Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54
ISSN 1978-2365
PEMANFAATAN BIOMASSA SEBAGAI BAHAN BAKAR UNTUK PEMBAKARAN KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GASIFIKASI UTILIZATION OF BIOMASS AS A FUEL FOR CERAMICS COMBUSTION USING GASIFICATION TECHNOLOGY Bono Pranoto, Aminuddin, Errie Kusriadie, Arfie Iksan Firmansyah Puslitbangek Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav.109, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
[email protected]
Abstrak Indonesia mempunyai potensi biomasa yang melimpah yang berasal dari berbagai jenis sumber biomasa. Limbah biomasa yang sudah terkumpul dapat dijumpai di industri yang mengolah hasil pertanian/perkebunan. Salah satu pemanfaatan limbah biomasa yang menjanjikan adalah dengan konversi limbah tersebut menjadi gas bakar melalui teknik gasifikasi biomasa. Dalam paper ini, dipaparkan pengalaman penelitian dan pengembangan teknologi gasifikasi biomassa oleh P3TKEBTKE dalam rangka pemanfaatan energi limbah biomasa. Metodologi penelitian ini adalah uji coba sistem gasifikasi dengan variasi limbah biomassa. Sekam padi, cangkang kelapa, serbuk gergaji dan briket biomassa telah diuji coba dalam reaktor gasifikasi. Gas hasil gasifikasi dimanfaatkan untuk pembakaran keramik di desa Plered, Purwakarta, dengan menggunakan tungku tipe Shuttle Kiln. Gasifikasi dari cangkang kelapa memiliki kandungan gas produser yang tinggi dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembakaran keramik. Jumlah gas metana dalam kandungan gas dari masing-masing bahan bakar mempengaruhi besarnya temperature pembakaran. Penebangan kayu hutan sebagai bahan bakar pembakaran keramik harus dikurangi dengan memanfaatkan cangkang kelapa sebagai bahan bakar menggunakan teknologi gasifikasi. Kata Kunci: Gasifikasi, Biomassa, Downdraft, Keramik Abstract Indonesia has abundant biomass coming from a variety of biomass sources. A large amount of collected biomass waste can be found in agricultural/plantation processing industry. One of the promising biomass waste utilization is by converting the biomass into fuel gas through gasification techniques. This paper describes an experience research and development experience on biomass gasification technology that has been conducted by P3TKEBTKE in Plered, Purwakarta. The methodology of this research is to trial gasification system with biomass feed’s variation. Some biomass wastes like rice husk, coconut shell, sawdust, and biomass briquette were tested in the gasification reactor. The R & D goal is utilization of biomass waste energy to produce gas replacing fossil fuel in ceramic burning using Shuttle Kiln. Producer gas from coconut shell has a high combustible gas content, and can be used as fuel combustion ceramics. The quantity of metana in producer gas from each biomass influence quality of temperature combustion. Forest logging as ceramic fuel combustion should be reduced by using coconut shells as fuel using gasification technology. Key Words: Gasification, Biomass, Downdraft, Ceramic
PENDAHULUAN Indonesia mempunyai potensi biomasa
biomasa yang sudah terkumpul dapat dijumpai di
industri
yang
mengolah
hasil
yang melimpah yang berasal dari berbagai jenis
pertanian/perkebunan. Limbah biomasa yang
sumber biomasa (Prastowo,2007). Limbah
bukan berasal dari industri berbasis pertanian
Diterima : 11 Maret 2013, disetujui terbit : 24 Juni 2013
45
Ketenagalistrikan Dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan Dan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 dan
perkebunan
biasanya
tersebar
dan
memerlukan metode pengumpulan untuk dapat
tar pada rentang suhu 100-500oC, teroksidasi pada ±1200 oC dan tereduksi pada suhu 800oC.
layak dimanfaatkan lebih lanjut.
