JURNAL PEDAGOGIK PENDIDlKAN DASAR ISSN: 2337-4543
Jilid 1, Nomor 1, Januari 2013, him. 1-151
Berkala iImiah terbit tiga kali dalam setahun pada bulan Januari, Mei dan September; berisi tulisan yang diangkat dari hasil penelitian pendidikan dan kajian atau telaah pendidikan.
KETUA PENYUNTING Tatat Hartati WAKIL KETUA PENYUNTING Yahya Sudarya
"
PENYUNTING AHLI
OongKomar
y'Suyitno
Emawulan Syaodih
Babang Robandi
Pupun Nuryani
Dharma Kesuma
Nana Djumhana
Tatang Syaripudin
PENYUNTING PELAKSANA
EffY Mulyasari
Sandi Budi Iriawan
Dwi Heryanto
Andhin Dyas Fitriani
Arie Rakhmat Riyadi
TATALETAK Ira Rengganis PEMBANTU PELAKSANA Cucu Suhendar, Dea 1. Nurjanah, Ratna Komalasari, Gio M. Johan, Rakhmat Sutedi
AIamat Penyunting dan Tata Usaha: Kantor Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, Gedung FIP Lama Universitas Pendidikan Indonesia, Lantai I, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Kota BandungNo Telp. (022) 2013163 email: pedagog("
[email protected] JURNAL PEDAGOGIK PENDIDIKAN DASAR diterbitkan oleh Jurusan Pedagogik bekerjasama dengan Asosiasi PPG. Pembina: Dekan FIP dan Pembantu Dekan; Penanggungjawab: Ketua Jurusan Pedagogik dan Ketua Prodi PGSD. Penyunting menerima sumbangan tulisan yang belum pernah diterbitkan dalam media lliin. Naskah diketik di atas kertas HVS A4 spasi ganda, maksimum 30 halaman, dengan format seperti tercantum pada halaman belakang (Petunjuk bagi Penulis). Naskah yang masuk dievaluasi dan disunting untuk keseragaman format, istilah dan tata cara lainnya.
,.d....
MILIK PERPUSTAKAAN
'iJ'
PUll - LIPI
~
-
I
JURNAL PEDAGOGIK P
1\R
ISSN: 2337-4543 Jilid I, Nomor 1, Januari 2013, hIm:. 1-151
DAFTARISI Revitalisasi Bahasa dan Budaya Melayu dalam Perspektif Pendidikan di Indonesia
Chaedar Alwasilah, Universitas Pendidikan Indonesia - I - 9
Menemukan Format Peran Intelektual Aceh dalam Pembangunan Pendidikan
Farid Wajdi Ibrahim, lAIN Ar-Raniry Banda Aceh - 10 - 19
Tafsir Psikosastra terhadap Kesesuaian Wacana Sastra Sekolah Dasar Herwan F.R., Universitas Sultan Ageng Tirtayasa· 20 - 29
IJI
Kualitas dan Kecakapan Guru Bahasa Melayu Sekolah Menengah
Hashim Othman dan Noraisikin Ghazali, Universiti Sains Malaysia - 30 - 38
Pendekalan Proyek dalam Pembelajaran Menulis Laporan Pengamatan sebagai Upaya
Menumbuhkembangkan Nilai (Karakter)
Dyah Lyesmaya, Universitas Muhammadiyah Sukabumi - 39 - 58
Improving Student's Ability in Learning English Vocabulary Through Emotional Quotient(EQ)
Learning to The Fifth Grade of SDN Buengkala-Aceh Besar .
