Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
Kajian Humor pada Wacana Guyon dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember Tahun 2013 Oleh: Lutfiani Indah Permata Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
[email protected] Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) jenis humor pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember tahun 2013 dan (2) teknik penciptaan humor pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013. Selanjutnya, data penelitian ini adalah dialog yang mengandung humor pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013. Data dikumpulkan menggunakan teknik dasar dengan metode simak dan teknik lanjutan berupa teknik catat. Kemudian, data dianalisis menggunakan teknik content analysis atau analisis isi. Adapun pemaparan hasil analisis menggunakan teknik penyajian informal. Teknik penyajian informal tersebut digunakan untuk memaparkan jenis humor, dan teknik penciptaan humor pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013. Hasil penelitian ini adalah ditemukannya (1) enam jenis humor pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013, dan (2) dua teknik penciptaan humor humor pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013, yaitu a) teknik penciptaan humor ketaksaan terdapat enam belas indikator; dan b) teknik penciptaan humor aspek fonologis terdapat satu indikator. Enam jenis humor pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013 tersebut meliputi (a) humor seksual terdapat dua indikator, (b) humor pendidikan terdapat dua indikator, (c) humor keluarga terdapat dua indikator, (d) humor rumah tangga terdapat sepuluh indikator, (e) humor politik terdapat dua indikator, dan (f) humor etnis terdapat dua indikator. Kata kunci: humor, wacana guyon
Pendahuluan Humor membuat jiwa dan raga lebih segar, hal ini sesuai dengan pendapat Wijana (1995: 3) bahwa humor dapat menyalurkan ketegangan batin yang menyangkut ketimpangan norma masyarakat yang dapat dikendurkan melalui tawa. Adanya kebutuhan masyarakat untuk menikmati humor yang semakin meningkat setiap harinya menyebabkan berkembangnya humor di berbagai media. Humor sebenarnya bermaksud menyampaikan suatu sindiran atau kritikan terhadap suatu hal atau masalah tertentu, tetapi pembawaannya yang bersifat jenaka kritikan dalam humor menjadi tertutupi oleh guyonan yang diciptakan oleh pembuat humor. Saat ini, humor banyak diciptakan untuk mengkritisi masalah tertentu. Tidak mudah menciptakan humor yang berisi kritikan yang tidak menyinggung subjek yang akan Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
17
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
disinggung. Contohnya, dalam media cetak, kekreatifan menciptakan humor dapat diciptakan dalam bentuk wacana yang bervariasi. Humor dari media cetak dapat berupa cerita tertulis, kartun, karikatur, dan komik. Humor-humor tersebut dapat ditemukan dalam majalah yang menyediakan rubrik khusus wacana humor salah satu contoh majalahnya adalah majalah Djaka Lodang. Contoh humor dari rubrik khusus yang terdapat pada majalah Djaka Lodang yaitu wacana Guyon. Humor dalam wacana Guyon juga memiliki jenis-jenis humor yang berbeda di setiap edisi majalah Djaka Lodang. Selain jenis-jenis humornya yang berbeda, percakapannya terkadang mengacaukan asumsi-asumsi para pembaca sehingga pembaca wacana Guyon perlu memahami dan merasakan arti dari percakapan para tokohnya. Jika tidak memahami percakapannya pembaca tidak akan bisa menangkap maksud dari wacana tersebut. Percakapan-percakapan dalam wacana Guyon yang mengacaukan asumsi pembaca menyebabkan teknik penciptaan humornya menjadi menarik. Teknik penciptaan wacana Guyon di sini memanfaatkan aspek-aspek kebahasaan. Aspek-aspek kebahasaan yang dimaksudkan adalah permainan bahasa, dan permainan makna.
Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013. Selanjutnya, data penelitian ini adalah dialog yang mengandung humor pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013. Data dikumpulkan menggunakan teknik dasar dengan metode simak dan teknik lanjutan berupa teknik catat. Kemudian, data dianalisis menggunakan teknik content analysis atau analisis isi. Adapun pemaparan hasil analisis menggunakan teknik penyajian informal. Teknik penyajian informal tersebut digunakan untuk memaparkan jenis humor, dan teknik penciptaan humor pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
18
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
Hasil Penelitian 1. Jenis humor yang ditemukan pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013 ada enam jenis humor. Keenam jenis humor tersebut adalah sebagai berikut. a. Humor seksual adalah humor yang membahas tentang segala hal yang dianggap tabu dan merupakan konsumsi orang dewasa. Wanita
: “Mlaku-mlaku nyang Malioboro barangku ndang payu simbahe mara” ‘Jalan-jalan ke Malioboro barangku segera laku kakeknya datang’
Kakek
: “Jula-julimu sip nguri-uri budaya Jawa sing mbok sebut barang iku apa?!” ‘Pantunmu sip melestarikan budaya Jawa yang kamu sebut barang itu apa?!’
Wanita
: “Oh niku barang kula jos gandhos badhe ngersakke mbah? Mangga!!” ‘Oh itu barang saya jos gandhos mau mencoba kek? Silahkan!!’ (DL 15, 7/9/2013)
Penegasan jenis humor seksualnya terletak pada tuturan yang dicetak tebal. Tuturan tersebut mengacu kepada alat vital milik wanita tersebut yang kemudian ditawarkan kepada kakek. Kelucuan humor seksual ini terletak pada jawaban wanita yang menjelaskan kata barang disini. b. Humor Pendidikan adalah humor yang berisi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan sekolah, guru, murid, orang tua murid, dan mata pelajaran. Kakek : “Yen kowe bocah lantip dak takoni sapa penemune Amerika?!” ‘Jika kamu anak pintar coba saya tanya siapa penemu Amerika itu?!’ Cucu
: “Mboten onten Mbah?!” ‘Tidak ada kek!’
Kakek : “Wow durung pinter kowe nok penemune iku Columbus” ‘Wow belum pintar kamu nak penemunya itu Columbus’ Cucu : “Huh mbahe ngawure Puol Amerika durung tau ilang kok”
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
19
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
‘Huh kakek ini seenaknya saja Amerika belum pernah hilang kok’ (DL 03, 15/6/2013) Jenis humor pendidikannya terletak pada tuturan yang dicetak tebal. Tuturan tersebut juga sebagai penanda kelucuan humornya. Kelucuan humor terletak pada kata-kata “Amerika durung tau ilang kok”. Hal ini menjadi lucu karena tuturan tersebut menjelaskan bahwa si anak masih lugu terhadap kata penemu, terutama tentang penemu benua Amerika sehingga menimbulkan tuturan yang tidak sesuai dengan uraian pelaku kakek yang menjelaskan tentang Columbus si penemu benua Amerika. c. Humor Keluarga adalah humor yang berkaitan dengan hubungan sesama anggota keluarga. Bapak : “Bapak saiki isin lan bingung, wong kowe durung nikah kok wis meteng” ‘Bapak sekarang malu dan bingung, kamu belum nikah kok sudah hamil’ Anak : “Bapak rak sah bingung isin, wong aku sing nglakoni bae, santai!” ‘Bapak tidak usah bingung malu, aku yang melakukan saja, santai!’ (DL 20, 12/10/2013) Tuturan yang dicetak tebal mengungkapkan hubungan keluarga antara bapak yang mempunyai anak perempuan. Hal ini menunjukkan wacana tersebut bertopik keluarga. Penegasan humor dan kelucuan terdapat pada tuturan yang berbunyi “Bapak rak sah bingung isin, wong aku sing nglakoni bae, santai!”. Tuturan tersebut adalah jawaban yang menyimpang dari anak perempuan si bapak, tetapi disinilah letak kelucuannya. Hal ini menjadi lucu karena anak malah santai saja akan kehamilannya. d. Humor Rumah Tangga adalah humor yang berkaitan dengan ketidakharmonisan hubungan suami istri. “Kang, aku bali saka TKW, iki lho oleh-oleh saka kana! Bosku loman ngobral hadiah, antarane ing njero wetengku iki!” ‘Mas, saya pulang dari TKW, ini lho oleh-oleh dari sana! Bosku baik hati mengobral hadiah, diantaranya di dalam perutku ini’ (DL 07, 13/7/2013)
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
20
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
Tuturan yang dicetak tebal menunjukkan bahwa istri masih lugu dengan kebaikan majikannya sehingga timbul masalah rumah tangga. Masalah rumah tangga tersebut adalah istri menerima semua pemberian hadiah dari majikannya tanpa memikirkan akibatnya, sehingga dirinya menjadi hamil. Berdasarkan uraian tersebut bisa dikatakan bahwa wacana ini bertopik rumah tangga. Tuturan yang menunjukkan keluguan istri mengungkapkan humor dengan jenis humor rumah tangga. e. Humor politik adalah humor yang berkaitan dengan masalah politik. Pria
: “Parte saiki ombyokan ning ra ana sing nggenah, rak merjuangna wong miskin, kejaba nek ana parte baru, pasti dha royokan” ‘Partai sekarang ombyokan tapi tidak ada yang benar, tidak memperjuangkan orang miskin, kecuali ada partai baru pasti ikut rebutan’
Wanita : “Parte agamis, reformis, nasionalis, iku wis ana, njur parte apa?” ‘Partai agamis, reformis, nasionalis, itu sudah ada, terus partai apa?’ Pria
: “Parte kere mbokne, siip ta?” ‘Partai miskin mbokne siip kan?’ (DL 04, 22/6/2013) Tuturan suami yang dicetak tebal menegaskan kelucuannya karena
menjawab pertanyaan wanita dengan menyebutkan partai yang tidak ada pada umumnya yaitu partai kere. Wacana ini dikatakan mengandung jenis humor politik karena dari awal tuturan telah menegaskan situasi partai. Partai berkaitan dengan politik. f. Humor etnis adalah humor yang mengungkapkan tingkah laku, adat istiadat, cara berpikir, keanehan, atau bahasa kelompok etnis bangsa tertentu. Pemulung pria
: “Nurut silsilahe, kluargaku iki isih turune andana warih tetesing kusuma rembesing madu, mesthine aku isih trah” ‘Menurut silsilah, keluargaku ini masih keturunan andana warih tetesing kusuma rembesing madu, harusnya aku masih trah’
Pemulung wanita : “Trah kere rembesane udan...huh!”
