ANALISIS PERKEMBAIIGAT{ SOSIAL EMOSI ANAK Nunung SurYana Jamin Jurusan PAUD Fakultas llmu Penidikan U niversitas Negeri Gorontalo Abstract
the factors that social emotional development of children and . The study subl'ects consisted of 15 students earlyof influence the sociat development of chitdren's emofions the city of Goroitrto, w.hi9h conslsts of 7 members chitdhood praygroup sitti Hajar Libuo, ouiig'ingi Dtistrict, too/ ls instruments uied in this study is the socla/ assessmenf boys and g girrs aged 4 years - d,, 5 years." Tie sociit aspects tha't exist in Permediknas No' 58 of based on childrens emotions chitdren's irotiorc on the analytical study' 2009 years. Qualitative research approach ls a descnptive years development of children aged 4 years - d" 5 The results obtained show that: the sociat emotional seem nof does who chitd chitdhood sitti Haiar. For a smail arready tookedat mosf of the cnib ptaygriip eairy family and adaptation and itimulation, both of the school emotionally social development still requirii a litile the internal dievetopment of chitdren's emotions , namely environment. white the factors that influence the social public or in the sociar environment of chitdren, whether in condition of the child, famity environment-, and nursery @ducational institutions)'
This study
aims
to
find
an
overyiew
of
Keyword: socia/ emotional developme nt mengelola bangsa harus memiliki keterampilan dalam
PENDAHULUAN
Manusia sebagai individu memiliki aspek fisik dan psikis yang rentin terhadap perubahan ekonomi' sosial, poiitiX, dan budaya di lingkungan dimana individuituberada.Perubahanyangterjadipadafisik
psikis individu individu tidak begitu terasa seperti pada
y"ng trngrt sensitif terhadap dinamika kehidupan susah V.ni t.f,"rusnya bisa dinikmati, tetapi
dikendalikan oleh dirinya sendiri' yang Sosial emosi merupakan aspek psikis pada sangat berpengaruh terhadap perilaku in
sopan santun,
perilaku Yang imPulsif.
Kenyataan diatas membuat perkembangan sosial emosi anak sangat penting untuk diperhatikan generasl semua pihak, karena anak sebagai penerus
E
PEDAGOGIKA
soslat emosinya sebagai persiapan dirinya menghadapi tantangan global' Pada masa anak-111
peng-aruh orang tua dalam perkembangan sosra yan; Lro-ti sangat kuit. Orang tua memiliki hubungan dekat dan waktu yang relitif lama dalam bersosialisas dalao"ngrn anak, sehingga t<emampuan orang tua stimulus atau trngsangan
memberikan
mempengaruni kondisi sosial emosi ana' (Djiwandono, 2002), ju3a Selain orang tua (informal), pemerintah a sos memilikitanggung jawab dalam perkembangan emosi anati usii dini melalui Lembaga-lemba;a (TanaPendidikan yang didirikan secara formal Berrna (Kelompok Kanak-Kanak) maupun nonformal dia:-' Orn-i"*prt Penitipan Anak)' Hal ini sudahtenta-; 2003 J"im Undang-undang Nomor 20 Tahun
'r Sistem PendidiXan Nasional pasal 1 angka D menyatat
a;apert"umUulan dan perkembangan jasmani rohani
pendi: '=lnak memiliki kesiapan datam memasuki NO 58 2C:i LOin tanlut (Salinan PERMENDIKNAS a- .: Kelompok Bermain sebagai bentuk tindak pemerintah secara nonformal dalam memperha:'a-
Jurnal llmu Pendidikan
perkembangan anak harus mampu menjadi yang terdepan dalam membentuk dan mengembangkan segala potensi anak, khususnya yang berhubungan dengan sosial emosi. Untuk itu diperlukan informasiinformasi tentang perkembangan sosial emosi anak sehingga mampu melihat sejauhmana sosial emosi anak berkembang sebagai persiapan anak memasuki pendidikan lanjut (Taman Kanak-Kanak), dan untuk
memenuhi tuntutan (harapan) keluarga dan masyarakat, agar sosial emosi anak berkembang secara wajar atau normal. Berdasarkan uraian diatas, maka permasalahan
yang diangkat dalam penelitian ini adalah: (1) bagaimana gambaran perkembangan sosial emosi anak usia 4 tahun - d" 5 tahun di Kelompok Bermain PAUD Sitti Hajar Libuo, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo ? (2) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan sosial emosi anak di Kelompok Bermain PAUD Sitti Hajar Libuo, Kecamatan Dungingi, Kota Gorontalo ?
