KAJIAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN RAYA DITINJAU DARI ASPEK TEKNIS DAN EKONOMI {Studi Kasus Proyek Pembangunan Jalan Tol BOCIMI (Bogor, Ciawi, Sukabumi)} Oleh: Achmad Hidayat Saefudin1, Arif Mudianto2, Puji Wiranto3 ABSTRAK Semakin tingginya volume lalu lintas untuk daerah Bogor – Sukabumi, dimana sarana jalan yang ada sudah tidak mampu lagi melayani kebutuhan arus lalu lintas maka perlu dibuat jalan tol untuk mengurangi volume kendaraan yang melewati jalan utama Bogor – Sukabumi. Dalam proyek pembangunan jalan tol dibutuhkan alat-alat berat guna mempercepat pelaksanaan pekerjaan, untuk itu jumlah kebutuhan alat berat dan penerapannya harus diperhitungkan. Pada penulisan tugas akhir ini ingin mengetahui perbandingan produktifitas, jumlah alat berat dan biaya pemakaian alat khususnya backhoe, dump truck, dan bulldozer dari perhitungan perencanaan yang dilakukan oleh konsultan dengan realisasi di lapangan. Hasil dari perbandingan antara perhitungan perencanaan dan realisasi di lapangan diperoleh 3 unit backhoe, 6 unit dump truck, 1 unit bulldozer pada perhitungan perencanaan. Sedangkan realisasi di lapangan diperoleh 4 unit backhoe, 10 unit dump truck, 1 unit bulldozer. Ditinjau dari waktu pelaksanaan pemakaian alat berat backhoe dan dump truck dari 300 hari menjadi 209 hari lebih cepat 91 hari, sedangkan bulldozer dari 150 hari menjadi 145 hari lebih cepat 5 hari. Selisih biaya pemakaian alat antara perhitungan perencanaan dan realisasi di lapangan Rp. 8.088.698.000,00 – Rp. 7.281.060.000,00 = Rp. 807.638.000,00. Biaya pada saat di lapangan lebih boros Rp. 807.638.000,00 karena jumlah alat berat yang tidak sesuai perencanaan, tetapi dari segi waktu pelaksanaan menjadi lebih cepat. Kata kunci : alat berat, produktifitas, perbandingan 1. PENDAHULUAN Tingginya tingkat pertumbuhan di wilayah perkotaan, menyebabkan meningkatnya arus urbanisasi. Hal ini menyebabkan penduduk di wilayah perkotaan berkembang secara pesat. Sebagai akibat dari pertumbuhan penduduk yang disertai pula peningkatan kebutuhan akan bangunan sipil, seperti gedung, jembatan dan jalan raya. Saat ini Negara dalam kegiatan membangun dilakukan secara besar-besaran, sesuai dengan kebutuhan pembangunan Nasional. Karena itu diperlukan langkahlangkah yang tepat baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan sehingga sumber daya yang ada dapat digunakan seoptimal mungkin. Dalam hal ini alat-alat berat konstruksi memegang peranan penting, karena tanpa alat tersebut kecepatan pembangunan tentu tidak akan secepat yang kita harapkan, dan kita akan selalu tertinggal dari Negara lain dibidang Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
pembangunan. Penggunaan alat-alat konstruksi sangat menonjol pada pekerjaan-pekerjaan teknik sipil, terutama dalam pekerjaanpekerjaan besar. Berdasarkan hal tersebut diatas dirasa perlu adanya kajian mengenai penerapan teknis penggunaan alat-alat berat pada pekerjaanpekerjaan besar yang dijalankan dengan tenaga mesin, untuk pelaksanaan pekerjaan lapangan yang meliputi kegiatan-kegiatan seperti pekerjaan tanah, pekerjaan batu, pekerjaan beton dan pekerjaan konstruksi lainnya. Didalam melaksanakan pekerjaan, kontraktor dibatasi oleh dana dan waktu serta harus menaati peraturan-peraturan teknis, manajemen, keuangan serta hukum yang berlaku. Padahal pada prinsipnya kontraktor harus bisa mendapatkan keuntungan yang cukup, tanpa mengurangi kualitas dan fungsi hasil pekerjaannya.
1
Untuk dapat melaksanakan pekerjaannya dengan pembatasan-pembatasan, persyaratanpersyaratan serta tujuan seperti diatas, kontraktor harus memikirkan efisiensi semua komponen pekerjaannya. Salah satu dari komponen tersebut adalah penggunaan peralatan. Efisiensi penggunaan peralatan dikonsentrasikan pada pemanfaatan waktu yang tidak lepas dari efisiensi mesin atau alat, efisiensi tenaga kerja, efisiensi administrasi untuk operasi atau pengelolaan (bahan bakar, pelumas, suku cadang dan sebagainya). Kajian teknis penggunaan alat-alat berat pada pelaksanaan pembangunan jalan raya dalam Tugas Akhir ini adalah pengelolaan dan pengendalian penggunaan alat-alat berat pada pekerjaan besar dengan melakukan kajian penggunaan sarana-prasarana yang ada. Hal ini menyangkut alat-alat beratnya sendiri, kondisi lingkungan dan juga sarana penunjangnya baik pada saat sekarang maupun yang akan direncanakan dalam pelaksanaan pembangunan jalan Tol BOCIMI (Bogor, Ciawi, Sukabumi).
pengurangan volume tanah setelah diolah atau diubah dari bentuk asalnya. Volumenya pekerjaan tanah umumnya diukur dalam tiga kondisi, seperti : a. Kondisi asli (bank cubic meter/BCM), ukuran alam yaitu keadaan tanah yang masih sesuai dengan kondisi asli alamnya. Dalam keadaan ini butiran-butiran tanah masih terkonsolidasi dengan baik. b. Kondisi lepas (loose cubic meter/LCM), yaitu kondisi tanah sesudah mengalami gangguan atau telah tergali. c. Kondisi padat (solid measure/SM), yaitu keadaan tanah setelah ditimbun kembali dan diadakan usaha pemadatan. Pada keadaan ini tanah mengalami prosespemadatan sehingga volumenya menyusut tanpa mengaami perubahan berat. Secara praktis nilai faktor konversi tanah dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1. Faktor konversi tanah JENIS MATERIAL Sand/Tanah Pasir
2. TINJAUAN PUSTAKA
Sand Clay/Tanah Biasa
2.1. Pengertian Umum Alat-Alat Berat
Clay/Tanah Liat
Alat berat adalah mesin berukuran besar yang didesain untuk melaksanakan fungsi konstruksi seperti pekerjaan tanah dan memindahkan bahan bangunan. Alat berat pada umumnya terdiri atas lima komponen, yaitu implemen, alat traksi, struktur, sumber tenaga dan transmisinya (power train), serta sistem kendali. 2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Alat Berat Dalam merencanakan proyek-proyek yang dikerjakan dengan alat berat, satu hal yang penting adalah bagaimana menghitung kapasitas operasi alat berat. Biasanya kapasitas operasi dari suatu alat berat dinyatakan dalam m3/jam atau Cu yd/jam dan produksi alat dinyatakan dalam volume pekerjaan yang dikerjakan persiklus waktu dan jumlah siklus dalam satu jam kerja. 2.2.1. Sifat kembang susut tanah Yang dimaksud dengan kembang susut tanah adalah perubahan baik berupa penambahan atau Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
Tanah Campur Kerikil Kerikil Kerikil Kasar Pecahan Cadas atau Batuan Lunak Pecahan Granit atau Batuan Keras Pecahan Batu Batuan Hasil Ledakan
KONDISI TANAH YANG DIKERJAKAN KONDISI KONDISI KONDISI AWAL ASLI LEPAS (A) 1.00 1.11 (B) 0.90 1.00 (C) 1.05 1.17 (A) 1.00 1.25 (B) 0.80 1.00 (C) 1.11 1.39 (A) 1.00 1.35 (B) 0.70 1.00 (C) 1.11 1.59 (A) 1.00 1.18 (B) 0.85 1.00 (C) 0.93 1.09 (A) 1.00 1.13 (B) 0.88 1.00 (C) 0.97 1.10 (A) 1.00 1.42 (B) 0.70 1.00 (C) 0.77 1.10
KONDISI PADAT 0.95 0.86 1.00 0.90 0.72 1.00 0.90 0.63 1.00 1.08 0.91 1.00 1.03 0.91 1.00 1.29 0.91 1.00
(A) (B) (C)
1.00 0.61 0.82
1.65 1.00 1.35
1.22 0.74 1.00
(A) (B) (C)
1.00 0.59 0.76
1.70 1.00 1.30
1.31 0.77 1.00
(A) (B) (C) (A) (B) (C)
1.00 0.57 0.71 1.00 0.56 0.77
1.75 1.00 1.24 1.80 1.00 1.38
1.40 0.80 1.00 1.30 0.72 1.00
Sumber : M. Sjachdirin, dkk 1998 Catatan : A = Tanah Asli B = Tanah Lepas C = Tanah Padat 2.2.2. Efisiensi kerja (E) Produktifitas kerja dari suatu alat yang diperlukan merupakan standard dari alat tersebut bekerja dalam kondisi ideal dikalikan suatu faktor dimana faktor tersebut merupakan faktor efisiensi kerja (E). Efisiensi sangat 2
tergantung kondisi kerja dan faktor alam lainnya seperti keadaan topografi, keahlian operator, pemiliha standard perawatan dan lainlain yang berkaitan dengan pengoperasian alat. Untuk mendapatkan nilai faktor efisiensi kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2. Tabel 2.2. Efisiensi kerja Kondisi Operasi Alat Baik Sekali Baik Sedang Buruk Buruk Sekali
Baik Sekali
Baik
Sedang
Buruk
Buruk Sekali
0.83 0.78 0.72 0.63 0.52
0.81 0.75 0.69 0.61 0.50
0.76 0.71 0.65 0.57 0.47
0.70 0.65 0.60 0.52 0.42
0.63 0.60 0.54 0.45 0.32
Sumber : M. Sjachdirin, dkk 1998
2.3. Jenis Alat Berat Yang Ditinjau 2.3.1. Backhoe Backhoe adalah alat yang digunakan untuk melakukan pekerjaan galian tanah serta meratakan dinding tebing tanah/menggaruk terutama pada perbukitan. Sebagian besar backhoe dilengkapi dengan arms hydraulic dan kabel yang terdapat dibagian depan lengan berfungsi untuk menggerakan bucket agar dapat mengangkat, meletakkan dan mengaruk material. Kebanyakan pompa hidrolik dikendalikan dari gearbox power. Backhoe terdiri dari beberapa bagian utama, yaitu : a. Bagian atas (yang dapat berputar) disebut revolving unit, pada bagian revolving unit sendiri ada dua bagian, yaitu cabin dan upper stucture. b. Bagian bawah (untuk gerak maju, mundur/berjalan) disebut travel unit. c. Attachment unit adalah perlengkapan yang diganti sesuai kebutuhan, pada bagian ini terdapat beberapa bagian, yaitu boom, boom cylinder, arm cylinder, bucket cylinder, arm dan bucket. Menghitung produktifitas backhoe 1. Waktu siklus dan kerja backhoe Ada enam gerakan dasar dalam mengoperasikan excavator yang mencakup gerakan-gerakan pada masing-masing bagian, yaitu : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
a) Gerakan boom, merupakan gerakan boom yang mengarahkan bucket menuju tanah galian. b) Gerakan bucket menggali, merupakan gerakan bucket saat menggali material. c) Gerakan bucket membongkar, merupakan gerakan bucket yang arahnya berlawanan saat menggali. d) Gerakan lengan, merupakan gerakan mengangkat lengan dengan radius sampai 1000. e) Gerakan slewing ring, gerakan pada as yang bertujuan agar bagian atas backhoe dapat berputas sampai 3600. f) Gerakan struktur bawah, digunakan untuk berpindah tempat jika area selesai digali. Keenam gerakan tersebut merupakan lamanya waktu siklus, namun demikian kecepatan waktu siklus ini tergantung pada besar kecilnya ukuran backhoe, makin kecil backhoe maka waktu siklus akan lebih cepat karena lebih gesit, berlainan dengan backhoe yang berukuran besar. Menghitung waktu siklus Cm = Waktu gali + (Waktu putar × 2) + Waktu buang ... (2.1) Tabel 2.3. Waktu gali (detik) Kondisi Gali/Kedalaman Gali 0–2m 2–4m 4 – lebih
Ringan
Sedang
Agak sulit
Sulit
6 7 8
9 11 13
15 17 19
26 28 30
Sumber : M. Sjachdirin, dkk 1998
Tabel 2.4. Waktu putar (detik) Sudut Putar 450 – 900 900 – 1800
Waktu Putar 4–7 5-8
Sumber : M. Sjachdirin, dkk 1998
2. Produksi backhoe Menghitung kapasitas produksi Q=
𝑞 ×3600 ×𝐸 𝐶𝑚
Dimana : Q Cm q E
... (2.2)
= Produksi per jam (m3/jam) = Waktu siklus (detik) = Produksi persiklus (m3) = Efisiensi kerja
Produksi per siklus (q) = q1 × K
... (2.3)
3
Dimana : q1 K
= Kapasitas munjung menurut spesifikasi (m3) = Faktor bucket Tabel 2.5. Faktor bucket
Ringan
Sedang
Agak sulit
Sulit
Kondisi Pemuatan Menggali dan memuat dari stockpile atau material yang telah dikeruk oleh excavator lain, yang tidak membutuhkan gaya gali dan dapat dimuat munjung dalam bucket. Menggali dan memuat stockpile lepas dari tanah yang lebih sulit untuk digali dan dikeruk tetapi dapat dimuat hamper munjung. Menggali dan memuat batu-batu pecah, tanah liat yang keras, pasir campur kerikil, tanah berpasir, tanah koloidal liat, tanah liat dan tanah dengan kadar air tinggi yang telah di stockpile oleh excavator lain. Sulit untuk mengisi bucket dengan material tersebut. Bongkahan, batuan besar dengan bentuk tak teratur dengan ruangan diantaranya batuan hasil ledakan, batuan bundar, pasir campur tanah liat, tanah liat yang sulit dikeruk dengan bucket.
Faktor 0.8 – 1.0
0.6 – 0.8
0.5 – 0.6
𝐶𝑚𝑡 = 𝑛. 𝐶𝑚𝑠 +
0.4 – 0.5
2.3.2. Dump truck Untuk pekerjaan konstruksi sipil umumnya digunakan truk yang dapat membuang muatan dari bak secara otomatis. Truk semacam ini disebut dengan dump truck atau tipping truck. Penumpahan muatan (dumping) dilakukan dengan cara hidrolis yang menyebabkan bak terangkat pada satu sisi, sedang sisi lain yang berhadapan berputar sebagai engsel. Dengan membedakan arah muatan ditumpahkan dump truck dibedakan dalam 3 macam, yaitu : a. Rear dump truck yang membuang muatan ke belakang. b. Side dump truck yang membuang muatan ke samping. c. Bottom dump truck yang membuang muatan melalui bawah bak Menghitung produktifitas dump truck 1. Waktu siklus dump truck Waktu muat. Waktu angkut. Waktu bongkar muatan. Waktu untuk kembali. Waktu yang dibutuhkan oleh dump truck untuk mengambil posisi dimuat kembali.
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
𝐷 + 𝑉1
𝑡1 +
𝐷 + 𝑉2
𝑡2 ... (2.4)
Dimana : n = jumlah siklus yang diperlukan backhoe untuk mengisi dump truck. 𝑛=
𝐶1 𝑞1
C1 q1 K Cms D V1
= = = = = =
V2
Sumber : M. Sjachdirin, dkk 1998
a) b) c) d) e)
Waktu siklus adalah jumlah dari kelima waktu tersebut.
t1 t2
𝑥𝐾
... (2.5)
Kapasitas rata-rata dump truck (m3) Kapasitas bucket (m3) Faktor bucket dari backhoe Waktu siklus backhoe (menit) Jarak angkut dump truck (m) Kecepatan rata-rata truk bermuatan (m/menit) = Kecepatan rata-rata truk kosong (m/menit) = Waktu buang + waktu stand by sampai pembuangan mulai (menit) = Waktu untuk posisi pengisian dan untuk backhoe mulai mengisi (menit)
2. Produksi dump truck Menghitung kapasitas produksi 𝑄=
𝑞 × 60 × 𝐸𝑡 𝐶𝑚𝑡
q = q1 × K
... (2.6) ... (2.7)
Dimana : Q = Produksi per jam (m3/jam) q = Produksi persiklus (m3) Et = Efisiensi kerja dump truck Cmt = Waktu siklus dump truck (menit) K = Faktor bucket 2.3.3. Bulldozer Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai tempat dudukan dengan penggerak utamanya, jadi berupa attachement. Tetapi sudah menjadi kebiasaan umum bahwa bila kita menyebut bulldozer, yang kita ketahui adalah traktor yang dilengkapi dengan dozer attachement. Dalam hal ini attachementnya adalah blade, atau perlengkapannya adalah blade.
4
Menurut track shoenya bulldozer dibedakan sebagai berikut : a. Crawler tractor dozer (dengan roda kelabang). b. Wheel tractor dozer (dengan roda ban). c. Swamp bulldozer (untuk daerah rawa-rawa). Berdasarkan penggerak bladenya, bulldozer dibedakan sebagai berikut : a. Cable controlled (kendali kabel). b. Hydraulic controlled (kendali hidrolis). Beberapa jenis pisau yang digunakan pada bulldozer dan atau angle dozer ada beberapa jenis, antara lain sebagai berikut : a. Universal blade (U-Blade), ialah pisau yang berguna untuk efektivitas produksi. Hal ini memungkinkan bulldozer dapat mendorong/membawa muatan lebih banyak karena kehilangan muatan yang relatif lebih kecil dalam jarak angkut cukup jauh. b. Straight blade (S-Blade), ialah jenis pisau yang cocok untuk segala jenis medan, blade ini merupakan modifikasi dari U-Blade, manuver lebih mudah dan dapat membawa material lebih mudah. c. Angling blade (A-Blade), ialah pisau yang digunakan untuk posisi lurus dan menyudut. d. Cushion blade (C-Blade), ialah blade yang diengkapi dengan rubber cushion (bantalan karet) untuk meredam tumbukan. e. Bowldozer, ialah pisau yang dibuat untuk membawa/mendorong material dalam jumlah kehilangan yang sesedikit mungkin. Hal ini dimungkinkan karena adanya dinding-dinding baja pada samping dan bagian bawah. f. Light material u blade (U-Blade untuk material ringan), ialah pisau yang direncanakan untuk pekerjaan yang nonkohesif, atau material lepas yang ringan, misalnya stock pile.
Dimana : D = Jarak angkut (gusur) (m) F = Kecepatan maju (m/menit), berkisar 3-5 km/jam R = Kecepatan mundur (m/menit), berkisar 5-8 km/jam Z = Waktu ganti persneling (menit) Tabel 2.6. Waktu ganti persnelling bulldozer Mesin Mesin gerak langsung - tongkat tunggal - tongkat ganda Mesin-mesin torqflow
2. Produksi bulldozer Produksi kerja bulldozer pada penggusuran adalah sebagai berikut : 𝑄=
𝑞 × 60 ×𝐸 ×𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐶𝑚
𝐶𝑚 =
𝐷 𝐹
×
𝐷 𝑅
𝑞 = 𝐿 × 𝐻2 × 𝑎
... (2.8)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
... (2.9)
... (2.10)
Dimana : L = Lebar blade/sudut (m) H = Tinggi blade (m) a = Faktor blade Tabel 2.7. Faktor blade Derajat
Ringan
Agak sulit
Sulit
+ 𝑍
saat
Dimana : Q = Produksi perjam dari alat (m3/jam) q = Produksi dalam satu siklus (m3) Cm = Waktu siklus dalam menit E = Efisiensi kerja
Sedang
Waktu siklus yang dibutuhkan bulldozer untuk menyelesaikan pekerjaan adalah dimulai pada saat menggusur, ganti persneling dan mundur diperhitungkan dengan rumus berikut :
0.10 menit 0.20 menit 0.05 menit
Sumber : M. Sjachdirin, dkk 1998
Menghitung produktifitas bulldozer 1. Waktu siklus bulldozer
Waktu ganti persneling
Penggusuran Penggusuran dapat dilaksanakan dengan sudut penuh tanah lepas; Kadar air rendah, tanah berpasir tak dipadatkan, tanah biasa, bahan material untuk timbunan persediaan (stockpile). Tanah lepas, tetapi tidak mungkin menggusur dengan sudut penuh; Tanah bercampur kerikil atau split, pasir, batu pecah. Kadar air tinggi dan tanah liat, pasir bercampur kerikil, tanah liat yang sangat kering dan tanah asli. Batu-batu hasil ledakan, batu-batu berukuran besar.
Faktor Blade
0.9 – 1.1
0.7 – 0.9
0.6 – 0.7
0.4 – 0.6
Sumber : M. Sjachdirin, dkk 1998
5
2.4. Biaya Operasi
2.4.3. Biaya operator
Biaya operasi merupakan biaya tidak tetap/biaya variabel yang hanya diperhitungkan selama alat-alat berat tersebut digunakan, jadi berbeda dengan biaya tetap yang tetap diperhitungkan baik alat-alat berat tersebut dioperasikan ataupun tidak. Besarnya biaya operasi ini sangat dipengaruhi oleh faktorfaktor seperti lokasi pekerjaan, kondisi medan pekerjaan, jenis peralatan, lama pengoperasiannya per hari serta keterampilan operator.
Biaya operator tergantung dari lokasi pekerjaan dan jenis alat yang digunakan. Gaji operator biasanya dibayar secara bulanan ditambah dengan uang makan operator per hari, jadi biaya operator per bulan dapat dihitung dari gaji dan uang makan operator tersebut. Jumlah pekerjaan yang diperlukan untuk suatu alat berat berbeda-beda menurut jenis alatnya. Makin kompleks alatnya makin banyak pula pekerjaan yang dibutuhkan untuk mengoperasikannya. Besarnya upah pekerjaan sangat tergantung pada jenis pekerjaannya, operator untuk alat berat yang kompleks akan mempunyai upah yang lebih tinggi dari operator alat yang lebih sederhana.
