Jurnal Review Pendidikan Dasar Vol 1 No 1 September 2015
ISSN: 2460-8475
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEAD TOGETHER TERHADAP HASIL BELAJAR SUBTEMA MACAM-MACAM PERISTIWA DALAM KEHIDUPAN BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Reza Syehma Bahtiar Program Studi Pendidikan Dasar, PPs Universitas Negeri Surabaya Email:
[email protected] ABSTRAK Proses belajar mengajar yang membosankan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini terjadi disebabkan guru atau pendidik masih menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil belajar juga perlu dioptimalkan mengingat hasil belajar merupakan sarana untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa. Dengan demikian siswa perlu model pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan sehingga tercapainya tujuan belajar mereka. Sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar yaitu dengan melakukan pengembangan model pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif telah menjadi model pembelajaran yang dominan dalam praktek di seluruh dunia. Dalam penelitian ini, model yang digunakan adalah model pembeajaran kooperatif NHT (Numbered Heads Together). Numbered Head Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Berdasarkan data dalam tabel di atas bahwa nilai rata-rata yang dicapai kelas kontrol pada pre test yaitu 58,33 sedangkan pada post test menjadi 59,22, kemudian untuk kelas eksperimen diperoleh rata-rata nilai pre test yaitu 58,21 sedangkan untuk rata-rata nilai post test yang dicapai siswa yaitu sebesar 87,64. Dengan demikian nilai Post Test dan Pre Tes yang dicapai oleh kelas eksperimen lebih baik dari nilai Post test dan Pre test yang dicapai siswa kelas Kontrol. Kemudian rata–rata nilai pre test sebesar 58,33 yang dicapai kelas konrtrol mengalami peningkatan pada ratarata nilai post test menjadi 59,22. Sedangkan untuk kelas eksperimen juga mengalami peningkatan, rata-rata nilai pada nilai Post test yaitu sebesar 58,21 menjadi 87,64 pada Pre test. Berdasarkan rata-rata nilai yang dicapai oleh siswa baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol bahwa model pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dapat meningkatkan hasil belajar subtema macam-macam prestasi belajar siswa pada pokok bahasan peristiwa dalam kehidupan pada siswa kelas V SD Siti Aminah Surabaya tahun pelajaran 2014-2015. Hasil engujian hipotesis diperoleh hasil t hitung sebesar 19,005 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Dengan demikian demikian nilai t hitung yang didapat lebih besar dari nilai t dalam tabel (19,005 > 1,7011) sedangkan nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai α (0,000 < 0,05). Berdasar hasil tersebut, maka hipotesis diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara pembelajaran kooperatif Nubered Head Togather (X), terahadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan peristiwa dalam kehidupan oleh siswa (Y) kelas V SD Siti Aminah Surabaya tahun pelajaran 2014-2015. Kata Kunci
:
Pembelajaran Kooperatif, NHT dan Peristiwa dalam Kehidupan.
9
Jurnal Review Pendidikan Dasar Vol 1 No 1 September 2015
ISSN: 2460-8475
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai
PENDAHULUAN
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman Pendidikan, khususnya sekolah, harus memiliki
bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam
sistem pembelajaran yang menekankan pada proses
merancang dan melaksanakan pembelajaran. Dengan
dinamis yang didasarkan pada upaya meningkatkan
demikian siswa perlu model pembelajaran yang inovatif
keingintahuan
dunia.
dan menyenangkan sehingga tercapainya tujuan belajar
Pendidikan harus mendesain pembelajarannya yang
mereka. Cooperative learning has been different. From
responsif dan berpusat pada siswa agar minat dan
being discounted and ignored, cooperative learning has
aktivitas sosial mereka terus meningkat (Huda, 2011:3).
steadily progressed to being one of the dominant
(curiosity)
siswa
tentang
Pada proses pembelajaran di sekolah dasar (SD) umumnya
masih
menerapkan
pembelajaran
instructional practices throughout the world (Johnson
yang
dan Johnson, 2009:365).
