Jurnal Pendidikan Hayati Vol.1 No.4 (2015) : 44-49
ISSN : 2443-3608
IDENTIFIKASI JENIS PERIFITON SEBAGAI PENENTU KUALITAS AIR DI SUNGAI RAY 17 KELURAHAN BERANGAS BARAT KABUPATEN BARITO KUALA Fitriani1, Fujianor Maulana1 1. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Banjarmasin, Jl. Sultan Adam Kompleks H.Iyus Blok A No.18 RT.23 e-mail:
[email protected]
Abstrak Sungai Ray 17 memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat sekitar untuk berbagai keperluan seperti transportasi, MCK, mencari ikan, bahkan sungai ini juga dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan pabrik. Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin mengetahui kualitas air sungai ini melalui perifiton, karena perifiton dapat dijadikan bioindikator perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis perifiton yang ditemukan, keanekaragaman perifiton, kemelimpahan perifiton dan kualitas air di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara survei di beberapa titik di Sungai Ray 17. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di 3 zona yang berbeda yaitu zona alami, pabrik dan penduduk. Data dikumpulkan dengan cara pengambilan sampel dan observasi sampel. Data dianalisis dengan Identifikasi Sampel Perifiton, Indeks Keanekaragaman (H’) untuk mengetahui keanekaragaman jenis perifiton dan dengan rumus Lackey Drop Microtransecting Methods untuk menghitung kemelimpahan perifiton. Hasil penelitian ditemukan 11 jenis perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala yaitu Navicula sp., Nitzschia sp., Pinnularia viridis, Synedra acus, Fragilaria capucina, Rhizoclonium sp., Cladophora sp., Mougeotia sp., Gomphosphaeria sp., Merismopedia sp. dan Klebsormidium sp. Keanekaragaman perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala tergolong tingkat sedang. Keanekaragaman pada zona alami dan penduduk tergolong sedang, sedangkan keanekaragaman pada zona pabrik tergolong rendah. Kemelimpahan perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala tertinggi yaitu pada zona penduduk sebanyak 288 ind/cm2 dan kemelimpahan terendah dimiliki oleh zona pabrik sebanyak 120 ind/cm2. Kualitas air di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala adalah tercemar ringan. Kata kunci: Identifikasi, Kualitas Air, Perifiton
Published : Desember 2015
PENDAHULUAN Perifiton adalah hewan maupun tumbuhan yang hidup di bawah permukaan air, sedikit bergerak, melekat pada batu, ranting, tanah atau substrat lainnya. Perifiton adalah campuran kompleks dari alga, cyanobacteria, mikroba heterotrofik dan detritus yang melekat pada dasar
44
Identifikasi Jenis Perifiton Sebagai Penentu Kualitas Air Di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala ekosistem perairan. Perifiton dari kelompok hewan pada umumnya terdiri dari protozoa dan rotifera, sedangkan perifiton dari kelompok tumbuhan sebagian besar terdiri dari mikroalga (Nabilla, 2011). Perifiton merupakan produsen anorganik primer yang menduduki tempat utama dalam pembentukan makanan di perairan sehingga komunitas ini sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup biota perairan. Selain dimanfaatkan sebagai pakan alami, perifiton juga dapat dijadikan sebagai bioindikator perairan. Secara alami perifiton bersifat tetap dan menempel pada akar tumbuhan, bebatuan, kayu dan benda dalam air lainnya sehingga memiliki kecenderungan lebih banyak menerima polutan dari area tersebut dibandingkan dengan hidrobiota yang lain (Marini, 2011). Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala memiliki peranan yang sangat penting bagi masyarakat sekitar untuk berbagai keperluan seperti transportasi, MCK, mencari ikan, bahkan sungai ini juga dijadikan tempat pembuangan limbah rumah tangga dan pabrik. Kegiatan masyarakat sekitar sungai tentunya akan mempengaruhi kualitas air sungai dan kehidupan di dalamnya. Oleh karena itu, peneliti tertarik ingin mengetahui kualitas air sungai ini melalui perifiton, karena perifiton dapat dijadikan bioindikator perairan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Identifikasi Jenis Perifiton sebagai Penentu Kualitas Air di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis perifiton yang ditemukan di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala, keanekaragaman perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala, kemelimpahan perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala dan kualitas air di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara survei di beberapa titik di Sungai Ray 17. Lokasi pengambilan sampel dilakukan di 3 zona yang berbeda yaitu zona alami, pabrik dan penduduk. Penelitian dilaksanakan di perairan sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala.
45
Jurnal Pendidikan Hayati Vol.1 No.4 (2015) : 44-49
ISSN : 2443-3608
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Jenis perifiton yang ditemukan di sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala yaitu terdapat 11 jenis perifiton yang termasuk dalam 4 kelas, 5 ordo dan 8 famili meliputi Navicula sp., Nitzschia sp., Pinnularia viridis, Synedra acus, Fragilaria capucina, Rhizoclonium sp., Cladophora sp., Mougeotia sp., Gomphosphaeria sp., Merismopedia sp. dan Klebsormidium sp.. Kedalaman substrat perifiton yang paling banyak ditemukan jenis perifiton yaitu 5 jenis adalah kedalaman 1,8 m pada zona penduduk, sedangkan kedalaman substrat perifiton yang sama sekali tidak ditemukan jenis perifiton adalah kedalaman 0,3 m pada zona penduduk. Indeks Keanekaragaman (H') perifiton di sungai Ray 17 pada zona alami sebesar 1,55, pada zona pabrik sebesar 0,50 dan pada zona penduduk sebesar 1,31. Secara umum, indeks Keanekaragaman (H') perifiton di sungai Ray 17 sebesar 2,1. Kemelimpahan perifiton di sungai Ray 17 pada zona alami sebanyak 192 ind/cm2, pada zona pabrik sebanyak 120 ind/cm2 dan pada zona penduduk sebanyak 288 ind/cm2.
B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian terhadap identifikasi jenis perifiton sebagai penentu kualitas air di sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala ditemukan 11 jenis perifiton yaitu Navicula sp., Nitzschia sp., Pinnularia viridis, Synedra acus, Fragilaria capucina, Rhizoclonium sp., Cladophora sp., Mougeotia sp., Gomphosphaeria sp., Merismopedia sp. dan Klebsormidium sp. Jenis perifiton yang paling banyak ditemukan pada semua zona penelitian adalah dari kelas Bacillariophyceae yaitu 5 jenis, sedangkan dari kelas Chlorophyceae 3 jenis, Cyanophyceae 2 jenis dan Charophyceae 1 jenis. Pada zona alami ditemukan 5 jenis perifiton yaitu Synedra acus, Fragilaria capucina, Gomphosphaeria sp., Merismopedia sp. dan Mougeotia sp. Pada zona pabrik ditemukan 2 jenis perifiton yaitu Klebsormidium sp. dan Mougeotia sp. Pada zona penduduk ditemukan 6 jenis perifiton yaitu Navicula sp., Nitzschia sp., Pinnularia viridis, Rhizoclonium sp., Cladophora sp. dan Klebsormidium sp. Navicula sp. berbentuk lonjong memanjang, terdapat penebalan pada pinggiran selnya. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona pabrik. Nitzschia sp. berbentuk lonjong memanjang yang meruncing pada bagian ujung tubuhnya seperti perahu dan terdapat tonjolan pada tubuhnya. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona pabrik. Pinnularia viridis berbentuk memanjang, bagian ujung tubuhnya menyerupai persegi panjang. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona pabrik. Synedra acus berbentuk
46
Identifikasi Jenis Perifiton Sebagai Penentu Kualitas Air Di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala panjang dan tipis, pada tengah selnya terdapat sebuah garis. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,05 m di zona alami. Fragilaria capucina berbentuk persegi panjang yang tersusun berdempetan. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,05 m di zona alami. Rhizoclonium sp. berbentuk panjang, bersekat, tidak bercabang dan didalamnya terdapat inti yang menggumpal. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona pabrik. Cladophora sp. memiliki cabang dan bersekat. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona pabrik. Mougeotia sp. berbentuk batang, bersekat, didalamnya terdapat inti berbentuk pita yang berpilin. Spesies ini ditemukan pada kedalaman substrat 0,3 m di zona alami dan pada kedalaman substrat 1,8 m di zona pabrik. Gomphosphaeria sp. memiliki bentuk sel yang bulat dan oval yang tersusun membentuk lingkaran. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,8 m di zona alami. Merismopedia sp. memiliki sel yang bulat, berkoloni dan susunannya teratur. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 1,05 m di zona alami. Klebsormidium sp. berbentuk batang yang bersekat. Didalamnya terdapat inti yang bentuknya melengkung. Spesies ini ditemukan pada substrat kedalaman 0,3 m dan 1,05 m di zona pabrik dan pada kedalaman 1,05 m di zona penduduk. Indeks keanekaragaman perifiton di sungai Ray 17 tertinggi dimiliki oleh zona alami sebesar 1,55 dan indeks keanekaragaman terendah dimiliki oleh zona pabrik sebesar 0,5. Secara umum indeks keanekaragaman perifiton di sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala yaitu sebesar 2,1, indeks ini tergolong keanekaragaman tingkat sedang. Keanekaragaman pada zona alami tergolong sedang, pada zona pabrik indeks keanekaragaman tergolong dalam tingkat rendah dan pada zona penduduk keanekaragaman tergolong sedang. Kemelimpahan perifiton di sungai Ray 17 tertinggi dimiliki oleh zona penduduk sebanyak 288 ind/cm2 dan kemelimpahan terendah dimiliki oleh zona pabrik sebanyak 120 ind/cm2. Kemelimpahan tertinggi dimiliki oleh Nitzschia sp. yang ditemukan pada zona pabrik yaitu sebanyak 168 ind/cm2 . Kualitas
air
dapat
dinilai
tingkat
pencemarannya
dilihat
dari
indeks
Keanekaragamannya. Menurut Yunasfi dkk (2013), suatu perairan yang memiliki indeks keanekaragaman perifiton >3 tergolong perairan tidak tercemar, indeks keanekaragaman 1-3 tergolong tercemar ringan dan indeks keanekaragaman <1 tergolong tercemar berat. Secara umum, indeks keanekaragaman perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala sebesar 2,1. Indeks ini tergolong dalam perairan yang tercemar ringan, sedangkan berdasarkan hasil perhitungan terhadap indeks Keanekaragaman (H') pada setiap zona pengamatan, zona alami memiliki indeks sebesar 1,55, sehingga tergolong perairan yang tercemar ringan. Indeks keanekaragaman pada zona pabrik sebesar 0,50 sehingga tergolong
47
Jurnal Pendidikan Hayati Vol.1 No.4 (2015) : 44-49
ISSN : 2443-3608
perairan yang tercemar berat. Pada zona penduduk, indeks keanekaragamannya sebesar 1,31 sehingga tergolong perairan yang tercemar ringan.
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa jenis perifiton yang ditemukan di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala ada 11 meliputi Navicula sp., Nitzschia sp., Pinnularia viridis, Synedra acus, Fragilaria capucina, Rhizoclonium sp., Cladophora sp., Mougeotia sp., Gomphosphaeria sp., Merismopedia sp. dan Klebsormidium sp. Keanekaragaman perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala tergolong tingkat sedang. Keanekaragaman pada zona alami dan penduduk tergolong sedang, sedangkan keanekaragaman pada zona pabrik tergolong rendah. Kemelimpahan perifiton di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala tertinggi yaitu pada zona penduduk sebanyak 288 ind/cm2 dan kemelimpahan terendah dimiliki oleh zona pabrik sebanyak 120 ind/cm2. Kualitas air dapat dinilai tingkat pencemarannya dilihat dari indeks Keanekaragamannya. Menurut Yunasfi dkk (2013), suatu perairan yang memiliki indeks keanekaragaman perifiton >3 tergolong perairan tidak tercemar, indeks keanekaragaman 1-3 tergolong tercemar ringan dan indeks keanekaragaman <1 tergolong tercemar berat. Secara umum, indeks keanekaragaman perifiton di sungai Ray 17 sebesar 2,1. Indeks ini tergolong dalam perairan yang tercemar ringan, sedangkan berdasarkan hasil perhitungan terhadap indeks Keanekaragaman (H') pada setiap zona pengamatan, zona alami memiliki indeks sebesar 1,55, sehingga tergolong perairan yang tercemar ringan. Hal ini dikarenakan air sungai tercemari oleh kegiatan masyarakat sekitar yang menggunakan sungai ini untuk transportasi kadang membuang sampahnya sembarangan ke sungai. Indeks keanekaragaman pada zona pabrik sebesar 0,50 sehingga tergolong perairan yang tercemar berat. Hal ini diduga dikarenakan limbah dari pabrik kayu berupa potongan kecil serpihan kayu dari hasil penggergajian, debu, serbuk gergaji dan limbah lainnya yang dibuang ke sungai. Sungai sudah tidak dapat menetralisir limbah yang terlalu banyak sehingga berpengaruh terhadap kualitas air dan kehidupan didalamnya. Pada zona penduduk, indeks keanekaragamannya sebesar 1,31 sehingga tergolong perairan yang tercemar ringan. Hal ini dikarenakan aktivitas masyarakat sekitar yang menggunakan air sungai untuk mandi, mencuci, buang air besar di sungai karena safety tank yang kurang memadai, bahkan membuang sampah ke sungai sehingga limbah yang dihasilkan akan menyebabkan kualitas air berubah dan tidak layak untuk dipakai dan dikonsumsi. Berdasarkan kesimpulan tersebut disarankan untuk masyarakat sekitar agar menjaga kebersihan sungai ini karena sungai sudah mulai tercemar,
48
Identifikasi Jenis Perifiton Sebagai Penentu Kualitas Air Di Sungai Ray 17 Kelurahan Berangas Barat Kabupaten Barito Kuala mengingat peranan sungai yang vital bagi masyarakat sekitar dan ekosistem yang ada didalam sungai tersebut.
DAFTAR RUJUKAN Marini, M. 2011. Kelimpahan dan Keanekaragaman Jenis Perifiton di Perairan Sungai Belida Kabupaten Muaraenim, Sumatera Selatan. Balai Penelitian Perikanan Perairan Umum. Palembang. Nabilla, D. 2011. Perifiton. (online:http://deapensieve.blogspot.com/2011/11/perifiton.html, diakses 1 April 2015). Yunasfi, Suryanti, Barus. 2013. Keanekaragaman dan Kelimpahan Perifiton di Perairan Sungai Deli, Sumatera Utara. Skripsi USU. Medan.
49