KAJIAN PENGGUNAAN CAMPURAN MADU DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI MALAM LEBAH (BEESWAX) PADA FORMULASI KRIM TANGAN DAN BADAN
SKRIPSI SURLINA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
RINGKASAN Surlina. D14201037. 2006. Kajian Penggunaan Campuran Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah (Beeswax) pada Formulasi Krim Tangan dan Badan. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. Hotnida C. H. Siregar, MSi. Pembimbing Anggota : Ir. B. N. Polii, SU Krim tangan dan badan merupakan produk kosmetik yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan kulit sehingga kulit tetap terlihat sehat, cerah dan tidak mudah keriput. Pelapisan yang diberikan oleh krim kosmetik berfungsi menjaga penguapan air dan menjaga keseimbangan air kulit. Salah satu komponen yang digunakan dalam krim tangan dan badan adalah gliserin yang berfungsi sebagai humektan. Penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penggunakan gliserin dalam krim tangan dan badan menimbulkan kesan lengket dan memberikan kesan hangat, sehingga menyebabkan tidak nyaman ketika krim digunakan. Penambahan madu dalam krim tangan dan badan sebagai pengganti gliserin karena sifat higroskopisnya yang dapat dimanfaatkan sebagai humektan. Madu merupakan produk alami yang lebih aman digunakan dan mengandung komponen yang bermanfaat untuk kesehatan kulit seperti gula, beberapa mineral, protein dan anti bakteri. Keasaman yang tinggi dari madu diharapkan dapat menurunkan pH krim tangan dan badan. Penggunaan malam lebah dalam krim tangan dan badan diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik seperti stabilitas emulsi. Malam lebah juga merupakan produk yang aman dan tidak menimbulkan iritasi kulit. Penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik fisik dan organoleptik krim tangan dan badan yang menggunakan formulasi campuran madu dengan berbagai konsentrasi malam lebah serta membandingkannya dengan krim tangan dan badan yang berformulasi gliserin. Penelitian ini dilakukan dengan empat perlakuan dan empat ulangan. Perlakuan terdiri dari penambahan madu 10% dan malam lebah dengan konsentrasi 0,5% 1%, 1,5% dan 2%. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah. Pengaruh peningkatan konsentrasi malam lebah dianalisis dengan sidik keragaman polinomial. Karakteristik krim dengan penambahan madu dan malam lebah akan dibandingkan dengan krim kontrol (formula gliserin) dengan menggunakan analisis kontras. Peubah yang diamati meliputi: pH, stabilitas emulsi, berat jenis, dan viskositas. Uji organoleptik yang digunakan adalah uji perbandingan jamak (Larmord, 1977) dengan menggunakan 20 panelis agak terlatih. Data dianalisis dengan sidik ragam dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Tukey. Sifat organoleptik yang diukur antar lain: warna, homogenitas, kesan lengket dan kesan hangat. Penambahan malam lebah dengan konsentrasi 0,5-2% tidak berpengaruh terhadap pH, berat jenis dan viskositas krim akan tetapi peningkatan konsentrasi malam lebah nyata (P<0,05) meningkatkan stabilitas emulsi. Bila dibandingkan dengan krim kontrol (formula gliserin), penambahan madu dan malam lebah dalam formulasi krim tidak berpengaruh nyata terhadap berat jenis krim, tetapi nyata (P<0,05) menurunkan pH dan viskositas serta nyata meningkatkan stabilitas emulsi krim yang dihasilkan.
Hasil uji organoleptik menunjukkan bahwa penambahan madu dan malam lebah dalam formulasi krim tidak berpengaruh nyata terhadap homogenitas dan kesan hangat, akan tetapi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) meningkatkan warna dan kesan lengket. Penambahan madu dan malam lebah dengan konsentrasi 2% menghasilkan krim tangan dan badan dengan kualitas fisik yaitu: pH, stabilitas emulsi, dan homogenitas lebih baik bila dibandingkan dengan krim kontrol (formula glierin) serta krim dengan penambahan madu dan malam lebah konsentrasi 0,5%; 1% dan 1,5. Kata-kata kunci: Madu, malam lebah, krim tangan dan badan, sifat fisik, sifat organoleptik
ABSTRACT Study of Honey Mixed by Any Given Concentration level of Beeswax Used in Hand and Body Cream Formulation Surlina, H. C. H. Siregar, and B. N. Polii Hand and body cream is a cosmetic product that can be used to maintain skin healthiness and prevent wrinkles. Honey could subtitute glycerin because of it’s hygroscopic characteristic that can be used as humectant. Honey is a natural product that is saver to use and contain many components which are useful i.e. sugar, some mineral, protein and antibacterial. Honey with it’s low pH could reduce hand and body cream pH. On the other hand beeswax will improve physical characteristics such as emulsion stability. Beeswax is also safety product and would not cause skin irritation. The purpose of this research was to study physical and organoleptic charateristic of hand and body cream which contained 10% honey and various levels of beeswax then compared with hand and body cream which contained glyserin. The observed variables were pH, emulsion stability, specific weight, Viscocity, and organoleptic characteristic. This research used completely randomized design with four levels of beeswax as a treatment and four replicates. The effect of beeswax levels were analysed by polynomial orthogonal test and the treatment creams were compared the control cream (which contain glyserin) with contras orthogonal test. The levels of beeswax had no significant effect on pH, specific weight and viscosity, while the increasing of beeswax significantly increased emulsion stability. Compared with control cream, the treatment creams had the same specific weight but significantly lower pH and viscocity and significantly higher emulsion stability. The honey and beeswax adition gave no significant effect on homogenity and warm sense but the creams were darker and sticker. Keywords : honey, beeswax, hand and body cream, physical characteristic, organoleptic characteristic.
KAJIAN PENGGUNAAN CAMPURAN MADU DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI MALAM LEBAH (BEESWAX) PADA FORMULASI KRIM TANGAN DAN BADAN
SURLINA D14201037
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006
KAJIAN PENGGUNAAN CAMPURAN MADU DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI MALAM LEBAH (BEESWAX) PADA FORMULASI KRIM TANGAN DAN BADAN
Oleh SURLINA D14201037
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan dihadapan Komisi Ujian Lisan pada tanggal 09 Agustus 2006
Pembimbing Utama
Pembimbing Anggota
Ir. Hotnida C. H. Siregar, MSi NIP. 131 881 141
Ir. B. N. Polii, SU NIP. 130 816 350
Mengetahui Dekan Fakultas Peternakan
Dr. Ir. Ronny R. Noor, M.Rur. Sc NIP. 131 624 188
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan pada tanggal 14 April 1983 di Karang Sari, Lampung Selatan. Penulis adalah anak kelima dari enam bersaudara dari pasangan bapak Wagimin dan Ibu Mujinah. Jenjang pendidikan formal Penulis diawali dari pendidikan Sekolah Dasar di SDN II Karang Sari pada tahun 1989-1995, dilanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTPN I Penengahan pada tahun 1995-1998. Pada tahun yang sama Penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMUN I Kalianda sampai tahun 2001. Penulis diterima sebagai mahasiswa Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) pada tahun 2001. Selama mengikuti pendidikan di IPB Penulis aktif di Forum Aktifitas Mahasiswa Muslim Al-An’aam (FAMM Al-An’aam) sebagai pengurus Depertemen Keputrian pada tahun 2002-2004. Penulis juga berperan aktif dalam kepanitiaan yang diadakan oleh DKM Al Hurriyyah, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Peternakan dan beberapa kepanitiaan kegiatan luar kampus. Penulis pernah berpartisipasi dalam proses pengajaran di IPB sebagai Asisten Pendidikan Agama Islam (PAI) TPB pada tahun 2003.
KATA PENGANTAR Puji syukur hanya kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai nikmat dan karunia sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “ Kajian Penggunaan Campuran Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah (Beeswax) pada Formulasi Krim Tangan dan Badan”, insya Allah dengan tanpa hambatan yang memberatkan. Krim tangan dan badan merupakan produk kosmetik yang dapat dimanfaatkan untuk menjaga kesehatan kulit sehingga kulit tetap terlihat sehat, cerah dan tidak mudah keriput. Pelapisan yang diberikan oleh krim kosmetik berfungsi menjaga penguapan air dan menjaga keseimbangan air kulit. Salah satu komponen yang digunakan dalam krim tangan dan badan adalah gliserin yang dimanfaatkan sebagai humektan. Akan tetapi penelitian sebelumnya menyatakan bahwa penambahan gliserin dapat meningkatkan kesan lengket dan memberikan kesan hangat. Pemanfaatan madu dalam krim tangan dan badan sebagai pengganti gliserin karena sifat higroskopisnya sehingga dapat dimanfaatkan sebagai humektan. Madu merupakan produk alami yang lebih aman digunakan dan mengandung komponen yang bermanfaat untuk kesehatan kulit seperti gula, beberapa mineral, protein dan anti bakteri. Madu juga digunakan sebagai penurun pH krim. Malam lebah dimanfaatkan dalam krim tangan dan badan untuk memperbaiki sifat fisik seperti stabilitas emulsi, selain itu malam merupakan produk yang aman dan tidak menimbulkan iritasi kulit. Skripsi ini diharapkan dapat menjadi sumber ilmu yang bermanfaat bagi mahasiswa maupun masyarakat luas dan memberikan kontribusi terhadap peternakan terutama peternakan lebah madu. Selama menjalani proses penyelesaian tugas akhir, Penulis berinteraksi dengan banyak pihak. Pemanfaatan berbagai sarana dan prasarana baik di lingkungan IPB maupun diluar IPB senantiasa Penulis lakukan dengan harapan dapat menghasilkan sebuah karya yang baik. Bogor, Agustus 2006 Penulis
DAFTAR ISI Halaman RINGKASAN ................................................................................................
i
ABSTRACT ...................................................................................................
iii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................
vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................
viii
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
xii
PENDAHULUAN .........................................................................................
1
Latar Belakang ................................................................................... Tujuan ................................................................................................
1 2
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................
3
Madu ................................................................................................. Kadar Air Madu ..................................................................... Kadar Gula Madu .................................................................. Asam dalam Madu .................................................................. Sifat Anti Bakteri .................................................................... Gliserin................................................................................................. Malam lebah Kuning (Cera flava) ...................................................... Malam Lebah Putih (Cera alba) .......................................................... Madu dan Malam Lebah dalam Kosmetik ......................................... Krim Tangan dan Badan .....................................................................
