PENGARUH GAYA HIDUP (LIFESTYLE) DAN BUDAYA KELUARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKAIAN BATIK DI KALANGAN MAHASISWA KOS DI RT 04 RW 10 NILASARI BARU GONILAN KARTASURA SUKOHARJO
JURNAL PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar sarjana strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh MEY FATMAWATI
A 210100117
PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
ABSTRAK PENGARUH GAYA HIDUP (LIFE STYLE) DAN BUDAYA KELUARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PAKAIAN BATIK DI KALANGAN MAHASISWA KOS DI RT 04 RW 10 NILASARI BARU GONILAN KARTASURA SUKOHARJO Mey Fatmawati, A210100117 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Surakarta 2014. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup (lifestyle) terhadap keputusan pembelian pakaian batik. 2) Untuk mengetahui pengaruh budaya keluarga terhadap keputusan pembelian pakaian batik. 3) Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga terhadap keputusan pembelian pakaian batik. Jenis Penelitian ini merupakan penelitian asosiatif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini berdasarkan pada kalangan mahasiswa kos di RT 04 RW 10 Nilasari baru Gonilan Kartasura Sukoharjo, dengan jumlah sampel 131 mahasiswa. Teknik pengambilan data menggunakan kuesioner dan interview. Teknik analisis data yang digunakan merupakan analisis regresi linier berganda, uji t, uji F, uji R², dan sumbangan relatif dan sumbangan efektif. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda diperoleh garis persamaan regresi Y = 10,979 + 0,285(X₁) + 0,374(X₂) yang berarti bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) ada pengaruh gaya hidup (lifestyle) terhadap keputusan pembelian pakaian batik dikalangan mahasiswa kos RT 04 RW 10 Nilasari Baru Gonilan Kartasura Sukoharjo. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 3,066 > 1,979 (α = 5%) dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,003; 2) ada pengaruh budaya keluarga terhadap keputusan pembelian pakaian batik dikalangan mahasiswa kos di RT 04 RW 10 Nilasari Baru Gonilan Kartasura Sukoharjo. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 4,233 > 1,979 (α = 5%) dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000; 3) Ada pengaruh gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga terhadap keputusan pembelian pakaian batik di kalangan mahasiswa kos RT 04 RW 10 Nilasari Baru Gonilan Kartasura Sukoharjo. Berdasarkan hasil uji F diperoleh Fhitung > Ftabel yaitu 29,504 > 3,067 pada taraf signifikansi 5%; 4) variabel X₁ memberikan sumbangan relatif sebesar 40% dan sumbangan efektif 12,64%, variabel X₂ memberikan sumbangan relatif sebesar 60% dan sumbangan efektif 18,96%. Total sumbangan efektif keduanya sebesar 31,6% sedangkan 68,4% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kata Kunci: Keputusan Pembelian, Gaya Hidup (Lifestyle), Budaya Keluarga.
