Noni Novisari Soeroso: Kadar CEA Serum Penderita KPKBSK di RSUP Adam Malik
Kadar Carcinoembryogenic Antigen (CEA) Serum Penderita Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil di RSUP Adam Malik Noni Novisari Soeroso, Luhur Soeroso, Tamsil Syafiuddin Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK USU, RSUP H. Adam Malik, Medan
Abstrak Latar Belakang: Nilai sensitivitas carcinoembryogenic antigen (CEA) dengan konsentrasi tertinggi ditemukan pada adenokarsinoma dan nilai terendah didapatkan pada tumor sel skuamosa. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh karakteristik kadar CEA serum pada penderita kanker paru bukan sel kecil di RSUP H. Adam Malik Medan. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan retrospektif dengan data diambil dari data sekunder (rekam medis) sejak Januari 2010 sampai Mei 2012. Hasil: Sebanyak 167 penderita kanker paru yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan memenuhi kriteria penelitian. Jenis sitologi / histopatologi terbanyak adalah adenokarsinoma sebanyak 56,8% dan 54,8 % ditemukan pada stadium IIIB. Kadar CEA lebih dari 3 ng/ml meningkat sekitar 63,4% pada penderita KPKBSK. Tidak ditemukan perbedaan bermakna kadar CEA serum pada penderita kanker paru jenis adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel besar. Kesimpulan: Kadar CEA lebih dari 3 ng/ml ditemukan pada 63,4% penderita KPKBSK. Kadar CEA pada pada kelompok adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel besar tidak berbeda bermakna. (J Respir Indo. 2014; 34: 17-25) Kata kunci: carcinoembryogenic antigen, KPKBSK, sitologi, histopatologi.
Level of Serum Carcinoembryogenic Antigen (CEA) In Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) at Adam Malik Hospital Abstract Background: Increased level of CEA found on adenocarcinoma and decreased of level CEA found on squamous cell lung cancer. The purpose of this study was to evaluate serum CEA levels in Non Small Cell Lung Cancer Patients at H. Adam Malik General Hospital Medan. Methods: This is retrospective descriptive study and data taken from medical record from January 2010 until May 2012. Results: One hundred and sixty seven lung cancer patients at Adam Malik Hospital were included this study. The cytology / histopathology found was adenocarcinoma (56.8%) dan Stage III B found in about (54.8%) in one hundred sixty seven patients. Increased serum level of CEA more than 3 ng/ml found approximately in 63.4% of Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) patients. No differences in serum level of adenocarcinoma, aquamous cell carcinoma and large cell carcinoma. Conclusion: Serum level CEA more than 3 ng/ml approximately 63.4% on NSCLC patients. There is no significant difference serum level CEA between adenocarcinoma, squamous cell carcinoma and large cell carcinoma. (J Respir Indo. 2014; 34: 17-25) Key words: carcinoembryogenic antigen, NSCLC, citology, histopatology.
Korespondensi dr. Noni Novisari Soeroso, M.Ked,Sp.P Email:
[email protected] ; Hp: 08126018608
J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014
17
Noni Novisari Soeroso: Kadar CEA Serum Penderita KPKBSK di RSUP Adam Malik
PENDAHULUAN
Carcinoembryogenic antigen termasuk golongan
Kanker paru adalah penyebab utama pada kelompok penyakit akibat keganasan. Terlihat kecen-
antigen onkofetal yang normalnya ada selama
derungan peningkatan jumlah kasus bukan hanya
pertumbuhan selanjutnya kadar CEA pada orang
pada laki-laki tetapi juga pada perempuan dari tahun
dewasa terdapat dalam konsentrasi yang rendah
ke tahun.1 Jumlah pasien kanker paru meningkat
di bawah 2 ng/ml dan tidak pernah meningkat lagi
20 persen setiap tahun. Peningkatan ini seiring
secara berarti.7 Para ahli sependapat bahwa kadar
dengan peningkatan jumlah perokok di Indonesia.
CEA normal adalah kurang dari 5 ng/ml.5,6
kehidupan fetus, sampai usia janin 2-6 bulan. Pada
Kanker paru merupakan penyebab kematian utama
Penetapan kadar CEA pada kanker paru sering
dalam kelompok kanker. Pada tahun 1990 di seluruh
tumpang tindih dengan penyakit bukan kanker serta
dunia, terdapat sebanyak 1,04 juta kasus baru
kanker jenis lain, menyebabkan penetapan kadar CEA
kanker paru, yaitu laki-laki sebanyak 772.000 dan
mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang kurang
perempuan sebanyak 265.000. Menurut World Health
baik dalam menyaring keganasan pada populasi
Organization (WHO) pada tahun 2000 di seluruh
tanpa gejala karena banyak memberikan hasil positif
dunia terdapat 1,2 juta kasus baru kanker paru atau
dan negatif palsu. Oleh karena itu, penetapan CEA
sebanyak 12,3% dari keseluruhan jenis kanker.
tidak dapat dipakai sebagai pemeriksaan penyaring
Kematian yang disebabkan oleh kanker paru pada tahun 1990 adalah sebanyak 921.000 atau 18% dari keseluruhan jumlah kematian karena kanker.2,3 Petanda ganas atau tumor marker merupakan
kanker paru. Meskipun demikian CEA dapat memberi
CEA sering tinggi dijumpai pada adenokarsinoma
substansi yang dapat digunakan untuk mendeteksi
dan kanker paru sel besar, tetapi peningkatan
perubahan yang terjadi akibat kanker. Dewasa ini
konsentrasi CEA juga ditemukan pada berbagai tumor
banyak diteliti dan dikembangkan pemeriksaan petanda
jinak maupun ganas dan sedikit peningkatan ada
ganas ideal yang dapat memberikan petunjuk tentang
perokok. Carcinoembryogenic antigen berperan dalam
perkembangan kanker, baik di tingkat ekstraseluler, seluler maupun molekuler.4 Salah satu petanda ganas yang digunakan yaitu carcinoembryogenic antigen (CEA). Carcinoembryonic antigen (CEA) pertama kali
mendiagnosis banding KPKBSK jika dikombinasikan dengan CYFRA 21-1.6,7 Carcinoembryogenic antigen merupakan pe-
ditemukan pada tahun 1965 oleh Phil Gold dan Samuel
kat bila dikombinasi dengan Cyfra 21-1. Sensitivitas
O. Freedman dari ekstrak kanker adenokarsinoma kolon
CEA sebesar 40-70% untuk karsinoma paru kelom-
manusia. Carcinoembryogenic antigen (CEA) meru-
pok bukan sel kecil (KPKBSK) dan 30-65% untuk
pakan suatu komponen glikoprotein kompleks dengan
karsinoma paru kelompok sel kecil (KPKSK). Nilai
berat molekul 200.000 yang berhubungan dengan
sensitivitas CEA dengan konsentrasi tertinggi di-
plasma membran permukaan sel dari glikokaliks epitel
temukan pada adenokarsinoma dan nilai terendah
entodermal, protein dalam hal ini dapat dilepaskan ke
didapatkan pada tumor sel skuamosa.5,6 Pada beberapa penelitian yang telah ada,
dalam darah.5 Carcinoembryogenic antigen (CEA)
manfaat dalam menegakkan diagnosis bila dikombinasi dengan pemeriksaan diagnostik lainnya.5, Konsentrasi
tanda ganas yang lebih sensitif untuk KPKBSK jenis adenokarsinoma dan sensitivitasnya lebih mening-
merupakan antigen karsinofetal yang diproduksi selama embrional dan perkembangan fetus. Selain dihasilkan oleh sel tumor dan sel embrio, senyawa
pemeriksaan kadar CEA lebih bermanfaat dalam
antigen onkofetal seperti CEA ini juga dihasilkan
petanda tumor, penurunan yang substansial sering
oleh sel normal yang tidak mengalami differensiasi
dikorelasikan dengan respons pada terapi di mana
dalam jumlah sangat kecil. Sehingga kadar CEA akan
peningkatan maupun penurunan dari kadar petanda
meningkat secara bermakna pada penderita kanker.6
tumor tersebut dihubungkan dengan progresivitas
18
mengevaluasi terapi dibandingkan digunakan sebagai diagnostik. Dalam memonitor efek kemoterapi dengan
J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014
Noni Novisari Soeroso: Kadar CEA Serum Penderita KPKBSK di RSUP Adam Malik
dari penyakit. Peningkatan kadar CEA terus menerus
Subjek penelitian diambil dengan cara conse-
secara tajam pada suatu terapi menunjukkan respons
quitive sampling yaitu setiap penderita yang memenuhi
terapi yang tidak baik atau resisten maupun menga-
kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian dengan
lami relaps. Sebaliknya, penurunan kadar serum
kriteria inklusi yaitu penderita laki-laki dan perempuan
menunjukkan respons yang baik.8
yang sudah didiagnosis secara definitif sebagai
Carcinoembryogenic antigen dapat memberi-
kanker paru (sitologi/histopatologi) dan kriteria eksklusi
kan informasi prognostik pada KPKBSK, terutama
penderita diagnosis tumor mediastinum dan tumor
pada adenokarsinoma paru. Penetapan kadar CEA
paru metastasis.
pada saat menunjang diagnosis, dapat dipakai sebagai petunjuk menentukan prognosis kanker,
HASIL
makin tinggi kadar CEA makin jelek prognosisnya.
Data seluruh penderita karsinoma paru kanker
Kadar CEA juga mempunyai korelasi dengan stadium
paru bukan sel kecil di RSUP H. Adam Malik Medan
kanker, makin lanjut stadiumnya makin tinggi kadar
mulai Januari 2010 – Mei 2012 yang terkumpul
CEA pada saat diagnosis.6
sebanyak 167 sampel akan dijabarkan di bawah ini.
Petanda tumor dapat digunakan untuk evaluasi
Pada tahun 2010 sekitar 49 orang (29,9%), 2011
pascabedah, efektivitas pengobatan dan deteksi kekam-
sekitar 74 orang (44,3%) dan pada tahun Mei 2012
buhan kanker paru. Peningkatan petanda tumor akibat
sekitar 44 orang (26,3%). Karakteristik demografi pasien
terjadi kerusakan jaringan normal dan tumor, tetapi beberapa waktu kemudian terjadi penurunan tergantung dari waktu paruhnya dan sisa tumor setelah operasi. Penurunan CEA terjadi lebih lambat dari petanda tumor lain (waktu paruhnya 1-4 hari). Bila tidak terdapat gangguan ginjal dan hati yang dapat memperpanjang
ditampilkan pada Tabel 1. Kelompok umur yang paling banyak dijumpai pada umur 51 – 60 tahun sebanyak 64 penderita (38,32%), setiap tahunnya jenis kelamin laki-laki lebih banyak dijumpai sebesar 143 (85,62%), sedangkan perempuan 24 penderita (14,37%). Suku
waktu paruh petanda tumor maka bersihan petanda
paling banyak ditemukan suku Batak dijumpai sekitar
tumor menjadi lebih lambat atau peningkatan nilai
82 penderita (49,1%). Pekerjaan petani yang umum
petanda tumor mengindikasikan terdapatnya sisa sel
sebanyak 62 penderita (37,12%). Faktor risiko utama
tumor dan memprediksikan kekambuhan dini. Dari
dijumpai perokok aktif sekitar 151 penderita (90,41%).
beberapa penelitian yang telah ada, pengukuran
Keluhan respirasi yang paling banyak ditemukan, yaitu
berkala kadar CEA bermanfaat dalam memantau
sesak napas 73 penderita (43,71%).
9
respons pengobatan dan sebagai diagnosis awal
Gambar 1 menunjukkan temuan yang paling
terjadinya kekambuhan. Tujuan penelitian ini untuk
banyak, yaitu adenokarsinoma sekitar 95 penderita
melihat kadar CEA pada penderita Kanker Paru Kar-
(56,8%), skuamous sel pada 62 penderita (37,12%)
sinoma Bukan Sel Kecil di RS. H. Adam Malik Medan.
dan Large cell sekitar 10 penderita (5,98%). Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa setiap tahun stadium
METODE
lanjut merupakan frekuensi stadium yang terbanyak
Penelitian ini merupakan studi deskriptif
dan selama periode 3 tahun stadium lanjut dijumpai
tentang karakteristik kadar Carcinoembriogenic
sebesar 56 penderita (33,53%) yang terdiri dari
Antigen (CEA) pada penderita kanker paru kar-
stadium IV sebesar 46 penderita (27,54%). Sementara
sinoma paru bukan sel kecil dengan pendekatan
itu, stadium dini sebesar 1 penderita pada stadium
retrospektif dengan data diambil dari data sekunder
IB (0,59%).
(rekam medis). Penelitian dilakukan di RSUP H.
Pada Tabel 2 di atas menunjukkan petanda
Adam Malik Medan selama 4 bulan. Data diambil
tumor CEA dalam darah yang tinggi pada penderita
secara retrospektif melalui rekam medis RSUP H.
KPKBSK sekitar 106 penderita (63,4%) dan kadar
Adam Malik mulai dari Januari 2010 - Mei 2012.
CEA normal sekitar 61 orang (36,52%).
J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014
19
Noni Novisari Soeroso: Kadar CEA Serum Penderita KPKBSK di RSUP Adam Malik
Tabel. 1 Karakteristik sosio-demografi kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) Januari tahun 2010 – Mei 2012. TAHUN
Umur 11-20 21-30 31-40 41-50 51-60 >60 Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Suku Bangsa Batak Jawa Melayu Minang Aceh Karo Mandailing Tionghoa dll Pekerjaan Petani PNS (pegawai negeri sipil) Wiraswasta IRT (ibu rumah tangga) Nelayan Supir Dll Status merokok Perokok aktif Tidak merokok Keluhan Utama Sesak napas Batuk darah Batuk Nyeri dada
2010
2011
2012
N (%)
N (%)
N (%)
0(0) 1(2,04) 2 (4,08) 12(24,5) 18 (36,7) 16 (32,65)
0(0) 1 (2,04) 3 ( 4,05) 15 (20,3) 26 (35,13) 29 (39,2)
0(0) 0 (0) 2 (4,54) 9 (20,5) 20 (45,5) 13 (29,54)
42 (85,7) 7 (14,3)
59 (79,7) 15 (20,3)
42 (95,5) 2 (4,6)
21 (42,9) 10 (20,4) 7 (14,3) 1 (2,04) 5 (10,20) 1 (2,04) 0 (0) 2 (4,08) 2 (4,08)
41 (55,4) 14 (18,9) 10 (13,51) 2 (2,7) 7 ( 9,46) 0 (0) 0 (0) 0 (0) 0 (0)
20 (45,5) 5 (11,4) 6 (13,63) 1 (2,3) 3 (6,8) 6 (13,6) 3 (6,8) 0 (0) 0 (0)
19 (38,8) 7 (14,3) 8 (16,3) 5 (10,2) 2 (4,08) 2 (4,08) 6 (12,24)
23 (31,08) 7 (9,5) 29 (39,2) 10 (13,5) 3 (4,05) 2 (2,7) 0 (0)
20 (45,5) 3 (6,8) 15 (34,09) 0 (0) 3 (6,8) 3 (6,8) 0 (0)
42 (85,7) 7(14,3)
66 (89,1 8 (10,81)
43 (97,7) 1 (2,27)
26 (53,6) 2 (4,08) 5 (10,2) 16 (32,6)
31 (41,89) 5 (6,75 ) 3 (4,05) 35 (47,3)
16 (36,4) 25 (56,8) 1(2,3) 2 (4,54)
Tabel 2. Kadar CEA dalam darah pada penderita KPKBSK. TAHUN CEA
2010 n (%)
2011 n(%)
0-3
18 (36,7)
35 (47,29)
10 (22,7)
>3
31 (63,2)
39 (52,70)
34 (77,3)
Dari tabel di atas diperoleh rerata kadar CEA pada kelompok adenokarsinoma adalah 18,6 pada kelompok sel skuamous adalah 24,5 dan pada kelompok large cell adalah 26,2. Dengan uji KruskalWallis diperoleh nilai p = 0,061. Oleh karena nilai p > 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna kadar CEA pada ketiga kelompok.
20
2012 n(%)
PEMBAHASAN Sampel penelitian ini sebanyak 167 sampel, yaitu data penderita kanker paru yang telah didiagnosis secara definitif (sitologi/histopatologi) yang dirawat RSUP H. Adam Malik Medan dari Januari 2010 sampai dengan Mei 2012. Berdasarkan jenis kelamin penderita terbanyak dijumpai laki-laki 143 penderita (85,62%) sedangkan perempuan
J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014
Noni Novisari Soeroso: Kadar CEA Serum Penderita KPKBSK di RSUP Adam Malik
sekitar 24 penderita (14,37%). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Marlen dkk.10 di RS Persahabatan tahun 2009, juga didapatkan penderita kanker paru terbanyak pada laki-laki, yaitu 69,8%.10 Penelitian yang dilakukan oleh Kasuma11 tahun 2011 tentang penilaian visualisasi pemeriksaan bronkoskopi serat optik lentur dengan konfirmasi pemeriksaan sitologi bronkus dalam menegakkan diagnosis kanker paru di RSUP H. Adam Malik
penderita (38,32%) dan diikuti 41 – 50 tahun 36 penderita (21,55%), sedangkan yang terendah pada kelompok umur kurang dari 11 – 20 tahun sebanyak 2 orang. Penelitian yang dilakukan oleh Mong dkk.12, kanker paru dijumpai yang terbanyak pada usia di atas 70 tahun sebanyak 51,4%.12 Pada penelitian ini
Medan, dijumpai penderita kanker paru paling banyak
juga ditemukan 2 orang (4,08%) berusia antara 21 - 30 tahun. Hal ini terkait penelitian lain yang menyatakan di kalangan orang bukan perokok terutama perempuan,
pada laki-laki yaitu 83,43%.11
asap tembakau lingkungan (ETS) bertanggung jawab
Pada penelitian ini sejak tahun 2010 – 2012 pada kelompok umur 51 – 60 tahun sebanyak 64
terhadap sekitar 3.000 kematian karena kanker setiap tahunnya di Amerika Serikat.13,14
Gambar 1. Sitologi / histopatologi pada KPKBSK.
Gambar 2. Stadium pada KPKBSK.
J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014
21
Noni Novisari Soeroso: Kadar CEA Serum Penderita KPKBSK di RSUP Adam Malik
Tabel 3. Nilai Kadar CEA berdasarkan jenis sitologi/histopatologi KPKBSK. Jenis sel - Adenokarsinoma - Sel Skuamous - Large cell
N
Median (Min-Maks)
Mean (SD)
P
95 62 10
3,8 ( 0,2 – 214,4 ) 5,6 (0,1 – 261,4 ) 14,1 (1,9 – 119,4 )
18,6 (38,3) 24,5 (52,9) 26,2 (35,6)
0,061
Uji Kruskal-Wallis
Berdasarkan status merokok penderita dijum-
99% KPKBSK, yaitu terdiri dari adenokarsinoma
pai 90,41% perokok aktif dan 9,58% tidak pernah
95%, skuamous sel karsinoma 62 % dan karsinoma
merokok, penderita perokok terbanyak ditemukan
sel besar 5,98 %. Pada penelitian yang dilakukan
pada laki-laki, yaitu 85,62 % dan pada penderita
RS Persahabatan dijumpai jenis adenokarsinoma
yang tidak pernah merokok terbanyak dijumpai pada
merupakan jenis yang terbanyak, yaitu 151 (90,4%)
perempuan sekitar 14,37%. Pada penelitian secara
diikuti dengan karsinoma sel skuamosa 11 (6,6%).17
epidemiologi menyatakan bahwa perokok merupakan
Pada penelitian ini sebagian besar sudah
penyebab utama kanker paru. Perokok 22 kali lebih
berada pada tahap lanjut, yaitu stadium IIIB 27,54 %,
sering meninggal karena kanker paru dibandingkan
IIIA 26,94% dan stadium IV 33,53%. Hasil penelitian
dengan orang bukan perokok.15 Penelitian tentang
ini tidak jauh berbeda dengan data epidemiologi RS
rokok mengatakan bahwa lebih dari 63 jenis bahan
Persahabatan tahun 2004, penderita terdiagnosis
yang dikandung asap rokok itu bersifat karsinogen.
sudah ditetapkan stadium III dan IV yang awalnya
Secara epidemiologis juga terlihat kaitan kuat antara
didiagnosis sebagai stadium awal yang akhirnya
kebiasan merokok dengan insiden kanker paru, maka tidak dapat disangkal lagi bahwa menghindarkan asap rokok adalah kunci keberhasilan pencegahan yang dapat dilakukan. Keterkaitan rokok dengan kasus kanker paru diperkuat dengan data bahwa risiko seorang perempuan perokok pasif akan terkena kanker paru lebih tinggi daripada mereka yang tidak terpajan kepada asap rokok.16 Keluhan utama penderita ketika pertama sekali datang berobat ke RS H. Adam Malik adalah sesak napas, yaitu 73 orang (43,71%), nyeri dada sekitar 53 orang (31,73%), diikuti oleh batuk darah dan batuk.
terjadi perubahan peningkatan staging akibat perubahan dari status KGB dan ditemukannya nodul metastasis.10 Hal ini, berbeda dengan penelitian oleh Marlen dkk.10 didapatkan stadium terbanyak IIB 46,5% dan Mong12 didapatkan stadium terbanyak I 58,8%. Kedua penelitian ini sangat berbeda dengan populasi umum karena biasanya sebagian besar kanker paru, ditemukan sudah dalam keadaan stadium lanjut ketika didiagnosis sebagai tumor paru begitu juga dengan hasil penelitian ini.10,12 Pada penelitian ini, hasil dari petanda tumor CEA dalam serum berdasarkan jenis histopatologi (adenokarsinoma, sel skuamous, large cell) tidak
Penyebab sesak kemungkinan diakibatkan oleh tumor
menunjukkan perbedaan bermakna secara Kruskal-
yang langsung menganggu sistem pernapasan atau
Wallis. Penelitian yang dilakukan oleh D. Moro dkk.
komplikasi kanker paru (pneumonia obstruktif dan
di Prancis menemukan 105 penderita kanker paru
efusi pleura), pasca kemoterapi ataupun radioterapi,
kadar CEA meningkat lebih dari 5 ng/ml pada 38%
infeksi, serta penyakit komorbid seperti penyakit
dan SCC lebih dari 2 ng/ml sekitar 27%. Kadar
paru obstruktif kronik, gagal jantung, dan malnutrisi.
CYFRA 21-1 dijumpai meningkat sekitar lebih
Kecemasan dan takut mati akibat kanker seringkali
dari 3,3 ng/ml pada sekitar 36% penderita. Pada
secara subjektif menimbulkan gejala sesak pada
penderita yang dijumpai kadar CEA dan CYFRA 21-1
17
pasien.
22
Berdasarkan jenis histopatologi didapati
yang sangat meningkat mempunyai angka tahan hidup J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014
Noni Novisari Soeroso: Kadar CEA Serum Penderita KPKBSK di RSUP Adam Malik
lebih pendek dari pada dengan kadar yang normal.18 19
mengalami metastasis. Hasil penelitian menunjukkan
Ragab dkk. dalam penelitiannya menunjukkan data
penurunan serial dari kadar CEA serum menunjukkan
bahwa kadar CEA dan β 2-microglobulin meningkat
respon kemoterapi atau radioterapi yang baik, dan
pada pasien karsinoma bronkogenik bila dibandingkan
peningkatan dari serial kadar CEA menunjukkan
dengan kontrol. Nilai CEA menunjukkan peningkatan
progresivitas dari penyebaran tumor serta penderita
yang signifikan pada pasien yang memiliki efusi
yang tidak respon dengan kemoterapi atau radioterapi
pleura. Nilai CEA juga meningkat secara signifikan
menunjukkan kadar CEA yang meningkat.23 Hal ini
pada kanker paru stadium IV dibandingkan stadium III.
menunjukkan CEA memiliki peranan dalam moni-
Serum CEA menurun secara signifikan dalam respon
toring terapi kanker paru. Carcinoembryogenic antigen dapat mem-
19
pengobatan.
Konsentrasi CEA sering tinggi dijumpai pada
berikan informasi nilai prognostik pada KPKBSK
adenokarsinoma dan kanker paru sel besar tetapi
terutama pada adenokarsinoma paru. Pengukuran
peningkatan konsentrasi CEA juga ditemukan pada
CEA pada pasien dengan kanker paru pada pene-
berbagai tumor jinak maupun ganas dan sedikit
litian Dent dkk.24, menunjukkan peningkatan kadar
peningkatan CEA dijumpai pada perokok. Carcino-
CEA serum berhubungan dengan prognosis yang
embryogenic antigen ini mempunyai peran dalam
buruk, sehingga penilaian CEA ini dapat digunakan
diagnosis banding KPKBSK jika dikombinasikan
sebagai pemeriksaan tambahan untuk menunjukkan
dengan CYFRA 21 – 1 terutama pada adenokarsinoma
prognosis pasien kanker paru.24 Carcinoembryogenic
paru. Penelitian oleh Wang dkk.20 menyimpulkan
antigen merupakan salah satu petanda tumor terbaik
bahwa pemeriksaan petanda tumor kombinasi CEA,
yang dapat mendeteksi kekambuhan terutama pada
CA19-9, NSE dan CYFRA 21-1 dapat meningkatkan
kanker jenis adenokarsinoma. Petanda tumor yang
sensitivitas dan spesifisitas dalam mendignosis kanker
lain seperti NSE dan proGRP juga dapat menilai
20
paru, terutama pada deteksi dini kanker paru.
Pada beberapa penelitian yang telah ada, pemeriksaan CEA lebih bermanfaat dalam meng-
kekambuhan pada KPKSK dengan angka sensitivitas dari masing-masing tumor marker tersebut adalah ProGRP 67%, CEA 38% dan NSE 20%.25
evaluasi terapi dibandingkan digunakan sebagai diagnostik. Penelitian oleh Vincent dkk.21 pada 228
KESIMPULAN
pasien dengan kanker paru, menemukan penurunan
Jenis sitologi / histopatologi ditemukan paling
konsentrasi CEA dalam plasma pasien sebagai
banyak yaitu adenokarsinoma dibandingkan dengan
21
respons dari kemoterapi dan radioterapi. Demikian 22
pula penelitian Arzonni A dkk.
sel skuamous dan large cell. Kadar CEA serum di atas
menunjukkan
3 ng/ml ditemukan pada 63,4% penderita KPKBSK.
penurunan kadar CEA dan Cyfra 21-1 sebanyak 20%
Hasil penelitian ini tidak terdapat perbedaan ber-
dari baseline setelah penderita mendapatkan 2 siklus
makna kadar CEA pada ketiga kelompok.
kemoterapi. Carcinoembryogenic antigen dibandingkan dengan CYFRA 21-1, CYFRA 21-1 memiliki sensitivitas 81% dan CEA 55%.22 Pada penelitian Gropp C. dkk. dilakukan pemeriksaan serial CEA dan Ferritin pada
DAFTAR PUSTAKA 1. Jusuf A, Syahruddin E, Hudoyo A . Kemoterapi Kanker Paru. J Respir Indo. 2009 ; 29: 219-27.
pasien kanker paru selama dilakukan radioterapi
2. Josen K, Siegel R, Kamp D. Incidence and
dan kemoterapi dengan hasil peningkatan nilai CEA
Epidemiology. In Weitberg AB. Cancer of the Lung
ditemukan pada 47% dimana sebagian besar pasien
From Melocular Biology to Treatment Guidelines.
yang memiliki kadar CEA tinggi adalah pasien yang
New Jersey. Humana Press; 2002.p.3-26.
J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014
23
Noni Novisari Soeroso: Kadar CEA Serum Penderita KPKBSK di RSUP Adam Malik
3. Deaen W.Tumor Paru di Daerah Toraks. In:
Patients a Decade After Smoking Cessation.
Tiehua R, Yixin Z, Zongyuan Z, Jingqing L,
Journal of Cardiothoracic surgery. 2011;6:19.
Yilong W, Zhuming G. Buku Ajar Onkologi Klinis.
13. Alberg AJ, Ford JG, Samet JM. Epidemiology
Jakarta. Balai Penerbit FKUI; 2008.p.337- 50. 4. Bremnes RM, Sundstorm S, Aasebo U, Kaasa S, Hatlevoll R, Aamdal S; Norweigian Lung Cancer Study Group. The Value of Prognostic
Of Lung Cancer: ACCP Evidence-Based Clinical Practice Guidelines (2nd Edition). Chest. 2007; 132:29S-55S. 14. Thomas L, Doyle LA, Edelman MJ. Emerging
Factors in Small Cell Lung Cancer: Results from
Differences
a Randomised Multicenter Study with Minimum 5
Therapy. Chest. 2005;128:370-81.
year Follow-up. Lung Cancer. 2003; 39: 303-13.
in
Epidemiology,
Biology,
and
15. Margono BP. Kanker paru. In Wibisono MJ,
5. Ferrigno D, Buccheri G, Biggi A. Serum Tumour
Winariani, Hariadi S ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Markers in Lung Cancer: History, Biology and
Paru 2010. Departemen Ilmu Penyakit Paru
Clinical Applications. Eur J Respir. 1994.7:186-197.
UNAIR-RSUD Dr. Soetomo 2010;p.88-110.
6. Bhatt AN, Mathur R, Farooque A, Verma A, Dwara-
16. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Kanker
kanath BS. Cancer Biomarkers-Current Perspec-
Paru (Kanker Paru Jenis Karsinoma Bukan Sel
tives. Indian J Med Res. 2010;132:129-149.
Kecil). Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan
7. Molina R, Filella X, Auge JM. Tumour Markers in Lung Cancer. European Oncological Disease. 2006:1-5.
di Indonesia. Jakarta: PT. Metro Offset Printing ; 2011: p.2. 17. Syahruddin E, Pratama A, Arief N. A Retrospective
8. Maghadam AF and Stieber P. Sensible use of
Study : Clinical and Diagnostic Characteristics in
tumor markers. 2nd ed. Basel, Jurgen-Hartmann
Advanced Stage of Lung Cancer Patients with
Verlagg. 1993. p.50-66.
Pleural Effussion in Persahabatan Hospital 2004
9. Ebert W, Dienemann H, Moghadam AF, Scheulen M, Konietzko N, Schleich T, Bombardieri E. Cytokeratin 19 Fragment CYFRA 21-1 Compared
– 2007. J Respir Indo. 2010;30:145-51. 18. Schalhorn A, Fuerst H, Stieber P. Tumor markers in lung cancer. J Lab Med. 2001; 25:353-61.
with Carcinoembryonic Antigen, Squamous Cell
19. Ragab H, Maksoud NAE, Essam T. The Impact
Carcinoma Antigen and Neuron Specific Enolase in
of Use Serum Carcinoembryonic Antigen and
Lung Cancer. Result of an International Multicentre
Beta 2-microglobulin in Monitoring Bronchogenic
Study. Eur J Clin. Chem 1994;32:189-99.
Carcinoma Therapy. JGEB. 2007;5:43-50
10. Syahruddin E, Marleen FS. Hodoyo A. Endarjo
20. Wang WJ, Tao Z, Sun LH. Clinical Observations on
S. Ekspresi Protein Bcl-2 Pada Sediaan Blok
the Association Between Diagnosis of Lung Cancer
Parafin Jaringan Kanker Paru. J Respir Indo.
and Serum Tumor Markers in Combination. Asian
2009:29:210-6.
Pac J Cancer Prev. 14(7), 4369-71.
11. Kasuma D. Penilaian Visualisasi Pemeriksaan
21. Vincent RG, Chu TM, Fergen TB, Ostrander M.
Bronkoskopi Serat Optik lentur Dengan Konfirmasi
Carcinoembryonic Antigen in 228 Patients with
Pemeriksaan Sitologi Bronkus Dalam Menegakkan
Carcinoma of the Lung. Cancer. 1975. 36:2069-
Diagnosis Kanker Paru. Tesis Departemen Pulmo-
76.
nologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK USU. Medan; 2011.
22. Ardizzoni A, Cafferata M.A, Tiseo M, Filiberti R, Marroni P, Grossi F, Paganuzzi M. Decline in
12. Mong C, Goron EB, Fuller C . High Prevalence of
Serum Carcinoembryonic Antigen and Cytokeratin
Lung Cancer in Surgical Cohort of Lung Cancer
19 Fragment During Chemotherapy Predicts
24
J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014
Noni Novisari Soeroso: Kadar CEA Serum Penderita KPKBSK di RSUP Adam Malik
Objective Response and Survival in Patients
24. Dent PB, McCulloh PB, James OW, MacLaren
with Advanced Nonsmall Cell Lung Cancer.
R, Muirhead W, Dunnet CW. Measurement of
Cancer. 2006; 107: 2842-9.
Carcinoembryonic Antigen in Patients with Bron-
23. Gropp C, Havemann K, Lehmann FG. Carcino-
chogenic Carcinoma. Cancer. 1978; 42:1481-91.
embryonic Antigen and Ferritin in Patients with
25. Booth CM, Shepherd F. Adjucant Chemotherapy
Lung Cancer Before and During Therapy.Cancer.
for Resected Non-Small Cell Lung Cancer. J
1978; 42: 2802-8.
Thoracic Oncol. 2006;1:180-7.
J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014
25