SaefUllah, lAIN Ar-Raniry Banda Aceh - 59 - 71
Model Blended Learning System pada Pendidikan Profesi Guru (pPG) untuk Meningkatan Kompetensi
Guru Sekolah Dasar
Dede Somarya dan Cepi Riyana, Universitas Pendidikan Indonesia - 72 - 89
Pengembangan E-Iearning Mala Kuliah Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Dasar
Sunarti, Universitas PGRI Yogyakarta - 90 - 103
Aplikasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran Model Transdisiplin
Dadang Sukirman, Universitas Pendidikan Indonesia - 104 - 114
Pengembangan Kurikulum Matematim dan Model Pembelajaran Kreatif bagi Pendidikan Anak Usia
Dini
Yulis Jamiah dan Halini, Universitas Tanjungpura - 115 - 124
Hubungan Persepsi Mahasiswa terhadap Profesi Pendidik, Peranan Dosen, Iklim Kelas, Layanan
Perpuslakaan, dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar pada Program PGSD dan PGPAUD LPTK
Negeri di Pulau Jawa
Sita Ratnaningsih, UIN SyarifHidayatuliah Jakarta - 125 - 135
Konsep Media Pembelajaran dalam AI-Qur'an (Analisis Tafsir Surat An-Nahl Ayat 78)
NurJanah, Institut Agama Islam Cipasung Singaparna - Tasikmalaya - 136 - 151
REVITALISASI BAHASA DAN BUDAYA MELAYU DALAM
PERSPEKTIF PENDIDIKAN DI INDONESIA
A, Chaedar Alwasilah Universitas Pendidikan Indonesia, Jl Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung e-mail:
[email protected] Abstract: Malay Language and Culture Revitalization in Perspective of Education in . Indonesia. This article review critically the potential of Malay language in three counties MABBIM, especially with reference to global challenges. In fact, the Malay language has the potential to become an instument of thinking, inovation, and make a creation. But regrettable, intelectual creativity in Malay language is not much, so the reproduction of knowledge is low. It is arising among other because they don't have a positive attitude towards the Malay language and culture. This article suggests a number of suggestions for designing education and policy collectively as Malay culture strategy. , Abstrak: Revitalisasi Bahasa dan Budaya Melayu dalam Perspektif Pendidikan di Indonesia, Artikel ini meninjau secara kritis potensi bahasa Melayu di tiga negara MABBIM, khususnya dengan referensi terhadap tantangan global. Sejatinya bahasa Melayu memiliki potensi untuk dijadikan alat untuk berpikir, berinovasi, dan berkreasi. Namun disesalkan, kreativitas intelektual dalam bahasa Melayu tidaklah banyak sehingga reproduksi pengetahuan rendah. Hal ini timbul antara lain karena mereka tidak memiliki sikap positif terhadap bahasa dan budaya Melayu. Untuk memperoleh pandangan kritis dan komprehensif, kita mesti mencennati aspek internal dan eksternal dari bahasa Melayu. Artikel ini menyarankan sejumlah saran untuk mendesain pendidikan dan kebijakan secara kolektif sebagai strategi kebudayaan Melayu. Kata kund: bahasa Melayu, MABBIM, kreativitas, neo-nostalgia.
