Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 56 - 60
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR SHOOTING SEPAKBOLA (Studi pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri) Bijak Adhi Suroyo Mahasiswa S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya,
[email protected]
Sasminta Christina Yuli Hartati Dosen S-1 Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak Model pembelajaran adalah salah satu kunci keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam penyampaian materi guru dapat menempuh berbagai pendekatan atau model pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik memperoleh pemahaman dan informasi yang terserap lebih baik sehingga proses belajar bisa dilakukan secara maksimal. Model pembelajaran yang dipilih harus harus sesuai dengan kondisi sekolah dan kemampuan siswa secara menyeluruh. Untuk itu diberikan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang tersebut. Pemberian inovasi pembelajaran yang dimaksud adalah pemberian model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran shooting sepakbola. Diharapkan dengan pemberian model ini akan menunjukkan hasil belajar yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar shooting sepakbola. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 62 siswa, yang terdiri dari 31 siswa kelas VIII F sebagai kelompok eksperimen dan 31 siswa kelas VIII D sebagai kelompok kontrol. Dari hasil perhitungan statistik dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar shooting sepakbola yang dibuktikan dari nilai t (4,488) > t (2,042) dengan taraf signifikan 0,05. Sedangkan besar pengaruhnya diketahui sebesar 30,13%. Kata kunci: Pembelajaran kooperatif tipe STAD, shooting sepakbola, hasil belajar
Abstract Learning model is one of the keys to success in teaching and learning activities. In the presentation the teacher can take a variety of approaches or learning model that aims to make the students gain an understanding and better absorbed information so that the learning process can be done optimally. Learning model chosen should have to conform to the conditions of the school and the student's ability as a whole. For it is given the appropriate learning innovation with the background. Provision of learning innovation in question is the provision of cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) in the learning of shooting football. Expected with this model provision would indicate that maximum learning outcomes. This study aimed to determine the effect of cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) on learning outcomes of shooting football. This research is descriptive quantitative approach to experiment with. The sample in this study amounted to 62 students, which consisted of 31 students of class VIII F as the experimental group and 31 students of class VIII D as a control group. From the results of statistical calculations it can be concluded that there is a significant effect of cooperative learning model Student Teams Achievement Division (STAD) on learning outcomes as evidenced shooting football from t_hitung value (4.488)> t〗〖_tabel (2.042) with a significance level of 0.05. While the greatest effect is found to be 30.13%. Keywords: STAD Cooperative Learning, Shooting Football, Learning Outcomes
56
ISSN : 2338-798X
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
PENDAHULUAN Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Sagala, 2012: 1).Maju mundurnya suatu negara juga dapat dipengaruhi oleh pendidikan, dimana seorang individu tidak akan berkembang tanpa adanya suatu pendidikan pada dirinya. Pendidikan pada umumnya memiliki tujuan yang sama yaitu untuk membentuk individu agar memiliki kompetensi baik tingkat intelegensi maupun sikap dan perilakunya. Pendidikan jasmani juga bertujuan ikut membantu meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yang menekankan pada pembinaan perilaku hidup sehat, dengan menganut prinsip pendidikan melalui jasmani. Menurut SK Menpora Nomor 053 A/MENPORA/1994 (dalam Nurhasan, 2005 :2) “Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pembentukan watak.” Pendidikan jasmani mempunyai tujuan mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, tanggung jawab, untuk rekreasi, dan juga untuk pengembangan prestasi dalam cabang olahraga tertentu. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja, tetapi guru juga dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran. Dalam penyampaian materi guru dapat menempuh berbagai pendekatan atau model pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik memperoleh pemahaman dan informasi yang terserap lebih baik sehingga proses belajar bisa dilakukan secara maksimal. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani salah satu materi yang masuk dalam kurikulum penjas adalah Sepakbola, Sedangkan meteri yang ada di dalam sepakbola salah satunya adalah shooting. Dalam permainan sepakbola mempunnyai tujuan adalah mencetak gol dan salah satu caranya dengan melakukan shooting ke gawang lawan. Menurut Mielke (2007: 67) “Seorang pemain harus menguasai keterampilan dasar menendang bola dan selanjutnya mengembangkan sederetan teknik shooting dan mencetak gol dari berbagai posisi di lapangan.”
