Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan PRPN - BA TAN, 14 November 2013
Perangkat Nuklir
KAJIAN KESELAMA TAN RADIASI DALAM PERANCANGAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI Kristiyanti,
Budi Santoso, Rahmat, dan M. Subhan
PRPN - BAT AN , Kawasan Puspiptek, Gedung 71, Tangerang
Selatan, 15310
ABSTRAK KAJIAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PERANCANGAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI. Telah dilakukan kajian tentang keselamatan radiasi dalam perancangan pesawat sinar-X mamografi. Pengkajian keselamatan perancangan mengacu pada pesawat sinar-X mamografi model XM-30 buatan Cina, inovasi dilakukan untuk mempermudah pengoperasian dan penyempurnaan dan juga disesuaikan dengan ketentuan keselamatan dari Peraturan Ka. BAPETEN No 11 Tahun 2011 tentang Keselamatan Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik Dan Intervensional dan juga mengacu pada Safety Code 33 - Radiation Protection in Mammography. Dari hasil kajian didapatkan perancangan pesawat sinar-X mamografi yang sedang dirancang sudah memenuhi keselamatan radiasi sesuai dengan ketentuan keselamatan. Kata kunci : keselamatan radiasi, sinar-X mamografi
ABSTRACT STUDY ON RADIATION SAFETY IN DESIGN OF X-RAY MAMMOGRAPHY. Have done studies on radiation safety in the design of X-ray mammography. Assessment of safety design refers to X-ray mammography XM-30 models made in China, innovation is done to simplify the operation and improvement and also comply with the provisions of Rule Ka safety. BAPETEN No. 11 of 2011 on Radiation Safety in the Use of Aircraft XRay Diagnostic And Interventional Radiology, and also refers to the Safety Code 33 Radiation Protection in Mammography. From the results of the study obtained X-ray mammography is being designed already meet radiation safety in accordance with the safety regulations Keywords: radiation safety, X-ray mammography
1. PENDAHULUAN Penggunaan Hal
yang
pesawat sinar-X mamografi telah banyak digunakan di Rumah Sakit.
harus
penggunaannya.
mendapatkan
Diharapkan
perhatian
adalah
dengan menggunakan
keselamatan
radiasi
dalam
peralatan terse but akan diperoleh
informasi klinis yang diinginkan dengan paparan radiasi yang minimum. Mamografi adalah tindakan
memeriksa
payudara
dengan
bantuan
sinar-X
dalam
dosis
rendah
untuk
- 180 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan PRPN - BA TAN, 14 November 2013
Perangkat Nuklir
mengambil citra atau screening payudara. Hasil pen citra an terse but disimpan dalam film sinar-X
atau langsung
dalam
bentuk citra digital dalam komputer.
Dokter atau ahli
radiologi kemudian memeriksa citra yang dihasilkan tadi untuk mengecek apakah terdapat benjolan atau kelainan pada payudara, dengan tujuan untuk deteksi dini kanker payudara. Diharapkan
jika
ada
kelainan
maka
bisa segera
dilakukan
pengobatan,
sehingga
kemungkinan pengobatan yang efektif dan sembuh lebih besar. Sedang dilakukan bertujuan
untuk
sehingga
bisa
perancangan
mengembangkan menghasilkan
pesawat sinar-X mamografi
kemampuan
perangkat
sumber
pesawat
daya
sinar-X
di PRPN [1] yang
manusia
dalam
mamografi
sendiri.
negeri Hasil
rancangan diharapkan bisa memenuhi ketentuan keselamatan radiasi dalam penggunaan pesawat sinar-X.
2. TEORI 2.1. KETENTUAN KESELAMATAN
RADIASI PESAWAT SINAR-X DIINDONESIA.
Di Indonesia ketentuan
radiasi dalam penggunaan
keselamatan
pesawat sinar-X
mamografi tidak dibuat secara tersendiri tetapi menyatu dengan keselamatan
radiasi
dalam
sesuai
penggunaan
dengan
ketentuan
pesawat
sinar-X
dari Peraturan
radiologi
Kepala.
diagnostik
BAPETEN
dan intervensional
No 11 Tahun
mengacu dari Safety Reports Series NO.39 - Applying Radiation
2011 [2] yang
Safety Standards in
Diagnostic Radiology and Interventional Procedures Using X Rays. [3] Adapun ketentuan yang dimaksud dengan persyaratan keselamatan radiasi yaitu : 1. Persyaratan
manajemen
meliputi
penanggung
jawab
keselamatan
radiasi,
personil dan pelatihan proteksi radiasi. 2.
Persyaratan proteksi radiasi diterapkan pad a tahap perencanaan pesawat sinarX mamografi yaitu meliputi, justifikasi penggunaan pesawat sinar-X mamografi,
~
limitasi
dosis
Justifikasi
penerapan
penggunaan
pertimbangan bahaya
dan
pesawat
proteksi
sinar-X
dan
mamografi
keselamatan
radiasi.
harus didasarkan
pada
bahwa manfaat yang diperoleh jauh lebih besar dari pada resiko
radiasi.
Penerapan
optimasi
Limitasi
dosis
mengacu
optimasi dan keselamatan
pad a Nilai
Batas
Dosis
radiasi harus diupayakan
(NBD).
agar pasien
menerima dosis radiasi serendah mungkin. 3. Persyaratan
teknis
meliputi
pesawat
sinar-X
mamografi
dan
peralatan
penunjang.
- 181 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan PRPN - SA TAN, 14 November 2013
Perangkat Nuklir
4. Verifikasi keselamatan.
Pesawat harus memenuhi ketentuan Standar Nasional
Indonesia (SNI) atau standar lain yang bertelusur yang diterbitkan Pesawat sinar-X mamografi terdiri dari: • T abung • Pembangkit tegangan • Panel kontrol • Perangkat lunak Perangkat penunjang terdiri atas komponen: • Tiang penyangga • Kolimator • Instrumentasi tegangan • Tabir Verifikasi keselamatan, meliputi: • Pemantauan paparan radiasi • Uji kesesuaian pesawat sinar-X • Identifikasi terjadinya papa ran potensial
2.2.
PERSYARATAN Semua
persyaratan
SPESIFIKASI
Pesawat
sinar-X
mamografi
yang
dioperasikan
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
aspek prosedur pencitraan
yang digunakan,
penggunaan
harus
memenuhi
yang berlaku. Oitinjau dari pesawat sinar-X mamografi
dapat dibedakan menjadi : • Pesawat sinar-X Mammography Film Screen, • Pesawat sinar-X Xeromammography. Oalam perancangan Detector,
di sini digunakan pesawat sinar-X Mammography
yang menggantikan
fungsi film screen dengan
flat panel
Flat Panel
detector.
Sesuai
dengan Ketentuan Keselamatan - Proteksi Radiasi dalam Mamografi (Safety Code 33 Radiation Protection in Mammography)
[4], pesawat sinar-X mamografi harus memenuhi
Persyaratan Spesifikasi meliputi: 1. Persyaratan Umum, 2. Persyaratan Khusus. 2.2.1. Persyaratan Umum Pesawat Sinar-X Mamografi, meliputi:
- 182 -
Prosiding Perlemuan IImiah Perekayasaan PRPN - BA TAN. 14 November 2013
Perangkat Nuklir
1. Tanda-tanda Peringatan (Warning Signs) Panel kendali pesawat sinar-X harus memuat suatu tanda peringatan yang sangat jelas
dan permanen
bahwa
radiasi sinar-X
yang dipancarkan
berbahaya
ketika
pesawat sinar-X beroperasi dan melarang orang yang tidak punya hak menggunakan. Semua indikator kendali,
parameter,
cahaya dan indikator
lain yang berhubungan
dengan operasi harus secara jelas dapat dibaca, dilihat dan dilabel atau ditandai sesuai dengan fungsinya. 2. Cahaya Indikator (Indicator Lights) Indikator
harus secara jelas
nampak,
memisahkan
indikator-indikator
pada panel
kendali yang menunjukkan: ketika panel kendali diberi energi dan pesawat siap memproduksi sinar-X, dan ketika sinar-X sedang diproduksi. 3. Kendali Penyinaran (Irradiation Contro0 Tombol
penyinaran
menghentikan
harus
ada
atau
peralatan
lain yang
membangkitkan
produksi sinar-X. Tombol penyinaran harus mensyaratkan
dan
penekanan
yang kontinyu oleh radiografer untuk menghasilkan sinar-X. 4.
Penyetelan Waktu (Timer) Suatu
penyetelan
waktu
otomatis.
