1
KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI INDONESIA
Oleh : Achmad Risa Harfit 96109001
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2013
2
KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI INDONESIA
Oleh : Achmad Risa Harfit 96109001
TESIS
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Teknik Program Pasca Sarjana Universitas Gunadarma
PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2012
3
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Achmad Risa Harfit
NIM
: 96109001
NIRM
:
Judul Tesis : KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI INDONESIA Tanggal Sidang
: 06 Juni 2012
Tanggal Lulus
: 06 Juni 2012
Menyatakan bahwa tulisan di atas merupakan hasil karya saya sendiri dan dapat dipublikasikan sepenuhnya Oleh Universitas Gunadarma. Segala kutipan dalam bentuk apapun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku. Semua hak cipta dari logo serta produk yang disebut dalam penulisan ini adalah milik masing-masing pemegang haknya, kecuali disebut lain. Mengenai isi dan tulisan merupakan tanggung jawab Penulis, bukan Universitas Gunadarma. Demikianlah pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran.
Jakarta, Juni 2012
(Achmad Risa Harfit)
4
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Penelitian : KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI INDONESIA Nama Mahasiswa: Achmad Risa Harfit NIM / NIRM
: 96109001
Tanggal Lulus
: 06 Juni 2012
Menyetujui,
Komisi Pembimbing
( Ir. Tri Mulyanto, MT. ) Ketua
( Prof. Dr. Yuhara Sukra, MSc. ) Anggota Direktur Program Pasca Sarjana
( Prof. Dr. Ir. Bambang Suryawan, MT. ) Direktur
5
ABSTRAK Achmad Risa Harfit. 96109001 KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI INDONESIA Tesis, Program Pasca Sarjana, Bidang Peminatan Manajemen Sistem Manufaktur Universitas Gunadarma, 2012 Kata Kunci : Kebutuhan, Teknologi, Mobil Hybrid (xix – 143 + Lampiran)
Pengembangan teknologi mobil hybrid merupakan salah satu tujuan dari pemerintah dalam penghematan energi. Teknologi mobil hybrid untuk kendaraan pribadi pada dasarnya adalah menggabungkan mesin konvensional dengan motor listrik. Secara garis besar ada tiga tipe dari Sistem Hybrid yaitu : Sistem Hybrid secara Seri, Sistem Hybrid secara Paralel, dan sistem Hybrid secara Seri dan Paralel. Keunggulan teknologi mobil hybrid adalah Emisi gas buangnya dan konsumsi bahan bakarnya lebih rendah dibandingkan dengan teknologi mobil konvensiona,. Untuk mengetahui Teknologi Mobil Hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia maka peneliti menganalisanya dengan menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD), terhadap 40 responden di Jakarta, respon terhadap teknologi mobil hybrid di Indonesia yang di hasilkan matriks Quality Function Deployment (QFD) yang merupakan prioritas dari persyaratan pelanggan yaitu After sales service harus tersedia di setiap dealer ATPM, harga ideal satu unit mobil hybrid berkisar antara 100 – 200 juta rupiah, kapasitas penumpang untuk mobil hybrid dapat memuat 7 orang, fungsi dari mobil hybrid dapat berfungsi ganda, sebagai mobil keluarga, mobil untuk beraktifitas/bekerja, dan mobil niaga, penggunaan 1 (satu) liter BBM mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km, Kelengkapan kenyamanan pada mobil hybrid seperti air conditioner (AC), Radio Tape, MP3, kursi mobil yang empuk, Kapasitas mesin untuk mobil hybrid 1000cc – 1500cc. (Daftar Pustaka 1998 – 2012)
6
RIWAYAT HIDUP
Achmad Risa Harfit Lahir di Jakarta pada tanggal 27 September 1977, anak keempat dari empat bersaudara, dari Ayahanda (alm) H. Achmad Muchji dan Ibunda (almh) Hj. Dewi Siregar. Menikah dengan Andini Kurnia Fitriana, SPd pada tanggal 23 Desember 2007 dan telah dikaruniai seorang putra bernama Syafiq Akhtar Ramadhan. Menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Depok Baru 7, tamat dan lulus tahun 1990. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengar Pertama Negeri 2 Depok, Tamat dan lulus tahun 1993. Melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas Negeri 97 Jakarta, Tamat dan lulus tahun 1996. Selanjutnya meneruskan ke jenjang pendidikan strata satu di Universitas Gunadarma pada Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin, tamat dan lulus tahun 2003. Pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan strata dua di Pasca Sarjana Universitas Gunadarma Program Studi Magister Manajemen Manufaktur. Saat ini bekerja di Universitas Gunadarma Jakarta sebagai staff skretariat rektor bagian transkip ijazah dan staff pengajar di Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin.
7
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini dengan judul KAJIAN MOBIL HYBRID DAN KEBUTUHANNYA DI INDONESIA Tesis ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Teknik Program Pasca Sarjana Universitas Gunadarma. Selain dari itu, dengan Tesis ini pula, maka penulis dapat berfikir secara kreatif dalam meneliti, menguraikan dan membahas suatu permasalahan secara ilmiah, teoritis, jelas, dan sistematis. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapkan terima kasih yang tulus kepada: 1. Ibu Prof. Dr. E.S. Margianti, SE., MM., selaku rektor Universitas Gunadarma. 2. Bapak Prof. Dr. Bambang Suryawan, MT. Selaku Direktur Program Pasca Sarjana Magister Teknologi dan Rekayasa Universitas Gunadarma. 3. Bapak Dr.Ing,Moh.Yamin selaku Ketua Program studi Magister Teknik Mesin Universitas Gunadarma. 4. Bapak Prof. Drs. Syahbuddin, MSc., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma,
8
5. Bapak Ir. Tri mulyanto, MT. Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingannya kepada penulis. 6. Ibu Dr. Cokorda Prapti Mahandari Selaku Dosen Pasca Sarjana Magister Teknik Mesin yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingannya kepada penulis. 7. Kedua orang tua, yang telah tiada karena beliaulah penulis terlahir ke dunia ini. 8. Istri tercinta dan seluruh keluarga, yang selalu memberikan do’a, dukungan dan semangat. 9. Semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini. Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat kepada seluruh pembacanya.
Jakarta, 27 Juni 2012 Penulis
Achmad Risa Harfit
9
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI
.................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................
iv
ABSTRAK...........................................................................................................
v
RIWAYAT HIDUP.............................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................
vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
xiii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................
xvi
DAFTAR GRAFIK ..........................................................................................
xviii
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................
xix
I. PENDAHULUAN ......................................................................................
1
1.1
Latar Belakang ...................................................................................
1
1.2
Identifikasi Masalah ..........................................................................
4
1.3
Batasan Masalah ................................................................................
4
1.4
Perumusan Masalah ..........................................................................
5
1.5
Tujuan Penelitian ................................................................................
5
1.6
Kegunaan Penelitian ..........................................................................
5
II. TELAAH PUSTAKA ................................................................................
6
2.1
Sumber Energi ...................................................................................
6
2.2
Bahan Bakar Fosil .............................................................................
7
2.2.1 Penggunaan Bahan Bakar Fosil ...............................................
8
10
2.2.2 Dampak Penggunaan Bahan Bakar Fosil Pada Lingkungan .....
10
Bahan Bakar Alternatif .......................................................................
17
2.3.1 Energi Panas Bumi ....................................................................
18
2.3.2 Energi Surya .............................................................................
19
2.3.3 Energi Angin .............................................................................
20
2.3.4 Tenaga Udara .............................................................................
20
2.3.5 Tenaga Air ................................................................................
21
2.3.6 Biomassa ...................................................................................
21
2.3.7 Bahan Bakar Bio Cair .................................................................
22
2.3.8 Solid Biomas .............................................................................
23
2.3.9 Biogas .........................................................................................
23
2.4
Dunia Otomotif ...................................................................................
24
2.5
Mobil Hybrid ......................................................................................
27
2.2.1 Definisi Hybrid ..........................................................................
27
2.2.2 Sejarah Mobil Hybrid .................................................................
27
2.2.3 Pengembangan Mobil Hybrid ..................................................
32
2.5.4 Sistem Mobil Hybrid .................................................................
33
2.5.5 Mesin Mobil Hybrid .................................................................
36
2.5.6 Cara Kerja Mobil Berteknologi Hybrid ...................................
37
2.5.7 Tipe dari Sistem Mobil Hybrid ..................................................
41
2.5.8 Keunggulan Teknologi Mobil Hybrid ......................................
44
Penjualan Mobil di Indonesia ..............................................................
48
2.6.1 Tipe Kendaraan Roda Empat Kategori Mobil Keluarga ...........
51
2.6.2 Tipe Mobil Paling Diminati Masyarakat Indonesia .................
53
2.3
2.6
11
2.6.3 Motif Masyarakat Indonesia Memilih Mobil Tipe MPV (Multi Purpose Vehicle) .........................................
57
III. METODOLOGI PENELITIAN .................................................................
61
3.1
Kerangka Pemikiran ..........................................................................
61
3.2
Metode Penelitian .............................................................................
61
3.3
Quality Function Deployment (QFD) ...............................................
62
3.3.1 Manfaat QFD .............................................................................
63
3.3.2 Keunggulan QFD .......................................................................
64
3.3.3 Hierarkhi matrik QFD.................................................................
65
3.4
Subyek Penelitian ................................................................................
66
3.5
Jenis dan Sumber Data .......................................................................
66
3.6
Teknik Pengumpulan Data .................................................................
66
3.7
Metode Analisis ...................................................................................
67
3.7.1 Analisis Deskriptif Kualitatif .....................................................
67
3.7.2 Analisis Matriks House of Quality ............................................
67
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................
93
4.1
Perkembangan Teknologi Mobil Hybrid di Indonesia .......................
93
4.2
Karakteristik Umum Responden ........................................................
97
4.3
Penyusunan Matriks House of Quality (HOQ) ...................................
98
4.3.1 Penyusunan Persyaratan Pelanggan (What) .............................
99
4.3.2 Penyusunan Persyaratan Teknik (How) ......................................
102
4.3.3 Pengembangan Matriks Hubungan antara Persyaratan Konsumen (What) dan Persyaratan Teknik (How) ....................
105
12
4.3.4
Pengembangan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik (How) ........................................................
106
4.3.5 Penilaian Kompetitif .................................................................
108
4.3.6 Pengembangan Prioritas Persyaratan Pelanggan .......................
113
4.3.7 Pengembangan Prioritas Persyaratan Teknik .............................
126
4.4
Kebutuhan Mobil Hybrid di Indonesia ...............................................
137
4.5
Mobil Hybrid LIPI .............................................................................
140
V. KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................
142
5.1
Kesimpulan .........................................................................................
142
5.2
Saran ..................................................................................................
143
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
144.
LAMPIRAN .....................................................................................................
146
13
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Spesifikasi dari Toyota Prius dan Honda Civic Hybrid ..................
41
Tabel 2.2 Wholesale, September, Oktober dan total 2011 vs 2010 ..................
49
Tabel 2.3 Ritel, September, Oktober dan total 2011 vs 2010 ...........................
50
Tabel 2.4 Spesifikasi Toyota Avanza ...............................................................
56
Tabel 2.5 Spesifikasi Daihatsu Xenia ...............................................................
57
Tabel 4.1 Karakteristik Usia Responden .........................................................
97
Tabel 4.2 Tingkat Pendidikan Responden ......................................................
97
Tabel 4.3 Jenis Pekerjaan Responden ...............................................................
98
Tabel 4.4 Kriteria Harga untuk satu unit mobil hybrid ....................................
100
Tabel 4.5 Kriteria Fungsi untuk mobil hybrid ...................................................
100
Tabel 4.6 Kapasitas Penumpang untuk mobil hybrid .......................................
101
Tabel 4.7 Kriteria Penggunaan BBM untuk mobil hybrid ..............................
101
Tabel 4.8 Kriteria After Sales Service untuk mobil hybrid ..............................
101
Tabel 4.9 Kriteria Fitur untuk mobil hybrid ......................................................
101
Tabel 4.10 Kriteria Kapasitas Mesin untuk mobil hybrid .................................
101
Tabel 4.11 Kriteria Keinginan Konsumen untuk Teknologi Mobil Hybrid ......
102
Tabel 4.12 Karakterisitik Mobil Konvensional yang paling diminati di Indonesia .......................................................................................
103
Tabel 4.13 Persyaratan Teknik ...........................................................................
104
Tabel 4.14 Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik ...........................................................................
106
Tabel 4.15 Matriks Hubungan Antara Persyaratan Teknik .................................
107
14
Tabel 4.16 Penilaian Kompetitif Pelanggan Terhadap Mobil Hybrid dengan Mobil Konvensional Jenis MPV, Kapasitas Mesin 1500cc...............
110
Tabel 4.17 Penilaian Kompetitif Teknik Terhadap Mobil Hybrid dengan Mobil Konvensional Jenis MPV, Kapasitas Mesin 1500cc...............
112
Tabel 4.18 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Harga 100 – 200 Juta ........................................................................
114
Tabel 4.19 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Multi Fungsi ............
114
Tabel 4.20 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kapasitas penumpang 7 Orang ........................................................................
115
Tabel 4.21 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan 40Km – 60Km per liter BBM .........................................................
116
Tabel 4.22 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Disetiap Dealer ATPM ....................................................................................
116
Tabel 4.23 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kenyamanan ............
117
Tabel 4.24 Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Isi silinder 1000cc – 1500cc ............................................................
118
Tabel 4.25 Tingkat Kepentingan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Mobil Hybrid .....................................................................
119
Tabel 4.26 Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Pelanggan Mobil Hybrid ............
119
Tabel 4.27 Faktor Skala Kenaikan Setiap Persyaratan Pelanggan Mobil Hybrid ....................................................................................
121
Tabel 4.28 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Harga Ideal 100 – 200 Juta ...............................................................
122
Tabel 4.29 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Multi Fungsi ........................
122
15
Tabel 4.30 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kapasitas Penumpang 7 Orang ........................................................................
123
Tabel 4.31 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Konsumsi 1 liter BBM 40Km – 60Km ...............................................................
123
Tabel 4.32 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan di setiap Dealer ATPM ......
123
Tabel 4.33 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kenyamanan ........................
123
Tabel 4.34 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Isi Silender 1000cc – 1500cc ............................................................
123
Tabel 4.35 Poin Penjualan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Mobil Hybrid ....................................................................................
124
Tabel 4.36 Tingkat Kepentingan, Faktor Skala Kenaikan dan Poin Penjualan terhadap Mobil Hybrid .............................................
125
Tabel 4.37 Bobot Absolut Setiap Persyaratan Pelanggan terhadap Mobil Hybrid ....................................................................................
125
Tabel 4.38 Derajat Kesulitan Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid ............
127
Tabel 4.39 Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid ..................
128
Tabel 4.40 Bobot Absolut Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid ..................
130
Tabel 4.41 Bobot Relatif Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid ..................
132
Tabel 4.42 Arah Pengembangan Persyaratan Teknik ..........................................
135
Tabel 4.43 Prioritas pengembangan teknik yang sesuai dengan persyaratan pelanggan .....................................................................
139
Tabel 4.44 Perbandingan mobil hybrid Lipi dengan persyaratan pelanggan ......
140
16
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1
Mobil Hybrid Pertama Di dunia (Produksi Porche) ..................
28
Gambar 2.2
Mesin Mobil Hybrid keluaran Phorche .......................................
29
Gambar 2.4
mobil Woods Dual Power Model 44 Coupe lansiran tahun 1916 .....................................................................
30
Gambar 2.5 Ford Escape hibrida menjadi SUV hybrid ....................................
31
Gambar 2.6
Ilustrasi Sumber Tenaga Sistem Mobil Hybrid ...........................
34
Gambar 2.7
Komponen utama Mobil Hybrid ................................................
34
Gambar 2.8
Ilustrasi Cara kerja Mobil Hybrid .............................................
35
Gambar 2.9
Mesin elektrik mobil hybrid Honda ..........................................
36
Gambar 2.10 Baterai dan Power Control Unit ................................................
37
Gambar 2.11 Cara kerja Mesin Mobil Berteknologi Hybrid ...........................
37
Gambar 2.12 Cara Kerja Konvensional ............................................................
38
Gambar 2.13 Cara Kerja Elektrik .....................................................................
38
Gambar 2.14 Cara Kerja Boosten .....................................................................
39
Gambar 2.15 Cara Kerja Energy Recovery ......................................................
40
Gambar 2.16 Cara Kerja Energy Saving .........................................................
40
Gambar 2.17 Cara Kerja Mesin Mobil Hybrid Honda ....................................
41
Gambar 2.18 Sistem hybrid secara seri ............................................................
42
Gambar 2.19 Sistem Hybrid secara Paralel ......................................................
43
Gambar 2.20 Sistem hybrid secara seri dan paralel ..........................................
44
Gambar 2.21 Ilustrasi Hybrid Synergy Drive ...................................................
47
Gambar 2.22 Konsep umum dan produk Toyota all new Avanza ..................
55
17
Gambar 3.1
Bagan Kerangka Pemikiran Operasional ....................................
61
Gambar 3.2
Model Empat Tahap QFD .........................................................
65
Gambar 3.3
Diagram Tahapan Penyusunan Matriks Quality Function Deployment .......................................
68
Gambar 3.4
House of Quality ........................................................................
71
Gambar 3.5
Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Teknik ...............................................................
73
Gambar 3.6
Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik ...........................
74
Gambar 3.7
Matriks Design Deployment ......................................................
80
Gambar 3.8
Matriks Hubungan Antara Part Kritis dan Spesifikasi Part ......
83
Gambar 3.9
Matriks Process Planning............................................................
84
Gambar 3.10 Matriks Hubungan Antara Part Kritis Terpilih dan Rencana Proses ...........................................................................
87
Gambar 3.11 Matriks Production Planning ......................................................
88
Gambar 3.12 Matriks Hubungan Antara Rencana Proses Terpilih Dengan Rencana Produksi .........................................................
90
Gambar 3.13 Matriks House of Quality (HQQ) dasar .......................................
91
Gambar 4.1
Model Mobil Hybrid LIPI .........................................................
94
Gambar 4.2
Motor listrik Mobil Hybrid LIPI ................................................
95
Gambar 4.3
Panel Indikator ...........................................................................
95
Gambar 4.4
Duabelas buah baterai litium di letakan di bawah jok ...............
96
Gambar 4.5
Matriks House of Quality (HQQ) Kebutuhan Mobil Hybrid di Indonesia .........................................................
136
18
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1
Kadar Emisi Toyota Prius ............................................................
46
Grafik 2.2
Penjualan mobil wholesale dan ritel sepanjang 2011.....................
49
Grafik 2.3
Penjualan Top10 merek pada 2011 vs 2010 .................................
50
Grafik 2.4
Alasan Memilih Toyota Avanza ...................................................
54
Grafik 2.5
Motif membeli avanza berdasarkan produk .................................
55
19
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Poling / Kuisioner untuk Responden .....................................................
146
20
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ketersedian energi tak terbarukan yang kian menipis, akan menjadi permasalahan besar bagi kehidupan manusia di masa yang akan datang. Ketergantungan manusia terhadap bahan bakar fosil telah mendorong terjadinya krisis energi dan dapat menimbulkan masalah baru dari penggunaan energi tak terbarukan tersebut, yaitu berupa polusi dan pencemaran lingkungan yang berdampak pada perubahan iklim di dunia. Banyak pemikiran oleh para ilmuwan guna mengantisipasi adanya kemungkinan krisis energi di masa yang akan datang. Berbagai penelitian saat ini mulai banyak yang mengangkat isu-isu penting mengenai alternatif energi lain yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Minyak bumi merupakan penyangga kebutuhan energi yang utama di dunia saat ini. Hampir seluruh kebutuhan dunia bergantung pada sumber daya alam yang tidak terbarukan tersebut termasuk Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada tahun 2006 pemakaian minyak bumi mendominasi 52,5% pemakaian energi di Indonesia, sedangkan penggunaan gas bumi sebesar 19%, batu bara 21,5%, air 3,7%, panas bumi sebesar 3% dan energi terbarukan hanya sekitar 2% dari total penggunaan energi. Menurut data ESDM 2006, cadangan minyak bumi Indonesia hanya sekitar 500 juta barel per tahun.1
1
Hidayat, 2007
21
Pada tahun 2010, konsumsi bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium diperkirakan mengalami peningkatan, saat itu kuota premium diperkirakan naik 4 persen dari 20,638 juta kiloliter (KL) menjadi 21,454 juta KL. Pemakaian premium meningkat setiap tahunnya, kenaikan berkisar 8 persen. Namun di waktu tertentu seperti menghadapi pemilihan umum bisa mencapai 12-14 persen. Maka jika minyak bumi terus-menerus dikonsumsi dalam jumlah besar dan tidak ditemukan cadangan minyak baru atau tidak ditemukan teknologi baru yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak, diperkirakan cadangan minyak bumi Indonesia akan habis dalam waktu dua puluh tiga tahun mendatang, ini merupakan konsekuensi logis dari pemakaian besar-besaran bahan bakar fosil tanpa dibarengi ketersediaan bahan bakar fosil demi memenuhi kebutuhan manusia. Berarti apabila sekarang tahun 2012 maka menipisnya cadangan minyak bumi tersebut diestimasikan akan habis sekitar tahun 2030-an. Pemerintah Indonesia selama ini memberikan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk membantu kegiatan ekonomi rakyatnya.
Hal ini
dikarenakan masih besarnya ketergantungan sektor ekonomi rakyat terhadap BBM. Karena besarnya subsidi yang diberikan, sehingga pemerintah harus mengeluarkan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih besar lagi seiring meningkatnya harga minyak dunia. Oleh karena itu, pemerintah beserta DPR telah bersepakat untuk menghapuskan subsidi BBM secara bertahap seperti tertuang pada UU No. 25/2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Propenas).
22
Beban subsidi BBM
bagi pemerintah sangat berat. Setiap tahun
Pemerintah Indonesia menganggarkan kurang lebih 50 triliun Rupiah untuk keperluan subsidi BBM (minyak tanah, premium dan solar). Penggunaan terbesar adalah sektor rumah tangga dan komersial dengan pangsa sebesar 46%, diikuti oleh sektor industri 25%, transportasi 19%, sebagai bahan baku 5%, dan sisanya sekitar 4% untuk penggunaan lainnya. 2 Terkait
dengan
masalah
diatas,
pemerintah
Indonesia
akan
mengupayakan rencana pengembangkan teknologi mobil hybrid, karena teknologi hybrid pada kendaraan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil (BBM), selain itu mobil hybrid juga termasuk kendaraan yang ramah lingkungan, karena tingkat polusi dari emisi gas buang mobil hybrid mendekati nol, tidak seperti mobil konvensional yang hanya menggunakan bahan bakar fosil (BBM). Mobil berteknologi hybrid memiliki paduan antara teknologi mesin konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil (BBM) dengan teknologi motor yang menggunakan listrik. Dua teknologi itu saling bergantian menggerakkan kendaraan dalam saat-saat tertentu sehingga penggunaan bahan bakar menjadi lebih hemat. Rencana pengembangan mobil hybrid ini cukup bagus meski sulit dan rumit tetapi merupakan salah satu upaya untuk menekan penggunaan bahan bakar fosil (BBM) pada sektor transportasi agar subsidi tidak membengkak setiap tahun. Jika Pemerintah serius ingin mengembangkan mobil hybrid, banyak hal yang harus disiapkan. Di Indonesia teknologi mobil hybrid ini masih jarang dan sangat mahal, maka untuk pengembangkan teknologi mobil
2
Pusat Informasi Energi, 2003
23
hybrid ini, setidaknya Pemerintah harus mengkaji terlebih dahulu jenis mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia dan menyiapkan infrastruktur pendukung, karena mustahil bila infrastruktur belum tersedia teknologi ini bisa berkembang.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang diatas didapatkan identifikasi masalah yang akan diteliti adalah ketersedian energi tak terbarukan dalam hal ini adalah bahan bakar fosil (BBM) yang kian menipis, maka pemerintah akan mengupayakan rencana pengembangkan teknologi mobil hybrid karena teknologi hybrid pada kendaraan dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil (BBM) dan mobil hybrid termasuk kendaraan yang ramah lingkungan.
1.3 Batasan Masalah Dalam penelitian ini diberi batasan-batasan pada permasalahan tersebut guna memperjelas bagian mana dari persoalan yang akan dikaji dan bagian mana yang tidak, dan juga untuk mempersempit ruang lingkup penjelasan, agar tidak menyimpang dari topik permasalahan yang utama, batasan batasan masalah tersebut meliputi : 1. Jenis kendaraan yang paling banyak digunakan di Indonesia 2. Perkembangan teknologi mobil hybrid di Indonesia 3. Pengembangan jenis teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia
24
1.4 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masah di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : Pengembangan jenis teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia khususnya di DKI Jakarta guna pengurangan emisi dan kosumsi bahan bakar
1.5
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis jenis teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan masyarakat Indonesia, serta keunggulan teknologi mobil hybrid dari segi pengurangan emisi dan kosumsi bahan bakar.
1.6
Kegunaan Penelitian Adapun Kegunaan dan manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan informasi dan masukan untuk pengembangan teknologi mobil hybrid dalam upaya pemerintah menekan penggunaan bahan bakar fosil khususnya BBM bersubsidi. 2. Dapat dijadikan refrensi bagi penelitian selanjutnya dan memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang otomotif 3. Menambah dan memperluas pengetahuan peneliti pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya dalam bidang otomotif yang berhubungan dengan teknologi mobil hybrid.
25
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Sumber Energi Sumber energi di klasifikasikan dalam tiga jenis: Pertama, yang tak dapat diperbaharui dalam hal ini adalah bahan bakar fosil, seperti minyak bumi, gas alam dan batu-bara. Kedua, yang dapat diperbaharui (renewable), seperti pasang-surut yang berulang secara berirama setiap sekitar 24 jam, akibat tarikan gravitasi bulan terhadap selubung cair (laut) dari bumi. Ketiga, yang tak terhabiskan (non-exhausted), seperti sinar dalam wujud photon dari matahari termasuk anak-cucunya. Adapun anak photon adalah energi angin, energi arus laut dan energi potensial air. Bagian atmosfer dan air laut yang kena pukulan photon suhunya akan naik. Maka mengalirlah udara dan air laut dari tempat yang lebih dingin ke tempat yang panas itu, lalu terjadilah hembusan angin dan aliran arus laut. Karena pukulan photon pada permukaan laut dan danau, air laut dan danau akan menguap membubung ke atas bergumpal menjadi awan, kemudian turun menghujani bumi. Air hujan yang jatuh di bumi pada tempat yang ketinggian mempunyai energi potensial. Adapun cucu photon adalah anak energi angin, yaitu energi ombak. Terjadinya ombak karena tekanan angin pada muka laut atau danau.
26
2.2 Bahan Bakar Fosil Minyak bumi, gas alam, dan batu bara dikatakan sebagai bahan bakar fosil karena pada dasarnya mereka memang fosil. Bahan bakar fosil terbentuk lewat proses alamiah berupa pembusukan dari organisme yang mati ratusan juta tahun lalu. Dinosaurus, pepohonan, dan hampir semua mahluk hidup yang mati, terendapkan di tanah, dan sekarang telah menjadi minyak bumi, gas alam, atau batu bara. Gas alam berbentuk gas, minyak bumi berbentuk cair, dan batu bara berbentuk padat. Perbedaan wujud mereka disebabkan perbedaan pada tekanan dan panas yang mereka terima di perut bumi selama jutaan tahun. Bahan bakar fosil adalah sumber energi yang tak dapat diperbaharui karena perlu jutaan tahun untuk terbentuk, dan sumber yang ada lebih cepat habis ketimbang terbentuk yang baru. Produksi dan pemakaian bahan bakar fosil menyebabkan masalah-masalah lingkungan. Gerakan global menuju pembangkitan energi terbarukan dilakukan untuk membantu memenuhi meningkatkanya kebutuhan energi. Ada banyak jenis senyawa hidrokarbon atau terbarukan dalam campuran bahan bakar tertentu. Campuran khusus hidrokarbon memberi sebuah bahan bakar sifat karakteristiknya, seperti titik didih, titik beku, kepadatan, kekentalan, dan sebagainya. Sebagian bahan bakar seperti gas alam, misalnya, mengandung komponen gas dengan titik didih yang sangat rendah. Yang lain seperti bensin dan diesel mengandung komponen dengan titik didih lebih tinggi. Bahan bakar fosil itu penting karena bila dibakar (dioksidasi menjadi karbon dioksida dan air) akan menghasilkan energi yang
27
besar per-satuan berat. Penggunaan batu bara sebagai bahan bakar sudah dilakukan di masa prasejarah. Batu bara digunakan untuk menjalankan tungku pencairan bijih logam. Hidrokarbon setengah padat juga telah digunakan semenjak zaman kuno, namun bahan ini umumnya dipakai untuk bahan anti air dan balsem. Minyak mentah berat, yang lebih kental dari minyak mentah biasa, dan pasir aspal yang merupakan campuran bitumen dengan pasir dan tanah liat, menjadi sumber bahan bakar fosil yang penting. Lantas minyak dan bahan sejenis adalah batuan endapan yang mengandung kerogen, sebuah campuran kompleks senyawa organik dengan berat molekul besar, yang menghasilkan minyak mentah sintetis ketika dipanaskan (pirolisis). Bahan ini belum dieksploitasi secara komersial untuk saat ini. Bahan bakar ini dapat digunakan untuk mesin pembakaran internal, pembangkit listrik bahan bakar fosil, dan kegunaan lainnya.
2.2.1 Penggunaan Bahan Bakar Fosil Pada akhir abad ke 18, kincir angin dan air memberi energi untuk menggiling tepung, menggergaji kayu, atau memompa, sementara kayu atau gambut digunakan untuk memberikan pemanasan di musim dingin. Penggunaan bahan bakar fosil secara luas diawali oleh penggunaan batu bara dan kemudian minyak bumi, untuk menjalankan mesin uap yang merupakan awal dari revolusi industri. Penemuan mesin pembakaran internal yang digunakan pada mobil dan truk meningkatkan kebutuhan bensin dan diesel, keduanya
28
dibuat dari bahan bakar fosil. Asosiasi Industri Otomotif Jepang (JAMA) memperkirakan tahun 2010 kepemilikan mobil di dunia mencapai 900 juta unit, kepemilikan mobil di dunia akan mencapai satu miliar unit dan menjadi 1,5 miliar unit di 2020. Dampak lingkungan yang terjadi pada sektor transportasi akibat produksi hingga pemakaian mobil sebanyak ini akan semakin buruk terhadap lingkungan. Alat transportasi lain, kereta api dan pesawat, juga membutuhkan bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil lainnya mencakup pembangkitan listrik dan industri biokimia. Aspal, sisa dari ekstraksi minyak bumi, digunakan untuk membangun jalan. Ketersediaan bahan bakar fosill di dunia pada saat ini (per 2011) adalah batu bara sebesar 905 miliar metrik ton yang setara dengan 4416 miliar barel (702.1 km3) minyak bumi. Sementara itu persediaan minyak bumi sendiri adalah 1119 miliar barel (177,9 km3) hingga 1317 miliar barel (209,4 km3). Gas alam lebih sedikit, yaitu hanya 175-181 triliun meter kubik, atau setara 1161 miliar barel minyak bumi. Sedangkan dari data produksi harian bahan bakar fosil pada tahun 2006 adalah sebagai berikut: • Batu bara diproduksi 52 juta barel ekuivalen minyak per hari. • Minyak bumi diproduksi 84 juta barel per hari • Gas alam diproduksi 19 juta barel ekuivalen minyak per hari. Diduga cadangan minyak dunia hanya cukup untuk 34 tahun lagi (per 2011). Sementara gas alam tinggal 52 tahun dan batu bara masih cukup untuk 139 tahun ke depan.
29
2.2.2 Dampak Penggunaan Bahan Bakar Fosil Pada Lingungan Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Pada saat ini hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya. Pencemaran menyebabkan
udara
turunnya
terutama kualitas
di
kota-kota
besar
telah
udara
sehingga
mengganggu
kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil
penelitian
dibeberapa
kota
besar
di
Indonesia
menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90%.3
3
Bapedal, 1992
30
Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan • Dampak Terhadap Udara dan Iklim Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global. Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO 3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam. Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO 2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
31
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO 3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya
tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO 2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang. Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.
32
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global. Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton. • Dampak Terhadap Air dan Tanah Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak ke laut, sungai, atau air tanah yang menyebabkan pencemaran perairan. Dampak penggunaan energi terhadap tanah, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.
33
Sebuah
penelitian
internasional
baru-baru
ini
memperlihatkan hasil yang cukup mencengangkan. Sepersepuluh penduduk dunia atau sekitar 634 juta orang yang tinggal di dekat laut akan tenggelam ketika es di kutub bumi mencair akibat pemanasan global. Tidak sampai di situ saja, penelitian itu juga memprediksikan, seluruh Jakarta, sebagian Jawa Barat, dan Banten merupakan kawasan yang akan tenggelam di akhir abad ini. Penelitian ini juga dikuatkan melalui penelitian Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 2007 yang menyebutkan pada tahun 2050 nanti, daerah- daerah di Jakarta seperti Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing akan hilang, juga Muara Gembong, Babelan, dan Tarumajaya di Bekasi. Hasil penelitian itu di benarkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup (Menneg LH), Rachmat Witoelar. Bandara Soekarno-Hatta dan kawasan Ancol di Jakarta Utara akan tenggelam pada tahun 2050. Data yang dimiliki oleh Meneg LH adalah bahwa saat ini elevasi muka air laut di Teluk Jakarta sudah naik 61 sentimeter. Penelitian ITB sendiri menyebutkan permukaan air laut Teluk Jakarta sudah naik setinggi 0,8 meter. Dampak pemanasan global yang memicu terjadinya perubahan iklim memang telah dan akan membawa dampak yang luas terhadap manusia dan lingkungan. Contoh nyata yang sudah dialami warga Jakarta adalah banjir besar di awal Februari 2007 yang mengakibatkan lebih 50 orang meninggal dunia. Menurut
34
penuturan sejumlah ahli, banjir Februari 2007 lalu itu tidak lepas dari pengaruh perubahan iklim global yang saat ini tengah melanda dunia. Perubahan iklim mulai dibicarakan sejak awal tahun 1980an oleh beberapa negara. Meski demikian, baru tahun 1992 di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi Rio de Jainero, Brasil, keinginan tentang penangangan dampak perubahan iklim itu dibicarakan secara serius. Memasuki abad ke-19, manusia telah melakukan perubahan dalam hal teknologi dan gaya hidup. Revolusi industri di Inggris pada awal abad ke-19 merupakan awal sebuah era baru dalam kehidupan manusia, yaitu era industrialisasi. Penggunaan berbagai bahan bakar fosil untuk bahan bakar alat-alat industri dan transportasi telah membuat sebuah perubahan besar pada kondisi iklim dunia.Peningkatan konsentrasi Gas Rumah Kaca (GRK) yaitu CO2, CH4, N2O, SF6, HFC dan PFC akibat aktifitas manusia menyebabkan meningkatnya radiasi yang terperangkap di atmosfer. Hal ini menyebabkan fenomena pamanasan global yaitu meningkatnya suhu permukaan bumi secara global. Pemanasan global mengakibatkan perubahan iklim, yaitu perubahan pada unsur-unsur iklim seperti naiknya suhu permukaan bumi, meningkatnya penguapan di udara, berubahnya pola curah hujan, dan tekanan udara yang pada akhirnya akan mengubah pola iklim dunia. Pemanasan global juga telah membuat gunung-gunung es di kedua kutub bumi mencair. Perubahan iklim ditandai dengan
35
perubahan dua faktor meteorologi penting, yaitu temperatur dan curah hujan, yang kemudian dapat menyebabkan kenaikan permukaan air laut. Perubahan temperatur ini akan menyebabkan perubahan variabel atmosfer lainnya, yang pada akhirnya akan menyebabkan perubahan curah hujan. Perubahan curah hujan yang dimaksud tidaklah mengubah jumlah curah hujan, tapi yang berubah secara drastis adalah distribusinya. Artinya pada musim hujan, suatu daerah akan mengalami hujan lebih banyak dan pada musim kemarau akan mengalami hujan yang lebih sedikit, kondisi ini akan menimbulkan banyak permasalahan bagi kehidupan manusia. Dengan kondisi tersebut, pada musim hujan potensi terjadinya bencana seperti banjir, longsor, dan penyebaran penyakit dapat meningkat.4 Pada musim kemarau bencana akan terus berlanjut seperti dengan adanya kekeringan sehingga akan menyebabkan gagal panen dan menimbulkan berbagai macam penyakit seperti penyakit kulit dan gangguan pencernaan yang berujung pada kematian. Intergovernmental Panel on Climate Change memperkirakan kenaikan suhu global akan berkisar antara 1,6-4,2 derajat Celsius pada tahun 2050- 2070. Di Indonesia sendiri, akibat perubahan iklim akan membuat suhu meningkat menjadi 1,6-3,0 derajat Celcius pada 2050-2070 berdasarkan perkiraaan Canadian Climate Change Model dan United Kingdom Meteorological Office.
4
Armi Susandi, Ahli Perubahan Iklim ITB
36
Sedangkan menurut perkiraan dua lembaga Amerika Serikat, yaitu Global Fluid Dynamic dan Goddart International Space Study, suhu di Indonesia akan meningkat 2 hingga 4,2 derajat Celcius. Jakarta sudah mengalami dampak perubahan iklim. Hal ini terlihat dari suhu udara di Jakarta sempat naik menjadi 37 derajat Celcius padahal dalam kondisi normal suhu udara di Ibukota hanya berkisar 30-33 derajat Celcius. Tata Ruang sebagai kota yang terletak di pinggir pantai, Jakarta sangat rentan terkena dampak perubahan iklim. Ironisnya, perencanaan tata ruang Jakarta dari tahun ke tahun justru semakin tidak ramah lingkungan. Saat ini di Jakarta setiap hari lalu lalang sekitar 7,5 juta unit kendaraan, yang semuanya mengeluarkan gas karbon yang mencemarkan udara dan berkontribusi memanaskan bumi. Di sisi lain, dari waktu ke waktu luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang berkontribusi menyerap karbon semakin berkurang akibat pembangunan.5
2.3 Bahan Bakar Alternatif Ketersediaan bahan bakar fosil yang semakin berkurang akibat penggunaan secara terus menerus dan dalam jumlah besar, maka perlu adanya pengembangan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan. Sumber energi yang dapat diperbaharui dan yang tak terhabiskan merupakan pilihan untuk dijadikan bahan bakar alternatif, karena energi ini berasal dari proses alam
5
Masnellyarti Hilman, Deputi III Kementrian Lingkungan Hidup
37
yang berkelanjutan. Konsep energi terbarukan mulai dikenal pada tahun 1970-an, sebagai upaya untuk mengimbangi pengembangan energi berbahan bakar nuklir dan fosil. Definisi paling umum adalah sumber energi yang dapat dengan cepat dipulihkan kembali secara alami, dan prosesnya berkelanjutan. Dari definisinya, semua energi terbarukan sudah pasti juga merupakan energi berkelanjutan, karena senantiasa tersedia di alam dalam waktu yang relatif sangat panjang sehingga tidak perlu khawatir atau antisipasi akan kehabisan sumbernya. Para pengusung energi non-nuklir tidak memasukkan tenaga nuklir sebagai bagian energi berkelanjutan karena persediaan uranium dialam ada batasnya, walaupun dalam jangka waktu ratusan tahun, dan juga tenaga nuklir dianggap tidak ramah lingkungan jika terjadi kebocoran dampaknya akan sangat membahayakan bagi lingkungan.
2.3.1 Energi Panas Bumi Energi panas bumi berasal dari pengeluaran radioaktif di pusat Bumi, yang membuat Bumi panas dari dalam, serta dari panas matahari yang membuat panas permukaan bumi. Ada tiga cara pemanfaatan panas bumi: • Sebagai tenaga pembangkit listrik dan digunakan dalam bentuk listrik • Sebagai sumber panas yang dimanfaatkan secara langsung menggunakan pipa ke perut bumi • Sebagai pompa panas yang dipompa langsung dari perut bumi Istilah panas bumi digunakan untuk energi panas yang berasal
38
dari perut bumi. Listrik panas bumi dibangkitkan dengan cara memanfaatkan uap yang keluar dari pipa yang ditanam ke perut bumi sebagai hasil pemanasan sumber air resapan di sekitar sumur panas bumi. Uap tersebut kemudian dimanfaatkan langsung untuk memutar turbin atau memanaskan penukar panas untuk menghasilkan tekanan yang kemudian digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik melalui generator.
2.3.2 Energi Surya Karena kebanyakan energi terbaharui pusatnya adalah energi surya, namun yang dimaksud di sini adalah energi yang dikumpulkan langsung dari cahaya matahari. Cahaya matahari tidak memberikan energi konstan untuk setiap Permukaan bumi, yang di karenakan perputaran bumi sehingga penggunaannya terbatas pada siang hari saja. Sel surya sering digunakan untuk daya baterai, karena kebanyakan aplikasi lainnya akan membutuhkan sumber energi sekunder, beberapa pemilik rumah menggunakan tata surya yang menjual energi ke grid pada siang hari, dan menarik energi dari grid di malam hari. Tenaga surya dapat digunakan untuk: •
Menghasilkan listrik menggunakan sel surya
•
Menghasilkan pembangkit listrik tenaga panas surya
•
Menghasilkan listrik Menggunakan menara surya
•
Memanaskan gedung/bangunan
•
Memanaskan makanan, Menggunakan oven surya.
39
2.3.3 Energi Angin Karena matahari memanaskan permukaan bumi secara tidak merata, maka terbentuklah angin. Energi kinetik dari angin dapat digunakan untuk menjalankan turbin angin, yang mampu memproduksi tenaga hingga 5 MW. Keluaran tenaga kubus adalah fungsi dari kecepatan angin, maka Turbin tersebut paling tidak membutuhkan angin dalam kisaran 5,5 m/d (20 km/j), dalam prakteknya sangat sedikit wilayah yang memiliki angin yang bertiup terus menerus.
2.3.4 Tenaga Udara Energi udara dapat digunakan dalam bentuk gerak atau Perbedaan suhu, Ada banyak bentuk penggunaan energi udara seperti: • Hydroelectric energi, sebuah istilah yang biasanya disediakan untuk bendungan hidroelektric. • Tidal daya, yang menangkap energi dari pasang-surut dalam arah horisontal. Pasang datang, meningkatkan water levels dalam baskom, dan pasang roll out. Air harus melalui sebuah turbin untuk keluar dari baskom. • Tidal stream kekuasaan, yang melakukan hal yang sama secara vertikal, menangkap aliran air seperti yang bergerak di seluruh dunia oleh pasang surut. • Gelombang daya, yang menggunakan energi dalam gelombang. Ombak besar biasanya akan memindahkan photon ke atas dan ke bawah.
40
• Samudera konversi energi termal (OTEC), yang menggunakan perbedaan suhu antara permukaan yang lebih hangat dan laut yang sejuk (atau dingin) ceruk lebih rendah. Untuk tujuan ini, maka dibutuhkan operator untuk mengatur siklus mesin kalor.
2.3.5 Tenaga Air Listrik tenaga air mungkin bukan pilihan utama untuk masa depan produksi energi di negara maju karena potensi pemanfaatan gravitasi dengan cara ini mungkin telah dieksploitasi atau tidak tersedia karena alasan lain seperti pertimbangan lingkungan. Untuk membangun bendungan banjir sering melibatkan daerah yang luas lahan, perubahan habitat, dan sementara energi pembangkit tenaga listrik pada dasarnya tidak menghasilkan karbon dioksida, laporan baru-baru ini telah dikaitkan PLTA ke metana, yang membentuk membusuk terendam dari tanaman yang tumbuh di bagian-bagian kering dasar pada masa kekeringan. Metana adalah gas rumah kaca yang potensial.
2.3.6 Biomassa Tumbuhan menggunakan fotosintesis untuk menyimpan tenaga surya, udara, dan CO2 . Bahan bakar bio adalah bahan bakar yang diperoleh dari biomassa-organisme atau produk dari metabolisme hewan, seperti kotoran sapi dan sebagainya. Ini merupakan salah satu sumber energi terbaharui. Biasanya bahan bakar bio dibakar terlebih dahulu untuk melepaskan energi kimia yang tersimpan di dalamnya.
41
Biomassa dapat Digunakan langsung sebagai bahan bakar atau untuk memproduksi bahan bakar bio cair. Biomass yang diproduksi dengan teknik pertanian, seperti biodiesel, etanol, dan bagasse (seringkali sebuah produk sampingan dari pengkultivasian Tebu) dapat dibakar dalam mesin pembakaran dalam atau pendidih. Hambatannya adalah seluruh biomass harus melalui Beberapa proses seperti; harus dikembangkan, dikumpulkan, dikeringkan, difermentasi dan dibakar. Seluruh langkah ini membutuhkan banyak sumber daya dan infrastruktur.
2.3.7 Bahan Bakar Bio Cair Bahan bakar bio cair biasanya adalah bioalcohol seperti metanol, etanol dan biodiesel. Biodiesel dapat digunakan pada kendaraan diesel modern dengan sedikit atau tanpa modifikasi dan dapat diperoleh dari limbah dan kasar sayur dan minyak hewani serta lemak. Di beberapa daerah jagung, gula bit, tebu dan rumput yang tumbuh secara khusus untuk menghasilkan etanol (alkohol) suatu cairan yang dapat digunakan dalam mesin pembakaran internal dan bahan bakar minyak. Rencana Uni Eropa untuk menambah 5% bioetanol untuk bensin di Eropa pada tahun 2010. Untuk negara Inggris saja produksi akan memerlukan 12.000 kilometer persegi dari 65.000 kilometer persegi tanah yang subur. Maka efisien sumber biofuel, seperti kelapa dan minyak kedelai, mungkin akan memiliki dampak lingkungan
42
negatif yang signifikan akibat kerusakan habitat di daerah-daerah di mana mereka tumbuh.
2.3.8 Solid Biomas Penggunaan langsung biasanya dalam bentuk padatan yang mudah terbakar, baik kayu bakar atau tanaman lapangan yang mudah terbakar. Bidang tanaman dapat tumbuh secara khusus untuk pembakaran atau dapat digunakan untuk keperluan lain, dan limbah pabrik diproses kemudian digunakan untuk pembakaran. Kebanyakan jenis biomatter, termasuk pupuk kandang kering, sebenarnya dapat dibakar untuk memanaskan air dan menggerakkan turbin. Gula tebu residu, gandum sekam, jagung tongkol dan tanaman lain pun bisa dibakar dan cukup berhasil. Proses tidak melepaskan CO dan bersih.
2.3.9 Biogas Di bawah tekanan tinggi, suhu tinggi anaerobik akan menyebabkan kondisi bahan organik seperti kayu dapat menjadi gasified untuk menghasilkan gas. Hal ini sering ditemukan untuk menjadi lebih efisien daripada pembakaran langsung. Gas kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik atau panas. Biogas dapat dengan mudah dihasilkan dari aliran limbah saat ini, seperti: produksi kertas, produksi gula, limbah, kotoran hewan dan sebagainya. Berbagai aliran limbah harus slurried bersama-sama dan
43
dibiarkan secara alami berfermentasi, menghasilkan gas metana. Produksi biogas memiliki kapasitas untuk menyediakan sekitar setengah dari kebutuhan energi kita, baik dibakar untuk produksi listrik atau pipa ke pipa gas saat ini untuk digunakan.
2.4 Dunia Otomotif Dunia otomotif merupakan dunia yang penuh dengan pengembangan apabila tidak dilakukan pengembangan teknologi maka dunia otomotif (khususnya mobil) akan redup. Dari awal mulanya cikal bakal mesin mobil diciptakan oleh henry Ford sampai saat ini telah banyak penemuan atau pengembangan baru setiap tahunnya. Apabila kita melihat perjalanan otomotif dunia yang awal mulanya tidak ada mobil memakai AC (air conditioner), semua serba terbuka, tidak ada atap, hingga sampai saat ini mobil sudah canggih ada yang bertransmisi automatic, manual bahkan menggunakan triptonic yang memadukan keduanya. Di bagian interior umumnya mobil terdapat AC, jok kulit yang empuk, air bag, bahkan radio, mp3 hingga tv. Itu semua demi satu alasan yaitu kenyamanan pengendara mobil itu sendiri. Dari segi exterior mobil saat ini menyediakan berbagai macam warna yang bagus, menarik dan mengagumkan dibanding tahun-tahun terdahulu yang hanya memproduksi warna basic sepert hitam dan putih. Selain itu di bagian mesin terdapat berbagai macam pengembangan teknologi mulai dari kecepatan mesin hingga teknologi mesin yang bisa menghemat bahan bakar, adapun teknologi mesin yang terdapat pada mobil
44
antara lain adalah DOHC, SOHC, i-dsi, VVTi. Pengembangan teknologi mobil tidak berhenti sampai disitu, bahkan apabila dulu setir mobil terasa berat terutama pada saat memarkir mobil sekarang tidak lagi, ada teknologi yang ditemukan yaitu power sterring yang memudahkan pengendara menyetir. Hingga sampai saat ini banyak pengembangan teknologi yang muncul untuk teknologi mesin yang menggunakan energi alternatif seperti : •
Mobil Listrik yang menggunakan baterai untuk menggerakan motor listrik yang berfungsi untuk memutar roda • Mobil Tenaga Surya adalah jenis kendaraan listrik yang menggunakan tenaga matahari sebagai sumber energinya. Energi matahari ditangkap dengan panel cell surya yang digunakan untuk menggerakan motor listrik yang berfungsi untuk memutar roda. • Mobil Fuel Cell Mobil ini menggunakan tenaga hydrogen yang ramah lingkungan. Gas buang hasil pembakaran hidrogen sama sekali tidak mencemari lingkungan. Alasan kedua, karena secara alamiah hidrogen tersedia dalam jumlah besar jadi bisa dimanfaatkan dari generasi ke generasi • Mobil Hybrid Mobil hybrid menggunakan kombinasi dari motor listrik dan pembakaran di mesin, dengan memaksimalkan kekuatan dari kedua sumber daya tersebut disamping saling mengisi kekurangannya. Cara kerja dari mobil
45
hybrid adalah mesin listrik dengan prinsip regenerative isi ulang (recharging) pada saat kendaraan sedang beroperasi, berbeda dengan mobil tenaga listrik penuh, mobil listrik tidak bisa mengisi ulang listriknya, jika listriknya habis, baterai harus di-charge secara khusus dengan waktu 8 hingga 12 jam (untuk teknologi charger onboard). Khusus mesin hybrid, mesin listriknya bisa mengisi ulang ke baterai dengan memanfaatkan kinetic energy saat pengereman (regenerative brakeing). Bahkan sebagian energi mesin dari mesin bensin/solar/biofuel (mesin konvensional) saat berjalan listriknya bisa disalurkan untuk mengisi baterai. Dengan sistem operasi seperti ini maka akan terjadi penghematan bahan bakar minyak (BBM). Di Kota Tokyo Jepang, truk dan bus sudah banyak yang memakai tenaga mesin system hybrid karena dinilai sangat hemat BBM dan mengurangi polusi udara. Di tengah tingginya harga bahan bakar minyak di dunia saat ini, solusi teknologi hybrid merupakan satu alternatif yang menarik, khususnya bagi bangsa Indonesia. Pada sektor transportasi selain mengurangi polusi, teknologi hybrid juga dapat mengurangi pemakaian bahan bakar hingga separuhnya. Teknologi ini menggabungkan motor bensin dengan motor listrik dan juga berfungsi sebagai generator untuk mengisi ulang baterai. Jadi, teknologi mesin hybrid bensin listrik yang juga disebut sebagai salah satu eco-car (kendaraan ramah lingkungan) Jenis mesin hybrid secara umum ada yang memakai sistem paralel dan sistem seri, namun yang paling umum adalah parallel. Mesin listrik pada kendaran hybrid sebenarnya hanyalah sebagai penunjang atau bisa disebut booster, pada
46
mesin utama yang memakai bensin ataupun solar. Mesin listrik yang kecil pada kendaraan jenis hybrid tidak akan kuat untuk menjalankan mobil secara normal. Perkembangan teknologi mesin hybrid memang semakin pesat. Begitu pula pengisian ulang listriknya yang semakin canggih, cepat, dan tenaga mesin listriknya semakin besar. Hasilnya adalah efisiensi konsumsi bahan bakar dengan performa yang luar biasa.
2.5 Mobil Hybrid 2.5.1 Definisi Hybrid Hybrid adalah istilah ilmiah yang mengacu pada kombinasi dari dua spesies yang terpisah untuk menciptakan sesuatu yang sama sekali baru. Penggunaan paling umum dari hibridisasi terjadi dengan tanaman dan hewan, seperti mawar hibrida. Ketika mengacu pada kendaraan, hasil hibrida dadalah kombinasi dari dua sumber yang berbeda dari mesin yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) dan motor listrik untuk daya mobil. Kendaraan yang dihasilkan adalah hemat bahan bakar dan memancarkan karbon dioksida lebih rendah dari mesin pembakaran standar internal (mobil konvensional).
2.5.2 Sejarah Mobil Hybrid Sebuah terobosan dalam mobil hybrid akhirnya datang ketika Robert Anderson mengembangkan sebuah mobil bertenaga listrik pada tahun 1839. Ini adalah kendaraan pertama di antara jenisnya. Mobil itu dibangun di Skotlandia. Ini mobil listrik pertama dan merupakan
47
inovasi besar pada masanya. Namun, satu-satunya masalah adalah bahwa
sangat
sulit
untuk
mengisi
ulang
baterai
mobil.
Beberapa pelopor datang di belakang Anderson, tetapi mereka juga memiliki kesulitan untuk mengisi ulang baterai dengan mudah.
Gambar 2.1. Mobil Hybrid Pertama Di dunia (Produksi Porche)
Akhirnya pada tahun 1898 Porsche keluar dengan mesin pembakaran bahan bakar minyak dan motor listrik. Produk ini juga yang pertama pada masanya. Mobil itu disebut Lohner Electric Chaise, mesinnya menggunakan mesin satu siliner De-Dion-Bouton combustion engine yang memiliki daya 2,5 hp dan motor listrik yang memiliki daya 2,7 hp. Mobil ini bisa melaju hingga kecepatan 35 km per jam. (Dok Porsche), dan bisa pergi 40 mil jauhnya hanya dengan menggunakan baterai. Segera Para ahli mekanik mulai menggabungan baik gas dan mesin bertenaga baterai untuk daya geraknya, berkembang menjadi mobil hybrid saat ini.
yang kemudian
48
Gambar 2.2. Mesin Mobil Hybrid keluaran Phorche Setelah Porsche, ada mobil lainnya yang mengaplikasi teknologi hybrid ini yaitu mobil Woods Dual Power Model 44 Coupe lansiran tahun 1916. Mobil ini digerakkan oleh tenaga dari dua mesin yakni mesin bensin dan baterai. Mesin bensin yang digunakan mobil klasik tersebut adalah sebuah mesin bensin empat silinder yang kemudian berpadu dengan sumbangan tenaga penggerak dari satu set baterai. Dengan perpaduan itu, mobil ini dikatakan sanggup berjalan hingga kecepatan 15 mph atau sekitar 24 km/jam sampai 35 mph atau 56 km/jam. Yang berada di belakang mobil ini adalah Clinton Edgar Woods yang merupakan penulis buku pertama soal mobil listrik. Woods mendirikan Woods Motor Vehicle Co pada 1899 dan membangun 30 model mobil. Adapun kendaraan listrik murni atau perpaduan listrikbensin sudah mulai mereka jalankan antara tahun 1911-1918 dengan biaya sekitar US$ 2.700. Angka yang cukup mahal pada saat itu.
49
Gambar 2.4. mobil Woods Dual Power Model 44 Coupe lansiran tahun 1916
Perkembangan mobil hybrid seakan terhenti menyusul bonanza minyak pada tahun 1930-1950 yang diikuti dengan penemuan ladang minyak baru pada tahun 1960-an, mobil hybrid tenggelam dan mobil berbahan bakar minyak mengambil alih. Pada tahun 1970-an, pengembangan teknologi mobil hybrid modern mulai dilakukan. Baru setelah periode tahun 1990an, setelah produksi minyak tidak lagi banyak dan penemuan ladang minyak baru semakin menipis, serta isu lingkungan akibat emisi mobil minyak, teknologi mobil hybrid kembali dilirik produsen mobil, sehingga kendaraan dengan dua sumber bahan bakar itu terus mengembangkan fitur hybrid dan membangun mobil yang lebih hemat energi. Pada tahun 1997 mobil hibrida modern pertama berguling dari lini perakitan ke jalan. Salah satu pionirnya adalah produsen Jepang, Toyota yang mengeluarkan mobil hybrid produksi massal pertama di
50
dunia pada tahun 1997 yakni Toyota Prius dan Honda dengan Insight, yang kemudian diikuti oleh produsen mobil lain di dunia. Pada tahun 1999, Honda melakukan lompatan ke pasar AS. Mobil hybrid Ini adalah kendaraan ringan dua pintu. Sejak itu, mobil hibrida mulai berkembang dan meningkatkan dalam hal desain dan teknologi seperti yang bisa kita lihat saat ini. Mobil Hybrid bukan hanya untuk orang-orang tertentu yang ingin menggabungkan daya baterai dan bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan mereka untuk pergi kemana saja, tapi juga untuk semua orang. Sekarang ini, mobil hybrid mulai sederhana, compact dan praktis. Pada saat ini mobil hibrida lebih populer dan simbol kemajuan teknologi. Bahkan bagi sebagian orang, memiliki mobil hybrid menjadi simbol status. mobil hybrid pada abad ke-21 mulai akrab dan populer, apalagi ketika Toyota Prius keluar di pasaran. Ini adalah hybrid pertama dengan empat pintu yang dipasarkan di Amerika. Kemudian, Ford Escape hibrida menjadi SUV hybrid pertama yang pernah dibuat.
Gambar 2.5. Ford Escape hibrida menjadi SUV hybrid
51
2.5.3 Pengembangan Mobil Hybrid Isu soal energi dan lingkungan yang berhubungan erat dengan produk otomotif adalah soal ketergantungan pada bahan bakar minyak dan munculnya emisi CO2. Pengembangan teknologi otomotif yang dilakukan Toyota menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir (1997-2007), nilai efisiensi bahan bakar rata-rata dari mobil Toyota yang dijual di Jepang meningkat sekitar 28%. Toyota pun terus melakukan pengembangan dengan memperkenalkan mesin dan transmisi baru dengan efisiensi lebih baik lagi. Peningkatan efisiensi bahan bakar ini dapat diwujudkan antara lain berkat kemampuan mesin-mesin Toyota mengonsumsi bahan bakar alternatif (Flexible Fuel Vehicle). Sejak 2006, semua mobil yang diproduksi Toyota sanggup menenggak bahan bakar E10 (10% ethanol), bahkan di bulan Mei 2007, Toyota memperkenalkan Toyota Corolla di Brasil yang mampu mengkonsumsi bahan bakar ethanol 100% (E100). Hal lain yang menjadi fokus utama Toyota saat ini adalah penggunaan teknologi hybrid pada mobil produksi Toyota. Tak hanya soal efisiensi bahan bakar, teknologi hybrid yang memadukan penggunaan mesin konvensional yang efisien dengan motor listrik menawarkan emisi gas buang lebih rendah. Toyota saat ini terus melakukan
peningkatan
penggunaan
teknologi
hybrid
dengan
menawarkan lebih banyak varian hybrid di antara model mobil produksinya. Hingga tahun 2008, total penjualan model hybrid Toyota
52
telah mencapai 1,5 juta unit di seluruh dunia, di mana hal itu sama dengan keberhasilan mengurangi tujuh juta ton emisi CO2 dan memangkas konsumsi bahan bakar minyak hingga 2,7 juta kiloliter. Penggunaan teknologi hybrid pun terus dikembangkan oleh Toyota. Teknologi hybrid kini dikembangkan dengan meningkatkan kemampuan motor listriknya (Plug-in Hybrid Vehicle / Electric Vehicle) dan mengombinasikannya dengan bahan bakar alternatif, seperti hidrogen (Fuel Cell Hybrid Vehicle). Toyota bahkan menargetkan dapat memasarkan mobil berteknologi plug-in hybrid ini pada tahun 2010. Dan pada tahun 2020 akan ada varian hybrid dari semua model Toyota yang dijual, (Watanabe).
2.5.4 Sistem Mobil Hybrid Mesin pendorong mobil berteknologi hybrid memiliki dua mesin yang berbeda yaitu memiliki satu unit mesin konvensional (mesin bensin atau diesel) dan sebuah mesin elektrik. Mesin utama yang digunakan adalah mesin konvensional, namun ukurannya relatif kecil dan memiliki tenaga yang lebih kecil dibandingkan mesin mobil normal. Ketika mesin konvensional bergerak dengan putaran mesin yang relatif tinggi atau berlebih saat itu pula mesin elektrik merubah energi dari perputaran mesin yang relatif tinggi atau berlebih menjadi energi listrik dan selanjutnya disimpan pada baterai khusus. Energi yang berlebih ini dihasilkan dari mesin konvensional.
53
Gambar 2.6. Ilustrasi Sumber Tenaga Sistem Mobil Hybrid
Gambar 2.7. Komponen utama Mobil Hybrid
Pergerakan mobil hybrid pada jalan yang datar mesin hybrid memanfaatkan energi gerak yang dihasilkan oleh mesin konvensional, hal ini bisa disebut renewwable energy, yaitu energi yang dapat didaur ulang atau dapat digunakan kembali prooses ini terjadi apabila pengemudi melepaskan pedal gas pada saat menginjak pedal rem.
54
Apabila energi yang tersimpan dalam baterai sewaktu-waktu diperlukan maka secara otomatis energi yang tersimpan ini langsung disalurkan ke mesin elektrik dan kemudian dari mesin elektrik ini diubah menjadi energi gerak. Misalnya ketika mobil dalam keadaan menanjak atau ketika mobil ingin mendahului.
Gambar 2.8. Ilustrasi Cara kerja Mobil Hybrid
Mesin hybrid dapat dikatakan mesin yang dapat berfikir, misalnya ketika menunggu di persimpangan jalan atau lampu merah, dan ketika pengereman mesin konvensional secara otomatis akan mati. Mobil hybrid tidak memerlukan tempat untuk pengisian baterai seperti mobil listrik, karena baterai akan diisi secara otomatis oleh mesin elektrik. Kedua mesin ini akan bekerja sama dengan bantuan komputer dan sensor yang telah diprogram berdasarkan kebutuhan. Mobil hybrid adalah mobil yang ramah lingkungan dan hemat energi.
55
2.5.5 Mesin Mobil Hybrid Apabila kita membandingkan kendaraan bermesin hybrid dengan kendaraan bermesin bensin/diesel ada perbedaan yang mencolok yang dapat kita lihat langsung dari kedua jenis mesin kendaraan tersebut. Mesin hybrid yang ada pada saat ini adalah mesin elektrik yang memiliki kumparan tembaga di dalamnya, kumparan ini di lilitkan ke campuran besi khusus sehingga pada waktu kumparan ini dialiri muatan atau arus listrik, besi tersebut dapat berubah menjadi medan magnet sehingga dapat mempengaruhi perputaran benda lainnya yang terbuat dari besi. Mesin ini disebut dengan nama synchronous machine.
Gambar 2.9. Mesin elektrik mobil hybrid Honda
56
Gambar 2.10. Baterai dan Power Control Unit
2.5.6 Cara kerja Mesin Mobil Berteknologi Hybrid Sistem mobil hybrid menggabungkan dua jenis sumber daya motor listrik dan mesin pembakaran internal. Bagaimana cara kerja mesin berteknologi Hybrid memanfaatkan kedua mesin tersebut.
Gambar 2.11. Cara kerja Mesin Mobil Berteknologi Hybrid
57
1. Cara Kerja Konvensional Pada kondisi ini kendaraan melakukan percepatan hanya dengan bantuan mesin konvensional. Biasanya pada kondisi ini mesin elektrik yang berfungsi sebagai penggerak roda dalam kondisi tidak aktif (mati). Pada phase ini kendaraan menggunakan sumber energi dari konvensional.
Gambar 2.12. Cara Kerja Konvensional 2. Cara Kerja Elektrik Kendaraan mendapatkan daya dorong hanya dari mesin elektrik, oleh karena itu kendaraan dalam kondisi ini tidak mengeluarkan emisi gas buang (polusi) dan kendaraan ini juga tidak mengeluarkan suara. Dalam phase ini mesin elektrik mendapatkan suplai energi listrik yang tersimpan di baterai.
Gambar 2.13. Cara Kerja Elektrik
58
3. Cara Kerja Boosten Kendaraan mengalami percepatan dengan bantuan kedua mesin baik mesin elektrik maupun mesin konvensional. Mesin elektrik mendapatkan sumber energi dari energi listrik yang tersimpan di baterai. Pada kondisi ini jelas percepatan kendaraan lebih efisien dibandingkan dengan mesin kendaraan konvensional biasa karena konsumsi bensin pada saat mengalami percepatan tidak sebanyak pada mesin kendaraan konvensional.
Gambar 2.14. Cara Kerja Boosten 4. Cara Kerja Energy Recovery Pada saat pengemudi melakukan pengereman (pengereman dengan bantuan mesin elektrik sebagai generator), energi gerak akan diubah menjadi energi listrik dan kemudian energi listrik akan disimpan langsung di baterai. Maka sebagian besar energi gerak tidak berubah menjadi panas. Pengereman pada kendaraan hybrid tidak hanya menggunakan rem tromol/cakram saja, melainkan dengan bantuan mesin elektrik yang berfungsi juga sebagai generator pada saat melakukan pengereman, maka penggunaan kampas rem bisa
59
dibilang lebih hemat dan juga dapat mengurangi debu yang timbul dari partikel-partikel kampas rem.
Gambar 2.15. Cara Kerja Energy Recovery 5. Cara Kerja Energy Saving Mesin konvensional bekerja dengan perputaran mesin yang tinggi, namun energi terbagi menjadi dua, sebagian besar ke roda kendaraan dan sebagian kecil menggerakan mesin elektrik yangg berfungsi sebagai generator dan pada kondisi ini mesin elektrik menghasilkan energi listrik yang kemudian di simpan di dalam baterai.
Gambar 2.16. Cara Kerja Energy Saving
60
Gambar 2.17. Cara Kerja Mesin Mobil Hybrid Honda
Tabel 2.1. Spesifikasi dari Toyota Prius dan Honda Civic Hybrid
2.5.7 Tipe dari Sistem Mobil Hybrid 1.
Sistem Hybrid secara Seri System ini terdiri dari pembakaran internail dari mesin yang membakar bensin, solar atau gas. Dengan semua komponen yang saling terhubung secara seri. Pembakaran pada ruang mesin
61
terhubung dengan sebuah generator untuk mengubah tenaga yang dihasilkan oleh mesin menjadi tenaga listrik yang disimpan ke sebuah baterai. Tengan listrik yang tersimpan di baterai kemudian dialirkan melalui sebuah alat yang dinamakan inverter atau pembalik untuk menyalurkan tenaga ke sebuah motor listrik, sehingga mampu menggerakkan roda kendaraan. Pembakaran yang terjadi di mesin dapat menghasilkan tenaga ke motor listrik untuk menggerakkan mobil yang tidak cukup apabila hanya mengandalkan tenaga baterai. Oleh sebab itu, pemakaian bahan bakar masih sedikit untuk mampu menggerakkan mobil.
Gambar 2.18. Sistem hybrid secara seri
2.
Sistem hybrid secara paralel Pada parallel system, pembakaran pada ruang mesin merupakan penghasil tenaga utama, sedangkan tenaga baterai merupakan tenaga pendukung. Oleh sebab itu, pengefisiensian bahan bakar adalah dengan cara membatasi konsumsinya.
62
Sistem ini menggunakan mesin pembakaran dalam dan sebuah motor listrik untuk menggerakkan kendaraan. Dalam sistem ini, motor listrik juga sebagai generator, shingga ketika motor listrik digunakan, baterai tidak dapat melakukan pengisian. Motor listrik beralih menjadi generator pada saat pengisian, dan hanya dapat dilakukan pada saat mobil tidak menggunakan motor listrik dalam bergerak, tetapi menggunakan tenaga yang dihasilkan dari proses pembakaran. menyebabkan sistem ini memiliki keterbatasan jika dikaitkan dengan efisiensi bahan bakar.
Gambar 2.19. Sistem Hybrid secara Paralel
3.
Sistem hybrid secara seri dan paralel Gabungan dua sistem sebelumnya disebut dengan SeriesParallel Hybrid System. Sistem ini memungkinkan sumber tenaga menjadi paling fleksibel dan optimal, sehingga mampu mencapai tingkat efisiensi maupun tingkat kehandalan performa yang mengagumkan. Teknologi hybrid ini memiliki generator atau pembangkit listrik khusus dan alat pembagi tenaga yang mampu
63
menyalurkan tenaga yang dihasilkan oleh pembakaran pada ruang mesin untuk menggerakkan roda secara langsung, atau sebagai tenaga bagi motor listrik untuk melakukan pergerakan, tergantung dari kondisi berkendara. Hal ini memungkinkan kedua sumber tenaga tersebut bekerja pada seefisien mungkin. Pada saat kecepatan rendah ke tinggi, kendaraan juga dapat melaju meskipun hanya
menggunakan
tenaga
listrik
saja.
Dan
ini
dapat
menghasilkan efisiensi yang besar. Generator juga dapat digunakan untuk mengisi aki melalui alat pembalik atau konverter. Pada saat melakukan akkselerasi atau percepatan secara mendadak juga dapat meenghasilkan performa yang maksimal.
Gambar 2.20. Sistem hybrid secara seri dan paralel
2.5.8 Keunggulan Teknologi Mobil Hybrid Teknologi mobil hybrid Perpaduan antara mesin bensin pembakaran dalam (mesin konvensioanal) dan motor listrik, dengan tujuan untuk penekanan pemanasan global yang saat ini semakin
64
mengancam kelangsungan hidup umat manusia, sistem hybrid adalah revolusi teknologi yang akan mengubah cara kita berkendara selama 100 tahun terakhir. Mobil konvensional digerakan tenaga hasil pembakaran bahan bakar bensin/solar/gas, sistem ini mempunyai kelemahan yaitu tidak efisien bahan bakar dan emisi yang tinggi, sementara mobil listrik digerakan oleh motor listrik yang diambil dari baterai yang selalu harus di isi ulang, teknologi ini tergolong mahal untuk jarak tempuh yang pendek dan tidak praktis. Teknologi mobil hybrid dirancang untuk menggabungkan keunggulan mesin konvensional dengan motor listrik sehingga kelemahan masing-masing dapat teratasi, mesin ini mensinergikan mesin konvensional dan motor listrik agar kerja keduanya lebih maksimal juga efisiensi bahan bakar. Teknologi hybrid juga memanfaatkan energi kinetik yang biasanya terbuang disaat deselarasi dan pengereman hasilnya efisiensi dan performa yang luar biasa. Teknologi hybrid ini memiliki empat keunggulan utama, pertama efisiensi bahan bakar : dengan konsumsi bahan
bakar
yang
lebih
efisien
dibandingkan
dengan
mobil
konvensional, kedua emisi yang bersih : agar sesuai dengan euro 4 sebagai standar lingkungan paling ketat di eropa kadar emisi Nox dan HC berada pada maksimal 0,1 satuan koordinat grafik g/km. Kadar emisi prius berada di 0,02 g/km. Kadar HC dan Nox toyota prius 75 % lebih rendah dari batas yang ditentukan.
65
Grafik 2.1. Kadar Emisi Toyota Prius
Ketiga : keyaman mobil-mobil hybrid : bisa hidup hanya dengan motor listrik,
suara motor
listrik
sangat
halus
dibandingkan
mesin
konvensional sehingga keyamannya sangat luar biasa. Keempat : berkendara jadi menyenangkan dengan menggabungkan tenaga mesin konvensional dengan motor listrik sistem hybrid lebih responsif dibandingkan dengan mesin biasa juga kapasitas displacement atau cc yang sama, mari kita lihat sistem hybrid toyota memberi berbagai keuntungan dengan mengetahui sistem kerjanya, mesin berhenti total saat mobil diam atau saat berada pada lampu merah, fitur ini mengurangi konsumsi bahan bakar dan rendah emisi kebisingan pun turun ke tingkat paling rendah, namun AC tetap hidup, saat mulai berjalan atau dikecepatan rendah saat dimana mesin bekerja tidak
66
efisien maka hanya motor listrik yang bekerja ini akan menghemat bahan bakar terutama dikondisi jalan yang macet, saat kecepatan normal mesin bensin bekerja sama dengan motor listrik, sumber tenaga selalu diatur agar mencapai efisiensi maksimal, saat akselerasi atau kecepatan tinggi baterai akan menyuplai tambahan listrik agar performanya maksimal hasil nya akselerasi responsif saat mendahului kendaraan lain atau dijalan menanjak, saat deselerasi atau pengereman roda akan memutarkan motor listrik yang bekerja sebagai generator dan kemudian menyimpan listrik didalam baterai proses ini disebut pengereman regenerative untuk meningkatkan efisiensi.
Gambar 2.21. Ilustrasi Hybrid Synergy Drive
67
2.6 Penjualan Mobil Di Indonesia Pada saat ini pasar penjualan mobil di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan pasar tersebut masih di dominasi oleh mobil berteknologi konvensional (mobil yang menggunakan bahan bakar fosil saja), dibandingkan dengan mobil berteknologi baru yang menggunakan energi alternatif dan ramah lingkungan seperti mobil berteknologi hybrid. Teknologi mobil hybrid sering disebut sebagai mesin paling ramah lingkungan dengan emisi gas buang mendekati nol. Namun teknologi yang menyumbang dampak positif ini harganya masih tinggi selisihnya sekitar 35 persen dari mobil non hybrid dan teknologi mobil hybrid juga belum terlalu akrab dan popular di pasar otomotif Indonesia. Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan kenaikkan berbagai macam pajak mobil pada awal tahun 2011, ternyata tidak banyak menyurutkan niat masyarakat Indonesia untuk membeli mobil. Berdasarkan data sementara penjualan mobil per Oktober 2011 yang diperoleh dari anggota GAIKINDO,
penjualan pada Oktober, baik ritel (dealer ke
konsumen) maupun wholesale (distributor ke dealer), mengalami kenaikan dibandingkan September 2011. Khususnya 8 merek Jepang yang menguasai pasar Indonesia, baik penumpang maupun komersial. Wholesale (WS) mengalami kenaikan 7,8 persen dari bulan sebelumnya, yaitu dari 79.835 unit menjadi 86.101 unit. Dengan ini, pula WS sepanjang tahun 2011 mencapai 745.699 unit. APM ( Agen Pemegang Merek) berusaha menambah stok pada bulan lalu. Buktinya, perbedaan WS dengan ritel cukup besar yaitu 4.380 unit. Untuk ritel, kenaikan pada bulan Oktober dibandingkan dengan
68
bulan September 2011 sebesar 4,9 persen, yaitu dari dari 77.864 unit menjadi 81.721 unit. Total ritel per Oktober 2011 mencapai 739.374 unit, atau naik 22 persen dari tahun 2010, total ritel tahun 2010 pada periode yang sama yaitu 606.969 unit.
.
Grafik 2.2. penjualan mobil wholesale dan ritel sepanjang 2011 Tabel 2.2. Wholesale, September, Oktober dan total 2011 vs 2010 No. Merek 1.Toyota 2.Daihatsu 3.Mitsubishi 4.Suzuki 5.Nissan 6.Honda 7.Isuzu 8.Mazda Lainnya Total
September Oktober 30.655 31.413 12.723 13.062 7.749 11.495 8.261 8.800 4.475 6.634 4.887 4.024 2.520 2.602 1.112 779 7.453 7.292 79.835 86.101
2011 269.707 113.446 109.067 77.507 44.016 40.318 23.815 7.439 60.284 745.599
2010 234.294 93.198 87.750 58.041 30.229 50.428 19.782 4.896 46.782 625.400
69
Tabel 2.3. Ritel, September, Oktober dan total 2011 vs 2010 No. Merek 1.Toyota 2.Daihatsu 3.Mitsubishi 4.Suzuki 5.Nissan 6.Honda 7.Isuzu 8.Mazda Lainnya Total
September Oktober 30.041 29.700 11.268 12.400 9.689 11.417 7.421 7.500 4.505 6.029 4.376 4.137 2.452 2.492 864 848 7.248 7.198 77.864 81.721
2011 269.461 113.326 106.288 71.370 46.291 42.019 23.102 7.293 60.224 739.374
2010 232.847 93.199 81.885 54.284 28.211 48.730 18.889 4.854 44.070 606.969
Sumber data: Anggota GAIKINDO Total penjualan mobil baru di Indonesia sepanjang tahun 2011 adalah 894.164 unit, mengalami peningkatan dari total penjualan mobil baru pada tahun 2010, yang hanya 739.375 unit. (Sumber data: Anggota GAIKINDO).
70
PT Toyota Astra Motor menemui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sambil mempresentasikan teknologi mobil berbahan bakar kombinasi (Hybrid).
Grafik 2.3. Penjualan Top10 merek pada 2011 vs 2010
2.6.1 Jenis Kendaraan Roda Empat Kategori Mobil Keluarga Dahulu hanya terdapat empat Jenis kendaraan roda empat di dunia ini. Yaitu sedan, jip, minibus, dan pickup yang dikategorikan berdasarkan fungsinya. Seiring dengan perjalanan waktu, kendaraan roda empat kemudian “berevolusi” dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan para konsumen akan fungsi mobil namun tetap nyaman. Istilahnya, “kawin silang” antara empat jenis mobil tadi. Maka munculah jenis-jenis mobil keluarga yang baru seperti : 1.
SUV (Sport Utility Vehicle) Kendaraan roda empat yang gagah seperti jip namun nyaman seperti sedan. Bentuknya seperti jip, mempunyai ground clearance yang tinggi, berfitur lengkap, jok yang nyaman, dan berkapasitas lima penumpang hingga tujuh penumpang dan harganya tergolong mahal. Kendaraan roda empat ini juga didesain agar bisa dipakai di jalan raya maupun off-road. Contoh : Nissan Terrano, Ford Everest, Toyota Fortuner, Ford Escape, Nissan X-Trail, Mitsubishi Pajero,
71
Honda CR-V, KIA Sportage. 2.
Hatchback Adalah sedan tanpa “buntut“ atau tidak memiliki bagasi. Secara fitur, hatchback
memiliki kemiripan dengan sedan. Hatchback
digerakkan menggunakan penggerak dua roda (two-wheel drive) yang digerakkan roda depan. Bentuknya yang kecil membuat hatchback banyak digunakan anak muda dan keluarga muda. Contoh : Nissan Livina XR, Honda Jazz, Toyota Yaris, Suzuki Swift, Daihatsu Sirion. 3.
MPV (Multi Purpose Vehicle) Saat konsumen mengidamkan mobil yang dapat mengangkut banyak penumpang seperti minibus sekaligus nyaman layaknya sedan, muncul kendaraan roda empat tipe MPV (Multi Purpose Vehicle). (MPV) Multi Purpose Vehicle sendiri terbagi menjadi dua yaitu small MPV seperti Toyota Avanza dan big MPV seperti Toyota Alphard. Mobil ini bisa membawa hingga tujuh penumpang, kabin luas, dan berpintu besar. Nama multi atau serbaguna karena MPV juga bisa digunakan mengangkut barang. Contoh : Nissan Serena, Toyota Alphard, Toyota Avanza.
4.
City Car Fungsinya mirip dengan MPV, tetapi hanya bisa membawa maksimal lima orang penumpang sekaligus barang. Namun ukuran body dan kapasitas mesin city car lebih kecil. Sehingga ketika akan digunakan untuk membawa barang, kursi belakang biasanya
72
harus dilipat terlebih dulu. City car lebih cocok dipakai di dalam kota karena bentuknya yang mungil dan lincah. Lain halnya jika dipakai ke luar kota, city car kurang nyaman digunakan. Selain itu, city car juga ekonomis karena hemat bahan bakar. Contoh : Nissan March, Karimun Estilo, Kia Picanto. 5.
Sedan Memiliki empat pintu, dan bagasi. ground clearance yang rendah
6.
Jip Kendaraan roda empat yang menggunakan transmisi 4WD, ground clearance yang tinggi, dan cocok dipakai untuk off-road.
7.
Pickup Mobil yang memiliki bak terbuka di belakangnya.
8.
Minibus Kendaraan roda empat yang bisa mengangkut hingga delapan orang penumpang tapi tak lebih dari enam belas orang penumpang.
2.6.2 Tipe Mobil Paling Diminati Masyarakat Indonesia Dari data penjualan mobil di Indonesia tahun 2011 selera sebagian besar masyarakat Indonesia dalam memilih tipe mobil adalah tipe MPV dan hatchback, terbukti dari tipe mobil yang paling laris di Indonesia tahun 2011 seperti data hasil penjualan mobil tahun 2011 yang diperoleh dari Gabungan Asosiasi Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO) di bawah ini : 1.
Toyota Avanza 162.367 unit
73
2.
Daihatsu Xenia 66.835 unit
3.
Toyota Kijang Innova 54.763 unit
4.
Suzuki APV 30.089 unit
5.
Nissan Grand Livina 25.324 unit
6.
Toyota Rush 25.012 unit
7.
Daihatsu Terios 22.416 unit
8.
Honda Jazz 19.440 unit
9.
Toyota Yaris 16.448 unit
10. Nissan March 12.345 unit Dapat dilihat dari total 894.164 unit mobil baru yang terjual di Indonesia sepanjang tahun 2011, ternyata 41,09 persennya atau 367.455 unit adalah mobil bertipe small MPV. Jika Produk small MPV dari Toyota yaitu Avanza dan dari Daihatsu yaitu Xenia jika digabungkan total penjualan dari kedua small MPV ini adalah 229.202 unit atau sekitar 37 persen dari total penjualan mobil di Indonesia pada tahun 2011. Berarti setiap pembelian 3 kendaraan penumpang di Indonesia, satu dipastikan adalah Avanza atau Xenia. Kedua merek, di segmen small MPV ini, menikmati pangsa 86 persen dengan komposisi Avanza 60 persen dan Xenia 26 persen. Adapun motif beli utama Avanza secara umum adalah sebagai berikut . Pertama adalah kendaraan itu sendiri, kedua adalah image merk, ketiga adalah ketersediaan suku cadang, resale value yang tinggi dan terakhir adalah harga.
74
Grafik 2.4. Alasan Memilih Toyota Avanza
Grafik 2.5. Motif membeli avanza berdasarkan produk
75
Gambar 2.2. Konsep umum dan produk toyota all new avanza Tabel 2.4. Spesifikasi Toyota Avanza Mesin Seri Mesin / Machine Serial Tipe Mesin / Engine Type Isi Silinder / Displacement (cc)
1.3 G A/T Minor Change K3-VE 1.3 L, IL4,16V,DOHC,VVT-i 1.298
1.5 S M/T Minor Change 3SZ-VE IL4,16V,DOHC,VVT-i 1.495
Diameter x Langkah / Bore X Stroke (mm)
72.0 x 79.7
72.0 x 91.8
Daya Maksimum / Maximum Output (Ps/rpm)
92 / 6,000
109 / 6.000
Torsi Maksimum / Maximum Torque (Kgm/rpm)
12.2 /4,400
14.4 / 4.400
Sistem Pemasukan Bahan Bakar / Fuel System Bahan Bakar / Fuel
EFI Gasoline
EFI Gasoline
Kapasitas Tangki / Fuel Capacity (liter)
45
45
Sistem Penggerak Roda / Wheel Drive System Transmisi / Transmition
RWD 4 Speed A/T, shift gate type
RWD 5 Speed Manual
Suspensi Depan / Front Suspension
Macpherson Strut with Coil Spring & Stabilizer
Macpherson Strut with Coil Spring & Stabilizer
4 link with coil spring & lateral rod Disc Drum
4 link with coil spring & lateral rod Disc Drum
Rack & Pinion 185/70 R14
ABS Rack & Pinion 185/70 R14
Suspensi Belakang / Rear Suspension Rem Depan / Front Brake Rem Belakang / Rear Brake Sistem Rem Tambahan / Additional Brake System Steering Gear Ukuran Ban / Tires Size
76
Dimensi Overall Panjang / Length Overall Lebar / Width Overall Tinggi / Height Jarak Poros Roda / Wheelbase
4120 1.635 1.695 2.655
4120 1.630 1.695 2.655
Jarak Pijak / Tread (Depan/Front)
1.405
1.415
Jarak Pijak / Tread (Belakang / Rear) Berat Kosong / Curb Weight
1.415 1.045
1.425 1.070
Tabel 2.5. Spesifikasi Daihatsu Xenia All New Xenia SPESIFIKASI TEKNIS
D
M
X
R M/T
R A/T
DIMENSI Panjang x Lebar x Tinggi Keseluruhan (mm)
4140 x 1660 x 1685
Jarak Sumbu Roda (mm)
2655
Jarak Pijak roda depan/belakang (mm)
1425 / 1435
Tinggi dari tanah (mm) BERAT Berat Kosong/Total Kendaraan (kg)
190 1005/1540
200 1030/1540
KAPASITAS TEMPAT DUDUK MESIN Tipe
4140 x 1660 x 1695
1080/1585
1065/1585
1050/1585
7 EJ-VE DOHC VVT-i
K3-VE DOHC VVT-i
989
1298
Jumlah silinder
3 silinder
4 silinder
Jumlah katup
12
16
72,0 x 81,0
72,0 x 79,7
Tenaga maksimum (PS/rpm)
63/5600
92/6000
Torsi maksimum (kg-m/rpm)
9,2/3600
11,9/4400
Kapasitas silinder (cc)
Diameter x langkah (mm)
Sistem bahan bakar Bahan bakar Kapasitas tangki bahan bakar (L)
EFI Bensin Tanpa Timbal 45
2.6.3 Motif Masyarakat Indonesia Memilih Mobil Tipe MPV (Multi Purpose
77
Vehicle) Kendaraan jenis MPV (Multi Purpose Vehicle) atau di AS disebut minivan, adalah kendaraan yang paling tinggi angka penjualannya di Indonesia, pada umumnya masyarakat Indonesia lebih memilih mobil bermodel small MPV (Multi Purpose Vehicle) dengan alasan bisa mengangkut lebih banyak orang dibandingkan dengan mobil sedan dan juga bisa memuat lebih banyak barang. Sesuai dengan fungsinya multi, antara mobil keluarga atau mobil niaga. Selain itu faktor budaya di Indonesia yaitu budaya “mudik” (pulang kampung) pada “Lebaran” (Hari Raya Idul Fitri), juga mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam memilih tipe mobil ini, karena ketika “mudik” tipe mobil yang dipilih adalah tipe mobil yang bisa mengangkut lebih banyak orang agar semua anggota keluarga bisa terangkut dalam satu mobil serta ruang kabin yang besar sehingga memberikan kenyaman. Kriteria lain yang menjadi dasar bagi masyarakat Indonesia untuk memilih mobil MPV (Multi Purpose Vehicle) adalah : 1. Harga Murah Merupakan prioritas yang paling tinggi dalam kriteria pemilihan mobil bagi sebagian masyarakat Indonsia. Harga merupakan tolak ukur yang sangat penting yang mempengaruhi daya beli masyarakat di tengah kesulitan ekonomi belakangan ini dimana tingkat suku bunga cenderung naik. Harga small MPV yang cukup ideal di pasar Indonesia berkisar antara 100 juta – 200 juta rupiah 2. Fungsi
78
Staus
ganda
sebagai
mobil
keluarga
sekaligus
mobil
niaga
memungkinkan untuk menjadikan small MPV sebagai mobil untuk kerja. Membawanya untuk pergi ke kantoran bukan masalah karena dimensin small MPV tidak terlalu besar. Bahkan bisa menjadi andalan karena tim kerja bisa ikut semua saat harus meeting di luar, tanpa harus pergi sendiri-sendiri jika menggunakan mobil sedan. 3. Hemat Bahan Bakar Minyak (BBM) Kecenderungan harga minyak bumi dunia yang makin meningkat dari tahun ke tahun, mempunyai dampak terhadap faktor hemat BBM yang mempengaruhi market dalam memilih mobil. Pada bulan Oktober 2005, harga BBM di Indonesia melonjak tinggi dan mengakibatkan penurunan jumlah penjualan kendaraan bermotor. Maka mobil akan mempunyai nilai tambah yang sangat baik jika bisa menghemat BBM.
Terlihat
bahwa ini merupakan salah satu peluang small MPV yang memiliki kapasitas mesin antara 1000cc – 1500cc, golongan kendaraan dengan kapasitas mesin tersbut dikenal sebagai kendaraan yang irit BBM. 4. Harga Jual Kembali (Resale Value) Kriteria ini merupakan salah satu hal yang penting karena kecenderungan sebagian besar masyarakat Indonesia dalam membeli mobil adalah untuk tujuan investasi. Small MPV kondisi tidak baru (second) di Indonesia sangat mudah untuk menjualnya dengan harga yang masih tinggi 5. After Sales Service Mencakup lanyanan purna jual seperti service, spare part, maintenance mobil. Sebagian besar masyarakat Indonesia menilai bahwa harga dan
79
keberadaan spare part merupakan salah satu faktor yang penting dalam membeli mobil. Persepsi yang kebanyakan terbentuk di benak sebagian besar masyarakat Indonesia adalah untuk mobil CBU pasti akan sulit mendapatkan spare part, hal ini merpakan tantangan bagi pengembangan mobil berteknologi hybrid untuk memfokuskan pada keberadaan dan kemudahan spare part -nya bagi konsumen di Indonesia 6. Fitur (Features) dan Teknologi Beberapa minivan atau small MPV pada saat ini sudah dilengkapi dengan banyak fitur keselamatan standar di antaranya adalah airbag. Selain itu, small MPV memiliki pusat gravitasi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan SUV yang fungsi dan kapasitas penumpangnya hampir sama dengan small MPV, sehingga membuat mobil tersebut minim roll-over atau guncangan yang rentan mengarah pada kondisi kecelakaan terbalik. Tetapi sebagian besar masyarakat Indonesia tidak terlalu mementingkan fitur yang canggih yang dimiliki sebuah mobil, ketika ingin membeli mobil sebagian besar masyarakat Indonesia hanya menginginkan mobil yang bisa mendukung aktivitas dan kegiatan sehari-hari serta untuk status sosial. Dapat dilihat meskipun teknologi mobil hybrid sangat maju, dan ramah lingkungan serta hemat dalam penggunaan BBM, tetapi teknologi mobil hybrid ini belum terlalu akrab dan popular di pasar otomotif Indonesia.
80
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran
Teknologi Mobil Hybrid
Jenis kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat di Indonesia
Perluasan Segmen Pasar
Pengembangan Teknologi Mobil Hybrid
Metode QFD Quality Function Deployment
Teknologi Mobil Hybrid Yang Sesuai Dengan Kebutuhan Masyarakat Di Indonesia
81
Gambar 3.1. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional 3.2 Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif dengan
pendekatan
rasionalistik. Metode kualitatif-rasionalistik ini
didasarkan atas pendekatan holistik berupa suatu konsep umum (grand concepts) yang diteliti pada objek tertentu (spesific object), yang kemudian mendudukkan kembali hasil penelitian yang didapat pada konsep umumnya. Paradigma
penelitian
kualitatif
diantaranya
diilhami
falsafah
rasionalisme yang menghendaki adanya pembahasan holistik, sistemik, dan mengungkapkan makna dibalik fakta empiris sensual. Secara epistemologis, metodologi penelitian dengan pendekatan rasionalistik menuntut agar objek yang diteliti tidak dilepaskan dari konteksnya atau setidaknya objek diteliti dengan fokus tertentu, tetapi tidak mengeliminasi konteksnya.6 Selain itu untuk pengumpulan data menggunakan pendekatan studi literatur. Literatur yang yang digunakan meliputi buku teks, artikel media massa, dan penelusuran literatur on-line. Sedangkan Jenis penelitian deskriptif (descriptive research). Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti.7 Jenis penelitian deskriptif dipilih karena sesuai dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai oleh penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan 6
Moleong, 2007
7
Ronny Kountur, 2003
82
masyarakat Indonesia, serta keunggulan teknologi mobil hybrid dari segi pengurangan emisi dan kosumsi bahan bakar.
3.3 Quality Function Deployment (QFD) Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi dalam proses perancangan dan pengembangan produk atau layanan yang mampu mengintegrasikan “suara-suara” konsumen ke dalam proses perancangannya. QFD sebenarnya adalah merupakan suatu jalan bagi perusahaan untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan serta keinginan konsumen terhadap produk atau jasa yang dihasilkannya. Berikut ini dikemukakan beberapa definisi QFD menurut para pakar : 1. QFD merupakan metodologi untuk menterjemahkan keinginan dan kebutuhan konsumen ke dalam suatu rancangan produk yang memiliki persyaratan teknis dan karakteristik kualitas tertentu.8 2. QFD adalah metodologi terstruktur yang digunakan dalam proses perancangan dan pengembangan produk suntuk menetapkan spesifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, serta mengevaluasi secara sistematis kapabilitas produk atau jasa dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.9 3. QFD adalah sebuah sistem pengembangan produk yang dimulai dari merancang produk, proses manufaktur, sampai produk tersebut ke tangan
8
Akao, 1990. Urban, 1993
9
Cohen 1995
83
konsumen, dimana pengembangan produk berdasarkan keinginan konsumen.10
3.3.1 Manfaat QFD Penggunaan metodologi QFD dalam proses perancangan dan pengembangan produk merupakan suatu nilai tambah bagi perusahaan. Sebab perusahaan akan mempunyai keunggulan kompetitif dengan menciptakan suatu produk atau jasa yang mampu memuaskan konsumen.Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan QFD dalam proses perancangan produk adalah : 1. Meningkatkan keandalan produk. 2. Meningkatkan kualitas produk. 3. Meningkatkan kepuasan konsumen. 4. Memperpendek time to market. 5. Mereduksi biaya perancangan. 6. Meningkatkan komunikasi. 7. Meningkatkan produktivitas. 8. Meningkatkan keuntungan perusahaan.11
3.3.2 Keunggulan QFD Keunggulan – keunggulan yang dimiliki QFD adalah: 1. Menyediakan format standar untuk menerjemahkan kebutuhan konsumen menjadi persyaratan teknis, sehingga dapat memenuhi 10
Djati, 2003
11
Dale, 1994
84
kebutuhan konsumen. 2. Menolong tim perancang untuk memfokuskan proses perancangan dilakukan pada fakta-fakta yang ada, bukan intuisi. 3. Selama proses perancangan, pembuatan keputusan ‘direkam’ dalam matriks-matriks sehingga dapat diperiksa ulang serta dimodifikasi di masa yang akan datang.
3.3.3 Hierarkhi matrik QFD Dengan
menggunakan
metodologi
QFD
dalam
proses
perancangan dan pengembangan produk, maka akan dikenal empat jenis tahapan, yaitu masing-masing adalah: a. Matriks Perencanaan Produk (House of Quality) HOQ lebih dikenal dengan rumah (R1) yang menjelaskan tentang
customer needs,
technical requirements, co-relationship, relationship, customer competitive evaluation, competitive technical assesment, dan target. b. Matriks Perencanaan Desain (Design Deployment) lebih dikenal dengan sebutan rumah kedua (R2) adalah
matriks untuk
mengidentifikasi desain yang kritis terhadap pengembangan produk. c. Matriks Perencanaan Proses (Process Planning) lebih dikenal dengan rumah ketiga (R3) yang merupakan matriks untuk mengidentifikasi pengembangan proses pembuatan suatu produk. d. Matriks Perencanaan Produksi (Production Planning) lebih dikenal dengan rumah keempat (R4) yang memaparkan tindakan yang perlu
85
diambil didalam perbaikan produksi suatu produk.12
Gambar 3.2. Model Empat Tahap QFD Unsur yang paling penting dalam QFD adalah informasi dari pelanggan. Informasi dari pelanggan dapat dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu umpan balik dan masukan. Umpan balik biasanya diperoleh setelah fakta terjadi. Hal ini berarti bahwa setelah suatu produk
dikembangkan,
Sedangkan
masukan
diproduksi
diperoleh
dan
sebelum
ditentukan fakta
harganya.
terjadi,
dalam
lingkungan pemanufakturan hal ini berarti selama pengembangan produk.13
3.2.
Subyek Penelitian Subyek dari penelitian ini adalah jenis dari teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia
3.3. Jenis dan Sumber Data Data sekunder misalnya laporan-laporan atau dokumen yang berasal Kementrian Lingkungan Hidup, Kementrian Riset dan Teknologi, ATPM 12
Cohen dalam Benner et al. 2002
13
Goetcsh dan Davis dalam Silvana, 2004
86
(Agen Tunggal Pemegang Merek) serta dari instansi yang terkait.
3.4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang utama digunakan dalam penelitian ini adalah melalui studi kepustakaan (library research), dilakukan dengan mempelajari berbagai buku literatur, jurnal, paper, tulisan ilmiah lainnya dan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan ditulis. Studi kepustakaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan teori-teori dan konsep-konsep yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk melakukan analisis terhadap obyek yang diteliti. Sementara itu, jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang akan dikumpulkan baik dari sumber publikasi maupun dari sumber langsung seperti kuisioner yang respondenya berada di Jakarta, data dari instansi terkait berupa data teknologi mobil hybrid, keunggulan mobil hybrid dan efisiensi serta emisi dari teknologi mobil hybrid.
3.5 Metode Analisis 3.5.1 Analisis Deskriptif Kualitatif Untuk menganalisis teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia menggunakan analisis deskriptif kualitatif yaitu menelaah data penjualan mobil di Indonesia yang di keluarkan oleh GAIKINDO. Kemudian membandingkan hasil penjualan tipe mobil terbanyak dengan kriteria masyarakat Indonesia dalam memilih tipe mobil.
87
3.5.2 Analisis Matriks House of Quality Quality
Function
Deployment
merupakan
sebuah
alat
perencanaan yang di pergunakan untuk mengetahui persyaratan pelanggan terhadap produk yang dikembangkan. Penyusunan matriks Quality Function Deployment meliputi penyusunan matriks house of quality, design deployment, process planning dan production planning. Diagram tahapan penyusunan matriks Quality Function Deployment dapat dilihat pada Gambar. Pengembangan Mobil Hybrid Menggunakan Metode QFD Quality Function Deployment
88
Gambar 3.3. Diagram Tahapan Penyusunan Matriks Quality Function Deployment
a. Matriks House of Quality QFD adalah
House of Quality
(HOQ).
HOQ
menerjemahkan suara pelanggan (voice of customer) kedalam persyaratan desain yang
memenuhi nilai tujuan spesifik dan
mencocokannya dengan bagaimana perusahaan akan memenuhi persyaratan tersebut. Analogi untuk menggambarkan struktur QFD adalah suatu matriks yang berbentuk rumah. Istilah yang sering digunakan adalah sebelah kiri adalah perusahaan
House of Quality (HOQ). Tembok rumah persyaratan
pelanggan. Pada
langkah ini
berusaha menentukan segala persyaratan yang
dikehendaki pelanggan yang berhubungan dengan produk. Agar dapat memenuhi persyaratan pelanggan, perusahaan mengusahakan persyaratan teknik untuk menciptakan produk yang sesuai dengan persyaratan pelanggan tersebut.14 Tembok rumah sebelah kanan
merupakan
penilaian
kompetitif dan pengembangan prioritas persyaratan pelanggan. Penilaian kompetitif terdiri dari penilaian kompetitif persyaratan pelanggan
14
dan
Goetcsh dan Davis dalam Silvana, 2004
penilaian
kompetitif
persyaratan
teknik.
89
Pengembangan prioritas persyaratan pelanggan terdiri dari tingkat kepentingan bagi pelanggan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan dan bobot absolut persyaratan pelanggan. Dibagian tengah rumah,
perusahaan harus mencari
hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik. Sedangkan pada
bagian atap, langkah yang dilakukan adalah
identifikasi trade-off dengan cara mengembangkan matriks hubungan antar persyaratan teknik. Pada bagian bawah rumah, perusahaan harus membuat prioritas persyaratan teknik agar bisa menghasilkan produk yang sesuai dengan prioritas persyaratan pelanggan. Pengembangan prioritas teknik terdiri dari derajat kesulitan, nilai sasaran, bobot absolut dan bobot relatif persyaratan teknik. Analogi matriks House of Quality dapat dilihat pada Gambar
(4) Hubungan Antar Persyaratan Teknik (2) Identifikasi Persyaratan Teknik (1) Persyaratan Pelanggan Harga Fungsi KapasitasPenumpang Penggunaan BBM After Sales Service Fitur Kapasitas Mesin
(5) Penilaian Kompetitif : Pelanggan Teknik
(3) Hubungan antara motif membeli mobil dan persyaratan teknik
(7) Pengembangan Prioritas persyaratan Teknik
(6) Prioritas Persyaratan Pelanggan kepentingan bagi pelanggan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan bobot absolut
90
Gambar 3.4. House of Quality
Berdasarkan Gambar, langkah-langkah dalam menyusun matriks HOQ adalah sebagai berikut :15
1. Mendaftarkan Persyaratan Pelanggan (What) Pada penyusunan matriks HOQ langkah pertama dimulai dari penyusunan Persyaratan Pelanggan.
Untuk mengetahui
Persyaratan Pelanggan terhadap sebuah produk otomotif dimulai dengan membuat daftar tujuan. Daftar ini sering disebut sebagai APA yang dibutuhkan oleh konsumen terhadap sebuah produk otomotif. Pada langkah ini digunakan kuesioner yang harus diisi oleh responden (konsumen). Yang akan menjadi persyaratan pelanggan terdiri dari Harga (Harga ideal),
Fungsi (Kegunaan dari Produk),
Kapasitas Penumpang, (Jumlah Penumpang yang bisa dibawa), Penggunaan BBM (perbandingan penggunaan bahan bakar dengan jarak tempuh), After sales Service, (ketersediaan suku cadang dan tenaga mekanik), Fitur (kelengkapan dari Produk), Kapasitas mesin (Isi dari Silinder / cc). persyaratan pelanggan akan menyusun rumah sebelah kiri dari sebuah matriks HOQ.
15
Besterfield et al dalam Silvana 2004
91
2. Mendaftarkan Persyaratan Teknik (How) Tujuan pembuatan HOQ adalah untuk mendesain atau mengubah desain dari sebuah produk agar memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Setelah persyaratan pelanggan dibuat, selanjutnya adalah penyusunan karateristik teknik. Tim QFD harus menyusun karakteristik teknik atau persyaratan teknik (BAGAIMANA) yang akan mempengaruhi satu atau lebih dari persyaratan pelanggan. Persyaratan teknik ini akan menempati bagian atap rumah dari matriks House of Quality. Untuk memperoleh persyaratan teknik dilakukan identifikasi beberapa tipe dan teknologi mobil yang paling banyak diminati masyarakat Indonesia 3. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara motif membeli persyaratan pelanggan dan Persyaratan Teknik Langkah selanjutnya yaitu membandingkan persyaratan pelanggan hubungannya
dan
persyaratan
masing-masing.
teknik,
lalu
menentukan
Mencari
hubungan
antara
persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik bisa menjadi sangat membingungkan karena setiap persyaratan pelanggan mungkin mempengaruhi lebih dari satu persyaratan teknik, dan sebaliknya. Matriks hubungan digunakan untuk menunjukan dengan grafik derajat pengaruh antara setiap persyaratan teknik dan setiap persyaratan pelanggan. Pada penyusunan matriks hubungan digunakan simbol
92
untuk
menyatakan
derajat
hubungan
antara
persyaratan
pelanggan dan persyaratan teknik. Contoh simbol yang digunakan:
●
= menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
○
= menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
∆
= menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.
Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan = 0 Matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik dapat dilihat pada Gambar
Primer
Skunder
Primer Skunder
Skunder
persyaratan pelanggan Primer
Primer Skunder
Persyaratan Teknik
Skunder Skunder Skunder Skunder
Gambar 3.5. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Teknik
4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik Matriks hubungan antar persyaratan teknik digunakan untuk mengidentifikasi persyaratan teknik mana saja yang saling mendukung dan yang saling bertentangan satu sama lain. Untuk menunjukan kekuatan hubungan yang terjadi antar persyaratan teknik digunakan simbol sebagai berikut:
93
●
= Hubungan positif kuat, bernilai (+9)
○
= Hubungan positif lemah, bernliai (+3)
xx
= Hubungan negatif lemah, bernilai (-3)
x
= Hubungan negatif kuat, bernilai (-9)
Kotak dibiarkan kosong bila tidak ada hubungan, bernilai 0
Matriks hubungan antar persyaratan teknik dapat dilihat pada Gambar
Primer
Skunder
Primer Skunder
Skunder
Persyaratan Teknik Primer
Primer Skunder
Persyaratan Teknik
Skunder Skunder Skunder Skunder
Gambar 3.6. Matriks Hubungan Antar Persyaratan Teknik
5. Penilaian kompetitif Penilaian kompetitif merupakan tabel bobot (atau grafik) yang melukiskan penilaian produk kompetitor. Tabel penilaian kompetitif dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu penilaian kompetitif konsumen dan penilaian kompetitif teknik. Penilaian kompetitif konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan dengan setiap persyaratan pelanggan dalam HOQ di sisi kanan
94
dari matriks hubungan. Sedangkan penilaian kompetitif teknik membuat sebuah blok baris hubungan dengan setiap persyaratan teknik dalam HOQ dibawah matriks hubungan. Untuk penilaian kompetitif konsumen dan kompetitif teknik digunakan skala Likert lima tingkat dengan bobot sebagai berikut : 1
= Sangat Buruk
2
= Buruk
3
= Cukup Baik
4
= Baik
5
= Sangat Baik
6. Mengembangkan prioritas persyaratan pelanggan Prioritas persyaratan pelanggan membuat sebuah blok kolom berhubungan dengan setiap persyaratan pelanggan dalam HOQ di sisi kanan penilaian kompetitif pelanggan. Prioritas persyaratan pelanggan ini terdiri dari kolom untuk kepentingan bagi pelanggan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan dan bobot absolut. setiap persyaratan pelanggan diberi rating berdasarkan tingkat kepentingannya bagi konsumen. Rating kepentingan berguna untuk memprioritaskan usaha dan membuat keputusan
trade-off. Untuk menyusun kolom
kepentingan pelanggan digunakan skala Likert lima tingkat, yaitu: 1 = Sangat Tidak Penting
95
2 = Tidak Penting 3 = Cukup Penting 4 = Penting 5 = Sangat Penting Nilai sasaran ditentukan dengan mengevaluasi penilaian dari setiap persyaratan pelanggan dan membuat penilaian baru yang mempertahankan tipe dan teknologi produk otomotif tidak berubah, atau memperbaiki tipe dan teknologi produk otomotif sehingga lebih baik dari tipe dan teknologi produk mobil yang paling banyak diminati masyarakat Indonesia saat ini. Nilai sasaran menggunakan skala Likert lima tingkat, yaitu: 1 = Sangat Buruk 2 = Buruk 3 = Cukup Baik 4 = Baik 5 = Sangat Baik Faktor skala kenaikan merupakan rasio antara nilai sasaran dengan rating produk dalam penilaian kompetitif konsumen. Semakin tinggi nilainya semakin banyak usaha yang harus dilakukan untuk pengembangan mobil hybrid. Poin penjualan menunjukan sebarapa baik persyaratan pelanggan. Nilai yang digunakan untuk poin penjualan yaitu: 1,0 = Tidak menolong dalam penjualan produk 1,2 = Cukup menolong dalam penjualan produk
96
1,5 = Menolong dalam penjualan produk Bobot
absolut
diperoleh
dari
perkalian
antara
kepentingan bagi konsumen, faktor skala kenaikan dan poin penjualan
untuk
setiap
persyaratan
pelanggan.
Setelah
menjumlahkan semua bobot absolut, kemudian dihitung persentase ranking untuk setiap persyaratan pelanggan.
7. Mengembangkan Prioritas Persyaratan Teknik Prioritas
persyaratan
teknik
membuat
blok
baris
berhubungan untuk setiap persyaratan teknik dalam HOQ dibawah penilaian kompetitif teknik. Prioritas persyaratan teknik terdiri dari derajat kesulitran teknik, nilai sasaran serta bobot absolut dan relatif. Derajat kesulitan membantu mengevaluasi kemampuan untuk mengimplementasikan perbaikan kualitas. Derajat kesulitan menempati baris pertama dari prioritas persyaratan teknik. Derajat kesulitan dibuat menggunakan skala Likert lima tingkat, yaitu: 1 = Sangat Mudah 2 = Mudah 3 = Cukup Sulit 4 = Sulit 5 = Sangat Sulit Nilai sasaran persyaratan teknik ditentukan oleh tim QFD pengembangan produk. Nilai sasaran persyaratan teknik
97
merupakan sebuah ukuran objektif yang mendefinisikan nilai yang harus diperoleh untuk mencapai persyaratan teknik. Untuk penentuan nilai sasaran persyaratan teknik digunakan skala Likert lima tingkat, yaitu: 1 = Sangat Buruk 2 = Buruk 3 = Cukup Baik 4 = Baik 5 = Sangat Baik
Dua baris terakhir dari prioritas persyaratan teknik adalah bobot absolut dan bobot relatif. Bobot absolut untuk persyaratan teknik ditentukan dengan mengalikan nilai simbol pada matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik, dengan kepentingan konsumen untuk setiap persyaratan pelanggan, kemudian dijumlahkan. Untuk bobot absolut persyaratan teknik ke-j digunakan rumus:
dimana: aj
= vektor baris dari bobot absolut untuk persyaratan teknik (j=1,…,m)
Rij = bobot yang ditunjukan oleh matriks hubungan (i=1,…,n, j=1,…,m)
98
Ci = vektor kolom dari kepentingan bagi konsumen untuk Motif membeli mobil (i=1,…,n) m
= nomor persyaratan teknik
n
= nomor motif membeli mobil Dengan cara yang sama, bobot relatif untuk persyaratan
teknik ke-j diberikan dengan mengganti derajat kepentingan untuk persyaratan pelanggan dengan bobot absolut untuk persyaratan pelanggan, yaitu:
dimana: bj = vektor baris dari bobot relatif untuk persyaratan pelanggan (j=1,…,m) di = vektor kolom dari bobot absolut untuk persyaratan pelanggan (i=1,…,n)
b. Matriks Design/Part Deployment Menurut Cohen dalam Benner et al. (2002), setelah tahap penyusunan matriks HOQ tahap selanjutnya adalah penyusunan matriks design deployment atau part deployment. Pada matriks design deployment, tembok rumah sebelah kiri adalah spesifikasi part. Pada langkah ini, spesifikasi part diperoleh dari persyaratan teknik pada matriks HOQ sebelumnya yang sudah diprioritaskan oleh pihak perusahaan berdasarkan bobot relatif yang bernilai
99
besar. Kolom yang menempati atap rumah merupakan part kritis dari bagian desain. Produk secara keseluruhan diuraikan menjadi bagian-bagian desain yang menyusun produk. Selanjutnya bagian-bagian desain yang penting dibuat kedalam daftar part kritis. Tembok rumah sebelah kanan merupakan nilai kepentingan. Nilai kepentingan ini berguna untuk menghasilkan tipe dan teknologi produk mobil hybrid yang sesuai persyaratan pelanggan masyarakat di Indonesia. Dibagian tengah rumah, perusahaan harus mencari hubungan antara spesifikasi part dengan part kritis. Pada hubungan ini akan diperoleh suatu hubungan berupa hubungan kuat, sedang, lemah dan tidak ada hubungan yang terjadi. Sedangkan pada bagian bawah rumah ditempati oleh bobot kepentingan.
Matriks design deployment
dapat dilihat pada Gambar
Gambar 3.7. Matriks Design Deployment
100
Berdasarkan gambar matriks
design deployment,
maka
langkah-langkah dalam menyusun matriks tersebut adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Spesifikasi Part Persyaratan teknik yang terpilih dari matriks HOQ, pada matriks design deployment akan berubah menjadi kebutuhan untuk dicantumkan sebagai baris pada bagian kiri rumah. Persyaratan teknik yang terpilih merupakan persyaratan teknik yang mempunyai hubungan yang kuat dengan tingkat kepentingan konsumen yang paling berpengaruh pada produk atau yang mempunyai bobot relatif besar. Dari persyaratan teknik terpilih tersebut maka diperoleh spesifikasi part. 2. Menetukan Part Kritis Setelah
spesifikasi
part
diperoleh,
menentukan part kritis. Identifikasi
selanjutnya
adalah
part kritis merupakan
analisis terhadap bagian-bagian desain yang kritis terhadap produk yang dihasilkan. Dari bagian-bagian desain ini, perusahaan akan menentukan persyaratan desain yang terdiri dari persyaratan desain primer dan desain sekunder. Part kritis ini menempati bagian atap rumah dalam matriks part deployment. 3. Menentukan Nilai Kepentingan Nilai kepentingan spesifikasi part menempati posisi disebelah kanan matriks part deployment. Nilai kepentingan digunakan
101
untuk usaha prioritas dan membuat keputusan trade-off. Nilai kepentingan menggambarkan kepentingan setiap persyaratan teknik terpilih bagi perusahaan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan desain yang diinginkan. 4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Spesifikasi Part Dengan Part Kritis Langkah selanjutnya yaitu membandingkan spesifikasi part dengan part
kritis, dan menentukan hubungannya masing-
masing. Mencari hubungan antara spesifikasi part dengan part kritis bisa menjadi membingungkan karena setiap spesifikasi part mungkin mempengaruhi lebih dari satu part kritis, dan sebaliknya. Matriks hubungan antara persyaratan teknik yang terpilih (spesifikasi part) dengan part kritis menempati bagian tengah dalam matriks design deployment. Matriks hubungan ini digunakan untuk mengidentifikasi derajat pengaruh antara setiap spesifikasi
part dengan part kritis. Hubungan yang terjadi
antara spesifikasi part dengan part kritis dapat merupakan hubungan yang kuat, sedang atau lemah. Selain itu, mungkin saja tidak ada hubungan antara spesifikasi part dengan part kritis. Pada penyusunan matriks hubungan ini digunakan simbol untuk menyatakan derajat kekuatan hubungan. Contoh simbol yang digunakan:
●
= menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
○
= menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
102
∆
= menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.
Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan = 0
Matriks hubungan antara part kritis dan spesifikasi part dapat dilihat pada Gambar
Primer
Skunder
Primer Skunder
Skunder
Spesifikasi Part Primer
Primer Skunder
Part Kritis
Skunder Skunder Skunder Skunder
Gambar 3.8. Matriks Hubungan Antara Part Kritis dan Spesifikasi Part 5. Menentukan Bobot Kepentingan Langkah terakhir dalam penyusunan matriks design deployment adalah menetukan bobot kepentingan desain. Nilai bobot diperoleh dengan cara mengalikan antara nilai bobot relatif spesifikasi part dengan hubungan antara part kritis dengan spesifikasi part. Bobot kepentingan ini menempati bagian bawah rumah pada matriks design deployment.
c. Matriks Process Planning Setelah penyusunan matriks
design
deployment,
dilanjutkan dengan penyusunan matriks process planning atau
103
matriks perencanaan proses. Pada matriks process planning, tembok sebelah kiri merupakan part kritis terpilih yang sudah diprioritaskan berdasarkan bobot kepentingan desain oleh pihak perusahaan.
Tembok
sebelah
kanan
merupakan
nilai
kepentingan. Nilai kepentingan ini digunakan untuk usaha prioritas dan membuat keputusan trade-off. Nilai kepentingan menggambarkan kepentingan setiap part kritis terpilih bagi perusahaan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan persyaratan pelanggan. Dibagian tengah rumah, perusahaan harus mencari hubungan antara
part kritis terpilih dengan
rencana proses. Hasil dari hubungan ini akan berupa hubungan kuat, medium, lemah dan tidak ada hubungan yang terjadi. Sedangkan pada bagian atap rumah, langkah yang dilakukan adalah menentukan rencana proses. Rencana proses ini merupakan analisis terhadap alur-alur proses pembuatan produk yang kritis. Dibagian bawah rumah, ditempati oleh bobot kepentingan. Nilai bobot kepentingan ini diperoleh dengan cara mengalikan antara nilai bobot relatif part kritis dengan hubungan antara part kritis dengan rencana proses. Matriks process planning dapat dilihat pada Gambar.
104
Gambar 3.9. Matriks Process Planning
Berdasarkan Gambar, maka langkah-langkah dalam menyusun matriks process planning adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Part Kritis Terpilih Persyaratan part kritis yang terpilih dari matriks design deployment, pada matriks process planning akan berubah menjadi kebutuhan untuk dicantumkan sebagai baris pada bagian kiri rumah. Persyaratan part kritis yang terpilih merupakan
persyaratan
part
kritis
yang
mempunyai
hubungan yang kuat dengan spesifikasi part yang paling berpengaruh pada produk. 2. Menentukan Rencana Proses Rencana proses merupakan analisis terhadap alur-alur proses yang kritis terhadap produk yang dihasilkan. Rencana proses ini akan menempati bagian atap rumah pada matriks process planning. 3. Menentukan Nilai Kepentingan Nilai kepentingan part kritis terpilih menempati posisi
105
disebelah kanan matriks process planning. Nilai kepentingan digunakan untuk usaha prioritas dan membuat keputusan trade-off. Nilai kepentingan menggambarkan kepentingan setiap persyaratan part kritis terpilih bagi perusahaan untuk menghasilkan produk yang bermutu. 4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara
Part
Kritis
Langkah selanjutnya yaitu membandingkan
part
kritis
terpilih
menentukan
Terpilih Dengan Rencana Proses
dengan
rencana
proses,
dan
hubungannya masing-masing. Mencari hubungan antara part kritis terpilih dengan rencana proses bisa menjadi sangat membingungkan karena setiap part kritis terpilih mungkin mempengaruhi lebih dari satu rencana proses, dan sebaliknya. Matriks hubungan antara persyaratan part kritis terpilih dengan rencana proses ini akan menempati bagian tengah matriks process planning. Hubungan yang terjadi antara part kritis terpilih dengan rencana proses dapat merupakan hubungan yang kuat, sedang atau lemah. Selain itu, mungkin saja tidak ada hubungan antara part kritis terpilih dengan rencana proses. Pada penyusunan matriks hubungan ini digunakan simbol untuk menyatakan derajat kekuatan hubungan. Contoh simbol yang digunakan:
●
= menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
○
= menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
106
∆
= sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.
Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan =
Matriks hubungan antara part kritis terpilih dan rencana proses dapat dilihat pada Gambar
Primer
Skunder
Primer Skunder
Skunder
Part Kritis Terpilih Primer
Primer Skunder
Rencana Proses
Skunder Skunder Skunder Skunder
Gambar 3.10. Matriks Hubungan Antara Part Kritis Terpilih dan Rencana Proses 5. Menentukan Bobot Kepentingan Langkah terakhir dalam deployment
menyusun
matriks
process
adalah menetukan bobot kepentingan proses.
Nilai bobot diperoleh dengan cara mengalikan antara nilai bobot relatif part kritis dengan hubungan antara part kritis dengan rencana proses. Bobot kepentingan ini menempati bagian bawah rumah pada matriks process planning.
d. Matriks Production Planning Tahap terakhir dari pembuatan matriks QFD adalah penyusunan matriks production planning atau matriks perencanaan
107
proses produksi. tahap perencanaan produksi merupakan tahap terakhir untuk mengetahui tindakan yang perlu diambil untuk perbaikan performa perancangan produk. Sama dengan matriksmatriks sebelumnya, matriks production planning juga adalah suatu matriks yang berbentuk rumah. Tembok sebelak kiri adalah rencana proses terpilih. Tembok sebelah kanan merupakan nilai kepentingan. Nilai kepentingan ini digunakan untuk usaha prioritas dan
membuat
keputusan
trade-off.
Nilai
kepentingan
menggambarkan kepentingan setiap proses terpilih bagi perusahaan untuk menghasilkan produk yang bermutu.
Dibagian tengah
rumah, perusahaan harus mencari hubungan antara proses terpilih dengan rencana produksi. Hasil dari hubungan ini akan berupa hubungan kuat, medium, lemah dan tidak ada hubungan
yang
terjadi. Sedangkan pada bagian atap rumah, langkah yang dilakukan adalah menentukan rencana produksi. Dibagian bawah rumah, ditempati oleh bobot kepentingan. Matriks production planning dapat dilihat pada Gambar16
16
Widodo, 2004
108
Gambar 3.11. Matriks Production Planning
Berdasarkan
Gambar
maka
langkah-langkah
dalam
menyusun matriks production planning adalah sebagai berikut : 1. Menentukan Rencana Proses Terpilih Persyaratan rencana proses yang terpilih dari matriks process planning, pada matriks production planning akan berubah menjadi kebutuhan untuk dicantumkan sebagai baris pada bagian kiri rumah. Persyaratan rencana proses yang terpilih merupakan persyaratan rencana proses yang mempunyai hubungan yang kuat dengan part kritis yang paling berpengaruh pada produk. 2. Menetukan Rencana Produksi dan Pengawasan Identifikasi rencana tahap produksi dan pengawasan merupakan analisis
terhadap
tahapan-tahapan
proses
produksi
dan
pengawasan yang kritis terhadap produk akhir. Rencana produksi ini akan menempati bagian atap rumah pada matriks production planning. 3. Menentukan Nilai Kepentingan Nilai kepentingan proses terpilih menempati posisi disebelah kanan
matriks
production
planning.
Nilai
kepentingan
digunakan untuk usaha prioritas dan membuat keputusan trade-
109
off. Nilai kepentingan menggambarkan kepentingan setiap persyaratan rencana proses terpilih bagi perusahaan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan persyaratan pelanggan 4. Mengembangkan Matriks Hubungan Antara Proses Terpilih Dengan Rencana Produksi Langkah selanjutnya yaitu membandingkan
antara proses
terpilih dengan rencana produksi, dan menentukan hubungannya masing-masing. Mencari hubungan antara proses terpilih dengan rencana produksi bisa menjadi sangat membingungkan karena setiap proses terpilih mungkin mempengaruhi lebih dari satu rencana produksi, dan sebaliknya. Matriks hubungan antara persyaratan proses terpilih dengan rencana produksi ini akan menempati bagian tengah matriks process planning. Hubungan yang terjadi antara proses terpilih dengan rencana produksi dapat
merupakan hubungan yang kuat, sedang atau lemah.
Selain itu, mungkin saja tidak ada hubungan antara proses terpilih dengan rencana produksi.
Pada penyusunan matriks
hubungan ini digunakan simbol untuk menyatakan derajat kekuatan hubungan. Matriks hubungan antara proses terplih dan rencana produksi dapat dilihat pada Gambar
Skunder
Primer Skunder
Skunder
Rencana Proses Terpilih
Primer Skunder
Rencana Produksi
110
Primer Primer
Skunder Skunder Skunder Skunder
Gambar 3.12. Matriks Hubungan Antara Rencana Proses Terpilih Dengan Rencana Produksi
Contoh simbol yang digunakan: ●
= menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
○
= menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
∆
= menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.
Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan = 0
Gambar 3.13. Matriks House of Quality (HQQ) dasar.
5. Menentukan Bobot Kepentingan
111
Langkah terakhir dalam penyusunan matriks production planning adalah menetukan bobot kepentingan proses dengan produksi. Nilai bobot diperoleh dengan cara mengalikan antara nilai bobot relatif proses kritis dengan hubungan antara proses kritis dengan rencana produksi. Bobot kepentingan menempati bagian bawah rumah pada matriks production planning. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Perkembangan Teknologi Mobil Hybrid Di Indonesia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), memamerkan mobil bertenaga hybrid, yang memadukan energi penggerak listrik dengan motor bakar atau mesin bensin. Mobil ini menawarkan bahan bakar alternatif selain menggunakan bahan bakar bensin, pada LIPI Expo yang diselenggarakan di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (7/11). Mobil berbentuk sedan kecil ini hatchback sama seperti mobil biasa, yang membedakan hanya pada konstruksi dan mekanisasi mobil. Penggerak utama mobil adalah motor listrik yang disimpan di dalam baterai, sementara energi cadangannya adalah mesin bensin. Motor bakar atau mesin bensin digunakan bila motor listrik sudah habis atau lemah. Ketika listrik dalam baterai sudah penuh secara otomatis aliran listrik akan menghentikan mesin bensin. Misalkan ketika mobil menempuh jalur yang menanjak, maka secara otomatis bensin menggantikan peran listrik dalam menjalankan mobil. Mobil Hybrid LIPI ini di klaim dapat meluncur dengan kecepatan 70 - 80
112
km/jam selama 6 jam tanpa melakukan pengisian ulang listrik. Seperti sebuah HP (hand phone), dilengkapi charging point yakni pengisian listrik untuk standaraisasi mobil bertenaga listrik. Dengan baterai 72 V/220 Ah, menggunakan 12 buah baterai lithium yang masing-masing 6 volt/220Ah. pengisian listrik penuh memerlukan waktu 1,5 jam.
LIPI menginginkan teknologi 100 persen buatan Indonesia yang hemat energi. LIPI sedang bersemangat bisa menciptakan kendaraaan yang ramah lingkungan dan hemat energi buatan dalam negeri. Mobil prototype ini kedepannnya akan didisain lebih bagus lagi diharapakan ada investor yang untuk bekerjasama memproduksi mobil hybrid ini dalam jumlah banyak, menjadi mobil nasional.17 Mobil yang baru prototype itu diklaim sudah layak operasional. Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Telimek) LIPI sebagai pembuatnya berkeinginan mobil itu dapat segera diproduksi secara massal. Sayangnya, itu baru sebatas harapan. ”Pengembangan mobil hybrid LIPI ini membutuhkan investor yang berani mencoba sesuatu yang baru dan itu tidak mungkin berasal dari agen tunggal pemegang merek (ATPM). Harapan kami hasil penelitian ini ada yang menampung”. Mobil Hybrid LIPI itu sudah dirancang sejak 2005. Selama itu, dana yang dikeluarkan mencapai Rp 2,5 Miliar. Jumlah yang relatif kecil, apalagi dibandingkan dengan AS yang menghabiskan dana hingga 30 Juta US Dollar. Meski demikian, performa mobil yang bertujuan mengurangi
17
Sunarto Kaleg, Perancang Sistem Teknologi Kendaraan Hibrid LIPI
113
ketergantungan pada BBM cukup memuaskan. Pengembangan dalam rangka penyempurnaan tentu saja terus dilakukan. Saat dicoba di seputaran jalan raya Bandung, mobil hybrid ini mampu dipacu hingga kecepatan 70 Km/jam karena daya yang dihasilkan mencapai 43 Hp"18 Model mobil hybrid LIPI relatif tidak terlalu mengecewakan. varian mobil hybrid LIPI ini adalah hatchback yang cukup laris di pasaran. "Di jalan tol, hanya suara angin yang terdengar bukan suara mesinnya Desainnya sendiri memang benar-benar baru. Pasalnya, LIPI tak mau terkena dampak hak paten apabila menggunakan sasis merek kendaraan yang lain. termasuk untuk karoserinya. Apabila diserahkan ke pihak lain, seperti ahli modifikasi misalnya, biaya yang dibutuhkan bisa membengkak. Untuk membuat body kendaraan saja harus keluar Rp 550 juta, yang dikembangkan pihaknya merupakan kendaraan yang menggunakan teknologi listrik dikombinasikan dengan mobil hybrid tipe seri yang menggunakan generator dan baterai. Dengan demikian, dua energi itu digabungkan sebagai penggerak mobil." 19
Gambar 4.1. Model Mobil Hybrid LIPI
18
Dr Syahrul Aiman, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI, Bandung, Kamis (18/3).
19
Abdul Hafid. Peneliti Telimek LIPI
114
Tenaga utama berasal dari suplai listrik bisa dari PLN dengan sistem charge yang tersimpan di motor listrik sedangkan energi tambahan dari mesin generator tetap dengan BBM. Tenaga dari motor listrik tetap jadi andalan sementara penggunaan mesin maksimal dibatasi dengan porsi 50 persen apabila sewaktu-waktu dibutuhkan. Keberadaan pemakaian mesin pun semata-mata guna memperpanjang jarak tempuh saja. Seperti halnya sistem mobil serupa lain yang mengatur penggunaan energi listrik berdasarkan kecepatan atau tanjakan yang mesti beralih mengandalkan tenaga mesin.
Gambar 4.2. Motor listrik Mobil Hybrid LIPI
115
Gambar 4.3. Panel Indikator
LIPI menyakini mobil tersebut memiliki prospek yang baik di masa mendatang, di antaranya dipengaruhi teknologi baterai, sebagai penyimpan energi yang diperkirakan berkembang pesat dalam sepuluh tahun mendatang.
Gambar 4.4. 12 buah baterai litium di letakan di bawah jok
Berikut Spesifikasi mobil hybrid LIPI : Motor Type
: 3-Phase Induction Motor
Nominal Voltage
: 72 VAC
Peak Power
: 43 HP
Max Speed
: 7.500 Rpm
Peak Torque
: 129 Nm
Controller
: 72V/550VA
Battery Pack
: SLA-Deep Cycle 72V/220Ah @6V/220Ah
Charger
: 72V/25A
Engine
: 160 cc/Gasoline
Generator
: I-Phase AC 2.2kVA
Performance
: 80 Km/h
116
Dengan spesifikasi di atas diperkirakan harga mobil persatuannya pun bisa mencapai Rp 350 juta, karena untuk harga baterainya sendiri mencapai Rp 160 juta, “Kekurangan mobil hasil karya LIPI ini hanya satu, harganya mahal. Namun manfaatnya jauh lebih banyak,” 20
4.2 Karakteristik Umum Responden Total responden pada penelitian ini berjumah 40 responden yang memiliki mobil pribadi dan berlokasi disekitar DKI Jakarta. Persentase usia, tingkat pendidikan, serta pekerjaan responden sangat beragam. Berdasarkan survei terhadap 40 responden, 17 responden (42,50%) berusia antara 25 – 35 tahun, 13 responden (32,50%) berusia antara 36 sampai 45 tahun, 7 responden (17,50%) berusia antara 46 sampai 55 tahun, 3 responden (7,50%) berusia diatas 55 Karakteristik usia responden dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 4.1. Karakteristik Usia Responden Usia Jumlah (Orang) Persentase (%) 25 – 35 tahun 17 42.50 36 – 45 tahun 13 32.50 46 – 55 tahun 7 17.50 > 55 tahun 3 7.50 Total 40 100.00 Untuk tingkat pendidikan responden, dari total 40 responden sebanyak 21 responden (52,50%) memiliki pendidikan Sarjana, 10 responden (25.00%) memiliki pendidikan Pasca Sarjana, 6 responden (15,00%) memiliki pendidikan Diploma, 3 responden (7,50%) memiliki tingkat pendidikan SMA atau sederajat. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel 20
Abdul Hapid, Ketua Peneliti Temilek LIPI
117
Tabel 4.2. Tingkat Pendidikan Responden Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%) SMA (sederajat) 3 7.50 Diploma 6 15.00 Sarjana 21 52.50 Pasca Sarjana 10 25.00 Total 40 100.00 Dari total 40 responden, 23 responden (57,50%) memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta (karyawan), 9 responden (22,50%) memiliki perkerjaan wiraswasta, 8 responden (20,00%) memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil. Tingkat pendidikan responden dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.3. Jenis Pekerjaan Responden Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%) PNS 8 20.00 Pegawai Swasta 23 57.00 Wiraswasta 9 22.50 Total 40 100.00 4.3 Penyusunan Matriks House of Quality (HOQ) Quality Function Deployment merupakan sebuah penerjemahan yang sistematis dari produk yang diinginkan oleh konsumen (voice of customer) menjadi sebuah produk yang nyata yang diciptakan oleh perusahaan. Oleh karena itu dengan menggunakan alat ini, maka diharapkan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan sesuai dengan keinginan konsumen, sehingga tidak banyak keluhan dari masyarakat pengguna otomotif khususnya mobil pribadi. Alat perencanaan utama yang digunakan dalam QFD adalah House of Quality (HOQ).
HOQ adalah matriks berbentuk rumah yang
menghubungkan keinginan dari pelanggan (what) dan bagaimana suatu
118
produk akan didesain dan diproduksi agar memenuhi keinginan pelanggan (how). Matriks HOQ ini dapat digunakan dalam pengembangan mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia dengan tujuan pengurangan emisi dan kosumsi bahan bakar.
4.3.1 Penyusunan Persyaratan Pelanggan (What) Implementasi metode QFD dalam pengembangan mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (persyaratan pelanggan) dengan tujuan
pengurangan emisi dan kosumsi bahan
bakar. Persyaratan pelanggan merupakan kriteria apa saja (what) yang diinginkan pelanggan terhadap sebuah produk.
Untuk mengetahui
persyaratan pelanggan terhadap sebuah produk dimulai dengan membuat daftar tujuan. Daftar ini sering disebut sebagai APA yang dibutuhkan oleh pelanggan terhadap sebuah produk. Daftar persyaratan pelanggan terdiri dari dua yaitu persyaratan pelanggan primer dan persyaratan pelanggan sekunder. Daftar persyaratan pelanggan primer ini biasanya bersifat umum.
Sedangkan persyaratan pelanggan
sekunder biasanya bersifat khusus yang mempengaruhi terhadap persyaratan pelanggan primer. Persyaratan pelanggan didapat dari hasil pengisian kuisioner oleh 40 responden yang dipilih. Kriteria persyaratan pelanggan mobil hybrid berdasarkan pada karakteristik orang dalam membeli mobil pada umumnya. Persyaratan pelanggan akan menyusun rumah sebelah kiri dari sebuah matriks HOQ. Dari hasil pengamatan dan survei maka di dapat kriteria
119
persyaratan pelanggan primer dan persyaratan pelanggan sekunder. Persyaratan pelanggan primer terdiri dari Harga, Fungsi, Penggunaan BBM, Kapasitas Penumpang, after sales service, fitur, dan Kapasitas Mesin. Persyaratan pelanggan sekunder yang termasuk ke dalam Harga adalah Harga ideal,
Persyaratan pelanggan sekunder Fungsi adalah
Kegunaan dari Produk,
Persyaratan pelanggan sekunder Kapasitas
Penumpang adalah jumlah penumpang yang bisa dibawa, Persyaratan pelanggan
sekunder
Penggunaan
BBM
adalah
perbandingan
penggunaan bahan bakar dengan jarak tempuh, Persyaratan pelanggan sekunder After sales Service adalah ketersediaan suku cadang dan tenaga mekanik, Persyaratan pelanggan sekunder Fitur adalah kelengkapan dari Produk, Persyaratan pelanggan sekunder Kapasitas Mesin adalah Isi silinder / cc. Dari kriteria-kriteria tersebut lalu dibuat sebuah kuisioner yang harus diisi oleh responden untuk mengetahui persyaratan pelanggan yang diinginkan. Hasil survei dianalisis dengan menggunakan tabulasi deskriptif berupa tabel frekuensi, dimana dari setiap kriteria memiliki frekuensi responden terbanyak merupakan kriteria yang diinginkan responden
Tabel 4.4. Kriteria Harga untuk satu unit mobil hybrid Harga Ideal (Juta Rupiah) Jumlah (Orang) Persentase (%) 100 – 200 26 65.00 200 – 300 11 27.50 300 – 400 3 7.50 >400 0 0 Total 40 100.00
120
Tabel 4.5. Kriteria Fungsi untuk mobil hybrid Kegunaan Jumlah (Orang) Persentase (%) Multi fungsi 24 60.00 Sebagai mobil keluarga 9 22.50 Mobil untuk kerja 7 17.50 Sebagai mobil niaga 0 0 Total 40 100.00
Tabel 4.6. Kapasitas Penumpang untuk mobil hybrid Jumlah Penumpang Jumlah (Orang) Persentase (%) 2 Orang 2 5.00 5 Orang 9 22.50 7 Orang 25 62.50 > 7 Orang 4 10.00 Total 40 100.00
Tabel 4.7. Kriteria Penggunaan BBM untuk mobil hybrid 1 liter BBM dapat menempuh jarak (Km) <20 Km 20 Km – 40 Km 40 Km – 60 Km > 60 Km Total
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
2 11 23 4 40
5.00 27.50 57.50 10.00 100.00
Tabel 4.8. Kriteria After Sales Service untuk mobil hybrid Ketersediaan Spare Part dan Jumlah (Orang) Persentase (%) Mekanik Di Ibu kota Propinsi 0 0 Di setiap Kabupaten 5 12.50 Di kota-kota besar saja 3 7.50 Di setiap dealer ATPM 32 80.00 Total 40 100.00 Tabel 4.9. Kriteria Fitur untuk mobil hybrid Kelengkapan Jumlah (Orang) Persentase (%) Kenyamanan (AC, Radio Tape, Mp3, dll) 29 72.50 Keselamatan (air bag, ABS, safty belt, dll) 8 20.00 Aksesoris Eksterior 1 2.50 Tidak mementingkan kelengkapan 2 5.00 Total 40 100.00
121
Tabel 4.10. Kriteria Kapasitas Mesin untuk mobil hybrid Isi Silinder (cc) Jumlah (Orang) Persentase (%) 1000 – 1500 cc 22 55.00 1500 – 2000 cc 17 42.50 >2000 cc 1 2.50 Total 40 100.00 Jawaban-jawban dari 40 responden pada tabel di atas dapat diketahui kriteria-kriteria untuk teknologi mobil hybrid yang nantinya akan menjadi ukuran dalam pengembangan teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (keinginan konsumen), yaitu dapat dilihat pada tabel.
Tabel 4.11. Kriteria Keinginan Konsumen untuk Teknologi Mobil Hybrid Kriteria Keinginan Konsumen Persentase (data primer) (data skunder) Harga 100 – 200 juta 65.00% Fungsi Multi Fungsi 60.00% Kapasitas Penumpang 7 Orang 62.50% Penggunaan 1 liter BBM 40 Km – 60 Km 57.50% After Sales Service Disetiap Dealer ATPM 80.00% Kenyamanan (Ac, Radio Tape, Fitur 72.50% Mp3, dll) Kapasitas Mesin Isi Silinder 1000 cc – 1500 cc 55.00% 4.3.2 Penyusunan Persyaratan Teknik ( How) Tujuan HOQ adalah untuk mendesain atau mengubah desain sebuah produk dalam cara memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Setelah
kebutuhan
dan
harapan
pelanggan
dinyatakan
dalam
persyaratan pelanggan, kemudian disusun persyaratan teknik (How) yang akan mempengaruhi satu atau lebih persyaratan pelanggan.
122
Persyaratan teknik ini menyusun langit-langit atau lantai kedua dari HOQ. Setelah mengetahui persyaratan pelanggan terhadap teknologi mbil hybrid kemudian menerjemahkan persyaratan pelanggan tersebut ke dalam persyaratan teknik. Persyaratan teknik ini terbagi menjadi dua yaitu persyaratan teknik primer dan persyaratan teknik sekunder. Persyaratan teknik primer biasanya bersifat umum. Persyaratan teknik sekunder biasanya yang lebih detail yang dibutuhkan untuk mendukung persyaratan teknik primer. Beberapa persyaratan teknik diperoleh dari mengidentifikasi beberapa merek produk mobil konvensional yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia dan merupakan kompetitor bagi mobil berteknologi hybrid. Hasil identifikasi terhadap beberapa kompetitor yang diperoleh dari data penjualan mobil tahun 2012 yang dikeluarkan oleh GAIKINDO. Data penjualan digunakan dengan asumsi bahwa mobil yang paling banyak terjual adalah jenis mobil yang paling banyak di minati. Pada Tabel dapat dilihat sepuluh mobil terlaris di Indonesia.
Tabel 4.12. Karakterisitik Mobil Konvensional yang paling diminati di Indonesia
Merk
Penjualan di Tahun 2011 (unit)
Persentase dari Total Penjualan Mobil
Segmen Harga (Juta Rupiah)
Toyota Avanza
162.367
18,16%
< 200
MPV
Daihatsu Xenia
66.835
7,74%
< 200
Toyota Kijang Inova
54.763
6,13%
Suzuki APV
30.089
Nissan Grand Livina
25.324
Fungsi Kapasitas / Penumpang Jenis
Penggunaan 1 liter BBM
After Sales Service
Fitur Tambahan
Kapasitas Mesin (cc)
7 Orang
< 20 Km
Seluruh Dealer ATPM
Kenyamanan
1300 - 1500
MPV
7 Orang
< 20 Km
Seluruh Dealer ATPM
Kenyamanan
1000 - 1300
> 200
MPV
7 Orang
< 20 Km
Seluruh Dealer ATPM
Kenyamanan
.> 2000
3,36%
< 200
MPV
7 Orang
< 20 Km
Seluruh Dealer ATPM
Kenyamanan
1500
2,83%
< 200
MPV
5 – 7 Orang
< 20 Km
Seluruh Dealer ATPM
Kenyamanan
1500 - 1800
123
Toyota Rush
25.012
2,80%
< 200
SUV
7 Orang
< 20 Km
Seluruh Dealer ATPM
Kenyamanan
1500
Daihatsu Terios
22.416
2,50%
< 200
SUV
7 Orang
< 20 Km
Seluruh Dealer ATPM
Kenyamanan
1500
Honda Jazz
19.440
2,17%
< 200
HB
5 Orang
< 20 Km
Seluruh Dealer ATPM
Kenyamanan
1500
Toyota Yaris
16.448
1,84%
< 200
HB
5 Orang
< 20 Km
Seluruh Dealer ATPM
Kenyamanan
1500
Nissan March
12.345
1,38%
< 200
City Car
5 Orang
< 20 Km
Seluruh Dealer ATPM
Kenyamanan
1500
Dari
hasil
identifikasi
beberapa
merek
produk
mobil
konvensional yang paling banyak diminati oleh masyarakat Indonesia adalah mobil dengan kapasitas 7 orang, dalam hal ini persentase penjualan mobil jenis MPV lebih tinggi dibandingkan dengan jenis lain, kapasitas mesin yang paling banyak dininati adalah 1500cc dengan ketersediaan suku cadang dan mekanik diseluruh dealer ATPM, kategori harga di bawah 200 juta rupiah. Maka dari data identifikasi ini dapat diperoleh persyaratan teknik sebagai berikut :
Tabel 4.13. Persyaratan Teknik Persyaratan Teknik
Persyaratan Teknik
(data primer)
(data skunder) Ramah lingkungan
Karakteristik
Menggabungkan dua sumber energi Kendaraan dengan energi alternatif
Mengurangi Polusi
Efisiensi bahan bakar Emisi gas buang mendekati nol Merubah energi kinetik menjadi listrik Motor listrik dengan RPM tinggi Kapasitas motor bakar tidak besar
Hybrid Sinergy Drive
Transmisi e-CVT (continuously variable transmission elektronik) Dapat mengoptimalkan energi Peforma input/output dari Baterai tinggi
124
Akselerasi yang baik Peforma
Bertenaga Responsif Bersih
Kepuasan Mengemudi
Tidak berisik Tersedia berbagai varian
Infrastruktur
Rencana Kebijakan Pemerintah Dirakit di dalam negeri Sebagian besar komponen lokal
4.3.3 Pengembangan Matriks Hubungan antara Persyaratan Konsumen (What) dan Persyaratan Teknik (How) Langkah
selanjutnya
dalam
penyusunan
HOQ
adalah
membandingkan persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik, kemudian menentukan hubungan mereka masing-masing. Setiap persyaratan pelanggan mungkin mempengaruhi lebih dari satu persyaratan teknik, dan sebaliknya. Dalam menentukan hubungan antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik, digunakan matriks hubungan. Matrik hubungan ini menyusun bagian
tengah
dalam dari matriks HOQ. Hubungan yang terjadi antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik dapat merupakan hubungan yang kuat, sedang atau lemah. Selain itu, mungkin saja tidak ada hubungan antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik. Untuk menunjukkan derajat hubungan antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik, digunakan simbol sebagai berikut :
●
= Menunjukan sebuah hubungan yang kuat, bernilai 9.
○
= Menunjukan sebuah hubungan medium, bernilai 3.
125
∆
= Menunjukan sebuah hubungan yang lemah, bernilai 1.
Kotak dibiarkan kosong menunjukan tidak ada hubungan yang terjadi. Bobot ini akan digunakan nanti dalam menentukan situasi trade-off untuk karakteristik yang bertentangan dan menentukan sebuah bobot absolut pada bagian bawah matriks. Berdasarkan survei dapat diketahui hubungan antara persyartan pelanggan terhadap teknologi mobil hybrid dengan persyaratan teknik untuk memenuhi pelanggan tersebut. Matriks hubungan antara persyaratan pelanggan
dengan
persyaratan teknik teknologi mobil hybrid dapat dilihat pada Gambar
Tabel 4.14. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Pelanggan dan Persyaratan Teknik
Harga
100 – 200 Juta
Fungsi
Multi Fungsi
Kapasitas Penumpang
7 Orang
Penggunaan BBM
40 Km – 60 Km per liter BBM
After Sales Service
Disetiap Dealer ATPM
Fitur
Kenyamanan
Kapasitas Mesin
Isi Silinder 1000cc – 1500cc
●
∆
○
○
∆
∆
●
○
∆
○
●
●
●
○
○
●
●
∆
∆
○
∆
∆
○
∆
∆
∆
○
●
●
∆
○
∆
∆
○
●
○
○
○
○
∆
●
●
●
●
●
○
○
∆
∆
∆
○
●
∆
●
○
○
∆
○
○
○
○
●
○
∆
●
●
●
●
○
∆
○
● ● ∆
○
○
●
○
4.3.4 Pengembangan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik
○
●
Dirakit di dalam negeri
Sebagian besar komponen lokal
Rencana Kebijakan Pemerintah
Tersedia berbagai Varian
Bersih
Responsif
Bertenaga
●
Tidak berisik
Kepuasan Infrastuktur Mengemudi
Peforma
Akselerasi yang baik
Transmisi e-CVT ●
Dapat mengoptimalkan energi
Motor Listrik dengan RPM tinggi
Kapasitas Motor Bakar tidak Besar
Hybrid Synergy Drive Peforma Input/Output dari Baterai tinggi
persyaratan pelanggan
Merubah energi kinetik menjadi listrik
Efisiensi Bahan Bakar
Mengurangi Polusi
Emisi Gas Buang Mendekati Nol
Kendaraan dengan energi alternatif
Ramah Lingkungan
Karakteristik
Menggabungkan duan sumber energi
Persyaratan Teknik
●
●
●
○
○
●
○
○
○
●
○
○
○
○
∆
●
●
●
∆
126
(How) Matriks hubungan antar persyaratan teknik berguna untuk mengidentifikasi persyaratan teknik mana saja yang saling mendukung dan saling bertentangan satu sama lain. Persyaratan teknik yang saling bertentangan sangat penting, karena persyaratan teknik tersebut secara teratur merupakan hasil dari persyaratan konsumen yang bertentangan dan konsekuensinya menunjukkan titik di mana trade-off harus dibuat. Matriks ini menyusun bagian atap matriks HOQ
Hubungan yang
terjadi antar persyaratan teknik dapat berupa hubungan positif kuat, positif lemah, negatif kuat, negatif lemah, dan tidak memiliki hubungan. Dapat dilihat pada Tabel
Ramah lingkungan Menggabungkan dua sumber energi Kendaraan dengan Energi Alternatif Efisiensi Bahan Bakar Emisi Gas Buang Mendekati Nol Merubah energi kinetik menjadi energi listrik Motor Listrik dengan RPM tinggi Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar Transmisi e-CVT Dapat mengoptimalkan energi Peforma input/output dari baterai tinggi
○
●
○
●
●
○
○
○
○
○
○
●
●
●
○
●
●
○
●
○
○
○
○
○
●
●
●
●
○
○
●
●
●
×
○
○
●
●
●
○
○
●
○
×
×
×
○
○
●
○
○
○
○
●
●
○
●
●
○
○
○
●
●
○
×
●
●
●
○
●
○
●
●
Sebagian besar komponen lokal
● ××
×
○
○
○
●
○
○
○
○ ○
Dirakit di dalam negeri
Rencana Kebijakan Pemerintah
Tersedia berbagai Varian
Tidak berisik
Bersih
Responsif
Bertenaga
Akselerasi yang baik
Peforma input/output dari baterai tinggi
Dapat mengoptimalkan energi
Transmisi e-CVT
Motor listrik dengan RPM tinggi
Kapasitas Motor Bakar tidak besar
Merubah energi kinetik menjadi energi listrik
Emisi Gas Buang mendekati Nol
Efisiensi bahan bakar
Kendaraan dengan energi alternatif
Ramah Lingkungan
Menggabungkan dua sumber energi
Tabel 4.15. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Teknik
●
○ ● ●
●
●
×
×
○
○
○
●
●
○
●
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
○
●
●
●
○
○
○
○
○
×
127
Akselerasi yang baik
●
Bertenaga
●
×
○
×
Responsif
×
Bersih
●
×
○
●
○
●
●
Tidak Berisik Tersedia berbagai Varian Rencana Kebijakan Pemerintah Dirakit di dalam negeri
●
Sebagian besar komponen lokal Keterangan : ● : Menunjukka hubungan positif kuat, bernilai (+9) ○ : Menunjukkan hubungan positif lemah, bernilai (+3) XX : Menunjukkan hubungan negatif lemah, bernilai (-3) X : Menunjukkan hubungan negatif kuat, bernilai (-9) Kotak dibiarkan kosong menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai (0)
Berdasarkan Tabel hubungan positif kuat merupakan hubungan searah yang sangat kuat. Apabila satu karakteristik proses mengalami peningkatan, akan berdampak kuat terhadap karakteristik
proses
lainnya. Contoh hubungan antar persyaratan teknik yang memiliki hubungan positif kuat adalah hubungan antara efisiensi dengan emisi gas buang mendekati nol, semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan bahan bakar maka emisi gas buang semakin mendekati nilai nol. Contoh hubungan positif yang lemah hubungan antara motor listrik RPM
tinggi
dengan
dapat
mengoptimalkan
energi,
semakin
ketergantungan pada penggunaan motor listrik akan berdampak pada penggunaan tenaga listrik, maka optimalisasi energi akan berubah menjadi ketergantungan energi. Contoh hubungan negatif yang lemah adalah hubungan kapasitas mesin yang tidak besar dengan tenaga mesin yang dihasilkan, penggunaan kapasitas mesin yang tidak besar maka tenaga mesin yang dihasilkan tidak besar juga. Contoh hubungan negatif yang kuat adalah hubungan antara ramah lingkungan dengan Dirakit di dalam negeri karena industri perakitan mobil akan menggunakan sumber energi yang besar dan menghasilkan limbah industri yang biasanya akan mencemari lingkungan.
128
4.3.5 Penilaian Kompetitif Penilaian kompetitif adalah sepasang tabel bobot yang menggambarkan item demi item bagaimana produk kompetitif dibandingkan dengan produk organisasi. Tabel penilaian kompetitif dibagi menjadi dua kategori, yaitu penilaian kompetitif pelanggan dan penilaian kompetitif teknik. Dalam penilaian kompetitif, baik penilaian kompetitif pelanggan maupun penilaian kompetitif teknik,
mobil
hybrid dibandingkan dengan pesaingnya yaitu Mobil dengan mesin konvensional (menggunakan bahan bakar minyak) jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc. Adapun alasan dipilih Mobil konvensional jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc sebagai pesaing terdekatnya karena mempunyai karakteristik kapasitas mesin bakar hampir sama
dengan, kapasitas mesin bakar yang
digunakan mobil hybrid (mobil hybrid Toyota Prius dan Honda Civic Hybrid) Selain itu dipilihnya pesaing Mobil konvensional jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc karena kebanyakan responden pada kuisioner tahap satu memilih mobil konvensional jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc sebagai jenis mobil yang paling diminati.
1. Penilaian Kompetitif Pelanggan Penilaian
kompetitif
pelanggan
adalah
cara
untuk
menentukan apakah persyaratan pelanggan sudah terpenuhi dan mengidentifikasi persyaratan pelanggan mana yang perlu mendapat
129
perhatian lebih dalam desain selanjutnya. Penilaian kompetitif pelanggan
juga
mencakup
penilaian
dimana
mobil
hybrid
dibandingkan dengan pesaing terdekatnya dalam batasan persyaratan pelanggan. Penilaian kompetitif pelanggan menempati kolom disebelah kanan dari matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik. Penilaian kompetitif pelanggan untuk setiap persyaratan pelanggan menggunakan skala Likert lima tingkat dengan bobot sebagai berikut : 1 = Sangat buruk 2 = Buruk 3 = Cukup baik 4 = Baik 5 = Sangat baik Untuk mengetahui penilaian kompetitif pelanggan, dilakukan survei terhadap 40 responden yang sama sewaktu melakukan survei persyaratan pelanggan pada tahap satu. Berdasarkan hasil survei, diperoleh penilaian kompetitif pelanggan yang membandingkan antara mobil hybrid dengan mobil konvensional jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc, sebagaimana tertera pada Tabel
Tabel 4.16 Penilaian Kompetitif Pelanggan Terhadap Mobil Hybrid dengan Mobil Konvensional Jenis MPV, Kapasitas Mesin 1500cc Persyaratan Pelanggan
Mobil Hybrid
Mobil Konvensional Jenis MPV, kapasitas mesin 1500cc
100 – 200 Juta
2
4
Multi Fungsi
3
4
130
7 Orang
2
4
40 Km – 60 Km per liter BBM
5
3
Disetiap Dealer ATPM
2
5
Kenyamanan
4
3
Isi Silinder 1000cc – 1500cc
4
4
Berdasarkan Tabel menurut responden, mobil konvensional jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc lebih baik dibandingkan dengan mobil hybrid yaitu dalam hal : • Harga, karena harga mobil hybrid di Indonesia masih terbilang mahal bisa diatas 300 juta rupiah bahkan lebih, sedangkan mobil konvensional jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc kisaran harganya di bawah 200 juta rupiah. • After sales service, suku cadang dan mekanik untuk mobil hybrid di Indonesia masih sangat sulit di bandingkan mobil konvensional jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc yang tersedia di seluruh Dealer ATPM • Kapasitas penumpang, varian/jenis mobil hybrid untuk keluarga yang tersedia di pasaran saat ini masih terbatas dan yang paling banyak tersedia mobil dengan kapasitas 5 orang penumpang di bandingkan
varian/jenis
mobil
konvensional
yang
sangat
beragam, varian/jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc kapasitas penumpangnya 7 orang dan memiliki fungsi ganda yaitu sebagai mobil keluarga dan mobil niaga.
131
Mobil hybrid sama-sama dinilai baik dengan mobil konvensional jenis MPV,dengan kapasitas mesin 1500cc adalah dalam hal isi silinder 1500cc, karena keduanya memiliki teknologi mesin bakar yang sama. Mobil hybrid dinilai lebih baik dengan mobil konvensional dalam hal penggunaan bahan bakar karena mobil hybrid lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar dibandingkan dengan mobil konvensional jenis MPV dengan kapasitas mesin 1500cc.
2. Penilaian Kompetitif Teknik Penilaian
kompetitif
teknik
adalah
penilaian
produk
dibandingkan dengan pesaing terdekatnya untuk setiap persyaratan teknik. Penilaian kompetitif teknik menempati baris di bawah matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dengan persyaratan teknik. Seperti penilaian kompetitif pelanggan. Dapat dilihat pada tabel Tabel 4.17. Penilaian Kompetitif Teknik Terhadap Mobil Hybrid dengan Mobil Konvensional Jenis MPV, Kapasitas Mesin 1500cc
132
Persyaratan Teknik Ramah lingkungan Menggabungkan dua sumber energi Kendaraan dengan Energi Alternatif Efisiensi Bahan Bakar Emisi Gas Buang Mendekati Nol Merubah energi kinetik menjadi energi listrik Motor Listrik dengan RPM tinggi Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar Transmisi e-CVT Dapat mengoptimalkan energi Peforma input/output dari baterai tinggi Akselerasi yang baik Bertenaga Responsif Bersih Tidak Berisik Tersedia berbagai Varian Rencana Kebijakan Pemerintah Diirakit di dalam negeri Sebagian besar komponen lokal
Mobil Hybrid 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 2 3 2 2
Mobil Konvensioal Jenis MPV Kapasitas Mesin 1500cc 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 2 4 3 4 4
Keterangan : 1 = Sangat buruk, 2 = Buruk, 3 = Cukup baik, 4 = Baik, 5 = Sangat baik
4.3.6 Pengembangan Prioritas Persyaratan Pelanggan Prioritas persyaratan pelanggan menunjukan urutan prioritas persyaratan pelanggan yang dipenuhi dalam pengembangan produk mobil hybrid. Prioritas persyaratan pelanggan menempati kolom di sebelah penilaian kompetitif pelanggan. Prioritas persyaratan pelanggan ini mencakup kepentingan bagi pelanggan, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan dan bobot absolut. 1. Kepentingan Bagi Pelanggan Setiap persyaratan pelanggan diberi rating berdasarkan tingkat kepentingannya bagi pelanggan. Rating kepentingan berguna untuk memprioritaskan usaha dan membuat keputusan trade-off. Skala yang digunakan adalah skala Likert lima tingkat dengan bobot
133
sebagai berikut : 1 = Sangat tidak penting 2 = Tidak penting 3 = Cukup penting 4 = Penting 5 = Sangat penting Tingkat kepentingan setiap persyaratan pelanggan bagi pelanggan diketahui dari survei terhadap 40 responden. Hasil survei kemudian dianalisis dengan menggunakan tabulasi deskriptif berupa tabel frekuensi. Kriteria dari setiap tingkat kepentingan yang memiliki
frekuensi
responden
terbanyak
merupakan
tingkat
kepentingan suatu persyaratan pelanggan bagi pelanggan. Tabel 4.18. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Harga 100 – 200 Juta Tingkat Kepentingan Kriteria Harga 100- 200 Juta Rupia Sangat Tidak Penting Tidak Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting Total
Jumlah (orang) 0 0 11 19 10 40
Persentase (%) 0,00 0,00 27,50 47,50 25,00 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan kisaran harga 100 – 200 juta untuk satu unit mobil hybrid bagi responden. Dari total 40 responden,
19 responden (47,50%) menyatakan bahwa
kisaran harga 100 – 200 juta penting bagi responden, karena dengan harga 100 – 200 juta maka mobil hybrid akan sesuai dengan daya
134
beli sebagian besar masyarakat Indonesia. Sisa responden yaitu 11 responden (27,50%) cukup penting, dan 10 responden (25,00%) menyatakan sangat penting
Tabel 4.19. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Multi Fungsi Tingkat Kepentingan Kriteria Jumlah Persentase Multi Fungsi (orang) (%) Sangat Tidak Penting 0 0,00 Tidak Penting 3 7,50 Cukup Penting 4 10,00 Penting 21 52,50 Sangat Penting 12 30,00 Total 40 100 Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan multi fungsi dari mobil hybrid bagi responden. Dari total
40 responden, 21
responden (52,50%) menyatakan bahwa multi fungsi penting bagi responden karena dengan kendaraan yang multi fungsi tersebut diharapkan mobil hybrid dapat menjadi mobil untuk bekerja, mobil keluarga yang dapat membawa anggota keluarga sekaligus mobil niaga ketika ingin membawa barang yang agak banyak. Sisa responden yaitu 3 responden, (7,50%) menyatakan bahwa multi fungsi sangat penting, 4 responden (10,00%) menyatakan cukup penting, dan 12 responden (30,00%) sangat penting.
Tabel 4.20. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kapasitas penumpang 7 Orang Tingkat Kepentingan Kriteria Jumlah Persentase Kapasitas Penumpang 7 Orang (orang) (%) Sangat Tidak Penting 0 0,00 Tidak Penting 5 12,50 Cukup Penting 6 15,00
135
Penting Sangat Penting Total
20 9 40
50,00 22,50 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan kapasitas penumpang 7 orang pada mobil hybrid bagi pelanggan. Dari total 40 responden, 20 responden (50,00%) menyatakan bahwa kapasitas penumpang 7 orang penting bagi responden, karena dengan kapasitas 7 orang tersebut maka ruang kabin agak luas dan dapat membawa seluruh anggota keluarga (ayah, ibu, 2 orang anak, 1 orang pembantu dan 1 orang supir) dengan beberapa barang bawaan, sehingga mobil hybrid dapat berfungsi ganda. Sisanya sebanyak 5 responden (12,50%) menyatakan tidak penting, 6 responden (15,00%) menyatakan cukup penting, dan 9 responden menyatakan sangat penting. Tabel 4.21. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan 40Km – 60Km per liter BBM Tingkat Kepentingan Kriteria 40Km – 60Km per liter BBM Sangat Tidak Penting Tidak Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting Total
Jumlah (orang) 0 0 4 14 22 40
Persentase (%) 0,00 0,00 10,00 35,00 55,00 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan konsumsi bahan bakar mobil hybrid 40Km – 60Km per liter BBM bagi pelanggan. Dari total 40 responden, sebanyak 22 responden (55,00%) menyatakan bahwa konsumsi bahan bakar mobil hybrid per satu liter BBM-nya mampu menempuh jarak 40Km – 60km sangat penting
136
bagi responden karena dapat menghemat penggunaan BBM yang harganya terus melonjak, sehingga biaya operasional kendaraan bisa berkurang. Sisa responden yaitu 4 responden (10,00%) menyatakan cukup penting, sedangkan
14
responden (35,00%) menyatakan
penting.
Tabel 4.22. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Disetiap Dealer ATPM Tingkat Kepentingan Disetiap Dealer ATPM Sangat Tidak Penting Tidak Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting Total
Jumlah (orang) 0 0 3 24 13 40
Persentase (%) 0,00 0,00 7,50 60,00 32,50 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan after sales service disetiap dealer ATPM bagi pelanggan. Dari total 40 responden, sebanyak 24 responden (60,00%) menyatakan bahwa after sales service disetiap dealer ATPM penting bagi responden karena jika terjadi masalah atau kerusakan pada mobil hybrid akan mudah untuk mendapatkan sparepart dan mekanik. Sisa responden yaitu 3 responden (7,50%) menyatakan cukup penting, sedangkan 13 responden (32,50%) menyatakan sangat penting.
Tabel 4.23. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Kenyamanan Tingkat Kepentingan Kenyamanan Sangat Tidak Penting
Jumlah (orang) 0
Persentase (%) 0,00
137
Tidak Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting Total
0 5 12 23 40
0,00 12,50 30,00 57,50 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kepentingan Fitur atau kelengkapan dari segi kenyamanan. Dari total 40 responden, sebanyak 23 responden (57,50%) menyatakan bahwa fitur atau kelengkapan dari segi kenyamanan sangat penting bagi responden karena dapat mengurangi stres akibat padatnya lalulintas di Jakarta, dan akan terasa nyaman karena hembusan udara sejuk yang bisa dinikmati dari airconditioner (AC). Sisa responden yaitu 5 responden (12,50%) menyatakan cukup penting, sedangkan
12
responden (30,00%) menyatakan penting. Tabel 4.24. Tingkat Kepentingan Persyaratan Pelanggan Isi silinder 1000cc – 1500cc Tingkat Kepentingan Isi Silinder 1000cc – 1500cc Sangat Tidak Penting Tidak Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting Total
Jumlah (orang) 0 9 18 11 2 40
Persentase (%) 0,00 22,50 45,00 27,50 5,00 100
Pada Tabel dapat dilihat Tingkat kapasitas mesin dengan isi silinder 1000cc – 1500cc. Dari total 40 responden, sebanyak 18 responden (45,00%) menyatakan bahwa kapasitas mesin dengan isi silinder 1000cc – 1500cc bagi responden cukup penting, karena karena mesin dengan isi silinder 1000cc – 1500cc terkenal lincah, irit
138
serta biaya perawatannya murah. Sisa responden yaitu 9 responden (22,50%) menyatakan tidak penting, karena pergerakan mobil hybrid tidak tergantung hanya dari motor bakar saja, tetapi juga tergantung dari motor listrik, sedangkan 11 responden (27,50%) menyatakan penting dan 2 responden (5,00%) menyatakan sangat penting. Berdasarkan penjelasan diatas, diketahui tingkat kepentingan dari setiap persyaratan pelanggan
untuk mobil hybrid, hampir
semua persyaratan pelanggan dinilai penting bagi responden, kecuali isi silinder 1000cc – 1500cc dinilai cukup penting sedangkan konsumsi bahan bakar 40Km – 60Km per liter BBM dan fitur atau kelengkapan kenyamanan dinilai sangat penting bagi responden. Tingkat kepentingan setiap persyaratan pelanggan bagi responden dapat dilihat pada Tabel Tabel 4.25. Tingkat Kepentingan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Mobil Hybrid Persyaratan Pelanggan 100 – 200 Juta Multi Fungsi 7 Orang 40 Km – 60 Km per liter BBM Disetiap Dealer ATPM Kenyamanan Isi Silinder 1000cc – 1500cc
Tingkat kepentingan 4 4 4 5 4 5 3
2. Nilai Sasaran Persyaratan Pelanggan Nilai sasaran ditentukan dengan mengevaluasi penilaian dari setiap persyaratan pelanggan dan membuat penilaian baru yang natinya akan mempertahankan produk tidak berubah, memperbaiki produk atau membuat produk lebih baik dari pesaing. Nilai sasaran
139
menggunakan skala yang sama dengan penilaian kompetitif pelanggan. Nilai sasaran setiap persyaratan pelanggan dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.26 Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Pelanggan Mobil Hybrid Mobil Konvensional Jenis MPV, Nilai Sasaran Persyaratan Pelanggan Mobil Hybrid kapasitas mesin Mobil Hybrid 1500cc 100 – 200 Juta 2 4 4 Multi Fungsi 3 4 4 7 Orang 2 4 4 40 Km – 60 Km per liter BBM 5 3 5 Disetiap Dealer ATPM 2 5 5 Kenyamanan 4 3 4 Isi Silinder 1000cc – 1500cc 4 4 4 Keterangan : 1 = Sangat buruk, 2 = Buruk, 3 = Cukup baik, 4 = Baik, 5 = Sangat baik
Teknologi mobil hybrid tidak perlu merubah persyaratan pelanggan isi silinder 1000cc – 1500cc, yang sama-sama dinilai baik dengan mobil konvensional jenis MPV, kapasitas mesin 1500cc oleh responden. Tetapi teknologi mobil hybrid harus mengalami tahap perbaikan dalam persyaratan pelanggan harga ideal 100 – 200 juta, kegunaan yang multi fungsi, kapasitas penumpang 7 orang, after sales service di setiap dealer ATPM agar sama baik dengan mobil konvensional jenis MPV, kapasitas mesin 1500cc. Untuk persyaratan pelanggan yang dinilai lebih baik dari pesaingnya yaitu kenyamanan dan konsumsi bahan bakar 40Km – 60Km per liter BBM, teknologi mobil hybrid tidak merubah
140
persyaratan pelanggan. Untuk mobil hybrid, kenyamanan dinilai oleh responden baik dan mobil konvensional jenis MPV, kapasitas mesin 1500cc dinilai cukup baik oleh responden. Sedangkan untuk konsumsi bahan bakar 40Km – 60Km per liter BBM dinilai sangat baik dan mobil konvensional jenis MPV, kapasitas mesin 1500cc dinilai cukup baik oleh responden.
3. Faktor Skala Kenaikan Faktor skala kenaikan adalah rasio antara nilai sasaran dengan rating produk yang diberikan dalam penilaian kompetitif pelanggan. Persyaratan pelanggan yang memiliki faktor skala kenaikan diatas satu berarti membutuhkan perbaikan. Semakin besar nilainya berarti semakin
besar
usaha
yang
dibutuhkan.
Berdasarkan
hasil
perhitungan menurut rumus diatas, faktor skala kenaikan untuk setiap persyaratan pelanggan dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.27. Faktor Skala Kenaikan Setiap Persyaratan Pelanggan Mobil Hybrid Persyaratan Pelanggan 100 – 200 Juta Multi Fungsi 7 Orang 40 Km – 60 Km per liter BBM Disetiap Dealer ATPM Kenyamanan Isi Silinder 1000cc – 1500cc Berdasarkan
Tabel,
Faktor Skala Kenaikan 2,0 1,3 2,0 1,0 2,5 1,0 1,0 diketahui
bahwa
mobil
hybrid
membutuhkan usaha yang sangat besar dalam hal perbaikan after
141
sales service di setiap dealer ATPM. Persyaratan pelanggan lain yang juga membutuhkan usaha yang besar untuk perbaikan yaitu harga ideal 100 – 200 juta, kapasitas penumpang 7 orang. Dan persayaratan pelanggal yang juga membutuhkan usaha perbaikan adalah multi fungsi. Sedangkan persyaratan pelanggan konsumsi bahan bakar 40Km – 60Km per liter BBM, kenyamanan dan isi silinder 1000cc – 1500cc tidak membutuhkan perbaikan.
4. Poin Penjualan Poin penjualan
memberitahukan seberapa baik suatu
persyaratan pelanggan akan menjual. Tujuan dari poin penjualan adalah untuk mempromosikan persyaratan pelanggan yang terbaik dan persyaratan pelanggan yang akan menolong dalam penjualan produk.
Poin
penjualan
ditentukan
dengan
mengidentifikasi
persyaratan pelanggan yang akan menolong dalam penjualan produk. Dalam penelitian ini, poin penjualan adalah sebuah nilai antara 1,0 dan 1,5 yang terdiri dari tiga pilihan: 1,0 = Tidak menolong dalam penjualan produk 1,2 = Cukup menolong dalam penjualan produk 1,5 = Menolong dalam penjualan produk Poin penjualan setiap persyaratan pelanggan diketahui dari survei terhadap 40 responden. Hasil survei kemudian dianalisis menggunakan tabulasi deskriptif berupa tabel frekuensi. Kriteria dari setiap poin penjualan yang memiliki frekuensi responden terbanyak
142
merupakan poin penjualan dari suatu persyaratan pelanggan. Poin penjualan dari persyaratan pelanggan kemasan botol plastik dapat dilihat pada tabel – tabel di bawah ini
Tabel 4.28. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Harga Ideal 100 – 200 Juta Poin Penjualan Harga Ideal 100 – 200 Juta 1,0 (Tidak menolong penjualan) 1,2 (Cukup menolong penjualan) 1,5 (Menolong dalam penjualan) Total
Jumlah (Orang) 0 8 32 40
Persentase (%) 0.00 20.00 80.00 100.00
Tabel 4.29. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Multi Fungsi Poin Penjualan Multi Fungsi 1,0 (Tidak menolong penjualan) 1,2 (Cukup menolong penjualan) 1,5 (Menolong dalam penjualan) Total
Jumlah (Orang) 3 9 28 40
Persentase (%) 7.50 22.50 70.00 100.00
Tabel 4.30 Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kapasitas Penumpang 7 Orang Poin Penjualan Kapasitas Penumpang 7 Orang 1,0 (Tidak menolong penjualan) 1,2 (Cukup menolong penjualan) 1,5 (Menolong dalam penjualan) Total
Jumlah (Orang) 5 26 9 40
Persentase (%) 12.50 65.00 22.50 100.00
Tabel 4.31. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Konsumsi 1 liter BBM 40Km – 60Km Poin Penjualan Konsumsi 1 liter Jumlah Persentase (%) BBM 40Km – 60Km (Orang) 1,0 (Tidak menolong penjualan) 0 0.00 1,2 (Cukup menolong penjualan) 7 17.50 1,5 (Menolong dalam penjualan) 33 82.50 Total 40 100.00 Tabel 4.32. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan di setiap Dealer ATPM
143
Poin Penjualan Di setiap Dealer ATPM 1,0 (Tidak menolong penjualan) 1,2 (Cukup menolong penjualan) 1,5 (Menolong dalam penjualan) Total
Jumlah (Orang) 0 9 31 40
Persentase (%) 0.00 22.50 77.50 100.00
Tabel 4.33. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Kenyamanan Poin Penjualan Kenyamanan 1,0 (Tidak menolong penjualan) 1,2 (Cukup menolong penjualan) 1,5 (Menolong dalam penjualan) Total
Jumlah (Orang) 2 23 15 40
Persentase (%) 5.00 57.50 37.50 100.00
Tabel 4.34. Poin Penjualan Persyaratan Pelanggan Isi Silender 1000cc – 1500cc Poin Penjualan Isi Silinder 1000cc – 1500cc 1,0 (Tidak menolong penjualan) 1,2 (Cukup menolong penjualan) 1,5 (Menolong dalam penjualan) Total
Jumlah (Orang) 5 19 16 40
Persentase (%) 12.50 47.50 40.00 100.00
Berdasarkan penjelasan diatas, diketahui poin penjualan dari setiap persyaratan pelanggan
untuk mobil hybrid. Persyaratan
pelanggan yang dinilai cukup menolong dalam penjualan mobil hybrid yaitu kapasitas penumpang 7 orang, kenyamanan dan isi silinder 1000cc – 1500cc. Sedangkan persyaratan pelanggan yang dinilai menolong dalam penjualan yaitu harga ideal 100 – 200 juta, multi fungsi konsumsi 1 liter BBM 40Km – 60Km, dan after sales service di setiap dealer ATPM. Poin penjualan setiap persyaratan pelanggan dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.35. Poin Penjualan Setiap Persyaratan Pelanggan Terhadap Mobil Hybrid
144
Persyaratan Pelanggan 100 – 200 Juta Multi Fungsi 7 Orang 40 Km – 60 Km per liter BBM Disetiap Dealer ATPM Kenyamanan Isi Silinder 1000cc – 1500cc
Poin Penjualan 1,5 1,5 1,2 1,5 1,5 1,2 1,2
5. Bobot Absolut Persyaratan Pelanggan Bobot absolut diperoleh dari perkalian antara kepentingan bagi pelanggan, faktor skala kenaikan dan poin penjualan untuk setiap persyaratan pelanggan. Setelah menjumlahkan semua bobot absolut, persentase dan ranking untuk setiap persyaratan pelanggan dapat ditentukan. Bobot kemudian dapat digunakan sebagai petunjuk untuk fase perencanaan dari pengembangan produk. Berdasarkan hasil perhitungan menurut rumus diatas, bobot absolut untuk setiap persyaratan pelanggan dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.36. Tingkat Kepentingan, Faktor Skala Kenaikan dan Poin Penjualan terhadap Mobil Hybrid Tingkat Faktor Skala Poin Persyaratan Pelanggan kepentingan Kenaikan Penjualan 100 – 200 Juta 4 2,0 1,5 Multi Fungsi 4 1,3 1,5 7 Orang 4 2,0 1,2 40 Km – 60 Km per liter BBM 5 1,0 1,5 Disetiap Dealer ATPM 4 2,5 1,5 Kenyamanan 5 1,0 1,2 Isi Silinder 1000cc – 1500cc 3 1,0 1,2 Tabel 4.37. Bobot Absolut Setiap Persyaratan Pelanggan terhadap Mobil Hybrid Persyaratan Pelanggan
Bobot
Persentase
Prioritas
145
Absolut 12 7,8 9,6 7,5 15 6 3,6 61,5
100 – 200 Juta Multi Fungsi 7 Orang 40 Km – 60 Km per liter BBM Disetiap Dealer ATPM Kenyamanan Isi Silinder 1000cc – 1500cc Total Berdasarkan
(%) 19.51 12.68 15.61 12.19 24.40 9,76 5.85 100
2 4 3 5 1 6 7
Tabel, didapatkan hasil berupa prioritas
persyaratan pelanggan terhadap mobil hybrid. Urutan prioritas persyaratan pelanggan dimulai dari persyaratan pelanggan yang memiliki bobot absolut terbesar sampai dengan persyaratan pelanggan yang memiliki bobot absolut terkecil. Urutan prioritas persyaratan pelanggan yang harus dipenuhi oleh mobil hybrid dalam pengembangan produk mobil hybrid yaitu : 1. Di setiap dealer ATPM 2. Harga Ideal 100 – 200 juta 3. Kapasitas penumpang 7 orang 4. Multi fungsi 5. 40Km – 60Km per liter BBM 6. Kenyamanan 7. Isi silinder 1000cc – 1500cc
4.3.7 Pengembangan Prioritas Persyaratan Teknik Langkah
selanjutnya
dalam
membangun
HOQ
adalah
mengidentifikasi persyaratan teknik yang paling dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan pelanggan dan membutuhkan perbaikan.
146
Prioritas persyaratan teknik memnbentuk sebuah baris dan berada di bawah penilaian kompetitif teknik. Prioritas persyaratan teknik mencakup derajat kesulitan, nilai sasaran, serta bobot absolut dan relatif.
1. Derajat Kesulitan Derajat kesulitan membantu mengevaluasi kemampuan untuk mengimplementasikan
perbaikan
kualitas.
Derajat
kesulitan
ditentukan dengan memberikan skala Likert lima tingkat kepada setiap persyaratan teknik dengan bobot sebagai berikut : 1 = Sangat mudah 2 = Mudah 3 = Cukup sulit 4 = Sulit 5 = Sangat sulit Berdasarkan
survei,
diketahui
derajat
kesulitan
untuk
memenuhi setiap persyaratan teknik yang memenuhi persyaratan pelanggan. Derajat kesulitan setiap persyaratan teknik dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.38. Derajat Kesulitan Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid
147
Persyaratan Teknik Ramah lingkungan Menggabungkan dua sumber energi Kendaraan dengan Energi Alternatif Efisiensi Bahan Bakar Emisi Gas Buang Mendekati Nol Merubah energi kinetik menjadi energi listrik Motor Listrik dengan RPM tinggi Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar Transmisi e-CVT Dapat mengoptimalkan energi Peforma input/output dari baterai tinggi Akselerasi yang baik Bertenaga Responsif Bersih Tidak Berisik Tersedia berbagai Varian Rencana Kebijakan Pemerintah Diirakit di dalam negeri Sebagian besar komponen lokal
Derajat kesulitan 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 2 3 3 4 3 4 5
2. Nilai Sasaran Persyaratan Teknik Nilai sasaran persyaratan teknik adalah nilai yang harus diperoleh untuk menghasilkan persyaratan teknik. Nilai sasaran ini berada di bawah derajat kesulitan sama seperti nilai sasaran persyaratan pelanggan, Berdasarkan hasil survei diketahui nilai sasaran setiap persyaratan teknik dalam pengembangan produk minuman isotonik. Nilai sasaran setiap persyaratan teknik dapat dilihat pada Tabel
Tabel 4.39. Nilai Sasaran Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid
148
Persyaratan Teknik
Mobil Hybrid
Ramah lingkungan Menggabungkan dua sumber energi Kendaraan dengan Energi Alternatif Efisiensi Bahan Bakar Emisi Gas Buang Mendekati Nol Merubah energi kinetik menjadi energi listrik Motor Listrik dengan RPM tinggi Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar Transmisi e-CVT Dapat mengoptimalkan energi Peforma input/output dari baterai tinggi Akselerasi yang baik Bertenaga Responsif Bersih Tidak Berisik Tersedia berbagai Varian Rencana Kebijakan Pemerintah Diirakit di dalam negeri Sebagian besar komponen lokal
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 2 3 2 2
Mobil Konvensioal Jenis MPV Kapasitas Mesin 1500cc 2 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 2 4 3 4 4
Nilai Sasaran 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
1 = Sangat buruk, 2 = Buruk, 3 = Cukup baik, 4 = Baik, 5 = Sangat baik
Persyaratan teknik mobil hybrid yang tidak perlu diubah antara lain ramah lingkungan, menggabungkan dua sumber energi, kendaraan dengan energi alternatif, merubah energi kinetik menjadi energi listrik, motor listrik dengan RPM tinggi, kapasitas motor bakar yang tidak besar, transmisi e-CVT, dapat mengoptimalkan energi, peforma dari input/output baterai tinggi, bersih dan tidak berisik. Tidak perlu diubah karena sudah lebih baik dari mobil konvensioal jenis MPV kapasitas mesin 1500cc. Persyaratan teknik mobil hybrid yang sudah lebih baik atau sama dengan mobil konvensioal jenis MPV kapasitas mesin 1500cc
149
tetapi perlu diubah agar sesuai dengan permintaan pelanggan yaitu efisiensi bahan bakar, emisi gas buang mendekati nol, akselerasi yang baik, responsif, dan rencana kebijakan Pemerintah. Sedangkan persyaratan teknik mobil hybrid yang dinilai lebih buruk dari mobil konvensioal jenis MPV kapasitas mesin 1500cc sehingga perlu diubah agar sama bahkan melebihi mobil konvensioal jenis MPV kapasitas mesin 1500cc
yaitu bertenaga, tersedia
berbagai macam varian, dirakit di dalam negeri dan sebagian besar komponen lokal.
3. Bobot Absolut Persyaratan Teknik Bobot absolut persyaratan teknik diperoleh dari hasil perkalian antara tingkat kepentingan bagi konsumen untuk setiap persyaratan konsumen dengan nilai simbol pada matrik hubungan antara persyaratan konsumen dan persyaratan teknik. Kemudian semua bobot absolut dijumlahkan, dihitung presentasenya untuk masingmasing persyaratan teknik, lalu ditentukan prioritas yang harus ada dan atribut-atribut yang diharapkan konsumen. Urutan prioritas persyaratan teknik dimulai dari persyaratan teknik yang memiliki bobot absolut terbesar sampai dengan persyaratan teknik yang memiliki bobot absolut terkecil.
Tabel 4.40. Bobot Absolut Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid
150
Persyaratan Teknik Ramah lingkungan Menggabungkan dua sumber energi Kendaraan dengan Energi Alternatif Efisiensi Bahan Bakar Emisi Gas Buang Mendekati Nol Merubah energi kinetik menjadi energi listrik Motor Listrik dengan RPM tinggi Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar Transmisi e-CVT Dapat mengoptimalkan energi Peforma input/output dari baterai tinggi Akselerasi yang baik Bertenaga Responsif Bersih Tidak Berisik Tersedia berbagai Varian Rencana Kebijakan Pemerintah Diirakit di dalam negeri Sebagian besar komponen lokal Total
Bobot Absolut 101 79 103 129 85 69 165 102 111 107 120 62 86 62 96 64 130 117 96 120 2004
Persentase (%) 5,04 3,94 5,14 6,44 4,24 3,44 8,23 5,08 5,54 5,34 5,99 3,09 4,29 3,09 4,79 3,19 6,49 5,84 4,79 5,99 100
Prioritas 10 14 8 3 13 15 1 9 6 7 4 17 12 17 11 16 2 5 11 4
Berdasarkan perhitungan bobot absolut persyaratan teknik mobil hybrid pada Tabel, diketahui urutan prioritas persyaratan teknik mobil hybrid sebagai berikut: 1. Motor listrik dengan RPM tinggi 2. Tersedia berbagai varian 3. Efisiensi bahan bakar 4. Peforma input/output dari baterai tinggi dengan sebagian besar komponen lokal 5. Rencana kebijakan Pemerintah 6. Transmisi e-CVT 7. Dapat mengoptimalkan energi 8. Kendaraan dengan energi alternatif
151
9. Kapasitas motor bakar tidak besar 10. Ramah lingkungan 11. Bersih dengan dirakit di dalam negeri 12. Bertenaga 13. Emisi gas buang mendekati nol 14. Menggabungkan dua sumber energi 15. Merubah energi kinetik menjadi listrik 16. Tidak berisik 17. Akselerasi yang baik dengan responsif
4. Bobot Relatif Persyaratan Teknik Bobot relatif untuk setiap persyaratan teknik ditentukan dengan mengalikan nilai simbol pada matriks hubungan antara persyaratan pelanggan dan persyaratan teknik dengan bobot absolut pada prioritas persyaratan pelanggan. Bobot relatif berada pada barisan paling bawah dari prioritas persyaratan teknik. Pengembangan mobil hybrid di Indonesia perlu memusatkan perhatian pada persyaratan teknik mobil hybrid yang memiliki nilai bobot absolut dan bobot relatif yang lebih tinggi. Sejalan dengan derajat kesulitan persyaratan teknik, keputusan dapat dibuat dengan mengembangkan teknologi mobil hybrid yang sudah dikembangkan oleh beberapa ATPM saat ini agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Berdasarkan perhitungan bobot relatif persyaratan teknik dapat dilihat pada Tabel
152
Tabel 4.41. Bobot Relatif Setiap Persyaratan Teknik Mobil Hybrid Persyaratan Teknik Ramah lingkungan Menggabungkan dua sumber energi Kendaraan dengan Energi Alternatif Efisiensi Bahan Bakar Emisi Gas Buang Mendekati Nol Merubah energi kinetik menjadi energi listrik Motor Listrik dengan RPM tinggi Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar Transmisi e-CVT Dapat mengoptimalkan energi Peforma input/output dari baterai tinggi Akselerasi yang baik Bertenaga Responsif Bersih Tidak Berisik Tersedia berbagai Varian Rencana Kebijakan Pemerintah Diirakit di dalam negeri Sebagian besar komponen lokal Total
Bobot Relatif 106,5 191,7 215,7 242,1 132,9 148,5 391,5 220,5 294,3 214,5 314,1 128,1 174,9 128,1 184,5 88,5 317,1 310,5 234 324 4362
Persentase (%) 2,44 4,39 4,94 5,55 3,05 3,40 8,97 5,05 6,74 4,92 7,2 2,93 4,01 2,93 4,23 2,03 7,27 7,12 5,36 7,43 100
Prioritas 18 12 10 7 16 15 1 9 6 11 4 17 14 17 13 19 3 5 8 2
Berdasarkan perhitungan bobot absolut persyaratan teknik mobil hybrid pada Tabel, diketahui urutan prioritas persyaratan teknik mobil hybrid sebagai berikut: 1. Motor listrik dengan RPM tinggi 2. Sebagian besar komponen lokal 3. Tersedia berbagai macam varian 4. Peforma input/output dari baterai tinggi 5. Rencana Kebijakan Pemerintah 6. Transmisi e-CVT
153
7. Efisiensi bahan bakar 8. Dirakit di dalam negeri 9. Kapasitas motor bakar tidak besar 10. Kendaraan dengan energi alternatif 11. Dapat mengoptimalkan energi 12. Menggabungkan dua sumber energi 13. Bersih 14. Bertenaga 15. Merubah energi kinetik menjadi energi listrik 16. Emisi gas buang mendekati nol 17. Akselerasi yang baik dengan Responsif 18. Ramah lingkungan 19. Tidak berisik
5. Penentuan Arah Pengembangan Persyaratan Teknik Arah pengembangan atau direct of improvement (DOI) dari setiap persyaratan teknik penting untuk ditentukan karena informasi tersebut akan sangat membantu dalam penentuan korelasi antar persyaratan teknik dalam penentuan target. Terdapat tiga arah pengembangan yaitu : 1. ↑ simbol ini diberikan pada persyaratan teknik yang akan meningkatkan kepuasan pelanggan apabila lebih atau singkatnya ditingkatkan 2. ↓ simbol ini diberikan pada persyaratan teknik yang akan
154
meningkatkan
kepuasan
pelanggan
apabila
kurang,
atau
singkatnya diturunkan. 3. O simbol ini diberikan pada persyaratan teknik yang akan meningkatkan kepuasan pelanggan apabila terdapat pada target (jangkauan nilai) tertentu. Berdasarkan Kebutuhan mobil hybrid yang sesuai dengan masyarakat Indonesia (Persyaratan Pelanggan) dapat diarahkan pengembangan (DOI) untuk masing-masing persyaratan teknik mobil hybrid. Persyaratan teknik yang memiliki arah pengembangan ditingkatkan yaitu : Efisiensi bahan bakar, emisi gas buang mendekati nol, akselerasi yang baik, bertenaga, responsif, tersedia berbagai varian, rencana kebijakan Pemerintah, dirakit di dalam negeri, sebagian besar komponen lokal. Persyaratan teknik tersebut memerlukan perbaikan karena belum mencapai target mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Persyaratan
teknik
yang
mempunyai
arah
perbaikan
diturunkan tidak ada, sedangkan persyaratan teknik yang sudah mencapai target mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia, sehingga tidak diperlukan pengembangan yaitu : ramah lingkungan, menggabungkan dua sumber energi, kendaraan dengan energi alternatif, merubah energi kietik menjadi energi listrik, motor listrik dengan RPM tinggi, kapasitas motor bakar tidak besar, transmisi e-CVT, dapat mengoptimalkan energi,
101
10
Bobot Absolut
Prioritas Bobot Absolut
Prioritas Bobot Relatif
14
79
4
4
2
8
103
4
4
2
3
129
5
3
3
4
l o Nit ak edne mgnau Bs a Gi si mE
13
85
5
2
2
4
ki rt si Li gr en Ei daj ne mkit eni Ki gr en E habur e M
15
69
4
4
2
4
○ ∆ ○ ● ● ○ ○ ○
selesai dilakukan, didapatkan matriks HOQ secara lengkap, seperti yang
i ggnit MPR nagned ki rt si Lr ot o M 4
4
4
4
● ∆ ○ ○ ∆ ∆ ●
r as eb k adit r ak a Br ot o Ms ati s apa K
1
9
i gr ene nakl a mit pogne mt apa D
4
4
2
4
6
7
107
4
4
2
4
● ● ∆ ∆ ○ ● ● ○ ○ ○ ∆
t upni gagmnritoif aerPet abi r adt upt u/o ki ab gnayi s ar el esk A
aganet r e B
4
120
4
4
2
4
17
62
4
2
3
3
12
86
4
3
3
2
● ∆ ○ ● ● ● ○ ● ○ ● ○ ○ ● ● ● ● ○ ○ ● ∆ ∆ ∆ ○ ○ ∆ ● ● ● ● ○ ● ● ● ∆ ○ ○ ∆ ○ ○ ○ ○ ○
●
hi sr e B
T V-C ei si ms nar T
165 102 111
4
4
2
4
● ○ ○ ● ● ○ ○
fi s nops e R
17
62
4
2
3
3
11
96
4
3
2
4
16
64
4
3
2
4
4
3
3
3
2
5
130 117
4
4
4
2
11
96
4
4
4
2
12
10
7
16
15
1
9
6
11
4
17
14
2
3
2 4
4
4 4
4
4 4
4
4
2,0
1,3
2,0
2 4 3
12 7,8 9,6
1,5 1,5 1,2
Arah Pengembangan P ersyaratan Teknik ↑ = Persyaratan Teknik akan di tingkatkan ○ = Persyaratan Teknik akan dipertahankan ↓ = Persyaratan Teknik akan diturunkan
17
13
19
3
5
8
2
324
4
120
4
5
4
2
4
4
2
5
4
3
5
3
Penilaian Kompetitif Pelanggan
Gambar 4.1. M atriks House of Quality (HQQ) Kebutuhan Mobil Hybrid di Indonesia
18
106,5 191,7 215,7 242,1 132,9 148,5 391,5 220,5 294,3 214,5 314,1 128,1 174,9 128,1 184,5 88,5 317,1 310,5 234
4
Nilai Sasaran
Bobot Relatif
3
4
2
4
Mobil Konvensional, MPV, 1500cc
Derajat Kesulitan
Disetiap Dealer ATPM
After Sales Service
Penilaian Kompetitif Teknik
40Km-60Km per liter BBM
Penggunaan BBM
4
7 Orang
Kapasitas Penumpang
Mobil Hybrid
Multi Fungsi
Isi Silinder 1000cc-1500cc
nagnuk gnil ha ma R
Kapasitas Mesin
i gr ener eb mus aud nakgnubaggne M
Kenyamanan
r ak a B naha Bi snei sif E
Fitur
fit anr etl Ai gr en E nagned naar adne K
● ∆ ○ ∆ ∆ ● ○ ∆ ○ ● ● ● ○ ○ ● ∆ ∆ ○ ∆ ∆ ○ ∆ ∆ ∆ ○
100 – 200 Juta
di r by Hli bo M
Fungsi
ki si r eb k adi T
I nfrastuktur
0051 cc
Harga
nai r avi agabr eb ai desr eT
Kepu asan Me ngem udi
i r ege N mal adi dti k ari D
Pefo rma
,
VP, M
l anoi snevno Kli bo M
Persyaratan Pelanggan
Setelah semua langkah-langkah mengimplementasikan metode QFD
Hybrid Sinergy Drive
6
7
1
3,6
1,2
5
1,2
15
1,5
1,0
7,5
1,5
4
1,0
2,5
1,0
3
4
5
5
6
5
4
5
naggnal e P nar as a Si ali N naggnal e P nagnit nepe Kt ak gni T
Men gurang i Polusi
at ar aysr e P naki ane K al ak Sr ot k aF naggnal e P
Ka rakte ristik
hat ni r e me P nak aji be K anac ne R
Hubungan Antara Pers yaratan Teknik ● = Positif Kuat (+9) ○ = Positif lemah (+3) xx = Negatif lemah (-3) x = Negatif Kuat (-9) □ = Tidak ada hubungan (0)
nal auj ne P ni o P
Persyaratan Teknik
l ak ol nenop mok r as eb nai gabe S
Hubungan Antara Pers yaratan Pelanggan Denga n Persyaratan Teknik ● = Kuat (9) ○ = Medium (3) ∆ = Lemah (1) □ = Tidak ada hubungan (0)
t ul os b At obo B
tertera pada gambar.
Arah Pengembangan O O O ↑ ↑ O O O O O O ↑ ↑ ↑ O O ↑ ↑ ↑ ↑ naggnal e P nat ar aysr e Ps ati r oi r P
x
Persyaratan Teknik Ramah lingkungan Menggabungkan dua sumber energi Kendaraan dengan Energi Alternatif Efisiensi Bahan Bakar Emisi Gas Buang Mendekati Nol Merubah energi kinetik menjadi energi listrik Motor Listrik dengan RPM tinggi Kapasitas Motor Bakar Tidak Besar Transmisi e-CVT Dapat mengoptimalkan energi Peforma input/output dari baterai tinggi Akselerasi yang baik Bertenaga Responsif Bersih Tidak Berisik Tersedia berbagai Varian Rencana Kebijakan Pemerintah Diirakit di dalam negeri Sebagian besar komponen lokal
xx ○ ● ○ ● ○ ● ○ ○ ● ● ● ○ ○ ● ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ x x ● ○ ○ ○ ○ ○ ● x ○ ● ○ ○ ○ ● ● x ● x ○ ○ ○ ○ ● ○ ● x ○ ○ ○ ● ○ ● ○ ● ○ ○ ○ ○ ● ○ ○ ○ ○ ● x ● ○ ○ x x x ● ○ ● ○ ○ ● x ○ ○ ○ ● ● ● ● ○ ● ○ ○ ● ○ ● x ● ○ ○ ● ● ● ● ○ ● ● ● ○ ● ● ● ● ○ ● ● ● ○ ● ● ○ ● ○ ● ● ○ ○ ● ● ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
155
peforma input/output dari baterai tinggi, bersih, tidak berisik.
Penentuan arah pengembangan persyaratan teknik dapat dilihat pada
Tabel
Tabel 4.42. Arah Pengembangan Persyaratan Teknik
156
4.4. Kebutuhan Mobil Hybrid di Indonesia Dari hasil penelitian dengan menggunakan metodologi Quality Function Deployment (QFD) tentang teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (persyaratan pelanggan), di dapat
157
prioritas persyaratan pelanggan sebagai berikut : 1.
After Sales Service di setiap dealer ATPM
2.
Harga mobil hybrid idealnya 100 – 200 juta
3.
Kapasitas penumpang 7 orang
4.
Kegunaan mobil hybrid Multi fungsi
5.
Penggunaan BBM 40Km – 60Km per liter BBM
6.
Fitur/kelengkapan berupa Kenyamanan
7.
kapasitas mesin dengan Isi silinder 1000cc – 1500cc Berdasarkan prioritas persyaratan pelanggan tehadap mobil hybrid di
Indonesia dapat dianalisa sebagai berikut: •
Masyarakat Indonesia menginginkan mobil hybrid jika tenaga
mekanik dan sparepart-nya mudah di dapat, sperti mobil konvensional pada umumnya yang after sales service tersedia di setiap dealer ATPM •
Daya beli mayarakat Indonesia untuk kendaraan pribadi pada
umumnya adalah 100 – 200 juta rupiah, oleh karena itu harga mobil hybrid agar terjangkau oleh daya beli masyarakat Indonesia idealnya adalah berkisar antara 100 – 200 juta rupiah. •
Kapasitas penumpang untuk mobil hybrid dapat memuat 7 orang
penumpang, dan dapat berfungsi ganda, sebagai mobil keluarga, mobil untuk beraktifitas/bekerja, dan mobil niaga, hal ini dikarenakan minat beli masyarakat Indonesia pada mobil jenis ini (minibus/MPV) sangat besar, terbukti mobil jenis MPV menguasai 41,09 persen pasar di Indonesia •
Tingkat efisiensi penggunaan bahan bakar teknologi mobil hybrid
158
yang diinginkan masyarakat Indonesia untuk penggunaan 1 (satu) liter BBM-nya dapat menempuh jarak 40Km – 60Km, hal ini dikarenakan harga BBM yang semakin tinggi dan rencana pemerintah untuk menghapuskan subsidi BBM jenis premium dan solar. •
Kelengkapan kenyamanan pada mobil hybrid kelengkapan
kenyamanan seperti air conditioner (AC), Radio Tape, MP3, Jok (kursi mobil) yang empuk, merupakan kelengkapan yang sangat dibutuhkan pada kendaraan roda empat, karena dengan fitur ini tingkat stres akibat padatnya kondisi lalulintas di kota-kota besar di Indonesia khususnya di DKI Jakarta pada saat ini akan berkurang. •
Kapasitas mesin untuk mobil hybrid 1000cc – 1500cc dinilai
sebagian besar masyarakat sudah cukup, karena kapasitas mesin 1000cc – 1500cc dinilai irit dan lincah. Untuk memenuhi persyaratan pelanggan di atas maka sejalan dengan derajat kesulitan persyaratan teknik, keputusan dapat dibuat dengan mengembangkan teknologi mobil hybrid yang sudah dikembangkan oleh beberapa ATPM saat ini agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (persyaratan pelanggan). Dari hasil penelitian didapat prioritas pengembangan persyaratan teknik yang sesuai dengan persyaratan pelanggan pada tabel berikut: Tabel 4.43. Prioritas pengembangan teknik yang sesuai dengan persyaratan pelanggan Persyaratan Teknik Motor listrik dengan RPM tinggi Tersedia berbagai varian
Tujuan Terhadap persyaratan Pelanggan Menyesuaikan jenis mobil pada persyaratan pelanggan yaitu jenis MPV yang cenderung membawa beban yang lebih berat dibandingkan dengan mobil citycar dan Hatchback Menyesuaikan persyaratan pelanggan yang menginginkan mobil jenis mini MPV sedangkan pada saat ini mobil hybrid yang ada di pasaran lebih banyak di dominasi jenis citycar dan Hatchback,
159
Kendaraan dengan Energi Alternatif
Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan penggunaan 1 liter BBM pada mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km. Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan penggunaan 1 liter BBM pada mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km. Menyesuaikan persyaratn pelanggan Agar ketersediaan suku cadang mobil hybrid mudah di dapat Menyesuaikan persyaratan pelanggan agar harga mobil hybrid sesuai dengan daya beli masyarakat indonesia. Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan penggunaan 1 liter BBM pada mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km. Agar penggunaan energi listrik maupun energi BBM dapat dioptimalkan sehingga menghasilkan peforma mesin yang baik Upaya untuk menghemat penggunaan BBM pada motor bakar Karena ketersediaannya kian menipis
Kapasitas motor bakar tidak besar
Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan isi silinder cukup 1000cc – 1500cc
Ramah lingkungan
Upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan yang bersih
Bersih
Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan kenyamanan dalam berkendara Menyesuaikan persyaratn pelanggan Agar ketersediaan tenaga mekanik mobil hybrid mudah di dapat Menyesuaikan jenis mobil pada persyaratan pelanggan yaitu jenis MPV yang cenderung membawa beban yang berat Upaya untuk mengurangi polusi udara akibat emisi gas buang dari kendaraan bermotor
Efisiensi Bahan Bakar Peforma input/output dari baterai tinggi Sebagian besar komponen lokal Rencana Kebijakan Pemerintah Transmisi e-CVT Dapat mengoptimalkan energi
Dirakit didalam negeri Bertenaga Emisi gas buang mendekati nol Menggabungkan dua sumber
energi
Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan penggunaan 1 liter BBM pada mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km.
Merubah energi kinetik menjadi listrik
Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan penggunaan 1 liter BBM pada mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km.
Tidak berisik
Menyesuaikan dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan kenyamanan dalam berkendara Menyesuaikan jenis mobil pada persyaratan pelanggan yaitu jenis MPV yang cenderung membawa beban yang berat Menyesuaikan jenis mobil pada persyaratan pelanggan yaitu jenis MPV yang cenderung membawa beban yang berat
Akselerasi yang baik
responsif
Dalam hal ini sebagian besar masyarakat Indonesia tidak terlalu mementingkan teknologi canggih yang dimiliki sebuah mobil, ketika ingin membeli mobil, faktor utama sebagian besar masyarakat Indonesia dalam membeli mobil adalah merek dagang, tingkat efisiensi bahan bakar, mobil yang nyaman dikendarai dan bisa mendukung aktivitas dalam kegiatan sehari-hari serta untuk status sosial. 4.5. Mobil Hybrid LIPI Berdasarkan hasil penelitian jenis mobil hybrid yang sesuai dengan masyarakat
Indonesia
menggunakan
metodologi
Quality
Function
Deployment (QFD), dapat dianalisa bahwa mobil hybrid buatan LIPI masih
160
perlu pengembangan lebih lanjut agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (persyaratan pelanggan), sehingga nantinya dapat diterima di pasar otomotif dalam negeri. Perbandingan mobil hybrid Lipi dengan persyaratan pelanggan dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.44. Perbandingan mobil hybrid Lipi dengan persyaratan pelanggan Perbandingan Harga Fungsi Kapasitas Penumpang Penggunaan 1 liter BBM After Sales Service Fitur Kenyamanan Kapasitas Mesin Bensin
Mobil Hybrid LIPI 350 Juta Rupiah Citycar 5 Orang Belum ada data pasti Belum tersedia Tidak ada 160 cc
Persyaratan Pelanggan 100 – 200 Juta Rupiah Multi Fungsi 7 Orang 40Km – 60Km Di setiap dealer ATPM AC, Radio Tape, MP3 1000cc – 1500cc
Dari tabel di atas diketahui bahwa harga satu unit mobil hybrid LIPI sebesar 350 juta rupiah hal ini belum dapat memenuhi persyaratan pelanggan untuk harga ideal satu unit mobil hybrid sebesar 100 – 200 juta rupiah Fungsi dari mobil hybrid buatan LIPI adalah citycar yang berbentuk hatchback dengan kapasitas penumpang 5 orang, tidak sesuai dengan persyaratan pelanggan yang menginginkan mobil hybrid dengan fungsi ganda yang berbentuk mini MPV dengan kapasitas penumpang 7 orang. Untuk penggunaan satu liter BBM terhadap jarak tempuh pada mobil hybrid LIPI, peneliti tidak mendapatkan data pasti oleh karena itu peneliti tidak dapat membandingkan dengan persyaratan pelanggan. After Sales Service, mobil hybrid LIPI belum memiliki fasilitas
161
bengkel resmi dan tenaga mekanik untuk perawatan serta ketersediaan suku cadangnya masih terbatas, sedangkan persyaratan pelanggan menginginkan kemudahan dalam hal tenaga mekanik dan suku cadang untuk perawatan mobil hybrid. Mobil hybrid LIPI belum di lengkapi dengan fitur kenyamanan seperti AC, Radio Tape, MP3, dan ruang kabin terasa sempit, sedangkan persyaratan pelanggan menginginkan fitur kenyamanan tersebut serta ruang kabin yang luas. Kapasitas mesin bensin mobil hybrid LIPI hanya 160 cc, karena mesin bensin pada mobil hybrid LIPI hanya berfungsi sebagai generator (hybrid seri), agar jarak tempuh perjalanan bertambah, selain dari mesin bensin baterai juga dapat di charge sumber listrik (PLN). Motor listrik merupakan mesin utama pada mobil hybrid LIPI, maka peforma mesin yang di hasilkan kurang maksimal karena tidak mengoptimalkan dua sumber enregi motor listrik dan motor bakar. Sedangkan persyaratan pelanggan menginginkan peforma mesin yang handal dari akselerasi, responsif dan bertenaga seperti pada mesin mobil konvensional, oleh karena itu diperlukan kapasitas mesin 1000cc – 1500cc untuk mengoptimalkan dua sumber energi motor listrik dan motor bakar yang akan bekerja bergantian (hybrid seriparalel). BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
162
Penyusunan matriks Quality Function Deployment (QFD) yang terdiri dari house of quality, menghasilkan berbagai persyaratan yang harus diprioritaskan untuk menghasilkan teknologi mobil hybrid untuk kendaraan pribadi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Dari hasil penelitian dan pembahasan kajian mobil hybrid dan kebutuhannya di Indonesia maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Prioritas persyaratan pelanggan terhadap mobil hybrid di Indonesia yang di hasilkan matriks Quality Function Deployment (QFD) yaitu After sales service tersedia di setiap dealer ATPM, harga ideal satu unit mobil hybrid berkisar antara 100 – 200 juta rupiah, kapasitas penumpang untuk mobil hybrid dapat memuat 7 orang, fungsi dari mobil hybrid dapat
berfungsi
ganda,
sebagai
mobil
keluarga,
mobil
untuk
beraktifitas/bekerja, dan mobil niaga, penggunaan 1 (satu) liter BBM mobil hybrid dapat menempuh jarak 40Km – 60Km, Kelengkapan kenyamanan pada mobil hybrid seperti air conditioner (AC), Radio Tape, MP3, Jok (kursi mobil) yang empuk, Kapasitas mesin untuk mobil hybrid 1000cc – 1500cc. 2. Untuk memenuhi persyaratan pelanggan, maka sejalan dengan derajat kesulitan persyaratan teknik, keputusan dapat dibuat dengan mengembangkan teknologi mobil hybrid yang sudah dikembangkan oleh beberapa ATPM saat ini agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (persyaratan pelanggan). 3. Mobil hybrid buatan LIPI masih perlu pengembangan lebih lanjut agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (persyaratan
163
pelanggan), sehingga nantinya dapat diterima di pasar otomotif dalam negeri
5.2 Saran 1. Pengembangan
teknologi
mobil
hybrid
di
Indonesia
sebaiknya
bekerjasama dengan beberapa pihak ATPM yang sudah memiliki teknologi mobil hybrid, sehingga tidak memerlukan waktu lama dan investasi yang besar untuk pengembangannya. Teknologi mobil hybrid yang sudah dimiliki ATPM dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia (persyaratan pelanggan) 2. Kebijakan pemerintah sangat diperlukan agar harga mobil hybrid di Indonesia sesuai dengan daya beli masyarakat Indonesia. 3. Untuk tahap awal dalam memproduksi mobil hybrid pihak LIPI sebaiknya tidak 100 persen memproduksinya sendiri, karena selain pengembangan dari teknologi mobil hybridnya, juga harus disiapkan infrastruktur penunjang seperti dealer, bengkel resmi, tenaga mekanik, dan ketersediaan suku cadang, di seluruh kota besar di Indonesia, hal ini membutuhkan investasi yang sangat besar dan waktu yang lama. Oleh karena itu untuk jangka pendek sebaiknya pihak LIPI bekerjasama dengan ATPM yang sudah memiliki teknologi mobil hybrid, karena ATPM sudah memiliki dealer dan bengkel resmi dihampir semua kota di Indonesia. DAFTAR PUSTAKA
1)
Curtis d. Anderson and Judy Anderson, Electric and Hybrid Cars A History,
164
Second Edition, McFarland & Company, Inc, 2010 2)
Chris Mi, M.Abul Masrur and David Wenzhong Gao, HYBRID ELECTRIC VEHICLES, Principles and applications With Practical Perspectives, A John Wiley & Sons, Ltd, 2011
3)
Bungin, Penelitian Kualitatif, Prenada Media Group, Jakarta, 2007
4)
Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2003.
5)
New Weave dan Schuler, Empowerment and the Law, 1986
6)
Pendahuluan yang baik untuk SWOT, www.mindtools.com/swot.html Diakses 1 Juni 2012
7)
Pendahuluan yang baik untuk SWOT,
www.tutor2u.net/business/strategy/
SWOT_analysis.htm Diakses 1 Juni 2012. 8)
Technological and Consumer Information on Hybrids and Hybrid Technology, from the Union of Concerned Scientists. www.hybridcenter.org/, Diakses 1 juni 2012
9)
Hybrid Experience Report, Experiences from Driving and Maintaining Hybrids, www.hybridexperience.ca., Diakses 1 juni 2012
10)
Filosofi & Pengembangan, www. toyota.co.id/, Diakses 30 Mei 2012
11)
Apa itu Teknologi Hybrid, www. toyota.co.id/, Diakses 30 Mei 2012
12)
Jenis-jenis Sistem Hybrid, www. toyota.co.id/, Diakses 30 Mei 2012
13)
Keunggulan Teknologi Hybrid, www. toyota.co.id/, Diakses 30 Mei 2012
14)
Toyota
Persentasikan
Mobil
Hybrid
di
depan
Presiden,
mediaindonesia.com, Diakses 31 Mei 2012 15)
Teknologi Hybrid Masih Rumit, poskotanews.com, Diakses 31 Mei 2012
www.
165
16)
Teknologi Hybrid, www.gatra.com, Diakses 31 Mei 2012
17)
Linda T. Silitonga (10 Mei 2012), MOBIL BARU: Ketika SBY terpikat teknologi hybrid, www.kabar24.com Diakses 31 Mei 2012.
18)
Mengenal Teknologi Hybrid Toyota, www.otomotifnet.com, Diakses 2 Juni 2012
19)
Indonesia Belum Akrab Teknologi Hybrid, www.ghiboo.com, Diakses 2 Juni 2012.
20)
Kendaraan Hybrid, www.wikipedia.com, Diakses 2 Juni 2012,
21)
Mengapa Mobil Hybrid Lebih Baik, www.streetdirectory.com, Diakses 2 Juni 2012
22)
Stephanie Maatta, Mengapa Mobil Hybrid Disebut Hybrid, www.ehow.com, Diakses 2 Juni 2012
23)
Laura Williams, MSEd,
Negatif Dampak Lingkungan Kendaraan Hybrid,
www.greenliving.lovetoknow.com, Diakses 2 Juni 2012
KUISIONER Sebelumnya perkenalkan nama saya Achmad Risa Harfit. Kuisioner penelitian ini dibuat untuk tesis sebagai syarat kelulusan program sarjana tingkat
166
kedua (S2) Program Studi Manajemen Sistem Manufaktur, Universitas Gunadarma,
dengan
judul
tesis
KAJIAN
MOBIL
HYBRID
DAN
KEBUTUHANNYA DI INDONESIA. Dalam penelitian ini saya membutuhkan tanggapan dari masyarakat mengenai teknologi mobil hybrid yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih Data Diri Responden : 1. Umur Responden : a. 25 – 35 tahun
b. 36 – 45 tahun
c. 46 – 55 tahun
d. > 55 tahun
2. Jenis Kelamin Responden : a. Laki – laki
b. Perempuan
3. Pendidikan Terakhir Responden : a. SMU/Sederajat
b. Diploma
4. Pekerjaan Responden a. PNS
c. Sarjana
:
b. Pegawai Swasta
c. Wiraswasta
5. Tipe Mobil pribadi yang Responden miliki a. Sedan
d. Pasca Sarjana
b. SUV
c. MPV
d. Lainnya
: d. Pickup
e. Lainnya
c. 1500 – 2000cc
d > 2000cc
Jika lainnya sebutkan tipenya : ........................ 6. Kapasitas Mesin mobil responden : a. < 1000cc
b. 1000 – 1500 cc
7. Alasan memilih tipe mobil dan kapasitas mesin mobil tersebut karena : ................................................................................................................... LEMBAR KUISIONER
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang anda pilih
167
SS : Sangat Setuju, No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
S : Setuju,
TS : Tidak Setuju, STS : Sangat Tidak Setuju
Pertanyaan mengenai teknologi mobil hybrid menggabungkan dua sumber energi ramah lingkungan kendaraan dengan energi alternatif Efisiensi dalam penggunaan bahan bakar Emisi gas buang mendekati nol Merubah energi kinetik menjadi listrik Motor listrik dengan RPM tinggi Kapasitas motor bakar tidak besar Transmisi e-CVT (continuously variable transmission elektronik) Dapat mengoptimalkan energi Peforma input/output dari Baterai tinggi Akselerasi yang baik Bertenaga Responsif Bersih Tidak berisik Tersedia berbagai varian Rencana Kebijakan Pemerintah Dirakit di dalam negeri Sebagian besar komponen lokal
SS
S
TS
STS
21. Harga ideal untuk satu unit mobil pribadi berteknologi hybrid : a. 100 – 200 juta b. 200 – 300 juta
c. 300 – 400 juta
d. > 400 juta
22. Fungsi / kegunaan yang diinginkan dari mobil hybrid sebagai a. multifungsi
b. Mobil Keluarga
c. Mobil untuk bekerja
d. Mobil niaga
23. Kapasitas penumpang yang bisa terangkut oleh mobil hybrid : a. 2 Orang
b. 5 Orang
c. 7 Orang
d. > 7 Orang
24. Penggunaan 1 liter BBM mobil hybrid yang diinginkan dapat menempuh jarak :
168
a. < 20 Km
b. 20 – 40 Km
c. 40 – 60 Km
25. After Sales Service untuk mobil hybrid : a. Di Ibu kota Propinsi
b. Di Setiap Kabupaten
c. Di Kota – kota besar saja
d. Di Setiap Dealer ATPM
26. Fitur/kelengkapan yang paling utama untuk mobil hybrid : a. Kenyamanan (AC, Radio Tape, TV, MP3, DVD, dll) b. Keamanan (Airbag, ABS, Saftybelt, dll) c. Aksesoris Eksterior d. Tidak mementingkan kelengkapan 27. Kapasitas Mesin yang untuk mobil hybrid : a. 1000 – 1500cc
b. 1500 – 2000cc
c. > 2000cc
d. > 60 Km