-
50 80
16 8
- 100 - 125
D
φ
13 8
-
125 300
4. KESIMPULAN
Gambar 15 Penulangan DP Saluran Peluncur Untuk hasil analisa dinding penahan saluran transisi dan peredam energi disajikan pada tabel 5 dan 6.
Berdasarkan perhitungan dan analisa yang dilakukan sesuai dengan rumusan masalah pada kajian ini, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Besar debit banjir rancangan (inflow) di Bendungan Cibatarua adalah sebagai berikut: Q100th = 119,14 m3/det Q1000th = 152,75 m3/det QPMF = 228,90 m3/det Besar debit hasil penelusuran (outflow) di Bendungan Cibatarua sebagai berikut: Q100th = 119,14 m3/det Q1000th = 152,75 m3/det QPMF = 228,90 m3/det
Disain bangunan pelimpah yang sesuai secara hidrolis adalah sebagai berikut: a. Tipe pelimpah Side Channel Spillway b. Ambang pelimpah direncanakan sebagai bertikut : • Tipe ambang pelimpah: Side Channel Spillway Tipe Ogee I • Lebar ambang pelimpah : 15 m • Tinggi ambang pelimpah : 3 m • Elevasi banjir PMF : + 1531,71 • Elevasi banjir Q1000th : +1530,90 • Elevasi crest ambang pelimpaH :+ 1528,00 c. Saluran Transisi • Panjang saluran transisi: 30 m • Slope saluran transisi : -0,02 • Lebar saluran transisi : 9 m d. Saluran Peluncur • Panjang saluran peluncur : 150 m • Kemiringan saluran peluncur : 0,2 • Lebar saluran peluncur hulu : 9 m • Lebar saluran peluncur hilir :12 m • Elevasi dasar hulu : +1522.58 • Elevasi dasar hilir : + 1492,00 e. Peredam Energi • Tipe : USBR Tipe II • Elevasi dasar kolam olak : +1492 • Panjang kolam olak : 35 m • Lebar kolam olak : 12 m • Elevasi hilir peredam energi: +1495 2. Dari perhitungan stabilitas pelimpah dan dinding penahan untuk tinjauan dalam keadaan normal dan gempa pada debit banjir rancangan dengan kala ulang Q100th, Q1000th, dan QPMF diperoleh hasil sebagai berikut: • Ambang Pelimpah : aman terhadap guling, geser, untuk analisis eksentrisitas terdapat kondisi yang tidak memenuhi syarat (terjadi tegangan tarik), akan tetapi daya dukung tanahnya tidak melebihi dari Tegangan ijin tanah sehingga memenuhi persyaratan.
•
Dinding Penahan Saluran Samping (Side) : aman terhadap guling, geser, eksentrisitas serta daya dukung tanahnya. Tegangan ijin tanah memenuhi persyaratan. • Dinding Penahan Saluran Transisi : aman terhadap guling, geser, eksentrisitas serta daya dukung tanahnya. Tegangan ijin tanah memenuhi persyaratan. • Dinding Penahan Saluran Peluncur: aman terhadap guling, geser, serta daya dukung tanahnya. Eksentrisitas pada kondisi banjir keadaan gempa tidak memenuhi.Tegangan ijin tanah memenuhi persyaratan. • Dinding Penahan Peredam Energi aman terhadap guling, geser, serta daya dukung tanahnya. Eksentrisitas pada kondisi banjir keadaan normal tidak memenuhi.Tegangan ijin tanah memenuhi persyaratan. 3. Penulangan dan pembetonan konstruksi ambang pelimpah dan dinding penahan direncanakan menggunakan f’c = 20 MPa dan fy = 400. DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim, 1987. Design of Small Dams. Washington DC : Departement of Interior. 2. Anonim, 1999. Panduan Perencanaan Bendungan Urugan Volume IV (Desain Bangunan Pelengkap). Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum. 3. Chow, Ven Te. 1997. Open-Channel Hydraulics. Jakarta : Erlangga. 4. Novak, P. Moffat, A.I.B, Nalluri, C.2007. Hydraulic Structures. New York : Taylor and Francis.
5. Sosrodarsono, S. dab Kazuto Nakazawa. 2000. Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi. Jakarta : Pradnya Paramitha. 6. Sosrodarsono, Suyono, & Takeda, Kensaku. 1977. Bendungan Type Urugan. Jakarta: Pradnya Paramita. 7. Vis, W.C. dan Gideon H. Kusuma. 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga.