Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Vol. 2, No. 5, Mei 2018, hlm. 1787-1793
e-ISSN: 2548-964X http://j-ptiik.ub.ac.id
Optimasi Pemilihan Pekerja Kasar Perumahan Pada PT. Yaguna Bangun Pratama Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process dan Promethee (Studi Kasus PT. Yaguna Bangun Pratama wilayah Malang) Panji Prasuci Saputra1, Marji2, Yuita Arum Sari3 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email:
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Kemajuan teknologi sebagai wadah kepentingan berbagai macam pekerjaan yang terjadi di era ini, menuntut sumber daya manusia yang kompeten. Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam interaksinya dari faktor modal, material, metode, dan mesin. Salah satu contoh sumber daya manusia itu adalah pekerja kasar bangunan. Pekerja kasar bangunan dianggap tidak terlalu penting oleh setiap perusahaan padahal faktor ini yang bisa merugikan perusahaan. Jurnal ini meneliti tentang pekerja kasar bangunan di PT. Yaguna Bangun Pratama.Permasalahan dari jurnal ini adalah pemilihan pekerja kasar bangunan yang tidak memenuhi kriteria perusahaan di PT. Yaguna Bangun Pratama. Berdasarkanpermasalahan tersebut, dibutuhkan aplikasi yang dapat mengolah data menjadi suatu sistem optimasi pemilihan pekerja kasar. Metode analytical hierarchy process (AHP) dan Promethee dipilih karena mampu memeringkatkan alternatif terbaik dari sejumlah 5 alternatif yang terdiri dari preferensi biasa, preferensi quasi, preferensi linier, preferensi level, dan preferensi linier dengan area tidak terbatas. Pengujian yang digunakan yaitu dengan melakukan perubahan dari 5 tipe preferensi yang ada dalam metode Promethee. Hasil dari tipepreferensi biasa dan tipe preferensi quasi menghasilkan tingkat kecocokan sebesar 80%, sedangkan tipe preferensi linier dan tipe preferensi linier dengan area tidak terbatas menghasilkan tingkat kecocokan sebesar 60%, dan tipe preferensi level menghasilkan tingkat kecocokan sebesar 40%. Dengan kata lain, semakin besar presentase kecocokan sistem dengan pakar, maka semakin bagus sistem tersebut. Kata kunci: Pekerja Kasar Bangunan, Analytical Hierarchy Process, Promethee Abstract Technological advancement as a vessel for the interests of various jobs that occurred in this era, demands competent human resources. Human resources have a very important role in the interaction of capital factors, materials, methods, and machinery. One example of human resources is the building course workers. Hence, this journal examines rough building workers in PT. Yaguna Bangun Pratama. This journal tries to selectbuilding course workers who do not meet the criteria of the company (PT Yaguna Bangun Pratama). Based on these problems, it takes an application that can process the data into a system optimization of rough-labor election. The analytical hierarchy process (AHP) dan Promethee method was chosen because it was able to rank the best alternative from a number of alternatives. The test used is bu usingthe changes of 5 types of preference in the Promethee method. The results of the usual preference type and quasi preference type resulted in a match rate of 80%, whereas the linear preferences type and the linear preferences type with unlimited areas resulted in a match rate of 60%, and the type of level preference resulted in a match rate of 40%. In other words, the greater the percentage of the suitability of the system with the expert, the better the system is. Keywords: Building Course Workers, Analytical Hierarchy Process, Promethee
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Brawijaya
1787
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
1. PENDAHULUAN Dengan adanya kemajuan teknologi untuk kepentingan berbagai macam pekerjaan yang terjadi di era ini, adanya sumber daya manusia yang baik sangatlah dibutuhkan. Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam interaksinya dari faktor modal, material, metode, dan mesin. Namun, sumber daya manusia sekarang sangatlah terbatas, padahal pekerjaan di sektor perusahaanperusahaan dituntut untuk mengoptimalkan sumber daya manusia yang baik (kompeten, disiplin, dan memiliki semangat yang tinggi dalam menjalankan peran dan fungsinya agar tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan) (Anwar, 2016). Sumber Daya Manusia yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pekerja kasar bangunan di lingkungan PT. Yaguna Bangun Pratama (sebuah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi pembangunan perumahan). Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, PT yang mengusung tema konsep perumahan menengah, ini dapat menarik beberapa peminat untuk memliiki rumah yang dibangun oleh PT tersebut. Ace Gunawan, sebagai direktur utama mengatakan bahwa alasan tersebut menjadi alasan utama perusahaan tersebut menyeleksi banyak pekerja kasar bangunan untuk mebangunan perumahan yang dijalankan perusahaan ini. Hal ini membuat peneliti tertarik untuk menggunakan pekerja kasar di PT tersebut sebagai objek penelitianya. Pada umumnya, pemilihan pekerja kasar bangunan yang terjadi di PT. Yaguna Bangun Pratama dilakukan oleh kontraktor yang menghubungi mandor untuk dicarikan pekerja bangunan. Cara pemilihan pekerja kasar seperti dijelaskan di atas banyak digunakan, namun cara tersebut memiliki faktor kekurangan yang dikhawatirkan akan terjadi. Pemilihan pekerja kasar bangunan yang tidak sesuai keterampilan dan keinginan perusahaan dapat mengganggu pekerjaan suatu pembangunan perumahan seperti dalam proses pengerjaan, baik buruknya kualitas yang dikerjakan, dan waktu yang dibutuhkan dalam pengerjaannya. Untuk mencegah terjadinya beberapa kekurangan, maka peneliti mengusulkan metode untuk membantu menyeleksi pekerja kasar dengan menggabungkan metode AHP dan Promethee. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Turcksin (2011) metode AHP Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1788
dapat digabungkan dengan Promethee untuk memperoleh hasil rekomendasi yang lebih baik dan objektif. Kombinasi kedua metode ini memanfaatkan kelebihan dari masing-masing metode. AHP memiliki kelebihan dalam penentuan bobot dan hirarki kriteria, sedangkan Promethee memiliki kelebihan dalam proses pemeringkatan alternatif menggunakan fungsi preferensi dan bobot yang berbeda-beda. Dengan kata lain, Promethee kurang mendukung penentuan bobot dan hirarki kriteria serta tidak memiliki jaminan/perlindungan konsistensi ketika menentukan bobot seperti AHP. Sementara itu, AHP juga tidak seoptimal Promethee dalam perhitungan dan pemeringkatan. Kombinasi AHP dan Promethee ini juga diakui dapat menghasilkan peringkat yang lebih stabil dan minim akan unsur subjektifitas (Julianto Lemantara et al, 2013). Berdasarkan tulisan yang sudah dipaparkan di atas, maka fokus dari penelitian ini adalah “Optimasi Pemilihan Pekerja Kasar Perumahan Pada PT. Yaguna Bangun Pratama Menggunakan Metode Analytical Hierarcchy Process dan Promethee”. Penelitian ini diharapkan untuk memberikan solusi dalam menentukan pekerja kasar pembangunan perumahan. 