Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Karet Dikecamatan Singingi Kabupaten Kuatan Singingi Provinsi Riau Oleh: Triyadi Mepriyon1 Firdaus1 dan Nurul Huda1 E-mail
[email protected] E-mail
[email protected] E-mail
[email protected] Abstract This study aims to determine the factors that affect the income of rubber farmers in the district Singingi strength Singingi District of Riau Province. This study was conducted on 98 people rubber farmers in the district of Kuantan District Singingi Singingi Riau Province. The type of data used is primary data obtained through a questionnaire. In this study used two categories of variables. The first terikatt variable is the rubber farmers' income. The second bebast variable is the price of rubber, the cost of production, labor, and land area. Hypothesis testing is done by using a multiple regression model analysis and statistical t-test. Based on the results of hypothesis testing found the pric and land area has significant effect on the income of rubber farmers Singingi Regency Kuantan District of Riau Province Singingi. In the hypothesis testing also found that the cost of production and labor has no significant effect on the income of rubber farmers in the district Singingi strength Singingi District of Riau Province. Kata Kunci
Rubber Price, Production Cost, Employee, Land Area & Income Indonesia,
PENDAHULUAN 1.1
yang
sektor
pertanian
memerlukan
Latar Belakang Masalah
pertumbuhan ekonomi yang kuat dan pesat.
Indonesia merupakan suatu negara
Sektor ini juga perlu menjadi salah satu
agraris
Dimana
komponen utama dalam program dan strategi
sampai
pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan.
Indonesia
sejak
atau
pertanian.
masa
kolonial
sekarang tidak dapat dipisahkan dari sektor
Tanaman karet (Hevea brasiliensis
pertanian dan perkebunan, karena sektor-
Muell Arg) merupakan salah satu komoditi
sektor ini memiliki arti yang sangat penting
perkebunan yang penting, baik untuk lingkup
dalam menentukan pembentukan berbagai
internasional dan teristimewa di Indonesia
realitas ekonomi dan sosial masyarakat di
dan memiliki peran yang sangat besar dalam
berbagai wilayah Indonesia. Permasalahannya
bidang perekonomian. Karet tidak hanya
adalah
diusahakan
berapa
besar
dampak
perbaikan
oleh
perkebunan-perkebunan
terhadap petani dalam posisinya sebagai
besar milik negara yang memiliki areal
petani dalam perubahan sosial.
mencapai
ratusan
hektar,
tetapi
juga
Pertanian di Indonesia sedang berada
diusahakan oleh swasta dan rakyat. Indonesia
di persimpangan jalan. Sebagai penunjang
pernah menguasai produk karet dunia dengan
kehidupan
mengalahkan negara-negara lain dan negara
sebagian
besar
masyarakat 1
asal tanaman karet itu sendiri di daratan
diKecamatan
Amerika Latin.
Kuantan Singingi Provinsi Riau.
1.2
Singingi
Kabupaten
4. Untuk mengetahui pengaruh luas lahan
Perumusan Masalah Dari uraian di atas maka rumusan
terhadap
pendapatan
petani
masalah dalam penelitian adalah sebagai
diKecamatan
Singingi
berikut :
Kuantan Singingi Provinsi Riau.
karet
Kabupaten
1. Bagaimana pengaruh harga karet terhadap 1.4.
pendapatan petani karet diKecamatan
Secara umum hipotesis yang diajukan
Singingi Kabupaten Kuantan Singingi
adalah sebagai berikut :
Provinsi Riau? 2. Bagaimana
pengaruh
terhadap
pendapatan
diKecamatan
biaya petani
Singingi
1. Diduga harga karet mempunyai pengaruh
produksi
yang
karet
terhadap
2. Diduga
pengaruh
tenaga
kerja
pendapatan
petani
karet
diKecamatan
Singingi
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
yang
signifikan
terhadap
signifikan
terhadap
pendapatan
petani karet.
Tujuan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai dengan perumusan masalah,
2.1
tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah:
pendapatan
petani
Singingi
perkembangan sosio-kulturalnya, adalah: (1) biaya
berada di antara masyarakat modern dan primitif; (2) bersama dengan masyarakat
Kabupaten
primitif dan petani farmer; masyarakat yang
Kuantan Singingi Provinsi Riau.
hidup menetap dalam komunitas pedesaan;
3. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja pendapatan
petani
Marzali,
dekat pasar. Posisi petani peysan dalam
produksi terhadap pendapatan petani karet Singingi
(dalam:
pendesaan, hidup berhubungan dengan kota
Kabupaten
pengaruh
Kroeber
2003), peysan (peasant) adalah masyarakat
karet
Kuantan Singingi Provinsi Riau. mengetahui
Petani Petani
1. Untuk mengetahui pengaruh harga karet
terhadap
mempunyai
4. Diduga luas lahan mempunyai pengaruh
Provinsi Riau?
diKecamatan
yang
produksi
pendapatan petani karet.
Singingi Kabupaten Kuantan Singingi
2. Untuk
pendapatan
3. Diduga jumlah tenaga kerja mempunyai
Kabupaten
pendapatan petani karet di Kecamatan
diKecamatan
terhadap
pendapatan petani karet.
4. Bagaimana pengaruh luas lahan terhadap
terhadap
biaya
pengaruh
Kuantan Singingi Provinsi Riau?
1.3
signifikan
petani karet.
Kabupaten
Kuantan Singingi Provinsi Riau? 3. Bagaimana
Hipotesis
(3) dari sudut perkembangan mode of
karet 2
production, berada pada tahap transisi antara
tenaga kerja sering disebut sebagai faktor
petani primitif dan petani farmer. Selain
produksi primer, faktor produksi modal dan
pemikiran di atas, menurut konsep peasant
pengelolaan
(Marzali, 2003), terdapat tiga golongan
sekunder. Ada literature menambahkan faktor
berbeda, yaitu: (1) sebagai seluruh penduduk
produksi Teknologi sebagai faktor ke empat.
desa (termasuk petani, buruh, jasa, PNS,
Namun
pedagang dan lainnya); (2) mengacu hanya ke
teknologi itu bukan terpisah, dia hadir atau
petani saja (termasuk petani penggarap); dan
meresap masuk ke masing-masing faktor
(3) buruh tani yang menjadi kuli pada petani
produksi
lain (tidak punya garapan).
berkenaan
disebut
disini
di
faktor
dinyatakan
atas.
dengan
Ada
produksi
bahwa
teknologi
alam,
ada
faktor
yang
teknologi
tersendiri dalam tenaga kerja, dan dalam 2.2
Usaha Tani Karet
modal.
Tanaman karet (Havea brasiliensis)
Dengan
demikian
faktor-faktor
produksi tetap tiga (Planck, 1990).
berasal dari negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman
2.3.1
karet alam dunia. Jauh sebelum tanaman karet
Faktor Produksi Alam Faktor produksi alam terdiri dari
:
ini dibudidayakan, penduduk asli diberbagai
udara, iklim, lahan, flora dan fauna. Tanpa
temapt seperti: Amerika Serikat, Asia dan
faktor produksi alam tidak ada produk
Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang
pertanian. Orang yang kurang memahami
juga menghasilkan getah. Getah yang mirip
proses produksi pertanian menganggap faktor
lateks juga dapat diperoleh dari tanaman
produksi yang tidak langka atau tidak terbatas
Castillaestica (family moraceace). Sekarang
(unscarcity) seperti udara, cahaya adalah
tanaman tersubt kurang dimanfaatkan lagi
tidak termasuk faktor produksi. Tanah/lahan
getahnya karena tanaman karet tealah dikenal
yang bersifat langka/terbatas (scarcity) adalah
secara luas dan banyak dibudidayakan.
sebagai faktor produksi.
Sebagai penghasil lateks tanaman karet dapat 2.3.2
dikatakan satu-satunya tanaman dikebunkan
Faktor Produksi Modal Modal dalam arti ekonomi adalah
secara besar-besaran (Setiawan, 2005). hasil
produksi
yang
digunakan
Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Pertanian
menghasilkan produksi
Ada tiga faktor yang mempengaruhi
Segala jenis barang dihasilkan dan dimiliki
pendapatan pertanian ditinjau dari kapasitas
masyarakat disebut kekayaan masyarakat.
produksi harga, tenaga kerja, dan modal dan
Kekayaan itu digunakan sebagian untuk
2.3
selanjutnya.
untuk Von
Bohm-Bawerk menjelaskan sebagai berikut:
luas lahan produksi. Faktor produksi alam dan 3
konsumsi dan sebagian untuk memproduksi
dapat menggantikan tenaga kerja manusia
barang-barang baru (Hernanto, 2002).
dalam hal membajak dan mengolah tanah
Menurut
sifatnya
modal
dibagi
(Hernanto, 2002).
menjadi 2 (dua) yaitu modal tetap dan modal 2.3.4
bergerak. Modal tetap adalah barang-barang
Sukirno
modal yang digunakan dalam proses produksi yang
dapat
digunakan
beberapa
Faktor Harga
bahwa
kali.
harga
(2000:91) suatu
mengemukakan barang
yang
diperjualbelikan adalah ditentukan dengan
Meskipun akhirnya modal itu tandas atau
melihat keadaan keseimbangan dalam suatu
habis juga, tetapi sama sekali tidak terhisap
pasar. Keseimbangan pasar tersebut terjadi
dalam hasil. Contoh modal tetap : mesin,
apabila jumlah barang yang ditawarkan sama
bangunan, alat-alat pertanian. Sedangkan
dengan jumlah barang yang diminta. Kotler
modal bergerak adalah barang-barang modal
(2001) harga adalah sejumlah uang yang
yang dipakai dalam proses produksi dan habis
dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau
terpakai dalam proses produksi. Contoh
jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
modal bergerak: pupuk, bahan bakar, bahan
manfaat-manfaat
mentah (Hernanto, 2002).
karena
memiliki
atau
menggunakan produk atau jasa tersebut. 2.3.3
Faktor Produksi Tenaga Kerja Dalam
ilmu
ekonomi,
METODE PENELITIAN
yang 3.1
dimaksudkan dengan tenaga kerja adalah
Lokasi Penelitian Penelitian
dan
Waktu
suatu alat kekuasaan fisik dan otak manusia Penelitian ini dilakukan di Kecamatan
yang tidak dapat dipisahkan dari manusia dan
Singingi
ditunjukan kepada usaha produksi. Tenaga
kedua Juni 2015
produksi misalnya tenaga sport disebut Bila
seorang
petani
3.2.
mempunyai ternak sapi yang digunakan
Defenisi Operasional Variabel Agar penelitian ini dapat terarah dan
membajak sawah, atau suatu perkebunan yang
tidak menimbulkan salah tafsiran, maka perlu
mempunyai traktor untuk mengolah tanah,
dikemukakan konsep dan defenisi atau istilah
apakah sapi dan traktor itu termasuk faktor
yang digunakan.
produksi tenaga kerja. sapi dan traktor itu bukan faktor tenaga
Singingi,
pada pertengahan Mei 2015 sampai minggu
Tenaga kerja yang bukan bertujuan usaha
bebas.
Kuantan
Provinsi Riau. Periode penelitian dilakukan
kerja yang bukan bertujuan usaha produksi.
langkah
Kabupaten
1. (Y) Pendapatan Petani Karet adalah
kerja tidak dapat
Pendapatan
dipisahkan dari manusia, sapi dan traktor jelas
Petani
Karet
adalah
pendapatan yang diperoleh petani atas
berpisah dengan manusia. Sapi dan traktor
alokasi 4
waktu
dan
tenaga
yang
dicurahkan. Untuk mengukur pendapatan
3.4.2. Sampel
petani karet adalah Rupiah.
Sampel
2. (X1) harga adalah nilai karet yang
populasi.
merupakan
Dalam
sebagian
penelitian
ini
unit teknik
diperjualbelikan yang ditentukan dengan
pengambilan sampel adalah ditarik secara
melihat keadaan keseimbangan dalam
proporsional (proportional random sampling)
suatu pasar. Harga adalah sejumlah uang
yaitu
yang dibebankan atas suatu produk atau
dilakukan dengan menyeleksi setiap unit
jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar
sampling sesuai dengan ukuran atau proporsi
konsumen atas manfaat-manfaat yang
unit sampling. Untuk menentukan besar
diterima. Satuan untuk mengukur harga
sampel yang digunakan rumus Slovin (Uma,
adalah Rupiah.
2006) sebagai berikut :
3. (X2) Biaya produksi adalah sejumlah modal
yang
dikeluarkan
teknik
pengambilan
sampel
yang
Dimana:
untuk
n=
menjalankan usaha hingga didapatkan n=
hasil produksi. Satuan untuk mengukur
= 98,46 dibulatkan 98 orang
biaya produksi adalah rupiah. 4. (X1) Tenaga kerja adalah banyaknya
Setelah diformulasikan dengan rumus
orang yang bekerja pada sektor pertanian
diatas maka penulis mengambil sampel untuk
karet. Satuan tenaga kerja dihitung dalam
penelitian ini sebanyak 98 orang dari jumlah
orang.
populasi.
5. (X1) Luas lahan adalah luasnya area yang 3.5. Analisi Regresi Berganda
mampu mendukung kapasitas produksi.
Secara umum model regresi berganda
Semakin luas area pertanian, maka akan
dalam bentuk persamaan (Suliyanto, 2011)
semakin besar kapasitas produksi yang
yang digunakan adalah:
dihasilkan. Satuan luas lahan dihitung
Y = a + b1X1+ b2X2 + b3X3 + b4X4 + U
dalam satuan hektar. 3.4.
Di mana : Y = Pendapatan (rupiah) X1 = Harga X2 = Biaya produksi (rupiah) X3 = Tenaga Kerja (orang) X4 = Luas lahan(ha) a = Konstanta b1 sampai b3 = Koefisien Regresi U = Faktor Penganggu
Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi Populasi merupakan jumlah seluruh objek yang diteliti atau diwawancarai dimana akan menarik suatu kesimpulan dari objek tersebut sesuai dengan tujuan penelitiannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah petani karet di Kecamatan Singingi. 5
3.5.2 Uji Asumsi Klasik Secara
umum
tahapan
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas
pengujian
Uji
asumsi klasik yang digunakan adalah.
heteroskedasitas
bertujuan
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
3.5.2.1 Uji Normalitas Uji
normalitas
untuk
pengamatan yang lain. Pada penelitian ini
mengetahui apakah data yang digunakan
digunakan dengan cara melihat Grafik Plot
normal. Dalam penelitian ini, normalitas diuji
antara nilai prediksi variabel terikat yaitu
dengan menggunakan Kolmogrov Smirnov
ZPRED dengan residualnya SRESID. Jika
(K-S). Dasar pengambilan keputusannya, jika
ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
nilai probabilitas lebih besar dari tingkat
membentuk
kekeliruan
(bergelombang,
10%
dilakukan
(0,1),
maka
dapat
pola
tertentu
yng
melebar,
teratut
kemudian
disimpulkan bahwa nilai residual dari model
menyempit), maka mengindikasikan telah
regresi berdistribusi normal. (Setyadharma,
terjadi Heteroskedaditas. Jika tidak ada pola
Andrian, 2010).
yang jelas, serta titik-titik menyebar di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
3.5.2.2 Uji Multikolinearitas
heterokedasitas. (Ghozali, 2011).
Suliyanto (2011) menyatakan bahwa multikolinearitas
mempunyai
pengertian
3.5.3 Prosedur Pengujian
bahwa ada hubungan linear yang “sempurna”
Sebelum
model
regresi
berganda
atau pasti diantara beberapa atau semua
diatas di gunakan untuk menarik kesimpulan,
variabel
maka model harus diuji terlebih dahulu
indenpenden
(variabel
yang
menjelaskan) dari model regresi. Untuk
dengan prosedur pengujian sebagai berikut:
mengetahui adanya masalah multikolinearitas pada
penelitian
ini
digunakan
3.5.3.1 Koefisien Determinasi (R2)
dengan
Pengujian
menggunakan nilai TOL (Tolerance) dan VIF
berguna
(Variance Inflation Factor). Salah satu cara
untuk
koefisien melihat
determinasi
seberapa
besar
proporsi sumbangan seluruh variabel bebas
untuk menguji gejala multikolinearitas dalam
terhadap naik turunya variabel tidak bebas
model regresi adalah melihat nilai tolerance
(Sudjana, 2005)
dan veriance inflation factor dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel
(R2) adj= R2 –
terikat. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 maka
Nilai R2 berkisar antara 0 sampai 1,
model
dinyatakan
tidak
mengandung
suatu R2 sebesar 1 berati ada kecocokan
multikolinearitas.
sempurna, sedangkan yang bernilai 0 berati
6
N
tidak ada hubungan antara variabel bebas
= Jumlah tahun pengamatan
dengan variabel terikat.
Dengan ketentuan : a) Sig < alpha keputusannya adalah Hipotesa
3.5.3.2 Uji Koefisien Regresi (t-test)
nol (Ho) diterima dan hipotesa alternatif
Uji koefisien regresi (t statistik)
(Ha) ditolak, artinya tidak ada hubungan
melihat pengaruh antara variabel bebas secara
yang berarti antara variabel terikat.
individual terhadap variabel terikat (Sudjana,
b) Sig > alpha maka keputusannya adalah
2005)
Hipotesa nol (Ho) ditolak dan hipotesa
Ti =
alternatif (Ha) diterima, artinya terdapat
Dimana:
hubungan yang berarti antara variabel
t = Nilai t dihitung
bebas dengan variabel terikat.
bj = Koefisien Regresi ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
sbj = Kesalahan Buku koefisien regresi dengan ketentuan :
5.1
a) Sig < alpha keputusannya adalah Hipotesa
nol
(Ho)
diterima
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Berdasarkan
dan
hasil
pengolahan
diperoleh demografis umum dari pengusaha
hipotesa alternatif (Ha) ditolak, artinya
karet yang berpartisipasi didalam penelitian
tidak ada hubungan yang berarti antara
ini terlihat pada sub bab di bawah ini:
variabel terikat. b) Sig > alpha maka keputusannya
5.1.1
adalah Hipotesa nol (Ho) ditolak dan
Demografis Responden Berdasarkan Gender
diterima,
Sesuai dengan proses tabulasi data
artinya terdapat hubungan yang berarti
yang telah dilakukan dapat dikelompokan
antara variabel bebas dengan variabel
demografis responden berdasarkan gender
terikat.
seperti terlihat pada tabel 5.1 di bawah ini:
hipotesa
alternatif
(Ha)
Tabel 5.1 Demografis Responden Berdasarkan Gender
3.5.3.3 Pengujian F (F-test)
Gender
Untuk menguji ada tidaknya pengaruh
Laki – Laki Perempuan Total Sumber: Lampiran 5
seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat (Sudjana, 2005): F test =
Jumlah
Persentase
75 23 98
76,53 23,47 100
Pada tabel 5.1 terlihat bahwa sebagian besar responden didominasi oleh mereka yang
Dimana ;
bergender laki laki yaitu berjumlah 75 orang
F test = Nilai F yang dihitung R2 = Koefisien determinasi K = Jumlah variabel
responden, sedangkan sisanya 23 orang responden lainnya bergender perempuan. Jadi 7
5.1.3
dapat disimpulkan bahwa kecenderungan individu yang menjadi pengusaha karet lebih
Demografis Responden Berdasarkan Status di Dalam Masyarakat
didominasi oleh laki-laki mengingat aktifitas
Sesuai proses penyebaran kuesioner
sebagai pengusaha karet identik dengan
yang telah dilakukan dapat dikelompokan
lapangan dan sifatnya lebih mengandalkan
demografis yang dimiliki responden yang
fisik.
berpartisipasi
didalam
penelitian
ini
berdasarkan status terlihat pada tabel 5.3 di 5.1.2
Demografis Responden Berdasarkan Tingkatan Usia
bawah ini: Tabel 5.3 Demografis Berdasarkan Status Dimasyarakat
Sesuai dengan proses tabulasi data yang telah dilakukan, dapat dikelompokan
Status
Jumlah
Persentase
variasi tingkatan usia para pengusaha karet
Belum Menikah Menikah Duda Janda Total Sumber: Lampiran 5
14 78 2 4 98
14,29 79,59 2,04 4,08 100
yang ikut serta didalam penelitian ini seperti terlihat pada tabel 5.2 di bawah ini:
Sesuai dengan tabel 5.3 teridentifikasi
Tabel 5.2 Demografis Responden Berdasarkan Usia Usia
Jumlah
21 – 30 Tahun 31 – 40 Tahun 41 – 50 Tahun 51 – 60 Tahun > 60 Tahun Total Sumber: Lampiran 5
bahwa
Persentase
23 24 22 16 13 98
sebagian
besar
responden
telah
berstatus menikah yaitu berjumlah 78 orang
23,47 24,49 22,45 16,33 12,37 100
responden, sedangkan responden yang paling sedikit adalah mereka yang berstatus duda yaitu berjumlah 2 orang responden. Temuan tersebut menunjukan bahwa aktifitas sebagai pengusaha
Sesuai dengan tabel 5.2 terlihat bahwa
karet
benar
sebagai
berpartisipasi
menghidupi kebutuhan pribadi pengusaha
penelitian
ini.
dengan
terbanyak
yaitu
40
tahun
berjumlah
adalah 24
yang
akan
maupun keluarga.
Responden dengan tingkatan usia antara 31 sampai
pencarian
dijadikan
terdapat variasi usia dari responden yang didalam
mata
benar
yang
5.1.4
orang.
Kelompok responden terbanyak kedua adalah
Demografis Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan
proses
penyebaran
mereka yang berusia antara 21 sampai dengan
kuesioner yang telah dilakukan diperoleh
30 tahun yaitu berjumlah 23 orang, didalam
gambaran tentang jenjang pendidikan formal
hasil penyebaran kuesioner teridentifikasi
yang dimiliki responden seperti terlihat
bahwa responden yang berusia diatas 60
didalam tabel 5.4 di bawah ini:
tahun adalah responden yang paling sedikit.
8
Tabel 5.4 Demografis Berdasarkan Jenjang Pendidikan
telah berdistribusi normal, karena setiap variabel tersebut telah memiliki nilai asymp
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase
37 16 32 3 4 6 98
37,76 16,33 32,65 3,06 4,08 6,12 100
SD / Sederajat SMP / Sederajat SMK / SMA Sederajat Diploma / Sederajat Sarjana Tidak ada Informasi Total Sumber: Lampiran 5
sig (2-tailed) diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan
5.3
Pengujian Asumsi Klasik
5.3.1
Pengujian Multikolinearitas Pengujian multikolinearitas bertujuan
pendidikan setingkat pendidikan dasar atau
untuk mengetahui hubungan yang terbentuk
SD yaitu berjumlah 37 orang responden.
antar
Kelompok responden terbanyak kedua adalah
menggunakan
SMA atau SMK yaitu berjumlah 32 orang
tolerance
dan
dengan variance
ringkasan hasil terlihat pada tabel 5.7 di bawah ini:
berjumlah 3 orang responden.
Tabel 5.7 Hasil Pengujian Multikolinearitas
Pengujian Normalitas Berdasarkan
dilakukan
Pengujian
pengujian yang telah dilakukan diperoleh
yang
berpendidikan setingkat diploma yaitu hanya
5.2
bebas.
influence factor (VIF). Berdasarkan hasil
responden, sedangkan kelompok responden mereka
variabel
multikolinearitas
mereka yang memiliki pendidikan setingkat
adalah
variabel
normal.
besar responden yang berpartisipasi memiliki
sedikit
seluruh
penelitian yang digunakan telah berdistribusi
Pada tabel terlihat bahwa sebagian
paling
bahwa
hasil
pengujian
normalitas yang telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil terlihat pada tabel 5.5 di
Variabel Penelitian
Tolerance
VIF
Harga Biaya Produksi Jumlah Tenaga Kerja Luas Lahan Sumber: Lampiran 3
0,944 0,623 0,884 0,681
1,060 1,606 1,858 2,358
bawah ini: Tabel 5.5 Hasil Pengujian Normalitas Variabel Penelitian Asymp Sig Variabel Penelitian Alpha Kesimpulan (2-Tailed) Harga 0,123 0,05 Normal Biaya Produksi 0,110 0,05 Normal Jumlah Tenaga Kerja 0,052 0,05 Normal Luas Lahan 0,059 0,05 Normal Pendapatan Petani 0,088 0,05 Normal Karet Sumber: Lampiran 2
Berdasarkan seluruh
variabel
tabel
terlihat
penelitian
yang
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa seluruh variabel bebas yang digunakan yaitu harga, biaya produksi, jumlah tenaga kerja dan luas lahan memiliki nilai tolerance diatas 0,10 sedangkan nilai variance influence factor (VIF) telah berada di bawah 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang telah terbebas dari gejala multikolinearitas.
bahwa akan
dibentuk kedalam model persamaan regresi 9
5.3.2
Secara umum pembahasan terhadap
Pengujian Heteroskedastisitas Uji
heteroskedastisitas
dilakukan
hasil pengujian hipotesis yang diperoleh
dengan menggunakan skala grafik seperti
terlihat pada sub bab di bawah ini:
terlihat pada gambar 1 di bawah ini: 5.4.1
Gambar I Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
Model Persamaan Regresi Berganda
Sebelum dianalisis hasil pengujian hipotesis yang diperoleh, terlebih dahulu
Scatterplot
dianalisis
Dependent Variable: LN Pendapatan Petani
koefisien
yang
terdapat
pada
4
Regression Standardized Predicted Value
persamaan regresi yang terbentuk dalam 2
tahapan
seperti
terlihat
pada
persamaan regresi berganda di bawah ini
0
yaitu:
-2
-4
-2
0
LogY= a + b1logX1 + b2logX2 + b3logX3 + b4logX4 + e LogY= 0,898 + 0,402logX1 – 0,088logX2 + 0,030logX3 + 0,221logX4 Nilai t- hitung= (3,260) (-0,217) (0,108) (3,269) Standar eror = (2,700) (0.404) (0.278) (0.174)
2
Regression Studentized Residual
Sumber: Lampiran 3
Pada gambar 1 terlihat bahwa masing masing variance yang membentuk variabel
R2 0,210 F-hit 6,182
penelitian telah menyebar baik di bawah
Pada
maupun diatas titik 0 dan teidak membentuk
konstanta
sebuah pola yang jelas sehingga dapat
persamaan
yang diperoleh
terlihat pada
nilai tahapan
pengujian adalah sebesar 0,898 nilai koefisien
disimpulkan bahwa gejala heteroskedastisitas
konstanta yang diperoleh menunjukan bahwa
tidak terjadi,. 5.4
pengujian
ketika seluruh variabel bebas yang terdiri dari harga, biaya produksi, jumlah tenaga kerja
Pengujian Hipotesis
dan luas lahan dianggap tetap atau bernilai 0 Berdasarkan tahapan pengolahan data
maka nilai variabel terikat yaitu 0,898. Hasil
yang telah dilakukan diperoleh ringkasan
yang diperoleh menunjukan bahwa trend
hasil pengujian terlihat pada tabel 5.8 di
pendapatan yang akan diterima petani karet di
bawah ini:
Kecamatan Singingi
Tabel 5.8 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis Variabel Penelitian (Constanta) Harga Biaya Produksi Jumlah Tenaga Kerja Luas Lahan F-sig 0,000 R-Square 0,210
Koefisien Regresi 0,898 0,402 -0,088 0,030 0,221
Sig
a
Kesimpulan
0,011 0,828 0,914 0,008
0,05 0,05 0,05 0,05
Signifikan Tidak Signifikan Tidak Signifikan Signifikan
Kabupaten Kuantan
Singingi Propinsi Riau relatif meningkat. Pada model persamaan regresi juga diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif untuk variabel harga sebesar 0,402. Hasil
tersebut
menunjukan
bahwa
jika
diasumsikan terhadap kenaikan harga karet
Sumber: Lampiran 4
sebesar 10 Persen akan mendorong terjadinya 10
peningkatan pendapatan petani karet sebesar
asumsi faktor lain selain luas lahan dianggap
4,02 persen dengan asumsi faktor lain selain
tetap atau konstan.
harga dianggap tetap atau konstan.
5.4.2
Pada
model
persamaan
regresi
Pengujian R-Square Nilai R-square yang diperoleh adalah
berganda terlihat bahwa variabel bebas kedua
0,210
yaitu biaya produksi memiliki koefisien
hasil
ditemukan
tersebut
mengisyaratkan bahwa harga, biaya produksi
regresi bertanda positif sebesar 0,088 hasil
jumlah tenaga kerja dan luas lahan mampu
yang diperoleh menunjukan bahwa jika
memberikan kontribusi untuk mempengaruhi
diasumsikan terjadi kenaikan biaya produksi
pendapatan pengusaha karet di Kecamatan
karet sebesar 10 persen akan mendorong
Singingi
menurunnya pendapatan petani karet sebesar
Kabupaten
Kuantan
Singingi
Propinsi Riau sebesar 21 persen sedangkan
0,88 persen dengan asumsi faktor lain selain
sisanya sebesar 79 pesen lagi dijelaskan oleh
biaya produksi dianggap tetap atau konstan.
variabel lain yang tidak digunakan
Didalam persamaan regresi berganda yang telah terbentuk, teridentifikasi bahwa
5.4.3
variabel bebas yang diukur dengan jumlah
Pengujian F-statistik Berdasarkan
tenaga kerja memiliki koefisien regresi
hasil
pengujian
F-
statistik seperti terlihat pada tabel 4.7 terlihat
bertanda positif sebesar 0,030 hasil yang
nilai signifikan hasil pengujian yang diperoleh
diperoleh tersebut mengisyaratkan bahwa
adalah sebesar 0,000. Proses pengolahan data
ketika terjadi kenaikan atau penambahan
dilakukan dengan tingkat kesalahan sebesar
jumlah tenaga kerja sebanyak 10 persen akan
0,05.
mendorong meningkatnya pendapatan petani
Hasil
yang
diperoleh
tersebut
menunjukan bahwa nilai signifikan sebesar
karet sebesar 0,30 persen dengan asumsi
0,000
faktor lain selain jumlah tenaga kerja
<
alpha
0,05
sehingga
dapat
disimpulkan bahwa variabel bebas yang
dianggap tetap atau konstan.
terdiri dari harga, biaya produksi jumlah
Pada persamaan regresi berganda juga
tenaga kerja dan luas lahan merupakan
terlihat bahwa variabel bebas yang diukur
variabel yang tepat untuk dijadikan prediktor
dengan luas lahan memiliki koefisien regresi
bagi perubahan pendapatan pengusaha karet.
bertanda positif sebesar 0,221 hasil yang diperoleh diasumsikan
menunjukan terjadi
bahwa
jika
kenaikan
atau
5.5
Pengujian Hipotesis Sesuai dengan hasil pengujian yang
penambahan jumlah lahan sebesar 10 persen
telah dilakukan diperoleh ringkasan hasil
akan mendorong meningkatnya pendapatan
terlihat pada sub bab di bawah ini:
pengusaha karet sebesar 2,21 persen dengan 11
5.5.1
Pengaruh Harga Terhadap Pendapatan Pengusaha Karet di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi
Singingi
Kabupaten
Semakin
tinggi
Kuantan
lonjakan
Singingi.
harga
tentu
pendapatan bersih yang diterima pengusaha akan semakin tinggi.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan variabel harga
5.5.2
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,011. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat
Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Pendapatan Pengusaha Karet di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi
kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh
Berdasarkan hasil pengujian t-statistik
tersebut menunjukan nilai signifikan sebesar
untuk variabel bebas kedua yaitu biaya
0,011
produksi diperoleh nilai signifikan sebesar
<
alpha
disimpulkan
0,05
bahwa
sehingga
harga
dapat
berpengaruh
0,828.
