KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA BERAS
MUSAFA
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Model Hidden Markov Kontinu dan Aplikasinya pada Harga Beras adalah karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Februari 2010 Musafa NIM 070471
ABSTRACT MUSAFA. The Study of Continuous Hidden Markov Model and Its Application to The Price of Rice. Under supervision of BERLIAN SETIAWATY and N.K. KUTHA ARDANA. Continuous hidden Markov model with discrete time (Elliot et al. 1995) is a model consists of the cause of event and observation process. This model assumes that the cause of event is a Markov chain in discrete time, observed indirectly. The observation process has continuous range and future observation is influenced by the cause of present event. Parameters of this model are transition probability matrices of the cause of event, vector and vector of observation process; they are estimated by using the maximum likelihood method and expectation maximization algorithm that involves the change of measure. Model parameters were estimated by using Mathematica 7.0 functional programming computer algebra systems. The model is then applied to the price change of rice from February 2004 until May 2009. The estimated parameters are used to calculate the expectation value of rice price. As a result, this research convinces that the hidden Markov model can be applied to the price of rice. Keywords: Markov chains, hidden Markov model, expectation maximization Algorithm.
RINGKASAN MUSAFA. Kajian Model Hidden Markov Kontinu dan Aplikasinya pada Harga Beras. Dibimbing oleh BERLIAN SETIAWATY dan N.K. KUTHA ARDANA. Rantai Markov merupakan proses stokastik dengan sifat bahwa kejadian di masa yang akan datang hanya dipengaruhi oleh kejadian masa sekarang. Jika penyebab kejadiannya tidak diamati dan membentuk rantai Markov, maka pasangan kejadian dan penyebabnya dapat dimodelkan dengan model Hidden Markov (HMM ). Misalkan proses stokastik dalam waktu diskret yang didefinisikan pada ruang peluang adalah rantai Markov dengan state berhingga yang bersifat homogen dan diasumsikan tidak diamati. Proses X tidak diamati tetapi terdapat proses observasi Y yang bernilai skalar pada suatu selang, yaitu: Pasangan proses stokastik merupakan model hidden Markov kontinu. Model hidden Markov kontinu dengan waktu diskret (Elliott et al. 1995) yang dibahas berbentuk: ,
e1 , e2 , , e N dari X adalah S X dengan , yaitu himpunan vektor satuan di , di mana hanya elemen ke-i yang bernilai 1 dan lainnya 0. adalah matriks peluang transisi yang memenuhi , serta dan di mana . dengan adalah barisan peubah acak yang bebas stokastik identik menyebar normal dan bebas stokastik. Misalkan dengan rataan nol dan ragam satu N(0,1). adalah filtrasi lengkap yang dibangkitkan oleh X. memenuhi . Karena X k S X fungsi dan didefinisikan sebagai vektor dan di , maka dan , di mana merupakan perkalian dalam di dengan , untuk Misalkan adalah filtrasi lengkap yang dibangkitkan oleh proses observasi sedangkan adalah filtrsi lengkap yang dibangkitkan oleh dan . Pendugaan parameter model tersebut dilakukan dengan metode Maximum Likelihood Expectation dan pendugaan ulang menggunakan metode Expectation Maximization (EM) yang melibatkan perubahan ukuran peluang. Perubahan ukuran peluang dilakukan untuk mempermudah perhitungan matematik. Perubahan ukuran peluang diperoleh dengan mengubah ukuran peluang menjadi peluang baru. Dari ukuran peluang baru akan diinterpretasikan kembali ke dalam peluang asal. Perubahan ukuran ini dibatasi oleh turunan RadonNikodym. di
mana
ruang
state
Parameter model diberikan oleh himpunan di mana Berikutnya, dengan menggunakan Algoritma EM akan ditentukan himpunan parameter baru, di mana yang memaksimumkan pseudologlikelihood bersyarat. Pendugaan rekursif diperlukan untuk menduga parameter baru. Pendugaan rekursif meliputi pendugaan untuk state, banyaknya lompatan, lamanya waktu kejadian, dan proses observasi. Penduga untuk state adalah
Penduga banyaknya lompatan adalah
Penduga untuk lamanya waktu kejadian adalah
Penduga untuk proses observasi adalah , Hasil pendugaan parameter model adalah sebagai berikut.
dan nilai harapan bersyarat
jika diketahui
, adalah
Pada proses pendugaan parameter model diambil banyaknya penyebab kejadian N = 2,3,4,5,6, sedangkan untuk proses prediksi harga beras dilakukan split data sehingga diperoleh prediksi harga beras terbaik. Pada penelitian ini, model tersebut diaplikasikan pada perubahan harga beras dari tahun 2004 sampai tahun 2009. Data input penelitian berupa harga ratarata beras eceran per minggu jenis Jembar I ( kualitas Ramos ) dan IR 64 II ( kualitas Medium ) di tingkat pedagang Ibukota Propinsi Jawa Barat, Kota Bandung, diambil dari WEEKLY PRICE SERIES, Retail Price of Several Essential Commodities of Provincial City in Indonesia, Badan Pusat Statistik, Jakarta-
Indonesia. Data berkisar antara bulan Februari tahun 2004 hingga bulan Mei tahun 2009 [21/07/2009]. Data observasi yang digunakan dalam kasus perubahan harga beras sebanyak 275 data. Harga rata-rata beras mengalami perubahan yang cukup fluktuatif. Hal ini disebabkan oleh banyak hal, diantaranya kebijakan pemerintah (kebijakan impor beras, harga pupuk dan harga BBM), masa panen, gagal panen, dan lain sebagainya. Kejadian-kejadian tersebut dapat terjadi secara berulang tetapi tidak dapat dipastikan waktunya. Akibatnya, besar kemungkinan di waktu mendatang akan terjadi kejadian yang sama. Harga beras kemungkinan dapat berubah setiap minggu. Diasumsikan bahwa harga rata-rata beras per minggu dibangkitkan oleh proses pengamatan . Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan harga rata-rata beras diasumsikan sebagai state dari suatu rantai Markov yang tidak diamati. Misalkan banyaknya faktor tersebut adalah N dan dipilih N = 2, 3, 4, 5, 6. Pada setiap state, data harga rata-rata beras dibangkitkan oleh peubah acak yang menyebar dengan sebaran tertentu pada ruang peluang . Untuk mempermudah proses pendugaan parameter, split data, dan analisis data yang cukup banyak dibuat program komputasi berbasis pemrograman fungsional dengan menggunakan software Mathematica 7.0. Penduga parameter yang diperoleh digunakan untuk menghitung prediksi harga beras, dalam kasus ini harga beras IR 64 II dan Jembar I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak penyebab kejadian, maka semakin baik model memprediksi harga beras sebenarnya. Akan tetapi, penambahan banyaknya kejadian tidak terlalu berpengaruh terhadap perbedaan nilai galat secara signifikan. Berdasarkan lama waktu pemrosesan data, keakuratan, dan prinsip kesederhanaan model, cukup dipilih N = 3 untuk memodelkan perubahan harga beras IR 64 II dan memodelkan prediksinya. Selanjutnya, model perubahan dan model prediksi harga beras Jembar I dipilih N = 2. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model hidden Markov kontinu tersebut dapat memodelkan dan menjelaskan perubahan harga beras dengan baik, serta mampu memprediksi harga beras IR II maupun Jembar I mendatang dalam periode waktu yang relatif lama. Kata Kunci : Rantai Markov, model hidden Markov kontinu, metode Maximum Likelihood Expectation, metode Expectation Maximization, algoritma Expectation Maximization, perubahan ukuran.
KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU DAN APLIKASINYA PADA HARGA BERAS
MUSAFA
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Matematika Terapan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Judul Tesis : Kajian Model Hidden Markov Kontinu dan Aplikasinya pada Harga Beras Nama : Musafa NIM : G551070471
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Berlian Setiawaty, M.S. Ketua
Ir. N. K. Kutha Ardana, M.Sc. Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi Matematika Terapan
Dekan Sekolah Pascasarjana
Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S.
Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, M.S.
Tanggal Ujian : 22 Februari 2010
Tanggal Lulus :
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya boleh untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2009 ini adalah Kajian Model Hidden Markov Kontinu dan Aplikasinya pada Harga Beras. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Berlian Setiawaty, M.S. dan Bapak Ir. N. K. Kutha Ardana, M.Sc. selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dalam penulisan tesis ini. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ibu, kakak-kakak, adik-adik, seluruh keluarga, istri, anak, dan teman-teman atas segala doa, dukungan, serta kasih sayangnya. Juga kepada semua pihak yang telah turut membantu dalam penulisan tesis ini, penulis berdoa semoga Allah SWT membalas mereka dengan kebaikan. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Februari 2010 Musafa
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr. Ir. I Gusti Putu Purnaba, DEA.
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI ...……………………………………………………………….. i DAFTAR TABEL
…………………………………………………………....
Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR
………………………………………………………....
Error! Bookmark not defined. DAFTAR LAMPIRAN
……………………………………………………....
Error! Bookmark not defined. 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………… 1 1.1 Latar Belakang ………………………………………………………… 1 1.2 Tujuan Penelitian ……………………………………………………… 4 2 LANDASAN TEORI
………………………………………………………
Error! Bookmark not defined. 2.1 Teori Peluang
…………………………………………………………..
Error! Bookmark not defined. 2.2 Rantai Markov ………………………………………………………… 2.3 Ruang Vektor dan Hasil Kali Dalam
9
…………………………………..
Error! Bookmark not defined. 2.4 Penghitungan Galat (Error)
…………………………………………....
Error! Bookmark not defined. 3 MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU ……………………………….. 17 3.1 State dan Proses Observasi ……………………………………………. 17 3.2 Nilai Harapan Bersyarat ………………………………………………. 20 3.3 Perubahan Ukuran …………………………………………………….. 26 3.4 Pendugaan Rekursif …………………………………………………… 36
3.5 Pendugaan Parameter ………………………………………………….. 45 3.6 Nilai Dugaan ܻାଵ …………………………………………………….. 60 3.7 Algoritma Pendugaan Parameter ……………………………………… 61 4 APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU PADA HARGA BERAS …………………………………………………... 65 4.1 Data Input Penelitian ………………………………………………….. 65 4.2 Pemodelan Masalah Perubahan dan Aplikasi pada Harga Beras ……... 66 4.3 Hasil Program Komputasi dan Interpretasi Model ……………………. 68 5 KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………………… 88 5.1 Kesimpulan ……………………………………………………………. 88 5.2 Saran …………………………………………………………………... 88 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 89 LAMPIRAN …………………………………………………………………. 92
DAFTAR TABEL Halaman 1. Perbandingan absolut persentase galat dan koefisien determinasi model untuk masing-masing nilai N dari beras IR 64 II
………………….. 83
Error! Bookmark not defined. 2. Perbandingan absolut persentase galat dan koefisien determinasi model ntuk masing-masing nilai N dari beras Jembar I Error! Bookmark not defined.
…………………... 84
DAFTAR GAMBAR Halaman 1. Grafik perubahan harga beras jenis jembar I per minggu
…………………
Error! Bookmark not defined. 2. Grafik perubahan harga beras jenis IR 64 II per minggu
…………………
Error! Bookmark not defined. 3. Grafik perubahan harga beras jenis Jembar I per minggu ……………….. 65 4. Grafik perubahan harga beras jenis IR 64 II per minggu ………………... 66 5. Grafik model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 2 dengan penduga filter …………………………………………………..... 69
6. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan
harga beras IR 64 II untuk N = 2 ………………………………………… 69
7. Grafik model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 2 dengan penduga smoother
………………………………………………..
Error! Bookmark not defined.
8. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 2
…………………………………………
Error! Bookmark not defined.
9. Grafik model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 3 dengan penduga filter
…………………………………………………….
Error! Bookmark not defined.
10. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 3
…………………………………………
Error! Bookmark not defined.
11. Grafik model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 3 dengan
penduga smoother
……………………………………………….
Error! Bookmark not defined. 12. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 3 Error! Bookmark not defined.
………………………………………...
13. Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 2 dengan
penduga filter
…………………………………………………....
Error! Bookmark not defined.
14. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 2
………………………………………..
Error! Bookmark not defined. 15. Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 2 dengan
penduga smoother
………………………………………………..
Error! Bookmark not defined. 16. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 2
....……………………………………..
Error! Bookmark not defined. 17. Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 3 dengan penduga filter …………………………………………………… 75 18. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 3
……………………………………….
Error! Bookmark not defined.
19. Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 3
dengan penduga smoother ………………………………………………. 76 20. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 3
………………………………………...
Error! Bookmark not defined. 21. Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 4 dengan penduga filter ……………………………………………………. 77 22.Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan
harga beras Jembar I untuk N = 4 ……...……………………………….... 77 23. Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 4 dengan penduga smoother ………………………………………………. 78 24. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 4 ………………………………………... 78 25. Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 5 dengan penduga filter …………………………………………………… 79
26. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 5 ………………………………………... 79 27. Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 5 dengan
penduga smoother
………...…………………………………….
Error! Bookmark not defined. 28. Diagram kotk persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 5
……………………………………….
Error! Bookmark not defined. 29. Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 6 dengan
penduga filter
…………………………………………………...
Error! Bookmark not defined. 30. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 6
………………………………………..
Error! Bookmark not defined. 31. Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 6 dengan
penduga smoother
.……………………………………..………..
Error! Bookmark not defined. 32. Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 6
……………………………………...…
Error! Bookmark not defined. 33. Grafik model prediksi harga beras IR 64 II
………………………………
85 33. Grafik model prediksi harga beras Jembar I ………..………………….… 86 34. Diagram kotak persentase absolut galat harga beras IR 64 II dan Jembar I .. 87
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Bukti Teorema 3.4.5
……………………………………………………… 92
Error! Bookmark not defined. 2. Program dan Hasil Komputasi ……………………………………………. 95
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Model hidden Markov adalah suatu pasangan proses stokastik yang memenuhi (hidden), dan bersyarat
adalah suatu rantai Markov homogen yang tidak diamati adalah suatu barisan peubah acak bebas di mana sebaran
hanya bergantung pada
.
Model hidden Markov kontinu adalah salah satu bentuk model hidden Markov di mana proses observasinya bernilai skalar pada suatu selang. Di samping memiliki banyak struktur matematis, model ini dapat memodelkan dengan baik beberapa aplikasi penting. Aplikasi yang sudah dikaji antara lain adalah pada business cycle (Hamilton 1989, Keskinen dan Oller 1998), stock market (Hamilton dan Lin 1996, Schaller dan Van Norden 1997, Manton et al. 2008), masalah alokasi asset (Elliot dan Van Der Hoek 1997), penetapan harga opsi (Bollen 1998, Campbell 2002), penetapan harga bond (Landen 2000), kebijakan moneter (Zampolli 2006), nilai penyimpanan gas alam (Chen dan Forsyth 2007), alokasi modal (Morger 2006), harga electricity spot (Schindlmayr 2005), analisa pada resiko kredit (Dunbar dan Edwards 2007), serta manajemen resiko kredit (Banachewicz dan Lucas 2008). Elliott et al. (1995) mengembangkan model hidden Markov kontinu dengan waktu diskret. Karakteristik modelnya dicirikan oleh beberapa parameter, yaitu matriks peluang transisi dari penyebab kejadian serta beberapa parameter dari proses observasi. Metode Maximum Likelihood dan Algoritma Excpectation Maximization (Algoritma EM) adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk melakukan pendugaan parameter model hidden Markov kontinu tersebut. Hasil pendugaan parameter model berbentuk pendugaan rekursif. Parameter model yang diperoleh kemudian dievaluasi kembali dengan menggunakan parameter atau mungkin dengan data baru. Nurfathoni (2008) telah mengkaji dan mengaplikasikan model hidden Markov kontinu di atas pada harga gabah kering panen. Adapun pembahasan dan
2 analisisnya lebih menekankan pada penggambaran perilaku model, tidak dilakukan prediksi. Pada penelitian ini akan ditentukan model hidden Markov kontinu dengan waktu diskret (Elliott et al. 1995) terbaik hingga dapat digunakan untuk menggambarkan perilaku harga beras dan memprediksi harga beras mendatang. Data input penelitian berupa harga rata-rata beras eceran per minggu jenis Jembar I ( kualitas Ramos ) dan IR 64 II ( kualitas Medium ) di tingkat pedagang Ibukota Propinsi Jawa Barat, Kota Bandung. Data ini diambil dari WEEKLY PRICE SERIES, Retail Price of Several Essential Commodities of Provincial City in Indonesia, Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia, antara bulan Februari tahun 2004 hingga bulan Mei tahun 2009 [21/07/2009]. Jumlah observasi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 275 data. Adapun sebarannya dapat dilihat pada Gambar 1 grafik berikut.
Harga Beras (Rp/Kg)
8,000.00 7,000.00 6,000.00
5,000.00 4,000.00 3,000.00 2,000.00 1,000.00
0.00 0
50
100
150
200
250
300
Waktu Pengamatan per Minggu (Februari 2004- Mei 2009)
Gambar 1 Grafik perubahan harga beras jenis Jembar I per minggu. Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistics - Indonesia
3
7,000.00 Harga Beras (Rp/Kg)
6,000.00 5,000.00
4,000.00 3,000.00 2,000.00 1,000.00
0.00 0
50
100
150
200
250
300
Waktu Pengamatan per Minggu (Februari 2004-Mei 2009)
Gambar 2 Grafik perubahan harga beras jenis IR 64 II per minggu. Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistics – Indonesia Grafik perubahan harga beras di atas menunjukkan bahwa harga rata-rata beras mengalami perubahan yang cukup fluktuatif. Harga beras dapat berubah setiap minggu. Tentunya kejadian ini disebabkan oleh banyak hal, diantaranya kebijakan pemerintah (kebijakan impor beras, harga pupuk dan harga BBM), masa panen, gagal panen, dan lain sebagainya. Penyebab-penyebab tersebut dapat membentuk pola tertentu. Misalnya, jika pada waktu sebelumnya terjadi kenaikan harga BBM sebagai akibat kebijakan pemerintah tentang kenaikan harga BBM maka biasanya diikuti dengan kenaikan biaya distribusi beras dari produsen ke pedagang eceran atau grosir sehingga terjadi kenaikan harga beras. Kejadiankejadian tersebut dapat terjadi secara berulang tetapi
tidak dapat dipastikan
waktunya. Akibatnya, besar kemungkinan di waktu mendatang akan terjadi kejadian yang sama. Jadi, karena penyebab kejadian perubahan harga beras membentuk rantai Markov yang homogen dan diasumsikan tidak diamati, maka masalah perubahan harga beras dapat dimodelkan dengan model hidden Markov. Proses observasi dan penyebab kejadian yang tidak diamati
yang
digunakan pada model masing-masing adalah harga beras per minggu dan
4 penyebab terjadinya perubahan harga beras tersebut, di mana
menyatakan
minggu. Untuk memudahkan perhitungan dan analisis data dibuat program komputasi berbasis pemrograman fungsional dengan menggunakan software Mathematica 7.0.
1.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1.
Mengkaji model hidden Markov kontinu dengan waktu diskret (Elliott et al. 1995).
2.
Melakukan pendugaan parameter model hidden Markov kontinu tersebut dengan menggunakan metode Maximum Likelihood dan Expectation Maximization (EM).
3.
Mengaplikasikan model hidden Markov kontinu di atas melalui program komputasi berbasis pemrograman fungsional untuk masalah perubahan harga beras sehingga: a.
dapat menentukan model terbaik untuk menggambarkan perilaku harga beras,
b.
dapat menentukan model terbaik untuk mendatang.
memprediksi harga beras
5
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Peluang Definisi 2.1.1 (Ruang Contoh dan Kejadian) (Ross 2000) Misalkan dalam suatu percobaan, pengulangan dapat dilakukan pada kondisi yang sama. Meskipun hasil percobaan berikutnya tidak dapat ditebak dengan tepat, tetapi semua kemungkinan hasil yang muncul dapat diketahui. Percobaan yang dapat diulang dalam kondisi yang sama seperti ini disebut percobaan acak. Himpunan semua hasil dari suatu percobaan acak disebut ruang contoh, dinotasikan dengan
.
Himpunan bagian dari suatu ruang contoh disebut kejadian, misalkan kejadian A. Definisi 2.1.2 (-field ) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Medan- (-field ) adalah suatu himpunan
yang anggotanya adalah himpunan
bagian dari ruang contoh serta memenuhi syarat-syarat berikut: (i) (ii)
. Jika A1, A2, …..
(iii) Jika A
maka
maka
.
, dengan
menyatakan komplemen dari himpunan A.
Jadi, suatu himpunan disebut medan- (-field ) jika terhadap operasi union takhingga, dan
adalah anggota
,
tertutup
tertutup terhadap operasi komplemen.
Definisi 2.1.3 (Ukuran Peluang) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Suatu ukuran peluang
pada (
) adalah suatu fungsi
yang
memenuhi syarat-syarat berkut: (i)
P( ) = 0 dan P( ) = 1.
(ii)
Jika A1, A2, …..
adalah himpunan-hmpunan yang saling lepas, yaitu
untuk setiap pasangan
dengan
( ). Pasangan (
) disebut ruang peluang (probability space).
, maka
=
6
Teorema 2.1.4 (Teorema Bayes) (Hogg et al. 2005) Misalkan (
) adalah ruang peluang. Jika dan
kejadian C di
sehingga
sehingga
dengan , maka untuk sebarang
berlaku .
Definisi 2.1.5 (Kejadian Saling Bebas) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika suatu himpunan
. Secara umum,
dikatakan saling bebas jika
untuk setiap himpunan bagian berhingga J dari I . Definisi 2.1.6 (Peubah Acak) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Misalkan
adalah ruang peluang. Suatu peubah acak (random variabel)
adalah suatu fungsi X :
dengan
untuk setiap
.
Definisi 2.1.7 ( Fungsi Sebaran) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Fungsi sebaran (distribution function) dari suatu peubah acak X adalah yang diberikan oleh
.
Definisi 2.1.8 (Peubah Acak Diskret) (Grimmet dan Stirzaker) Peubah acak X dikatakan diskret jika nilainya hanya pada himpunan bagian yang tercacah
dari
. Suatu himpunan bilangan C disebut tercacah jika C
terdiri atas bilangan berhingga atau anggota C dapat dikorespondensikan 1-1 dengan bilangan bulat positif. Definisi 2.1.9 (Fungsi Masa Peluang) Fungsi masa peluang (probability mass function) dari suatu peubah acak diskret X adalah
yang diberikan oleh
7
Definisi 2.1.10 (Peubah Acak Kontinu) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Peubah acak X dikatakan kontinu jika fungsi sebarannya dapat diekspresikan sebagai
untuk suatu fungsi
yang dapat diintegralkan. Selanjutnya fungsi
disebut fungsi kepekatan peluang (probability density function) bagi peubah acak X . Definisi 2.1.11 (Fungsi Sebaran Bersama Dua Peubah Acak) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Fungsi sebaran bersama dari dua peubah acak X dan Y adalah suatu fungsi yang diberikan . Definisi 2.1.12 (Fungsi Kepekatan Peluang Bersama dan Marginal) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Peubah acak X dan Y disebut dua peubah acak kontinu yang menyebar bersama, dengan fungsi sebaran bersama
, jika untuk setiap
fungsi sebaran
bersamanya dapat diekspresikan sebagai
untuk suatu fungsi
yang terintegralkan. Selanjutnya fungsi
disebut
fungsi kepekatan peluang bersama dari peubah acak X dan Y yang didefinisikan oleh
Fungsi kepekatan peluang marginal dari peubah acak X dan Y adalah berturut-turut ,
8
Definisi 2.1.13 (Fungsi Kepekatan Peluang Bersyarat) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Fungsi kepekatan peluang bersyarat dari
dengan syarat
, ditulis
,
yang diberikan oleh
untuk sebarang
sehingga
, di mana X dan Y adalah peubah acak kontinu
dengan fungsi kepekatan marginal
dan
adalah fungsi kepekatan
peluang bersama dari X dan Y . Definisi 2.1.14 (Bebas Stokastik Identik) (Hogg et al. 2005) Misalkan
adalah
peubah acak yang memiliki fungsi kepekatan yang
sehingga
sama yaitu
dan fungsi kepekatan bersamanya adalah
. Peubah acak
disebut peubah acak yang saling bebas stokastik identik. Definisi 2.1.15 (Fungsi Indikator) (Cassela dan Berger 1990) Fungsi indikator dari himpunan A dinotasikan dengan
, didefinisikan sebagai
fungsi . Definisi 2.1.16 (Nilai Harapan Peubah Acak Diskret) (Ghahramani 2000) Misalkan X adalah peubah acak diskret dengan fungsi kerapatan peluang , maka nilai harapan dari peubah acak X didefinisikan .
9
Definisi 2.1.17 (Nilai Harapan Peubah Acak Kontinu) (Ghahramani 2000) Misalkan
adalah peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang
,
maka nilai harapan dari peubah acak X didefinisikan sebagai . Definisi 2.1.18 (Nilai Harapan Peubah Acak Bersyarat) (Ghahramani 2000) Misalkan
dan
adalah peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang
bersyarat dari X dengan syarat
adalah
. Nilai harapan bersyarat dari , ditulis
peubah acak X dengan syarat nialai peubah acak
,
diberikan oleh
Definisi 2.1.19 (Kontinu Absolut) (Billingsley 1986) Misalkan peluang
dan
adalah dua ukuran peluang yang terdefinisi pada
dikatakan kontinu absolut terhadap ukuran peluang , untuk setiap
dan dinotasikan
jika
. Jika
kedua ukuran dikatakan ekuivalen dan dinotasikan dengan
dan
. Ukuran maka maka
.
Teorema 2.1.20 (Radon-Nikodym) (Billingsley 1986) Jika
dan
sehingga untuk semua
adalah dua ukuran peluang yang terdefinisi pada , maka terdapat peubah acak tak negatif , dinotasikan dengan
sedemikian
sehingga
= .
2.2 Rantai Markov Definisi 2.2.1 (Ruang State) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Misalkan S adalah himpunan nilai dari barisan peubah acak, maka S disebut ruang state.
10
Definisi 2.2.2 (Proses Stokastik) (Ross 2000) Proses stokastik
yang terdefinisi pada ruang peluang ke suatu
adalah suatu himpunan dari peubah acak yang memetakan ruang contoh ruang state
Jadi, untuk setiap
adalah suatu peubah acak.
Definisi 2.2.3 (Rantai Markov dengan Waktu Diskret) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Proses stokastik
yang terdefinisi pada ruang peluang (
)
dengan ruang state S, disebut rantai Markov dengan waktu diskret jika untuk setiap berlaku
untuk semua kemungkinan nilai dari
.
Definisi 2.2.4 (Matriks Transisi) ( Grimmet dan Stirzaker 1992) Misalkan proses stokastik
adalah rantai Markov dengan ruang state
S yang berukuran N. Matriks transisi matriks peluang transisi
adalah untuk semua
.
Definisi 2.2.5 (Rantai Markov Homogen) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Rantai Markov
untuk semua
dengan ruang state S dikatakan homogen jika
.
Definisi 2.2.6 (Peluang Transisi n-step) (Ross 2000) Peluang transisi n-step
dari rantai Markov
adalah peluang
suatu proses berpindah dari state i ke state j dengan n langkah yang didefinisikan sebagai .
11
Definisi 2.2.7 (Accessible State) (Ross 2000) Suatu state
dari rantai Markov
state , ditulis
disebut terakses (accessible) dari
, jika ada minimal sebuah bilangan bulat
sehingga
. Definisi 2.2.8 (Communicate State) (Ross 2000) Dua state
dan
dari rantai Markov
(communicate), ditulis
, jika state
disebut saling berkomunikasi dapat diakses dari state
dan state
dapat
diakses dari state . Definisi 2.2.9 (State Class) (Ross 2000) Suatu kelas state dari rantai Markov
adalah suatu himpunan tak
kosong S sehingga semua pasangan state yang merupakan anggota dari S berkomunikasi satu dengan yang lainnya, serta tidak ada state yang merupakan anggota S yang berkomunikasi dengan suatu state yang bukan anggota dari S. Definisi 2.2.10 (Irreducible Markov Chains) (Ross 2000) Suatu rantai Markov disebut tak tereduksi (irreducible) jika hanya terdapat satu kelas state, yaitu jika semua state-nya berkomunikasi satu dengan lainnya. Definisi 2.2.11 (The First-Passage Time Probability) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Misalkan
adalah rantai Markov dan
merupakan peluang
bahwa, mulai dari state i, proses bertransisi untuk pertama kali ke state j terjadi pada waktu n. Peluang ini disebut the first-passage time probability. Jadi untuk semua n = 1, 2, …
.
12
Definisi 2.2.12 (Recurrent) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Misalkan
adalah rantai Markov. Peluang bahwa suatu proses yang
dimulai dari state i akan pernah bertransisi ke state j didefinisikan sebagai . Kemudian State i disebut recurrent (berulang) jika Teorema 2.2.13 (Recurrent dan Transient State) (Ross 2000) State i adalah recurrent (berulang) jika
, dan transient jika
. Definisi 2.2.14 (Ross 2000) Misalkan 1.
adalah rantai Markov.
Suatu state i disebut memiliki periode d jika
untuk semua n yang tidak
habis dibagi d, dan d adalah bilangan bulat positif terkecil yang memenuhi sifat ini. Dengan kata lain, suatu state i disebut memiliki periode d jika d adalah persekutuan terbesar (the greatest common divisor) bagi n sehingga 2.
Suatu state dengan periode = 1 disebut aperiodic, sedangkan state dengan periode
3.
.
disebut periodic.
Suatu state disebut berulang positif (positive recurrent) jika state tersebut adalah berulang (recurrent) serta berlaku: jika proses dimulai dari state i maka nilai harapan dari waktu sampai proses tersebut kembali ke state i adalah bilangan terhingga (finite). State recurrent yang tidak berulang positif (posistive recurrent) disebut null recurrent.
4.
Rantai Markov dengan positive recurrent state dan aperiodic disebut ergodic.
Teorema 2.2.15 (Nilai Harapan Rantai Markov) (Ross 2000) Misalkan
adalah rantai Markov ergodic dengan ruang state S yang
berukuran N dan misalkan A merupakan matriks peluang transisi berukuran N x N
13
dengan
dan
dinotasikan dengan
, maka nilai harapan dari yang memenuhi
Definisi 2.2.16 (Himpunan P-Null) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Misalkan
adalah ruang peluang lengkap. Himpunan P-Null didefiniskan
sebagai
Definisi 2.2.17 (Ruang Peluang Lengkap) (Billingsley 1986) Sebuah ruang peluang maka
disebut lengkap, jika
, dan P(B) = 0
.
Definisi 2.2.18 (Filtrasi) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Misalkan dari
adalah suatu medan-
dan memenuhi
dan
adalah barisan sub medan-
untuk semua
, maka
disebut filtrasi.
Definisi 2.2.19 (Filtrasi Lengkap) (Protter 1995) Misalkan
adalah ruang peluang lengkap dan
filtrasi. Jika
memuat semua himpunan
-Null di
adalah sebuah maka
disebut filtrasi
lengkap. Definisi 2.2.20 (Measurable atau Terukur) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Misalkan X adalah peubah acak bernilai real yang terdefinisi pada ruang peluang . Peubah acak X dikatakan terukur- , jika semua
, untuk
.
Definisi 2.2.21 (Adapted) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Barisan peubah acak
yang terdefinisi pada ruang peluang
dikatakan adapted terhadap filtrasi
, jika
terukur-
untuk setiap .
14
Definisi 2.2.22 (Predictable) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Barisan peubah acak
yang terdefinisi pada ruang peluang
dikatakan predictable terhadap filtrasi
, jika
terukur-
untuk setiap .
Definisi 2.2.22 (Predictable) (Grimmet dan Stirzaker 1992) Misalkan
adalah ruang peluang,
adalah sub medan- dari , dan X adalah
peubah acak yang terintegralkan pada bersyarat dari X jika diketahui
, maka
. Nilai harapan
, disebut nilai harapan selanjutnya didefinisikan
sebagai sebarang peubah acak Y yang memenuhi: (a)
Y terukur- .
(b)
.
Persamaan
dapat ditulis dengan
Teorema 2.2.24 (Sifat-sifat Nilai Harapan Bersayarat) (Shreve 2004) Misalkan
adalah ruang peluang,
adalah sub medan- dari
adalah peubah acak yang terintegralkan pada
, maka berlaku:
(1) (2)
Jika X terukur- , maka
(3) (4)
Jika
.
(5)
Jika
(6)
Jika Y terukur- , maka
sub medan- dari , maka berlaku
.
, X,Y, dan XY
15
2.3. Ruang Vektor dan Hasil Kali Dalam Definisi 2.3.1 (Ruang Vektor Umum) (Anton 1997) disebut ruang vektor, jika untuk setiap
dan sebarang skalar
dan
dipenuhi aksioma berikut: (i)
Jika
, maka
(ii) (iii) (iv)
Ada 0
(v)
sehingga , ada
(vi)
Jika
+ 0, sehingga
.
adalah sebarang skalar dan
, maka
(vii) (viii) (ix) (x) Definisi 2.3.2 (Perkalian Dalam) (Anton 1997) Jika
dan
maka Euclidean Inner Product
adalah sebarang vektor di
,
didefinisikan dengan .
Definisi 2.3.2 (Ruang Hasil Kali Dalam) (Anton 1997) Sebuah hasil kali dalam pada ruang vektor real mengasosiasikan bilangan real di
(b) (c) (d)
dengan masing-masing pasangan vektor
dan
sedemikian sehingga aksioma-aksioma berikut terpenuhi untuk semua u, v, w dan skalar .
(a)
adalah fungsi yang
16
Sebuah ruang vektor real dengan sebuah hasil kali dalam dinamakan ruang hasil kali dalam real.
2.4 Penghitungan Galat (Error) Definisi 2.4.1 (Koefisien Determinasi) (Agresti dan Finlay 1999)
di mana
dan
masing-masing merupakan proporsi variasi atau keragaman
data yang mampu dijelaskan oleh model, rataan, dan prediksi Definisi 2.4.2 (Wei 1994) Mean Absolute Persentage Error (persentase rataan galat absolut) didefinisikan sebagai
17
BAB III MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU 3.1 State dan Proses Observasi Semua proses yang terdapat di dalam model hidden Markov kontinu dengan waktu diskret (Elliott et al. 1995) akan didefinisikan pada ruang peluang lengkap Parameter
waktu diskret merupakan nilai dari bilangan
. Andaikan
adalah rantai state yang menunjukkan proses penyebab kejadian. Ruang state
adalah himpunan vektor satuan
di
dituliskan
, di mana hanya elemen ke- yang bernilai Diasumsikan bahwa diketahui. Di samping itu,
dan lainnya
diberikan, atau distribusinya atau rataan diasumsikan sebagai suatu rantai Markov homogen,
sehingga
di mana
adalah filtrasi lengkap yang dibangkitkan oleh
Lema 3.1.1 (Elliott et al. 1995) Misalkan
merupakan
peluang
adalah matriks peluang transisi yang memenuhi , maka
Bukti Misalkan
, maka
transisi
dan dan
18
maka
Selanjutnya, misalkan
Maka dapat ditulis Jadi,
Lema 3.1.2 (Elliott et al. 1995)
Bukti , maka
Karena
Lema 3.1.3 (Rantai Markov Ergodic) (Ross 2000) Jika berukuran
adalah rantai Markov ergodic dengan ruang state S yang dan misalkan
dengan
merupakan matriks peluang transisi berukuran
dan
adalah
x
, maka nilai harapan dari
yang memenuhi
dan
.
Lema 3.1.4 (Nilai Harapan Rantai Markov Ergodic) (Ross 2000) Misalkan
adalah rantai Markov ergodic dengan .
, maka
19 Bukti Misalkan
, maka
Karena
maka diperoleh
Jadi,
Definisikan
Dengan menggunakan Lema 3.1.1 diperoleh
.
20 Dari persamaan (3.3) diperoleh suatu persamaan state
Misalkan ,
di sini
di
tidak diobservasi secara langsung, tetapi ada proses observasi mana
bernilai
skalar
pada
suatu
selang,
yaitu:
adalah barisan peubah acak yang bebas stokastik identik menyebar
normal dengan rataan nol dan ragam satu,
Karena
, fungsi
ditentukan oleh vektor dalam
; maka
di dan
di mana
dengan
, untuk
menotasikan perkalian dalam di
Pasangan
merupakan model hidden Markov kontinu yang
berbentuk
(3.2)
.
3.2 Nilai Harapan Bersyarat Misalkan barisan
dan
masing-masing adalah
filtrasi lengkap yang dibangkitkan oleh Akan diturunkan sebaran bersyarat akan ditentukan juga nilai harapan bersyarat himpunan bebas terhadap
jika diketahui
. Disamping itu,
, jika dketahui
Karena
adalah himpunan peubah acak yang bebas stokastik, maka dan
Lema 3.2.1 (Elliott et al. 1995)
21 Bukti
Dari Lema 3.1.2 didapatkan
Untuk sebarang adalah
maka sebaran bersyarat dari
jika diketahui
22 Lema 3.2.2 (The Normal Distribution) (Hogg et al. 2005) Jika
adalah peubah acak yang menyebar normal dengan rataan nol dan ragam
satu,
maka
, dengan
normal dengan rataan nol dan ragam
adalah peubah acak yang menyebar ,
Bukti Misalkan
, maka sebaran untuk
Misalkan y
, maka
adalah
. Sedangkan batas integral untuk
sehingga y Akibatnya
Melalui Teorema Dasar Kalkulus didapatkan
dengan Jadi,
adalah peubah acak yang menyebar normal dengan rataan nol dan ragam
,
23 Misalkan
adalah nilai harapan bersyarat (fungsi kepadatan
, jika diketahui
, dan dari Lema 3.1.2 maka
Diperoleh
Jadi, fungsi kepadatan bersayarat dari
Adapun sebaran bersama dari
jika diketahui
dan
=
jika diketahui
.
Diperoleh fungsi kepadatan bersama bersyarat dari yaitu Berdasarkan aturan Bayes, diperoleh
adalah
adalah
(3.5) dan
jika diketahui
24
Lema 3.2.3 (Elliott et al. 1995)
Bukti Misalkan
maka
Jadi,
Dari Lema 3.2.3 didapat
Teorema 3.2.4 (Elliott et al. 1995)
Bukti Diketahui dibuktikan bahwa
dan
bersifat bebas stokastik identik. Akan
25 Bukti
Jadi,
Karena
bersifat bebas stokastik identik, maka
Diperoleh
Akibatnya
Peubah
merupakan nilai harapan bersyarat
Pada persamaan (3.6),
adalah tak linier terhadap
memudahkan perhitungan secara matematik peluang.
jika diketahui Sehingga untuk
dilakukan perubahan ukuran
26 3.3 Perubahan Ukuran Perubahan ukuran peluang diperoleh dengan mengubah ukuran peluang menjadi peluang baru. Dari ukuran peluang baru akan diinterpretasikan kembali ke dalam peluang asal. Perubahan ukuran ini dibatasi oleh turunan RadonNikodym. Teorema 3.3.1 (Teorema Bersyarat Bayes) (Elliott et al. 1995) Misalkan
merupakan ruang peluang dan
Misalkan juga
adalah sub-medan
dari
adalah ukuran peluang lain yang kontinu absolut terhadap
. Jika
dengan turunan Radon-Nikodymnya
adalah peubah acak
terintegralkan dan terukur- , maka berlaku
Bukti Menurut definisi 2.2.23, harus ditunjukkan bahwa
adalah nilai harapan bersyarat dari berdasarkan definisi 2.2.23 , sehingga
jika diketahui
. Hal yang sama berlaku untuk . Karena
merupakan pembagian
dari nilai harapan bersyarat yang terukur- , maka akibatnya Misalkan
, maka
sebarang himpunan di . Selanjutnya didefinisikan
terukur- .
27 Akan ditunjukkan
Definisikan
, sehingga dan
Maka dari definisi 2.2.23 Berakibat
atau
hampir pasti di G. Kemudian dan
Nilai Selanjutnya
. Misalkan , sehingga
hampir pasti pada
, maka
, di mana
28
Akibatnya
Jadi,
Karena
=
dan
= , maka
=
terukur- .
Suatu barisan
dikatakan adapted terhadap
jika
setiap k. Penggunaan Teorema 3.3.1 berakibat pada ukuran persamaan
sehingga didapatkan Lema berikut.
Lema 3.3.2 (Elliott et al. 1995) Jika
adalah barisan peubah acak yang terintegralkan, maka
Bukti Bukti Lema 3.3.2 serupa dengan bukti Teorema 3.3.1
terukur
untuk
dan
dari
29 Lema 3.3.3 (Elliott et al. 1995) Di bawah ukuran peluang
di
adalah rantai Markov homogen dan
memenuhi di mana
, merupakan barisan peubah acak bersifat bebas stokastik identik
menyebar normal
maka fungsi kepekatan peluang dari
Bukti Untuk sebarang
Misalkan
maka sebaran dari
, maka
adalah
adalah
30 Misalkan
, maka
integral untuk
atau
. Sedangkan batas
sehingga
Akibatnya
Melalui Teorema Dasar Kalkulus didapatkan
Jadi,
adalah peubah acak yang fungsi kepekatan peluangnya dalah
Diketahui bahwa di bawah ukuran peluang 1.
di
berlaku:
adalah rantai Markov homogen dan memenuhi
2.
, di mana
merupakan barisan peubah acak
bersifat bebas stokastik identik menyebar normal peubah acak yang bergantung pada adalah
.
Adapun
adalah
dengan fungsi kepekatan peluang dari
31
Kemudian akan dikonstruksi ukuran peluang baru terhadap
dengan turunan Radon-Nikodymnya
yang kontinu absolut , sehingga di bawah
ukuran peluang : 1.
merupakan rantai Markov homogen dan memenuhi
.
2.
merupakan barisan peubah acak yang bebas stokastik identik menyebar normal Hal tersebut berarti harus dikonstruksi , sehingga di bawah ukuran peluang
1.
merupakan rantai Markov homogen dan memenuhi
.
2.
merupakan barisan peubah acak yang bebas stokastik identik menyebar normal
Misalkan
adalah fungsi kepekatan peluang
Agar
berdistribusi normal
di bawah ukuran peluang , maka
Sedangkan menurut definisi ukuran peluang
Dari persamaan karena
dan
adalah fungsi kepekatan peluang
serta didapat
32
dan
Misalkan
Definisikan suatu ukuran pluang baru terhadap
Eksistensi
dengan batasan turunan Radon-Nikodym
sama dengan
dijamin oleh Teorema Radon-Nikodym dan eksistensi
dijamin
oleh Teorema Perluasan Kolmogorov (Wong and Hajek, 1995). Lema 3.3.4 (Elliott et al. 1995) Di bawah ukuran peluang ,
adalah peubah acak yang bebas stokastik identik
menyebar normal Bukti Misalkan 3.3.2 persamaan ini menjadi
sedangkan
. Menurut Teorema Bayes dan Lema
33
diperoleh
Jadi, di bawah ukuran
,
merupakan barisan peubah acak yang bebas
stokastik identik menyebar normal
.
Sebaliknya, dimisalkan ukuran peluang
di
sehingga di bawah
ukuran peluang 1.
adalah rantai Markov dengan matriks transisi , di mana
2.
, sehingga
.
adalah suatu barisan peubah acak yang bebas stokastik identik menyebar normal N(0,1).
Sehingga harus dikonstruksi kembali ukuran peluang terhadap
dengan turunan Radon-Nikodymnya
ukuran peluang :
1.
adalah rantai Markov homogen.
yang kontinu absolut sehingga di bawah
34 2.
di mana
merupakan barisan peubah
acak bersifat bebas stokastik identik menyebar normal Misalkan
sedangkan
adalah fungsi kepekatan peluang
, maka
adalah fungsi kepekatan peluang
sehingga
Akibatnya didapatkan
Selanjutnya, misalkan
serta definisikan ukuran peluang
=
batasan turunan Radon-Nikodym terhadap
Jelas, bahwa untuk mengkonstruksi ukuran peluang
syarat yang harus dipenuhi adalah
kembali maka
.
Lema 3.3.5 (Elliott et al. 1995) Di bawah ukuran peluang , stokastik menyebar normal N(0,1).
adalah barisan peubah acak yang bebas
35 Bukti Misalkan
. Berdasarkan Teorema 3.3.1,
maka diperoleh
sedangkan
Akibatnya
. Jadi, di bawah ukuran peluang
,
adalah barisan peubah acak yang bebas
stokastik identik menyebar normal N(0,1).
36 3.4 Pendugaan Rekursif Pendugaan rekursif diperlukan untuk menduga parameter baru. Pendugaan rekursif meliputi pendugaan untuk state, banyaknya lompatan, lamanya waktu kejadian, dan proses observasi. Notasi 3.4.1 (Elliott et al. 1995) Jika
adalah sebarang barisan peubah acak yang adapted terhadap tuliskan
Sekarang notasikan unnormalized
conditional expectation dari
jika diketahui
sebagai
Menurut Teorema Bayes bersyarat (lihat Lema 3.3.2)
sehingga
karena
. Pada proses pendugaan rekursif diambil nilai awal
Misalkan
adalah barisan peubah acak bernilai skalar, di mana
maka akibatnya
. Perhatikan suku pertama dari persamaan berikut
yaitu
Karena
=
, maka
37
Notasi 3.4.2 (Elliott et al. 1995) Notasikan
Jika
diketahui dan
, maka
38 Menurut Lema 3.2.1,
sehingga didapatkan
Kemudian jika
, maka
Diperoleh
Jadi, jika pendugaan unnormalized
diketahui, maka pendugaan untuk
diperoleh dengan menjumlahkan semua komponen Lebih lanjut, ambil
.
, maka persamaan
menjadi
Lema 3.4.3 (Elliott et al. 1995) 1) Jika 2) Jika
, maka , maka
39 Bukti
1) Misalkan
, maka
. Jadi,
2) Misalkan
.
maka
40
Jadi, Lema 3.4.4 (Elliott et al. 1995) Misalkan maka dan
adalah matriks diagonal dengan vektor
pada diagonalnya,
41 Bukti Diketahui
, maka
Karena
, sehingga diperoleh
dan karena
, maka
Notasi 3.4.4 (Elliott et al. 1995) Untuk sebarang proses
yang adapted terhadap , notasikan
Teorema 3.4.5 (Elliott et al. 1995) adapted terhadap
Misalkan proses 1.
terukur
berbentuk:
,
2.
, di mana fungsi bernilai skalar, dan adalah proses predictable terhadap merupakan vektor berdimensi N.
serta
,
bernilai skalar. Sedangkan
42 Maka
di mana Bukti Bukti Teorema 3.4.5 terdapat pada lampiran 1. 3.4.1 Penduga untuk State Menurut Teorema 3.4.5 dan jika dipilh mana
di
maka penduga untuk state didefinisikan sebagai berikut
Dapat juga ditulis dalam bentuk pendugaan rekursif untuk unnormalized conditional
expectation
dari
,
jika
diketahui
,
yaitu
. Bentuk ini disebut unnormalized smoother.
Berdasarkan Teorema 3.4.5 dan pilih maka diperoleh
3.4.2 Penduga Banyaknya Lompatan Jika rantai Markov berpindah dari state waktu
,
, pada waktu , ke state
, maka
banyaknya lompatan dari state
ke state
. Misalkan sampai ke-
, maka
, pada adalah
43
Menurut Teorema 3.4.5 dan dengan
,
,
maka penduga untuk banyaknya lompatan adalah
Karena
maka diperoleh
Bentuk unnormalized smoother untuk
jika diketahui
Dengan memilih
adalah
, maka
dari aplikasi Teorema 3.4.5 diperoleh
3.4.3 Penduga untuk Waktu Kejadian Misalkan , maka
adalah lamanya waktu
berada di state
sampai waktu ke-k
44 Dengan
, maka
menurut Teorema 3.4.5 penduga lama waktu kejadian:
, maka
Karena
Jadi,
Sedangkan bentuk unnormalized smoother untuk adalah
jika diketahui
. Jika Teorema 3.4.5 diaplikasikan pada bentuk
unnormalized smoother penduga lama waktu kejadiannya, di mana , maka didapatkan
45 3.4.4 Penduga untuk Proses Observasi Untuk menduga ulang vektor varian
dan vektor
pada proses observasi
, maka
ditentukan penduga untuk proses observasi dalam bentuk
di mana
atau
.
Dengan menggunakan Teorema 3.4.5, di mana nilai , maka didapatkan penduga untuk proses observasi sebagai berikut
Bentuk unnormalized smoother dari
jika diketahui
. Dengan memilih
,
adalah
maka berdasarkan Teorema 3.4.5 diperoleh
3.5 Pendugaan Parameter Pada bagian ini, parameter model diduga dengan menggunakan algoritma Expectation Maximization (EM). Hasilnya berupa parameter dalam bentuk pendugaan rekursif. Algoritma ini dikembangkan oleh Baum dan Petrie (1996) dengan ide dasar sebagai berikut. Misalkan ruang
adalah koleksi ukuran peluang yang terdefinisi pada dan kontinu absolut terhadap
. Misalkan
kemudian
definisikan fungsi Likelihood untuk menghitung penduga parameter berdasarkan informasi
sebagai
46
dan Maximum Likelihood Estimation (MLE) didefinisikan sebagai
Secara umum MLE
sulit dihitung secara langsung, maka biasanya
digunakan algoritma Expectation Maximization (EM). Algoritma EM memberikan suatu metode iteratif untuk mengaproksimasi
, dengan prosedur sebagai berikut.
dan pilih
Langkah 1. Set
Langkah 2. [Langkah-E] Set
dan hitung
, di mana
Langkah 3. [Langkah-M]
Langkah 4. Ganti
dengan
dan ulangi langkah 2 sampai
kriteria berhenti dipenuhi. Barisan yang dibangkitkan likelihood
memberikan barisan nilai fungsi
yang tak turun. Tentunya, hal ini menurut ketaksamaan
Jensen,
dengan kesamaan jika dan hanya jika
.
disebut pseudo-
loglikelihood bersyarat. Model hidden Markov kontinu dengan waktu diskrit (Elliott et al. 1995) yang diduga parameternya berbentuk
di mana
adalah peubah acak yang bebas stokastik identik menyebar normal
N(0,1). Parameter model diberikan oleh himpunan
di mana
Berikutnya, dengan menggunakan
algoritma EM akan ditentukan himpunan parameter baru,
47
, yang memaksimumkan pseudo-
di mana loglikelihood bersyarat. 3.5.1 Pendugaan Parameter Untuk mengubah parameter didefinisikan
dan definisikan peluang
sehingga
Lema 3.5.1.1 (Elliott et al. 1995)
Bukti Misalkan
Jadi,
, maka
menjadi
pada rantai Markov
,
48
Ruas kanan lema 3.5.1.1
Jadi,
Dari persamaan (1) dan (2), maka
Lema 3.5.1.2 (Elliott et al. 1995) Di bawah ukuran peluang
, jika
, maka
49 Bukti Misalkan
maka
Akibatnya
50
Karena
maka
Teorema 3.5.1.3 (Elliott et al. 1995)
51 Bukti Berdasarkan definisi, fungsi Log-likelihood adalah
di mana
tidak tergantung pada , dan
nilai harapan dari fungsi Log-likelihood
Sehingga atau
Pseudo-loglikelihood
bersyaratnya menjadi
di mana parameter dinamik
harus memenuhi
, atau dalam bentuk
52 Bentuk dinamik di atas dapat dituliskan dalam bentuk bersyarat
, maka dapat ditulis dalam bentuk nilai harapan bersyarat
Oleh karena itu, sekarang masalah optimasi di atas menjadi memilih yang memaksimumkan
dengan
kendala
dan
diferensialkan
.
fungsi
Selanjutnya
tersebut
definisikan
terhadap
dan
dan
Dari
dan
didapatkan
fungsi
Lagrange
sehingga
53
Jadi, pilihan optimum
adalah
3.5.2 Pendugaan Parameter Misalkan ukuran peluang baru
Untuk
mengubah
dengan faktor
parameter
dan
menjadi
turunan Radon-Nikodymnya
,
maka
didefinisikan
54
Teorema 3.5.2 (Elliott et al. 1995)
Bukti Dari definisi di atas dan di bawah ukuran peluang baru dari
adalah
fungsi Log-likelihood
55 dengan
bebas terhadap
dan nilai harapan bersyaratnya adalah
Jika persamaan di atas didiferensialkan terhadap
Akibatnya didapatkan pilihan optimum dari
, maka diperoleh
adalah
3.5.3 Pendugaan Parameter Misalkan ukuran peluang baru
Untuk mengganti parameter
dengan faktor
dengan
dan turunan Radon-Nikodymnya
(ambil
tetap), definisikan
56
Teorema 3.5.3 (Elliott et al. 1995)
Bukti Dari definisi di atas, dan di bawah ukuran peluang , fungsi Log-likelihood dari adalah
dengan
57 tidak bergantung pada , dan nilai harapan bersyaratnya adalah
58
Karena
maka untuk
didapatkan
59
Jadi,
Pilihan optimum
yang diperoleh dari Teorema di atas adalah
Berdasarkan observasi sampai waktu ke-k, parameter model yang baru yaitu
diberikan oleh persamaan (*), persamaan (**), dan persamaan (***). Nilai dan
kemudian dapat dihitung
kembali dengan menggunakan parameter yang baru dan data pengamatan yang baru.
60 3.6 Nilai Dugaan Nilai dugaan jika diketahui
dihitung dengan menggunakan nilai harapan bersyarat
.
Lema 3.6.1 (Nilai Harapan Bersyarat Nilai harapan beryarat dari
di mana Bukti
)
jika diketahui
adalah
61
Jadi,
3.7 Algoritma Pendugaan Parameter Diketahui parameter model hidden Markov kontinu dengan waktu diskrit (Elliott et al. 1995) berbentuk
Kemudian akan ditentukan parameter model hidden Markov kontinu dengan waktu diskrit di atas yang baru,
yang memaksimumkan pseudo-loglikelihood bersayaratnya. Algoritma untuk memperoleh parameter tersebut, yang diperoleh dari Setiawaty dan Kristina (2005) dengan beberapa penambahan, sebagai berikut. Algoritma untuk menentukan parameter Langkah 1: Tetapkan N ( banyaknya state: penyebab kejadian), T ( banyaknya data) dan input data
.
Langkah 2: Tetapkan nilai awal ,
62 .
Langkah 3: Lakukan untuk
sampai dengan T.
1. Tetapkan
2. Lakukan untuk
sampai dengan
a. Hitung penduga rekursif
.
63
di mana: 1. 2. 3. dengan b. Lakukan untuk
sampai dengan
Hitung penduga rekursif smoother
c. Hitung penduga parameter
64
d. Tuliskan
e. Tentukan dan
dari persamaan dari persamaan
.
f. Ulangi langkah a sampai dengan langkah e untuk k berikutnya. 3. Beri nilai
dan
4. Ulangi langkah 1 sampai dengan langkah 3 untuk berikutnya. Langkag 4: Hitung nilai Langkah 5: Untuk
dan sampai dengan , cetak
dan
.
65
DAFTAR PUSTAKA [1]. Baum, L. E. and Petrie, T. 1996. Statistical inference for probabilistic function of finite state Markov chains, Annals of the Institute of Statistical Mathematics, 37: 1554-1563.
66 [2]. Elliott, R. J., Aggoun, L. and Moore, J. B. 1995. hidden Markov Models. Springer Verlag, New York. [3]. Setiawaty B, Kristina L. 2005. Pendugaan Parameter Model hidden Markov. Jurnal Matematika dan Aplikasinya, 4 : 23-39 [4]. Wong, E and Hajek, B. 1985. Stochastic Process in Engineering System. Springer Verlag, Berlin.
65
BAB IV APLIKASI MODEL HIDDEN MARKOV KONTINU PADA HARGA BERAS Pada bab ini dibahas pemodelan masalah perubahan harga beras. Bagian pertama menjelaskan data input. Pada bagian dua dibahas aplikasi model terhadap kasus banyaknya penyebab kejadian N dan data observasi, sehingga diperoleh kesesuaian model. Pada bagian terakhir dibahas split data sampai didapatkan model terbaik untuk memprediksi harga beras mendatang. Proses perhitungan dan analisa datanya dilakukan dengan program komputasi berbasis pemrograman fungsional, software Mathematica 7.0. 4.1 Data Input Penelitian Penelitian ini menggunakan data harga rata-rata beras eceran per minggu, jenis Jembar I dan IR 64 II di Kota Bandung. Data yang digunakan merupakan hasil pengamatan harga rata-rata beras antara bulan Februari tahun 2004 hingga bulan Mei tahun 2009 [21/07/2009]. Perubahan harga beras yang akan dimodelkan selama kurun waktu tersebut dapat dilihat pada gambar 1 grafik berikut. 8,000.00 Harga Beras (Rp/ Kg)
7,000.00 6,000.00 5,000.00 4,000.00 3,000.00 2,000.00 1,000.00 0.00 0
50 100 150 200 250 300 Waktu Pengamatan per Minggu (Februari 2004- Mei 2009)
Gambar 1 Grafik perubahan harga beras jenis Jembar I per minggu Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistics – Indonesia
66
7,000.00
Harga Beras (Rp/ Kg)
6,000.00 5,000.00 4,000.00 3,000.00 2,000.00 1,000.00 0.00 0
50 100 150 200 250 300 Waktu Pengamatan per Minggu (Februari 2004-Mei 2009)
Gambar 2 Grafik perubahan harga beras jenis IR 64 II per minggu. Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistics – Indonesia
4.2 Pemodelan Masalah Perubahan dan Aplikasi pada Harga Beras Beras merupakan komoditas pertanian yang sangat penting. Hal ini tercermin dari konsumsi beras yang hampir mencapai 90% dari nilai konsumsi masyarakat Indonesia. Mengingat pentingnya komoditas ini maka sangat lazim kebijakan perberasan nasional menjadi perhatian utama oleh pemerintah karena tidak hanya menyangkut hajat hidup sebagian besar masyarakat yang sangat tergantung pada komoditas ini, namun juga menyangkut kestabilan pangan. Secara garis besar permasalahan beras tidak terlepas dari permasalahan di bidang produksi, distribusi, dan kebijakan terkait dengan perberasan. Permasalahanpermasalahan ini dapat kita kategorikan sebagai kejadian yang sifatnya berulang dan tidak dapat dipastikan waktunya. Hal ini yang menyebabkan harga rata-rata beras mengalami perubahan yang berfluktuasi. Model hidden markov kontinu dengan waktu diskret (Elliott et al. 1995) adalah suatu model matematis yang dapat menjelaskan perilaku harga beras. Model ini diharapkan lebih fleksibel dalam menggambarkan perubahan-perubahan yang terjadi
67
pada harga rata-rata beras, karena pada model ini diperkenankan terjadinya perubahan pada setiap state. Diasumsikan bahwa harga rata-rata beras per minggu dibangkitkan oleh proses pengamatan yang hanya dipengaruhi oleh proses penyebab kejadian yang merupakan rantai Markov dan tidak diamati secara langsung. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan harga rata-rata beras diasumsikan sebagai state dari suatu rantai Markov
. Misalkan banyaknya faktor tersebut adalah N. Pada setiap state, data
harga rata-rata beras dibangkitkan oleh peubah acak sebaran tertentu pada ruang peluang Misalkan hubungan antara
yang menyebar dengan
. dan
ditetapkan oleh persamaan berikut:
Berdasarkan asumsi bahwa penyebab perubahan harga rata-rata beras tidak diketahui atau tidak diamati, berakibat harga rata-rata beras
tersembunyi (hidden) di balik data pengamatan
. Jadi pasangan
merupakan model hidden
Markov kontinu dengan waktu diskret (Elliott et al. 1995). Parameter model di atas berbentuk
Data pengamatan harga rata-rata beras
selama kurun waktu Februari 2004
sampai Mei 2009 berjumlah 275. Dengan menggunakan data tersebut, parameter model diduga dengan menggunakan metode Maximum Likelihood dan pendugaan ulang menggunakan metode Expectation Maximization yang melibatkan perubahan ukuran. Penduga rekursif yang digunakan adalah penduga tanpa smoother (filter) dan penduga smoother. Pada proses pendugaan parameter model, banyaknya penyebab kejadian diambil N = 2,3,4,5,6, sehingga diperoleh model terbaik yang dapat memodelkan dan menjelaskan perubahan harga beras. Untuk proses prediksi harga beras dilakukan split data menjadi dua kelompok. Data harga beras kelompok pertama digunakan untuk membangkitkan parameter
68
model terbaik. Kelompok kedua, data harga beras dijadikan sebagai pembanding terhadap harga beras hasil prediksi model. Proses ini berlangsung sampai mendapatkan model prediksi terbaik. Prediksi harga beras dan
diharapkan
dilakukan dengan menggunakan nilai yang
. Harga beras prediksi ini diharapkan mendekati harga beras
yang pasar. Prosesnya dikerjakan menurut algoritma pendugaan parameter dan nilai harapan
.
4.3 Hasil Program Komputasi dan Interpretasi Model Berdasarkan algoritma pendugaan parameter yang telah dijelaskan pada bab III dan data harga beras di atas, dibuat program komputasi untuk membangkitkan parameter model dengan menggunakan penduga filter dan smoother. Dari proses ini diperoleh model perubahan harga beras dan prediksi. Di samping itu, didapatkan juga nilai perbandingan galat antara harga beras pasar dan prediksi. 1. Model untuk menggambarkan perubahan harga beras a. Beras IR 64 II
69 Harga Beras IR 64 II Februari 2004 M ei 2009
6000 5500
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5000 4500 4000 3500
MAPE = 3.14362 % 3000
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 3 Grafik model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 2 dengan penduga filter.
12
10
8
6
4
2
0 IR 64 II, Filter
Gambar 4 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 2.
70
Harga Beras IR 64 II Februari 2004 M ei 2009
6000 5500
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5000 4500 4000 3500
MAPE = 3.18078 %
3000
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 5 Grafik model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 2 dengan penduga smoother.
12
10
8
6
4
2
0 IR 64 II, Smoother
Gambar 6 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 2.
71
Harga Beras IR 64 II Februari 2004 M ei 2009
6000 5500
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5000 4500 4000 3500
MAPE = 2.10315 %
3000
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 7 Grafik model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 3 dengan penduga filter. 10
8
6
4
2
0 IR 64 II, Filter
Gambar 8 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 3.
72
Harga Beras IR 64 II Februari 2004 M ei 2009
6000 5500
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5000 4500 4000 3500
MAPE = 1.7837 % 3000
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 9 Grafik model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 3 dengan penduga smoother.
8
6
4
2
0 IR 64 II, Smoother
Gambar 10 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras IR 64 II untuk N = 3.
73
b. Jembar I
Harga Beras Jembar Satu Februari 2004 M ei 2009
6500 6000
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5500 5000 4500 4000
MAPE = 3.31982 %
3500
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 11 Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 2 dengan penduga filter.
12
10
8
6
4
2
0 Jembar I, Filter
Gambar 12 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 2.
74
Harga Beras Jembar Satu Februari 2004 M ei 2009
6500 6000
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5500 5000 4500 4000
MAPE = 3.26963 % 3500
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 13 Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 2 dengan penduga smoother.
12
10
8
6
4
2
0 Jembar I, Smoother
Gambar 14 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 2.
75
Harga Beras Jembar Satu Februari 2004 M ei 2009
6500 6000
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5500 5000 4500 4000
MAPE = 1.98996%
3500
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 15 Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 3 dengan penduga filter.
10
8
6
4
2
0 Jembar I, Filter
Gambar 16 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 3.
76
Harga Beras Jembar Satu Februari 2004 M ei 2009
6500 6000
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5500 5000 4500 4000
MAPE = 2.03145 %
3500
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 17 Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 3 dengan penduga smoother.
8
6
4
2
0 Jembar I, Smoother
Gambar 18 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 3.
77
Harga Beras Jembar Satu Februari 2004 M ei 2009
6500 6000
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5500 5000 4500 4000
MAPE = 1.56838 %
3500
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 19 Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 4 dengan penduga filter.
10
8
6
4
2
0 Jembar I, Filter
Gambar 20 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 4.
78
Harga Beras Jembar Satu Februari 2004 M ei 2009
6500 6000
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5500 5000 4500 4000
MAPE = 1.20752 %
3500
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 21 Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 4 dengan penduga smoother. 12
10
8
6
4
2
0 Jembar I, Smoother
Gambar 22 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 4.
79
Harga Beras Jembar Satu Februari 2004 M ei 2009
6500 6000
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5500 5000 4500 4000
MAPE = 1.1212 %
3500
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 23 Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 5 dengan penduga filter.
10
8
6
4
2
0 Jembar I, Filter
Gambar 24 Diagram kotk persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 5.
80
Harga Beras Jembar Satu Februari 2004 M ei 2009 7000 6500
Harga Pasar ---- Harga Prediski
6000 5500 5000 4500 4000
MAPE = 0.394138 %
3500
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 25 Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 5 dengan penduga smoother. 14
12
10
8
6
4
2
0 Jembar I, Smoother
Gambar 26 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 5.
81
Harga Beras Jembar Satu Februari 2004 M ei 2009
6500 6000
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5500 5000 4500 4000
MAPE = 0,9485 % 3500
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 27 Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 6 dengan penduga filter.
10
8
6
4
2
0 Jembar I, Filter
Gambar 28 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 6.
82
Harga Beras Jembar Satu Februari 2004 M ei 2009 7000 6500
Harga Pasar ---- Harga Prediski
6000 5500 5000 4500 4000
MAPE = 0.445156 %
3500
2005
2006
2007
2008
2009
Gambar 29 Grafik model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 6 dengan penduga smoother. 12
10
8
6
4
2
0 Jembar I, Smoother
Gambar 30 Diagram kotak persentase absolut galat model perubahan harga beras Jembar I untuk N = 6.
83
Dari analisis gambar model perubahan harga beras dan diagram kotak di atas dapat disimpulkan bahwa model hidden Markov kontinu tersebut
mampu
memodelkan perubahan harga beras IR 64 II dan Jembar I. Fluktuasi harga pasar yang terjadi setiap minggu dapat direspon dengan baik oleh model ini. Secara keseluruhan nilai rata-rata persentase absolut galat (MAPE) yang dibuat oleh model untuk setiap banyaknya kejadian N relatif kecil, yaitu di bawah 4 %. Persentase absolut galatnya banyak berada di kisaran 0 % – 6 %. Keakuratan prediksi harga beras seperti itu tergantung dari nilai parameter yang model dibangkitkan. Jika nilai parameter model tersebut dapat memaksimukan harapan harga beras prediksi, maka nilai persentase absolut galat semakin kecil. Penduga smoother ternyata mampu membangkitkan parameter model dengan nilai MAPE yang lebih kecil dibandingkan penduga filter untuk setiap N. Dengan kata lain parameter model yang dibangkitkan penduga smoother lebih baik dari pada penduga filter. Adanya keterkaitan antara nilai N, MAPE, dan
dengan penduga parameter
serta dipilih model terbaik dijelaskan dalam analisis numerik model berikut. Tabel 1 Perbandingan absolut persentase galat dan koefisien determinasi model untuk masing-masing nilai N dari beras IR 64 II
Penduga Filter
N 2 3
Penduga
N
Smoother
2 3
Min. Absolut Persentase Galat 0 0 Min. Absolut Persentase Galat 0 0
MAPE 3.14362 2.10315
MAPE 3.18078 1.78370
Maks. Absolut Persentase Galat 13.50040 10.03260
0.964572 0.984723
Maks. Absolut Persentase Galat 13.46090 9.21987
0.961929 0.990638
84
Tabel 2 Perbandingan absolut persentase galat dan koefisien determinasi model untuk masing-masing nilai N dari beras Jembar I
N Penduga Filter
2 3 4 5 6
N Penduga Smoother
2 3 4 5 6
Min. Absolut Persentase Galat 0 0 0 0 0 Min. Absolut Persentase Galat 0 0 0 0 0
MAPE 3.31982 1.98996 1.56838 1.12120 0.94850
MAPE 3.269630 2.031450 1.207520 0.394138 0.445156
Maks. Absolut Persentase Galat 12.8765 11.5643 11.4580 9.3132 10.4518
0.961391 0.985293 0.991673 0.995365 0.996630
Maks. Absolut Persentase Galat 12.63760 9.17913 12.28840 14.24330 12.31500
0.962605 0.985969 0.995294 0.997931 0.998054
Tabel 1 dan 2 di atas menunjukkan bahwa bertambahnya nilai N membuat MAPE semakin kecil nilainya, di mana persentse absolut galat lebih terkonsentrasi pada kisaran 0 % - 6 %, dan nilai
mendekati satu, 0.96 – 1.00, untuk setiap
penduga parameter. Hal ini memberikan interpretasi pada model, yaitu jika jumlah penyebab perubahan harga beras IR 64 II dan Jembar I bertambah banyak, maka harga beras prediksi keduanya semakin mendekati harga pasar. Di samping itu, arti nilai
mendekati satu adalah fluktusi harga beras yang terjadi setiap minggu dapat
direspon dan dijelaskan oleh model hidden Markov kontinu tersebut dengan baik. Hal lain yang dapat diungkap dari Tabel 1 dan 2, yaitu setiap nilai N bertambah besar maka nilai MAPE atau kisaran nilai persentase absolut galat mengecil. Penduga filter dan smoother menghasilkan nilai-nilai galat ini berbeda. Akan tetapi perbedaannya relatif kecil, yaitu 0 % - 1 %. Perbedaan 0 % - 1 % dalam kasus ini dianggap tidak terlalu mengakibatkan selisih harga beras prediksi berbeda secara signifikan untuk N = 2, 3, 4, 5, dan 6.
85
Oleh karena itu, berdasarkan petimbangan lama waktu proses komputasi, keakuratan harga prediksi, dan kesederhanaan model dipilih model dengan N = 3 sebagai model terbaik. 2. Model untuk menggambarkan prediksi harga beras mendatang Model terbaik untuk menggambarkan prediksi harga beras mendatang dipilih model dengan N = 3 untuk beras IR 64 II dan N = 2 untuk Jembar I. Proses berikutnya menginput data. Data harga beras kelompok pertama digunakan untuk membangkitkan parameter model. Setelah didapatkan model terbaik dilanjutkan proses prediksi. Kelompok data harga beras yang kedua digunakan sebagai pembanding bagi harga beras hasil prediksi model. Perbandingan kedua harga beras tersebut dapat dilihat pada gambar berikut. a. Prediksi harga beras IR 64 II selama 10 minggu 6000
Harga Pasar ---- Harga Prediski
5800
5600
5400
MAPE = 0.425197 % 5200 0
2
4
6
8
Gambar 31 Grafik model prediksi harga beras IR 64 II. Beberapa hal yang dapat menjelaskan grafik di atas. 1. Selisih antara harga pasar dan prediksi: Minimum: Rp 11.28 Rata-rata: Rp 21.357 Maksimum: Rp 49.29 2. Persentase galat: Minimum persentase absolut galat: 0.0370594 %
10
86
MAPE: 0.425197 % Maksimum persentase absolut galat: 0.881594 %
b. Prediksi harga beras Jembar I selama 10 minggu 8000
Harga Pasar ---- Harga Prediski 7000
6000
5000
MAPE = 1.12361 % 4000 0
2
4
6
8
Gambar 32 Grafik model prediksi harga beras Jembar I. Keterangan di bawah ini menjelaskan lebih lanjut grafik di atas. 1. Selisih harga antara harga pasar dan prediksi: Minimum: Rp 31.32 Rata-rata: Rp 47.818 Maksimum: Rp 180.95 2. Persentase galat: Minimum persentase absolut galat: 0.270349 % MAPE: 1.12361 % Maksimum persentase absolut galat: 2.98154 %
10
87
Adapun sebaran galatnya dapat dilihat pada diagram kotak berikut ini. 3.0
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0 IR 64 II
Jembar I
Gambar 33 Diagram kotak persentase absolut galat harga beras IR 64 II dan Jembar I Dari hasil seluruh analisis di atas dapat disimpulkan bahwa model hidden Markov kontinu dengan waktu diskrit dapat memprediksi harga beras IR 64 II dan Jembar I mendatang dan dapat memodelkan harga beras keduanya dengan baik.
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Model hidden Markov kontinu dengan waktu diskret (Elliot et al. 1995) dapat memodelkan dan menjelaskan perilaku perubahan harga beras dengan baik. 2. Model terbaik IR 64 II mempunyai MAPE = 1.78 % dengan banyak penyebab kejadian N = 3, dan model terbaik Jembar I nilai MAPE = 3.27 % dengan N = 2. 3. Model prediksi terbaik IR 64 II berada pada nilai MAPE = 0.425197%, N = 3, dan model prediksi terbaik Jembar I dengan MAPE = 1.12%, N = 2. 5.2 Saran Penentuan nilai awal parameter model yang optimal perlu dikaji formulasinya.
88
DAFTAR PUSTAKA Argesti A, Finlay B. 1999. Statistical Methods for the Social Sciences. Prentice Hall. New Jersey Anton H, Rorres C. 2004. Aljabar Linear Elementer. Versi Aplikasi. Erlangga. Jakarta. Banachewicz K, Lucas A. 2008. Quantile Forecasting for Credit Risk Management Using Possibly Misspacified Hidden Markov Model. Journal of Forecasting. 27:566-586. Billingsley P. 1991. Probability and Measure. John Willey & Sons. New York. Bolen NPB. 1998. Valuing Options in Regime-Switching Models. Journal of Derivatives 6: 38-49. [BPS] Badan Pusat Statistik. Statistics-Indonesia. 2009. WEEKLY PRICE SERIES, Retail Price of Several Essential Commodities of Provincial City in Indonesia. [21/07/2009]. Campbell SD. 2002. Regime Switching in Economics [Dissertation]. University of Pennsylvania. Casella G, Berger RL. 1990. Statistical Inference. Wadsworth & Brooks/Cole, Pasific Grove. California. Chen Z, Forsyth PA. 2007. Implications of a Regime-Switching Model on Natural Gas Stronge Valuation and Optimal Operation. University of Waterloo Canada. Dunbar K, Edwards AJ. 2007. Empirical Analysis of Credit Risk Regime Switching and Temporal Conditional Default Correlation in Credit Default Swap Valuation: The Market Liquidity Effect. Economics Working Papers. University of Connecticut. Elliot RJ, Aggoun L, Moore JB. 1995. Hidden Markov Models. Estimation and Control. Springer-Verlag. New York. Elliot RJ. Van der Hoek J. 1997. An Application of Hidden Markov Model to Asset Allocation Problems. Journal Finance and Stochastics. 1:229-238. Ghahramani S. 2005. Fundamental of Probability with Stochastic Process. Pearson Prentice Hall New Jersey.
89
Grimmet GR, Stirzaker DR. 2001. Probability and Random Processes. Third Edition. University Press. Oxford. Hamilton JD. 1989. A New Approach to the Economic Analysis of Nonstationary Time Series and the Business Cycle. Econometrica 57: 357-384. Hamilton JD, Lin G. 1996. Stock Market Volatility and the Business Cycle. Journal of Applied Econometrics 11: 573-593. Hogg RV, McKean JW, Craig AT. 2005. Introduction to Mathematical Statisics. Prentice Hall, Engelwood Cliffs. New Jersey. Jamal. 2008. Kajian Model Hidden Markov Diskret dan Aplikasinya pada Harga Gabah Kering Panen. [Tesis]. IPB. Keskinen L, Oller LE. 1998. A hidden Markov Model as a Dynamic Bayesian Classifier, with an Application to Forecasting Business Cycle Turning Points. Working Paper. No. 59. National Institute of Economic Research. Landen C. 2000. Bond Pricing in a Hidden Markov Model of the Short rate. Journal Finance and Stochastics. 4:371-389. Manton J, Muscatelli A, Krishnamurthy V, Hurn S. 2008. Modelling Stock Market Excess Returns by Markov Modulated Gaussian Noise. Working Papers. No. 9806. University of Glasgow. Morger F. 2006. International Asset Allocation and Hidden Regime-Switching [Dessertation]. Universitat Zurich. Nurfathoni N. 2008. Kajian Model Hidden Markov Kontinu dan Aplikasinya pada Harga Gabah Kering Panen. [Tesis]. IPB. Protter P. 1995. Stochastic Integration Differential Equations. Springer-Verlag. New York. Ross SM. 2007. Introduction to Priobability Models. Ninth Edition. Academic Press. Elsevier. ------------. 2000. Stochastic Process. John Willey & Sons. New York. Schaller H, Van Norden S. 1997. Regime Switching in Stock Market Returns, Applied Financial Economics. Taylor and Francis Journals. 7: 91-177. Schindlmayr G. 2005. A Regime-Switching Model for Electricity Spot Prices. Working paper, EnBW Trading GmbH.
90
Setiawaty B, Kristina L. 2005. Pendugaan Parameter Model Hidden Markov. Jurnal Matematika dan Aplikasinya 4 : 23-39. Shreve SE. 2004. Stochastic Calculus for Finance I. Springer-Verlag . New York. Wei WWS. 1994. Time Series Analysis. Addison Wesley Publishing Company. California. Zampolli F. 2006. Optimal monetary policy in a regime-switching economy: the response to abrupt shifts in exchange rate dynamics. Working Paper. No.297. Bank of England.
92 Lampiran 1 Bukti Teorema 3.4.5 ;
Misalkan proses terukur
1.
adapted- yang berbentuk:
. ,
,
2.
1, dimana
, skalar, dan , , adalah proses predictable- . Sedangkan
merupakan vektor berdimensi
.
Maka ,
, , , ,
,
.
di mana Bukti Karena
|
0 dan di bawah ukuran peluang
,
bersifat bebas
stokastik identik, maka |
,
|
0.
1
, ,
1 1
,
1 .
93 Jadi,
,
1
,
1
(1)
Suku pertama dari persamaan (1) yaitu ,
1 1
,
1 1
|
,
,
1 1
|
,
,
1 1 .
Sehingga didapatkan persamaan ,
1
(2)
1
Suku kedua dari persamaan (1) yaitu ,
1
,
,
,
,
0 | | 1 .
1
,
1
1
| ,
,
|
,
1
|
,
1
,
1 1
1
94 Sehingga didapatkan persamaan ,
1 1 .
(3)
Dari persamaan (2), (3), Lema 3.4.3, dan Notasi 3.4.2 diperoleh
1 .
Karena ∑ ∑
,
1, maka
, 1
∑
=
,
,
,
,
∑
,
1
,
, ,
.
Jadi, ,
,
,
, , di mana
.
,
95 Lampiran 1 Bukti Teorema 3.4.5 ;
Misalkan proses terukur
1.
adapted- yang berbentuk:
. ,
,
2.
1, dimana
, skalar, dan , , adalah proses predictable- . Sedangkan
merupakan vektor berdimensi
.
Maka ,
, , , ,
,
.
di mana Bukti Karena
|
0 dan di bawah ukuran peluang
,
bersifat bebas
stokastik identik, maka |
|
,
0.
1
, ,
1 1
,
1 .
96 Jadi,
,
1
,
(1)
1
Suku pertama dari persamaan (1) yaitu ,
1 1
,
1 1
|
,
,
1 1
|
,
,
1 1 .
Sehingga didapatkan persamaan ,
1
(2)
1
Suku kedua dari persamaan (1) yaitu ,
1
,
,
,
,
| |
0 | | 1 .
1
,
1
1
| ,
,
,
1
,
1
,
1 1
1
97 Sehingga didapatkan persamaan ,
1 1 .
(3)
Dari persamaan (2), (3), Lema 3.4.3, dan Notasi 3.4.2 diperoleh
1 .
Karena ∑
,
1, maka
, 1
, 1
, ,
1
,
,
,
,
1
,
,
,
,
1
,
,
,
,
1
,
, ,
, 1
98 ,
, ,
.
, Jadi, ,
,
,
, , dimana
.
,
91
DRAFT TUGAS AKHIR KAJIAN MODEL HIDDEN MARKOV DISKRET DAN APLIKASINYA PADA DNA
NURMAILY
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009