Pada
reaktor
gasifikasi
downdraft,
Salah satu pemanfaatan limbah biomasa
biomasa diumpankan ke dalam gasifier dari
yang menjanjikan adalah dengan pemanfaatan
bagian atas dan akan turun sendiri karena gaya
limbah tersebut menjadi gas bakar melalui
gravitasi. Udara yang mengandung oksigen dan
teknik gasifikasi biomasa (Anil, 1986). Industri
nitrogen ditarik dari bagian bawah gasifier
Keramik adalah salah satu industri yang
sehingga
bergantung
terhadap
sepanjang gasifier. Di dalam gasifier, terjadi
kebutuhan bahan bakar. Industri keramik
tahapan proses yaitu pengeringan di bagian
modern banyak yang telah menggunakan bahan
atas, selanjutnya pirolisis, reduksi dan oksidasi
bakar
di bagian bawah.
gas.
kelangsungannya
Sedangkan
industri
keramik
mengalir
dari
atas
ke
bawah
tradisional masih mengandalkan bahan bakar
Secara umum tahapan proses gasifikasi adalah
kayu pohon dari hutan. Pemanfaatan gasifikasi
sebagai berikut (SERI,1988):
dari limbah biomasa untuk industri keramik
• Pada daerah pengeringan suhu berkisar
tradisional tidak hanya memanfaatkan limbah
antara 1000C – 2500C, dimana pada suhu
biomassa sekitar namun juga dapat mengurangi
1000C uap air terlepas dari biomasa
penebangan hutan liar. Teknik gasifikasi dapat bersifat mandiri
• Pada daerah pirolisis suhu berkisar 2500C – 5000C,
dan dapat dikembangkan dengan berbagai
menghasilkan uap air, uap tar, gas ringan
biasanya dihasilkan pada daerah tertentu Pengembangan
menghasilkan
energi
setempat
seperti : CH4, H2, CO2, dan arang.
gasifikasi
biomasa pada daerah tersebut akan mampu
• Dan pada daerah suhu yang lebih tinggi sekitar 8000C – 10000C di bagian bawah
sehingga
meningkatkan ketahanan energi nasional.
gasifier terjadi proses reduksi oksidasi, yaitu
Prinsip gasifikasi bahan bakar padat merupakan
rangkaian
proses
molekul-
kecil akibat pengaruh suhu tinggi (termal)
bahan baku (Klass,1998). Limbah biomasa
lokal).
perengkahan
molekul besar menjadi moleku-molekul
kapasitas tergantung dari jenis dan ketersediaan
(bersifat
terjadi
pembakaran arang menjadi abu dan CO2 dan
kontinu
juga proses reduksi karbon dioksida (CO2)
pengeringan, pirolisis, reduksi dan oksidasi
menjadi karbon monoksida (CO), dan
(Dasappa,2003).
hidrogen (H2)
Pengelompokan
proses
tersebut didasarkan pada rentang suhu biomasa selama berada dalam proses. Biomasa dalam
• Selanjutnya gas-gas bakar tersebut keluar
reaktor terpanaskan perlahan dan melalui o
rangkaian proses; melepaskan air pada 100 C,
Diterima : 11 Maret 2013, disetujui terbit : 24 Juni 2013
46
dari bagian bawah gasifier pada suhu sekitar 7000C
Pemanfaatan Sebagai Bahan Bakar Untuk Pembakaran Keramik Ketenagalistrikan Dan EnergiBiomassa Terbarukan Dengan Menggunakan Teknologi Gasifikasi Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 Proses pembakaran keramik/gerabah di masyarakat
kebanyakan
masih
dilakukan
dengan cara sederhana dan boros dalam pemakaian energi. Umumnya, pembakaran dilakukan dalam tungku dengan sistim api tegak dan menggunakan bahan bakar kayu ataupun
bahan
bakar
minyak.
Ancaman
penebangan hutan liar akan ketersediaan kayu yang semakin menipis serta meningkatnya harga BBM menyebabkan menurunnya jumlah produksi gerabah pada sentra industri keramik (Kompas, 2007). Pemanfaatan biomasa
bahan
merupakan
bakar
salah
satu
limbah alternatif
pengganti bahan bakar minyak. Melalui sistem gasifikasi,
limbah
biomasa
dikonversikan
Gambar 1. Metode Penelitian
secara termo-kimia menjadi gas bakar. Produk gas bakar dimanfaatkan untuk pembakaran
Pada
gerabah /keramik.
menggunakan kondisi lingkungan yang sama,
Melalui penelitian ini dicari bahan bakar biomassa
yang
cocok
digunakan
untuk
saat
percobaan,
bahan
bakar
diantaranya:
pembakaran keramik metode gasifikasi
a. Volume ruang bakar sama, shuttle kiln dengan volume 7 m3.