1
A. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Dari perkembangan tersebut, berkembang pula peradaban manusia menuju globalisasi dan modernisasi yang berdampak pada banyak hal salah satunya pada dunia Fashion. Fashion merupakan istilah umum untuk gaya populer atau praktek khususnya di pakaian, sepatu, atau aksesoris. Tetapi biasanya gaya yang dimaksud, cenderung fokus ke gaya berpakaian masyarakat pada periode waktu tertentu. Di dalam pasar dunia, fashion juga turut berpengaruh dalam perkembangannya, seperti produsen untuk berproduksi dan pemasar untuk menjual atau konsumen untuk membeli. Salah satu perkembangan pakaian jadi yang sangat berkembang di Indonesia sekarang ini adalah kehadirannya industri batik yang dahulunya sebagai pakaian tradisional Indonesia kini semakin berkembang menjadi busana yang elegan. Perkembangan fashion yang semakin pesat tentunya membawa dampak baik dan buruk. Dampak baiknya yakni, masyarakat Indonesia menjadi semakin fashionable disetiap penampilannya. Sedangkan dampak buruknya yaitu, masyarakat Indonesia cenderung lebih tertarik pada pakaian modern dibandingkan dengan pakaian tradisional. Hal ini terbukti berdasarkan pengamatan pribadi dan penelitian dari Banjarsari (2013), trend fashion tanpa disadari akan mempengaruhi gaya berpakaian dikalangan mahasiswa,
terbukti
dengan
banyaknya
mahasiswa
saat
ini
lebih
menggunakan pakaian dengan jenis skinny jeans, blouse, semi sweater, denim, varsity jacket, sneaker serta hijab ala street fashion. Trend fashion tanpa disadari juga akan mempengaruhi gaya berpakaian para mahasiswa. Gaya berpakaian tersebuat akan berdampak positif apabila trend yang digunakan masih wajar dan membuat penampilan menjadi lebih menarik dan modis. Tetapi akan berdampak negatif apabila trend fashion tersebut melanggar perantara yang ditetapkan oleh Fakultas ataupun Universitas.
2
Trend fashion yang terus berkembang juga menjadi sebuah ancaman dan membuat persaingan ketat dikalangan produsen pakaian batik maupun pakaian dengan model saat ini dalam menciptakan model, motif, serta corak yang dapat membuat konsumen puas. Dan hal ini berpengaruh juga terhadap keputusan pembelian pakaian mahasiswa yang akan dipergunakan sehari-hari. Kotler dan Amstrong (2009:158) menyatakan bahwa perilaku pembelian konsumen mengacu pada perilaku pembelian akhir, yaitu individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Konsumen akhir merupakan objek terpenting bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualan karena sebagian besar pembelian yang dilakukan untuk konsumsi pribadi. Gaya hidup merupakan pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang serta menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Menurut Kasali (1998:225) mengatakan bahwa pada prinsipnya gaya hidup adalah bagaimana subyek menghabiskan waktu dan uangnya. Oleh sebab itu, dalam kaitannya sebagai faktor yang turut berpengaruh terhadap perilaku konsumen gaya hidup juga sering dikaitkan dengan produk dan jasa tertentu yang berhubungan dengan kelas sosial seseorang. Di mana keputusan seseorang dalam membeli sesuatu merupakan penguatan dari proses gaya hidup mereka. Hal ini sangat berhubungan dengan pengambilan keputusan dalam pembelian yang dilakukan oleh seseorang. Dengan semakin beragamnya jenis busana yang dimunculkan oleh produsen membuat seseorang dalam membeli sesuatu juga dipengaruhi oleh faktor budaya dari keluarga konsumen yang bersangkutan. Keluarga menjadi daya tarik bagi para pemasar, oleh sebab itu keluarga memiliki pengaruh yang besar kepada konsumen. Anggota keluarga saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian dan konsumsi suatu produk. Masingmasing anggota keluarga memiliki peranan penting mencakup pemberi pengaruh, pengambilan keputusan, pembeli dan pemakai. (http://www.ras-eko.com/2013/11/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html)
3