3 3 3 4 4 4 5 6 7 7
METODE ......................................................................................................
11
Waktu dan Lokasi .............................................................................. Materi ................................................................................................ Rancangan Percobaan ....................................................................... Peubah yang diamati.................................................................. Sifat Organoleptik .................................................................... Prosedur ............................................................................................. Pencucian Malam Lebah ......................................................... Formulasi Krim Tangan dan Badan ........................................ Proses Pembuatan Krim Kontrol ............................................ Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah ....................................
11 11 11 12 13 14 14 15 15 16
HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................
18
Pencucian Malam Lebah ..................................................................... Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan .......................................
18 18
Sifat Fisik Krim Tangan dan Badan .................................................. pH ............................................................................................ Stabilitas Emulsi ..................................................................... Berat Jenis .............................................................................. Viskositas ................................................................................ Total Cemaran Mikroba ...................................................................... Sifat Organoleptik .............................................................................. Warna ..................................................................................... Homogenitas ............................................................................ Kesan Hangat .......................................................................... Kesan Lengket ......................................................................... Penentuan Formula Krim Tangan dan Badan Terbaik ..........................
19 20 20 22 22 22 24 24 25 26 26 26
KESIMPULAN DAN SARAN .....................................................................
28
Kesimpulan ........................................................................................ Saran ..................................................................................................
28 28
UCAPAN TERIMAKASIH .........................................................................
29
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
30
LAMPIRAN ...................................................................................................
32
DAFTAR TABEL Nomor
Halaman
1. Standar Mutu Sediaan Tabir Surya ......................................................
9
2. Formula Krim Tangan dan Badan .......................................................
15
3. Sifat Fisik Krim Tangan dan Badan pada Formulasi Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah ....................................................
19
4. Total Cemaran Mikroba Krim Tangan dan Badan ..............................
23
5. Nilai Organoleptik Krim Tangan dan Badan pada Formulasi Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah .......................................
24
6. Pengaruh Positif dan Negatif Sifat Fisik dan Organoleptik Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Campuran Madu dan Malam Lebah…………………………………………………………………..
27
DAFTAR GAMBAR Nomor
Halaman
1. Struktur Gliserin ....................................................................................
4
2. Diagram Alir Proses Pencucian Malam Lebah ....................................
14
3. Diagram Alir Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan Kontrol ...
16
4. Diagram Alir Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan dengan Bahan Campuran Madu dan Malam Lebah .......................................................
17
5.
Malam Lebah Kuning Hasil Pencucian ..................................................
18
6. Stabilitas Emulsi Krim pada Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah ..
21
7. Warna Krim Tangan dan Badan ..............................................................
25
DAFTAR LAMPIRAN Nomor
Halaman
1. Format Uji Perbandingan Jamak Krim Tangan dan Badan ....................
33
2. Hasil Sidik Ragam Nilai pH Krim Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah: 0,5%, 1%, 1,5%, 2%. ......... .
35
3. Hasil Sidik Ragam dan Polinomial Ortogonal Stabilitas Emulsi Krim Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah: 0,5%, 1%, 1,5%, 2%.................................................................................
35
4. Hasil Sidik Ragam Berat Jenis Krim Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah 0,5%, 1%, 1,5%, 2% .............
35
5. Hasil Sidik Ragam Viskositas Krim Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah 0,5%, 1%, 1,5%, 2% . ............
36
6. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Nilai pH Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah .....................
36
7. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Stabilitas Emulsi Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah ........
37
8. Hasil Sidik Ragam Berat Jenis Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah ....................................................
37
9. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Viskositas Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah .....................
37
10. Hasil Sidik Ragam Warna Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah .....................................................
38
11. Hasil Uji Lanjut Tukey Warna Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah ..................................................
38
12. Hasil Sidik Ragam Homogenitas Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah ….................................................
38
13. Hasil Sidik Ragam Kesan Hangat Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah………………………………..…
39
14. Hasil Sidik Ragam Kesan Lengket Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah......................................................
39
15. Hasil Uji Lanjut Tukey Kesan Lengket Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah ....................................
39
PENDAHULUAN Latar Belakang Krim tangan dan badan adalah produk kecantikan yang digunakan oleh konsumen
untuk
melindungi
kulit
dari
bahaya
lingkungan
yang
tidak
menguntungkan seperti debu, kotoran dan radiasi ultraviolet. Produk ini dimanfaatkan agar kulit tetap sehat, cerah dan tidak mudah keriput. Krim kosmetik tersusun atas zat berlemak, air, pengemulsi, demulsen atau humektan. Penambahan humektan untuk memperbaiki penampilan produk dan meningkatkan kelembutan. Contoh humektan polihidrik yang sering ditambahkan dalam kosmetik adalah gliserin. Gliserin merupakan cairan kental tidak berwarna, berasa manis, menimbulkan rasa panas yang tidak menyenangkan ketika dioleskan pada kulit. Penggunaan gliserin dalam krim tangan dan badan dapat meningkatkan kesan lengket dan hangat yang menyebabkan rasa tidak nyaman ketika krim dioleskan ke kulit. Pemilihan madu sebagai pengganti gliserin diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik dan organoleptik krim kosmetik yang dihasilkan. Madu dipilih sebagai pengganti gliserin karena sifat humektan madu yang hampir sama dengan gliserin dan madu sebagai bahan alami memiliki kelebihan yaitu mengandung zat anti bakteri, gula, beberapa asam dan mineral. Derajat keasaman yang terdapat dalam madu juga diharapkan dapat menurunkan pH krim tangan dan badan. Malam lebah merupakan lilin yang kimianya stabil. Penggunaan terbanyak malam kini adalah untuk kosmetik, pembuatan lilin dan industri perlebahan. Malam lebah dimanfaatkan dalam formulasi krim tangan dan badan karena merupakan bahan yang tidak iritan ketika kontak dengan kulit. Rahayu (2004) menyatakan bahwa penambahan malam lebah dalam formulasi krim tangan dan badan dapat memperbaiki viskositas dan stabilitas emulsi. Stabilitas emulsi merupakan unsur penting yang menentukan mutu produk emulsi ketika dipasarkan.
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi krim tangan dan badan dengan penambahan campuran madu dan berbagai konsentrasi malam lebah yang memiliki karakteristik fisik dan organoleptik terbaik.
TINJAUAN PUSTAKA Madu Madu dihasilkan oleh lebah madu dengan jalan inverse enzimatis nektar bunga atau cairan manis hasil sekresi cairan floem tanaman lain selain bunga (Winarno, 1982). Menurut Sihombing (1997) madu mengandung: air 17,2 %, energi 304 kal/100g, Protein 0,3 %, karbohidrat 82,3 %, lemak 0,0 % dan abu 0,2 %. Madu dengan rasa spesifik tidak terhitung banyaknya, variasi penyebab rasa tersebut disebabkan oleh berbagai glukosida dan alkaloid yang khas bagi tumbuhan sumber nektar. Banyak senyawa pembentuk aroma madu antara lain; formaldehida, asetaldehida, aseton, isobutiraldehida, dan diasetil. Zat pewarna madu sebagian besar belum diketahui, namun ada yang menduga terdiri dari fraksi yang larut air dan larut lemak. Madu yang berwarna cerah, warna zat larut air lebih sedikit dari pada yang larut lemak. Ada juga yang menduga oleh senyawa polipenol, terutama pada madu berwarna pekat. Oksidasi yang berlangsung pada zat-zat ini akan semakin menimbulkan warna (Sihombing, 1997). Kadar Air Madu Madu yang telah matang dan tua, mengandung kadar air 17,4 % atau lebih rendah, pada kadar air tersebut madu aman terhadap serangan ragi dan terjadinya fermentasi (Winarno, 1982). Kadar air madu sangat berpengaruh terhadap proses kristalisasi dan fermentasi. Madu berkadar air diatas 20 % akan rentan terhadap fermentasi (White, 1992). Air yang rendah akan menjaga madu dari kerusakan untuk jangka waktu yang relatif lama (Sihombing, 1997). Kadar Gula Madu Salah satu sifat yang unik dari madu adalah kandungan gulanya, yaitu levulosa (fruktosa). Gula ini memberikan rasa manis. Jenis gula yang dominan dalam hampir semua madu adalah fruktosa dan hanya sebagian kecil madu yang kandungan glukosanya lebih tinggi dari fruktosa. Glukosa akan membuat madu berkristal membentuk madu permanen. Fruktosa dan glukosa mencakup 85% - 90% dari karbohidrat yang terdapat dalam madu dan hanya sebagian kecil oligosakarida dan polisakarida (Sihombing, 1997). Fruktosa adalah gula yang paling bertanggung jawab terhadap sifat higroskopis madu (White, 1992). Glukosa akan mengkristal
pada konsentrasi 30% - 70% tergantung dari suhu, sementara fruktosa hanya akan mengkristal bila konsentrasi mencapai antara 78% - 95% (Gojmerac, 1983). Asam dalam Madu Keasaman madu ditentukan oleh disosiasi ion hidrogen dalam larutan air, namun sebagian besar juga oleh kandungan berbagai mineral (antara lain: Ca, Na, K) dan madu yang kaya akan mineral, pH-nya akan tinggi (Sihombing, 1997). Madu dapat digolongkan sebagai makanan asam karena mempunyai pH rendah yaitu antara 3,1-4,2 (Winarno, 1982). Keasaman dan tekanan osmosis madu yang tinggi, serta kadar air yang rendah berperan untuk pertahanan terhadap serangan mikroba (Molan, 2001). Sifat Anti Bakteri Hasil penelitian Wootton et al. (1978) dalam Winarno (1982) menyebutkan bahwa daya anti bakteri madu tidak ada kaitannya dengan kadar gula dan kadar air, tetapi oleh adanya suatu senyawa sejenis lysozime yang memiliki daya anti bakteri. Senyawa tersebut kini telah dikenal sebagai inhibine.