Perkembangan Sosial Perkembangan sosial menurut Hurlock (2000) berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Sedangkan Yusuf (2006) mengatakan perkembangan sosial sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa perkembangan sosial adalah kemampuan individu dalam berperilaku sesuai dengan harapan sosial dimana individu berada. )
(
a L
a
a
J ct
n
li' n
Kemampuan bersosialisasi anak tidak otomatis berjalan dengan sendirinya, tetapi melalui proses. Menurut Hurlock (2000) ada tiga proses dalam perkembangan kemampuan sosial anak, yaitu: (1) belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial; (2) memainkan peran sosial yang dapat diterima oleh masyarakat; (3) perkembangan sikap sosial terhadap individu lain dan aktivitas masyarakat lainnya. Dari ketiga proses sosialisasi diatas akan membentuk individu sosial, individu nonsosial, dan individu antisosial. lndividu yang berhasil melewati ketiga proses diatas merupakan individu yang proses sosialisasinya berjalan lancar. Disisi lain, orang yang tidak mencerminkan ketiga proses diatas mencerminkan orang yang nonsosial. Dimana individu
ini tidak mampu memenuhi harapan sosial kelompoknya, sehingga cenderung untuk menyendiri. Sedangkan individu yang disebut antisosial adalah individu yang mengetahui tuntutan kelompoknya tetapi malah melawannya, sehingga individu tersebut ditolak oleh kelompok sosialnya.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak ada tiga (Nugraha dan Rachmawati: 2004), yaitu. 1. Faktor lingkungan keluarga Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama dalam kehidupan anak. Dalam keluarga iniinteraksi sosial anak dilakukan dan anak belajar untuk berinteraksi, bekerja sama, dan membantu orang lain. Pengalaman-pengalaman inilah yang membuat anak belajar dan meniru perilaku sosial dari apa yang jadi pengamatan maupun dialaminya dalam lingkungan sosial keluarga. 2. Faktor dari luar rumah Pengalaman sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman awal di dalam rumah dan menjadi penentu sikap dan pola perilaku anak. Jika hubungan dengan teman sebaya dan orang dewasa diluar rumah menyenangkan, anak akan menikamti hubungan sosial ini dan ingin mengulanginya
3. Faktor pengaruh pengalaman sosial awal Kekuatan perilaku sosial awal ssebagai pola perilaku yang cenderung menetap mempengaruhi perilaku anak pada situasi sosial selanjutnya (Hurlock,2000). Anak yang mengalami pengalaman sosial awalyang menyenangkan akan mendorong anak untuk mencari pengalaman sosial pada perkembangan sosial selanjutnya.
Perkembangan Emosi Emosi menurut Walgito (2004) merupakan keadaan yang ditimbulkan oleh situasi tertentu (khusus), dan cenderung terjadi dalam kaitannya dengan perilaku yang mengarah terhadap sesuatu, dan perilaku tersebut pada umumnya disertai adanya ekspresi kejasmanian, sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa seseorang sedang emosi. Adapun Golemen (1995) mendefinisikan emosi suatu perasaan yang khas, dimana kondisi biologis dan psikologis memiliki kecenderungan untuk bertindak. Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan emosi adalah suatu rangkaian perubahan yang terjadi pada perasaan indidividu sehingga memiliki kecenderungan untuk bertindak sebagai akibat dari kematangan dan pengalaman individu tersebut. Dalam perkembangannya, emosi bagi anak memiliki fungsi sebagai (Nugraha dan Rachnawati, 2004): (1) bentuk komunikasi sehingga anak dapat menyatakan segala kebutuhan dan perasaannya pada orang lain. Misalnya, anak yang merasakan sakit atau marah cenderung mengekspresikan emosinya
Volume 03, Nomor
r
02 | Juni 2012
q
dengan menangis; (2) penyesuaian diri anak dan kepribadian anak dengan lingkungan sosialnya, misalnya, anak ramah dan penolong,iingkungan pun akan merespon positif perilaku itu, dan anak cenderung untuk mengulangi perilaku tersebut. Hal ini berdampak pada penyesuaian dan kepribadian anak berkembangan kearah positif.
Faktor-Faktor yang Perkembangan Emosi
Apalagi jika lingkungan ini perbandingan antara
anak-anak yang dapat dijadikan teman sebaya
jauh lebih sedikit dibanding dengan kumpulan orang-orang dewasa. Hal ini menyebabkan anak
mendapat banyak tekanan dari orang-orang dewasa disekitarnya; (2) lingkungan anak yang rawan tindak kejahatan akan mengakibatkan keluarga yang tinggal disana akan selalu diliputi kecemasan, kekhawatiran, dan ketakutan. Ketakutan dari kelurga ini akan menjalar atau dirasakan juga oleh anak, apalagi kelurganya sangat kuat mengekspresikan rasa takutnya; (3) kurangnya fasilitas rekreasi akan membuat emosi anak jarang terstimulasi yang menyenangkan, sehingga emosi negative (agresif, marah, dll.) yang dominan dalam anak berekspresi maupun bertindak; (4) Tidak adanya aktivitas-aktivitas yang diorganisasi dengan baik untuk anak, sehingga pengembangan potensi anak belum maksimal c) Lingkungan sekolah
Mempengaruhi
Ada tiga faktor yang
mempengaruhi
perkembangan emosi anak menurut Setiawan (Oatam
Nugraha dan Rachmawati, 2004), yaitu: 1. Keadaan dalam diri individu
Keadaan dalam diri individu seperti usia, keadaan fisik, intelegansi, peran, seks, dan lain_ lain dapat mempengaruhi perkembangan emosi individu. Halyang cukup menonjol, terutama cacat tubuh atau apapun yang dianggap oleh diri anak sebagai sesuatu kekurangan pada dirinya dan akan sangat mempengaruhi perkembangan emosinya. Kadang-kadang juga berdampak lebih jauh lagi pada kepribadiannya. Dalam kondisi ini perilaku-perilaku umum yang biasanya muncul adalah mudah tersinggung, merasa rendah diri atau menarik diri dari lingkungan. 2. Konflik-konflik dalam proses perkembangan Dalam menjalani fase-fase perkembangan, tiap anak harus melalui beberapa macam konflik yang pada umumnya dapat dilalui dengan sukses, tetapi juga ada yang mengalami gangguan atau hambatan dalam menghadapi konflik tersebut. Anak yang tidak dapat mengatasi konflik-konftik ini biasanya mengalami gangguan emosi. 3. Sebab-sebab yang bersumber dari lingkungan Ada tiga macam lingkungan yang mempengaruhi perkembangan emosi, yakni: a) Lingkungan keluarga Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam perkembangan emosi anak. Bahkan keluarga secara khusus dapat menjadi emotional security pada tahap awal perkembangan anak. Gaya pengasuhan yang diperileh anak juga sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi anak. Gaya pengasuhan yang otoriter akan cenderung membuat anak pemarah dibanding gaya pengasuhan demokratif. b) Lingkungan sekitarnya Kondisi lingkungan sekitarnya mempengaruhi emosi anak bahkan mengganggunya, seperti: (1) daerah yang padat dengan penduduk akan mempengaruhi perkembangan emosi anak.
Lingkungan sekolah sering menimbulkan gangguan-gangguan emosi yang menyebabkan gangguan perilaku pada anak, yaitu seperti: (1)
Hubungan kurang harmonis antara guru dan anak; (2) Hubungan yang kurang harmonis dengan teman-temannya.
Perkembangan Sosial Emosi Anak Perkembangan sosial emosi anak adalah kepekaan anak untuk memahami perasaan orang lain ketika berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari (Suyadi, 2010). Perkembangan sosial emosi pada dasarnya tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Dalam interaksi anak dengan lingkungan sekitarnya tentu tidak bisa lepas dari emosi yang menyertai interaksi tersebut, sebelum maupun sesudahnya.
Perkembangan sosial emosi anak menggambarkan tingkat pencapaian sosial emosi pada rentang usia tertentu. Walaupun demikian, setiap anak memiliki perkembangan yang berbedabeda, apalagi menyangkut perkembangan sosial emosi anak. Menurut PERMENDIKNAS Nomor 5g Tahun 2009 mengenai perkembangan sosial emosi anak untuk usia 4 - d"5 memiliki tingkat pencapaian perkembangannya sebagai berikut: 1. Menunjukkan sikap mandiri, misalnya mengerjakan tugas sendiri dan tidak tergantung pada guru bantu. 2, Mau berbagi, menolong, dan membantu teman, misalnya saling membantu dalam menyelesaikan tugas kelompok dan membereskan alat-alat bermain bersama teman.
@ !
PEDAGocTKA
Jurnal llmu Pendidikan
3
Menunjukkan antuisme dalam melakukan permainan kompetitif secara positif, misalnya berlomba untuk memperoleh juara dalam permainan dan bersemangat dalam kegiatan untuk dinilai guru jadi yang terbaik 4. Mengendalikan perasaan, misalnya menghargai perasaan teman dan memiliki kepedulian terhadap temannYa. 5. Menaati aturan yang berlaku dalam suatu permainan, misalnya menyadari hak yang sama dimiliki oleh anak-anak lain serta menaati peraturan dalam suatu Permainan' 6. Menunjukkan rasa percaya diri, misalnya menikmati berlatih keahlian-keahlian baru dan berbagi hasil yang dicapai dengan teman yang
:E r,t 3r
'rl
ta,
r= -J
lain.
7.
..= 3a
8.
Menjaga diri sendiri dan lingkungannya' misalnya menjaga diri secara fisik dan emosi serta buang sampak pada tempatnya. Menghargai orang lain, misalnya menyapa guru keika masuk sekolah dan menegur teman yang mengganggunYa dalam bermain'
8 orang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang
perempuan berjumlah
menghasilkan data deskriptif' berupa gambaran perkJmbangan sosial emosi anak dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak tersebut.
Dalam penelitian ini data didapat melalui
observasi langsung dengan menggunakan kuesioner dan wawancara dengan guru kelas untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
sosial emosl anak' Sedangkan data sekunder
diperoleh melalui catatan anekdot yang rutin dibuat guru kelas sebagai bahan perbandingan dengan hasil observasi yang dilakukan. HASIL PENELITIAN
1. Perkembangan sosial emosi anak Hasil pengamatan tentang aspek-aspek
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Kelompok Bermain (KB) PAUD Sitti Hajar Libuo, Kecamatan Dungingi, Kota borontalo dengan subjek penelitian adalah anak didik
dengan jenis laki-laki beriumlah 7 orang dan jenis kelamin
yang berusia 4 tahun -kelamin
- d" 5 tahun
perkembangan sosial emosi anak yang nampak dari
kelimabelas anak bersifat variatif, yaitu: sikap mandiri, mau berbagi, menolong, dan membantu teman, menunjukkan antuisme, percaya diri, dan mengahargai orang lain. Sedangkan yang belum tamp-aX beisifat variatif juga untuk kelimabelas anak'
yaikni: dalam hal mengendalikan perasaan, menaati ,trr"n yang berlaku dalam suatu permainan' dan menjaga diri sendiri dan lingkungan' Hal ini dapat dilih;tlada tabel t hasil pengamatan sosial emosi
anak dibawah ini.
Tabel 1 Hasil Pengamatan Sosial EmosiAnak rK ASPEK .ASPEK PERKEMBI \NGAN SOS IAL EMOSIAN
KODE
RESPON
sikap
DEN
mandiri
(S
antuisme Mengendalikan berbagi, dalam I perasaan menolong, membantu melakukan permainan I teman I
I
komnetitif
ak
secara
OS; J
an
ia;ia
I
run
tak ian
lya Jng n,
ATPM IDP SS
I
T
FH
T T
JR
T
oositif
Ti
Menaati aturan dalam suatu permainan
Menunjukkan rasa percaya
BT BT BT BT
T T
T
T
BT
T T
AH FAR AS
T
T
BT T T
T
T
T
TA
T T
CWH FL
BT
T T T BT
MNA
T
BT
ATBM
T
T
ARM
T
BT
Menghargai orang lain
nya
I I I
I
-BT___l T
I
diri
Menjaga diri sendiri, lingkungan
tst T
T T
T T BT
T
BT T
BT
T
T
T
T
BT
BT
T T
BT T
T T
BT
T-
T
BT BT BT
T BT
-BT l--
T
Br
Iar
BI BT
--
T T
BT
LI
T T T
T T BT
T
T
T T
l-J-lr lr
T
T
T
AT
T
BT
BT BT
T
I
T
T T
Keterangan:T = tampak, BT = belum tampak
Volume 03, Nomor
02 | Juni 2012
[!f
Pembahasan difokuskan pada perilaku yang nampak dari perkembangan sosial emosi anak. Perkembangan sosial emosi anak di kelompok
dapat dilihat bahwa anak-anak sebagian besar bei_-
bisa mengendalikan emosinya secara wajar. Ana. masih belajar untuk mengenal emosi positif maup,negatif, yang akan mempengaruhi proses sosialisasinya dengan lingkungan kelompc, bermainnya. Anak-anak dalam sosialisasinya c kelompok bermain tampak terlibat konflik interna dengan dirnya sendiri dalam berperilaku. Menur-: Nugraha dan Rachnawati (2004) emosi berfungs
bermain ditandai dengan meluasnya pergaulan dari
lingkungan keluarga ke lingkungan kelompbk bermain yang tidak hanya anak-anak tetapijuga orang dewasa
dari berbagai lapisan
masyarakat. Anak menampakkan adanya perkembangan yang positif walaupun masih ada beberapa aspek yang belum berkembang optimal, seperti mengendalikan
sebagai bentuk komunikasi dan berperan membentu<
perasaan, menaati peraturan, dan menajaga diri dan lingkungan. Namun hal ini sudah menjelaskan bahwa
pekembangan anak bersifat kualitatif dan progresif, sesuatu yang terus berubah dengan cepat, yang nampak tetapi dikendalikan dalam diri anak berupa emosi (Hurlock, 1998)
Menurut Nugraha dan Rachmawaty (2004)
perilaku yang dapat dikembangakan melalui bermain sosial adalah:
a. Sikap sosial dari egosentris ke sosiosentris. Dari Hasil pengamatan bisa dilihat bahwa anak-anak sudah bisa merubah sikap sosialnya dari egosentris ke sosiosentris, tampak pada perilaku
kepribadian anak. Hasil pengamatan tentan; perkembangan emosi anak di kelompok bermair. sejalan dengan pendapat tersbut. Anak-anax sebagian besar masih berkomunikasi, bermain, da: belajar menggunakan emosi dalam sosialisasinya c kelompok bermain. Emosi-emosi ini juga berperar dalam membentuk kepribadian anak yang cenderung emosinya masih dipengaruhi lingkungan keluarga.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi sosial
mereka yang sebagian besar sudah mau berbagi, menolong, dan membantu teman, b. Belajar sosial. Dari hasil pengamatan bisa dilihat bahwa anak sudah mulai belajar bersosialisasidan berkomunikasi, tampak pada perilaku mereka yang sebagian sudah mulai menunjukkan antuismenya dalam bermain dalam kelompok sehingga secara tidak sadat terjalin kominikasi dan sosialisasi.
c. Belajar berorganisasi, Dari hasil pengamatan bisa dilihat bahwa anak mulai belajar mengorganisasi peran yang dimainkan dan membangun pemahaman yang baik terhadap teman bermain, tampak pada perilaku mereka yang sebagian besar mulai bisa menghargai orang lain walapun secara sederhana dengan menyapa atau senyum. d. Menghargai harmonisasi dan kompromi. Bisa dilihat dari hasil pengamtan bahwa anak-anak sudah mulai belajar memahami peran dalam sosialisasi
dengan lingkungan sekitarnya sehingga
dibutuhkan harmonisasi, tampak pada perilaku mereka yang mulai bisa menjaga diri sendiri dan lingkungan, walaupun sebagian anak ada juga yang belum kelihatan bisa menjaga diri sendiridan lingkungan. Perkembangan emosi anak-anak kelompok bermain mengalami perubahan yang positif, walaupun ada juga yang masih belum berkembang tetapi itu masih bisa dirangsang kembali dan membutuhkan waktu yang sedikit lama. Menurut Saanin (dalam Baihaqi, dkk. ?007) disebutkan bahwa salah satu kondisi emosi yang normal atau wajar adalah emosi dapat diperkirakan dan sesuai dengan rangsangan yang datang. Dari hasil pengamatan
tr
PEDAcocTKA
emosi
a. Perkembangan sosialanak di kelompok bermain
sangat dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan lingkungan diluar rumah. Hal ini sejalan dengan pendapat Nugroho dan rachmawaty (2004) yang menyatakan bahwa lingkungan keluarga dan lingkungan luar rumah sangat mempengaruhi perkembangan sosial anak. Lingkungan keluarga anak kelompok bermain yang kurang mendukung perkembangan perilaku sosial anak membuat perilaku anak dalam sosialisasi di kelompok bermain mengalami hambatan. Lingkungan keluarga kelompok bermain sebagian besar cenderung tidak peduli terhadap sosialisasi anak, selalu memanjakan anak, orang tua yang sibuk bekerja, dan lingkungan luar rumah yang cenderung kurang menghormati orang lain membuat anak-anak kelompok bermain mengalami masalah dalam berintaraksi secara ideal di kelompok bermain. Kelompok bermain yang merupakan salah satu lingkungan luar rumah memberikan pengaruh positif walaupun belum terlalu signifikan. Hal initampak dari hasil pengamatan yang mulaiterlihat pada perilaku anak yang suka berbagi, bersikap mandiri, dan siap bersaing dalam bermain kelompok. Anak-anak mulai terbiasa dengan perilaku prososial dan dukungan lingkungan keluraga diperlukan untuk perubahan secara menyerluruh.
