ISSN 2407-733X E-ISSN 2407-9200 pp. 15-28
Jurnal Teknik Sipil Unaya
KAJIAN HIDROLOGI DAN ANALISA KAPASITAS TAMPANG SUNGAI KRUENG LANGSA BERBASIS HEC-HMS DAN HEC-RAS Ichsan Syahputra1 1) Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Abulyatama Jl. Blang Bintang Lama Km 8,5 Lampoh Keude Aceh Besar, email:
[email protected] Abstract: Krueng Langsa is a river crossing Langsa City the position is in the middle of residential and potentially catastrophic spills seasonal flooding. Krueng Langsa River watershed has an area of 126 km2, with a rainfall of 2300 mm / year and includes areas with relatively high rainfall. In the upper part of the river flow characteristics along the hills, while the central part of the narrowing of the river in the extreme. Hydrologic simulation based on rainfall data using HEC-HMS software obtained flood discharge of 59.30 m³ / sec. Passing the analysis of flood discharge capacity obtained on existing cross-section of 60.07 m³ / sec which is almost close to the value of the existing flood discharge based on the model HEC-HMS. HEC-RAS analysis results with simulation input Q2 years, to 140 pieces of the cross section illustrates that almost all river basins experienced flooding conditions (overflow), and only a few parts that are not experiencing flooding conditions. This is because the flood water level exceeds the elevation of the bank. Scenario flood control is done by normalizing the river, which enlarge the dimensions of the existing river with a wide cross-section of the river on average 20 m to 60 m and planning at the river levee embankment crest elevation +2.00 m and surveillance (freeboard) 0.50 m of surface water flooding . At the mouth of the river, starting from the point STA.0 + 000 to STA.2+ 000 planned use of the river revetment rock pile (Dump Stone). Both scenarios flood control can be recommended to reduce the flooding that occurred in the Krueng Langsa river. Keywords : HEC-HMS, Passing Capacity, HEC-RAS, Normalisasi Sungai Abstrak: Sungai Krueng Langsa merupakan sungai melintasi Kota Langsa dimana posisinya berada di tengah-tengah pemukiman penduduk dan luapannya sangat berpotensi menimbulkan bencana banjir musiman. Sungai Krueng Langsa memiliki luas DAS 126 km2, dengan curah hujan 2300 mm/tahun dan termasuk daerah dengan curah hujan yang relatif tinggi. Pada bagian hulu alur sungai tersebut memiliki karakteristik yang menyusuri perbukitan, sedangkan bagian tengah terjadi penyempitan sungai secara ekstrim. Simulasi hidrologi berdasarkan data curah hujan dengan menggunakan software HEC-HMS didapatkan debit banjir sebesar 59.30 m³/detik. analisis Passing capacity didapatkan debit banjir pada penampang existing sebesar 60.07 m³/detik yang hampir mendekati nilai debit banjir existing berdasarkan model HECHMS. Hasil analisa HEC-RAS dengan simulasi input Q 2 tahun, terhadap 140 buah cross section memberikan gambaran bahwa hampir semua alur sungai mengalami kondisi banjir (luapan), dan hanya beberapa bagian saja yang tidak mengalami kondisi banjir. Hal ini disebabkan karena elevasi muka air banjir melebihi elevasi bank. Skenario pengendalian banjir dilakukan dengan cara normalisasi sungai, yaitu memperbesar dimensi penampang sungai existing dengan lebar dasar sungai rata-rata 20 m menjadi 60 m dan perencanaan tanggul sungai pada elevasi puncak tanggul +2.00 m dengan tinggi jagaan (freeboard) 0.50 m dari muka air banjir. Pada bagian muara sungai, yaitu mulai dari titik STA.0+000 sampai STA.2+000 direncanakan menggunakan revetment sungai dari tumpukan batu (Dump Stone). Kedua skenario pengendalian banjir tersebut dapat direkomendasikan untuk mereduksi banjir yang terjadi pada sungai Krueng Langsa. Kata Kunci : HEC-HMS, Passing Capacity, HEC-RAS, Normalisasi Sungai.
Volume 1, No. 1, Januari 2015
15
Jurnal Teknik Sipil Unaya Bencana banjir menjadi fenomena rutin di musim penghujan yang merebak di berbagai daerah aliran sungai (DAS) di sebagian besar wilayah Indonesia. Jumlah kejadian banjir dalam musim hujan selama beberapa tahun terakhir terus meningkat demikian juga
dengan jumlah korban
manusia dan kerugian harta benda termasuk sarana
dan
prasarana
umum/sosial,
transportasi dan pertanian/pengairan. Selain masalah curah hujan sebagai faktor penyebab,
Gambar 1. Peta Lokasi Kajian
timbulnya bencana juga tidak terlepas dari adanya kerusakan ekosistem lingkungan yang
Sungai Krueng Langsa memiliki luas
terjadi di daerah aliran sungai (DAS) dan
DAS ±126 km2 dengan curah hujan 2300
buruknya
air.
mm/tahun dan termasuk daerah dengan curah
lahan menyebabkan
hujan yang relatif tinggi. Alur sungai pada
meningkatnya koefisien aliran permukaan
bagian Hulu Krueng Langsa memiliki
semakin besar. Daerah hulu DAS akan
karakteristik menyusuri perbukitan yang
semakin
sempit,
pengelolaan
Adanya kerusakan
rentan
sumberdaya
terhadap
kekeringan,
pada
bagian
tengah
terjadi
sebaliknya daerah hilir justru rentan terhadap
penyempitan sungai dengan membentuk alur
banjir, seperti yang terjadi pada sungai
yang ekstrim. Pada bagian hilir ke arah muara
Krueng Langsa.
di kiri kanan sungai terdapat area tambak,
Sungai Krueng Langsa merupakan
sungai yang besar berkelok-kelok dan banyak
sungai yang berada di Kota Langsa dimana
terdapat
alur-alur
sungai
mati
serta
posisinya berada di tengah-tengah Kota
mengecilnya sungai muara di bagian hilir.
Langsa. Krueng Langsa terbentang dari Desa
Berdasarkan permasalahan yang terjadi
Pondok Kemuning, Desa Suka Rakyat, Desa
di atas, diperlukan analisa hidrologi untuk
Geudubang, Desa Seulalah, Desa pondok
kajian terhadap debit banjir eksisting yang
Pabrik, Desa Sidodadi, Desa Sidorejo, Desa
pernah terjadi di wilayah DAS tersebut serta
Meurandeh, Desa Baroh Langsa Lama dan
perlu dianalisa kapasitas penampang sungai
bermuara di Desa Alue Beurawe. Posisi
Krueng
sungai yang berada di tengah kota dan
mendapatkan alternatif pengendalian banjir
disamping pemukiman penduduk sangat
secara menyeluruh dan mereduksi muka air
berbahaya dan berpotensi sebagai sumber
banjir.
bencana berupa bencana banjir musiman.
Langsa
sebagai
upaya
untuk
Untuk menganalisis kondisi hidrologi dengan menggunakan perangkat lunak HEC-
16
Volume 1, No. 1, Januari 2015
Jurnal Teknik Sipil Unaya HMS,
sedangkan
menganalisis
waduk dapat merubah pola inflow-outflow
kehandalan kapasitas sungai terhadap debit
hidrograf. Perubahan outflow hidrograf di
banjir
hilir waduk biasanya menguntungkan tehadap
rencana
untuk
dilakukan
dengan
menggunakan perangkat lunak HEC-RAS.
pengendalian banjir yang lebih kecil dan adanya perlambatan banjir. Pengendalian
KAJIAN PUSTAKA
banjir dengan waduk biasanya hanya dapat
Normalisasi Alur Sungai dan Tanggul
dilakukan pada bagian hulu dan biasanya
Normalisasi sungai merupakan usaha untuk memperbesar kapasitas dari pengaliran
dikaitkan dengan pengembangan sumber daya air.
dari sungai itu sendiri. Penanganan banjir
Fungsi waduk untuk pengendali banjir
dengan cara ini dapat dilakukan pada hampir
agar mendapatkan manfaat yang lebih besar
seluruh sungai di bagian hilir. Faktor-faktor
harus didesain atau dilengkapi dengan pintu
yang perlu pada cara penanganan ini adalah
pengendali banjir, sehingga penurunan debit
penggunaan penampang ganda dengan debit
banjir di hilir waduk akan lebih besar atau
dominan
perubahan
untuk
penampang
bawah,
perencanaan alur yang stabil terhadap proses erosi dan sedimentasi dasar sungai maupun erosi tebing dan elevasi muka air banjir.