Semakin tinggi bilangan
inhibine semakin kuat daya anti biotiknya. Jumlah bilangan inhibine tergantung jenis, umur, kondisi madu tersebut. Gliserin Gliserin disebut juga dengan gliserol atau propana-1,2,3-triol merupakan jenis alkohol umum. Semua alkohol bersifat toksik (racun). Gugus hidroksil pada alkohol mengakibatkannya bersifat polar. Struktur
gliserin dapat dilihat pada
Gambar 1 (http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol, 2006). Gambar 1. Struktur Gliserin H H H | | | HO – C – C – C – OH | | | H OH H Gliserin merupakan cairan tidak berwarna hingga berwarna kekuningkuningan, rasa manis, tidak berbau, higroskopis, larut dalam alkohol dan air, tetapi
tidak larut dalam eter dan kloroform (Tano, 1999). Gliserin diperoleh dari proses saponifikasi trigliserida dan sorbitol, suatu alkohol heksa (Schmitt,1996) Gliserin merupakan humektan yang mampu mengikat udara. Humektan adalah zat yang ditambahkan untuk mencegah penguapan air dari sel kulit karena mampu mengikat air dari udara dan dalam kulit (Wasitaatmadja, 1997). Rahayu (2004) menyebutkan bahwa penggantian dan penurunan konsentrasi gliserin disarankan untuk mengurangi kesan lengket dan meningkatkan kesan dingin ditangan. Mulyana (2004) juga menyebutkan penggunaan madu sebagai pengganti gliserin karena sifat madu yang demulsen seperti gliserin. Gliserin memiliki sifat higroskopis, berasa manis, namun ada rasa panas yang tidak menyenangkan bila dioleskan pada kulit. Malam Lebah Kuning (Cera flava) Malam adalah lilin yang paling baik dan dihasilkan oleh lebah pekerja dari empat pasang kelenjar yang terdapat di bagian samping bawah perut. Puncak sekresi malam adalah saat lebah pekerja berumur dua minggu. Kegunaan terbanyak malam adalah untuk kosmetik, pembuatan lilin dan industri perlebahan. Namun, juga sebagai formula untuk krim, salep, lotion, pomade, lipstik dan pelapis pil (Sihombing, 1997). Sihombing (1997) juga menyebutkan, titik lebur malam murni berkisar antara 61-69 ºC (142-156 ºF), indeks refraksinya 1,44; tahanan dielektris 2,9 dan padat jenis pada 20 ºC adalah 0,96; lebih ringan dari air. Malam lebah tidak larut dalam air dan sedikit larut dalam alkohol dingin. Benzene chloroform, karbon disulfida, eter dan beberapa minyak terbang melarutkan malam komplit. Bau dan rasanya khas redam dan terbakar dengan nyala kuning bersih dan mengeluarkan aroma unik. Warna malam dikarenakan oleh pigmen yang terkandung dalam polen dan propolis atau mungkin dari besi oksida yang kontak dengan metal besi. Sifat alami malam lebah dapat dikatakan hampir konstan. Beberapa kontaminasi malam lebah dapat terjadi antara lain disebabkan oleh polen (tepung sari bunga), propolis (perekat) dan madu yang dapat meningkatkan densitas dan warna malam lebah (Gojmerac, 1980). Malam lebah yang digunakan dalam kosmetik adalah yang putih atau yang sudah diputihkan (bleached) (Coggshall dan Morse, 1984). Malam lebah yang
digunakan dalam krim tangan dan badan adalah malam lebah kuning karena pengolahan malam lebah dengan cara bleaching memiliki kelemahan yaitu akan merusak komponen aromatik dan juga komponen lain yang berjumlah sedikit (Krell,1996). Malam Lebah Putih (Cera alba) Malam lebah putih merupakan malam lebah yang diperoleh dengan cara memutihkan malam lebah kuning. Malam lebah putih dalam bentuk lempengan atau potongan berwarna putih atau putih kekuningan, tipis bening dengan butiran halus, tidak mengkilat, menjadi lunak dan liat bila digenggam, bau lemah khas madu, tidak tengik, tidak mempunyai rasa dan tidak melekat pada gigi. Larut dalam minyak atsiri dan minyak lemak, agak sukar larut dalam etanol (90%) dan eter, tidak larut dalam air (Departemen Kesehatan RI,1993). Rantung (2003) menyebutkan bahwa pemucatan dengan arang aktif menghasilkan malam lebah dengan derajat putih paling tinggi dibandingkan dengan bentonit, tetapi nilai rendemen dan bilangan penyabunan yang dipucatkan dengan bentonit merupakan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan arang aktif. Semakin tinggi konsentrasi bahan pemucat maka semakin rendah nilai rendemen dan pH, tetapi semakin tinggi konsentrasi yang digunakan nilai derajat putih semakin tinggi pula. Menurut FAO (1986), faktor-faktor yang penting dalam proses pengolahan malam lebah, yaitu: (1) sisiran dari madu yang telah diekstrak harus segera diolah sebelum terserang ngengat malam; (2) malam tidak dipanaskan secara langsung tetapi harus dicampur dengan air dan suhunya dijaga agar tidak mendidih o
(maksimum 80 C); (3) wadah yang digunakan untuk melelehkan malam lebah harus terbuat dari: aluminium, stainless steel, nikel, tinplate, unchipped enamel, atau plastik tahan panas. Penggunaan wadah yang terbuat dari besi, seng, tembaga atau kuningan harus dihindari; (4) sisiran yang mengandung bahan lain selain malam lebah tidak diolah menjadi malam lebah; (5) tebal cetakan tidak lebih dari 10 cm untuk mempermudah inspeksi terhadap penipuan misalnya dengan batu.
Madu dan Malam Lebah dalam Kosmetik Bangsa Mesir purba biasanya menggunakan madu untuk pembalseman (Sihombing, 1997). Dibidang kecantikan, madu digunakan sebagi lulur muka. Lulur muka akan lebih efektif dari penggunaan krim atau minyak-minyak lain karena disamping dapat melembabkan kulit dapat pula memberikan gizi pada kulit. Madu mempunyai sifat higroskopis, yaitu mudah menyerap air dari udara, karena itu dapat digunakan sebagai humektan. Sifat madu yang sangat higroskopis menyebabkan madu dapat menyerap sekresi lemak dari kulit, disamping mengandung senyawa inhibine yang dapat bekerja sebagai desinfektan (Winarno,1982) Mulyana (2003) menyatakan bahwa berdasarkan sifat-sifatnya, madu dalam formulasi sediaan krim dapat berfungsi sebagai pengganti gliserin. Sifat madu yang demulsen seperti gliserin memiliki kelebihan yaitu mengandung zat anti bakteri, gula invert, protein dan beberapa asam (diantaranya asam pentotenat), sehingga madu dapat digunakan untuk menggantikan gliserin dalam formulasi sediaan krim. Alasan penting mengapa malam lebah digunakan dalam kosmetik adalah malam lebah tidak akan berubah tengik. Alasan yang tidak kalah penting adalah bahwa malam lebah bukan bahan yang iritan atau sensitif ketika kontak dengan kulit (Coggshall dan Morse, 1984). Penelitian Rahayu (2004) menyebutkan bahwa penambahan malam lebah kuning dalam krim tangan dan badan dapat meningkatkan viskositas dan kestabilan emulsi. Uji hedoniknya menyebutkan bahwa panelis memberikan respon agak suka sampai suka terhadap produk krim tangan dan badan yang dihasilkan. Peningkatan konsentrasi malam lebah yang ditambahkan cenderung menurunkan kesukaan panelis terhadap homogenitas dan warna krim, tetapi tidak mengubah kesukaan panelis terhadap bau, kesan lengket dan kesan dingin di tangan. Noerono (1990) menyatakan bahwa stabilitas emulsi adalah sifat yang mempertahankan distribusi halus dan teratur dari fase terdispersi dalam jangka waktu yang lama pada pengemulsian yang diakibatkan oleh gaya mekanis. Krim Tangan dan Badan Fungsi kulit adalah sebagai batas utama antara tubuh dan lingkungan hidup yang terdiri atas berbagai macam bahan, baik fisik maupun kimia yang dapat menimbulkan kerusakan pada jaringan kulit. Pada kondisis kulit tertentu, pelembab
diperlukan oleh kulit untuk mempertahankan struktur dan fungsinya. Berbagai faktor baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh dapat mempengaruhi struktur dan fungsi kulit tersebut, misalnya; udara kering, sinar matahari terik, angin keras, umur lanjut, berbagai penyakit kulit maupun penyakit dalam tubuh dan lain sebagainya (Wasitaatmadja, 1997). Wasitaatmadja (1997) juga menyatakan bahwa karena faktor-faktor tersebut, kulit dapat menjadi lebih kering akibat kehilangan air oleh penguapan yang tidak kita rasakan (insensible water loss perspiration). Secara alami kulit telah berusaha melindungi diri dari kehilangan air yang berlebihan, yaitu dengan adanya tabir lemak diatas kulit (skin surface lipids) yang dihasilkan dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Dalam kondisi tertentu faktor perlindungan alamiah (natural moisturizing factor/ NMF) tersebut tidak mencukupi, karena itu dibutuhkan perlindungan tambahan yaitu dengan pemberian pelembab kulit. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Permenkes No. 445 Tahun 1998 dalam Tranggono 2003, kosmetika adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar tubuh (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan, tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit. Suryani et al. (2000) mengatakan bahwa krim kosmetik merupakan salep yang banyak mengandung air (30-60 %) dengan konsistensi lebih lunak daripada salep. Krim adalah sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih zat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Menurut Sapniani et al. (2002), krim kulit (skin cream) adalah perantara bagi komponen yang berfungsi untuk mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan kulit, mencegah kehilangan air, membersihkan kulit dan mempertahankan bahan aktif pada kulit. Pada Tabel 1 berikut ini syarat mutu krim kosmetik yang mengacu pada sediaan tabir surya seperti yang dikutip dari Dewan Standarisasi Nasional (DSN, 1996).