berpusat pada guru, pembelajaran dilaksanakan dengan
Pernyataan
tersebut
bahwa
telah
model
penyampaian materi oleh guru kemudian siswa hanya
pembelajaran
mendengarkan penjelasan guru,
menerima konsep,
pembelajaran yang dominan dalam praktek di seluruh
mencatat, dan menghafal materi. Materi-materi dalam
dunia. Dalam penelitian ini, model yang digunakan
pembelajaran terutama pada subtema macam-macam
adalah model pembeajaran kooperatif NHT (Numbered
peristiwa dalam kehidupan sering kali diidentikkan
Heads Together). Numbered Heads Together (NHT) is
dengan materi hafalan, hal ini menyebabkan kurangnya
another small group learning method using student
keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran
teams. NHT is similar to STAD because heterogeneous
sehingga membuat siswa kurang memahami materi
groupings of students are used (Bawn, 2007:43).
pelajaran. Selanjutnya siswa memiliki kendala dengan
kooperatif
mengungkapkan menjadi
Dengan demikian melalui model pembelajaran NHT
hasil belajar yang kurang memenuhi harapan. Hal ini
guru
disebabkan
pengoptimalan hasil belajar terutama pada subtema
karena
guru
menggunakan
model
pembelajaran yang masih berpusat pada guru.
diharapkan
mampu
menjadi
sarana
untuk
macam-macam peristiwa dalam kehidupan di kelas V
Proses belajar mengajar yang membosankan dapat
sekolah dasar.
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini terjadi disebabkan guru atau pendidik masih menggunakan
KAJIAN TEORI
model pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil belajar juga
Menurut Joyce (dalam Trianto 2007:5) model
perlu dioptimalkan mengingat hasil belajar merupakan
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola
sarana untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa.
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
Purwanto (2009:46) mengungkapkan bahwa hasil belajar
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial
merupakan
dan
pencapaian tujuan pendidikan pada siswa
untuk
menentukan
perangkat-perangkat
yang mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar
pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
yang mencerminkan perubahan perilaku meliputi hasil
komputer, kurikulum, dan lain-lain. Selanjutnya Joyce
belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik.
menyatakan setiap model pembelajaran mengarahkan kita
Trianto pembelajaran melukiskan
(2007:3) adalah
mengungkapkan kerangka
prosedur
konseptual
sistematik
model
ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu
yang
peserta
dalam
didik
pembelajaran
10
sedemikian tercapai.
rupa Julianto,
sehingga dkk
tujuan (2011:1)
Jurnal Review Pendidikan Dasar Vol 1 No 1 September 2015
ISSN: 2460-8475
menyatakan bahwa model pembelajaran pada dasarnya
structured
to
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
socialization.
promote
student learning
and
awal sampai akhir (sintaks pembelajaran) yang disajikan
Numbered Heads Together leads students to
secara khas oleh guru dalam proses pembelajaran di
support their ideas with arguments (Herrera, 2011:24).
kelas.
Sejalan
dengan
penjelasan
diatas
Lie
(2004:59)
Satrijono (2012:167) pembelajaran kooperatif
mengungkapkan numbered heads together (NHT) adalah
secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah
suatu tipe dari pembelajaran kooperatif pendekatan
sehingga sumber belajar siswa bukan hanya guru dan
structural yang memberikan kesempatan kepada siswa
buku ajar tetapi juga sesama siswa. Selanjutnya Hobri
untuk
dan
mempertimbangkan
Susanto
(2006:75)
mengungkapkan
belajar
saling
membagikan jawaban
yang
ide-ide
dan
paling
tepat.
kooperatif tidak hanya bertujuan memahamkan siswa
Sedangkan Zuhdi (2010:64) mengemukakan numbered
terhadap materi yang akan dipelajari namun lebih
heads together adalah suatu model pembelajaran
menekankan pada melatih siswa untuk mempunyai
kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat
kemampuan sosial, yaitu kemampuan untuk saling
suatu kelompok, lalu secara acak guru memanggil nomor
bekerjasama, saling memahami, saling berbagi informasi,
dari siswa. Number Heads Together (NHT) is a teaching
saling
dan
strategy that has been effective in increasing academic
bertanggung jawab terhadap sesama teman kelompok
quiz scores among all students within a classroom. NHT
untuk mencapai tujuan umum kelompok. Selanjutnya
combines the elements of teacher led and peer-mediated
Suprijono
instruction (Hunter, 2012:74).
membantu
antar
(2010:54)
teman
kelompok,
menyatakan
pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
Dengan
demikian
model
pembelajaran
jenis kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih
kooperatif NHT adalah model pembelajaran dengan
dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara
pemberian nomor dalam satu kelompok yang selanjutnya
umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan
diacak dengan kelompok lain untuk saling membagikan
guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-
ide-ide dalam menyelesaikan pertanyaan.
pertanyaan
serta
dan
Ciri umum kegiatan belajar menurut Wragg
informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik
(dalam Aunurrahman, 2011:35) ada tiga yaitu: Pertama,
menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya
belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang
menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas.
yang disadari atau disengaja. Oleh sebab itu pemahaman
Sejalan
kita pertama yang sangat penting adalah bahwa kegiatan
dengan
menyediakan
hal
tersebut,
bahan-bahan
Sanjaya
(2011:241)
menegaskan model pembelajaran kelompok adalah
belajar
rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa
direncanakan oleh pembelajar sendiri dalam bentuk suatu
dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
aktivitas tertentu. Aktivitas ini menunjuk pada keaktifan
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Dengan
seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu, baik
demikian model pembelajaran kooperatif atau kelompok
pada aspek jasmaniah maupun aspek mental yang
merupakan model pembelajaran yang menekankan pada
memungkinkan terjadinya perubahan pada dirinya.
situasi
belajar
yang
disengaja
atau
akhir
Dengan demikian dapat dipahami bahwa suatu kegiatan
tes
untuk
belajar dikatakan semakin baik, bilamana intensitas
mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar.
keaktifan jasmaniah maupun mental seseorang semakin
Seperti yang diungkapkan Gillies (2014:129) there is no
tinggi. Sebaliknya meskipun seseorang dikatakan belajar,
doubt that cooperative learning has had a profound effect
namun bilamana keaktifan jasmaniah dan mental rendah
on how
berarti kegiatan belajar tersebut tidak dilakukan secara
learning
diberikan
yang
kegiatan
pada
pembelajarannya
berkelompok
merupakan
ujian
environments
atau
in
schools
are 11
Jurnal Review Pendidikan Dasar Vol 1 No 1 September 2015
ISSN: 2460-8475
intensif. Dari aspek ini kita memahami begitu banyak
memperoleh
hasil
belajar.
Suprijono
(2009:7)
aktivitas seseorang yang merupakan cerminan dari
menjelaskan hasil belajar adalah perubahan perilaku
kegiatan belajar, walaupun diri individu tersebut tidak
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi
secara nyata memahami bahwa dirinya melakukan
kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang
kegiatan belajar.
dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana
Kedua, belajar merupakan interaksi individu
tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau
dengan lingkungannya. Lingkungan dalam hal ini berupa
terpisah, melainkan komprehensif. Tujuan secara umum
manusia atau obyek-obyek lain yang memungkinkan
dari hasil belajar adalah untuk memberikan penghargaan
individu
atau
terhadap pencapaian belajar siswa dalam memperbaiki
pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru
kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
maupun sesuatu yang pernah diperoleh atau ditemukan
siswa dan guru terhadap pencapaian kompetensi yang
sebelumnya akan tetapi menimbulkan perhatian kembali
telah ditetapkan. Horward Kingsley membagi tiga macam
bagi
memungkinkan
hasil belajar,yakni: (a) keterampilan dan kebiasaan, (b)
terjadinya interaksi. Adanya interaksi individu dengan
pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita
lingkungan ini mendorong seseorang untuk lebih intensif
(Sudjana, 2008:22). Dari pendapat-pendapat di atas dapat
meningkatkan keaktifan jasmaniah maupun mentalnya
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan
guna lebih mendalami sesuatu yang menjadi perhatian.
kemampuan ke arah positif yang dimiliki siswa setelah
Dalam proses pembelajaran bilaman guru berhasil
menerima
menumbuhkan hubungan yang intensif dengan siswa
belajarnya. Suatu perubahan yang terjadi pada individu-
dalam proses pembelajaran, maka akan terjadi interaksi
individu yang belajar itu, bukan hanya perubahan dalam
yang semakin kokoh dan pada gilirannya memungkinkan
pengetahuan tetapi juga untuk membentuk kecakapan,
siswa
kebiasaan, pengertian, penguasaan, dan penghargaan
memperoleh
individu
semakin
pengalaman-pengalaman
tersebut
sehingga
terdorong
untuk
memahami
atau
mengetahui lebih mendalam sesuatu yang dipelajari.
informasi-informasi
dari
pengalaman
dalam diri seseorang yang belajar.
Sebaliknya ketika interaksi individu dalam lingkungan
Trianto
(2010:148)
menjelaskan
jaringan
semakin lemah, maka dorongan mental untuk mendalami
tema adalah pola hubungan antara tema tertentu dengan
sesuatu yang menjadi sumber belajar juga akan semakin
su-sub pokok bahasan yang diambil dari
melemah. Dalam keadaan ini akan semakin sulit bagi
bidang studi terkait. Dengan terbentuknya jaringan
individu untuk mendapatkan dorongan guna memperoleh
tema diharapkan peserta didik memahami satu
pengalaman atau pengetahuan yang diharapkan.
tertentu dengan melakukan pendekatan interdisiplin
Ketiga,
hasil
belajar
ditandai
dengan
berbagai
tema
berbagai bidang ilmu pengetahuan.
perubahan perilaku. Walaupun tidak semua perubahan
Macam-macam peristiwa dalam kehidupan
perilaku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas
merupakan subtema dari tema peristiwa dalam kehidupan
belajar umumnya disertai perubahan tingkah laku.
yang terdapat pada kurikulum 2013 untuk kelas V. Dalam
Perubahan tingkah laku pada kebanyakan hal merupakan
subtema ini mencangkup beberapa bidang studi yaitu
sesuatu perubahan yang diamati (observable). Akan
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan Pendidikan Pancasila
tetapi juga tidak selalu perubahan tingkah laku yang
dan Kewarganegaraan (PPKn). Materi dari pembelajaran
dimaksud sebagai hasil belajar tersebut dapat diamati.
ini meliputi industri (IPS) dan perilaku umum anggota
Perubahan-perubahan yang dapat diamati kebanyakan
masyarakat (PPKn).
berkenaan dengan perubahan aspek-aspek motorik. Belajar erat kaitannya dengan hasil belajar karena
dengan belajar
maka
peserta
didik akan 12
Jurnal Review Pendidikan Dasar Vol 1 No 1 September 2015
ISSN: 2460-8475
Skala pengukuran yang digunakan menggunakan
METODE Desain penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen
untuk
menguji
konsistensi
teori
tes obyektif tentang hasil belajar subtema macam-
dan
macam peristiwa dalam kehidupan
kesesuaian dengan penelitian terdahulu. Model penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian
yang dilakukan bersifat empiris untuk mengetahui adanya
adalah seluruh siswa kelas V SD Siti Aminah Surabaya
pengaruh model pembelajaran kooperatif numbered head
tahun pelajaran 2014-2015 yang terdiri dari dua kelas
together (X) terhadap hasil belajar subtema macam-
paralel dengan jumlah keseluruhan populasi sebanyak 58
macam peristiwa dalam kehidupan (Y) siswa kelas V
siswa.
sekolah dasar.
Arikunto (2005:116) mengatakan bahwa sampel
1. Variabel Model Pembelajaran Kooperatif numbered
adalah bagian dari populasi. Namun berhubung jumlah
head together
siswa kelas V SD Siti Aminah Surabaya tahun pelajaran
a. Model pembelajaran kooperatif numbered head
2014-2015 tidak terlalu banyak, maka sampel yang
together lebih menekankan aktifitas belajar siswa
digunakan dalam penelitian ini adalah sampel total yaitu
secara
seluruh siswa yang menjadi subjek penelitian.
bersama/kelompok
mengembangkan
hubungan
sehingga sosial
dalam
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa dengan
pemecahan masalah belajar.
jumlah siswa 58 yang tersebar pada dua kelas paralel VB
b. Indikator
(kelas eksperimen) dan VA (kelas kontrol).
Indikator adalah skor siswa setelah mengisi instrument
tes
setelah
diberikan
Tempat penelitian yang dilakukan oleh peneliti
model
adalah di kelas V SD Siti Aminah Surabaya tahun
pembelajaran kooperatif numbered head together
pelajaran
kepada siswa.
dilakukan mulai bulan Januari 2015.
c. Simbol
2014-2015.