METODOLOGI
b. Material ruang bakar yang sama, shuttle kiln dengan dinding dalam glass wool
Metode
Penelitian
yang
digunakan
adalah melakukan ujicoba berbagai macam biomasa terhadap sistem gasifikasi untuk pembakaran keramik, dengan metode sebagai berikut:
c. Menggunakan 1 burner pembakaran, posisi burner sama yaitu burner depan atas. d. Menggunakan kecepatan blower hisap yang sama, 25 rpm e. Menggunakan bukaan valve burner yang sama, 50% bukaan. f.
Ruang bakar dalam kondisi kosong.
Peralatan yang Digunakan 1. Unit gasifikasi biomasa Unit gasifikasi terdiri dari reaktor, pembersih gas dan blower hisap. Besarnya
Diterima : 11 Maret 2013, disetujui terbit : 24 Juni 2013
47
Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Ketenagalistrikan Terbarukan Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 tarikan gas dan udara primer dikendalikan melalui panel pengontrol. Reaktor Bertipe
downdraft,
reaktor
ini
merupakan tempat terjadinya proses gasifikasi (Gambar 2). Kapasitas 100 Kg/jam umpan biomasa, dengan diameter 80 cm, bahan bakunya berupa biomasa (sekam padi, serbuk gergaji, briket sampah, arang batok kelapa, dll. Gambar 3. Siklon Blower Hisap Blower digunakan untuk menarik udara pereaksi melewati reaktor dan menyalurkan gas hasil gasifikasi masuk ke dalam tungku pembakaran keramik (Gambar 4). Blower dioperasikan
rata-rata
pada
kapasitas
3
m3/menit.
Gambar 2. Reaktor Pembersih Gas Bertipe
siklon,
berfungsi
untuk
memisahkan debu/kotoran dan tar dari gas (Gambar 3). Terletak setelah reaktor gasifier. Tar dan partikulat yang terbawa oleh gas akan membentur dinding siklon dan jatuh ke tempat penampungan tar.
Gambar 4. Blower Hisap
2.
Unit Pembakar Keramik Unit ini terdiri dari 2 buah tungku yang
berjenis Shuttle Kiln, yang bergerak semi-
Diterima : 11 Maret 2013, disetujui terbit : 24 Juni 2013 48
Pemanfaatan Biomassa Sebagai Bahan Bakar Untuk Pembakaran Keramik Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Dengan Menggunakan Teknologi Gasifikasi Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 kontinyu, dilengkapi dengan rel dan lori
Masing-masing biomassa mempunyai properti
(Gambar 5). Tungku terbuat dari material plat
yang berbeda baik komposisi kimia, bentuk
yang dilapisi serat kaca (glass wool) dengan
fisik,
3
dll.
Menyebabkan
karakteristik
kapasitas masing-masing tungku 7 m . Masing-
operasional gasifikasi yang berbeda untuk
masing tungku dilengkapi 6 (enam) burner
mendapatkan gas mampu bakar yang stabil dan
yang memanfaatkan gas keluaran blower hisap;
berkualitas.
tiga burner diposisikan berlawanan dan sisanya untuk menghasilkan panas yang berputar
HASIL DAN PEMBAHASAN
(circular heat). Tungku digunakan sebagai
Peralatan gasifikasi telah diuji dengan
tempat keramik yang sudah siap untuk dibakar.
beberapa jenis biomassa. Kandungan kimia biomassa dianalisis dalam kelompok analisis proksimat dan ultimat (Tabel 1). Peralatan dapat
dikatakan
telah
mampu
beroperasi
dengan baik dan menghasilkan gas bakar dengan kualitas yang baik. Respon peralatan tergantung
dari
jenis
biomassa.
Berikut
dijelaskan hasil percobaan gasifikasi beberapa jenis biomassa. Pengujian reaktor dengan serbuk gergaji
Gambar 5. Shutle Kiln
Serbuk gergaji yang digunakan diperoleh dari pabrik pengolahan kayu. Jenis serbuk yang
Bahan Bakar yang digunakan Bahan bakar biomassa yang berasal dari tumbuhan antara lain sekam padi, tempurung kelapa,
serbuk
gergaji,
briket
digunakan tidak spesifik tetapi tergantung dari kayu yang diolah.
biomassa.
Tabel 1. Hasil Pengujian Proksimat dan Ultimat Biomasa
Diterima : 11 Maret 2013, disetujui terbit : 24 Juni 2013
49
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 Hasil analisis proksimat, ultimat dan
hasil reaksi pirolisis (CH4, C2H4, C2H6) tidak
nilai kalor serbuk gergaji yang digunakan
terlalu siknifikan sehingga dapat disimpulkan
dinyatakan pada Tabel 2. Komponen dominan
bahwa reaksi gasifikasi sudah berlangsung
dalam serbuk gergaji adalah zat terbang, hingga
dengan baik.
mencapai 65,18%. Zat terbang bersifat mudah
Tabel 3 Hasil Analisis Produk Gasifikasi
teruapkan sehingga reaksi gasifikasi serbuk
Serbuk Gergaji
gergaji dapat berlangsung dengan cepat. Komposisi gas, %-vol Komponen
Tabel 2 Hasil Analisis Proksimat dan
Sample 1
Sample 2
CO2
14.9467
17.5352
C2H4
0.1056
0.18855
C2H6
0.01320
0
N2
59.7152
59.1945
CH4
0.75262
1.13131
CO
13.6263
10.8731
H2
10.8403
11.0774
Ultimat Serbuk Gergaji (%-adb) Komponen Moisture Abu Zat Terbang Karbon Tetap Karbon H2 N2 S O2 Nilai Kalor, cal/g
Proksimat 20,14 1,14 65,18 13,54 -
Ultimat 41,30 6,70 Trace 0,13 50,73 3727
Kandungan air dalam serbuk gergaji
Pengujian Reaktor dengan Arang Batok Kelapa Gasifikasi
cukup besar (20,14%). Kandungan air yang tinggi menurunkan suhu operasi
gasifikasi
karena air akan bereaksi dengan arang atau gas hasil gasifikasi melalui reaksi endotermis. Kandungan air pada serbuk gergaji yang tinggi menyebabkan bahan tersebut sulit mengalir sehingga menyumbat
membentuk reaktor
gumpalan dan
yang
menghambat
arang
dilakukan
untuk
mengetahui respon proses terhadap pengaruh kandungan zat terbang. Arang yang digunakan adalah arang batok kelapa yang diperoleh dari pabrik pengolahan batok kelapa. Bahan baku diumpankan ke dalam reaktor tanpa melalui proses pendahuluan (seperti penggerusan dan pengayakan).
pengoperasian lebih lanjut. Di sisi lain,
Suhu operasi gasifikasi batok kelapa
kandungan air yang tinggi dapat meningkatkan
yang teramati lebih tinggi dibandingkan suhu
persentase gas hidrogen dalam gas produk. Tabel 3 memaparkan hasil analisis gasifikasi serbuk gergaji. Terlihat bahwa komponen gas hidrogen dan gas karbon monoksida, yang merupakan komponen utama gas bakar, cukup besar. Komponen gas sebagai
operasi gasifikasi dengan bahan baku serbuk gergaji. Bahkan, suhu operasi makin tinggi sejalan dengan waktu pengoperasian reaktor. Perilaku
proses
tersebut
terkait
dengan
komposisi awal bahan baku. Komponen utama arang batok kelapa adalah senyawa karbon.
Diterima : 11 Maret 2013, disetujui terbit : 24 Juni 2013 50
Pemanfaatan Sebagai Bahan Bakar Untuk Pembakaran Keramik Ketenagalistrikan Dan EnergiBiomassa Terbarukan Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 –Dengan 54 Menggunakan Teknologi Gasifikasi Sehingga, selama reaksi gasifikasi, reaksi yang
yang menunjukkan masih terdapat gas hasil
dominan adalah reaksi karbon dengan oksigen
pirolisis yang belum tereaksi. Gas tersebut
yang bersifat eksoterm.
kemungkinan melewati celah dalam tumpukan
Tabel 4 memaparkan hasil operasi
bahan baku sehingga tidak sempat bereaksi
gasifikasi dengan bahan baku batok kelapa.
lebih lanjut. Kandungan hidrogen dalam gas
Terlihat bahwa kandungan hidrokarbon ringan
produk cukup tinggi sehingga gas dapat
(CH4, C2H4, dan C2H6) sangat kecil atau bahkan
dinyalakan dan dapat digunakan sebagai bahan
tidak terdeteksi yang menunjukkan kandungan
bakar.
zat terbang pada bahan baku kecil. Gas produk masih
mengandung
gas
hidrogen
Tabel 5 Hasil Analisis Produk Gasifikasi
yang
Sekam Padi
diperkirakan hasil reaksi pergeseran CO dengan Komponen
air lembab bahan baku dengan produk samping
Komposisi gas, %-vol
CO2.