Peralatan
sehingga
tidak
harus
penyetelan
memungkinkan
disediakan
untuk
mengakhiri
penyinaran
waktu harus didisain dan dikonstruksi suplai energi ke tabung
sinar-X
tanpa
secara
sedemikian mengeset
kembali secara otomatis 5. Perisai Tabung Sinar-X (X-ray Tube Shielding) Tabung sinar-X harus diselubungi dalam suatu wadah yang berperisai. Perisai wadah harus sedemikian, sehingga kebocoran radiasi tidak boleh melampaui 17,5 IJGy (2 mR) per jam pad a 5 cm dari setiap titik pad a permukaan bagian luar tabung. 6. Peralatan Yang Membatasi Serkas (Beam Limiting Devices) Peralatan
yang
memberikan membatasi
mampu
atenuasi
membatasi
yang
sama
berkas
radiasi
dari wadah
harus
tabung
berkas tersebut harus didisain sedemikian
disediakan
sinar-X.
dan harus
Peralatan
yang
rupa untuk setiap focal spot
dengan jarak penerima citra. Serkas radiasi tidak dapat melampaui bagian ujung dari penerima
citra kecuali
pada ujung yang berbatasan
dengan
chest wall dengan
ketentuan lapangan sinar-X harus tidak melampaui bagian ujung lebih dari 2 % dari jarak focal spot dengan penerima citra. Alat lokalisasi cahaya dimaksudkan membingkai
luasan
sinar-X
yang
dicakup.
Kesalahan
penseJaJaran,
perencanaan
penerima citra dari luasan cahaya yang berhubungan
untuk dalam
dengan luasan
- 183 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan PRPN - BA TAN, 14 November 2013
Perangkat Nuklir
sinar-X, meliputi panjang dan lebar harus tidak melampaui 2 % dari jarak penerima citra ke sumber (source to image distance - SID). 7. Perisai Penunjang Penerima Citra (Image Receptor Support Shielding) Penunjang penerima citra harus mentransmisikan penyinaran
pada
semua
faktor
pemuatan
kurang dari 0,87 IJGy (0,1 mR) per
pengoperasian
pad a jarak
minimum
penerima citra ke sumber. 8. Peralatan Kompresi Payudara (Breast Compression Device) Suatu
peralatan
disediakan sehingga
yang
dapat
pad a pesawat menghasilkan
mempertahankan
sinar-X
mamografi.
keseragaman
kompressi Peralatan
dan kompresi
payudara ini harus
yang konstan
film
harus
dapat
diatur
dari payudara
selama berlangsung pemeriksaan mamografi. Atenuasi dari kerataan kompresi berkas sinar-X harus kurang dari kesetaraan 2,5 mm polymethylmethacrylate
(PMMA).
9. Penghalang Protektif (Protective Barrier) Suatu
penghalang
radiasi
yang
protektif
harus diberikan.
membolehkan radiografer untuk mengobservasi
Penghalang
ini harus
pasien selama pelaksanaan prosedur
mamografi dan menghasilkan atenuasi sam a dengan atau lebih besar dari kesetaraan 0,25 mm Pb pada 50 kVp. Penghalang tersebut paling kurang dengan ukuran lebar 0, 6 m dan tinggi 1,85 m yang berada 0,15 m di atas lantai. 10. Stablitas Mekanik (Mechanical Stability) Dudukan tabung sinar- X harus benar-benar terpasang dengan tetap dan tepat yang dapat
disejajarkan
posisinya
dengan
wadah
tabung.
sesuai yang dipersyaratkan
operasi dan harus diseimbangkan
tanpa
Wadah
tabung
penyimpangan
sinar-X
harus terjaga
atau getaran
agar dapat memberikan pengoperasian
selama
yang lancar
(smooth) atau mantap.
2.2.2. Persyaratan Khusus Pesawat Sinar-X Mamografi Film Screen, sebagai berikut 1. Bahan Target (Target Material) Target tabung sinar-X terbuat dari Molybdenum (Mo) atau campuran Molybdenum Tungsten (Mo - W) harus digunakan untuk pesawat sinar-X mamografi film screen. Penggantian
bahan target boleh saja apabila digunakan dengan penggantian
filter, asalkan bahan target tersebut dapat menghasilkan yang dapat dipertimbangkan
kesetaraan
bahan
kualitas citra
atau dosis terhadap payudara berkurang.
