SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V
“Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter” Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
MAKALAH PENDAMPING
PENDIDIKAN KIMIA (Kode : E-07)
ISBN : 979363167-8
KAJIAN AWAL POTENSI PEMANFAATAN BIOMASSA SEKAM PADI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK MELALUI TEKNOLOGI GASIFIKASI DI PROVINSI SULAWESI SELATAN Suharto1,*
1
UPT Balai Pengolahan Mineral Lampung LIPI. Jl. Ir. Sutami Km. 15 Tanjung Bintang Lampung Selatan *Keperluan korespondensi, Telepon : 0721-350054 ; Fax : 0721-350056 , E-mail :
[email protected] ABSTRAK
Indonesia sebagai negara agraris merupakan produsen biomassa yang sangat melimpah. Sekam padi merupakan salah satu biomassa yang memiliki potensi yang cukup besar sebagai sumber energi alternatif melalui penerapan teknologi gasifikasi. Hasil gasifikasi biomassa sekam padi berupa gas produser yang dapat digunakan sebagai bahan bakar motor diesel untuk membangkitkan listrik. Berdasarkan data BPS tahun 2007, produksi padi di Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 3,7 juta ton yang berarti menyumbangkan sekam padi sebesar 0,7 juta ton. Contoh salah satu sentra beras adalah Kabupaten Maros, dimana pada tahun 2007 Kabupaten Maros menghasilkan 202.719 ton gabah kering giling, yang berarti menghasilkan sekam padi sebesar 44 ribu ton. Ketersediaan sekam padi yang melimpah di pedesaan berpotensi dan sangat cocok untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk pembangkit listrik di wilayah pedesaan terutama yang belum terjangkau layanan listrik. Agar dapat digunakan untuk menjalankan motor, gas produser hasil gasifikasi harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu partikel padat dan tar, karena keberadaan kedua benda tersebut dapat mengganggu kinerja motor atau menyebabkan penyumbatan terhadap perpipaan. Selain itu gas produser tersebut juga harus didinginkan agar volume spesifiknya turun sehingga menaikkan efisiensi volumetrik pada saat digunakan. Dapat dihitung bahwa dalam satu ton padi tersimpan energi yang bersumber dari sekam sekitar 200 kg sekam padi x 14,8 MJ/kg = 2960 MJ (822,2 kWh) atau tersedia sekitar 4,11 kWh/kg sekam padi. Jadi 44 ribu ton sekam padi yang dihasilkan Kabupaten Maros akan memiliki potensi energi sebesar 651.200 GJ (180.888,9 MWh) per tahun. Andaikan proses konversi energi sekam padi menjadi energi listrik sebesar 30 % saja maka energi listrik yang dapat dihasilkan adalah sebesar 50.000 MWh. Energi listrik sebesar ini dapat dibangun menjadi beberapa unit pembangkit listrik berbahan bakar gas produser dari sekam padi dan solar (dual-fuel), penghematan bahan bakar solar dengan teknologi gasifikasi sekam padi ini mencapai sekitar 50 – 80%. Kata kunci : gas produser, gasifikasi, energi listrik, sekam padi
PENDAHULUAN Konsumsi energi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
yang signifikan dan hal ini harus disadari oleh
seluruh
masyarakat.
Sementara
cadangan energi nasional akan semakin
434
ISBN = 979363167-8 menipis
sehingga
harus
ditemukan
dianggap tidak memberikan dampak emisi
cadangan energi baru. Hal tersebut telah
gas
diantisipasi melalui kebijakan pemerintah
mempengaruhi jumlah karbon dioksida di
dalam mendorong pemanfaatan energi
atmosfer,
alternatif, berdasarkan Peraturan Presiden
dioksida netral.
No.
5/2006
tentang
kebijakan
rumah
kaca
karena
sehingga
disebut
tidak
karbon
energi
Karbon penyusun biomassa berasal
nasional. Kebijakan ini ditekankan pada
dari karbon dioksida di atmosfer. Karbon
usaha
ketergantungan
diserap oleh tumbuhan dan diolah melalui
penggunaan energi hanya pada minyak
proses fotosintesis, kemudian dilepaskan
bumi. Salah satu energi terbarukan yang
dalam bentuk karbon dioksida di antaranya
mempunyai potensi besar di Indonesia
dengan respirasi dan degradasi tumbuhan.
adalah biomassa. Oleh karena itu, perlu
Siklus ini diperkirakan berlangsung setiap
dilakukan
dalam
350 tahun. Jika tumbuhan yang digunakan
satu
sebagai bahan bakar ditanam kembali
potensi pemanfaatan biomassa adalah
dalam jumlah yang sama, maka karbon
gasifikasi.
dioksida yang dihasilkan dianggap tidak
menurunkan
berbagai
memanfaatkan
terobosan
biomassa,
salah
Pengembangan teknologi gasifikasi
mempengaruhi jumlah karbon dioksida di
biomassa di Indonesia sangat relevan
atmosfer,
untuk diterapkan karena potensi biomassa
dioksida
berupa limbah pertanian dan perkebunan
biomassa merupakan bahan bakar yang
yang tersedia melimpah dan tersebar
relatif bersih, karena mengandung sulfur
banyak di tanah air terutama di wilayah
dalam jumlah kecil dibandingkan dengan
pedesaan.
bahan bakar fosil. [3].
Hasil gasifikasi biomassa berupa gas
sehingga netral
Sekam
disebut
[5].
padi
Di
karbon
samping
memiliki
itu,
komposisi
produser dapat digunakan sebagai bahan
elementer yang tidak jauh berbeda dengan
bakar motor diesel untuk membangkitkan
biomassa
listrik. Ketersediaan biomassa di pedesaan
digunakan
berpotensi
dalam
sekam padi memiliki keunggulan karena
pembangkit listrik di wilayah yang belum
ukurannya seragam dan kadar airnya
terjangkau layanan listrik.
cukup rendah. Namun sekam padi memiliki
Biomassa Sekam Padi
kadar abu yang
untuk
Biomassa berasal
dari
digunakan
adalah makhluk
(limbah
organik)
sebagai
lain.
umpan
Jika
gasifikasi,
cukup tinggi, yaitu
material
yang
mencapai 19,52% dan titik leleh abu yang
hidup
yang
rendah, sedangkan lelehan abu dapat
terbarukan dalam jangka waktu yang relatif
merusak
pendek yakni kurang dari 100 tahun [6].
Sekam padi juga memiliki rapat massa
Karbon penyusun biomassa berasal dari
yang rendah, yaitu 122 kg/m , dan rapat
karbon, jika tumbuhan yang digunakan
massa
ditanam kembali dalam jumlah yang sama,
Meskipun demikian, sekam padi masih
maka karbon dioksida yang dihasilkan
dapat
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
bahan-bahan
tahan
panas.
3
padatan
sebesar
digunakan
500
sebagai
3
kg/m .
umpan
435
ISBN = 979363167-8
gasifikasi,
meskipun
perlakuan
khusus,
menghindari
memerlukan
misalnya
dengan
penggunaan
gasifikasi
slagging atau menggunakan desain open core
gasifier
Hasil
[3];[6].
analisis
karbonisasi, dan lainnya yang tidak dikaji pada tulisan ilmiah ini. Potensi Biomassa Sekam Padi sebagai Bahan Bakar Sebagai negara agraris, Indonesia
proksimat dan ultimat untuk sekam padi
memproduksi
ditampilkan pada Tabel 1.
besar. Salah satu limbah pertanian adalah
Tabel 1. Analisis proksimat dan ultimat
sekam padi, berat sekam yang dihasilkan
sekam padi [6]
adalah 22% dari berat gabah kering giling.
Komponen
biomassa
Propvinsi
% Massa
dalam
Sulawesi
jumlah
Selatan
Analisis proksimat, dasar kering udara
merupakan salah satu produsen beras di
Volatil
57,06
Indonesia, dengan produksi mencapai 3,7
Karbon tetap
15,58
juta ton pada tahun 2007. Di Sulawesi
Abu
19,52
Selatan, contoh salah satu sentra beras
Air
7,84
adalah Kabupaten Maros. Pada tahun
Analisis ultimat, dasar bebas air
2007
Kabupaten
Maros
menghasilkan
Karbon
34,92
202.719 ton gabah kering giling, yang
Hidrogen
5,59
berarti menghasilkan sekam padi sebesar
Nitrogen
0,34
Sulfur
0,08
Oksigen
39,55
Abu
19,52
LHV, kJ/kg
14.807
44 ribu ton [1]. Diharapkan potensi sekam padi yang cukup
besar
ini
dapat
dimanfaatkan
sebagai bahan bakar dan sumber energi listrik untuk penyediaan listrik di pedesaan. Pembangunan pembangkit listrik dengan
Pada pembakaran maupun gasifikasi sekam
padi
dihasilkan
limbah
padat
berupa arang dan abu sekam. Kedua jenis limbah
ini
dapat
dimanfaatkan
untuk
berbagai keperluan. Arang sekam dapat dimanfaatkan
dalam
pengolahan
air
terpencil
dan
belum
terjangkau
oleh
layanan listrik dapat memacu pertumbuhan ekonomi setempat. Penerapan Teknologi Gasifikasi a. Gasifikasi Gasifikasi merupakan proses konversi
limbah. Berikut ini akan dibahas lebih detail teknologi
pembakaran
biomasa.
Walaupun
terdapat
beberapa
dan
gasifikasi
demikian teknologi
masih lain
pemanfaatan biomasa sebagai sumber energi
bahan bakar sekam padi di desa yang
seperti
peletisasi,
pulverised
biomass, briket, pirolisis dan liquification,
bahan bakar padat (misalnya biomassa, batubara) menjadi produk gas dengan menggunakan campurannya antara
udara/O2/H2O/CO2, dengan
20–70%
stokiometrinya.
nisbah dari
Produk
atau
reaktan
kebutuhan gas
tersebut
dikenal sebagai gas produser yang terdiri dari gas-gas mempan bakar (CO, H2, dan
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
436
ISBN = 979363167-8 CH4) dan gas-gas tidak mempan bakar
eksoterm,
(CO2 dan N2). Gas-gas tersebut dapat
dihasilkannya
dimanfaatkan
kebutuhan proses pengeringan, pirolisis,
sebagai
sumber
energi.
dan
Selain gas-gas tersebut, gas produser juga
sehingga
panas
dapat
reduksi.
yang
memenuhi
Umumnya,
temperatur o
pembakaran mencapai 1200 C.
mengandung tar dan kontaminan yang
ΔH298 = -393,5 kJ/mol
lain.
(1)
Proses gasifikasi terdiri dari beberapa
Reduksi, yaitu tahap berlangsungnya
tahap, yaitu proses pengeringan, pirolisis,
reaksi kesetimbangan antara CO2 hasil
oksidasi,
dan
tahap
gasifikasi
secara
reduksi.
Tahap-tahap
skematik
ditampilkan
oksidasi
dengan
arang
yang
dihasilkan tahap pirolisis. Reaksi ini
dalam Gambar 1.
bersifat endoterm, dengan panas yang dibutuhkan diperoleh dari tahap oksidasi, yang dapat berlangsung pada temperatur o
di atas 800 – 1000 C. Adapun reaksi reduksi
yang
terjadi
antara
karbon
dengan karbon dioksida disebut reaksi Bouduard.
C CO2
2CO O ΔH298 = +172,5 kJ/mol (2)
Uap air dalam zona reduksi akan bereaksi dengan karbon dan menghasilkan Gambar 1. Tahap-tahap proses gasifikasi [6]
karbon monoksida dan hidrogen.
C H 2O
Pengeringan,
merupakan
CO H 2 ΔH298=131,3kJ/mol (3)
proses Sebagian
penguapan uap air yang terjadi pada
kecil
hidrogen
yang
dihasilkan dalam zona reduksi bereaksi
o
temperatur 100 – 250 C.
dengan karbon dan menghasilkan metan.
Pirolisis, yaitu dekomposisi termal umpan padat menghasilkan gas yang dapat
C 2H 2
terbakar (H2, CO, CH4, hidrokarbon lain),
CH 4 ΔH298 = -74,8 kJ/mol (4)
Pemanfaatan
lebih
lanjut
gas
gas yang tidak terbakar (CO2, H2O), tar,
produser mensyaratkan batasan kadar tar.
minyak,
ini
Keberadaan
tar
akan
temperatur
antara
penggunaan
gas
produser
sering
disebut
pada peralatan proses, pengausan engine,
pembakaran, adalah tahap di mana
dan juga menyebabkan biaya perawatan
terjadi reaksi antara biomassa, arang dan
yang cukup tinggi. Sebagai contoh, jika
hasil-hasil pirolisis dengan oksigen dari
gas produser tersebut digunakan dalam
media penggasifikasi. Reaksi ini sangat
motor bensin/diesel, maka kandungan tar
dan
berlangsung
arang.
pada
Tahap
membatasi secara
o
250-500 C. Oksidasi,
signifikan karena menyebabkan kerusakan juga
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
437
ISBN = 979363167-8 maksimum yang diperbolehkan adalah 500 mg/Nm
3
(Suharto, 2009). Selain itu, tar
dapat menimbulkan penyumbatan saluran gas dan meningkatkan hilang tekan dalam reaktor. Tipe
gasifier
yang
digunakan
berpengaruh terhadap kandungan tar dan partikulat
yang
dihasilkan
dalam
gas
produser. Kandungan tar dan partikulat yang dihasilkan dari gasifikasi biomassa pada beberapa tipe gasifier ditunjukkan di Tabel 2 berikut [2] : Tabel 2. Kandungan tar dan partikulat pada
beberapa
tipe
gasifier
(pada kapasitas yang tepat) [2] Tipe gasifier
Tar
3
3
(mg/Nm ) Updraft
Downdraft
Gambar 2. Beberapa tipe reaktor gasifikasi Partikulat
10.000
(mg/Nm ) –
100
100.000
1.000
50 – 500
100
b. –
2.000
Bed
10.000
Entrained
8.000
Bed
30.000
–
100
30.000
dapat
digunakan
untuk
dibersihkan terlebih dahulu dari debu partikel padat dan tar, karena keberadaan
–
8.000 –
Agar
menjalankan motor, gas produser harus –
8.000 Fluidized
Teknologi Pembersihan Gas Produser
kedua benda tersebut dapat mengganggu kinerja
–
100.000
motor
atau
menyebabkan
penyumbatan terhadap perpipaan. Selain itu gas produser tersebut juga harus didinginkan agar volume spesifiknya turun sehingga menaikkan efisiensi volumetrik pada saat digunakan. Ada beberapa teknik pembersihan dan pendinginan gas produser diantaranya adalah: tar
dapat
diturunkan
konsentrasinya
dengan menggunakan oksidasi terbatas, steam cracking, catalysts, dan pulse corona discharged. debu (partikulat) umumnya dibersihkan dengan siklon atau saringan (filter). dari pengalaman
skala
laboratorium,
dengan beban 600-1500 mg/Nm
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
3
abu dan
438
ISBN = 979363167-8
jelaga
(soot)
atau
dapat
charcoal
gambaran, jika PLTD berkapasitas 100 kW
dibersihkan dengan siklon
dioperasikan penuh dengan menggunakan
untuk partikel kecil (fine particle) dapat
BBM, dibutuhkan 0,3 liter BBM per kWh
dibersihkan
(kilowatt
dengan
baghouse
yang
dilengkapi dengan saringan (filter) dan o
bekerja pada temperatur 150-200
C,
untuk operasi yang kontinu, saringan perlu
dibersihkan
dengan
Sementara
ditambahkan gas
sekam
jika
padi, hanya
dibutuhkan 0,06 liter per kWh ditambah sekam padi sebanyak 1,5 kg per kWh.
sesekali
mengalirkan gas nitrogen pada tekanan
TUJUAN PENELITIAN
tinggi.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai
Teknologi pembersihan gas produser pada
hour).
satu
melibatkan
sistem satu
gasifikasi,
atau
lebih
bisa
pemanfaatan sekam padi sebagai sumber
teknik
energi alternatif untuk penyediaan listrik di
pembersihan tar. Salah
satu
kajian awal untuk mengetahui potensi
pedesaan contoh
pemanfaatan
khususnya
dan
Sulawesi
Selatan pada umumnya.
tersebut adalah penggunaan sekam padi pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.
METODE PENELITIAN
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Meskipun sekam padi tersedia di
komersial pertama yang menggunakan.
seluruh Indonesia dalam jumlah besar,
Bahan
namun
bakar
penggilingan
sekam padi
padi
milik
berada
PT
di
sebarannya
tidak
merata.
Di
(Persero)
daerah dengan lahan pertanian yang luas
Pertani di Desa Haurgeulis, Kecamatan
tentu dapat dihasilkan sekam padi dalam
Haurgaulis, Kabupaten Indramayu. PLTD
jumlah besar, sedangkan di daerah lain
berkekuatan 1 x 100 kilowatt (kw) tersebut
produksi sekam padi lebih kecil.
dibangun PT Indonesia Power dan PT Pertani.
Penelitian
ini
bersifat
deskriptif
dengan data penunjang adalah data dan
Prinsip keda PLTD berbahan bakar
informasi kuantitatif dan kualitatif dari
sekam padi itu adalah mencampurkan gas
instansi pemerintah terkait, kelompok tani
hasil
dan
gasifikasi
sekam
padi
pada
survey
langsung
ke
lapangan.
temperatur tinggi dengan bahan bakar
Kemudian informasi tersebut digunakan
minyak (BBM) di dalam ruang bakar motor
dalam menganalisa dan mengolah data
diesel yang menggerakkan turbin untuk
terkait dengan potensi biomassa sekam
menghasilkan tenaga listrik. Pencampuran
padi sebagai sumber energi alternatif
BBM dengan gas sekam padi dapat
untuk penyediaan listrik di pedesaan.
menghemat pemakaian BBM hingga 80
Pemanfaatan sekam padi sebagai
persen dari jumlah pemakaian semula,
energi alternatif perlu dikaji kelayakan
sehingga
ekonomi,
biaya
operasional
untuk
dampak
lingkungan,
serta
membangkitkan listrik dengan daya yang
dampak
sama dapat berkurang jauh. Sebagai
sekitarnya. Untuk keperluan tersebut perlu
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
sosial
bagi
masyarakat
di
439
ISBN = 979363167-8
diketahui konfigurasi yang efisien serta neraca massa dan energi untuk masing-
19 20
masing proses.
21
HASIL DAN PEMBAHASAN
22
Pemanfaatan sekam padi sebagai
23
Toraja Luwu Utara Luwu Timur Makassa r ParePare Palopo
103.657
5.850
109.508
128.971
134
129.105
14.454
-
14.455
3.802
82
3.884
20.405
183
20.588
3.615.1 23
20.012
sumber energi alternatif perlu disesuaikan dengan potensi ketersediaan bahan yang
Sulawesi Selatan
akan diolah, serta potensi peruntukannya. Untuk itu, perlu dipelajari ketersediaan
Meskipun sekam padi tersedia di
sekam padi di daerah yang ditinjau, dalam
Sulawesi Selatan dalam jumlah besar,
hal ini Sulawesi Selatan umumnya dan
namun
Kabupaten
Data
daerah dengan lahan pertanian yang luas
tiap
tentu dapat dihasilkan sekam padi dalam
kabupaten di Sulawesi Selatan disajikan
jumlah besar, sedangkan di daerah lain
dalam Tabel 3. Dari data ini akan diperoleh
produksi
potensi energi dari sekam padi yang
Transportasi sekam padi tidak efisien
tersedia dan kebutuhan listrik di daerah
karena rapat massa sekam padi yang
tersebut.
kecil. Oleh karena itu pemanfaatan sekam
produksi
Maros gabah
khususnya. kering
giling
padi
sebarannya
sekam
perlu
tidak
padi
merata.
lebih
disesuaikan
Di
kecil.
dengan
Tabel 3. Perkembangan Produksi Padi
ketersediaannya di masing-masing daerah.
Tahun 2007 Provinsi Sulawesi Selatan
Potensi Sekam Padi sebagai Sumber Energi Listrik di Pedesaan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Kabupat en/ Kota Selayar Bulukum ba Bantaen g Jenepon to Takalar Gowa Sinjai Maros Pangkep Barru Bone Soppeng Wajo Sidrap Pinrang Enrekan g Luwu Tana
Teknologi
gasifikasi
biomassa
di
6.712 184.995
PADI LADAN G (Ton) 959 549
PADI SAWAH + LADANG (Ton) 7.671 185.544
65.004
-
65.004
69.110
2.711
71.822
contoh aplikasi teknologi gasifikasi di
111.622 200.331 93.693 202.215 117.343 85.452 503.554 219.110 321.536 339.015 461.150 26.609
1.651 3.215 504 1.111 806 108 127 78
113.273 203.546 93.695 202.719 117.344 85.452 504.665 219.110 322.342 339.123 461.277 26.687
Indonesia
251.847 84.536
1.944 -
253.791 84.536
PADI SAWAH (Ton)
Indonesia telah berkembang di beberapa institusi di Indonesia, umumnya
masih
demonstrasi
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
dan
walaupun pada bersifat
belum
proyek
sepenuhnya
berkembang secara komersil. Sebagai
adalah
proyek
demonstrasi
gasifikasi sekam padi untuk produksi listrik dengan daya sebesar 100 kW di PLTD-G Sekam
Padi
di
daerah
Haurgeulis,
Indramayu, Jawa Barat. Konsep energi pedesaan atau konsep desa mandiri energi di beberapa daerah sudah /sedang digalakkan pemerintah. Konsep ini harus diawali dengan pemetaan
440
ISBN = 979363167-8 potensi sumber energi lokal yang dapat
investasi
diperbaharui dan jenis pemakaian energi di
utamanya pada reaktor gasifikasi dan
lokasi tersebut. Berikut beberapa informasi
peralatan
gas
yang penting dari budaya pemakaian
berbahan
bakar
energi di pedesaan.
digunakan
Rata-rata
konsumsi
energi
perkapita
yang
perlu
ditambahkan
cleaning.
Unit
genset
solar
masih
dapat
hanya
diperlukan
sedikit
modifikasi supaya dapat bekerja dengan
harian dalam rumah tangga pedesaan
bahan bakar dari gas gasifikasi.
adalah sekitar 25 MJ.
Keunggulan Sekam Padi
Kegiatan utama yang menyerap banyak
Di Sulawesi Selatan, khususnya di
energi adalah untuk memasak sekitar
wilayah Kabupaten Maros pemanfaatan
95% dan penerangan yaitu sekitar 5%.
sekam padi selama ini belumlah optimal
Selain kebutuhan energi untuk memasak
kebanyakan
dan
kandang
penerangan,
diperlukan Listrik
untuk
dan
energi
pedesaan
kegiatan
ekonomi.
bahan
bakar
utamanya
untuk
peralatan
pertanian,
minyak
menggerakkan pertukangan,
digunakan
peternak
sebagai
ayam.
Tak
alas jarang
terlihat pada usaha-usaha penggilingan padi
tumpukan
sekam
yang
sudah
menggunung dibakar begitu saja, untuk selanjutnya
hanya
digunakan
sebagai
material untuk timbunan. Sedangkan abu
penggergajian, dan lainnya. Selain energi pedesaan untuk sektor rumah tangga, perlu dilihat kemandirian energi pada sektor usaha kecil menengah.
sisa pembakaran pun dibiarkan begitu saja. Kelebihan
sekam
padi
umumnya
skala
sudah tersedia dalam jumlah yang besar
menengah, kapasitas gabah kering giling
dan juga sekam padi tersebar dalam
di Kabupaten Maros rata-rata 10 ton/hari.
konsentrasi-konsentrasi
Dari aktivitas penggilingan padi ini akan
dengan lokasi dari unit-unit penggilingan
diperoleh sekitar 2.000 kg sekam/hari (1
padi (rice milling).Pemanfaatan Sekam bag
hari = 8 jam). Dengan nilai kalor 14,8
Jika produksi padi Kabupaten Maros
Pada
usaha
penggilingan
padi
lokasi
sesuai
dari
rata-rata sebesar 202 ribu ton padi [1]
sekam padi sebanyak 29.600 MJ/8 jam.
berarti dapat diperoleh sekitar 40 ribu ton
Kebutuhan solar per hari adalah 50 liter
sekam
yang
dilapangan satu ton padi dapat diperoleh
MJ/kg,
Mesin
mampu
diperoleh
digunakan Diesel
untuk
Fuso
PS
energi
menggerakkan 190
dengan
padi
per
tahun,
dari
data
sekitar 200 kg sekam padi. Nilai kalor
konsumsi Solar 50 L/8 jam. Jika sebagian
sekam
padi
sekitar
14,8
MJ/kg-basis
konsumsi solar disubstitusi dengan teknik
kering, sehingga dalam satu tahun potensi
gasifikasi sekam padi akan diperoleh
energi yang terkandung dalam sekam padi
penghematan bahan bakar solar sekitar 25
sebesar 592 ribu GJ.Pem
– 40 L/8 jam dan panas dari proses
Dapat dihitung bahwa dalam satu ton
gasifikasi dapat digunakan untuk proses
padi tersimpan energi yang bersumber dari
pengeringan padi. Secara teknis biaya
sekam sekitar 200 kg sekam padi x 14,8
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
441
ISBN = 979363167-8 MJ/kg = 2960 MJ (822,2 kWh) atau
Thermochemical Biomass Energy,
tersedia sekitar 4,11 kWh/kg sekam padi.
Biomass 11, pp. 255–270.
Andaikan proses konversi energi sekam
[3]
padi menjadi energi listrik sebesar 30 %
(2003), Gasification, Elsevier.
maka energi listrik yang dapat dihasilkan
[4]
adalah sebesar 49.500 MWh. Energi listrik sebesar
ini
dapat
dibangun
[5] Probstein R. F. and Hicks R. E, 1982, Synthetic fuels.
bakar gas produser dari sekam padi dan (dual-fuel),
besar
energi
Peraturan Presiden No. 5/2006 tentang kebijakan energi nasional.
menjadi
beberapa unit pembangkit listrik berbahan
solar
Higman, C., Van der Burgt, M.
[6] Susanto, H., 2005, Pengujian PLTD-
listrik
sebaiknya disesuaikan dengan luas areal
Gasifikasi
Sekam
100
kW
tanaman padi. Penghematan bahan bakar
Haurgeulis,
solar dengan teknologi gasifikasi sekam
Studi Teknik Kimia FTI – ITB.
di
Program
Indramayu,
padi ini sekitar 50 – 80%.
TANYA JAWAB KESIMPULAN PARALEL
:E
biomassa sekam padi melalui penerapan
NAMA PEMAKALAH
: Suharto
teknologi gasifikasi di Kab. Maros Sulawesi
NAMA PENANYA
: Eka
Selatan dapat ditarik kesimpulan sebagai
PERTANYAAN
:
berikut :
Pada dualfuel berapa % komposisi diesel
Hasil
kajian
Gasifikasi
potensi
Biomassa
pemanfaatan
sekam
dari sekam? Apakah sekamnya perlu
padi
perlakuan khusus?
merupakan salah satu harapan untuk pemenuhan energi listrik khususnya di pedesaan
JAWABAN
Jika proses konversi energi sekam padi
- optimal : 50-70 %
melalui
- sekam : 100 kg/jam = 100 kw
teknologi
gasifikasi menjadi
energi listrik dicapai sebesar 30 % maka
energi
listrik
yang
:
- sekam pada kadar air kurang dari 15 %
dapat
dihasilkan adalah sebesar 49,5 MWh
DAFTAR RUJUKAN
[1]
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan, 2007.
[2]
Brown, M.D., 1986, Baker, E.G., Mudge, L.K., 1986, Environmental Design
Considerations
for
Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia V
442