b. Perkembangan emosi anak dipengaruhi oleh keadaan internal anak dan keadaan lingkungan anak, Hal ini sejalan dengan Setiawan (dalam Nugraha dan Rachmawati, 2004), yang
Jurnal llmu Pendidikan
'.--''.,F-!-
I
t
n t [r
ri dl
f !t llr
tr r-
rr
n d
l]ll rlg
J lrll'
ir l"
f-r
m
menyebutkan bahwa perkembangan emosi anak dipengaurhi oleh faktor keadaan internal anak dan lingkungan keluarga. Sebagian besar anak-anak dalam
kelompok bermain cenderung memiliki lingkungan keluarga yang tidak peduli dengan kondisi emosi anak, sibuk bekerja, pola pengasuhan cenderung bebas, dan lingkungan sekitarnya yang bebas nyaris tanpa nilai moral maupun religious. Sedikit banyaknya hal inilah yang mempengaruhi perkembangan emosi anak-anak di kelomPok bermain. Perkembangan emosi kearah positif mulai tamapk saat anak mulai belajar sosialisasi dan mengendalikan perasaan walapun masih butuh proses yang sedikit agak lama. Dibutuhkan dukungan keluarga yang sangat besar untuk bisa mengembangakan sosial emosi anak lebih baik lagi. Perkembangan sosial emosi anak kelompok :ermain juga dipengaruhi faktor-faktor lain, misalnya 'sik, mental, dan psikis lainnya, misalnya rendah diri :an konsep diriyang kurang jelas. Hal ini dikarenakan sebagian besar sosial ekonomi orang tua anak :erasal kalangan bawah, yang tentu saja secara csikologis berpengaruh terhadap anak tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Baihaqi, MlF. Dkk. Bandung
2OO7
.
Psikiatri. PT. Refika Aditama.
Nugraha, A. dan Rachmawati, Y. 2004. Metode Pengembangan Sosla/ Emosional. Universitas Terbuka. Jakarta
Djiwandono, S.E.W. 2002, Psikologi Pendidikan. Grasindo. Jakarta
Goleman,
D. 1 995, Emosional
Pf
lntellegence.
Gramedia. Jakarta
Hurlock, E.B. 1998. Psrkologi Perkembangan, Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta 2000. Perkembangan Anak, Jilid Edisi ke-6, Erlangga, Jakarta
1.
Walgito, 8.2004. Pengantar Psikologi Umum' Andi. Yogyakarta Yusuf, S. 2006. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung
Salinan PERMEND/KANAS R/ No. 58 Tahun 2009 Suyadi. 2010. Psikologi Belaiar PAUD. Pedagogia. Yogyakarta
d-
SIMPULAN li'f
Berdasarkan gambaran hasil penelitian dapat
t d-
disimpulkan bahwa perkembangan sosial emosi anak
3a
ai-
t9 3E tt
i1d
- d" 5 tahuh sudah tampak
pada Sitti PAUD bermain sebagaian besar anak kelompok yang tampak belum Hajar. Untuk sebagian kecil anak perkembangan sosial emosinya masih memerlukan sedikit adaptasi dan rangsangan, baik dari lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga.
usia 4 tahun
Faktor-faktor Yang memPengaruhi perkembangan sosial emosi anak, yaitu kondisi internal anak, lingkungan keluarga, dan lingkungan sosial anak, baik itu di masyarakat maupun di kelompok bermain (lembaga pendidikan)'
a I,. a'.
(a lal an :i(
elr an arn
ng
Volume 03, Nomor
02 | Juni 20r 2
tr