- 184 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan PRPN - BA TAN, 14 November 2013
Perangkat Nuklir
2. Ukuran Focal Spot (Focal Spot Size) Focal spot harus cukup kecil sehingga tidak menghasilkan yang
terlalu
besar.
menggunakan
Focal
slit kamera.
spot
harus
diukur
ketidaktajaman
dengan
Metode lain dapat dilakukan
metode
geometrik
pinhole,
yaitu:
untuk menentukan
ukuran
nominal focal spot. Untuk pesawat sinar-X mamografi film screen, ukuran nominal focal spot sebagai berikut: • Setara dengan atau kurang dari 0,40 mm untuk teknik kontak atau grid pada SID 65 cm; • Setara dengan atau kurang dari 0,30 mm untuk teknik kontak atau grid pada SID 50 cm; • Setara dengan atau kurang dari 0,15 mm untuk 1,5 kali magnifikasi; dan • Setara dengan atau kurang dari 0,10 mm untuk 2,0 kali magnifikasi. 3. Filtrasi Berkas Sinar-X (X-ray Beam Filtration) Filter permanen
sekitar 0,025 - 0,030 mm Mo harus dipasang
Untuk magnifikasi,
suatu target (bahan W) microfocal
secara permanen.
spot tabung
sinar-X dapat
digunakan dan tabung ini harus mempunyai total filtrasi paling kurang setara 0,5 mm AI.
Penggantian
kesetaraan
bahan
filter
boleh
saja
asalkan
kualitas citra yang dapat diseimbangkan
filter
tersebut
menghasilkan
atau dosis terhadap payudara
berkurang. 4.
Kualitas Berkas Radiasi (Radiation Beam Quality) Memastikan atenuasi
bahwa
sedemikian
filter
mengabsorbsi
sehingga
radiasi
yang
memberikan
Half Value Layer (HVL) pertama
kurang atau lebih besar dari nilai-nilai yang ditunjukkan
suatu tingkat aluminium
tidak
pada Tabel 1 untuk suatu
tegangan tabung yang dipilih. Untuk tegangan tabung sinar-X lain, HVL dari berkas radiasi harus dihitung dengan interpolasi linier dari Tabel tersebut. Pengukuran HVL harus
mencakup
atenuasi
peralatan
kompresi
payudara
jika
peralatan
tersebut
dengan ketebalan yang seragam dan tanpa lobang. Tabel 1 HVL yang dapat diterima untuk target tabung Mo atau campuran W - Mo. HVL - Pertama 0,24 0,30 0,35 0,28 -- 0,38 0,34 0,40 0,45 0,36 Tegangan tabung(minimum sinar-X0, -26maksimum/mm AI) (kV) 26 30 35 28
24
- 185 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan PRPN - BA TAN, 14 November 2013
Perangkat Nuklir
5. Tegangan Tabung Sinar-X (X- ray Tube Voltage) Tegangan tabung sinar-X harus dapat diatur dalam kenaikan 2 kVp. Tegangan tabung sinar-X
paling
rendah
yang
dapat
dipilih
harus
setara
atau
kurang
dari
40
kVp.Tegangan tabung puncak sinar-X harus sesuai dengan 5 % dari nilai yang dipilih atau ditunjukkan. Reproduksibilitas tegangan tabung sinar-X harus 2 %. 6. Luaran Radiasi Tabung Sinar-X (X-ray Tube Radiation Output) Luaran radiasi tabung sinar-X harus menjadi cukup tinggi untuk memperkecil
waktu
penyinaran
dengan
setiap
kombinasi
parameter
pengukuran
meniadakan
gerakan
artifak
muatan pengoperasian,
yang
nampak.
Untuk
koefisien variasi dari setiap sepuluh
paparan radiasi yang berurutan, diambil pada jarak sumber ke detektor
dengan suatu periode waktu satu jam adalah tidak lebih besar dari 0,05, dan setiap dari sepuluh pengukuran
paparan radiasi adalah 15 % dari nilai rata dari sepuluh
pengukuran. 7. Kendali Paparan Otomatis (Automatic Exposure Control-AEC) Suatu sistem AEC harus disediakan. Sistem harus dapat menjamin nilai netto densitas film ± 0,15 OD (Optical Density) satuan-satuan dengan range dari 1,0 -1,5
O.D untuk
suatu film dengan derajat rata-rata 3,0 OD untuk rentang ketebalan payudara yang diperiksa, dan untuk semua jenis teknis (non-grid, grid dan magnifikasi)
dan faktor-
faktor muatan yang digunakan oleh fasilitas. Tambahan, suatu kendali densitas film untuk AEC harus disediakan dengan setiap tambahan peningkatan atau pengurangan dosis kaset screen-film
sekitar 20%. Apabila kendali penyinaran
manual digunakan,
interval kendali yang dapat dipilih (waktu atau mAs) harus sekecil mungkin yang memperbolehkan
kenaikan lebih kecil 25 %.
8. Meja Penunjang Payudara (Breast Support Table) Attenuasi dari meja penunjang payudara harus tidak melampaui
setara 0,3 mm AI
pada 30 kVp.
3. TAT A KERJA I METODE Kajian dilakukan dengan cara mengumpulkan perangkat perancangan
sinar-X
mamografi
dengan
mengacu
Perhitungan dalam perancangan
dan
standar yang berhubungan
mempelajarinya,
perangkat
sinar-X
kemudian mamografi
dengan
diterapkan yang
pada
sudah
ada.
dilakukan kembali dengan dilakukan inovasi, sehingga
- 1 86 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan PRPN- BATAN, 14 November 2013
diharapkan
akan didapatkan
Perangkat Nuklir
hasil rancangan
pesawat sinar-X mamografi
yang lebih
sempurna.
4.
HASIL DAN PEMBAHASAN Keselamatan
radiasi
dalam
perancangan
pesawat
sinar-X
mamografi
telah
dilakukan. Dalam perancangan dipilih pesawat sinar-X film screen seperti pad a Gambar 1. Hasil rancangan peringatan,
untuk persyaratan
cahaya indikator,
keselamatan
kendali penyinaran,
secara umum yaitu: tanda-tanda
penyetelan
waktu sudah terpasang.
Perisai tabung sinar-X sudah menyatu dengan peralatan yang membatasi berkas sinar-X. Sedangkan perisai penunjang citra, perhitungan belum dilakukan, standar yang diinginkan 0,87 uGy. Peralatan kompresi payudara dalam perancangan (Polymethylmethacrylate)
yaitu
bahan
yang
mempunyai
digunakan
karakteristik
bahan PMMA sama
dengan
payudara, sehingga sudah sesuai dengan standar. Penghalang protektif untuk operator menghasilkan
atenuasi
setara
atau lebih
besar
Penghalang tersebut paling kurang mempunyai
dari 0,25
mm
Pb pad a 50 kVp.
ukuran lebar 0,6 m dan tinggi 1,85 m
yang berada 0,15 m di atas lantai.
Tiang
Wadah Tabung Sinar-X Penekan Penunjang Penerima Motor Penggerak Vertikal Base
Gambar. 1 Pesawat Sinar-X Mammografi
Dalam perancangan
digunakan
kaca timbal ketebalan
7 mm untuk bagian atas
sehingga operator masih bisa memonitor pasien waktu penyinaran dan pelat Pb dengan ketebalan
pelat
Pb 1 mm
untuk
bagian
bawah,
yaitu
sesuai
dengan
ketentuan
- 187 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan PRPN- BATAN, 14 November 2013
Perangkat Nuk/ir
keselamatan dari BAPETEN. Untuk stabilitas mekanik berdasarkan dari hasil perhitungan mekanik sudah sesuai dengan persyaratan yaitu terpasang tetap. Persyaratan khusus hasil peraneangan,
bahan target digunakan
Mo sudah sesuai
dengan persyaratan, ukuran focal spot 1 mm. Filtrasi berkas sinar-X digunakan bahan AI dengan ketebalan 0,5 mm untuk menghasilkan
kualitas berkas sinar-X sesuai standar.
