JURNAL SKRIPSI PENERAPAN METODE PROYEK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI PEMBELAJARAN BERKEBUN PADA ANAK KELOMPOK B1 PAUD DHARMA WANITA PERSATUAN PROVINSI BENGKULU
Disusun Oleh :
Wiwit Indyani NPM A1I011028
Pembimbing: 1. Drs. H. M. Nasirun, M.Pd NIP. 195808191985031021 2. Dra. Hj.Yulidesni, M.Ag NIP. 195707251985032001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2015
Penerapan Metode Proyek dalam Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Melalui Pembelajaran Berkebun Pada Anak Kelompok B1 PAUD Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu Wiwit Indyani/PAUD 2011/FKIP/Universitas Bengkulu
PENERAPAN METODE PROYEK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN NATURALIS MELALUI PEMBELAJARAN BERKEBUN PADA ANAK KELOMPOK B1 PAUD DHARMA WANITA PERSATUAN PROVINSI BENGKULU Oleh Wiwit Indyani A1I011028 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah penerapan metode proyek melalui pembelajaran berkebun dapat meningkatkan kecerdasan naturalis anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kecerdasan naturalis anak dengan menerapkan metode proyek melalui pembelajaran berkebun. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan dua siklus dan setiap siklusnya dua kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B1 PAUD Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu yang berjumlah 12 orang anak terdiri dari 8 anak perempuan dan 4 anak laki-laki. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji rata-rata. Hasil penelitian membuktikan bahwa komponen naturalis yang diteliti telah mencapai indikator keberhasilan dengan nilai rata-rata adalah 4,23 mendapat kriteria baik. Berdasarkan hasil penelitian ini direkomendasikan pada guru untuk meningkatkan kecerdasan naturalis anak dapat dilakukan dengan menerapkan metode proyek secara tepat. Kata Kunci: Metode Proyek, Kecerdasan Naturalis, Pembelajaran Berkebun
THE IMPLEMENTATION PROJECT METHOD FOR INCRESING NATURALIST INTELLIGENCE THROUGH GARDENING LESSON AT KIDS ON GRUP B1 PAUD DHARMA WANITA PERSATUAN PROVINSI BENGKULU Oleh Wiwit Indyani A1I011028 ABSTRACT The problem in this research was the implementation of the project through the learning method of gardening can improve children’s intelligence naturalist. The purpose of this research is for childs naturalist intelligence with implement the project method through gardening lesson. This is the kind of class action research, with held two step and twice meeting for each step. The subject in this research was children of group B1 early child education (PAUD) Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu tottaly 12 kids, consist of 8 girls and 4 boys. The collecting data used observation. The data analysis technique used is the average. The research proves that the component naturalist who studied have achived success indicators with the average value was 4.23 gets good criteria. Based on the result of study is recommended for teachers to improve the naturalist intelligence of children can be done by applying appropriate methods project. Keywords: Methods Project, Naturalist Intelligence, Gardening Lesson
Penerapan Metode Proyek dalam Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Melalui Pembelajaran Berkebun Pada Anak Kelompok B1 PAUD Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu Wiwit Indyani/PAUD 2011/FKIP/Universitas Bengkulu