2.4.1. Biaya bahan bakar Untuk konsumsi bahan bakar alat tergantung dari besar kecilnya daya mesin yang digunakan di samping kondisi medan yang ringan atau berat juga menentukan. Pabrik pembuat alat biasanya memberikan prakiraan konsumsi bahan bakar sesuai daya mesin alat yang dinyatakan dalam liter/jam. Untuk menentukan biaya kebutuhan bahan bakar rumus yang digunakan adalah. (0,125 - 0,175 Lt/HP/jam) x Pw x Ms ... (2.11)
2.5. Biaya Tidak Langsung Biaya tidak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk mengelola suatu alat yang terdiri dari : a. Biaya pool b. Biaya kantor c. Biaya resiko, dan sebagainya Biaya tidak langsung ini berkisar antara 10% 20% dari biaya total penggunaan alat.
Dimana : Pw = Tenaga mesin (horse power) Ms = Harga bahan bakar (Rp./Liter)
3. PELAKSANAAN PROYEK 3.1. Data Umum Proyek
2.4.2. Biaya minyak pelumas Biaya pemakaian pelumas dihitung berdasakan pemakaiannya perbulan untuk setiap alat-alat berat yang datanya diperoleh dari rata-rata pemakaiannya di lapangan. Pemakaian minyak hidrolis dan bahan pelumas dipengaruhi oleh jenis alat berat dan sifat pekerjaannya juga dipengaruhi oleh konstruksi mesin.
Nama Proyek
2.
Lokasi
3.
Pemilik Proyek Kontraktor Konsultan Perencana Konsultan Pengawas
4. 5.
Rumus yang digunakan adalah (0,01 - 0,02 Lt/HP/jam) x Pw x Mp
1.
... (2.12)
6.
Pw = Tenaga mesin (horse power) Mp = Harga minyak pelumas (Rp./Liter)
7.
Dimana :
8. 9.
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
Jenis Kontrak Sumber Dana Waktu Pelaksanaan
: Pembangunan Jalan Tol Ruas Ciawi Sukabumi : Ruas Ciawi – Cigombong (Jawa Barat) : PT. Trans Jabar Tol : Waskita – Wika KSO : PT. Bina Karya (persero) : PT. Mitrapacific Consulindo International : Fixed Unit Price : Swasta (Trans Jabar Tol) : 730 hari kalender
6
10. Masa : 365 hari kalender Pemeliharaan 3.2. RENCANA PEMAKAIAN ALAT Pemilihan alat berat dilakukan pada tahap perencanaan dimana jenis, jumlah dan kapasitas alat merupakan faktor penentu. Tidak setiap alat berat dapat dipakai untuk setiap proyek konstruksi, karena itu pemilihan alat berat yang tepat sangatlah diperlukan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan alat berat maka akan terjadi keterlambatan didalam pelaksanaan, biaya membengkak akibat alat berat yang tidak dipergunakan di lapangan dan hasil yang tidak sesuai dengan rencana. Proyek jalan ada umumnya menggunakan bulldozer, backhoe, loader, dump truck, motor grader dan lain-lain. Bulldozer digunakan untuk menghampar tanah isian/urugan. Backhoe digunakan untuk menggali/memotong tanah agar kondisi tanah sesuai dengan yang direncanakan. Pada proyek pembangunan jalan tol Ciawi – Sukabumi ada macam-macam alat berat yang digunakan diantaranya backhoe, bulldozer, motor grader, dump truck, wheel loader.
Tabel 3.2. Volume galian tanah VOLUME GALIAN TANAH Luas Luas Rata-rata (m2) (m2)
Area
Jarak (m)
1
2
STA 4+400
3
25 STA 4+425 25 STA 4+450 STA 4+475
Tabel 3.1. Waktu siklus backhoe Siklus 1. 2. 3. 4. 5. Rata-rata
Gali 8 9 11 8 10 9,2
Waktu (detik) Buang 6 8 9 6 7 7,2
26170,11
1362,06
34051,50
1434,50
35862,62
1268,77
31719,18
1117,98
27949,45
577,05
14426,24
14,63
365,66
63,91
1597,78
516,13
12903,35
1057,43
26435,72
1312,08
32802,12
1493,11
37327,81
1554,77
38869,28
1506,30
37657,39
1392,77
34819,34
1130,61
28265,33
582,67
14566,69
114,47
2861,68
1426,43 25
STA 4+500
1111,11 25
STA 4+525
1124,85 25
STA 4+550
29,25 25
STA 4+575
0 25
STA 4+600
127,82 25
STA 4+625
904,45 25
STA 4+650
1210,41
1413,76
STA 4+700
1572,47 25
STA 4+725
1537,07 25
STA 4+750
1475,52 25
STA 4+775
1310,03 25
STA 4+800
951,20 25
STA 4+825
214,14 25
STA 4+850
1046,80
1442,58 25
25
Berikut spesifikasi excavator yang digunakan. 1. Nama alat : Backhoe 2. Merk dagang : Komatsu 3. Tipe : PC 200-8 4. Kapasitas bucket : 0,97 m3 5. Tenaga mesin : 110 HP 6. Bahan bakar : Solar
5=2x4
1281,53
STA 4+675
Untuk pekerjaan penggalian tanah alat yang dipergunakan adalah backhoe. Jenis tanah pada lokasi ini adalah clay/tanah liat, sehingga pekerjaan penggalian tidak terlalu sulit untuk dikerjakan.
4
812,07
25
3.3. Penggalian Tanah
14,79 Total Galian
Putar x 2 12 14 10 10 12 11,6
Volume
438651,23
Sumber : Perhitungan data sekunder, 2016
Sumber : Pengamatan di lapangan, 2016
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
7
Tabel 3.2. Volume galian tanah VOLUME GALIAN TANAH Luas Jarak Luas Rata-rata (m) (m2) (m2)
Area 1
2
3
STA 4+550
4
Volume
STA 4+575 25
454,353
11358,83
421,898
10547,45
45,439
1135,97 23042,26
90,878 25
5,7 5,9 5,8
Sumber : Pengamatan di lapangan, 2016
Tabel 3.6. Waktu buang
752,918
STA 4+600
7,7 7,9 7,5
5=2x4
155,788 25
4. 5. Rata-rata
Total Timbunan
Sumber : Perhitungan data sekunder, 2016
No. 1. 2. 3. 4. 5. Rata-rata
Waktu (menit) 1,1 1,1 1,2 1,1 1,1 1,12
Sumber : Pengamatan di lapangan, 2016
3.4. Pengangkutan Material
3.5. Penghamparan Material
Untuk mengangkut material hasil galian backhoe menggunakan dump truck. Berikut spesifikasi dump truck yang digunakan. 1. Nama alat : Dump truck 2. Merk dagang : Hino 3. Tipe : FM 260 JD 4. Kapasitas : 20 m3 5. Tenaga mesin : 100 HP 6. Bahan bakar : Solar
Untuk penghamparan material urugan tanah menggunakan bulldozer. Berikut spesifikasi bulldozer yang digunakan. 1. Nama alat : Bulldozer 2. Merk dagang : Komatsu 3. Tipe : D31P-20 4. Ukuran blade : P = 2,875 m dan T = 0,7 m 5. Tenaga mesin : 70 HP 6. Bahan bakar : Solar
Lokasi pembuangan material adalah tempat pembuangan sementara yang disediakan didekat lokasi proyek berjarak 500 m dari lokasi pekerjaan. Pembuangan material dari dalam dump truck dilakukan dengan cara menjungkitkan bak dump truck kebelakang menggunakan alat hidrolik yang berada dibawah bak dump truck sampai kemiringan yang diinginkan. Berikut waktu siklus yang diamati di lapangan tertulis dalam beberapa tabel di bawah ini. Tabel 3.4. Waktu muat dump truck No. 1. 2. 3. 4. 5. Rata-rata
Waktu (menit) 20,5 18,6 18,8 19,3 20,3 18,33
Sumber : Pengamatan di lapangan, 2016
Tabel 3.5. Waktu berangkat dan kembali dump truck No. 1. 2. 3.
Dibawah ini tabel waktu lamanya penggusuran dengan jarak gusur 50 meter. Tabel 3.7. Waktu penggusuran & ganti persneling bulldozer No.
Maju (menit)
Mundur (menit)
1. 2. 3. 4. 5. Rata-rata
1,7 1,8 2 1,7 1,9 1,8
1 1,1 1,1 1,2 1,1 1,1
Waktu ganti persneling (menit) 0,11 0,13 0,10 0,11 0,12 0,11
Sumber : Pengamatan di lapangan, 2016
4. ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.1. Data Pekerjaan Proyek a. Volume galian = 438.651,23 m3 b. Volume timbunan = 23.042,26 m3 c. Rencana waktu pelaksanaan = 300 hari kerja kalender d. Jam kerja = 8 jam/hari e. Jenis tanah = clay/tanah liat
Waktu (menit) Berangkat Kembali 7,2 5,7 7,5 6,2 7,2 5,9
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
8
4.2. Analisa Data
=
Dalam menghitung produktifitas alat berat yang ditinnjau tidak menggunakan waktu siklus pada tabel di Bab II, melainkan menghitung langsung di lapangan sesuai Bab III. 4.2.1. Produksi alat-alat berat a. Backhoe
438651,23 524,57
= 837 hari
6) Jumlah alat yang dibutuhkan =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 837 hari
= 240 hari = 3,48 ≈ 4 unit 7) Site out put per hari 4 unit backhoe
Nama alat Tipe alat Kapasitas bucket (q1) Status alat Faktor bucket (K) Efisiensi kerja (E) Waktu gali (Tabel 3.1) Waktu buang (Tabel 3.1) Waktu putar (Tabel 3.1) 1) Produksi per siklus
= = = = = = =
Backhoe Komatsu PC 200-8 0,97 m3 Baik 0,7 (Tabel 2.8) 0,75 (Tabel 2.2) 9,2 detik
= 7,2 detik = 5,8 detik
1 unit backhoe = 524,57 m3/hari 4 unit backhoe = 4 × 524,57 = 2098,28 m3/hari 8) Waktu kerja yang dibutuhkan 4 unit backhoe =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
=
438651,23 2098,28
= 209 hari
b. Dump truck q = q1 × K q = 0,97 × 0,7 = 0,68 m3 2) Waktu siklus Cms = waktu gali + (waktu putar × 2) + waktu buang Cms = 9,2 + (11,6) + 7,2 = 28 detik 3) Produksi per jam 𝑄=
𝑞×3600×𝐸 𝐶𝑚
𝑄=
0,68×3600×0,75 28
= 65,571 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
