KAJIAN PENGARUH PEMBERIAN AIR KELAPA DAN URINE SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN STEK NILAM EKO PURDYANINGSIH (PBT Ahli Muda) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan I.PENDAHULUAN
Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil minyak atsiri. Minyak atsiri dari tanaman nilam dikenal dengan nama minyak nilam (patchouli oil). Umumnya minyak nilam diperoleh dari proses destilasi daun nilam. Minyak nilam di Indonesia sudah dikenal 65 tahun yang lalu dan memenuhi kebutuhan minyak nilam dunia dengan pangsa pasar 80 – 90%. Minyak nilam di Indonesia sangat digemari pasar Amerika dan Eropa terutama digunakan untuk bahan baku Industri pembuatan minyak wangi, Kosmetika, farmasi dan Industri yang lainnya. Selanjutnya pada beberapa tahun terakhir dipasaran minyak nilam mengalami fluktuasi harga yang sangat tajam dan posisinya mulai terancam oleh Brazil, Cina, India dan Vietnam. Dalam rangka pengembangan dan peningkatan produksi tanaman, bibit merupakan salah satu aspek budidaya yang mempunyai peranan penting. Bibit yang baik akan menentukan keberhasilan dari komoditi di kemudian hari. Upaya meningkatkan perkembangan perakaran pada stek batang tanaman nilam , dapat ditempuh dengan pemberian hormon dari luar. Menurut Asman (1996), yang menyatakan bahwa untuk mempercepat perakaran pada stek diperlukan perlakuan khusus, yaitu dengan pemberian hormon dari luar. Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan konsentrasinya agar di dapatkan sistem perakaran yang baik dalam waktu yang relatif singkat. ZPT adalah senyawa organik yang bukan hara (nutrein), yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung , menghambat dan dapat merubah proses fisiologi tumbuhan. ZPT terdiri dari 5 yaitu auksin yang mempunyai kemampuan dalam mendukung perpanjangan sel, giberelin dapat menstimulasi pembelahan sel, pemanjangan sel atau keduanya, sitokinin mendukung terjadinya pembelahan sel,ethilen berperan dalam proses pematangan buah, dan asam abisat (Abidin,1987).
ZPT auksin secara garis besarnya dapat dibagi atas dua golongan, yaitu alami seperti urine sapi dan air kelapa muda dan sintesis (buatan) dengan merk dagang seperti atonik, Dekamon, Rootone F, Root Up. Urine sapi adalah limbah hewan ternak yang mengandung auksin dan senyawa nitrogen. Auksin yang terkandung dalam urine sapi terdiri dari auksin –a (auxentriollic acid), auksin-b dan auksin lain (hetero auksin) yang merupakan IAA (Indol Acetic Acid). Auksin tersebut berasal dari berbagai zat yang terkandung dalam protein hijauan dan makanannya . Karena auksin tidak terurai dalam tubuh maka auksin dikeluarkan sebagai filtrat bersama dengan urine yang mengeluarkan zat spesifik yang mendorong perakaran. Air kelapa muda mengandung zat hara dan zat pengatur tumbuh yang diperlukan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Air kelapa muda juga mengandung senyawa organik seperti vitamin c, vitamin B, hormon auksin, giberelin dan sitokinin. Air kelapa muda juga mengandung air, protein, karbohidrat , mineral , vitamin,sedikit lemak, ca dan P. Bagian nilam yang dapat digunakan untuk bahan stek adalah stek batang dan stek cabang . Keberhasilan stek dalam membentuk akar dan tunas tergantung pada aktifitas auksin yang berasal dari tunas dan daun. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui manfaat, peranan dan pengaruh pemberian ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) auksin alami yaitu urine sapi dan air kelapa terhadap pertumbuhan stek nilam.
II. ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) Alami 2.1 Definisi Zat Pengatur Tumbuh Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) adalah senyawa organik yang bukan merupakan zat hara , dan dalam jumlah sedikit mendorong, menghambat , atau mengatur proses fisiologis di dalam tanaman. Zat Pengatur Tumbuh sintetis maupun alami telah terbukti dapat digunakan untuk merangsang perakaran setek sulur panjat lada, yaitu dengan merendam setek tersebut selama 12 jam dalam air kelapa muda.
