Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS II SD INPRES MENSUNG PADA PEMBELAJARAN IPA TENTANG MAKHLUK HIDUP DAN PROSES KEHIDUPAN MELALUI METODE KERJA KELOMPOK Nurliani, Ritman IshakPaudi, dan Dewi Tureni Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK Penelitian yang berjudul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SD Inpres 2 Mensung pada Pembelajaran IPA Tentang Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Melalui Metode Kerja Kelompok, bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar. Subjek penelitian ini berjumlah 27 siswa yang terdiri dari 12 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus, yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Data yang diambil adalah data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi guru dan siswa, Serta data kuantitatif yaitu data hasil belajar siswa. Hasil penelitian pada siklus I diperoleh Ketuntasan Belajar Klasikal sebesar 37,03% dan daya serap klasikal 48,1%, Aktivitas guru berada pada kategori sangat kurang yaitu dengan rata-rata persentase aktivitas guru 45% dan aktivitas siswa berada pada kategori sangat kurang dengan rata-rata persentase 42,5,%. Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh ketuntasan belajar klasikal meningkat menjadi 88,8% dan daya serap klasikal meningkat menjadi 81,1%, aktivitas guru berada pada kategori sangat baik yaitu 97,5% dan aktivitas siswa berada pada kategori sangat baik dengan rata-rata persentase 97,5%. Ketuntasan klasikal yang didapatkan pada siklus II telah memenuhi indikator keberhasilan penelitian, yaitu 80%, maka dapat disimpulkan bahwa melalui Metode Kerja Kelompok pada pembelajaran IPA tentang makhluk hidup dan proses kehidupan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Inpres 2 Mensung Kata Kunci: Hasil Belajar, Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan, Kerja Kelompok I. PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk pengembangan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA bukan pembelajaran yang pasif, dimana tingkah laku kelas dan penyebaran pengetahuan dikontrol dan ditentukan oleh guru, sedangkan siswa hanya dipandang sebagai objek menerima apa yang diberikan guru. Tetapi pembelajaran IPA lebih menekankan pada pembelajaran aktif, dimana siswa dipandang sebagai subjek dan objek. Pada proses pembelajaran siswa mempunyai dasar untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses pembelajaran IPA harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan sendiri atau dalam bentuk kelompok menyelesaikan tugas dengan bimbingan guru. Guru merupakan figur yang memegang peranan penting dalam pembelajaran di kelas. Peran utama guru bukan menjadi penyaji informasi yang hendak dipelajari oleh siswa, melainkan membelajarkan siswa tentang cara-cara mempelajari sesuatu secara efektif (Learning how to learn). Guru yang professional dituntut menguasai bahan pelajaran, proses pembelajaran yang menarik dan memotivasi siswa untuk gemar belajar. Guru dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan dalam bidang pengajaran yang diajarkannya dengan kemampuan
metodologis
secara
professional.
Seorang guru
sebaiknya
mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam memilih, mengumpulkan dan memutuskan bagi proses pembelajaran yang dihadapinya dalam melakukan tugas secara professional.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X Persoalan mendasar yang hingga kini masih sangat dilematis dan kerap dihadapi Guru Sekolah Dasar (SD) di dalam proses belajar mengajar, adalah didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata (Muslich, 2008:40). Hal ini didasarkan karena pemahaman siswa terhadap materi hanya berupa konsep yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan mereka di lingkungan masyarakat. Persoalan tersebut juga dihadapi oleh para Guru di SD Inpres 2 Mensung Kecamatan Mepanga. Secara hakikat, hasil dari sebuah pembelajaran adalah adanya perubahan perilaku. Fakta menunjukkan, berbagai perilaku siswa yang mengarah pada perusakan lingkungan masih mudah ditemukan. Dengan kata lain, siswa masih banyak yang belum paham terhadap apa yang dipelajari di sekolah, sehingga siswa belum mampu menghubungkan pengalaman belajarnya di sekolah ke dalam lingkungan sehari - hari siswa. Guna membangun pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul "Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SD Inpres 2 Mensung pada Pembelajaran IPA Tentang Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan Melalui Metode Kerja Kelompok".