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup (lifestyle) terhadap keputusan pembelian pakaian batik. 2) Untuk mengetahui pengaruh budaya keluarga terhadap keputusan pembelian pakaian batik. 3) Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga terhadap keputusan pembelian pakaian batik dikalangan mahasiswa kos di RT 04 RW 10 Nilasari Baru Gonilan Kartasura Sukoharjo. B. METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2010:2) menyatakan bahawa penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif karena penelitian ini ingin mengetahui hubungan 2 variabel atu lebih dan data penelitian yang diperoleh berbetuk angka atau data kualitatif yang diangkakan kemudian dianalisis menggunakan analisis statistik. Data yang digunakan diperoleh dari sampel penelitian dengan menggunakan metode kuesioner dan interview sebagai teknik pengumpulan data, kemudian dianalisis sesuai dengan metode statistik yang digunakan. Penelitian ini dilakukan dikalangan mahasiswa kos di RT 04 RW 10 Nilasari Baru Gonilan Kartasura Sukoharjo. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 210 orang. Menurut Sugiyono (2012:116) berdasarkan tabel jumlah sampel dari populasi tertentu dengan taraf kesalahan 5% jika populasi berjumlah 210 dapat diambil 131 sampel. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik simple random sampling, teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner dan interview. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y), gaya hidup (X₁), dan budaya keluarga (X₂). Instrumen penelitian yang berupa item pernyataan terdiri dari 30 item, yaitu 11 item pernyataan dari variabel gaya hidup (X₁), 9 item pernyataan dari variabel budaya keluarga (X₂), dan 10 item pernyataan dari variabel keputusan pembelian (Y). Sebelum digunakan angket yang terdiri dari 30 pernyataan diujikan kepada 20 responden dluar sampel penelitian. Hasil uji coba instrumen dianalisis dengan menggunakan uji validitas dan uji
4
realibilitas. Hasil dari pengumpulan data kemudian di uji dengan menggunakan uji prasyarat analisis terdiri dari uji normalitas dan uji lineritas. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linear ganda yang kemudian dilakukan pengujiam hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. C. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 1. ANALISIS DATA Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan menggunakan SPSS V 16,0 keputusan pembelian diperoleh nilai tertinggi 50, nilai terendah 18, rata-rata (mean) sebesar 33,59, median 34, modus sebesar 34, standar deviasi 6,154 dan varian sebesar 37,875. Data gaya hidup (lifestyle) dari hasil analisis dan perhitungan menggunakan SPSS V 16,0 diperoleh nilai tertinggi sebesar 52, nilai terendah 24, rata-rata (mean) sebesar 38,88, median sebesar 39, modus sebesar 38, standar deviasi 5,766 dan varian sebesar 33,247. Data budaya keluarga dari hasil analisis dan perhitungan menggunakan SPSS V 16,0 diperoleh nilai tertinggi sebesar 45, nilai terendah 14, rata-rata (mean) sebesar 30,76, median sebesar 31, modus sebesar 30, standar deviasi sebesar 6,071 dan varian sebesar 36,863. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan metode liliefors dengan bantuan SPSS V 16,0 melalui Kolmogorov-Smirnov. Untuk mengambil kesimpulan apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan membandingkan nilai Lhitung dan Ltabel yang diambil dari daftar uji Liliefors pada taraf signifikan 5% (0,05). Jika Lhitung < Ltabel, maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Jika Lhitung > Ltabel maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi tidak normal. Berdasarkan hasil uji normalitas diketahui harga Lhitung masing-masing variabel lebih kecil dari Ltabel dan nilai signifikansi > 0,05, pada variabel keputusan pembelian 0,066 < 0,077 dengan nilai sig 0,200 > 0,05. Pada variabel gaya hidup (lifestyle) 0,059 < 0,077dengan nilai sig 0,200 > 0,05, dan pada variabel budaya keluarga diperoleh hasil 0,070 < 0,077 dengan nilai sig 0,200 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data sampel dari masing-masing variabel berdistribusi normal.