CO2
14,1347
Tabel 4 Hasil Analisis Produk Gasifikasi
C2H4
0.5196
C2H6
0.0533
N2
51,8942
Arang Batok Kelapa Komponen
Komposisi gas, %-vol
CO2
14.54
CH4
2.2381
N2
58.75
CO
17.6383
CH4
3.04
H2
13.5218
CO
16.25
H2
7.42
Pengujian Reaktor dengan Briket Biomassa Briket biomassa yang digunakan dibuat sendiri dari biomassa yang diperoleh dari
Pengujian Reaktor dengan Sekam Padi Tabel 5 menunjukkan hasil analisis
masyarakat
sekitar. Jenis
biomassa
yang
proses gasifikasi bahan tersebut. Sekam padi
dikumpulkan berupa limbah organik, seperti:
mempunyai daripada
kandungan
serbuk
pengoperasiannya
lebih
rendah
limbah pasar, limbah pertanian (limbah sagu,
sehingga
dalam
limbah penggergajian kayu, sabut kelapa,
menimbulkan
sekam padi, eceng gondok, kulit kopi), residu
air
gergaji tidak
penyumbatan dalam reaktor. Reaksi gasifikasi
penyulingan
dalam reaktor juga tidak terhenti karena
dedaunan. Satu kilogram briket arang biomassa
penurunan suhu akibat penyerapan energi oleh
dapat dibuat dari 10 kg limbah pertanian atau
kehadiran air lembab masih mampu diimbangi
50 kg sampah organik basah.
produk
hasil
atsiri,
dan
sampah
Briket yang telah dibuat kemudian
dengan reaksi yang eksoterm. Gas
minyak
gasifikasi
masih
digunakan sebagai bahan percobaan. Gas yang
mengandung komponen hidrokarbon ringan
Diterima : 11 Maret 2013, disetujui terbit : 24 Juni 2013
51
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 dihasilkan dari percobaan tersebut dianalisis
Hasil analisa menunjukkan kandungan gas
dan dipaparkan dalam Tabel 6.
hidrogen sangat kecil. Kandungan hidrogen dari gas hasil gasifikasi terutama diperoleh dari
Tabel 6 Hasil Analisis Produk Gasifikasi
perakahan zat terbang yang dilanjutkan dengan
Briket
reaksi pergeseran yang memerlukan steam. Komponen
Komposisi gas, %-vol
Oleh karena zat terbang dan air (sebagai bahan
CO2
9.09
C2H4
0.07
C2H6
0.07
C2H2
0.67
reaksi gasifikasi hanya akan mengandung
C3H8
0.16
hidrogen dalam jumlah yang kecil pula.
N2
68.94
CO
17.04
H2
3.96
baku steam) telah dihilangkan pada tahap pembuatan arang, kandungan unsur hidrogen dalam briket arang juga kecil. Sehingga, hasil
1400 Batok Kelapa
1300
Sekam Padi
1200 1100
Serbuk Gergaji
1000 Briket Biomassa
900 Suhu (C)
800 700 600 500 400 300 200 100 0 0
1
2
3
4
5
6 7 Waktu (Jam)
8
9
10
11
Gambar 8. Suhu Pembakaran hasil uji coba berbagai jenis bahan bakar biomassa
Diterima : 11 Maret 2013, disetujui terbit : 24 Juni 2013
52
12
13
Pemanfaatan Biomassa Sebagai Bahan Bakar Untuk Pembakaran Keramik Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Dengan Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 Menggunakan Teknologi Gasifikasi yang mudah terbakar. Besarnya komponen
Profil Suhu Pembakaran Dari hasil percobaan, didapatkan suhu hasil pembakaran berbagai jenis biomasa
tersebut sangat berpengaruh pada besarnya suhu pembakaran. Metana memiliki pengaruh yang besar
seperti ditampilkan pada Gambar 8. Terlihat bahwa
batok
kelapa
memiliki
kecepatan
peningkatan suhu yang lebih baik dari pada sekam
padi,
serbuk
gergaji
dan
briket
dikarenakan nilai kalor yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan dengan hydrogen dan karbon monoksida. Dari hasil percobaan didapat bahwa
biomassa. Hal ini disebabkan karena batok kelapa memiliki nilai metana yang lebih besar pada kandungan gas dibanding yang lainnya. Walaupun
sekam
padi
memiliki
batok kelapa memiliki gas produser yang paling tinggi dan bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi pembakaran keramik
kandungan volume hydrogen yang lebih tinggi namun dikarenakan berat jenis yang lebih ringan
dibanding
metana
menyebabkan
DAFTAR PUSTAKA [1]. Rajvanshi, A.K, 1986. Biomass Gasification , Director, Nimbkar Agricultural Research
pengaruh pembakaran lebih didominasi oleh
Institute, PHALTAN-415523, Maharashtra,
besarnya kandungan metana. Kandungan
karbon
monoksida
juga
India [2]. Dinas Perindustrian Propinsi Jawa Barat,
berpengaruh terhadap temperatur pembakaran. Masing-masing
gas
produk
2006.
memiliki
Proses
Pembakaran
Keramik, Program Pelatihan Peningkatan
kandungan karbon monoksida yang sama
Teknik Produksi dan Diversifikasi Produk
besarnya. Briket
Teknologi
Kerajinan Keramik di Purwakarta.
biomassa
memiliki
suhu
[3]. Kompas,
2007,
Harga
Minyak
Tekan
pembakaran yang kecil dikarenakan kandungan
Industri Mulai Oktober 2007, Harga Gas
metana dan hydrogen yang sedikit, sehingga
Akan
temperatur yang dihasilkan lebih banyak
http://www.kompas.com/kompas-
dipengaruhi oleh besaranya kandungan gas
cetak/0709/25/ekonomi/3866546.htm
karbon monoksida.
masing bahan bakar, namun juga dipengaruhi penyerap
Persen,
energy, fuels, and chemicals, Academic Press, San Diego, Ca.
dipengaruhi oleh kandungan gas dari masing-
material
10
[4]. Klass, D.L, 1998. Biomass for renewable
Laju peningkatan suhu tidak sepenuhnya
oleh
Naik
panas
[5]. Kong, E. The Great Clay Adventure. New York: Sterling Publishing, 1999.
disekitar
[6]. Prastowo
pembakaran.
Bambang,
2007,
Sustainable
Production of Biofuel Crops. Indonesian Center for Estate Crops Research &
KESIMPULAN DAN SARAN Metana,
karbon
monoksida
dan
hydrogen merupakan komponen gas produser
Diterima : 11 Maret 2013, disetujui terbit : 24 Juni 2013
Development. On Sustainable Aspect of Biofuel Production Workshop, Jakarta
53
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 Vol. 12 No. 1 Juni 2013 : 45 – 54 [7]. Susanto, H., A. Irawan, dan A Delfa, 1999. Uji Aliran Padatan dalam Reaktor Gasifikasi Tandan Kosong Sawit, Prosiding Seminar Nasional
Dasar-dasar
dan
Aplikasi
Perpindahan Panas dan Massa, Yogyakarta. [8]. Dasappa. S, H.V Sridhar, G Sridhar, P.J Paul,
H.S
Mukunda,
2003,
Biomass
gasification a substitute to fossil fuel for heat application, Sciencedirect, Biomass and Bioenergy 25 (2003) 637 – 649. [9]. Solar Energy Research Institute, 1988, Handbook of biomass downdraft gasifier engine system, Departemen of Energy, United States, SERI/SP-271-3022. [10]. Fitria, Y. 2009, Kajian Tekno Ekonomi Pabrik Konversi Biomassa Menjadi Bahan Bakar
Fischer-Tropsch
Melalui
Proses
Gasifikasi, Institut Teknologi Bandung
Diterima : 11 Maret 2013, disetujui terbit : 24 Juni 2013
54