Berdasarkan beberapa kali observasi yang dilakukan peneliti, pembelajaran penjas di SMP Negeri 1 Kediri kurang efektif karena model pembelajaran yang digunakan bersifat monoton serta kurang memperhatikan kemampuan individu siswa, padahal kemampuan setiap individu siswa belum tentu sama. SMP Negeri 1 Kediri adalah sekolah yang memiliki siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda yaitu latar belakang sosial, tingkat prestasi dan kemampuan setiap individu . Sehingga memerlukan inovasi pembelajaran yang sesuai, agar hasil pembelajaran penjas dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Untuk itu diberikan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan latar belakang tersebut. Pemberian inovasi pembelajaran yang dimaksud adalah pemberian model pembelajaran kooperatif. Diharapkan dengan pemberian model ini akan menunjukkan hasil belajar yang maksimal. Sesuai dengan penjelasan di atas maka pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan latar belakang siswa yang ada adalah tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa secara penuh dalam kelompok, dan siswa sebagai subyek belajar yang mana berperan aktif disetiap proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin dan suku. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar shooting sepakbola pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri.” Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif. Menurut Trianto (2007: 52) ” Pembelajaran kooperatif tipe STAD model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok ”.
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive
57
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 56 - 60
Model pembelajaran kooperatif STAD, bertujuan untuk mengimplementasikan apa yang dilihat, didengar serta memberi kesempatan untuk menyampaikan gagasan atau ide, bertanya, melakukan diskusi ataupun mengemukakan pendapat dengan anggota kelompoknya sehingga diharapkan mampu membangun atau mengkonstruksi pengetahuannya sendiri di bawah bimbingan guru. Dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepakbola adalah melakukan shooting ke gawang. Seorang pemain harus menguasai keterampilan dasar menendang bola dan selanjutnya mengembangkan sederetan teknik shooting yang memungkinkan untuk untuk melakukan tendangan shooting dan mencetak gol dari berbagai posisi di lapangan Mielke (2007: 67). Jadi pengertian shooting adalah menendang bola, menggerakkan salah satu kaki dikenakan pada bola agar bergerak ke arah sasaran yang dituju. Teknik menendang bola merupakan teknik dasar yang utama dalam permainan sepakbola, oleh karena itu harus dikuasai oleh setiap pemain. METODE Jenis penelitian ini yaitu jenis penelitian eksperimen dengan pendekatan deskriptif-kuantitatif, karena untuk mengetahui sejauh mana perbedaan yang terjadi pada variabel terikat betul-betul disebabkan oleh (perlakuan) yang diberikan. Penelitian eksperimen dicirikan 4 hal, yaitu, (1) adanya perlakuan, (2) randomisasi, (3) adanya kelompok kontrol, dan (4) adanya ukuran keberhasilan. Apabila suatu penelitian eksperimen memenuhi keempat hal di atas, maka dapat dikatakan eksperimen murni (true experiment). Dalam penelitian ini menggunakan Randomized Control Group PretestPosttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri tahun ajaran 2012/2013 yang terdiri dari 9 kelas dengan jumlah keseluruhan 270 siswa. Sedangkan sampelnya ialah 31 siswa sebagai kelompok eksperimen dan 31 siswa sebagai kelompok kontrol dengan teknik cluster random sampling.Instrumen yang digunakan adalah tes kognitif, afektif dan psikomotor. Tes kognitif berupa 20 pertanyaan tentang shooting sepakbola, tes afektif adalah penilaian yang dimiliki peserta didik setelah mempelajari obyek ajar, Jadi secara umun hasil belajar berupa kecakapan afektif berkaitan dengan sikap, tingkah laku, minat, emosi, motivasi, kerjasama dan koordinasi. Pengamatan dalam penelitian ini dilakukan
58
selama proses pembalajaran shooting sepakbola. Tes kognitif menggunakan tes shooting Bobby Charlton yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dan keterampilan shooting. Alat-alat yang digunakan dalam tes ini adalah lapangan, gawang, bola, cone, stopwatch, blanko penilaian. Skor diambil dari Akumulasi skor yang telah diperoleh, semakin banyak mendapatkan poin semakin baik pula hasilnya
Tes Shooting Sepakbola (Mielke, 2007: 76) Teknik analisis data menggunakan T-Test sebagi uji beda hasil pre test dan post test. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian Tabel 1. Deskripsi Data Pre Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Deskripsi Rata-rata Standar Deviasi Varian Nilai Minimum Nilai Maksimum Besar perbedaan
Eksperimen 62,53
Kontrol 59,73
Beda 2,81
6,51
6,67
0,16
42,33
44,45
2,12
50
40
10
76
72
4
2,81%
Tabel 2. Diskripsi Data Post Test Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Deskripsi Rata-rata Standar Deviasi Varian Nilai Minimum Nilai Maksimum Besar perbedaan
Eksperimen 81,37
Kontrol 74,85
