JURNAL PERBANDINGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI KENTANG DILIHAT DARI SALURAN PEMASARAN YANG BERASAL DARI DESA MAKAARUYEN KECAMATAN MODOINDING
RILIA RIBKA DONGI 100 314 096
DosenPembimbing : 1. Ir. Joachim. N. K. Dumais, ME. 2. Dr. Ir. O. Esry H. Loah, MS. 3. Lorraine W. Th. Sondakh, SP., MP.
JURUSAN SOSIAL EKONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2014
PERBANDINGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI KENTANG DILIHAT DARI SALURAN PEMASARAN YANG BERASAL DARI DESA MAKAARUYEN KECAMATAN MODOINDING Rilia Ribka Dongi/100 314 096
RINGKASAN Rilia Ribka Dongi. Perbandingan Tingkat Kesejahteraan Petani Kentang Dilihat Dari Saluran Pemasaran Yang Berasal Dari Desa Makaaruyen
Kecamatan
Modoinding. Dibawah Bimbingan Ir. Joachim N. K. Dumais, ME sebagai ketua, Dr. Ir. O. Esry H. Laoh, MS dan Lorraine W.Th. Sondakh, SP., MP sebagai anggota. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani kentang di masing-masing saluran pemasaran kentang di Desa Makaaruyen Kecamatan Modoinding. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Makaaruyen Kecamatan Modoinding, berlangsung dari bulan maret 2014.Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.Data primer diperoleh dari 40 responden petani kentang, dan data sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian ini yaitu BP3K Kecamatan Modoinding, Kantor Kecamatan Modoinding, dan BKKBN Manado.Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 2 saluran pemasaran yang dapat dibandingkan secara statistic yaitu : 1. Saluran 1 : Petani
Pedagang Pengunpul
Konsumen
2. Saluran 2 : Petani
Pedagang Pengumpul
Pengecer
Konsumen
Hasil uji t menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan petani pada saluran pemasaran 1 lebih besar dari tingkat kesejahteraan petani pada saluran pemasaran 2.
ABSTRAK RiliaRibkaDongi . Comparison of Potato Farmers Welfare Level Seen From Marketing Channels Originating in the Makaaruyen Village Modoinding Sub District
.Under Guidance Ir . Joachim N. K. Dumais , ME as chairman , Dr . Ir .Esry O. H. Laoh , MS and Lorraine W.Th. Sondakh , SP ., MP as member . The objective of this research is to determine the welfare level of potato farmers based on marketing channels of potatoes in Makaaruyen Village Modoinding Sub District. This research was conducted in Makaaruyen Village Modoinding Sub District , occurred in March of 2014. Data collected in this study are primary and secondary data . Primary data were obtained from 40 respondents potato farmers , and secondary data obtained from the institutions associated with this study that is BP3K District of Modoinding , Modoinding District Office , and BKKBN Manado. Data collecting used simple random sampling method. The research result showed that there were 2 marketing channel that can be compared statistically namely : 1. Channel 1 : Farmer 2. Channel 2 : Farmer
collecting trader collecting trader
consumer retailer
consumer
T test result indicated that at marketing channel 1 is larger than the farmer welfare level at marketing channel 2.
PENDAHULUAN
jumlah yang cukup, mutu yang layak, aman
Sektor pertanian merupakan sektor strategis
dikonsumsi, dan mudah diperoleh dengan
dalam pembangunan nasional.Peran sektor
harga yang terjangkau oleh seluruh lapisan
pertanian dalam memacu perekonomian
masyarakat.Namun
untuk
dapat dilihat lebih luas terutama dalam
ketahanan
bukanlah
konteks
mudah.
mendistribusikan
hasil-hasil
pangan
hal
Berbagai
pedesaan.Sektor pertanian dituntut untuk
dalam
berperan dalam perekonomian nasional
pangan.Kentang
melalui
pembentukan produk domestic
komoditas holtikultura yang memiliki peran
bruto, perolehan devisa, penyediaan pangan
penting untuk menunjang ketahanan pangan
dan bahan baku industri, pengentasan
maupun sebagai usaha bagi petani.Kentang
kemisikinan, penyediaan lapangan kerja,
layak untuk diusahakan dan dikembangkan
dan peningkatan pendapatan masyarakat.
karena nilai ekonomisnya yang tinggi dan
Selain
permintaan kentang yang terus meningkat
kontribusi langsung, sektor pertanian juga
seitring
memiliki kontribusi secara tidak langsung
pendayagunaan kentang untuk berbagai
berupa dampak berganda (multiplier effect)
keperluan, baik sebagai kentang konsumsi
yaitu
antara
maupun kentang industry, sehingga dengan
industry, konsumsi, dan investasi (Rorenkeu
mengusahakan kentang diharapkan dapat
dalam Fatimah 2011 ).
meningkatkan pendapatan petani.