Kendali paparan otomatis tidak digunakan karena dalam peraneangan
dosis yang akan
diberikan dihitung seeara manual. Penunjang payudara dalam standar digunakan 0,3 mm AI pad a 30 kVp tapi dalam peraneangan digunakan aluminium foil yang ada di pasaran yang tebalnya setara 0,3 mm AI. Disamping perangkatnya
sendiri maka pereneanaan fasilitas pesawat sinar-X untuk
keselamatan juga harus terpenuhi. Ketentuan keselamatan untuk fasilitas terse but yaitu : 1. Pereneanaan
fasilitas harus memperhitungkan
beban kerja maksimum,
faktor guna
penahan radiasi dan faktor penempatan daerah sekitar fasilitas. 2. Harus mempertimbangkan
kemungkinan perubahan di masa mendatang dalam setiap
parameter yang meliputi penambahan tegangan tabung, beban kerja. 3. Fasilitas harus memenuhi persyaratan untuk : • Ukuran ruangan untuk perangkat sinar-X mamografi yaitu : 3 x 3 x 2,8 m • Jika ruangan memiliki jendela, maka jendela ruangan terletak pada ketinggian 2 m dari lantai. • Dinding ruangan jika terbuat dari bata merah ketebalan minimal 25 em atau beton dengan densitas 2,2
gr/em3
ketebalan 20 em atau setara dengan 2 mm Pb.
4. Tanda radiasi atau poster peringatan bahaya radiasi perlu juga dipasang [2] Tanda Radiasi yang digunakan adalah sebagaimana pada Gambar 2.
Gambar 2. Tanda Radiasi [2]
- 1 88 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan PRPN- BATAN, 14 November 2013
Perangkat Nuklir
Tanda Radiasi harus dipasang pad a tabung pesawat sinar-X (tube head) dan panel kendali, dengan ketentuan : • Menempel secara permanen; • Memiliki 2 (dua) warna yang kontras; dan • Dapat dilihat dengan jelas dan teridentifikasi pada jarak 1 m (satu meter). Tanda Radiasi harus dipasang pada pintu ruangan Radioterapi, dengan ketentuan: • Menempel secara permanen; • Memiliki 2 (dua) warna yang kontras; • Dapat dilihat dengan jelas dan teridentifikasi pada jarak 1 m (satu meter); dan • Memuat tulisan "awas radiasi", atau "perhatian: awas radiasi", atau kalimat lain yang memiliki arti sama.
5. KESIMPULAN Keselamatan
radiasi
dalam
memenuhi ketentuan keselamatan Keselamatan
Proteksi
Radiasi
rancangan
pesawat
sinar-X
mamografi
sudah
sesuai Peraturan Kepala BAPETEN dan persyaratan
sudah
mengacu
pada Safety
Code
33 - Radiation
Protection in Mammography.
6. DAFT AR PUST AKA 1. BUDI
SANTOSO,
Kegiatan,
Perekayasaan
Pesawat
Sinar-X
Mamografi,
Proposal
Usulan
PRPN - BATAN, 2013.
2. ANONYMOUS,
Peraturan
Ka. BAPETEN No 8 Tahun 2011, tentang Keselamatan
Radiasi Dalam Penggunaan Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional. 3. IAEA,
"Applying
Interventional
Radiation
Procedures
Safety
Standards
in
Diagnostic
Radiology
and
Using X Rays" (Safety Report Series No. 39), VIENNA,
2006. 4. ANONYMOUS,
Safety Code 33 - Radiation Protection in Mammography,
Canada,
1995 "Safety Code 33, Radiation Protection in Mammography,
Recommended Safety
Procedures for the Use of Mammographic
Environmental
X-ray Equipment",
Health
Directorate (1995).
- 189 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan PRPN- BATAN, 14 November 2013
Perangkat Nuklir
TANYA JAWAB Pertanyaan: 1.
Apa yang dimaksud dengan kualitas berkas rfJdiasi? (Petrus Z.)
2.
Keselamatan
objek
(payudara)
dilindungi
oleh AI tipis.
Berapa
Ketebalan
yang
diijinkan? (Yan Bony M) 3.
Apakah ada pengaturan tingkat radiasi yang di sesuaikan dengan ukuran payudara? (Yan Bony M)
Jawaban: 1.
Kualitas berkas radiasi adalah luasan berkas dari penyinaran
yang diarahkan
ke
target. 2.
Ketebalan untuk filtrasi (± 0,3 mm AI) dan untuk kolimasi.
3.
Ada pengaturan
atau setting penyinaran
untuk ketebalan payudara yang berbeda-
beda setelah dilakukan penekanan atau kompresi (misalnya ukurannya 5 em, 4 em, dan 3 em)
- 190 -