Nama alat = Dump truck Tipe alat = Hino FM 260 JD Kapasitas (Cd) = 20 m3 Status alat = Baik Kapsitas bucket backhoe (q1) = 0,97 m3 Faktor bucket (K) =1 Cycle time backhoe (Cms) = 28 detik Jarak angkut dump truck (D) = 500 m Waktu pemuatan = 18,33 menit (Tabel 3.4) Waktu berangkat ke stockpile = 7,5 menit (Tabel 3.5) Waktu buang = 1,12 menit (Tabel 3.6) Efisiensi Kerja (E) = 0,75 (Tabel 2.2)
4) Site out put per hari 1) Waktu Siklus (Cmt) Dalam satu hari alat bekerja selama 8 jam 3
= 8 × 65,571 = 524,57 m /hari 5) Waktu kerja yang dibutuhkan =
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑎𝑙𝑖𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑟𝑖
Cmt = Waktu pemuatan + Waktu berangkat ke stockpile + Waktu buang + waktu kembali Cmt = 18,33 + 7,5 + 1,12 + 5,8 = 32,75 menit 2) Produksi per siklus q = Cd × K
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
9
q = 20 × 1 = 20 m3 3) Produksi per jam q = 20 × 1 = 20 m3 𝑄=
𝑞 × 60 × 𝐸 𝐶𝑚𝑡
𝑄=
20 × 60 × 0,75 32,75
Cm = 1,8 + 1,1 + 0,11 = 3 menit 3) Produksi per jam 𝑄 =
= = 27,48 m3/jam
𝑞 × 60 × 𝐸 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘𝑜𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐶𝑚 0,986 × 60 ×0,75 ×1,35 3
= 19,96 m3/jam
4) Site out put per hari
4) Site out put per hari
Dalam satu hari alat bekerja selama 8 jam
Dalam satu hari alat bekerja selama 8 jam
= 8 × 19,967 = 159,73 m3/hari
= 8 × 27,48 = 219,84 m3/hari
5) Waktu kerja yang dibutuhkan
5) Jumlah dump truck yang dibutuhkan
=
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑡𝑒 𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖
=
23042,26 159,73
𝑠𝑖𝑡𝑒 𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑏𝑎𝑐𝑘ℎ𝑜𝑒
= 𝑠𝑖𝑡𝑒 𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 =
2098,28 219,84
= 9,4 ≈ 10 unit
c. Bulldozer Nama alat = Bulldozer Tipe alat = Komatsu D31P-20 Ukuran blade = L = 2,875 m ; H = 0,7 m Status alat = Baik Faktor blade (a) = 0,7 (Tabel 2.9) Efisiensi kerja (E)= 0,75 (Tabel 2.2) Jarak gusur (D) = 50 m Waktu penggusuran (maju)= 1,8 menit (Tabel 3.7) Waktu mundur = 1,1 menit (Tabel 3.7) Waktu ganti persneling (Z) = 0,11 menit (Tabel 3.7) Faktor konversi tanah clay = 1,35 (Tabel 2.1) 1) Produksi per siklus 𝑞 = 𝐿 × 𝐻2 × 𝑎 = 2,875 × 0,72 × 0,7 = 0,986 m3 2) Waktu siklus Cm = Waktu penggusuran (maju) + Waktu mundur + Waktu ganti persneling
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
= 144,2 ≈ 145 hari
4.2.2. Biaya penggunaan alat-alat berat per jam a. Backhoe Biaya sewa alat = Rp. 140.000,00/jam Biaya operator = Rp. 18.750,00/jam Biaya bahan bakar 20 Liter/jam × Rp. 9.000,00 = Rp. 180.000,00/jam Biaya minyak pelumas 2 Liter/jam × Rp. 18.000,00 = Rp. 36.000,00/jam Biaya penggunaan backhoe perjam adalah (Biaya sewa alat + Biaya operator + Biaya bahan bakar + Biaya minyak pelumas) = Rp. 374.750,00/jam b. Dump truck Biaya sewa alat = Rp. 162.500,00/jam Biaya operator = Rp. 18.750,00/jam Biaya bahan bakar 13 Liter/jam × Rp. 9.000,00 = Rp. 117.000,00/jam Biaya minyak pelumas 0,5 Liter/jam × Rp. 18.000,00 = Rp. 9.000,00/jam
10
Biaya penggunaan backhoe perjam adalah (Biaya sewa alat + Biaya operator + Biaya bahan bakar + Biaya minyak pelumas) = Rp. 307.250,00/jam
Rp. 780.600.000,00 × 6 = Rp. 4.683.600.000,00
c. Bulldozer
Biaya operasional per hari Rp. 259.550,00 × 8 = Rp. 2.076.400,00 Biaya operasional 150 hari Rp. 2.076.400,00 × 150 = Rp. 311.460.000,00 Alat yang digunakan 1 unit Rp. 311.460.000,00 × 1 = Rp. 311.460.000,00
Biaya sewa alat = Rp. 140.000,00/jam Biaya operator = Rp. 18.750,00/jam Biaya bahan bakar 21 Liter/jam × Rp. 9.000,00 = Rp. 189.000,00/jam Biaya minyak pelumas 2 Liter/jam × Rp. 18.000,00 = Rp. 36.000,00/jam
c. Bulldozer
Tabel 4.2 Biaya pemakaian alat berdasarkan data perencanaan
1
Biaya pemakaian alat (Rp.) 2.286.000.000,00
Jumlah alat (unit) 3
Waktu pemakaian alat (hari) 300
2
4.683.600.000,00
6
300
311.460.000,00 7.281.060.000,00
1
150
No.