PENDAHULUAN Para ahli strategi global memperkirakan abad ke-21 sebagai Abad Informasi, yang segera diternskan oleh Abad Kreativitas. Kita menyadari bahwa hanya manusia yang menguasai infonnasi yang mampu menguasai dunia sekarang ini. Namun, dalam persaingan selanjutnya, penguasaan infomlasi tidaklah cukup. Kini yang diperlukan adalah kuasa kreativitas. Dengan demikian, tantangan kita adalah bagaimana meinanfaatkan infonnasi untuk membangun kreativitas. Dengan kata lain, perlu ada strategi untuk menjadikan masyarakat penutur, bahasa Melayu sebagai masyarakat yang kreatif. . Dalam pada itu, kita mengetahui jugabahwa bahasa adalah alat berpikirdan berkreativitas. Dari sejarah kita mempelajari bahwa bahasa Melayu dalam masa-masa jauh sebelum datangnya para penjajah ke Nusantara telah lama berperan sebagai bahasa politik, perdagangan, dan komunikasi. Di Indonesia lahimya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 19f8 dalam Kongres Pemuda di Jakarta merupakan wujud kreativitas pemuda yang telah menempatkan bahasa Melayu sebagai sarana untuk melakukan kreativitas dalam bemegara. Dengan kata lain, bahasa Melayu terbukti memiliki keunggulan sebagai alat untuk membangun kreativitas. Selanjutnya dominasi sosial, politik, dan ekonomi kaum penjajah telah menenempatkan bahasa Melayu sebagai bahasa nomor dua, terntama dalam bidang sains dan teknologi. Akibatnya muncul 1
A. Chaedar Alwasilah, Revitalisasi Bahasa dan Budaya Melayu
7
adiluhung atau the Great Books dalam konsep liberal education di Eropa yang yang menjadi bahan bacaan wajib di sekolah dan perguruan tinggi (Alwasilah 2012: 198-9). Kehadiran buku buku demikian itu berperan sebagai jembatan intelektual yakni penghubung antara generasi masa kini dengan generasi masa silam. Bila orang Eropa bangga dengan mitologi Yunani, maka banga Melayu mesti bangga dengan sejarah Nusantara. Kedua, ketiga negara mesti melakukan intelektualisasi terhadap bahasa Melayu. Bahasa Melayu bukan sekadar medium kreativitas kebudayaan, tetapi juga sebagai medium kreativitas ilmu pengetahuan dan teknologi. Bahasa Melayu memiliki potensi lebih besar daripada bahasaAsia lainnya untuk menjadi linguafranca di kawasan Asia (Alwasilah, 2012). Kebanggaan terhadap kejayaan masa silam tidak boleh membutakan diri atas kelemah-karsaan bangsa Melayu yang kini mesti bersaing dengan kebudayaan Eropa yang mendominasi dunia. Para ilmuawan Melayu mesti berikhtiar semaksimal mungkin untuk memublikasikan hasil penelitian dan kajian-kajian ilmiah dalam bahasa Melayu, sehingga tertanam pada anak-anak negeri bawasanya bahasa Melayu mampu menjadi bahasa sains dan teknologi. f)engan eara ini, kita seeara berangsur dapat mengurangi ketergantungan terhadap publikasi dalam bahasa asing, khususnya dalam bahasa Inggris. Publikasi dalam bahasa Melayu dapat meningkatkan rasa kebangaan terhadap bahasa Melayu dan kebudayaan Melayu pada umumnya. Ketiga, harus ada upaya menerjemahkan karya-karya adiluhung dari bahasa Melayu ke dalam bahasa asing dan sebaliknya sebagai upaya untuk memperkenalkan kebudayaan Melayu pada forum dunia dan mengakrabkan bangsa Melayu kepada budaya dunia. Demikian itu merupakan dialektika kultural untuk mendewasakan nasionalisme ketiga bangsa dengan tetap menghormati