antara
inflow
dan
outflow
waduk
untuk
hidrograf yang besar. Alokasi
volume
pengendali banjir berbanding lurus dengan
Pembuatan Flood Way dimaksudkan
penurunan outflow hidrograf banjir di hilir
untuk mengurangi debit banjir pada alur
waduk atau dengan kata lain semakin besar
sungai lama dan mengalirkannya melalui
volume waduk maka semakin besar pula
flood way.
penurunan outflow hidrograf banjir di hilir waduk.
Pembuatan Retarding Basin Pada
pembuatan
Retarding
Operasional dan pemeliharaan dari Basin,
waduk yang mempunyai pintu pengendali
daerah depresi sangat diperlukan untuk
banjir memerlukan biaya yang besar tetap
menampung volume air banjir yang akan
akan menurunkan atau memperkecil biaya
datang dari hulu, untuk sementara waktu dan
normalisasi dan pemeliharaan dari sungai di
kemudian melepaskan kembali saat banjir
bagian hilir waduk
surut. Penanganan banjir dengan cara ini sangat tergantung dari kondisi lapangan.
Untuk memjaga keandalan dari pintu pengendali banjir sebaiknya pengoperasian dari pintu pengendali banjir dilakukan secara
Waduk Pengendali Banjir Waduk
yang
mempunyai
otomatis dan dilengkapi dengan operasi faktor
tampungan yang besar berpengaruh terhadap aliran air di hilir waduk. Dengan kata lain Volume 1, No. 1, Januari 2015
secara manual (untuk keadaan darurat) Pada waktu multi purpose perlu adanya analisa
inflow-outflow
hidrograf
untuk
17
Jurnal Teknik Sipil Unaya mengetahui seberapa besar pengaruh waduk
program HEC-1 dan berbasis Graphical User
terhadap debit banjir di hilir waduk
Interface (GUI).
Diperlukan penelusuran banjir atau flood
Model hidrologi dengan program HEC-
routing yang dimaksudkan untuk mengetahui
HMS
dirancang
karakteristik hidrograf outflow atau keluaran
proses hujan-limpasan dari sistem aliran.
yang sangat diperlukan dalam pengendalian
Program
banjir.
diaplikasikan dalam luasan tertentu untuk
ini
untuk
mensimulasikan
dirancang
agar
dapat
merepresentasikan proses hidrologi DAS (Pitocchi dan Mozzali, 2001).
Debit Banjir Rencana Banjir adalah terjadinya luapan air dari
Program ini terintegrasi dengan sistem
alur sungai. Banjir terjadi karena volume air
database, sehingga data dapat dimasukan
yang mengalir di sungai persatuan waktu
secara manual maupun melalui DSS (Data
melebihi kapasitas pengaliran alur sungai,
Storage System). DSS digunakan sebagai
sehingga menimbulkan luapan. Debit banjir
interface
adalah besarnya aliran sungai yang diukur
terintegrasi dan juga antara komponen yang
dalam satuan (m /dtk) pada waktu banjir.
ada dalam program HEC-HMS untuk
Debit banjir rencana adalah debit maksimum
memudahkan sistem operasi.
dari suatu sungai yang besarnya didasarkan kala ulang atau periode tertentu.
antara
berbagai
model
yang
Program ini terdiri dari tiga komponen yaitu model basin, model hidrologi dan kontrol spesifikasi. Keluaran model ini didapat berupa hidrograf limpasan dalam
Model HEC-HMS Beberapa model hidrologi yang telah
suatu sistem hidrologi DAS yang dilengkapi
dikembangkan untuk menganalisis proses
dengan hidrograf limpasan pada setiap Sub-
hidrologi sebagai komponen daur hidrologi,
DAS pada sistem hidrologi tersebut.