Beda 6,52
5,99
5,43
0,55
35,83
29,50
6,33
71
68
3
94
93
1
6,52%
Tabel 3. Hasil T-Test independent sample Variabel t hitung t tabel Keterangan Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
4,488
2,042
Signifikan
ISSN : 2338-798X
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
Berdasarkan tabel di atas setelah dilakukan perhitungan dan mengkonsultasikan nilai t pada tabel maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima karena nilai t 4,488 > t 2,042 dengan taraf signifikan 0,05. Dengan kata lain bahwa ada pengaruh yang signifikan nilai hasil belajar shooting sepakbola ditinjau dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Tabel 4. Hasil Penghitungan Pengaruh Pre Test Post Test Rata-rata 63 81 Pengaruh 30,19%
Beda 19
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran pendidikan jasmani terhadap hasil belajar shooting sepakbola sebesar 30,19%. Pembahasan Dalam bagian ini akan dibahas tentang perbedaan pengaruh model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dalam pembelajaran terhadap hasil belajar shooting sepakbola antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengaruh tersebut yang dimaksud adalah dilihat dari hasil pre test dan post test keterampilan shooting siswa dengan menggunakan tes Shooting Bobby Charlton. Dari data pre test kelompok eksperimen diperoleh ratarata sebesar 62,53 dengan standar deviasi sebesar 6,51, sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh rata-rata sebesar 59,73 dengan standar deviasi sebesar 6,67. Dari data post test kelompok eksperimen diperoleh rata-rata sebesar 81,37 dengan standar deviasi 5,99, sedangkan untuk kelompok kontrol diperoleh rata-rata sebesar 74,85 dengan standar deviasi sebesar 5,43. Untuk melihat apakah ada pengaruh yang signifikan antara hasil belajar keterampilan shooting sepakbola kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran STAD dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan dengan model pembelajaran STAD dilakukan T-Test independent sample sebagai uji beda. Kriteria pengujiannya adalah > t H0 ditolak dan Ha diterima, jika t sedangkan jika t
< t
H0 diterima dan Ha
ditolak. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa nilai t (4,488) dan t (2,00) dengan taraf signifikan 0,05 yang bermakna bahwa nilai t
. Sehingga dapat dikatakan lebih besar daripada t bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kedua kelompok, yang berarti hipotesis yang diajukan H0 ditolak dan Ha diterima. Selanjutnya untuk mengetahui besarnya pengaruh model pembelajaran STAD terhadap hasil belajar keterampilan shooting sepakbola dihitung dengan cara rata-rata selisih hasil pre test dan post test dibagi rata-rata hasil pre test dikalikan 100%. Dari hasil penghitungan diperoleh peningkatan hasil belajar keterampilan shooting sepakbola kelompok eksperimen sebesar 30,13%. Hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar shooting sepakbola pada kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran STAD lebih baik dari hasil belajar shooting sepakbola pada kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan dengan model pembelajaran STAD. PENUTUP Simpulan Dari hasil penelitian secara umum dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar shooting sepakbola pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri, dibuktikan 4,488 > t 2,00 dengan hasil bahwa nilai t dengan taraf signifikan 0,05. 2. Besarnya pengaruh model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar shooting sepakbola pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kediri adalah 30,13%. Saran Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka beberapa saran yang diajukan adalah sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran STAD ini dijadikan acuan bagi para guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dalam usaha untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah khususnya pada pembelajaran materi shooting sepakbola. 2. Agar mendapatkan hasil belajar yang lebih baik khususnya dalam penerapan model pembelajaran STAD, maka hendaknya Model pembelajaran STAD dalam pembelajaran pendidikan jasmani disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi siswa,
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-pendidikan-jasmani/issue/archive
59
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014, 56 - 60
sehinggga siswa dapat dengan mudah menyerap materi pembelajaran dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Maksum, A. 2009. Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Tanpa Penerbit. Mielke, Danny. 2007. Dasar-dasar Sepakbola: Cara yang Lebih Baik untuk Mempelajarinya. Jakarta: Pakar Raya. Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani: Bersatu Membangun Manusia yang Sehat Jasmani dan Rohani. Surabaya: Unesa University Press. Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Makna
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktovitis. Jakarta: Prestasi Pustaka
60
ISSN : 2338-798X