A. Pendahuluan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa: “Pendidikan Anak usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendididikan lebih lanjut”. Pada hakekatnya setiap anak yang terlahir memiliki karakteristik, keunikan dan berbagai potensi berbeda yang perlu dikembangkan secara tepat dan terarah. Sejalan dengan pendapat tersebut Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dapat diartikan sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitik beratkan pada peletakkan dasar kaerah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, emosi), sosioemosional, bahasa, komunikasi dan keunikan setiap tahap perkembangan yang dilalui (Ranggiansanka, 2011:57). Secara umum pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik, intelektual, emosional, moral dan agama secara optimal dalam lingkungan pendidikan yang kondusif, demokratis dan kompetitif (Rahman, 2005:6). Pada hakekatnya setiap anak yang terlahir memiliki karakteristik, keunikan dan berbagai potensi berbeda yang perlu dikembangkan secara tepat dan terarah. Berdasarkan yang tercantum dalam Permendiknas No.58 Tahun 2009 pengembangan berbagai potensi dapat dilaksanakan dengan; (1) pengembangan nilainilai agama dan moral; (2) pengembangan sosialemosional; (3) pengembangan bahasa; (4) pengembangan kognitif dan (5) pengembangan fisik. Gardner dalam Musfiroh (2009:1.3) mendefinisikan bahwa kecerdasan merupakan kemampuan yang memiliki tiga komponen yaitu: (1) kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam kehidupan nyata
sehari-hari; (2) kemampuan untuk menghasilkan persoalan-persoalan baru yang dihadapi untuk diselesaikan; (3) kemampuan untuk menciptakan sesuatu atau menawarkan jasa yang akan menimbulkan penghargaan dalam budaya seseorang. Konsep multiple intelligences dapat menyebutkan bahwa setiap anak memiliki minimal lebih dari satu kecerdasan yang dapat dikembangkan secara optimal. Menurut Gardner dalam Musfiroh (2009:1.12-1.22) menetapkan ada sembilan kecerdasan jamak yaitu; kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan musikal, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan naturalis, kecerdasan intrapersonal dan kecerdasan eksistensial. Pada lembaga pendidikan anak usia dini tidak semua kecerdasan jamak dapat dikembangkan secara optimal. Karena masih banyak para orang tua dan pendidik beranggapan bahwa proses belajar hanya berfokus pada kegiatan calistung saja. Sehingga dari anggapan seperti itu ada beberapa kecerdasan yang kurang dikembangkan secara optimal dalam pembelajaran anak usia dini, salah satunya adalah kecerdasan naturalis. Kecerdasan naturalis merupakan kemampuan untuk berinteraksi dengan alam. Selanjutnya menurut Armstrong (2013:7) menyatakan kecerdasan naturalis merupakan keahlian dalam mengenali dan mengklasifikasi berbagai spesies flora dan fauna dari sebuah lingkungan individu. Selain itu menurut Musfiroh (2009:8.3) komponen inti dalam kecerdasan naturalis antara lain: (1) kepekaan terhadap alam; (2) keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies; (3) mengenali eksistensi spesies lain dan (4) memetakan hubungan antara beberapa spesies. Anak yang cerdas dalam naturalis memiliki karakteristik suka melakukan kegiatan berkebun atau berada dilingkungan sekitar kebun, senang mengamati dan mencatat fenomena alam (Jamaris, 2006:146).
Penerapan Metode Proyek dalam Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Melalui Pembelajaran Berkebun Pada Anak Kelompok B1 PAUD Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu Wiwit Indyani/PAUD 2011/FKIP/Universitas Bengkulu
Berdasarkan pengamatan peneliti selama melakukan observasi awal pada semester ganjil, tahun ajaran 2014/2015 di PAUD Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu kelompok B1 menunjukkan bahwa kecerdasan naturalis anak masih belum berkembang. Hal ini terlihat kepakaan anak terhadap alam dari data awal hanya 5 orang dari 12 orang anak (41,6%) yang dapat menanam tanaman dengan benar, 3 orang dari 12 orang anak (25%)yang dapat merawat tanaman secara rutin dan 4 orang dari 12 orang anak (33,4) yang dapat mengenali dan membedakan tanaman. Kondisi ini disebabkan karena masih belum digunakan kegiatan yang tepat sesuai dengan tahap usia perkembangan, penggunaan metode pembelajaran yang kurang bervariatif dan selain itu juga pembelajaran yang di lakukan di kelas masih di dominasi oleh guru sehingga anak kurang diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuannya secara optimal. Berdasarkan permasalahan di atas, maka sangat diperlukan metode yang dapat mendorong keterlibatan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran yang berpusat pada anak dengan memberikan kesempatan untuk anak dapat mengeksplorasi diri di alam dan dapat menemukan sendiri konsep yang dipelajari sehingga selama mengikuti pembelajaran anak tidak merasa bosan dan jenuh. Banyak metode yang dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran, salah satunya metode pembelajaran yang dapat digunakan pada pendidikan anak usia dini yaitu metode proyek. Moeslichatoen (2004;137) menyatakan bahwa metode proyek merupakan salah satu pemberian pengalaman langsung dengan melakukan sebuah kegiatan yang menghadapkan anak dalam suatu permasalahan yang harus dipecahkan. Dalam pembelajaran anak usia dini metode proyek merupakan suatu strategi yang dapat mengembangkan prinsip belajar sambil bermain yang menjadikan anak sebagai pusat pembelajaran sehingga pengetahuan yang didapat anak ketika melakukan proyek akan mampu membuat anak mengingat pengalaman
tersebut, membangun pemahaman yang lebih mendalam, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan mendapatkan rasa bangga atas hal yang telah dilakukan (Katz dan Chart, 2009:2). Diharapkan dengan menggunakan metode proyek dapat mengubah cara belajar anak dari yang biasanya belajar tidak nyata diubah dengan memberikan kegiatan nyata kepada anak sehingga memberi ruang kebebasan berfikir kepada setiap anak sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan salah satunya dengan melakukan belajar yang dapat mengajak anak untuk menjadi seseorang yang memiliki jiwa ilmiah yaitu dengan belajar berkebun. Sutrisno (2005:89-91) berpendapat bahwa berkebun dalam pengertian di Indonesia biasanya memiliki sistem budidaya yang intensif dan tempat untuk menumbuhkan tanaman serta pengumpulan hasil panen. Berkebun dapat dikatakan juga sebagai suatu usaha pertanaman pohon atau tanaman produktif maupun tanaman non produktif secara monokultur untuk menghasilkan bahan pangan, selain itu juga belajar berkebun bagi anak terasa menyenangkan dikarena kegiatannya yang langsung bersentuhan dengan alam antara lain kegiatannya adalah membuat tumpukan tanah atau membuat lubang kecil kemudian memasukkan bibit tanaman kedalam lubang dengan menghadapkan posisi tunas keatas setelah itu menutup kembali lubang tersebut. Mengacu pada pendapat di atas peneliti memilih pembelajaran dengan menggunakan metode proyek melalui kegiatan berkebun yang dilakukan oleh semua anak untuk mendukung meningkatkan kecerdasan naturalis (naturalist intelligences) pada anak usia dini. Adapun aspek yang diamati yaitu: kepekaan terhadap alam. Berdasarkan latar belakang di atas dapat dikemukakan bahwa rumusan masalah secara umum pada penelitian ini yaitu: Apakah penerapan meode proyek melalui pembelajaran berkebun dapat meningkatkan kecerdasan naturalis anak kelompok B1 PAUD Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu?
Penerapan Metode Proyek dalam Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Melalui Pembelajaran Berkebun Pada Anak Kelompok B1 PAUD Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu Wiwit Indyani/PAUD 2011/FKIP/Universitas Bengkulu
Rancangan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang diperkenalkan oleh terdiri dari 4 kegiatan yang dilakukan yaitu: 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan dan 4) refleksi. (Arikunto,2011:16). Penelitian ini dilakukan di kelompok B1 PAUD Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu, yang berjumlah 12 orang, terdiri dari 4 orang laki-laki dan 8 orang perempuan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi. Sedangkan alat pengumpul data adalah lembar observasi anak dan lembar observasi guru. Teknik analisis data menggunakan uji rata-rata.
B. Pembahasan berkebun. Kegiatan berkebun dapat Kecerdasan naturalis merupakan salah menjadikan anak sebagai pribadi yang satu bagian dari Sembilan komponen pengamat, dapat menganalisis dan menarik kecerdasan jamak yang dikemukakan oleh kesimpulan dari kegiatan yang telah Gardner dalam teorinya tentang multiple intelligences. Menurut Fadillah (2012:201) dilakukan oleh dirinya sendiri. Oleh karena mengemukakan bahwa kecerdasan naturalis itu kegiatan yang dilakukan pada penelitian merupakan kemampuan yang berkaitan dalam ini adalah kegiatan berkebun dengan kepekaan terhadap alam, membedakan menerapkan konsep metode proyek yang yang spesies, mengenali keberadaan spesies lain menyenangkan dan dapat diterapkan pada dan memetakan hubungan antara spesies. anak usia dini sehingga anak tertarik dalam Sejalan dengan pendapat di atas, maka Suyadi mengikuti kegiatan. Kegiatan pada penelitian (2009:385) menyatakan perkembangan ini dilakukan bertahap dan berulang-ulang kecerdasan naturalis anak dimulai sejak anak dan dengan melakukan kegiatan berkebun lahir. Oleh Karena itu, kecerdasan naturalis untuk mengamati beberapa komponen anak yang telah dimiliki sejak lahir perlu kecerdasan naturalis yang diteliti. Sehingga dikembangkan secara optimal. pada saat melaksanakan pembelajaran Salah satu kegiatan pembelajaran yang dirancang konsep dimana anak sebagai dapat mengembangkan kecerdasan naturalis pembelajar aktif, melalui kegiatan penanaman yaitu melalui proses pembelajaran yang secara langsung. dilaksanakan dengan menggunakan metode Berdasarkan hasil penelitian yang yang berkesan, menarik, inovatif dan telah dilakukan selama 2 siklus untuk berkarakter ilmiah. Sejalan dengan itu meningkatkan kecerdasan naturalis dengan Sujiono dan Sujiono (2010:73) menerapkan metode proyek melalui mengemukakan bahwa pada dasarnya metode pembelajaran berkebun dengan subjek pembelajaran yang digunakan oleh guru harus penelitian anak kelompok B1 PAUD Dharma menarik perhatian anak sehingga anak tertarik Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu untuk ikut serta dalam kegiatan yang telah didapatkan hasil belajar pada aspek kepekaan dirancang oleh guru. Salah satu metode yang terhadap alam masih dalam kriteria kurang. pembelajaran yang dapat mengaktifkan Siklus I pertemuan pertama semangat anak dalam mengikuti kegiatan menunjukkan bahwa kepekaan anak pada saat belajar adalah metode proyek. Moeslichatoen kegiatan berkebun masih rendah. Beberapa (2004;137) berpendapat bahwa metode kelemahan yang dialami oleh anak yaitu: (1) proyek merupakan salah satu cara untuk anak terlihat belum terlibat sendiri dalam mengembangkan cara belajar siswa aktif. melakukan tahapan penanaman; (2) anak Metode proyek dapat menyertakan kegiatan belum melakukan kegiatan yang sesuai yang menjurus kepada konsep sainstifik yaitu dengan perintah yang dicontohkan oleh guru; Penerapan Metode Proyek dalam Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Melalui Pembelajaran Berkebun Pada Anak Kelompok B1 PAUD Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu Wiwit Indyani/PAUD 2011/FKIP/Universitas Bengkulu
(3) anak masih belum mengerti untuk menggunakan alat yang digunakan selama penanaman; (4) rendahnya kepedulian anak dalam merawat tanaman yang telah ditanam. Hal tersebut terjadi karena anak-anak baru permulaan melakukan kegiatan berkebun sehingga anak masih ragu dalam melakukan kegiatan. Jika dilihat dari hasil ketuntasan belajar pada aspek kepekaan terhadap alam mendapatkan kriteria cukup dan belum mencapai kriteria ketuntasan. Menindak lanjuti kelemahan tersebut peneliti dan teman sejawat memberikan rekomendasi antara lain yaitu: (1) peneliti memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan tahapan penanaman dengan terlibat langsung pada saat penanaman; (2) peneliti memberikan contoh yang lebih nyata kepada anak dengan memperlihatkan langsung cara melakukan penanaman yang benar; (3) peneliti member pemahaman tentang cara penggunaan alat yang digunakan selama melakukan penanaman; (4) peneliti menumbuhkan rasa kepedulian yang tinggi pada anak dalam merawat tanaman dengan cara menginggatkan anak untuk merawat tanaman yang ditanam agar dapat terlihat subur. Siklus II pembelajaran untuk meningkatkan kecerdasan naturalis melalui pembelajaran berkebun mengalami peningkatan yang dapat dilihat dari keberhasilan belajar anak yang sudah mencapai kriteria baik dan sangat baik pada aspek kecerdasan naturalis yang diamati. Anak pada pertemuan kedua ini sudah dapat melakukan kegiatan menanam tanaman secara sendiri tidak harus dibantu oleh guru, anak merasa antusias dan nyaman selama mengikuti kegiatan berkebun, dan anak merasa senang ketika melihat tanaman bunga yang ditanam dapat tumbuh dengan subur dan berbunga. Setelah kekurangan-kekurangan tersebut diperbaiki pada siklus kedua, sehingga terjadi peningkatan dalam komponen kepekaan yang diteliti. Secara klasikal tingkat keberhasilan mencapai 84,6% dengan kriteria Baik. Hal ini dikarenakan anak telah mencapai indikator keberhasilan
baik, meskipun dengan nilai yang berbedabeda. Hasil penelitian tentang kecerdasan naturalis anak pada siklus I sebesar 3,48 dengan kriteria cukup dengan ketuntasan belajar anak mencapai 69,6 % belum mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan oleh peneliti. Sehingga perlu diperbaiki pada siklus selanjutnya yaitu siklus II sebesar 4,23 dengan kriteria baik dan ketuntasan belajar anak mencapai 84,6%. Berdasarkan pembahsan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan metode proyek melalui pembelajaran berkebun dapat meningkatkan kecerdasan naturalis. Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat mengembangkan kecerdasan naturalis pada anak usia dini yaitu melalui pembelajaran yang menyenangkan dengan menerapkan metode pembelajaran yang menarik dan inovatif salah satunya dengan menerapkan metode proyek. Metode proyek dalam pembelajaran anak usia dini merupakan suatu strategi yang dapat mengembangkan prinsip belajar sambil bermain yang menjadikan anak sebagai pusat pembelajaran sehingga pengetahuan yang didapat anak ketika melakukan proyek akan mampu membuat anak mengingat pengalaman tersebut, membangun pemahaman yang lebih mendalam, menumbuhkan rasa ingin tahu, dan mendapatkan rasa bangga atas hal yang telah dilakukan (Katz dan Chart, 2009:2). Hal tersebut sependapat dengan Yamin dan Jamilah, (2010:287) Kemampuan naturalis anak dapat tereksplorasi bila anak berhadapan langsung dengan kegiatan yang mampu memberikan stimulasi terhadap alam antara lain melalui berkebun sederhana, bercocok tanam, dan mengamati fenomena alam. Selain itu bahwa kecerdasan naturalis dapat diwujudkan dalam kegiatan penanaman. Menurut Roestiyah (2001:82) sesuai dengan keunggulan kegiatan penanaman yaitu melaksanakan proses penanaman disamping anak memperoleh pengetahuan juga menumbuhkan rasa kepedulian seseorang terhadap alam.
Penerapan Metode Proyek dalam Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Melalui Pembelajaran Berkebun Pada Anak Kelompok B1 PAUD Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu Wiwit Indyani/PAUD 2011/FKIP/Universitas Bengkulu
C. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dari pembahasan yang telah diuraikan dapat disimpulkan bahwa secara umum dengan penerapan metode proyek melalui pembelajaran berkebun dapat meningkatkan kecerdasan naturalis anak dapat meningkatkan komponen kecerdasan naturalis hal ini terbukti dengan hasil analisis pada siklus 1
ketuntasan belajar klasikal anak mendapat persentase 69,6% sedangkan pada siklus 2 ketuntasan belajar klasikal anak meningkat dengan persentase 84,6% dan dari hasil uji rata-rata ketuntasan anak secara klasikal didapatkan nilai rata-rata 4,23 dengan kriteria baik.
Daftar Pustaka Abdillah. 2006. Tanaman sayur-sayuran. Jakarta: Azka Mulia Media Aqib,
Zainal. 2014. Penelitian Bandung: Yrama Widya
Tindakan
Kelas
untuk
guru
SD,
SLB,
dan
TK.
Arikunto, Suharsimi. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi aksara Armstrong, Thomas. 2013. Kecerdasan Multiple di dalam Kelas. Jakarta: Indeks Aryani, Eka. 2014. Penerapan Metode Proyek Untuk Mengembangkan Kognitif Anak Dalam Hal Mengenal Konsep Bentuk, Warna, dan Pola Di Kelompok B2 PAUD Pertiwi Kota Bengkulu. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Bengkulu. Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Sisidiknas. Jakarta: Diknas Elen. 2012. Upaya Mengembangkan Kecerdasan Naturalis Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek Di TK Hosanna Desa Peria-Ria Kec. Sibiru-Biru Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Medan. Fadillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Jogjakarta: AR-Ruzz Media Haryono. 2013. Metode Pembelajaran Anak Usia Prasekolah. Jakarta: PT: Pustaka Dwi Karya Isjoni. 2009. Model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Alfabeta Jamaris, Martini. 2006. Perkembangan dan Pengembangan Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Kemendiknas. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 58 Tahun 2009. Kurikulum PAUD 2010 Katz dan Chart. 2009. Metode Pembelajaran. Yogjakarta: Gramedia Khamdi. 2007. Metode –Metode dalam belajar. Jakarta: Grafindo Misbah, Fariz. 2008. Ayo Berkebun. Jakarta: PT Kiara Afiliani Moeslichatoen R. 2004. Metode Pengajaran di Taman Kanak- Kanak. Jakarta: Rineka Cipta Muhammad, As’adi. 2010. Panduan Praktis Stimulasi Otak Anak. Yogyakarta: Diva Pess Musfiroh Takdirotun. 2009. Materi Pokok Pengembangan Kecerdasan Majemuk. Jakarta: Universitas Terbuka
Jurnal Skripsi S1 PG-PAUD Universitas Bengkulu
Prasetyo, Reza dan Yeni Andriani. 2009. Multiply Your Multiple Intelligences. Yogyakarta: Andi Quin. 2009. Perencanaan Pengajaran Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Rineka Cipta Rahman, Hibana S. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Grafindo Litera Media Ranggiansaka. 2011. Konsep Kecerdasan Anak. Jakarta: Grafindo Safaria, Aan T. 2010. Mengembangkan Kecerdasan Anak. Yogyakarta: Pohon Cahaya Santrock, Jhon W.2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanikas Subinarto. 2005. Pengembangan Kecerdasan Anak Usia Prasekolah. Jakarta: Tri Bumi Sudjana, Nana.2005. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sujiono, Yuliani Nurani. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: PT. Indeks. Sujiono, Yuliani Nurani. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks Sutrisno. 2005. Pengenalan Lingkungan Alam Sekitar Sebagai Sumber Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Suyadi. 2009. Anak Yang Menakjubkan. Jogjakarta: DIVA Press Yamin, Martinus, & Jamilah Sabri Sanan. 2010. Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:Gadung Persada
Penerapan Metode Proyek dalam Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Melalui Pembelajaran Berkebun Pada Anak Kelompok B1 PAUD Dharma Wanita Persatuan Provinsi Bengkulu Wiwit Indyani/PAUD 2011/FKIP/Universitas Bengkulu