5
Pengujian prasyarat analisis berikutnya adalah uji linearitas yang diperoleh harga Fhitung masing-masing variabel yang diukur lebih kecil dari Ftabel yaitu X₁ terhadap Y bernilai 1,019 < 1,595, untuk X₂ terhadap Y bernilai 1,033 < 1,603 dan nilai signifikansi masing-masing variabel > 0,05, yaitu untuk X₁ terhadap Y bernilai 0,452, untuk X₂ terhadap Y bernilai 0,434 sehingga dapat dsimpulkan bahwa hubungan antara masingmasing variabel bebas dengan variabel terikat dalam bentuk linear. Analisis regresi ganda digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga terhadap keputusan pembelian dengan SPSS V 16,0, diperoleh persamaan Y = 10,979 + 0,285(X₁) + 0,374(X₂). Nilai 10,979 berarti jika gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga dianggap konstan, maka keputusan pembelian pakaian batik akan sama dengan 10,979. Nilai 0,285 yang berarti jika gaya hidup (lifestyle) meningkat satu point, maka keputusan pembelian pakaian batik akan meningkat sebesar 0,285. Nilai 0,374 yang berarti bahwa setiap budaya keluarga meningkat satu poin, maka skor keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,374. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga terhadap keputusan pembelian pakaian batik. Dengan menggunakan SPSS V 16,0 keputusan uji untuk hipotesis pertama antara gaya hidup (lifestyle) terhadap keputusan pembelian pakaian batik yaitu H₀ ditolak, karena thitung > ttabel, yaitu 3,066 > 1,979 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,003. Jadi, ada pengaruh yang signifikan antara gaya hidup (lifestyle) terhadap keputusan pembelian pakaian batik di kalangan mahasiswa kos RT 04 RW 10 Nilasari Baru Gonilan Kartasura Sukoharjo. Keputusan uji untuk hipotesis kedua antara budaya keluarga terhadap keputusan pembelian pakaian batik yaitu H₀ ditolak, karena thitung > ttabel, yaitu 4,233 > 1,979 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Jadi, ada pengaruh yang signifikan antara budaya keluarga terhadap keputusan pembelian pakaian batik di kalangan mahasiswa kos RT 04 RW 10 Nilasari Baru Gonilan Kartasura Sukoharjo.
6
Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga secara bersama-sama. Keputusan uji hipotesis ketiga antara pengaruh gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga terhadap keputusan pembelian adalah H₀ ditolak, karena Fhitung > Ftabel yaitu 29,504 > 3,067 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Jadi, ada pengaruh yang signifikan antara gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga terhadap keputusan pembelian pakaian batik di kalangan mahasiswa kos RT 04 RW 10 Nilasari Baru Gonilan Kartasura Sukoharjo. Sumbangan relatif maupun efektif digunakan untuk mengetahui kontribusi masing-masing variabel bebas (X) terhadap perubahan variabel terikat (Y). Dari hasil perhitungan diketahui bahwa variabel gaya hidup (lifestyle) memberikan sumbangan relatif sebesar 40% dan sumbangan efektif sebesar 12,64%. Sedangkan variabel budaya keluarga memberikan sumbangan relatif sebesar 60% dan sumbangan efektif sebesar 18,96%. Dengan membandingkan nilai sumbangan relatif dan efektif dapat disimpulkan bahwa variabel budaya keluarga memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap keputusan pembelian pakaian batik dibandingkan variabel gaya hidup (lifestyle). 2. PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga berpengaruh terhadap keputusan pembelian pakaian batik. hal ini dapat dilihat dari persamaan hasil regresi sebagai berikut : Y = 10,979 + 0,285(X₁) + 0,374(X₂) Berdasarkan persamaan diatas, terlihat bahwa koefisien regresi dari masing-masing variabel independen bernilai positif, yang berarti variabel gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga secara bersama-sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian pakaian batik. Hasil dari uji hipotesis pertama, diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel gaya hidup (b₁) sbesar 0,285 atau positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel gaya hidup (lifestyle) berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan uji t untuk variabel gaya
7