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Hasil Belajar Menurut Mulyono Abdurrahman (1993:31), hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan lebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil
dalam
belajar
ialah
yang
berhasil
mencapai
tujuan-tujuan
pembelajaran atau tujuan-tujuan instruksional. B. Manfaat Hasil Mahkluk Hidup dan Proses Kehidupan a. Bernapas Reaksi oksidasinya sebagai berikut: Zat makanan + oksigen □ energi + uap air + karbon dioksida. b. Bergerak c. Peka terhadap rangsang d. Makan e. Mengeluarkan Zat Sisa f. Tumbuh g. Berkembang Biak Makhluk hidup berkembang biak untuk menghasilkan keturunan. Cara perkembangbiakan makhluk hidup berbeda-beda. Hewan berkembang biak antara lain dengan melahirkan, bertelur, bertelurmelahirkan, bertunas, fragmentasi atau membelah diri. h. Beradaptasi
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X Makhluk hidup mampu beradaptasi dengan lingkungan. Macammacam adaptasi makhluk hidup adalah adaptasi morfologi, adaptasi tingkah laku, dan adaptasi fisiologi. C. Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok adalah penyajian materi dengan cara pemberian tugas-tugas untuk mempelajari sesuatu kepada kelompok-kelompok belajar yang sudah ditentukan dalam rangka mencapai tujuan. Tugas-tugas itu dikerjakan dalam kelompok secara bergotong royong. Langkah-Langkah Metode Kerja Kelompok adalah sebagai berikut: 1. Membentuk kelompok. Pendidik atau peserta didik, atau pendidik bersama peserta didik membentuk kelompok-kelompok belajar. Berapa jumlah kelompok dan berapa jumlah anggota setiap kelompok disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan yang hendak dicapai. Pada kesempatan ini pendidik menjelaskan tujuan, kebutuhan dan gambaran mengenai kegiatan-kegiatan yang harus dikerjakan oleh kelompok, sehingga peserta didik menyadari mengapa dan untuk apa dibentuk kelompok-kelompok. 2. Pemberian tugas-tugas pada kelompok. Pendidik memberikan tugas-tugas kepada peserta didik menurut kelompoknya masing-masing. Pada kesempatan ini pendidik memberikan petunjuk-petunjuk mengenai pelaksanaan tugas dan berbagai aspek kegiatan yang mungkin dilakukan oleh setiap kelompok dalam rangka mewujudkan hasil kerja kelompok sebagai suatu kesatuan.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X 3. Masing-masing kelompok mengerjakan tugas-tugasnya. Peserta didik peserta didik bekerja sama secara gotong royong menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dalam rangka mewujudkan hasil kerja kelompoknya masing-masing. Pendidik mengawasi, mengarahkan atau mungkin juga menjawab beberapa pertanyaan dalam rangka menjamin ketertiban dan kelancaran kerja kelompok. 4. Pendidik atau pendidik bersamaan peserta didik dilakukan penilaian, bukan saja terhadap hasil kerja yang dicapai kelompok, melainkan juga terhadap cara bekerja sama dan aspek-aspek lain sesuai dengan tujuannya dan meliputi penilaian secara individual, kelompok, maupun kelas sebagai suatu kesatuan. C. Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “jika melalui metode kerja kelompok pada pembelajaran IPA tentang mahluk hidup dan proses kehidupan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Inpres 2 Mensung.
III. METODE PENELITIAN (1) Rancangan Penelitian Penelitian ini terdiri 4 tahap. Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres 2 Mensung. Adapun kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah siswa kelas II dengan jumlah siswa 27 orang yang mengikuti pelajaran IPA tahun ajaran 2013/2014 Semester I. Pengumpulan data melalui 2 cara, terdiri dari tes dan observasi. (2) Teknik Analisis Data
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X a. Teknik Analisis Data Kuantitatif Teknik analisis data yang digunakan dalam menganalisis data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan rumus sebagai berikut: 1. Daya Serap Individu Analisa data untuk mengetahui daya serap masing-masing siswa digunakan rumus berikut (Depdiknas, 2004: 20): DSI =
𝑋
x 100% ………………………… (1)
𝑌
dengan :
X
:
skor yang diperoleh siswa
Y
:
skor maksimal soal
DSI
:
daya serap individu
Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persetase daya serap individu sekurang-kurangnya 65 %. 2. Ketuntasan Belajar Klasikal Analisa data untuk mengetahui ketuntasan belajar seluruh siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini digunakan rumus berikut (Depdiknas, 2004: 20) : KBK =
𝛴𝑁 𝛴𝑆
dengan :
x 100% ………………………… (2) ΣN
: banyaknya siswa yang tuntas
ΣN
: banyaknya siswa seluruhnya
KBK : ketuntasan belajar klasikal
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X Suatu kelas dikatakan tuntas belajar klasikal jika rata-rata 80 % siswa telah tuntas secara individual. 3. Daya Serap Klasikal Analisa data yang digunakan untuk mengetahui daya serap klasikal atau daya serap seluruh sampel penelitian digunakan rumus sebagai berikut Depdiknas (2004: 20): DSK =
𝛴𝑃 𝛴𝐼
x 100% ………………………… (3)
dengan :
ΣP
: skor total yang diperoleh siswa
ΣI
: skor ideal seluruh siswa
KBK : daya serap klasikal Suatu kelas dikatakan tuntas belajar jika persentase daya serap klasikal sekurang-kurangnya 65%. b. Teknik Analisis Data Kualitatif Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari aktivitas guru dan siswa berupa data hasil observasi. 1.
