Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DALAM PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN ILMIAH DI KELAS X MAN 2 PROBOLINGGO Dra. Sulastri MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 PROBOLINGGO ABSTRAK; Pelaksanaan Kurikulum 2013 mengimplementasikan pendekatan Ilmiah/ pendekatan Saintifik (Scientifict Approach). Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi kegiatan observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar), experimenting (mencoba), networking (mengkomunikasikan). Beberapa model pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifik/ilmiah, antara lain: (1) Problem Based Learning; (2) Project Based Learning; (3) Inkuiri/Inkuiri Sosial; dan (4) Group Investigation (GI). Metode GI dapat diimplementasikan pada pembelajaran yang berhubungan dengan hal-hal penguasaan, analisis, dan mensintesis informasi sehubungan dengan upaya-upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi aspek.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif berdasarkan data empiris proses pembelajaran dan didukung dengan informasi dari berbagai sumber. Tujuan Penelitian ini untuk; (1) Mendeskripsikan implementasi Model Pembelajaran Group Investigation, (2) Menjelaskan model pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan ketrampilan ilmiah siswa. Hasil analisis pada keterlaksanaan pembelajaran mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup kelas X MAN 2 Probolinggo menunjukkan bahwa skor keterlaksanaan pembelajaran termasuk pada kriteria baik. Keefektifan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran GI ditunjukkan dari ketuntasan klasikal hasil belajar peserta didik pada aspek pengetahuan, sikap dan ketrampilan investigasi yang melebihi 80%. Saran pembelaajaran lebih lanjut: (1) melaksanakan uji coba lapangan pada mata pelajaran lain yang sesuai untuk mengetahui efektifitas dan pengaruh model pembelajaran GI terhadap hasil belajar, (2) melaksanakan model pembelajaran GI atau lainnya dengan mempertimbangakan pendekatan saintifik dan sintak dengan tertib untuk mengetahui ketercapaian kompetensi peserta didik, (3) mengembangkan instrumen penilaian terhadap proses belajar peserta didik sehingga pembelajaran lebih bermakna. Kata Kunci: Group Investigation, Pendekatan Saintifik, Keterampilan Ilmiah
Dra. Sulastri
PENDAHULUAN Landasan Pelaksanaan kurikulum 2013 berdasarkan Inpres nomor 1 tahun 2010 yaitu tentang percepatan pelaksanaan prioritas pembangunan Nasional dengan penyempurnaan kurikulum berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa. Implementasi Kurikulum 2013 diawali di sekolah-sekolah yang ditentukan di setiap kota/ kabupaten. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang perlunya proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan saintifik/ilmiah. Penerapan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran menuntut adanya perubahan pengaturan dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran konvensional. Pendekatan ilmiah dalam proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran meliputi kegiatan observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar), experimenting (mencoba), networking (mengkomunikasikan). Beberapa model pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifik/ilmiah, antara lain: (1) Problem Based Learning; (2) Project Based Learning; (3) Inkuiri/Inkuiri Sosial; dan (4) Group Investigationdan lain-lain (Sudrajad, 2013). Model-model ini berusaha membelajarkan siswa untuk mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari solusi atau menguji jawaban sementara atas suatu masalah/pertanyaan dengan melakukan penyelidikan (menemukan faktafakta melalui penginderaan), pada akhirnya dapat menarik kesimpulan dan menyajikannya secara lisan maupun tulisan. Model pembelajaran Group Investigation (GI) dikembangkan oleh John Dewey telah diperbaharui oleh S. Sharan dan Y. Sharan membangun komunikasi dan interaksi kooperatif di antara teman sekelas dan kelompok kecil (Slavin, 2005). Metode GI dapat diimplementasikan pada pembelajaran yang berhubungan dengan hal-hal penguasaan, analisis, dan mensintesis informasi sehubungan dengan upaya-upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi aspek. Pendekatan saintifik melalui model pembelajaran GI relevan dengan proses pembelajaran Sekolah Menengah. Kesesuaian tersebut terletak pada penekanan kegiatan pembelajarannya, yaitu pembelajaran berpusat pada siswa, belajar dengan melakukan, mengembangkan kemampuan sosial, mengembangkan keingintahuan siswa untuk belajar, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah, mengembangkan kreatifitas dan aktivitas belajar siswa, mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi serta dapat menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik (BSNP, 2006).