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
21
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
‘Trah miskin rembesannya hujan..huh! (DL, 8/6/2013) Tuturan yang dicetak tebal sebagai pengungkap humor dan penanda kelucuan juga menegaskan bahwa wacana ini berjenis humor etnis. Topik ini mulai muncul pada tuturan awal seorang pemulung wanita yang menyebutkan peribahasa. 2. Teknik penciptaan humor (TPH) yang ditemukan pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013 ada dua teknik penciptaan humor. Kedua teknik penciptaan humor tersebut adalah sebagai berikut. a. Teknik Penciptaan Humor Ketaksaan yaitu Ketaksaan berasal dari kata taksa adalah mempunyai makna lebih dari satu macam (Kamus Bahasa Indonesia, 2008: 1598). Ketaksaan berkaitan dengan keambiguan (makna ganda) yang dimiliki oleh kata, frasa, atapun kalimat. Kakek
: “Meh bada ngene biasane kowe entuk THR saka perusahaan nggonmu makarya” ‘lebaran sudah dekat seperti ini biasanya biasanya kamu dapat THR dari perusahaan tempatmu bekerja’
Pemuda
: “Perusahaan nembe sepen damelan, gantosipun karyawan pikantuk Teh Roti (THR) ‘Perusahaan sedang sepi kerjaan, karyawan mendapat ganti Teh Roti (THR)’
Kakek
: “Luwih becik kuwi tinimbang dhuwit mung toknggo hura-hura (THR)” ‘Lebih baik itu daripada uang hanya kamu hambur-hamburkan’(DL 10, 3/8/2013). Percakapan di atas mengandung TPH ketaksaan. Ketaksaan yang
dimaksudkan di sini adalah ketaksaan leksikal. Ketaksaan leksikal tersebut memanfaatkan cara homofoni abreviasi. Kata penanda di sini ditunjukkan pada kata singkatan THR, menjadi beberapa model pengucapan.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
22
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
b. Teknik Penciptaan Humor Aspek Fonologis berkaitan dengan penyimpangan bunyi. Pria
: “Nang si Bodin kae saiki tumpakane subisi nyar gres japero” ‘Nak, si Bodin sekarang naiknya subisi baru gres japero’
Anak
: “Salah Lik! sing leres niku Mitsubishi Pajero” ‘Salah Om! Yang benar itu Mitsubishi Pajero’
Pria
: “Wis rak ngurus Pajero pa japero wong ya lambeku dhewe, terus meh dha ngapa” ‘Udah tidak mengurusi Pajero apa japero, ya mulutku sendiri kok, terus mau pada apa’ (DL, 23/11/2013). Percakapan di atas mengandung TPH aspek fonologis. TPH aspek
fonologis memanfaatkan permutasi bunyi. Aspek fonologis dengan permutasi bunyi ini terletak pada kata Pajero menjadi japero. Kata Pajero sebenarnya adalah merk mobil, tetapi disini pencipta humor sengaja memainkan kata dengan memanfaatkan permutasi bunyi.
Simpulan Berdasarkan hasil analisis data terdapat jenis-jenis humor dan teknik penciptaan humor. Jenis-jenis humor yang terdapat pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013 adalah humor seksual, humor pendidikan, humor keluarga, humor rumah tangga, humor politik, dan humor etnis. Jenis humor yang paling banyak ditemukan pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013 adalah jenis humor rumah tangga terdapat sepuluh indikator. Teknik penciptaan humor yang terdapat pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi Juni-Desember tahun 2013 adalah teknik penciptaan humor ketaksaan dan teknik penciptaan humor aspek fonologis. Teknik penciptaan humor yang paling banyak pada wacana Guyon dalam majalah Djaka Lodang edisi JuniDesember tahun 2013 adalah ketaksaan terdapat enam belas indikator.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
23
Vol. 05 / No. 04 / Agustus 2014
Daftar Pustaka Astuti, Wiwiek Dwi. 2006. Wacana Humor Tertulis: Kajian Tindak Tutur. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Herawati. 2007. Wacana Humor dalam Bahasa Jawa. Yogyakarta: Balai Bahasa Yogyakarta Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode & Aplikasi Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. :Tiara Wacana Sumarlam. 2010. Teori dan Praktik Analisis Wacana. Solo: Buku Katta Wijana, I Dewa Putu. 2004. Kartun: Studi Tentang Permainan Bahasa. Yogyakarta: Ombak
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
24