Biaya penggunaan backhoe perjam adalah (Biaya sewa alat + Biaya operator + Biaya bahan bakar + Biaya minyak pelumas) = Rp. 383.750,00/jam Tabel 4.1 Hasil produktifitas & biaya pemakaian alat berdasarkan data realisasi di lapangan Produktifitas alat Nama alat
Backhoe Dump truck Bulldozer
Type Komatsu PC 2008 Hino FM 260 JD Komatsu D31P-20
Biaya pemakaian alat/jam (Rp)
Jumlah alat (unit)
524,57
374.750,00
4
27,48
219,48
307.250,00
10
19,96
159,73
383.750,00
1
(m3/jam)
(m3/hari)
65,571
Sumber : Hasil analisa, 2016
4.3. Pembahasan 4.3.1. Biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan data perencanaan a. Backhoe Biaya operasional per hari Rp. 317.500,00 × 8 = Rp. 2.650.000,00 Biaya operasional 300 hari Rp. 2.650.000,00 × 300 = Rp. 762.000.000,00 Alat yang digunakan 3 unit Rp. 762.000.000,00 × 3 = Rp. 2.286.000.000,00 b. Dump truck Biaya operasional per hari Rp. 325.250,00 × 8 = Rp. 2.602.000,00 Biaya operasional 300 hari Rp. 2.602.000,00 × 300 = Rp. 780.600.000,00 Alat yang digunakan 6 unit Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
Nama alat
Backhoe Dump truck 3 Bulldozer Jumlah
Sumber : Hasil analisa, 2016
4.3.2. Biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan data realisasi di lapangan a. Backhoe Biaya operasional per hari Rp. 374.750,00 × 8 = Rp. 2.998.000,00 Biaya operasional 209 hari Rp. 2.998.000,00 × 209 = Rp. 626.582.000,00 Alat yang digunakan 4 unit Rp. 626.582.000,00 × 4 = Rp. 2.506.328.000,00 b. Dump truck Biaya operasional per hari Rp. 307.250,00 × 8 = Rp. 2.458.000,00 Biaya operasional 209 hari Rp. 2.458.000,00 × 209 = Rp. 513.722.000,00 Alat yang digunakan 6 unit Rp. 513.722.000,00 × 10 = Rp. 5.137.220.000,00 c. Bulldozer Biaya operasional per hari Rp. 383.750,00 × 8 = Rp. 3.070.000,00 Biaya operasional 145 hari Rp. 3.070.000,00 × 145 = Rp. 445.150.000,00 Alat yang digunakan 1 unit Rp. 445.150.000,00 × 1 = Rp. 445.150.000,00 11
Tabel 4.3 Biaya pemakaian alat berdasarkan data realisasi di lapangan Nama alat
No. 1 2 3
Backhoe Dump truck Bulldozer
Jumlah
Biaya pemakaian alat (Rp.) 2.506.328.000,00
Jumlah alat (unit) 4
Waktu pemakaian alat (hari) 209
5.137.220.000,00
10
209
445.150.000,00 8.088.698.000,00
1
145
5.2. Saran 1. Dalam menghitung produksi alat berat harus disesuaikan dengan keadaan di lapangan. 2. Operator alat berat hendaklah dipilih yang sudah berpengalaman. 3. Pengawasan dalam pekerjaan lebih diperketat, agar operator melaksanakan tugasnya dengan baik.
Sumber : Hasil analisa, 2016
DAFTAR PUSTAKA Hasil dari perbandingan antara perhitungan perencanaan dan realisasi di lapangan diperoleh 3 unit backhoe, 6 unit dump truck, 1 unit bulldozer pada perhitungan perencanaan. Sedangkan realisasi di lapangan diperoleh 4 unit backhoe, 10 unit dump truck, 1 unit bulldozer. Ditinjau dari waktu pelaksanaan pemakaian alat berat backhoe dan dump truck dari 300 hari menjadi 209 hari lebih cepat 91 hari, sedangkan bulldozer dari 150 hari menjadi 145 hari lebih cepat 5 hari. Selisih biaya pemakaian alat antara perhitungan perencanaan dan realisasi di lapangan Rp. 8.088.698.000,00 – Rp. 7.281.060.000,00 = Rp. 807.638.000,00. Biaya pada saat di lapangan lebih boros Rp. 807.638.000,00 karena jumlah alat berat yang tidak sesuai perencanaan, tetapi dari segi waktu pelaksanaan menjadi lebih cepat. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Jumlah alat berat di lapangan tidak sama dengan jumlah yang direncanakan backhoe dari 3 unit menjadi 4 unit, dump truck dari 6 unit menjadi 10 unit. 2. Waktu pelaksanaan menjadi lebih cepat dari 300 hari menjadi 209 hari. 3. Waktu pemakaian alat menjadi lebih cepat backhoe dan dump truck dari 300 hari menjadi 209 hari lebih cepat 91 hari, sedangkan bulldozer dari 150 hari menjadi 145 hari lebih cepat 5 hari. 4. Biaya pada saat di lapangan lebih boros Rp. 807.638.000,00 karena jumlah alat berat yang tidak sesuai perencanaan, tetapi dari segi waktu pelaksanaan menjadi lebih cepat.
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik - Unpak
1) Nugroho, P.S., Penggunaaan Alat Mekanis Untuk Pekerjaan Konstruksi, Bagian Penerbitan Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 1985. 2) Rochmanhadi, Alat-alat Berat dan Penggunaannya, Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1982 3) Rochmanhadi, Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan dengan Menggunakan Alat-alat Berat, Badan Penerbit Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta, 1984 4) Rostiyanti, Susy F., Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, Badan Penerbit Pekerjan Umum, Jakarta, 1990 5) Sjachdirin, M., dkk, Pemindahan Tanah Mekanis, Bagian Penerbitan Institut Teknologi Nasional Malang, Malang, 1998 6) Sunggono, Teknik Sipil, NOVA, Bandung, 1995 7) Wilopo, Djoko, Metode Konstruksi dan Alat-alat Berat, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta, 2009 RIWAYAT PENULIS 1) Achmad Hidayat Saefudin, ST. (Alumni 2016) Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. 2) Ir. Arif Mudianto, MT. Pembimbing I/Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. 3) Ir.Puji Wiranto, MT. Pembimbing II/Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.
12