Tabel 1. Standar Mutu Sediaan Tabir Surya (SNI 16-4399-1996) Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan
Penampakan
-
Homogen
pH
-
4,5-8,0
-
0,95-1,05
Viskositas 25 C
cP
2000-50000
Cemaran mikroba
Koloni / gram
Maks 102
Bobot jenis 20 oC o
Sumber : Dewan Standarisasi Nasional 1996
Proses produksi krim kosmetik adalah dengan cara mencampurkan bahanbahan yang larut dalam fase air pada bahan bahan yang larut dalam fase lemak, dengan cara pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1996). Bahan-bahan yang digunakan dalam krim kosmetik memiliki fungsi yang berbeda-beda antar lain: 1. Setil alkohol adalah alkohol lemak yang berbentuk lemak putih agak keras yang mengandung gugusan kelompok hidroksil, banyak digunakan sebagai pengental, pembentuk konsistensi, dan penstabil emulsi pada produk emulsi seperti krim dan lotion (Mitsui, 1997). Memiliki titik leleh 45-52 oC. Setil alkohol yang umum digunakan berkisar antara 1-3% pada formulasi produk. Semakin besar konsentrasi setil alkohol yang digunakan dalam formulasi, emulsi yang terbentuk akan semakin tebal dan padat dan kemungkinan akan terjadi granulasi (Wilkinson dan Moore, 1982). 2. Metil paraben berbentuk serbuk halus dengan warna putih merupakan bahan pengawet yang efektif terhadap jamur dan mikroba. Efektif pada rentang pH 4-8 (Mitsui,1997). 3. Trietanolamin Trietanolamin berupa cairan tidak berwarna, tidak berbau, higroskopis, mudah larut dalam etanol dan juga berfungsi sebagai emulsifier dan pengatur pH (Departemen Kesehatan RI,1993). Trietanolamin merupakan jenis emulsi yang umum digunakan (Suryani et al., 2000). 4. White oil merupakan salah satu bahan yang digunakan sebagai pelembut atau emollient (Chester, 1971).
5. Asam stearat Asam stearat atau asam oktadekanoat adalah asam lemak jenuh yang mudah diperoleh dari lemak hewani serta minyak masak. Bentuknya padat pada suhu ruang, dengan rumus kimia CH3(CH2)16COOH. Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak hewan dengan air pada suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh dari hidrogenasi minyak nabati. Titik lebur asam stearat 69,6°C dan titik didihnya 361°C. Reduksi asam stearat menghasilkan stearil alkohol. (http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_stearat).
METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu dari bulan September sampai bulan Desember 2005. Pelaksanaannya dilakukan di Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Hewan dan Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan serta Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah madu dan malam lebah kuning yang dapat diperoleh dari Pusat Perlebahan Nasional Parung Panjang, Bogor. Bahan lain yang digunakan dalam formulasi krim tangan dan badan adalah asam stearat (CH3(CH2)16COOH), white oil, setil alkohol (C15H33OH), trietanolamin ((HOC2H4)3N), metil paraben dan akuades. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: magnetic stirrer, beaker glass, termometer, stopwatch, timbangan, kain saring, panci aluminium, kompor listrik, tabung Erlenmeyer, pemanas air, pipet, viscometer, oven, timbangan analitik, pH meter, cawan petri, wadah plastik, dan peralatan uji organoleptik. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan perlakuan empat konsentrasi malam lebah (0,5%; 1%; 1,5%; dan 2%) dan empat kali ulangan. Model matematik yang digunakan adalah menurut Steel dan Torrie (1995), yaitu: Yij = μ + αi + εij Keterangan: Yij
= Nilai pengamatan pada ulangan ke-j dari konsentrasi malam lebah ke-i
μ
= Nilai rataan umum
αi
= Pengaruh penambahan lebah pada konsentrasi ke-i
εij
= Galat percobaan pada ulangan ke-j dari perlakuan ke-i
i
= Konsentrasi malam lebah (i = 4 yaitu: (1). 0,5%; (2). 1%; (3). 1,5% dan (4). 2%)
j
= Ulangan (j = 4)
Pengaruh peningkatan konsentrasi malam lebah terhadap peubah, dianalisis dengan sidik ragam polinomial. Karakteristik krim dengan penambahan campuran madu dan malam lebah akan dibandingkan dengan krim kontrol (formula gliserin) dengan menggunakan analisis kontras ortogonal. Analisis sifat organoleptik dilakukan dengan uji perbandingan jamak. Uji perbandingan jamak dilakukan untuk membandingkan krim kontrol dengan krim perlakuan. Data dianalisis dengan sidik ragam dan bila berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Tukey (Larmond, 1977). Peubah yang diamati Nilai pH (AOAC, 1995). Mula-mula dilakukan standarisasi dengan cara elektroda pH meter dicelupkan ke dalam pH standar 6,86 dan dicuci dengan akuades. Kemudian satu gram contoh diencerkan dengan akuades (1:10). Bagian elektroda pH meter dimasukkan ke dalam contoh yang telah diencerkan dan angka yang terlihat pada layar adalah nilai pH-nya. Stabilitas Emulsi (AOAC, 1995). Sekitar lima gram bahan emulsi ditimbang di dalam cawan petri. Wadah dan bahan tersebut dimasukkan ke oven dengan suhu 45ºC selama satu jam lalu dimasukkan ke pendingin bersuhu dibawah 0 ºC selama satu jam. Selanjutnya cawan berisi contoh dimasukkan lagi ke dalam oven bersuhu 45 ºC selama satu jam. Pengamatan dilakukan terhadap kemungkinan terjadinya pemisahan air dari emulsi. Air yang terpisah diserap dengan kertas saring. Kestabilannya dihitung berdasarkan persentase fase terpisah terhadap emulsi keseluruhan. Berat fase yang tersisa Stabilitas Emulsi =
× 100% Berat total bahan emulsi
Berat fase tersisa
= berat bahan emulsi setelah pengovenan kedua + cawan – berat cawan Berat total bahan emulsi = berat bahan emulsi + cawan – berat cawan Viskositas (AOAC, 1995). Viskositas diukur dengan menggunakan viskometer. Contoh dimasukan kedalam tabung film, lalu didiamkan selama 30 menit pada suhu 25 ºC. Spindel yang digunakan adalah spindel nomor empat dengan kecepatan putar
6 rpm. Nilai viskositas adalah nilai pada layar dikalikan angka pengali pada kecepatan putar. Berat Jenis. Berat jenis diukur dengan menggunakan mangkuk besi yang memiliki ukuran volume. Sampel dimasukkan dalam mangkuk, kemudian total berat dikurangi dengan berat cawan adalah berat sampel. Berat sampel per volume sampel merupakan nilai berat jenis krim tersebut. Total Cemaran Mikroba (Dewan Standarisasi Nasional, 1992). Contoh diencerkan dengan pengencer steril hingga 10-3 kemudian dihomogenkan. Satu ml dari masing-masing pengenceran contoh dipipet ke dalam cawan petri steril secara duplo lalu dituangkan 12-15 ml media Plate Count Agar (PCA) cair. Cawan Petri digoyangkan secara perlahan hingga contoh tercampur rata. Campuran tersebut dibiarkan memadat, kemudian dimasukkan ke inkubator (35±1 ºC) dengan posisi terbalik selama 48 jam. Jumlah koloni mikroba dalam satu gram atau satu ml contoh dihitung dengan mengalikan jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengencer yang digunakan. Sifat Organoleptik Uji organoleptik yang digunakan adalah uji perbandingan jamak (Larmond, 1977). Uji ini dilakukan untuk membandingkan krim kontrol dengan krim perlakuan. Sifat organoleptik yang diamati antara lain: kesan lengket, kesan hangat, homogenitas dan warna. Panelis yang digunakan adalah panelis agak terlatih berjumlah 20 orang. Pemilihan panelis agak terlatih dilakukan dengan beberapa tahap: 1. Panelis adalah orang yang telah berpengalaman melakukan uji organoleptik 2. Panelis yang digunakan adalah wanita, dengan pertimbangan mengetahui produk kosmetik seperti krim atau lotion dan berpengalaman dalam penggunaannya. 3. Panelis dilatih untuk membandingkan dan membedakan krim yang dijadikan sebagai standar (krim yang telah dipasarkan ) dengan krim yang dijadikan sebagai pembanding (kontrol).
4. Panelis juga dilatih dengan memberikan penjelasan terhadap sifat organoleptik yang akan diamati yaitu: warna, homogenitas, kesan hangat dan kesan lengket. Penilaian awal dilakukan oleh panelis untuk menentukan kesan lebih, sama atau kurang terhadap sifat organoleptik yang diamati. Selanjutnya panelis menilai seberapa besar perbedaan tersebut; apakah sedikit, cukup, banyak atau sangat banyak. Skala yang digunakan dalam tabulasi penilaian ini adalah sebagai berikut: 1. Amat sangat kurang ,2. Sangat kurang, 3. Kurang, 4. Sedikit kurang, 5. Sama dengan contoh, 6. Sedikit lebih, 7. Lebih, 8. Sangat lebih, 9. Amat sangat lebih. Prosedur Pencucian Malam Lebah Proses pencucian malam lebah dilakukan mengacu pada FAO (1996). Malam lebah kuning ditimbang, kemudian dilelehkan dalam air panas (malam : air = 1 : 5) pada suhu 65 oC disertai dengan pengadukan selama 15 menit sampai malam mencair semua. Malam kemudian disaring dengan kain saring, ditampung pada bak penampung berlapis aluminium dan dibiarkan pada suhu ruang sampai mengeras. Malam lebah yang mengeras diangkat dari air dan dibersihkan dari kotoran yang masih menempel. Pembersihan kotoran yang menempel pada bagian bawah malam lebah dilakukan dengan cara dikikis menggunakan pisau. Diagram alir proses pencucian malam lebah dapat dilihat pada Gambar 2. Malam lebah Pelelehan serta pengadukan (T = 65 ºC, malam : air = 1 : 5, 15 menit) Penyaringan dengan kain saring pada wadah berlapis aluminium Pendinginan pada suhu ruang
Pemisahan malam dengan air dan pemisahan dari kotoran yang menempel Malam lebah kuning
Gambar 2. Diagram Alir Proses Pencucian Malam Lebah
Formulasi Krim Tangan dan Badan Formula krim tangan dan badan mengacu pada formula dalam penelitian Mulyana (2003) dan Rahayu (2004). Krim tangan dan badan dibuat dengan menggunakan 10 gram madu sebagai pengganti gliserin dan malam lebah pada konsentrasi yang berbeda-beda (0,5%; 1%; 1,5%; 2%), sedangkan krim kontrol dibuat dengan menggunakan formula gliserin. Tiap perlakuan terdiri dari empat kali ulangan. Formula krim tangan dan badan dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel 2. Formula Krim Tangan dan Badan Nama Bahan
Formula Fkontrol
F0,5
F1
F1,5
F2
(g) Malam lebah
0
0,5
1
1,5
2
Madu
0
10
10
10
10
Gliserin
10
0
0
0
0
Trietanolamin
2
2
2
2
2
White oil
20
20
20
20
20
Asam sterat
7
7
7
7
7
Setil alkohol
2
2
2
2
2
Metil paraben
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
Akuades
58,9
58,4
57,9
57,4
56,9
Keterangan: 1. Formula dimodifikasi berdasarkan Mulyana (2003) dan Rahayu (2004) 2. F 0,5; 1; 1,5; 2 = formula krim dengan penambahan malam lebah berturut-turut : 0,5%; 1%; 1,5% dan 2% dari berat adonan.