kebersamaan dalam memajukan tamadun Melayu. Budaya Melayu adalah oleh dan untuk bangsa Melayu. Budaya yang dimaksud adalah budaya yang muneul dari masing masing negara, tetapi tidak terwujud seeara top-down. Budaya yang dinamis ini akan tumbuh karena upaya individu yang berpikir bebas dan kreatif. Saling tukar pakar sebagai pensyarah (dosen) dan peneliti, khususnya dalam bidang tamadun Melayu. di antara ketiga bangsa sangatlah penting untuk mempertahankan kebersamaan ini. SIMPULAN Nusantara sudah memiliki sistem pemerintahan dan tamadun yang luhur, sebelum penjajah masuk. Artinya saat itu kita tidak belajar dari Eropa, tapi belajar dari Islam, karena itu, marilah kita mempelajari kembali Islam sebagai sumber ilmu pengetahuan. Semua negara maju mengembangkan pendidikannya dalam bahasa ibunda atau bahasa nasiomilnya. Dalam persaingan tamadun sekarang ini saatnya kita meninjau kembali strategi kebudayaan masa silam. Atau dengan kata lain, kita perlu kembali khittah dalam bertamadun sebagai upaya mengimbangi waeana orientalisme barat, antara lain melalui revitalisasi kearifan lobI. dan melakukan dehegemonisasi bahasa Inggris dengan sejumlah strategi, antara lain: pertama dalam konteks global nasionalisme tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang negatif dan terbelakang. Demikian pula dalam konteks nasional, keetnisan (ethnicity) tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang negatif dan terbelakang. Bahasa daerah (indigenous language) adalah simbol realitas ihwal alam, fauna, geografis dan budaya, sehingga ia memiliki kosakata khas untuk menggambarkan realitas kelokalan itu. Kedua, bahasa Melayu harus terus dipertahankan sebagai alat utama pembangunan bangsa dan negara di kawasan serantaulASEAN. Ketiga, budaya Melayu haruslah menjadi azas dan rujukan pembangunan bangs a di kawasan serantau. Keempat, pentingnya pemartabatan bahasa dan sastra nasional sebagai alat penting pembangunan bangsa dan negara. Kefima, pentingnya melakukan islamisasi ilmu pengetahuan termasuk pendidikan dalam bahasa Melayu dan bahasa nasional kita, dengan keyakinan bahwa segala sesuatu sudah ada dalam AI-Quran.
8
Jurnal Pedagogik Pendidikan Dasar, Jilid 1, Nomor 1, Januari 2013, Hal.1-9
DAFTAR RUJUKAN Ahmad, D.H."Menemui Semula Kekuatan Bahasa dan Sastra :-.Iasional dalam Upaya II !~ Meningkatkan Ketahanan Budaya Serumpun." Prosiding Seminar Bahasa dan Sastra "' Mabbim-Mastera. 7-8 April 2008. I~ Ahmad, H.H.(2008). "Memperkasakan Bahasa dan Sastra Melayu-Indonesia dalam
Mengukuhkan Peradaban Bangsa." Dalam Pemartabatan Bahasa Kebangsaan: Kondisi,
Tantangan, dan Strategi. Jakarta: Pusat Bahasa. 282-297.
Alwasilah, A. C. (2004). "Bahasa Inggris dalam Modemisasi Bangsa: Ancaman terhadap Bahasa
Nasional." Dalam Sukamto. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. 53-64.
_ _, (2005). "From Local to Global: Reinventing Local Literature through English Writing
Classes." TEFLINJournal, Vol. 17, No. I, 11-27. _ _ _" (2007). "Developing Theories of teaching academic Indonesian to Non-language
Majors: Ways of col1ecting and Analyzing Data. The Country Report." Presented at
ASAIHL Conference, Lingnan University, Hong Kong. d
_._,(2008)." Urgensi Mendesain Ulang Perkuliahan MK(D)U Bahasa Indonesia di PT."