Pangan sebagai kebutuhan pokok manusia
Desa Makaaruyen merupakan salah satu
perlu diupayakan ketersediaanya dalam
desa yang menjadi sentra produksi kentang
input-output
upaya
dengan
harus
yang
pembangunan kepada masyarakat diwilayah
keterkaitan
permasalahan
mewujudkan
mewujudkan merupakan
dihadapi ketahanan
salah
semakin
satu
meluasnya
di Sulawesi Utara dilihat dari data luas
Sumber : BP3K Kecamatan Modoinding,
panen, luas tanam, dan produksi kentang
2012
diKecamatan Modoinding.Berikut ini tabel
Produksi kentang di Desa Makaaruyen
yang menunjukan luas tanam, luas panen
Kecamatan
Modoinding
dan produksi di kecamatan modoinding :
dipasarkan
di
Tebel 1.Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Kentang per desa di Kecamatan Modoinding Tahun 2012
Modoinding, melainkan juga dipasarkan
Desa
Mokob ang Wulur maatus Palelon Makaar uyen Pinasun gkulan Pinasun gkulan Utara Linelea n Sinisir Kakent uran Kakent uran Barat JUML AH
Luas Tana m (Ha) 20
Luas Pane n (Ha) 14
Produ ktifita s (Ton) 18
Total Prod uksi
21
25
18
450
20 25
21 33
18 18
378 594
21
27
18
486
22
25
18
450
252
wilayah
tidak
hanya
Kecamatan
diluar Kecamatan Modoinding. Petani Desa Makaaruyen
Kecamatan
Modoinding
mengatakan bahwa Pemasaran kentang di Desa Makaaruyen terbagi atas 4 saluran pemasaran yaitu : 1. Petani
Konsumen
2. Petani
Pengecer
Konsumen 3. Petani
Pedagang Pengumpul
Konsumen 27
30
18
540
22 20
33 21
18 18
594 378
15
24
18
432
4. Petani
Pedang Pengumpul
Pengecer
Konsumen
Dari keempat saluran pemasaran diatas yang
paling
sering
dilakukan
didesa
makaaruyen dalam pemasaran kentang yaitu 203
253
4554
1. Petani
Pedagang Konsumen
Pengumpul
2. Petani
Pedang
Pengumpul
Pengecer
Konsumen
METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Masing-masing saluran pemasaran tersebut
Penelitian
mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani,
Makaaruyen
untuk itu perlu diketahui saluran pemasaran
Modoinding.Penelitian
mana
bulan maret 2014.
yang
kesejahteraan
paling petani
mempengaruhi kentang
didesa
uraian
diatas,
dilaksanakan
di
desa
Kecamatan ini
dilaksanakan
3.2. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini
Makaaruyen kecamatan Modoinding. Berdasarkan
ini
maka
adalah data primer dan data sekunder.Data
permasalahan yang akan dikaji dalam
primer
penelitian ini adalah bagaimana tingkat
wawancara dengan menggunakan daftar
kesejahteraan petani kentang dilihat dari
pertanyaan (koisioner), kepada para petani
saluran pemasaran?
didesa makaaruyen.Data sekunder diperoleh
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dari instansi-instansi yang terakit dalam
tingkat kesejahteraan petani kentang dari
penelitian ini seperti BP3K Kecamatan
masing-masing saluran pemasaran di desa
Modoinding,
Makaaruyen kecamatan Modoinding
Modoinding, dan BKKBN Manado.
Manfaat
penelitian
diharapkan
dapat
diperoleh
Penentuan
petani.Selain
itu
secara
pengetahuan
peneliti
menambah
tentang
pola
Kantor
metode
Kecamatan
3.3. Metode Pengambilan Sampel
memberi informasi dan masukan kepada dapat
melalui
lokasi
tunjuk
(purposive
penelitian
langsung
sampling)
dilakukan
atau
yaitu
sengaja di
desa
pemasaran kentang yang terjadi didaerah
Makaaruyen
penelitian.