230
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation
Salah satu kendala pelaksanaan model pembelajaran adalah pembelajaran yang berorientasi pada hasil belajar dengan mengesampingkan proses belajar, sehingga pelaksanaan model belajar kurang optimal. Berdasarkan pemikiran diatas, maka akan dipaparkan tentang implementasi model pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan ketrampilan ilmiah. KAJIAN PUSTAKA Pendekatan Ilmiah Pembelajaran merupakan proses ilmiah, maka pada kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai sarana perkembangan dan pengembangan ranah sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas“ menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas: mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Keterampilandiperoleh melalui aktivitas“ mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Ranah sikap mengarahkan peserta didik agar “tahu mengapa”. Ranah pengetahuan mengarahkan peserta didik “tahu apa”, sedangkan ranah ketrampilan mengarahkan peserta didik agar siswa “tahu bagaimana”. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik(soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan(Sudrajad, 2013)
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
231
Dra. Sulastri
Model Pembelajaran Group Investigation Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet maupun melakukan pengamatan. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menurut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran (Slavin, 2005). Dalam model Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau Inquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Winaputra, 2001:75). Penelitian disini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok siswa saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melalui proses saling beragumentasi. Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation menurut Slavin, 2005 meliputi: tahap 1) Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok, tahap 2) merencanakan tugas yang akan dipelajari, tahap 3) melaksanakan Investigasi, tahap 4) menyiapkan laporan akhir, tahap 5) mempresentasikan laporan akhir, dan tahap 6) Evaluasi. Keterampilan Ilmiah Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 lampiran IV tentang implementasi kurikulum menjelaskan proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific approach) terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan belajar dan keterampilan ilmiah sebagaimana tercantum dalam Tabel 2.1.
232
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation
Tabel 2.1: Keterkaitan antara langkah Pembelajaran dengan Kegiatan Belajar dan maknanya Langkah Kegiatan Pembelajaran Pembelajaran
Kompetensi yang Dikembangkan
Mengamati
Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat)
Melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi
Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan bersifat hipotetik)
Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat
Mengumpulk an informasi/ek sperimen
Melakukan eksperimen
Mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, Membaca sumber lain menghargai pendapat selain buku teks orang lain, kemampuan Mengamati objek/kejadian berkomunikasi, menerapkan Aktivitas mengumpulkan informasi Wawancaradengan melalui berbagai cara yang narasumber dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar sepanjang hayat.
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
233
Dra. Sulastri
Mengasosiasik an/ mengolah informasi
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/ eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengumpulkan informasi Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang menambah keluasan kedalaman sampai pada pengolahan informasi yang mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai pada yang bertentangan
Mengkomunik asikan
Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.
Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan
Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.
Sumber: Permendikbud nomor 81 A tahun 2013 METODE PENELITIAN Metode penelitian dan penulisan adalah deskriptif, yaitu mendiskripsikan rencana, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran lingkungan hidup dengan penerapan model pembelajaran Group Investigation. meliputi tahap: analisis konsep materi pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran dan pemilihan pendekatan pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsep-konsep utama yang akan diajarkan, disusun secara sistematis dalam bentuk peta konsep untuk memunculkan konsep-konsep dasar yang diharapkan dikuasai
234
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation
oleh peserta didik. Perumusan tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran, mencakup aspek pengetahuan, sikap dan kemampuan investigasi siswa. Perumusan tujuan disusun berdasarkan kompetensi matapelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup, pada materi lingkungan hidup kota Probolinggo. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan saintifik melalui model pembelajaran Group Investigation. Pembelajaran ini diharapkan mampu membelajarkan siswa untuk memecahkan masalah terkait konsep-konsep dalam materi Lingkungan Hidup Kota Probolinggo. Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data Data yang diperoleh terdiri atas dua jenis, yaitu data kualitatif yang berupa komentar, saran dan masukan dari subjek uji coba, dan data kuantitatif, berupa skor hasil penilaian terhadap pembelajaran. Data tersebut dianalisis untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran dan implementasi model pembelajaran GI. Rangkuman instrumen yang digunakan ini dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Instrumen Pengumpulan Data Aspek yang dinilai
Instrumen yang digunakan
Subyek Uji Coba
Keterangan
Guru, peserta didik
kualitatif
Soal Tes
Peserta Didik
kuantitatif
Angket persepsi
Peserta didik
kualitatif
Keterlaksanaan Lembar observasi Pembelajaran
Analisis data skor observasi dan persepsi terhadap keterlaksanaan pembelajaran dengan skor 1-4 dan skor rata-rata dianalisis berdasaran tabel 3.2 Tabel 3. 2 Kriteria Tingkat Kelayakan dan Revisi Produk Skor
Keterangan
3,26 – 4
Sangat layak, tidak perlu di revisi
2,51 – 3,25
Layak, tidak perlu di revisi
1,76 – 2,50
Kurang layak perlu direvisi
1,00 – 1,75
Sangat tidak, layak, perlu direvisi
Sumber: Adnyana, 2004 dalam Rusman, 2012
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
235
Dra. Sulastri
PEMBAHASAN Implementasi Model pembelajaran Group Investigation (GI) Implementasi model pembelajaran GI meliputi analisis konsep materi pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran dan pemilihan pendekatan pembelajaran, keterlaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang kesemuanya terangkum dalam silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagimana ditampilkan dalam lampiran 1. Secara umum langkah-langkah pembelajaran GI (diambil dari langkah pembelajaran pada salah satu RPP) sebagai berikut: Tabel 4.1: Langkah-langkah pembelajaran GI (RPP Pertemuan ke-5) NO
KEGIATAN
1.
PENDAHULUAN (5’) 1. GuruMemberi salam, dilajutkan dengan do’a dipandu salah satu siswa, selanjutnya guru menanyakan “Apakah kalian sudah siap belajar hari ini?” 2. Guru memberi kesempatan pada salah satu siswa untuk menjelaskan hasil observasi karakteristik pantai yang sudah dilakukan.
2.
KEGIATAN INTI (70’) Pembentukan Kelompok dan Pemilihan Topik 1. Kelompok siswa melaporkandata hasilobservasipantaimasingmasingkelompoksesuaiperspektif /topik yang sudah dilakukan sebelum pertemuan kali ini dengan pengamatan (observasi) dan wawancara meliputi permasalahan:
Alam/ Nature (kelompok 1)
Ekonomi (kelompok 2)
Sosial (kelompok 3)
Kesejahteraan (kelompok 4)
Investigasi Kelompok Kelompok siswa menyusun laporan hasil observasi sesuai dengan topik dalam bentuk majalah dinding .Guru mendampingi siswa dalam menyusun majalah dinding sesuai tugas kelompok
236
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation
Komunikasi Kelompok 1. Kelompok siswa melakukan presentasi kelompok yang ditanggapi oleh kelompok lain dengan mengajukan pertanyaan 2. Siswa menyimpulkan hasil diskusi. 3. Guru memberikan penguatan hasil diskusi PENUTUP (5’) 1. Guru memberikan arahan untuk pertemuan berikutnya. Dalam arahan ini guru mengintruksikan pada siswa secarakelompokuntuk mempelajari materi ekosistem mangrove. 2. Guru memberi salam Berdasarkan RPP sebagai dasar pelaksanaan pembelajaran terlihat tahap-tahap GI dan menunjukkan ciri pendekatan saintitk yaitu observing (mengamati pantai), questioning (menanya dengan melakukan wawancara), associating (menalar dalam menyusun laporan), experimenting (mencoba dengan mengamati lokasi pantai dan kejadian di lokasi) networking (mengkomunikasikan hasil pengamatan dalam diskusi kelas). Selain itu, pelaksanaan pembelajaran sesuai RPP tersebut sesuai dengan proses pembelajaran di sekolah menengah berbasis constructivisme yaitu pembelajaran berpusat pada siswa (student centered), belajar dengan melakukan, mengembangkan kemampuan sosial, mengembangkan keingintahuan siswa untuk belajar, mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving), mengembangkan kreatifitas dan aktivitas belajar siswa, mengembangkan kemampuan menggunakan ilmu dan teknologi. Keterlaksanaan Pembelajaran Data keterlaksanaan pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup kelas X MAN 2 Probolinggo diperoleh dari hasil pengamatan terhadap tiga aspek kegiatan dalam pembelajaran (kegiatan: pendahuluan, inti, dan penutup) sebagaimana yang telah direncanakan dalam RPP. Pengamatan dilakukan oleh seorang observer (guru mata pelajaran PLH) dengan mengamati keterlaksanaan/kemunculan indikator –indikator dalam sintaks Group Investigation Data ini diambil dari pembelajaran yang dilaksanakan pada Pebruari 2014. Rangkuman data observasi keterlaksanaan pembelajaran disajikan pada tabel 4.2
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
237
Dra. Sulastri
Tabel 4. 2Rangkuman Data Keterlaksanaan Pembelajaran NO
Butir Pernyataan
Skor Rata-rata Oleh Guru
1.
Kegiatan Awal
4
2.
Kegiatan Inti
3,7
3.
Kegiatan Penutup
3,9
Rata-rata
3,9
Sumber: Lampiran 5 (Lembar Obsevasi Keterlaksanaan Pembelajaran) Jumlah rata-rata skor keterlaksanaan pembelajaran dari yang dilaksanakan sebesar 3,9. Berdasarkan tabel kriteria keterlaksanaan pembelajaran (Tabel 3.2), maka nilai tersebut berada pada kisaran 3,26-4, maka termasuk pada kriteria pembelajaran terlaksana dengan sangat baik. Hasil Belajar Peserta Didik Data hasil belajar peserta didik diperoleh dari hasil tes pada akhir pembelajaran materi Lingkungan Hidup Kota Probolinggo dengan menggunakan instrumen penilaian yang telah dikembangkan, yaitu instrumen tes pengetahuan, tes ketrampilan, dan angket skala sikap. Analisis rangkuman data hasil belajar peserta didik berturut-turut disajikan pada Tabel 4.3 4.4; dan 4.5. Data nilai hasil belajar peserta didik terhadap materi Lingkungan Hidup kota Probolinggo selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui keefektifan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Hasil analisis ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pelaksanaan tahap pengembangan selanjutnya. Hasil tes Pengetahuan, Sikap dan Ketrampilan Tabel 4. 3 Rangkuman Data Nilai Tes Pengetahuan Peserta Didik No
Nilai Hasil Belajar
Keterangan
Frekuensi
%
1
≥ 75
Tuntas
10
91
2
˂ 75
Tidak Tuntas
1
9
11
100
Total
Sumber: Lampiran 4 (Data nilai tes pengetahuan materi Lingkungan Hidup Kota Probolinggo)
238
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation
Tabel 4. 4 Rangkuman Data Nilai Skala Sikap Peserta Didik No
Kriteria Sikap (Nilai)
Frekuensi
%
1
Sangat Baik (80-100)
9
81,8
2
Baik (66-79)
2
18,2
3
Cukup (56-65)
0
0
4
Kurang (45-55)
0
0
5
Sangat Kurang (0-44)
0
0
Total
32
100
Sumber: Lampiran 5 (Data nilai skala sikap materi Lingkungan Hidup Kota Probolinggo) Tabel 4. 5 Rangkuman Data Nilai Tes Ketrampilan (Investigasi dan Produk) No
Nilai Hasil Belajar
Keterangan
Frekuensi
%
1
≥ 15
Tuntas
11
100
2
˂ 15
Tidak Tuntas
0
0
32
100
Total
Sumber: Lampiran 18 (Data Nilai Tes Ketrampilan Investigasi dan Produk) Berdasarkan data tes pengetahuan diketahui bahwa 91 % siswa mendapat nialai tuntas (diatas 77) dan 9% mendapat nilai tidak tuntas (75). Data penilaian sikap, diketahui bahwa 81,8% siswa menunjukkan sikap sangat baik dan 18,2% bersikap baik meliputi sikap jujur, teliti, tanggung jawab, ramah lingkungan dan bekerjasama. Siswa bisa melaksanakan pembelajaran berbasis Group Investigasi dengan tanggung jawab, melaporkan hasil investigasi dengan jujur, teliti, bersikap ramah lingkungan dalam menyusun majalah dinding. Secara umum siswa bekerjasama dengan kelompoknya maupun siswa lainnya. Datanilai hasil tes keterampilan investigasi dan produk hasil investigasi 100% tuntas secara individu atau mendapat nilai hasil belajar diatas 75. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran GI efektif dalam mencapai hasil belajar ketrampilan investigasipeserta didik karena telah mencapai kriteria ketuntasan klasikal yaitu lebih dari 80%. Ketrampilan yang dinilai meliputi: melaksanakan pengamatan, menyusun laporan pengamatan, mempresentasikan hasil pengamatan, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
239
Dra. Sulastri