. DalamPendidikandi Indonesia: Mas'alah danSolusi. Jakarta: KedeputianBidang Koordinasi Pendidikan, Agama, dan Aparatur Negara. 191-20 I. _ _, (2012). Pokoknya Rekayasa Literasi. Bandung: Kiblat Buku Utama. Col1ins, J. T. (2004). "The History ofIndonesian and the Future ofMalay." Dalam Sukamto. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. 53-64. Darma, B. (2005). "Moral dan Kreativitas dalam Perspektif Sejarah Sastra." Dalam Prosiding . Seminar Bahasa dan Sastra: Penjanaan Kreativiti Bangsa melalui Bahasa. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. 43-76. Hassan, A. (2008). "Bahasa Melayu dan Cabaran Kemunculan Era Kreasi Abad ke-21". Dalam Seminar Bahasa dan Sastra Mabbim-Mastera. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. Hassan, A. (2008). "The Malay Language: State of the art, Issues and Aspirations." Dalam Sukamto, ed. Kelana Bahana Sang Bahasawan. Jakarta: Penerbit Universitas Atrna Jaya. 19-44. Hill, D. T. (2007). "Politik Identitas dalam Budaya IndonesiaJMelayu." Susastera 4. Jakarta: Himpunan Sarjana Kesusasteraan Indonesia. I-IS. Ismail, H. (2011). "Pemikiran NeD-Nostalgia Melayu: Kearifan Lokal Versus Glohalisasi." Dalam Prosoding Sunda Islam-Melayu Nusantara Reaktualisasi Nilai-Nilai Budaya Dua Bangsa Serumpun. Jusuf et al eds. Bandung: UNPAS Press. 49- 67. Kling, D. Z. (2011). "Jatidiri Melayu dan Peradaban Dunia." Dalam Prosoding Sunda.Islam Melayu Nusantara Reaktualisasi Nilai-Nilai Budaya Dua Bangsa Serumpun. Jusu~ et al eds. Bandung: UNPAS Press. 9-28. Lauder, M.R.M. T. (2008). "Orientasi Pengembangan Kosakata dalamMcnyongsong Masyarakat Madani Indonesia." Dalam Pemartabatan Bahasa Kebangsaan: Kondisi, Tantangan, dan Strategi. Jakarta: Pusat Bahasa. 8-20. Mahbubani, K. (2004). Can Asians Think? Third Edition. Singapore: Times Edition. Mohammad, M. (2002). Globalisation and New Realilies. Malaysia: Prime Minister Office. Philipson, R. (1992). Linguistic Imperialism. Oxford: Oxford University Press. Phenix, P. H. (1964). Realms 0/ Meaning: A Philosophy o/Ihe Curriculum/or General Edualion. Ventura: Ventura Country Superintendent of School Office. Rosidi, A. (2006). "Mencari Jalan Keluar dari Bahasa Indonesia yang Memprihatinkan." Dalam Prosiding dan Makalah Seminar. Jakarta: Akademi Jakarta. 5-15. Sariyan, A. (2003). "Bahasa dan Pendidikan Bahasa dalam Konteks Pembinaan Tamadun ,~'
A. Chaedar Alwasilah, Revitalisasi Bahasa dan Budaya Melayu
9
dan Masyarakat Madani." Dalam Peranan Bahasa dan Sastra Indonesia/Melayu dalam Pembinaan Masyarakat Madani. Jakarta: Pusat Bahasa. 1-30. Sugiyono. "Pengembangan Kosakata dan Istilah Bahasa Indonesia." Prosiding Seminar bahasa dan Sastra Mabbim-Mastera. 7-8 Apri12008. Sugono, D. (2008). "Pemanfaatan sarana kebahasaan dalam pengembangan ilmu dan teknologi." Dalam Bahasa dan Sastera Peribumi Serumpun dalam Pembangunan Sains dan Teknologi. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka. 22-28. Sukamto, K. E. (2004). Menabur Benih Menuai Kasih: Persembahan Karya Bahasa, Sosial, dan Budaya untuk Anton M Moeliono. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. Sukamto, K. E. (2008). Kelana Bahana Sang Bahasawan: Persembahan untuk Prof Soenjono Dardjowidjojo, Ph.D., dalam rangka ulang tahunnya yang ke-70. Jakarta: Universitas Katolik Indonesia Atmajaya. Zain, S. M. (2005). "Peranan Bahasa Sendiri daam Pembangunan Sains Sepanjang Zaman." Dalam Prosiding Seminar Bahasa dan Sastra. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa flan Pustaka. 77-91.
\
-':_'
, ;1[i
. i.i i" • ::! ",.;.
"'L i
IJ"
1.\
~~:.,
<
.,,'
..
!r.,:
!J;(
'.i,ll,,: •
,
';:'-1'
' , \ ,,,'
J.,
"_' . .' I I !
:L,;r!'J,' ,~';,;;.:l ;_~,f;.;;{ Pi;;
pH..'
i
'."",ll'
ij;~'//"i')d