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pekerja Kasar Berdasarkan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Bab I Pasal 1 ayat 2 yang dikutip oleh Arto (2014), pekerja kasar adalah seseorang yang mampu mengerjakan sesuatu pekerjaan sesuai bidangnya dengan mengandalkan ketrampilan dan keahlian yang dimilikinya. Keterampilan dan Keahlian seorang pekerja kasar diperoleh dari bakat, minat, motivasi, sikap atau ketekunan yang konsisten dan terus menerus sehingga akhirnya dapat terampil, cepat dan rapi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Untuk menjadi seorang pekerja kasar, secara umum tidak perlu pendidikan khusus sertifikasi, (akan tetapi yang berpendidikan, biasanya lebih cepat menyerap ilmu yang ada dilapangan) yang penting mempunyai bakat, kemauan, Tenaga dan Pengalaman yang cukup. Untuk menjadi pekerja kasar perlu magang pada Tukang. Mula-mula meniru dengan membantu Tukang, mendapat koreksi-koreksi yang diperlukan dari Tukang sampai akhirnya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
dilepas, dapat mandiri dan tidak perlu pengawasan lagi untuk mendapatkan hasil yang dianggap ‘baik’ oleh Tukang atau pemberi tugas. 2.2 Analytic Hierarchy Process (AHP) Metode Analytical Hierarcchy Process (AHP) merupakan salah satu metode pembantu dalam proses pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Metode ini akan mengurai sebuah permasalahan menjadi suatu hirarki berdasarkan beberapa faktor atau beberapa kriteria yang kompleks. Menurut Saaty, hirarki tersebut disusun menjadi struktur yang terdiri dari beberapa level. Urutan level dari struktur tersebut adalah tujuan, faktor, sub kriteria, dan seterusnya hinggal level alternatif. Dengan menggunakan hirarki, sebuah permasalahan yang rumit bisa dijabarkan kedalam beberapa kelompok yang kemudian diatur menjadi sebuah bentuk hirarki sehingga permasalahan yang kompleks bisa diuraikan menjadi lebih terstruktur dan sistematis.Langkah–langkah penyelesaian masalah dengan metode AHP adalah sebagai berikut (Syaifullah, 2008): 1. Menentukan hierarki permasalahan. 2. Menetukan matrik perbandingan. 3. Melakukan normalisasi matrik. Dengan rumus: 𝑎̅𝑗𝑘 =
𝑎𝑗𝑘 ∑𝑚 𝑙=1 𝑎𝑙𝑘
(1)
Keterangan: 𝑎̅𝑗𝑘 : nilai hasil normalisasi matriks perbandingan berpasangan. 𝑎𝑗𝑘 : nilai matriks perbandingan berpasangan baris ke-j kolom ke-k. 𝑎𝑙𝑘 : nilai matriks perbandingan berpasangan beris ke-l kolom ke-k. m: ukuran. 4. Menghitung total priority value (TPV). Dengan rumus: 𝑤𝑗 =
∑𝑚 ̅𝑗𝑘 𝑙=1 𝑎 𝑚
(2)
Keterangan: 𝑤𝑗 : nilai bobot prioritas untuk kriteria ke-j. ̅𝑎𝑗𝑘 : nilai matrik perbandingan berpasangan ternormalisasi. m: banyaknya kriteria. 5. Menghitung consistency index (CI). Dengan rumus: 𝐶𝐼 =
𝜆 𝑚𝑎𝑥 𝑛−1
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
(3)
1789
Keterangan: CI: Nilai consistency index 𝜆 max: Nilai eigen value maksimum m: banyaknya kriteria 6. Menghitung consistency ratio (CR). Dengan rumus: 𝐶𝑅 =
𝐶𝐼 𝑅𝐼
(4)
Keterangan: CR: nilai consistency ratio CI: nilai consistency index RI: nilai random index consistency 7. Memeriksa konsistensi hierarki. 2.3 Promethee Promethee merupakan salah satu metode penentuan ranking dalam Multi Criteria Decision Making (MCDM). Promethee adalah suatu metode penentuan urutan (prioritas) dalam analisis multikriteria. Dugaan dari dominasi kriteria yang digunakan dalam Promethee adalah penggunaan nilai dalam hubungan outranking. Dalam fase pertama, nilai hubungan outranking berdasarkan pertimbangan dominasi masing-masing kriteria. Indeks preferensi ditentukan dan nilai outranking secara grafis disajikan berdasarkan preferensi dari pembuat keputusan (Ziller et al, 2008).Langkah-langkah yang digunakan metode ini adalah sebagai berikut (Novaliendry, 2009): 1. Mengidentifikasi alternatif. 2. Penjelasan dari kriteria, alternatif (a) dievaluasi pada beberapa kriteria (k). 3. Rekomendasi fungsi preferensi. 4. Evaluasi matriks. 5. Menentukan indeks preferensi multikriteria. 6. Menghitung Promethee ranking terdiri dari: a. leaving flow 1 ∑𝑥 ∈𝐴 𝜑 (𝑎, 𝑥) 𝜑 + (𝑎) = (5) 𝑛−1
b. entering flow
𝜑 −(𝑎) =
1 𝑛−1
∑𝑥 ∈𝐴 𝜑 (𝑎, 𝑥)
(6)
c. net flow
𝜑 (𝑎) = 𝜑 +(𝑎) − 𝜑 −(𝑎)
(7)