Modoinding.Pengambilan sampel dilakukan
Kecamatan
dengan
menggunakan
metode
simple
kesehatan
random sampling dimana petani yang
- Bila pasangan usia subur
dijadikan sampel adalah sebanyak 40 orang
ingin berKB pergi ke sarana
petani.
pelayanan kontrasepsi
3.4. Konsepsi Pengukuran Variabel
- Semua anak umur 7-15 tahun
Adapun variabel-variabel yang akan diukur
dalam keluarga bersekolah
dalam penelitian ini adalah : 1. Kesejahteraan
2.
menurut
kriteria
BKKBN : No 1
Skor
Kesejahteraan I Pada
umumnya
anggota
atau lebih
6,6
13,2
pakaian yang berbeda untuk di
42,5
dengan
agama
dan
berpergian yang
ditempati
mempunyai
20
-
Paling
kurang
seluruh
keluarga
sekali anggota makan
-
Seluruh anggota keluarga
26,6
stel
33,4
setahun -
40
pakaian
baru
dalam
Luas lantai rumah paling
penghuni rumah
sakit
- Tiga bulan terakhir keluarga
sarana
50
52,5
55
57,5
kurang 8 m2 untuk setiap
- Bila ada anggota keluarga ke
47,5
memeproleh paling kurang satu
atap
lantai dan dinding yang baik
dibawa
45
daging/ikan/telur
rumah, bekerja, sekolah dan
keluarga
sesuai
seminggu
- Anggota keluarga memiliki
Rumah
Pada umumnya anggota
kepercayaan masing-masing
keluarga makan dua kali sehari
-
-
keluarga melaksanakan ibadah Uraian
-
Kesejahteraan II
60
dalam keadaan sehat sehingga
- Keluarga sering ikut dalam
dapat
kegiatan
melaksanakan
tugas
di
fungsi masing-masing
lingkungan tempat tinggal
-
-
Ada seorang atau lebih
Keluarga
memperoleh
anggota keluarga yang bekerja
informasi dari surat kabar/
untuk memperoleh penghasilan
majalah/ tabloid/ TV
-
Seluruh anggota keluarga
4.
Kesejahteraan III+
umur 10-60 tahun bisa baca
3.
masyarakat
-
Keluarga
secara
tulisan latin
teratur dengan suka
- Pasangan usia subur dengan
rela
anak 2 atau lebih menggunakan
sumbangan
alat/ obat kontrasepsi
untuk kegiatan sosial
Kesejahteraan III -
64
yang aktif sebagai
pengetahuan
68
pengurus perkumpulan
Sebagian
keluarga
penghasilan
ditabung
72
usi masyarakat 76
Kebiasaan keluarga makan
bersama
paling
sosial/yayasan/instit
dalam
bentuk uang maupun barang -
materil
berupaya
agama -
100
- Ada anggota keluarga
Keluarga
meningkatkan
memberikan
90
kurang
2. Harga Kentang yaitu harga kentang pada setiap
80
lembaga
pemasaran
ditingkat
petani, pedagang pengumul, pedagang
seminggu sekali di manfaatkan
besar sampai pada pedagang pengecer
untuk berkomunikasi
(Rp/Liter)
3. Biaya pemasaran yaitu biaya yang
KS III Plus
Skor : 100
dikeluarkan oleh petani dan lembaga
Dengan cara perhitungan mendapatkan skor
pemasran, antara lain : biaya tenaga
yaitu dengan
kerja,
biaya
KS I
muat,
pertanyaan pada KS I
biaya
timabangan,
penyimpanan, kemas
dan
transportasi, susut dan lain-lain.(Rp/Kg) 4. Karakteristik responden :
=
Skor KS I dibahagi Jumlah
KS II = Skor KS II dikurang Skor KS I dibahagi Jumlah Petanyaan pada KS II
1. Umur (Tahun)
KS III = Skor KS III dikurang Skor KS II
2. Luas lahan (Ha)
dibahagi Jumlah Pertanyaan pada KS III
3. Tingkat pendidikan (SD, SMP,
KS III+ = Skor KS III+ dikurang Skor KS
SMA, dan lain-lain)
III dibahagi Jumlah Pertanyaan pada KS
3.5. Metode Analisis Data
III+
Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis
secara
kesejahteraan BKKBN
Uji yang digunakan adalah uji two
deskriptif,
tingkat
sample assuming equal variance dimana uji
dengan
kriteria
ini
diukur
dengan
mengklasifikasikan
digunakan
mengetahui
untuk
melihat
perbandingan
atau tingkat
keluarga Pra-KS, KS I, KS II, dan KS
kesejahteraan petani kentang dimasing-
III.Kemudian
masing
masing-masing
skor, dimana
diberikan
saluran
pemasaran
di
Desa
Makaaruyen dengan bantuan alat analisis
Pra-KS
Skor : 20.
menggunakan Microsoft excel. Dengan
KS I
Skor : 40
hipotesis :
KS II
Skor : 60
H0
KS III
Skor : 80
=
Tingkat kesejahteraan
petani saluran I lebih kecil
dari
H1
tingkat
kesejahteraan
berada diketinggian lebih dari 1.000 meter
petani saluran II
diatas permukaan laut dengan batas-batas
=
wilayah sebagai berikut :
Tingkat kesejahteraan
petani saluran I lebih besar dari
tinkat
kesejahteraan
petani saluran II
Kecamatan Maesaan
Dengan kriteria keputusan :
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten bolaang Mongondow
Jika thitung> tα (db) = H0 ditolak ; H1
diterima
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow
Jika thitung< tα (db) = H0 diterima ; H1 ditolak
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bolaang Mongondow
PEMBAHASAN Kecamatan
Sebelah utara berbatasan dengan
Modoinding
Kecamatan merupakan
Modoinding
masing-masing
dipimpin oleh seorang Camat, sementara
salah satu kecamatan yang berada di
desa-desa
Kabupaten Minahasa Selatan yang terdiri
Modoinding masing-masing dipimpin oleh
dari 10 (sepuluh) Desa yang seluruhnya
seorang kepala desa (Hukum Tua).
yang
ada
dikecamatan
Responden dilokasi penelitian, memilki No Kelompok Jumlah Persentase Umur Petani (Tahun) 35-40 11 27,5 1. 41-46 8 20,0 2. 47-52 7 17,5 3. 53-58 6 15,0 4. 59-64 5 12,5 5. 65-70 3 7,5 6. Jumlah 40 100
umur berkisar 35 sampai 70 tahun, dengan pengalaman usaha antara 5 sampai 56 Tahun. Berdasarkan hasil penelitian jumlah petani responden berdasarkan kelompok umur terlihat pada Tabel 4.
sendiri, pendidikan dasar terutama baca,
Tabel 4. Jumlah Persentase Petani Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Makaaruyen
tulis dan menghitung sangat mempengaruhi keputusan yang diambil petani dalam
Sumber : Data Primer 2014 Tabel 4 menunjukkan bahwa petani responden pada kelompok umur 35-40 tahun memiliki jumlah terbanyak yaitu 11 petani atau sebesar 27,5 %.
Dalam
menjalankan usahatani kentang dibutuhkan tenaga yang besar karena topografi lahan pertanian
kentang
yang
berbukit
dan
perawatan tanaman kentang harus dilakukan secara intensif.Petani yang berada pada umur produktif pada umumnya bersikap lebih terbuka terhadap informasi maupun teknologi terkini yang berkaitan dengan usahatani kentang, sehingga diharapkan petani
mampu
usahataninya
mengembangkan
untuk
meningkatkan
penerimaan usahataninya. Pendidikan
berperan
pengembangan
usahatani
pemasarannya,
karena
menjalankan usahataninya dan memasarkan kentangnya resiko
serta
tindak
dapat
meminimalkan
kecurangan
yang
mengakibatkan kerugian dipihak petani. Jumlah dan persentase petani responden berdasarkan
tingkat pendidikan dapat
dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Jumlah Persentase Petani Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Makaaruyen No. 1. 2. 3. 4.
Tingkat Pendidikan SD SMP SMA S1 Jumlah Sumber : Data Primer 2014
Jumlah Petani 5 8 25 2 40
Berdasarkan tabel 5, dapat diketahui bahwa mayoritas petani kentang memiliki
dalam kentang
upaya dan
disamping
kemampuan dan ketrampilan dari petani itu
pendidikan tamat SMA yaitu debanyak 25 petani atau sebesar 62,5 %.
Maka dapat
dikatakan bahwa tingkat pendidikan petani kentang di Desa Makaaruyen sudah baik.
tidak
menjalankan usahatani kentang selama 5-15
terlepas dari pengalaman petani dalam
tahun yaitu sebanyak 16 petani atau sebesar
berusahatani
lama
45, 0 %. Lamanya menjalankan usahatani
usahatani kentang yang dilakukan oleh
kentang emnunjukkan bahwa usahatani
petani, mengindikasikan bahwa petani telah
kentang
melalui berbagai macam keadaan dalam
walaupun harga jual kentang yang tidak
menjalankan usahataninya.
stabil.
Keberhasilan
usahatani
kentang
kentang.Semakin
Pengalaman
tetap
berjalan
dan
bertahan
Hal ini dikarenakan usahatani
yang lalu merupakan refrensi bagi petani
kentang dianggap lebih mengguntungkan
dalam pengambilan keputusan dimasa yang
jika
akan datang, baik dalam ushatani kentang
tanaman lain yang dapat dikembangkan di
maupun pemasarannya.
desa Makaaruyen dan dapat memberikan
lamanya
usahatani
Data mengenai
kentang
di
Desa
Makaaruyen dapat dilihat pada Tabel 6 . TabeL
6. Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Lama Mengusahakan Kentang di Desa Makaaruyen
No.
Lama Ushatani Kentang (Tahun)
Jumlah Responden
Persentase
5-15 18 16-26 11 27-37 5 38-48 6 Jumlah 40 Sumber : Data Primer 2014
45,0 27,5 12,5 15,0 100
usahatani
pendapatn bagi petani untuk mencukupi kebutuhan sebagai
hidup modal
keluarga untuk
petani masa
dan tanam
berikutnya. Lahan
merupakan salah satu faktor
besar
Luas lahan tanam berpengaruh pada jumlah produksi kentang yang akan dihasilkan serta pendapatan yang akan diperoleh petani. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data
Berdasarkan table 6 dapat diketahui sebagian
dengan
produksi yang penting dalam usahatani.
1. 2. 3. 4.
bahwa
dibandingkan
petani
telah
jumlah petani responden berdasarkan luas
lahan tanam usahatani kentan seperti terlihat
Status pekerjaan usahatani kentang terbagi
pada Tabel 7.
menjadi dua, yaitu usahatani
Tabel 7. Jumlah dan Persentase Petani Responden Berdasarkan Luas Lahan Tanam Usahatani Kentang di Desa Makaaruyen
sebagai pekerjaan pokok dan pekerjaan
No
1. 2. 3.
Luas Lahan Tanam Kentan g (Ha) < 0,5 0,5 – 1 >1 Jumlah
Jumlah Responden
Persentase
14 17 9 40
35,0 42,5 22,5 100
Sumber : Data Primer 2014
No
1.
2.
3.
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani responden memiliki luas lahan tanam kentang antara 0,5-1
Uraian
kentang
Jumlah Responden
Persentas e
34 6
85 15
40
100
17 23 40
42,5 57,5 100
35 5
87,5 12,5
40
100
Asal Bibit Kentang a. Beli dari pembibit b. Beli dari petani lain Jumlah Sistem Tanam a. Monokultur b. Tumpangsari Jumlah Alasan menanam Kentang a. Menguntungk an b. Masa tanam singkat c. Mudah pemasarannya Jumlah
hektar yaitu sebanyak 17 petani atau sebesar
sampingan.
Berdasrkan hasil penelitian,
42,5%. Lahan tanaman antara kentang di
seluruh
Desa Makaaruyen berupa tegalan. Petani
usahatani
yang memiliki luas tanam tanaman kentang
pokok. Hal ini dikarenakan jika dilihat dari
lebih dari 1 hektar pada umumnya memiliki
besarnya
lahan dibeberapa tempat yang berbeda yang
usahatani kentang lebih menguntungkan
akan berdampak pada semakin besarnya
jika dibandingkan dengan usahatani lainnya
biaya yang harus dikeluarkan, terutama
atau pekerjaan yang lain. Selain itu, masa
untuk pengangkutan hasil panen.
tanam kentang yang relatif singkat antara
petani
responden
kentang
pendapatan
100-120 hari
sebagai
yang
menjadikan pekerjaan
diterima,
serta kemudahan
dalam
pemasaran menyebabkan perputaran uang
monokultur dan tumpangsari.Berdasarkan
berlangsung
Tabel 8 dapat diketahui bahwa sebanyak 17
relatif
cepat
dan
menguntungkan petani.
petani
Usahatani kentang merupakan langkah awal
monokultur dalam usahatani kentangnya
sebelum
dengan alasan petani mengharapkan hasil
kentang
terjadinya hingga
proses
pemasran
kekonsumen.