Penyajian Data Penyajian
data
dilakukan
dalam
rangka
mengorganisasikan hasil reduksi dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil reduksi, penarikan
sehingga
dapat
kesimpulan
dan
memberikan penarikan
kemungkinan tindakan.
Yang
dimaksud dengan informasi adalah uraian proses kegiatan pembelajaran, aktivitas atau kinerja siswa terhadap kegiatan
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X pembelajaran serta hasil yang diperoleh dari data hasil observasi. Data yang telah disajikan tersebut selanjutnya dibuat penafsiran dan evaluasi untuk membuat perencanaan tindakan selanjutnya. 2. Verifikasi data atau menyimpulkan data Verifikasi data atau menyimpulkan data merupakan hasil dalam bentuk penjelasan atau pernyataan kalimat yang singkat dan jelas tapi mempunyai arti yang jelas. Pernyataan yang dimaksud yaitu sangat baik, baik, cukup, dan kurang.
(5)
Indikator Kinerja a. Indikator Data Kualitatif Indikator kualitatif pembelajaran dapat dilihat dari observasi aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru, hasil analisis terhadap penilaian afektif dan psikomotor siswa. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika kualitas hasil belajar untuk aspek yang dinilai tersebut telah berada dalam kriteria baik atau sangat baik.
b. Indikator Data Kuantitatif Indikator
yang
menunjukkan
keberhasilan
penelitian
tindakan ini yaitu apabila persentase daya serap individu yang
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X diperoleh siswa > 65%, persentase ketuntasan belajar klasikal > 80% dan persentase daya serap klasikal > 65%. Depdiknas, (2004: 20). (6) Tahap - Tahap Penelitian a. Pratindakan Pada kegiatan rencana tindakan penelitian akan dilakukan identifikasi mengenai pemahaman siswa tentang makhluk hidup dan proses kehidupannya yang telah dipelajari dengan cara pembuatan tes awal. Hal ini dimaksudkan untuk menilai penguasaan siswa dalam konsep materi. Pada tahap ini kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu: b. Perencanaan tindakan kegiatan pada tahap ini meliputi: 1) Membuat bahan ajar atau RPP yang disusun berdasarkan tujuan pembelajaran. 2) Menyiapkan skenario (perangkat) pembelajaran yang akan dilaksanakan melalui metode kerja kelompok. 3) Membuat
rancangan
pembelajaran
melalui
metode
kerja
keiompok. 4) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi pembelajaran yang dilakukan. 5) Mengevaluasi untuk melihat pemahaman
siswa melalui
metode kerja kelompok. c. Pelaksanaan tindakan dengan melaksanakan proses belajar mengajar berdasarkan skenario pembelajaran.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X d. Observasi terhadap pelaksanaan tindakan, dengan melihat prilaku dan perubahan sikap siswa. e.
Refleksi,
hasil
dikumpulkan,
yang
dianalisis
diperoleh
dalam
kemudian
pelaksanaan
dievaluasi
dengan
tindakan melihat
pemahaman siswa dalam menyerap materi sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Hasil refleksi ini merupakan acuan untuk merumuskan tindakan selanjutnya.
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan siklus ini dilakukan dua kali pertemuan proses belajar mengajar yaitu pada tanggal 1 Oktober 2013 sedangkan pada pertemuan kedua yaitu pemberian tes akhir pada tanggal 8 Oktober 2013 dengan alokasi 2 x 35 menit untuk tiap pertemuan, pelaksanaannya mengacu pada Iangkah-langkah rencana pelaksanan pembelajaran (RPP). Pada hasil observasi aktivitas guru pada kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pertemuan pertama siklus I, skor yang diperoleh sebesar 18 dari skor maksimal 40, sehingga presentase skor yang diperoleh hanya mencapai 45%. Hal ini
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X menunjukan taraf keberhasilan aktivitas guru menurut pengamatan berada dalam ketegori sangat kurang. Berdasarkan hasil evaluasi pada akhir tindakan pembelajaran melalui tes dengan bentuk essay, diperoleh hasil ketuntasan siswa secara individu 10 orang, sedangkan yang tidak tuntas individu 17 orang. Jika dipresentasekan daya serap klasikal 48,1%, dan tuntas klasikal 37,03%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa belum maksimal, karena masih terdapat siswa yang belum tuntas individu dan mempengaruhi ketuntasan secara klasikal dengan standar ketuntasan klasikal yaitu 65%, sehingga penelitian ini perlu dilanjutkan ke siklus 2.
2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada sikius II ini dilakukan dua kali pertemuan satu kali pertemuan proses belajar mengajar yaitu pertemuan pertama pada tanggal 21 oktober 2013 sedangkan pertemuan keduanya yaitu pemberian tes hasil belajar pada tanggal 23 oktober 2013 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk tiap petemuan. Pada siklus ini diterapkan
mahluk
hidup
dan
proses
kehidupan
pelaksanaan
pembelajaran mengacu pada rencana pelaksanan pembelajaran. Berdasarkan data observasi aktifitas siswa untuk tindakan siklus II persentasinya mencapai 97,5%. Taraf keberhasilan aktivitas siswa menurut pengamatan berada dalam kategori sangat baik. Data hasil observasi aktivitas guru pada kegiatan belajar mengajar berlangsung sudah
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X sangat baik namun ada beberapa aspek masih berada dalam kategori baik. Hasil observasi tersebut menunjukkan bahwa pertemuan pertama siklus II, skor yang diperoleh sebesar 39 dari skor maksimal 40, sehingga presentase skor yang diperoleh mencapai 95% Berdasarkan hasil evaluasi pada akhir tindakan pembelajaran melalui tes dengan bentuk essay, diperoleh hasil ketuntasan siswa secara individu 27 orang, sedangkan yang tidak tuntas individu 3 orang. Jika dipresentasikan daya serap klasikal 81,1%, dan tuntas klasikal 88,8%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sudah maksimal, karena sebagian besar siswa sudah tuntas individu dan mempengaruhi ketuntasan secara klasikal dengan standar ketuntasan klasikal yaitu 80%, sehingga penelitian ini cukup sampai disiklus II. Berikut ini tabel hasil evaluasi siswa. B. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian, pada siklus I, yang telah diuraikan di atas, Menyebabkan hasil belajar siswa kurang maksimal. Dari hasil pengamatan aktivitas siswa pada saat kegiatan belajar mengajar belangsung, hanya diperoleh presentase 42,5% sedangkan hasil observasi aktivitas guru pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung diperoleh presentase hanya mencapai 45%, menyebabkan penelitian tindakan pada siklus I belum mencapai standar ketuntasan. Siswa yang belum tuntas disebabkan aktivitas belajar siswa kurang aktif, seperti mengajukan dan menjawab pertanyaan, pada siklus I ini belum terjadi aktivitas kerjasama dalam kelompok. Selain disebabkan oleh aktivitas
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X siswa yang belum efektif, rendahnya hasil belajar dapat pula disebabkan oleh aktivitas guru. Seperti aktivitas guru pada siklus I masih ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti memotivai siswa untuk aktif dalam pembelajaran masih kurang. Melihat hasil siklus I, yang kurang sesuai dengan hasil yang diharapkan, maka perlu diadakan perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II. Oleh karena itu, dilakukan refleksi tindakan yang kemudian menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan siklus II. Siklus II guru lebih meningkatkan kinerjanya, memperbaiki kekurangan pada siklus I, sehingga pada siklus ini siswa semakin siap menerima pelajaran, semakin memperhatikan informasi yang disampaikan, sehingga intensitas menjawab pertanyaan guru suda lebih aktif dalam diskusi. Pada hasil analisis tes formatif siklus I, diperoleh persentase daya serap klasikal sebesar 48,1%, sedangkan persentase ketuntasan klasikal sebesar 37,03% dengan 10 siswa yang tuntas dan 17 siswa yang tidak tuntas dengan jumlah 27 siswa. Rendahnya persentase ketuntasan klasikal pada siklus I ini disebabkan karena motivasi siswa dalam pembelajaran masih kurang sehingga pemahaman siswa terhadap tugas yang diberikan juga belum maksimal. Berdasarkan hasil refleksi siklus I dilakukan perbaikan pada siklus II dengan meningkatkan motivasi dan bimbingan kepada siswa. Perlakuan ini memberikan dampak yang baik, ini terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa. Pada hasil analisis tes formatif siklus II, diperoleh persentase daya serap klasikal sebesar 81,1% dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 88,8%, dengan 24 siswa yang tuntas dan 3 siswa yang tidak tuntas dengan jumlah 27 siswa.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X Penggunaan metode kerja kelompok dapat mengubah kebiasaan siswa belajar yang hanya mendengarkan dan menerima informasi dari guru menjadi belajar dengan banyak berfikir serta mengalaminya secara langsung, sehingga membuktikan bahwa pembelajaran IPA tentang mahluk hidup dan proses kehidupan dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Inpres Mensung.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut; a) Melalui metode kerja kelompok pada mata pembelajaran IPA materi "mahluk hidup dan proses kehidupan " dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Inpres 2 Mensung. b) Aktivitas belajar siswa pada siklus I, hanya diperoleh presentase 42,5%, dan aktivitas guru hanya diperoleh presentase 45% sehingga hasilnya berada pada kategori masih sangat kurang. Pada siklus II, mengalami peningkatan dengan presentase aktivitas belajar siswa 97,5% dan aktivitas guru 97,5%, sehingga hasilnya berada pada kategori sangat baik. Sedangkan untuk hasil belajar siswa pada setiap siklus, yaitu mulai
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X dari hasil analisis tes pratindakan hanya diperoleh presentase daya serap klasikal 28% dan presentase belajar klasikal diperoleh 18,5% sehingga hasilnya berada pada kategori sangat kurang. Pada siklus I diperoleh presentase daya serap kiasikal 48,1% sedangkan presentase ketuntasan belajar diperoleh 37,03% hal ini sudah mengalami peningkatan, namun masih berada pada kategori sangat kurang, sehingga peneliti melanjutkan pada siklus II mengalami peningkatan yang diperoleh presentase daya serap klasikal mencapai 81,1% sedangkan presentase ketuntasan klasikal mencapai 88,8% sehingga hasilnya berada pada kategori sangat baik.
2. Saran a) Melalui metode kerja kelompok dapat digunakan untuk kegiatan proses pembelajaran di sekolah-sekolah, khususnya di Sekolah Dasar. b) Perlunya metode kerja kelompok pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung sehingga dapat merangsang daya fikir dan menmgkatkan hasil belajar siswa.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X
DAFTAR PUSTAKA Agusalim. (2010). Peningkatan Hasil Belajar Sains Melalui Penggunaan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas III di SD 11 Batubassi Kabupaten Maros. Penelitian Tindakan Kelas. ( 06-Juni 2014) Asniar (2013). peningkatan hasil belajar siswa melalui metode diskusi kelompok pada pembelajaran PKn Kelas V SD Inpres 3 Kayu Agung. Palu: Universitas Tadulako Abdurahman. (1993). Pengertian Hasil Belajar. http://www.menurutparaahli. (02Juni 2014) Dalyono dan Sri Rumini. (2010). Pengaruh http://www.menurutparaahli. (02-Juni 2014).
Hasil
Belajar.
Deni Darmawan dan Permasih. (2011). Pengertian Belajar Depdiknas. (2004). Peningkatan Pemahaman http://www.menurutparaahli. (02-Juni 2014)
Belajar
Konsep
Depdiknas. (2003). Kriteria Taraf Keberhasilan. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas. (2004). Penilaian. Jakarta: Direktorat Pendidikan Nasional.
IPA.
Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 8 ISSN 2354-614X Kemmis dan Mc. Taggart (2003). Diagram Alur Design Penelitian. Jakarta: Pusat Perbukuan Winkel. (2004). Pengertian Belajar. http://www.menurutparaahli. (02-Juni 2014). Winkel. (2004). Definisi Hasil Belajar. http://www.menurutparaahli. (02-Juni 2014) Morgan. (1956). Penerapan Konsep IPA . http://www.menurutparaahli. (02-Juni 2014) Ngalim Purwanto (2010). Pengaruh Hasil Belajar. http://www.menurutparaahli. (02-Juni 2014) Patta Buhdu. (2006). Pengertian Hasil Belajar. http ://www.menurutparaahli. (02juni 2014) Slameto. (2003). Pengertian Hasil Belajar. http://www.menurutparaahli. (02Juni 2014) Sugihartono. dkk. (2008). Definisi Belajar. http://www.menurutparaahli. (02-Juni 2014) Toto
Rahmat.
dkk.
(2011).
://www.menurutparaahli. (02-Juni 2014)
Pengertian
Belajar.
http