Pada
tahapan
pengolahan
data
signifikan terhadap pendapatan pengusaha
digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05.
karet di Kecamatan Singingi Kabupaten
Dengan demikian nilai sig 0,828 > alpha 0,05
Kuantan Singingi.
sehingga dapat disimpulkan bahwa biaya
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama
ditemukan
bahwa
harga
produksi
karet
tidak
berpengaruh
terhadap pendapatan pengusaha karet di
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
Kecamatan Singingi
pengusaha karet di Kecamatan Singingi
Singingi.
Kabupaten
Singingi.
Kabupaten Kuantan
Didalam
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
analisis hasil yang diperoleh terlihat bahwa
kedua ditemukan bahwa biaya produksi tidak
nilai koefisien regresi yang dihasilkan adalah
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
bertanda positif, sehingga temuan tersebut
pengusaha karet di Kecamatan Singingi
mengisyaratkan
tinggi
Kabupaten Kuantan Singingi. Hasil yang
mendorong
diperoleh tentu tidak sejalan dengan hipotesis
meningkatnya pendapatan pengusaha karet di
yang diajukan. Terjadinnya penyimpangan
Kecamatan Singingi
Kabupaten Kuantan
hasil yang diperoleh disebabkan karena biaya
Singingi. Meningkatnya harga karet tentu
produksi yang dikeluarkan oleh pengusaha
merupakan berita gembira bagi pengusaha
karet untuk mengembangkan tanaman karet
karet,
di
relatif tidak tetap, dan sangat tergantung pada
Kabupaten Kuantan
permintaan dan luas lahan, sehingga biaya
kenaikan
Kuantan
signifikan
bahwa
harga
karet
mengingat
semakin akan
pengusaha
Kecamatan Singingi
karet
Singingi telah memiliki pelanggan tetap,
produksi
peningkatan harga tentu akan menambah
pendapatan pengusaha karet khususnya di
margin
Kecamatan Singingi
pendapatan
yang
dihasilkan
pengusaha karet khususnya di Kecamatan
Singingi. 12
tidak
Temuan
begitu
mempengaruhi
Kabupaten Kuantan yang
diperoleh
juga
mengisyaratkan
bahwa
terdapat
dan saudara, serta jumlahnya relatif kecil,
sejumlah variabel yang lebih mempengaruhi
akibatnya jumlah tenaga kerja bukan lagu
pendapatan
menjadi
yang
berada
masih
diluar
model
variabel
yang
mempengaruhi
penelitian saat ini, seperti tarif pajak, jumlah
pendapatan pengusaha karet. Hasil yang
permintaan, iklim dan sebagainya.
diperoleh
juga
sejumlah
variabel
5.5.3
Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja Terhadap Pendapatan Pengusaha Karet di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi
mengisyaratkan lain
adanya
yang
lebih
mempengaruhi pendapatan petani karet yang tidak digunakan didalam model penelitian saat ini.
Pada
tahapan
pengujian
hipotesis 5.5.4
ketiga dengan menggunakan variabel bebas yang diukur dengan jumlah tenaga kerja diperoleh nilai signifikan sebesar 0,914. Didalam tahapan pengujian data digunakan
Pengaruh Luas Lahan Terhadap Pendapatan Pengusaha Karet di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi
Sesuai
dengan
hipotesis
diperoleh tersebut menunjukan bahwa nilai
variabel bebas yang diukur dengan luas lahan
signifikan sebesar 0,914 > alpha 0,05
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,008. Pada
sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah
tahapan
tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan
tingkat kesalah sebesar 0,05. Hasil yang
terhadap pendapatan pengusaha karet di
diperoleh
Kecamatan Singingi
bahwa nilai signifikan sebesar 0,008 < alpha
Singingi.
dengan
pengujian
tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang
Kabupaten Kuantan
keempat
tahapan
pengujian
dalam
menggunakan
t-statistik
pengujian
digunakan
menunjukan
0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
dan H4 diterima sehingga dapat disimpulkan
ketiga ditemukan bahwa jumlah tenaga kerja
bahwa luas lahan berpengaruh signifikan
tidak
terhadap pendapatan pengusaha karet di
berpengaruh
signifikan
terhadap
pendapatan pengusaha karet di Kecamatan
Kecamatan Singingi
Singingi
Singingi.
Temuan
Kabupaten
Kuantan
yang diperoleh
dalam
Singingi.
Kabupaten Kuantan
tahapan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
pengujian hipotesis tidak konsisten dengan
keempat ditemukan bahwa luas lahan karet
hipotesis yang diajukan. Keadaan tersebut
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
terjadi karena pada umumnya pengusaha karet
pengusaha karet di Kecamatan Singingi
di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan
Kabupaten Kuantan Singingi. Temuan yang
Singingi tidak menggunakan tenaga kerja
diperoleh konsisten dengan hipotesis atau pun
yang banyak dalam berkebun karet, dalam hal
teori yang digunakan dalam penelitian ini.
ini mereka pada umumnya mengambil pekerja
Hasil yang diperoleh juga mengisyaratkan 13
bahwa luas lahan pertanian yang dimiliki
Kecamatan
pengusaha
Kuantan Singingi.
karet
benar
benar
dapat
memanfaatkan luas areal karet yang mereka
Singingi
Kabupaten
4) Hasil pengujian hipotesis ditemukan
miliki, diperkuat dengan adanya proses
bahwa
pemiliharaan
lahan
berpengaruh
baik,
signifikan
terhadap
pendapatan
akibatnya karet yang dihasilkan berkualitas
pengusaha
karet
Kecamatan
tinggi dan mampu dijual dengan harga yang
Singingi Kabupaten Kuantan Singingi.
tinggi,
tanaman
serta
karet
yang
tentunya
luas
di
mendorong 6.2
meningkatnya pendapatan pengusaha karet
Saran Saran
khususnya di Kecamatan Singingi Kabupaten
yang
diajukan
didalam
penelitian ini adalah:
Kuantan Singingi.
