KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU BPTP RIAU 2012
PENDAHULUAN • Kebutuhan beras sebagai sumber kebutuhan pangan penduduk Indonesia terus meningkat, karena: – penduduk terus bertambah dengan laju pertumbuhan sebesar 2 % pertahun, – perubahan pola konsumsi penduduk dari non beras ke beras. – penciutan lahan sawah irigasi subur (intensif) akibat konversi ke lahan non pertanian – degradasi kesuburan lahan • Produktivitas padi sawah irigasi cendrung melandai (leveling off): – Menurut Irawan et al (2001): alih fungsi lahan seluas 1,6 juta ha, sekitar 1 juta ha diantaranya terjadi di pulau Jawa (dari tahun 1989 – 1999). – Jika asumsi rata – rata produktivitas lahan sawah sebesar 6,0 t/ha GKP, maka kehilangan produksi padi akan mencapai 9,6 juta ton GKP/tahun (Agus et al., 2004).
• Potensi pengembangan lahan: lahan kering – sumbangan padi gogo terhadap produksi padi nasional hanya sebesar 2,699 juta ton (5,2 %). – Kawasan pengembangan padi gogo atau pola tanam berbasis padi gogo terdapat di Daerah Aliran Sungai (DAS), dan – tanaman tumpang sari perkebunan dan hutan tanaman industri (HTI) • Hasil padi gogo dari satu kesatuan pola tanam berbasis padi gogo (tumpang sari) dapat mencapai 3,8 t/ha GKG (Arifin dan Toha, 1996) • Pertanaman padi gogo monokultur dapat dihasilkan 5,0 t/ha GKG (Toha et al., 2005). • Dengan pemupukan dan penggunaan varitas unggul produktivitas padi gogo meningkat sampai 91 %. • Hasil varitas lokal dengan budidaya cara petani hanya mencapai 2,89 t/ha GKG, • Varitas Cirata, Jatiluhur dan Way Rarem dapat mencapai 5,36 ; 5,52 dan 5,45 t/ha GKG.
TUJUAN Untuk mendapatkan rekomendasi pemupukan N, P dan K untuk peningkatan produksi padi gogo melalui pemanfaatan lahan sela diantara karet muda di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau
PERMASALAHAN • Selama ini produksi beras dihasilkan dari lahan sawah irigasi (intensif) yang keberadaanya semakin terbatas. • Usaha pencetakan lahan sawah baru akan menghadapi kendala dalam penyiapan sumber air dan berbagai sarana penunjangnya. • Pengembangan lahan kering akan jauh lebih murah karena relatif tidak memerlukan kelengkapan sarana penunjang seperti pada lahan sawah irigasi, disamping itu pengembangan padi lahan kering dapat dikombinasikan dengan usaha pengembangan komoditas lainnya. • Perlu dilakukan upaya untuk memanfaatkan lahan tanaman sela diantara karet sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
METODOLOGI DAN MEKANISME PEMANFAATAN HASIL LITBANG Tempat dan Waktu • Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau dari bulan Februari 2012 sampai dengan September 2012. Bahan dan Alat • Varietas yang digunakan adalah Inpago 6. Bahan yang dibutuhkan antara lain pupuk kandang, pupuk Urea, TSP, KCl, herbisida, insektisida. Alat yang digunakan antara lain cangkul, kayu tugal, ajir, meteran, tali dan lain-lain.
Rancangan dan Perlakuan • RAK 5 Ulangan • Perlakuan A : Berdasarkan dosis rekomendasi PUTK B : ½ dosis rekomendasi PUTK C : 1 ½ dosis rekomenasi PUTK D : Dosis Petani • Luas plot adalah 20 m2 (4m x 5m) sesuai kondisi lahan
Denah Percobaan
A
I
II
III
B
D
C
A
C
D
A
C
B
B
A
D
D
B
C
IV
Jalan Desa
Keterangan
:
Ulangan
Jalan Desa
A-D
Perlakuan
Pohon Karet
Petak Percobaan Berukuran 4 x 5 m
Persiapan Lahan 1. Tanah diolah / digemburkan pada kondisi kering sedalam 15 - 20 cm untuk mencegah terjadinya aliran permukaan yang berpotensi menimbulkan erosi. 2. Pembenaman bahan ameliorasi ketanah, seperti kapur, dan bahan organik, sewaktu pengolahan tanah. 3. Pembuatan saluran drainase antar petak percobaan selebar 40 cm dengan kedalaman yang cukup agar kelebihan air hujan cepat terbuang.
Penanaman dan Pemupukan • Penanaman dilakukan secara tugal dengan jumlah benih 3 - 5 benih sehat perlubang, • Tugal pada jarak tanaman antar baris 30 cm, dan jarak di dalam barisan 15 cm dengan kedalam tugal 5-7 cm. • Jarak antar petak percobaan 40 cm. • Pemupukan 1/3 Urea, TSP dan ½ KCL diberikan dengan cara disebar secara merata. • Pemupukan susulan untuk pupuk Urea diberikan pada saat fase anak aktif dan primordia, sedangkan ½ KCL diberikan pada saat anak aktif.
Pengendalian Gulma dan Hama Penyakit
• Pengendalian hama dan penyakit dilakukan intensif berpedoman pada Pengendalian Hama Terpadu. • Penyakit blas (Pyricularia oryzae) merupakan penyakit utama padi gogo. Patogen blas banyak mempunyai ras yang penyebarannya berbeda antarlokasi dan musim tanam. • Penanaman varietas tahan merupakan cara pengendalian yang praktis dan efisien. • Penanaman di awal musim hujan dapat menekan perkembangan penyakit blas, terutama blas daun. • Penggunaan pupuk berimbang. • Hama lalat bibit (Atherigona exiqua stein) dapat dikendalikan dengan cara perlakuan benih (seed treatment), yaitu mencampur benih dengan insektisida Karbosulfan atau karbofuran sebelum tanam. • Pengendalian hama tikus, walang sangit dan belalang dilakukan secara serempak.
Pengamatan • Data yang diamati adalah Agroklimat (curah hujan, jumlah hari hujan, suhu udara,) • Pertumbuhan vegetatif dan komponen hasil (tinggi tanaman; jumlah anakan, jumlah anakan produktif; jumlah gabah per malai; jumlah gabah isi, gabah hampa, bobot 1000 butir pada kadar air 14%; hasil panen ubinan).
Analisis Data
• Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara statistik menggunakan SAS program atau program lainnya yang sesuai dan ANOVA digunakan untuk menguji pengaruh perlakuan dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata menggunakan uji jarak berganda menurut Duncan (DMRT) (Steel dan Torrie, 1980) dan Gomez dan Gomez (1983).
PRODUK TARGET YANG INGIN DICAPAI • Rekomendasi pemupukan untuk padi gogo sebagai tanaman sela diantara karet muda dalam upaya peningkatan hasil.
BENTUK KEGIATAN PEMANFAATAN HASIL LITBANG Penggunaan varietas padi gogo unggul untuk ditanam diantara karet muda, selain itu juga penggunaan PUTK sebagai alat untuk membantu menentukan dosis pupuk N, P dan K di awal kegiatan.
ANALISIS RESIKO • BANJIR • BLAST • HAMA BABI • HAMA BURUNG
PERSONIL KEGIATAN No
Nama Lengkap dan Gelar
1.
Dr. Mardawilis,M.Si
2.
Nurhayati, SP,M.Si
3.
Drs. Widyantoro, MP
Posisi dlm Kegiatan
Instansi/ Unit kerja
Jabatan Fungsional
Bidang Keahlian
Alokasi waktu (Jam/Mg)
Peneliti Utama
BPTP Riau
Peneliti Muda
Tanah
8
BPTP Riau
Peneliti Muda
Tanah
6
Peneliti Pelaksana Peneliti Pelaksana
Peneliti Muda
6
JADWAL PALANG Kegiatan
Bulan/Tahun 2012 1
Koordinasi Kegiatan CP/CL Persiapan Lahan
2
3
4
5
6
8
X
X
9
X X X
Penanaman
X
Pemupukan
X
X
Pemeliharaan
X
X
Panen
7
X
Processing Panen
X
Pelaporan
X
10
11 12
BIAYA No
Uraian
Jumlah (Rp)
1 Belanja Gaji dan Upah
64.400.000
2 Bahan Habis Pakai
21.000.000
3 Perjalanan
60.000.000
4 Lain-lain Jumlah Biaya
4.600.000 150.000.000