Perbedaan formulasi F0,5; F1; F1,5 dan F2 hanya pada konsentrasi malam lebah yaitu berturut-turut: 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% sedangkan komponen lain yang digunakan tetap. Proses Pembuatan Krim Kontrol Pembuatan krim kontrol dilakukan berdasarkan proses Tano (1999). Proses diawali dengan pemanasan asam stearat, white oil, dan setil alkohol dalam beker gelas hingga suhu 70 oC disertai dengan pengadukan. Lalu suhu diturunkan hingga 65 oC, dimasukkan trietanolamin secara perlahan-lahan dan terus diaduk sampai adonan tercampur rata dalam beker gelas diatas magnetic stirrer (Adonan 1).
Gliserin dan air dipanaskan hingga suhu 80 oC dalam wadah yang berbeda. Lalu dilakukan pendinginan hingga suhu 65 oC (Adonan 2). Adonan 1 dan 2 dicampur sambil terus diaduk dengan magnetic stirrer pada putaran penuh. Pengadukan dilakukan sampai terbentuk emulsi krim yang halus. Pengadukan dilanjutkan secara manual terus dilakukan sampai adonan mengembang (Adonan 3). Adonan 3 dibiarkan hingga suhu turun menjadi 40 oC. Metil paraben ditambahkan sambil terus dilakukan pengadukan sampai terbentuk krim yang halus. Setelah dingin krim dimasukkan dalam kemasan botol plastik. Diagram alir proses pembuatan krim kontrol dapat dilihat dalam Gambar 3. Asam stearat, white oil, setil alkohol
Akuades + gliserin
Pengadukan dan pemanasan (70 ºC)
Pengadukan dan pemanasan (80 ºC)
Pengadukan dan pendinginan (65 ºC) + trietanolamin
Pengadukan dan pendinginan (65 ºC)
Adonan 1
Adonan 2 Adonan 3 Pengadukan sampai terbentuk krim yang halus
Metil parabens
Pengadukan manual ( 40 ºC) Krim tangan dan badan
Gambar 3. Diagram Alir Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan Kontrol (Tano, 1999) Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah Proses pembuatan krim tangan dan badan dengan bahan madu dan malam lebah dilakukan berdasarkan penelitian Mulyana (2003) dan Rahayu (2004). Prinsip pembuatan krim tangan dan badan sama dengan pembuatan krim kontrol. Proses pembuatan dimulai dengan pemanasan asam stearat, white oil, setil alkohol dan
malam lebah
dalam beker gelas pada suhu 75 oC sampai mencair, kemudian
didinginkan sampai suhu 65 oC (Adonan 1). Pada kondisi tersebut trietanolamin ditambahkan perlahan-lahan dan diaduk dengan magnetic stirrer. Adonan 2 terdiri dari madu yang ditambahkan dengan akuades. Adonan 2 tersebut hanya dipanaskan hingga suhu 40 oC, hal ini untuk mencegah terjadinya perubahan komponen dalam madu. Campuran madu dan akuades ditambahkan kedalam fase minyak pada suhu 30-35 oC. Adonan 1 dan adonan 2 dicampur sambil terus diaduk sampai adonan mengembang (Adonan 3). Metil paraben ditambahkan dan pengadukan terus dilakukan hingga terbentuk krim yang halus. Diagram alir proses pembuatan krim tangan dan badan dapat dilihat pada Gambar 4. Asam stearat, white oil, setil alkohol malam lebah (0,5%, 1%, 1,5%, 2%)
Akuades + Madu
Pengadukan dan pemanasan (75 ºC)
Pengadukan dan pemanasan (40 ºC)
Pengadukan dan pendinginan (65 ºC) + trietanolamin
Pengadukan dan pendinginan (35 ºC)
Pengadukan dan pendinginan (30-35 OC
Adonan 1
Adonan 3
Adonan 2
Pengadukan sampai terbentuk krim yang halus Metil parabens
Pengadukan manual ( 30-35 ºC) Krim tangan dan badan Dengan madu dan malam lebah
Gambar 4. Diagram Alir Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan dengan Bahan Campuran Madu dan Malam Lebah. Dimodifikasi dari Mulyana (2003) dan Rahayu (2004)
HASIL DAN PEMBAHASAN Pencucian Malam Lebah Pencucian malam lebah dilakukan dengan dua proses yaitu pemanasan dan o
penyaringan. Malam lebah dipanaskan pada suhu 65 C sehingga dapat mencairkan seluruh malam lebah dan dapat mempermudah proses penyaringan. Proses penyaringan bertujuan untuk menyaring kotoran agar tidak ikut dalam malam lebah yang akan dimanfaatkan pada krim tangan dan badan. Pembersihan juga dilakukan dengan mengikis bagian bawah lempengan malam lebah yang berwarna lebih gelap, sehingga malam lebah yang dihasilkan berwarna lebih cerah. Malam lebah kuning hasil pencucian dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Malam Lebah Kuning Hasil Pencucian
Proses pemanasan berpengaruh terhadap warna, aroma, dan tekstur. Pemanasan menyebabkan terputusnya beberapa ikatan kimia malam lebah dan menguapkan beberapa senyawa aromatik. Hal ini menyebabkan malam lebah hasil pencucian berwarna lebih cerah, tekstur malam menjadi lebih rapuh dan aroma khas malam yang semakin berkurang. Pemanasan malam lebah juga berperan mengurangi mikroba yang mengkontaminasi. Menurut FAO (1996), suhu pemanasan yang semakin tinggi dapat menyebabkan perubahan sifat fisik, kimia dan aroma malam lebah. Proses Pembuatan Krim Tangan dan Badan Proses pembuatan krim tangan dan badan dengan penambahan campuran madu dan malam lebah pada prinsipnya tidak berbeda bila dibandingkan dengan proses pembuatan krim tangan dan badan kontrol. Perbedaan hanya terdapat pada suhu yang digunakan. Pemanasan Adonan 1 yang terdiri dari: malam lebah, asam
o
stearat, dan setil alkohol dilakukan pada suhu 75 C karena suhu tersebut mampu o
mencairkan adonan secara sempurna. Pemanasan diatas 80 C, tidak dianjurkan karena dapat merusak komponen malam lebah. Adonan 2 yang terdiri dari akuades o
dan madu hanya dipanaskan pada suhu 40 C, hal ini untuk menghindari rusaknya komponen dalam madu seperti gula. Pencampuran Adonan 2 ke dalam adonan 1 sehingga menghasilkan adonan 3, o
dilakukan pada suhu 30-35 C. Pencampuran adonan 2 ke dalam adonan 1, dapat menyempurnakan proses penuangan. Pengadukan dengan magnetic stirrer pada adonan 3 dilakukan dengan kecepatan penuh untuk membentuk emulsi krim yang halus. Pengadukan manual setelah terbentuk emulsi krim dilakukan untuk menyempurnakan pencampuran metil paraben. Sifat Fisik Krim Tangan dan Badan Analisis sifat fisik dilakukan untuk mengetahui karakteristik krim tangan dan badan yang dihasilkan. Standarisasi produk krim tangan dan badan mengacu pada Standarisasi Nasional Indonesia (SNI:16.4399.1996) mengenai mutu sediaan tabir surya. Pemilihan tabir surya didasarkan pada sifat tekstur yang sama, yang berbeda hanya formula yang digunakan. Sifat fisik krim yang dianalisis adalah: pH, stabilitas emulsi, berat jenis, dan viskositas dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Sifat Fisik Krim Tangan dan Badan pada Formulasi Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah Formulasi Peubah
Satuan
SNI
Fkontrol
pH
-
4,5-8
Stabilitas Emulsi
%
BJ Viskositas
F0,5
F1
F1,5
7,49 ±0,09
7,301 ± 0,04
7,295 ± 0,04
7,248 ± 0,12
Rataan Perlakuan 7,178 7,256 ± 0,24
-
74,725 ±2,37
68,12 ± 3,29
74,988 ± 3,86
77,533 ± 6,86
78,370 ± 1,79
74,75
-
0,951,05
0,909 ±0,01
0,917 ± 0,03
0,914 ±0,03
0,913 ±0,04
0,908 ±0,008
0,913
cp
200050000
42094 ±2929
22125 ±3117
26125 ±6993
25406 ±5523
21188 ±5178
23711
F2
Keterangan: F 0,5; 1; 1,5; 2 = Hasil rataan analisis krim tangan dan badan dengan formulasi madu 10% dan malam lebah berturut-turut: 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%.
Bila dibandingkan dengan krim kontrol (formula gliserin), penambahan madu dan malam lebah pada krim tangan dan badan, dapat meningkatkan nilai rataan stabilitas emulsi dan menurunkan nilai rataan pH serta viskositas. Nilai rataan pH dan viskositas masih berada dalam kisaran SNI, sedangkan rataan nilai berat jenis sedikit dibawah kisaran SNI. Nilai pH Derajat keasaman suatu produk ditunjukkan oleh nilai pH produk tersebut. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi malam lebah tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pH krim tangan dan badan (Lampiran 2). Rataan umum nilai pH krim dengan perlakuan penambahan madu dan malam lebah adalah 7,256 (Tabel 3). Nilai pH ini masih berada dalam kisaran SNI yaitu 4,5-8,0. Bila dibandingkan dengan kontrol dalam uji kontras ortogonal tampak bahwa penambahan madu dan malam lebah yaitu pada F1, F1,5 dan F2 berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pH krim yang dihasilkan. Pengaruh nyata tersebut dapat dilihat dalam Tabel 3 yang menunjukkan peningkatan konsentrasi malam lebah akan semakin menurunkan nilai pH krim yang dihasilkan. Hal ini berarti penurunan nilai pH lebih dipengaruhi oleh penambahan malam lebah, ditunjukkan pada F0,5 yang tidak berbeda nyata. Nilai pH malam lebah adalah 6,0. Penambahan campuran madu dan malam lebah pada krim tangan dan badan dapat dikatakan memberikan efek positif, karena semakin mendekati pH kulit. Nilai pH kulit berkisar antar 5,0-6,5. Apabila pH sediaan kosmetik jauh berbeda dengan pH kulit, maka produk tersebut cenderung mengiritasi kulit. Stabilitas Emulsi Stabilitas emulsi sangat menentukan daya terima konsumen terhadap produk. Stabilitas emulsi menunjukkan kestabilan bahan penyusun suatu larutan dimana pertikel-pertikel yang terdispersi tidak mempunyai kecenderungan untuk bergabung dengan pertikel lainnya. Rataan umum nilai stabilitas krim dengan penambahan campuran madu dan malam lebah adalah 74,75 (Tabel 3). Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap stabilitas emulsi (Lampiran 3). Peningkatan konsentrasi malam lebah dari 0,5; 1; 1,5 dan 2% dalam formulasi krim dapat meningkatkan rataan stabilitas emulsi yaitu berturut-turut 68,120±3,29; 74,988±3,86; 77,533±6,86;
dan 78,370±1,79%. Stabilitas emulsi krim tangan dan badan yang dihasilkan disajikan pada Gambar 6.
S tab ilitas E m u lsi (% )
y = 0.4358x3 - 4.7765x2 + 18.147x + 54.314 R2 = 1 80 75 70 65 60 0.5
1
1.5
2
Konsentrasi malam lebah (%)
Gambar 6. Stabilitas Emulsi Krim Tangan dan Badan pada Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah. Hasil analisis polinomial orthogonal menunjukkan bahwa konsentrasi malam lebah mempengaruhi stabilitas emulsi krim secara kubik Y = 0,4358x3-4,7765x2+ 18,147x+54,314 (R2=1). Gambar 5 menunjukkan bahwa penambahan malam lebah dari 0,5%-1% sangat meningkatkan stabilitas emulsi, sedangkan penambahan pada konsentrasi selanjutnya tidak terlalu meningkatkan stabilitas emulsi krim yang dihasilkan. Peningkatan stabilitas yang tinggi pada krim dengan konsentrasi malam lebah 0,5%-1% diduga karena pengaruh malam lebah yang berfungsi sebagai penstabil. Peningkatan konsentrasi malam lebah diatas 1% tidak terlalu meningkatkan stabilitas emulsi karena ukuran komponen lain yang masih tetap. Bila dibandingkan dengan kontrol dalam uji kontras ortogonal tampak bahwa penambahan campuran madu dan malam lebah yang berpengaruh secara nyata (P<0,05) terhadap stabilitas emulsi hanya pada F0,5. Nilai stabilitas emulsi F0,5 lebih rendah bila dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa madu cenderung tidak meningkatkan stabilitas emulsi. Stabilitas emulsi dipengaruhi oleh malam lebah. Akan tetapi konsentarsi malam lebah 0,5% belum mampu meningkatkan stabilitas emulsi. Stabilitas emulsi mulai meningkat pada konsentrasi malam lebah diatas 1%.
Berat Jenis Berat jenis krim tangan dan badan dengan penambahan campuran madu dan malam lebah berkisar antara 0,908±0,008-0,917±0,03. Nilai berat jenis ini berada sedikit dibawah kisaran SNI. Meskipun lebih rendah dari SNI, hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi malam tidak berpengaruh nyata terhadap berat jenis krim. Nilai berat jenis krim tangan dan badan yang lebih rendah dari SNI, diduga mengandung resiko terhadap pemisahan air dengan komponen lain yang memiliki berat jenis lebih rendah dari air. Uji kontras orthogonal menunjukkan bahwa krim tangan dan badan dengan penambahan madu dan malam lebah (F0,5; F1; F1,5; F2) tidak berbeda secara nyata bila dibandingkan dengan krim kontrol. Hal ini terjadi karena berat jenis madu hampir sama dengan berat jenis gliserin, dan berat jenis malam lebah hampir sama dengan berat jenis komponen yang lainnya. Viskositas Viskositas menunjukkan kekentalan suatu bahan. Viskositas krim tangan dan badan dengan penambahan madu dan malam lebah berkisar antara 21188±517826125±6993 cP (centi Pouse). Nilai tersebut masih dalam kisaran SNI yaitu: 2000 – 50000 cP (DSN, 1996). Hasil sidik ragam menunjukan bahwa penambahan malam lebah dengan konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5% dan 2% tidak berpengaruh nyata terhadap viskositas krim. Bila dibandingkan dengan kontrol dalam uji kontras ortogonal tampak bahwa penambahan madu dan malam lebah berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap viskositas krim yang dihasilkan. Penambahan campuran madu dan malam lebah dapat menurunkan viskositas krim yang dihasilkan. Penurunan viskositas ini diduga karena kandungan air dalam madu. Madu yang digunakan mengandung kadar air 2122%. Total Cemaran Mikroba Total cemaran mikroba krim tangan dan badan diukur dengan metode cawan. Pengukuran dilakukan setelah seluruh proses pembuatan krim tangan dan badan selesai. Total cemaran mikroba krim tangan dan badan disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4. Total Cemaran Mikroba Krim Tangan dan Badan Formula
Pengenceran
Rata-rata (Koloni/gram)
F Kontrol
10 -1 10 -2 10 -3
kurang dari 10
10 -1 10 -2 10 -3
kurang dari 10
10 -1 10 -2 10 -3
kurang dari 10
10 -1 10 -2 10 -3
kurang dari 10
10 -1 10 -2 10 -3
kurang dari 10
F 0,5
F1
F1,5
F2
Keterangan: F 0,5; 1; 1,5; 2 = Hasil rataan analisis krim tangan dan badan dengan formulasi madu 10% dan malam lebah berturut-turut: 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2%.
Hasil analisa total cemaran mikroba hingga pengenceran 10-3 masih berada dibawah 10 koloni/gram. Hal ini menunjukan bahwa krim tangan dan badan dengan penambahan madu dan malam lebah aman untuk digunakan. Penggunaan alat dan bahan krim kosmetik yang steril serta penambahan metil paraben 0,1% dapat mencegah tumbuhnya cemaran mikroba. Pencegahan mikroba pada tahap berikutnya dapat dilakukan dengan memperhatikan proses penyimpanan. Nilai berat jenis yang berada dibawah kisaran SNI No. 16-4399-1996, berpeluang menyebabkan lapisan terpisah antara air dengan komponen lain yang memiliki berat jenis lebih rendah selama proses penyimpanan. Pemisahan ini diduga mengandung resiko tumbuhnya bakteri pada krim tangan dan badan tersebut. Rahayu (2004) menyebutkan bahwa rata-rata total mikroba krim tangan dan badan menunjukkan dengan semakin lama penyimpanan jumlah total mikroba semakin meningkat. Jumlah mikroba juga dipengaruhi oleh konsentrasi malam lebah yaitu semakin tinggi konsentrasi malam lebah akan cenderung memperbesar
kontaminasi mikroba pada krim tangan dan badan. Hal ini disebabkan malam lebah yang digunakan tidak disterilkan karena dapat menyebabkan kerusakan sifat fisik dan kimia malam lebah. Sifat Organoleptik Uji organoleptik yang digunakan adalah uji perbandingan jamak. Uji ini dilakukan untuk mengetahui nilai organoleptik panelis terhadap warna, homogenitas, kesan hangat dan kesan lengket krim dengan penambahan campuran madu dan malam dibandingkan dengan krim kontrol. Hasil uji perbandingan jamak disajikan dalam Tabel 5. Tabel 5. Nilai Organoleptik Krim Tangan dan Badan pada Formulasi Madu dengan Berbagai Konsentrasi Malam Lebah Formula
Sifat Organoleptik
F0,5
F1
F1,5
F2
Warna
6,15b
6,35b
6,5b
7,1a
Homogenitas
5,6
5,4
5,45
5,65
Kesan Hangat
4,55
4,85
4,9
4,9
Kesan Lengket
4,5b
5,5ab
5,6a
4,7ab
Keterangan: - F0,5; F1; F2; F3 = Formulasi krim tangan dan badan dengan penambahan madu dengan malam lebah konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%. - Skala organoleptik: 1. Amat sangat kurang; 2. Sangat kurang; 3. Kurang; 4. Sedikit kurang; 5. Sama dengan contoh; 6. Sedikit lebih; 7. Lebih; 8. Sangat lebih; 9. Amat sangat lebih. - a / b = Superskrip yang berbeda menunjukkan warna dan kesan lengket yang berbeda nyata
Bila dibandingkan dengan krim formula gliserin, penambahan madu dengan berbagai konsentrasi malam lebah, mampu mempengaruhi warna, homogenitas dan kesan lengket, akan tetapi tidak berpengaruh terhadap nilai kesan hangat. Peningkatan konsentrasi malam lebah, berpengaruh meningkatkan nilai organoleptik warna dan kesan lengket krim tangan dan badan yang dihasilkan. Warna Warna krim tangan dan badan dipengaruhi oleh bahan-bahan yang digunakan. Bervariasi dari warna putih susu hingga krem tua. Warna krim tangan dan badan dapat dilihat pada Gambar 7.
Fkontrol
F0,5
F1
F1,5
F2
Gambar 7. Warna Krim Tangan dan Badan Bila dibandingkan dengan krim kontrol, warna krim perlakuan berada pada skala 6,15-7,1. Hal ini berarti bahwa krim dengan penambahan campuran madu dan malam lebah berwarna lebih krem dari pada krim kontrol. Perubahan warna ini disebabkan oleh penambahan madu yang berwarna coklat dan malam lebah kuning. Peningkatan konsentrasi malam lebah juga memberikan pengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap warna krim tangan dan badan yang dihasilkan, yaitu pada F2. Hal ini karena malam lebah yang digunakan adalah malam lebah kuning, sehingga peningkatan konsentrasi malam lebah akan semakin meningkatkan warna krem pada krim tangan dan badan yang dihasilkan. Homogenitas Homogenitas merupakan salah satu parameter penting dalam penilaian produk kosmetik. Hasil uji organoleptik krim tangan dan badan dengan penambahan campuran madu dan malam lebah berkisar antara 5,4-5,65. Nilai ini menunjukkan bahwa krim hasil perlakuan sedikit lebih homogen dibandingkan dengan krim kontrol. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi malam lebah tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap homogenitas krim tangan dan badan.