1. Peneliti dimasa mendatang disarankan untuk
PENUTUP 6.1
variabel
Kesimpulan Berdasarkan
kepada
analisis
karet
dari
jawaban
1) Hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa harga berpengaruh
pengusaha
karet
Kecamatan
di
seperti
jumlah
pemintaan,
2. Petani karet yang ada di kecamatan singingi disarankan agar berusaha menjaga kualitas produk karet yang dihasilkan agar potongan persennya pada saat penjualan tidak terlalu besar supaya tidak mengurangi nilai harga jual produk karetnya. DAFTAR PUSTAKA
yaitu:
pendapatan
juga
penelitian ini
masalah yang diajukan didalam penelitian ini
terhadap
yang
lain yang tidak digunakan dalam
terhadap
signifikan
satu
pesaing, musim dan berbagai variabel
disimpulkan beberapa hasil penelitian yang inti
baru
menambah
mempengaruhi pendapatan pengusaha
dan
pembahasan hasil pengujian hipotesis dapat
merupakan
mencoba
Singingi Kabupaten Kuantan Singingi. 2) Hasil
pengujian
hipotesis
Aji, Gutomo Bayu 2005. Tanah Untuk Penggarap, Pengalaman Serikat Petani Pasundan Menggarap Lahan – lahan Perkebunan dan Kehutanan. Bogor : Pustaka Latin.
kedua
ditemukan bahwa biaya produksi tidak berpengaruh
signifikan
terhadap
pendapatan
pengusaha
karet
di
Kecamatan
Singingi
Kabupaten
Swasta,
Kuantan Singingi. 3) Hasil pengujian hipotesis ditemukan
Becker,G.S. 1965.A Theory of Allocation of Time. Economic, Journal,299(75):49 493-517.
bahwa jumlah tenaga kerja tidak berpengaruh pendapatan
signifikan pengusaha
terhadap karet
Basu, 2004. Pengantar Bisnis Modern :Pengantar Ekonomi Perusahaan Modren. Yogyakarta: Liberti.
di 14
Canon, 2009. Consumer behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran Jilid 1. Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.
Progress In The Modeling Of Rural Households’ Behavior Under Market Failures. University of California at Berkeley.
Chrysantini, Pinky. 2007. Berawal Dari Tanah : Melihat kedalam Aksi Pendudukan Tanah. Bandung : Yayasan AKATIGA.
Popkin, Samuel L. 1979. The Rational Peasant : The Political Economiy of Rural Society in Vietnam. Barkeley : University of California Press. (http://3kh4.Worpress.com/2007/12/18 /moral-ekonomi, diakses 14 Februari 2012.
Dinas
Perkebunan Kabupaten Singingi. Teluk Kuantan.
Kuantan
Disbun.kuansing.go.id/index.php/files/downlo ad.
Prawiro, Ruslan H, 1981. Kependudukan Teori Fakta dan Masalah. Bandung : Alfabeta.
Fahmudin dan Agus.W,2004, Konservasi Tanah Pertanian Lahan Lahan Kering, Bogor ICRAF.
Redfield, R . 1982. Masyarakat Petani dan Kebudayaannya. Jakarta : CV Rajawali.
Fauzi, Noer, 2008. Dua Abad Penguasaan Tanah: Pola Penguasaan Tanah Pertanian di Jawa dari Masa ke Masa, Penyunting : Soediono M.P.Tjondronegoro dan Gunawan Wiradi, edisi revisi, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Scott J. C. 198. Moral Ekonomi Petani. Pergolakan dan Subsistensi di Asia Tenggara. Jakarta : LP3ES. Sekaran, Uma . 2006. Research Methods For Busines ( Metode Penelitian Untuk Bisnis ). Terjemahan oleh Kwan Men Yon. Buku 2. Edisi Keempat> PT Selemba Empat. Jakarta.
Ghozali. Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Setiawan, H.D dan Andoko, A. 2005. Petunujuk Lengkap Budi Daya Karet. Jakarta : Agromedia Pustaka.
Kasryno, F, (ed). 1984. Prospek Pembangunan Ekonomi Pedeseaan. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Soekartawi, 1996. Analisis Jakarta : UI. Pers.
Koutsoyiannis, A. 1977. Theory of Econometrics. Harper and row Publisher Inc, New York. Sadoulet, E and Januari, 1995.
Usahatani.
Tohir, Kaslan A. 1991. Seuantai Pengetahuan Usaha Tani Indonesia, Jakarta : PT. Rineka Ciipta.
Mangunwidjaja, D dan Sailah, I. 2005. Pengantar Teknologi Pertanian, Depok: Pebebar Swadaya.
Wolf, Erick R.1983. Petani : Suatu tijauna antropologis,Jakarta : Rajawali Press. Www.bpsriau.go.id, 2015.
Planck, Ulrich. 1990. Sosiologi Pertanian. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Www.kuansing.go.id, 2015.
15