Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
KAJIAN ADSORPSI Mn(II) OLEH ARANG KAYU APU (Pistia stratiotes L.)TERMODIFIKASI KITOSAN-GLUTARALDEHIDA STUDY OF Mn(II) ADSORPTION ONTO CHARCOAL FROM Pistia stratiotes L. MODIFIED BY CHITOSAN-GLUTRALDEHYDE Umi Baroroh Lili Utami1,Dewi Umaningrum1,Imania Shaumi1 1
Program Studi Kimia FMIPA Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani Km. 35,8 Banjarbaru 70714 Kalimantan Selatan Email: liliutami.yahoo.com
ABSTRAK Penelitian tentang adsorpsi Mn(II) oleh arang kayu apu (Pistia statiotes L.) termodifikasi kitosan-glutaraldehida telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pH optimum, waktu optimum, kapasitas adsorpsis dan persen recovery. Arang termodifikasi kitosan-glutaraldehida diperoleh dengan cara membuat komposit arang kitosan yang kemudian diikat silang dengan glutaraldehida 2,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH optimum terjadi pada pH 5 dengan nilai adsorpsi sebesar 13,27%. Waktu optimum terjadi pada waktu kontak 45 menit dengan nilai adsorpsi sebesar 14,19%. Kapasitas adsorpsi mengikuti model isoterm Langmuir yaitu sebesar 1,03 mg/g. Hasil persen recovery sebesar95,72%. Kata kunci : arang, kayu apu, kitosan, glutaraldehida, Mn(II) ABSTRACT Study of Mn(II) adsorption onto charcoal from Pistia stratiotes L. modified by chitosanglutaraldehyde has been done. The objectives of this study were to determine the optimal value of optimal pH, optimal time, adsorption capacity, and percentage of Mn(II) recovery. The charcoal modified chitosan-glutaraldehyde was syntesited by blending a composite of charcoal which chitosan crosslinked 2.5% glutaraldehyde. The result showed that optimal pH is pH 5 which give percentage adsorption for 13.27%. Optimal time is 45 minutes which give percentage adsorption for 14.19%.The adsorption capacity of the modified charcoal for Mn(II) fit to the Langmuir model which reached 1.03 mg/g. The percentage of Mn(II) recovery value by the modified charcoal was 95.72%. Keywords: charcoal, Pistia stratiotes L., chitosan, glutaraldehyde, Mn(II)
C - 66
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
memiliki nomor atom 25. Sifat fisika
PENDAHULUAN Pencemaran logam berat pada
mangan yaitu berwarna silver, keras tapi
tanah dan perairan meningkat dengan
sangat rapuh. Memiliki titik lebur yang
semakin
aktivitas
tinggi kira-kira 1250°C. Jari-jari atom
pembongkaran
1,35 Å dan jari-jari ion 0,8 Å. Enam
berkembangnya
pertambangan
hasil
mineral.Terjadi
penyingkapan
batuan
oksida mangan yang dikenal orang,
mineral-mineral
MnO, Mn2O3, MnO2, MnO3, Mn2O7 dan
sulfida pada aktivitas pertambangan
Mn3O4(Svehla, 1985). Reaksi Mn(II)
tersebut. Mineral-mineral sulfida akan
sulfat dengan NaOH akan menghasilkan
mudah teroksidasi pada kondisi terpapar
endapan berwarna putih dan setelah
udara bebas. Adanya interaksi antara
diuapkan berubah menjadi coklat. Warna
udara,
sulfida
putih tersebut adalah Mn(OH)2 dan
mengakibatkan penurunan pH menjadi
setelah diuapkan akan menjadi MnO2
asam pada perairan sekitar yang dapat
berwarna coklat.
yang
mengandung
air,
menimbulkan
dan
tambang
Arang aktif adalah suatu bentuk
(AAT).Air asam tambang sangat mudah
arang yang telah diaktivasi sehingga
melarutkan ion-ion logam. Secara umum
pori-porinya
logam berat sangat berbahaya karena
bercabang (Tangkuman & Henry, 2009).
logam berat yang memasuki sistem
Proses aktivasi dapat berupa aktivasi
metabolisme tubuh akan terakumulasi
kimia
dan tidak dapat diuraikan. Air yang
pemutusan rantai arang dari senyawa
tercemar AAT juga dapat mematikan
organik dengan pemakaian bahan-bahan
ikan dan organisme. Di darat keberadaan
kimia.
AAT akan menghambat pertumbuhan
dilakukan dengan aktivasi fisika melalui
tanaman karena rendahnya pH akan
proses pemutusan rantai arang dari
meningkatkan unsur-unsur mikro yang
senyawa organik dengan bantuan panas,
umumnya merupakan unsur-unsur logam
uap
yang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
dapat
air
mineral
asam
meracuni
tanaman
(Fahruddin, 2009; Widyati et al., 2009).
dalam
tabel
periodik
yang
merupakan
Aktivasi
dan
terbuka
CO2
arang
dan
proses
juga
(Nugraheni,
dapat
2010).
Ulfin & Widya (2005) biomassa kayu
Logam mangan adalah unsur kimia
menjadi
apu dapat dimanfaatkan sebagai biofilter
yang
yang
C - 67
memiliki
potensi
untuk
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
menurunkan
kadar
logam.
Namun,
antara molekul (gaya Van der Waals)
penggunaan kayu apu sebagai biofilter
sehingga adsorben sangat mudah untuk
mengalami kendala yaitu kayu apu
lepas dari permukaan (Achmad, 2011).
sangat mudah ditumbuhi jamur dan
Adsorpsi kimia adalah adsorpsi yang
mikroorganisme
sehingga
melibatkan interaksi yang lebih kuat
penggunaannya tidak tahan lama, untuk
antara adsorben dan adsorbat sehingga
mengatasi masalah tersebut biomassa
adsorbat tidak bebas bergerak dari satu
kayu apu dibuat dalam bentuk arang
bagian ke bagian yang lain (Rohmawati,
aktif.
2008).Isoterm
adsorpsi
Langmuir
Kitosan adalah kitin yang telah
menggambarkan hubungan antara zat
mengalami proses penghilangan gugus
yang teradsorpsi dengan konsentrasi
asetil (Nugroho et al., 2011). Perbedaan
pada
kitin
temperatur yang tetap dan adsorpsi yang
dan
kitosan
terletak
perbandingan gugus amina
pada (-NH2)
keadaan
terjadi
kesetimbangan
pada
dan
permukaan
dengan gugus asetil (-OCH3) yang
monolayer.Adapun
disebut
isoterm adsorpsi Langmuir yaitu dengan
derajat
deasetilasi.
Kitosan
memiliki derajat deasetilasi lebih dari
persamaan
dari
rumus (Foo dan Hameed, 2009):
70%, sedangkan kitin memiliki derajat
⁄
=
+
.
deasetilasi kurang dari 70% (Basuki & ........................... (5)
Sanjaya, 2009).Kitosan dapat berperan sebagai
pengkelat,
Keterangan :
pengikat,
C= konsentrasi molekul zat yang bebas
pengabsorpsi, penstabil dan penjernih
(yaitu terdapat dalam larutan)
(Kaban, 2009).
X= jumlah mol zat yang terjerap per
Adsorpsi merupakan peristiwa
miligram penjerap
penyerapan suatu zat pada permukaan
A= tetapan
zat.(Tarigan, 2008). Proses adsorpsi
x/m
terdiri atas 2 tipe, yaitu adsorpsi fisika dan
kimia.
Adsorpsi
fisika
= kapasitas Langmuir Isoterm
adalah
adsorpsi
Freundlich
merupakan hubungan antara zat yang
penempelan adsorbat pada permukaan
teradsorpsi dengan konsentrasi pada
melalui interaksi antar molekul yang
keadaan kesetimbangan pada temperatur
lemah. Jenis reaksinya ialah reaksi
yang tetap dan adsorpsi yang terjadi C - 68
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
pada permukaan multilayer. Adapun
160), saringan 60-230 mesh (Retsch),
persamaan
kertas saring whatman No. 42, hot plate
dari
iosterm
adsorpsi
Freundlich yaitu: /
=
(Cimaec), pengaduk magnet, shaker FL 3005, Spektrofotometer Serapan Atom
..................................... (6)
Keterangan :
(Varian tipe Spectra AA-30) untuk
qe= besar zat teradsorpsi (mg/g)
analisis logam dan Fourier Transform
Ce= konsentrasi zat terlarut setelah
Infrared Spectroscopy (FTIR-8021 PC
tercapai kesetimbangan adsorpsi (mg/L)
Shimadzu) untuk analisis gugus fungsi. Bahan-bahan yang dipergunakan
K dan n= tetapan yang tergantung pada
dalam penelitian ini meliputi kayu apu
jenis adsorben, adsorbat dan temperatur.
sebagai
Dalam penelitian ini dilakukan
bahan
MnSO4·5H2O
arang aktif kayu apu yang termodifikasi
oksalat 10% (b/v), akuades, HCl (p.a)
kitosan-glutaraldehida, sehingga hasil
(Merck),NaOH
yang diharapkan dapat
glurataldehida 25% (Merck).
alternatif
pengolahan
limbah
(p.a)
(Merck),
arang,
penurunan kadar Mn(II)menggunakan
memberikan
(p.a)
dasar
(Merck)
asam
dan
Proses pengarangan
yang
berbagai
Disiapkan sampel daun kayu apu
aplikasi seperti pada area air asam
yang sudah dibersihkan, lalu dijemur di
tambang sehingga memenuhi standar
bawah sinar matahari sampai kering,
baku
kemudian dilakukan proses pengarangan
efektif
dan
mutu
murah
air
untuk
limbah
kegiatan
penambangan, pengolahan/ pencucian
dengan memasukkan
Batubara, khususnya dalam penurunan
sudah kering ke dalam suatu wadah yang
kadar Mn(II).
