Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 7 ISSN 2354-614X
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat di Kelas IV SDN Pandere Kecamatan Gumbasa FARIDA Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: ( 1) Bagaimana implementasi pendekatan Sains Lingkungan Teknologi dan Masyarakat dalam pembelajaran IPA? (2) Apakah melalui pendekatan Sains Lingkungan Teknologi dapat meningkatkan basil belajar siswa kelas IV SON Pandere Kecamatan Gumbasa? Metode penelitian yang digunakan, yaitu rancangan penelitian dengan siklus penelitian mengikuti model siklus Kemmis dan Mc. Tanggart yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/ observasi dan refleksi. Jenis data penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan evaluasi. Teknik analisis data dilakukan dengan menentukan nilai rata-rata siswa. Hasil penelitian tindakan kelas ini menunjukkan, yakni pada siklus I diperoleh basil tuntas individu tujuh orang siswa dan tuntas klasikal sebesar 28% dengan nilai rata-rata sebesar 62,8. Sedangkan pada siklus II diperoleh hasil yakni dari 30 orang siswa tuntas sebanyak 19 dan tuntas klasikal 96% dengan nilai rata-rata sebesar 80,8%. Dengan demikian, dapat disimpulkan dengan menggunakan pendekatan Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Pandere dalam minat pelajaran IPA. Kata Kunci: Pelajaran IPA, Hasil Belajar, Salingtemas
1. PENDAHULUAN Pelaksanaan pembelajaran IPA di SDN Pandere, kurang membangkitkan motivasi siswa. Pelaksanaannya masih disajikan secara monoton dan menggunakan metode ceramah. Akibatnya, siswa kurang memahami materi IPA yang berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa. Tahun pelajaran 2014 Ketuntasan hasil belajar siswa masih di bawah KKM yang distandarkan, yaitu rata-ratanya 55 dari 30 siswa. sedangkan KKMnya 70, sedangkan ketuntasan klasikalnya 60%. Berdasarkan uraian sebelumnya tentang Sains IPA, maka pembelajaran IPA di kelas IV SD adalah perlu diperkenalkan dengan lingkungan sekitarnya. Penerapannya pada teknologi untuk memperoleh manfaat dan memenuhi hajat masyarakat. Atas pemikiran tersebut, dapat dikemukakan bahwa tantangan pembelajaran saat ini adalah pemacu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dapat mengantisipasi masalah-masalah sosial yang berkaitan dengan sains dan teknologi. Untuk kepentingan itu, pembelajaran sains perlu dikaitkan dengan aspek teknologi masyarakat dan lingkungan. Pembelajaran yang mengaitkan sains dan masyarakat, dikenal dengan pembelajaran dengan Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi dan Masyarakat atau Science Environment Technology and Society atau SETS yaitu siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep sains, tetapi juga diperkenalkan pada aspek teknologi, dan bagaimana teknologi itu berperan di masyarakat. 2. METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dimulai dari studi pendahuluan sebagai kajian awal tentang kondisi objektif atau masalah- masalah yang ada di lapangan, sampai dengan pengambilan kesimpulan. Siklus penelitian ini mengikuti model siklus Kemmis dan
1
McTanggart (Wibawa, 2003: 18) yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/ observasi dan refleksi. Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN Pandere Kecamatan Gumbasa pada siswa kelas IV tahun ajaran 2014-2015, pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Siklus penelitian ini mengikuti model siklus Kemmis dan Taggart (Wibawa, 2003: 18) yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/ observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV di SDN Pandere dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang, yang terdiri dari 13 laki-laki, dan 17 perempuan. Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh saat proses pembelajaran berlangsung yang mencakup aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar dan aktivitas guru. Sementara itu, data kuantitatif diperoleh dari hasil belajar siswa dalam mengerjakan tes. Adapun cara yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini sebagai berikut : a. Observasi; observasi ini dilakukan untuk memperoleh data kemampuan guru dan siswa selama proses belajar berlangsung. b. Evaluasi; evaluasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai minat siswa dalam pembelajaran IPA melalui pendekatan Sains lingkungan teknologi masyarakat.
2
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Adapun hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, yakni hasil observasi guru (peneliti) dalam melaksanakan skenario pembelajaran pada siklus I dan siklus II, hasil observasi siswa mengikuti proses belajar mengajar di kelas pada siklus I dan siklus II, dan hasil evaluasi kemampuan siswa kelas IV SON Pandere Kecamatan Gumbasa pada Mata pelajaran IPA sebelum menggunakan Pendekatan Sains, Lingkungan Teknologi dan masyarakat (SLTM) dinyatakan belum tuntas karena belum memenuhi standar nilai KKM. Selanjutnya Peneliti melaksanakan siklus ke II dengan menggunakan pendekatan Salingkemas dan pendekatan ini mampu menarik perhatian siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SDN Pandere dalam mata pelajaran IPA. Berdasarkan hasil observasi kemampuan guru (peneliti) melaksanakan langkah-langkah
pembelajaran
sebelum
menggunakan
Pendekatan
Sains,
Lingkungan Teknologi dan masyarakat (SLTM) atas, yakni dari 14 aspek penilaian diperoleh nilai 4 (sangat baik), tidak ada, nilai 3 (baik), yakni lima, nilai 2 (cukup), yakni lima belas, dan nilai 1 (kurang), yakni sepuluh. Dengan demikian, atas hasil pengamatan yang diperoleh masih ada nilai 2 (cukup), dan nilai 1 (kurang), observasi terhadap kemampuan guru (peneliti) dilanjutkan pada siklus berikutnya, yakni siklus 2. Namun, sebelum masuk pada siklus II dilakukan dengan observasi keaktifan siswa pada siklus ke-I. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I diperoleh hasil kemampuan siswa kelas IV SDN Pandere pada Mata IPA sebelum menggunakan pendekatan
3
Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi dan masyarakat (SLTM), yakni dari 30 orang siswa diperoleh, yakni 10 orang siswa tuntas individu dengan tuntas klasikal sebesar 60%. Berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar menunjukkan bahwa partisipasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang dirancang oleh peneliti belum maksimal karena masih ada siswa yang kurang aktif dan tidak aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Oleh karena itu, perlu dilakukan observasi siswa pada siklus II dengan memberikan motivasi belajar guna untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga Peneliti menggunakan Pendekatan Sains Lingkungan Teknologi dan masyarakat (SLTM) pada materi pembelajaran mengenai Sumber Daya Alam dan Teknologi. Pada penerapan pendekatan SLTM Penulis memperlihatkan langsung di lapangan bahkan anak-anak turun langsung dalam kegiatan penggunaan teknologi di lapangan, sehingga anak-anak terlihat aktif dalam mendengarkan materi yang dijelaskan dan aktif menjawab soal yang diberikan. Berdasarkan hasil observasi kemampuan guru (peneliti) melaksanakan langkah-langkah pembelajaran mengenai padi menjadi nasi dengan menggunakan pendekatan SLTM, yakni dari 14 aspek penilaian diperoleh nilai 4 (sangat baik), yakni 16 orang siswa, nilai 8 ( baik), yakni tujuh orang siswa, nilai 4 (cukup), yakni tidak ada, dan nilai 1 (kurang), yakni 2 orang. Dengan demikian, atas hasil pengamatan yang diperoleh nilai 1 (kurang), memang karena anak itu sendiri sangat sulit dalam masalah belajar.
4
3.2 Pembahasan Pada pembahasan ini, dibahas hasil penelitian kemampuan peneliti melaksanakan skenario pembelajaran, keaktifan siswa mengikuti proses belajar mengajar, dan evaluasi hasil belajar IPA dengan menggunakan pendekatan SLTM. Adapun bahasanya sebagai berikut. Siklus I hasil penelitian mengenai kemampuan guru atau peneliti melaksanakan skenario pembelajaran, yakni dari 14 aspek yang diamati oleh pengamat diperoleh hasil belum maksimal dalam melaksanakan 14 aspek tersebut. Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I diperoleh hasil yang tidak maksimal disebabkan pada saat pembelajaran berlangsung, banyak siswa yang kurang bersemangat dalam menerima materi pelajaran, karena pelaksanaan pembelajarannya yang masih monoton dan hanya menggunakan metode ceramah. Akibatnya siswa kurang memahami materi IPA yang akhirnya berimplikasi pada rendahnya hasil belajar siswa. Atas hasil yang diperoleh pada siklus I yang belum maksimal, peneliti melakukan diskusi dengan teman sejawat sebagai tindak lanjut untuk memperbaiki kekurangan yang dilakukan pada siklus I dan Peneliti mengambil solusi untuk menggunakan
pendekatan
Sains
Lingkungan
Teknologi
Masyarakat
pada
pembelajaran IPA, agar supaya para siswa dapat melihat secara langsung dan mempraktekkannya sehingga tercipta suasana belajar yang aktif dan menyenangkan antara siswa dan guru. Dalam pembelajaran siklus I hasil yang diperoleh berdasarkan observasi yang dilakukan oleh pengamat, yakni dari 14 aspek yang diamati masih diperoleh nilai
5
sangat baik (4) tidak ada, nilai baik (3), yakni empat, nilai cukup (2), yakni delapan, dan nilai kurang (1) yakni dua. Atas hasil tersebut, observasi terhadap kemampuan guru melaksanakan skenario pembelajaran dilanjutkan pada siklus II. Observasi dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan lembar observasi yang berisi 14 aspek yang diamati. Namun, perlu dijelaskan bahwa sebelum melakukan tindakan pada siklus II peneliti melakukan diskusi dan tukar pendapat mengenai hal-hal yang belum maksimal dilakukan. Adapun hasil yang diperoleh pada siklus II sudah masuk kategori maksimal dengan peroleh, nilai baik sekali atau 4, yakni tujuh, nilai baik atau 3, yakni tujuh, nilai cukup atau 2, yakni tidak diperoleh, dan nilai kurang atau 1, yakni tidak diperoleh. Dengan demikian, observasi terhadap guru dalam melaksanakan skenario pembelajaran tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya, yakni siklus II. Hasil observasi kegiatan siswa mengikuti proses belajar mengajar di kelas dalam penerapan norma di masyarakat melalui media gambar yang dilakukan pada siklus I, yakni diperoleh hasil pada aspek memperhatikan penjelasan guru aktif sebanyak enam orang, kurang aktif bertanya sebanyak delapan orang, dan tidak aktif bertanya sebanyak sebelas orang, menjawab pertanyaan, yakni aktif sebanyak enam orang, kurang aktif sebanyak sepuluh orang, dan tidak aktif sebanyak sembilan orang, dan mengerjakan tugas, yakni aktif tujuh orang, kurang aktif sepuluh, dan tidak aktif sebanyak delapan orang. Atas hasil yang diperoleh pada siklus I masih banyak siswa yang kurang aktif dan tidak aktif dalam melakukan ketiga aspek yang diamati, peneliti melakukan perubahan-perubahan yang dapat memotivasi siswa lebih aktif dan bersemangat dalam belajar dengan cara memberikan motivasi, belajar
6
sambil bermain memasang suku kata dan kata pada media gambar kemudian membacanya. Selain itu, tema pelajaran juga diganti yang lebih kontekstual agar siswa lebih mudah mengenal kata-kata tersebut. Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan dan hasil diskusi yang dilakukan dapat dijadikan pegangan dalam melakukan tindakan pada siklus II. Pada siklus II, tindakan yang dilakukan memberikan hasil yang maksimal dengan perolehan, yakni dari 30 orang siswa diperoleh 30 orang siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru, 18 orang aktif menjawab pertanyaan guru, dan 20 orang aktif mengerjakan tugas. Sedangkan yang kurang aktif menjawab pertanyaan sebanyak dua orang siswa. Atas hasil observasi yang diperoleh pada siklus II sudah mendapatkan hasil yang baik dalam hal ini tidak ada siswa yang tidak aktif. Dengan demikian, observasi pada tindakan selanjutnya tidak dilakukan. Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I hal ini disebabkan oleh pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh Peneliti pada siklus I dan II berbeda. Pada siklus I Peneliti hanya menggunakan metode ceramah dan pembelajarannya hanya terbatas pada ruang kelas yang mengakibatkan siswa merasa jenuh, sedangkan pada siklus II Peneliti menggunakan pendekatan Sains Lingkungan Teknologi Masyarakat yang mana Peneliti mengadakan pembelajaran di luar lingkungan sekolah yakni turun langsung untuk melihat pemanfaatan teknologi yang digunakan oleh masyarakat untuk mengelola lahan pertanian dan hasil pertanian hingga menjadi bahan makanan yang siap konsumsi.
7
Penggunaan pendekatan SLTM ini, Penulis menyadari bahwa sesungguhnya dengan banyak melihat secara langsung dan melakukannya siswa menjadi tahu dan mengerti, sedangkan jika hanya selalu mendengarkan (metode ceramah) mereka akan lupa bahkan sebagian siswa merasa jenuh. Jadi, kiat-kiat yang perlu dilakukan oleh seorang guru, jika menginginkan hasil belajar yang baik sebaiknya proses belajar mengajar jangan hanya berlangsung dalam kelas, sebaiknya sesekali membawa siswa keluar lingkungan sekolah untuk melihat langsung di lapangan tentang materi yang sedang diajarkan terutama pada pelajaran IPA, sehingga dapat memacu semangat belajar siswa dan guru juga dapat memilih metode belajar yang menarik dan sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Hasil evaluasi kemampuan siswa pada pembelajaran IPA mengenal Sumber Daya Alam dan Teknologi pada siklus I dan siklus II. Adapun pembahasannya, yakni pada siklus I diperoleh hasil, dari 30 orang siswa dinyatakan tuntas individu sebanyak tujuh orang dengan tuntas klasikal sebesar 35% sehingga diperoleh nilai rata-rata 62,5 Atas hasil yang diperoleh pada siklus I belum mencapai indikator kinerja, tindakan dilanjut pada siklus II dengan cara melakukan refleksi sehingga dapat diketahui kekurangan dan mencarikan solusi perbaikan melalui strategi yaitu menggunakan pendekatan SLTM, mengganti tema yang lebih kontekstual agar siswa lebih mengenal sumber daya alam dan teknologi. Pada siklus II, dilakukan perubahan-perubahan yang dirancang sebelum tindakan dilakukan sehingga memberikan hasil yang maksimal. Adapun hasil evaluasi yang diperoleh pada siklus II, yakni dari 20 orang siswa tuntas individu sebanyak 20 orang dengan tuntas klasikal sebesar 100% sehingga diperoleh nilai
8
rata-rata, yakni 80,8. Karena hasil yang diperoleh pada siklus II sudah mencapai indikator kinerja, penelitian tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya, yakni siklus III. Dengan demikian, hipotesis penelitian diterima. 4. KESIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini, sebagai berikut : 1. Implementasi pendekatan sains lingkungan teknologi dan masyarakat dalam pembelajaran IPA menjadikan para siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Melalui pendekatan sains lingkungan teknologi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Pandere Kecamatan Gumbasa. 5. DAFTAR PUSTAKA Hakekat Pembelajaran IPA di Sekolah. (2011). Diakses 2 Mei 2012 dari http://www.sekolahdasar.net/2011/05/hakekat-pembelajaran-ipa-disekolah. html Iskandar, S M. ( 1996/1997). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta Depdikbud Dirjen Dikti. Nasution. 1982. Teknologi Pendidikan. Bandung: Bumi Aksara Priyitno, Elida. 1989. Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: P2LPTK Poedjiadi, Anna. 2005. Sains Teknologi Masyarakat: Model Pembelajaran Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sardiman, A,M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali. Wikipedia.tt. Teori Perkembangan Kognitif. [Online]. Tersedia http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif [1 Juni 2012]
9
di