KADAR PROTEIN, TENSILE STRENGTH, DAN SIFAT ORGANOLEPTIK MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG MOCAF
Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat sarjana
Arsyi Wintaha Umri G2D012001
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016
http://lib.unimus.ac.id
HALAMAN PENGESAHAN Judul Skripsi
:
Kadar
Protein,
Tensile
Strength,
dan
Sifat
Organoleptik Mie Basah dengan Subtitusi Tepung Mocaf Nama
: Arsyi Wintaha Umri
NIM
: G2D012001
Prodi
: S1 Teknologi Pangan
Tanggal Lulus
: 9 Mei 2016
Menyetujui, Komisi Pembimbing Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Nurrahman, M.Si. NIK. 28.6.1026.049
Ir. Wikanastri H, MT NIP. 196612281993032001
Mengetahui, Ketua Program Studi S1 Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang
Siti Aminah, S.TP.,M.Si. NIK. 28.6. 1026.050
ii
http://lib.unimus.ac.id
HALAMAN KOMISI PENGUJI Judul Skripsi
:
Kadar Protein,
Tensile
Strength,
dan
Sifat
Organoleptik Mie Basah dengan Subtitusi Tepung Mocaf Nama
: Arsyi Wintaha Umri
NIM
: G2D012001
Prodi
: S1 Teknologi Pangan
Tanggal Lulus
: 9 Mei 2016
Menyetujui, Komisi Penguji
Penguji I
Penguji II
Penguji lll
Dr. Ir. Nurrahman, MSi M. Yusuf, MSi, PhD NIK. 28.6.1026.049 NIK. K.1026.082
Nurhidajah, S.TP.,MSi NIK. 28.6.1026.048
Mengetahui, Komisi Pembimbing Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Ir. Nurrahman, MSi NIK. 28.6.1026.049
Ir. Wikanastri H, MT NIP.196612281993032001
iii
http://lib.unimus.ac.id
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sungguhsungguh bahwa skripsi ini adalah karya saya sendiri, dan disusun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Semarang.
Nama
: Arsyi Wintaha Umri
NIM
: G2D012001
Fakultas
: Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Program Studi : S1 Teknologi Pangan Jenis Publikasi : Skripsi Judul
: Kadar Protein, Tensile Strength, dan Sifat Organoleptik Mie Basah dengan Substitusi Tepung Mocaf
Email
:
[email protected]
Jika dikemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiarisme, saya akan bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Universitas Muhammadiyah Semarang.
Semarang, 9 Mei 2016
(..............................)
iv
http://lib.unimus.ac.id
KATA PENGANTAR Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Kadar Protein, Tensile Strength, Dan Sifat Organoleptik Mie Basah Dengan Subtitusi Tepung Mocaf” ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Jurusan S1 Teknologi Pangan, Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan pihak-pihak lain. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir. Nurrahman, M.Si dan Ir. Wikanastri H, MT., selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan secara intensif mulai dari penulisan usulan penelitian, pelaksanaan sampai dengan penulisan skripsi ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Laboran Laboratorium Kimia Gizi, Laboratorium Teknologi Pangan Unimus, serta Laboratorium Kimia Unika yang telah membantu proses penyelesaian skripsi ini. Tidak ada yang sempurna di dunia, begitu pun dengan skripsi ini, penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Segala yang terbaik telah dilakukan dalam proses penyelesaiannya, namun kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan sehingga karya ini dapat lebih bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Semarang, Mei 2016
Penulis
v
http://lib.unimus.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Ketika aku meminta pada Allah setangkai bunga segar, diberi-NYA aku kaktus berduri.... Aku pun meminta pada-NYA binatang kecil mungil nan cantik... ia beri aku ulat bulu..... Aku sempat sedih dan kecewa, namun kemudian kaktus itu berbunga indah sekali Dan ulat itupun tumbuh dan berubah menjadi kupu-kupu yang amat cantik.... Itulah jalan Allah, indah pada waktunya.... Allah tidak memberi apa yang kita harapkan, akan tetapi Allah memberi apa yang kita perlukan Kadang kita sedih , kecewa dan terluka, tapi sesungguhnya Dia sedang merajut yang terbaik untuk kehidupan kita... Demi (waktu) Duha, dan malam apabila telah sunyi. Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada membencimu (QS. AD DUHA : 1-3)
Teruntuk : Umi, Abi dan Kelima Saudaraku Tercinta Keluarga kecilku Teknologi Pangan’12 Semua teman-teman yang telah membantu baik materiil maupun moril
vi
http://lib.unimus.ac.id
ABSTRAK
ARSYI WINTAHA UMRI. Kadar Protein, Tensile Strength, Dan Sifat Organoleptik Mie Basah Dengan Substitusi Tepung Mocaf. Dibimbing oleh NURRAHMAN dan WIKANASTRI H. Mie merupakan salah satu produk yang sangat populer di masyarakat. Bahan utama pembuatan mie adalah tepung terigu, hal ini mempengaruhi angka impor tepung terigu yang meningkat. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan substitusi tepung terigu dengan tepung lokal yaitu tepung mocaf. Tujuan umum penelitian ini yaitu untuk mengetahui kadar protein, tensile strength, dan sifat organoleptik mie dengan substitusi mocaf. Metode penelitian berjenis eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) monofaktorial dengan faktor variasi substitusi mocaf 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60%. Produk dianalisis kadar protein, tensile strength, dan organoleptik. Data kadar protein dan tensile strength dianalisa statistik ANOVA diikuti uji lanjut LSD sedangkan hasil uji organoleptik dianalisa menggunakan uji Friedmann dan uji Wilcoxon. Hasil analisis statistik menunjukkan ada pengaruh jumlah substitusi mocaf terhadap kadar protein, nilai tensile strength dan sifat organoleptik pada setiap perlakuan, hal ini ditunjukkan dari nilai p < 0,05. Hasil terbaik dari penelitian ini adalah mie dengan substitusi mocaf 20%, dengan kadar protein 3,766%, nilai tensile strength 0,4875 N/mm2, dan nilai rata-rata organoleptik 2,72. Kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan terhadap mie substitusi mocaf menunjukkan ada beda nyata untuk setiap uji yang dilakukan, uji korelasi menunjukkan hasil kadar protein berbanding lurus dengan nilai tensile strength.
Kata kunci : mie, mocaf, kadar protein, dan tensile strength
vii
http://lib.unimus.ac.id
ABSTRACT ARSYI WINTAHA UMRI. Protein content, Tensile Strength, and Organoleptic Characteristics of Mocaf Flour Substitution Noodle.. Supervised by NURRAHMAN and WIKANASTRI H. Noodle is one of the most popular product in society. The main ingredient to make a noodle is wheat flour, it affects the wheat flour import number in indonesia, making it significantly increased. To overcome that issue, the wheat flour has to be substitued by local flour, the mocaf flour. The general objective of this research is to determine protein content, tensile strength, and the organoleptic characteristics of noodles with mocaf substitution. The research method is experiments type using completely randomized design (CRD) monofaktorial with mocaf substitution variation factor of 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50% and 60%. The protein content, tensile strength, and organoleptic characteristic of products were analyzed. The protein content and tensile strength data were analyzed statistically using ANOVA followed by a further test of LSD while organoleptic test results were analyzed using the Wilcoxon test and Friedmann. The statistical analysis result showed the mocaf substitution quantity had effect on protein content, tensile strength value and organoleptic characteristic in each treatment, it is indicated from the value of p <0.05. The best result of this research is noodle with 20% mocaf substitution,3,766% protein content, 0,4875 N/mm2 tensile strength number, and 2,72 average value of organoleptic characteristic. The conclusion results of the research conducted on the mocaf substitution noodle showed the are real difference for each test performed, the correlation test showed the result of the protein content is directly proportionate to the tensile strength number.,
Keywords: noodles, mocaf, protein content, and tensile strength
viii
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………
ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI…………………………….......………
iii
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH......................
iv
KATA PENGANTAR……………………………………………………
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ……………………………………..
vi
ABSTRAK.........................................................................................
vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………..
ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………..
xi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..
xii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………
xiii
BAB I.
BAB II.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang…………………………………..….........
1
B. Rumusan Masalah……………………………………….
3
C. Hipotesis…………………………………………………..
3
D. Tujuan……………………………………………………..
3
E. Manfaat……………………………………………………
3
TINJAUAN PUSTAKA A. Tepung Mocaf……………………………………………..
4
B. Mie......……………………………………………………..
6
C. Protein................………………………………………….
8
D. Organoleptik……………………………………………….
9
BAB III. MATERI DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………....
11
B. Bahan dan Alat………………………………………….....
11
C. Prosedur Penelitian…..…………………………………....
11
D. Rancangan Penelitian.………………………………….......
15
E. Analisis Data………………………………………………....
15
F. Kerangka Penelitian……………………………………........
17
ix
http://lib.unimus.ac.id
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kadar Protein.........................................................
18
B. Analisis Tensile Strength.....................................................
19
C. Analisis Organoleptik ..........................................................
21
D. Penentuan Perlakuan Terbaik.............................................
26
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...........................................................................
28
B. Saran....................................................................................
28
DAFTAR PUSTAKA….......…………………………………………………..
29
LAMPIRAN………………….......…………………………………………….
32
x
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. Perbedaan Sifat Fisikokimia Mocaf dan Tepung Singkong ................
5
2. Karakterisasi Proksimat Mocaf dan Tepung Terigu ............................
6
3. SNI Mie Basah ...................................................................................
6
4. Formula Mie .......................................................................................
12
5. Pendenahan Rancangan Penelitian ...................................................
15
6. Rata-Rata Setiap Variabel ..................................................................
26
xi
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Diagram Alir Pembuatan Mie...........................................................