hidup (lifestyle) memperoleh thitung variabel gaya hidup (b₁) sebesar 3,066 lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 1,979 dan nilai signifikansi kurang dari 0,05 yaitu 0,003 dengan hasil perhitungan sumbangan relatif sebesar 40% dan sumbangan efektif sebesar 12,64%. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin baik gaya hidup (lifestyle), maka akan semakin baik keputusan pembelian pakaian batik. sebaliknya, semakin buruk gaya hidup (lifestyle), maka akan semakin buruk pula keputusan pembelian pakaian batik. Hasil uji dari hipotesis kedua, diketahui bahwa koefisien arah regresi dari variabel budaya keluarga (b₂) sebesar 0,374 atau positif, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel budaya keluarga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pakaian batik. Berdasarkan uji t untuk variabel budaya keluarga memperoleh thitung 4,233 lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 1,979 dan nilai signifikansi kurang dari 0,005 yaitu 0,000 dengan hasil perhitungan sumbangan relatif sebesar 60% dan sumbangan efektif sebesar 18,96%. Berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa semakin baik budaya keluarga, maka akan semakin baik keputusan pembelian pakaian batik. Sebaliknya, apabila budaya keluarga kurang baik, maka akan kurang bail pula keputusan pembelian pakaian batik. Hasil dari uji hipotesis ketiga, yaitu uji F diketahui bahwa nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel yaitu 29,504 > 3,067 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. Hal ini berarti gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pakaian batik. berdasarkan kesimpulan tersebut dapat dikatakan bahwa kecenderungan kombinasi gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga akan diikuti peningkatan keputusan pembelian pakaian batik, sebaliknya kecenderungan penurunan kombinasi gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga akan diikuti penurunan keputusan pembelian pakaian batik. sedangkan, nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0,316. Arti dari koefisien ini adalah bahwa pengaruh yang
8
diberikan oleh kombinasi variabel gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga terhadap keputusan pembelian sebesar 31,6% sedangkan 68,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa variabel gaya hidup (lifestyle) memberikan sumbangan relatif sebesar 40% dan sumbangan efektif sebesar 12,64%. Sedangkan variabel budaya keluarga memberikan sumbangan relatif sebesar 60% dan sumbangan efektif sebesar 16,96%. Dengan membandingkan nilai sumbangan relatif dan efektif dapat disimpulkan bahwa variabel budaya keluarga memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap keputusan pembelian pakaian batik dibandingkan gaya hidup (lifestyle). D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambi kesimpulan sebagai berikut : 1. Gaya Hidup (lifestyle) berpengaruh positif terhadapa keputusan pembelian pakaian batik di kalangan mahasiswa kos di RT 04 RW 10 Nilasari Baru Gonilan Kartasura Sukoharjo. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dengan diperoleh thitung > ttabel, yaitu 3,066 > 1,979 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,003. 2. Budaya keluarga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pakaian batik dikalangan mahasiswa kos di RT 04 RW 10 Nilasari Baru Gonilan Kartasura Sukoharjo. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji t dengan diperoleh thitung > ttabel, yaitu 4,233 > 1,979 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. 3. Gaya hidup (lifestyle) dan budaya keluarga secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian pakaian batik dikalangan mahasiswa kos di RT 04 RW 10 Nilasari Baru Gonilan Kartasura Sukoharjo. Berdasarkan hasil uji F diketahui bahwa Fhitung > Ftabel yaitu 29,504 > 3,067 dan nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,000. 4. Berdasarkan analisis regresi linear berganda diperoleh persamaan : Y = 10,979 + 0,285(X₁) + 0,374(X₂)
9
5. Variabel gaya hidup (lifestyle) memberikan sumbangan efektif sebesar 12,64% dan budaya keluarga memberikan sumbangan efektif sebesar 18,96%, sehingga total sumbangan efektif kedua variabel sebesar 31,6%, sedangkan sisanya yaitu 68,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
DAFTAR PUSTAKA Banjarsari, Mutiara Ayu. 2013. Pengaruh Perkembangan Fashion Terhadap Cara Berpakaian Mahasiswa Di Lingkungan Kampus (Studi Kasus: FMIPA UNLAM). Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat. Kasali, Rhenald. 1998. Membidik Pasar Indonesia: Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2009. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi ke-12. Jakarta: Erlangga Santoso, Eko Budi. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen.http://www.ras-eko.com/2013/11/faktor-faktor-yangmempengaruhi.html. (Diakses 1 Januari 2014, pukul 22:55) Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta