Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.1 (2016) : 47-52
ISSN : 2443-3608
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMP
Rifda Mardian Arif Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin, Jl. Sultan Adam Komplek H. Iyus Blok A no. 18 RT. 23
[email protected] Abstrak Hasil observasi pembelajaran di SMP Negeri 24 Banjarmasin kelas IX.A Menunjukkan siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran Biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan lesson study, mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa kelas IX.A SMP Negeri 24 Banjarmasin menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas berbasis lesson study yang dirancang 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdapat tahapan plan, do, dan see. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX.A SMP Negeri 24 Banjarmasin yang berjumlah 36 siswa. Keterlaksanaan kegiatan LS meliputi tahapan plan, do, dan see untuk setiap kali pertemuannya. Pada siklus I diperoleh rata-rata untuk tahap plan sebesar 100%, tahap do sebesar 90%, dan tahap see sebesar 100%. Rata-rata penilaian observer untuk tahap plan pada siklus II sebesar 100%, tahap do sebesar 92,5%, dan tahap see sebesar 100%. Keterlaksanaan pembelajaran diamati ketika proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus I, jumlah rata-rata penilaian terhadap keterlaksanaan pembelajaran dalam LS sebesar 85% sedangkan pada siklus II menjadi 95%. Hasil belajar kogntif pada siklus I memiliki persentase ketuntasan klasikal sebesar 88,89% dan pada siklus II meningkat menjadi 94,44%.
Kata kunci:
pembelajaran kooperatif, think pair share (TPS), lesson study, hasil belajar kognitif Published : Maret 2016
PENDAHULUAN Keberhasilan suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh pemilihan model, strategi, dan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan kepada siswa oleh guru. Hasil observasi pembelajaran di SMP Negeri 24 Banjarmasin kelas IX, menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menerima materi pelajaran Biologi, hal ini disebabkan materi Biologi bersifat eksakta yang memerlukan pemahaman dan penerapan. Kesulitan belajar IPA Biologi adalah pada materi yang berkaitan dengan perhitungan dan konsep/materi yang bersifat abstrak, yaitu materi pewarisan sifat. Data hasil belajar siswa menunjukkan masih banyak siswa yang belum mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75. Artinya hasil belajar siswa belum maksimal, sehingga peneliti sangat menaruh perhatian tentang hal ini. Kegiatan pembelajaran yang berlangsung di kelas juga menunjukkan siswa cenderung lebih diam dan guru lebih dominan. Interaksi sosial siswa di kelas 47
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP masih perlu diperbaiki. Keterampilan sosial sangat diperlukan oleh semua individu, misalnya keterampilan bertanya. Kondisi tersebut di atas menunjukkan perlu dilaksanakan suatu praktik pembelajaran yang lebih baik. Salah satunya adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif memiliki bermacam-macam tipe, diantara adalah Think Pair Share (TPS) yang dalam sintaksnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir mendalam (Think) tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru, selanjutnya siswa mendiskusikan dalam kelompok atau pasangannya (Pair) dan menjelaskan kepada siswa yang lain secara keseluruhan (Share) (Arends, 2008). Model pembelajaran kooperatif tipe TPS memungkinkan siswa memanfaatkan sebaik-baiknya waktu untuk mempertajam logika berpikir dari permasalahan atau pertanyaan yang disampaikan oleh guru. Penelitian Kusuma (2012) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Upaya pengembangan guru sebaiknya mengarah pada aspek pembentukan budaya belajar dan mengajar, yaitu bersifat dan berkaitan langsung dengan praktik keseharian mengajar guru (teaching as cultural activities): berbasis sekolah (work-based), kolaboratif-kolegalitas, memfokuskan pada bagaimana
siswa
belajar,
menekankan pada
analisis
kurikulum
dan bersifat
long-term
berkesinambungan. Salah satu pendekatan yang relevan dengan perspektif tersebut adalah Lesson Study (Suratno, 2009a; 2009b). Proses pelaksanaan LS menuntut guru saling bekerjasama untuk merencanakan, mengajar, dan mengamati suatu pembelajaran yang dikembangkan secara kooperatif, sementara seorang guru dalam mengimplementasikan pembelajaran dalam kelas, guru yang lain mengamati, dan mencatat pertanyaan serta pemahaman siswa. Rahayu dkk (2012) mengatakan bahwa pembelajaran LS dapat membantu guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan memberikan pembelajaran yang lebih baik. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dan membantu siswa untuk memahami materi IPA yang diberikan oleh guru sehingga mendapatkan pemahaman yang menyeluruh. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Berbasis Lesson Study untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Pada Materi Pewarisan Sifat Siswa Kelas IX.A SMP Negeri 24 Banjarmasin.”
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) berbasis Lesson Study (LS) menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Sugiyono (2009) menyatakan bahwa dalam penelitian deskriptif peneliti tidak membuat perbandingan variabel pada sampel lain dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang lain. Data yang diperoleh berupa data kualitatif dijabarkan secara deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IX.A SMP Negeri 24 Banjarmasin yang berjumlah 36 orang dengan siswa laki-laki ada 16 orang dan siswa perempuan ada 20 orang. Objek penelitian 48
Arif RM / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.1 (2016) : 47-52 merupakan keseluruhan proses dan hasil pembelajaran Biologi pada materi Pewarisan Sifat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IX.A SMP Negeri 24 Banjarmasin. Jadwal pelaksanaan penelitian disesuaikan dengan jadwal pelajaran Biologi di kelas IX. A. Teknik mengumpulkan data yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa dengan
memberikan tes pada setiap akhir siklus untuk selanjutnya dianalisis peningkatan nilai
prestasinya. Soal dibuat oleh guru model sendiri dengan memperhatikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Observasi digunakan untuk mengamati dan memberi penilaian terhadap hasil belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan oleh observer pada tahapan do kegiatan LS. Data merupakan segala informasi yang diperoleh dari hasil penelitian, baik yang bersifat kualitatif maupun data kuatitatif. Hal ini sebanding dengan hasil penelitian yang berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuatitatif berkenaan dengan nilai-nilai (angka) dari hasil tes yang dilaksanakan berupa hasil belajar kognitif siswa (postes) yang dilaksanakan setiap akhir siklus.Sedangkan data kualitatif berkenaan dengan hasil observasi baik itu hasil wawancara maupun pedoman pengamatan. Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif siswa (postes). Data kualitatif berupa keterlaksanaan LS, observasi keterlaksanaan pembelajaran, respon siswa, dan catatan lapangan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Hasil belajar kognitif siswa Untuk menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individual dengan rumus sebagai berikut: Ketuntasan individual skor = Ketuntasan klasikal =
Jumlah skor yang benar 100% Jumlah skor maksimal
Jumlah siswa yang tuntas belajar 100% Jumlah seluruh siswal
Keterangan: Ketuntasan individual: jika siswa mencapai ketuntasan > 75 % Ketuntasan klasikal: Jika > 85% dari seluruh siswa yang mencapai ketuntasan > 75 % (Arikunto, 1998).
Kerlaksanaan LS % Keterlaksanaan LS =
skor yang diperoleh 100% skor ideal (Adaptasi dari Sugiyono, 2009)
2. Keterlaksanaan pembelajaran Analisis kegiatan pembelajaran menggunakan analisis deskriptif. Data dari hasil observasi pembelajaran dijabarkan dalam bentuk uraian singkat. (Sugiyono, 2009). 49
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP 3. Respon siswa Analisis angket respon siswa dilakukan secara deskriptif sebagai data penunjang dalam kegiatan mengajar guru dikelas.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil belajar kogntif siswa dilihat dari pelaksanaan postes pada setiap akhir siklus. Pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas berjumlah 32 orang dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88,89% dari 36 siswa yang hadir, sementara pada siklus II menunjukkan kenaikan ketuntasan klasikal dimana sebanyak 34 siswa dari 36 siswa yang hadir mencapai ketuntasan individual atau ketuntasan klasikalnya sebesar 94,44%. Keterlaksanaan kegiatan LS meliputi tahapan plan, do, dan see untuk setiap kali pertemuannya, dalam pelaksanaannya peneliti berkolaborasi dengan tim LS yang berperan sebagai observer. Siklus I diperoleh rata-rata untuk tahap plan sebesar 100%, tahap do sebesar 90%, dan tahap see sebesar 100%, sedangkan pada siklus II terdapat kenaikan untuk tahapan do. Rata-rata penilaian observer untuk tahap plan pada siklus II sebesar 100%, tahap do sebesar 92,5%, dan tahap see sebesar 100%. Keterlaksanaan pembelajaran diamati ketika proses pembelajaran berlangsung, dengan mengacu pada lembar pengamatan yang tersedia para observer melakukan penilaian terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Jumlah rata-rata penilaian terhadap keterlaksanaan pembelajaran dalam LS yang diberikan oleh observer pada siklus I sebesar 85% dan pada siklus II terjadi peningkatan penilaian dengan rata-rata sebesar 95%. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS untuk siklus I menunjukkan sebanyak 26 orang dengan persentase 72,22% memiliki predikat tinggi terhadap proses pembelajaran dikelas, sedangkan predikat rendah dipilih oleh 10 orang dengan persentase 27,27%, sementara pada siklus II respon siswa menunjukkan kenaikan dimana persentase untuk predikat tinggi sebesar 83,33% dan sedangkat predikat rendah menjadi 16,67 %.
B. Pembahasan Implementasi PPL Berbasis LS untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa Ketuntasan belajar dilihat dari nilai siswa mengerjakan postes yang diberikan oleh guru pada setiap akhir siklus. Postes bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi dasar yang telah ditentukan, baik secara individu maupun kelompok (Mulyasa, 2009). Pada siklus I terlihat bahwa nilai postes sudah mencapai ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu ≥ 85% dari siswa dalam kelas mencapai ketuntasan individual dimana jumlah siswa yang tuntas sebanyak 32 orang dengan persentase nilai postes (hasil belajar) siswa yang tuntas pada siklus I 50
Arif RM / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.1 (2016) : 47-52 sebesar 88,89% dari 36 siswa yang hadir, begitu juga dengan ketuntasan klasikal yang diperoleh dari hasil postes pada siklus II yang mengalami peningkatan ketuntasan klasikal menjadi 94,44% dengan jumlah siswa yang tuntas berjumlah 34 orang dari 36 siswa yang hadir. Adanya peningkatan ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II disebabkan pembelajaran kooperatif tipe TPS sudah dipahami oleh siswa sehingga siswa lebih siap dan termotivasi untuk belajar, hal ini sesuai dengan Sujana (2009) yang menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Skinner berpendapat, ”belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila tidak belajar maka responnya menurun” (Dimyati & Mudjiono, 2006). seseorang itu akan berhasil dalam belajar apabila dalam dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar Sardiman (2008). Terjadinya peningkatan hasil belajar siswa selama 2 siklus pembelajaran sebagai dampak positif dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbasis LS, melalui penerapan LS guru dapat melakukan perbaikan pembelajaran berdasarkan masukan dari observer yang mengikuti secara langsung proses pembelajaran mulai dari tahap persiapan sampai akhir pembelajaran. Saran dan perbaikan dari observer dapat di tindak lanjuti dan diimplementasikan oleh guru odel pada pertemuan berikutnya, hal ini terlihat dari adanya peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II.
Respon Siswa terhadap Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis LS Respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS yang dilaksanakan melalui LS dapat memberikan dampak postif bagi siswa. Menurut perhitungan hasil angket siswa diketahui pada siklus I, untuk predikat tinggi dipilih siswa sebanyak 26 orang dengan persentase 72,22%, dan predikat rendah dipilih sebanyak 10 orang dengan persentase 27,27%, sementara pada siklus II respon siswa menunjukkan kenaikan dimana persentase untuk predikat tinggi sebesar 83,33% dan sedangkat predikat rendah menjadi 16,67 %. Respon siswa yang sangat tinggi menunjukkan adanya minat siswa dalam belajar dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS. Seorang siswa dapat belajar dengan baik apabila kondisi dirinya maupun lingkungan sekitarnya menunjang untuk belajar dengan baik. Slameto (2010) menyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa adanya yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Peranan LS Terhadap Pembelajaran Kegiatan LS yang telah peneliti lakukan ternyata berdampak positif bagi peneliti selaku guru model serta bagi kualitas pembelajaran yng dilakukan. LS merupakan sarana untuk perbaikan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif berdasarkan langkah-langkah perencanaan, implementasi, dan kegiatan refleksi ternyata mempunyai dampak positif untuk perbaikan proses 51
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMP belajar mengajar, terutama bagi guru dan siswa. Melalui kegiatan LS, peneliti mendapatkan banyak pengetahuan dengan pemahaman bahwa LS adalah forum untuk saling belajar dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
SIMPULAN Keterlaksanaan kegiatan LS meliputi tahapan plan, do, dan see untuk setiap kali pertemuannya. Pada siklus I diperoleh rata-rata untuk tahap plan sebesar 100%, tahap do sebesar 90%, dan tahap see sebesar 100%. Siklus II untuk rata-rata penilaian observer tahap plan pada siklus II sebesar 100%, tahap do sebesar 92,5%, dan tahap see sebesar 100%. Keterlaksanaan pembelajaran diamati ketika proses pembelajaran berlangsung. Pada siklus I, penilaian terhadap keterlaksanaan pembelajaran dalam LS sebesar 85% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 95%. Hasil belajar kogntif siswa pada siklus I terdapat 32 siswa yang tuntas dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88,89%. Siklus II menunjukkan kenaikan ketuntasan klasikal menjadi 94,44%. Respon siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS siklus I menunjukkan sebanyak 26 orang dengan persentase 72,22% memiliki predikat tinggi terhadap proses pembelajaran dikelas.Siklus II respon siswa menunjukkan kenaikan dimana persentase untuk predikat tinggi sebesar 83,33%.
DAFTAR RUJUKAN Arends, Richad I. 2008. Learning To Teach, Belajar Untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Hutami, Pristiana A.F. 2011. Implementasi Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Berbasis Lesson Study untuk Meningkatkan Kemampuan Pedagogik Guru dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-2 SMA Brawijaya Smart School Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: UM. Lewis, C. 2002. Lesson study: A handbook of teacher-led instructional change. Philadelphia: Research for Better Schools. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta, Jakarta. Suratno, T. (2009a). Teacher reflection in Indonesia: Lessons learnt from a Lesson Study Program. Paper presented in Redesigning Pedagogy International Conference. National Institute of Education Singapore. June 1-3, 2009. Suratno, T. (2009b). Lesson Study in Indonesia: The case of Indonesia University of Education. Proceeding. World Association of Lesson Studies International Conference. Hong Kong Institute of Education. December 7-10, 2009. Sugiyono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
52