Kesan Hangat Rataan analisis organoleptik krim tangan dan badan dengan penambahan madu dan malam lebah berkisar antar 4,55-4,9. Nilai ini menunjukkan krim perlakuan memiliki kesan hangat yang sama dengan krim kontrol. Hasil sidik ragam juga menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi malam lebah tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kesan hangat krim tangan dan badan yang dihasilkan. Hal ini berarti bahwa campuran madu dan malam lebah pada konsentrasi tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kesan hangat pada krim tangan dan badan. Kesan Lengket Hasil uji organoleptik terhadap kesan lengket berkisar antara: 4,5-5,6. Nilai ini menunjukkan bahwa krim tangan dan badan perlakuan memiliki kesan lengket yang sama dengan krim kontrol dan ada juga yang sedikit lebih lengket dari krim kontrol. Diantara krim perlakuan terdapat perbedaan nilai kesan lengket yaitu: nilai kesan lengket terrendah pada F0,5 sedangkan kesan lengket tertinggi pada F1,5. Peningkatan konsentrasi malam lebah seharusnya dapat meningkatkan kesan lengket, karena diduga dalam malam lebah masih terdapat propolis yang mengkontaminasi. Akan tetapi, nilai kesan lengket juga dipengaruhi oleh faktor panelis, seperti: kepekaan panelis terhadap rasa lengket, ketebalan pengolesan krim pada permukaan kulit tangan dan kekuatan penekanan saat merasakan. Penentuan Formula Krim Tangan dan Badan Terbaik Kualitas krim tangan dan badan sangat dipengaruhi oleh sifat fisik dan organoleptiknya. Pengaruh positif dan negatif karena penambahan campuran madu dengan berbagai konsentrasi malam lebah pada krim tangan dan badan dapat dilihat dengan membandingkannya terhadap krim tangan dan badan kontrol (formula gliserin). Tabel 6 menyajikan pengaruh positif dan negatif sifat fisik dan organoleptik krim tangan dan badan dengan panambahan campuran madu dan malam lebah.
Tabel 6. Pengaruh Positif dan Negatif Sifat Fisik dan Organoleptik Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Campuran Madu dan Malam Lebah Sifat
Formula Fkontrol
F0,5
F1
F1,5
F2
pH
+
++
++
++
++
Stabilitas Emulsi
+
-
+
+
+
Berat Jenis
+
+
+
+
+
Viskositas
+
-
-
-
-
Warna
+
-
-
-
--
Homogenitas
+
+
+
+
++
Kesan Hangat
+
+
+
+
+
Kesan Lengket
+
+
-
-
-
Sifat Fisik
Sifat Organoleptik
Keterangan: 1. F0,5; F1; F2; F3 = Formulasi krim tangan dan badan dengan penambahan madu dengan malam lebah konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%. 2. + atau – adalah pengaruh positif atau negatif krim tangan dan badan dengan penambahan madu dan berbagai konsentrasi malam lebah
Pengaruh positif yang ditunjukkan pada Tabel 6 diperoleh dari analisis sifat fisik pada Tabel 3 dan sifat organoleptik pada Tabel 4. Tanda positif pada Tabel 6, menunjukkan pengaruh positif yang diharapkan, sedangkan tanda negatif menunjukkan pengaruh yang tidak diharapkan dari penambahan campuran madu dan malam lebah pada krim tangan dan badan. Krim dengan penambahan campuran madu dan malam lebah konsentrasi 2% (F2) merupakan formula krim tangan dan badan dengan tanda positif lebih banyak bila dibandingkan dengan F0,5; F1 dan F1,5. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan madu dan malam lebah konsentrasi 2% pada krim tangan dan badan memberikan lebih banyak pengaruh positif bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pengaruh positif penambahan madu dan malam lebah konsentrasi 2% antara lain:
menurunkan pH,
meningkatkan stabilitas
emulsi dan
meningkatkan
homogenitas. Akan tetapi panambahan madu dan malam lebah konsentarsi 2% pada krim tangan dan badan memiliki kelemahan yaitu menghasilkan warna yang lebih gelap bila dibandingkan dengan formula lainnya.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penambahan madu dan malam lebah dengan konsentrasi 2% menghasilkan krim tangan dan badan dengan kualitas pH, stabilitas emulsi, serta homogenitas lebih baik bila dibandingkan dengan krim kontrol (formula gliserin) dan krim dengan penambahan campuran madu dan malam lebah konsentrasi 0,5%; 1% dan 1,5%. Saran Penambahan madu dan malam lebah menurunkan BJ krim tangan dan badan. Nilai BJ tersebut berada di bawah kisaran SNI. Penambahan madu dan malam lebah juga dapat menghasilkan krim dengan warna yang lebih gelap dan kesan lengket lebih tinggi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan krim tangan dan badan dengan nilai berat jenis yang sesuai dengan kisaran SNI, dan krim dengan nilai kesan lengket yang sangat rendah serta warna yang lebih terang.
UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kemurahan rahmat dan nikmat yang begitu banyak sehingga Penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini. Berkat bantuan dan dukungan dari banyak pihak akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan, untuk itu Penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu dan Bapak tercinta atas keikhlasan, kesabaran dan kasih sayang yang tidak dapat penulis balas. 2. Ir. Hotnida C. H. Siregar, MSi. dan Ir. B. N. Polii, SU. selaku dosen pembimbing skripsi atas arahan, bimbingan dan kebesaran hatinya dalam membimbing Penulis serta Dr. Ir. Asep Sudarman, MRur. Sc. dan Ir. Suhut Simamora, MSc. selaku dosen penguji, atas saran dan kritik yang diberikan. 3. Ir. Hj. Komariah, MSi selaku dosen pembimbing akademik atas arahan dan bimbingan yang diberikan selama Penulis menuntut ilmu di IPB dan seluruh staf pengajar Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. 4. Teknisi
Laboratorium
Laboratorium
Fisiologi
Teknologi
Hasil
Fakultas Ternak
Kedokteran Fakultas
Hewan
Peternakan
dan serta
Laboratorium Pengolahan Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 5. Keluarga kecil ’Cipro’ atas ukhuwah yang tidak pernah padam. Semoga Allah SWT mengekalkannya. 6. Teman-teman Penulis di Crew-D dan FAMM Al-An’aam atas semangat juang, kekompakan dan amal jama’i. 7. Teman-teman THT 38 atas cinta dan kebersamaan yang telah dibina, juga seluruh teman-teman A’38 Fakultas Peternakan IPB. 8. Serta kepada segenap pihak yang telah membantu Penulis dalam menyelesaikan tugas akhir. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca khususnya dan bagi peternakan Indonesia pada umumnya. Bogor, Agustus 2006 Penulis
DAFTAR PUSTAKA Association of Official Analitycal Chemists (AOAC). 1995. Official Methods of Analisys Chemist. Vol. 1A. AOAC, Inc., Washington. Chester, J.F.L. 1971. The Function Cosmetic Component. Soap, Perfumery and Cosmetic Magazine. XLVI (4) : 205-209. United Trade Press., Ltd, England. Coggshall, W.L and R.A. Morse. 1984. Beeswax: Production, Harvesting, Processing and Product. Wicwas Press, New York. Departemen Kesehatan R.I. 1978. Formularium Indonesia. Edisi II, Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonseia. 1993. Kodeks Kosmetik Indonesia. Vol 1. Direktorat Jendral POM, Jakarta. Dewan Standarisasi Nasional. 1992. SNI.16.2897.1992. Cara Uji Cemaran Mikroba. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Dewan Standarisasi Nasional. 1996. SNI.16.4399.1996. Standar Mutu Sediaan Tabir Surya. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta. Food of Agricultural Organization. 1986. Tropical and Subtropical Apiculture. FAO of The United Nation, Roma. Food of Agricultural Organization. 1996. Tropical and Subtropical Apiculture. FAO of The United Nation, Roma. Gojmerac, W.L 1980. Bees, Beekeeping Honey and Pollination. AVI Published Inc. Wesport, Connecticut. Gojmerac, W.L. 1983. Bees, Beekeeping, Honey and Pollination. The AVI Publishing Co. Inc., Westport, Connecticut. http://www.Indonet work.co.id. (April 2006) http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_stearat. (Mei 2006) http://id.wikipedia.org/wiki/Alkohol (Mei 2006) Jacobi, O.K. 1972. Humectant versus moisturizer. Soap, Perfumery and Cosmetics Magazine. XLV (2) : 111-112. Krell. 1996. Value-added Products from Beekeeping. Food and Agricultur Organization of the United Nations. Larmond, E. 1977. Laboratory Methods for Sensory Evaluation of Food. Foor Research Institute. Canada Depertement of Agriculture, Ottawa. Mitsui, T. 1997. New Cosmetic Science. Elsevier, Tokyo. Molan, P. C. 2001. Honey as an Antimikrobial Agent. Waikato Honey Reserch Unit, Waikato University. Mulyana. 2003. Pengaruh kadar air madu dalam formulasi krim tangan dan badan terhadap stabilitas emulsi krim selama penyimpanan. Skripsi. Jurusan Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Petrenakan. Institut Pertanian Bogor.
