PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN TAHUN 2014
( ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESMENT )
KABUPATEN LAHAT PROVINSI SUMATERA SELATAN
DISIAPKAN OLEH
POKJA SANITASI KABUPATEN LAHAT
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
0
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Laporan Hasil Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment ) atau studi Penilaian Risiko Kesehatan karena Lingkungan yang merupakan salah satu dari beberapa studi primer yang harus dilakukan oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Lahat untuk menyusun Buku Putih Sanitasi dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) berdasarkan pendekatan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Kabupaten Lahat dapat diselesaikan. Laporan ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada kalangan pemerintahan, lembaga profesional, dunia usaha dan masyarakat luas dalam upaya mendukung Program Pengelolaan Sanitasi guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Lahat. Secara substansi, hasil Studi EHRA memberi data ilmiah dan faktual tentang ketersediaan layanan sanitasi di tingkat rumah tangga dalam skala kabupaten/kota. Komponen sanitasi yang menjadi obyek studi meliputi limbah cair domestik, limbah padat/persampahan dan drainase lingkungan, serta Perilaku Higiene dan Sanitasi termasuk praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Muatan pertanyaan dalam kuesioner dan lembar pengamatan telah diarahkan sesuai dengan 5 (lima) Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pengorganisasian pertanyaan dalam kuesioner dan
lembar
pengamatan
berikut penomorannya dibuat sedemikian rupa sehingga mempermudah
pelaksanaan studi, entri data maupun analisa data hasil studinya Dengan adanya Laporan ini maka pemangku kepentingan akan dapat memperoleh informasi bagaimana kondisi sanitasi sebagai bahan informasi awal, sekaligus sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun langkah-langkah apa yang harus dilakukan dalam pengelolaan sanitasi kedepan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan hidayah sehingga pengelolaan sanitasi Kabupaten Lahat dapat terselenggara secara baik. Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Lahat,
Agustus 2014 Ketua
POKJA SANITASI KABUPATEN LAHAT
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
1
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR 1 DAFTAR ISI 2 RINGKASAN EKSEKUTIF 3 BAB I. PENDAHULUAN .....................………………………………………………………… 5 1.1 Latar Belakang ........................…………………………………………………………………… 5 1.2 Tujuan dan Manfaat ..................………………………………………………………………… 5 1.3 Waktu Pelaksanaan Study EHRA.....................…………………………………………… 6 BAB II. METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA................................…………………… 7 2.1 Penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi Kabupaten Lahat .................. 7 2.2 Penentuan Strata Desa/Kelurahan..................…………………………………………… 8 2.3 Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Target Area Studi................……………… 20 2.4 Penentuan RT Dan Responden Di Lokasi di Area Survei............………………… 20 2.5 Karakteristik Enumurator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya…....……… 21 BAB III. HASIL STUDI EHRA KABUPATEN LAHAT 2014 ……………………....…………… 22 3.1 Informasi Responden …………………………………………………………......................… 22 3.2 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga …………………………................................ 22 3.3 Pembuangan Air Kotor / Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja …....…..... 24 3.4 Drainase Lingkungan / Selokan Sekitar Rumah dan Banjir ..….........…………… 28 3.5 Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga ………………………………..................…… 32 3.6 Perilaku Higiene dan Sanitasi.................................…………………………………… 35 3.7 Kejadian Penyakit Diare ……………...................................…………………………… 37 3.8 Indeks Risiko Sanitasi .....................................................................………… 38 BAB IV. PENUTUP ………………………………………..................................………………………… 50 4.1 Kesimpulan …………………………….......................…………………………………………… 50 4.2 Hambatan dan Kendala …………..........................………………………………………… 50 4.3 Saran ……………………………………….........................................…………..…………… 50
DAFTAR ISTILAH DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR FOTO
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
51 53 54 55
2
Studi EHRA (Environmental Health Risk Assessment) adalah sebuah studi partisipatif di Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di kabupaten/kota sampai dengan kelurahan.Data yang dikumpulkan dari studi EHRA akan digunakan Pokja Kabupaten/Kota sebagai salah satu bahan untuk menyusun Buku Putih Sanitasi, penetapan area beresiko dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SKK). Studi EHRA dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Lahat. Adapun yang menjadi tanggung jawab Pokja Kabupaten adalah: 1. Persiapan logistik studi, 2. Finalisasi desain studi, 3. Penyiapan dan pelatihan Supervisor, Enumerator, dan petugas entri data, 4. Pelaksanaan studi serta proses pengumpulan data, entri data dan analisa data 5. Penyusunan laporan dan diskusi publik. Pokja Sanitasi yang mengorganisir pelaksanaan Studi EHRA secara menyeluruh, melibatkan berbagai unsur dalam pelaksanaan studi EHRA.Melalui serangkaian rapat persiapan, Pokja Sanitasi yang bertanggungjawab dalam studi EHRA di Kabupaten setelah membentuk Tim Studi EHRA. Selanjutnya Sebelum Studi EHRA dilaksanakan menentukan jumlah tertentu atau dengan kriteria tertentu sebagai desa/ kelurahan target area studinya atau menentukan jumlah tertentu sebagai responden/sampel Studi EHRA, dalam penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi Kabupaten Lahat dilakukan dengan pertimbangan ketersediaan anggaran untuk pelaksanaan studi EHRA, maka Pokja menentukan Kebijakan Sampelnya dengan ketentuan 1 0 % d a r i jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Lahat, yakni 39 Desa,dan memilih desa/kelurahan yang tersebar dibeberapa kecamatan dalam wilayah kabupaten Lahat. sebelum melakukan Random Sampling dalam menentukan Desa/RT Target Area Studi dan Responden/Sampel, terlebih dahulu harus melaksanakan Stratifikasi Desa/Kelurahan untuk seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Stratifikasi Desa/Kelurahan dalam studi EHRA dimaksudkan untuk mengklasifikasikan desa/kelurahan sesuai dengan strata/tingkatan risiko kesehatan lingkungan dari faktor geografi dan demografi.Stratifikasi Desa/Kelurahan di Kabupaten akan menghasilkan Strata/Tingkatan Risiko Kesehatan Lingkungan dari Desa/Kelurahan. Desa/Kelurahan yang terdapat pada Strata tertentu dianggap memiliki tingkat risiko kesehatan lingkungan yang sama. Dengan demikian, Desa/Kelurahan yang menjadi Area Studi pada suatu Strata akan mewakili Desa/Kelurahan lainnya yang bukan merupakan Area Studi pada Strata yang sama. Penentuan jumlah desa/kelurahan sebagai Area Studi EHRA berdasarkan proporsi 10% dari jumlah desa/kelurahan yang ada Strata
Jumlah desa/kelurahan
Strata 0
111
Desa/Kelurahan yang diambil sebagai target area studi (10%) 11
Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4
84 92 65 24
9 9 7 3
Jumlah
376
39
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
3
Setelah dilakukan pegambilan data di lapangan dan di analisa maka hasiil dari 5 hal penting, yaitu : - Sumber Air 1.1 Sum ber air terlindungi
1.2 Penggunaan s um ber air tidak terlindungi.
1.3 Kelangkaan air
-
Tidak, s um ber air beris iko tercem ar
60%
Ya, s um ber air terlindungi
40%
Tidak Am an
34%
Ya, Am an
66%
Mengalam i kelangkaan air
12%
Tidak pernah m engalam i
88%
Persampahan Tidak m em adai 3.1 Pengelolaan s am pah
80% 20% 66,70% 33,30%
Ya, m em adai Tidak m em adai
3.2 Frekuens i pengangkutan s am pah
Ya, m em adai Tidak tepat waktu
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan s am pah
54,50% 45,50% 83,50% 16,50%
Ya, tepat waktu Tidak diolah
3.4 Pengolahan s am pah s etem pat
-
Ya, diolah
Air Limbah Domestik Tidak am an 2.1 Tangki s eptik s us pek am an 2.2 Pencem aran karena pem buangan is i tangki s eptik
Sus pek am an Tidak, am an Ya, am an Tidak am an
2.3 Pencem aran karena SPAL
-
Ya, am an
Banjir/Genangan Ada genangan air (banjir) 4.1 Adanya genangan air
-
19,50% 80,50% 45% 55% 30,30% 69,70%
Tidak ada genangan air
16,40% 83,60%
Perilaku Hidup Bersih Sehat Tidak 5.1 CTPS di lim a waktu penting
Ya Tidak
5.2.a. Apakah lantai dan dinding jam ban bebas dari tinja?
Ya Tidak
5.2.b. Apakah jam ban bebas dari kecoa dan lalat?
Ya Tidak
5.2.c. Keberfungs ian penggelontor.
Ya, berfungs i Tidak
5.2.d. Apakah terlihat ada s abun di dalam atau di dekat jam ban?
Ya Ya, tercem ar
5.3 Pencem aran pada wadah penyim panan dan penanganan air
Tidak tercem ar Ya, BABS
5.4 Perilaku BABS
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
Tidak
73,60% 26,40% 54,40% 45,60% 49,80% 50,20% 50,10% 49,90% 49,40% 50,60% 16,90% 83,10% 66,30% 33,70%
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Environmental Health Risk Assessment Study atau Studi EHRA adalah sebuah survey partisipatif di tingkat kabupaten yang bertujuan untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kabupaten/kota sampai ke kelurahan. Kabupaten/Kota dipandang perlu melakukan Studi EHRA karena : 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat 2. Data terkait dengan sanitasi dan higiene terbatas dan data sanitasi umumnya tidak bisa dipecah sampai kelurahan/desa serta data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda 3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang; 4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan. 5. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan masyarakat di desa/kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama masyarakat atau stakeholders kelurahan/desa 6. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di kabupaten/kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan/desa Studi EHRA berfokus pada fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat, seperti: A. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup: 1. Sumber air minum, 2. Layanan pembuangan sampah, 3. Jamban, 4. Saluran pembuangan air limbah rumah tangga. B.
1.2
Perilaku yang dipelajari adalah yang terkait dengan higinitas dan sanitasi dengan mengacu kepada STBM: 1. Buang air besar 2. Cuci tangan pakai sabun, 3. Pengelolaan air minum rumah tangga, 4. Pengelolaan sampah dengan 3R 5. Pengelolaan air limbah rumah tangga (drainase lingkungan)
Tujuan Dan Manfaat Studi EHRA bertujuan untuk mengumpulkan data primer, untuk mengetahui : 1. Gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan 2. Informasi dasar yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan 3. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
5
Manfaat Hasil studi digunakan sebagai salah satu bahan penyusunan Buku Putih Sanitasi Kabupaten/Kota dan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK)
1.3
Waktu Pelaksanaan Study EHRA Pelaksanaan pengumpulan data lapangan dan umpan balik hasil EHRA dipimpin dan dikelola langsung oleh Kelompok Kerja (Pokja) Sanitasi Kabupaten Lahat. Selanjutnya, data EHRA diharapkan menjadi bahan untuk mengembangkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Lahat dan juga menjadi masukan untuk mengembangkan strategi sanitasi dan program-program sanitasi Kabupaten. Waktu pelaksanaan Studi EHRA dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2014.
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
6
BAB II METODOLOGI DAN LANGKAH EHRA 2014
Ada 2 pilihan untuk menetapkan Desa/Kelurahan sebagai Area Studi EHRA di Kabupaten : 1. Seluruh desa/kelurahan diambil sebagai Area Studi EHRA dengan konsekuensi Pokja Sanitasi Kabu- paten/Kota menyediakan dana Studi EHRA yang cukup. 2. Mengambil sebagian dari desa/kelurahan yang ada di wilayah Kabupaten/Kota sebagai Area Studi EHRA, apabila jumlah desa/kelurahan cukup banyak dan dana yang tersedia terbatas. Untuk menetapkan desa/kelurahan sebagai Area Studi EHRA bisa dengan cara : a. Menetapkan seluruh desa/kelurahan sebagai Area Studi EHRA b. Menetapkan desa/kelurahan dengan jumlah tertentu atau dengan kriteria tertentu sebagai Area Studi EHRA, misalnya : 10 % dari seluruh desa/kelurahan yang ada di kabupaten/kota atau diprioritaskan pada desa/kelurahan di wilayah perkotaan sesuai dengan RencanaTata Ruang Wilayah, c. Menetapkan jumlah responden/sampel tertentu yang akan diambil untuk seluruh wilayah kabupaten misalnya : 500 responden/sampel. Sampel adalah bagian dari populasi, dimana anggota sampel adalah anggota yang dipilih dari populasi. Oleh karena itu pengambilan sampel dilakukan di daerah populasi yang telah ditetapkan sebagai target area studi. Desa/Kelurahan Area Studi, RT ( Rukun Tetangga ) Area Studi maupun Responden/Sampel Studi EHRA diharapkan bisa merepresentasikan/mewakili sifat dari populasi yang diwakilinya. Dalam Studi EHRA, Kabupaten yang Pokja Sanitasinya sudah menentukan semua desa/kelurahannya sebagai area studi bisa langsung menentukan desa/kelurahan target area studinya secara random ( Random Sampling ) dan dilanjutkan dengan melakukan random RT Target Area Studi kemudian dilanjutkan melakukan random untuk Responden/Sampel Studi EHRA. Untuk Kabupaten/Kota yang menentukan jumlah tertentu atau dengan kriteria tertentu sebagai desa/ kelurahan target area studinya atau Kabupaten/Kota yang menentukan jumlah tertentu sebagai responden/sampel Studi EHRA nya, sebelum melakukan Random Sampling dalam menentukan Desa/RT Target Area Studi dan Responden/Sampel, terlebih dahulu harus melaksanakan Stratifikasi Desa/Kelurahan untuk seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
2.1.
Penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi Kabupaten Lahat
Untuk Kabupaten/Kota yang menentukan jumlah tertentu atau dengan kriteria tertentu sebagai desa/ kelurahan target area studinya atau Kabupaten/Kota yang menentukan jumlah tertentu sebagai responden/sampel Studi EHRA nya, sebelum melakukan Random Sampling dalam menentukan Desa/RT Target Area Studi dan Responden/Sampel, terlebih dahulu harus melaksanakan Stratifikasi Desa/Kelurahan untuk seluruh desa/kelurahan yang ada di Kabupaten/Kota yang bersangkutan. Desa/Kelurahan Area Studi dalam populasi mempunyai karakteristik geografi dan demografi yang sangat variatif (heterogen); agar keanekaragaman karakteristik tersebut bermakna bagi analisa studinya dan agar tidak terambil hanya dari kelompok tertentu saja maka kepada desa/kelurahan area studi harus dilakukan Stratifikasi terlebih dulu sebelum diambil sampelnya secara random ( Stratified Random Sample ). Penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi Kabupaten Lahat dilakukan dengan pertimbangan ketersediaan anggaran untuk pelaksanaan studi EHRA, maka Pokja menentukan Kebijakan Sampelnya
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
7
berupa ketentuan 1 0 % d a r i jumlah desa/kelurahan di Kabupaten Lahat, dan memilih desa/kelurahan yang tersebar dibeberapa kecamatan dalam wilayah kabupaten Lahat.
2.2.
Penentuan Strata Desa/Kelurahan
Stratifikasi Desa/Kelurahan dalam studi EHRA dimaksudkan untuk mengklasifikasikan desa/kelurahan sesuai dengan strata/tingkatan risiko kesehatan lingkungan dari faktor geografi dan demografi.Stratifikasi Desa/Kelurahan di Kabupaten/Kota akan menghasilkan Strata/Tingkatan Risiko Kesehatan Lingkungan dari Desa/Kelurahan. Desa/Kelurahan yang terdapat pada Strata tertentu dianggap memiliki tingkat risiko kesehatan lingkungan yang sama. Dengan demikian, Desa/Kelurahan yang menjadi Area Studi pada suatu Strata akan mewakili Desa/Kelurahan lainnya yang bukan merupakan Area Studi pada Strata yang sama. Penetapan strata dapat memberikan indikasi awal strata/tingkatan risiko kesehatan lingkungan desa/kelurahan sehingga bisa dipakai sebagai sarana advokasi kepada para pemangku kepentingan di kecamatan agar lebih memperhatikan desa/kelurahan yang mempunyai strata risiko kesehatan lingkungan yang tinggi. Oleh karena itu Kabupaten/Kota yang tidak harus melakukan stratifikasi ( karena sudah menentukan seluruh desa/kelurahannya sebagai area studi ), bisa melakukan stratifikasi desa/kelurahannya karena hasilnya akan digunakan sebagai sarana advokasi. Penetapan Strata dilakukan berdasarkan 4 (empat) kriteria utama yang sudah ditetapkan oleh Program PPSP dan wajib digunakan oleh semua Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota dalam melakukan Studi EHRA.
Kriteria utama penetapan Strata tersebut adalah sebagai berikut : 1. Kepadatan penduduk yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya tiap kabupaten/ kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/ desa. 2. Angka kemiskinan dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau kelurahan/ desa. 3. Daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat 4. Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, lamanya surut. Berdasarkan kriteria di atas, klastering wilayah Kabupaten Lahat menghasilkan katagori klaster sebagaimana dipelihatkan pada Tabel 1. Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko Tabel 1. Katagori Klaster berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko Katagori Klaster Klaster 0 Klaster 1 Klaster 2
Kriteria Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi lingkungan berisiko. Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 1 kriteria indikasi lingkungan berisiko Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 2 kriteria indikasi lingkungan berisiko
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
8
Katagori Klaster
Kriteria
Klaster 3
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 3 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klaster 4
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi minimal 4 kriteria indikasi lingkungan berisiko
Klastering wilayah di Kabupaten Lahat menghasilkan Strata sebagaimana dipelihatkan pada Tabel 2. Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area survey pada suatu klaster akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama.
Tabel 2. Hasil klastering desa/ kelurahan di Kabupaten Lahat Strata No
Desa
Status
0
1
2
3
4
1. Kecamatan Tanjung Sakti Pumi 1
1
1
Benteng
Desa
2
2
Gunung Agung
Desa
1
3
3
Gunung Kembang
Desa
1
4
4
Gunung Kerto
Desa
1
5
5
Lubuk Dalam
Desa
1
6
6
Lubuk Tabun
Desa
7
7
Masam Bulan
Desa
8
8
Negeri Kaya
Desa
1
9
9
Pagar Agung
Desa
1
10
10
Pagar Jati
Desa
1
11
11
Pajar Bulan
Desa
12
12
Penandingan
Desa
13
13
Pulau Panas
Desa
14
14
Pulau Panggung
Desa
15
15
Sindang Panjang
Desa
16
16
Tanjung Bulan
Desa
17
17
Tanjung Sakti
Desa
18
18
Ulak Lebar
Desa
1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
2. Kecamatan Tanjung Sakti Pumu 19
1
Batu Rancing
Desa
20
2
Genting
Desa
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
1 1
9
1
21
3
Gunung Ayu
Desa
22
4
Gunung Meraksa
Desa
1
23
5
Gunung Raya
Desa
1
24
6
Karang Agung
Desa
25
7
Kembang Ayun
Desa
1
26
8
Kepala Siring
Desa
1
27
9
Muara Cawang
Desa
28
10
Simpang Tiga Pumu
Desa
1
29
11
Suban
Desa
1
30
12
Talang Tinggi
Desa
1
31
13
Tanjung Alam
Desa
1
32
14
Ujung Pulau
Desa
1
1
1
3. Kecamatan Kota Agung 1
33
1
Bangke
Desa
34
2
Bintuhan
Desa
1
35
3
Gedung Agung
Desa
1
36
4
Gunung Lewat
Desa
1
37
5
Karang Agung
Desa
1
38
6
Karang Endah
Desa
39
7
Kebon Jati
Desa
40
8
Kota Agung
Desa
41
9
Lawang Agung
Desa
42
10
Muara Gula
Desa
1
43
11
Muntar Alam Baru
Desa
1
44
12
Muntar Alam Lama
Desa
1
45
13
Pagar Ruyung
Desa
46
14
Padan Arang Ulu
Desa
47
15
Singapura
Desa
48
16
Sukaraja
Desa
49
17
Sukarame
Desa
50
18
Tanjung Beringin
Desa
51
19
Tanjung Bulan
Desa
52
20
Tanjung Raman
Desa
1
53
21
Tebat Langsat
Desa
1
54
22
Tunggul Bute
Desa
1
1
1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1
4. Kecamatan Mulak Ulu 55
1
Air Puar
Desa
56
2
Babatan
Desa
1
57
3
Danau Belidang
Desa
1
58
4
Datar Balam
Desa
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
1
10
59
5
Durian Dangkal
Desa
1
60
6
Gramat
Desa
1
61
7
Jadian Baru
Desa
1
62
8
Jadian Lama
Desa
1
63
9
Karang Lembak
Desa
64
10
Keban Agung
Desa
1
65
11
Lawang Agung Mulak
Desa
1
66
12
Lesung Batu
Desa
1
67
13
Lubuk Dendan
Desa
1
68
14
Mengkenang
Desa
1
69
15
Muara Tiga
Desa
1
70
16
Padang Bindu
Desa
1
71
17
Padang Masat
Desa
1
72
18
Pajar Bulan
Desa
73
19
Penandingan
Desa
1
74
20
Pengentaan
Desa
1
75
21
Penindaian
Desa
1
76
22
Sengkuang
Desa
77
23
Sukananti
Desa
78
24
Talang Berangin
Desa
1
79
25
Talang Padang
Desa
1
80
26
Tebing Tinggi
Desa
1
1
1
1 1
5. Kecamatan Tanjung Tebat 1
81
1
Padan Arang Ilir
Desa
82
2
Tanjung Kurung Ulu
Desa
83
3
Tanjung Kurung Ilir
Desa
1
84
4
Tanjung Baru
Desa
1
85
5
Tanjung Nibung
Desa
1
86
6
Tanjung Tebat
Desa
1
87
7
Tanjung Bai
Desa
1
88
8
Tanjung Menang
Desa
89
9
Tanjung Raya
Desa
1
90
10
Air Dingin Lama
Desa
1
91
11
Air Dingin Baru
Desa
1
92
12
Muara Danau
Desa
1
93
13
Talang Jawa
Desa
1
94
14
Padang Perigi
Desa
1
1
1
6. Kecamatan Pulau Pinang 95
1
Jati
Desa
1
96
2
Karang Dalam
Desa
1
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
11
1
97
3
Kerung
Desa
98
4
Kuba
Desa
99
5
Lubuk Sepang
Desa
100
6
Muara Cawang
Desa
101
7
Talang Sawah
Desa
1
102
8
Muara Siban
Desa
1
103
9
Pagar Batu
Desa
104
10
Perigi
Desa
1
105
11
Pulau Pinang
Desa
1
106
12
Tanjung Mulak
Desa
1
107
13
Tanjung Sirih
Desa
1
108
14
Talang Sejemput
Desa
1 1 1
1
1
7. Kecamatan Pagar Gunung 109
1
Kedaton
Desa
1
110
2
Tanjung Agung
Desa
1
111
3
Karang Agung
Desa
112
4
Bandung Agung
Desa
113
5
Lesung Batu
Desa
1
114
6
Air Lingkar
Desa
1
115
7
Batu Rusa
Desa
1
116
8
Kupang
Desa
1
117
9
Sawah Darat
Desa
118
10
Danau
Desa
1
119
11
Siring Agung
Desa
1
120
12
Pagar Alam
Desa
1
121
13
Rimba Sujud
Desa
1
122
14
Gemidar Ilir
Desa
123
15
Pagar Agung
Desa
124
16
Gemidar Ulu
Desa
1
125
17
Padang Pagun
Desa
1
126
18
Muara Dua
Desa
127
19
Penantian
Desa
1
128
20
Merindu
Desa
1
1 1
1
1 1
1
8. Kecamatan Gumay Ulu 1
129
1
Tinggi Hari
Desa
130
2
Tanjung Raja
Desa
131
3
Sinjar Bulan
Desa
132
4
Padang Gumay
Desa
133
5
Tanjung Aur
Desa
1
134
6
Simpur
Desa
1
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
1 1 1
12
1
135
7
Lubuk Selo
Desa
136
8
Rindu Hati
Desa
1
137
9
Desa
1
138
10
Sumber Karya Trans SP II P Muara Dua
Desa
1
9. Kecamatan Jarai 1
139
1
Aromantai
Desa
140
2
Bandar Aji
Desa
141
3
Gunung Kaya
Desa
1
142
4
Gunung Megang
Desa
1
143
5
Jarai
Desa
1
144
6
Jemaring
Desa
1
145
7
Karang Tanding
Desa
1
146
8
Kedaton
Desa
1
147
9
Lubuk Sawung
Desa
148
10
Mangun Sari
Desa
149
11
Muara Tawi
Desa
1
150
12
Nanti Giri
Desa
1
151
13
Pagar Dewa
Desa
1
152
14
Pamah Salak
Desa
1
153
15
Pelajaran
Desa
1
154
16
Penantian
Desa
1
155
17
Sadan
Desa
1
156
18
Serambi
Desa
1
157
19
Sukananti
Desa
1
158
20
Tanjung Menang
Desa
159
21
Tertap
Desa
1
1 1
1 1
10. Kecamatan Pajar Bulan 160
1
Aceh
Desa
1
161
2
Bantunan
Desa
1
162
3
Benua Raja
Desa
163
4
Gelung Sakti
Desa
1
164
5
Jentian
Desa
1
165
6
Kota Raya Darat
Desa
1
166
7
Kota Raya Lembak
Desa
1
167
8
Talang Mengkenang
Desa
168
9
Pajar Bulan
Desa
169
10
Pajar Tinggi
Desa
1
170
11
Pulau
Desa
1
171
12
Pulau Panggung
Desa
172
13
Sukabumi
Desa
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
1
1 1
1 1
13
173
14
Sumur
Desa
1
174
15
Talang Baru
Desa
1
175
16
Talang Padang Tinggi
Desa
1
176
17
Talang Pagar Agung
Desa
1
177
18
Talang Tangsi
Desa
1
178
19
Tongkok
Desa
1
179
20
Ulak Bandung
Desa
1
11. Kecamatan Muara Payang 180
1
Muara Payang
Desa
1
181
2
Muara Gelumpai
Desa
1
182
3
Talang Tinggi
Desa
183
4
Lawang Agung Lama
Desa
1
184
5
Lawang Agung Baru
Desa
1
185
6
Muara Jauh
Desa
186
7
Bandu Agung
Desa
1
1 1
12. Kecamatan Kikim Barat 1
187
1
Babat Baru
Desa
188
2
Bandarjaya
Desa
189
3
Darma Raharja
Desa
190
4
Jajaran Baru
Desa
191
5
Jajaran Lama
Desa
192
6
Lubuk Seketi
Desa
1
193
7
Mekar Jaya
Desa
1
194
8
Penantian
Desa
195
9
Purnamasari
Desa
1
196
10
Purwo Rejo
Desa
1
197
11
Saung Naga
Desa
1
198
12
Sidomakmur
Desa
1
199
13
Singapura
Desa
1
200
14
Suka Bakti
Desa
201
15
Suka Merindu
Desa
1
202
16
Sukarami
Desa
1
203
17
Ulak Bandung
Desa
1
204
18
Wanaraya
Desa
1
205
19
Wonorejo
Desa
1
1 1 1 1
1
1
13. Kecamatan Kikim Timur 206
1
Babat Lama
Desa
1
207
2
Batu Urip
Desa
1
208
3
Binjai
Desa
1
209
4
Bunga Mas
Desa
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
1
14
1
210
5
Cecar
Desa
211
6
Cempaka Sakti
Desa
1
212
7
Gedung Agung
Desa
1
213
8
Gelumbang
Desa
1
214
9
Gunung Aji
Desa
1
215
10
Gunung Karto
Desa
1
216
11
Gunung Kembang
Desa
1
217
12
Karang Endah
Desa
1
218
13
Kencana Sari
Desa
1
219
14
Linggar Jaya
Desa
220
15
Lubuk Kuta
Desa
1
221
16
Lubuk Layang Ilir
Desa
1
222
17
Lubuk Layang Ulu
Desa
1
223
18
Lubuk Nambulan
Desa
224
19
Lubuk Tampang
Desa
225
20
Marga Mulia
Desa
226
21
Muara Danau
Desa
1
227
22
Muara Empayang
Desa
1
228
23
Paduraksa
Desa
1
229
24
Petikal Baru
Desa
1
230
25
Petikal Lama
Desa
1
231
26
Purwa Raja
Desa
1
232
27
Sendawar
Desa
1
233
28
Seronggo
Desa
1
234
29
Sukoharjo
Desa
1
235
30
Tanda Raja
Desa
236
31
Tanjung Bindu
Desa
1
237
32
Datar Serdang
Desa
1
1
1 1 1
1
14. Kecamatan Kikim Selatan 1
238
1
Banuayu
Desa
239
2
Beringin Jaya
Desa
240
3
Jagabaya
Desa
241
4
Karang Cahaya
Desa
242
5
Keban Agung
Desa
243
6
Keban Agung Sp I
Desa
1
244
7
Lubuk Lungkang
Desa
1
245
8
Nanjungan
Desa
246
9
Padang Bindu
Desa
247
10
Pagar Jati
Desa
248
11
Pagardin
Desa
1
249
12
Pandan Arang
Desa
1
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
1 1 1 1
1 1 1
15
1
250
13
Pulau Beringin
Desa
251
14
Sirah Pulau
Desa
1
252
15
Tanjung Alam
Desa
1
253
16
Tanjung Beringin
Desa
254
17
Tanjung Kurung
Desa
1 1
15. Kecamatan Kikim Tengah 255
1
Banyumas
Desa
1
256
2
Kepala siring
Desa
1
257
3
Maspura
Desa
1
258
4
Muara Lingsing
Desa
1
259
5
Purbamas
Desa
1
260
6
Sukaraja
Desa
261
7
Sungai Laru
Desa
1
262
8
Tanjung Aur
Desa
1
263
9
Tanjung Baru
Desa
1
1
16. Kecamatan Lahat 1
264
1
Bandar Agung
Kelurahan
265
2
Bandar Jaya
Kelurahan
266
3
Banjar Negara
Desa
1
267
4
Girimulia
Desa
1
268
5
Gunung Gajah
Kelurahan
269
6
Karang Anyar
Desa
1
270
7
Karang Baru
Desa
1
271
8
Keban
Desa
1
272
9
Kota Baru
Kelurahan
273
10
Kota Jaya
Kelurahan
274
11
Kota Negara
Kelurahan
1
275
12
Kota Raya
Desa
1
276
13
Lahat Tengah
Kelurahan
1
277
14
Makartitama
Desa
1
278
15
Mangul
Desa
1
279
16
Nantal
Desa
1
280
17
Padang Lengkuas
Desa
1
281
18
Pagar Agung
Kelurahan
1
282
19
Pagar Negara
Desa
1
283
20
Pagar Sari
Desa
1
284
21
Pasar baru
Kelurahan
1
285
22
Pasar Bawah
Kelurahan
1
286
23
Pasar Lama
Kelurahan
1
287
24
RD. PJKA Bd. Agung
Kelurahan
1
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
1
1
1 1
16
288
25
RD> PJKA Lahat
Kelurahan
1
289
26
Sari Bungamas
Kelurahan
1
290
27
Selawi
Desa
1
291
28
Senabing
Desa
1
292
29
Suka Negara
Desa
1
293
30
Talang Jawa Selatan
Kelurahan
294
31
Talang Jawa Utara
Kelurahan
1
295
32
Tanjung Payang
Desa
1
296
33
Tanjung Tebat
Desa
1
297
34
Ulak Lebar
Desa
1
298
35
Ulak Mas
Desa
1
1
17. Kecamatan Gumay Talang 1
299
1
Sugih Waras
Desa
300
2
Tanjung Priuk
Desa
1
301
3
Tanjung Karangan
Desa
1
302
4
Muara Tandi
Desa
1
303
5
Darmo
Desa
1
304
6
Indikat Ilir
Desa
1
305
7
Tanjung Baru
Desa
1
306
8
Mandi Angin
Desa
1
307
9
Ngalam Baru
Desa
1
308
10
Sukarami
Desa
1
309
11
Tanjung Dalam
Desa
1
310
12
Tanah Pilih
Desa
311
13
Tanjung Beringin
Desa
312
14
Batay
Desa
313
15
Suka Makmur
Desa
1 1 1 1
18. Kecamatan Pseksu 1
314
1
Batu Niding
Desa
315
2
Lubuk Atung
Desa
316
3
Lubuk Mabar
Desa
1
317
4
Lubuk Tuba
Desa
1
318
5
Muara Cawang
Desa
319
6
Pagar Agung
Desa
320
7
Penandingan
Desa
321
8
Sukajadi
Desa
322
9
Talang Tinggi
Desa
1
323
10
Tanjung Agung
Desa
1
324
11
Tanjung Raya
Desa
1
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
1
1 1 1 1
17
19. Kecamatan Merapi Barat 1
325
1
Gunung Agung
Desa
326
2
Karang Endah
Desa
327
3
Karang Rejo
Desa
328
4
Kebur
Desa
329
5
Lebak Budi
Desa
1
330
6
Lubuk Kepayang
Desa
1
331
7
Merapi
Desa
1
332
8
Muara Maung
Desa
1
333
9
Muara Temiang
Desa
334
10
Negeri Agung
Desa
1
335
11
Payo
Desa
1
336
12
Purwosari
Desa
1
337
13
Suka Cinta
Desa
1
338
14
Suka Marga
Desa
1
339
15
Tanjung Baru
Desa
1
340
16
Tanjung Pinang
Desa
1
341
17
Tanjung Telang
Desa
1
342
18
Telatang
Desa
1
343
19
Ulak Pandan
Desa
1 1 1
1
1
20. Kecamatan Merapi Timur 344
1
Arahan
Desa
1
345
2
Banjar Sari
Desa
1
346
3
Cempaka Wangi
Desa
347
4
Gedung Agung
Desa
1
348
5
Gunung Kembang
Desa
1
349
6
Lebuay Bandung
Desa
1
350
7
Lematang Jaya
Desa
1
351
8
Muara Lawai
Desa
352
9
Nanjungan
Desa
353
10
Prabu Menang
Desa
354
11
Sengkuang
Desa
355
12
Sirah Pulau
Desa
1
356
13
Tanjung Jambu
Desa
1
357
14
Tanjung Lontar
Desa
1
1 1 1 1
1
21. Kecamatan Merapi Selatan 358
1
Geramat
Desa
1
359
2
Lubuk Betung
Desa
1
360
3
Lubuk Pedara
Desa
361
4
Padang
Desa
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
1 1
18
1
362
5
Perangai
Desa
363
6
Suka Merindu
Desa
1
364
7
Talang Akar
Desa
1
365
8
Tanjung Beringin
Desa
1
366
9
Tanjung Menang
Desa
1
22. Kecamatan Sukamerindu 367
1
Rambai Kaca
Desa
1
368
2
Kapitan
Desa
1
369
3
Suka Merindu
Desa
1
370
4
Gunung Liwat
Desa
371
5
Karang Caya
Desa
1
372
6
Guru Agung
Desa
1
373
7
Tanjung Agung
Desa
374
8
Sukaraja
Desa
375
9
Tanjung Raya
Desa
1
376
10
Pagar Kaya
Desa
1
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
1
1 1
111
84
92
65
24
11,1
8,4
9,2
6,5
2,4
11
9
9
7
3
376
39
19
2.3.
Penentuan Jumlah Desa/Kelurahan Target Area Studi
Setelah diketahui strata atau komposisi strata desa/kelurahan sekabupaten Lahat, maka dengan kebijakan sampel 10% dari jumlah desa/kelurahan sekabupaten Lahat dari hasil klastering wilayah desa/kelurahan di Kabupaten Lahat yang terdiri atas 376 desa/kelurahan menghasilkan 39 desa/kelurahan, sebagai berikut : Penentuan jumlah desa/kelurahan sebagai Area Studi EHRA berdasarkan proporsi 10% dari jumlah desa/kelurahan yang ada Strata
Jumlah desa/kelurahan
Strata 0
111
Desa/Kelurahan yang diambil sebagai target area studi (10%) 11
Strata 1
84
9
Strata 2
92
9
Strata 3
65
7
Strata 4
24
3
Jumlah
376
39
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
2.4.
Penentuan RT dan responden di lokasi di Area Studi Jumlah responden per Kelurahan/Desa sebanyak 40 rumah tangga harus tersebar proporsional di beberapa RT atau dusun terpilih dan pemilihan responden juga secara random. Penentuan Rukun Tetangga ( RT ) dan Rumah Responden dipilih dengan menggunakan cara acak (random sampling). Hal ini bertujuan agar seluruh RT memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai RT Area Studi dan rumah di RT Area Studi memiliki kesempatan yang sama sebagai sampel. Artinya, penentuan RT & rumah tangga responden bukan bersumber dari preferensi enumerator/supervisor ataupun keinginan responden itu sendiri Untuk keperluan keterwakilan desa/ kelurahan berdasarkan hasil klastering, Pokja Sanitasi Kabupaten Lahat metetapkan jumlah Desa/ kelurahan yang akan dijadikan target area survey sebanyak 39 Desa/Kelurahan sehingga jumlah sampel yang harus diambil sebanyak 39 X 40 = 1560 responden.
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
20
2.5.
Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya
Pemilihan supervisor dan enumerator untuk pelaksanaan Studi EHRA sepenuhnya merupakan kewenangan Tim Studi EHRA. Supervisor dipilih dari petugas Sanitarian Puskesmas dari kecamatan yang desadesanya area Studi EHRA. Sedangkan enumerator dipilih dari desa area Studi EHRA. Tugas utama Supervisor Studi EHRA selama pelaksanaan studi adalah: a. Menjamin proses pelaksanaan studi sesuai dengan kaidah dan metoda pelaksanaan Studi EHRA yang telah ditentukan b. Menjalankan arahan dari koordinator kecamatan dan Pokja Kabupaten/Kota c. Mengkoordinasikan pekerjaan enumerator d. Memonitor pelaksanaan studi EHRA di lapangan e. Melakukan pengecekan/ pemeriksaan hasil pengisian kuesioner oleh Enumerator f. Melakukan spot check sejumlah 5% dari total responden g. Membuat laporan harian dan rekap harian untuk disampaikan kepada Koordinator kecamatan Selanjutnya Tim EHRA bersama Koordinator Kecamatan dan Supervisor menentukan antara lain: a. Menentukan kriteria Enumerator b. Memilih Enumerator c. Menentukan perencanaan sampling berdasarkan kebijakan sampling d. Tata cara memilih responden dalam satu RT e. Menentukan responden pengganti bila responden terpilih tidak ada atau tidak bersedia diwawancara Tim EHRA Pokja Kabupaten melatih Koordinator Kecamatan dan Supervisor agar mereka memahami maksud, tujuan, metode dan target/output studi EHRA. Selanjutnya Tim EHRA dan Supervisor melatih Enumerator mengenai tata cara pelaksanaan studi, pemahaman kuesioner, teknik wawancara dan pengamatan serta cara mengisi jawaban dengan benar. .
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
21
BAB III
HASIL STUDI EHRA KABUPATEN LAHAT TAHUN 2014 3.1
INFORMASI RESPONDEN Pelaksanaan survey EHRA dilakukan dalam rangka untuk mengidentifikasi kondisi eksisting sarana sanitasi yang ada ditingkat masyarakat serta perilaku masyarakat terkait dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Indikator penentuan tingkat resiko kesehatan masyarakat didasarkan pada : 1) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, 2) Pembuangan Air Limbah Domestik, 3) Drainase Lingkungan Sekitar Rumah dan Banjir, 4) Sumber Air, 5) Perilaku Higiene dan 6) Kasus Penyakit Diare. Tabel 3.1 : INFORMASI RESPONDEN. Strata Desa/Kelurahan 0
1
2
Total
3
%
n
%
n
0 9 48 49 70 61 122 280 11 4 7 9 49 0 10 95 98 126 8 23 97 263
,0 2,5 13,4 13,6 19,5 17,0 34,0 77,8 3,1 1,1 1,9 2,5 13,6 ,0 2,8 26,4 27,2 35,0 2,2 6,4 26,9 73,1
11 27 79 48 61 42 88 268 2 21 5 3 56 2 15 132 106 89 7 8 88 269
3,1 7,6 22,2 13,5 17,1 11,8 24,7 75,1 ,6 5,9 1,4 ,8 15,7 ,6 4,2 37,0 29,7 24,9 2,0 2,2 24,6 75,4
3 19 35 46 58 36 79 222 2 2 1 3 48 1 30 110 63 63 6 7 128 151
%
n
11
12
n
%
%
Kelompok Umur Responden
<= 20 21 - 25 26 - 30 31 - 35 36 - 40 41 - 45 > 45 tahun B2. Apa status dari rumah yang Milik anda tempati saat ini? Rumah Berbagi Sewa Kontrak Milik orang Lainnya B3. Apa pendidikan terakhir anda? Tidak SD SMP SMA SMK Universita B4. Apakah ibu mempunyai Surat Ya Keterangan Tidak Mampu (SKTM) Tidak dari desa/kelurahan?
2 21 85 102 92 57 81 371 5 6 3 7 48 0 23 186 125 86 12 8 194 246
,5 4,8 19,3 23,2 20,9 13,0 18,4 84,3 1,1 1,4 ,7 1,6 10,9 ,0 5,2 42,3 28,4 19,5 2,7 1,8 44,1 55,9
1,1 0 ,0 16 6,9 9 7,5 85 12,7 22 18,3 269 16,7 29 24,2 274 21,0 25 20,8 306 13,0 16 13,3 212 28,6 19 15,8 389 79,6 100 83,3 1241 ,7 1 ,8 21 ,7 0 ,0 33 ,4 0 ,0 16 1,1 0 ,0 22 17,2 19 15,8 220 ,4 0 ,0 3 10,8 5 4,2 83 39,4 37 30,8 560 22,6 47 39,2 439 22,6 24 20,0 388 2,2 1 ,8 34 2,5 6 5,0 52 45,9 54 45,0 561 54,1 66 55,0 995
1,0 5,5 17,3 17,7 19,7 13,7 25,1 79,8 1,3 2,1 1,0 1,4 14,1 ,2 5,3 36,0 28,2 24,9 2,2 3,3 36,1 63,9
B5. Apakah ibu mempunyai Kartu Ya Asuransi Kesehatan bagi Tidak B6. Apakah ibu mempunyai anak? Ya Tidak
187 253 427 13
42,5 110 30,6 103 28,9 136 48,7 56 46,7 592 57,5 250 69,4 254 71,1 143 51,3 64 53,3 964 97,0 341 94,7 327 91,6 261 93,5 117 97,5 1473 3,0 19 5,3 30 8,4 18 6,5 3 2,5 83
38,0 62,0 94,7 5,3
3.2.
n
4
n
%
PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Dalam kaitan dengan PHBS tatanan rumah tangga, perilaku membuang sampah disembarang tempat seperti disungai, kebun,
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
22
maupun laut masih banyak dilakukan di Kabupaten Lahat. Walaupun sudah ada dari pihak pemerintah yang melakukan pengangkutan secara rutin tapi tidak semua wilayah atau Desa/kelurahan yang dijangkau, dikabupaten Lahat baru di Ibu kota kecamatan yang sudah terlayani pengangkutan sampahnya yaitu : Kecamatan Lahat. Pada saat ini sampah merupakan masalah yang sangat memprihatinkan terutama sampah yang dihasilkan rumah tangga yang semakin hari semakin komplek permasalahannya dan tidak bisa ditangani dengan sistem persampahan yang ada. Maka untuk menangani limbah sampah rumah tangga terutama skala kabupaten perlu adanya peran serta masyarakat. Pengelolaan sangat penting dilakukan ditingkat rumah tangga dengan pemilahan sampah dan pemanfaatan atau penggunaan ulang sampah, misalnya sampah dijadikan bahan baku kerajinan atau dijadikan kompos. Faktor resiko yang dilihat pada survei ini yang berhubungan dengan persampahan adalah: 1) cara pengelolaan sampah rumah tangga 2) frekuensi pengangkutan sampah bagi rumah tangga yang menerima layanan pengangkutan sampah. Gambar 3.1 Grafik Pengelolaan Sampah 100% 90% 80% 70%
lahan kosong/hutan
60%
sungai/danau
50%
ke lubang
40%
Dibakar
30%
dibuang ke TPS
20% 10% 0% Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Untuk pengolahan sampah di Kabupaten Lahat sampai dengan saat ini belum dilaksanakan oleh sebagian besar masyarakat Kabupaten Lahat. Dari hasil Study EHRA yang dilakukan pada 1560 orang Responden yang tersebar di beberapa kecamatan menunjukkan bahwa Sebagian besar pengelolaan sampah di Desa dimusnahkan dengan cara dibakar dan dibuang ke sungai, untuk lebih detil dapat dilihat pada grafik diatas : Dari hasil study EHRA juga terlihat gambaran bahwa prilaku masyarakat sampai dengan saat ini untuk pemilahan sampah di kabupaten Lahat yang melakukan pemilahan sangat sedikit sekali hanya 17 % dan sisanya 83 % tidak dipilah/dipisahkan yang dapat dilihat pada grafik 3.2 berikut :
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
23
Grafik 3.2 Kondisi Pengelolaan Sampah di Lingkungan Rumah Tangga 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Pengolahan sampah setempat Ya, diolah Pengolahan sampah setempat Tidak diolah
Strata Strata Strata Strata Strata Total 0 1 2 3 4 Sumber: Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014 Tabel 3.2 Area Berisiko PERSAMPAHAN
Strata Desa/Kelurahan 0 n 3.1 Pengelolaan sampah
Tidak memadai Ya, memadai
1 %
n
2 %
391 88,9 191 49 11,1 169
n
Total 3
%
n
4 %
n
%
11
12
n
%
53,1 280 78,9 262 94,6 120 100,0 1244 80,2 46,9
75 21,1
15
5,4
0
,0 308 19,8
3.2 Frekuensi pengangkutan Tidak memadai sampah Ya, memadai
1 33,3
1 100,0
4 66,7
2 100,0
0
,0
8 66,7
2 66,7
0
,0
2 33,3
0
,0
0
,0
4 33,3
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah
Tidak tepat waktu
0
1 100,0
3 60,0
2 100,0
0
,0
6 54,5
Ya, tepat waktu
3 100,0
0
2 40,0
0
0
,0
5 45,5
3.4 Pengolahan sampah setempat
Tidak diolah
3.3.
Ya, diolah
,0
399 90,7 290 41
9,3
70
,0
,0
80,6 302 84,6 214 76,7
94 78,3 1299 83,5
19,4
26 21,7 257 16,5
55 15,4
65 23,3
PEMBUANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK
Praktek buang air besar dapat menjadi salah satu faktor risiko bagi tercemarnya lingkungan termasuk sumber air, khususnya bila praktik BAB itu dilakukan di tempat yang tidak memadai. Yang dimaksud dengan tempat yang tidak memadai bukan hanya tempat BAB di ruang terbuka seperti di sungai/kali/got/kebun, tetapi bisa juga termasuk sarana jamban yang nyaman di rumah. Bila pun BAB didilakukan di rumah dengan jamban yang nyaman, namun bila sarana penampungan dan pengolahan tinjanya tidak memadai, misalnya karena tidak kedap air, maka risiko pencemaran patogen akan tetap tinggi. Selain itu, kondisi jamban juga mempengaruhi resiko kejadian penyakit, semakin bersih kondisinya, tentunya semakin kecil resiko terjangkitnya penyakit.
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
24
Gambar 3.3 Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar lubang galian Lainnya, ; ; 1,4% 4,50% selokan/parit/g ot ; 5,8% kebun/pekaran gan ; 1,7% Jamban pribadi ; 56,2% sungai/pantai/l aut ; 35,1%
WC helikopter ; 9,6%
MCK/WC Umum ; 25,4%
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Survei EHRA menemukan tempat BAB orang dewasa di Kabupaten Lahat yang paling umum dilaporkan oleh rumah tangga adalah jamban pribadi. proporsinya adalah sekitar 56,2 %. Kedua adalah ke MCK/WC Umum sekitar 25,4 %. Responden yang tidak tahu sekitar 4,5 %,. Sementara, proporsi rumah tangga yang membuang tinja langsung ke ruang terbuka yang terdiri dari 1) ke WC helikopter (9.6 %), 2) ke sungai/pantai/laut (35,1 %), 3) ke selokan/parit/got (5.8 %), 4) ke kebun/pekarangan (1.7 %) dan 5) ke lubang galian (1.4 %). Dari hasil survey tersebut diatas terlihat bahwa masih ada masyarakat yang BAB di sembarang tempat seperti sungai, pantai kebun dan lain-lain selain itu penggunaan tangki septik secara kualitas belum semuanya aman. Artinya bahwa lingkungan di Kabupaten Lahat masih rawan tercemar terutama air dan tanahnya . Saluran akhir pembuangan isi tinja yang paling banyak digunakan adalah tangki septik sebesar 40 %, Cara yang sangat tidak aman dalam pembuangan isi tinja adalah membuangnya ke sungai/ danau/ pantai/ laut sebesar 2 %, lalu membuangnya ke kolam/sawah sebesar 0 %, kemudian yang membuang langsung ke saluran drainase sebesar 2 %, selanjutnya ada yang membuang isi tinja ke pipa sewer 4% responden menjawab tidak tahu dan 46 % untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 3.2 berikut :
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
25
Gambar 3.4 Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar
Kemana Tempat penyaluran buangan akhir tinja
Tangki septik 40%
Tidak tahu 46%
Sungai/danau/p antai Langsung Cubluk/lobang Pipa sewer Kolam/sawah ke drainase 2% tanah 4% 0% 2% 6% Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Gambar 3.5 Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik 100% 90% 80% 70%
Tidak tahu
60%
Tidak pernah
50%
Lebih dari 10 tahun
40%
Lebih dari 5-10 tahun yang lalu
30%
1-5 tahun yang lalu
20%
0-12 bulan yang lalu
10% 0% Strata Strata Strata Strata Strata 0 1 2 3 4
Total
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Berdasarkan hasil study EHRA banyaknya masyarakat yang tidak pernahr tanki septiknya dikuras, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik diatas
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
26
Gambar 3.6 Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik 100%
,0 14,6 1,0 6,3 3,1
90% 80%
40,0 73,7
60% 50%
,6 10,0 5,6
59,3
70%
,0
100,0
Membayar tukang
20,0 Dikosongkan sendiri
,0
75,0
40%
Layanan sedot tinja
28,8
25,9
30% 20%
3,7 11,1
10% 0%
55,0
,0 10,5
40,0
15,8 ,0
,0
Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4
Bersih karena banjir
Tidak tahu Total
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Berdasarkan hasil study EHRA banyaknya masyarakat yang membayar kepada tukang untuk penyedotan tanki septic untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik diatas Gambar 3.7 Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman 100% 90% 80% 70% 60%
79,1
Tidak aman
68,6 81,8 94,6
50%
85,0
80,5
40% 30% 20% 10%
20,9
Suspek aman
31,4 18,2 5,4
0% Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
15,0 Strata 4
19,5
Total
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Dari hasil study EHRA juga terlihat gambaran bahwa masyarakat di kabupaten Lahat yang meliki tanki septic suspek aman dan tidak aman yang dapat dilihat pada grafik 3.7 diatas
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
27
Tabel 3.3 : Area Berisiko AIR LIMBAH DOMESTIK. Strata Desa/Kelurahan 0 n Tangki septik suspek aman
Tidak aman Suspek aman
1
2 %
n
Total 11
12
n
%
n
%
18
15,0
303 19,5
3
%
n
%
92
20,9
113 31,4
348
79,1
247 68,6 292 81,8 264
0
65 18,2
n
4 %
15
5,4
94,6 102
Pencemaran karena pembuangan isi Tidak, aman tangki septik Ya, aman
,0
24 25,0
24 88,9
5 100,0
72 45,0
13 100,0
72 75,0
3 11,1
0
,0
0
,0
88 55,0
Pencemaran karena SPAL
78
17,7
91 25,3 101 28,3 138
49,5
64
53,3
472 30,3
362
82,3
269 74,7 256 71,7 141
50,5
56
46,7 1084 69,7
Tidak aman Ya, aman
3.4.
19 100,0
85,0 1253 80,5
DRAINASE LINGKUNGAN / SELOKAN SEKITAR RUMAH DAN BANJIR Gambar 3.8 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir
100,0
95,0
,0 3,6 ,7 ,9
90,0
1,1 1,4 6,4 5,6
,0 1,7 ,8
1,4 ,4 1,4
,0 1,7 ,8 ,0
4,3
2,0 1,5 2,2
Tidak pernah
2,6
Sekali dalam setahun Beberapa kali dalam
6,1 97,5
85,0
94,8 91,0
80,0
92,5
91,6
Sekali atau beberapa dalam sebulan Tidak tahu
85,8
75,0 Strata Strata Strata Strata Strata Total 0 1 2 3 4
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Berdasarkan Pengamatan kader terhadap genangan air banjir yang terjadi di masyarakat tertinggi berada di kluster 1 yaitu rumah tangga terjadi genangan hal ini disebabkan tidak adanya salura air yang mengalirkan Air limbah rumah tangga yang berasal dari Kamar mandi, tempat cucian pakaian maupun dari dapur menuju ke drainase atau lubang resapan, dan yang paling memiliki persentase genangan yang paling rendah adalah di kluster 4 , secara umum dapat digambarkan bahwa risiko lingkungan akibat genangan air di lingkungan rumah tangga di Kabupaten Lahat dapat dikategorikan rendah.
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
28
Gambar 3.9 Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin
100,0 37,3
80,0 60,0
66,7
64,6
96,9
40,0 20,0
66,7
78,3
Ya Tidak
62,7 33,3
21,7
33,3
35,4
3,1
,0
Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3 Strata 4
Total
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Berdasarkan Pengamatan yang terjadi di masyarakat rumah tangga yang mengalami banjir rutin tertinggii berada di kluster 1 yaitu sekitar 62,7 % rumah tangga terjadi genangan hal ini disebabkan tidak adanya saluran air kader EHRA menjumpai bahwa hasil wawancara dengan responden di Kabupaten Lahat untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di atas. Gambar 3.10 Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir
100,0
,0 14,3
80,0
14,3
12,9 ,0 3,2
14,3
16,1 66,7
60,0
20,0
14,3 ,0
18,8
28,6 42,9
40,0
14,6 2,1 2,1 8,3
28,6
,0 33,3 ,0
,0
Antara 1 - 3 jam Setengah hari Satu hari
,0 67,7
Kurang dari 1 jam
54,2
42,9
Lebih dari 1 hari Tidak tahu
,0
Strata Strata Strata Strata Strata 0 1 2 3 4
Total
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Berdasarkan Pengamatan yang terjadi di masyarakat rumah tangga yang mengalami banjir paling lama surutnya tertinggi berada di kluster 2 yaitu rumah tangga terjadi genangan hal ini disebabkan tidak adanya saluran air kader EHRA menjumpai bahwa hasil wawancara dengan responden di Kabupaten Lahat untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di atas.
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
29
Gambar 3.11 Grafik Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah
11,0%
Lainnya
porsentase Di dekat bak… Di dekat kamar…
27,6% 44,8% 30,7%
Di dekat dapur
44,2%
Dihalaman rumah ,0%
20,0%
40,0%
60,0%
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Berdasarkan hasil wawancara di masyarakat rumah tangga yang mengalami genangan di sekitar halaman rumah paling paling tinggi hasil persentase sekitar 44,25% untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di atas.
Gambar 3.12 Grafik Persentase Kepemilikan SPAL
Persentase Kepemilikan SPAL Ya 32% Tidak ada
68%
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Berdasarkan hasil study EHRA masyarakat rumah tangga yang memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah yang ada sekitar 68% sedangkan sisanya tidak ada sekitar 324% untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di atas.
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
30
Gambar 3.13 Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga
100%
8,0 31,2
80%
41,2
32,0 49,8
54,2
50,2
45,8
ada Genangan
60% 92,0 40%
68,8
58,8
68,0
20%
Tidak ada Genangan
0% Strata Strata Strata Strata Strata Total 0 1 2 3 4
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Berdasarkan hasil study EHRA melalui pengamatan di rumah tangga yang tidak memiliki Saluran Pembuangan Air Limbah yang dapat menyebabkan terjadinya genangan ada pada setiap strata sedangkan berdasarkan totalnya keseluruhan tidak ada genangan sebesar 68% sedangkan yang ada genangan sebesar 32% untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik di atas. Gambar 3.14 Grafik Persentase SPAL yang berfungsi
100,0
3,4 ,2 5,2
2,2 4,4 5,3
91,1
88,1
6,7 1,1 7,3
80,0
18,3 2,5 3,2
1,7 3,3 6,7
6,4 2,1 5,5
60,0 40,0
Ya
Tidak 84,9
76,0
88,3
86,1 Tidak dapat dipakai, saluran kering
20,0 ,0 Strata Strata Strata Strata Strata 0 1 2 3 4
Total
Tidak ada saluran
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Pada Grafik diatas Berdasarkan hasil study EHRA melalui pengamatan di rumah tangga yang kepemilikan SPAL yang berfunsi berdasarkan perhitungan persentase total ya berfungsi, yang tidak dan SPAL yang tidak dapat dipakai sedangkan yang tidak ada saluran.
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
31
Gambar 3.15 Grafik Pencemaran SPAL
100,0 80,0 60,0
46,7
50,5 82,3
74,7
Tidak ada pencemaran SPAL
69,7
71,7
40,0
17,7
25,3
ada pencemaran SPAL
53,3
49,5
20,0
30,3
28,3
,0 Strata Strata Strata Strata Strata Total 0 1 2 3 4
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Pada Grafik diatas Berdasarkan hasil study EHRA masih banyak pencemaran SPAL dimasyarakat karena limbah sampah dan tinja rumah tangga, adanya pencemaran karena SPAL berdasarkan strata adanya pencemaran tertinggi pada kluster 0 dan 1 perhitungan keseluruhan berdasarkan total adanya pencemaran sebanyak 69.7% dan sisanya tidak ada pencemaran 30.3% Tabel 3.4 : Area Berisiko GENANGAN AIR. Strata Desa/Kelurahan 0 n
Adanya genangan air
3.5.
1 %
n
2 %
n
Total
3 %
n
4 %
n
%
11
12
n
%
Ada genangan air 49 11,1 96 26,7 72 20,2 28 10,0 10 8,3 255 16,4 (banjir) Tidak ada 391 88,9 264 73,3 285 79,8 251 90,0 110 91,7 1301 83,6 genangan air
PENGELOLAAN AIR MINUM RUMAH TANGGA
Air merupakan kebutuhan utama dari setiap individu dan masyarakat. Kualitas,ketersediaan air dan pencegahan kontaminasi sumber air bersih terhadap jamban sangat berpengaruh terhadap individu masyarakat dan kesehatan lingkungan. Jenis-jenis sumber air memiliki tingkat keamanannya tersendiri terutama sumber air minum yang secara global dinilai sebagai sumber yang relatif aman, seperti air ledeng/PDAM, sumur bor, sumur gali terlindungi, mata air terlindungi dan air hujan (yang ditangkap, dialirkan dan disimpan secara bersih dan terlindungi). Sumber-sumber air minum yang dianggap memiliki resiko yang lebih tinggi sebagai media transmisi pathogen ke dalam tubuh manusia yaitu sumur atau mata air yang tidak terlindungi dan air permukaan seperti air kolam, sungai, parit ataupun irigasi. Menurut pakar higinitas bahwa suplai air yang memadai merupakan salah satu faktor yang mengurangi resiko terkena penyakit-penyakit yang berhubungan dengan diare. Dari sejumlah studi yang telah dilakukan oleh beberapa
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
32
pakar menginformasikan bahwa mereka yang memiliki suplai air yang memadai cenderung memiliki resiko terkena diare yang lebih rendah, hal ini disebabkan karena sumber air yang memadai cenderung memudahkan kegiatan higinitas secara lebih teratur, dan sebaliknya kelangkaan air dapat dimasukkan sebagai salah satu faktor resiko (tidak langsung) bagi terjadinya kesakitan-kesakitan seperti gejala diare atau kesakitan yang disebabkan oleh air lainnya. Pada studi ini, enumerator mengumpulkan data factor resiko dalam pengelolaan air bersih rumah tangga, yang meliputi : 1) kualitas sumber air bersih yang dipergunakan, 2) Ketersediaan air bersih dan 3) Jarak jamban dari sumur gali dan sumur pompa tangan Gambar 3.16 Grafik Akses Terhadap Air Bersih 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
Gosok gigi Cuci pakaian Cuci piring&gelas Masak Minum
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Minum Air botol kemasan 8,7% Air isi ulang 15,0% Air Ledeng dari PDAM 11,4% Air hidran umum - PDAM 9,1% Air kran umum -PDAM/PROYEK 10,5% Air sumur pompa tangan 6,1% Air sumur gali terlindungi 70,4% Air sumur gali tdk terlindungi 24,7% Mata air terlindungi 13,7% Mata air tdk terlindungi 5,0% Air hujan 5,4% Air dari sungai 9,9% Air dari waduk/danau 1,7% Lainnya ,8%
Masak Cuci piring&gelas Cuci pakaian Gosok gigi 2,9% 1,0% ,1% 3,8% 5,5% 2,8% 1,3% 5,5% 11,2% 11,2% 3,6% 3,6% 9,6% 9,6% 4,6% 9,6% 11,7% 11,7% 3,7% 11,8% 6,5% 6,3% 2,8% 6,8% 71,5% 70,9% 19,7% 70,5% 25,1% 26,4% 6,8% 25,9% 14,5% 15,5% 4,8% 14,9% 5,6% 6,7% 3,4% 6,2% 5,3% 7,9% 2,6% 6,0% 10,7% 17,7% 3,5% 15,3% 1,7% 2,8% ,6% 2,2% ,8% ,8% ,3% 1,0%
Dari survei, responden menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang aman dan higienis, prosentase terbesar adalah menggunakan air sumur gali yang terlindungi untuk masak sekitar 71,5 % dan untuk minum sekitar 70.4% ,
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
33
Gambar 3.17 Grafik Sumber Air Minum dan Memasak
Sumber Air Minum dan Memasak ,8% ,8% 1,7% 1,7%
Lainnya Air dari waduk/danau
Masak
10,7% 9,9% 5,3% 5,4% 5,6% 5,0% 14,5% 13,7%
Air dari sungai Air hujan Mata air tdk terlindungi Mata air terlindungi
Minum
25,1% 24,7%
Air sumur gali tdk terlindungi
71,5% 70,4%
Air sumur gali terlindungi 6,5% 6,1% 11,7% 10,5% 9,6% 9,1% 11,2% 11,4% 5,5% 15,0% 2,9% 8,7%
Air sumur pompa tangan Air kran umum -PDAM/PROYEK Air hidran umum - PDAM Air Ledeng dari PDAM Air isi ulang Air botol kemasan
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Berdasarkan studi ehra diperoleh data sebagian besar masyarakat yang mengkonsumsi Air Bersih/Sumber Air Minum baik air sumur gali terlindungi, air sumur pompa tangan, air kran umum PDAM/proyek, air hidran umum PDAM, air ledeng PDAM air isi ulang dan air botol kemasan dan Memasakyang ada dirumah tanggadapat dilihat pada grafik diatas Tabel 3.5 : Area Berisiko SUMBER AIR Strata Des a/Kelurahan 0 n
Sum ber air terlindungi Penggunaan s um ber air tidak terlindungi.
Kelangkaan air
1 %
n
2 %
n
Total 3
%
n
4 %
n
%
11
12
n
%
Tidak, s um ber air beris iko tercem ar
330 75,0
209
58,1
195 54,6 135 48,4
65 54,2
934 60,0
Ya, s um ber air terlindungi
110 25,0
151
41,9
162 45,4 144 51,6
55 45,8
622 40,0
Tidak Am an
111 25,2
156
43,3
134 37,5
57 47,5
526 33,8
Ya, Am an
329 74,8
204
56,7
223 62,5 211 75,6
8,9
53
14,7
401 91,1
307
85,3
Mengalam i kelangkaan air Tidak pernah m engalam i
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
39
38 10,6
68 24,4
20
7,2
319 89,4 259 92,8
63 52,5 1030 66,2 31 25,8
181 11,6
89 74,2 1375 88,4
34
3.6
.PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI Halangan seseorang untuk mencuci tangan pakai sabun di waktu-waktu penting lebih merupakan faktor non-fisik. Yang dimaksud sebagai faktor non-fisik dapat mencakup pengetahuan, sikap, maupun norma. Data tentang fasilitas cuci tangan yang didapat melalui kegiatan pengamatan (observation) sedikit banyak mengonfirmasi faktor non-fisik itu. Gambar 3.18 Grafik CTPS di Lima Waktu Penting
CTPS DI LIMA WAKTU PENTING Tidak
26%
Ya 74%
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Pada Gambar Grafik di atas hasil study EHRA di Kabupaten Lahat dengan responden 1.560. orang yang tersebar di 39 desa yang melakukan cuci tangan di lima waktu penting sebanyak 26% dan yang tidak cuci tangan di lima waktu penting sebanyak 74%.
Gambar 3.19 Grafik Waktu Melakukan CTPS
Waktu Melakukan CTPS Lainnya Sebelum sholat Setelah memegang hewan Sebelum menyiapkan masakan Sebelum memberi menyuapi anak Setelah makan Sebelum makan Setelah dari buang air besar Setelah menceboki bayi/anak Sebelum ke toilet
3,5% 54,6% 60,9% 48,8% 41,5% 59,8% 85,3% 78,6% 42,0% 3,3%
%
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
35
Dari Lima Waktu Penting Cuci Tangan Pakai Sabun, waktu cuci tangan pakai sabun yang paling banyak dipraktikkan oleh responden di Kabupaten Lahat adalah di waktu sebelum makan, yakni sebesar 85,3%. Waktu kedua adalah waktu setelah Buang Air Besar (BAB) yaitu 78,6 %. Waktu ketiga adalah waktu setelah memegang hewan sebesar 60,9 %, dan kemudian waktu keempat adalah setelah makan sebesar 59.8 %. Waktu CTPS yang kelima yaitu 54,6 % responden melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun Sebelum sholat. Gambar 3.20 Grafik persentase Penduduk yang Melakukan BABS
100,0 80,0
50,5
14,7
29,7
37,8
16,7 33,7 Ya, BABS
60,0 40,0 49,5
85,3
70,3
62,2
83,3
Tidak
66,3
20,0 ,0 Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
Strata 4
Total
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Dari hasil study EHRA persentase penduduk yang melakukan BABS yang terbagi pada Strata 0 sebanyak 49,5%, Strata 1 sebanyak 62,2%, Strata 2 sebanyak 70,3%, Strata 3 sebanyak 85,3% dan
Strata
4
sebanyak 83,3%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat padagrafik diatas
Tabel 3.6 : Area Berisiko PERILAKU HIGIENE DAN SANITASI. Strata Desa/Kelurahan 0 n
1 %
n
2 %
n
Total
3 %
n
4 %
n
%
11
12
n
%
Tidak
333 75,7 253 70,3 307 86,0 175 62,7
77 64,2 1145 73,6
Ya
107 24,3 107 29,7
50 14,0 104 37,3
43 35,8
411 26,4
Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
Tidak
223 50,7 190 52,8 173 48,5 168 60,2
93 77,5
847 54,4
Ya
217 49,3 170 47,2 184 51,5 111 39,8
27 22,5
709 45,6
Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Tidak
228 51,8 136 37,8 159 44,5 161 57,7
91 75,8
775 49,8
Ya
212 48,2 224 62,2 198 55,5 118 42,3
29 24,2
781 50,2
Tidak
263 59,8 137 38,1 124 34,7 167 59,9
88 73,3
779 50,1
Ya, berfungsi
177 40,2 223 61,9 233 65,3 112 40,1
32 26,7
777 49,9
Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban?
Tidak
213 48,4 122 33,9 215 60,2 148 53,0
70 58,3
768 49,4
Ya
227 51,6 238 66,1 142 39,8 131 47,0
50 41,7
788 50,6
Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
Ya, tercemar
41 34,2
263 16,9
CTPS di lima waktu penting
Keberfungsian penggelontor.
Perilaku BABS
44 10,0
39 10,8
92 25,8
47 16,8
Tidak tercemar
396 90,0 321 89,2 265 74,2 232 83,2
Ya, BABS
218 49,5 224 62,2 251 70,3 238 85,3 100 83,3 1031 66,3
Tidak
222 50,5 136 37,8 106 29,7
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
41 14,7
79 65,8 1293 83,1
20 16,7
525 33,7
36
3.7. KEJADIAN PENYAKIT DIARE Kasus – kasus diare di atas paling banyak terjadi pada 6 bulan yang lalu dan 3 bulan terakhir dimana pada saat itu adalah puncak musim penghujan yang berarti kasus pencemaran meningkat akibat banyaknya bahan pencemar yang masuk ke badan air dan tanah melalui rembesan air hujan. Periode dan waktu terjangkitnya diare dapat dilihat pada grafik berikut ini : H.1 Kapan waktu paling dekat anggota keluarga terkena diare ?
Tabel 3.7 : KEJADIAN DIARE pada Penduduk Strata Desa/Kelurahan 0 n waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare
A. Anak-anak balita
,7
1
Kemarin
5
1,1
1 minggu terakhir
7
1,6
1 bulan terakhir 3 bulan terakhir
6 37
E. Orang dewasa laki-laki
n
3 %
n
1
,3
2
,6
1
,3
7
1,9
3
,8
1,4 8,4
15 17
4,2 4,7
8 3
2,2 ,8
17 9
6 bulan yang lalu
46 10,5
16
4,4
18
5,0
13
Lebih dari 6 bulan yang lalu
13
34
9,4
23
6,4
Tidak pernah Tidak Tidak Tidak Tidak
3,0
4 %
,3
Ya D. Anak remaja perempuan
2 %
3
Ya C. Anak remaja laki-laki
n
Hari ini
Ya B. Anak-anak non balita
1 %
Total
0
n
%
12
n
%
,0
0
0
,0
0
,0
8
,5
13
4,7
3
2,5
33
2,1
6,1 3,2
10 8,3 16 13,3
56 82
3,6 5,3
4,7
10
8,3
103
6,6
30 10,8
7
5,8
107
6,9
323 73,4 268 74,4 300 84,0 197 70,6 75 64,1 61 66,3 23 40,4 60 73,2
,0
11 5
,3
74 61,7 1162 74,7 38 82,6 257 65,2
42 35,9
31 33,7
34 59,6
22 26,8
8 17,4
137 34,8
112 95,7
74 90,2
79 85,9
51 89,5
4,3
13 14,1
6 10,5
108 92,3
84 91,3
54 94,7
5 9
7,7
101 86,3
8
8,7
87 94,6
349 88,6
13 28,3
45 11,4 357 90,6
72 87,8
39 84,8
5,3
10 12,2
7 15,2
54 94,7
75 91,5
44 95,7
3
5,3
7
8,5
2
4,3
9,4
361 91,6
16 13,7 76 65,0
74 80,4
51 89,5
53 64,6
41 89,1
295 74,9
Ya
41 35,0
18 19,6
6 10,5
29 35,4
5 10,9
99 25,1
94 80,3
75 81,5
48 84,2
46 56,1
34 73,9
297 75,4
23 19,7
17 18,5
9 15,8
36 43,9
12 26,1
97 24,6
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
3
37
Tidak
Ya
5,4
33 71,7
9,8
Ya
F. Orang dewasa perempuan Tidak
5
8
33
8,4
37
3.8. INDEKS RESIKO SANITASI (IRS) Berdasarkan hasil analisa studi EHRA didapatkan indeks resiko sanitasi setiap strata pada sumber air, Mengenai pengelolaan air limbah domestic, pengelolaan persampahan, Genangan air dan PHBS. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Gambar 3.21
Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kabupaten Lahat 2014 250 200
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.
150
4. GENANGAN AIR.
100
3. PERSAMPAHAN.
50
2. AIR LIMBAH DOMESTIK.
-
1. SUMBER AIR STRATA 0
STRATA 1
STRATA 2
STRATA 3
STRATA 4
Sumber : Studi EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014
Tabel 1. Indeks Risiko Sanitasi Variabel
Jawaban
STRATA 0
1
2
3
4
1. SUMBER AIR 1.1 Sumber air terlindungi 1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi. 1.3 Kelangkaan air
Tidak Ya Ya
75,0
58,1
54,6
48,4
54,2
25,2
43,3
37,5
24,4
47,5
8,9
14,7
10,6
7,2
25,8
20,9
31,4
18,2
5,4
15,0
,0
25,0
88,9
100,0
100,0
17,7
25,3
28,3
49,5
53,3
2. AIR LIMBAH DOMESTIK 2.1 Tangki septik suspek aman Tidak 2.2 Pencemaran karena pembuangan Ya isi tangki septik 2.3 Pencemaran karena SPAL Ya 3. PERSAMPAHAN 3.1 Pengelolaan sampah
Tidak
88,9
53,1
78,9
94,6
100,0
3.2 Frekuensi pengangkutan sampah
Tidak memadai
33,3
100,0
66,7
100,0
,0
,0
100,0
60,0
100,0
,0
Tidak diolah
90,7
80,6
84,6
76,7
78,3
Ya
11,1
26,7
20,2
10,0
8,3
Tidak
75,7
70,3
86,0
62,7
64,2
50,7
52,8
48,5
60,2
77,5
51,8
37,8
44,5
57,7
75,8
59,8
38,1
34,7
59,9
73,3
48,4
33,9
60,2
53,0
58,3
10,0
10,8
25,8
16,8
34,2
49,5
62,2
70,3
85,3
83,3
3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah Tidak tepat waktu 3.4 Pengolahan sampah setempat 4. GENANGAN AIR 4.1 Adanya genangan air 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT 5.1 CTPS di lima waktu penting 5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 5.2.c. Keberfungsian penggelontor. 5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air 5.4 Perilaku BABS
Tidak Tidak Tidak Tidak Ya, tercemar Ya, BABS
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
38
Tabel 2. Kalkulasi Indeks Risiko Sanitasi Variabel
Bobot
1. SUMBER AIR 1.1 Sumber air tercemar 1.2 Penggunaan sumber air tidak terlindungi. 1.3 Kelangkaan air 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 2.1 Tangki septik suspek aman 2.2 Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik 2.3 Pencemaran karena SPAL
STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 29 33 28 22 25% 19 15 14 12 25% 6 11 9 6 50% 4 7 5 4 27 10 8 8
45 6 30 9
52 2 33 16
56 5 33 18
73 20 17 15 21
93 24 25 25 19
45 25
23
83 13 25 25 20
100%
11 11
27 27
20 20
10 10
8 8
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT. 5.1 CTPS di lima waktu penting 25% 5.2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja? 6% 5.2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat? 6% 5.2.c. Keberfungsian penggelontor. 6% 5.2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 6% 5.3 Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan25% air 5.4 Perilaku BABS 25%
47 19 3 3 4 3 3 12
46 18 3 2 2 2 3 16
57 21 3 3 2 4 6 18
56 16 4 4 4 3 4 21
63 16 5 5 5 4 9 21
STRATA 0 STRATA 1 STRATA 2 STRATA 3 29 33 28 22 13 27 45 52 53 83 73 93 11 27 20 10 47 46 57 56 154 216 223 232
STRATA 4 38 56 45 8 63 211
3. PERSAMPAHAN. 3.1 Pengelolaan sampah 3.2 Frekuensi pengangkutan sampah 3.3 Ketepatan waktu pengangkutan sampah 3.4 Pengolahan setempat 4. GENANGAN AIR. 4.1 Adanya genangan air
33% 33% 33%
25% 25% 25% 25%
13 7
STRATA 4 38 14 12 13
6 53 22 8 -
20
Tabel 3. Kumulatif Indeks Risiko Sanitasi
Variabel 1. SUMBER AIR 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 3. PERSAMPAHAN. 4. GENANGAN AIR. 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT.
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
39
Strata 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Tanjung Raya Air Dingin Lama Air Dingin Baru Muara Danau Talang Jawa Tinggi Hari Sinjar Bulan Tanjung Aur Simpur Trans SP II P Muara Dua Gunung Kaya Gunung Megang Karang Tanding Kedaton Muara Tawi Nanti Giri Pagar Dewa Pamah Salak Pelajaran Gelung Sakti Jentian Talang Mengkenang Pajar Tinggi Pulau Sukabumi Sumur Talang Baru Talang Padang Tinggi Talang Pagar Agung Talang Tangsi Lawang Agung Lama
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domestik
Persampahan
Genangan Air
Nama Kelurahan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Tabel 4. Nilai IRS-Input Instrument BPS Nilai IRS
13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
40
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75
Lawang Agung Baru Bandarjaya Jajaran Baru Lubuk Seketi Mekar Jaya Purnamasari Purwo Rejo Saung Naga Suka Bakti Babat Lama Batu Urip Binjai Cempaka Sakti Gedung Agung Karang Endah Kencana Sari Lubuk Kuta Lubuk Layang Ilir Lubuk Layang Ulu Lubuk Tampang Muara Danau Muara Empayang Paduraksa Petikal Baru Sendawar Seronggo Sukoharjo Tanjung Bindu Datar Serdang Banyumas Kepala siring Sukaraja Tanjung Baru Banjar Negara Girimulia Karang Anyar Karang Baru Keban Kota Negara Kota Raya Lahat Tengah Makartitama Mangul Nantal
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
41
76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111 Strata 1 1 2 3 4 5
Padang Lengkuas Pagar Sari Pasar baru RD> PJKA Lahat Sari Bungamas Selawi Senabing Suka Negara Tanjung Tebat Ulak Lebar Ulak Mas Lubuk Mabar Lubuk Tuba Penandingan Talang Tinggi Tanjung Agung Tanjung Raya Gunung Agung Karang Rejo Muara Temiang Tanjung Pinang Tanjung Telang Telatang Cempaka Wangi Nanjungan Sengkuang Tanjung Lontar Lubuk Pedara Suka Merindu Talang Akar Tanjung Beringin Tanjung Menang Gunung Liwat Tanjung Agung Tanjung Raya Pagar Kaya
Padan Arang Ilir Tanjung Kurung Ilir Tanjung Baru Tanjung Nibung Tanjung Menang
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11
53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53 53
47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47 47
13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13 13
29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
27 27 27 27 27
83 83 83 83 83
46 46 46 46 46
27 27 27 27 27
33 33 33 33 33
42
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49
Padang Perigi Tanjung Raja Padang Gumay Lubuk Selo Aromantai Lubuk Sawung Serambi Sukananti Tertap Aceh Bantunan Pajar Bulan Pulau Panggung Tongkok Ulak Bandung Talang Tinggi Muara Jauh Babat Baru Darma Raharja Sidomakmur Singapura Suka Merindu Sukarami Ulak Bandung Wanaraya Wonorejo Bunga Mas Cecar Gelumbang Gunung Aji Gunung Karto Gunung Kembang Linggar Jaya Lubuk Nambulan Marga Mulia Petikal Lama Purwa Raja Tanda Raja Maspura Muara Lingsing Purbamas Sungai Laru Tanjung Aur Bandar Jaya
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83
46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
43
50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 Strata 2 1 2 3 4 5 6
Gunung Gajah Kota Baru Pagar Agung Pagar Negara Pasar Bawah Pasar Lama RD. PJKA Bd. Agung Talang Jawa Utara Tanjung Payang Lubuk Atung Muara Cawang Karang Endah Lebak Budi Lubuk Kepayang Merapi Muara Maung Purwosari Suka Cinta Suka Marga Tanjung Baru Ulak Pandan Arahan Banjar Sari Gedung Agung Gunung Kembang Lebuay Bandung Lematang Jaya Prabu Menang Sirah Pulau Tanjung Jambu Padang Rambai Kaca Kapitan Suka Merindu Sukaraja
Gunung Agung Gunung Kembang Lubuk Tabun Negeri Kaya Pagar Agung Pagar Jati
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83 83
46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46 46
27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27 27
33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33 33
20 20 20 20 20 20
73 73 73 73 73 73
57 57 57 57 57 57
45 45 45 45 45 45
28 28 28 28 28 28
44
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Pulau Panas Tanjung Bulan Batu Rancing Gunung Ayu Bintuhan Gedung Agung Gunung Lewat Karang Agung Kebon Jati Muara Gula Muntar Alam Baru Muntar Alam Lama Padan Arang Ulu Sukaraja Tanjung Raman Tebat Langsat Babatan Danau Belidang Karang Lembak Lesung Batu Lubuk Dendan Padang Bindu Padang Masat Sengkuang Talang Berangin Talang Padang Tebing Tinggi Tanjung Kurung Ulu Tanjung Tebat Tanjung Bai Jati Karang Dalam Kuba Muara Cawang Pagar Batu Bandung Agung Sawah Darat Pagar Alam Rimba Sujud Pagar Agung Muara Dua Rindu Hati Sumber Karya Bandar Aji
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73
57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
45
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92
Jarai Jemaring Mangun Sari Penantian Sadan Tanjung Menang Benua Raja Kota Raya Darat Kota Raya Lembak Muara Payang Muara Gelumpai Bandu Agung Jajaran Lama Penantian Karang Cahaya Keban Agung Sp I Lubuk Lungkang Padang Bindu Sirah Pulau Tanjung Alam Tanjung Kurung Bandar Agung Kota Jaya Talang Jawa Selatan Tanjung Priuk Tanjung Karangan Muara Tandi Mandi Angin Ngalam Baru Tanjung Beringin Batu Niding Pagar Agung Sukajadi Kebur Negeri Agung Payo Muara Lawai Geramat Lubuk Betung Perangai Karang Caya Guru Agung
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73 73
57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57 57
45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
Strata
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
46
3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43
Benteng Gunung Kerto Lubuk Dalam Masam Bulan Penandingan Pulau Panggung Tanjung Sakti Genting Gunung Meraksa Gunung Raya Kembang Ayun Kepala Siring Simpang Tiga Pumu Suban Talang Tinggi Tanjung Alam Bangke Karang Endah Lawang Agung Singapura Tanjung Beringin Tunggul Bute Air Puar Durian Dangkal Gramat Jadian Baru Jadian Lama Penandingan Pengentaan Penindaian Sukananti Kerung Lubuk Sepang Talang Sawah Muara Siban Perigi Pulau Pinang Tanjung Mulak Tanjung Sirih Kedaton Tanjung Agung Lesung Batu Air Lingkar
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56
52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
47
44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 Strata 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Batu Rusa Kupang Danau Siring Agung Gemidar Ilir Gemidar Ulu Padang Pagun Penantian Merindu Banuayu Jagabaya Nanjungan Pagardin Pandan Arang Pulau Beringin Sugih Waras Darmo Indikat Ilir Tanjung Baru Sukarami Tanjung Dalam Suka Makmur
Pajar Bulan Sindang Panjang Ulak Lebar Karang Agung Muara Cawang Ujung Pulau Kota Agung Pagar Ruyung Sukarame Tanjung Bulan Datar Balam Keban Agung Lawang Agung Mulak Mengkenang Muara Tiga Pajar Bulan Talang Sejemput Karang Agung Beringin Jaya
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93 93
56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56
52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52 52
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45 45
63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63 63
56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56 56
38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
48
20 21 22 23 24
Keban Agung Pagar Jati Tanjung Beringin Tanah Pilih Batay
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
8 8 8 8 8
45 45 45 45 45
63 63 63 63 63
56 56 56 56 56
38 38 38 38 38
49
BAB IV PENUTUP 4.1
Kesimpulan
Sebagaimana dijelaskan bahwa Studi EHRA bertujuan untuk mengetahui : 1. Gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku masyarakat yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan 2. Informasi dasar yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan 3. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi Dalam pelaksanaan studi EHRA dengan keterlibatan kader/petugas kesehatan/PKK manfaat studi EHRA dari aspek promosi guna memberikan advokasi akan pentingnya layanan sanitasi. Juga dengan mengetahui Informasi dasar yang valid dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan memberikan manfaat hasil studi EHRA sbg bahan advokasi pembangunan sanitasi, dimana dapat diketahuinya tempat-tempat yang berisiko sangat tinggi sebagai lokasi prioritas pembangunan sanitasi. Studi EHRA dipandang perlu dilakukan oleh Kabupaten/Kota karena Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat, data terkait dengan sanitasi dan higiene terbatas dan data sanitasi umumnya tidak bisa dipecah sampai kelurahan/desa serta data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda. Untuk itu pemanfaatan studi EHRA dalam Buku Putih, pada Bab 3 Profil Sanitasi dan Bab 5 area berisiko sangat dibutuhkan. Melalui Studi EHRA Juga dapat diketahui Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada masyarakat, yang mana dapat menjadi bahan penyusunan Strategi Komunikasi yang menjadi bagian dari SSK. Studi EHRA telah dirancang sedemikian rupa agar Pemerintah Kabupaten dapat melakukan pengulangan studi EHRA dalam kurun waktu tertentu, misalnya setiap 3 tahun.Biayanya pun seminimum mungkin tanpa harus mengorbankan kualitas informasi yang diperoleh. Pengulangan studi EHRA beberapa tahun kemudian dapat merupakan bagian dari kegiatan Monitoring dan Evaluasi (Monev). 4.2
Hambatan/Kendala
Dalam proses pelaksanaan study EHRA, Perangkat Studi EHRA juga telah dilengkapi dengan perangkat lunak (software) yang terdiri atas: 1. Perangkat lunak khusus untuk entri data dalam format Epi Info, 2. Perangkat lunak converter dari format Epi Info ke format yang bisa dibaca oleh SPSS 3. Perangkat lunak syntax SPSS untuk cleaning data dan pemrosesan data hingga menghasilkan berbagai tabel hasil pengamatan termasuk beberapa table analisis Crosstab. . Namun tidak semua Pemerintah kabupaten mempunyai SDM yang handal mengoperasikan software tersebut, sehingga menjadi kendala pada pelaksanaan study EHRA. 4.3
Saran
Agar pelaksanaan studi EHRA terlaksana secara efektif, maka perlu tenaga pelaksana khusus dan pelatihan bagi pelaksana studi EHRA perlu ditingkatkan. Pelaksanaan berkala juga perlu ditetapkan dan dipantau pelaksanaannya dan hasilnya dilaporkan ke pusat.
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
50
DAFTAR ISTILAH Sanitasi : secara umum mengacu pada penyediaan fasilitas dan layanan untuk pembuangan urin dan tinja yang aman. Sanitasi yang tidak memadai adalah penyebab utama penyakit di seluruh dunia dan sanitasi diketahui memiliki dampak positif bagi kesehatan baik di lingkungan rumah tangga dan di masyarakat pada umumnya. Kata 'Sanitasi„ juga mengacu pada kemampuan menjaga kondisi higienis, melalui layanan pengumpulan sampah dan pembuangan air limbah (WHO, http://www.who.int/topics/sanitation/en/. Diakses pada 30 November 2011) Air Limbah : Air yang dihasilkan dari aktivitas manusia yang mengandung zat-zat yang dapat mempengaruhi kualitas lingkungan Air limbah domestik : Air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen, dan asrama (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Biadng Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Badan air penerima : Sungai, kali, danau, saluran, kolam, dan lain-lain yang menerima pembuangan limbah Bangunan atas jamban : Bagian dari fasilitas pembuangan yang berfungsi melindungi pemakai dari gangguan cuaca, kontaminasi dari tinja manusia dan/atau melalui lingkungannya, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui vektor pembawa penyakit Bangunan bawah : Bangunan penampung dan pengolah tinja yang bisa berupa cubluk atau tangki septik Bangunan tengah jamban : Bangunan yang terdiri dari plat jongkok dan lantai jamban Bidang resapan : Daerah permukaan untuk menampung air yang keluar dari suatu sistem pengolahan air limbah rumah tangga Black water : Air limbah yang berasal dari jamban atau WC saja Cubluk : Sistem pembuangan tinja sederhana, terdiri atas lubang yang digali secara manual dilengkapi dengan dinding rembes air ) Feces (faeces) :Buangan tinja dari manusia atau hewan tanpa urine (Water Environment Federation) Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) : Instalasi pengolahan air limbah yang didisain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil atau gerobak tinja (tanpa perpipaan) (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Jamban : Fasilitas pembuangan tinja Lantai jamban : Sarana atau perlengkapan bangunan atas, agar bangunan kuat menopang leher angsa Leher angsa : Komponen plat jongkok yang berisi air perapat untuk menahan bau agar tidak keluar dari jamban Pencemaran : Masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia. Akibatnya kualitas air turun sampai ke tingkat yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai peruntukannya Pengolahan air limbah : Perlakuan terhadap air limbah, agar air dapat dibuang ke badan air sesuai baku mutu yang disyaratkan Penyaluran resapan aliran atas : Salah satu alternatif pengolahan lanjutan untuk effluent tangki septik Plat jongkok : Sarana atau perlengkapan jamban, yang dilengkapi lubang masuk tinja dan air kotor untuk dialirkan ke cubluk atau tangki septik Saluran : Pipa untuk menyalurkan air limbah dari jamban ke cubluk atau tangki septik Laporan Study EHRA Kabupaten Lahat Tahun 2014 Sistem sanitasi off site : Sistem pembuangan air limbah dimana air limbah dibuang serta diolah secara terpusat di Instalasi Pengolahan Limbah Kota. Sebelumnya lebih dulu melalui penyaluran perpipaan air limbah kota (sewer pipe) Sistem sanitasi onsite : Sistem pembuangan air limbah secara individual yang diolah dan dibuang di tempat. Sistem ini meliputi cubluk, tangki septik dan resapan, unit pengolahan setempat lainnya, sarana pengangkutan, dan pengolahan akhir lumpur tinja (Lampiran 2 Permen PU No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Biadng Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
51
Tangki septik (septic tank) : Ruang kedap air yang berfungsi menampung dan mengolah air limbah rumah tangga 3R : Reduce, Reuse, dan Recycle. Sebuah pendekatan untuk mengurangi timbulan sampah melalui: mengurangi, menggunakan kembali, serta mendaur ulang sampah Bangunan sarana pembuatan kompos : Prasarana pembuatan kompos yang terdiri dari kantor, gudang, pemilihan pengomposan (berfungsi sebagai tempat kegiatan pengomposan yang terlindung dari gangguan cuaca) Daur ulang kertas : Usaha pengolahan kertas bekas menjadi kertas yang dapat dipakai kembali melalui caracara sederhana Kompos : Produk lumpur atau material lain yang teroksidasi secara thermophilic dan biologis Pengelolaan sampah : Kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah Sampah : Sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (UU No. 18 tahun 2008) Tempat Penampungan Sementara (TPS) : Tempat sebelum sampah diangkut ke tempat pendauran ulang, pengolahan, dan/atau tempat pengolahan sampah terpadu (UU No. 18 tahun 2008) Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) : Tempat dilaksanakannya kegiatan pengumpulan, pemilahan, penggunaan ulang, pendauran ulang, pengolahan, dan pemrosesan akhir sampah (UU No. 18 tahun 2008) Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) : Tempat untuk memroses dan mengembalikan sampah ke media lingkungan secara aman bagi manusia dan lingkungan (UU No. 18 tahun 2008) Drainase : Prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan air penerima air dan atau ke bangunan resapan manusia Drainase perkotaan : Drainase di wilayah perkotaan yang berfungsi mengendalikan air permukaan sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia Saluran primer : Saluran drainase yang menerima air dari saluran sekunder dan menyalurkannya ke badan penerima air Saluran sekunder : Saluran drainase yang menerima air dari saluran tersier dan menyalurkannya ke saluran primer Saluran tersier : Saluran yang menerima air dari sistem drainase lokal dan menyalurkannya ke saluran drainase sekunder Sistem drainase lokal : Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani sebagian wilayah perkotaan Sistem drainase utama : Saluran dan bangunan pelengkap yang melayani seluruh wilayah perkotaan Cuci Tangan Pakai Sabun : Perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir Sanitasi total : Kondisi ketika suatu komunitas (Pedoman STBM, 2008) : - Tidak Buang Air Besar Sembarangan (BABS) - Mencuci tangan pakai sabun - Mengelola air minum dan makanan yang aman - Mengelola sampah dengan benar
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
52
DAFTAR TABEL Tabel
3.1
Informasi Responden …………………………………………………………………………..
22
Tabel
3.2
Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Study EHRA ………………………….
24
Tabel
3.3
Area Berisiko Air Limbah Domestik Berdasarkan Hasil Study EHRA ..……………….
28
Tabel
3.4
Area Berisiko Genangan Air Berdasarkan Hasil Study EHRA ………………………….
32
Tabel
3.5
Area Berisiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Study EHRA …………………………….
34
Tabel
3.6
Area Berisiko Perilaku Higiene dan Sanitasi Berdasarkan Hasil Study EHRA ..…….
36
Tabel
3.7
Kejadian Diare Pada Penduduk Berdasarkan Hasil Study EHRA ……………………..
37
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
53
Daftar Grafik Nama Grafik Gambar 3.1 : Grafik Pengelolaan Sampah
Sumber Kuesioner EHRA Variabel C2. Bagaimana sampah rumah
Halaman 23
tangga dikelola?
Gambar 3.2 : Grafik Perilaku Praktik Pemilahan Sampah oleh Rumah Tangga Gambar 3.3 : Grafik Persentase Tempat Buang Air Besar Gambar 3.4 : Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Lembar pengamatan Variabel EO.23 Amati, apakah terlihat
24
bahwa sampah dipilah atau dipisahkan? Kuesioner EHRA Variabel D. 1 Dimana anggota keluarga
25
yang sudah dewasa bila ingin buang air besar? Kuesioner EHRA Variabel D4. Kemana tempat penyaluran
26
buangan akhir tinja?
Gambar 3.5 : Grafik Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik Gambar 3.6 : Grafik Praktik Pengurasan Tanki Septik Gambar 3.7 : Grafik Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Gambar 3.8 : Grafik Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir Gambar 3.9 : Grafik Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin Gambar 3.10 : Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir Gambar 3.11 : Grafik Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah Gambar 3.12 : Grafik Persentase Kepemilikan SPAL
Kuesioner EHRA Variabel D6. Kapan tangki septik terakhir
26
dikosongkan Kuesioner EHRA Variabel D7. Siapa yang mengosongkan
27
tangki septik Ibu File Ms. Excel “Hasil Analisis” Worksheet Area Berisiko.
27
Nomor 2.1 Tangki septik suspek aman Kuesioner EHRA Variabel E3. Apakah rumah yang ditempati
28
saat ini atau lingkungan sekitar rumah pernah terkena banjir? Kuesioner EHRA Variabel E4. Apakah banjir biasa terjadi
29
secara rutin? Kuesioner EHRA Variabel E8. Pada saat terakhir kali banjir,
29
berapa lama air banjir akan mengering? Lembar pengamatan EHRA Variabel EO.3.2 Dimana air
30
biasanya tergenang?. Kuesioner EHRA Variabel E1. Apakah di rumah mempunyai
30
sarana pengolahan air limbah selain tinja?
Gambar 3.13 : Grafik Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga Gambar 3.14 : Grafik Persentase SPAL yang Berfungsi Gambar 3.15 : Grafik Pencemaran SPAL
Lembar pengamatan EHRA Variabel EO.3.1 Amati, apakah
31
halaman/bagian depan rumah ada genangan air? Lembar pengamatan EHRA Variabel EO.3.6 Amati, apakah
31
air di saluran dapat mengalir? File Ms. Excel “Hasil Analisis” Worksheet Area Berisiko Nomor
32
2.3 Pencemaran karena SPAL
Gambar 3.16 : Grafik Akses Terhadap Air Bersih Gambar 3.17 : Grafik Sumber Air Minum dan Memasak Gambar 3.18 : Grafik CTPS di Lima Waktu Penting Gambar 3.19 : Grafik Waktu Melakukan CTPS
File Ms. Excel “Hasil Analisis” Worksheet Air Bersih Tabel
33
F.PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI & GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HIGIENE. File Ms. Excel “Hasil Analisis” Worksheet Air Bersih Tabel
34
F.PENGELOLAAN AIR MINUM, MASAK, MENCUCI & GOSOK GIGI YANG AMAN DAN HIGIENE. File Ms. Excel “Hasil Analisis” Worksheet Area Berisiko Nomor 5.1
35
CTPS di lima waktu penting Kuesioner EHRA Variabel G4 Kapan biasanya Ibu mencuci
35
tangan dengan menggunakan sabun?.
Gambar 3.20 : Grafik Persentase Penduduk yang Melakukan BABS Gambar 3.21 : Grafik Indeks Risiko Sanitasi (IRS)
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
File Ms. Excel “Hasil Analisis” Worksheet Area Berisiko Nomor
36
5.4 Perilaku BABS File Ms. Excel “Hasil Analisis” Worksheet Indeks Risiko
38
54
DAFTAR PHOTO Pembentukan TIM EHRA Tahun 2014 di Ruang Rapat Bappeda Kabupaten Lahat
Pembekalan Enumurator dan cara pengisian Kuisioner
LAPORAN STUDI EHRA KAB. Lahat 2014
55