Sedangkan
waktu
penelitian
Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan
Simbol yang digunakan dilambangkan dengan X
pada bab II yaitu ada pengaruh yang signifikan model
d. Skala Pengukuran
pembelajaran
kooperatif
numbered
head
together
Skala pengukuran yang digunakan menggunakan
terhadap hasil belajar subtema macam-macam peristiwa
tes subyektif tentang subtema macam-macam
dalam kehidupan bagi siswa kelas V sekolah dasar.
peristiwa dalam kehidupan
Dalam
2. Variabel Hasil Belajar
penelitian
ini
pengujian
hipotesis
menggunakan independent sample t-tes. Analisis data
a. Hasil belajar merupakan capaian siswa yang
independent sample t-tes digunakan untuk mengukur
diperoleh setelah melakukan proses dan evaluasi
apakah ada perbedaan hasil belajar antara kelompok
pembelajaran.
eksperimen dan kelompok kontrol. Untuk melakukan uji
b. Indikator
independent sample t-tes digunakan bantuan SPSS. Dasar
Indikator adalah skor siswa dalam mengisi
pengambilan keputusan adalah berdasarkan perbandingan
instrument tes hasil belajar yang dilakukan setelah
dengan
melalui proses belajar mengajar subtema macam-
pada derajat kesalahan 5%
(Sugiyono, 2012:230)
macam peristiwa dalam kehidupan. c. Simbol
HASIL DAN PEMBAHASAN
Simbol yang digunakan dilambangkan dengan Y
Proses belajar mengajar yang membosankan dapat
d. Skala Pengukuran
mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini terjadi disebabkan guru atau pendidik masih menggunakan
13
Jurnal Review Pendidikan Dasar Vol 1 No 1 September 2015
ISSN: 2460-8475
model pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga
lebih besar dari nilai t dalam tabel (19,005 > 1,7011)
berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil belajar juga
sedangkan nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari nilai
perlu dioptimalkan mengingat hasil belajar merupakan
α (0,000 < 0,05). Berdasar hasil tersebut, maka hipotesis
sarana untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa.
diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara
Dengan demikian siswa perlu model pembelajaran yang
pembelajaran kooperatif Nubered Head Togather (X),
inovatif dan menyenangkan sehingga tercapainya tujuan
terahadap prestasi belajar siswa pada pokok bahasan
belajar mereka. Sebagai upaya untuk meningkatkan
peristiwa dalam kehidupan oleh siswa (Y) kelas V SD
prestasi belajar yaitu dengan melakukan pengembangan
Siti Aminah Surabaya tahun pelajaran 2014-2015..
model pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif
Dengan demikian bahwa model Pembelajaran
telah menjadi model pembelajaran yang dominan dalam
Kooperatif Numbered Head Together baik untuk kelas
praktek di seluruh dunia. Dalam penelitian ini, model
eksperimen maupun kelas kelas kontrol mempunyai
yang digunakan adalah model pembeajaran kooperatif
korelasi yang signifikan (memiliki hubungan yang erat)
NHT (Numbered Heads Together). Numbered Head
dengan adalah hasil belajar subtema macam-macam
Together (NHT) atau penomoran berpikir bersama adalah
peristiwa dalam kehidupan pada siswa kelas V SD Siti
merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang
Aminah Surabaya tahun pelajaran 2014-2015.
untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai
Selain itu kurangnya media yang digunakan oleh
alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
guru juga merupakan salah satu pendukung rendahnya
Berdasarkan hasil yang didapat, bahwa nilai rata-
hasil belajar. Menurut Ibrahim, dkk (Tegeh, 2008:6),
rata yang dicapai kelas kontrol pada pre test yaitu 58,33
“media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat
sedangkan pada post test menjadi 59,22, kemudian untuk
digunakan
kelas eksperimen diperoleh rata-rata nilai pre test yaitu
pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian,
58,21 sedangkan untuk rata-rata nilai post test yang
minat, pikiran, dan perasaan pebelajar (siswa) dalam
dicapai siswa yaitu sebesar 87,64. Dengan demikian nilai
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
Post Test dan Pre Tes yang
tertentu”. Contoh: gambar, bagan, model, film, video,
dicapai oleh kelas
untuk
dan
menyalurkan
(bahan
eksperimen lebih baik dari nilai Post test dan Pre test
komputer
yang dicapai siswa kelas Kontrol. Kemudian rata–rata
pembelajaran
nilai pre test sebesar 58,33 yang dicapai kelas konrtrol
dilakukan
mengalami peningkatan pada rata-rata nilai post test
menyenangkan.
menjadi 59,22. Sedangkan untuk kelas eksperimen juga
menyenangkan maka siswa lebih cepat mengerti dan
mengalami peningkatan, rata-rata nilai pada nilai Pre test
memahami apa yang telah mereka pelajari, sehingga hasil
yaitu sebesar 58,21 menjadi 87,64 pada Post test.
belajar pun nantinya dapat dicapai secara maksimal.
Berdasarkan rata-rata nilai yang dicapai oleh siswa baik
Demikian pula sebaliknya, pembelajaran yang tidak
kelas eksperimen maupun kelas kontrol bahwa model
didukung media, hasil belajarnya juga tidak tercapai
pembelajaran kooperatif Numbered Head Together dapat
secara maksimal.
oleh
sebagainya.
pesan
menyebabkan siswa Jika
dengan
Penggunaan
media
pembelajaran
yang
guru
pembelajaran
terasa sudah
lebih terasa
meningkatkan hasil belajar subtema macam-macam
Pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
prestasi belajar siswa pada pokok bahasan peristiwa
dengan model pembelajaran NHT memiliki hasil belajar
dalam kehidupan pada siswa kelas V SD Siti Aminah
tinggi. Hal ini disebabkan dalam model pembelajaran
Surabaya tahun pelajaran 2014-2015.
NHT dituntut untuk aktif menemukan dan menganalisis
Hasil pengujian hipotesis diperoleh hasil t hitung
sendiri permasalahan yang diberikan guru. Guru bukan
sebesar 19,005 dan nilai signifikansi sebesar 0,000.
satu-satunya sumber informasi, tetapi siswa sendirilah
Dengan demikian demikian nilai t hitung yang didapat
yang aktif sebagai subjek pembelajaran. Hal ini sesuai 14
Jurnal Review Pendidikan Dasar Vol 1 No 1 September 2015
dengan
karakter
ISSN: 2460-8475
pembelajaran
kooperatif
yang
PENUTUP
menempatkan ”siswa sebagai subjek pembelajaran
Kesimpulan
(student oriented)” (Lasmawan, 2010:296). Siswa secara
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang
langsung mencari dan menemukan konsep pembelajaran
dilakukan, maka diperoleh kesimpulan yaitu terdapat
yang diharapkan. Bukan sekedar sebagai pendengar yang
pengaruh model pembelajaran kooperatif numbered head
baik.
together terhadap hasil belajar subtema macam-macam Pembelajaran yang dibentuk secara berkelompok
peristiwa dalam kehidupan bagi siswa kelas V sekolah
juga mendukung proses pembelajaran tutor sebaya.
dasar. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan yang
Arnyana
“strategi
signifikan antara siswa yang mendapat perlakuan dengan
pembelajaran dalam kelompok kecil yang bekerja
kegiatan model pembelajaran kooperatif numbered head
bersama-sama lebih memaksimalkan penguasaan tentang
together terhadap hasil belajar subtema macam-macam
apa yang dipelajari siswa”. Demikian halnya dalam
peristiwa dalam kehidupan dengan siswa yang tidak
pembelajaran kooperatif yang menuntut adanya proses
diberi dengan kegiatan model pembelajaran kooperatif
saling membantu di antara anggota-anggota kelompok.
numbered head together. Hal ini didasarkan pada
Sedangkan
peningkatan nilai rata-rata kelompok eksperimen yang
(2007)
Menurut
menyatakan
Trianto
bahwa
(2009:82),
“model
pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Head
mendapat
perlakuan
dengan
model
pembelajaran
Together) adalah jenis pembelajaran kooperatif yang
kooperatif numbered head together dalam hasil belajar
dirancang untuk memengaruhi pola interaksi siswa”.
subtema macam-macam peristiwa dalam kehidupan.
NHT memiliki 4 fase yaitu penomoran, mengajukan pertanyaan, berpikir bersama, dan menjawab. Salah satu
Saran
ciri khas dalam pembelajaran NHT adalah guru hanya
Berdasarkan simpulan di atas, saran yang
menunjuk seorang siswa untuk menjawab pertanyaan
disampaikan adalah guru hendaknya memfasilitasi siswa
mewakili teman kelompoknya. Hal ini dilakukan untuk
dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran
memaksimalkan fase berpikir bersama sehingga siswa
kooperatif numbered head together, agar siswa menjadi
memiliki tanggung jawab individual dalam diskusi
lebih aktif dalam pembelajaran seperti mengajak siswa
kelompok.
lebih
keluar kelas untuk melakukan pengamatan, menanyakan
memahami materi pembelajaran dan cenderung daya
suatu hal, mengolah data sampai dengan menyajikan data
ingatnya lebih lama jika dibandingkan dengan siswa
pada proses pembelajaran. Pada akhirnya aktivitas siswa
hanya mendengarkan penjelasan guru.
pada saat proses pembelajaran berlangsung menjadi
Cara ini digunakan agar siswa
Temuan
ketiga,
pada
kelompok
siswa
yang
hidup dan berkembang.
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
Peneliti yang berminat untuk mengadakan
NHT memiliki hasil belajar lebih tinggi daripada siswa
penelitian lebih lanjut tentang model pembelajaran NHT
yang
pembelajaran
dalam bidang ilmu Sosial maupun bidang ilmu lainnya
konvensional. Hal ini disebabka adanya perbedaan
yang sesuai agar memperhatikan kendala-kendala yang
perlakuan pada kedua kelompok. Siswa siswa yang
dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang
NHT
akan dilaksanakan.
dibelajarkan
dituntut
aktif
dengan
sendiri
model
menemukan
jawaban
permasalahan sedangkan pada siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional hanya berpusat
DAFTAR PUSTAKA
pada guru dan siswa pasif.
Arikunto, Suharsimi. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta 15
Jurnal Review Pendidikan Dasar Vol 1 No 1 September 2015
ISSN: 2460-8475
. (2005). Prosedur Penelitian Suatu
Lie,
Anita.
Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta Arnyana,
Mempraktekkan
K.I., Mujiati N., Utama, M.W. (2007).
Manajemen
Sumber
Daya
Manusia,
(2004).
Cooperative Cooperative
Learning: Learning
di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT. Grasindo
Cetakan
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta:
Pertama, Penerbit PT. Graha Ilmu, Yogyakarta
Pustaka Pelajar
Aunnurahman. (2011). Belajar dan Pembelajaran.
Sanjaya,
Bandung: Alfabeta.
Wina.
(2011).
Berorientasi
Bawn, Susan. (2007). The Effects of Cooperative
Strategi
Standar
Pembelajaran
Proses
Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media. Satrijono,
Learning on Learning and Engagement.
Hari.
(2012).
“Penerapan
Pembelajaran
Washington: A Project Submitted to the
Kooperatif dengan Teknik Dua Tinggal Dua
Faculty of The Evergreen State College.
Bertamu (Two Stay Two Stray)”.Jurnal Ilmu
Gillies, Robyn M. (2014). “Cooperative Learning: Developments International
in
Research”.
Journal
of
Pendidikan
IJEP-
Educational
Offset. Sugiyono. (2011).
Classroom in Bogotá”. Colomb. Appl. Linguis
Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
t. J. Vol. 13 Number 1, pp.20-34.
Suprijono, Agus. (2009). Cooperative Learning: Teori &
Hobri dan Susanto. (2006). “Penerapan Pendekatan Model
Untuk
Aplikasi PAIKEM. Surabaya: Pustaka Pelajar
Group
Tegeh, I Made. (2008). Arah Penelitian Pendidikan dan
Meningkatkan
Budaya pada LPTK di Propinsi Bali. Laporan
Pemahaman Siswa Kelas III SLTPN 8 Jember
Penelitian
Tentang Volume Tabung”. Jurnal Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Dasar. VOL.7 NO.2, pp.74-83.
Struktur
dan
Model
Terapan.
Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Strategy in Middle School Mathematics: A
Zuhdi, Ahmad. (2010). Guru Idola. Yogyakarta: Gen-K Publisher.
Case Study”. The Tams Journal. Spring 2012. pp.74-85 Johnson, David W dan Johnson, Roger T. (2009). “An Educational Psychology Success Story: Social and
Cooperative
Learning”. Educational Researcher. Vol. 38, No. 5, pp. 365–379 Julianto dkk. (2011). Teori dan Implementasi Modelmodel
Pembelajaran
Inovatif.
Singaraja:
(2009). Model-model Pembelajaran Inovatif
Hunter, William C. (2012). “Number Heads Together
Theory
diterbitkan.
Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Interdependence
tidak
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu Dalam
Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning: Metode, Teknik,
No.2,
Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
of Interaction in a Public School EFL
Investigation
Vol.1
Sudjana, Nana. (2008). Penilaian Hasil Proses Belajar
Herrera, Fernando Parga. (2011). “Cooperative Structures
Learning
Dasar.
pp.166-182.
Psychology. Vol. 3 No. 2. pp. 125-140
Cooperative
Sekolah
Surabaya:
Unesa University Press.
16