13
2. Diagram Alir Kerangka Penelitian.....................................................
17
3. Rerata Hasil Analisis Kadar Protein .................................................
18
4. Rerata Hasil Analisis Tensile Strength .............................................
20
5. Rerata Hasil Analisis Organoleptik Warna .......................................
22
6. Rerata Hasil Analisis Organoleptik Aroma...................................... ..
23
7. Rerata Hasil Analisis Organoleptik Tekstur.................................... ..
24
8. Rerata Hasil Analisis Organoleptik Rasa ..........................................
26
xii
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Rekap Data dan Contoh Perhitungan Kadar Protein ............................. 32 2. Hasil Analisis Sidik Ragam Kadar Protein ......................... ................... 33 3. Rekap Data Tensile Strength......................................................... ........ 36 4. Hasil Analisis Sidik Ragam Tensile Strength.................................. ....... 37 5. Formulir Uji Organoleptik................................................................ ....... 40 6. Data Uji Organoleptik Warna.............................................. ................... 41 7. Data Uji Organoleptik Aroma.......................................................... ....... 42 8. Data Uji Organoleptik Tekstur........................................................ ........ 43 9. Data Uji Organoleptik Rasa ................................................................... 44 10. Hasil Analisis Sidik Ragam Uji Organoleptik Warna...................... ....... 45 11. Hasil Analisis Sidik Ragam Uji Organoleptik Aroma...................... ....... 49 12. Hasil Analisis Sidik Ragam Uji Organoleptik Tekstur............................ 50 13. Hasil Analisis Sidik Ragam Uji Organoleptik Rasa....................... ........ 54 13. Hasil Analisis Sidik Ragam Uji Korelasi ................................................ 57 14. Dokumentasi ........................................................................................ 58
xiii
http://lib.unimus.ac.id
xiv
http://lib.unimus.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Mie merupakan salah satu produk pangan yang sangat populer di masyarakat. Saat ini mie telah dijadikan sebagai makanan pokok pengganti nasi. Hal tersebut menyebabkan tingkat ketergantungan terhadap tepung terigu meningkat karena bahan utama dalam pembuatan mie adalah tepung terigu. Di sisi lain tingkat produksi gandum dalam negeri belum mampu mencukupi kebutuhan tepung terigu, yang mengakibatkan impor tepung terigu selalu mengalami peningkatan dan makin membebani devisa negara (Safriani, et al. 2013). Menurut data BPS impor tepung terigu Indonesia pada tahun 2015 telah mencapai 7,4 juta ton. Salah satu cara untuk mengurangi angka impor tepung terigu adalah mensubstitusikan tepung terigu dengan produk pangan lokal yaitu tepung mocaf. Mocaf (Modified Cassava Flour) adalah produk tepung singkong yang diproses menggunakan prinsip memodifikasi singkong dengan cara fermentasi. Mikroba yang tumbuh pada proses fermentasi menyebabkan perubahan karakteristik tepung singkong yang hampir mirip dengan tepung terigu (Rahayu, 2010). Menurut Subagyo (2008) pemanfaatan mocaf sebagai bahan pensubstitusi tepung terigu masih tergolong rendah hanya sebesar 5% hal ini dikarenakan kandungan protein dalam mocaf rendah. Upaya pemanfaatan mocaf sebagai pensubstitusi tepung terigu diharapkan mampu meningkatkan kandungan protein mocaf salah satunya pada pembuatan mie substitusi mocaf. Penelitian tentang pembuatan mie substitusi mocaf telah banyak dilakukan. Iva, et al. (2013) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa rasio substitusi terbaik dalam pembuatan mie basah substitusi mocaf dengan gandum adalah 20% mocaf dan 80% tepung terigu. Mie basah tersebut memiliki kandungan protein 6,44% dan karbohidrat 31,11%. Sedangkan dalam penelitian Riki, et al. (2013) menyimpulkan bahwa hasil terbaik dari
1
http://lib.unimus.ac.id
perbandingan mie substitusi mocaf adalah 10 % mocaf dan 90% tepung terigu. Mie tersebut memiliki nilai tensile strength yang paling tinggi yaitu 0,13800 N/mm2. Pada dasarnya tepung sebagai bahan baku pembuatan mie harus memenuhi persyaratan fisiko-kimia tertentu seperti kandungan amilosa, protein, abu, serta viskositas puncak yang mewakili sifat lekat dan kelenturan pati dalam tepung. Pembuatan mie diperlukan tepung dengan kandungan amilopektin tinggi membuat tekstur mie lebih kenyal akibat proses gelatinisasi yang semakin tinggi dan protein tinggi mempengaruhi daya putus (Charles, et al. 2005; Iva, et al. 2013; Riki, et al. 2013) Namun kandungan protein dalam mocaf lebih rendah jika dibandingkan dengan tepung terigu, hal ini akan mempengaruhi nilai tensile stength pada mie. Sehingga perlu adanya optimasi formula mie substitusi mocaf. Dalam penelitian ini akan dibuat mie dengan substitusi mocaf, dimana bahan baku mocaf merupakan hasil terbaik dari penelitian Hersoelistyorini, et al. (2015) yaitu mocaf yang difermentasi ekstrak fermentasi kubis dengan konsentrasi 80%, memiliki kandungan amilosa rendah, amilopektin tinggi dan protein rendah. Apabila mocaf ini digunakan untuk mensubstitusi tepung terigu pada pembuatan mie, diharapkan mie yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal. Sehingga penelitian ini akan mengkaji pengaruh substitusi mocaf hasil penelitian Hersoelistyorini, et al. (2015) dalam pembuatan mie terhadap kadar protein, tensile strenght, dan sifat organoleptik. Jika dibandingkan dengan penelitian pembuatan mocaf yang sudah ada, proses pembuatan mocaf ini jauh lebih mudah dan lebih efisien karena tidak perlu membeli starter fermentasi, sehingga dapat diaplikasikan ke petani singkong dan para pelaku usaha kecil di masyarakat. Dengan kandungan amilopektin yang tinggi dan proses pembuatan yang mudah diharapkan mampu mensubstitusi tepung terigu lebih baik dari mocaf yang lain dan substitusi terigu dengan mocaf tersebut belum pernah diteliti sebelumnya.
2
http://lib.unimus.ac.id
B. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh kadar protein, tensile strength, dan sifat organoleptik pada mie substitusi mocaf yang difermentasi menggunakan ekstrak kubis fermentasi 80%. C. Hipotesis Ada pengaruh jumlah substitusi mocaf terhadap kadar protein, tensile strength, dan sifat organoleptik terhadap mie basah. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein, tensile strength, dan sifat organoleptik mie dengan substitusi mocaf. 2. Tujuan Khusus a. Mengukur dan menganalisis kadar protein mie dengan substitusi mocaf yang difermentasi ekstrak kubis. b. Mengukur dan menganalisis tensile strength mie dengan substitusi mocaf yang difermentasi ekstrak kubis. c. Mengukur dan menganalisis sifat organoleptik mie dengan substitusi mocaf yang difermentasi ekstrak kubis. E. Manfaat 1. Memberikan kontribusi dalam penganekaragaman pangan. 2. Memberikan informasi tentang pemanfaataan mocaf sebagai substitusi tepung terigu dalam pembuatan mie
3
http://lib.unimus.ac.id
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tepung Mocaf Tepung
mocaf
adalah
produk
tepung
yang
terbuat
dari
singkong/ubi kayu yang mana dalam pembuatannya melalui proses fermentasi dengan bantuan bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat yang tumbuh akan menghasilkan enzim pektinolitik dan selulolitik yang dapat menghancurkan dinding sel ubi kayu sedemikian rupa sehingga terjadi pembebasan granula pati. Proses liberasi ini
akan
menyebabkan
perubahan karakteristik dari tepung yang dihasilkan berupa naiknya viskositas, daya rehidrasi, kemampuan gelasi, dan kemudahan melarut. Selanjutnya granula pati akan mengalami hidrolisis menghasilkan monosakarida sebagai bahan baku untuk menghasilkan senyawa asam organik yang akan terimbibisi dalam tepung, sehingga jika tepung diolah makan akan menghasilkan aroma dan cita rasa yang dapat menutupi aroma dan cita rasa singkong yang cenderung tidak disukai konsumen (Subagio, 2007). Kandungan nitrogen mocaf lebih rendah dibandingkan tepung singkong, dimana senyawa ini dapat menyebabkan warna coklat ketika pengeringan. Dampak dari hal tersebut adalah warna mocaf yang dihasilkan lebih putih jika dibandingkan dengan warna tepung singkong (Subagio, 2007). Komposisi kimiawi tepung mocaf tidaklah jauh berbeda dengan tepung singkong pada umumnya, namun tepung mocaf memiliki karakteristik dan sifat organoleptik yang lebih baik jika dibandingkan dengan tepung singkong pada umumnya. Mocaf dapat digolongkan sebagai produk edible cassava flour berdasarkan Codex Standart, Codex Stan 176-1989 (Rev. 1 – 1995) (Romlah, 2011). Menurut Ismi, (2012) tepung mocaf juga memiliki keunggulan sebagai berikut: 1. Kandungan serat terlarut lebih tinggi daripada tepung gaplek.
4
http://lib.unimus.ac.id
2. Kandungan mineral (kalsium) lebih tinggi dibanding padi dan gandum. 3. Oligosakarida penyebab flatulensi sudah terhidrolisis. 4. Mempunyai daya kembang setara dengan gandum tipe II (kadar protein menengah) 5. Daya cerna lebih tinggi dibandingkan dengan tapioka gaplek. Tabel 1. Perbedaan Sifat Fisikokimia Mocaf dan Tepung Singkong Parameter
Tepung Mocaf
Tepung Singkong
Air (%)
Max. 13
Max. 13
Protein (%)
Max. 1,0
Max. 1,2
Abu (%)
Max. 0,2
Max. 0,2
Pati (%)
85 – 87
82 – 85
Serat (%)
1,9 – 3,4
1,0 – 4,2
Lemak (%)
0,4 – 0,8
0,4 – 0,8
HCN (mg/kg)
Tidak terdeteksi
Tidak terdeteksi
Besar Butiran (Mesh)
Max. 80
Max. 80
Derajat Putih
88 – 91
85 – 87
Kekentalan (mPa.s)
52 – 55 (2% 20 40 (2% pasta pasta panas)
panas)
75 – 77 (2% 30 – 50 (2% pasta
Warna
pasta dingin
dingin)
Putih
Putih
agak
kecoklatan Aroma
Netral
Kesan ubi kayu
Rasa
Netral
Kesan ubi kayu
Sumber : Subagio (2006) Penelitian tentang pembuatan mocaf dengan prinsip fermentasi telah banyak dilakukan, salah satunya mocaf hasil penelitian Hersoelistyorini (2015) yaitu mocaf yang difermentasi dengan ekstrak kubis. Ekstrak fermentasi kubis dapat dijadikan starter dalam pembuatan mocaf karena mengandung
5
http://lib.unimus.ac.id
bakteri asam laktat yang mana bakteri tersebut sangat dibutuhkan dalam proses fermentasi mocaf. Tabel 2. Karakterisasi Proksimat Mocaf dan Tepung Terigu (per 100 g ) Mocaf Hasil
Tepung Terigu
Penelitian (g)*
(g)**
Protein
1,949
9,0
Lemak
1,161
1,0
Abu
5,311
1,0
Air
10,194
11,8
Serat
0,722
0,3
Parameter
Sumber : *Hersoelistyorini et al (2015) **Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2009 B. Mie Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor 3551-1994, mie didefinisikan sebagai produk makanan kering yang dibuat dari tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan makanan tambahan yang diizinkan, berbentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling lama 4 menit (Lala, et al. 2013). Tabel 3. SNI Mie Basah Komponen
Jumlah
Kadar air (%)
20 – 32
Kadar abu (%)
3
Protein (%)
3
Borax (mg/kg)
Negatif
Pb (mg/kg)
2
Cu (mg/kg)
30
Zn (mg/kg)
40
Arsen (mg/kg)
1
Sumber: SNI 01-2987-1992
6
http://lib.unimus.ac.id
Beberapa jenis mie dipasaran yaitu mie segar/mentah (raw chinese noodle), mie basah (bolled noodle), dan mie instan (instan noodle). Kadar air dalam mie basah dapat mencapai 52% hal ini menyebabkan daya simpan yang relatif singkat yaitu 40 jam dalam suhu kamar (Singarimbun, 2008). Proses pembuatan mie meliputi beberapa tahap yaitu pencampuran atau pembuatan adonan, pembuatan lembaran, pencetakan, perebusan, pendinginan, dan penirisan (Suyanti, 2008). Proses awal pencampuran terjadi pemecahan lapisan tipis air dan tepung. Makin lama, semua bagian tepung teraliri air dan menjadi gumpalan-gumpalan adonan. Air akan menyebabkan serat-serat gluten mengembang karena gluten menyerap air. Dengan pemanasan, serat-serat gluten akan ditarik, disusun bersilang dan membungkus pati sehingga adonan menjadi lunak, kaku dan elastis (Sunaryo, 1985). Bahan-bahan dalam pembuatan mie basah antara lain: 1. Tepung terigu Tepung terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan mie. Keistimewaan dari gandum ini adalah kemampuannya membentuk gluten pada saat dibasahi air. Sifat elastis pada adonan ini menyebabkan mie yang dihasilkan tidak mudah putus pada proses pencetakan dan pemasakan (Astawan, 2006). Berdasarkan kandungan proteinnya, tepung terigu yang beredar dimasyarakat dibagi menjadi 3 jenis yaitu tepung terigu medium flour mengandung protein 9,5-11% tepung terigu ini banyak digunakan untuk pembuatan roti dan kue, tepung terigu soft flour mengandung protein 7-8,5% biasanya digunakan umtuk pembuatan biskuit dan jenis hard flour mengandung 12-13% protein biasanya digunakan dalam pembuatan mie. Tepung terigu jenis hard flour menghasilkan adonan sukar meregang dan mempunyai sifat mampu menahan gas dengan baik. Sehingga cocok untuk pembuatan mie (Suprapti, 2005). 2. Air Air dalam pembuatan mie miliki peranan untuk membuat adonan dan melarutkan bahan-bahan lain yang dibutuhkan.
Air yang ditambahkan
sebanyak 30-50% dari berat tepung yang digunakan. Kekurangan air dalam
7
http://lib.unimus.ac.id
pembuatan adonan menyebabkan partikel tepung tidak terhidrasi bersama, dan ini akan menyebabkan permasalahan penanganan selama pencampuran adonan dan memberatkan proses pencetakan (Murtini, 2007). Air juga digunakan untuk proses perebusan, pada proses perebusan tersebut akan terjadi glatinisasi pati dan koagulasi gluten sehingga dapat meningkatkan kekenyalan mie (Sunaryo, 1985). 3. Garam Fungsi utama penambahan garam dalam pembuatan mie adalah memberikan
rasa.
Selain
itu
garam
juga
memperkuat
tekstur
mie,
meningkatkan elastisitas dan fleksibilitas mie, serta mengikat air. Garam juga mampu menghambat aktivitas enzim protease dan amilase sehingga mie tidak lengket dan tidak mengembang secara berlebihan (Widyaningsih, 2006). 4. Soda Abu (Konsui) Soda abu adalah bahan tambahan yang harus digunakan pada proses pembuatan mie. Soda abu merupakan campuran dari garam natrium karbonat dan kalium karbonat (dengan perbandingan 9:1) (Muhlisah, 1996). Penggunaan senyawa ini mengakibatkan pH lebih tinggi (7,0-7,5), warna sedikit kuning dan menghasilkan flavor yang disukai konsumen. Komponen soda abu ini berfungsi mempercepat pengikatan gluten, meningkatkan elastisitas, flesibilitas, dan meningkatkan kehalusan tekstur mie. Senyawa ini juga dapat meningkatkan pengikatan air, karena reaksi senyawa tersebut dengan pati dan air akan menghasilkan gas CO2. Dengan adanya gas CO2 berarti terbentuk rongga antar ruang granula pati. Hasilnya ketika perebusan mie, air yang terserap akan lebih banyak (Ratnawati, 2003). C.
Protein Gluten adalah protein yang terdapat pada tepung terigu, gluten bersifat
elastis sehingga akan mempengaruhi kekenyalan pada produk (Suprapti, 2005). Protein tepung terigu tersusun atas dua jenis pembentuk gluten dan protein bukan pembentuk gluten. Protein bukan pembentuk gluten berkisar 15% (albumin, globulin, peptide, enzim) dan protein gluten sebesar 65% (gliadin dan glutenin) (Belitz and Grosch. 1999). Gliadin memiliki ikatan intra-molekuler
8
http://lib.unimus.ac.id
disulfida, sedangkan glutenin memiliki ikatan inter dan intra molekuler disulfida (Wrigley and Bietz, 1998). Gluten terbentuk ketika tepung terigu dicampurkan dengan air. Komponen gliadin lebih lembut dan mempengaruhi perpaduan dan elastisitas adonan sedangkan glutenin mengandung lebih banyak lipida dalam tepung terigu dalam bentuk lipoprotein (Widianto, et al. 2002). Berdasarkan kandungan proteinnya, tepung terigu dibagi menjadi 3 jenis yaitu tepung terigu medium
flour
mengandung
protein
9,5-11%
tepung
terigu
soft
flour
mengandung protein 7-8,5% dan jenis hard flour mengandung 12-13% protein (Suprapti, 2005). Mocaf juga memiliki kandungan protein, namun jika dibandingkan dengan tepung terigu, kandungan protein dalam mocaf lebih rendah. Lamanya proses fermentasi akan meningkatkan bakteri asam laktat sehingga kadar protein terlarut akan meningkat (Tandrianto, et al. 2014). Kadar protein dalam suatu bahan pangan akan mempengaruhi pada daya putus (tensile strength) pada suatu produk pangan khususnya pada produk mie. Hal ini dikarenakan adanya rantai ikatan peptida. Semakin panjang ikatan peptida maka akan semakin besar pula tenaga yang akan digunakan untuk memutus ikatan peptida tersebut (Hoesney, 1994). D. Organoleptik Menurut Anonim (2005) mie basah yang baik mempunyai ciri-ciri berwarna putih atau kuning, tekstur agak kenyal, dan tidak mudah putus. Warna kecoklatan pada mie basah disebabkan karena terjadinya rekasi maillard. Reaksi tersebut terjadi karena rekasi antara karbohidrat khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer protein (Winarno, 2004). Tekstur kenyal pada mie basah substitusi mocaf dikarenakan adanya penambahan tepung terigu, komponen protein yang khas yang terdapat dalam terigu yaitu glutenin dan gliadin yang dapat membentuk sifat elastis pada produk olahan pangan (Kusnandar, 2010). Penambahan terigu dikarenakan dalam mocaf tidak terdapat kandungan gluten. Mie basah memiliki rasa khas tepung dan rasa gurih hal ini disebabkan oleh kandungan protein yang terdapat pada mie basah sehingga pada saat
9
http://lib.unimus.ac.id
perebusan protein akan terdenaturasi menjadi asam amino (Mualim, et al. 2013). Salah satu asam amino yang dapat menimbulkan rasa yang lezat adalah asam amino glutamat (Winarno, 2004).
10
http://lib.unimus.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, yang dilakukan di Laboratorium Kimia dan Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang serta Laboratorium Ilmu Pangan Universitas Khatolik Soegijapranata. Waktu penelitian mulai bulan Juni 2015 sampai Mei 2016 meliputi penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian, uji kadar protein, uji tensile stregth, uji organoleptik, pengolahan data, dan penyusunan laporan akhir. B. Bahan dan Alat 1. Bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan mie substitusi mocaf adalah mocaf (hasil penelitian Hersoelistyorini, et al. 2015), tepung terigu merk cakra kembar, aquadest, garam dapur merk refina, dan soda abu. Bahan kimia yang digunakan adalah H2SO4 6N, NaOH 0,1N, larutan indikator BTB, Na Thiosulfat 0,01N, KI 20%, H2SO4 pekat, HCl 0,1N, H3BO3 4%, NaOH 45%. 2. Alat Alat yang digunakan dalam pembuatan mie subtitusi mocaf, meliputi alat pembuat mie, hot plate, labu kjehldhal, alat destilasi lengkap
dengan
erlenmeyer
penampung,
buret,
formulir
uji
organoleptik dan seperangkat alat pengukur tensile strength merk Lloyd. C. Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Mie a. Formula Mie Pembuatan mie pada penelitian ini menggunakan tepung terigu yang disubstitusikan dengan tepung mocaf difermentasi
11
http://lib.unimus.ac.id
dengan 80% ekstrak kubis fermentasi dengan lama fermentasi selama 24 jam. Substitusi tepung mocaf dengan rasio 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60%. Formula pembuatan mie diuraikan pada Tabel 4. Tabel 4. Formula Mie Komposisi Bahan (%)
Substitusi Mocaf (%) 0
10
20
30
40
50
60
Tepung mocaf
-
10
20
30
40
50
60
Tepung terigu
100
90
80
70
60
50
40
Air
30
30
30
30
30
30
30
Soda abu
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
0,25
Garam
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5
b. Proses Pembuatan Mie Proses
pembuatan
mie
basah
diawali
dengan
penimbangan bahan-bahan yaitu tepung terigu, garam, dan soda abu sesuai dengan formula. Semua bahan kering dicampur rata, lalu adonan ditambah air sedikit demi sedikit diadoni atau diuleni sampai terbentuk adonan yang kalis (tidak lengket ditangan). Proses selanjutnya adalah membentuk adonan menjadi lembaran mie dengan alat pembuat mie, lembar adonan mie dipotong memanjang selebar 1-2 mm dan dipotong melintang sepanjang 15 cm. Setelah pembentukan mie dilakukan perebusan selama 5 menit dengan
suhu 100ºC. Gambar diagram
pembuatan mie dapat dilihat pada Gambar 1.
12
http://lib.unimus.ac.id
alir proses
100 % tepung campuran air 30% soda abu 0,25%
Pengulenan
garam 0,3%
Pencetakan
Pemotongan
Perebusan ± 5 menit (100ºC)
sampai mie mengapung
Mie basah Gambar 1. Diagram Alir Pembuatan Mie Basah (Astawan, 2006) 2. Analisa Kadar Protein (Sudarmadji, 2007) Pengujian kadar protein ini melalui 3 tahap yaitu : a. Destruksi Sampel ditimbang sebanyak 0,3 gram, dimasukkan kedalam labu destruksi dan tambahkan katalisator selenium reagent mixture sebanyak 0,5 gram. Selanjutnya ditambah 10 ml H2SO4 pekat. Destruksi sampai tidak terdapat partikel karbon (jernih), lalu didinginkan. b. Destilasi Menambahkan 100 ml aquades ke dalam labu hasil destruksi kemudian memasukkan labu tersebut kedalam alat destilasi uap. Mengambil 2 ml H3BO4 dan memasukkannya ke dalam erlenmeyer 250 ml kemudian ditambahkan 2 tetes indikator methyl red lalu alat destilasi dipasangkan. c. Titrasi
13
http://lib.unimus.ac.id
Hasil destilasi selanjutnya dititrasi dengan HCl 0,02 N. Titik akhir dari titrasi ditandai dengan perubahan warna dari hijau menjadi ungu. Blangko juga dikerjakan dengan cara yang sama. Kadar N (%) = (ml HCl Bahan-ml HCl blangko) x N HCl x 14,007 x 100 mg sampel Kadar protein = Kadar N x F (Faktor Konversi Protein) 3. Uji Tensile Strength Sampel mie sebanyak 50 gram dililitkan pada alat pengukur tensile strength (Texture Analyzer merk Lloyd). Pengait akan menarik mie hingga putus kemudian tensile strength dihitung melalui instrumen sensor yang terhubung pada alat pengukur (Riki, et al.2013). 4. Uji Sifat Organoleptik Mie (Rahayu, 1998) Parameter pengujian organoleptik mie basah meliputi: tekstur, rasa, aroma, dan warna. Pengujian organoleptik ini menggunakan metode hedonik
dengan panelis sebanyak 20
orang mahasiswa program studi Teknologi Pangan Universitas Muhammadiyah Semarang. Panelis tersebut tergolong panelis agak terlatih. Pengujian organoleptik ini disajikan dalam bentuk mie basah kemudian panelis diminta untuk mengisi penilaian pada lembar yang telah disediakan. Kriteria penilaian organoleptik sebagai berikut: 1) Warna : sangat kuning, kuning, putih, sangat putih. 2) Tekstur : sangat kenyal, kenyal, tidak kenyal, rapuh. 3) Aroma : khas, sangat khas, apek, sangat apek. 4) Rasa : sangat gurih, gurih, tidak gurih, hambar.