Data persepsi peserta didik juga menghasilkan data kualitatif berupa catatan/komentar tentang pembelajaran yaitu: pembelajaran menyenangkan karena mengamati pada lokasi sesungguhnya, sumber informasi yang kurang banyak karena tidak ada buku paket, tapi bisa dilengkapi dengan mencari sendiri informasi misalnya harus wawancara dan melatih peserta didik untuk terampil berdiskusi (menjelaskan hasil pengamatan dan menjawab pertanyaan) PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian dan analisis data penelitian Implementasi model pembelajaran Group Investigation dalam pendekatan Saintifik dapat disimpulkan: 1. Model pembelajaran Group Investigation (GI) relevan dengan pendekatan saintifik karena dapat memfasilitasi peserta didik dalam keterampilan ilmiah: mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan hasil investigasi. 2. Implementasi model pembelajaran Group Investigation (GI) pada mata pelajaran Pendidikan Lingkungan hidup materi Lingkungan Hidup kota Probolinggo dapat mengakomodasi kompetensi siswa yaitu pengetahuan (91 % tuntas), sikap (81,8% sangat baik dan 18,2% baik) serta keterampilan (100% tuntas). Saran Model pembelajaran Group Investigation dapat dilaksanakan oleh guru mata pelajaran lainnya dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut: 1. Melaksanakan uji coba lapangan pada mata pelajaran lain yang sesuai untuk mengetahui efektifitas dan pengaruh model pembelajaran GI terhadap hasil belajar. 2. Melaksanakan model pembelajaran GI atau lainnya dengan mempertimbangkan pendekatan saintifik dan sintak dengan tertib untuk mengetahui ketercapaian kompetensi peserta didik, 3. Mengembangkan instrumen penilaian terhadap proses belajar peserta didik sehingga pembelajaran lebih bermakna 4. Madrasah hendaknya memberikan fasilitas kepada para guru untuk mengembangkan diri mengimplementasikan model pembelajaran
240
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
Implementasi Model Pembelajaran Group Investigation
DAFTAR PUSTAKA BSNP, 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Greenstein, L, 2012, Assessing Skills, Corwin, California Permendikbud no 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Permendikbud no 81Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013 Rusman, 2012. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Slavin, E.R. 2005. Cooperative Learning. Terjemahan oleh Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media Sudrajad, A (2009). Strategi Pembelajaran Kooperatif Metode Group Investigation, (online) (http://akhmadsudrajad.wordpress.com) diakses tanggal 26 Mei 2013 Thiagarajan, S, 1978, The Instructional Design Library, educational Technology Publications Englewood Cliffs, New Jaersey, USA Tim BLH kota Probolinggo. 2012. Status Lingkungan Hidup Kota Probolinggo. Tidak dipublikasikan Tim Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian, Universitas Negeri Malang. 2008, Kurikulum Muatan Lokal Pendidikan Lingkungan Hidup untuk SMP – SMA dan Sederajat di Kota Probolinggo Utomo, Y, Rohman, F.2010. Pendidikan Lingkungan Hidup untuk Sekolah Menengah, Puslit LH, Universitas Negeri Malang bekerjasama dengan BLH Jawa Timur Zubaidah, S. 2010. Pembelajaran Kolaboratif dan Group Investigation (Sebagai Salah Satu Teknik Pembelajaran Kolaboratif). Seminar Nasional Pembelajaran Biologi di Universitas Islam Riau, 12 Juni 2010 dengan Tema “Pengembangan Kemampuan Profesionalisme Guru melalui Pembelajaran Inovatif”.
Jurnal Review Pendidikan Islam Volume 01, Nomor 02, Desember 2014
241