hubungan hujan-limpasan, dan pembangunan sumber daya air adalah model SSARR, Stanford
Model
Dawdy-
Analisa hidrolika sungai dimaksudkan
O’Donnell, model SCS, model Sacramento,
untuk menganalisa profil muka air banjir
model TOPOG (Indah, 2003). Sementara itu
dengan berbagai kala ulang dari debit banjir
US. Army Corps. of Engineers banyak
rencana. Analisa hidrolika akan menghitung
mengembangkan model HEC (Hydrologic
seberapa jauh pengaruh pengendalian banjir
Engineering Centre) untuk keperluan analisis
secara struktural terhadap tinggi muka air
hidrologi. Salah satu model hidrologi yang
banjir dan luapan banjir yang terjadi.
dikembangkan
IV,
adalah
model
Model HEC-RAS
HEC-HMS
(Hydrologic Modelling System). Program ini merupakan versi yang lebih baru dari
18
Volume 1, No. 1, Januari 2015
Jurnal Teknik Sipil Unaya
Gambar 2. Diagram Alir Model Hidrologi HEC-HMS
Model hidrolika aliran satu dimensi
dengan sistem sungai. Data file dapat
yang banyak digunakan saat ini ialah HEC-
dikategorikan sebagai berikut: plan data,
RAS (River Analysis System) (Pitocchi dan
geometric data, steadyflow data, unsteady
Mozzali, 2001). Program HEC-RAS adalah
flow data, sediment data dan hydraulic design
sebuah program yang didalamnya terintegrasi
data.
analisa hidrolika, di mana pengguna program dapat
berinteraksi
menggunakan
dengan
fungsi
Graphical
sistem User
METODE PENELITIAN
Curah Hujan
dapat
Data curah hujan diperlukan untuk
menunjukkan perhitungan profil permukaan
mendapatkan hidrograf debit banjir rencana.
aliran mantap (steady), termasuk juga aliran
Data curah hujan yang digunakan untuk
tak mantap (unsteady), pergerakan sedimen
perhitungan adalah data curah hujan harian
dan beberapa hitungan desain hidrolika.
maksimum tahunan.
Interface
Dalam
(GUI).
terminologi
Program
ini
HEC-RAS,
sebuah
pengaturan file data akan berhubungan Volume 1, No. 1, Januari 2015
19
Jurnal Teknik Sipil Unaya
Gambar 3. Diagram Alir Model Hidrolika HEC-RAS
Dikarenakan tidak adanya data hujan terbaru yang tercatat dari stasiun pencatatan
untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana.
di PTP I Kebun Pulau Tiga di Kabupaten
Model HEC-HMS mengemas berbagai
Aceh Timur, maka dipakai data curah hujan
macam metode yang digunakan dalam
dari tahun 1981 – 1996.
analisa hidrologi. Dalam pengoperasiannya menggunakan
Geometri sungai Geometri
sungai
diperlukan untuk
mendapatkan penampang sungai secara horizontal dan vertikal, sehingga data tersebut dapat mendukung analisa hidrolika.
basis
sistem
windows,
sehingga model ini menjadi mudah dipelajari dan mudah untuk digunakan, tetapi tetap dilakukan
dengan
pendalaman
dan
pemahaman dengan model yang digunakan. Di dalam model ini, terdapat beberapa macam metode hidrograf satuan sintetik.
Hidrologi Analisa hidrologi yang sering dilakukan
Sedangkan untuk menyelesaikan analisis
adalah estimasi kejadian banjir maksimum,
hidrologi ini digunakan hidrograf satuan
terutama
dan
sintetik dari SCS (soil conservation service)
perancangan sumber air dan manajemen
dengan menganalisa beberapa parameternya,
banjir tergantung dari frekuensi dan besarnya
maka hidrograf ini dapat disesuaikan dengan
puncak aliran debit. Model HEC-HMS dan
kondisi di Pulau Sumatera dan daerah
metode Passing Capacity dapat digunakan
pengaliran Sungai Krueng Langsa pada
20
karena
perencanaan
Volume 1, No. 1, Januari 2015
Jurnal Teknik Sipil Unaya khususnya.
Sebagai
pembanding,
berhubungan
dalam
jaringan
yang
dicantumkan perhitungan debit banjir rencana
mensimulasikan sebuah proses limpasan
dengan metode Passing Capacity.
permukaan langsung (run off). Elemenelemen
Model HEC – HMS Representasi fisik daerah tangkapan air dan sungai terdapat dan tersusun pada basin model.
