Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014
ISSN:2338-6312
IMPLEMENTASI LOAD BALANCING DUA LINE ISP MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTEROS [STUDI KASUS SISTEM JARINGAN LAN DI PT. WAHANA SEMESTA BANGKA (BABEL POS)] Eris Arianto¹, Muhammad Sholeh², Erna Kumalasari Nurnawati³ 1,2,3
Teknik Informatika, institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta 2 3
[email protected],
[email protected],
[email protected]
1
ABSTRACT Need for Internet access currently very high, either to find information, article and latest knowledge. Lots establishments have integrated the Internet into daily activities of environmental workplace. This it expected that the company can facilitate activities with ease. PT. Universe rides Bangka (Babylon Pos) is an establishments that stir of newspapers in the field of. On problem above, designed a network capable handling solid connection problems and slow, and used mikrotik for load balancing, load balancing with the solid lines will be balanced. Therefore arising solutions using two ISP and make the mikrotik load balancer. Mechanism that will mark the package mikrotik access internet, select a line which will be passed ISP and ISP equalize load. Based system development methods are used, namely Network Development Life Cycle (NDLC), before determine load balancing method, author conducted an analysis of network conditions be applicable in Babel Pos. Selection of PCC load balancing method because it meets criteria because it can increase speed the connection and share the burden on both the gateway to prevent overload. Then authors also Implementing techniques fail over, which is where if one gateway connection was lost, the other gateways will be automatically backups and sustains all network traffic. Keywords: Double internet connection, Load Balancing, Mikrotik INTISARI Kebutuhan akan akses internet saat ini sangat tinggi, baik untuk mencari informasi, artikel maupun pengetahuan terbaru. Banyak instansi telah mengintegrasikan jaringan internet kedalam aktivitas sehari-hari dalam lingkugan tempat kerja. Manfaat yang diperoleh perusahaan dapat memperlancar kegiatan dengan mudah. PT. Wahana Semesta Bangka (Babel Pos) merupakan instansi yang begerak dibidang surat kabar. Agar kinerja memanfaatak jaringan komputer dapat dioptimalkan, maka perlu dirancang jaringan yang mampu menangani permasalahan koneksi yang padat dan lambat, dan digunakan mikrotik untuk load balancing, dengan load balancing maka jalur yang padat akan seimbang. Solusi yang akan digunakan diantaranya menggunakan dua ISP dan menjadikan mikrotik sebagai load balancer. Mekanismenya yaitu mikrotik akan menandai paket yang mengakses internet, memilih jalur ISP mana yang akan dilewatinya dan menyetarakan beban ISP. Berdasarkan metode pengembangan sistem yang digunakan, yaitu Network Development Life Cycle (NDLC), maka sebelum menentukan metode load balancing, penulis melakukan analisis terhadap kondisi jaringan yang diterapakan di Babel Pos. Pemilihan Pcc load balancing dikarenakan metode tersebut memenuhi kriteria karena dapat meningkatkan kecepatan koneksi dan membagi beban pada kedua gateway agar tidak terjadi overload. Lalu penulis Menerapkan pula teknik fail over, yaitu dimana jika salah satu koneksi gateway sedang terputus, maka gateway lainnya otomatis akan menjadi backup dan menopang semua traffic jaringan. Kata kunci: Koneksi internet ganda, Load Balancing, Mikrotik PENDAHULUAN PT. Wahana semesta Bangka merupakan instansi yang bergerak dalam bidang surat kabar dan hampir setiap proses aktifitas yang berlangsung didalam perusahaan memerlukan koneksi internet untuk memudahkan karyawan dalam mencari berita yang uptudate. Untuk saat ini topologi dari suatu jaringan LAN umumnya menggunakan topologi star (bintang). Dimana
93
Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014
ISSN:2338-6312