memiliki
METODE PENELITIAN
pengarangan selesai dapat diketahui dari
Alat dan Bahan
asap yang keluar melalui lubang udara
Alat
yang
digunakan
lubang
kayu apu yang
udara.
yang semakin menipis. Arang yang
pada
penelitian ini adalah peralatan gelas
dihasilkan
standar
kemudian wadah dapat dibuka.
laboratorium
(Pyrex),
Proses
oven
dibiarkan
hingga
dingin
Preparasi arang
(Carbolite), cawan porselin, pH meter (Tenway 3040 ion analyzer), desikator,
Arang kayu apu dihaluskan dan
neraca (OHAUSS model galaxy TM
disaring dengan saringan ukuran 60
C - 69
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
mesh.Dilakukan perebusan selama 3
arang di tempatkan dalam furnace pada
jam,
suhu 950
lalu disaring dan dikeringkan
o
C selama 10 menit lalu
selama 1 jam.Hasil saringan disimpan
didinginkan
dan
ditimbang
sampai
dalam wadah tertutup.
beratnya konstan. Pada uji daya serap I2,
Proses aktivasi arang
sebanyak 0,25 g contoh arang di
25,00 gram arang dicuci dengan 20
tambahkan dengan larutan iodin 0,1 N.
mL HCl 0,1 M sebanyak 2 kali.
Suspensi disaring dan filtrat dititrasi
Kemudian
dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N.
dicuci
dengan
akuades
sampai netral, lalu ditambahkan 150 mL
Pembuatan arang yang termodifikasi kitosan
NaOH 0,1 M dan didiamkan selama 24
Kitosan
jam. Dikeringkan di dalam oven selama
konstan. Campuran dipanaskan pada
saringan 60 mesh, arang lalu disimpan
suhu
dalam wadah tertutup.
dalam
NaOH 2 M hingga terbentuk
manik. Manik-manik yang terbentuk
terhadap larutan I2. Pada penentuan
kemudian dicuci dengan akuades sampai
kadar air, sebanyak 1 g contoh arang
netral dan dikeringkan.
dikeringkan pada suhu 105 oC selama 3
Uji kelarutan arang kitosan
jam lalu didinginkan dan ditimbang
Arang
Pada
termodifikasi
kitosan
dengan perbandingan 5:5; 5:6; 5:7; 5:8
penentuan kadar abu, sebanyak 1,00 g
dan
contoh arang ditempatkan dalam furnace
5:9
(b/b)
yang
telah
dibuat
ditambahkan dengan 25 mL akuades
pada suhu 700 oC selama 6 jam lalu ditimbang
pencampuran.
campuran tadi dicetak dan direndam ke
abu, kadar zat terbang dan daya serap
dan
untuk
telah diaktivasi lalu diaduk, kemudian
No. 06-3730-1995
dengan parameter uji kadar air, kadar
didinginkan
40-50oC
Ditambahkan 5,00 gram arang yang
Uji kualitas arang aktif dilakukan
konstan.
sekitar
memudahkan
Pengujian kualitas arang aktif
beratnya
gram
oksalat 10% (v/v) dengan pengadukan
dihaluskan dan disaring menggunakan
sampai
7,00
ditambahkan dengan 100 mL asam
1 hari pada suhu 60oC-70oC, lalu
berdasarkan SNI
sebanyak
yang pH nya telah diatur dari 2, 3, 4, 5, 6
sampai
dan 7 dengan larutan HCl 0,1 M lalu
beratnya konstan. Pada penentuan kadar
diaduk, kemudian disaring, dikeringkan
zat terbang, sebanyak 1,00 g contoh
C - 70
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
danditimbang kembali sampai beratnya
100 mL larutan Mn(II) 10 mg/L
konstan.
dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250
Uji kelarutan arang kitosan dengan glutaraldehida
mL, ditambahkan 1,00 gram arang
Sebanyak
1,00
g
termodifikasi kitosan-glutaraldehida, lalu
arang
dikocok dengan variasi waktu selama 15;
termodifikasi kitosan yang telah didapat
30; 45, 60 dan 75 menit, lalu disaring
perbandingan optimumnya ditambahkan
menggunakan kertas saring Whatman
dengan 1,5 mL glutaraldehida dengan
No. 42. Filtrat yang diperoleh dianalisis
variasi konsentrasi 1; 1,5; 2; 2,5 dan 3%,
menggunakan SSA.