Noerono. 1990. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Gadjahmada University Press, Yogyakarta. Pusat Perlebahan Nasional Parung Panjang dan Fakultas MIPA. 1991. Analisis Kimia Produk Lebah Madu, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rahayu, Y.W. 2004. Aplikasi malam lebah (Beeswax) pada produk krim tangan dan badan. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi Ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rantung, D.E. F. 2003. Pemucatan malam lebah menggunakan arang aktif dan bentonit. Skripsi. Jurusan Ilmu Produksi ternak. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Rieger, M. 1996. Use of natural gats and oils in cosmetics. Dalam: Y.H. Hui (Editor). Bailey’s Industrial Oil and Fat Products: Industrial and Consumer Nonedible Products From Oils and Fats. Vol. 5. John Wiley and Sons Inc., New York. Sapnianti, A. C Erungan, P. Suptijah dan E. Hambali. 2002. Pemanfaatan khitosan pada pembuatan skin cream. Laporan Penelitian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Schmitt, W. H. 1996. Skin care products. In: Williams, D.F. and W.H. Schmitt (Ed.). 1996. Cosmetics and Toiletries Industry. 2nd Ed. Blackie Academic and Profesional, London. Sihombing, D.T.H. 1997. Ilmu Ternak Lebah Madu. Gadjah Mada Univercity Press, Yogyakarta. Soelarto, S.A. 1994. Pengaruh pemakaian madu sebagai pensubtitusi gliserin dalam formulasi beberapa jenis krim terhadap kestabilan fisiknya. Jurusan Farmasi FMIPA. Universitas Padjajaran, Bandung. Steel, R. G. D., dan J. H. Torrie. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan : B. Sumantri. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Suryani, A., I. Sailah, dan E. Hambali. 2000. Teknologi Emulsi. Jurusan Teknologi Industri Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Tano, E.1999. Teknik Membuat Kosmetik dan Tip Kecantikan. Rineka Cipta, Jakarta. Wasitaatmadja, S.M. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Penerbit UI Press, Jakarta. White, J.W. 1992. Honey. Dalam: Graham, M.J. (Ed). The Hive and the Honey Bee. Dadant and Sons, Hamilton, Illinois. Winarno, F.G. 1982. Madu: Teknologi Khasiat dan Analisa. Ghalia Indonesia, Jakarta. Wilkinson, J.B. and R.J Moore. 1982. Harry’s Cosmeticology. 7th Ed. George Godwin, London.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Format Uji Perbandingan Jamak Krim Tangan dan Badan Uji Perbandingan Jamak Nama panelis NRP Jenis Produk Intruksi
: Tanggal:…………… : : Krim Tangan dan Badan : Bandingkan contoh-contoh yang disajikan dengan contoh pembanding. Berilah tanda √ dengan pernyataan anda.
A. Kesan Lengket Krim Tangan dan Badan 817 281 Lebih lengket Sama dengan contoh Kurang lengket Banyaknya perbedaan (Jika lebih lengket/kurang lengket) : 871 281 Sedikit Cukup Banyak Sangat banyak
469
753
469
753
Berikan komentar anda:……………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………
B. Kesan Hangat Krim Tangan dan Badan 817 281 Lebih hangat Sama dengan contoh Kurang hangat Banyaknya perbedaan (Jika lebih hangat/kurang hangat) : 871 281 Sedikit Cukup Banyak Sangat banyak
469
753
469
753
Berikan komentar anda:……………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………
C. Homogenitas Krim Tangan dan Badan 817 Lebih homogen Sama dengan contoh Kurang homogen
281
469
Banyaknya perbedaan (Jika lebih homogen/kurang homogen) : 871 281 469 Sedikit Cukup Banyak Sangat banyak
753
753
Berikan komentar anda:……………………………………………………………….. …………………………………………………………………………………………
D. Warna Krim Tangan dan Badan 817 Lebih coklat Sama dengan contoh Kurang coklat
281
Banyaknya perbedaan (Jika lebih coklat/kurang coklat) : 871 281 Sedikit Cukup Banyak Sangat banyak
469
753
469
753
Berikan komentar anda:……………………………………………………………..... …………………………………………………………………………………………
Lampiran 2. Hasil Sidik Ragam Nilai pH Krim Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah: 0,5%, 1%, 1,5%, 2%. SK
db
JK
KT
F
P> F
Perlakuan
3
0,0392
0,0131
0,70
0,570tn
Galat
12
0,2241
0,0187
Total
15
0,2633
R-Sq = 14.89% KK = 1,88% Lampiran 3. Hasil Sidik Ragam dan Polinomial Ortogonal Stabilitas Emulsi Krim Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah: 0,5%, 1%, 1,5%, 2%. SK
db
JK
KT
F
P>F
Perlakuan Linier
3 1
259,4 1,367645
86,5 1,367645
4,56 0,07
0,024* 0,79tn
Kuadratik
1
36,360900
36,360900
1,92
0,1915tn
Kubik
1
221,711405
221,711405
11,68
0,0051**
19,0
Galat
12
227,8
Total
15
487,2
R-Sq = 53.25% KK = 5,8% Lampiran 4. Hasil Sidik Ragam Berat Jenis Krim Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah: 0,5%, 1%, 1,5%, 2%. SK
db
JK
KT
F
P>F
Perlakuan
3
0,000167
0,000056
0,06
0,978tn
Galat
12
0,010616
0,000885
Total
15
0,010783
R-Sq = 1.55% KK = 3,26% Keterangan: tn = tidak nyata ** = berbeda sangat nyata * = berbeda nyata
Lampiran 5. Hasil Sidik Ragam Viskositas Krim Tangan dan Badan dengan Peningkatan Konsentrasi Malam Lebah: 0,5%, 1%, 1,5%, 2%. SK
db
JK
KT
F
P>F
Perlakuan
3
70338867
23446289
0,81
0,513tn
Galat
12
347777344
28981445
Total
15
418116211
R-Sq = 16.82% KK = 22,7% Lampiran 6. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Nilai pH Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah. SK
db
JK
KT
F
Pr>F
4
0,21545500
0,05386375
3,23
0,0424*
Fkontrol vs F0,5
1
0,07125313
0,07125313
4,27
0,0565tn
Fkontrol vs F1
1
0,07605000
0,07605000
4,56
0,0497*
Fkontrol vs F1,5
1
0,11761250
0,11761250
7,05
0,0180*
Fkontrol vs F2
1
0,19531250
0,19531250
11,70
0,0038**
Galat
15
0,25031875
0,016687916
Total R-Sq = 46.26% KK = 1,79%
19
0,46577375
Perlakuan
Keterangan: tn = tidak nyata ** = berbeda sangat nyata * = berbeda nyata
Lampiran 7. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Stabilitas Emulsi Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah. SK
db
JK
KT
F
Pr>F
4
259,44237000 64,8605925
3,98
0,0215*
Fkontrol vs F0,5
1
87,25205000
87,25205000
5,35
0,0353*
Fkontrol vs F1
1
0,13781250
0,13781250
0,01
0,9280tn
Fkontrol vs F1,5
1
15,76411250
15,76411250
0,97
0,3411tn
Fkontrol vs F2
1
26,57205000
26,57205000
1,63
0,2212tn
Galat
15
244,62785000 16,30852333
Total R-Sq = 51.47% KK = 5,4%
19
504,07022000
Perlakuan
Lampiran 8. Hasil Sidik Ragam Berat Jenis Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah. SK
db
JK
KT
Perlakuan
4
0,000197
0,000049
Galat
15
0,011168
0,000745
Total R-Sq = 1.73% KK = 3%
19
0,011365
F
Pr>F
0,07
0,991tn
Lampiran 9. Hasil Sidik Ragam dan Kontras Ortogonal Viskositas Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah. SK Perlakuan
db
JK
KT
Pr>F
11,56
0,0002**
4
1151707812
Fkontrol vs F0,5
1
7975001953,13 7975001953,13
32,03
0,0001**
Fkontrol vs F1
1
510001953,13
20,48
0,0004**
Fkontrol vs F1,5
1
5566945312,50 5566945312,50
22,37
0,0003**
Fkontrol vs F2
1
874142578,13
874142578,13
35,11
0,0001**
15
373507812
24900520,8
Galat
Total 19 1525215625 R-Sq = 75.51% KK = 18,22% Keterangan: tn = tidak nyata ** = berbeda sangat nyata * = berbeda nyata
287926953
F
510001953,13
Lampiran 10. Hasil Sidik Ragam Warna Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah. SK
Db
JK
KT
Fhitung **
Sampel
3
10,05
3,35
11,17
Panelis
19
124,95
6,58
21,93
Galat
57
16,95
0,3
Total 79 R-sq = 6,61% KK = 21%
F0,05
F0,01
2,78
4,15
151,95
Lampiran 11. Hasil Uji Lanjut Tukey Warna Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah. Formula
Rataan perbandingan
Beda Nyata Terkecil
F2 – F0,5
*
0,95
0,46
F2 – F1
0,75*
0,46
F2 – F1,5
*
0,6
0,46
F1,5 – F1
0,35
0,46
F1,5– F0,5
0,15
0,46
F1 – F0,5
0,2
0,46
Lampiran 12. Hasil Sidik Ragam Homogenitas Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah. SK
Db
JK
KT
Fhitung
F0,05
F0,01
Sampel
3
0,85
0,28
0,28tn
2,78
4,15
Panelis
19
96,45
5,08
5,13
Galat
57
56,65
0,99
Total 79 R-sq = 0,55% KK = 25,78%
153,95
Keterangan: tn = tidak nyata ** = berbeda sangat nyata * = berbeda nyata
Lampiran 13. Hasil Sidik Ragam Kesan Hangat Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah. SK
Db
JK
KT
Fhitung tn
Sampel
3
1,54
0,51
0,25
Panelis
19
127,14
6,69
3,33
Galat
57
114,71
2,01
Total 79 R-sq = 0,63% KK = 32,42%
F0,05
F0,01
2,78
4,15
243,39
Lampiran 14. Hasil Sidik Ragam Kesan Lengket Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah. SK
Db
JK
KT
Fhitung **
Sampel
3
17,44
5,81
4,24
Panelis
19
60,64
3,19
2,33
Galat
57
78,31
1,37
Total
79
156,39
R-sq KK
F0,05
F0,01
2,78
4,15
= 11,15% = 26,5% Lampiran 15. Hasil Uji Lanjut Tukey Kesan Lengket Krim Tangan dan Badan dengan Penambahan Madu dan Malam Lebah. Formula
Rataan perbandingan *
Beda Nyata Terkecil
F1,5 – F0,5
1,05
0,975
F1,5 – F2
0,9
0,975
F1,5 – F1
0,1
0,975
F1 – F0,5
0,95
0,975
F1 – F2
0,8
0,975
0,15
0,975
F2 – F0,5 Keterangan: tn = tidak nyata ** = berbeda sangat nyata * = berbeda nyata