Elemen-elemen
yang
digunakan
untuk
mensimulasikan limpasan adalah subbasin, reach, junction, dan reservoir
hidrologi
Gambar 4. Skenario Model HEC-HMS
Gambar 5. Grafik Rainfall-Rainoff
Passing Capacity
Model HEC-RAS
Metode passing capacity digunakan
Dalam analisis hidrolika karakteristik
sebagai kontrol terhadap hasil perhitungan
sungai sangat diperlukan untuk analisis
debit banjir rencana yang diperoleh dari data
kapasitas pengaliran, kecepatan aliran, profil
curah hujan.
muka air, kondisi aliran dan fenomenafenomena lainnya. Perhitungan hidrolika
Volume 1, No. 1, Januari 2015
21
Jurnal Teknik Sipil Unaya dihitung dengan menggunakan software
rencana.
Analisa
pemodelan
sungai
HEC-RAS.
menggunakan HEC-RAS adalah perhitungan
Outflow pemodelan sungai berupa elevasi
steady flow dengan Metode Standard Step.
muka air banjir untuk setiap debit rencana.
Output elevasi muka air banjir diperoleh
Ouput pemodelan sungai berupa elevasi
melalui profile plot dari hasil simulasi.
muka air banjir untuk setiap debit rencana. Selanjut dilakukan skenario pengendalian banjir, yaitu metode reduksi muka air banjir
Gambar 6. Skematis Kondisi Sungai
Gambar 7. Data Output HEC-RAS
22
Volume 1, No. 1, Januari 2015
Jurnal Teknik Sipil Unaya
Gambar 8. Profil Sungai Output HEC-RAS
Alternatif Pengendalian Banjir
HASIL PEMBAHASAN
Normalisasi sungai terutama dilakukan
Analisa Hidrologi
berkaitan dengan pengendalian banjir, yang merupakan kapasitas
usaha pengaliran
untuk
memperbesar
sungai.
Hal
ini
Dalam analisis ini ada beberapa data yang digunakan dalam perhitungan dan disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai
dimaksudkan untuk menampung debit banjir
dan
yang terjadi untuk selanjutnya disalurkan ke
fungsinya. Data curah hujan adalah data
sungai yang lebih besar atau langsung menuju
hujan yang terjadi pada suatu daerah akan
ke muara/laut, sehingga tidak terjadi air
sampai ke palung sungai setelah mengalami
limpasan dari sungai tersebut.
penguapan. Data hujan diambil yaitu data
data
tersebut
disesuaikan
dengan
curah hujan harian dan bulanan (Joesron dan Soewarno,1993).
Gambar 9. Skematis Model DAS Krueng Langsa
Volume 1, No. 1, Januari 2015
23
Jurnal Teknik Sipil Unaya Data hujan yang digunakan untuk lokasi
Pemodelan dengan menggunakan HEC
kajian yaitu menggunakan pos penakar hujan
– HMS dapat dilakukan kalibrasi dengan
PTP I Kebun Pulau Tiga di Kabupaten Aceh
menggunakan data hitungan nilai dengan
Timur, karena pos penakar hujan tersebut
menggunakan metode Passing Capacity
dianggap dapat mewakili dan terdekat dengan
sehingga dapat disimulasikan debit banjir
lokasi studi dengan data curah hujan 16 tahun
yang mendekati sebenarnya.
pengamatan (1981-1996). Analisa Penampang Eksisting Dengan Debit Banjir Rencana Dengan Model
Passing Capacity
HEC-HMS Dari
hasil
eksekusi
data
dengan
menggunakan metode HEC – HMS dengan periode ulang 2 tahun diperoleh debit banjir rencana sebesar 59.30 m3/detik.
Perhitungan dengan metode Passing Capacity digunakan rumus manning untuk aliran uniform, karena sungai dianggap sebagai saluran terbuka dengan perhitungan seperti pada Gambar 12.
Gambar 10. Input Model DAS Krueng Langsa
24
Volume 1, No. 1, Januari 2015
Jurnal Teknik Sipil Unaya
Gambar 11. Output Banjir Periode Krueng Langsa CL
+ 5.00
± 0.00 BIDANG PERSAMAAN / REFERENCE LEVEL
JARAJ (m) / DISTANCE (m)
3,50
5,20
0,90 3,00
6,30
4,90
1,40 2,40
2,60
5,50
1,50
4,30
30,00
7,128
7,128 5,382
5,382 7,097
3,446
1,085
0,718
0,531
0,943
1,327
2,884
3,859
7,294
7,309
5,018
5,270
2,786
2,786
- 6.00 ELEVASI TANAH ASLI / ORIGINAL GROUND LEVEL
0,60 3,00 0,60
JEMBATAN KEBUN LAMA STA. 9+916.15
Gambar 12. Penampang Eksisting Jembatan Krueng Langsa
Hasil perhitungan dengan metode Passing
Dari hasil perhitungan diatas dapat
Capacity sebagai berikut :
dilihat bahwa alur sungai hanya mampu
Slope = 0.00038
menampung debit sebesar 60.07 m3/dt,
n = 0.025
dengan tinggi muka air 2.91 m. tinggi jagaan
Luas Penampang main chanel sungai :
yang
A = 38.02 m2
Berdasarkan ketetapan dari DIRJEN Sungai,
Jari-jari Hidrolis main chanel sungai :
nilai debit yang didapatkan melalui Passing
R = Hmax
Capacity adalah Q 2.3 tahun dan termasuk
R = 2.91 m
kedalam Q rencana periode ulang 2 tahun.
Kecepatan main chanel sungai :
Kondisi diatas memperlihatkan bahwa sungai
V=1.58 m3/det
existing sekarang tidak dapat menampung
Debit Main Chanel sungai :
debit banjir tahunan yang sering terjadi, hal
Qu = A . V
ini diperparah dengan kondisi bantaran yang
Qu = 38.02 . 1.58
dipenuhi dengan rumah penduduk dan
Qu = 60.07 m3/det
kondisi sungai yang berkelok-kelok.
Volume 1, No. 1, Januari 2015
disyaratkan
sebesar
0.50
meter.
25
Jurnal Teknik Sipil Unaya Analisa Hidrolika Dengan
Model
berdasarkan data pasang surut air laut yaitu : Menginput data pasang surut +1.50 m
HEC-RAS Analisa dilakukan dengan meng-input
( kondisi HWL / High Water Level)
data kondisi Steady Flow. Perhitungan pada
Menginput data pasang surut +0.75 m
ruas sungai dari muara (downstream) yaitu
( kondisi MSL / Mean Sea Level)
dengan panjang sungai 14 km
ke arah
Menginput data pasang surut ± 0.00 m
upstream,
Analisa
( kondisi LWL / Low Water Level)
yaitu
stasiun
254.
dilakukan dengan tiga kondisi eksisting
Gambar 13. Skematisasi Sungai Krueng Langsa
Gambar 14. Geometri Sungai Krueng Langsa
26
Volume 1, No. 1, Januari 2015
Jurnal Teknik Sipil Unaya
Kondisi eksisting yang dipakai sebagai
air banjir. Pada bagian muara sungai, yaitu
analisa pengendalian banjir dipakai kondisi
mulai
existing High Water Level dengan muka air
STA.2+000
di penampang hilir sungai +1.50 m. Kondisi
revetment sungai dari tumpukan batu (Dump
ini dianggap sebagai kondisi paling extrim
Stone).
dari
titik
STA.0+000
direncanakan
sampai
menggunakan
pada penampang sungai Krueng Langsa dimana dari hasil analisa didapatkan di
KESIMPULAN DAN SARAN
sebelah kiri dan kanan tanggul banjir sungai
Kesimpulan
(bank station) terjadi luapan, yaitu sta 0+000
Kesimpulan yang dapat diambil dari
dari muara hingga sta 8+300 ke arah hulu
studi penanggulangan banjir yang telah
sungai.
dilakukan ini adalah : 1. Debit puncak di outlet Sungai Krueng
Pengendalian
Banjir
Dengan
Normalisasi Sungai dan Tanggul
Langsa sebesar 59,3 m³/dt untuk periode ulang 2 tahun.