Keterangan: 𝜑 (𝑎, 𝑥)= menunjukkan preferensi bahwa alternatif lebih baik dari alternatif x. 𝜑 (𝑥, 𝑎)= menunjukkan preferensi bahwa alternatif x lebih baik dari alternatif
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
𝜑 + (𝑎)= Leaving flow, digunakan untuk menentukan urutan prioritas pada proses Promethee I yang menggunakan urutan parsial. 𝜑 − (𝑎)= Entering flow, digunakan untuk menentukan urutan prioritas pada proses Promethee I yang menggunakan urutan parsial. 𝜑(𝑎)= Net flow, digunakan untuk menghasilkan keputusan akhir penentuan urutan dalam menyelesaikan masalah sehingga menghasilkan urutan lengkap. 3. METODOLOGI
Tahapan penelitian diilustrasikan dalam diagram blok metode penelitian pada Gambar 1. Studi Kepustakaan
PengumpulanData
1790
pekerjanya. Tahapan penelitian diilustrasikan dalam diagram blok metode penelitian pada Gambar 1. 4. PERANCANGAN Pada tahap ini, dijelaskan mengenai perhitungan dalam pemeringkatan pekerja kasar bangunanmenggunakan metode AHPPromethee. Penggunaan metode yang pertama yaitu metode AHP. Metode AHP digunakan untuk melakukan perhitungan dengan memproses masukan tiap kriteria untuk didapatkan bobot prioritas tiap kriteria. Bobot prioritas tersebut digunakan dalam melakukan perhitungan pada metode Promethee. Perhitungan yang kedua yaitu menggunakan Promethee. Metode Promethee ini memproses penilaian tiap alternatif dengan menggabungkan hasil bobot prioritas kriteria dari metode AHP, dan hasil akhir dari metode Promethee berupa nilai preferensi yang digunakan dalam melakukan perangkingan alternatif. Diagram alir penggunaan metode gabungan AHPPromethee ditunjukkan pada Gambar 2.
Perancangan Sistem
Implementasi Sistem
Pengujian dan Evaluasi Sistem
Kesimpulan dan Saran Gambar1. Diagram Blok Metode Penelitian
Penelitian dengan judul Optimasi Pemilihan Pekerja Kasar Dengan Metode Analytical Hierarcchy Process (AHP) dan Promethee Pada PT. Yaguna Bangun Pratama memiliki beberapa tahapan didalam pengerjaanya. Daintaranya yakni; studi literature, pengumpuna data, perancangan sistem, analisis kebutuhan sistem, implementasi sistem, pengujian metode dan evaluasi hasil, serta kesimpulan dan saran. Hasil dari penelitian ini berupa prototype yang dapat digunakan sebagai alat bantu dalam pemilihan pekerja bangunan sehingga memberikan kemudahan pada PT. Yaguna Bangun Pratama dalam menyeleksi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Gambar 2. Diagram Perancangan Sistem
Optimasi pemilihan data pekerja kasar ini memiliki dua inputan utama, yaitu data nilai perbandingan berpasangan antar kriteria dan
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
data pekerja kasar. Data nilai perbandingan antar kriteria digunakan untuk mencari bobot dari tiap kriteria. Perhitungan bobot ini dilakukan menggunakan metode AHP inputan lainnya yaitu data pekerja kasar akan diolah menggunakan metode promethee untuk mendapatkan peringkat pekerja kasar. Diagram perancangan sistem ditunjukkan oleh Gambar 2. 5. IMPLEMENTASI 5.1 Batasan Implementasi 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10 data pekerja kasar yang didapatkan dari PT. Yaguna Bangun Pratama. 2. Pada proses pemeringkatanpekerja kasar bangunan, penulis mengacu pada 6 kriteria yaitukriteria peniliaian kemampuan individu, kriteria penilaian kinerja kelompok, pengalaman, kriteria penilaian wawancara, umur, dan pendidikan. 3. Metode yang digunakan adalah metode AHP untuk menghitung nilai bobot, dan metode Promethee untuk proses perangkingan. 4. Output yang dihasilkan pada penelitian ini berupa hasil pemeringkatan nilai keseluruhan alternatif terpilih, yang nantinya bisa digunakan untuk menentukan peringkat pekerja kasar terbaik. 5. Program menggunakan bahasa pemrograman PHP dan dengan database MySQL. 5.2 Implementasi Algoritma AHP Proses implementasi algoritma AHP pada pemeringkatan pekerja kasar bangunan adalah sebagai berikut: 1. Matriks Perbandingan Berpasangan Nilai masukan tiap kriteria pada matriks perbandingan berpasangan yang didapatkan dari perbandingan nilai tiap kriteria. 2. Normalisasi Matriks Perbandingan Berpasangan Hasil normalisasi didapatkan dengan cara nilai matriks perbandingan dibagi dengan total nilai pada kolom. 3. Menghitung Bobot Kriteria Didapatkan dari hasil jumlah normalisasi matriks perbandingan berpasangan tiap baris dibagi jumlah kriteria yang digunakan. 4. Cek Konsistensi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1791
Nilai akhir yang didapatkan dengan ketentuan jika nilai kurang dari 0,1 maka perhitungan tersebut konsisten. 5.3 Implementasi Algoritma Promethee 1. Menormalisasi data Menghitung dengan cara nilai kriteria dikurangi nilai minimal bagi dengan nilai maksimal dikurangi nilai minimal 2. Menentukan nilai p dan q Nilai p dan q dihitung dengan mencari nilai max dan min 3. Melakukan perhitungan derajat preferensi. Masing-masing kriteria dihitung dengan persamaan yang sudah ditentukan 4. Melakukan perhitungan indeks preferensi multikriteria. Menghitung indeks preferensi dengan pembobotan yang diperoleh dari metode AHP. 5. Menghitung nilai leaving flow, entering flow, net flow. Leaving flow didpatkan dengan cara menghitung baris dari perhitungan indeks preferensi multikriteria, entering flowdidapkan dengan cara menghitung kolom dari hasil perhitungan preferensi multikriteria, dan net flow didapatkan dari masing-masing nilai leaving flow dikurangi entering flow. 6.
PENGUJIAN DAN ANALISIS
6.1 Pengujian Fungsional Pengujian fungsionalitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun sudah sesuai dengan yang dibutuhkan. Pengujian fungsionalitas dilakukan dengan mencoba setiap fitur yang ada pada sistem. Setiap fitur dicek apakah sudah sesuai dengan yang dibutuhkan. 6.2 Pengujian Kesesuaian Pengujian kesesuaian merupakan proses pengujian yang dilakukan untuk membandingkan hasil sistem AHP-Promethee dengan data pakar (Direktur PT. Yaguna Bangun Pratama). Tujuan dari pengujian kesesuaian adalah mengetahui tingkat kesesuaian hasil sistem dengan pakar, hal ini dilakukan berdasarkan subjektifitas dan pengaruh input matriks perbandingan berpasangan yang menjadi dasar dalam perhitungan AHP-Promethee. Hasil dari pengujian akurasi ditunjukkan pada gambar 3.
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
1792
Tabel 1. Hasil perbandingan sistem dengan pakar
Gambar 3. Grafik Hasil Pengujian Berdasarkan Matriks Perbandingan Berpasangan
Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa grafik dari beberapa preferensi mengalai penurunan dan peningkatan. Tipe preferensi biasa menghasilkan 80% tingkat akurasi sama dengan tipe preferensi quasi sedangkan tipe preferensi linier menghasilkan 60% tingkat akurasi sama dengan tipe linier dan area tidak berbeda sedangkan yang terendah tipe preferensi level dengan nilai 40%. Dari hasil semua pengujian tipe preferensi mengahasilkan nilai yang berbeda beda pada kasus ini nilai terbaik terdapat pada tipe preferensi biasa dan tipe preferensi quasi. Perbedaan nilai tipe preferensi ini dipengaruhi oleh nilai selisih nilai kriteria, nilai kecenderugan atas preferensi dan nilai yang menjelaskan pengaruh signifikan dari suatu kriteria. Dan dari hasil seluruh pengujian yang dilakukan metode AHP-Promethee dapat membandingkan hasil terbaik dari kelima hasil tipe preferensi tersebut. Pemberian pembobotan kriteria lebih baik karena menggunakan metode AHP dan dapat memperbaiki pembobotan kriteria pada Promethee. Kekurangan dari metode AHP-Promethe tipe preferensi yang digunakan tergantung dari besar data dan berapa kriteria yang dihitung. Dari banyaknya tipe preferensi yang ada maka banyak faktor yang mengurangi tingkat akurasi dari metode AHP-Promethee. contoh dari preferensi biasa bagus untuk data yang sedikit karena memilki sedikit faktor yang mempengaruhi selisih nilai kriterianya, bandingkan dengan tipe preferensi level yang di pengaruhi faktor nilai kecenderungan dan nilai pengaruh suatu kriteria yang membuat semakin kecil data maka akan semakin rendah tingkat akurasinya beda jika data itu banyak maka akan semakin tinggi tingkat akurasinya.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
No Pe rin gk at 1 2 3 4 5 6 7 8
Hasil Sistem No Pekerj Pe aan ker ja 8 Batu 9 Listrik 2 Batu 6 Batu 4 Batu 10 Batu 1 Batu 5 Batu
Hasil Pakar No Pekerja Pe an ker ja 8 Batu 9 Listrik 2 Batu 6 Batu 4 Batu 10 Batu 1 Batu 3 Kayu
9
3
Kayu
5
Batu
10
7
Las
7
Las
Kesesu aian
Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai Tidak Sesuai Tidak Sesuai Sesuai
Tabel diatas menjelaskan berdasarkan pengujian yang telah dilakukan dengan mengguunakan sistem terdapat 8 data yang sesuai dengan penilaian pakar dan 2 data yang tidak sesuai dengan penilaian pakar. Faktor dari ketidaksesuaian 2 data diatas disebabkan oleh nilai kriteria 1 dan 2 data tersebut sama. Bobot kriteria 1 dan 2 adalah bobot kriteria tertinggi. Sistem mendapatkan perhitungan yang tidak sesuai dengan pakar karena terdapat perbedaan bobot yang sedikit dan bobot yang sama. 7.
KESIMPULAN
Sistem pendukung keputusan ini dibangun menggunakan metode Analytical Hierarchy Process dan Promethee (AHP-Promethee). Terdapat 10 data pekerja bangunan yang di dalamnya terdiri dari tukang batu, tukang kayu, tukang las, dan tukang listrik. AHP digunakan untuk menghitung bobot prioritas tiap kriteria, sedangkan Promethee digunakan untuk melakukan perankingan alternatif. Sistem pendukung keputusan ini memberikan hasil berupa ranking pekerja kasar dari nilai tertinggi sampai terendah. Hasil pengujian validasi sistem dan pengujian kesesuaian didapatkan hasil. Pengujian validasi didapatkan hasil sebesar 100% yang berarti sistem dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan.Tingkat kesesuaian sistem dengan narasumber dari metode AHP–PROMETHEE untuk menentukan peringkat pekerja kasar didapatkan sebesar 80%. Kesesuaian ini dihitung dari kemiripan peringkat hasil keluaran sistem dengan peringkat yang ditentukan oleh
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer
pakar. Tipe preferensi yang menghasilkan Kesesuaian terbesar adalah tipe biasa dan quasi. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Khairil, 2016. Peranan Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan dalam Menghadapi Era Globalisasi. Aceh: fakultas Ekonomi UNIMAL Arto, Sugi, 2014, Pengertian pekerja kasar [online],(http://artonang.blogspot.co.id/2 014/12/pengertian-buruh.html, diakses tanggal 25 Juli 2017) Julianto, Lemantara, Noor Akhmad, S., Marcus Nurtiantara, A.,2013. Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode AHP dan Promethee. Jurnal JNTETI. Vol. 2 Novaliendry, D., 2009. Aplikasi Penggunaan Metode PROMETHEE dalam Sistem Pendukung Keputusan untuk Penentuan Media Promosi Studi Kasus: STMIK Indonesia, Padang: Jurusan Teknik Elektronika, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang. Syaifullah, 2008. Pengenalan Metode AHP (Analyticar Hierarchy Process). s.l.:s.n. Turcksin, L., Bernardini, A. & Macharis, C., 2011. A Combined AHP-PROMETHEE Approach for Selecting the Most Appropriate Policy Scenario to Simulate a Clooean Vehicle Fleet, Brussels, Belgium: Vrije Universitas Brussel. Ziller, Annette, Michaela Wörndl, and Andrea Bichler, 2008, Multi criteria decision making June 2008 2.doc.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
1793