karakteristik dari topologi star yaitu banyak client yang dihubungkan kesatu server atau switch. Untuk itu untuk mencegah kepadatan jalur maka digunakan load balancing yang akan menyeimbangkan jika terjadi kepadatan trafik atau jalur koneksi. PT. Wahana Semesta Bangka masih menggunkan 1 modem dan akan ditambahkan 1 modem lagi kemudian dikonfigurasi menjadi load balancing pada mikrotik. Agar pemanfaatan jaringan computer dapat dioptimalkan PT. Wahana Semesta Bangka menginginkan suatu koneksi internet yang stabil dan handal. Oleh karena itu timbul solusi untuk menggunakan dua ISP dan menjadikan mikrotik tersebut sebagai load balancer. Karena disamping harga mikrotik RB751U-2HnD lebih terjangkau dibandingkan harus membeli Cisco dan harga cisco pun sangat mahal, tidak semua mikrotik sudah support load balancing kebutulan mikrotik yang saya sarankan ke perusahaan ini merupakan mikrotik yang sudah support load balancing dan fitur didalamnya sudah lengkah ditambah usb port. Dan diharapkan juga Mikrotik dapat mengoptimalkan pembagian bandwidth pada setiap klien yang mengakses internet. Mekanismenya yaitu mikrotik akan menandai paket yang ingin mengakses internet, lalu menyertakan beban pada kedua ISP dan akan memilih jalur ISP mana yang akan dilewatinya. Sedangan tujuan dari penelitian diantaranya adalah 1. Mengimplementasikan fitur load balancing pada mikrotik RouterOs agar dapat lebih efektif dalam meratakan beban traffic pada kedua jalur koneksi internet. 2. Menentukan metode load balancing yang tepat sesuai dengan karakteristik jaringan. 3. Mengetahui cara kerja load balancing pada mikrotik agar dapat menyertakan beban di kedua koneksi internet. 4. Penerapan fitur load balancing yang ada dimikrotik untuk mengatasi masalah koneksi di PT. Wahana Semesta Bangka. Beberapa reverensi terkait yang menjadi acuan diataranya adalah referensi skripsi mahasiswa IST AKPRIND (Muarifah, 2008), meneliti fungsi mikrotik untuk manajemen bandwidth serta unsur-uinsur yang terkait dengan manajemen bandwidth. Penelitian mempunyai keunggulan yaitu adanya hasil akhir berupa perbandingan algoritma Class Based Queue (CBQ) dan Herarchy Token Bucket (HTB) yang ada dalam mikrotik. Kelemahannya, baru diimplementasikan pada jaringan lokal yang tidak terkoneksi internet dan penjelalasan metode teks konfigurasi mikrotik tidak ditampilkan secara lengkap. Menurut (Istanto, 2010), meneliti tentang Analisis Perbandingan Metode Load Balancing NTH dengan PCC pada router Mikrotik, penelitian tersebut menerangkan metode load balancing yang diterapkan di mikrotikOs dan menjelaskan fungsi dari load balancing itu sendiri yang menangani masalah koneksi. Penelitian tersebut mempunyai kelemahan, tidak ada pembahasan yang menjelaskan keamanan dari sisi client. Menurut (Asri, 2012).Load Balancing Konektifitas Internet Menggunakan Teknologi Berbasis Open Source (Slackware), PC Router dimanfaatkan sebagai penerapan metode load balancing dimana tugasnya disini berfungsi mengirim paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuan atau dikenal dengan routing. Dalam penelelitian tersebut mempunyai kekurangan, dimana konfigurasi load balancing yang digunakan tidak dijelaskan garis besarnya. Dari ketiga referensi tersebut, maka dilakuakn penelitian dalam pengembangan sistem load balansing Pada Router MikrotikOS ini, penulis berencana mengimplementasikan router mikrotik untuk menggabungkan dua layanan ISP. . Dalam peneletian ini juga membahas dari segi keamanan, dengan memanfaatkan fitur web proxy yang ada dimikrotik. Untuk lebih lanjut memperkuat hasil dari penelitian, router mikrotik akan diujicobakan di jaringan PT. Wahana Semesta Bangka (Babel Pos). Adapun landasan teori dari tugas akhir yang dijadikan referensi. Diantaranya membahas tentang load balancing, jaringan komputer dan perangkat jaringan. Load balancing adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari overload pada salah satu jalur koneksi. (Dewobroto, 2009). Dan jaringan komputer adalah kumpulan dua atau lebih computer yang saliang berhubungan untuk melakukan komunikasi data. Komunikasi data yang bisa dilakukan melalui jaringan komputer dapat berupa data teks, gambar, video dan suara. Untuk membangun sebuah jaringan computer harus diperhatikan tentang situasi dan kondisi organisasi yang akan membangun jaringan tersebut, misalnya struktur bangunan, jangkauan, kecepatan akses, biaya oprasional, dan sebagainya. (Syafrizal, 2007). Sedangkan perangkat jaringan membahas tentang perangkat keras dan
94
Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014
ISSN:2338-6312
router. perangkat keras (hadrware) adalah semua bagian fisik komputer, dan dibedakan dengan data yang berada di dalamnya atau yang beroperasi didalamnya, dan dibedakan dengan perangkat lunak (software) yang menyediakan intruksi untuk perangkat keras dalam menyelesaikan tugasnya (Sopandi, 2008).Selanjutnya membahas router, router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Network Layer seperti Internet Protokol) dari tujuh lapisan OSI.Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN). (Sugeng, 2006). Selain ketiga landasan teori diatas ada satu lagi yaitu tentang mikrotik, MikroTik merupakan sistem operasi jaringan ( operating system network) yang banyak digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) untuk keperluan firewall. MikroTik menjadikan router network yang handal yang dilengkapi dengan berbagai fitur dan tools, baik untuk jaringan kabel maupun wireless. MikroTik OS juga merupakan OS berbasis Linux yang diperuntukkan sebagai network router, didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya biasa dilakukan melalui Windows Application (Winbox) (Saputro & Kustanto, 2008). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada Standard computer PC. PC yang akan dijadikan router mikrotik tidak memerlukan resource yang tinggi untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Fasilitas pada mikrotik antara lain: a. Protocol routing RIP, OSPF, BGP b. Statefull firewall c. HotSpot for Plug-and-Play access d. Remote winbox GUI admin table. Ada tiga konfigurasi routing yang umum digunakan pada TCP/IP network, yaitu: 1. Minimal routing Suatu network yang terisolasi dari network lain hanya memerlukan minimal routing, yakni informasi nomor network yang langsung terhubung dengannya. Tabel routing minimal ini dibentuk pada saat interface dikonfigurasi. 2. Routing statik Suatu network yang hanya memiliki sejumlah gateway yang terbatas ke network lainnya biasanya dikonfigurasi dengan routing statik. 3. Routing dinamis Suatu network yang memiliki lebih dari satu rute untuk mencapai tujuan yang sama sebaiknya menggunakan routing dinamis. Routing table dinamis dibentuk berdasarkan informasi yang dipertukarkan oleh routing protocol. Routing protocol didesain untuk secara dinamis menentukan routing berdasarkan kondisi terakhir. Routing table senantiasa di-update berdasarkan informasi dari setiap gateway, sehingga bila suatu rute putus akibat gateway yang bersangkutan tidak bekerja, rute ke network tujuan melalui gateway tersebut akan dipindahkan melalui gateway lain. Routing dinamis umumnya digunakan untuk jaringan komputer yang besar dan kompleks (Herlambang & Catur, 2008) . METODE PENELITIAN Kebutuhan manusia terhadap informasi telah menjadikan internet suatu sarana untuk mendapatkan informasi yang aktual dan real time dari suatu peristiwa. Dan hal ini juga akan mempengaruhi tingkat kecepatan pengaksesan data melalui internet. Para penyedia layanan internet mulai mendistribusikan produknya dengan kelebihan maupun kekurangan layanan internet tersebut. Kurangnya sinyal koneksi internet menyebabkan kinerja dalam kantor menjadi terganggu. Maka dari pada itu, perlu diterapkan multiconnection internet dan membagi beban traffic jaringan secara adil di kedua ISP dan juga sebagai backup apabila salah satu koneksi tersebut dalam keadaan mati. Teknik ini dikenal dengan sebutan load balancing. Pada tahap analisis ini dijalani beberapa fase yaitu analisis sistem yang berjalan, analisis mengenai spesifikasi software dan hardware yang dibutuhkan.
95
Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014
ISSN:2338-6312
Analisis sistem berjalan Menganalisa sistem yang berjalan, Untuk mendapatkan hasil yang akurat, tahapan selanjutnya dengan melakukan observasi lapangan. Saat ini, teknologi yang digunakan di PT. Wahana Semesta Bangka(Babel Pos) masih sederhana. jaringan yang ada terdiri dari 1 PC untuk server dan 32 client. Dan topologinya seperti gambar dibawah ini. Server
ISP-A(Modem 1)
LANTAI 1
Router Switch 1
LANTAI 2
Switch 2
Layout Redaksi Wartawan Percetakan
Admin Iklan Pemasaran Kabag Iklan Kabag Keuangan
Gambar 1 Topologi Jaringan Babel Pos Spesifikasi software dan hardware Selain topologi diatas spesifikasi software dan hardware juga sebagai pendukung tugas akhir. Setelah mengetahui metode load balancing yang akan diimplementasikan, fase selanjutnya yaitu menganalisis dan menentukan software dan hardware apa saja yang dibutuhkan dalam membangun sistem PCC load balancing. Berikut ini pada tabel 1 akan dijelaskan spesifikasi software dan pada tabel 2 dijelaskan pula spesifikasi hardware yang dibutuhkan dalam implementasi Pcc load balancing. Tabel 1 Spesifikasi Software No Software Keterangan 1 Mikrotik RouterOS ver 4.11 Sistem Operasi untuk mikrotik 2 Mikrosoft Windows XP SP2 Sistem operasi untuk admin dan client 3 Mikrotik Winbox loader V5.21 Software GUI untuk mikrotik
No 1
Perangkat Mikrotik RB751U2HnD
2
PC Server/admin
3
PC Client
4
Leptop
5
Modem Router ZTE MF608 Wireless N Router TL-MR3320
6
Tabel 2 Spesifikasi Hardware Jumlah Spesifikasi Unit 1 CPU: AR7241 400MHz MHz CPU Memory: 32MB DDR SDRAM Data storage: 64MB Ethernet: 5 ports Dimensions:13x138x29mm 1 Intel Pentium 4 Memory RAM 2 GB Harddisk 3,5" IDE 160 GB DVD-RW Monitor LCD 15" 32 Intel Pentium 4 Memory RAM 1 GB Harddisk 3,5" IDE 80 GB Monitor 15" 3 Intel Pentium Dual-Core RAM 2 GB Hardisk 320 GB Layar 13,8 Inc 1 Menggunakan ISP smart dengan kecepatan 215 Kbps 1 Mengguunakan ISP Tree paketan internet dengan kecepata mencapai 512 Kbps
Rancangan jaringan baru Babel Pos Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan dilingkungan Babel Pos, maka dapat dirancangan jaringan baru seperti gamabar 2 berikut:
96
Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014
ISSN:2338-6312
Gambar 2 Skema Jaringan Baru Babel Pos Pada Gambar 2 dapat dilihat ada Penambahan ISP yang nantinya akan dikonfigurasi menjadi PCC Load Balancing untuk mengatasi masalah koneksi yang sering terjadi. Untuk spesifikasi bisa dilihat pada Gambar 3 karena skema diatas bentuk dari skema sebelumnya. Hanya penambahan pada ISP.
Gambar 1 Topologi Fisik Jaringan Babel Pos Dapat kita lihat Gambar 3 merupakan rancangan yang ada dimana router sudah terkoneksi langsung dengan 2 ISP yang berfungsi menyeimbangkan beban koneksi, dari struktur jaringan tersebut ada 32 klien yang memiliki IP DHCP dengan IP 192.168.3.1 sebagai gateway dan untuk klien dari IP 192.168.3.2-192.168.3.254. terlihat diatas ada 2 switch, yang masing-masing berada dilantai 1 dan lantai 2. Alasan kenapa ada penambahan ISP, dari kasus terjadi disini adalah koneksi sering putus dan sangat padat dikarenakan klien terkoneksi semua saat jam kerja. Untuk mengefesienkan hal tersebut maka ditambahkan 1 ISP lagi. PEMBAHASAN Simulasi prototype Untuk menjelaskan proses sistem yang akan dibangun, maka akan dibuat simulasi yang akan menggambarkan proses dari sistem yang akan dibangun yaitu sebagai berikut: 1. Sistem terdiri dari 3 kelompok jaringan atau subnet yaitu kelompok jaringan antara lokal dan router, kelompok jaringan antara router dan ISP-1 dan kelompok jaringan antara routerdan ISP-2. 2. Sistem akan memproses semua data dari client yang menuju ke akses internet pada sisi router dimana akan terjadinya proses mangle berdasarkan urutan, lalu proses routing paket yang akan diarahkan melalui ISP-1 atau ISP-2.
97
Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014
ISSN:2338-6312
3. Paket data dari client yang masuk ke router akan ditandai dengan connection mark pada tahapan mangle berdasarkan urutan yang dibuat. Lalu setiap tanda di paket tersebut akan diberikan routing mark yang akan menentukan jalur mana yang harus dilaluinya. 4. Pada tahapan masquerade, IP address dari data yang akan di forward, sebelumnya akan ditranslasikan dengan IP address dari Interface ISP yang digunakan menjadi gateway. Client
Request Packet
Mangle Prerouting
Routing
Masquerade
ISP-A
ISP-B
Gambar 2 Alur Proses Pcc Load Balancing Pengujian efektifitas penyetaraan beban gateway Pada tahap ini dilakukan monitoring sistem jaringan dengan menggunakan aplikasi atau tools yang ada pada winbox. Hasil dari monitoring dapat dilihat pada menu interface list. Berikut ini adalah hasil monitoringnya:
Gambar 3 Hasil Monitorin Dari 2 ISP Pada Gambar 5 adalah hasil monitoring dari kedua ISP dan Parameter yang dilihat dari kedua trafik dari masing-masing interface adalah besar rata-rata konektifitas dari masingmasing gateway. Pada interface ISP-A dan interface ISP-B terlihat trafik yang stabil. Trafik yang stabil seperti di atas terbukti pada interface ISP A dilihat besarnya Tx/Rx sebesar 33,5 kbps dan interface ISP B Tx/Rx sebesar 22,5 kbps dari hasil tesebut terlihat angka yang tidak terlalu jauh perbedaannya dengan asumsi tidak stabil jika perbedaan tidak signifikan dan nilai yang didapatkan terpaut jauh dari hasil penyebaran paket pada trafik di. Pengujian performa load balancing Pada tahap ini akan dijelaskan apakah kualitas dari koneksi yang telah dibangun dengan menggunakan aplikasi berbasis online yaitu www.speedtest.net. pengujian ini akan diketahui grade dari kualitas bandwidth yang dihasilkan. Selain itu, informasi yang didapat ialah besar ping download dan upload speed. Disini akan dilakukan pengujian dimana dibandingkan kecepatan bandwidth antara kedua ISP sebelum dilakukan Pcc load balancing lalu akan membandingkan kedua ISP tersebut yang telah diimplementasikan Pcc load balancing. Pengujian akan dilakukan empat kali uji coba pada server yang sama, lalu data-data yang diterima akan dibuatkan tabel perbandingan. Adapun keterangan dari hasil pengujian. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
98
Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014
ISSN:2338-6312
Tabel 3 Pengujian Sebelum Implementasi Load Balancing Tree Smart Pengujian 1 2 3 4
Ping (ms) 450 380 423 397
Download (Mbps) 0.24 0.28 0.26 0.19
Upload (Mbps) 0.09 0.06 0.08 0.05
Ping (ms) 240 265 170 215
grade F+ F F+ F
Download (Mbps) 0.16 0.21 0.14 0.15
Upload (Mbps) 0.06 0.08 0.04 0.04
grade F F+ F F
Tabel 4 Pengujian Sesudah Implementasi Load Balancing Pengujian
Ping (ms)
Download (Mbps)
Upload (Mbps)
grade
1 2 3 4
420 297 350 285
0.25 0.22 0.17 0.14
0.07 0.05 0.06 0.04
F+ F F F
Berdasarkan tabel di atas dapat digambarkan grafik 4 . Pengujian PING(ms) 500
450
420
380 297 265 240
400 300
423 350
397 285 215
170
200
Ping Smart Ping Load Balancing Ping Tree
100 0 Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 Pengujain 4
Gambar 4 Besar Ping (ms) Sebelum Dan Sesudah load Balancing
Pengujian Download(Mbps) 0.3 0.25 0.2 0.15
0.24 0.25 0.16
0.28
0.26
0.22 0.21 0.17 0.14
0.19 0.15 0.14
0.1
Download Smart Download Load Balancing Download Tree
0.05 0 Pengujian 1Pengujian 2Pengujian 3Pengujian 4
Gambar 5 Besarnya Download Sebelum dan Sesudah Load Balancing
99
Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014
ISSN:2338-6312
Pengujian Upload (Mbps) 0.1 0.08 0.06
Upload Smart
0.04
Upload LB
0.02
Upload Tree
0 Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 Pengujian 4 Gambar 6 Besarnya Upload Sebelum dan Sesuda Load Balancing Berdasarkan Grafik 4,5,dan 6 diketahui perbandingan kualitas koneksi dari sebelum dan sesudah diimplementasikan Pcc load balancing. Walaupun tidak terlalu mendapatkan perubahan yang signifikan, namun masih terdapat perbaikan kualitas bandwidth setelah mengimplementasikan Pcc load balancing. Ini dapat dijelaskan bahwa load balancing adalah teknik menyeimbangkan koneksi diantara kedua ISP, bukan untuk menyatukannya. Adapun pengujian yang dilakukan ke client, hal ini bertujuan untuk mendapakan perbedaan secara signifikan. Pengujian dilakukan dengan melibatkan 10 client yang sedang melakukan aktifitas download dan upload. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 5 Pengujian Pada Beberapa Client Download Ping (ms) Upload (Mbps) Client Grade (Mbps) Komputer 1 425 0.56 0.9 F+ Komputer 2 412 0.49 0.8 F Komputer 3 399 0.42 0.8 F Komputer 4 295 0.31 0.5 F Komputer 5 367 0.39 0.7 F Komputer 6 438 0.58 0.9 F+ Komputer 7 267 0.29 0.4 F Komputer 8 324 0.36 0.7 F Komputer 9 411 0.53 0.9 F+ Komputer 10 356 0.37 0.7 F Jumlah 3694 4.3 7.3 Rata-rata 369.4 0.43 0.73 Standar Dev 58.201 0.104 0.170 Dari Tabel 5 diatas bisa lihat jika ada 10 klien yang melakukan aktifitas didapat rata-rata ping dari jumlah klien sebesar 369.4, download sebesar 0.43 dan upload rata-rata 0.73 selain itu ditetapkan nilai standar deviasi dari jumlah klien yaitu untuk ping(ms) sebesar 58.201 dan download (mbps) 0.14 dan upload sebesar 0.170 maka performa load balancing menjadi efesien karena koneksi terbagi secara merata untuk tiap client. Tabel tersebut dibuat agar bisa melihat perbedaan dari tiap-tiap client berapa besar download dan upload ketika koneksi tersbut secara bersamaan digunkan. Untuk itu dilakukan penelitian dan melihat apakah trafik berjalan secara seimbang untuk tiap client. Mungkin ada perbedaan yang signifikan dari tiap client. Disini dilakukan pengujian guna bisa mengoptimalkan fungsi load balancing yang diterpkan ditempat penelitian. Seting bandwidth dengan menggunakan winbox Terlebih dahulu tetapkan IP address dan gateway setiap komputer. Setelah sudah selesai ditetapkan kemudian mulailah untuk seting bandwidth. Langkah awal membagi dari server ke koputer-komputer yang akan dipakai, berikut langkah-langkah dari winbox:
100
Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014
ISSN:2338-6312
Max Limit adalah alokasi bandwidth maksimal yang bisa didapatkan user, dan biasanya akan didapatkan user jika ada alokasi bandwidth yang tidak digunakan lagi oleh user lain. Jangan lupa centang Target Upload dan Target Download untuk mengaktifkan fitur ini, pilih besar Bandwidth yang ingin dilimit pada Max Limit. Misalnya upload : 256kbps download : 1Mbps.