Petani
menerapkan
kentang
yang
sistem
tanam
maksimal.Sedangkan
kentang sebagai produsen berusaha untuk
sebanyak 23 petani menerapkan sitem
membudidayakan kentang agar kentang
tanam
yang
kentangnya
dengan
konsumen. Berikut ini akan disajikan Tabel
mengarapkan
hasil
8 mengenai usahatani kentang di Desa
dapat memberi tambahan pendapatan.Petani
Makaaruyen.
biasanya
Tabel 8. Usahatani Kentang di Desa Makaaruyen Sumber : Data Primer 2014
tumpangsari kentang dengan tanaman kubis,
dihasilkan
dapat
diterima
oleh
tumpangsari
dalam
usahatani
alasan tanam
menerapkan
petani
tumpangsari
sistem
tanam
daun bawang, seledri atau wortel. Petani memiliki alasan yang mendasari
Saat memulai untuk menanam kentang, untuk
menjalankan
usahatani
sebanyak 34 petani memperoleh bibit kentangnya.Sebanyak
40
petani
mengusahakan
dengan
alasan
kentang dengan cara membeli dari pembibyt kentang
dan sebanyak 6 petani membeli dari petani usahatani kentang lebih menguntungkan. lain. Petani memilih membeli bibit kentang Alasan
lain
yang
mendasari
petani
dari pembibit dengan alasan kualitas bibit menjalankan usahaninya adalah pemasaran kentang baik Sistem tanam kentang yang kentang
dianggap
lebih
muda
jika
diterapkan oleh petani kentang di Desa dibandingkan dengan pemasaran komoditas Makaaruyen
berupa
sistem
tanam
pertanian lainnya karena kentang hanya
kondisi fisik yang sehat. Faktor pendidikan
melakukan satu kali pemanenan tiap musim
mempengaruhi
tanam serta kentang memiliki daya simpan
yang dilakukan oleh pedagang dalam
yang relatif lebih lama jika dibandingkan
memasarkan kentangnya.Pendidikan yang
dengan komoditas lainnya.
ditempuh mempermudah pedagang kentang
Lembaga pemasaran atau pedagang yang
dalam
menjalankan
terlibat
dalam
perhitungan
pemasaran
kentang
di
Desa
pengambilan
keputusan
usahanya
terutama
pendapatan
serta
Makaaruyen adalah pedagang pengumpul,
penyerapan teknologi baru yang dapat
pedagang
mennjang usahanya.
pemborong,
dan
pengecer.Lembaga pemasaran tersebut tidak
Pengalaman yang dimiliki pedagang dapat
hanya mendistribusikan kentang diwilayah
dilihat
kecamatan modoinding, tetapi juga dilaur
menjalankan usahanya dalam memasarkan
kecamatan modoinding.Identitas responden
kentang.
lembaga
pedagang
pemasaran
Makaaruyen
kentang
meliputi
di
umur,
Desa tingkat
dari
berapa
lama
mereka
Pengalaman usaha membantu dalam
memprediksi
mengamati
keadaan
sehingga
pendidikan dan pengalaman berdagang
pedagang
kentang.
pemasaran yang akan dijalankan. Berikut
Faktor umur dan kondisi fisik pedagang berpengaruh
pada
aktivitas
pemasaran
dapat
pasar
dan
menentukan
strategi
ini identitas responden lembaga pemasaran kentang di Desa Makaaruyen.
kentang yang dijalankannya karena pada umumnya pedagang terlibat secara langsung baik selama proses pembelian maupun penjualan kentang sehingga dibutuhkan
a. Pedagang Pengumpul Pedagang pengumpul merupakan pedagang
yang
melakukan
pembelian
kentang
dengan
Konsumen kentang adalah orang-orang
mendatangi petani secara langsung
yang membeli kentang untuk dikonsumsi
dan mengumpulkannya kemudian
sendiri atau menjualnya kembali dalam
dijual kepedangang luar kota atau
bentuk makanan olahan.
kepedagang pengecer.
Identitas
dalam penelitian ini dikarenakan adanya
pengumpul
pembatasan lokasi penelitian dan transaksi
responden
pedagang
pemasaran
kentang
Makaaruyen
dapat
di dilihat
desa
pembeliaan dan penjualan kentang yang
pada
dilakukan
Tabel 10.
oleh
berlangsung
Tabel 10. Identitas responden Pedagang Pengumpul Pemasaran Kentang di Desa Makaaruyen.
pedagang
di
Tabel 10 menunjukkan bahwa umur pengumpul berada pada usia 30-45 tahun.
No
1.
Pada usia ini pedagang pengumpul masih mampu bekerja dengan baik yang didukung
2.
dengan fisik yang kuat dalam melaksanakan peran sebagai penyalur pemasaran kentang 3.
Tingkat pendidikan
pedagang pegumpul adalah tamat SMP sebanyak 4 orang atau 50,0 %. Responden pedagang pengumpul telah menjalankan usahanya jual beli kentang sudah lebih dari 5 tahun.
luar
laur
kota
Kecamatan
Mododinding. Berdasarkan hasil penelitian,
Sumber : Data Primer 2014
kepada konsumen.
Akan tetapi,
untuk
Status Lembaga Pemasaran Pedagang Persent Pengumpul ase (orang)
Uraian
Umur (Tahun) a. 30-45 b. 46-60 Jumlah Pendidikan a. Tamat SD b. Tamat SMP c. Tamat SMA Jumlah Pengalaman Usaha a. 5-9 b. 10-14 c. 15-19 d. 20 Jumlah
konsumen
6 2
75,0 25,0
8
100
2 4 2 8
25,0 50,0 20,0 100
2 0 5 1 8
25,0 0 62,5 12,5 100
dalam
Kecamatan
Modoinding kentang di konsumsi dalam skala
rumah
tangga.Biasanya
volume
pembeliannya dalam jumlah kecil yaitu 1
Kegiatan pemasaran kentang di kedua
liter.
saluran pemasaran yang ada melibatkan
Saluran pemasran merupakan jalur dari
lembaga pemasaran.Pada saluran I, lembaga
lembaga-lembaga
yang
pemasaran yang terlibat dalam pemasaran
mempunyao kegiatan menyalurkan barang
kentang adalah pedagang pemborong.Pada
dari produsen ke konsumen. Adanya pola
saluran pemasaran II, lembaga pemasaran
saluran pemasran ini akan mempengaruhi
yang berperan adalah pedagang pengumpul
besar kecilnya biaya pemasran serta besar
dan pedagang pengecer sebagai lembaga
kecilnya
pemasaran.
harga
pemasaran
yang
dibayarkan
oleh
Adapun
jumlah
petani
konsumen. Pola saluran pemasran kentang
berdasarkan saluran pemasaran kentang
dapat diketahui dengan cara mengikuti arus
yang digunakan dalam mendistribusikan
pemasaran kentang mulai dari petani hingga
kentang dapat dilihat pada Tabel 12 berikut
sampai kepada konsumen.
:
Berdasarkan dilaksanakan,
penelitian dapat
yang
telah
diketahui
pola
pemasran kentang di Desa Makaaruyen adalah sebagai berikut :
Pedagang Pengumpul
No 1. 2.
1. Saluran Pemasaran I : Petani
Tabel 12. Jenis Saluran Pemasaran dan Jumlah Petani Responden di Desa Makaaruyen
Konsumen
Saluran Pemasaran Saluran I Saluran II Jumlah
Jumlah Petani 20 20 40
Persentase 50,0 50,0 100
Sumber : Data Primer, 2014
2. Saluran Pemasaran II :
Dalam penelitian ini, tingkat kesejahteraan
Petani
diukur berdasarkan kriteria yang digunakan
Pengecer
Pedagang Pengumpul Konsumen
oleh BKKBN yaitu dengan penggolangan Pra-Sejahtra, KS I, KS II, KS III, dan KS III+.Dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini
penggolangan kesejahteraan petani kentang di
desa
Makaaruyen
dengan
kriteria
BKKBN. Table 13.menunjukkan hasil tingkat
15. 16. 17. 18. 19. 20 Jumlah
50 57.5 55 57.5 80 52.5 1317
15. 16. 17. 18. 19. 20 Jumlah
52.5 52.5 55 55 52.5 50 1027.5
Sumber : Analisis Data Primer, 2014
kesejahteraan dari 40 orang petani kentang di Desa Makaaruyen dengan
Dapat dilihat pada Tabel 14 kesejahteraan
menggunakan kriteria BKKBN melalui
pada kedua saluran pemasaran kentang
2 pertanyaan yang diberikan.
berbeda. Pada saluran I sebanyak 20 orang
Dapat
dilihat kesejahteraan petani kentang di
petani
Desa Makaaruyen ini berbeda-beda.
sedangkan pada saluran II sebanyak 20
Dapat dilihat pada Table 14. Tingkat
orang petani kentang
kesejahteraan petani kentang di dua
1027,5.
saluran pemasaran kentang berikut. Tabel 14. Kesejahteraan Petani Kentang Di Dua Saluran Pemasaran Kentang Desa Makaaruyen No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Saluran Pemasaran I 52.5 55 57.5 100 50 64 64 100 52.5 100 100 64 52.5 52.5
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Saluran Pemasaran II 47.5 50 52.5 50 52.5 50 50 40 57.5 57.5 50 50 50 52.5
kentang
Hasil
dengan
pengujian
jumlah
1317
dengan jumlah
statistika
dengan
menggunakan uji-t menunjukkan bahwa kesejahteraan petani yang menggunakan saluran I yaitu petani pengumpul
pedagang
konsumen dimana T
(3.376920505) > P (0.000851411) lebih sejahtera, Ini dapat dilihat bahwa adanya perbedaan
yang
signifikan
terhadap
kesejahteraan di kedua saluran pemasaran, dimana saluran I tingkat kesejahteraannya lebih sejahtera dibandingkan saluran II. KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pada saluran 4 berada pada keluarga
terdapat 2 saluran pemasaran yang dapat
sejahtera II.Maka dapat diketahui
dibandingkan secara statistic yaitu :
saluran
1. Saluran 1 : Petani Pengumpul
Pedagang Konsumen
2. Saluran 2 : Petani
pemasaran 3 yang lebih
sejahtera
dibandingkan
saluran
pemasaran 4. Kepada
petani
disarankan
agar
petni
PedagangPengumpul
memproduksi lebih banyak agar dapat
Pengecer
menjual
Konsumen
Dimana saluran pemasaran 3 berada
ke
saluran
pemasaran
yang
memberikan pendapatan yang lebih besar.
pada keluarga sejahtera III sedangkan
DAFTAR PUSTAKA Alfiyah, S., 2002.Analisis Tingkat Kesejahteraan Keluarga Petani Ikan Hias Air Tawar Dikecamatan Ciampea Kabupaten Bogor (Skripsi).Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan.Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.Institut Pertanian Bogor. Daniel, M., 2002.Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta Fatimah, N,Siti., 2011. Analisis Pemasaran Kentang (Solanum tuberosum L.) Wonosobo (Skripsi).Jurusan Sosial EkonomiPertanian. Fakultas Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Dikabupaten Pertanian.
Kotler, Philip., 2000. Manajemen Pemasaran (edisi sebelas). Jilid I. PT Indeks, Jakarta. ., 2005. Manajemen Pemasaran (edisi sebelas). Jilid I. PT Indeks, Jakarta. Lamidja, F, P., 2014. Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah Keluarga Miskin Universitas Dikabupaten Halmahera Utara (Proposal). Program Pasca Sarjana. Sam Ratulangi. Manado Setiadi., 2009. Budidaya Kentang. Penebar Swadaya. Jakarta Sudiyono, A., 2004. Pemasaran Pertanian. Universitas Muhammadyah. Malang Suharto, E., 2009. Kemiskinan dan Perlindungan Sosial Di Indonesia.Ikatan Indonesia.
Penerbit
Suryadarma, D, Akhmadi, Hastuti, Toyamah. N. 2005. SMERU.Ukuran Objektif Kesejahteraan Keluarga untuk Penargetan Kemiskinan: Hasil Uji Coba Sistem Pemantauan Kesejahteraan oleh Masyarakat di Indonesia. Lembaga Penelitian
SMERU. Jakarta Tilaar, W, 2007.,Optimalisasi Pola Tanaman Usahatani Sayuran Dataran Tinggi (Studi Kasus Dikelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur) Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Universitas Sam Ratulangi. Manado Undang- undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejateraan Sosial