14
http://lib.unimus.ac.id
D. Rancangan Penelitian Rancangan
percobaan
penelitian
ini
menggunakan
RAL
(Rancangan Acak Lengkap) faktor tunggal (monofaktor), dengan perlakuan sebanyak 7. Variabel dependent jumlah variasi tepung mocaf yang digunakan dalam pembuatan mie, dan variabel indepedent analisis protein, tensile strength, dan organoleptik. Masing-masing percobaan dilakukan ulangan sebanyak 4 kali, sehingga diperoleh satuan (unit) percobaan sebanyak 28 unit percobaan. Tabel 5. Pendenahan Rancangan Penelitian Rasio Substitusi mocaf (%) 0 10 20 30 40 50 60 Keterangan :
Pengulangan 1
2
3
4
M0.U1 M10.U1 M20.U1 M30.U1 M40.U1 M50.U1 M60.U1
M0.U2 M10.U2 M20.U2 M30.U2 M40.U2 M50.U2 M60.U2
M0.U3 M10.U3 M20.U3 M30.U3 M40.U3 M50.U3 M60.U3
M0.U4 M10.U4 M20.U4 M30.U4 M40.U4 M50.U4 M60.U4
M : Rasio Subtitusi Mocaf (0 %, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60%) U : Ulangan E. Analisa Data Data pada penelitian ini merupakan data primer yang langsung didapat dari uji protein, tensile strenght dan uji organoleptik. 1. Data hasil pengukuran kadar protein, tensile strength, dan sifat organoleptik yang diperoleh ditabulasi dan dianalisa statistik Anova (Analysis Of Varian) dengan bantuan Software SPSS 20.0 dan jika ada pengaruh dimana p-value < 0,05 diuji lanjut dengan uji LSD. Untuk melihat korelasi antara kadar protein dan tensile strength digunakan analisa regresi linier sederhana.
15
http://lib.unimus.ac.id
2. Data hasil pengukuran uji organoleptik ditabulasi dan dianalisa dengan uji Friedman dan jika ada pengaruh dimana p-value < 0,05 maka diuji lanjut denga uji Wilcoxon untuk mengetahui ada beda. Analisa uji Friedman dengan menggunakan persamaan linier: Χ2r = 12R – 3n (k+1) nk (k+1) Keterangan: Χ2r
= nilai uji friedman
N
= banyaknya sampel
K
= banyaknya perlakuan
R
=
jumlah
rank/peringkat
dikuadratkan
16
http://lib.unimus.ac.id
untuk
tiap
perlakuan
F. Kerangka Penelitian Pencampuran
Pengulenan
-Jumlah substitusi mocaf : 0%, 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60% -tepung terigu merek cakra kembar
Pencetakan
Pemotongan
Perebusan ± 5 menit (100ºC)
Mie Basah
Analisis Protein
Analisis Tensile Strength
Analisis Organoleptik
Kadar Protein
Nilai Tensile Strength
Tingkat Kesukaan
Gambar 2. Diagram Alir Kerangka Penelitian
17
http://lib.unimus.ac.id
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Mie basah dalam penelitian ini adalah mie dengan substitusi tepung mocaf. Penggunaan substitusi mocaf adalah satu cara mengurangi angka impor tepung terigu, selama ini penggunaan mocaf sebagai substitusi hanya sebesar 5%, hal ini dikarenakan kandungan protein dalam mocaf rendah (Subagyo, 2008). Substitusi tersebut diharapakan mampu meningkatan protein, dan sifat organoleptik pada tepung mocaf khususnya dalam pembuatan mie. Mie substitusi mocaf akan dianalisis kadar protein, nilai tensile strength¸ dan sifat organoleptik, adapun hasil penelitiannya adalah sebagai berikut : A. Kadar Protein Protein merupakan salah satu tolok ukur yang digunakan dalam penentuan syarat mutu mie basah. Standar mutu mie basah menurut SNI 012987-1992, mie basah mengandung protein minimal sebanyak 3 % (b/b). Hasil analisis kadar protein mie basah hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. a b
b,c c
c d d
Gambar 3. Rerata hasil analisis kadar protein mie substitusi mocaf Ket: huruf berbeda pada setiap bar menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)
18
http://lib.unimus.ac.id
Pada Gambar 3 diketahui bahwa jumlah substitusi mocaf yang digunakan dalam pembuatan mie basah sangat berpengaruh terhadap kadar protein. Kadar protein tepung mocaf lebih rendah dari tepung terigu sehingga terjadi penurunan nilai kadar protein pada masing-masing perlakuan. Uji Anova menunjukkan p < 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa perlakuan substitusi mocaf berpengaruh terhadap kadar protein. Hasil uji LSD menunjukkan ada perbedaan yang nyata pada setiap perlakuan substitusi mocaf. Semakin tinggi jumlah substitusi mocaf semakin rendah kadar protein dalam produk mie basah. Kadar protein tepung terigu 11% (Astawan, 2006), sedangkan kadar protein mocaf 1,949% (Hersoelistyorini, 2015), semakin tinggi jumlah substitusi mocaf akan menurunkan kadar protein mie basah. Kandungan kadar protein menurut SNI 01-2987-1992 dengan standar mutu mie basah yaitu 3%. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kadar protein pada substitusi mocaf sampai 20% masih memenuhi standar mutu mie basah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Iva, et al. (2013). Penelitian Iva, et al. (2013) menunjukkan hasil terbaik substitusi mocaf sampai 20% diketahui kadar protein sebesar 10,37% dan masih memenuhi standar SNI. B. Tensile Strength Tensile strength (daya putus) merupakan nilai gaya yang diperlukan untuk memutus untaian mie. Tensile strength sangat cocok digunakan sebagai parameter kekuatan dari mie (Chansri et al. 2005). Jumlah substitusi mocaf yang digunakan dalam pembuatan mie sangat berpengaruh terhadap nilai tensile strength. Uji Anova menunjukkan p < 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa perlakuan substitusi mocaf berpengaruh terhadap nilai tensile strength. Uji lanjut LSD menunjukkan ada perbedaan yang nyata pada setiap perlakuan. Penggunaan substitusi mocaf tidak memberikan pengaruh perbedaan yang nyata pada jumlah substitusi mocaf 10% hingga 60%. Perbedaan yang nyata terjadi pada jumlah substitusi mocaf 0% (1,2675 N/mm2) dengan jumlah substitusi mocaf 10% (0,865 N/mm2). Hasil analisis tensile strength mie basah hasil penelitian dengan menggunakan alat texture analyzer dapat dilihat pada Gambar 4.
19
http://lib.unimus.ac.id
a b,c,d b,c,d c
d
c
d
Gambar 4. Rerata hasil analisis tensile strength mie substitusi mocaf Ket: huruf berbeda pada setiap bar menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)
Hasil Uji LSD menunjukkan ada perbedaan yang nyata pada perlakuan substitusi mocaf. Semakin tinggi jumlah substitusi mocaf pada pembuatan mie basah akan menurunkan nilai tensile strength pada produk mie yang dihasilkan, hal ini didukung dalam penelitian Riki, et al. (2013). Nilai tensile strength sangat berhubungan erat dengan kandungan protein. Uji korelasi menunjukkan hasil analisis tensile strength berbanding lurus dengan hasil analisis kadar protein. Hal ini dikarenakan ikatan peptida yang pendek sehingga tidak dibutuhkan energi yang besar untuk memutus ikatan tersebut (Hoseney, 1994). Hasil analisis uji korelasi dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Grafik hasil uji korelasi kadar protein dengan tensile strength
20
http://lib.unimus.ac.id
Kandungan protein dalam tepung mocaf lebih rendah dari tepung terigu, jumlah substitusi yang semakin tinggi akan menurunkan jumlah protein sehingga menyebabkan produk mie basah mudah putus karena kandungan gluten yang menurun (Anonim, 2006). Pada tepung terigu terdapat protein khas yang tidak ada pada tepung lainnya yaitu adanya gluten. Gluten terbentuk ketika tepung terigu bercampur dengan air. Gluten terbentuk dari dua kompleks yang dikenal sebagai gliadin dan glutenin. Glutenin membantu terbentuknya kekuatan dan kekerasan adonan. Gliadin lebih lembut dan mempengaruhi perpaduan dan elastis adonan (Widianto, et al. 2002). Jaringan gluten pada tepung terigu memiliki sifat viskositas yang dibentuk oleh glutenin sebagai pembawa sifat elastis. Gluten pada tepung memiliki sifat lentur (elastis) dan rentang (ekstansible), kelenturan gluten ditentukan terutama oleh glutenin, sedangkan kerentangannya ditentukan oleh gliadin (Indah, 1994). Hasil analisis tensile strength berbanding lurus dengan hasil analisis. C.
Organoleptik 1. Warna Warna dalam suatu bahan pangan menjadi parameter penting dalam penilaian organoleptik. Suatu bahan pangan yang dinilai bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang (Winarno, 1997). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa substitusi mocaf dengan tepung terigu berpengaruh sangat nyata terhadap nilai rerata warna mie basah yang dihasilkan. Nilai rerata warna paling tinggi adalah mie basah dengan perlakuan 0% mocaf yaitu 3,25 (suka) sedangkan nilai rerata paling rendah yaitu mie basah dengan perlakuan 40% mocaf yaitu 1,65 (tidak suka). Terjadi penurunan nilai rerata warna pada masing-masing perlakuan diduga karena semakin banyak substitusi mocaf akan mempengaruhi warna yang dihasilkan dari mie basah tersebut. Warna mie basah yang dihasilkan menjadi kuning kecoklatan sehingga menurunkan tingkat kesukaan panelis terhadap warna mie basah yang dihasilkan. Warna kuning kecoklatan pada mie basah akibat terjadi reaksi maillard pada saat
21
http://lib.unimus.ac.id
pemasakan yaitu reaksi antara gula reduksi dengan gugus amina (Winarno, 2004). Uji Friedman menunjukkan p 0,00 < 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa jumlah substitusi mocaf berpengaruh sangat nyata terhadap nilai rerata warna mie basah substitusi mocaf. Uji Wilcoxon menunjukkan ada perbedaan nilai rerata warna pada setiap perlakuan jumlah substitusi mocaf. Hasil analisis organoleptik warna mie basah substitusi mocaf dapat dilihat pada Gambar 6. a b
b
c d
d
d
Gambar 6. Rerata hasil analisis organoleptik warna mie basah substitusi mocaf Ket: huruf-huruf berbeda pada setiap bar menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)
2. Aroma Aroma merupakan salah satu parameter organoleptik mie basah substitusi mocaf yang sangat penting untuk diketahui. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa substitusi mocaf dengan tepung terigu tidak berpengaruh nyata terhadap nilai rerata aroma mie basah yang dihasilkan. Hasil analisis organoleptik aroma mie basah substitusi mocaf dapat dilihat pada Gambar 6. Nilai rerata aroma paling tinggi adalah mie basah dengan perlakuan 10% mocaf yaitu 3,25 (suka) sedangkan nilai rerata paling
22
http://lib.unimus.ac.id
rendah yaitu mie basah dengan perlakuan 50% mocaf yaitu 2,65 (mendekati suka). Perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap aroma mie basah substitusi mocaf, hal ini diduga karena penambahan mocaf, air, garam dan soda abu tidak menimbulkan aroma yang berbeda pada masing-masing perlakuan, sehingga cenderung menghasilkan aroma mie substitusi mocaf yang seragam dan panelis menganggap aroma mie substitusi mocaf dari masingmasing perlakuan adalah sama. a
a
a a
a
Gambar 7. Rerata hasil analisis organoleptik aroma substitusi mocaf
b
a
mie basah
Ket: huruf-huruf berbeda pada setiap bar menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)
Uji Friedman menunjukkan p 0,85 > 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa jumlah substitusi mocaf tidak berpengaruh nyata terhadap nilai rerata aroma mie basah substitusi mocaf. 3. Tekstur Tekstur mie basah yang disukai adalah mie basah yang kenyal. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa substitusi mocaf dengan tepung terigu berpengaruh nyata terhadap nilai rerata tekstur mie basah yang dihasilkan. Hasil analisis organoleptik tekstur mie basah substitusi mocaf dapat dilihat pada Gambar 8.
23
http://lib.unimus.ac.id
a,b c,d
a,b
b,c
a
a,b,c d
Gambar 8. Rerata hasil analisis organoleptik tekstur mie basah substitusi mocaf Ket: huruf-huruf berbeda pada setiap bar menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)
Nilai rerata tekstur paling tinggi adalah mie basah dengan perlakuan 40% mocaf yaitu 3,25 (suka) sedangkan nilai rerata paling rendah yaitu mie basah dengan perlakuan 60% mocaf yaitu 2,25 (tidak suka). Tekstur pada mie dipengaruhi oleh dua hal yaitu kandungan protein gluten dan amilosa. Gluten berpengaruh pada pembentukan tekstur kenyal pada mie basah karena matriks gluten dapat membuat ikatan antar granula pati lebih rapat sehingga gel pati lebih kuat dan tahan terhadap tarikan (Safriani, et al. 2013). Kandungan amilosa dalam tepung mocaf dalam penelitian ini yaitu 20,557% (Hersoelistyorini, et al. 2015). Diduga semakin banyak penggunaan tepung mocaf akan meningkatkan kandungan amilosa pada tepung campuran. Amilosa dari mocaf yang mengakibatkan terjadinya proses retrogradasi pati. Retrogradasi merupakan proses terbentuknya ikatan antara amilosa-amilosa yang telah terdispersi ke dalam air (Kurniawati, 2006). Amilosa ini juga berperan saat proses gelatinisasi dan dapat mengkokohkan kekuatan gel karena daya tahan molekul di dalam granula pati meningkat (Satin, 2001).
24
http://lib.unimus.ac.id
Semakin tinggi kandungan substitusi mocaf yang digunakan juga akan meningkatkan kandungan amilosa. Uji Friedman menunjukkan p 0,01 < 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa jumlah substitusi mocaf berpengaruh sangat nyata terhadap nilai rerata tekstur mie basah substitusi mocaf. Uji Wilcoxon menunjukkan ada perbedaan nilai rerata tekstur pada setiap perlakuan jumlah substitusi mocaf. 4. Rasa Rasa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan seseorang terhadap makanan. Penerimaan panelis terhadap rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain senyawa kimia, suhu, konsentrasi, dan interaksi komponen rasa yang lain (Winarno, 1997). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa substitusi mocaf dengan tepung terigu berpengaruh nyata terhadap nilai rerata rasa mie basah yang dihasilkan. Nilai rerata rasa paling tinggi adalah mie basah dengan perlakuan 50% mocaf yaitu 3,1 (suka) sedangkan nilai rerata paling rendah yaitu mie basah dengan perlakuan 0% mocaf yaitu 2,35 (tidak suka). Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa semakin tinggi jumlah substitusi mocaf lebih disukai oleh panelis. Hasil analisis organoleptik rasa mie basah substitusi mocaf dapat dilihat pada Gambar 9. Uji Friedman menunjukkan p 0,03 < 0,05 yang dapat disimpulkan bahwa jumlah substitusi mocaf berpengaruh sangat nyata terhadap nilai rerata rasa mie basah substitusi mocaf. Uji Wilcoxon menunjukkan ada perbedaan nilai rerata rasa pada setiap perlakuan jumlah substitusi mocaf.
25
http://lib.unimus.ac.id
a
a b
a b
b
b
Gambar 9. Rerata hasil analisis organoleptik rasa substitusi mocaf
mie basah
Ket: huruf-huruf berbeda pada setiap bar menunjukkan perbedaan nyata (p<0,05)
D. Penentuan Perlakuan Terbaik Perlakuan terbaik dari perlakuan yang diteliti diperoleh melalui penentuan nilai rata-rata dari variabel yang digunakan, meliputi: kadar protein, nilai tensile strength, dan sifat organoleptik. Data perlakuan terbaik disajikan pada tabel 6. Tabel 6. Rata-rata Setiap Variabel Rasio Substitusi Mocaf (%) 0
Kadar Protein (%)
Nilai Tensile Strength (N/mm2)
Organoleptik
Nilai rata-rata
5,636
1,2675
2,9
3,26
10
4,078
0,865
2,71
2,55
20
3,766
0,4875
2,72
2,32
30
2,725
0,285
2,73
1,91
40
2,593
0,2525
2,67
1,83
50
1,86
0,265
2,62
1,58
60
1,185
0,235
2,33
1,25
26
http://lib.unimus.ac.id
Berdasarkan Tabel 6 mie basah substitusi mocaf dengan rasio substitusi 20% merupakan hasil terbaik dari penelitian ini meskipun rata-rata pada setiap variabelnya masih dibawah kontrol (rasio 0%). Walau demikian jika dilihat dari kandungan gizi protein rasio substitusi mocaf 0% masih memenuhi standar mutu mie basah yaitu SNI 01-2987-1992, mie basah mengandung protein minimal sebanyak 3 % (b/b), dan secara organoleptikpun masih bisa diterima.
27
http://lib.unimus.ac.id
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Hasil penelitian yang dilakukan terhadap mie substitusi mocaf menunjukkan adanya beda nyata untuk setiap variabel yang diteliti kecuali aroma. 2. Hasil kadar protein berbanding lurus dengan nilai tensile strength. Semakin rendah kadar protein maka nilai tensile strength juga akan menurun. 3. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah substitusi mocaf 20% dengan hasil kadar protein 3,766%, nilai tensile strength 0,4875 N/mm2 dan nilai organoleptik 2,72 (mendekati suka). 4. Rasio substitusi mocaf yang semakin tinggi pada pembuatan mie memberikan hasil kadar protein, nilai tensile strength, dan sifat organoleptik yang semakin menurun.
B. SARAN 1. Dalam
pembuatan
menggunakan
substitusi
mocaf
20%
untuk
menghasilkan mie substitusi mocaf yang maksimal. 2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pembuatan mie basah substitusi mocaf dengan penambahan bahan baku lainnya yang tinggi protein guna memperbaiki kandungan protein dalam mie.
28
http://lib.unimus.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Teknologi Mie Instan. http://www.ebookpangan.com. Diakses 3 Maret 2016. Astawan, M. 2006. Membuat Mie dan Bihun. Penebar Swadaya. Jakarta. Belitz, H.D., and W. Grosch. 1999. Food Chemistry. 2nd edition. Springer. Verlag. Berlin. Chansri, R., Puttanlek, C., Rungsadthong, and V., Uttapap, D. 2005. Characteristic of Clear Noodles Prepared from Edible Canna Starches. Journal of Sensory and Nutritive Qualities of Food. 70:337-342 Charles. A.L., Chang, Y.H, Ko, W.C., Sriroth, K., dan Huang, T.C. 2005. Influence of Amylopectin Structure and Amylose Content on Gelling Properties of Five Cultivars of Cassava Starches. Journal of Agriculture and Food Chemistry 53: 2717-2725. Lala, F.H., B Susilo, N Komar. 2013. Uji Karakteristik Mie Instan BerbahanBaku Tepung Terigu dengan Subtitusi Mocaf. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis.1(2):11-16. Hersoelistyorini, W., S Sinto Dewi, A Cahyo Kumoro. 2015. Sifat Fisikokimia Dan Organoleptik Tepung Mocaf Dengan Fermentasi Menggunakan Ekstrak Kubis. Prosiding Bidang Teknik Dan Rekayasa. LPPM UNIMUS. Hoseney, R. C. 1994. Principle of Cereal Science and Technology. 2 Paul, MN. American Association of Cereal Chemists.
nd
ed. St.
Indah, S.U. 1994. Pengolahan Roti. Pusat Antar Pangan Universitas Pangan dan Gizi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Ismi, D. 2012. Studi Pembuatan MOCAF. Universitas Hasanudin. Iva, V. Rosmeri dan Bella. N. M. 2013. Pemanfaatan Tepung Umbi Gadung dan Tepung Mocaf Sebagai Bahan Subtitusi Dalam Pembuatan Mie Basah, Mie Kering, dan Mie Instan. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2(1):246-256. Kurniawati, R. D. 2006. Penentuan Desain Proses Dan Formulasi Optimal Pembuatan Mie Jagung Basah Berbahan Dasar Pati Jagung Dan Corn Gluten Meal. Skripsi. Departemen Ilmu Dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertania, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
29
http://lib.unimus.ac.id
Kusnandar, F. 2010. Kimia Pangan: Komponen Makro. PT. Dian Rakyat. Jakarta. Mualim, A., S Lestari., S Hanggita R J. 2013. Kandungan Gizi dan Karakteristik Mie Basah Dengan Subtitusi Daging Keong Mas. Jurnal Fishtech. III(1): 74-82. Muhlisah, F. Dan S. Hening, Sayur & Bumbu Dapur Berkhasiat Obat (Jakarta: Penebar Swadaya, 1996). Murtini, E.S. 2007. Teknologi Pengolahan Umbi-Umbian dan Serealia. Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya. Malang. Persatuan Ahli Gizi. 2009. Tabel Komposisi Pangan Indonesia. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Rahayu, E.S. 2010. Lactic Acid Bacteria and Their Role in Food and Health: Current Research in Indonesia. Skripsi Sarjana.UGM.Yogyakarta. Rahayu, W.P. 1998. Penilaian Praktikum Penilaian Organoleptik. IPB, Bogor Ratnawati, I. 2003. Pengayakan Kandungan Betakaroten Mie Ubi Kayu dengan Tepung Labu Kuning (Curcubita maxima Dutchenes). Skripsi. Universitas Gajah Mada. Riki, D. M. Patrick Andreas. Bakti Jos dan Siswo Sumardiono. 2013. Modifikasi Ubi Kayu Dengan Proses Fermentasi Menggunakan Starter LactobacillusCasei Untuk Produk Pangan. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 2(4):137-145. Romlah, N. 2011. Pengendalian Mutu Cake Mocaf (Modified Cassava Flour) Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas blackie). Tugas Akhir Diploma III. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Safriani, N. Ryan Moulana dan Ferizal. 2013. Pemanfaatan Pasta Sukun Pada Pembuatan Mi Kering. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. 5 (2):17-24. Satin, M. 2001. Functional Properties Of Starches. AGSI Homepage. http://www.FAO.org. Diakses 9 Februari 2016. Singarimbun, A. 2008. Pengaruh Perbandingan Tepung Terigu Dengan Tepung Jagung dan Konsentrasi Kalium Sorbet Terhadap Mutu Mie Basah. Universitas Sumatra Utara. Subagio, A. 2007. Industrialisasi Modified Cassava Flour (Mocal) Sebagai Bahan Baku Industri Pangan Untuk Menunjang Diversifikasi Pangan
30
http://lib.unimus.ac.id
Pokok Nasional. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Jember. Jember. Subagio, A. 2006. Ubi Kayu : Subtitusi Berbagai Tepung-Tepungan. Jakarta: PT.Gramedia. Sudarmadji, S., Bambang H., dan Suhardi. (2007). Prosedur Analisa Untuk Bahan Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty Sunaryo. 1985. Pengolahan Produk Serealia dan Biji-bijian. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor. Suprapti, L. 2005. Tepung Tapioka, Pembuatan dan Pemanfaatannya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Suyanti. 2008. Membuat Mie Sehat Bergizi dan Bebas Pengawet. Penebar Swadaya. Jakarta. Tandrianto, J. Doniarta Kurniawan M. Setiyo Gunawan. 2014. Pengaruh Fermentasi Pada Pembuatan Mocaf dengan lactobacillus plantarum Terhadap Kandungan Protein. Jurnal Teknik Pomits. 3(2):F-143-145. Widianto, B., Ch. Retnaningsih, Sumardi, Soedarini, Lindayani, A. R. Pratiwi dan S. Lestari. 2002. Tips Pangan Teknologi, Nutrisi, dan Keamanan Pangan. PT. Grasindo. Jakarta. Widyaningsih, T.B.dan E.S. Murtini. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan. Trubus Agrisarana. Surabaya. Winarno, F.G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka. Utama. Jakarta. Wrigley, C.W., Bietz, J.A. 1988. Proteins and amino acids. In: Pomeranz, Y. (Ed), Wheat-Chemistry and Technology. Vol 1. St. Paul American Association of Cereal Chemistry, pp. 159-275
31
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 1. Rekap Data dan Contoh Perhitungan Kadar Protein Mie Basah Substitusi Mocaf 1. Rekap Data Kadar Protein Rasio Substitusi
Ulangan Jumlah
Ratarata (%)
1
2
3
4
0%
6,285
5,201
5,222
5,836
22,544
5,636
10%
4,092
4,182
3,904
4,134
16,312
4,078
20%
3,916
4,614
2,993
3,543
15,066
3,766
30%
3,015
2,344
2,623
2,918
10,9
2,725
40%
2,875
2,644
2,75
2,106
10,375
2,593
50%
2,091
2,195
1,872
1,283
7,441
1,86
60%
1,054
2,361
0,676
0,652
4,743
1,185
Mocaf (%)
2. Perhitungan Kadar Protein Contoh perhitungan kadar protein mie basah substitusi mocaf 0% Kadar N (%) = (ml HCl Bahan-ml HCl blangko) x N HCl x 14,007 x 100 mg sampel Kadar N (%) = (2,5 – 0,1) x 0,0154 x 14,007 x 100 51 Kadar N (%) = 1,015 mg% Kadar protein = Kadar N x F (Faktor Konversi Protein) Kadar Protein = 1,015 x 5,75 = 5,836 %
32
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 2. Hasil Analisis Sidik Ragam Kadar Protein Mie Basah Substitusi Mocaf One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test protein N
28
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
3,1208
Std. Deviation
1,47858
Absolute
,136
Positive
,136
Negative
-,064
Kolmogorov-Smirnov Z
,718
Asymp. Sig. (2-tailed)
,681
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances Protein Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1,811
6
21
,146
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: protein Source
Type III Sum of df
Mean Square
F
Sig.
Squares Corrected Model
55,167
a
9
6,130
28,576
,000
Intercept
272,700
1
272,700
1271,302
,000
Perlakuan
53,709
6
8,952
41,731
,000
Ulangan
1,457
3
,486
2,265
,116
Error
3,861
18
,215
Total
331,728
28
Corrected Total
59,028
27
a. R Squared = ,935 (Adjusted R Squared = ,902)
33
http://lib.unimus.ac.id
ANOVA Protein Sum of Squares df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
53,709
6
8,952
35,345
,000
Within Groups
5,319
21
,253
Total
59,028
27
Multiple Comparisons Dependent Variable: protein LSD (I) perlakuan
(J) perlakuan
Mean
Std. Error
Sig.
Difference (I-J) ,32749
,000
,8700
2,2460
20
1,8695
*
,32749
,000
1,1815
2,5575
30
2,9110
*
,32749
,000
2,2230
3,5990
40
3,0423
*
,32749
,000
2,3542
3,7303
50
3,7750
*
,32749
,000
3,0870
4,4630
4,4508
*
,32749
,000
3,7627
5,1388
,32749
,000
-2,2460
-,8700
60 0
-1,5580
20
,3115
30 40 50 60
,354
-,3765
,9995
1,3530
,32749
,001
,6650
2,0410
1,4843
*
,32749
,000
,7962
2,1723
2,2170
*
,32749
,000
1,5290
2,9050
2,8928
*
,32749
,000
2,2047
3,5808
,32749
,000
-2,5575
-1,1815
10
-,3115
40
60
*
,32749
,354
-,9995
,3765
1,0415
*
,32749
,005
,3535
1,7295
1,1727
*
,32749
,002
,4847
1,8608
1,9055
*
,32749
,000
1,2175
2,5935
2,5813
*
,32749
,000
1,8932
3,2693
-2,9110
*
,32749
,000
-3,5990
-2,2230
-1,3530
*
,32749
,001
-2,0410
-,6650
20
-1,0415
*
,32749
,005
-1,7295
-,3535
40
,1313
,32749
,693
-,5568
,8193
,32749
,017
,1760
1,5520
,32749
,000
,8517
2,2278
,32749
,000
-3,7303
-2,3542
0 10
50 60 40
,32749
-1,8695
30
*
*
0
50
30
Upper Bound
*
0
20
Lower Bound
1,5580
10
10
95% Confidence Interval
0
,8640
*
1,5398
*
-3,0423
*
34
http://lib.unimus.ac.id
-1,4843
*
,32749
,000
-2,1723
-,7962
20
-1,1727
*
,32749
,002
-1,8608
-,4847
30
-,1313
,32749
,693
-,8193
,5568
50
*
,32749
,038
,0447
1,4208
10
60 0 10 50
20
,7328
1,4085
*
,32749
,000
,7205
2,0965
-3,7750
*
,32749
,000
-4,4630
-3,0870
-2,2170
*
,32749
,000
-2,9050
-1,5290
-1,9055
*
,32749
,000
-2,5935
-1,2175
-,8640
*
,32749
,017
-1,5520
-,1760
40
-,7328
*
,32749
,038
-1,4208
-,0447
60
,6757
30
,32749
,054
-,0123
1,3638
,32749
,000
-5,1388
-3,7627
0
-4,4508
*
10
-2,8928
*
,32749
,000
-3,5808
-2,2047
20
-2,5813
*
,32749
,000
-3,2693
-1,8932
30
-1,5398
*
,32749
,000
-2,2278
-,8517
40
-1,4085
*
,32749
,000
-2,0965
-,7205
50
-,6757
,32749
,054
-1,3638
,0123
60
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = ,215. *. The mean difference is significant at the ,05 level.
35
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 3. Rekap Data Tensile Strength Mie Basah Substitusi Mocaf
Rasio Substitusi
Ulangan Jumlah
Rata-rata (N/mm2)
1
2
3
4
0%
1,35
1,22
1,28
1,22
5,07
1,2675
10%
0,99
0,88
0,89
0,7
3,46
0,865
20%
0,84
0,34
0,56
0,21
1,95
0,4875
30%
0,23
0,29
0,26
0,36
1,14
0,285
40%
0,39
0,26
0,15
0,21
1,01
0,2525
50%
0,31
0,33
0,11
0,31
1,06
0,265
60%
0,47
0,19
0,16
0,12
0,94
0,235
Mocaf (%)
36
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 4. Hasil Analisis Sidik Ragam Tensile Strength Mie Basah Substitusi Mocaf One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test tensile_strength N
28
Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences
Mean
,4996
Std. Deviation
,38664
Absolute
,254
Positive
,254
Negative
-,157
Kolmogorov-Smirnov Z
1,347
Asymp. Sig. (2-tailed)
,053
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances tensile_strength Levene Statistic
df1
df2
Sig.
4,498
6
21
,004
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable: tensile_strength Source
Type III Sum of Df
Mean Square
F
Sig.
9
,366
8,822
,000
Squares a
Corrected Model
3,290
Intercept
6,990
1
6,990
168,669
,000
perlakuan
3,175
6
,529
12,768
,000
ulangan
,116
3
,039
,930
,446
Error
,746
18
,041
Total
11,026
28
Corrected Total
4,036
27
a. R Squared = ,815 (Adjusted R Squared = ,723)
37
http://lib.unimus.ac.id
ANOVA tensile_strength Sum of Squares Df
Mean Square
F
Sig.
Between Groups
3,175
6
,529
12,896
,000
Within Groups
,862
21
,041
Total
4,036
27
Multiple Comparisons Dependent Variable: tensile_strength LSD (I) perlakuan
(J) perlakuan
Mean
Std. Error
Sig.
Difference (I-J) perlakuan 10 perlakuan 20 perlakuan 30 perlakuan 40 perlakuan 50 perlakuan 60
perlakuan 10
perlakuan 20
perlakuan 30
Lower Bound
Upper Bound
,000
,4393
1,3907
,14395
,001
,3043
1,2557
,14395
,000
,5068
1,4582
,9150
*
,14395
,7800
*
,9825
*
,6625
*
perlakuan 0
95% Confidence Interval
,14395
,003
,1868
1,1382
1,0025
*
,14395
,000
,5268
1,4782
1,0325
*
,14395
,000
,5568
1,5082
,14395
,000
-1,3907
-,4393
*
perlakuan 0
-,9150
perlakuan 20
-,1350
,14395
,961
-,6107
,3407
perlakuan 30
,0675
,14395
,999
-,4082
,5432
perlakuan 40
-,2525
,14395
,592
-,7282
,2232
perlakuan 50
,0875
,14395
,996
-,3882
,5632
perlakuan 60
,1175
,14395
,980
-,3582
,5932
,14395
,001
-1,2557
-,3043
*
perlakuan 0
-,7800
perlakuan 10
,1350
,14395
,961
-,3407
,6107
perlakuan 30
,2025
,14395
,792
-,2732
,6782
perlakuan 40
-,1175
,14395
,980
-,5932
,3582
perlakuan 50
,2225
,14395
,716
-,2532
,6982
perlakuan 60
,2525
,14395
,592
-,2232
,7282
,14395
,000
-1,4582
-,5068
*
perlakuan 0
-,9825
perlakuan 10
-,0675
,14395
,999
-,5432
,4082
perlakuan 20
-,2025
,14395
,792
-,6782
,2732
perlakuan 40
-,3200
,14395
,331
-,7957
,1557
perlakuan 50
,0200
,14395
1,000
-,4557
,4957
perlakuan 60
,0500
,14395
1,000
-,4257
,5257
38
http://lib.unimus.ac.id
perlakuan 40
perlakuan 50
perlakuan 0
-,6625
perlakuan 10
*
,14395
,003
-1,1382
-,1868
,2525
,14395
,592
-,2232
,7282
perlakuan 20
,1175
,14395
,980
-,3582
,5932
perlakuan 30
,3200
,14395
,331
-,1557
,7957
perlakuan 50
,3400
,14395
,269
-,1357
,8157
perlakuan 60
,3700
,14395
,193
-,1057
,8457
,14395
,000
-1,4782
-,5268
*
perlakuan 0
-1,0025
perlakuan 10
-,0875
,14395
,996
-,5632
,3882
perlakuan 20
-,2225
,14395
,716
-,6982
,2532
perlakuan 30
-,0200
,14395
1,000
-,4957
,4557
perlakuan 40
-,3400
,14395
,269
-,8157
,1357
perlakuan 60
,0300
,14395
1,000
-,4457
,5057
,14395
,000
-1,5082
-,5568
*
perlakuan 0
-1,0325
perlakuan 10
-,1175
,14395
,980
-,5932
,3582
perlakuan 20
-,2525
,14395
,592
-,7282
,2232
perlakuan 30
-,0500
,14395
1,000
-,5257
,4257
perlakuan 40
-,3700
,14395
,193
-,8457
,1057
perlakuan 50
-,0300
,14395
1,000
-,5057
,4457
perlakuan 60
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = ,041. *. The mean difference is significant at the 0,05 level.
39
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 5. Formulir Uji Organoleptik Metode Hedonik FORM UJI ORGANOLEPTIK Nama Panelis Tanggal Jenis Contoh Instruksi
: : : Mie Substitusi Mocaf : Nyatakan penilaian anda dan berikan tanda (√) Pada pernyataan yang sesuai dengan penilaian saudara.
Penilaian Warna Sangat Putih Putih Kuning Sangat Kuning Tekstur Sangat Kenyal Kenyal Tidak Kenyal Sangat Tidak Kenyal/Rapuh Aroma Sangat Khas Khas Apek Sangat Apek Rasa Sangat Gurih Gurih Tidak Gurih Sangat Tidak Gurih Komentar :
Skor
Kode Sampel 075 103 205
4 3 2 1 4 3 2 1
4 3 2 1 4 3 2 1
40
http://lib.unimus.ac.id
306
409
505
607
Lampiran 6. Data Uji Organoleptik Warna Panelis
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
1
2
2
2
2
2
2
2
2
4
3
2
2
1
1
1
3
3
2
2
2
2
1
1
4
3
3
2
3
2
2
3
5
3
3
3
2
2
2
2
6
2
2
2
2
1
1
1
7
4
3
2
2
2
2
2
8
4
3
3
2
1
1
1
9
3
3
3
2
2
2
2
10
4
3
3
2
2
2
2
11
3
3
3
3
2
2
1
12
3
2
3
2
1
2
2
13
4
3
3
3
2
1
2
14
3
3
3
3
3
3
3
15
4
3
3
3
2
2
3
16
4
3
2
2
1
2
2
17
4
2
2
2
2
2
1
18
3
3
3
2
1
1
1
19
2
2
2
2
1
1
1
20
3
2
3
2
1
2
2
rata-rata
3,25
2,65
2,55
2,25
1,65
1,7
1,75
41
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 7. Data Uji Organoleptik Aroma Panelis
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
1
3
3
3
4
4
4
4
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
5
3
4
3
3
4
4
3
6
3
3
3
3
2
2
3
7
3
3
3
3
3
3
3
8
2
4
4
4
4
2
2
9
3
3
3
2
2
2
2
10
2
2
3
3
3
3
3
11
3
4
3
3
4
4
4
12
4
4
4
3
3
2
3
13
2
2
3
3
3
3
3
14
3
3
3
3
3
3
3
15
3
4
3
2
1
1
2
16
3
2
3
1
3
3
1
17
3
3
3
2
2
2
2
18
4
4
4
4
4
4
4
19
3
3
3
3
2
2
3
20
4
4
4
3
3
2
3
rata-rata
3
3,25
3,1
2,8
2,9
2,65
2,8
42
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 8. Data Uji Organoleptik Tekstur
Panelis
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
1
3
3
3
4
4
4
4
2
3
3
2
2
2
2
2
3
3
3
2
2
3
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
5
3
4
3
3
4
4
3
6
3
3
3
3
2
2
3
7
3
3
3
3
3
3
3
8
2
4
4
4
4
2
2
9
3
3
3
2
2
2
2
10
2
2
3
3
3
3
3
11
3
4
3
3
4
4
4
12
4
4
4
3
3
2
3
13
2
2
3
3
3
3
3
14
3
3
3
3
3
3
3
15
3
4
3
2
1
1
2
16
3
2
3
1
3
3
1
17
3
3
3
2
2
2
2
18
4
4
4
4
4
4
4
19
3
3
3
3
2
2
3
20
4
4
4
3
3
2
3
rata-rata
3
3,25
3,1
2,8
2,9
2,65
2,8
43
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 9. Data Uji Organoleptik Rasa Panelis
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
1
3
3
3
3
3
3
3
2
2
3
2
3
4
4
2
3
2
3
2
2
3
2
3
4
2
2
2
2
2
3
3
5
2
2
3
4
4
3
3
6
2
2
2
2
2
2
3
7
3
3
3
3
4
3
3
8
2
2
3
3
3
2
2
9
3
3
3
3
3
4
2
10
2
3
3
3
3
3
3
11
1
2
2
3
3
4
3
12
4
2
3
3
2
4
2
13
2
3
2
3
3
3
3
14
2
2
2
3
3
3
3
15
1
3
2
3
3
4
3
16
2
1
2
3
4
4
2
17
3
3
3
2
1
1
1
18
3
1
2
4
4
4
2
19
2
2
2
2
2
2
3
20
4
2
3
3
2
4
2
rata-rata
2,35
2,35
2,45
2,85
2,9
3,1
2,55
44
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 10. Hasil Analisis Sidik Ragam Uji Organoleptik Warna Mie Basah Substitusi Mocaf Friedman Test Ranks Mean Rank s_0
6,20
s_10
5,10
s_20
4,88
s_30
4,08
s_40
2,43
s_50
2,58
s_60
2,75
Test Statisticsa N
20
Chi-Square
77,467
Df
6
Asymp. Sig.
,000
a. Friedman Test
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Negative Ranks
11
Positive Ranks
0
b
Ties
9
c
Total
20
Negative Ranks
10
s_10 - s_0
s_20 - s_0
s_30 - s_0
Positive Ranks
0
10
Total
20
Negative Ranks
14
Ties
d
e
Ties
Positive Ranks
a
0
h
6
i
Mean Rank
Sum of Ranks
6,00
66,00
,00
,00
5,50
55,00
,00
,00
7,50
105,00
,00
,00
f
g
45
http://lib.unimus.ac.id
s_40 - s_0
s_50 - s_0
s_60 - s_0
s_20 - s_10
s_30 - s_10
s_40 - s_10
s_50 - s_10
s_60 - s_10
s_30 - s_20
s_40 - s_20
Total
20
Negative Ranks
18 0
k
Ties
2
l
Total
20
Negative Ranks
18
Positive Ranks
0
n
Ties
2
o
Total
20
Negative Ranks
17
Positive Ranks
0
q
Ties
3
r
Total
20
Negative Ranks
4
s
2
t
Positive Ranks
Positive Ranks Ties
14
Total
20
Negative Ranks
8
v
0
w
Positive Ranks Ties
12
Total
20
Negative Ranks
16
j
m
p
,00
,00
9,50
171,00
,00
,00
9,00
153,00
,00
,00
3,50
14,00
3,50
7,00
4,50
36,00
,00
,00
8,50
136,00
,00
,00
8,00
120,00
,00
,00
7,50
105,00
,00
,00
x
y
0
Ties
4
aa
Total
20
Negative Ranks
15
ab
0
ac
Ties
5
ad
Total
20
Negative Ranks
14
Positive Ranks
171,00
u
z
Positive Ranks
9,50
ae
0
af
Ties
6
ag
Total
20
Negative Ranks
7
ah
4,50
31,50
1
ai
4,50
4,50
7,50
105,00
,00
,00
Positive Ranks
Positive Ranks Ties
12
Total
20
Negative Ranks
14
Positive Ranks Ties
aj
ak
0
al
6
am
46
http://lib.unimus.ac.id
s_50 - s_20
s_60 - s_20
s_40 - s_30
s_50 - s_30
s_60 - s_30
s_50 - s_40
s_60 - s_40
Total
20
Negative Ranks
14
an
0
ao
Ties
6
ap
Total
20
Negative Ranks
14
Positive Ranks
aq
1
ar
Ties
5
as
Total
20
Negative Ranks
12
Positive Ranks
at
0
au
Ties
8
av
Total
20
Negative Ranks
10
Positive Ranks
Positive Ranks
0
aw
ax
7,50
105,00
,00
,00
8,11
113,50
6,50
6,50
6,50
78,00
,00
,00
5,50
55,00
,00
,00
ay
Ties
10
Total
20
Negative Ranks
9
az
5,00
45,00
0
ba
,00
,00
Positive Ranks
bb
Ties
11
Total
20
Negative Ranks
2
bc
3,00
6,00
3
bd
3,00
9,00
4,50
13,50
4,50
22,50
3,00
6,00
3,00
9,00
Positive Ranks
be
Ties
15
Total
20
Negative Ranks
3
bf
5
bg
Positive Ranks Ties
12
Total
20
Negative Ranks
2
bi
Positive Ranks
3
bj
s_60 - s_50 Ties
15
Total
20
bh
bk
a. substitusi 10 < substitusi0 b. substitusi 10 > substitusi 0 c. substitusi 10 = substitusi 0 d. substitusi 20 < substitusi 0 e. substitusi 20 > substitusi 0 f. substitusi 20 = substitusi 0
47
http://lib.unimus.ac.id
g. substitusi 30 < substitusi 0 h. substitusi 30 > substitusi 0 i. substitusi 30 = substitusi 0 j. substitusi 40 < substitusi 0 k. substitusi 40 > substitusi 0 l. substitusi 40 = substitusi 0 m. substitusi 50 < substitusi 0 n. substitusi 50 > substitusi 0 o. substitusi 50 = substitusi 0 p. substitusi 60 < substitusi 0 q. substitusi 60 > substitusi 0 r. substitusi 60 = substitusi 0 s. substitusi 20 < substitusi 10 t. substitusi 20 > substitusi 10 u. substitusi 20 = substitusi 10 v. substitusi 30 < substitusi 10 w. substitusi 30 > substitusi 10 x. substitusi 30 = substitusi 10 y. substitusi 40 < substitusi 10 z. substitusi 40 > substitusi 10 aa. substitusi 40 = substitusi 10 ab. substitusi 50 < substitusi 10 ac. substitusi 50 > substitusi 10 ad. substitusi 50 = substitusi 10 ae substitusi 60 < substitusi 10 af. substitusi 60 > substitusi 10 ag. substitusi 60 = substitusi 10 ah. substitusi 30 < substitusi 20 ai. substitusi 30 > substitusi 20 aj. substitusi 30 = substitusi 20 ak. substitusi 40 < substitusi 20 al. substitusi 40 > substitusi 20 am. substitusi 40 = substitusi 20
an. substitusi 50 < substitusi 20 ao. substitusi 50 > substitusi 20 ap. substitusi 50 = substitusi 20 aq substitusi 60 < substitusi 20 ar. substitusi 60 > substitusi 20 as. substitusi 60 = substitusi 20 at. substitusi 40 < substitusi 30 au. substitusi 40 > substitusi 30 av. substitusi 40 = substitusi 30 aw. substitusi 50 < substitusi 30 ax. substitusi 50 > substitusi 30 ay. substitusi 50 = substitusi 30 az. substitusi 60 < substitusi 30 ba substitusi 60 > substitusi 30 bb. substitusi 60 = substitusi 30 bc. substitusi 50 < substitusi 40 bd. substitusi 50 > substitusi 40 be. substitusi 50 = substitusi 40 bf. substitusi 60 < substitusi 40 bg substitusi 60 > substitusi 40 bh. substitusi 60 = substitusi 40 bi. substitusi 60 < substitusi 50 bj. substitusi 60 > substitusi 50 bk. substitusi 60 = substitusi 50
48
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 11. Hasil Analisis Sidik Ragam Uji Organoleptik Aroma Mie Basah Substitusi Mocaf
Friedman Test Ranks Mean Rank S_0
4,20
S_10
4,85
S_20
4,38
S_30
3,60
S_40
3,88
S_50
3,33
S_60
3,78 a
Test Statistics N
20
Chi-Square
11,123
Df
6
Asymp. Sig.
,085
a. Friedman Test
49
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 12. Hasil Analisis Sidik Ragam Uji Organoleptik Tekstur Mie Basah Substitusi Mocaf
Friedman Test Ranks Mean Rank s_0
4,30
s_10
3,35
s_20
3,88
s_30
4,33
s_40
5,00
s_50
4,50
s_60
2,65
a
Test Statistics N
20
Chi-Square
23,408
Df
6
Asymp. Sig.
,001
a. Friedman Test
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Negative Ranks
7
a
Positive Ranks
1
b
s_10 - s_0
s_20 - s_0
s_30 - s_0
s_40 - s_0
Ties
12
Total
20
Negative Ranks
6
d
4
e
Positive Ranks Ties
10
Total
20
Negative Ranks
5
g
4
h
Positive Ranks Ties
11
Total
20
Negative Ranks
4
j
Mean Rank
Sum of Ranks
4,64
32,50
3,50
3,50
6,00
36,00
4,75
19,00
4,50
22,50
5,63
22,50
6,00
24,00
c
f
i
50
http://lib.unimus.ac.id
8
k
Ties
8
l
Total
20
Negative Ranks
5
Positive Ranks
s_50 - s_0
s_60 - s_0
s_20 - s_10
s_30 - s_10
s_40 - s_10
s_50 - s_10
s_60 - s_10
s_30 - s_20
s_40 - s_20
s_50 - s_20
6,75
54,00
m
6,10
30,50
6
n
5,92
35,50
Ties
9
o
Total
20
Negative Ranks
11
8,45
93,00
4,00
12,00
3,50
7,00
4,20
21,00
4,50
9,00
5,75
46,00
7,00
21,00
8,85
115,00
6,00
24,00
8,10
81,00
Positive Ranks
3
q
Ties
6
r
Total
20
Negative Ranks
2
s
5
t
Positive Ranks
Positive Ranks Ties
13
Total
20
Negative Ranks
2
v
8
w
Positive Ranks Ties
10
Total
20
Negative Ranks
3
Positive Ranks
u
x
y
13
z
aa
Ties
4
Total
20
Negative Ranks
4
Positive Ranks
p
ab
10
ac
ad
Ties
6
Total
20
Negative Ranks
9
ae
7,44
67,00
4
af
6,00
24,00
Ties
7
ag
Total
20
Negative Ranks
3
ah
5,00
15,00
7
ai
5,71
40,00
Positive Ranks
Positive Ranks
aj
Ties
10
Total
20
Negative Ranks
2
ak
5,50
11,00
9
al
6,11
55,00
Ties
9
am
Total
20
Negative Ranks
4
5,00
20,00
Positive Ranks
an
51
http://lib.unimus.ac.id
7
ao
Ties
9
ap
Total
20
Negative Ranks
11
Positive Ranks
s_60 - s_20
s_40 - s_30
s_50 - s_30
s_60 - s_30
s_50 - s_40
s_60 - s_40
aq
3
ar
Ties
6
as
Total
20
Negative Ranks
2
at
7
au
Positive Ranks
Positive Ranks
6,57
46,00
7,91
87,00
6,00
18,00
6,75
13,50
4,50
31,50
av
Ties
11
Total
20
Negative Ranks
5
aw
6,60
33,00
6
ax
5,50
33,00
Ties
9
ay
Total
20
Negative Ranks
12
8,00
96,00
4,50
9,00
Positive Ranks
az
2
ba
Ties
6
bb
Total
20
Negative Ranks
4
bc
4,00
16,00
2
bd
2,50
5,00
6,50
78,00
,00
,00
6,00
66,00
,00
,00
Positive Ranks
Positive Ranks Ties
14
Total
20
Negative Ranks
12
be
bf
0
bg
Ties
8
bh
Total
20
Negative Ranks
11
Positive Ranks
0
bj
Ties
9
bk
Total
20
Positive Ranks
s_60 - s_50
bi
a. substitusi 10 < substitusi 0 b. substitusi 10 > substitusi 0 c. substitusi 10 = substitusi 0 d. substitusi 20 < substitusi 0 e. substitusi 20 > substitusi 0 f. substitusi 20 = substitusi 0 g. substitusi 30 < substitusi 0 h. substitusi 30 > substitusi 0
52
http://lib.unimus.ac.id
i. substitusi 30 = substitusi 0 j. substitusi 40 < substitusi 0 k. substitusi 40 > substitusi 0 l. s substitusi 0 = substitusi 0 m. substitusi 50 < substitusi 0 n. substitusi 50 > substitusi 0 o. substitusi 50 = substitusi 0 p. substitusi 60 < substitusi 0 q. substitusi 60 > substitusi 0 r. substitusi 60 = substitusi 0 s. substitusi 20 < substitusi 10 t. substitusi 20 > substitusi 10 u. substitusi 20 = substitusi 10 v. substitusi 30 < substitusi 10 w. substitusi 30 > substitusi 10 x. substitusi 30 = substitusi 10 y. substitusi 40 < substitusi 10 z. substitusi 40 > substitusi 10 aa. substitusi 40 = substitusi 10 ab. substitusi 50 < substitusi 10 ac. substitusi 50 > substitusi 10 ad. substitusi 50 = substitusi 10 ae. substitusi 60 < substitusi 10 af. substitusi 60 > substitusi 10 ag. substitusi 60 = substitusi 10 ah. substitusi 30 < substitusi 20 ai. substitusi 30 > substitusi 20 aj. substitusi 30 = substitusi 20 ak. substitusi 40 < substitusi 20 al. substitusi 40 > substitusi 20 am. substitusi 40 = substitusi 20 an. substitusi 50 < substitusi 20 ao. substitusi 50 > substitusi 20 ap. substitusi 50 = substitusi 20 aq. substitusi 60 < substitusi 20 ar. substitusi 60 > substitusi 20 as. substitusi 60 = substitusi 20 at. substitusi 40 < substitusi 30 au. substitusi 40 > substitusi 30 av. substitusi 40 = substitusi 30
aw. substitusi 50 < substitusi 30 ax. substitusi 50 > substitusi 30 ay. substitusi 50 = substitusi 30 az. substitusi 60 < substitusi 30 ba. substitusi 60 > substitusi 30 bb. substitusi 60 = substitusi 30 bc. substitusi 50 < substitusi 40 bd. substitusi 50 > substitusi 40 be. substitusi 50 = substitusi 40 bf. substitusi 60 < substitusi 40 bg. substitusi 60 > substitusi 40 bh. substitusi 60 = substitusi 40 bi. substitusi 60 < substitusi 50 bj. substitusi 0 > substitusi 50 bk. substitusi 60 = substitusi 50
53
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 13. Hasil Analisis Sidik Ragam Uji Organoleptik Rasa Mie Basah Substitusi Mocaf
Friedman Test Ranks Mean Rank S_0
3,13
S_10
3,33
S_20
3,45
S_30
4,48
S_40
4,65
S_50
5,00
S_60
3,98 a
Test Statistics N
20
Chi-Square
19,958
Df
6
Asymp. Sig.
,003
a. Friedman Test
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks N Negative Ranks
4
a
Positive Ranks
6
b
S_10 - S_0
S_20 - S_0
S_30 - S_0
Ties
10
Total
20
Negative Ranks
3
d
5
e
Positive Ranks Ties
12
Total
20
Negative Ranks
3
Positive Ranks
Sum of Ranks
7,25
29,00
4,33
26,00
4,50
13,50
4,50
22,50
5,50
16,50
7,45
74,50
c
f
g
10
Mean Rank
h
i
Ties
7
Total
20
54
http://lib.unimus.ac.id
Negative Ranks S_40 - S_0
S_50 - S_0
S_60 - S_0
S_20 - S_10
S_30 - S_10
S_40 - S_10
S_50 - S_10
S_60 - S_10
S_30 - S_20
S_40 - S_20
Positive Ranks
3
j
12 5
Total
20
Negative Ranks
1
m
11 8
Total
20
Negative Ranks
5
10
Total
20
Negative Ranks
4
s
6
t
Ties
10
Total
20
Negative Ranks
2
v
8
w
Ties
10
Total
20
Negative Ranks
1
y
8
z
Positive Ranks Ties
11
Total
20
Negative Ranks
2
Positive Ranks
7,13
85,50
9,00
9,00
6,27
69,00
q
10,00
50,00
7,00
70,00
5,50
22,00
5,50
33,00
4,00
8,00
5,88
47,00
6,50
6,50
4,81
38,50
6,75
13,50
7,05
77,50
r
5
Positive Ranks
n
p
Ties
Positive Ranks
34,50
o
Ties
Positive Ranks
11,50
l
Ties
Positive Ranks
k
u
x
aa
ab
11
ac
ad
Ties
7
Total
20
Negative Ranks
3
ae
7,33
22,00
8
af
5,50
44,00
Ties
9
ag
Total
20
Negative Ranks
1
ah
4,50
4,50
8
ai
5,06
40,50
7,17
21,50
6,95
69,50
Positive Ranks
Positive Ranks Ties
11
Total
20
Negative Ranks
3
Positive Ranks
aj
ak
10
al
am
Ties
7
Total
20
55
http://lib.unimus.ac.id
Negative Ranks S_50 - S_20
S_60 - S_20
S_40 - S_30
S_50 - S_30
S_60 - S_30
S_50 - S_40
S_60 - S_50
Positive Ranks
2
an
11
ao
7,25
14,50
6,95
76,50
ap
Ties
7
Total
20
Negative Ranks
5
aq
7,80
39,00
8
ar
6,50
52,00
Ties
7
as
Total
20
Negative Ranks
3
at
4,00
12,00
4
au
4,00
16,00
Positive Ranks
Positive Ranks
av
Ties
13
Total
20
Negative Ranks
3
aw
6,00
18,00
8
ax
6,00
48,00
Ties
9
ay
Total
20
Negative Ranks
9
az
7,22
65,00
4
ba
6,50
26,00
Ties
7
bb
Total
20
Negative Ranks
4
bc
4,50
18,00
6
bd
6,17
37,00
Positive Ranks
Positive Ranks
Positive Ranks
be
Ties
10
Total
20
Negative Ranks
8
bf
7,13
57,00
3
bg
3,00
9,00
Ties
9
bh
Total
20
Negative Ranks
7
bi
6,14
43,00
Positive Ranks
3
bj
4,00
12,00
Positive Ranks
S_60 - S_40 Ties
10
Total
20
bk
56
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 14. Hasil Analisis Sidik Ragam Uji Korelasi Correlations protein1 Pearson Correlation protein1
ts
Ts
1
,922
Sig. (2-tailed)
**
,003
N
7
7
Pearson Correlation
**
1
Sig. (2-tailed) N
,922
,003 7
7
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
57
http://lib.unimus.ac.id
Lampiran 15. Dokumentasi
Uji Kadar Protein
Sampel Mie Basah Substitusi Mocaf
Uji Tensile Strength
58
http://lib.unimus.ac.id