Gambar 9 Contoh Tampilan Queues Dari Server Sampai Ke Cleint Dari konfigurasi tersebut, maka hasilnya jika semua user sedang memakai koneksi internet dan kondisi jaringan sibuk maka tiap user akan mendapatkan bandwidth sebesar 128kbps/512kbps. Jika satu atau beberapa user tidak sedang menggunakan koneksi maka alokasi bandwidth akan diberikan ke user yang sedang terkoneksi. Dan jika hanya satu user yang menggunakan koneksi maka user itu akan mendapatkan alokasi bandwidth maksimal 256kbps/1Mbps. Internal Proxy Mikrotik Internal proxy mikrotik yang disertai dengan paket internal yang di sebut web proxy. Disertakan untuk caching dasar untuk jaringan skala kecil, namun Untuk kapabilitas proxy yang lebih lengkap, gunakan server external proxy seperti SQUID.Pada Kasus ini diambil contoh USB Flashdisk di RB751 untuk menyimpan hasil cache internal proxy mikrotik nya. Konfigurasi web proxy Setelah selesai kita akan menuju ketahap konfigurasi proxy. Untuk itu aktifkan dulu service internal proxy mikrotik nya, masuk winbox dan ke menu IP >> Web Proxy.
Gambar 10 Setting Web Proxy Pengujian webproxy internal Sekarang saatnya mencoba memblok situs-situs yang tidak kita inginkan. Konfigurasinya [admin@MikroTik] ip web-proxy> access add ur l= redtube . com method= any action=deny Sekarang coba buka situs redtube.com menggunakan browser komputer client. Jika konfigurasi kita benar maka ketika kita mencoba membuka situs tadi akan keluar tampilan sebagai berikut :
101
Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014
ISSN:2338-6312
Gambar 11 Situs Yang Ke Blok Dengan Webproxy KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh setelah melakukan tahapan-tahapan pada penelitian adalah sebagai berikut: 1 Penerapan Pcc load balancing telah membagi beban traffic secara seimbang di Babel Pos. 2 Dengan adanya infrastruktur jaringan kecepatan bandwith pada setiap komputer dapat terpenuhi dan klien dapat mengakses internet lebih nyaman. 3 Konfigurasi routing pada Mikrotik dapat dijalankan dengan metode load balancing dalam mengatur jalur paket data yang memiliki lebih dari satu koneksi. 4 Konfigurasi didalam Mikrotik dengan metode load balancing menggunakan connection mark menentukan koneksi secara otomatis Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang telah dikemukakan, dapat diajukan beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut, antara lain: 1. Untuk meningkatkan kecepatan dan penghematan bandwidth, dapat menambahkan external proxy server dengan menggunakan squid. 2. Dalam pemilihan ISP, diusahakan yang memiliki kualitas bandwidth dan connection speed yang hampir sama agar dalam browsing tidak terjadi koneksi yang lambat . 3. Dalam penelitian ini disadari masih banyak kekurangan atau pun dari segi pembuatan laporan untuk sebagai penutup, harapannya semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi semua orang khususnya yang sedang mempelajari atau mendalami ilmu jaringan komputer khususnya load balancing. DAFTAR PUSTAKA ALHASAN, A. J., 2013, Perancangan Dan Implementasi Jaringan Komputer Perumahan Pasir Ridge Dengan Metode Load Balancing Dan Failover PT Chevron Indonesia Company, Skripsi, Jurusan Teknik Informatika, FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta Asri, N. F., 2012, Load Balancing Konektivitas Internet Menggunakan Teknologi Berbasis Open Source(Slackware), TA, Jurusan Teknik Informatika, FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta Dewobroto, P. 2009. Load Balance menggunakan Metode PCC, http://www.mikrotik.co.id/artiket_lihat.php?id=34 Herlambang, M. L., & Catur, L. A., 2008, Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan Mikrotik RouterOS, Penerbit Andi, Yogyakarta Istanto, J., 2010, Analisis Perbandingan Metode Load Balancing NTH dengan PCC pada router Mikrotik, Skripsi, Jurusan Teknik Informatika, FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta Muarifah, I., 2008, Implementasi Mikrotik Sebagai Manajemen Bandwidth, Skripsi, Jurusan Teknik Informatika, FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta Sutanta, E., 2005, Pengantar Teknologi Informasi, Penerbit GRAHA ILMU, Yogyakarta
102