Normalisasi sungai terutama dilakukan
2. Pada analisa Passing capacity , didapatkan
berkaitan dengan pengendalian banjir, yang
banjir penampang existing sebesar 60,07
merupakan
m3/det.
kapasitas
usaha
untuk
pengaliran
memperbesar
sungai.
Hal
ini
3. Hasil analisa HEC-RAS dengan simulasi
dimaksudkan untuk menampung debit banjir
input Q 2 tahun, terhadap 140 buah cross
yang terjadi untuk selanjutnya disalurkan ke
section
sungai yang lebih besar atau langsung menuju
hampir semua alur sungai mengalami
ke muara/laut, sehingga tidak terjadi air
kondisi banjir (luapan), hanya beberapa
limpasan dari sungai tersebut.
bagian saja yang tidak mengalami kondisi
Normalisasi sungai dilakukan dengan cara
memperbesar
dimensi
penampang
memberikan gambaran bahwa
banjir. Hal ini disebabkan karena elevasi muka air banjir melebihi elevasi bank.
sungai existing dengan lebar dasar sungai
4. Skenario pengendalian banjir dilakukan
rata-rata 20 m menjadi 60 m, namun hal
dengan cara normalisasi sungai, yaitu
tersebut tidak mampu menampung debit
memperbesar dimensi penampang sungai
banjir yang terjadi pada saat pasang surut
existing dengan lebar dasar sungai rata-
tertinggi terjadi di muara yang menyebabkan
rata 20 m menjadi 60 m dan perencanaan
sebagian penampang sungai masih meluap.
tanggul sungai pada elevasi puncak
Untuk mengantisipasi kondisi tersebut maka direncanakanlah tanggul sungai dengan elevasipuncak tanggul
tanggul +2.00 m dengan tinggi jagaan (freeboard) 0.50 m dari muka air banjir.
+2.00 m dengan
5. Pada bagian muara sungai, yaitu mulai
tinggi jagaan (freeboard) 0.50 m dari muka
dari titik STA.0+000 sampai STA.2+000
Volume 1, No. 1, Januari 2015
27
Jurnal Teknik Sipil Unaya direncanakan menggunakan revetment sungai dari tumpukan batu (Dump Stone).
Kodoatie, R.J. dan Roestam Sjarief. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Yogyakarta: Andi. Loebis Joesron.1984. Banjir Rencana
Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan studi
pengendalian
banjir
yang
telah
dilakukan ini adalah :
Untuk Bangunan Air, Bandung Sholeh M. 1998. Hidrologi I. Diktat Kuliah. Surabaya : FTSP -ITS
1. Studi hidrologi yang dilakukan harus
Sofia F , 2000. Teknik Sungai, Diktat
lebih detail yang berkaitan dengan jumlah
kuliah, Surabaya : FTSP-ITS
stasiun hujan, panjang waktu pengamatan,
Soemarto,CD. 1999. Hidrologi Teknik.
dan data hujan yang terbaru akan menghasilkan hasil studi yang lebih baik. 2. Skenario pengendalian banjir untuk suatu daerah hendaknya dilakukan dengan beberapa skenario, hal ini untuk memilih
Jakarta : Penerbit Erlangga Sosrodarsono S, dan Tominaga M, 1984. Perbaikan dan Pengaturan Sungai. Jakarta : PT Pertja USACE. 2000. Hydrologic Modelling
bangunan yang paling cocok sesuai
System
dengan kondisi banjir daerah tersebut.
Reference Manual. Maret 2000.
3. Penulis mengharapkan untuk kedepannya akan ada Penulis-penulis lain yang mengkaji skenario pengendalian banjir
HEC
HMS
Technical
http://www.hec.usace.army.mil. USACE. 2002. Hydrologic Modelling System HEC.
lainnya pada sungai Krueng Langsa seperti pembuatan alur pengendali banjir (Floodway), pembuatan Retarding Basin, dan waduk pengendali banjir. DAFTAR PUSTAKA
Anonim 1, 2011, Laporan Akhir
DED
Krueng Langsa, PT. Meiditama Indokonsult, Banda Aceh HEC, 2002, HEC RAS Application Guide, US Army Corps of Engineers, Davis, California. HEC,
2002,
HEC
RAS
Hydraulic
Reference Manual, US Army Corps of Engineers, Davis, California.
28
Volume 1, No. 1, Januari 2015