lalu dikocok selama 24 jam, disaring,
Penentuan kapasitas adsorpsi arang termodifikasi kitosan-glutaraldehida
dicuci dengan akuades dan dikeringkan hingga beratnya konstan. Jumlah arang termodifikasi
Larutan Mn(II)
dibuat
dengan
kitosan-glutaraldehida
variasi konsentrasi awal 10; 20; 40; 60;
yang paling sedikit larut nantilah yang
80 dan 100 mg/L, selanjutnya ke dalam
akan digunakan untuk kajian adsorpsi
erlenmeyer 250 mL dimasukkan 100 mL
selanjutnya.
larutan untuk setiap konsentrasi awal
Penentuan pH optimum arang termodifikasi kitosan-glutaraldehida
yang telah diatur pH nya pada pH optimum, kemudian ditambahkan 1,00
Sebanyak 100 mL larutan Mn(II) 10
mg/L
dimasukkan
ke
gram
dalam
termodifikasi
kitosan-
glutaraldehida ke dalam setiap larutan
erlenmeyer 250 mL, pH diatur pada
tersebut, lalu dikocok menggunakan
variasi 2, 3, 4, 5 dan 6, kemudian
shaker selama waktu optimum. Disaring
ditambahkan 1,00 g arang termodifikasi kitosan-glutaraldehida,
arang
dan filtrat yang diperoleh dianalisis
dikocok
menggunakan SSA.
menggunakan shaker selama 60 menit.
Penentuan %recovery
Larutan kemudian disaring dan filtrat
Arang
yang diperoleh dianalisis dengan SSA
glutaraldehida
untuk mengetahui jumlah Mn(II) yang
termodifikasi yang
telah
kitosanmengikat
Mn(II) ditambahkan 100 mL HCl 1 M
tersisa dalam larutan setelah interaksi.
kemudian dikocok menggunakan shaker
Penentuan waktu optimum arang termodifikasi kitosan-glutaraldehida
selama waktu optimum, lalu disaring, sehingga recovery dilakukan sebanyak 3
C - 71
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
kali
pengulangan
kemudian
hasil
sehingga sedikit sulfur dan nitrogen yang
dianalisis menggunakan SSA.
ikut terbakar dan menguap pada suhu
HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi dan Uji Kualitas Arang Aktif Kayu Apu Tabel 1. hasilanalisisstandar mutu arang aktif kayu apu.
950oC.
Parameter
Satuan
Arang aktif kayu
SNI 06-
apu
3730-1995
Uji Kelarutan Tabel 2.ujikelarutan arang termodifikasi kitosan Arang:
%Kelarutan
kitosan (g)
pH 2
pH 3
pH 4
pH 5
pH 6
5:5
11,76
11,76
9,80
7,84
5,88
5:6
8,00
8,00
6,00
6,00
4,00
5:7
4,00
4,00
4,00
2,00
2,00
Hasil penelitian padakadar abu
5:8
14,00
14,00
10,00
10,00
8,00
arang kayu apu tidak memenuhi SNI,
5:9
15,69
15,69
13,73
9,80
13,73
Kadar air
%
7,9
Maks. 15
Kadar abu
%
13
Maks. 10
Kadar
%
63
Maks. 25
Mg/g
888,51
Min. 750
zat
terbang Uji iod
menurut Sastrodimedjo (1978 dalam Achmad
2011)
abu
Semakin rendah %kelarutan semakin
merupakan
baik arang termodifikasi kitosan yang
komponen anorganik yang tertinggal
dihasilkan. Jadi variasi massa arang dan
setelah bahan dipanaskan pada suhu
kitosan yang digunakan yaitu pada
500oC-600oC, seperti kalsium, kalium,
perbandingan 5:7.
magnesium dan besi. Tingginya kadar
Tabel 3.uji kelarutan arang termodifikasi kitosan-glutaraldehida
abu diduga karena pori-pori arang masih terdapat banyak komponen anorganik tersebut. Penetapan kadar zat terbang dilakukan kandungan
untuk
mengetahui
senyawa
yang
%Kelarutan
Arang:k itosan (g)
kadar belum
GTA
GTA
GTA
GTA
GTA
1%
1,5%
2%
2,5%
3%
6,00
4,00
2,00
2,00
0
4,00
6,00
4,00
0
2,00
5:07
menguap pada proses karbonisasi dan aktivasi, tetapi menguap pada suhu
Semakin
950oC yaitu nitrogen dan sulfur. Angka
banyak
kadar zat terbang yang tinggi ini diduga
glutaraldehida
karena permukaan arang aktif masih
semakin rendah, sehingga digunakanlah
ditutupi oleh senyawa-senyawa
non
konsentrasi
2,5%
karbon seperti CO2, CO, CH4 dan H2,
selanjutnya.
Hasil ini sesuai dengan
C - 72
maka
konentrasi kelarutannya
untuk
prosedur
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
melakukan optimasi pH oleh
Sanjaya
menggunakan
dengan Mn(II), selanjutnya pada pH 6
glutaraldehida 2,5% pada manik-manik
dan 7 mengalami penurunan persentase
kitosan.
adsorpsi menjadi 12,69% dan 12,12%,
Penentuan pH Optimum Arang Termodifikasi Kitosan-Glutaraldehida untuk Menyerap Mn(II) Pada penelitian ini dilakukan
hal ini disebabkan pada kondisi pH yang
variasi pH dari 2, 3, 4, 5, 6 dan 7.
sedangkan pada pH diatas 7 larutan
Apabila nilai pH yang terlalu rendah
mulai mengalami pengendapan, hal ini
atau terlalu tinggi akan membuat kitosan
dapat diketahui dari nilai konstanta
tidak mampu bekerja optimum.
kesetimbangan setelah adsorpsi yang
% [Mn] teradsorpsi
penelitian yang dilakukan Basuki & (2009)
yang
kitosan
semakin tinggi, maka semakin banyak juga
ion-ion
OH-
dalam
larutan,
18,00
angkanya menurun secara signifikan dan
12,00
diperkuat dari hasil perhitungan Ksp
6,00
larutan pada pH di atas 7 yang mendekati angka Ksp Mn(OH)2, yaitu 2
0,00 0
2
4
6
x 10-13 (Pitriani, 2010). Dapat diambil
8
kesimpulan bahwa dengan menggunakan
pH
prinsip hasilkali kelarutan, Mn(OH)2 Gambar 1. pengaruh pH terhadap Mn(II) teradsorpsi oleh arang aktif kayu apu termodifikasi kitosan-glutaraldehida Pada pH 2 diperoleh persentase
telah mengendap sempurna pada pH sekitar 9. Mangan yang tidak lagi berada dalam bentuk ionnya, semakin sulit
adsorpsi sebesar 6,92%. Nilai persentase
untuk berikatan dengan gugus amina dan
yang tidak besar ini dikarenakan pada
hidroksil pada kitosan.
kondisi tersebut jumlah ion H+ sangat
Penentuan Waktu Optimum Arang Termodifikasi Kitosan-Glutaraldehida untuk Menyerap Mn(II) Pada penelitian ini digunakan
banyak sehingga terjadi kompetisi antara Mn(II) dengan ion hidrogen untuk menempati sisi aktif, kompetisi ini mengakibatkan penyerapan
terganggunya
terhadap
Mn(II),
variasi waktu kontak dengan Mn(II)
proses
yaitu dari 15; 30; 45; 60 dan 75 menit.
pH
optimum adalah pH 5 yaitu sebesar 13,27%, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ruswanti et al. (2007) yang C - 73
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
kitosan-glutaraldehida konsentrasi awal
18,00
dengan
variasi
C(awal)
C(Real)
Ce
C(teradsorp)
C(teradsorp)
qe
Ce/qe
(mg/L)
(mg/L)
(mg/L)
(mg/L)
10
9,93
8,59
1,34
13,48
0,13
64,10
20
21,70
17,96
3,74
17,21
0,37
48,02
40
41,51
36,58
4,93
11,88
0,49
74,20
60
62,65
57,01
5,64
9,00
0,56
101,08
80
81,68
75,33
6,34
7,77
0,63
118,82
100
102,11
95,07
7,05
6,90
0,71
134,85
pada
saat
12,00 %
(mg/g)
6,00 0,00 0
15
30
45
60
75
Gambar 2. pengaruh waktu terhadap Mn(II) teradsorpsi oleh arang aktif kayu apu termodifikasi kitosan-glutaraldehida Berdasarkan Gambar 6 dapat dilihat bahwa semakin lama waktu kontaknya maka jumlah Mn(II) yang
Keterangan :
teradsorpsi juga semakin banyak. Dari
Ce = Konsentrasi
hasil penelitian ini diketahui kondisi
kesetimbangan setelah adsorpsi (mg/L)
optimum terjadi pada waktu kontak 45 menit
dengan
persentase
qe=
adsorpsi
Mn(II)
yang
Tabel 4 menunjukkan bahwa
45 menit terjadi penurunan terhadap adsorpsi.Penurunan
Banyaknya
teradsorpsi (mg/g)
sebesar 14,19%. Setelah waktu kontak
persentase
Mn(II)
arang
ini
termodifikasi
kitosan-
glutaraldehida mencapai kesetimbangan
diduga disebabkan oleh seluruh situs
adsorpsi pada konsentrasi awal Mn(II)
aktif pada arang termodifikasi kitosan-
sebesar 21,70 mg/L, artinya setelah
glutaraldehida yang sudah mengalami
kesetimbangan
kejenuhan. Pada saat Mn(II) sudah
tercapai
maka
peningkatan konsentrasi Mn(II) lebih
memenuhi lapisan, maka molekul yang
lanjut tidak lagi merubah banyaknya
terserap tak akan mampu melebihi
Mn(II) yang teradsorp secara signifikan.
jumlah situs aktif pada permukaannya.
Penentuan
Penentuan Kapasitas Adsorpsi Arang yang Termodifikasi KitosanGlutaraldehida untuk Menyerap Mn(II) Hasil jumlah Mn(II) yang
dilakukan
model untuk
isoterm
adsorpsi
memperkirakan
mekanisme adsorpsi arang termodifikasi kitosan-glutaraldehida untuk menyerap
teradsorpsi dapat dilihat pada Tabel 4.
Mn(II). Ada dua model yaitu isoterm
Tabel 4. konsentrasi Mn(II) yang teradsorpsi oleh arang termodifikasi
Langmuir
dan
isoterm
Freundlich.
Penentuannya dapat diketahui dengan C - 74
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
cara melihat nilai R2 yang mendekati 1.
sama, namun pada isoterm Langmuir
Hal ini dapat dilihat pada gambar 7.
memberikan harga R2 yang lebih besar yaitu 0,9379 relatif mendekati 1 bila
(a)
dibandingkan
180,00
dengan
isoterm
Ce/qe
Freundlich. Hal ini menunjukkan bahwa 120,00
permukaan
adsorben
memiliki
sifat
homogen serta menunjukkan adanya
60,00 0,00 0,00
y = 0.9697x + 43.243 R² = 0.9379
permukaan yang juga mempunyai sifat
50,00
heterogen, diperoleh grafik hubungan
100,00
Ce/qeversus Celinear maka kapasitas
Ce
adsorpsi, qmaks= 1/slope. Dari hasil penelitian dapat
(b) 0,00
adsorpsi
log qe
-0,20
dari
diketahui kapasitas arang
termodifikasi
kitosan-glutaraldehida sekitar 1,03 mg/g.
-0,40
Model
-0,60 -0,80 0,00
1,00
2,00
adsorpsi
Langmuir
berlaku untuk adsorpsi pada lapisan
y = 0.6288x - 1.3489 R² = 0.8963
-1,00
isoterm
tunggal (monolayer) pada permukaan zat
3,00
yang homogen (Santoso, 2008). Menurut
log Ce
Atkins (1999) adsorpsi monolayer terjadi karena ikatan kimia lebih spesifik,
Gambar 3. (a) grafik linierisasi isoterm Langmuir dan (b) grafik Linierisasi isoterm Freundlich untuk adsorpsi Mn(II) oleh arang termodifikasi kitosan-glutaraldehida Model adsorpsi isoterm
sehingga adsorben mampu mengikat logam dengan ikatan kimia antara logam dengan permukaan adsorben. Penentuan %Recovery Arang Termodifikasi Kitosan-Glutaraldehida Arang termodifikasi kitosan-
Langmuir dihitung dengan persamaan Ce/qe = 1/qmaks. K1 + Ce/qe didapat data
glutaraldehida yang telah digunakan
plot Langmuir dan diperoleh garis lurus.
untuk
Persamaan Freundlich dapat diperoleh
mengadsorbsi
Mn(II)
perlu
diperhatikan agar tidak menimbulkan
dengan membuat hubungan antara log
limbah baru. Adsorben
Cedan log qe. Berdasarkan gambar 7a
digunakan
dan 7b diperoleh harga R2 yang hampir
kembali
untuk
ini dapat menjerap
Mn(II), yaitu dengan proses recovery.
C - 75
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
Tabel 5.%adsorpsi dan recoveryMn(II) C(awal)
ion Mn(II) pada gugus aktif pada arang
CR total
termodifikasi
% Mn(II)
(mg/L)
C(adsorpsi)
(mg/L)
%Recovery
1
22,43
17,11
3,65
95,05
kitosan-glutaraldehida.
Reaksi yang terjadi yaitu, Adsorben – M + 2 HCl → M2+ + 2Cl- +
2
22,46
17,28
3,74
96,39
2H – Adsorben............................ (4) Rata-rata
95,72
Dimana: M merupakan logam. Mengacu sebelumnya
pada
yang
penelitian
dilakukan
Identifikasi Gugus Fungsi
oleh
Anggono (2009) dengan menggunakan kitosan dilapiskan pada arang cangkang kelapa sawit, %recovery yang rendah sekitar
25,60%
akibat
penggunaan
konsentrasi HCl 0,1 M sehingga pada penelitian ini digunakan HCl 1 M. Keefektifan HCl 1 M dalam melepas logam Mn(II) dapat dilihat pada Tabel 6, yaitu dari konsentrasi Mn(II) yang teradsorp
sebanyak
3,84
mg/L
didapatkan sekitar 3,65 mg/L Mn(II) yang terlepas pada arang termodifikasi kitosan-glutaraldehida.
Dengan Gambar 4. spektra FTIR (a) arang aktif kayu apu (b) kitosan (c) arang termodifikasi kitosan (d) arang termodifikasi kitosan-glutraldehida (d) arang termodifikasi kitosanglutraldehida setelah dikontakkan dengan logam Tabel 6. perbandingan bilangangelombang gugus fungsi pada spektra FTIR
demikian, dalam penelitian ini HCl 1 M dapat
melepaskan
Mn(II)
sekitar
95,72%. Pada tahap recovery ini,Mn(II) yang
telah
termodifikasi
teradsorpsi
oleh
arang
kitosan-glutaraldehida
dapat ditarik kembali dan terlarut serta berikatan dengan ion-ion Cl-. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya jumlah
Bilangan gelombang (cm-1) (a)
(b)
(c)
(d)
Bilangan (e)
ion H+ dari larutan asam yang memiliki kemampuan untuk melepaskan ikatan
gelombang
Gugus
referensi*
fungsi
(cm-1) 1095,57
1080,14
1072,42
1072,42
1072,42
1300-1000
C-O
-
1597,06
-
-
-
1640-1550
N-H
C - 76
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
1620,21
1651,07
1627,92
1627,92
1627,92
1690-1640
bending
telah
C=O
hancur
pada
suasana
asam,
dari
tekukan amida
sehingga dapat disimpulkan gugus imina telah terbentuk pada arang termodifikasi
dan/atau C=N 2931,80
2924,09
2924,09
2931,80
2924,09
3000-2850
3410,15
3417,86
3425,58
3425,58
3425,58
3500-3200
-CH
kitosan-glutaraldehida.
streching
Kemungkinan
reaksi
interaksi
-OH
kitosan dengan Mn(II) dapat dilihat pada
streching
Sumber : *Sastrohamidjojo (1992)
Gambar 11.
Walaupun hasil karakterisasi tipe ikatan yang terbentuk pada bilangan gelombang 1627,92 cm-1 tidak dapat memberikan data yang spesifik, tetapi (a)
reaksi pengikatan-silang kitosan oleh glutaraldehida
dapat
diamati
dari
perubahan fisik saat direndam dalam larutan asam oksalat. Dapat dilihat pada Gambar 10. (b) Gambar 11 . kemungkinan mekanisme I (a) dan mekanisme II (b) ikatan Mn(II) dengan kitosan (Benavente, 2008). Berdasarkan Gambar 11 diketahui bahwa pengikatan Mn(II) oleh (a)
(b)
kitosan terjadi melalui gugus amina dan
Gambar5. foto perbandingan arang modifikasi sebelum penambahan glutaraldehida (a) dan arang modifikasi setelah penambahan glutaraldehida (b) di dalam larutan asam oksalat 10%. Berdasarkan Gambar 10 pada arang
termodifikasi
hidroksil. Hampir sama hal nya dengan kitosan, arang termodifikasi kitosanglutaraldehida juga mengikat
logam
melalui gugus hidroksil.
kitosan-
KESIMPULAN
glutaraldehida yang dilarutkan pada
1. Kondisi pH optimum arang kayu apu
asam oksalat 10% tidak mengalami
yang
perubahan fisik berbeda dengan arang
termodifikasi
glutaraldehida
termodifikasi kitosan yang bentuknya
untuk
Mn(II) yaitu pada pH 5.
C - 77
kitosanmenyerap
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
2. Waktu optimum arang kayu apu yang termodifikasi
Kitosan
yang
Dilapiskan
kitosan-glutaraldehida
Arang
Aktif
untuk menyerap Mn(II) yaitu 45
Sawit.
Skripsi.
menit.
Kimia, Fakultas MIPA, UNLAM,
3. Kapasitas adsorpsi arang kayu apu yang
termodifikasi
glutaraldehida
Kelapa
Program
Studi
Banjarbaru (tidak dipublikasikan).
kitosan-
untuk
Cangkang
Pada
Atkins, P.W. 1999. Kimia Fiska Jilid II.
menyerap
Edisi
Mn(II) sebesar 1,03 mg/g.
keempat,
(diterjemahkan
oleh:Rohadyan). Erlangga, Jakarta.
4. Persen recoveryMn(II) pada arang Basuki, B. R., & I. G. M. Sanjaya.2009.
kayu apu yang termodifikasi kitosan-
Sintesis Ikat Silang Kitosan dengan
glutaraldehida sebesar 95,72%.
Glutaraldehid UCAPAN TERIMA KASIH
Gugus
Terima kasih penulis ucapkan kepada melalui
Islamic
Develompent
Development
Fungsi
Identifikasi
dan
Derajat
Deasetilasinya.Jurnal
Bank
ILMU
DASAR. 10(1):93-101.
and
Benavente, M. 2008. Adsorption of
Upgvelopmen Barading of Seven
Metallic
Universities
Equilibrium
in
serta
Improving
Ions
onto
Chitosan:
and
Kinetic
Studies.Thesis.Department
theQuality and Relevance of
Chemical
Higher Education in Indonesia
of
Engineering
and
Technology, Division of Transport
yang telah mendanai penelitian ini.
Phenomena,
.
Royal
Institute
of
Technology, Stockholm, Sweden.
DAFTAR PUSTAKA Achmad,
A.
Fahruddin.
2009.
Pengaruh
Jenis
2011.Pembuatan,
Sedimen Wetland dalam Reduksi
Pencirian, dan Uji Daya Adsorpsi
Sulfat pada Limbah Air Asam
Arang Aktif dari Kayu Meranti
Tambang (AAT). Jurnal Teknik
Merah (Shore asp.) Skripsi Prog S1.
Lingkungan. 10(1):26-30.
IPB, Bogor.
Kaban, J. 2009. Modifikasi Kimia dari
Anggono, T. 2009. Kajian Kapasitas
Kitosan dan Aplikasi Produk yang
Adsorpsi dan Recovery Cr(III) Oleh
C - 78
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
dihasilkan.
Fakultas
MIPA
S1.Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Universitas Islam Negeri Malang, Malang.
Nugraheni, I. K. 2010. Aplikasi Arang Aktif
Cangkang
Kelapa
Sawit
Ruswanti, I., I. Ruswanti, Khabibi, & R.
Terlapis Kitosan sebagai
Filter
A. Lusiana. 2007. Membran Kitosan
dalam Pengolahan Limbah Cair
Padat dari Cangkang Rajungan
Sasirangan
Setelah
Koagulasi
(Portunus
Poly
Aluminium
Aplikasinya sebagai Adsorben Ion
dengan Chloride.Skripsi
Program
S1,
Mangan(II)
Universitas Lambung Mangkurat,
dan
dan
Besi(II).
Universitas Diponegoro, Semarang.
Banjarbaru.
Santoso, U. T., D. Umaningrum, U.
Nugroho, A., N. D. Nurhayati, & B. Utami.
pelagicus)
2011.
Karakterisasi
Sintesis
Aplikasi
Logam
Berat.
&
Nurmasari.
2008.Immobilization of Humic Acid
Kitosan
on Chitosan using Protected Cross-
Deteksi
Linking Reaction Method and its
Molekul.6(2):123-
Application as Sorbent for Pb(II),
Sensor
136.
Cd(II),
Kitosan dari Cangkang Rajungan pelagicus)
And
Cr(III).
Indo
J
Chem8(2): 177-183.
Pitriani, P. 2010. Sintesis dan Aplikasi
(Portunus
R.
dan
Membran
untuk
Irawati,
Sastrohamidjojo, H. 1992. Spektroskopi
Sebagai
inframerah. Yogyakarta
Penyerap Ion Besi (Fe) dan Mangan
Tangkuman H. D. & H. F. Aritonang.
(Mn) untuk Pemurnian Natrium
2009.
Silika.Skripsi.Program Studi Kimia,
Karbon Aktif yang dibuat
FakultasSains
Teknologi,
Batok Kelapa Hibrida dan Batok
Universitas Islam Negeri Syarif
Kelapa Dalam. Chem Prog. 2(1):29-
Hidayatullah,Jakarta.
32.
dan
Rohmawati, L. 2008. Studi Kinetika Adsorpsi
Merkuri
(II)
Tarigan,
pada
Perbandingan
I.
M.
Kualitas
2008.
dari
Analisis
Penggunaan Kitosan dan Kitosan
Biomassa Daun Enceng Gondok
Manik
(Eichhornia crassipes). Skripsi Prog
Menurunkan
C - 79
sebagai
Adsorben Kadar
untuk
Larutan
Prosiding Seminar Nasional Kimia, ISBN: 978-602-0951-05-8 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya, 3-4 Oktober 2015
Standar Besi (Fe) dan Alumunium
dan Semimikro. Edisi 5, Bagian I,
(Al)
diterjemahkan oleh L. Setiono dan
dengan
Metode
Spektrofotometri
Serapan
A.
Atom.Tesis Program Pasca Sarjana,
2005. Study
Penyerapan Kromium Dengan Kayu Apu (Pistia stratiotes, L). Akta Kimindo. 1(1):41-48. Widyati, E. 2009.Kajian Fitoremediasi sebagai
Salah
Menurunkan
Satu
Upaya
Akumulasi
Logam
Akibat Air Asam Tambang pada Lahan
Bekas
Batubara.Tekno
Pudjaatmaka.
Kalman Media Pusaka, Jakarta.
Universitas Sumatera Utara, Medan. Ulfin, Ita & W. Widya
Hadyana
Tambang
Hutan Tanaman.
2(2):67–75. Svehla, G. 1985. Vogel; Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
C - 80
PT.