Zat Pengatur Tumbuh auksin berperan untuk merangsang perakaran. Urine sapi juga merupakan sumber auksin alami, didalamnya mengandung auksin a, auksin b dan IAA. Jaringan tanaman yang dikonsumsi sapi banyak mengandung auksin a dan IAA. Auksin ini tidak dapat dicernakan dalam tubuh sapi sehingga terbuang bersama keluarnya urine sapi. Efektivitas Zat Pengatur Tumbuh berkaitan dengan konsentrasi dan lama perendaman. Konsentrasi adalah banyaknya zat larut dalam suatu larutan. Lama perendaman menentukan lama kontak bahan dengan larutan sehingga menentukan banyak sedikitnya larutan yang terserap. 2.2 Urine Sapi dan Air Kelapa sebagai Auksin Alami Urine sapi mengandung berbagai senyawa dalam bentuk terlarut yang dihasilkan oleh ginjal. Urine merupakan produk uraian dari protein didalam tubuh.
Urine sapi
mengandung auksin sebagai salah satu zat yang terkandung didalam makanan hijau yang tidak tercerna dalam tubuh sapi dan akhirnya terbuang bersama urine sapi. Kadar auksin urine sapi betina lebih tinggi daripada sapi jantan. Perendaman setek panili dalam larutan urine sapi dengan konsentrasi 5-10 % dapat memperbaiki pertumbuhan akar dan meningkatkan persentase setek bertunas. Zainal Abidin, (1987) menyatakan bahwa, urine sapi dapat digunakan sebagai sumber auksin. Air kemih ini harus diencerkan dengan air bersih sehingga diperoleh konsentrasi 5 - 10 %. Pencelupan dilakukan selama 10 - 15 detik menjelang ditanam. Urine sapi ini dipakai sebagai perangsang perakaran pada setek kopi Robusta. Salah satu upaya untuk merangsang pertumbuhan akar tunas setek dapat dilakukan dengan menggunakan Zat Pengatur Tumbuh. Pemakaian Zat Pengatur Tumbuh dalam perbanyakan dengan setek yang banyak dilakukan sejauh ini dengan menggunakan celup cepat, merendam dengan bubuk kering. Auksin dapat berasal dari alam maupun sintetik. Harga Zat Pengatur Tumbuh sintetik mahal. Sehingga biasanya dipakai Zat Pengatur Tumbuh alami.
Auksin alami mempunyai kemampuan yang tidak kalah dibandingkan dengan auksin sintetik meskipun konsentrasinya tidak dapat terdeteksi secara tepat. Hal ini akibat dari jumlah zat-zat yang terdapat sering berubah-ubah sesuai dengan jenis makanan yang dicerna. Auksin berperan dalam pembentukan akar pada setek batang tanaman (Abidin, 1994). Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa.
2.3 Aplikasi urine sapi dan air kelapa pada bidang pertanian Bahan setek nilam yang akan di beri urine sapi dan air kelapa diambil dari induk yang telah berumur kurang lebih 7 - 8 bulan. Adapun kriteria pengambilannya adalah setek diambil dari cabang yang sudah mengayu namun tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda. Setek diambil sebanyak 4 - 5 buku. Untuk memperluas permukaan setek maka pangkal setek dipotong miring untuk memperbanyak akar yang tumbuh. Setek yang dipakai pada penelitian ini adalah setek pucuk. Dalam kajian penelitian ini Sebelum setek ditanam, setek direndam dalam urine sapi dan air kelapa yang telah diencerkan dengan air sesuai dengan perlakuan pada penelitian tersebut. Dengan pemberian urine sapi konsentrasi 25 % dan air kelapa muda konsentrasi 25% menunjukkan pengaruh berbeda nyata terhadap waktu munculnya tunas pertama. Kedua jenis zat pengatur tumbuh alami ini memperlihatkan waktu muncul tunas lebih cepat dari tanpa perlakuan (stek yang tidak di beri urine sapi dan air kelapa), Pemberian auksin eksogen (dari luar) akan meningkatkan aktifitas auksin endogen yang sudah ada pada stek, sehingga mendorong pembelahan sel dan menyebabkan tunas muncul lebih awal.
III. KESIMPULAN
Secara umum zat pengatur tumbuh alami Auksin merupakan senyawa dengan ciriciri mempunyaikemampuan dalam mendukung terjadinya perpanjangan sel pada pucukdengan struktur kimia indole ring, banyaknya kandungan auksin di dalamtanaman sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman .Auksin sebagai salah satu zat pengatur tumbuh bagi tanaman mempunyaipengaruh terhadap : pengembangan sel, fototropisme, geotropime, apikaldominansi, pertumbuhan akar partenokarpi, absission, pembentukan kalusdan
respirasi.Pemberian
zat
pengatur
tumbuh
pada
akar
tidak
hanya
menarnbahpanjangnya, tetapi juga memperbanyak akar lateral yang mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil dan berbentuk perdu. Perakaran yang timbul padastek batang disebabkan oleh dorongan auksin yang berasal dari tunas dan daun. Pemberian hormon dari luar menyebabkan produksi akar bertambah Pembiakan secara vegetatif terutama dengan stek membutuhkanwaktu yanglama untuk memungkinkan tanaman cepat tumbuh dapatdiberikan zat pengatur tumbuh. Auksin dapat mendorong pertumbuhan akaryang tempat pembuatannya adadi daun dan di tunastunas yang tumbuh. Pengaruh pemberian hormon tergantung pada cara pemakaiannya, pada kadarrendah tertentu zat tumbuh akan mendorong pertumbuhan, sedangkan padakadar tinggi akan menghambat pertumbuhan, meracuni, bahkan mematikantanaman. Pengaruh rangsangan auksin terhadap jaringan berbeda,rangsangan paling kuat terutama terhadap sel-sel meristem apikal batangdan koleoptil.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, z. 1987. Dasar-dasar pengetahuan tentang Zat pengatur Tttmbuh. Bandung Angkasa. Arifin, H.S. dan Nurhayati. 2005. Pemeliharaan Taman. Edisi Revisi. Dalam: Modul Melakukan Perbanyakan Bibit dengan Cara Vegetatif no kompetensi: TAN. HI.02.009.01. PT Penebar Swadaya. Jakarta. Asman , A 1996. Proc . Seminar on Integrated Control on Main Disease Of industrial Crops. Bogor , 13 -14 March 1996. Monograf Nilam, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Badan Pusat Statistik. 2011. Produksi Tanaman Hias di Indonesia. Badan Pusat Statistik. JakartaIndonesia. http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php.tabel=1&daftar=1&id_subyek=55¬ab=1 3. Diakses pada tanggal 13/7/2012. Danoesastro, H. 1973. Zat Pengatur Tumbuh dalam Pertanian. Yayasan Pembina Fakultas Pertanian UGM Yogyakarta. Dwidjosaputro, D. 1978. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. Dwi Styaningsih, Erliza Hambali, Sri Windarwati 2006. Budidaya Nilam Departemen Teknologi Industri Pertanian . Fakultas Teknologi Pertanian . Institut Pertanian Bogor. Hartman, HT and D. F. Kester. 1978. Plant Propagation Principles and Practies. Prentice Hall of India, New Delhi. Guenter, E. 1994. Minyak Atsiri. Jilid IV A . Universitas Indonesia Jakarta. Teknologi Pengolahan tanaman Nilam, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur. Karnomo, J.B. 1990. Pengantar Produksi Tanaman Agronomi. Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Purwokerto. Leopold, A. C. 1963. Auxin and Plant Growth. Univ. California Press. Berkeley. Los Angeles. 343p. Mardianto, Eko, P. 2007. Studi Lama Perendaman dan Konsesntrasi LArutan Rootone-F Terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Gahau (Gyrinops versteegii (Gilg) Domke). http://UniversitasMuhammadiyahMalang.com. Diakses pada tanggal 8/8/2012. Movchan, L. T. 1971. Water Exchange in Isolated Leaves and Growth Regulator. Hort. Abstr. Teknologi Pengolahan tanaman Nilam, Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur.