KAJIAN KINERJA PERSIMPANGAN TIDAK BERSINYAL (Studi Kasus : Simpang Tiga Taman Melati Kota Padang) Raviko Efendi, Apwiddhal, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Persimpangan Taman Melati adalah persimpangan tidak bersinyal. Arus lalu lintasnya cukup padat, serta kurangnya faktor disiplin dari sipemakai jalan yang saling berebut ruang untuk melewati persimpangan sehingga mengakibatkan adanya kemacetan yang berpengaruh pada kondisi lalu lintas pada jam-jam tertentu yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Lalu dilakukan Kajian Kinerja Persimpangan tidak bersinyal. Metode yang digunakan adalah metode survei yang mengikuti peraturan MKJI yang diperoleh berupa data geometrik jalan, volume arus lalu lintas, dan hambatan samping. Dari hasil survey tersebut dilakukan analisa untuk menghitung nilai kapasitas persimpangan, derajat kejenuhan, tundaan, dan peluang antrian. Lalu didapatkan nilai kapasitas 1308,46smp/jam dan derajat kejenuhan 1,2 yang melewati batas yang diizinkan yaitu 0,8-0,9, peluang antrian 82,26%-270% dan tundaan total rata–rata 14,19dt/smp. Jadi, persimpangan ini jenuh dan peluang antrian besar. Kata Kunci
: Persimpangan, Lalu Lintas, Kemacetan, Jenuh, Antrian
PERFORMANCE REVIEW NO CROSSING SIGNALIZED (Case Study : Taman Melati Intersection of Padang City ) Raviko Efendi, Apwiddhal, Lusi Utama Department of Civil Engineering , Faculty of Civil Engineering and Planning , University of Bung Hatta Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRACT Taman Melati intersection isn’t signalized intersection. The traffic flow is quite, and the lack of discipline of the wearer factors competing for road space to pass the intersection causing any bottlenecks that affect the traffic conditions at certain hours morning, afternoon, and evening. So, performance review no crossing signalized. The method used is survey method that follow MKJI rules that is obtained form of the geometric, the volume of traffic, and the side barriers. From the results of the survey conducted analysis to calculate the value of the capacity of the intersection, the degree of saturation, delay, and opportunities queue. Then the obtained value of the capacity of 1308,46smp/h and degree of saturation of 1.2 which passed the allowed limit is 0,8-0,9, the opportunity queue 82.26%-270% and total delay 14,19dt/smp. So, this intersection is saturation and the more the opportunity queue. Keywords : Intersection, Traffic, Congestion, Saturation, Queue
KAJIAN KINERJA PERSIMPANGAN TIDAK BERSINYAL (Studi Kasus : Simpang Tiga Taman Melati Kota Padang) Raviko Efendi, Apwiddhal, Lusi Utama Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK Persimpangan Taman Melati adalah persimpangan tidak bersinyal. Arus lalu lintasnya cukup padat, serta kurangnya faktor disiplin dari sipemakai jalan yang saling berebut ruang untuk melewati persimpangan sehingga mengakibatkan adanya kemacetan yang berpengaruh pada kondisi lalu lintas pada jam-jam tertentu yaitu pada pagi, siang, dan sore hari. Lalu dilakukan Kajian Kinerja Persimpangan tidak bersinyal. Metode yang digunakan adalah metode survei yang mengikuti peraturan MKJI yang diperoleh berupa data geometrik jalan, volume arus lalu lintas, dan hambatan samping. Dari hasil survey tersebut dilakukan analisa untuk menghitung nilai kapasitas persimpangan, derajat kejenuhan, tundaan, dan peluang antrian. Lalu didapatkan nilai kapasitas 1308,46smp/jam dan derajat kejenuhan 1,2 yang melewati batas yang diizinkan yaitu 0,8-0,9, peluang antrian 82,26%-270% dan tundaan total rata–rata 14,19dt/smp. Jadi, persimpangan ini jenuh dan peluang antrian besar. Kata Kunci
: Persimpangan, Lalu Lintas, Kemacetan, Jenuh, Antrian
PENDAHULUAN
pelajar, mahasiswa, pekerja serta pedagang
Jalan raya merupakan salah satu prasarana
menuju tempat aktivitasnya masing-masing.
bagi kelancaran lalu-lintas baik disuatu kota maupun
pedesaan
atau
daerah
lainnya.
Semakin pesatnya pembangunan suatu daerah atau kota semakin ramai pula lalu-lintasnya. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pendapatan mempunyai
penduduk kendaraan
sehingga
mampu
sendiri.
Karena
semakin meningkatnya jumlah kendaraan di jalan raya akan menimbulkan kemacetan lalu lintas yang dapat mempengaruhi kualitas dari pelayanan jalan tersebut. Kemacetan serta kesibukkan lalu lintas itu sering terjadi pada ruas jalan atau persimpangan jalan, terutama pada pagi hari maupun sore hari dimana para
Salah satu bagian dari jalan raya yang dianggap
perlu
dievaluasi
adalah
untuk
dianalisa
persimpangan.
serta Analisa
kapasitas dan evaluasi pada persimpangan merupakan hal yang penting dalam menilai karakteristik dan seberapa besar tingkat pelayanan dari persimpangan tersebut. Sebab tingkat pelayanan pada suatu persimpangan memberikan efek yang signifikan dalam pengoperasian secara keseluruhan lalu lintas di persimpangan tersebut. Faktor lain seperti lebar jalur, komposisi lalu lintas, kemiringan,
serta kecepatan juga mempengaruhi tingkat
Persimpangan merupakan titik pertemuan dari
pelayanan pada persimpangan.
jalan
Persimpangan terdiri dari dua jenis, yaitu persimpangan
yang
bersignal
persimpangan
yang
tidak
Persimpangan
yang
bersignal
dan
bersignal. adalah
persimpangan yang memiliki rambu lampu lalu lintas sedangkan persimpangan yang tidak bersignal tidak memiliki rambu lampu lalu lintas. Pada persimpangan yang bersignal, distribusi waktu lampu hijau selama konflik arus
kendaraan
kendaraan
sangat
mempengaruhi kapasitas serta pengoperasian persimpangan tersebut.
raya.
Pada
persimpangan
sering
menimbulkan berbagai hambatan lalu lintas dan juga disebabkan karena persimpangan merupakan tempat kendaraan dari berbagai arah bertemu dan merubah arah. Terjadinya permasalahan lalu lintas yaitu meningkatnya volume kendaraan pada daerah persimpangan yang
akan
mempengaruhi
kapasitas
persimpangan sehingga tingkat kinerja lalu lintas persimpangan tersebut akan menurun, dan
bagi
pengguna
lalu
lintas
akan
menimbulkan kerugian seperti biaya dan waktu perjalanan. Arus lalu lintas yang padat, dapat disebabkan oleh lalu lalang manusia,
Untuk mengatasi hal ini sangat diperlukan
kendaraan yang melintas pada persimpangan
suatu sistem cara pengaturan lalu lintas dan
jalan dan keadaan ini akan terus bertambah
prasarana jalan yang baik dan terutama
sesuai dengan pertumbuhan penduduk dan
disiplin berlalu lintas dan setiap yang
jumlah kendaraan.
mempunyai pengaturan
kendaraan. selalu
dititik
Untuk
hal
beratkan
ini pada
persimpangan jalan, sehingga persimpangan jalan harus terencana dengan baik, hal ini akan memberikan keuntungan yang besar untuk kelancaran berlalu lintas, kegiatan setiap penduduk akan terasa lebih lancar dan aman. Dengan demikian kemacetan dan kecelakaan akan berkurang. Karena kegiatan berlalu lintas di jalan raya dengan baik, maka dengan sendirinya segala kegiatan-kegiatan yang dilakukan setiap penduduk akan berjalan dengan baik.
Tingkat mobilitas kegiatan masyarakat Kota Padang paling tinggi dilingkup Sumatera Barat, karena selain ibukota propinsi, Kota Padang berfungsi sebagai pusat perdagangan, insdustri,
dan
kebutuhan
pendidikkan.
pelayanan
jasa
Akibatnya transportasi
semakin meningkat tiap tahun yang dapat dilihat
dari
meningkatnya
kepemilikkan
kendaraan bermotor tidak sebanding dengan pertumbuhan penyediaan sarana transportasi. Persimpangan
Taman
Melati
adalah
persimpangan tidak bersinyal. Arus lalu
lintasnya cukup padat, serta kurangnya faktor
a. Derajat Kejenuhan
disiplin dari sipemakai jalan yang saling
b. Tundaan Simpangan
berebut ruang untuk melewati persimpangan
c. Peluang Antrian
sehingga mengakibatkan adanya kemacetan
Sedangkan jenis perlakuan yang diberikan
yang sangat berpengaruh pada kondisi lalu
adalah pada persimpangan tak bersinyal/
lintas pada jam- jam tertentu yaitu pada pagi
tanpa isyarat lampu lalu lintas.
hari, siang hari, dan sore hari. Lalu, kurang efektif
nya
bundaran
yang
ada
pada
persimpangan itu yang dijadikan sebagai taman kecil dan dijadikan tempat berkumpul bagi para remaja, sehingga menjadikan salah
Untuk memudahkan penulisan Tugas akhir ini penulis
permasalahan
yang
meliputi : 1. Objek
Penelitian
dilakukan
pada
simpang Taman Melati Padang
satu penyebab kemacetan dan kecelakaan karena mereka sering memarkirkan kendaraan
membatasi
2. Yang menjadi objek penelitian adalah semua moda angkutan yang masuk
mereka disekeliling bundaran atau taman
pada persimpangan ( kapasitas lalu
kecil tersebut yang menyebabkan tidak lancar
lintas )
nya kendaraan yang melewati persimpangan
3. Kondisi Geometrik Persimpangan
tersebut.
4. Arus lalu lintas dihitung pada jam puncak .
TUJUAN PENULISAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakkan Padang,
Persimpangan Taman Melati untuk
kemacetan
mengurangi
dan
LOKASI PENELITIAN
pengaruh
Simpang Tiga Taman Melati ini terletak di
dengan
kelurahan Kampung Pondok, Kecamatan
kecelakaan
mengetahui tingkat kinerja persimpangan
Padang
berdasarkan volume arus lalu lintas.
Sumatera Barat. Simpang ini berada disebelah
Barat,
Kota
Padang,
Provinsi
selatan dari jalan Diponegoro, sebelah barat RUANG LINGKUP PENULISAN
daya dari jalan Bundo Kanduang, dan sebelah
Analisa kinerja persimpangan pada penelitian
timur
ini hanya dibatasi pada :
Bangunan dan fasilitas umum yang berada
kinerja
terbagi atas :
simpangan
dari
jalan
Hayam
Wuruk.
disekitar simpang ini antara lain tempat
1. Kapasitas simpangan 2. Tingkat
laut
yang
hiburan Teebox, Restoran Texas Chicken, Taman
Melati,
dan
bangunan-bangunan
lainnya. Simpang ini berada ± 150 m dari
menit, dan dinyatakan dalam kendaraan per
bibir pantai Padang, dari restoran Nelayan.
jam. Kapasitas total untuk seluruh lengan
METODOLOGI PENULISAN
simpang
Langkah-langkah
yang
hasil
perkalian
antara
untuk
kapasitas dasar ( Co) untuk kondisi tertentu (
mendapatkan hasil perhitungan yang benar
ideal ) dan factor – factor koreksi ( F ),
dan dapat dipertanggunfjawabkan adalah
dengan memperhitungkan pengaruh kondisi
sebagai berikut :
yang sesungguhnya.
1. Melakukan
dilakukan
adalah
studi
literature
atau
tinjauan pustaka dengan mempelajari buku-buku, pedoman-pedoman dan artikel
yang
berkaitan
dengan
Untuk menghitung kapasitas, terlebih dahulu menghitung total arus kendaraan bermotor ( kend / jam ). Lalu jumlahkan data yang didapat dan menghitung factor smp. Untuk jalan utama dari jalan Diponegoro
pembahasan. 2. Pengumpulan
data-data
yang
diperlukan untuk perhtungan yaitu
(Utara ) A Jumlah Belok Kiri (LT) = LV + HV + MC
dengan melakukan survei dilapangan
= 225 + 1 + 198
untuk mencari data-data lapangan
= 424 Kend / jam
data
Jumlah Belok Kanan (RT) = LV+ HV+MC
lingkungan, dan data lalu lintas serta
= 191 + 2 + 325
data
= 518 Kend/jam
berupa
data
geometrik,
pendukung
lainnya
yang
berkaitan dengan pembahasan tugas
Untuk jalan simpang dari jalan Bundo Kanduang ( Timur Laut ) B
akhir ini. 3. Melakukan konsultasi dengan dosen -
Jumlah Belok Kiri ( LT ) = LV + HV + MC = 350 + 1 + 403
dosen pembimbing.
= 754 Kend/jam Jumlah Belok Lurus (RT) = LV + HV +MC
HASIL DAN PEMBAHASAN
= 305 + 0 + 171
1. Perhitungan Kapasitas Kapasitas simpang merupakan arus lalu lintas maksimum
yang
dapat
melalui
suatu
persimpangan pada keadaan lalu lintas awal dan keadaan lalu lintas akhir
serta tanda-
tanda
lalu
= 476 Kend/jam Untuk jalan simpang dari jalan Hayam Wuruk (Barat Daya) C Jumlah Belok Kiri ( LT ) = LV + HV + MC
lintas
= 230 + 0 + 125
maksimum dihitung untuk periode waktu 15
= 355 Kend/jam
lalu
lintasnya.
Arus
Jumlah Belok Lurus (RT) = LV + HV +MC
FsmpRT = ( empLV x 305 + empHV x 0 +
= 315 + 0 + 400
empMC x 171 )
= 715 Kend/jam
FsmpRT = ( 1,00 x 305 + 1,3 x 0 + 0,5 x 171 )
Total Jalan Utama = LT + RT
FsmpRT = 390,5 smp / jam
= 424 + 518 = 942 Kend/jam Jumlah kendaraan bermotor (MV) =
Jalan Simpang Barat Daya (Jalan Hayam MV
Jalan Simpang + MV Jalan Utama
Wuruk) FsmpLT = ( empLV x 230 + empHV x 0 +
= ( 754 + 476 + 355 + 715 ) + 942
empMC x 125 )
= 3242 Kend/jam
FsmpLT = ( 1,00 x 230 + 1,3 x 0 + 0,5 x 125 ) FsmpLT = 292,5 smp / jam
Lalu menghitung nilai faktor smp, yaitu arus lalu lintas perjam rencana
FsmpRT = ( empLV x 315 + empHV x 0 +
Jalan Utama Utara (Jalan Diponegoro)
empMC x 400 )
FsmpLT = ( empLV x 225 + empHV x 1 +
FsmpRT = ( 1,00 x 315 + 1,3 x 0 + 0,5 x 400)
empMC x 198 )
FsmpRT = 515 smp / jam
FsmpLT = ( 1,00 x 225 + 1,3 x 1 + 0,5 x 198 ) FsmpLT = 325,3 smp / jam
Fsmp Jalan Utama (Jalan Diponegoro) QMA
= FsmpLT + FsmpRT
FsmpRT = ( empLV x 191 + empHV x 2 +
QMA
= 325,3 + 356,1
empMC x 325 )
QMA
= 681,4 smp / jam
FsmpRT = ( 1,00 x 191 + 1,3 x 2 + 0,5 x 325 ) FsmpRT = 356,1 smp / jam
Fsmp Jalan Simpang (Jalan Bundo Kanduang)
Jalan Simpang Timur Laut (Jalan Bundo
QMI
= ( FsmpLTB + FsmpRTB ) + ( FsmpLTC + FsmpRTC )
Kanduang) FsmpLT = ( empLV x 350 + empHV x 1 +
QMI
empMC x 403 )
QMI = 1750,8 smp / jam
FsmpLT = ( 1,00 x 350 + 1,3 x 1 + 0,5 x 403 )
Tota Fsmp
FsmpLT = 552,8 smp / jam
= (552,8 + 390,5) + (292,5 + 515)
QTOT
= QMA + QMI
QTOT
= 681,4 + 1750,8
QTOT
= 2432,2 smp / jam
FM = Faktor Penyesuaian Median Jalan Lalu, tentukan nilai masing – masing notasi
Utama (Jalan Diponegoro)
rumusan kapasitas sebagai berikut :
Untuk mendapatkan nilai dari faktor
Co = Kapasitas dasar
koreksi pada median jalan utama Simpang
Dilihat dari jumlah lengan simpang dan
Tiga Taman Melati dimana lebar rata- rata
jumlah lajur yang ada maka simpang
simpang adalah 6 dan tidak ada median
tersebut digolongkana pada tipe 322
pada jalan utama. Maka diambil faktor
dengan kapasitas awal ( Co) adalah 2700
koreksi median ( FM) = 1,0 FCS = Faktor Penyesuaian Kota
smp / jam. FW = Faktor Koreksi Lebar Masuk
Jumlah
penduduk
kota
padang
Koreksi lebar masuk pada Simpang Tiga
diperkirakan 876.678 jiwa ( BPS Kota
Taman Melati dicari dengan menggunakan
Padang, 2013), sehingga didapatkan faktor
data di lapangan yaitu lebar dari masing –
penyesuaian ukuran kota (Fcs) = 0,94
masing lengan simpang, kemudian data
FRSU = Faktor Penyesuaian Hambatan
tersebut digunakan untuk mencari nilai rata
Jalan Samping dan Kendaraan Tak
– rata lengan simpang ( We) seperti
Bermotor
dibawah ini :
Ada beberapa hal yang perlu ditentukan
We = C/2 + B/2 + A/2 3
agar didapatkan nilai FRSU yaitu sebagai berikut :
We = 12/2 + 12/2 + 12/2 3 We = 6 M
a. Tentukan daerah persimpangan Simpang Tiga Taman Melati dapat dikategorikan
termasuk
daerah
Setelah didapat nilai pendekat rata – rata
komersial
dari Simpang Tiga Taman Melati yaitu 6
persimpangan terdapat banyak toko –
m, kemudian dicari nilai Fw dengan
toko,
rumusan seperti dibawah ini :
restoran dan tempat sekolah.
Untuk mencari nilai Fw disesuaikan
karena
perkantoran,
disekitar
tempat
daerah
hiburan,
b. Tentukan Kelas Hambatan Samping
dengan tipe simpang, dimana tipe Simpang
Untuk kelas hambatan samping simpang
Tiga Taman Melati adalah tipe 322
Tiga Taman Melati ini tergolong sedang
Fw = 0.73 + 0.0750 x We
c.Tentukan Rasio Kendaraan tak Bermotor
Fw = 0.73 + 0.0750 x 6
Untuk
Fw = 0,81
kendaraan tak bermotor digunakan nilai
mendapatkan
nilai
rasio
Pum.
Dimana
Pum
dalah
jumlah
Tentukan terlebih dahulu nilai RT% yaitu
kendaraan tak bermotor dibagi dengan
jumlah kendaraan yang belok kanan dalam
jumlah kendaraan bermotor.
%, dimana nilai QRT adalah 1261,5.
PUM
Kemudian nilai tersebut dimasukkan pada
= QUM QTOT
PUM
PUM
=
rumusan sebagai berikut :
1
RT% = QRT x 100
2432,2
QTOT
= 0,0004
RT% = 1261,5x 100 2432,2
Setelah didapatkan ketiga nilai diatas, maka didapat nilai dari faktor penyesuaian tipe
RT% = 51,86 Maka nilai FRT :
lingkungan jalan, hambatan samping dan
FRT
= 1,09 – 0.0092 x RT%
rasio kendaraan tak bermotor ( Frsu ) di
FRT
= 1.09 - (0,0092 x 51,86)
Simpang Tiga Taman Melati adalah 0,94.
FRT
= 0.61
FLT = Faktor Penyesuaian Belok Kiri
FMI = Faktor Penyesuaian Rasio Arus
Tentukan terlebih dahulu nilai LT% yaitu
Jalan Simpang
jumlah kendaraan yang belok kiri dalam
Tentukan terlebih dahulu tipe simpang, dan
%, dimana nilai QLT adalah 1170,6.
rasio arus jalan simpang ( PMI ) yaitu :
Kemudian nilai tersebut dimasukkan pada
Nilai PMI
rumusan sebagai berikut :
PMI
= QMI
LT% = QLT x 100
QTOT
QTOT
PMI
= 1750,8
LT% = (325,3 + 552,8 + 292,5) x 100
2432,2
2432,2
PMI
= 0,72
LT% = 48,13 Maka nilai FLT :
Maka nilai FMI :
FLT
= 0.84 + 0,0161 x LT%
FMI
= -0,59 x PMI2 + 0,595 x PMI + 0,74
FLT
= 0.84 + ( 0,0161 x 48,13 )
FMI
= -0,59 x 0,722 + 0,595 x 0,72 + 0,74
FLT
= 1,61
FMI
= 0.858
FRT = Faktor Penyesuaian Belok Kanan
Setelah didapatkan nilai dari masing-masing
persimpangan tersebut. Kemudian dilakukan
notasi, maka nilai kapasitas untuk Simpang
analisis
Tiga Taman Melati adalah :
berikut:
terhadap
data
tersebut
sebagai
DS = QTOT C = Co*FW*FM*FCS*FRSU*FLT*FRT*FMI
C
C = 2700 x 0,81 x 1 x 0,94 x 0,94 x 1,61 x
DS = 2432,2
0,61 x 0,858
1628,35
C = 1628,35 smp/jam
DS = 1,4
2. Perhitungan Derajat kejenuhan
3. Tundaan
Derajat kejenuhan didefinisikan sebagai arus maksimum
yang
dapat
melewati
garis
berhenti pada suatu lengan pada kecepatan rendah periode waktu nyala hijau yang continue dari satu antrian yang tidak terputus, dinyatakan dalam kendaraan per jam waktu hijau.
Tundaan
terhadap
dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Tundaan total ( D ) D = 2 + 8,7078 . DS D = 2 + 8,7078 . 1,4 D = 14,19 dt / smp
Secara idealnya pengukuran jenuh lebih baik dilakukan di lapangan, tetapi pengukuran arus
Tundaan pada jalan minor ( DMA) DMA =
jenuh dengan sistemasi diperlukan ketika akan dilakukan pemasangan lampu lalu lintas
modifikasi penyalaan lampu lalu lintas yang telah ada berkenan perubahan geometrik persimpangan, alokasi lajur, dan susunan fase. Dimana untuk nilai derajat kejenuhan yang diizinkan MKJI (1997) adalah antara 0,8 –
1 ( 0,346 – 0,246. DS )
DMA =
pada suatu persimpangan, maupun untuk
1 ( 0,346 – 0,246 x 1,4 )
DMA = 21,7 dt / smp Tundaan pada jalan mayor ( DMI) DMI =
( QTOT x D – QMA x DMA ) ( QMI det / smp )
DMI =
( 2432,2 x 14,19 – 681,4 x 1 ) ( 1750,8 det / smp )
0,9. Tingkat derajat kejenuhan dapat ditentukan setelah dilakukan pengambilan data volume lalu
persimpangan
lintas
dan
data
geometrik
dari
DMI =
11,27 det / smp
4. Peluang Antrian
Untuk mencari nilai peluang antrian (QP % ) dapat dihitung dengan menggunakan rumus
waktu pagi dan siang hari yaitu 82,26% 270,1%. Maka
sebagai berikut, yaitu :
dari
itu
penanggulangan 2
perlu dengan
QP atas = 47,7 x DS + 24,68 x DS + 56,47 x
penanggulangan.
DS3
Alternatif Penanggulangan
dilakukan alternatif
Untuk lebih bisa mengoptimalkan kinerja dari QP atas = 47,7 x 1,4 + 24,68 x 1,42 + 56,47 x 1,43 QP atas = 66,78 + 48,37 + 154,95
Simpang Tiga Taman Melati, sebaiknya pada jam-jam sibuk semua kendaraan di haruskan untuk belok kiri dan dilarang untuk belok kanan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi
QP atas = 270,1 %
terjadi nya konflik kendaraan yaitu bertemu nya kendaraan yang belok kanan dari lengan
QP bawah = 9,02 x DS + 20,85 x DS2 + 10,85
yang satu dengan kendaraan yang belok kiri dari lengan yang satu nya lagi, sehingga
x DS3
dengan kurang nya konflik kendaraan maka
QP bawah = 9,02 x 1,4 + 20,85 x 1,42 + 10,48
peluang antrian dan kemacetan akan semakin
x 1,43
kecil. Pada alternatif ini terjadi perubahan pada nilai
QP bawah = 12,63 + 40,87 + 28,76 QPbawah = 82,26 %
FLT dan FRT karena semua kendaraan belok kiri dan tidak diperbolehkan untuk belok kanan.
Pembahasan
FLT = Faktor Penyesuaian Belok Kiri
Dari hasil perhitungan terhadap kinerja
Jumlah kendaraan pada persimpangan ini
Simpang Tiga Taman Melati diatas ternyata
setelah semua kendaraan belok kiri adalah
lebih berpeluang terjadi kemacetan dengan
2432,2 smp/jam.
arus lalu lintas sebesar 2432,2 smp/jam
Kemudian nilai tersebut dimasukkan pada
dengan kapasitas persimpangan yaitu 1628,35
rumusan sebagai berikut :
smp/jam. Untuk derajat kejenuhan diperoleh
LT% = QLT x 100
1,4 yang sudah melewati batas persyaratan
QTOT
yang telah ditentukan yaitu > 0.90 dan
LT% = (2432,2) x 100
peluang antrian yang lebih besar dari pada
2432,2
LT% = 100,00
DS = QSMP
Maka nilai FLT :
C
FLT
= 0.84 + 0,0161 x LT%
DS = 2432,2
FLT
= 0.84 + ( 0,0161 x 100,00 )
FLT
= 2,45
4427,76 DS = 0,55
FRT = Faktor Penyesuaian Belok Kanan Karena semua kendaraan diharuskan untuk belok
kiri
semuanya,
maka
Tundaan Tundaan total ( D )
jumlah
D = 2 + 8,7078 . DS
kendaraan yang belok kanan adalah 0
D = 2 + 8,7078 . 0,55
smp/jam.
D = 6,35 dt / smp
Kemudian nilai tersebut dimasukkan pada
Tundaan pada jalan minor
rumusan sebagai berikut :
DMA =
RT% = QRT x 100
1 ( 0,346 – 0,246. DS )
QTOT RT% =
0
x 100
DMA =
2432,2
1 ( 0,346 – 0,246 x 0,55 )
RT% = 0,00
DMA = 4,75 dt / smp Tundaan pada jalan mayor ( DMI)
Maka nilai FRT : FRT
= 1,09 – 0.0092 x RT%
FRT
= 1.09 - (0,0092 x 0,00)
FRT
= 1,09
DMI =
( QTOT x D – QMA x DMA ) ( QMI det / smp )
DMI = ( 2432,2 x 6,35 – 681,4 x 4,75 ) ( 1750,8 det / smp )
Maka nilai kapasitas untuk Simpang Tiga Taman
Melati
setelah
menjadikan
DMI =
6,97 det / smp
arus
menjadi satu arah adalah :
C = Co*FW*FM*FCS*FRSU*FLT*FRT*FMI
QP atas = 47,7 x DS + 24,68 x DS2 + 56,47 x
C = 2700 x 0,81 x 1 x 0,94 x 0,94 x 2,45 x
DS3
1,09 x 0,858
QP atas = 47,7 x 0,55 + 24,68 x 0,552 + 56,47
C = 4427,76 smp/jam
x 0,553
Peluang Antrian
QP atas = 26,23 + 7,47 + 9,39 Perhitungan Derajat kejenuhan
QP atas = 43,09 %
simpang tiga Taman Melati adalah QP bawah = 9,02 x DS + 20,85 x DS2 + 10,85 3
x DS
pengaruh 2
QP bawah = 9,02 x 0,55 + 20,85 x 0,55 +
dari
hambatan
samping
untuk persimpangan Taman Melati
3
10,85 x 0,55
masih belum berpengaruh.
QP bawah = 4,96 + 6,31 + 1,81 QP atas
kriteria sedang. Hal ini berarti bahwa
2. Nilai Kapasitas (C) di persimpangan
= 13,08 %
simpang tiga Taman Melati pada perhitungan ini yang terkecil adalah
Dari hasil perhitungan didapatkan kapasitas
1308,46
persimpangan
dengan
derajat kejenuhan adalah sebesar 1,2.
sudah
Nilai ini sudah melewati batas nilai
memenuhi persyaratan DS < 0.8 (0,55 < 0,8)
yang diizinkan MKJI yaitu sebesar 0,8
dengan peluang antrian 13,08 % - 43,09 %.
– 0,9 (1,2 > 0,9). Hal ini disimpulkan
Dari hasil tersebut alternatif penanggulangan
bahwa arus lalu lintas jenuh.
derajat
4427,76
kejenuhan
smp/jam
0,55
dimana
smp/jam,
sehingga
nilai
kemacetan dengan menjadikan arus menjadi
3. Nilai peluang antrian pada perhitungan
satu arus yaitu semua kendaraan di haruskan
ini yang terbesar berkisar antara 82,26
untuk belok kiri dan dilarang untuk belok
% - 270,1 % dengan tundaan total rata
kanan pada Simpang Tiga Taman Melati,
– rata adalah 14,19 dt/smp. Hal ini
dapat
pada
disimpulkan bahwa peluang antrian
memperbaiki
pada persimpangan ini sangat besar,
mengurangi
persimpangan kinerja
tersebut
dari
mendapatkan
kemacetan dan
persimpangan. nilai
tingkat
Untuk
sehingga
bisa
kinerja
kemacetan.
menyebabkan
persimpangan yang lebih baik lagi. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum Direktorat KESIMPULAN
Bina Marga (1997). Manual Kapasitas Jalan
Dari analisa perhitungan yang telah dilakukan
Indonesia (MKJI). Jakarta: PT. Bina Karya.
terhadap Kajian Kinerja Persimpang Tidak Bersinyal Simpang Tiga Taman Melati ini dapat diambil beberapa kesimpulan:
Sukirman,
Silvia
Perencanaan Bandung: Nova.
1. Dari hasil data lingkungan bahwa faktor dari hambatan samping untuk
(1994).
Geometrik
Dasar-dasar Jalan
Raya.
Oglesby, Clarkson H (1995). Teknik Jalan Raya Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga. Hobbs, F.D (1995). Perencanaan dan Teknik Lalu
Lintas
edisi
kedua. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Aqsha, Rizky Mufty (2009). Kajian Kinerja Persimpangan
Tidak
Bersignal
Persimpangan
Jalan
Soekarno
Pada Hatta-
Jenderal Sudirman-Jalan Cut Nyak Dien. Medan: Universitas Sumatera Barat. Anisa
(2009).
Analisis
Tingkat
Kinerja
Persimpangan Bersinyal Jl. Khatib Sulaiman – Jl. Rasuna Said – Jl. Raden Saleh – Jl. K.H. Ahmad Dahlan. Padang: Universitas Bung Hatta.