Vol. 7 No. 2, September 2010
ISSN: 1907 - 8870
KOMUNIKOLOGI Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi Universitas INDONUSA Esa Unggul Efektivitas f ki i Tabloid bl id Komunika ik Sebagai b i Media di Diseminasi i i i Informasi f i Bagii Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo. (Awaludin Soheh)
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam B Bermain i Ice I Sk Skating ti (Aulia Novita)
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007 (Aristya Pramudiany)
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan y Pt Primalayan y Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor) (Sheila Francisca Theodora)
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten (Devita)
Jurnal Komunikasi KOMUNIKOLOGI
VOL 07
NO 02
Hal
September
42 - 141
2010
ISSN: 1907 - 8870
Diterbitkan Oleh : Pusat Pengelola Jurnal Ilmiah Universitas INDONUSA Esa Unggul Jakarta
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
EFEKTIVITAS TABLOID KOMUNIKA SEBAGAI MEDIA DISEMINASI INFORMASI BAGI PEGAWAI PUSLITBANG POSTEL DAN PUSLITBANG APTEL SKDI BADAN LITBANG SDM DEPKOMINFO. Awaludin Soheh1, Kanti Wilujeng Walujo1 1Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebun Jeruk, Jakarta 11510
[email protected] Abstrak
Penelitian ini bersifat deskriptif untuk mengetahui efektivitas Tabloid Komunika Depkominfo dalam memberikan informasi kepada publik. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan skala Likert. Hasil penelitian menggambarkan bahwa efektifitas Tabloid Komunika bagi pegawai dinilai sangat efektif dalam memberikan suatu informasi yang akan membuat adanya perubahan suatu sikap setelah mendapatkan informasi tersebut. Hasil penelitian mengenai efektifitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo dikategorikan sangat setuju, setuju, tidak tahu, tidak setuju, sangat tidak setuju. Kata kunci: efektifitas berita, media diseminasi, informasi publik
Pendahuluan Sejak Departemen Penerangan dibubarkan dan beberapa kali berganti nama tugas komunikasi dan informasi akhirnya di percayakan pada lembaga yang bernama Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo). Departemen tersebut merupakan gabungan dari Menteri Negara Komunikasi dan Informasi (Menegkominfo), Lembaga Informasi Nasional (LIN) ditambah Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Dirjenpostel). Dengan demikian struktur organisasi Depkominfo sudah berubah tidak seperti Departemen Penerangan (Deppen), LIN atau Menegkominfo. Dalam sturktur organisasi Depkominfo ada Badan Informasi Publik (BIP) yang punya tugas penting dalam diseminasi informasi publik. Sebagai salah satu lembaga pemerintah, Depkominfo melalui BIP dituntut dapat memberikan informasi mengenai kebijakan-kebijakan pemerintah serta kegiatankegiatan yang dibuat instansi pemerintah kepada publik internal dan publik eksternal. Untuk itu diperlukan sebuah media sebagai alat untuk meyampaikan informasi publik. Salah satu media yang digunakan adalah Tabloid Komunika. Tabloid Komunika diterbitkan di Jakarta oleh Badan Informasi Publik (BIP) Depkominfo tanggal 26 Desember 2005. yang terbit dua kali sebulan dan akhir bulan ada terbitan khusus. Menurut Taufik, News Editor Depkominfo (wawancara 24/01/2008), Tujuan diterbitkannya Tabloid Komunika , yaitu: Untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat baik di pusat maupun daerah. Melalui Tabloid Komunika dapat diketahui masukan dari karyawan, pemerintah dan
masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembangunan baik di pusat maupun di daerah.Dengan menerbitkan Tabloid Komunika diharapkan adanya rasa kebersamaan bagi seluruh karyawan di dalam instansi atau perusahaan. Untuk memberikan informasi kepada publik tentang keadaan Negara Indonesia dari segi politik, hukum dan keamanan. Sebagai media perantara bagi suatu daerah untuk meningkatkan citranya di mata publik. Adapun pembagian tugas Badan Informasi Publik (BIP) sendiri terbagi atas 1) Pusat Polhukam, terbagi atas Bidang Informasi Publik, Bidang Informasi Hukum dan Bidang Informasi Keamanan. 2) Pusat Perekonomian, terbagai atas Bidang Informasi Keuangan dan Perbankan, Bidang Informasi Industri dan Perdagangan serta Bidang Informasi Jasa. 3) Pusat Kesra, terbagi atas Bidang Informasi Sosial dan Budaya, Bidang Informasi Agama dan Pendidikan serta Bidang Informasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup. 4) Pusat Pengelola Pendapat Umum, terbagi atas Bidang Pendapat Umum Politik, Hukum dan Keamanan, Bidang Pendapat Umum Perekonomian serta Bidang Pendapat Umum Kesejahteraan Rakyat. 5) Pusat Pelayanan Informasi, terbagi atas Bidang Pelayanan Media Baru dan Bidang Pelayanan Media Konvensional. Tugas Badan Informasi Publik (BIP) antara lain: 1. Merumuskan dan menetapkan program Badan Informasi Publik. 2. Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan program Badan Informasi Publik yang diadakan di pusat dan daerah. 3. Memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan secara lisan dan tertulis kepada Sekretariat Badan dan Kepala Pusat sesuai tugas masing-masing.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
100
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
4. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksana kegiatan operasional Badan Informasi Publik. 5. Melakukan Koordinat dengan para Pejabat Eselon I di lingkungan Depkominfo. 6. Menetapkan kebijakan dan langkah-langkah konkrit yang akan dilakukan oleh masing-masing unit kerja di bidang pengelolaan dan pelayanan informasi publik 7. Memimpin rapat pimpinan baik rutin maupun insedentil di lingkungan Badan Informasi Publik. 8. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di bidang informasi publik, baik internal maupun eksternal. 9. Menilai dan menyetujui naskah, materi informasi publik untuk disebarluaskan. 10. Melaporkan pelaksanaan tugas yang diembannya kepada Menteri Komunikasi dan Informatika secara lisan maupun tertulis sebagai pertanggungjawaban. 11. Melakukan tugas kedinasan lain dari Menteri Komunikasi dan Informatika. Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa tugas BIP Depkominfo yaitu merumuskan suatu masalah, melakukan pembinaan, memberikan bimbingan, pengawasan, melakukan koordinasi dengan pejabat Eselon I untuk menetapkan kebijakan dan langkah-langkah mengenai informasi kepada publik yang nantinya menjadi laporan baik tertulis maupun lisan sebagai pertanggungjawaban kepada Menkominfo. Sedangkan kegiatan Badan Informasi Publik, Depkominfo, antara lain: • Terselenggaranya pelayanan informasi publik yang cepat, akurat, mudah dan merata. • Meningkatkan sistem pelayanan informasi publik. • Meningkatkan pemberdayaan lembaga-lembaga informasi dan media. • Meningkatkan pelayanan informasi publik bidang polhukam, perekonomian dan kesejahteraan rakyat. • Meningkatkan pengelolaan pendapat umum. • Meningkatkan fasilitasi pelayanan informasi publik . (http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008). Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa kegiatan BIP Depkominfo yaitu menciptakan informasi yang cepat, merata dan akurat baik di bidang polhukam, perekonomian, dan kesejahteraan rakyat .Selain itu, BIP juga melakukan peningkatan pada lembagalembaga informasi dan fasilitasi pelayanan informasi kepada publik. Pembuatan Tabloid Komunika dilaksanakan oleh satu Sub Bagian, yaitu sub bagian media cetak yang mempunyai tugas untuk menyiapkan dan menyusun materi informasi serta mensosialisasikan kebijakan program, kegiatan pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai bahan penerbitan internal, melaksanakan penyebarluasan informasi melalui penerbitan 101
internal dan melaksanakan distribusi penerbitan internal. Dari uraian di atas penulis menyimpulkan tujuan di buatnya Tabloid Komunika adalah untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi mengenai kebijakan dan kegiatan yang dilakukan pemerintah baik pusat maupun daerah, membina hubungan yang harmonis antar karyawan dan memberikan informasi tentang keadaan Indonesia dari segi polhukam dan untuk meningkatkan citra suatu daerah di mata publik. Penyampaian informasi mengenai instansi kepada publik internal dilakukan oleh BIP Depkominfo melalui media internal dengan menggunakan Tabloid Komunika. Periodisasi penerbitan Tabloid Komunika ini terbit setiap 2 minggu sekali dan biasanya di akhir bulan ada edisi khusus. Tulisan dalam suatu Tabloid ada bermacam-macam, dapat berbentuk artikel, cerita, dan berita yang dilengkapi dengan fotofoto. Dilihat dari artikel yang ada, Tabloid Komunika umumnya memuat masalah yang berkaitan dengan program dan kegiatan pemerintahan baik pusat maupun daerah. Informasi yang di sampaikan oleh BIP Depkominfo kepada publiknya dapat melalui media internal yaitu Tabloid Komunika. Dalam media tersebut, BIP harus membuat bagaimana informasi yang terdapat di dalamnya efektif dan berguna bagi pengetahuan informasi untuk publik.
Model Lasswell Sebuah model verbal awal dalam komunikasi adalah model yang diusulkan oleh Lasswell yang di kutip oleh Severin & Tankard (2005:55), antara lain: • Unsur sumber (who, siapa) • Unsur pesan (says what, mengatakan apa) • Unsur komunikasi (in which channel, pada saluran yang mana) • Unsur penerima (to whom, kepada siapa) • Unsur pengaruh (with what effect, dengan pengaruh/ dampak apa) Model Lasswel ini digunakan dalam banyak aplikasi dalam komunikasi massa. Ia mengindikasikan bahwa lebih dari satu saluran bisa membawa sebuah pesan. Sia-pa mengemukakan pertanyaan tentang pengendalian pesan (misalnya, studi “penjaga gawang”). Mengatakan apa adalah subjek analisis isi (umpamanya, analisis informasi dalam cyberspace). Saluran komunikasi dipelajari dalam media analisis. Kepada siapa berkaitan dengan analisis penertima dan audiens. Dari model di atas, penulis meyimpulkan bahwa yang menjadi sumber adalah pemerintah, pesan yang akan disampaikan berbagai macam seperti tentang politik, hukum, keamanan dll. Selanjutnya yang
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
menjadi media dalam hal ini adalah Tabloid 8 Komunika dan yang menjadi komunikan adalah para pegawai yang berada di Depkominfo dan di daerah. Adapun pengaruhnya yaitu untuk melihat sejauh mana informasi publik melalui Tabloid Komunika dapat mempengaruhi mereka.
Efektivitas Menurut Moeliono dalam kamus Bahasa Indonesia (1990:950), efektivitas adalah “Ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur, atau mujarab, dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang usaha atau tindakan).” Berdasarkan penjabaran di atas, maka efektivitas adalah “Adanya efek yang nantinya menimbulkan suatu pengaruh terhadap apa disampaikan kepada seseorang yang nantinya menghasilkan suatu tindakan.” Sedangkan Ruslan (2004:53) menyatakan suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikasi tersebut memiliki persamaan persepsi antara komunikator dengan komunikannya. Lebih lanjut Ruslan mengatakan (2004:57), ada lima hal yang dapat yang dapat dijadikan ukuran bagi komunikasi yang efektif, yaitu: 1. Pemahaman. Pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksudkan oleh pengirim pesan. Dalam hal ini komunikator dapat dikatakan efektif jika penerima memperoleh pemahaman yang cermat atas pesan yang disampaikannya. 2. Kesenangan. Komunikasi ini bertujuan untuk menimbulkan kesejahteraan bersama. 3. Mempengaruhi Sikap Tindakan mempengaruhi orang lain merupa-kan bagian dari kehidupan sehari-hari. Dalam berbagai situasi kita berusaha mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain memahami ucapan kita. 4. Memperbaiki Hubungan Memilih dan mempersiapkan kata-kata yang ingin diucapkan merupakan faktor penting yang dapat memungkinkan komunikasi terjadi dengan tepat dan sempurna. Kegagalan utama dalam berkomunikasi muncul bila isi pesan tidak dipahami secara cermat. 5. Tindakan Komunikasi apapun tidak akan berguna bila tidak memberi hasil sesuai dengan yang diinginkan. Namun, mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang kita inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam berkomunikasi. Bila kita mencoba membangkitkan tindakan pada penerima pesan, kemungkinan responnya yang sesuai dengan yang diinginkan lebih besar jika dapat memudahkan pemahaman
penerima pesan tentang apa yang diharapkan, meyakinkan penerima bahwa tujuan itu masuk akal dan mempertahankan hubungan harmonis dengan penerima. Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa komunikasi akan efektif jika pesan yang disampaikan melalui media dibuat dengan cermat dan baik sehingga nantinya dari pesan tersebut di terima dengan baik oleh komunikan.
Efektivitas Penggunaan Media Efektivitas penggunaan media bisa tercapai apabila pesan disampaikan pada saluran yang tepat. Hal ini disebabkan oleh perbedaan karakter media. McLuhan dalam artikelnya yang berjudul “Medium is The Message” (Kanti Walujo, 2007). membagi sifat media dalam 2 jenis yaitu hot medium dan cool medium. Hot medium memiliki high definition. High definition merupakan medium yang mudah diisi dengan data. Sebagai contoh foto, secara visual merupakan high definition. Kartun merupakan medium yang low definition karena sedikit informasi visual yang diberikan. Telepon adalah cool medium atau low definition karena telinga kurang memberikan informasi. Pidato adalah cool medium of low definition karena sedikit yang diberikan pembicara dan banyak diisi oleh pendengar. Hot medium partisipasinya rendah, cool medium partisipasinya tinggi atau informasi dilengkapi oleh audience. Hot medium seperti radio memiliki efek yang berbeda dibanding cool medium seperti telepon. Cool medium seperti tulisan huruf hieroglyphic memiliki efek yang berbeda dengan hot and explosive medium seperti phonetic alphabet yang memberikan tingkat abstraksi tinggi.Tabloid Komunika termasuk Hot medium dan memiliki High definition karena pembaca harus aktif membaca.
Tabloid Setiap instansi mempunyai media massa sebagai saluran komunikasi, yang ditujukan untuk memberikan informasi kepada publik internal dan ada juga yang ditujukan pada publik eksternalnya. Di Depkominfo sendiri terdapat beberapa macam media internal antara lain: Tabloid Komunika Depkominfo. Menurut Badudu & Zain (1994:234), Tabloid adalah “surat kabar dalam ukuran kecil yang banyak memuat berita singkat, banyak gambar, banyak berita yang sensasional dan mudah di baca.” Dari pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa Tabloid adalah media cetak yang berupa surat kabar yang didalamnya memuat berita singkat, sensasional dan disertai dengan gambar-gambar yang bertujuan agar mudah di baca oleh publik. Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka penulis dapat simpulkan bahwa Tabloid Komunika digunakan oleh Depkominfo untuk
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
102
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
menyebarluaskan berbagai informasi publik yang berkaitan dengan kegiatan mereka baik tentang kebijakan ataupun permasalahan yang lebih luas yang semuanya itu dimuat dalam Tabloid Komunika yang terbagi atas beberapa rubrik. Tabloid Komunika sendiri terdapat beberapa rubrik, antara lain: 1. Rubrik Beranda, berisi tentang ulasan mengenai suatu masalah utama di angkat dalam editorial, di rubrik ini juga terdapat beberapa pendapat baik kritik ataupun masukan oleh masyarakat khususnya dari berbagai daerah yang dimuat dalam suara publik. 2. Rubrik Polhukam, rubrik ini memuat masalah di berbagai daerah khususnya yang menyangkut masalah politik, hukum dan keamanan. 3. Rubrik Perekonomian, rubrik memuat tentang kondisi perekonomian yang terjadi di berbagai daerah. Di rubrik ini juga membahas tentang bagaimana caranya para wakil di daerah tersebut mempromosikan daerahnya kepada publik. 4. Rubrik Kesra, rubrik ini memuat informasi tentang tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada di berbagai daerah dan juga memuat tentang berbagai program-program mengenai suatu keluarga yang dijalankan oleh pemerintah pusat. 5. Rubrik Laporan Utama, rubrik memuat suatu inti dari permasalahan yang terjadi dan di sini juga di jelaskan mengenai suatu program yang dijalankan oleh pemerintah di suatu daerah. Rubrik ini juga menjelaskan program-program apa saja yang sudah berjalan dan prospeknya kedepan seperti apa serta apa saja yang menjadi kendalanya. 6. Rubrik Wawancara, rubrik ini memuat pandangan suatu tokoh publik dalam memberikan pendapatnya mengenai suatu masalah yang terjadi. 7. Rubrik Opini, rubrik ini memuat pandangan seseorang untuk memberikan pendapatnya tentang suatu permasalahan yang terjadi di berbagai masyarakat dan ditujukan kepada pemerintah. 8. Rubrik Lintas Daerah, rubrik ini memuat permasalahan di daerah dari Sabang sampai Merauke khususnya mengenai suatu program dan juga rubrik ini memuat program yang dilakukan oleh berbagai Departemen, seperti RUU, kebijakankebijakan dan juga teknologi. Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian bahwa dalam hal ini tujuan diterbitkannya Tabloid Komunika adalah bagaimana publik dapat memahami tentang pesan yang disampaikan melalui media tersebut. Dari pengertian tentang media dan informasi di atas, maka penulis memdefinisikan tentang media informasi yaitu suatu saluran komunikasi yang digunakan komunikator untuk menyampaikan suatu pesan 103
atau berita kepada publiknya (komunikan) yang nantinya informasi tersebut dapat mempengaruhi individu untuk mengambil suatu keputusan.
Media Diseminasi Menurut Sobur, (2004), media adalah “Sesuatu yang menjadi saluran atau perantara tersampaikannya pesan komunikasi. Media dalam komunikasi merupakan alat yang digunakan komunikator dalam menyampaikan atau mengirimkan simbol.” Sedangkan menurut Anggoro (2001), media adalah: “Alat atau saluran dan sarana komunikasi yang sering digunakan oleh Humas untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada publiknya dan sekaligus meningkatkan citra lembaga. Media ini sangat bervariasi dan memiliki berbagai tujuan contohnya media pers, audio visual, radio, televise, pameran, printed material, penerbitan buku khusus, jurnal organisasi. Pemilihan media dilakukan oleh Humas dengan melihat sasaran khalayak yang sangat penting dalam tahap persiapan dan penyebaran informasi sehingga tercapai tujuan yang ditetapkan sebelumnya.” Menurut Cangara (1990:24), media adalah “alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak dan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima”. Dari ketiga definisi di atas mengenai media, penulis membuat suatu kesimpulan bahwa media adalah alat yang digunakan humas sebagai saluran atau sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan atau informasi kepada publiknya dengan memilih suatu media yang sesuai sehingga tercapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka dalam hal ini BIP Depkominfo menggunakan Tabloid Komunika sebagai media internal untuk menyampaikan berbagai pesan atau informasi khususnya kepada publik Menurut Wahyudi (1991:10), sifat media massa terbagi dalam beberapa hal, antara lain:: a. Isi pesan bersifat umum atau publisitas. b. Walaupun isi bersifat umum, tetapi tiap-tiap media massa memiliki saran khusus. c. Arus komunikasi berjalan satu arah. d. Isi pesan bisa disajikan secara tercetak, penyaluran dan penyiaran. e. Diterbitkan atau disiarkan secara periodik. f. Organisasi pengelola terlembaga dan kompleks. g. Isi pesan yang disampaikan bukan karya satu orang, tetapi banyak orang. Dari pernyataan di atas penulis berpendapat bahwa media massa periodik merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan isi pesan kepada banyak orang, dengan arus informasi berjalan satu arah, isinya bersifat umum, diterbitkan oleh suatu
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
lembaga organisasi. Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian, maka media massa periodik yaitu Tabloid Komunika yang diterbitkan oleh BIP Depkominfo berguna untuk menyampaikan informasi yang bersifat umum khususnya yang terjadi di berbagai daerah dan juga arus komunikasinya bersifat dua arah sebab adanya timbal balik dari permasalahan tersebut dan biasanya pesan yang disampaikan itu menjangkau semua publik. Menurut Prof Sendjaja, Ph.D,.dkk. (1999:180), ada beberapa dampak yang di timbulkan oleh media, yaitu: 1. Dampak Kognitif Dampak ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi khalayak. Dengan kata lain, dampak ini berkaitan dengan penyampaian informasi, pengetahuan, keterampilan maupun kepercayaan oleh media. 2. Dampak Afektif Dampak pesan media massa sampai pada tahap afektif bila pesan yang disebarkan media massa mengubah pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Dampak ini berkaitan dengan perasaan, rangsangan emosional, sikap atau nilai. 3. Dampak Konatif Dampak pesan media massa sampai pada tahap konatif bila pesan-pesan yang disebarkan media massa menimbulkan pola-pola tindakan, kegiatan atau perilaku nyata yang dapat diamati. Dari pernyataan di atas, penulis membuat suatu kesimpulan bahwa dampak yang ditimbulkan oleh media massa sangat beragam seperti penyampaian informasi, pengetahuan, sikap atau nilai, hingga dampak yang akan menimbulkan suatu tindakan. Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, maka penulis mengangap dampak kognitif adalah yang paling besar yang ditimbulkan oleh Tabloid Komunika, sebab sifatnya adalah untuk menyebarluaskan informasi kepada publik.
Diseminasi (penyebaran) Menurut Badudu & Zain (1996:1501), penyebaran adalah “proses, perbuatan, cara menyelesaikan (kan).” Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “sebar – menyebar (kan) adalah menghamburkan, menyiarkan (berita dan sebagainya). Dari pengertian di atas tentang media diseminasi (penyebaran), penulis membuat suatu kesimpulan bahwa alat yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan suatu informasi atau berita. Jika dikaitkan dengan penelitian, maka BIP menggunakan Tabloid Komunika sebagai media untuk menyampaikan informasi tentang banyak hal kepada publik yang dalam hal ini bertujuan mempengaruhi sikap mereka.
Informasi Publik “informasi adalah tahap akhir dari rangkaian proses kegiatan dari mulai menghimpun data sampai penyusunan data terolah/teranalisa, sehingga siap dipublikasikan” (www.nakertrans.go.id/ 21/01/2008). Menurut Shannon & Weaver yang di kutip oleh Wiryanto (2004:29), informasi adalah “energi yang terpolakan, yang mempengaruhi individu dalam mengambil keputusan dari kemungkinan pilihanpilihan yang ada.” Sedangkan menurut Moekijat (1991:6-7), informasi adalah “penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar atau berita.” Dari beberapa pernyataan di atas, penulis dapat simpulkan bahwa informasi adalah rangkaian suatu proses data atau berita yang nantinya dapat mempengaruhi suatu individu untuk mengambil suatu keputusan. Selanjutnya penulis akan pengertian publik menurut pendapat ahli, antara lain: Menurut Abdurrachman (2001), publik adalah Sekelompok orang yang menaruh perhatian pada sesuatu hal yang sama, mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Publik dapat merupakan group kecil, terdiri atas orangorang dengan jumlah sedikit, namun juga bisa merupakan kelompok besar. Biasanya individuindividu yang termasuk dalam kelompok itu mempunyai rasa solidaritas terhadap kelompoknya— walaupun tidak terikat oleh struktur yang nyata, tidak berada pada suatu tempat atau ruangan dan tidak mempunyai hubungan langsung” (http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008). Sedangkan menurut Borden, publik adalah sekelompok orang yang mempunyai kepentingan yang sama” (http://rumakom.wordpress.com/ Tgl 25/01/2008). Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa publik adalah seseorang yang mempunyai minat dan kepentingan yang sama dan biasanya mereka terbagi atas kelompok kecil maupun kelompok besar akan tetapi mereka tidak terikat oleh sesuatu. Sedangkan menurut Kanti (2007:41), informasi publik adalah “informasi yang dimiliki oleh rakyat dan seharusnya disampaikan kepada rakyat. Adapun informasi tersebut tidak sampai kepada rakyat kecuali di atur oleh undangundang.” Jika dikaitkan dengan permasalahan penelitian, maka penulis membuat suatu kesimpulan bahwa publik yang terkait dengan BIP Depkominfo adalah publik yang secara nyata menerima dan mengetahui informasi tentang apa saja yang terdapat diTabloid Komunika. Komunika itu sendiri dalam hal ini tujuannya adalah memberikan informasi kepada publik. Dari informasi tersebut BIP ingin mengetahui sejauh mana Tabloid Komunika itu efektif, maka jika informasi yang terdapat di Tabloid Komunika dapat dipahami oleh publik sehingga terciptanya komunikasi yang efektif.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
104
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo. No 1
Variabel (X)
Atribut
Pemahaman
- Tinggi - Rendah
2
Kesenangan
- Senang -Tidak Senang
3
Mempengaruhi Sikap
4
Memperbaiki Hubungan
5
Efektivitas Tabloid Komunika
Indikator
Tindakan
Skala Pengukuran
Pernyataan
a) Sangat Setuju b) Setuju c) Tidak Tahu d)Tidak Setuju e) Sangat Tidak Setuju a) Sangat Setuju b) Setuju c) Tidak Tahu d) Tidak Setuju e) Sangat Tidak Setuju
Tulisan pada cover dan berita pada rubrik polhukam tentang keadaan yang terjadi di Indonesia
- Positif - Negatif
a) Sangat Setuju b) Setuju c) Tidak Tahu d) Tidak Setuju e) Sangat Tidak Setuju
Apakah rubrik opini dan wawancara dapat mempengaruhi sikap mereka tentang suatu tentang pandangan dari tokoh publik
- Positif -Tidak Positif
a) Sangat Setuju b) Setuju c) Tidak Tahu d)Tidak Setuju e)Sangat Tidak Setuju
Rubrik laporan utama dapat memberikan perubahan tentang pemberitaan utama terhadap suatu hal
a) Sangat Setuju b) Setuju c) Tidak Tahu d) Tidak Setuju
Rubric kesra dan rubric lintas daerah dapat memberikan adanya suatu tindakan yang nyata tentang permasalahan di daerah
-Bertindak - Tidak Bertindak
Apakah rubrik perekonomian dapat memberikan suatu perubahan dan rubrik beranda dapat memberikan kepuasan tersendiri
e) Sangat Tidak Setuju
Berdasarkan kerangka pemikiran yang dijelaskan di atas, maka jika di ilustrasikan kedalam sebuah kalimat yaitu Departemen Komunikasi & Informatika mengeluarkan sebuah media internal yang dikelola oleh bidang Media Cetak yaitu Tabloid Komunika yang bertujuan untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan berbagai informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di ibukota dan sebagai media informasi mengenai kebijakan pemerintah, program serta kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pemerintah baik kegiatan yang bersifat internal maupun eksternal. Tabloid Komunika Depkominfo sendiri memiliki tujuh rubrik. Adapun yang menjadi rubriknya antara lain rubrik Beranda, rubrik Polhukam, rubrik Perekonomian, rubrik Kesra, rubrik Laporan Utama, rubrik Wawancara, rubrik Opini dan rubrik Lintas Daerah. Penyebaran informasi mengenai beberapa berita yang terdapat di beberapa Tabloid Komunika penulis membatasinya untuk publik di Depkominfo. Dalam menyebarkan informasi tersebut BIP Depkominfo ingin melihat bagaimana Tabloid Komunika dapat efektif berdasarkan aspek pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap, memperbaiki hubungan dan aspek tindakan.
Metode Penelitian
menurut Hasan (2002:13), adalah “metode yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang gejalagejala yang ada dan mencari keteranganketerangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok maupun suatu daerah.” Dalam penelitian survei, dikerjakan evaluasi terhadap suatu hal yang dikerjakan orang dalam menangani suatu masalah, dan hasilnya yang didapat digunakan untuk membuat suatu rencana. Penelitian ini dilakukan terhadap suatu individu dan dilakukan dengan menggunakan sensus maupun dengan sampel. Dalam penelitian survei, informasi dikumpulkan dari responden dengan cara menggunakan kuesioner, lalu data yang telah dikumpulkan dari responden kemudian ditentukan berapa sampel yang akan digunakan untuk dapat mewakili dari seluruh populasi yang ada. Penelitian survei digunakan untuk maksud (1) penjajagan (eksploratif), (2) deskriptif, (3) penjelasan, (4) evaluasi, (5) prediksi, (6) penelitian operasional dan (7) pengembangan indikator-indikator sosial.
Bahan Penelitian dan Unit Analisis Berdasarkan masalah penelitian, maka yang dijadikan bahan penelitian adalah Tabloid Komunika. Unit analisis yang digunakan adalah pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Depkominfo.
Pada pokok penelitian skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian survei. Metode survei 105
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
Populasi Populasi menurut Hasan (2002:58), adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Lebih jelasnya populasi merupakan sekelompok subjek yang dijadikan sumber penarikan sampel untuk penarikan statisitik. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo.
Sampel dan Teknik Sampling Menurut Prof. Dr. Sugiyono (2007:56), sampel adalah: “Sebagian dari jumlah dan karakterisitik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya alan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).” Menurut Soewarno (1987), yang di kutip oleh Ritonga (2004:30), pengertian dasar dari penarikan sampel adalah kita dapat memperoleh informasi yang mendalam, terperinci, dan efisien dari suatu agregat atau kumpulan orang, rumah tangga, lembaga-lembaga, atau satuan-satuan yang sangat besar jumlahnya daripada hanya sebagian contoh atau sampel yang dikumpulkan secara hati-hati dan terperinci. Dalam pengambilan sampel, peneliti merujuk kepada pendapat Bailey , “Untuk data statistik ukuran minimum sampel diterima untuk penelitian adalah 30 orang” (Hasan, 2002:60). Untuk menetapkan sampel penulis menggunakan sampling acak sederhana bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo. Menurut Singarimbun & Effendy (1989:61), teknik sampling acak sederhana adalah bentuk sampling yang sifatnya sederhana, di mana tiap sampel yang berukuran sama memiliki kesempatan sama untuk terpilih dari populasi. Dari kedua Puslitbang tersebut itu, penulis mengambil sampel secara random dan penulis menetapkan sebanyak 30 orang sebagai responden dengan dibagi menjadi 15 responden untuk pegawai Puslitbang Postel dan pegawai Puslitbang Aptel SKDI.
Teknik Pengumpulan Data Data menurut Supranto yang dikutip Ruslan (2004:26) berfungsi sebagai alat pengambil keputusan atau pemecah permasalahan. Untuk itu data harus dapat dipercaya kebenarannya (Reliable). Data yang diperoleh dari populasi yaitu pegawai Puslitbang Postel dan pegawai Puslitbang Aptel SKDI yang membaca Tabloid Komunika. Teknik pengumpulan data yang relevan dengan penelitian ini adalah yaitu dengan kuesioner (angket) dan wawancara. Dari pengertian di
atas, penulis mempergunakan angket tertutup dimana setiap pertanyaan sudah terdapat alternatif jawabannya. Adapun format angket dalam penelitian penulis terdiri dari 2 bagian, yaitu: Bagian I : identitas responden Bagian II : efektivitas Tabloid Komunika yang terdiri atas: a. Pemahaman. b. Kesenangan. c. Mempengaruhi Sikap. d. Memperbaiki Hubungan. e. Tindakan. Selain dengan kuesioner, penulis juga mengumpulkan data menggunakan teknik wawancara dimana nantinya penulis ingin mengetahui sejauhmana efektivitas Tabloid Komunika bagi publik Depkominfo dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan masalah penelitian.
Reliabilitas dan Validitas Instrumen Menurut Singarimbun (1996:141), reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat di andalakan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali - untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Penulis memahami bahwa, reliabilitas adalah alat ukur yang di pakai dalam penelitian. Jika alat ukur tersebut dapat dipercaya atau diandalkan, maka penelitian dapat dikatakan reliabel, jika sebaliknya, maka penelitian tersebut tidak reliabel. Untuk mengukur apakah alat pengukur reliabel atau tidak, maka peneliti dapat menguji alat ukur dengan cara dipakai (test-ritest). Dengan begitu dapat diketahui apakah alat ukur yang digunakan hasilnya konsisten dengan yang pertama. Untuk mengukur realibilitas alat ukur, digunakan rumus statistika Koefisien Korelasi Product Moment Pearson dengan rumus sebagai berikut : n (ΣXY) – (ΣX)(ΣY) r= √(nΣX²-(ΣX)²(nΣY²-(ΣY)²)
Keterangan : r : Koefisien korelasi ΣX² : Jumlah kuadrat skor pernyataan I n : Jumlah responden (ΣX)² : Kuadrat jumlah skor pernyataan I x : Skor pernyataan I ΣY² : Jumlah kuadrat skor test ritest y : Skor test – ritest (ΣY)² : Kuadrat jumlah skor test – ritest Untuk mengukur apakah alat ukur yang penulis gunakan reliabel atau tidak, penulis menguji
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
106
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
kuesioner terlebih dahulu kepada 10 responden. Adapun teknik pengukurannya sebagai berikut : 1. Jawaban dari 10 responden dimasukan ke dalam tabel tunggal, kemudian dicari nilai X nya. 2. Jawaban dari 10 responden dari hasil test dan ritest dimasukan ke dalam tabel tunggal kemudian dicari Y nya . Jika nilai X dan Y telah di dapat maka untuk mengetahui hasilnya reliable atau tidak, penulis mengkorelasikannya dengan menggunakan rumus Pearson. Adapun hasil korelasinya adalah r = 0, 751. Bila pendapat reliabilitas tersebut di atas dikaitkan dengan penelitian penulis, maka penulis menggunakan 2 alat ukur, karena dalam kuesioner penelitian terdapat 2 jenis alternatif jawaban, yaitu: a. Untuk identitas responden, penulis menggunakan skala nominal sebagai alat ukur, karena skala nominal adalah skala yang diberikan kepada suatu kategori dengan tidak menggambarkan kedudukan kategori tersebut terhadap kategori lainnya, tetapi angka tersebut hanya sekedar kode maupun label. b. Untuk variabel (X) mengenai Efektivitas Tabloid Komunika, penulis mempergunakan skala Likert dengan memberikan 5 alternatif jawaban yaitu: “Sangat Setuju, Setuju, Tidak Tahu, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.” Sebagai ilustrasi kongkrit, untuk mengetahui apakah Tabloid Komunika itu efektif atau tidak bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Depkominfo, maka penulis mengajukan 10 pertanyaan dengan 5 alternatif jawaban. Dengan demikian nilai tertinggi di peroleh 50 dan terendah 10. 1. Sangat Setuju, jika responden mendapat nilai 41– 50 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo. 2. Setuju, jika responden mendapat nilai 31–40 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo. 3. Tidak Tahu, jika responden mendapat nilai 21-30 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo. 4. Tidak Setuju, jika responden mendapat nilai 11-20 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang 107
5.
Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo. Sangat Tidak Setuju, jika responden mendapat nilai 0 -10 dari 10 pertanyaan yang diajukan mengenai efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Depkominfo.
Kategori Intervalnya a. Sangat Setuju (SS) 41 – 50 b. Setuju (S) 31 – 40 c. Tidak Tahu (TT) 21 – 30 d. Tidak Setuju (STS) 11 – 20 e. Sangat Tidak Setuju (STS) 0 – 10 Menurut Hasan (2002:79), Validitas adalah “Suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan suatu instrumen. Instrumen yang sahih atau valid, berarti memiliki validitas tinggi, demikian sebaliknya. Sebuah instrumen dikatakan sahih, apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.”
Teknik Analisis Data Menurut Moleong, yang dikutip Hasan (2002:97), analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Setelah data terkumpul, maka penulis menggunakan rumus persentase untuk menghitung frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikalikan 100 % seperti yang terlihat pada rumus statistik persentase (Sudjono,1992;40) sebagai berikut :
F x 100% P= N Keterangan P = Angka Persentase (%) F = Frekuensi Jawaban N = Jumlah Responden
Hasil dan Pembahasan Tabloid Komunika merupakan salah satu media internal Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo). Tabloid Komunika sendiri terbit pertama kali pada 26 Desember 2005. Penerbitan Tabloid Komunika ini bertujuan untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi mengenai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat di ibukota, sebagai media informasi mengenai kebijakan pemerintah, program serta kegiatan-kegiatan yang
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
diselenggarakan pemerintah baik kegiatan yang bersifat internal maupun eksternal. Tujuan diterbitkannya Tabloid Komunika adalah: 1. Untuk mensosialisasikan atau mempublikasikan informasi penyelenggaraan Pemerintahan, pembangunan dan pemberdayaan masyarakat baik di pusat maupun daerah. 2. Melalui Tabloid Komunika dapat diketahui masukan dari karyawan, pemerintah dan masyarakat sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembangunan baik di pusat maupun di daerah. 3. Dengan menerbitkan Tabloid Komunika diharapkan adanya rasa kebersamaan bagi seluruh pegawai di dalam instansi atau departemen. 4. Untuk memberikan informasi kepada publik tentang keadaan Negara Indonesia dari segi politik, hukum dan keamanan. 5. Sebagai media perantara bagi suatu daerah untuk meningkatkan citranya di mata publik. Tabloid Komunika diterbitkan oleh BIP (Badan Informasi Publik) Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) melalui sub Bidang Media Cetak setiap 2 minggu sekali dan setiap akhir bulan terdapat edisi khusus. Tabloid Komunika sendiri terdiri dari 7 halaman, yang disertai gambar dan teks. Pada halaman depan tertera nama “Tabloid Komunika.”Adapun Tabloid Komunika, terbagi dari beberapa Rubrik, antara lain: 1. Rubrik Beranda, berisi tentang ulasan mengenai suatu masalah utama di angkat dalam editorial, di rubrik ini juga terdapat beberapa pendapat baik kritik ataupun masukan oleh masyarakat khususnya dari berbagai daerah yang dimuat dalam suara publik. 2. Rubrik Polhukam, rubrik ini memuat masalah di berbagai daerah khususnya yang menyangkut masalah politik, hukum dan keamanan. 3. Rubrik Perekonomian, rubrik memuat tentang kondisi perekonomian yang terjadi di berbagai daerah. Di rubrik ini juga membahas tentang bagaimana caranya para wakil di daerah tersebut mempromosikan daerahnya kepada publik. 4. Rubrik Kesra, rubrik ini memuat informasi tentang tingkat kesejahteraan masyarakat yang ada di berbagai daerah dan juga memuat tentang berbagai program-program mengenai suatu keluarga yang dijalankan oleh pemerintah pusat. 5. Rubrik Laporan Utama, rubrik memuat suatu inti dari permasalahan yang terjadi dan di sini juga di jelaskan mengenai suatu program yang dijalankan oleh pemerintah di suatu daerah. Rubrik ini juga menjelaskan program-program apa saja yang sudah berjalan dan prospeknya kedepan seperti apa serta apa saja yang menjadi kendalanya.
6. Rubrik Wawancara, rubrik ini memuat pandangan suatu tokoh publik dalam memberikan pendapatnya mengenai suatu masalah yang terjadi. 7. Rubrik Opini, rubrik ini memuat pandangan seseorang untuk memberikan pendapatnya tentang suatu permasalahan yang terjadi di berbagai masyarakat dan ditujukan kepada pemerintah. 8. Rubrik Lintas Daerah, rubrik ini memuat permasalahan di daerah dari Sabang sampai Merauke khususnya mengenai suatu program dan juga rubrik ini memuat program yang dilakukan oleh berbagai Departemen, seperti RUU, kebijakankebijakan dan juga teknologi. Penulis naskah pada Tabloid Komunika adalah BIP Depkominfo, setelah itu dilakukan penentuan naskah. Selanjutnya redaksi menyeleksi dan mengedit sampai kemudian layak dimuat. Kegiatan editing ini dilakukan untuk menambah atau mengurangi naskah dan juga untuk melengkapi informasi dengan foto-foto penunjang tulisan dan dicetak sebanyak ± 15000 eksemplar, lalu didistribusikan kepada seluruh pemerintah daerah khususnya dinas infokom dan anggota masyarakat. Adapun orang-orang yang terlibat dalam proses pembuatan dan pendistribusian Tabloid Komunika Depkominfo sebagai berikut : Pengarah
Menteri Komunikasi dan Informatika Penanggung Jawab Kepala Badan Informasi Publik Pemimpin Redaksi Kepala Pusat Pengelola Pendapat Umum Wakil Pemimpin Sekretaris BIP dan Para Kepala Redaksi Pusat di BIP Sekretaris Redaksi Richard Tampubolon Redaktur Pelaksana Nursodik Gunarjo Redaksi Selamatta Sembiring, Tahsinul Manaf, Soemarno, Partodiharjo, Sri Munadi, Effendy Djal, Ridwan Editor/Penyunting Illa Kartila, MT Hidayat, Dimas Aditya Nugraha Design D Ananta Hari Soedibyo Riset dan Mykada Harjono Dokumentasi Di bawah ini adalah data fisik mengenai Tabloid Komunika yang di keluarkan oleh Badan Informasi Publik Depkominfo Data Fisik Tabloid Komunika sebagai berikut : 1. Ukuran : 33 x 29 cm 2. Jumlah Halaman : 11 halaman
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
108
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
3. Kertas : Menggunakan kertas glossy 4. Warna : Sampul luar dan isi dalam Tabloid Komunika (Satu Kata Indonesia) serta sampul sering berubah-ubah tergantung design dan permasalahan. 5. Oplah : ± 15000 eksemplar 6. Penerbit : Badan Informasi Publik
Sejarah Singkat Badan Informasi Publik Latar belakang lahirnya Jabatan Pranata Humas di Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) saat ini sudah tentu tidak terlepas dari fakta sejarah kelahirannya serta merupakan suatu tuntutan mendesak untuk melaksanakan program global dalam mewujudkan masyarakat informasi. Pasca Likuidasi Departemen Penerangan dsalam era Kabinet Reformasi Pembangunan berdampak gugurnya Jabatan Fungsional Juru Penerangan, putusnya hubungan komunikasi timbal balik antara Pusat dan Daerah, yang berdampak lahirnya kesenjangan informasi publik di Pusat dan Daerah. Pada era pemerintahan Kabinet Gotong Royong, masalah komunikasi dan informasi telah mendapat dukungan dengan terbentuknya Lembaga Informasi Nasional dan Kementrian Negara Komunikasi dan Informasi yang menangani tataran operasional di bidang komunikasi dan informasi serta tataran kebijakan dan regulasi. Dalam mengatasi kesenjangan komunikasi dan informasi tersebut, salah satu regulasi yang dilakukan adalah diterbitkannya Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 117/Kep/M.PAN/10/2003 tentang Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka Kreditnya, yang kemudian diubah dengan Per.Menpan Nomor: PER/109/M.PAN/11/2005. Sedangkan petunjuk operasionalnya adalah Keputusan Bersama Kepala Lembaga Informasi Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor: 01/SKB/KALIN/2003 dan Nomor: 48 tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pranata Humas dan Angka Kreditnya, yang kemudian diubah dengan Peraturan Bersama Men. Kominfo dengan Kepala BKN No. 19 Tahun 2006 dan No. 8A Tahun 2006. dalam Per. Menpan tersebut dinyatakan bahwa Pranata Humas adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi Tugas, Tanggung Jawab, Wewenang dan Hak secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melaksanakan kegiatan informasi dan kehumasan. Sedangkan Tugas Poko Pranata Humas adalah melakukan pelayanan informasi dan kehumasan, pelaksanaan hubungan kelembagaan dan pelaksanaan hubungan personal serta pengembangan pelayanan informasi dan kehumasan yang meliputi perencanaan informasi dan kehumasan.
109
Pranata Humas di Lingkungan Dep. Kominfo Sebagai instansi Pembina Jabatan Fungsional Pranata Humas Departemen Komunikasi dan Informatika telah memposisikan Pejabat Pranata Humas di unit kerja yang mengelola Pelayanan Informasi Kehumasan seperti di Badan Informasi Publik, Direktorat Jenderal Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi, Pusat Pelayanan Informasi dan Biro Hukum dan Humas Sekretariat Jenderal, serta Humas Ditjen Pos dan Telekomunikasi, Departemen Komunikasi dan Informatika.Pranata Humas di Depkominfo memiliki jenjang dan pangkat yang tersedia meliputi: 1. Jenjang Jabatan Pranata Humas Tingkat Terampil dari yang terendah sampai dengan tertinggi, seperti Pranata Humas Pelaksana Pemula, Pranata Humas Pelaksana, Pranata Humas Pelaksana Lanjutan dan Pranata Humas Penyelia. Sedangkan jenjang pangkat dan golongan/ruang Pranata Humas Tingkat Terampil dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi adalah: a. Pranata Humas Pelaksana Pemula adalah Pengatur Muda Golongan IIa. b. Pranata Humas Pelaksana yang terdiri dari: Pengatur Muda Tk.I, golongan/ruang II/b, Pengatur, golongan/ruang II/c dan Pengatur Tingkat I, golongan/ruang II/d. c. Pranata Humas Pelaksana Lanjutan yang terdiri dari: Pranata Muda golongan/ruang III/a, Penata Muda Tingkat I golongan/ruang III/b. d. Pranata Humas Penyelia terdiri dari Penata golongan/ruang III/c dan Penata Humas Muda Tk. I golongan/ruang III/d. 2. Jenjang Jabatan Pranata Humas Tingkat Ahli dari yang terendah sampai tertinggi yaitu Pranata Humas Pertama, Pranata Humas Muda dan Pranata Humas Madya. Sedangkan jenjang pangkat dan golongan/ruang Pranata Humas Tingkat Ahli dari yang terendah dan tertinggi adalah: a. Pranata Humas Pertama terdiri dari Penata Humas Muda Tk. I golongan/ruang III/b. b. Pranata Humas Muda terdiri dari Penata, golongan/ruang III/c dan Penata Tk. I golongan III/d. c. Pranata Humas Madya terdiri dari Pembina, golongan/ruang IV/a, Pembina Tingkat I, golongan/ruang IV/b dan Pembina Utama Muda golongan/ruang IV/c.
Pranata Humas di Lingkungan Badan Informasi Publik Badan Informasi Publik (BIP) yang diatur melalui Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 01/P/M.KOMIFO/4/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kominfo dalam
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
pasal 657 mempunyai tugas melaksanakan Pelayanan Informasi Publik. Fungsi BIP antara lain: 1. Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang Politik, Hukum dan Keamanan. 2. Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang Perekonomian. 3. Pelaksanaan pengelolaan dan pelayanan informasi publik bidang Kesejahteraan Rakyat. 4. Pelaksanaan pengelolaan Pendapat Umum. 5. Pelaksanaan Administrasi Badan. Sedangkan, tugas BIP antara lain: 1. Merumuskan dan menetapkan program Badan Informasi Publik. 2. Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan program Badan Informasi Publik yang diadakan di pusat dan daerah. 3. Memberikan petunjuk, arahan dan bimbingan secara lisan dan tertulis kepada Sekretariat Badan dan Kepala Pusat sesuai tugas masing-masing. 4. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksana kegiatan operasional Badan Informasi Publik. 5. Melakukan Koordinat dengan para Pejabat Eselon I di lingkungan Depkominfo. 6. Menetapkan kebijakan dan langkah-langkah konkrit yang akan dilakukan oleh masing-masing unit kerja di bidang pengelolaan dan pelayanan informasi publik. 7. Memimpin rapat pimpinan baik rutin maupun insedentil di lingkungan Badan Informasi Publik. 8. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait di bidang informasi publik, baik internal maupun eksternal. 9. Menilai dan menyetujui naskah, materi informasi publik untuk disebarluaskan. 10. Melaporkan pelaksanaan tugas yang diembannya kepada Menteri Komunikasi dan Informatika secara lisan maupun tertulis sebagai pertanggungjawaban. 11. Melakukan tugas kedinasan lain dari Menteri Komunikasi dan Informatika. Secara garis besar Program dan Kegiatan BIP difokuskan kepada 2 (dua) bagian yaitu: a. Program dan Kegiatan yang berbasis keluar untuk membangun kemitraan dengan lembaga/instansi yang bertugas di bidang Komunikasi dan Informatika dalam rangka memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat luas dan sekaligus untuk memperoleh umpan baliknya. b. Program dan Kegiatan yang berbasis kedalam yang berkaitan dengan pengelolaan informasi dan dalam rangka pelayanan informasi publik.
Bagian-Bagian di Badan Informasi Publik Adapun bagian-bagian yang berada di BIP Depkominfo antara lain: 1. Sekretariat Badan, yang terbagi atas: a. Bagian Penyusunan Program dan Laporan. b. Bagian Hukum dan Kerjasama Luar Negeri. c. Bagian Keuangan. d. Bagian Umum. 2. Pusat Informasi Politik, Hukum, dan Keamanan, yang terbagi atas: a. Bidang Informasi Politik. b. Bidang informasi Hukum. c. Bidang Informasi Keamanan. 3. Pusat Informasi Perekonomian, yang terbagi atas: a. Bidang informasi Keuangan dan Perbankan. b. Bidang Informasi Industri dan Perdagangan. c. Bidang Informasi Jasa. 4. Pusat Informasi Kesejahteraan Rakyat, yang terbagi atas: a. Bidang Informasi Sosial Budaya. b. Bidang Informasi Agama dan Pendidikan. c. Bidang Informasi Kesehatan dan Lingkungan Hidup. 5. Pusat Pengelolaan Pendapat Umum, yang terbagi atas: a. Bidang Pendapat Umum Politik, Hukum dan Keamanan. b. Bidang Pendapat Umum Perekonomian. c. Bidang Pendapat Umum Kesejahteraan Rakyat.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
110
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
Hasil analisa data penelitian yang diperoleh dari responden sebagai sumber utama. Data diperoleh dari hasil penelitian berdasarkan pengumpulan data melalui kuesioner yang dilakukan terhadap 30 responden sebagai sampel. Analisis data ini dengan menggunakan persentase dan diolah dalam bentuk tabel tunggal yang diharapkan dapat memprediksi arah kecenderungan konsep dan variabel penelitian yaitu efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI.
Identitas Responden Data responden diperoleh dari pengisian kuesioner selama 1 hari, yaitu pada hari Selasa tanggal 29 Januari 2008. Identitas responden yang disajikan dalam hal penelitian ini dibagi menjadi 4 (empat) pertanyaan kuesioner ( mulai nomor 1 – 4 ), yang terbagi atas : jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, dan lama bekerja. Hasil penelitian ini dari masingmasing pertanyaan akan diformulasikan dalam tabel tunggal sebagai berikut : a. Jenis Kelamin Untuk jenis kelamin responden, penulis membaginya menjadi 2 kategori yaitu laki-laki dan perempuan. Berikut penjabarannya dalam tabel 1 Tabel 1 Jenis Kelamin n = 30 Kategori F % Laki-laki
14
40
Perempuan
16
60
∑
30
100
Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar (60 %) responden adalah perempuan. Responden laki-laki (40%) b. Usia Responden Untuk usia responden, penulis membaginya menjadi 4 kategori yaitu kategori usia 20 – 29 tahun, 30 – 39 tahun, 40 – 49 tahun dan kategori usia lebih dari 50 tahun. Berikut penjabarannya dalam tabel 2 Tabel 2 Usia Responden n = 30 Kategori F % 20 – 29 tahun 2 7 30 – 39 tahun 4 13 40 – 49 tahun 9 30 > 50 tahun 15 50 ∑ 30 100 111
Berdasarkan Tabel di atas, menunjukkan bahwa separuh (50 %) responden berusia di atas 50 tahun. Dengan kata lain 50 % responden sudah hampir pensiun. Responden yang paling sedikit berusia 20 – 29 tahun. c. Pendidikan Terakhir Untuk pendidikan terakhir responden, penulis membaginya menjadi 4 kategori yaitu SMA, DIII, S1, dan S2. Berikut penjabarannya dalam tabel 3 Tabel 3 Pendidikan Terakhir n = 30 Kategori F % SMA
7
23
DIII
5
17
S1
13
43
S2
5
17
∑
30
100
Berdasarkan Tabel di atas, menunjukkan bahwa hampir separuh (43 %) responden berpendidikan akhir S1. Yang berpendidikan S2 ada 17 %. Demikian pula pendidikan D3 ada 17 %. Sedangkan lulusan SMA sebesar 23 %. d. Lama Bekerja Untuk lama bekerja responden, penulis membaginya menjadi 5 kategori yaitu kategori 1 – 5 tahun, 6 – 10 tahun, 11 – 16 tahun, dan lebih dari 16 tahun. Berikut penjabarannya dalam tabel 4. Tabel 4 Lama Bekerja n = 30 Kategori
F
%
1–5 tahun
2
7
6–10 tahun
3
10
11–16 tahun
3
10
> 16 tahun
22
73
∑
30
100
Berdasarkan Tabel di atas, menunjukkan bahwa lebih banyak (73 %) responden merupakan pegawai yang telah bekerja lebih dari 16 tahun. Responden yang bekerja antara (6-10) tahun dan antara (11-16) tahun masing-masing 10 %. Sedangkan responden yang bekerja antara (1-5) tahun ada 7 %.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
Efektivitas Tabloid Komunika Berdasarkan Indikator Tabel 5 Tulisan pada cover Tabloid Komunika bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI n = 30 Efektivitas Jumlah % Sangat Setuju 2 7 Setuju 19 63 Tidak Tahu Tidak Setuju 9 30 Sangat Tidak Setuju ∑ 30 100 Tabel 5 menunjukan bahwa lebih dari separuh (63%) responden menilai setuju mengenai tulisan pada cover Tabloid Komunika bagi publik. Responden yang mengatakan tulisan pada cover Tabloid Komunika sangat setuju sebesar 7 %. Namun responden yang mengatakan tidak setuju ada 30 %. Tabel 6 Pengetahuan tentang keadaan Polhukam di Indonesia pada rubrik Polhukam bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI n = 30 Efektivitas Jumlah % Sangat Setuju 5 17 Setuju 16 53 Tidak Tahu 2 7 Tidak Setuju 7 23 Sangat Tidak Setuju ∑ 30 100 Tabel 6 menunjukan bahwa lebih separuh (53%) responden menilai setuju pengetahuan tentang keadaan Polhukam di Indonesia pada rubrik Polhukam bagi publik. Responden yang menilai rubrik polhukam sangat setuju ada 17 % dan yang menilai tidak setuju sebesar 23 %. Tabel 7 Rubrik perekonomian dalam menyampaikan informasi perekonomian di Indonesia bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI n = 30 Efektivitas Jumlah % Sangat Setuju 2 7 Setuju 11 37 Tidak Tahu 4 13 Tidak Setuju 13 43 Sangat Tidak Setuju ∑ 30 100
Tabel 7 menunjukan bahwa hampir separuh (43%) menilai bahwa tidak setuju rubrik perekonomian dalam menyampaikan informasi perekonomian di Indonesia bagi publik. Responden yang menyatakan sangat setuju ada 17 % namun responden yang menyatakan setuju ada 37 %. Tabel 8 Berita pada rubrik Beranda dalam menyampaikan aspirasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI n = 30 Efektivitas
Jumlah
%
Sangat Setuju
-
-
Setuju
16
53
Tidak Tahu
6
20
Tidak Setuju
8
27
Sangat Tidak Setuju
-
-
∑
30
100
Tabel 8 menunjukan bahwa separuh (53%) responden menilai setuju berita pada rubrik Beranda dalam menyampaikan aspirasi bagi publik. Namun responden yang menyatakan tidak setuju berjumlah 27 %. Tabel 9 Rubrik opini dalam mempengaruhi sikap pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI tentang apa yang terjadi di Indonesia n = 30 Efektivitas
Jumlah
%
Sangat Efektif
-
-
Efektif
18
60
Tidak Tahu
3
10
Tidak Efektif
6
20
Sangat Tidak Efektif
3
10
∑
30
100
Tabel 9 menunjukan bahwa lebih dari separuh (60%) responden yang menilai setuju rubrik opini dalam mempengaruhi sikap publik tentang apa yang terjadi di Indonesia. Responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 20 %.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
112
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
Tabel 10 Rubrik wawancara dalam mempengaruhi sikap seseorang tentang pendapat seorang tokoh bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI. n = 30 Efektivitas Jumlah % Sangat Setuju 4 13 Setuju 15 50 Tidak Tahu 2 7 Tidak Setuju 8 27 Sangat Tidak Setuju 1 3 ∑ 30 100 Tabel 10 menunjukan bahwa separuh (50%) responden menilai setuju rubrik wawancara dalam mempengaruhi sikap seseorang tentang pendapat seorang tokoh bagi publik. Responden yang menyatakan sangat setuju ada 13 % dan yang menyatakan tidak setuju sebesar 27 %. Tabel 11 Rubrik laporan utama dalam memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan Depkominfo di berbagai daerah bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI n = 30 Efektivitas Jumlah % Sangat Setuju 2 7 Setuju 19 63 Tidak Tahu 3 10 Tidak Setuju 4 13 Sangat Tidak Setuju 2 7 ∑ 30 100 Tabel 11 menunjukan bahwa lebih dari separuh (63%) responden menilai setuju rubrik laporan utama dalam memberikan informasi tentang kegiatankegiatan Depkominfo di berbagai daerah bagi publik. Responden yang menyatakan sangat setuju ada 7 %. Namun responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 13 % dan yang sangat tidak setuju ada 7 %. Tabel 12 Informasi yang di muat di laporan utama di mata pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI n = 30 Efektivitas Jumlah % Sangat Setuju Setuju 20 67 Tidak Tahu Tidak Setuju 8 26 Sangat Tidak Setuju 2 7 ∑ 30 100 113
Tabel 12 menunjukan bahwa lebih dari separuh (67%) responden menilai setuju informasi yang di muat di laporan utama di mata publik. Namun responden yang menyatakan tidak setuju sebesar 26 % dan sangat tidak setuju ada 7 %. Tabel 13 Rubrik kesra dalam menyampaikan secara keseluruhan kesejahteraan rakyat di Indonesia bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI n = 30 Efektivitas Jumlah % Sangat Setuju Setuju 11 37 Tidak Tahu 3 10 Tidak Setuju 13 43 Sangat Tidak Setuju 3 10 ∑ 30 100 Tabel 13 menunjukan bahwa hampir separuh (43%) responden menilai tidak setuju rubrik kesra dalam menyampaikan secara keseluruhan kesejahteraan rakyat di Indonesia bagi publik. Responden yang menyatakan sangat tidak setuju sebesar 10 %, namun responden yang menyatakan setuju ada 37 %. Tabel 14 Rubrik lintas daerah dalam memberikan informasi tentang meningkatkan citra dan kualitas suatu daerah di Indonesia n = 30 Efektivitas Jumlah % Sangat Efektif Efektif 15 50 Tidak Tahu 4 13 Tidak Efektif 9 30 Sangat Tidak Efektif 2 7 ∑ 30 100 Tabel 14 menunjukan bahwa separuh (50%) responden menilai efektif rubrik lintas daerah dalam memberikan informasi tentang meningkatkan citra dan kualitas suatu daerah di Indonesia. Responden yang menyatakan tidak setuju ada 30 % dan sangat tidak setuju sebesar 7 %. Selanjutnya akan digambarkan secara rata-rata hasil efektivitas Tabloid Komunika sebagai media desiminasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI pada tabel 15 dibawah ini :
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
Tabel 15 Hasil Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI n = 30 Efektivitas Tabloid Komunika F
%
Sangat Setuju Setuju
3 17
10 57
Tidak Tahu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
7 2 1
23 7 3
∑
30 100 Dari tabel 15 dapat dilihat bahwa hasil efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI adalah 10 % sangat setuju, 57 % setuju, 23 % tidak tahu, 7 % tidak setuju dan sebesar 3 % di jawab oleh responden.
Pembahasan Efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi publik yang di lakukan oleh Depkominfo melalui Badan Informasi Publik bertujuan untuk memberikan informasi kepada publik pada Tabloid Komunika. Menurut Ruslan (2004:64), menyatakan suatu komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikasi tersebut memiliki persamaan persepsi antara komunikator dengan komunikannya. Penulis memahami bahwa, komunikasi tidak efektif jika tidak ada persamaan persepsi dalam memandang suatu permasalahan antara komunikator dengan komunikannya. Jika dikaitkan dengan penelitian, efektif dapat diartikan bahwa informasi yang terdapat dalam Tabloid Komunika dapat membuat suatu perubahan bagi pegawai Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI yang menerimanya. Disamping itu dilihat dari karakteristik responden terbagi atas 4 kategori yaitu sebagai berikut : a. Karakteristik jenis kelamin, 30 responden yang paling banyak adalah perempuan sebanyak 60 %, laki-laki sebesar 40 %. b. Karakteristik usia, responden usia 20 – 29 tahun sebanyak 7 %, usia 30 - 49 tahun sebanyak 13 %, usia 40 – 49 tahun sebanyak 30 % dan usia ≥ 50 tahun sebanyak 50 %. c. Karakteristik pendidikan terakhir, lulusan SMA sebanyak 23 %, lulusan DIII sebanyak 17 %, lulusan S1 sebanyak 43 % dan lulusan S2 sebanyak 17 %. d. Karakteristik lama bekerja, responden yang bekerja 1 - 5 tahun sebanyak 7 %, 6 –10 tahun sebanyak 10 %, 11 – 16 tahun sebanyak 10 % dan responden yang bekerja lebih dari 16 tahun sebanyak 73 %.
Setelah penulis mengadakan penelitian, maka apakah terjawab informasi yang terdapat pada Tabloid Komunika efektif sebagai media diseminasi informasi publik. Berdasarkan indikator yang di kemukakan oleh Ruslan (2004:57), komunikasi itu efektif terbagi dalam 5 indikator yaitu: Pemahaman Berdasarkan tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan, yaitu : 1. Efektivitas tulisan pada cover Tabloid Komunika bagi publik dapat diketahui bahwa 7 % responden menjawab Sangat Setuju, 63 % Setuju dan 30 % Tidak Setuju. 2. Efektivitas pengetahuan tentang keadaaan Polhukam di Indonesia dapat diketahui bahwa 17 % responden menjawab Sangat Setuju, 53 % Setuju, 7 % Tidak Tahu dan 23 % Tidak Setuju. Kesenangan Berdasarkan tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan: 1. Rubrik perekonomian dalam menyampaikan keadaan perekonomian di Indonesia di mata publik dapat di ketahui bahwa 7 % responden menjawab Sangat Setuju, 37 % Setuju, 13 % Tidak Tahu dan 43 % Tidak Setuju. 2. berita pada rubrik beranda dapat menyampaikan aspirasi bagi publik diketahui bahwa 53 % responden menjawab Setuju, 20 % Tidak Tahu dan 27 % Tidak Setuju. Mempengaruhi Sikap Berdasarkan tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan : 1. Rubrik opini dalam mempengaruhi sikap tentang apa yang terjadi di Indonesia di ketahui bahwa 60 % responden menjawab Setuju, 10 % Tidak Tahu, 20 % Tidak Setuju dan 10 % Sangat Tidak Setuju. 2. Rubrik wawancara dalam mempengaruhi sikap seseorang tentang pendapat seorang tokoh bagi publik di ketahui bahwa 13% responden menjawab Sangat Setuju, 50 % Setuju, 7 % Tidak Tahu, 27 % Tidak Setuju dan 3 % Sangat Tidak Setuju. Memperbaiki Hubungan Berdasarkan hasil tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan : 1. rubrik laporan utama dalam memberikan informasi tentang kegiatan Depkominfo di
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
114
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
berbagai daerah bagi publik di ketahui 7 % responden menjawab Sangat Setuju, 63 % Setuju, 10 % Tidak Tahu, 13 % Tidak Setuju dan 7 % Sangat Tidak Setuju. 2. Informasi yang di muat dalam laporan utama di mata publik di ketahui 67 % responden menjawab Setuju, 27 % Tidak Setuju dan 6 % Sangat Tidak Setuju. Berdasarkan hasil tabel frekuensi mengenai efektivitas Tabloid Komunika, penulis membaginya atas dua pernyataan: 1. Rubrik kesra dalam menggambarkan secara keseluruhan kesejahteraan rakyat Indonesia bagi publik di ketahui 37 % responden menjawab Setuju, 10 % Tidak Tahu, 43 % Tidak Setuju dan 10 % Sangat Tidak Setuju. 2. Rubrik lintas daerah dalam memberikan informasi tentang meningkatkan citra dan kualitas suatu daerah di Indonesia di ketahui 50 % responden menjawab Setuju, 13 % Tidak Tahu, 30 % Tidak Setuju dan 7 % Sangat Tidak Setuju. Berdasarkan penelitian dengan menggunakan skala Likert untuk mengukur efektivitas Tabloid Komunika Depkominfo (terlampir) diperoleh hasil efektivitas secara umum yaitu 65 % responden dapat menjawab. Sesuai dengan kategori yang telah dibuat sebelumnya, maka hasil efektivitas secara umum tersebut dikategorikan efektif.
Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis di Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) khususnya di Badan Informasi Publik, studi ini menjawab sejauh mana efektivitas Tabloid Komunika sebagai media diseminasi informasi bagi pegawai Puslitbang Postel dan Pusltbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo. Sedangkan penelitian ini bersifat deskriprif dengan menggunakan metode survei. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Sampel diambil menggunakan teknik acak sederhana setelah itu di random dengan 15 untuk pegawai Puslitbang Postel dan 15 pegawai Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo. Secara umum publik yang dalam hal ini pegawai Puslitbang Postel dan pegawai Puslitbang Aptel SKDI menganggap efektif Tabloid Komunika dalam menyampaikan informasi sebab mereka berpendapat dengan adanya Tabloid Komunika mereka dapat mengetahui informasi publik. Agar penelitian penulis lebih terarah, maka dalam mengukur efektivitas penulis menggunakan skala Likert sebab skala tersebut dapat memberikan gambaran sejauhmana permasalahan itu dapat di ukur. Bahan penelitian penulis adalah Tabloid Komunika 115
sebagai media internal Depkominfo sedangkan unit analisis dalam penelitian ini adalah individu Puslitbang Postel dan Puslitbang Aptel SKDI Badan Litbang SDM Depkominfo yang membaca Tabloid Komunika. Dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam pengambilan data, penulis menggunakan kuesioner dan wawancara. Adapun kuesioner penulis yang penulis buat sudah tersedia alternatif jawabannya. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang penulis mempergunakan rumus stastistik persentase dalam menghitung jawaban dan selanjutnya di masukan kedalam tabel tunggal. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang penulis mempergunakan rumus stastistik persentase dalam menghitung jawaban dan selanjutnya di masukan kedalam tabel tunggal. Adapun hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden menunjukkan bahwa separuh (50 %) responden berusia 40 – 49 tahun, sebagian besar (60%) responden adalah perempuan, paling banyak (43 %) responden berpendidikan akhir S1, dan paling banyak (73 %) responden merupakan pegawai yang telah bekerja lebih dari 16 tahun. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan indikator dari efektivitas menunjukan bahwa yaitu : a) Pemahaman - Untuk tulisan cover lebih dari lebih dari separuh (63%) menilai efektif. - Untuk rubrik Polhukam bahwa lebih dari separuh (53%) menilai efektif. b) Kesenangan - Rubrik perekonomian hampir separuh (43%) responden menilai tidak efektif. - Rubrik beranda bahwa lebih dari separuh (53%) menilai efektif. c) Mempengaruhi Sikap - Rubrik opini lebih dari separuh (60%) menilai efektif. - Rubrik wawancara bahwa separuh (50%) menilai efektif. d) Memperbaiki Hubungan - Rubrik laporan utama bahwa lebih dari separuh (63%) menilai efektif. - Informasi pada laporan utama bahwa lebih dari separuh (67%) menilai efektif. e) Tindakan - Rubrik kesra bahwa hampir separuh (43%) menilai tidak efektif. - Rubrik lintas daerah bahwa separuh (50%) menilai efektif.
Daftar Pustaka A.W.
Widjaja, “Komunikasi dan Hubungan Masyarakat”, Bumi Aksara, Jakarta 1993
Anggoro, Linggar. M, “Teori dan Profesi Kehumasan”, Bumi Aksara, Jakarta 2004
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Efektivitas Tabloid Komunika Sebagai Media Diseminasi Informasi Bagi Pegawai Puslitbang Postel Dan Puslitbang Aptel Skdi Badan Litbang SDM Depkominfo.
Cangara, Hafied, “Pengantar Ilmu Komunikasi”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2004 Hasan, Iqbal. M, “Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian & Aplikasinya”, Ghalia Indonesia, Jakarta 2002 J. B. Wahyudi, “Komunikasi Jurnalistik”, Alumni Bandung 1991 Moekijat, “Perencanaan Pengembangan Karir Pegawai”, Remadja Karya, Jakarta 1991 Ritonga, Jamiluddin. M, “Riset Kehumasan”, PT Grasindo, Jakarta 2004 Ruslan, Rosady, “Metode Penelitian Public Relations”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2004 Sugiyono, Prof, Dr, “Metode Penelitian Bisnis”, Alfabeta, Bandung 1999 Singarimbun, Masri & Effendy Sofyan, “Metode Penelitian Survey”, LP3ES, Jakarta 1989 Sudjono, Anas, “Pengantar Statistik Pendidikan”, PT. Rajawali Pers, Jakarta 1992 Sobur, Alex, Drs, “Semiotika Komunikasi”, PT Remaja Rosdakarya, Jakarta 2004 Severin, J, Werner & Tankard, James, W, Jr, “Teori Komunikasi”, Prenada Media, Jakarta 2005 Walujo,
Kanti, Dr, “Jurnal Penelitian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika”, Jakarta 2007
, “Manfaat Internet Bagi Masyarakat Desa”, Makalah, belum di terbitkan, Jakarta 2007 Sumber lain: Badudu, JS, Prof, Dr, & Zain, Muhammad, Pof, Dr, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, PT. Intergrafika, Jakarta 1996 Moeliono, M, Anton, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, Balai Pustaka, Jakarta 1990 Wawancara, M. Taufik Hidayat Depkominfo (24/01/2008)
News
Editor
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
116
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
HUBUNGAN KUALITAS LAYANAN PRIMA HUMAS PT.SANGGAR MUSTIKA PADMA (SKY RINK) MALL TAMAN ANGGREK JAKARTA DENGAN KEPUASAN PELANGGAN DALAM BERMAIN ICE SKATING Aulia Novita1, Jamiluddin Ritonga1 Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jln. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebon Jeruk Jakarta, 11510
[email protected]
1Fakultas
Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas layanan prima, kepuasan pelanggan, serta hubungan kualitas layanan prima dengan kepuasan pelanggan. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Hubungan kualitas Layanan Prima Humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan Kepuasan Pelanggan dalam Bermain Ice Skating. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, sejauhmana hubungan kualitas layanan prima humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan kepuasan pelanggan dalam bermain Ice Skating. Penelitian ini menggunakan metode survei korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas layanan prima humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan kepuasan pelanggan dalam bermain Ice Skating. Teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teori social exchange, dimana teori ini adalah teori yang menelaah kontribusi seseorang dalam suatu hubungan mempengaruhi kontribusi orang lainnya. Hasil penelitian secara keseluruhan, yang didapat adalah kualitas layanan prima sangat baik dengan kepuasan pelanggan sangat puas (100%), kemudian kualitas layanan prima baik dengan kepuasan pelanggan puas (100%), selanjutnya kualitas layanan prima cukup baik dengan kepuasan pelanggan cukup puas (100%). Hal itu disebabkan karena penilaian pelanggan yang merasa sangat puas, oleh kualitas layanan yang dirasakan atau diterima sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk dapat menjadi masukkan bagi perusahaan, disini penulis akan memberikan saran. Melihat banyaknya ketertarikan konsumen akan olah raga ice skating ini, sebaiknya PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) dapat memperluas jaringannya, dengan cara membuat sarana olah raga dan hiburan yang sama (ice skating) diberbagai tempat di Jakarta maupun diluar kota. Mengadakan hari pelanggan yang memberikan diskon sebesar 50% dengan layanan yang lebih baik. Mempertahankan layanan yang telah diberikan dan berusaha membuat bentuk layanan baru (seperti yang telah dijelaskan diatas) yang bisa memberikan kepuasan lebih bagi pelanggan dan dapat menambah pelanggan baru. Kata kunci: layanan, kepuasan pelanggan, ice skating
Pendahuluan Di era globalisasi ini, banyak perusahaan yang bermunculan dalam bidang jasa, seperti telekomunikasi, transportasi, hiburan, olah raga, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Dengan banyaknya perusahaan yang bermunculan dalam bidang jasa, persaingan dalam bidang jasa pun begitu ketat. Hal ini membuat setiap perusahaan dituntut untuk selalu memiliki program – program unggulan agar dapat menghadapi persaingan yang timbul. Dari berbagai program yang mereka buat, banyak yang menekankan kepada layanan dan kepuasan pelanggan. Salah satu perusahaan yang memperhatikan layanan tersebut adalah PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink). Sky Rink mulai memperhatikan layanan, sejak berdirinya Ice Skating pada pertengahan Agustus 1996. Dengan adanya program mengenai layanan tersebut, tidak dapat di pungkiri bahwa saat ini publik selalu ingin dimanjakan dengan berbagai fasilitas serta layanan yang memuaskan. Untuk menghadapi 117
persaingan yang ketat, maka salah satu cara untuk dapat menarik pelanggan baru adalah dengan memperhatikan kepuasan para pelanggannya. Di Indonesia Sky Rink adalah satu - satunya tempat bermain seluncur es terluas, dengan luas 1.248 m2 yang terletak didalam Mall Taman Anggrek, Jl. Letjen S.Parman Kav.21 Lt.3 Jakarta – Barat. Sky Rink dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung diantaranya adalah peminjaman sepatu gratis untuk bermain ice skating, locker untuk menyimpan barang bawaan skater, snack bar, skating school (sekolah seluncur es yang bernaung dibawah ISI – Ice Skating Institute) dan Pro Shop Sky Rink tempat menjual berbagai macam peralatan Ice Skating juga aksesoris Ice Skating. Sky Rink memang satu – satunya wahana seluncur es (Ice Skating) terluas di Indonesia, akan tetapi bukan berarti bahwa Sky Rink adalah satu – satunya perusahaan yang bergerak dalam bidang olah raga dan hiburan. Saat ini sudah banyak perusahaan yang bergerak dibidang olah raga dan hiburan seperti pusat kebugaran (fitness center)
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
yang berada didalam mall, dance – games, bowling, golf, paintball dan lain sebagainya. Layanan yang ramah, mementingkan kepuasan pelanggan serta profesionalisme dalam bekerja ditambah lagi dengan membina hubungan komunikasi (Eksternal Communications) menjadi unsur penunjang untuk humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek dalam membuat pelanggan merasa nyaman dan betah untuk bermain, berolah raga serta berprestasi. Sky Rink berusaha memberikan layanan yang terbaik dengan berbagai cara agar pelanggan dapat merasa puas atas segala sesuatu yang diberikan oleh perusahaan, karena pada dasarnya tujuan dari kegiatan ini adalah menciptakan kepuasan pelanggan. Sebuah perusahaan tentunya membutuhkan seorang Humas sebagai jembatan komunikasi antara pihak perusahaan dengan pihak luar. Humas memiliki aktifitas membina hubungan baik antara perusahaan dengan publik eksternal (pelanggan). Humas juga diibaratkan sebagai cermin dalam sebuah perusahaan. Pada prakteknya, humas bertujuan untuk mencari serta mendapatkan dukungan dari pihak luar (pelanggan). Untuk memperoleh dukungan tersebut diperlukan suatu sikap yang jujur agar perusahaan dapat menumbuhkan kepercayaan kepada pihak pelanggan. Dengan layanan prima, perusahaan selalu memperhatikan kepentingan publik serta tidak mengabaikan kepentingan tersebut, sehingga menumbuhkan kesan atau persepsi yang positif dari pihak pelanggan. Hal ini juga diterapkan oleh Sky Rink guna mempertahankan kepuasan pelanggannya di tengah banyaknya persaingan dalam bidang olah raga dan hiburan. Agar tetap diminati para pelanggannya, humas Sky Rink selalu memberikan sesuatu yang dapat membuat para pelanggannya merasa puas. Salah satu bentuknya adalah dengan memberikan layanan bermain sepuasnya di setiap hari kerja, peminjaman sepatu skating gratis, layanan program diskon pada hari-hari tertentu (Great Monday, Bonanza Day, Karyawan Day, dan Campus Day),mengadakan event berupa pertunjukkan dan pertandingan es baik lokal maupun internasional. Selain itu Sky Rink juga sering mengadakan acara lain, bekerjasama dengan majalah atau event organizer. Dengan adanya berbagai layanan yang diberikan humas Sky Rink, penulis mencoba meminta pendapat dari lima orang pelanggan Ice Skating, yang sebelumnya dipilih berdasarkan accidental sampling atau sampling kebetulan yang kemudian diwawancara. Sebagian dari mereka menyatakan telah merasa puas dengan adanya layanan yang diberikan humas Sky Rink, tetapi ada juga yang menyatakan kurang puas dengan layanan yang diberikan humas Sky Rink. Sehubungan dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang Kualitas Layanan Prima Humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta yang dapat
memberi Kepuasan Pelanggan dalam bermain Ice Skating.
Pembatasan Masalah Agar pembahasan lebih terarah dan tidak menyimpang dari inti permasalahan yang ada, maka penulis membatasi permasalahan ini hanya pada hubungan kualitas layanan prima humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan Kepuasan Pelanggan dalam bermain Ice Skating.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui Kualitas Layanan Prima Humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Aggrek Jakarta. 2. Mengetahui Kepuasan Pelanggan dalam bermain Ice Skating. 3. Mengetahui Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan Kepuasan Pelanggan dalam bermain Ice Skating.
Manfaat Penelitian Manfaat secara Teoritis Pembahasan mengenai hubungan kualitas layanan prima humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan kepuasan pelanggan dalam bermain Ice Skating, diharapkan dapat memberi masukkan bagi konsep dan teori humas khususnya dalam bidang layanan prima.
Manfaat secara Praktis Pembahasan mengenai hubungan kualitas layanan prima humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan kepuasan pelanggan dalam bermain Ice Skating, diharapkan dapat memberi masukkan bagi PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) dalam memilih bentuk layanan prima untuk memuaskan para pelanggannya.
Tinjauan Pustaka Penulis melihat bahwa permasalahan ini lebih ditekankan pada layanan yang dapat memberikan kepuasan bagi para pelanggan. Karena itu, teori dan penjelasan yang mengarah pada persoalan tersebut, diantaranya adalah customer relations, layanan prima dan kepuasan.
Customer Relations
Sukses besar yang diraih oleh suatu perusahaan disebabkan oleh pelanggan, bukan oleh penjualannya saja. Setiap barang / jasa dapat saja dijual untuk satu kali kepada seorang pembeli, akan tetapi sebuah perusahaan dinilai sukses jika bisa meningkatkan
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
118
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
jumlah pelanggan yang membeli / memakai jasa berulang kali. Demikian kata Lew Hahn, seorang pengusaha terkenal di Amerika Serikat (Effendy, 1993 : 150-152). Karena itu, para pelanggan harus selalu “dipegang” jangan sampai pindah perhatiannya dan menjadi pelanggan perusahaan lain. Selain itu pelanggan yang baru satu dua kali menggunakan jasa dari perusahaan, harus diusahakan agar menjadi pelanggan tetap. Sedangkan mereka yang belum pernah menggunakan sama sekali, diusahakan agar tertarik perhatiannya dan mencobanya, untuk kemudian digerakkan sehingga menjadi pelanggan tetap. Itulah salah satu tugas publik relations. Caranya ialah dengan melakukan komunikasi, baik dengan publisitas, maupun periklanan. Definisi Customer Relations Hubungan dengan pelanggan (customer relations) merupakan salah satu sasaran humas yang berorientasi pada publik eksternal. Perusahaan harus memahami hubungan, sebagaimana pelanggan memandang dan mendefinisikan hubungan tersebut. Fokus dari pendekatan berbasis hubungan pelanggan adalah pemahaman tentang apa yang diinginkan dan dibutuhkan pelanggan dan memandang pelanggan sebagai aset jangka panjang yang akan memberikan pemasukan yang terus menerus selama kebutuhan mereka dipuaskan. Menurut Bonar (1959 : 58) customer relations adalah hubungan perusahaan dengan pelanggan. Hubungan ini menjadi faktor ketiga yang mempengaruhi pelanggan dalam menggunakan jasa dari perusahaan setelah kualitas dan harga. Biasanya perusahaan melakukan hubungan dengan pelanggan agar para pelanggan merasa puas dengan layanan yang diberikan oleh perusahaan. Jadi, pendapat dari Bonar tentang customer relations adalah bahwa customer relations hanya merupakan suatu hubungan antara perusahaan dengan pelanggan guna memenuhi kepuasan para pelanggannya. Sedangkan Djaja (1985 :34-35) mengemukakan bahwa customer relations merupakan salah satu bentuk kegiatan dari eksternal public relations yang kegiatannya diarahkan dengan menciptakan hubungan kepada publik pemakai jasa. Pengertian public disini mempunyai arti yang luas antara lain seperti publik ibu rumah tangga, publik anak sekolah, publik remaja, publik dewasa, pria, anak-anak, wanita, dan sebagainya. Jika kegiatan customer relations dilakukan oleh seorang humas, maka pelaksanaannya dapat dalam bentuk : periklanan, publisitas, dan sales promotion. Pendapat yang dikemukakan Djaja tentang customer relations adalah sekedar sebagai suatu kegiatan eksternal yang mempunyai publik yang banyak. Namun Effendy (1986 : 147-149) menyatakan bahwa bagi suatu perusahaan pelanggan itu merupakan faktor yang teramat penting, jelas sekali, sebab maju mundurnya suatu perusahaan ditentukan oleh pelanggan. Bahkan 119
pailitnya sebuah perusahaan terutama disebabkan oleh faktor pelanggan. Maka hubungan dengan pelanggan harus tetap dijaga agar pelanggan tidak pindah ke perusahaan lain. Pernyataan yang dijelaskan oleh Effendy bahwa customer relationsadalah merupakan faktor yang paling penting agar pelanggan tidak pindah ke perusahaan lain. Menurut Lattimore, dkk (1997 : 267) customer relations is the bridge between the customer and the manufacturer. Pendapat Lattimore, dkk lebih mengarah kepada customer relations adalah sebagai jembatan dari perusahaan ke pelanggannya untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Sedangkan menurut penulis, customer Relations adalah kegiatan eksternal perusahaan yang menciptakan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan informasi serta kepuasan para pelanggannya. Namun, dalam penelitian ini, customer relations di definisikan sebagai jembatan penghubung antara perusahaan dengan pelanggan, guna memenuhi kepuasan pelanggan dengan memberikan layanan prima. Konsep Customer Relations Barnes (2000 : 28) mengemukakan konsep 4 R dalam membina hubungan dengan pelanggan, yaitu Retentions, Relationship, Referrals, Recovery (Ketahanan, Hubungan, Perekomendasian dan Pemulihan). Pengertian dari keempat konsep tersebut adalah : 1. Ketahanan adalah bagaimana mempertahankan pelanggan yang kita inginkan dengan memenuhi dan memuaskan kebutuhan mereka. 2. Hubungan adalah mendekati pelanggan dengan dan berusaha untuk memahami dan melayani mereka dengan baik. Sifat alamiah suatu hubungan membutuhkan kepercayaan, komitmen, komunikasi dan pemahaman. Perekomendasian adalah berita dari mulut ke mulut yang merupakan hasil dari kepuasan pelangggan yang dibawa atau disebarkan kepada orang lain. 3. Pemulihan adalah menegaskan kembali komitmen dari pelanggan dan mendemonstrasikan kepada pelanggan baru mengenai kesungguhan perusahaan untuk melayani dan memuaskan mereka.
Layanan Prima Layanan yang baik merupakan daya tarik yang besar bagi para pelanggan, sehingga perusahaan seringkali menggunakannya sebagai alat untuk memuaskan para pelanggan. Sebagai wujud layanan, perusahaan menonjolkan juga bentuk layanan lainnya sebagai penunjang untuk memberikan perhatian atau keakraban serta kepuasan kepada para pelanggannya, yang kemudian dikenal sebagai kepedulian terhadap pelanggan. Dengan bertitik tolak dari konsep kepedulian kepada para pelanggan, yang dikembangkan
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
sedemikian rupa sehingga saat ini program layanan telah menjadi salah satu alat utama dalam melaksanakan strategi untuk memenangkan persaingan dan mendapatkan kepuasan pelanggan. Kepedulian kepada pelanggan telah dikembangkan menjadi satu pola layanan terbaik yang disebut sebagai layanan prima. a. Definisi Layanan Prima Kata “Layanan Prima” atau layanan istimewa (excellent service) sekarang ini sering dinyatakan dengan istilah “service excellence”. Menurut Barata (2006 : 27) layanan prima adalah kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan layanan terbaik untuk memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan kepuasannya. Menurut Moenier (1992 ; 72) layanan prima adalah kegiatan yang diarahkan secara khusus guna kepentingan pelanggan dengan cara yang tetap serta memuaskan pelanggan yang dilayani. Agar layanan dapat berjalan dengan baik dan lancar maka perlu ditunjang dengan komunikasi yang baik pula. Beberapa definisi mengenai layanan prima yang diungkapkan oleh para pelaku bisnis yang tertera dalam buku Barata (2006 : 27), yaitu : 1. Layanan prima adalah membuat pelanggan merasa penting. 2. Layanan prima adalah melayani pelanggan dengan ramah, tepat dan cepat. 3. Layanan prima adalah layanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan. 4. Layanan prima adalah menempatkan pelanggan sebagai mitra. 5. Layanan prima adalah layanan optimal yang menghasilkan kepuasan pelanggan. 6. Layanan prima adalah kepedulian kepada pelanggan untuk memberikan rasa puas. 7. Layanan prima adalah upaya layanan terpadu untuk kepuasan pelanggan. Menurut Rosady Ruslan (1998 : 258-259) layanan prima sebagai jasa layanan yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam upaya untuk memberikan rasa kepuasan, dengan menumbuhkan kepercayaan kepada pihak pelanggan, dalam layanan prima tersebut pelanggan harus merasa dirinya dipentingkan atau diperhatikan dengan baik dan wajar. Memberikan layanan prima kepada pelanggan merupakan suatu keharusan yang perlu dijaga, tentunya perlu kita sadari pula bahwa dalam memberikan layanan tidak semua pelanggan memiliki sifat dan karakter yang sama. Oleh karena itu layanan yang diberikan disesuaikan dengan sifat dan karakter dari pelanggan, meskipun disadari bahwa hal tersebut sangat sulit untuk dilakukan akan tetapi sikap kita terhadap pelanggan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Sementara itu menurut Rosady Ruslan (1998 : 264) dalam memberikan layanan, petugas humas mengacu bahwa pelanggan merupakan aset terpenting yang perlu dijaga atau dipertahankan keberadaannya.
Pelanggan merupakan pelaku yang berkepentingan dan penilai efisien, kinerja, serta cara kerja perusahaan yang bersangkutan sehingga kesan pertama yang positif merupakan hal utama bagi pihak pelanggan. Hal ini merupakan hal positif bagi layanan perusahaan. Selain itu masih menurut Rosady Ruslan, pelanggan akan merasa puas dan senang jika diberikan perlakuan yang baik serta akan merasa dihargai dan diperhatikan. Bila pelanggan merasa puas, maka hal itu merupakan promosi yang efektif, karena pelanggan akan meneruskannya kepada pihak lain atas kepuasannya terhadap layanan yang telah diberikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Tujuan layanan prima sebenarnya sangat sederhana, yakni kepuasan, apabila layanan yang diberikan sangat baik maka pelanggan akan merasa puas terhadap jasa yang diberikan, begitupun sebaliknya apabila layanan yang diberikan kurang baik maka pelanggan akan merasa tidak puas dan pada akhirnya akan berpaling kepada perusahaan lain. Tetapi dalam pembahasan ini, apabila pelanggan merasa tidak puas berarti ada kesalahan pada layanan yang diberikan, dan hal itu yang akan diperbaiki. Meskipun sasaran kepuasan itu sangat sederhana akan tetapi untuk mencapainya diperlukan kesungguhan yang sering kali tidak mudah untuk dilakukan. Hal ini berkaitan dengan masalah kepuasan yang tidak dapat diukur dengan pasti, karena pada dasarnya kepuasan manusia berbeda – beda satu dengan lainnya terhadap suatu hal tertentu. Menurut penulis, layanan prima adalah suatu kegiatan eksternal yang dilakukan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan orang lain, khususnya para pelanggan agar mereka dapat merasa puas. Pada dasarnya layanan tidak berwujud dan tingkat kepuasan atas layanan yang diberikan hanya dapat dirasakan setelah menggunakan jasa serta menimbulkan timbal balik antara pemberi jasa dan yang menerima jasa. Dapat dipastikan bahwa kita tidak akan menemukan satu definisi layanan prima yang sama persis, namun dalam suatu definisi layanan prima, paling tidak kesamaannya terletak pada tujuan layanannya yaitu kepuasan pelanggan. b. Dimensi Layanan Menurut Aritonang (2005 : 25-31) ada lima dimensi layanan dalam meningkatkan layanan kepada pelanggan, yaitu : Keandalan (Reliability) Merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam menampilkan jasa layanan yang dapat dipercaya dan diandalkan serta akurat sesuai dengan janji yang ditawarkan. Berfokus pada pemenuhan janji layanan yang segera dan memuaskan dari perusahaan serta membuktikan kehandalannya dalam menangani pelanggan.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
120
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
Daya Tanggap (Responsive) Merupakan suatu kesediaan perusahaan akan memberikan bantuan kepada pelanggan serta dalam memberikan layanan yang cepat tanggap. Keyakinan dan Kepercayaan (Assurance) Pengetahuan dan keramahan karyawan serta kemampuan melayani dan percaya diri dalam meyakinkan pelanggan. Rasa Empati (Empathy) Bagaimana kemampuan karyawan dalam memberikan perhatian secara khusus kepada pelanggan. Setiap pelanggan ingin dianggap penting oleh perusahaan dan mereka menginginkan perusahaan memberikan jasa untuk mereka. Inti dari empati adalah adanya kemudahan dalam melakukan hubungan komunikasi yang baik dan pemahaman atas kebutuhan berbagai macam konsumen.
Kelima dimensi tersebut mempunyai arti sebagai berikut : • Tampilan merupakan wujud fisik, peralatan personil dan bahan komunikasi. • Keandalan janji perusahaan dalam menampilkan jasa serta memenuhi layanan secara tepat dan terpercaya. • Tanggap merupakan kesediaan perusahaan dalam membantu pelanggan dalam menyediakan layanan yang cepat tanggap. • Keyakinan & Kepercayaan merupakan pengetahuan dan kesopanan serta keramahan dan kemampuan karyawan dalam melayani dan meyakinkan pelanggan. 121
Keberwujudan (Tangibles) Bagaimana kemampuan perusahaan dalam menampilkan fasilitas fisik, peralatan, personal, alat komunikasi yang canggih. Menurut Robbins (1997 : 211) dimensi yang digunakan untuk mengukur layanan terdiri atas 10 kriteria, yaitu : • Tampilan (Tangibles) • Keandalan (Reliability) • Tanggap (Responsiveness) • Kompetensi (Competence) • Kesopanan (Courtesy) • Kepercayaan (Credibility) • Keamanan (Security) • Keterbukaan (Acces) • Komunikasi (Communications) • Mengerti Pelanggan (Understanding The Customer)
•
Empati merupakan kemampuan karyawan dalam memberikan perhatian secara khusus kepada pelanggan. Teori ini memfokuskan diri pada pengukuran dan pemahaman atas harapan dan persepsi pelanggan tentang layanan prima. Namun, dimensi layanan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimensi menurut Robbins dan dimensi yang digunakan hanya 3 (tiga), yaitu : 1. Keandalan (Reliability) yang merupakan keandalan terhadap janji-janji perusahaan dalam menampilkan jasa serta memenuhi layanan secara tepat dan terpercaya. 2. Keyakinan dan Kepercayaan (Assurance) merupakan pengetahuan dan kesopanan serta
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
keramahan dan kemampuan karyawan dalam melayani dan meyakinkan pelanggan. 3. Empati (Empathy) merupakan kemampuan karyawan dalam memberikan perhatian secara khusus kepada pelanggan. Kepuasan Pelanggan Tujuan diberikannya layanan prima, salah satunya adalah untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Menurut Robbins (1997 : 211) kepuasan pelanggan adalah derajat kesukaan para pelanggan terhadap layanan yang diberikan produsen yang pada dasarnya berawal dari kualitas. Studi mengenai kepuasan pelanggan seringkali menjadi fokus
penelitian. Menurut Nykamp (2001 : 76) penelitian ini biasanya mengamati sektor layanan pelanggan (customer service) dan komponen pendukungnya untuk menjawab permasalahan yang meliputi peningkatan atau penurunan kepuasan pada segmen pelanggan tertentu, apakah perbaikan layanan dapat meningkatkan kepuasan, dan pengamatan serta pembandingan terhadap pelanggan yang sangat puas dengan pelanggan yang sangat tidak puas. Menurut Kotler (Tjiptono, 1998 : 147) secara konseptual, kepuasan pelanggan dapat digambarkan sebagai berikut :
Bagan 1 Kepuasan Pelanggan Menurut Babin dan Grifin (Barnes, 2000 : 61) kinerja sesuai harapan, pelanggan puas dan kalau kepuasan pelanggan merupakan perasaan emosional kinerja melebihi harapan, pelanggan sangat puas atau sebagai hasil dari penilaiannya terhadap suatu gembira. Kepuasan dari para pelanggan memiliki pelayanan. Penilaian tersebut berisi berbagai harapan – harapan tertentu dari suatu jasa. Hal ini kategorisasi yang memacu respon afektif atau yang dapat menentukan apakah jasa yang dipakai atau bersifat emosional. Hal ini berpengaruh terhadap digunakan dinilai memuaskan pelanggan. Kepuasan pilihan pelanggan untuk tetap melanjutkan hubungan pelanggan terjadi setelah seseorang yang menggunakan jasa merasakan bahwa kebutuhannya telah terpenuhi dengan pemberi jasa atau tidak. dan merasa sesuai dengan apa yang diinginkannya. Apabila pelanggan merasa cocok maka pelanggan akan a. Definisi Kepuasan Menurut Kotler (1999 ; 52) kepuasan merasa puas dan kemungkinan akan menggunakan jasa pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah itu kembali, sebaliknya apabila pelanggan merasa tidak membandingkan kinerja (atau hasil) yang dirasakan cocok maka pelanggan merasa tidak puas dan dengan harapannya. Menurut Richard Oliver (Barnes, kemungkinan tidak akan kembali menggunakan jasa 2000 : 52) satisfaction is the consumer’s fulfillment tersebut. Tetapi dalam penelitian ini apabila pelanggan response. It is a judgement that a product or service merasa tidak puas maka perusahaan akan mengganti feature, or the product or service itself, provided (or is layanan yang diberikan sesuai dengan keinginan providing) a pleasureable level of consumption-related pelanggan. Agar perusahaan dapat memenangkan fulfillment, including levels of under or over pelanggan dan mengalahkan pesaing, maka mereka fulfillment. Kepuasan merupakan fungsi dari harus dapat memenuhi dan memuaskan kebutuhan perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan pelanggannya. Setiap perusahaan, terutama mereka harapan. Pelanggan biasanya dapat mengalami salah yang menjual jasa akan menekankan kegiatannya pada satu dari beberapa tingkatan kepuasan, seperti kalau bentuk layanan karena penilaian, kepercayaan dan kinerja dibawah harapan, pelanggan kecewa. Kalau Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
122
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
kepuasan pelanggan merupakan kunci keberhasilan perusahaan. Bentuk dari suatu layanan memiliki hubungan erat dengan kepuasan pelanggan. Bentuk layanan memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin hubungan yang kuat dengan perusahaan dalam jangka waktu yang lama. Ikatan seperti ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan kepuasan pelanggan yang kurang menyenangkan. Pada akhirnya kepuasan pelanggan dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan pada perusahaan yang memberikan kualitas memuaskan. Menurut penulis, kepuasan merupakan hasil yang dapat dirasakan seseorang setelah mereka menerima dan membandingkan layanan yang mereka terima dengan layanan yang mereka harapkan. Kepuasan juga menjadi salah satu tujuan dalam penelitian ini. Arti kepuasan dalam penelitian ini adalah bentuk layanan yang telah sesuai dengan harapan pelanggan. b. Dimensi Kepuasan Tjiptono (2000 : 25-26) mengemukakan bahwa dalam mengevaluasi kepuasan terhadap bentuk layanan dari perusahaan, ada beberapa dimensi yang digunakan, yaitu : • Keistimewaan tambahan (Features) • Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesifications) • Serviceability • Estetika Sedangkan menurut Barnes (2000 : 67 – 73) ada lima dimensi kepuasan yaitu sebagai berikut : • Kepuasan terhadap wujud pelayanan itu sendiri sebagai elemen yang paling mendasar. • Kepuasan terhadap layanan pendukung atas jasa yang ditawarkan. • Kepuasan terhadap konsistensi pelayanan, antara janji – janji perusahaan dengan faktanya. • Kepuasan terhadap elemen – elemen yang berperan dalam interaksi dengan pelanggan. • Kepuasan terhadap seluruh dimensi pelayanan akan menciptakan kepuasan emosional, yaitu tingkat kepuasan pelanggan yang sesungguhnya. Namun dimensi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dimensi kepuasan menurut Barnes, tetapi dimensi yang digunakan hanya 4 (empat), yaitu : 1. Kepuasan terhadap layanan pendukung atas jasa yang ditawarkan. 123
2. Kepuasan terhadap konsistensi pelayanan, antara janji-janji perusahaan dengan faktanya. 3. Kepuasan terhadap elemen-elemen yang berperan dalam interaksi dengan pelanggan. 4. Kepuasan terhadap seluruh dimensi pelayanan akan menciptakan kepuasan emosional. Hubungan Layanan dengan Kepuasan Menurut Tjiptono (2000 ; 147) salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dan kualitas perusahaan menurut Sviokla adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan layanan kepada pelanggan. Menurut Kotler (1995 ; 42) keberhasilan perusahaan dalam memberikan layanan kepada pelanggannya sangat ditentukan oleh pendekatan yang digunakan. Konsekuensi atas pendekatan layanan memiliki unsur penting bagi strategi perusahaan untuk mempertahankan diri dan mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan. Layanan yang baik akan memberikan pengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan pelanggan dapat memberikan manfaat, diantaranya hubungan perusahaan dengan pelanggannya menjadi harmonis. Menurut Kotler (1995 ; 24) salah satu pendekatan layanan adalah dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama yaitu persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima dengan layanan yang sesungguhnya diharapkan atau diinginkan. Menurut penulis antara layanan yang diberikan dengan kepuasan pelanggan memiliki hubungan yang sangat erat. Bagaimana perusahaan dapat menarik pelanggan dan mengungguli saingan mereka, yakni memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara memberikan layanan yang baik. Jika apa yang diterima pelanggan lebih dari yang diharapkan maka layanan dapat dikatakan bermutu. Jika apa yang diterima pelanggan kurang dari yang diharapkan pelanggan maka layanan dikatakan tidak bermutu. Dan jika apa yang diterima pelanggan sama dengan harapan maka layanan dikatakan memuaskan. Teori komunikasi yang berkaitan dan digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah teori komunikasi antarpribadi, tepatnya adalah teori Social Exchange, teori ini menelaah bagaimana kontribusi seseorang dalam suatu hubungan mempengaruhi kontribusi orang lainnya. Thibaut dan Kelly (Sendjaja, 2002) pencetus teori ini, mengemukakan bahwa orang mengevaluasi hubungannya dengan orang lain. Dengan mempertimbangkan konsekuensinya, khususnya terhadap ganjaran yang telah diperoleh dan upaya yang telah dilakukan, orang akan memutuskan untuk tetap tinggal dalam hubungan tersebut atau meninggalkannya (mempertahankan hubungan atau mengakhirinya). Ukuran bagi keseimbangan antara ganjaran dan upaya ini disebut comparison level, di mana di atas ukuran ambang tersebut orang akan merasa puas dengan hubungannya. Misalnya kita beranggapan
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
bahwa dasar dari persahabatan adalah kejujuran. Ketika kita mengetahui bahwa sahabat kita berusaha untuk menipu, maka kita akan mempertimbangkan kembali hubungan persahabatan dengannya. Roloff (1981, Sendjaja 2002 : 2.44) mengemukakan bahwa asumsi tentang perhitungan antara ganjaran dan upaya (untung-rugi) tidak berarti bahwa orang selalu berusaha untuk saling mengeksploitasi, tetapi bahwa orang lebih memilih lingkungan dan hubungan yang dapat memberikan hasil yang diinginkannya. Tentunya kepentingan masing-masing orang akan dapat dipertemukan untuk dapat saling memuaskan daripada mengarah pada hubungan yang eksploitatif. Hubungan yang ideal akan terjadi bilamana kedua belah pihak dapat saling memberikan cukup keuntungan sehingga hubungan tersebut menjadi sumber yang dapat diandalkan bagi kepuasan kedua belah pihak. Sama halnya dengan yang dilakukan oleh PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek dalam memberikan kualitas layanan prima humas kepada para pelanggannya guna memenuhi kepuasan pelanggan dalam bermain ice skating. Dalam penelitian ini yang menjadi ukuran bagi keseimbangan atau comparison levelnya adalah bentuk layanan. Jadi, jika seorang pelanggan merasa bahwa bentuk layanan yang diberikan tidak sesuai dengan yang telah dijanjikan oleh perusahaan, maka seorang pelanggan tersebut akan mempertimbangkan kembali hubungannya dengan perusahaan. Tetapi jika perusahaan memiliki alternatif selain memberikan bentuk layanan, maka alternatif tersebut yang akan menjadi bahan pertimbangan bagi seorang pelanggan. Jadi dapat diketahui bahwa pelanggan akan merasa puas karena bentuk layanan yang diberikan atau karena alternatif lain.
Operasionalisasi Variabel Agar memberikan kemudahan pada saat melakukan pengukuran, maka variabel – variabel penelitian tersebut perlu dioperasionalisasikan. Oleh karena itu penulis mencoba mengoperasionalisasikan variabel – variabel penelitian sebagai berikut : Variabel (X) Kualitas Layanan Prima, atribut : - Sangat Baik (SB) - Baik (B) - Cukup Baik (CB) - Tidak Baik (TB) - Sangat Tidak Baik (STB) Indikatornya : a. Keandalan (Reliability), komponen – komponen yang termasuk didalamnya adalah : - Bermain ice skating sepuasnya di hari biasa. - Adanya layanan diskon dihari – hari tertentu. - Adanya pengawasan dari petugas medical officer.
b. Keyakinan dan Kepercayaan (Assurance), komponen – komponen yang termasuk didalamnya adalah : - Keramahan dan kesopanan petugas dalam memberikan layanan. - Kemampuan petugas dalam menangani gangguan tehnik. c. Rasa Empati (Empathy), komponen – komponen yang termasuk didalamnya adalah : - Memberikan perhatian kepada para skater. - Memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan. Dari masing – masing indikator penulis jabarkan kedalam setiap pertanyaan yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu : Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup Baik (CB), Tidak Baik (TB), Sangat Tidak Baik (STB). Pada setiap pilihan jawaban penulis memberikan nilai : Sangat Baik = 5, Baik = 4, Cukup Baik = 3, Tidak Baik = 2, Sangat Tidak Baik = 1. Sehingga skor indikator dari variabel tingkat layanan adalah : - Sangat Puas, jika memiliki skor : 46 - 50 - Puas, jika memiliki skor : 40 - 45 - Cukup Puas, jika memiliki skor : 30 - 39 - Tidak Puas, jika memiliki skor : 20 - 29 - Sangat Tidak Puas, jika memiliki skor : 10 – 19
Kerangka Pemikiran Strategi PT. Sanggar Mustika Padma adalah memberikan layanan yang terbaik bagi pelanggan Sky Rink Ice Skating, melalui humas perusahaan. Memberi layanan yang baik kepada pelanggan merupakan suatu keharusan yang perlu dijaga. Ini menandakan bahwa Sky Rink menjalin hubungan dengan para pelanggannya (customer relations) dengan menggunakan teori komunikasi antar pribadi. Meskipun hal tersebut sangat sulit akan tetapi sikap perusahaan terhadap pelanggan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Tujuan layanan sebenarnya sangat sederhana yakni kepuasan, dan tingkat kepuasan atas layanan yang telah diberikan hanya dapat dirasakan setelah pemakaian jasa dan kebutuhannya terpenuhi. Apabila pelanggan merasa cocok maka pelanggan merasa puas, sebaliknya apabila pelanggan merasa tidak cocok atau tidak puas kemungkinan layanan yang diberikan tidak sesuai. Berdasarkan hal tersebut diatas, penulis ingin meneliti sejauhmana hubungan kualitas layanan prima humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan kepuasan pelanggan dalam bermain ice skating. Maka batasan variabel bebas (X) adalah kualitas layanan Prima, sedangkan variabel terikat (Y) adalah kepuasan pelanggan. Dari seluruh uraian diatas, dapat penulis susun bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
124
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
sampel terdapat wakil – wakil dari segala lapisan populasi. Dari keseluruhan populasi yang ada, penulis menentukan untuk menggunakan Teknik Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan berdasarkan lama bermain atau lama berlangganan. Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan lama bermain < 1 bulan sebanyak 5 orang, 1 – 12 bulan sebanyak 5 orang, 1 – 9 tahun sebanyak 5 orang, dan > 9 tahun sebanyak 5 orang, jadi jumlah keseluruhan sampelnya sebanyak 20 orang yang menggunakan layanan sky rink.
Teknik Pengumpulan Data Hipotesis “Terdapat hubungan antara kualitas layanan prima humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan kepuasan pelanggan dalam bermain Ice Skating”.
Metode Penelitian Desain penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis ingin mengetahui hubungan kualitas layanan prima humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan kepuasan pelanggan dalam bermain ice skating. Karena itu, tujuan penelitian ini deskriptif korelasional. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode survei dengan pendekatan kuantitatif. Metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun, 1983 : 3).
Bahan penelitian dan unit analisis
Untuk mengukur kepuasan, maka diperlukan sumber informasi yang disebut sebagai bahan penelitian. Sumber informasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan ice skating Mall Taman Anggrek Jakarta. Informasi mengenai kepuasan dari pelanggan ice skating Mall Taman Anggrek Jakarta hanya mewakili pribadi yang bersangkutan, oleh sebab itu unit analisis yang dipergunakan adalah individu.
Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah para pelanggan ice skating Mall Taman Anggrek Jakarta yang berada dalam arena Sky Rink. Namun jumlah populasi dalam penelitian ini tidak terbatas atau tidak diketahui jumlahnya, karena orang – orang yang membeli tiket masuk Sky Rink, tidak diketahui data atau identitasnya.
Sampel Sampel adalah suatu bagian dari elemen – elemen tertentu dari suatu populasi yang dipilih untuk kepentingan penelitian. Penulis berusaha agar didalam 125
Data yang akan diteliti adalah data mengenai kualitas layanan prima dan kepuasan pelanggan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik angket atau kuesioner, analisis dokumen dan wawancara. Tenik angket atau kuesioner ini digunakan sebagai instrumen utama yang dilaksanakan untuk semua responden. Sedangkan teknik analisis dokumen dan wawancara digunakan sebagai instrumen yang melengkapi data. Teknik analisis data yang berupa catatan – catatan tertulis. Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai sejarah dan struktur organisasi. Instrumen utama penelitian ini berupa angket yang berisi butir – butir pernyataan untuk diberi tanggapan oleh responden peneliti. Pengembangan instrumen ini didasarkan atas deskripsi teori – teori yang relevan, kemudian dikembangkan kedalam indikator – indikator dan selanjutnya dijabarkan ke dalam butir – butir pernyataan. Untuk melakukan pengumpulan data ini digunakan instrumen pengumpulan data, yaitu kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup, dengan tujuan untuk mendapatkan informasi yang luas dari subyek penelitian dengan memperhatikan ruang lingkup dari penelitian. Kuesioner bersifat tertutup, artinya kemungkinan jawabannya sudah ditentukan terlebih dahulu dan responden tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain.
Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Dalam penyusunan kuesioner sebagai instrument penelitian yang perlu diperhatikan adalah pemilihan jenis skala. Pemilihan jenis skala tersebut sangat tergantung dari ciri – ciri yang mendasari penggunaan variabel yang digunakan dalam analisis data. Untuk menentukan pilihan atas skala pengukuran, yang perlu diperhatikan adalah validitas dan reliabilitas (Kuncoro, 2003 : 151). Reliabilitas merupakan proses apakah definisi operasional mengukur sesuatu secara konsisten dan apakah komponen respon konsisten satu dengan yang lain. Pengertian reliabilitas (Selltiz) adalah keterandalan; sebagai kemampuan alat untuk mengukur gejala secara konsisten, yang dirancang untuk diukur (Ritonga, 2004 : 29). Sementara itu, validitas mempunyai dua bagian
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
yaitu instrumen pengukuran harus benar – benar mengukur konsep teori yang dianut dan bukan konsep lain dan dua konsep diukur dengan tepat (Ritonga, 2004 : 30). Karena dalam penelitian ini menggunakan pemilihan sampel Purposive, untuk menguji reliabilitas dan validitas alat ukur (kuesioner), maka penulis memutuskan untuk menggunakan metode tes ulang
Penulis telah melaksanakan pengukuran I (pertama) pada tanggal 10 Juli 2007 di arena Sky Rink kepada 10 orang responden dan mendapatkan hasil korelasi sebesar 0,821. Selanjutnya pada pengukuran II (kedua) yang dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2007 di tempat dan dengan responden yang sama, didapatkan hasil korelasi sebesar 0,847. Selanjutnya hasil pengukuran I dikorelasikan dengan hasil pengukuran II dengan menggunakan teknik product moment. Pengukuran I disebut X dan pengukuran II disebut Y. dan hasil korelasi yang didapat sebesar 0,840. karena angka yang diperoleh melebihi angka kritik dalam tabel r, maka korelasi tersebut signifikan. Hal ini berarti pengukuran I dan pengukuran II relatif konsisten. Dengan demikian skala pengukur yang disusun adalah reliabel. Dan untuk pengujian validitas butir instrumen didiskusikan dengan dosen pembimbing.
Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis data dengan pendekatan kuantitatif yang meliputi beberapa tahapan sebagai berikut : Apabila semua data telah dikumpulkan maka diadakan proses editing yaitu memeriksa apakah semua responden menjawab lengkap dan benar semua pertanyaan yang ada di kuesioner. - Tahap selanjutnya adalah tahap coding, yaitu memberi kode pada jawaban responden dalam menentukan akan masuk kelompok yang mana : sangat baik atau sangat tidak baik. - Berikutnya adalah tahap tabulasi, yaitu membuat tabel – tabel yang berisikan data yang telah berisikan kode, sesuai analisis yang dibutuhkan dan dimasukkan hasil coding kedalam tabel. Tabel pertama disebut tabel induk, dari tabel induk ini didistribusikan ke dalam tabel tunggal dengan menganalisa kecenderungan presentase.
(test - retest atau single test double trial), yaitu teknik pengukuran reliabilitas instrumen dengan mencobakan instrumen tersebut dua kali kepada responden yang sama. Untuk menghitung reliabilitas alat ukur, digunakan rumus statistika koefisien korelasi product moment dari pearson dengan rumus sebagai berikut :
-
Setelah itu penulis memasukkan variabel yang ada ke dalam tabel silang untuk melihat kecendrungan presentase.
Hasil dan Pembahasan Gambaran umum Pt. Sanggar Mustika Padma Pada awalnya, penggagas Sky Rink melihat bahwa belum banyak perusahaan jasa yang bergerak dibidang olah raga sekaligus sebagai tempat hiburan atau rekreasi bagi para konsumen. Selain itu juga penggagas Sky Rink berfikir bahwa di Indonesia pun kita dapat bermain Ice Skating tanpa harus pergi keluar negeri, karena itulah dibuat wahana seluncur es yang kemudian diberi nama Sky Rink. Sky Rink adalah satu-satunya wahana seluncur es yang saat ini berada di Jakarta, tepatnya di dalam Mall Taman Anggrek. Dengan luas 1.248 m2 Sky Rink adalah wahana seluncur es terluas yang ada di Indonesia. Sky Rink mulai dibuka pada pertengahan agustus 1996 oleh PT. Sanggar Mustika Padma, dengan bidang usaha olah raga dan hiburan khususnya Ice Skating dan Skating School. Sky Rink berlokasi di Mall Taman Anggrek lantai 3, Jl. Letjen S. Parman kav. 21 Jakarta Barat, karena letaknya yang strategis dan berada didalam Mall, Sky Rink selalu ramai dikunjungi seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berolah raga selain tujuan utama mereka berolah raga, para pengunjung umumnya juga ingin berekreasi dan berbelanja di Mall Taman Anggrek. Sampai saat ini Sky Rink telah menggelar berbagai macam pertandingan baik lokal maupun internasional yang melibatkan atlet seluncur es kelas dunia. Event yang pernah digelar di Sky Rink antara lain adalah : 1. Christmas Ice Show, diselenggarakan dalam rangka memperingati hari raya Natal dan Tahun Baru. Acara ini diadakan setiap tahun dan telah beberapa kali diadakan secara spesial, diantaranya sebagai berikut :
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
126
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
a. 13 – 14 Desember 1996 bekerja sama dengan CITIBANK, digelar pertunjukkan es kelas dunia yang menghadirkan 4 orang atlet dari Rusia dan Canada. b. Pada Desember 1998 digelar pertunjukan serupa dengan menghadirkan skater dari Philipina. 2. Valentine On Ice, diadakan setiap tahun di Sky Rink Jakarta pada bulan Februari. 3. Hallowen On Ice, diadakan setiap awal bulan Oktober atau akhir bulan November. Sedangkan pertandingan yang diadakan di Sky Rink baik tingkat lokal maupun internasional adalah sebagai berikut : 1. Pada Desember 1997 di Sky Rink diadakan pertandingan Ice Skating “SKY RINK JAKARTA ISI ICE OPEN ‘97”, diikuti oleh 6 negara (Indonesia, Singapura, Australia, USA, Belanda dan Taiwan).
2. Pada tanggal 22 – 23 Agustus 1998, Mei 1999, April 2000, April 2001, April 2002, April 2003 diadakan pertandingan serupa yang diikuti oleh team ice skating dari (Indonesia, Malaysia dan Philipina). Selain pertandingan Internasional juga telah diadakan beberapa kali pertandingan antar siswa –siswi Skating School Sky. Disamping mengadakan pertandingan didalam negeri, Sky Rink juga mengirimkan teamnya untuk mengikuti kejuaraan ice skating yang diselenggarakan di luar negeri seperti (Hongkong, Malaysia, Singapura, Philipina dan lain – lain). Sky Rink dilengkapi dengan fasilitas penunjang antara lain : peminjaman sepatu, locker, snack bar, skating school, dan pro shop. Untuk menarik minat pelanggan yang disesuaikan dengan kemampuan dan selera pelanggan, maka perusahaan membuat banyak penawaran kelas ice skating. Kelas – kelas yang ditawarkan adalah sebagai berikut :
Adapun kelas ice skating terbagi atas dua macam aliran yaitu : Figure Skating dan Hockey Skating. Figure Skating adalah aliran skating yang lebih condong kearah ballet, sedangkan Hockey Skating adalah aliran skating yang lebih condong kearah pemain Hockey Street. Sky Rink juga memberikan program diskon bagi para pelanggan Ice Skating di hari – hari tertentu, seperti : a. Senin (Great Monday) : diskon 40 % untuk pembelian tiket masuk (tidak berlaku pada hari sabtu, mingu, libur umum atau libur sekolah). b. Selasa – Kamis, pukul 08.30 – 12.00 WIB dan pukul 17.00 – 21.30 WIB Romantica Day : diskon 40 % untuk pembelian tiket masuk. c. Rabu (Mall Taman Anggrek Karyawan Day) : Harga khusus Rp. 15.000; untuk karyawan toko / tenant Mall Taman Anggrek dengan menunjukkan kartu pengenal / ID toko / tenant Mall Taman Anggrek. d. Jum’at (Campus Day) : diskon 40 % untuk pembelian tiket masuk khusus mahasiswa / pelajar SMU dengan menunjukkan kartu mahasiswa / pelajar.
2. Rink Supervisor (Staff Operasional) berjumlah 62 orang pegawai. 3. Skating School berjumlah 28 orang pegawai. 4. Administrasi berjumlah 10 orang pegawai.
Jumlah pegawai di Sky Rink pada saat ini berjumlah 110 orang pegawai yang terdiri dari berbagai bidang pekerjaan, yaitu : 1. Marketing Promosi berjumlah 10 orang pegawai. 127
Visi dan Misi Perusahaan Visi : “Menjadi pelopor yang unggul dan bertaraf internasional dalam bidang olah raga (ice skating) di daerah tropis sekalipun seperti Indonesia”. Misi : “Menyediakan dan memberikan tempat berolah raga sekaligus hiburan bagi pelanggan dan menciptakan nilai lebih bagi Mall Taman Anggrek serta para pengunjungnya (dengan adanya ice skating)”.
Hasil Penelitian Penulis akan menjelaskan hasil penelitian mengenai karakteristik responden, variabel bentuk layanan prima dan variabel kepuasan pelanggan, serta hubungan bentuk layanan prima dengan kepuasan pelanggan. Karakteristik responden Adapun karakteristik responden pada penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, jenis pekerjaan dan tingkat pendidikan, seperti tabel dibawah ini :
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
Tabel 1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin n=20
Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan n=20
Berdasarkan hasil pada Tabel 1 diatas, dapat disimpulkan bahwa responden yang bermain ice skating berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar adalah perempuan sebanyak 16 orang (80%).
Berdasarkan hasil pada tabel 4 diatas, dapat disimpulkan bahwa responden yang bermain ice skating berdasarkan tingkat pendidikan, lebih banyak dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 7 orang (35%). 1. Variabel kualitas layanan prima Untuk melihat hasil penelitian variabel kualitas layanan prima yang didasarkan pada tiga unsur kualitas layanan prima, yaitu : Reliability, Assurance dan Empathy. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia n=20
Tabel 5 Kualitas Layana Prima Berdasarkan Unsur Reliability n=20 Berdasarkan hasil pada tabel 2 diatas, dapat disimpulkan bahwa responden yang bermain ice skating berdasarkan tingkat usia, lebih banyak yang berusia 13 – 17 tahun sebanyak 11 orang (55%). Tabel 3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan n=20
Berdasarkan hasil pada tabel 5 diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian responden terhadap kualitas layanan prima berdasarkan unsur reliability adalah sangat baik dengan jumlah 9 (45%). Tabel 6 Kualitas Layanan Prima Berdasarkan Unsur Assurance n=20
Berdasarkan hasil pada tabel 3 diatas, dapat disimpulkan bahwa responden yang bermain ice skating berdasarkan jenis pekerjaan, lebih banyak pelajar atau mahasiswa sebanyak 16 orang (80%).
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
128
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
Berdasarkan hasil pada tabel 6 diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian responden terhadap kualitas layanan prima berdasarkan unsur assurance adalah baik dengan jumlah 14 (70%).
Tabel 9 Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Layanan Pendukung n=20
Tabel 7 Kualitas Layanan Prima Berdasarkan Unsur Empathy n=20
Berdasarkan hasil pada tabel 4.9 diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian responden terhadap kepuasan pelanggan berdasarkan layanan pendukung adalah puas dan sangat puas dengan jumlah 7 (35%). Berdasarkan hasil pada tabel 4.7 diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian responden terhadap kualitas layanan prima berdasarkan unsur empathy adalah baik dengan jumlah 12 (60%). Selanjutnya penulis uraikan mengenai variabel kualitas layanan prima secara keseluruhan dari masing – masing indikator. Hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 8 Kualitas Layanan Prima n=20
Tabel 10 Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Konsistensi Layanan n=20
Berdasarkan hasil pada tabel 10 diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian responden terhadap kepuasan pelanggan berdasarkan konsistensi layanan adalah sangat puas dengan jumlah 10 (50%). Tabel 11 Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Elemen Yang Berperan n=20
Berdasarkan hasil pada tabel 8 diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas layanan prima humas sky rink mulai dari layanan bermain sepuasnya dihari biasa, layanan diskon dihari tertentu, pengawasan petugas medical officer, keramahan dan kesopanan serta kemampuan petugas dalam menangani gangguan teknik sampai perhatian dan layanan yang memahami keinginan serta kebutuhan pelanggan, dinilai baik oleh responden, dengan jumlah 12 (60%). Variabel kepuasan pelanggan Untuk melihat hasil penelitian variabel kepuasan pelanggan yang didasarkan pada empat unsur kepuasan pelanggan, yaitu : Layanan pendukung, Konsistensi layanan, Elemen yang berperan, dan Seluruh dimensi. Dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
129
Berdasarkan hasil pada tabel 11 diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian responden terhadap kepuasan pelanggan berdasarkan elemen yang berperan adalah puas dengan jumlah 12 (60%).
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
Tabel 12 Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Seluruh Dimensi n=20
Berdasarkan hasil pada tabel 12 diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian responden terhadap kepuasan pelanggan berdasarkan seluruh dimensi adalah puas dengan jumlah 14 (70%). Selanjutnya penulis uraikan mengenai variabel kepuasan pelanggan secara keseluruhan dari masing – masing indikator. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 13 dibawah ini.
Tabel 13 Kepuasan pelanggan N=20
Berdasarkan hasil pada tabel 4.13 diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan mulai dari fasilitas peminjaman sepatu skating, penyimpanan barang dan fasilitas DJ atau rink announcer, layanan bermain sepuasnya dihari biasa, layanan diskon dihari tertentu, pengawasan petugas medical officer, kepedulian dan kesadaran petugas dalam membantu skater bermain ice skating, jaminan keamanan, sampai keramahan dan kesopanan petugas dalam menerima keluhan atau kritik dan saran, serta segala bentuk layanan yang diberikan oleh pihak sky rink, dinilai puas oleh responden dengan jumlah 12 (60%). Hubungan variabel kualitas layanan prima dengan kepuasan pelanggan Dibawah ini akan penulis hubungkan antara variabel kualitas layanan prima dengan variabel kepuasan pelanggan ke dalam tabel silang.
Tabel 14 Hubungan antara variabel kualitas layanan prima dengan variabel kepuasan pelanggan n=20
Berdasarkan hasil pada tabel 14 diatas, dapat dilihat dimana responden yang menyatakan bahwa kualitas layanan prima sangat baik dengan kepuasan pelanggan sangat puas (100%), kemudian kualitas layanan prima baik dengan kepuasan pelanggan puas (100%), selanjutnya kualitas layanan prima cukup baik dengan kepuasan pelanggan cukup puas (100%). Berdasarkan hasil tabel silang tersebut, apabila di silang atau di cross didapat data bahwa kualitas layanan prima yang baik, dapat meningkatkan kepuasan pelanggan sehingga pelanggan merasa puas. Dengan demikian, penulis menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas layanan prima humas PT. Sanggar
Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan Kepuasan Pelanggan dalam bermain ice skating.
Hasil dan Pembahasan Dari hasil penelitian yang telah penulis kemukakan, maka pembahasan mengenai kualitas layanan prima dengan kepuasan pelanggan berdasarkan unsur keandalan (Reliability), hasilnya sebagian besar responden menilai kualitas layanan prima berdasarkan unsur keandalan (Reliability) sangat baik. Responden menilai dari layanan bermain ice skating sepuasnya
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
130
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
dihari biasa, layanan diskon dihari – hari tertentu, dan layanan pengawasan dari petugas medical officer. Begitu juga hasil penelitian kualitas layanan prima berdasarkan unsur keyakinan dan kepercayaan (Assurance), hasilnya sebagian besar responden menilai kualitas layanan prima berdasarkan unsur keyakinan dan kepercayaan (Assurance) baik. Responden menilai dari keramahan dan kesopanan petugas dalam memberikan layanan serta kemampuan petugas dalam menangani gangguan tehnik. Selanjutnya dilihat dari hasil kualitas layanan prima berdasarkan rasa empati (Empathy), hasilnya sebagian besar responden menilai kualitas layanan prima berdasarkan rasa empati (Empathy) baik. Responden menilai dari perhatian yang diberikan petugas kepada para skater dan memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan. Apabila dilihat dari hasil keseluruhan tabel tunggal mengenai kualitas layanan prima, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden menilai baik. Responden menilai berdasarkan unsur Reliability sampai rasa Empathy. Selanjutnya penulis akan membahas mengenai kepuasan pelanggan. Dari hasil yang penulis kemukakan diatas, pembahasan mengenai kepuasan pelanggan terhadap layanan pendukung, hasilnya sebagian besar responden merasa puas dan sangat puas. Responden menilai dari fasilitas peminjaman sepatu ice skating, fasilitas penyimpanan barang – barang (locker), dan fasilitas DJ atau Rink Announcer. Begitu juga hasil penelitian kepuasan pelanggan terhadap konsistensi layanan, hasilnya sebagian besar responden merasa sangat puas. Responden menilai dari layanan bermain ice skating sepuasnya dihari biasa, layanan diskon dihari – hari tertentu, dan layanan pengawasan dari petugas medical officer. Sedangkan hasil penelitian kepuasan pelanggan berdasarkan elemen yang berperan didalamnya, hasilnya sebagian besar responden merasa puas. Responden menilai dari kepedulian dan kesadaran petugas dalam membantu para skater bermain ice skating, jaminan keamanan yang diberikan, keramahan dan kesopanan petugas dalam menerima pengaduan atau keluhan, kritik dan saran. Selanjutnya hasil penelitian kepuasan pelanggan terhadap seluruh dimensi kualitas layanan, hasilnya sebagian besar responden merasa puas. Responden menilai dari segala bentuk layanan yang diberikan oleh pihak Sky Rink. Apabila dilihat dari hasil keseluruhan tabel tunggal mengenai kepuasan pelanggan, dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden merasa puas. Responden menilai kepuasan pelanggan dari layanan pendukung sampai seluruh dimensi layanan. Kemudian yang terakhir, tabel untuk hubungan kualitas layanan prima dengan kepuasan pelanggan, ternyata dari tabel silang tersebut dapat dilihat bahwa kualitas layanan prima sangat baik dengan kepuasan pelanggan sangat puas (100%), kemudian kualitas layanan prima baik dengan kepuasan 131
pelanggan puas (100%), selanjutnya kualitas layanan prima cukup baik dengan kepuasan pelanggan cukup puas (100%). Jika di silang atau di cross antara kualitas layanan prima humas dengan kepuasan pelanggan, kualitas layanan prima “sangat baik” dengan kepuasan pelanggan “sangat puas”, kualitas layanan prima “baik” dengan kepuasan pelanggan “puas”, kualitas layanan prima “cukup baik” dengan kepuasan pelanggan “cukup puas”. Maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya ada hubungan antara kualitas layanan prima dengan kepuasan pelanggan. Dengan kata lain kualitas layanan prima humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dapat diterima, dirasa dan dinilai baik dan puas oleh pelanggan ice skating. Penilaian pelanggan yang merasa sangat puas, dikarenakan oleh bentuk layanan yang dirasakan atau diterima sesuai dengan apa yang diharapkan, sesuai dengan konsep kepuasan pelanggan dan pendapat dari Babin dan Grifin. Dan untuk menjaga agar kepuasan pelanggan terhadap layanan yang diberikan tidak berubah, maka Humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) harus mempertahankan layanan yang telah diberikan dan berusaha membuat kualitas layanan baru yang bisa memberikan kepuasan lebih bagi pelanggan dan dapat menambah pelanggan baru, misalnya dengan mengadakan hari pelanggan yang memberikan diskon sebesar 50% dengan layanan yang lebih baik, serta membuka cabang di Mall-mall besar lainnya yang berada di Jakarta maupun di luar kota.
Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas layanan prima, kepuasan pelanggan, serta hubungan kualitas layanan prima dengan kepuasan pelanggan. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan Kepuasan Pelanggan dalam Bermain Ice Skating. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, sejauhmana hubungan kualitas layanan prima humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan kepuasan pelanggan dalam bermain Ice Skating. Penelitian ini menggunakan metode survei korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kualitas layanan prima humas PT. Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta dengan kepuasan pelanggan dalam bermain Ice Skating. Teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teori social exchange, dimana teori ini adalah teori yang menelaah kontribusi seseorang dalam suatu hubungan mempengaruhi kontribusi orang lainnya. Hasil penelitian mengenai kualitas layanan menjelaskan bahwa hampir semua yang dijadikan indikator dalam variabel kualitas layanan memiliki nilai dominan
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Kualitas Layanan Prima Humas Pt.Sanggar Mustika Padma (Sky Rink) Mall Taman Anggrek Jakarta Dengan Kepuasan Pelanggan Dalam Bermain Ice Skating
“baik”, yaitu pada unsur Reliability dinilai sangat baik oleh responden (45%). Begitu pun unsur Assurance yang dinilai baik oleh responden (70%), dan rasa Empathy yang dinilai baik oleh responden (60%). Kemudian dari semua indikator, penulis masukkan kedalam satu indikator kualitas layanan prima, dimana hasilnya menunjukkan bahwa para responden menyatakan kualitas layanan prima dari PT. Sanggar Mustika Padma adalah baik (60%). Hasil penelitian mengenai kepuasan pelanggan menjelaskan bahwa hampir semua yang dijadikan indikator dalam variabel kepuasan pelanggan memiliki nilai dominant “puas”, yaitu pada unsur layanan pendukung dinilai puas dan sangat puas oleh responden (35%). Begitu pun unsur konsistensi layanan yang dinilai sangat puas oleh responden (50%), dan unsur elemen yang beryang dinilai puas oleh responden (60%). Serta unsur seluruh dimensi yang dinilai puas oleh responden (70%). Kemudian dari semua indikator, penulis masukkan kedalam satu indikator kepuasan pelanggan, dimana hasilnya menunjukkan bahwa para responden menyatakan puas bermain ice skating di Mall Taman Anggrek Jakarta sebesar (60%). Hasil penelitian secara keseluruhan, yang didapat adalah kualitas layanan prima sangat baik dengan kepuasan pelanggan sangat puas (100%), kemudian kualitas layanan prima baik dengan kepuasan pelanggan puas (100%), selanjutnya kualitas layanan prima cukup baik dengan kepuasan pelanggan cukup puas (100%). Hal itu disebabkan karena penilaian pelanggan yang merasa sangat puas, oleh kualitas layanan yang dirasakan atau diterima sesuai dengan apa yang diharapkan. Daftar Pustaka Aritonang, R. Lerbin, “Kepuasan Pelanggan Pengukuran dan Penganalisisan dengan SPSS”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005. Barata, Atep Adya, “Dasar – Dasar Pelayanan Prima, Persiapan Membangun Budaya Pelayanan Prima Untuk Meningkatkan Kepuasan dan Loyalitas”, PT. Gramedia, Jakarta, 2006. Barnes, James G, “Secret of Customer Relationship Management, It’s All About How You Make Them Feel”, Mc. Graw – Hill, New York, 2002.
_______, “Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis”, CV. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1986. Moenir, H.A.S, “Manajemen Pelayanan Umum”, Bumi Aksara, Jakarta, 1992. Kotler, Philip, “Manajemen Pemasaran di Indonesia”, Edisi Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 1999. ______, “Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan Implementasi dan Pengendalian”, Edisi Indonesia, Salemba Empat, Jakarta, 1995. Kuncoro, Mudrajat, “Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi”, Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis?, Erlangga, Jakarta, 2003. Lattimore, Dan, dkk, “Public Relations The Profession and The Practise. 4th ed”, The Mc. Graw – Hill Company, New York, 1997. Nykamp, Melinda, “The Customer differential, The Complete Guide to Implementing Customer Relations Management”, Amacom, New York, 2001. Ritonga, M. Jamiluddin, “Riset Kehumasan”, PT. Grasindo, Jakarta, 2004. Robbins, SP, Managing Today, Prentice – Hall co., 1997. Ruslan, Rosady, S.H., “Perencanaan Kerja Humas, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998. Sendjaja, S. Djuarsa, Ph. D, dkk, “Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta, 2002. Singarimbun, Masri, “Ide – Ide Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1983. Singarimbun, Masri, “Metode Penelitian Survei, LP3ES, Jakarta, 1995. Tjiptono, Fandy, “Manajemen Jasa, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 1998. Tjiptono, Fandy, “Strategi Pemasaran, Edisi Ke-Dua, Cetakan Keempat, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2000.
Bonar, “Humas Modern”, PT. Soeroengan, Jakarta, 1959. Djaja, H.R. Danan, “Peran Humas dalam Perusahaan”, Alumni, Bandung, 1985. Effendy, Onong Uchjana, “Human Relations and Public Relations”, Mandar Maju, Bandung, 1993. Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
132
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN DENGAN PEMAHAMAN KARYAWAN PT.TELKOM KANDATEL TANGERANG TERHADAP BULETIN PATRIOT 135 EDISI 25 BULAN MEI 2007 Aristya Pramudiany1, Dani Vardiansyah1 Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebun Jeruk, Jakarta 11510
[email protected] 1Fakultas
Abstrak Untuk mengetahui hubungan antara perhatian dengan pemahaman terhadap isi buletin PATRIOT edisi 25 bulan Mei 2007 bagi karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang. Metode Penelitian : Survei. Hasil Penelitian : Responden yang perhatian mengenai buletin PATRIOT edisi 25 bulan Mei 2007, menyatakan paham 77,14 %. Kesimpulan : ada hubungan antara perhatian dengan pemahaman buletin PATRIOT edisi 25 bulan Mei 2007 bagi karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang. Saran : Agar isi buletin PATRIOT lebih variatif lagi seperti menambahkan rubrik hiburan, contohnya pengisian TTS yang pertanyaannya seputar isi buletin PATRIOT bulan yang lalu ataupun seputar Telkom. Dapat juga menambahkan rubrik canda dan tawa. Lebih banyak menginformasikan produk-produk Telkom baru karena besar manfaatnya untuk membuka wawasan maupun pengetahuan karyawan. Agar buletin PATRIOT tidak hanya menginformasikan mengenai para pejabatnya saja. Tetapi juga memperhatikan karyawan bawahnya seperti security mapun pegawai kontraknya. Dalam hal perhatian dan pemahamannya, masih ada karyawan yang kurang paham maupun tidak paham akan isi bulletin PATRIOT. Dengan begitu penulis menyarankan supaya pihak public relations lebih meningkatkan kembali kualitas isi buletin PATRIOT seperti secara rutin menyajikan kinerja perusahaan yang dicapai setiap bulannya dan tantangan yang dihadapi. Jumlah halaman berita yang dimuat lebih dimaksimalkan, agar karyawan paham akan isi buletin PATRIOT. Sehingga seluruh karyawan dapat memanfaatkan buletin PATRIOT sebagai sumber informasi. Berkaitan dengan pendistribusian agar lebih diperbanyak agar semua karyawan mendapat buletin PATRIOT khususnya bagi karyawan Telkom yang ada di wilayah Jabotabek Kata kunci: perhatian, pemahaman, buletin PATRIOT
Pendahuluan PT. Telekomunikasi lebih dikenal dengan sebutan TELKOM yang merupakan perusahaan penyelenggara jasa telepon lokal dan sambungan langsung jarak jauh (SLJJ). PT Telkom sebagai salah satu badan usaha milik negara yang terbilang besar memiliki jumlah karyawan cukup banyak, sekitar 7000 karyawan yang tersebar di wilayah Jabodetabek seperti Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang dan Bekasi. Dalam melakukan kegiatan dari manajemen (kebijakan perusahaan, perkembangan terkini mengenai perusahaan, kondisi perusahaan) kepada karyawan tidak mungkin dalam waktu singkat dapat mengumpulkan orang sebanyak itu. Dengan pertimbangan keterbatasan waktu, tempat serta kesibukan pekerjaan para karyawan, sulit bagi mereka meninggalkan pekerjaan. Oleh karena sulit juga bagi seorang pimpinan memberikan informasi dan menyampaikan suatu kebijakan perusahaan dengan tatap muka secara terus menerus kepada karyawan. 133
Begitu juga sebaliknya karyawan sulit berkomunikasi langsung dengan atasannya. Jadi karyawan belum tentu mengetahui perkembangan perusahaannya secara menyeluruh, seperti adanya informasi baru mengenai perusahaan, kebijakan perusahaan, kegiatan-kegiatan perusahaan, info-info terkini mengenai perusahaan. Berkaitan dengan hal tersebut, keberadaan media internal sebagai media komunikasi menjadi kebutuhan karyawan sebagai sumber informasi yang mempunyai peran penting. Hal ini diharapkan penggunaan media internal sebagai sarana yang efektif dalam memecahkan masalah yang dihadapi perusahaan. Mengacu hal tersebut, PT.Telkom memiliki sarana dalam menyebarkan informasi dan komunikasi antarkaryawan, yaitu berupa penerbitan Buletin Kita PATRIOT 135 yang dikelola Divisi Public Relations (PUREL) PT.Telkom Divisi Regional II Jakarta. Sebagai salah satu bagian dari kegiatan humas internal.Sasaran diterbitkannya Buletin Kita PATRIOT 135 adalah ditujukan kepada seluruh karyawan PT.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
Telkom Divre II Jakarta yang tersebar menjadi delapan kantor daerah pelayanan komunikasi (KANDATEL) yang meliputi KANDATEL Jakarta Pusat, KANDATEL Jakarta Barat, KANDATEL Jakarta Timur, KANDATEL Jakarta Selatan, KANDATEL Jakarta Utara, KANDATEL Bogor, KANDATEL Tangerang dan KANDATEL Bekasi. Tiga KANDATEL di luar Jakarta masing-masing mempunyai dua Kantor Cabang Telekomunikasi (KANCATEL), yaitu KANCATEL Depok dan KANCATEL Cibinong (Kandatel Bogor), KANCATEL Serang dan KANCATEL Cilegon (Kandatel Tangerang), KANCATEL Karawang dan KANCATEL Purwakarta (Kandatel Bekasi). Pada penelitian ini penulis membatasi pada ruang lingkup wilayah KANDATEL Tangerang. Adapun tujuan penerbitan Buletin Kita PATRIOT 135 menurut Nana Suryana, Redaktur Pelaksana Buletin Kita PATRIOT 135 (Patriot,2004:2) adalah sebagai media informasi dan komunikasi dari manjemen kepada karyawan, agar dapat menambah wawasan dan pengetahuan, menarik minat menulis serta sebagai media hiburan karyawan dan sebagai media informasi bagi keluarga besar Telkom. mengenai isi Buletin Kita PATRIOT 135 terdiri dari : Pesan CEO, Rubrik Refleksi, Rubrik Patriot Bicara, Rubrik Utama, Rubrik Gema, Rubrik Berita, Rubrik Lintas, Rubrik Khas, Rubrik Profil, Rubrik Lensa , Rubrik Horison, Rubrik Sosok, Rubrik Opini, Rubrik Inovasi dan Rubik Spion. Menurut penulis, tujuan Buletin Kita PATRIOT 135 agar karyawan dapat mengetahui informasi tentang perkembangan perusahaannya agar diperhatikan dan dipahami oleh seluruh karyawan PT.Telkom. Buletin Kita PATRIOT 135 berisi mengenai informasi aktual yang perlu diketahui oleh karyawan PT.Telkom sebagai penambah wawasan dan pengetahuan, sebagai media hiburan dan menampung kreatifitas dalam bentuk penulisan artikel. Alasan penulis memilih edisi 25 bulan Mei 2007 pada buletin PATRIOT dikarnakan pada saat mulai melakukan penelitian edisi 25 bulan Mei 2007 ini merupakan edisi terbaru pada perbitannya dikarnakan penulis memulai penelitian pada bulan April 2007. Jika penelitian mengambil edisi yang bulan sebelumnya tidak menutup kemungkinan orang tidak mengingat lagi karena memori orang terbatas apalagi jka ada sesuatu yang baru lagi maka akan tertutup oleh hal yang baru tersebut. Selain itu variabel-variabel pada penelitian ini terbatas oleh waktu . Keberadaan Buletin Kita PATRIOT 135 sebagai media internal mempunyai peran penting dalam penyebaran informasi. Seperti tujuan diterbitkannya Buletin Kita PATRIOT 135 yang sudah dijelaskan sebelumnya pada latar belakang, agar para karyawan dapat mengetahui informasi perkembangan
perusahaannya dan buletin Kita PATRIOT 135 dapat diperhatikan serta dipahami sebagai sumber informasi. Namun masih banyak karyawan yang tidak memerhatikan dan memahami media tersebut sebagaimana yang diharapkan oleh pihak manajemen public relations PT.Telkom.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitan ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana tingkat perhatian karyawan PT. Telkom Kandatel Tangerang terhadap isi Buletin Kita PATRIOT 135 bulan Mei 2007 2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat pemahaman karyawan PT. Telkom Kandatel Tangerang terhadap isi Buletin Kita PATRIOT 135 bulan Mei 2007 3. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman karyawan PT. Telkom Kandatel Tangerang terhadap isi Buletin kita PATRIOT 135 bulan Mei 2007
Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini berguna dalam memberikan masukan bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya ilmu kehumasan mengenai pengunaan media internal sebagai salah satu sumber informasi bagi karyawan b. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini nantinya dapat memberikan masukan kepada pihak PT.Telkom Kandatel Tangerang dan khususnya untuk bagian public relations untuk menyempurnakan fungsi penyajian isi buletin internal. Penulis akan menguraikan konsep-konsep yang berkaitan dengan rumusan pokok penelitian serta teori dan berbagai pendapat para ahli yang berkaitan dengan masalah penelitian sebagai bahan pendukung. Adapun konsep yang berkaitan dengan buletin sebagai media public relations adalah : a. Definisi komunikasi b. Definisi public relations c. Fungsi public relations d. Pengertian media relations e. Pengertian buletin f. Pengertian perhatian g. Pengertian pemahaman h. Hubungan perhatian dengan pemahaman
Definisi Komunikasi Setiap orang yang hidup dalam masyarakat mulai dari bangun tidur sampai tertidur kembali secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Rasa
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
134
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
keingintahuan memaksa manusia perlu berkomunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata lain communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna (Ruslan : 1992). Berdasarkan istilah diatas, komunikasi merupakan kegiatan seseorang melalui proses penyampaian pesan kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang dapat di mengerti komunikan, baik lambang berupa lisan maupun tulisan. Definisi komunikasi menurut Benard Berelson dan Gery A. Stainer (Vardiansyah:2005) sebagai berikut : “Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan lambang-lambang atau kata-kata, gambar, bilangan, grafik, dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaiannya biasanya dinamakan komunikasi”. Menurut Harold D. Lasswell (Effendy,1990:10) komunikasi merupakan suatu proses yang saling berkaitan, baik antara pembawa pesan, maupun penerima pesan, serta sarana yang digunakan sebagai saluran yang dapat ditimbulkan dengan meliputi lima unsur komunikasi yaitu : 1. Who (Siapa mengatakan) : Komunikator sebagai nara sumber 2. Say What (Mengatakan Apa) : Pesan atau Informasi 3. In Which Channel (Melalui saluran Apa) : Media, baik sebagai saluran atau sebagai alat 4. To Whom (Kepada Siapa) : Komunikan sebagai sasarannya 5. With What Effect (Dengan Efek Apa) : Efek atau dampak yang akan terjadi setelah komunikasi berlangsung Dari definisi komunikasi tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa dalam berkomunikasi hendaknya antara pengirim dan penerima pesan harus memiliki pengertian yang sama agar komunikasi tersebut dapat efek komunikasi sebagai suatu proses yang sifatnya dinamis dalam arti akan selalu mengalami perubahan dan berlangsung secara terus-menerus.
Definisi Public Relations
Istilah hubungan masyarakat biasa disingkat humas adalah sebagai terjemahan dari istilah public relations. Perkataan public dalam istilah ilmu komunikasi bukanlah masyarakat dalam pengertian society, yakni keseluruhan manusia yang menghuni suatu wilayah. Pengertian public dalam public relations adalah sekelompok orang yang mempunyai kaitan kepentingan dengan perusahaan. Para praktisi public relations sedunia yang terhimpun dalam The Internasional Public Relations 135
Association bersepakat untuk merumuskan sebuah definisi yang diharapkan dapat diterima oleh semua pihak. Definisinya adalah sebagai berikut : “Hubungan Masyarakat adalah fungsi manajemen dari budi yang dijalankan secara berkesinambungan dan berencana, dengan organisasi-organisasi dan lembaga-lembaga yang bersifat umum dan pribadi berusaha memperoleh dan membina pengertian, simpati dan dukungan dari mereka yang ada sangkut pautnya atau yang mungkin ada sangkut pautnya dengan menilai pendapat umum diantara mereka dengan tujuan menghubungkan kebijaksanaan dan keterlaksanakan mereka guna mencapai kerja sama yang lebih produktif dan untuk melaksanakan kepentingan bersama yang lebih efisien, dengan melancarkan informasi yang berencana dan tersebar luas”. Selanjutnya, Menurut Frank Jefkins (Yulianita,2003:33), “public relations” dijelaskan sebagai berikut “Public relations merupakan keseluruhan bentuk komunikasi yang terencana, baik itu keluar maupun kedalam, yakni antara suatu organisasi dengan publiknya dalam rangka mencapai tujuan yang spesifik atas dasar adanya saling pengertian”. Menurut kesimpulan penulis, public relations merupakan proses yang secara terus-menerus berusaha untuk memperoleh kepercayaan, pengerian public pada umumnya, ke dalam dengan mengadakan perbaikan serta pembenahan kualitas kerja para karyawan sedangkan ke luar berupaya menciptakan kepercayaan publik, melindungi citra badan atau organisasi serta mempertahankan citra produknya baik produk barang maupun jasa. Fungsi Public Relations Berdasarkan ciri khas kegiatan humas atau public relations, menurut Onong Effendy (Yulianita,2003:50) fungsi public relations dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Menunjang aktifitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi) b. Membina hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi dengan pihak publiknya, sebagai khalayak sasarannya c. Mengindentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya atau sebaliknya d. Melayani keinginan publik dan memberikan sumbang saran kepada pimpinan manajemen demi untuk tujuan dan manfaat bersama e. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan di organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi terciptanya citra positif bagi kedua belah pihak
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
Selanjutnya Neni Yulianita (2003:50) dalam bukunya “Dasar-Dasar Public Relations” menambahkan bahwa dari fungsi d iatas pada dasarnya dapat diambil kesimpulan tentang fungsi public relations secara universal sehingga mudah untuk dipahami dan dilaksanakan oleh public relations officer yaitu hanya menyangkut dua fungsi public relations yang prinsipnya adalah : 1. Menyampaikan kebijaksanaan manajemen pada publik 2. Menyampaikan opini publik pada manajemen Menurut Edward L. Bernay (Kusumastuti;2002;10) dalam bukunya public relations, University Of Oklahoma Press, menjelaskan bahwa humas tersebut mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai berikut : 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara luas 3. Berupaya untuk mengintegrasi sikap dan perbuatan masyarakat Menurut kesimpulan penulis, fungsi public relations berperan untuk menjamin adanya saling pengertian dan kerja sama dengan menciptakan hubungan yang efektif. Selain itu berorentasi kepada sikap publik dengan lembaga atau organisasi, juga tentang bagaimana menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan dan membina hubungan yang saling bermanfaat antara lembaga atau organisasi dengan publiknya.
Pengertian Media Relations
Media relations arti singkatnya mempromosikan orang melalui media massa. Media relations pengertiannya berhubungan dengan wartawan dalam upaya untuk membina dengan siaran, cetak dan online ( Media relations, Iriantara,2005:29). Menurut pendapat Lesley (1991:7) menjelaskan media relations sebagai berhubungan dengan media komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap organisasi (Iriantara,2005:29). Menurut Barbara Averill (1997) media relations adalah sebagai berikut : “Media relations hanyalah salah satu bagian dari public relations, namun ini bisa menjadi perangkat yang sangat penting dan efisien. Maksudnya adalah pentingnya karena dapat menopang keberhasilan program dan efisien karena tidak memerlukan daya dan dana untuk mempromosikan program yang akan dijalankan dengan menggunakan teknik publisitas”. (Iriantara,2005:29) Dari kedua pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa media relations merupakan bagian dari public relations yang membina dan mengembangkan
hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publiknya untuk mencapai tujuan organisasi. Jika dikaitan dengan masalah penelitian ini adalah buletin PATRIOT merupakan media internal public relations yang bertujuan sebagai sarana untuk memberikan informasi ke seluruh karyawan Telkom melalui kegiatan humas dalam rangka membina komunikasi pimpinan dan karyawan serta menyampaikan aspirasi karyawan.
Pengertian Buletin Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan, isi artinya “sesuatu yang ada (termuat, terkandung dsb-nya) di dalam suatu benda, apa yang tertulis di dalamnya (buku, surat, dsb)”. Pengertian tersebut dapat penulis pahami bahwa isi adalah sesuatu yang yang terkandung dalam suatu benda , misalnya yang tertulis dalam buku. Selanjutnya pengertian Buletin dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut : “Media cetak berupa selebaran atau majalah yang berisi warta singkat atau pernyataan tertulis, yang diterbitkan secara periodik oleh suatu lembaga atau organisasi untuk kelompok tertentu, siaran singkat resmi tentang perkembangan atau hasil-hasil penyelidikan”. Sedangkan menurut Effendi (1989:36) bulletin adalah sebagai berikut : ”Penerbitan berkala yang diselenggarakan oleh suatu organisasi biasanya terdiri dari beberapa hal dan berisi informasi”. Menurut kesimpulan penulis, pengertian bulletin adalah media cetak berupa selebaran biasanya terdiri dari beberapa halaman atau fotocopy yang memuat berita singkat atau pernyataan tertulis berisi informasi untuk kelompok tertentu dan diterbitkan secara berkala oleh suatu lembaga atau perusahaan. Apabila dikaitkan dengan masalah pokok penelitian ini, maka isi buletin kita PATRIOT 135 adalah suatu yang ditulis dalam selebaran atau fotocopy berisi berita singkat atau pernyataan tertulis mengenai informasi-informasi seputar kegiatan untuk seluruh karyawan PT.Telkom Divisi Regional II yang tersebar di Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi dan diterbitkan secara periodik selama satu bulan sekali oleh PUREL PT.Telkom Divre II Jakarta yang bertujuan sebagai sarana penting bagi kegiatan humas dalam rangka membina komunikasi pimpinan dan karyawan dan menyampaikan aspirasi karyawan kepada manajemen. Buletin ini diharapkan dapat diperhatikan, dibaca, dipahami dan dimanfaatkan sebagai sumber informasi.
Pengertian Perhatian Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan arti perhatian sebagai hal memerhatikan apa yang diperhatikan minat (KBBI,2002:856). Dalam buku psikologi komunikasi, Jalaludin Rakmat (2001:52) mengutip arti perhatian dari tokoh komunikasi,
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
136
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
Kenneth E. Andersen sebagai berikut : “Perhatian adalah sebagai proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya yang melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita dan mengesampingkan masukanmasukan melalui alat indera lainnya”. Selanjutnya menurut Gunarsa (1978:107) mengemukakan bahwa perhatian dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat di bagi dalam dua golongan, yaitu faktor luar dan faktor dalam, yang termasuk faktor luar adalah yang terdapat pada objek yang di amati itu sendiri, yaitu intesitas, ukuran, kontras, penggolongan dan gerakan. Sedangkan yang berasal dari faktor dalam diri individual si pengamat, yaitu motif kesediaan dan harapan.Sedangkan menurut situs www.freedictionary.com (21/06/2007), pengertian dari kata attention atau perhatian adalah sebagai berikut : a. Perhatian mempunyai arti sebagai proses dimana seseorang berkonsentrasi pada suatu hal yang berhubungan satu sama lain b. Perhatian adalah proses kognitif yang melibatkan pencarian dan pemasukan suatu informasi c. Perhatian adalah satu kemampuan atau keadaan yang mengajak orang lain untuk mengetahui lebih banyak lagi mengenai sesuatu d. Perhatian adalah kekuatan yang mampu menarik konsentrasi seseorang akan suatu hal dan membuat orang itu menjadi ingat akan hal tersebut. Jika dikaitan dengan penelitian ini berfokus pada luar diri pembaca yaitu daya tarik isi buletin PATRIOT bulan mei 2007 pada karyawan PT.Telkom Tangerang. Daya tarik disini sebagai stimuli yang dapat mendorong para pembacanya untuk melakukan sesuatu artinya para pembaca ketika melihat tampilan buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 ia ingin membacanya lebih jauh, daya tarik dalam penelitian ini merupakan satu kesatuan dari stimulasi untuk mengukur tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman karyawan terhadap isi buletin PATRIOT, jadi berita atau info yang dimuat dalam buletin tersebut yang selalu di utamakan untuk di baca. Mengenai hal ini, (Muliono,1989:189) menjelaskan pengertian daya tarik yaitu :“Daya tarik adalah untuk menarik (memikat perhatian)”. Jadi daya tarik menurut penulis adalah merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu atau bertindak sehingga dapat menimbulkan perhatian khalayak luas. Seorang komunikator akan berhasil dalam berkomunikasi baik langsung maupun menggunakan media apabila komunikator tersebut mampu mengubah perhatian komunikan terhadap pesan yang disampaikan komunikator. Dengan kata lain, komunikator dapat menyusun pesan sedemikian rupa sehingga maendapat perhatian. Menurut Jalaludin 137
Rakhmat (2001:223) Perhatian termasuk kedalam efek komunikasi yaitu sebagai berikut : “Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami dan dipersepsikan khalayak. Efek ini berhubungan dengan pengetahuan, informasi, kepercayaan, dipahami, dipersepsikan khalayak”. Jadi menurut kesimpulan penulis, bahwa perhatian adalah proses pencari tahu akan sesuatu hal yang disebabkan adanya faktor yang menonjol, baik dari pihak eksternal maupun internal dari dalam diri kita sendiri yang membuat kita ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai sesuatu hal. Jika dikaitkan dengan masalah pokok skripsi, maka tingkat perhatian adalah jika responden memerhatikan adanya dorongan, keinginan dan tindakan seseorang yang dalam kaitan dengan skripsi ini adalah karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang, yang timbul dari dalam dirinya untuk memperhatikan secara sungguhsungguh isi dari buletin kita PATRIOT bulan Mei 2007, yang berupa : • Warna sampul depan dan bentuk buletin kita PATRIOT bulan Mei 2007 • Judul utama buletin PATRIOT bulan Mei 2007 • Gambar dan foto-foto yang tercantum pada buletin kita PATRIOT bulan Mei 2007
Pengertian Pemahaman Pemahaman dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:81) disebut sebagai berikut : “ Proses perbuatan, cara memahami atau memaknakan”. Tingkat pemahaman menurut Harris & Hodges (Anwar,1984:51) adalah sebagai berikut : “Kebolehan atau kemampuan memahami dengan sepenuhnya apa yang dibaca. Ini merupakan suatu proses mendapatkan pesan dari komunikasi melalui lisan, tertulis, simbol tertentu dan merangkumi proses mental yang kompleks seperti pengecam perkataan, pemilihan makna yang sesuai, pertumbuhan generalisasi dan juga penilaian”. Menurut Rakhmat (1985:16) menjelaskan bahwa “Pemahaman adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan”. Menurut Citrobroto (1986:107) pemahaman adalah sebagai berikut : “Pemahaman adalah menangkap secara reflektif artinya seseorang dalam membacanya dapat mengerti yang dibaca dan dapat pula mengetahui dengan hal-hal yang lain”. Menurut Anwar Arifin (1984:44) menjelaskan pemahaman sebagai berikut : ”Mengerti pada dasarnya ialah manusia dapat menerangkan keadaan (quidditas) secara teratur, ialah dapat memberikan jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, sebab apa, bagaimana dan buat apa”. Sedangkan menurut Rubin (1983:66) pemahaman adalah sebagai berikut :“Pemahaman merupakan suatu pandangan yang benar oleh karna itu hal-hal berikut ini akan dapat membantu meningkatkan
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
kosakata seperti membaca, mempelajari (studi) katakata, memperluas wawasan dan menggunakan pendekatan sistematis atau meningkatkan pemahaman”. Keuntungan utama dari peningkatan kosa kata melalui membaca adalah dapat mengetahui arti kata-kata berdasarkan konteksnya. Apabila kita melihat bagaimana sebuah kata asing digunakan, maka secara otomatis kita dapat memahami artinya. Melalui membaca pun kita dapat meningkatkan kosakata secara alami serta menemukan hal-hal yang tidak diketahui atau dipahami akan memberi tahu apa yang dapat dipusatkan untuk meningkatkan pemahaman. Selanjutnya mengenai proses memahami, D.Lawrence dan Wilbur Schramm (Rakhmat,1985:17) mengatakan : “Proses memahami merupakan suatu proses dalam diri seseorang, tetapi proses memahami ini sangat tergantung pada situasi antar pribadi, jadi sangat tergantung dari apa yang terjadi antar orangorang yang menggunakan informasi itu bersama”. Dari uraian-uraian di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa pemahaman adalah mengerti benar dalam menyatukan, menghubungkan, mendeduksi, menyesuikan dan meninjau sesuatu dari pangkal pikir mengenai fakta atau gagasan dengan pengetahuan yang sudah mampan, serta mengerti secara mendalam terhadap pesan yang disampaikan dimana komunikator merasa yakin bahwa komunikan mengerti pesan yang disampaikan. Untuk mengukur tingkat pemahaman karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang mengenai isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 akan dibuat pertanyaan sehubungan dengan objek, peristiwa, atau pesan-pesan yang ada di buletin PATRIOT bulan Mei 2007. Pertanyaan tersebut akan diambil dari setiap rubrik tetap isi buletin PATRIOT bulan Mei 2007. Jika dikaitkan dengan masalah pokok penelitian yang dimaksud dengan tingkat pemahaman adalah mengerti benar terhadap pesan-pesan yang disampaikan lewat buletin PATRIOT 135 atau isi rubrik-rubrik yang ada di Buletin PATRIOT 135. Adapun indikator dari tingkat pemahanan yaitu : a. Karyawan mengerti terhadap inovasi baru mengenai commited to serve untuk memberikan kemudahan kepada pelanggan Speedy dalam meningkatkan mutu kualitas layanannya b. Karyawan mengerti makna dari kebijakan Telkom tentang program berlangganan Speedy dan Flexi yang dikeluarkan pada bulan April 2007 c. Karyawan mengerti tujuan Porseni Telkom Group 2007 merupakan salah satu sarana untuk memupuk semangat sinergi serta menjalin silahturahmi antara karyawan, pelanggan dan masyarakat untuk memenangkan kompetisinya d. Karyawan mengerti bahwa corporate identity dan brand identity merupakan simbolisasi identitas Telkom yang harus dipertahankan dan dilestarikan
e. f.
Karyawan mengerti mengenai Toxic Leader merupakan salah satu ancaman bagi kemajuan perusahaan Karyawan mengerti bahwa sasaran yang ingin dicapai Program e-Ducation for Tomorrow ini adalah untuk mengenalkan manfaat akses internet untuk kepentingan dunia pendidikan
Hubungan Pemahaman
antara
Perhatian
dengan
Hubungan antara variabel-variabel dapat terjadi melalui banyak cara dan mungkin di ungkapkan dalam bentuk sebab akibat. Hubungan juga merupakan suatu korelasi variabel yang ingin dihubungkan dalam penelitian ini adalah perhatian dengan pemahaman karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap isi buletin kita PATRIOT 135. Konsep berikutnya yang akan penulis jabarkan adalah mengenai hubungan antara perhatian dengan pemahaman. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perhatian mempunyai arti sebagai hal memperhatikan apa yang diperhatikan minat. (KBBI,2002:856). Selain pengertian di atas, penulis juga mendapatkan pengertian lain dari perhatian sebagai proses mental ketika stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya melemah. Perhatian terjadi bila kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita dan mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera lainnya. Penulis mendapat pengertian perhatian sebagai proses pencarian tahu akan sesuatu hal yang disebabkan adanya faktor yang menonjol, baik dari pihak eksternal maupun internal dari kita sendiri, yang membuat kita ingin mengetahui lebih dalam lagi mengenai hal tersebut. Seseorang akan menaruh perhatian pada suatu hal jika ia merasa senang atau suka dengan hal yang diterima oleh panca indera. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:811) arti pengertian pemahaman adalah proses cara atau perbuatan memahami atau memahamkan. Arti pokok lainnya dari pemahaman adalah penerimaan yang cermat atas kandungan rangsangan seperti yang dimaksud oleh pengirim pesan. (Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss,2000:23). Setelah memcermati berbagai pengertian dari pemahaman penulis menyimpulkan pemahaman sebagai proses memahami sesuatu hal secara cermat yang dapat menerima (setuju) atau pun menolak (tidak setuju) atas hal yang diterimanya. Untuk mendapatkan pemahaman, sesorang cenderung mencari dari kesan yang masih tertinggal dalam ingatan dan imajinasinya dari pengalamannya, sehingga pengalaman seseorang sangat menentukan pemahaman orang tersebut. Kadang kala pengalaman itu didapatkan setelah melewati observasi atau pun investigasi yang cermat. Menurut Wilbur Schramm & Donald F. Robert dalam buku “The Process & Effect of
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
138
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
Mass Comunication” mengatakan ada 4 syarat mutlak yang diperlukan agar efektif dapat diterima oleh publik, yaitu sebagai berikut : a. Pesan dibuat sedemikian rupa dan selalu menarik perhatian b. Pesan dirumuskan dan mencangkup pengertian dan di imbangi dengan lambang yang dipahami oleh publiknya c. Pesan menimbulkan kebutuhan pribadi komunikannya d. Pesan merupakan kebutuhan yang dapat dipenuhi sesuai dengan situasi dan keadaan komunikan Untuk mengetahui hubungan antara perhatian dengan pemahaman karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang , penulis menggunakan teknik AIDDA, menurut Arifin (1984:89) dirumuskan dengan menggunakan pendekatan klasik A–A Procedure atau disingkat dengan AIDDA yang dijabarkan sebagai berikut : a. Attention (Menarik Perhatian) yaitu perhatian khalayak yang harus dibangkitkan untuk menentukan suksesnya kegiatan komunikasi b. Interest (Membangkitkan Minat) yaitu minat merupakan derajat yang lebih tinggi dari perhatian serta titik tolak untuk menimbulkan hasrat c. Desire (Menumbuhkan Hasrat) yaitu huatu keinginan untuk melakukan suatu kegiatan yang diinginkan public relations d. Decision (Membuat Keputusan) yaitu hasrat harus diiringi dengan keputusan untuk melakukan suatu kegiatan tersebut e. Action (Melakukan Kegiatan) Merupakan lanjutan dari hasil keputusan untuk melakukan suatu kegiatan sesuai dengan yang diharapkan public relations Selain itu penulis menggunakan teori komunikasi menurut Sendjaja (1993:200) untuk menjelaskan hubungan teori antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahanan, yaitu : 1. Kognitif a. Menciptakan atau menghilangkan ambiguitas b. Pembentukan sikap c. Perluasan sistem keyakinan khalayak 2. Afektif a. Menciptakan perasaan tertentu b. Meningkatkan dukungan moral 3. Behavioral a. Mengaktifkan (menggerakkan) atau meredakan b. Pembentukan issue tertentu atau penyelesaian c. Menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu kegiatan Menurut penulis, arti dari hubungan antara perhatian dengan pemahaman yaitu dalam teknik AIDDA tingkat perhatian masuk kedalam Attention 139
(menarik perhatian) sedangkan tingkat pemahaman masuk kedalam teknik AIDDA berupa Disire (menumbuhkan minat). Selain itu, tingkat perhatian termasuk kedalam teknik kognitif sedangkan tingkat pemahanan termasuk kedalam teknik afektif. Apabila dikaitkan dengan model komunikasi yang ada, hubungan ini dipengaruhi oleh model jarum hipodermik. Hal ini dikarnakan model ini mempunyai asumsi bahwa komponen-komponen komunikasi (komunikator, pesan, media) amat kuat dalam mempengaruhi komunikasi. Model ini disebut juga “bullet theory” karna komunikan di anggap secara pasif menerima berbagai macam pesan-pesan komunikasi. Model Jarum Hipodermik Variabel Komunikasi Variabel Variabel Efek Antara * Variabel * Perhatian * Perubahan Kognitif komunikator * Pengertian * Perubahan Afektif - kredibilitas * Penerimaan * Perubahan - daya tarik Behavioral - kekuasaan * Variabel Pesan - struktur - gaya -appeals * Variabel Media
Gambar 1 Model Jarum Hipodermik Variabel Komunikasi Variabel Antara Variabel efek * Variabel * perhatian * perubahan komunikator * pengertian kognitif - kredibilitas * penerimaan * perubahan - daya tarik afektif - kekuasaan * perubahan * Variabel Pesan behavioral - struktur - gaya -appeals * Variabel Media Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahanan adalah proses pencarian tahu akan sesuatu hal yang kemudian dicermati atau dinilai apakah hal tersebut akan diterima atau ditolak. Sesuatu yang dicari tahu akan cermati atau dinilai untuk memiliki arti yang baru yaitu pemahaman. Selain itu, para karyawan pun dapat memperoleh pengetahuan dan sumber informasi dari isi buletin PATRIOT. Jika dihubungkan masalah pokok penelitian, maka proses komunikasi dengan karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang melalui bulletin PATRIOT akan berhasil jika para karyawan memerhatikan adanya buletin PATRIOT lalu karyawan
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
memahami isi dari buletin tersebut, kemudian dengan memahami mereka melakukan pemanfaatan sebagai bentuk sumber informasi. 2.2 Operasionalisasi Variabel Agar memberikan kemudahan pada saat melakukan pengukuran, maka variabel-variabel penelitian tersebut perlu di operasionalkan. Oleh karena itu, penulis akan mencoba mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian sebagai berikut : 1. Variabel (X) : Tingkat Perhatian karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap buletin PATRIOT Atribut : - Tinggi - Rendah Untuk mengetahui perhatian karyawan PT.Telkom terhadap isi buletin PATRIOT, penulis mengajukan 8 buah pertanyaan dengan ketentuan masing-masing pertanyaan mermpunyai 2 jawaban. Masing-masing jawaban mempunyai nilai a. 1, b. 0 dengan demikian nilai tertinggi yang diperoleh adalah 8 dan nilai yang terendah adalah 0. a. Tinggi, jika responden mendapatkan nilai 5 - 8 dari 8 pertanyaan yang diajukan mengenai perhatian karyawan terhadap isi buletin PATRIOT b. Rendah, jika responden mendapatkan nilai 0 - 4 dari 8 pertanyaan yang diajukan mengenai perhatian karyawan terhadap isi buletin PATRIOT Indikator : Perhatian karyawann PT.Telkom terhadap isi buletin PATRIOT melalui pertanyaan mengenai : 1. Karyawan mengetahui adanya buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 2. Karyawan mengetahui isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 3. Karyawan mengetahui warna sampul depan dan bentuk buletin kita PATRIOT bulan Mei 2007 4. Karyawan mengetahui judul utama buletin PATRIOT bulan Mei 2007 5. Karyawan mengetahui gambar dan foto-foto yang tercantum pada buletin kita PATRIOT bulan Mei 2007 2. Variabel (Y) : Tingkat Pemahaman karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap isi buletin PATRIOT Atribut : - Tinggi - Rendah Untuk mengetahui pemahaman karyawan PT.Telkom terhadap isi buletin PATRIOT, penulis mengajukan 8 buah pertanyaan dengan ketentuan masing-masing pertanyaan mermpunyai 2 jawaban. Masing-masing jawaban mempunyai nilai a. 1, b. 0.
dengan demikian nilai tertinggi yang diperoleh adalah 8 dan nilai yang terendah adalah 0. a. Tinggi, jika responden mendapatkan nilai 5 8dari 8 pertanyaan yang diajukan mengenai pemahaman karyawan terhadap isi buletin PATRIOT b. Rendah, jika responden mendapatkan nilai 0 - 4 dari 8 pertanyaan yang diajukan mengenai pemahaman karyawan terhadap isi buletin PATRIOT Indikator : Tingkat pemahaman karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap isi Buletin PATRIOT, pengukurannya digunakan kuesioner dengan menanyakan : 1. Karyawan mengerti terhadap inovasi baru mengenai commited to serve untuk memberikan kemudahan kepada pelanggan Speedy dalam meningkatkan mutu kualitas layanannya 2. Karyawan mengerti makna dari kebijakan Telkom tentang program berlangganan Speedy dan Flexi yang dikeluarkan pada bulan April 2007 3. Karyawan mengerti tujuan Porseni Telkom Group 2007 merupakan salah satu sarana untuk memupuk semangat sinergi serta menjalin silahturahmi antara karyawan, pelanggan dan masyarakat untuk memenangkan kompetisinya 4. Karyawan mengerti bahwa corporate identity dan brand identity merupakan simbolisasi identitas Telkom yang harus dipertahankan dan dilestarikan 5. Karyawan mengerti mengenai Toxic Leader merupakan salah satu ancaman bagi kemajuan perusahaan 6. Karyawan mengerti bahwa sasaran yang ingin dicapai Program e-Ducation for Tomorrow ini adalah untuk mengenalkan manfaat akses internet untuk kepentingan dunia pendidikan
Hipotesis Hipotesis adalah kesimpulan dari sebuah penelitian yang belum sempurna. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut : “Jika tingkat perhatian karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap buletin kita PATRIOT 135 bulan Mei 2007 tinggi, maka tingkat pemahaman karyawan tersebut terhadap buletin PATRIOT 135 bulan Mei 2007 juga tinggi” Berdasarkan hipotesis tersebut, penulis memvisualisasikannya adalah sebagai berikut: Keterangan :
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
140
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
X : Tingkat perhatian Karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap Isi Buletin kita PATRIOT 135 Y : Tingkat pemahaman Karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap Isi bulletin kita PATRIOT 135
Metode Penelitian Desain Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis ingin mengetahui sejauhmana hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap isi buletin kita PATRIOT 135 bulan Mei 2007 Untuk mencapai tujuan tersebut perlu digunakan metode penelitian. Metode yang digunakan penulis adalah metode survai eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif. Dalam survai, informasi dikumpulkan dari responden dengan mengunakan kuesioner. Menurut Masri Singarimbun dan Soffian Effendi (1989:5) Penelitian survai adalah sebagai berikut : “Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok”. Menurut penulis penelitian survai dapat dikelompokkan dengan mudah menurut teknik pengumpulan datayang digunakan untuk memperoleh informasi, seperti wawancara pribadi, kuesioner maupun lewat telepon selain itu penelitian survai merupakan penelitian yang mengambil sebagian populasi, dengan maksud hasil yang diperoleh dapat memberikan gambaran dan sifat populasi yang bersangkutan. Dalam survai informasi dikumpulkan dari responden dengan mengunakan kuesioner. Informasi itu diolah menjadi data yang kemudian dianalisis dengan menggunakan tabel tunggal dan tabel silang. Tabel tunggal untuk mengetahui variabel X (tingkat perhatian) dan variabel Y (tingkat pemahaman), sedangkan tabel silang mengetahui hubungan antara variabel.Berdasarkan pengertian di atas, pengumpulan data dalam penelitian ini melalui pertanyaan-pertanyaan yang disusun secara tertulis untuk mendapatkan informasi. Penulis menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) kepada karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang. Alasannya untuk mengetahui hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman isi buletin kita PATRIOT 135 bulan Mei 2007 bagi karyawan kantor kandatel Tangerang sebagai sumber informasi. Bahan Penelitian dan Unit Analisis a. Sampel yaitu karyawan kantor PT. Telkom Kandatel Tangerang di Tangerang pada tanggal 22 April 2007 sampai tanggal 22 Juli 2007, dapat dimintai informasi untuk penelitian tentang hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat 141
pemahaman terhadap isi buletin kita PATRIOT 135 b. Kepustakaan atau buku-buku yang menjelaskan tentang teori-teori, teknik sampling dan teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti dalam melakukan sebuah penelitian c. Unit analisis yang akan dipelajari dalam penelitian ini adalah Individu (Karyawan)
Teknik Pengumpulan Data Berdasarkan cara yang digunakan dalam memperoleh data selama melakukan penelitian hingga proses penarikan kesimpulan penulis mengelompokkan teknik pengumpulan data menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Data primer Data yang digolongkan ke dalam data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri secara khusus oleh penulis untuk mengatasi permasalahan yang menjadi objek penelitian. Cara-cara yang di kelompokan ke dalam data primer antara lain : a. Kuesioner (Angket) Dilakukan dengan menyebarkan selembaran kepada karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang yang berada di wilayah Tangerang. Selebaran tersebut berisikan serangkaian pertanyaan yang disusun dari sekumpulan variabel penelitian yang relevan dengan masalah yang dibahas. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan saling menguatkan satu sama lain sehingga jawaban pertanyaan yang dihasilkan dapat menggambarkan keadaan sebenarnya dari kasus yang menjadi objek penelitian b. Observasi (Pengamatan) Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan mengamati lansung pada saat penelitian mengenai aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh karyawan PT. Telkom Kandatel Tangerang. Teknik ini penulis gunakan untuk melengkapi data yang terkumpul serta memeriksa jawaban yang diberikan oleh respoden. 2. Data Sekunder – Studi Kepustakaan Teknik yang dipergunakan dalam memperoleh data sekunder adalah studi kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan data yang sudah di olah oleh piahak lain. Studi kepustakaan dilakukan terhadap buku-buku referensi, mempelajari dan memahami permasalahan sehingga dapat dicari pemecahannya.
Sumber Data Populasi Pengertian populasi mengandung artian yang universal, menurut Sugiyono (Ruslan,2001:27) popolasi adalah : “Penelitian dalah wilayah yang tergeneralisasi yang terdiri dari objek yang mempunyai kuantitas dan
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan problematik yang terdapat dalam pemilihan data kuantitatif yang lebih menekankan pada data kuantitatif. Pada umunya teori populasi adalah keseluruhan elemen yang dipergunakan untuk membuat kesimpulan”. Menurut Rakhmat (2005:78) “Populasi adalah jumlah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, tumbuh-tumbuhan, gejalagejala, nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian”. Dalam metode penelitian kata populasi di gunakan untuk menyebutkan sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Dalam setiap penelitian populasi yang akan di pilih erat kaitannya dengan masalah yang dipelajari. Pertanyaan pada kuesioner diberikan oleh penulis secara langsung kepada setiap karyawan dengan cara dibagikan dan ditunggu langsung pada saat menjawab, kemudian jawaban diperiksa untuk menyakinkan responden. Jika pendapat tersebut dikaitkan dengan masalah pokok penelitian ini maka populasinya adalah keseluruhan objek yang terdiri dari karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang yang berjumlah 500 karyawan yang terbagi dalam 14 lokasi kerja. Tabel 1 Karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang berdasarkan lokasi kerja No Bidang atau Unit Kerja Jumlah 1 Bidang Niaga 20 Karyawan 2 Bidang Keuangan 40 Karyawan 3 Bidang Pengembangan 26 Karyawan 4 Bidang Performasi 29 Karyawan 5 Bidang Sumber Daya Manusia 44 Karyawan 6 Bidang Umum 50 Karyawan 7 Bidang Staff Ahli 18 Karyawan 8 Bidang Sekretariat atau Jom HR 26 Karyawan 9 Unit Network Kandatel 87 Karyawan 10 Unit Sistem Informasi 40 Karyawan 11 Unit Safety and Security 39 Karyawan 12 Unit Payment Management 47 Karyawan 13 Unit Payment Management 19 Karyawan 14 Jumlah 500 Karyawan
Sampel Menurut Rachmat (2005:81) Sampel adalah sebagai berikut : “ Sampel adalah sebagian yang mewakili populasi dan sampel dianggap mewakili populasi”. Sedangkan menurut Nawawi (1995:44) sampel adalah sebagai berikut : “Sampel harus mewakili populasi dalam arti sampel harus bersifat representatif. Sampel representatif apabila terdiri dari unsur-unsur yang mewakili seluruh sifat-sifat populasi, walaupun jumlahnya lebih sedikit. Dengan demikian
hasil penelitian terhadap sampel yang representatif, tidak akan berbeda dengan hasil penelitian seandainya terhadap seluruh populasi’. Dari penjelasan tersebut, penulis memahami bahwa sampel ialah bagian dari populasi. Tetapi sampel harus mewakili populasi (representatif), sehingga hasil penelitian tidak akan berbeda jika dilakukan peneltian terhadap seluruh populasi. Berdasarkan pendapat di atas, teknik pemgambilan sampel dalam penelitian ini adalah penulis menggunakan probability sampling dengan jenis sampling acak distratifikasi (dalam bentuk alokasi seimbang atau proporsional). Dengan alasan populasi karyawan kantor PT. Telkom Kandatel Tangerang berjumlah besar dan heterogen. Sebagaimana menurut Masri (1989:163) sampel distratifikasi adalah sebagai berikut : “Sampel distratifikasi (stratified random sampling) sangat tepat digunakan mengenai sifat-sifat populasi yang heterogen, maka populasi yang bersangkutan harus dibagi-bagi dalam lapisan-lapisan (strata) yang seragam, dan dari setiap lapisan dapat diambil sampel secara acak. Dalam sampel berlapis, peluang untuk terpilih antara satu strata dengan yang lain mungkin sama, mungkin pula berbeda”. Selanjutnya dari jumlah populasi sebanyak 500 karyawan, penulis mengambil sampel 10 % dari keseluruhan yaitu 50 responden sebagai sampel , 10 % x 500 = 50. Dalam pengambilan sampel setiap stratum, penulis menggunakan rumus sebagai berikut :
n1 = N1 x n N Keterangan : N1 = Populasi setiap stratum N = Populasi Penelitian n = Sampel Penelitian n1 = Sampel setiap Stratum Sampel setiap stratum sebagai berikut : 1. 20/500 x 50 = 2 orang 2. 40/500 x 50 = 4 orang 3. 26/500 x 50 = 3 orang 4. 29/500 x 50 = 4 orang 5. 44/500 x 50 = 4 orang 6. 50/500 x 50 = 5 orang 7. 18/500 x 50 = 2 orang 8. 26/500 x 50 = 3 orang 9. 87/500 x 50 = 8 orang 10. 40/500 x 50 = 4 orang 11. 39/500 x 50 = 4 orang 12. 15/500 x 50 = 1 orang 13. 47/500 x 50 = 5 orang 14. 19/500 x 50 = 2 orang
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
142
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
Jumlah keseluruhan sampel adalah 50 Karyawan 3.5 Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur • Reliabilitas Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauhmana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengaturan dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. (Masri Singarimbun,1989:140) Reliabilitas merupakan proses apakah definisi operasional mengukur sesuatu secara konstan apakah komponen respon atau sama konsisten satu sama lain. Pengertian reliabilitas sendiri adalah mengandung arti ketetapan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Maksudnya adalah ketetapan hasil manakala alat penilaian tersebut diberikan beberapa kali kepada objek yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam kaitan penelitian ini penulis menggunakan Test-Retest (Pengukuran Ulang) atau teknik antaruji. Teknik Test-Retest ini merujuk pada konsistensi hasil atau pengukuran yang dilakukan berbeda, artinya membandingkan beberapa hasil pengukuran dari populasi yang sama pada waktu yang berbeda atau oleh periset yang berlainan. Disini peneliti meminta responden yang sama agar menjawab semua pertanyaan dalam alat ukur sebanyak dua kali dan selang waktu pengukurannya tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh. Statistik untuk mengetahui korelasi ini bisa menggunakan rumus product moment (pearson’s correlation). Adapun rumusnya yaitu sebagai berikut :
dimana : r = koefisien product moment n = jumlah individu dalam sampel X = angka mentah untuk variabel X Y = angka mentah untuk variabel Y Berdasarkan hasil perkalian dan kuadrat untuk variabel X dan Y, maka koefisien korelasi r pada penelitian ini dapat di hitung sebagai berikut :
143
Dengan menggunakan koefisien korelasi dari analisa, ternyata koefisien korelasi r = 0,885. Karna hasil r mendekati 1, yang berarti hubungan antara variabel X dan variabel Y adalah kuat dan positif, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa adanya hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman karyawan Kandatel Telkom Tangerang terhadap Isi buletin PATRIOT 135 edisi bulan Mei 2007. • Validitas Validitas dimaksudkan untuk menyatakan sejauhmana instrumen (kuesioner) akan mengukur apa yang ingin di ukur. Peneliti menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya, maka kuesioner yang di susun harus mengukur apa yang ingin di ukur. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang terkumpul dinyatakan valid. Dalam kaitan penelitian ini penulis menggunakan alat ukur atau validitas kontruksi, menurut Kriyantono (2006:146) validitas kontruk adalah sebagai berikut : “Validitas kontruksi mencangkup hubungan antara instrumen penelitian dengan kerangka teori untuk menyakinkan bahwa pengukuran secara logis berkaitan dengan konsepkonsep dalam kerangka teori dan kemudian membuat operasionalisasi nya”. Untuk validitas penelitian ini, peneliti mengambil dari teori yang dipakai untuk mengetahui tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman. Adapun hasil perhitungan validitas alat ukur masing-masing variabel berdasarkan perhitungan tes-retest 1, sebagai berikut :
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
Validitas Pertanyaan Pertanyaan Nomor Hasil Perhitungan 1 0.825 2 0.825 3 0.792 4 0.825 5 0.825 6 0.831 7 0.784 8 0.825 Tabel 1 Hasil perhitungan validitas variabel tingkat perhatian Validitas Pertanyaan Pertanyaan Nomor Hasil Perhitungan 1 0,825 2 0,825 3 0,792 4 0,825 5 0,825 6 0,831 7 0,784 8 0,825 Tabel 2 Hasil perhitungan validitas variabel tingkat pemahaman Validitas Pertanyaan Pertanyaan Nomor Hasil Perhitungan 1 0,825 2 0,825 3 0,792 4 0,825 5 0,825 6 0,831 7 0,784 8 0,825
Rencana Analisis Data Untuk mengukur tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman terhadap isi buletin kita PATRIOT 135. Dalam penelitian ini penulis ingin berkonsentrasi pada pencarian tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman karyawan, setelah melalui proses pengumpulan data, penulis akan memasuki proses pengumpulan data. Menurut Nasution (2004:54) proses pengumpulan data adalah sebagai berikut: “Data yang dituangkan dalam bentuk angka lebih mudah dianalisa serta diolah selanjutnya menurut cara-cara statistik yang sudah ada”. Berdasarkan kutipan diatas, maka penulis akan melakukan editing dari data yang terkumpul. Kuesioner yang masuk akan
diolah menjadi angka-angka, karena semua pertanyaan akan diberikan tabel data. Dengan cara memberi penilaian pada kuesioner yaitu untuk tingkat perhatian yaitu tinggi dan rendah serta untuk tingkat pemahaman yaitu tinggi dan rendah. Kemudian penulis menganalisis dengan menggunakan tabel tunggal (untuk menganalisis variabel X yaitu tingkat perhatian dan variabel Y yaitu tingkat pemahaman) dan tabel silang (untuk mengetahui hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman karyawan terhadap isi buletin PATRIOT bulan Mei 2007). Dalam menganalisis hasil penelitian penulis menggunakan kecenderungan presentase untuk memperoleh hasil jawaban dari penelitian. Setelah data diolah, penulis akan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk rangkuman ringkas dan sederhana yang mengarah kepada keperluan adanya penjelasan dan penafsiran terhadap tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman terhadap isi buletin kita PATRIOT 135. 3.7 Kekurangan Penelitian Penulis menyadari banyak kekurangan pada penelitian ini yang salah satunya adalah penulis salah dalam pengambilan teknik pengukuran pada tingkat perhatian. Adapun kekurangan tersebut penulis minta maaf yang sebesar-besarnya. Dan bagi peneliti lain penulis sarankan agar tidak mengulangi kesalahan yang sama dengan penulis.
Hasil dan Pembahasan Subjek Penelitian Sejarah Berdirinya PT.Telkom PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., yang selanjutnya disebut TELKOM atau Perseroan, merupakan perusahaan informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa dan jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and network provider) yang terbesar di Indonesia. Telkom juga merupakan penyelenggara jasa telekomunikasi di Indonesia yang telah menjalin sejarah yang panjang. Kita dapat melihat keberadaan Telkom dalam beberapa era yang masing-masing memiliki sifat khusus. Secara umum Telkom dapat dilihat dalam tiga era yaitu badan pemerintah yang diberi tugas penyelenggara sebagai persero, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan sebagai perusahaan publik. Era sebagai badan pemerintahan yang diberi tugas penyelenggara bermula sejak 1882 dimasa pemerintahaan kolonial Belanda. Tetapi pada waktu itu telekomunikasi dikelola oleh badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegraf. Pada tahun 1906 pemerintah Belanda membentuk jawatan yang mengatur layanan Pos dan Telekomunikasi yang diberi nama Jawatan Pos Telegraf dan Telepon. Pada tahun 1945 terjadilah proklamasi kementrian Indonesia sebagai negara
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
144
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
merdeka dan berdaulat lepas dari pemerintahan Belanda dan bentuk hukum jawatan kemudian berubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi pada tahun 1961. Pada tahun 1974 PN Postel disesuaikan menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (PERUMTEL) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Pada tahun 1980 PT Indonesia Satelite Corporation (INDOSAT) didirikan untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional terpisah dengan PERUMTEL. Dengan pertimbangan efisiensi dan guna menberikan fleksibilitas kesempatan usaha yang lebih besar kepada Telkom pada tahun 1991 berubah bentuk menjadi menjadi perusahaan perseroan PT TELKOM. Bentuk hukum persero ini pada dasarnya memang memungkinkan Telkom untuk lebih lincah dalam berusaha karena pemerintah lebih terbatas, sejalan dengan keterbatasannya pemerintahan tersebut, maka penyediaan dana oleh pemerintah untuk membiayai pembangunan sektor telekomunikasi juga berkurang. Salah satu bentuk pengurangan peranan pemerintah dalam penyediaan dana adalah dialihkannya 40 tanggung jawab dalam menanggung resiko kurs pinjaman luar negeri yang diteruskan oleh pemerintah ke TELKOM (one step loan). Kalau sebelumnya resiko kurs itu ditanggung oleh pemerintah, maka sejak 1994 resiko kurs pinjaman two step loan ditanggung oleh Telkom sendiri. Hal ini yang mengakibatkan portofolio hutang jangka panjang Telkom terdiri dari pinjaman dalam rupiah dan pinjaman dalam valuta asing. Selanjutnya untuk membiayai pembangunan sektor telekomunikasi periode VI pemerintah memperkenalkan suatu sistem pembiayaan yang dikenal dengan Kerja Sama Operasi (KSO). Investor lokal bersama-sama beberapa operator telekomunikasi internasional membentuk konsorsium untuk membangun 2 juta Sst baru di lima daerah regional yaitu Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan dan Indonesia bagian Timur. Bersamaan dengan persiapan KSO, Telkom juga mempersiapkan diri untuk Go Public. Pada tanggal 14 November 1995 Telkom menjual sahamnya di luar negeri yaitu bursa New York (NYSE), London (LSE), Tokyo (SE), (dalam bentuk Public Offering Without Listing) dan didalam negeri Jakarta (BEJ) dan Surabaya (BES). Sejak itulah Telkom harus menyusun sendiri strategi baru untuk membangun dan mengembangkan usaha perusahaan. Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) pada tahun 1995 Telkom sukses melakukan penawaran umum perdana sahamnya (Intial Public Offering/IP). Telkom menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wire line), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data & internet 145
serta jasa multimedia lainnya, dan network & interkoneksi, baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi Pada akhir September 2005, Perseroan menjadi pemegang saham mayoritas di 9 (sembilan) anak perusahaan, termasuk di PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), yang memiliki pangsa pasar terbesar dalam industri selular di Indonesia dengan EBITDA margin sebesar 72%, merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Kepemilikan saham TELKOM saat ini dimiliki oleh pemerintah RI sebesar 51,19% dan oleh publik 48,81%. Sebagian dimiliki oleh investor asing sebesar 45,58% dan sisanya oleh investor lokal sebesar 3,23% dengan kapitalisasi pasar untuk saham TELKOM saat ini berkisar 15 % dari total kapitalisasi pasar di BEJ. TELKOM mencatatkan sahamnya di bursa efek dalam dan luar negeri yaitu Bursa Efek Jakarta (BEJ), Bursa Efek Surabaya (BES), New York Stock Exchange (NYSE), London Stock Exchange (LSE) dan Tokyo Stock Exchange (TSE) (Public Offering Without Listing/POWL).Pada tahun 2005 ini, TELKOM baru saja memperingati 10 tahun sebagai perusahaan publik di BEJ dan closing bell ceremony di New York Stock Exchange dan sekaligus sebagai wujud komitmen perseroan untuk tetap listing di NYSE. Pada akhir September 2005, TELKOM memiliki jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 12,4 juta, sementara pelanggan selular Telkomsel berjumlah 23,5 juta.
Buletin PATRIOT Keberadaan media internal sebagai media komunikasi menjadi kebutuhan karyawan sebagai sumber informasi yang mempunyai peranan penting. Mengacu hal tersebut, PT Telkom Divre II Jakarta memiliki sarana dalam menyebarkan informasi dan komunikasi antara karyawan yaitu berupa penerbitan buletin PATRIOT. Buletin PATRIOT ada sejak tahun 1985, yang dahulu bernama buletin HALLO namun sejak tahun 1995 berganti dengan nama buletin PATRIOT, buletin dianggap sebagai media yang pas dalam penyebaran informasi, disamping itu tidak terlalu tebal karna terdiri dari 40-42 halaman, dalam penyebarannya lebih mudah dan dari sisi biaya lebih efisien. Tujuan perbitan buletin PATRIOT adalah sebagai media informasi mengenai perkembangan perusahaan, kebijakan perusahaan didalam seluruh lingkungan Regional II Jakarta. Sarana untuk melakukan sosialisasi dan kegiatan komunikasi dari manajemen kepada karyawan, untuk menambah wawasan dan pengetahuan para karyawan Divisi Regional II. Sarana menarik minat karyawan untuk menulis yang dituangkan dalam bentuk artikel dan media hiburan bagi karyawan. Sasaran diterbitkannya Buletin Kita PATRIOT 135 adalah ditujukan kepada seluruh
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
karyawan PT. Telkom Divre II Jakarta yang tersebar menjadi delapan kantor daerah pelayanan komunikasi (KANDATEL) yang meliputi KANDATEL Jakarta Pusat, KANDATEL Jakarta Barat, KANDATEL Jakarta Timur, KANDATEL Jakarta Selatan, KANDATEL Jakarta Utara, KANDATEL Bogor, KANDATEL Tangerang dan KANDATEL Bekasi. Tiga KANDATEL di luar Jakarta masing-masing mempunyai dua Kantor Cabang Telekomunikasi (KANCATEL), yaitu KANCATEL Depok dan KANCATEL Cibinong (Kandatel Bogor), KANCATEL Serang dan KANCATEL Cilegon (Kandatel Tangerang), KANCATEL Karawang dan KANCATEL Purwakarta (Kandatel Bekasi) Adapun isi dari buletin PATRIOT adalah informasi mengenai peristiwa yang terjadi di lingkungan PT.Telkom seluruh Indonesia khususnya mengenai Divisi Regional II dalam sebulan serta informasi dari pimpinan kepada karyawannya. Jadi buletin PATRIOT bisa dikatakan sebagai media yang tepat untuk menmsosialisaikan peristiwa dan kegiatan yang terjadi di lingkungan Divisi Regional II. Data fisik Buletin PATRIOT, sebagai berikut : 24 x 22 cm Ukuran Sebulan Sekali format : 40-42 halaman Terbit : Berwarna Halaman : Berwarna Sampul : Berada pada bawah kanan setiap Tulisan : Logo halaman dengan motto Commited 2 U Telkom : Dalam setiap penerbitannya buletin PATRIOT terdiri dari beberapa rubrik tetap yaitu : • Rubrik Pesan CEO : Berisi tentang pesan yang di sampaikan oleh pimpinan dari PT.Telkom Divisi Regional II Jakarta • Rubrik Refleksi : Berisi tentang informasi karyawan Telkom untuk lebih mementingkan kepentingan pelanggan Telkom • Rubrik PATRIOT Berbicara : Berisi tentang tanya jawab antara karyawan dengan redaksi PATRIOT 135 • Rubrik Utama : Berisi tentang berita yang paling menarik dan mempunyai kepentingan informasi yang lebih utama bagi karyawan seluruh Divisi regional II • Rubrik Rubrik Gema : Berisi tentang saran PATRIOT untuk bersilahturami dengan seluruh karyawan Kandatel di Regional II • Rubrik Berita : Berisi berita yang paling penting dan menarik, hanya dalam penyajiannya lebih banyak dan panjang dengan pembagian berita dan wawancara
• • •
• •
• •
Rubrik Lintas : Berisi tentang informasi dan berita dari divre, divisi, kandatel dan group Rubrik Profil : Berisi informasi yang menceritakan unit kerjanya Rubrik Lensa : Berita informasi atau peristiwa dengan foto yang telah terjadi dan perlu diketahui oleh karyawan Rubrik Horison : Berisi tajuk rencana dari buletin PATRIOT Rubrik Sosok : Berisi informasi karyawan Telkom yang mempunyai prestasi dan menarik untuk dibaca Rubrik Opini : Berisi artikel atau opini salah satu karyawan Telkom Rubrik Spion : Berisi info pendek
Adapun proses pembuatan Buletin PATRIOT 135 sebagai berikut : • Tim redaksi berkumpul pada setiap akhir bulan untuk mengumpulkan berita atau foto dari peristiwa yang terjadi dilingkungan Telkom selama sebulan yang akan menjadi isi Buletin. Menentukan waktu dead line untuk menyerahkan naskah kepercetakan serta permintaan pengadaan barang untuk mengajukan biaya percetakan. • Lalu mengadakan rapat dewan redaksi untuk menentukan berita atau foto mana yang akan dimuat dalam buletin, serta membuat lay out sebagai panduan bagi redaksi maupun percetakan dalam membuat desain sesungguhnya. • Berita dan foto yang telah ditentukan dikirim lagi kepercetakan untuk dibuat Dummy atau buletin contoh. Kemudian dibawa ke redaksi lagi untuk diperiksa dan di edit. • Setelah selesai di edit, Dummy tersebut dikirim lagi kepercetakan untuk dicetak dalam jumlah yang besar, kemudian diedarkan kepada karyawan seluruh divisi regional termasuk ke PT.Telkom Kandatel Tangerang. Mengenai sistem pendistribusian Buletin PATRIOT dilakukan setiap awal bulan minggu pertama atau kedua. Pendistribusian untuk kantor Telkom Divre II Jakarta dilakukan langsung oleh bagian public relations, untuk kandatel-kandatel yang tersebar di Jabodetabek dilakukan melalui jasa kantor pos dan biro. Selanjutnya dibagikan kepada masingmasing kepala divisi dari, dari kepala divisi dibagikan kepada para karyawan. Susunan pengelola Buletin PATRIOT sebagai berikut :
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
146
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
Pelindung Pemimpin Redaksi Redaktur Pelaksana Sekretaris Redaksi Staff Redaksi Kontributor
: Eddy Kurnia : Muhammad : Nana Suryana : Retno Susilowati : W. Jatmiko, Johny Haumahu, Erman Hardiman : Insan Purel Divisi dan Datel
13.
Pada bagian ini, penulis akan mengemukakan hasil penelitian yang kenaan dengan masalah pokok penelitian, yaitu : Bagaimana Hubungan antara Tingkat Perhatian dengan Tingkat Pemahaman terhadap isi Buletin PATRIOT 135 edisi bulan Mei 2007 bagi Karyawan Kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang ? Hasil penelitian ini, penulis uraikan secara sistematis, sebagai berikut : a. Identitas Responden 1. Jenis Kelamin 2. Usia 3. Pendidikan b. Responden menurut daftar pertanyaan (kuesioner) 1. Resonden yang mengetahui adanya buletin PATRIOT 2. Responden yang menerima Buletin PATRIOT 135 edisi bulan Mei 2007 3. Responden yang membaca isi Buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 4. Responden yang mengetahui warna sampul depan buletin PATRIOT yang berwarna hitam dan abuabu 5. Responden yang mengetahui gambar sampul depan bergambar peta dan kunci 6. Responden yang mengetahui isi buletin PATRIOT bulan Mei 2007 7. Responden yang mengetahui letak logo Telkom di pojok kanan bawah pada buletin PATRIOT 8. Responden yang menganggap bahasa yang digunakan buletin cukup menarik dan komunikatif 9. Responden mengerti bahwa makna 11 butir kesepakatan bersama mitra AD itu dapat memacu target penjualan Flexi dan Speedy itu meningkat 10. Responden mengerti bahwa program Road Mop Telkom Goal 3010 merupakan cara Telkom untuk menopang kegiatan bisnis Telkom Group dalam jangka panjang agar Telkom dapat meraih return yang lebih baik 11. Responden yang mengerti kebijakan yang dikeluarkan Telkom pada bulan April 2007 tentang program berlangganan Speedy dan Flexi bagi pegawai Telkom itu dapat memperoleh keuntungan yang besar dan memberikan 147
12.
14.
15. 16.
kesempatan bagi pegawai untuk mengenal produk yang dimiliki perusahaannya kepada masyarakat umum Responden mengerti tujuan dari Porseni Telkom Group 2007 merupakan salah satu sarana untuk memupuk semangat sinergi serta menjalin silahturahmi antara karyawan, pelanggan dan masyarakat untuk memenangkan kompetisinya Responden mengerti bahwa corporate identity dan brand identity merupakan simbolisasi identitas Telkom yang harus dipertahankan dan dilestarikan oleh pegawai Responden mengerti tentang inovasi terbaru mengenai commited to serve dalam program Speedy Sure Service itu merupaka layanan terbaru Telkom meningkatkan kualitas layanan Responden mengerti bahwa toxic leader tersebut merupakan ancaman besar dalam menghadapi kemajuan perusahaan Responden mengerti sasaran yang ingin dicapai program e-Ducation for Tomorrow ini adalah untuk mengenal manfaat akses internet untuk kepentingan dunia penddikan
c. Perhatian responden terhadap buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 d. Pemahaman responden terhadap isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 e. Hubungan antara perhatian dengan pemahaman Untuk mengetahui jawaban hasil penelitian, dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini : A. Identitas Responden 1. Jenis Kelamin Tabel 3 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin n = 50 No Jenis Kelamin f % 1 Laki-laki 37 74 2 Perempuan 13 26 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 3, dapat diketahui bahwa sebagaian besar (74 %) adalah Pria 2. Usia Responden Dalam meneliti usia, dibuat kategori sebagai berikut : a. 18 – 30 tahun b. 31 – 45 tahun c. 46 – 60 tahun d. 60 tahun ke atas Adapun hasil penelitian dapat di lihat dalam tabel berikut :
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
Tabel 4 Responden Berdasarkan Usia n = 50 No Usia f % 1 18-30 thn 14 28 2 31-45 thn 28 56 3 46-60 thn 7 14 4 > 60 thn 1 2 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden (56%) berusia antara 31 - 45 tahun 3. Pendidikan Responden Dalam meneliti pendidikan, dibuat kategori sebagai berikut : a. SMU b. Sarjana Muda/D3 c. S1 d. S2 Adapun hasil penelitian dapat di lihat dalam tabel berikut : Tabel 5 Responden Berdasarkan Pendidikan n = 50 No Pendidikan f % 1 SMU 15 30 2 Sarjana Muda/D3 7 14 3 S1 23 46 4 S2 5 10 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 5, dapat diketahui bahawa paling banyak (46 %) responden berpendidikan S1. B. Responden berdasarkan daftar petanyaan terhadap buletin PATRIOT 1. Responden yang mengetahui adanya buletin PATRIOT Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengetahui adanya Buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 6 Responden Yang Mengetahui Adanya Buletin Patriot No Mengetahui adanya Buletin Patriot f % 1 Mengetahui 44 88 2 Tidak Mengetahui 6 12 Jumlah 50 100
Berdasarkan Tabel 6, dapat diketahui bahwa seluruh responden (88%) mengetahui adanya buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 2. Responden yang menerima buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 Berdasarkan hasil penelitian penerimaan Buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang, dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 7 Penerimaan Buletin Patriot Edisi Bulan Mei 2007 Bagi Karyawan Kantor Pt.Telkom Kandatel Tangerang No Menerima Buletin PATRIOT f % 1 Menerima 39 78 2 Tidak Menerima 11 22 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa seluruh responden (78%) menerima buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 3. Responden yang membaca isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 Berdasarkan hasil penelitian responden yang membaca isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan kantor PT. Telkom Kandatel Tangerang, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 8 Karyawan Kantor PT.TELKOM KANDATEL Tangerang yang Membaca Isi Buletin PATRIOT Edisi Bulan Mei 2007 No Membaca Buletin PATRIOT f % 1 Membaca 37 74 2 Tidak Membaca 13 26 Jumlah 50 100 Berdasarkan tabel 8, dapat diketahui bahwa seluruh responden (74%) membaca buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 4. Responden yang mengetahui warna sampul depan buletin PATRIOT yang berwarna hitam dan abu-abu Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengetahui warna sampul depan buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan kantor PT. Telkom Kandatel Tangerang, dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
148
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
Tabel 9 Responden yang Mengetahui Warna Sampul Depan PATRIOT yang Berwarna Hitam dan Abu-Abu No Mengetahui warna sampul PATRIOT f % 1 Benar 38 75 2 Salah 12 25 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa seluruh responden (75%) yang mengetahui warna sampul depan berwarna hitam dan abu-abu pada buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007. 5. Responden yang mengetahui gambar sampul depan bergambar peta dan kunci. Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengetahui gambar sampul depan buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan kantor PT. Telkom Kandatel Tangerang, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 10 Responden Yang Mengetahui Gambar Sampul Depan Patriot Yang Bergambar Peta Dan Kunci No Mengetahui gambar sampul f % PATRIOT 1 Benar 35 70 2 Salah 15 30 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa seluruh responden (70%) yang mengetahui gambar sampul depan peta dan kunci pada buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007. 6. Responden yang mengetahui isi buletin PATRIOT bulan Mei 2007 Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengetahui isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan kantor PT. Telkom Kandatel Tangerang, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 11 Responden Yang Mengetahui Isi Buletin Patriot No Mengetahui Isi Buletin PATRIOT f % 1 Mengetahui 30 60 2 Tidak Mengetahui 20 40 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 11, dapat diketahui bahwa seluruh responden (60%) yang mengetahui isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007.
Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengetahui letak logo Telkom pada buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan kantor PT. Telkom Kandatel Tangerang, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 12 Responden Yang Mengetahui Letak Logo Telkom Pada Sampul Depan Buletin Patriot No Mengetahui Letak Logo f % Telkom Pada Sampul 1 Mengetahui 30 60 2 Tidak Mengetahui 20 40 Jumlah 50 100 Berdasarkan tabel 12, dapat diketahui bahwa seluruh responden (60%) yang mengetahui letak logo pada sampul depan buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007. 8. Responden yang menganggap bahasa yang digunakan buletin cukup menarik dan komunikatif Berdasarkan hasil penelitian responden yang menganggap bahasa yang digunakan cukup menarik dan komunikatif pada buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan kantor PT. Telkom Kandatel Tangerang, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 13 Responden Yang Menganggap Bahasa Yang Digunakan Menarik Dan Komunikatif No Menganggap Bahasanya f % Menarik 1 Menarik 27 57 2 Tidak Menarik 23 46 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa seluruh responden (54%) yang menganggap bahasa yang digunakan buletin PATRIOT menarik dan komunikatif edisi bulan Mei 2007. 9. Responden mengerti bahwa makna 11 butir kesepakatan bersama mitra AD itu dapat memacu target penjualan Flexi dan Speedy itu meningkat Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengerti bahwa makna 11 butir kesepakatan bersama mitra AD dapat memacu target penjualan Flexi dan Speedy itu meningkat , dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
7. Responden yang mengetahui letak logo Telkom di pojok kanan bawah pada buletin PATRIOT. 149
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
Tabel 14 Responden Yang Mengerti Bahwa Makna 11 Butir Kesepakatan Bersama Mitra Ad Dapat Memacu Target Penjualan Flexi Dan Speedy No Mengerti Makna Kesepakatan 11 f % Butir 1 Mengerti 33 66 2 Tidak Mengerti 17 34 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 14, dapat diketahui bahwa seluruh responden (66%) yang mengerti bahwa makna 11 butir kesepakatan bersama mitra AD dapat memacu target penjualan Flexi dan Speedy itu meningkat. 10. Responden yang mengerti kebijakan yang dikeluarkan Telkom pada bulan April 2007 tentang program berlangganan Speedy dan Flexi bagi pegawai Telkom itu dapat memperoleh keuntungan yang besar dan memberikan kesempatan bagi pegawai untuk mengenal produk yang dimiliki perusahaannya kepada masyarakat umum. Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengerti kebijakan yang dikeluarkan Telkom pada bulan April 2007 tentang program berlangganan Speedy dan Flexi bagi pegawai Telkom itu dapat memperoleh keuntungan yang besar dan memberikan kesempatan bagi pegawai untuk mengenal produk yang dimiliki perusahaannya kepada masyarakat umum , dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 15 Responden Yang Mengerti Kebijakan Telkom Terhadap Program Berlangganan Speedy Dan Flexi Bagi Karyawan No Mengerti Kebijakan Telkom f % Terhadap Program Berlangganan 1 Mengerti 35 70 2 Tidak Mengerti 15 30 Jumlah 50 100 Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui bahwa seluruh responden (70%) yang mengerti kebijakan yang dikeluarkan Telkom pada bulan April 2007 tentang program berlangganan Speedy dan Flexi bagi pegawai Telkom itu dapat memperoleh keuntungan yang besar dan memberikan kesempatan bagi pegawai untuk mengenal produk yang dimiliki perusahaannya kepada masyarakat umum 11. Responden mengerti bahwa program Road Mop Telkom Goal 301 merupakan cara Telkom untuk menopang kegiatan bisnis Telkom Group dalam jangka panjang agar Telkom dapat meraih return yang lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengerti bahwa program Road Mop Telkom Goal 301 merupakan cara Telkom untuk menopang kegiatan bisnis Telkom Group dalam jangka panjang agar Telkom dapat meraih return yang lebih baik, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 16 Responden Yang Mengerti Program Road Mop Telkom Goal 301 No Mengerti Program Road Mop Telkom f % 1 Mengerti 30 60 2 Tidak Mengerti 20 40 Jumlah 50 100 Berdasarkan tabel 16, dapat diketahui bahwa seluruh responden (60%) yang mengerti bahwa program Road Mop Telkom Goal 301 merupakan cara Telkom untuk menopang kegiatan bisnis Telkom Group dalam jangka panjang agar Telkom dapat meraih return yang lebih baik 12. Responden mengerti tujuan dari Porseni Telkom Group 2007 merupakan salah satu sarana untuk memupuk semangat sinergi serta menjalin silahturahmi antara karyawan, pelanggan dan masyarakat untuk memenangkan kompetisinya. Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengerti tujuan dari Porseni Telkom Group 2007 merupakan salah satu sarana untuk memupuk semangat sinergi serta menjalin silahturahmi antara karyawan, pelanggan dan masyarakat untuk memenangkan kompetisinya, dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 17 Responden yang Mengerti Tujuan dari Porseni TELKOM GROUP No. Mengerti tujuan dari porseni Telkom f % No Mengerti Tujuan dari Porseni Telkom f % 1 Mengerti 31 62 2 Tidak Mengerti 19 38 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 17, dapat diketahui bahwa seluruh responden (62%) yang mengerti tujuan dari Porseni Telkom Group 2007 merupakan salah satu sarana untuk memupuk semangat sinergi serta menjalin silahturahmi antara karyawan, pelanggan dan masyarakat untuk memenangkan kompetisinya. 13. Responden mengerti bahwa corporate identity dan brand identity merupakan simbolisasi identitas Telkom yang harus dipertahankan dan dilestarikan oleh pegawai.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
150
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengerti bahwa corporate identity dan brand identity merupakan simbolisasi identitas Telkom yang harus dipertahankan , dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 18 Responden Yang Mengerti Bahwa Corporate Identity Dan Brand Identity No Mengerti Corporate dan f % Brand Identity 1 Mengerti 34 68 2 Tidak Mengerti 16 32 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 18, dapat diketahui bahwa seluruh responden (68%) yang mengerti bahwa corporate identity dan brand identity merupakan simbolisasi identitas Telkom yang harus dipertahankan dan dilestarikan oleh pegawai 14. Responden mengerti tentang inovasi terbaru mengenai commited to serve dalam program Speedy Sure Service itu merupaka layanan terbaru Telkom meningkatkan kualitas layanan. Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengerti tentang inovasi terbaru mengenai commited to serve dalam program Speedy Sure Service itu merupakan layanan terbaru Telkom meningkatkan kualitas layanan, dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 19 Responden Yang Mengerti Inovasi Program
Speedy Sure Service
No Mengerti Inovasi Speedy f % Sure Service 1 Mengerti 34 68 2 Tidak Mengerti 16 32 Jumlah 50 100 Berdasarkan tabel 19, dapat diketahui bahwa seluruh responden (68%) yang mengerti tentang inovasi terbaru mengenai commited to serve dalam program Speedy Sure Service itu merupaka layanan terbaru Telkom meningkatkan kualitas layanan 15. Responden mengerti bahwa toxic leader tersebut merupakan ancaman besar dalam menghadapi kemajuan perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengerti bahwa toxic leader tersebut merupakan ancaman besar dalam menghadapi kemajuan perusahaan, dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 20 Responden Yang Mengerti Toxic Leader No Mengerti Toxic Leader f % 1 Mengerti 26 52 2 Tidak Mengerti 24 48 Jumlah 50 100 151
No. Mengerti toxic leader f % 1. Mengerti 26 52 2. Tidak mengerti 24 48 Jumlah 50 100 Berdasarkan tabel 20, dapat diketahui bahwa seluruh responden (52%) yang mengerti bahwa toxic leader tersebut merupakan ancaman besar dalam menghadapi kemajuan perusahaan 16. Responden mengerti sasaran yang ingin dicapai program e-Ducation for Tomorrow ini adalah untuk mengenal manfaat akses internet untuk kepentingan dunia penddikan. Berdasarkan hasil penelitian responden yang mengerti sasaran yang ingin dicapai program e-Ducation for Tomorrow ini adalah untuk mengenal manfaat akses internet untuk kepentingan dunia penddikan, dapat dilihat dari tabel berikut Tabel 21 Responden Yang Mengerti Program E-Ducation For Tomorrow Bagi Kepentingan Dunia Pendidikan No Mengerti Program e-Ducation f % 1 Mengerti 34 68 2 Tidak Mengerti 16 32 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 21, dapat diketahui bahwa seluruh responden (68%) yang mengerti sasaran yang ingin dicapai program e-Ducation for Tomorrow ini adalah untuk mengenal manfaat akses internet untuk kepentingan dunia pendidikan C. Tingkat Perhatian Responden terhadap Buletin PATRIOT Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat perhatian karyawan kantor PT. Telkom Kandatel Tangerang terhadap buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007, dapat diketahui dalam tabel tunggal berikut ini: Tabel 22 Tingkat perhatian karyawan pt.telkom kandatel tangerang terhadap buletin patriot edisi bulan mei 2007 N = 50 No Tingkat Perhatian f % 1 Tinggi 37 74 2 Rendah 13 26 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 22, dapat diketahui bahwa paling banyak (74 %) responden memerhatikan buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
D. Tingkat Pemahaman Responden terhadap Isi Buletin PATRIOT Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pemahaman karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang, dapat diketahui tabel tunggal berikut ini : Tabel 23 Tingkat Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Isi Buletin Patriot Edisi Bulan Mei 2007 No Tingkat Pemahaman f % 1 Tinggi 33 66 2 Rendah 17 34 Jumlah 50 100 Berdasarkan Tabel 23, dapat diketahui bahwa paling banyak (66 %) responden paham mengenai isi buletin PATRIOT bulan Mei 2007. E. Hubungan antara Tingkat Perhatian dengan Tingkat Pemahaman Hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman terhadap buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang, dapat dilihat dalam tabel silang sebagai berikut : Tabel 24 Hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman karyawan pt.telkom kandatel tangerang terhadap buletin patriot edisi 25 bulan mei 2007 n = 50 Perhatian Tinggi Rendah Jumlah Pemahaman Tinggi 6 Jumlah
f 27 8 35
% 77.14 22.85 100
f 6 9 15
% 40 60 100
f 33 17 50
Bila penulis menghubungkan hasil penelitian tersebut di atas dengan hipotesis yang berbunyi “Jika tingkat perhatian karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap buletin kita PATRIOT 135 bulan Mei 2007 tinggi, maka tingkat pemahaman karyawan tersebut terhadap buletin PATRIOT 135 bulan Mei 2007 juga tinggi”. Maka hipotesis tersebut teruji. Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari keseluruhan hasil penelitian yang dijabarkan di atas antara lain : 1. Sebagian besar responden (74 %) adalah Pria 3. Sebagian besar responden (56 %) berusia 31 – 45 tahun 4. Sebagian besar responden (46 %) beerpendidikan S1 5. Sebagian besar responden (74 %) memiliki tingkat perhatian yang tinggi 6. Sebagian besar (66 %) responden memiliki tingkat pemahaman yang tinggi
Uji Hipotesis Untuk mengetahui kebenaran dari perhitungan analisa korelasi pearson, maka diperlukan hipotesis. Pengujian hipotesis akan menggunakan rumus product moment Untuk mengetahui kekuatan hubungan yang menunjukan derajat hubungan ini maka bisa dilihat pada koefisien korelasi. Untuk nilai r=0,99 ini termasuk hubungan yang sangat tinggi atau kuat. Karena nilai r >0 dengan nilai 0,99. Maka Ho ditolak dan Ha diterima.
% 66 34 100
Berdasarkan hasil perhitungan Tabel 24, dapat kita ketahui bahwa hasil penelitiannya sebagai berikut : 1. Responden yang memiliki tingkat perhatian tinggi dan tingkat pemahamantinggi, berjumlah 77,14 % terhadap buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 2. Responden yang memiliki tingkat perhatian rendah dan tingkat pemahaman yang rendah, berjumlah 60 % terhadap buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 Dengan melihat pada hasil perhitungan tabel silang di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman terhadap isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang.
Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh (74 %) perhatian responden terhadap isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 adalah tinggi. Artinya disini penulis melihat bahwa meskipun memiliki perbedaan dalam hal jenis kelamin, usia responden dan
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
152
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
pendidikan responden tetapi mempunyai perhatian yang tinggi terhadap isi buletin PATRIOT. Hal ini disebabkan karena karyawan selalu mendapatkan buletin PATRIOT setiap bulannya sebagai bentuk media penyebaran informasi dari manajemen kepada karyawan, sehingga karyawan selalu membaca dan mencari tahu atau mencari informasi terbaru untuk kebutuhan informasi karyawan. Menurut Jalaludin Rakmat mengatakan bahwa “Perhatian termasuk kedalam efek komunikasi yaitu efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami dan dipersepsikan khalayak. Efek ini berhubungan dengan pengetahuan, informasi, kepercayaan, dipahami dan dipersepsikan khalayak “. Penulis menyimpulkan pendapat di atas bahwa proses pencari tahu akan sesuatu hal yang disebabkan adanya faktor yang menonjol, baik dari pihak eksternal maupun internal dari dalam diri sendiri yang membuat kita ingin lebih dalam lagi untuk mengetahi sesuatu hal. Selain itu seseorang cenderung memerhatikan hal-hal tertentu yang penting sehingga dapat menimbulkan efek komunikasi yang bertujuan untuk memperkokoh kepercayaan, sikap dan kepentingan terhadap hal-hal tertentu. Menurut hasil penelitian responden yang mengatakan bahwa tingkat pemahaman tinggi sebanyak 66 %. Hal ini disebabkan karena pesan yang disampaikan pada buletin PATRIOT tersusun dengan baik dan mudah dimengerti oleh para karyawan yang membacanya selain itu buletin PATRIOT bermanfaat sebagai sumber informasi mengenai perkembangan perusahaan dan juga menambah wawasan dan pengetahuan PT.Telkom bagi karyawan, sehingga karyawan memahami isi dari buletin PATRIOT. Menurut Brighley seperti yang dikutip oleh Jalaludin Rakmat, “Pesan yang diorganisasikan dengan baik lebih mudah dipahami dari pada pesan yang diterimanya. Dan pesan yang tersusun dengan baik akan mudah dimengerti dari pada pesan yang tidak tersusun dengan baik” Selanjutnya mengenai proses memahami, D.Lawrence dan Wilbur Schramm mengatakan : “Proses memahami merupakan suatu proses dalam diri seseorang, tetapi proses memahami ini sangat tergantung pada situasi antar pribadi, jadi sangat tergantung dari apa yang terjadi antar orangorang yang menggunakan informasi itu bersama”. Penulis dapat pahami bahwa pemahaman sesorang tergantung pada situasi antar pribadi yang menggunakan informasi itu bersama. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, jika dikaitkan dengan hasil penelitian dapat penulis simpulkan, bahwa responden memerhatikan dan memahami betul-betul maksud dari isi buletin PATRIOT. Hal ini karena isi buletin PATRIOT tersusun secara baik, teratur sesuai dengan informasi yang disampaikan serta mudah dimengerti, artinya isi buletin PATRIOT dapat dengan mudah 153
diperhatikan dan dipahami karena berisi hal-hal yang ada kaitanya dengan kepentingannya, tidak menyimpang dari yang diharapkan responden. Bila penulis menghubungkan hasil penelitian tersebut di atas dengan hipotesis yang berbunyi “Jika tingkat perhatian karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap buletin kita PATRIOT 135 bulan Mei 2007 tinggi, maka tingkat pemahaman karyawan tersebut terhadap buletin PATRIOT 135 bulan Mei 2007 juga tinggi”. Maka hipotesis tersebut teruji.
Kesimpulan Judul penelitian ini adalah hubungan antara perhatian dengan pemahaman karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap isi buletin PATRIOT 135 edisi bulan Mei 2007. Sedangkan rumusan masalah penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui bagaimana hubungan antara perhatian dengan pemahaman karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap isi buletin PATRIOT 135 edisi 25 bulan Mei 2007. Untuk menjawab rumusan masalah penelitian, penulis menyusun hipotesis sebagai berikut : Jika tingkat perhatian karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap buletin kita PATRIOT 135 bulan Mei 2007 tinggi, maka tingkat pemahaman karyawan tersebut terhadap buletin PATRIOT 135 bulan Mei 2007 juga tinggi”. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode survai dengan menggunakan stratifikasi random sampling. Bahan penelitian dan unit analisis yaitu karyawan kantor PT.Telkom Kandatel Tangerang dan Buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007. Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan maka dapat ditarik kesimpulan dari tujuan penelitian adalah sebagai berikut : Berdasarkan klasifikasi data responden menurut jenis kelamin, responden yang menjadi objek penelitian paling banyak adalah pria berjumlah 74% , sedangkan yang berdasarkan usia responden lebih banyak berjumlah 56% didominasi berusia 31–45 tahun, klasifikasi data responden berdasarkan pendidikan paling banyak berjumlah 46% berpendidikan S1. Responden yang memiliki tingkat perhatian tinggi terhadap buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 berjumlah 74% dan responden yang memiliki tingkat pemahaman tinggi terhadap buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 berjumlah 66% . Hasil tabel silang antara perhatian dengan pemahaman isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat perhatian tinggi dan tingkat pemahaman tinggi berjumlah, 77,14 % terhadap buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007. Responden yang memiliki tingkat perhatian rendah dan tingkat pemahaman yang rendah, berjumlah 60 % terhadap buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Antara Perhatian Dengan Pemahaman Karyawan Pt.Telkom Kandatel Tangerang Terhadap Buletin Patriot 135 Edisi 25 Bulan Mei 2007
perhatian dengan pemahaman karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang terhadap isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara tingkat perhatian dengan tingkat pemahaman terhadap buletin PATRIOT edisi bulan mei yang menggunakan rumus product moment dapat dilihat bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat atau positif sebesar r= 0,99. Dari penjelasan mengenai kesimpulan di atas, dapat dikatakan bahwa karyawan PT Telkom yang perhatian dengan buletin PATRIOT akan membaca buletin setiap bulannya dan akan memahami dari isi buletin tersebut. Adapun Jawaban terhadap rumusan masalah penelitian adalah ada hubungan antara perhatian dengan pemahaman terhadap isi buletin PATRIOT edisi bulan Mei 2007 bagi karyawan PT.Telkom Kandatel Tangerang. Dengan demikian hipotesis penelitian teruji
Neni Yulianita. Dasar-Dasar public relations. Jakarta:Pusat Penerbitan univ (P2U). 2005 Rakhmat Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi. PT.Ramadja Karya. Bandung.1995 Ruslan. Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasia. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2003 Ritonga Jamiludin. Riset Kehumasan.Jakarta: PT.Grasindo.2004 Sendjaja Djuarsa. Pengantar Komunikasi. Univ Terbuka . Jakarta.1999 Singarimbun. Masri & Sofian Effendy. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.2006
Daftar Pustaka Alimuddin Tuwu. Pengantar Metode Penelitian. Indonesia Universitas Press.Jakarta 1993 Arifin.
Anwar. Strategi Komunikasi. Amrico.Bandung.1984
Penerbit
Effendy. Onong Uchjana. Kamus Indonesia. Mandar Maju. Bandung. 1989 Effendy. Onong Uchjana. Human Relations dan Public Relations. Bandung : Penerbit Mandar Maju.1993 Ida Bagoes Mantra. Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. 2004 Iriantara Yosal. Media Relations Konsep. Pendekatan & Praktik. Simbiosa Rekamata Media.Bandung.2005 Kriyantono. Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi.Kencana Prenada Media.2006 Kusumastuti. Frida. Dasar-Dasar Humas. Ghalia Indonesia & UMM Press. Malang. 2002 Marzuki. Metode Penelitian Riset. edisi Revisi. Fakultas Ekonomi univ. Indonesia. Yogyakarta.1986 Mulyana Deddy. Human Communication. Prinsip-Prinsip Dasar. PT.Remaja Rosdakarya.Bandung. 2005 Nawawi Handari. Metode Penelitian Sosial. Gajahmada University Press. Yogyakarta. 1995
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
154
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
CITRA PT PRUDENTIAL PASCA PAILIT DI MATA KARYAWAN PT PRIMALAYAN UTAMA DAN KARYAWAN PT PANCA DANAMAS FUTURE (PERUSAHAAN PELANGGAN MAJALAH INVESTOR) Sheila Francisca Theodora1, Hasyim Purnama1 1Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebun Jeruk, Jakarta 11510
[email protected] Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana karyawan PT Primalayan Utama dan karyawan PT Panca Danamas Future menilai citra Prudential pasca pailit pada tahun 2004 - 2007 ini. Karena di Indonesia perusahaan asuransi memiliki citra buruk karena dinilai masyarakat merugikan. PT Prudential adalah perusahaan asuransi dari Inggris dan merupakan yang terbesar saat ini, tetapi ternyata bisa pailit juga, dan penulis ingin meneliti citra PT Prudential, yang diwakili oleh karyawan PT Primalayan Utama (perusahaan retail) dan karyawan Panca Danamas Future (perusahaan valas) yang berlangganan majalah investasi dan keuangan yaitu Investor. Apakah dari kedua perusahaan yang bergerak dalam dua bidang yang berbeda memiliki citra yang berbeda juga? Penelitian ini mengunakan metode survey dengan tujuan penelitian deskriptif dan perbedaan semantik sebagai alat ukurnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya pengaruh citra PT Prudential di mata dua perusahaan yang bergerak di dua bidang yang berbeda, dan tidak adanya pengaruh citra pada PT Prudential pasca pailit. Responden memberikan citra yang baik bagi PT Prudential selaku perusahaan asuransi. Saran penulis PT Prudential tetap mempertahankan citra, meningkatkan kualitas pelayanan dan informasi, agar masyarakat lebih memahami visi dan misi dari Prudential. Kata Kunci : Asuransi, Pasca Pailit, Citra.
Abstract
This research is purpose to know Prudential company image after Prudential bankrupt since 2004 until 2007, according to PT Primalayan Utama official employee and PT Panca Danamas Future official employee. Because in Indonesia, insurance company has a bad image, society deem it inflict a financial loss. Prudential is an insurance company from London, England, and the biggest in Indonesia now, but in fact that Prudential can also bankrupt. Writer like to research Prudential company image, that representative by PT Primalayan Utama (retail company) official employee and PT Panca Danamas Future (foreign currency company) official employee where the company is subscribe to Investor magazine, the investment and finances magazine. Writter want to know, are the two company from the different field can influence Prudential image? This research use methode of survey with descriptive research porpose. And use semantic differential as a measure instrument. Writter can make a conclusion that Prudential company image have an influence according the two company that come from different field, and no influence to Prudential image after bangkut. The respondence give a good image to Prudential as a insurance company. Writer suggestion is Prudential company should maintain the image constant, increase the servicing and information quality, in order that society can more understand the perspective and the mission from Prudential company.
Key Word : Insurance, after bankcorrupt, image
Pendahuluan Perusahaan asuransi merupakan sebuah perusahaan jasa yang bergerak di bidang jaminan keuangan, dan asuransi merupakan pelayanan jasa yang bermanfaat tidak hanya memberikan jasa untuk memuaskan pelanggan tetapi juga menciptakan loyalitas pelanggan asuransi itu sendiri. Asuransi terdiri dari banyak jenis, ada asuransi mobil, asuransi jiwa, asuransi rumah, dan masih banyak lagi. Tapi tiap perusahaan asuransi memiliki produk yang berbeda - beda, dan jarang 155
ada yang sekaligus mengasuransikan semua jenis asuransi yang ada. Cara kerja asuransi adalah di mana seseorang wajib membayar sejumlah uang dalam jangka waktu yang telah ditentukan untuk menjamin sesuatu. Apabila terjadi hal yang tidak diinginkan terhadap sesuatu yang telah kita asuransikan maka kita berhak mendapatkan ganti rugi dalam bentuk materi. Sekilas produk jasa asuransi ini menarik, tetapi justru selama ini citra asuransi di mata masyarakat sangat buruk. Sejak dahulu perusahaan
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
asuransi sudah ada, dan sampai sekarang ini masih banyak sekali perusahaan asuransi yang menawarkan produknya dengan prosedur yang berbeda - beda. Harus diakui sekarang ini produk asuransi telah banyak meningkat dan berkembang pesat. Asuransi Tradisional dahulu memang kelihatan merugikan, tetapi dengan seiringnya perkembangan zaman asuransi sekarang sangat membantu masyarakat. Walau begitu, masih banyak di mata masyarakat yang menyatakan bahwa asuransi hanya perusahaan kormersil, perusahaan berbasis money game, dan umbar janji artinya; masuk gampang, tetapi ketika diklaim susah. (Kompas, 1 Februari,2006), terbukti juga dengan agent asuransi yang datang, orang - orang berusaha untuk menghindar dengan berbagai alasan. Padahal di luar negeri, asuransi sangat dicari dan diperlukan, untuk menjamin masa depan hidup mereka. Sekarang ini ada perusahaan asuransi yang telah 11 tahun berdiri di Indonesia dan merupakan perusahaan asuransi dari Inggris yang telah berdiri selama 150 tahun, dan juga ada di seluruh negara Asia, yaitu PT Prudential. Prudential merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi, investasi, dan tabungan. Sekilas tidak tampak seperti asuransi, tetapi pada intinya produknya juga menawarkan asuransi. Di negara Inggris sendiri, Prudential lebih dikenal sebagai lembaga perbankan yang dipercayakan oleh masyarakat untuk mengatur keuangan mereka, sehingga mereka memiliki masa depan yang terjamin dalam hidupnya. Akan tetapi di Indonesia sendiri belum bisa diterapkan seperti itu karena adanya berbagai kendala, salah satunya adalah kurang informasi yang menyeluruh mengenai pentingnya asuransi. (Hasil wawancara dengan Senior Agency Manager di Agency Prudential Imperium Bpk Ir.Cakrawala D. tanggal 15 Februari,2006). Walau asuransi memiliki citra yang buruk di mata masyarakat, seperti jika kesulitan dalam mengajukan klaim, tetapi masih ada sebagian masyarakat yang menyadari manfaat dari asuransi, asalkan kita memilih perusahaan asuransi yang terpercaya dan berkualitas. Citra Prudential di Inggris tidak diragukan lagi, ia merupakan perusahaan asuransi terbesar dan telah mengasuransikan ribuan jiwa dalam kecelakaan kapal Titanic. Nama Prudential sendiri memang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, walau ada sebagian orang tidak tahu produk apa yang dijual oleh Prudential tetapi masyarakat selalu mengaku pernah mendengar nama tersebut melalui media massa. Prudential juga mendapat predikat asuransi terbaik selama 5 tahun berturut -turut (2002-2006) menurut majalah Investor yang beraset di atas 1 Triliun. Tetapi bagaimana citra Prudential di
masyarakat Indonesia sendiri yang telah memandang asuransi sebagai image yang kurang baik? Di tengah tengah ketidakpercayaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi tiba - tiba saja pada 24 April 2004 Prudential dinyatakan pailit oleh pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, karena ulah mantan agentnya. Prudential bukanlah satu satunya asuransi yang pernah dipailitkan. Tetapi kepailitan Prudential lebih marak dan membuat mata publik terbelalak, karena Prudential merupakan sebuah perusahaan asuransi beraset Rp 1,5 triliun dengan kemampuan mengatasi kewajiban lebih dari dua kali, begitu mudahnya dipailitkan oleh beberapa pihak yang merasa dirugikan. Ketika masa pailit yaitu antara 24 April 2004 sampai dengan 7 Juni 2004 banyak nasabah Prudential yang panik dan menarik semua uang mereka, di situlah masa di mana Prudential kehilangan kepercayaan dari masyarakat. Penulis menilai bahwa citra Prudential penting diteliti karena image asuransi sendiri bagi masyarakat Indonesia belum dapat dipercaya, tiba tiba terjadi kasus pailitnya sebuah perusahaan asuransi terbesar. Walau kasus ini terjadi pada tahun 2004 dan telah berlalu tiga tahun yang lalu tetapi menurut penulis masih relevan untuk diteliti karena setelah tanggal 7 Juni 2004 kepailitan Prudential dinyatakan batal demi hukum, tetapi untuk mengembalikan kepercayaan dan citra Prudential dari masyarakat tidaklah gampang, nasabah tidak lagi mau mengambil produk karena trauma akan pailit lagi dan lain sebagainya. Dan ada lagi masyarakat yang mendengar nama Prudential dan bertanya "bukannya sudah pailit"? atau "perusahaan yang hampir pailit itu bukan"? Pertanyaan masyarakat lebih ke arah yang negatif dan hanya mengingat saat pailitnya saja dan tidak melihat dari sisi perkembangan pesat Prudential sampai saat ini. Dalam penelitian ini, penulis meneliti dua perusahaan yang masing - masing memiliki latarbelakang usaha yang berbeda, yang satu perusahaan yang tidak ada hubungan secara langsung dengan bidang keuangan dan yang satu lagi adalah perusahaan yang bergerak secara langsung di bidang keuangan, agar bisa dilihat perbandingannya. Perusahaan pertama adalah PT Primalayan Utama. Penulis ingin meneliti citra Prudential pasca pailit di mata karyawan PT Primalayan Utama. PT Primalayan Utama adalah sebuah perusahaan retail yang berlangganan majalah Investor. Karyawan PT Primalayan Utama menjadi subjek yang penting bagi penelitian ini karena perusahaan ini ada berlangganan beberapa jenis majalah, salah satunya adalah majalah Investor. PT Primalayan Utama berlangganan tiga eksemplar majalah Investor, dua eksemplar majalah
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
156
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
untuk atasan dan satu eksemplar majalah lagi untuk karyawan di bawah untuk dibaca, dan perusahaan yang ke dua adalah PT Panca Danamas Feture. Penulis juga meneliti citra Prudential di mata karyawan PT Panca Danamas Feture sebuah perusahaan yang bergerak di bidang valas (keuangan), perusahaan ini mungkin lebih mengerti tentang kesehatan keuangan sebuah perusahaan keuangan. PT Panca Danamas Future berlangganan empat eksemplar majalah Investor, dua eksemplar untuk atasan dan dua eksemplar untuk umum (orang yang datang atau karyawan). Alasan penulis memilih majalah Investor karena majalah Investor merupakan media investasi dan keuangan, juga paling banyak membahas asuransi, termasuk PT Prudential. Prudential lebih banyak memberikan informasi melalui media yang tepat. Data - data kesehatan sebuah perusahaan keuangan juga cukup lengkap di majalah Investor dan alasan lain kenapa penulis menggunakan majalah Investor adalah Investor memberikan penghargaan kepada Prudential sebagai asuransi terbaik sebanyak lima kali (2002 - 2006). Ada pula media cetak lainnya yang membahas tentang investasi dan keuangan juga tetapi penulis hanya meneliti dari sebuah media cetak yaitu majalah Investor. Penulis meneliti di sebuah perusahaan retail yang berlangganan majalah Investor guna mendapat gambaran yang relatif seimbang dalam menjawab pertanyaan yang diajukan nantinya. Artinya Prudential adalah perusahaan asuransi yang berhubungan dengan keuangan. Jika penulis meneliti di perusahaan yang bergerak dibidang keuangan seperti perbankan, perusahaan asuransi lain, atau perusahaan valas mungkin jawaban dari peneliti tidak akan memuaskan. Karena mungkin perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan yang berlangganan majalah Investor lebih mengerti asuransi dan tahu perusahaan asuransi seperti apa yang baik. Tetapi jika penulis meneliti di perusahaan retail, yang tidak ada hubungannya dengan bidang keuangan secara langsung, tetapi mereka berlangganan majalah Investor, karena mereka membaca saham, reksadana dan perkembangan pasar lainnya. Penelitian ini menggunakan sampel karyawan dua perusahaan yang sama - sama berlanganan majalah Investor. Mengapa sama - sama berlangganan majalah Investor? Mengapa tidak menggunakan majalah yang berbeda dalam meneliti, ataupun salah satu dari perusahaannya tidak menggunakan majalah? Karena dalam penelitian ini ingin diketahui setelah pasca pailit dan krisis, dengan membaca majalah Investor apakah dapat mengembalikan citra PT Prudential?, dan salah satu syarat melakukan penelitian harus Apple to Apple. Tetapi bukan berarti 157
tidak bisa menggunakan media yang berbeda, hanya dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui apakah melalui berita di majalah Investor ini mampu mempengaruhi Citra PT Prudential pasca pailit di mata karyawan kedua perusahaan tersebut.
Ilmu Komunikasi Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, mengemukakan komunikasi berasal dari bahasa latin communis, yang berarti membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Akar katanya communis adalah communico, yang artinya berbagi (Stuart, 1983). Dalam hal ini, yang dibagi adalah pemahaman bersama melalui pertukaran pesan. Komunikasi sebagai kata kerja dalam bahasa Inggris, communicate, berarti : bertukar pikiran, perasaan, dan informasi; untuk membuat tahu; membuat sama; dan mempunyai sebuah hubungan yang simpatik. Sedangkan dalam kata benda, communication, berarti: pertukaran simbol, pesan - pesan yang sama, dan informasi; proses pertukaran di antara individu - individu melalui sistem simbol - simbol yang sama; seni untuk mengekspresikan gagasan - gagasan, dan ilmu pengetahuan tentang pengiriman informasi (Dani Vardiansyah, 2004:3). Definisi dari Ilmu Komunikasi adalah : "Ilmu yang mempelajari usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain". ( Hoeta Soehoet, 2002 : 2) Sebagai ilmu, komunikasi memiliki objek kajian yaitu usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyataannya kepada manusia lain. Dari semua penjelasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa komunikasi secara harafiah dapat diartikan sebagai proses pertukaran pikiran antara komunikator dan komunikan. Komunikasi dapat dikatakan komunikatif apabila adanya kesamaan bahasa yang dipergunakan dan mengerti makna dari bahasa yang dipergunakan dalam percakapan. Demikian juga dengan pencitraan perusahaan tidak bisa lepas dari peran komunikasi.
Hubungan Masyarakat Kata Hubungan Masyarakat (Humas) sering kita dengar tetapi biasanya lebih populer dalam bahasa inggris yaitu Public Relations (PR), untuk menjaga konsistensi penggunaan istilah penulis mengunakan kata humas. Tujuan hubungan masyarakat adalah meningkatkan favorable image/'citra yang baik dan mengurangi atau mengikis habis sama sekali unfavorable image/citra yang buruk terhadap organisasi tersebut (Neni Yulianti, 2005:42). Menurut Howard Bonham definisi Humas
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
adalah: "Suatu seni untuk menciptakan pengertian publik secara lebih baik, sehingga dapat memperdalam kepercayaan publik terhadap seseorang atau organisasi atau badan". Yang dimaksud seni di sini adalah seni dalam kaitannya dengan komunikasi, di mana seorang PRO harus mempunyai dan mampu menampilkan daya seni berkomunikasi yang baik sehingga penampilan seni ini selanjutnya akan dapat memberikan keuntungan bagi nama baik perusahaan sesuai dengan image positif dari publik terhadap organisasi tersebut. ( Neni Yulianita, 2005 : 27) Sedangkan menurut Webster's New World Dictionary mendefinisikan humas sebagai: "Hubungan dengan masyarakat luas, seperti melalui publisitas; khususnya fungsi - fungsi koperasi, organisasi, dan sebagainya yang berhubungan dengan usaha menciptakan opini publik dan citra yang menyenangkan untuk dirinya sendiri" (Moore, 2005 : 6) Kesimpulan penulis definisi Humas adalah seni untuk menciptakan pengertian publik yang membantu berjalannya aktivitas komunikasi baik antara publik internal dan publik eksternal dalam menghadapi masalah dan menjaga citra perusahaan agarselalu mendapat tanggapan positif dari dalam dan luar perusahaan tersebut. Sesuai dengan definisinya, kegiatan humas dimaksudkan untuk menciptakan suatu pengertian, sikap, dan citra suatu organisasi secara keseluruhan.
Komunikasi Media Massa Dalam kegitan sehari - hari manusia hampir tidak bisa luput dari komunikasi, baik itu komunikasi antarpribadi, komunikasi intrapersonal, komunikasi publik, dan lain - lain. Salah satunya adalah komunikasi massa, di mana masyarakat ingin mengetahui berbagai macam informasi dari media. Dan hampir semua perusahaan berkomunikasi dengan masyarakat melalui media massa, sehingga semua masyarakat di manapun berada, berapapun usianya, dan apapun gendernya tahu informasi yang mereka berikan melalui media massa. Baik media elektronik maupun media cetak. "Komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada komunikan yang berjumlah banyak, heterogen, tidak dikenal, atau ditujukan kepada masyarakat umum, dan proses komunikasinya dilakukan melalui media yang mampu digunakan untuk komunikasi massa, yaitu media massa, baik berupa media cetak, audio, audio visual, film, dan media luar ruang. Komunikasi massa biasanya dimanfaatkan oleh pihak pemerintah, kalangan bisnis, organisasi organisasi non bisnis, atau bahkan oleh perorangan
untuk melaksanakan penyampaian berbagai pesan, baik yang bersifat informasi, instruksional, maupun persuasif. Dari kenyataan sehari - hari dapat kita lihat, bahwa komunikasi ada yang dapat dilangsungkan tanpa menggunakan alat bantu dan ada pula yang harus dilangsungkan dengan menggunakan alat Bantu." ( Barata, 2003 : 107-108) Dalam penelitian ini penulis menggunakan alat bantu media cetak berupa majalah untuk melakukan penelitian karena PT Prudential banyak menggunakan media cetak dalam memberikan informasi. Salah satunya adalah majalah. Majalah umumnya berukuran lA halaman boardsheet, halaman demi halaman diikat dengan kawat (dihektar) serta menggunakan sampul yang jenis kertasnya lebih tebal atau mengkilat dibandingkan kertas di dalam halaman (Abdullah, 2001:12). Dapat dikatakan pula majalah merupakan media massa atau media pers yang terbit secara berkala baik mingguan, dwi mingguan, dan seterusnya. Isinya meliputi berbagai macam artikel, cerita, gambar, dan iklan.(Gunadi, 1998:77) Menurut penulis untuk beberapa orang majalah lebih menarik walaupun harganya jauh lebih mahal dari media cetak lainnya karena bentuknya yang tidak terlalu besar dan desainnya yang menarik untuk dibaca.
Majalah "Majalah merupakan media penting untuk menghasilkan gagasan feature, dan publisitas bergambar. Majalah biasanya dibaca di saat - saat senggang. Beritanya biasanya akan dibaca oleh sejumlah orang dan cenderung akan disimpan untuk bahan referensi untuk masa mendatang. Majalah yang menyediakan ruangan untuk membeberkan sebuah kisah secara tuntas, biasanya cocok untuk artikel publisitas pendidikan atau pelayanan masyarakat. Pemunculan sebuah majalah secara menarik, pelayanan masyarakat. Pemunculan sebuah majalah secara menarik, kertasnya baik dengan warna yang memikat, menyebabkan majalah jenis ini pantas untuk publisitas bergambar".(Moore, 2005:197) Dari pernyataan di atas penulis bisa menyimpulkan bahwa majalah merupakan media cetak umumnya berukuran lA halaman boardsheet, dan sampul halaman lebih tebal dan mengkilat, yang bisa menyampaikan informasi secara meluas kepada seluruh masyarakat yang tidak saling kenal. Walaupun feedbacknya lama dan bisa bersifat positif dan negatif tapi perusahaan bisa menyampaikan semua informasi yang bisa memperkuat citra perusahaan.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
158
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
Apa itu Citra? Citra itu abstrak dan sulit untuk digambarkan. Hampir dalam setiap hal citra itu diperlukan baik untuk perusahaan ataupun untuk individu seseorang. Citra artinya, persepsi luar terhadap suatu perusahaan atau pancaran jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi (Siswanto Sutojo, 2004 : 1). Dalam humas, kata 'image' atau 'citra' punya banyak arti, yang mungkin merupakan penyebab ia menjadi satu dari sekian banyak kata yang digunakan secara berlebihan. Banyak orang menganggap citra sebagai lawan dari kenyataan, namun persepsi dari realitas atau kenyataan juga bisa berbeda - beda, sehingga tidak dapat diandalkan sepenuhnya. Humas menggunakan citra sebagai suatu jalan pintas untuk banyak konsep. Termasuk diantaranya adalah reputasi, atribut, sikap, persepsi, keyakinan, dan kredibitas. Citra juga dimaknai lebih luas jika dikaitkan dengan istilah pesan, komunikasi, atau hubungan. Semua hal ini begitu membingungkan, sehingga tidak heran kata itu digabungkan di mana - mana secara umum tanpa pernah diketahui makna sebenarnya... Citra, untuk tujuan organisasional, bisa dijelaskan sebagai campuran persepsi dari suatu perusahaan, produk, dan jasanya. Citra adalah hasil gabungan dari semua kesan yang didapat, baik itu dengan melihat nama, mengamati perilaku, mendengar atau membaca suatu aktivitas atau melalui bukti material lainnya. Semua citra itu penting, yaitu bagaimana perusahaan ingin dilihat. Oleh karena citra berasal dari jumlah kesan yang didapat, pengelolaannya melibatkan kegiatan untuk memastikan adanya konsistensi pesan. Masalahnya ada pada detail. Citra yang paling memuaskan muncul jika didasarkan pada kenyataan. (Anthony Davis, 2003 : 11-12). Berdasarkan pengertian citra di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan citra adalah keseluruhan kesan yang ditimbulkan oleh pemikiran seseorang atau kelompok yang tahu tentang objek tersebut. Hubungan masyarakat dengan citra sangat erat kaitannya, karena salah satu tugas humas adalah membantu perusahaan untuk meningkatkan dan menjaga citra perusahaan. Secara logikanya, kalau suatu organisasi / perusahaan tengah mengalami "krisis kepercayaan" dari publik atau masyarakat umum, maka akan membawa dampak negatif terhadap citranya. Bahkan akan terjadi penurunan citra sampai titik yang paling rendah (lost of image). Khususnya jika terjadi pada perusahaan yang bergerak di bidang industri jasa perbankan, perhotelan, angkutan udara dan lain 159
sebagainya yang sangat "sensitif' dengan masalah kepercayaan, kualitas pelayanan dan citra. Telah banyak dibuktikan pada pengalaman praktik Humas di lapangan, begitu citra dan kepercayaan masyarakat sudah terganggu atau mengalami suatu krisis, maka pihak pejabat humas tersebut akan menghadapi resiko yang cukup berat. Misalnya terjadi krisis kepercayaan nasabah terhadap pelayanan dunia bisnis perbankan, dan dampaknya akan terjadi rush f Penarikan dana jumlah besar oleh nasabahnya secara serentak).(Ruslan, 2005:74-75) Untuk membentuk mental picture yang positif/favorable image dari publik terhadap perusahaan/organisasasi itu sangat sulit. Oleh karena itu jika suati organisasi ingin mendapatkan favorable image, harus mempunyai suatu badan yang menggarapnya yaitu Public Relations (dengan menyebarluaskan/mempromosikan organisasi kita melalui mass media). (Neni Yulianti. 2005) Menurut Ruslan (2005 : 74-78) yang dikutip dari Frank Jefkins (1992) ada beberapa jenis citra yang dikenal di dunia aktivitis hubungan masyarakat, dan dapat dibedakan satu dengan yang lain sebagai berikut: a. Citra Cermin (mirror image) Pengertian disini bahwa citra cermin yang diyakini oleh perusahaan bersangkutan - terutama para pimpinannya - yang selalu merasa dalam posisi baik tanpa mengacuhkan kesan orang luar. Setelah diadakan studi tentang tanggapan, kesan dan citra di masyarakat ternyata citra di lapangan, bisa terjadi justru mencerminkan "citra" negatifnya yang muncul. b.
Citra kini (current image) Citra merupakan kesan yang baik diperoleh dari orang lain tentang perusahaan organisasi atau hal yang lain berkaitan dengan produknya. Berdasarkan pengalaman dan informasi dengan produknya. Berdasarkan pengalaman dan informasi kurang baik penerimaannya, sehingga dalam posisi tersebut pihak humas akan menghadapi resiko yang bersifatnya permusuhan, kecurigaan, prasangka buruk, dan hingga muncul kesalahpahaman yang menyebabkan citra kini yang ditanggapi secara tidak adil atau bahkan kesan yang negatif diperolehnya. c. Citra keinginan (wish image) Citra keinginan ini adalah seperti apa yang ingin dan dicapai oleh pihak manajemen terhadap lembaga, atau produk yang ditampilkan tersebut lebih dikenal, menyenangkan dan diterima dengan kesan yang selalu positif diberikan (take and give) oleh pihak publiknya atau masyarakat umum. d.
Citra perusahaan {corporate image) Jenis citra ini adalah yang berkaitan dengan
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya, bagaimana menciptakan citra perusahaan yang positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin tentang sejarahnya, kualitas pelayanan prima, keberhasilan dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan tanggung jawab sosial sebagainya. Dalam hal ini pihak Humas berupaya atau bahkan ikut bertanggung jawab untuk mempertahankan citra perusahaan, agar mampu mempengaruhi harga sahamnya tetap bernilai tinggi untuk berkompetisi di pasar bursa saham. e.
Citra serbaneka (multiple image) Citra ini merupakan pelengkap dari citra perusahaan di atas, misalnya bagaimana pihak Humasnya akan menampilkan pengenalan terhadap identitas perusahaan, atribut logo, brand's name, seragam para front liner, sosok gedung, dekorasi lobi kantor dan penampilan para profesionalnya. Semua itu kemudian diunifikasikan atau diidentikkan ke dalam suatu citra serbaneka yang diintegrasikan terhadap citra perusahaan. f.
Citra Penampilan ( performance image ) Citra penampilan ini lebih ditujukan kepada subjeknya, bagaimana kinerja atau penampilan diri para profesional pada perusahaan bersangkutan. Misalnya dalam memberikan berbagai bentuk dan kualitas pelayanannya, menyambut telepon, tamu, dan pelanggan serta publiknya, harus serba menyenangkan serta memberikan kesan yang selalu baik. Keenam image di atas, harus menjadi bahan pertimbangan tugas dari seorang PRO, sehingga image publik terhadap perusahaan tertentu adalah baik. Berdasarkan paparan teori di atas penulis melihat bahwa dimensi citra yang digunakan untuk meneliti PT Prudential adalah citra kini (Current image). Selanjutnya penulis akan memaparkan lebih lanjut tentang citra kini yang akan dihubungkan dengan citra perusahaan. Peran Komunikasi Dalam Pembentukan Citra Setiap manusia tidak bisa luput dari komunikasi, bahkan tunawicara sekalipun. Hanya tunawicara menggunakan simbol atau tanda - tanda untuk menyampaikan pesan. Begitu juga humas dalam menyampaikan pesan kepada masyarakat untuk meningkatkan atau membentuk citra, humas memerlukan komunikasi. Peran komunikasi humas dalam pembentukan citra dijabarkan sebagai berikut : • Manajemen komunikasi; • Suatu seni dan ilmu pengetahuan sosial; • Suatu usaha terencana dan terkendali untuk 1.
membangun dan memelihara goodwill dan saling pengertian; • Suatu usaha untuk mendapatkan kerj asama; • Bantuan untuk mendapatkan komunikasi yang interaktif; • Membangun dan melindungi reputasi; • Mempegaruhi opini dan prilaku dan banyak lagi. (Anthony Davis, 2005:74) Jadi sebagian orang mengatakan bahwa, pada intinya humas menganggap komunikasi adalah alat taktis untuk mencapai tujuan akhir humas yaitu pembentukan citra. Citra Kini (Current Image) Citra kini merupakan citra yang terdapat pada publik eksternal, yang berdasarkan pengalaman atau menyangkut miskinnya informasi dan pemahaman publik eksternal. ( Soleh Soemirat, 2002 :117). Biasanya pula, citra ini cenderung negatif. Humas memang menghadapi dunia yang bersifat memusuhi, penuh prasangka, apatis, dan diwarnai keacuhan yang mudah sekali menimbulkan suatu citra berlaku yang tidak adil. Citra ini amat ditentukan oleh banyak sedikitnya informasi yang dimiliki oleh penganut atau mereka yang mempercayainya. Dalam dunia dan kehidupan yang serba sibuk sulit diharapkan mereka akan memiliki informasi yang memadai dan benar mengenai suatu organisasi di mana mereka tidak menjadi anggotanya. Pihak -pihak luar yang pandangan atau pendapatnya harus diperhatikan juga bervariasi, bergantung dari jenis dan bidang kegiatan organisasi atau perusahaan yang bersangkutan. Yang harus diperhatikan bukan saja pendapat - pendapat yang baik, tetapi juga segenap kesan serta gambaran mental mereka terhadap segala macam aspek organisasi, baik itu orang - orangnya, produk, atau pelayanannya. Jadi yang harus diperhatikan di sini adalah kebenaran pendapat atau anggapan itu, meskipun mungkin hal tersebut tidak terlalu menyenangkan untuk didengarkan ( Anggoro, 2001). Dari pernyataan di atas dapat di lihat bahwa selama pasca kepailitan PT Prudential mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat, karena masyarakat tidak berada dalam lingkungan organisasi, dan tidak mengetahui keadaan sebenarnya, sehingga nasabah Prudential banyak yang menarik dana - dananya. Dan untuk menjual produknya yaitu asuransi, yang pada dasarnya citra asuransi sendiripun tidak baik di mata masyarakat Indonesia. Sehingga Citra kini menjadi permasalahan pada PT Prudential. PT Prudential merupakan perusahaan besar, dan citra kini merupakan bagian dimensi dari citra 2.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
160
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
perusahaan, maka penulis akan memaparkan sedikit mengenai citra perusahaan. Lawrance L. Steinmetz, PhD, mengatakan bahwa citra perusahaan adalah persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan; Persepsi seseorang terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahui atau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan(Siswanto Sutojo, 2004 : 1-2). Lebih lanjut mengenai citra perusahaan, Philip Kottler (1988;62), mengemukakan bahwa: "Suatu perusahaan tidak akan dapat mengubah citranya hanya dengan mengadakan kegiatan komunikasi saja. Suatu citra adalah hasil rangkaian perbuatan baik ditambah pula dengan ucapan baik. Suatu perusahaan harus dengan nyata berlaku sesuai dengan citra yang dikehendakinya, baru kemudian menggunakan komunikasi untuk menceritakan kegiatan-kegiatannya." Dapat disimpulkan dari teori di atas bahwa citra perusahaan merupakan opini dari publik yang tidak datang begitu saja tanpa adanya perbuatan atau hasil nyata dari perusahaan yang dirasakan oleh masyarakat. Jadi untuk menciptakan citra bagi sebuah perusahaan bukan hanya dengan kegiatan humas saja, tetapi harus dengan perbuatan yang nyata dan membuat masyarakat merasa terkesan dan senang. Dari teori citra kini dan citra perusahaan, dapat penulis katakan bahwa citra kini, dan citra perusahaan merupakan dua hal yang berbeda, tetapi saling berkaitan, dan sulit untuk dipisahkan. Karena citra perusahaan itu didasarkan pada reputasi, aktifitas, dan prilaku management perusahaan. Citra dari organisasi secara keseluruhan. Sedangkan citra kini merupakan citra yang masih hangat baik itu positif ataupun negatif, yang jika negatif dan tidak segera diatasi, akan berakibat buruk bagi citra perusahaan. Jadi untuk mengukur citra Prudential sebagai citra kini, penulis menggunakan sosok perusahaan sebagai tujuan utamanya. Untuk itu, dalam mengukur citra, penulis menurunkan indikator seperti: Reputasi (baik buruknya nama perusahaan/sejarah perusahaan), jaminannya, benefitas, besar kecilnya sebuah perusahaan, dan pelayanannya. Asuransi Asuransi telah ada sejak lama, tapi masyarakat Indonesia banyak sekali yang tidak tahu asuransi, mungkin masyarakat bukan tidak tahu apa itu asuransi, tapi masyarakat tidak menyadari apa manfaat dan fungsi sebuah asuransi. Asuransi terbagi dari berbagai macam jenis, ada asuransi mobil, rumah, dan lain – lain Asuransi secara umum menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Republik Indonesia: 3.
161
"Suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri pada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu". (http://www.insurance.org.ph/) Sedangkan menurut Prof. Mark R. Green definisi asuransi adalah: "Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu" (http://www.insurance.org.ph/) Jika dilihat dari dua definisi di atas penulis menyimpulkan bahwa asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara menggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan. Di sini penulis meneliti sebuah perusahaan asuransi jiwa, di mana perusahaan ini bukan hanya memberikan keuntungan asuransi jiwa, tetapi juga mengatur keuangan kita untuk masa depan sesuai dengan kebutuhan masing-masing nasabahnya. Definisi dari asuransi jiwa adalah perjanjian yang disebut polis asuransi jiwa di mana tertanggung membayar sejumlah premi(sejumlah uang tertentu) dan sebaliknya perusahaan asuransi setuju untuk membayarkan sejumlah uang pertanggungan jika tertanggung meninggal selama masa berlaku polis atau dalam beberapa kasus tertanggung hidup diakhir masa asuransi(Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, 2004:3). Masyarakat, dalam memilih asuransi sangatlah berhati - hati dan salah satu hal yang masyarakat lihat dalam sebuah perusahaan asuransi adalah bonafiditasnya, dan citra perusahaan tersebut, karena untuk menjadi nasabah asuransi memerlukan dana yang tidak sedikit. Maka ada beberapa hal yang akan diperhatikan oleh masyarakat sebelum mereka memutuskan untuk menjadi nasabah asuransi, seperti yang akan dibahas di sub-bab berikut ini. Perusahaan Asuransi Jiwa Yang Baik Dalam memilih perusahaan asuransi jiwa, salah satunya adalah dengan menilai reputasinya. Reputasi tersebut bisa kita nilai dari tiga hal, yaitu : 1. Reputasi Pelayanan 2. Reputasi Keuangan 3. Reputasi Pemilik dan Manajemen.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
Bisa juga dilihat dari beberapa hal berikut ini dalam memilih perusahaan asuransi jiwa: a. Besar kecilnya perusahaan Tidak dapat dipungkiri, organisasi besar dengan jumlah cabang yang tersebar di mana-mana, kerap pula dijadikan sebagai kriteria memilih perusahaan penanggung. b. Manajemen Orang-orang yang duduk di posisi manajemen perusahaan, bisa juga dipakai untuk menilai kredibilitas suatu perusahaan asuransi. Bila yang duduk di top management adalah orang-orang yang mempunyai kredibilitas tinggi dan profesional di bidangnya, maka kita boleh yakin dan percaya bahwa perusahaan itu memang bisa diandalkan. c. Informasi dari teman Cara yang paling mudah dan aman adalah bertanya kepada teman atau kenalan yang tahu mengenai perusahaan asuransi tertentu, terutama orang-orang yang sudah jadi pemegang polis. Melalui mereka, kita bisa tahu bagaimana kondisi perusahaan. d. Pemeringkatan yang dilakukan oleh majalah Majalah sering melakukan pemeringkatan terhadap perusahaan asuransi dengan mempertimbangkan kategori-kategori penting seperti, kondisi keuangan perusahaan, kemampuan membayar klaim, dan lain-lain. Pemeringkatan ini bisa juga dijadikan acuan awal dalam mempertimbangkan perusahaan asuransi bonafit. Karena pemeringkatan dilakukan secara independent dan dilakukan oleh para pakar ibidangnya. (http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/ eureka/ 2004/0618/ eur1.html)
A. Citra PT Prudential Pasca Pailit
Sebelum adanya kasus pailit Prudential merupakan perusahaan asuransi yang terpercaya dan memiliki predikat yang bagus dalam dunia perbankan sehingga citra dan kredibilitasnya tidak diragukan lagi. Setelah terjadinya krisis banyak nasabah yang menarik semua tabungan dan investasi mereka sehingga Prudential mengalami krisis kepercayaan, yang mengakibatkan citra perusahaan terganggu. Dan setelah masa krisis telah berlalu, Prudential harus kembali lagi membangun citranya agar masayarakat kembali percaya. Dengan kesempatan ini penulis ingin meneliti citra kini PT Prudential. Citra Prudential pasca pailit adalah citra atau pandangan yang dimiliki oleh Prudential setelah masa krisis kasus dipailitkannya berlalu, yaitu setelah 7 Juni 2004 pemailitan Prudential dibatalkan demi
hukum.
Operasionalisasi Citra artinya, persepsi luar terhadap suatu perusahaan atau pancaran jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi(Siswanto Sutojo, 2004 : 1). Dan Citra Kini merupakan kesan yang diperoleh orang lain tentang suatu organisasi yang mungkin merupakan gambaran yang didasarkan pengalaman atau organisasi (Jefkins, 1995:64). Sedangkan, Citra Prudential pasca pailit adalah citra atau pandangan yang dimiliki oleh Prudential setelah masa krisis kasus dipailitkannya berlalu, yaitu setelah 7 Juni 2004 pemailitan Prudential dibatalkan demi hukum. Variabel penelitian ini adalah citra kini Prudential di mata karyawan PT Primalayan Utama dan PT Panca Danamas Future (perusahaan pelanggan majalah Investor). Untuk mengetahui citra kini Prudential, penulis mengukur dengan beberapa indikator citra asuransi antara lain: • Sejarah perusahaan (Latar Belakang perusahaan); • Reputasi (baik buruknya nama perusahaan); • Jaminannya; • Benefitas; • besar kecilnya sebuah perusahaan; • Managemant (Klaimnya, sistem pembayaran • Pelayanannya, dan • Pemeringkatan yang dilakukan oleh majalah. Langkah selanjutnya untuk mengukur citra Prudential atau pandangan publik terhadap objek tertentu dapat digunakan metode yang dikenal dengan perbedaan semantik {semantic differential). Metode ini merupakan sumbangan terbesar dari seorang psikolog terkenal Charles Osgood tentang sebuah pengertian yang dapat diukur. Perbedaan semantik adalah instrumen Osgood untuk mengukur luasnya yang setiap responden mengatribut beberapa dimensi arti untuk objek tertentu. Pasangan lawan kata sifat yang sangat representatif dari dimensi yang diukur yang dipakai untuk "bulir - bulir". Responden menunjukkan luasnya setiap kata sifat (dipasangkan dengan lawannya) yang melukiskan objeknya(Mueller, 2006:61). Metode penelitian "semantic differential" meliputi langkah - langkah sebagai berikut: 1. Developing a set of relevant dimension, yaitu responden diberikan seperangkat dimensi penilaian yang berbeda - beda tentang citra suatu objek tertentu. 2. Reducing the set of relevant dimension,mengurangi
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
162
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
atau membuat lebih sederhana daftar pertanyaan pada angket nantinya. 3. Administering the instrument to sample of respondents, setiap responden diminta untuk memberikan peringkat terhadap suatu objek penelitian tertentu. 4. Averaging the results, memberikan rata-rata penilaian pendapat responden terhadap citra Perusahaan. 5. Checking on the image variance, meneliti variabel-variabel citra, setiap penelitian terhadap suatu citra merupakan garis vertikal rata - rata, maka sesungguhnya belum dapat mengungkapkan bagaimana perubahan citra itu terjadi, karena setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam penilaiannya masing-masing (Ruslan, 2003:85). Namun kelima langkah tersebut di atas, tidak dapat diterapkan dalam penelitian ini seluruhnya, karena yang diteliti hanya satu yaitu kesan orang terhadap suatu objek tertentu, maka langka yang relevan adalah langka ke-1,2 dan 5. Atribut dari metode perbedaan semantik adalah 1 sampai dengan 7, yaitu semakin besar angkanya maka semakin positif, dan semakin kecil angkanya maka semakin negatif. Penjelasan sebagai berikut: 1 = Sangat Buruk dengan range score 1 - 11 2 = Buruk dengan range score 12 - 23 3 = Cukup Buruk dengan range score 24 - 35 4 = Lumayan dengan range score 36 - 47 5 = Cukup Baik dengan range score 48 - 59 6 = Baik dengan range score 60 - 71 7 = Sangat Baik dengan range score 72 - 83 Variabel yang diteliti hanya satu yaitu citra. Citra yang dimaksud adalah apakah citra itu baik atau citra itu buruk. Seperti telah diuraikan sebelumnya, kategori citra ini termasuk dalam citra kini yang intinya citra Prudential pasca pailit dapat dipercaya dan diterima oleh publik. Dalam krisisnya kepercayaan masyarakat pada dunia asuransi, PT Prudential harus menghadapi krisis kepercayaan lagi dari masyarakat karena kasus dipailitkannya Prudential, yang pada akhirnya membawa dampak yang cukup besar bagi perusahaan, terutama citranya. Setelah PT Prudential dinyatakan bebas demi hukum (tidak jadi dipailitkan) dan majalah Investor yang merupakan majalah investasi dan keuangan sering meliputi berbagai informasi tentang perusahan asuransi termasuk juga informasi tentang PT Prudential, bagaimana citra Prudential di mata karyawan PT Primalayan Utama dan Panca Danamas Future? Bila dihubungkan dengan masalah penelitian 163
ini, objek tersebut adalah citra kini sebuah perusahaan asuransi, maka yang dinilai publik adalah dari sejarah (latarbelakang perusahaan), reputasi, jaminan, pelayanan, benefitas, management, luasnya cabang, dan pemeringkatan pada majalah. Subjek penelitian ini adalah karyawan perusahaan pelanggan majalah Investor di sebuah perusahaan retail dan perusahaan valas, dan objek penelitian ini adalah citra Prudential pasca pailit yang menurut kategori Jefkins masuk ke dalam current image. Ada 3 faktor yang mempengaruhi penilaian publik terhadap PT Prudential, antara lain: 1. Positioning awal Prudential Prekrisis 2. Krisis (Prudential pailit) 3. Post krisis (revitalisasi), apa saja yang dilakukan humas untuk mengembalikan citra/kepercayaan masyarakat? Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey dengan tujuan penelitian deskriptif yang metodenya menggunakan analisis data kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas sesuatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti(Kountur, 2004:53). Selanjutnya, ciri - ciri penelitian deskriptif dijelaskan sebagai berikut: 1. Berhubungan dengan keadaan yang terj adi saat itu. 2. Menguraikan satu variabel saja atau beberaoa variabel namun diuraikan satu persatu. 3. Variabel yang diteliti tidak dimanipulasi (Kountur. 2004) Berikutnya, data kuantitatif adalah data yang dapat diukur sehingga dapat menggunakan statistik dalam pengujiannya(Kountur, 2004:16). Dengan demikian, penelitian ini hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan dan tidak menguji hipotesis serta membuat prediksi(Jalaluddin, 2002:24). Jadi, penelitian ini hanya ingin mengetahui citra PT Prudential di mata karyawan PT Primalayan Utama di mana perusahaan retail tersebut berlangganan majalah Investor, dan citra PT Prudential di mata karyawan PT Panca Danamas Future yang merupakan perusahaan valas, agar bisa dijadikan sebagai perbandingan antara perusahaan yang ada kaitannya dengan keuangan secara langsung dan dengan perusahaan yang tidak ada kaitan dengan keuangan secara langsung.
Populasi Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian penelitian. Objek penelitian dapat berupa
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
makhluk hidup, benda - benda, sistem dan prosedur, fenomena, dan lain - lain(Kountur, 2004:137). Berdasarkan populasi di atas maka sampel penelitian penulis adalah karyawan PT Primalayan Utama dan Karyawan PT Panca Danamas Future.
Sample
Setelah mendapatkan populasi maka penulis akan menentukan sample. Menurut Sugiono (2006): "Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi". Menurut Singarimbun dalam buku Metode Penelitian Survei, populasi dapat dibedakan menjadi dua yakni populasi sampling dan populasi sasaran. Populasi sampling adalah populasi yang diambil sebagai sampling. Sedangkan populasi sasaran adalah penetapan populasi yang menjadi sasaran dari keseluruhan populasi sampling. Pada penelitian ini penulis meneliti dengan Random Sampling Kuota. Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri - ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. (Sugiyono,2006:124) Jadi, dari jumlah 35 karyawan PT Primalayan Utama, peneliti mengambil 20 orang sampel secara random. Sedangkan peneliti juga akan mengambil sampel secara random 20 orang sampel juga di PT Panca Danamas Future, dari total seluruh karyawan yang berjumlah 48 orang, sebagai perbandingan perusahaan yang tidak berhubungan dengan keuangan dengan perusahaan yang berhubungan dengan keuangan terhadap citra PT Prudential. Penulis menggunakan sampling kuota karena para karyawan sampel ini harus memiliki ciri - ciri, yaitu mereka mengetahui PT Prudential dan membaca majalah Investor.
Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data adalah salah satu hal utama yang mempengaruhi kualitas data penelitian. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Data Primer Data Primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari lapangan yang akan dipergunakan sebagai objek penulisan. Pengumpulan data ini diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan ke karyawan PT Primalayan Utama Jakarta dan karyawan PT Panca Danamas Future. Data yang
diperoleh melalui kuesioner difokuskan pada tanggapan responden untuk menjawab tujuan penelitian. Ada dua macam kuesioner, terbuka dan tertutup. Pertanyaan terbuka memungkinkan responden menjawab dengan keterangan atau dapat memberikan opini pribadinya. Oleh karena penulis menggunakan metode perbedaan semantik, maka kuesioner yang dipakai adalah tertutup dengan skala 1 sampai 7 dimana skala 7 menggambarkan "Terbaik" sedangkan skala 1 menggambarkan "Terburuk". Data Sekunder Data yang dipergunakan untuk menunjang landasan teoritis yang diperlukan dalam penelitian ini. Data diperoleh dari buku - buku teks, cacatan perkuliahan, dan kamus. Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan ini antara lain teori - teori yang berhubungan dengan penelitian. Pengumpulan data di sini berarti pencarian sumber - sumber penentuan akses ke sumber - sumber, dan akhirnya mempelajari dan mengumpulkan informasi(Turnomo, 2004:26). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner. Kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2006:199). Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Agar data suatu penelitian memiliki kualitas yang tinggi, alat ukur harus memenuhi dua syarat, yaitu (1) reliabilitas atau keterandalan dan (2) validitas atau kesahihan(M. Jamiluddin Ritonga. 2004:29). Reliabilitas, merupakan proses apakah defenisi operasaional mengukur sesuatu secara konsisten dan apakah komponen respon konsisten satu dengan yang lain. Pengertian Reliabilitas sendiri menurut Selltiz, dalam buku Riset Kehumasan, Jamiluddin Ritonga (2004:29), adalah keterandalan; sebagai kemampuan alat untuk mengukur gejala secara konsisten, yang dirancang untuk diukur. Dalam penelitian ini untuk mencapai reliabilitas alat ukur, maka penulis menggunakan test ulang (re-test), yaitu mencari kesamaan dalam hasil pengukuran di waktu yang berbeda terhadap orang yang sama. Sementara itu, validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Singarimbun, 1983,124). Untuk mendapatkan validitas alat ukur, peneliti mendiskusikan dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan item - item pertanyaan yang sesuai
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
164
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
dengan indikator citra. Cara ini disebut validitas isi. Untuk menguji validitas kuisioner ini maka digunakan rumus teknik korelasi "Product moment" ,yang rumusnya seperti berikut:
NΣxy – (Σx Σy)
r= √[NΣx2 – (Σx) 2] [NΣy2 – (Σy) 2]
Item - item pertanyaan yang akan digunakan dalam penelitian sebelumnya digunakan terlebih dahulu uji reliabilitas. Jumlah sampel yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah 10 orang. Dari hasil penelitian menggunakan kuesioner yang telah penulis lakukan diperoleh hasil yang valid dan reliable (96% atau 0,979).
Tehnik Analisis Data Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data dengan pendekatan kuantitatif yang meliputi beberapa tahapan sebagai berikut: a. Apabila semua data telah dikumpulkan maka diadakan proses editing yaitu memeriksa apakah responden menjawab lengkap dan benar sermua pertanyaan yang ada di kuesioner. b. Tahap selanjutnya adalah tahap coding, yaitu memberi kode pada jawaban responden dalam menentukan akan masuk kelompok yang mana : sangat baik atau sangat tidak baik. c. Berikutnya adalah tahap tabulasi, yaitu memasukkan hasil coding ke dalam tabel frekuensi. Yang pertama disebut dengan Tabel Induk. Dari Tabel Induk . Dari Tabel Induk didistribusikan ke abel Tunggal d. Lalu Tabel Tunggal dianalisa dengan kecenderungan prosentase e. Akhirnya membandingkan antara dua perusahaan yang diteliti
Hasil dan Pembahasan PT Prudential merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi jiwa, investasi dan tabungan. Prudential merupakan perusahaan asuransi yang beraset di atas 1 triliun, yang didirikan di London pada tahun 1848, merupakan perusahaan asuransi, dan jasa keuangan ritel terbesar di Inggris dan Asia. Di Inggris Prudential telah berdiri selama 159 tahun yang mengelola dana sebesar US$300 miliar (berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2003), Prudential telah beroperasi di Asia lebih dari 80 tahun dan mempunyai 23 perusahaan asuransi dan reksadana tersebar di 12 negara (Cina, Korea, Jepang, Hongkong, Taiwan,Vietnam, Philipina, India, Thailand, Malaysia, Singapura, dan 165
Indonesia), dan jaringan yang luas di Eropa dan Amerika. Di Indonesia sendiri Prudential baru ada selama 11tahun, di bawah pimpinan Mr. Kevin L. Holmgren, yang berpusat di Menara Thamrin, dan Prudential di Indonesia memiliki 78 cabang kantor agency, 27 kota, dan 6 kantor pemasaran. Jiwa terbesar yang pernah dibayarkan oleh Prudential adalah pada insiden karamnya kapal Titanic pada tahun 1912, sebanyak 292 jiwa. Selain produknya asuransi jiwa, Prudential juga menawarkan asuransi yang memiliki tabungan untuk masa depan sehingga nasabah tidak akan dirugikan, karena keuntungannya yang besar dan jaminannya total. Karena PT Prudential membuat produk ini dengan tujuan menjamin kehidupan masa depan nasabah. Jika asuransinya tidak digunakan tabungan kita tetap utuh, bahkan lebih dari jika kita menabung di bank. Dan tujuan lainnya adalah menjadi Financial Planner kita. Prudential juga memiliki PPM (Prudential Portfolio Managers) yang menjalin kerjasama dengan beberapa perusahaan besar seperti Standard Chartered, MARKS & SPENCER, dan Shell, dengan Standard & Poor's AAA. Guna untuk menjaring nasabah Prudential mengunakan system agen, di mana dapat bekerja freelance dengan penghasilan yang lumayan serta penjaminan masa depan yang luar biasa jika agen tersebut bisa menjalankan usaha ini sesuai dengan target. Prudential juga memiliki tenaga kerja yang profesional pada bidangnya seperti Consultant financial planner, Underwriting, Departemen Pelayanan Polis, Departemen Legal, Departemen Aktuaria, Akuntansi, Investasi, Audit, SDM, Informatika, Departemen Marketing dan Komunikasi, dan lainnya. Semuanya memiliki keahlian yang profesional pada bidangnya. Visi Prudential adalah menjadi perusahaan jasa keuangan ritel terbaik di Indonesia, melampaui pengharapan para nasabah, tenaga pemasaran, staf dan pemegang saham dengan memberikan pelayanan sempurna, produk berkualitas, tenaga pemasaran profesional yang berkomitmen tinggi serta menghasilkan pendapatan investasi yang menguntungkan". Sedangkan misi dari PT Prudential antara lain : 1. Menjadi Perusahaan Jasa Keuangan Nomor Satu di Asia, 2. Menjadi yang pertama dalam Pelayanan Nasabah, 3. Menjadi yang pertama dalam Memberikan Hasil Terbaik bagi Para Pemegang Saham, 4. Menjadi yang pertama dalam memperkerj akan orang - orang terbaik.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
I s )
Identitas Responden
(PDF) menunjukkan paling besar responden 65% adalah Pria, dan 35% responden adalah Wanita. Perbandingan ketua perusahan tersebut adalah sama-sama responden lebih banyak Pria, hanya saha responden Pria di PT. PU selisih 5% dengan PDF. Berikut ini Tabel 2 menunjukkan persentase latar belakang pendidikan Tabel 2 n = 20 PENDIDIKAN / LATAR BELAKANG RESPONDEN Atribut PT.Primalayan Panca Danamas Utama (PT.PU) Future (PDF) F % f % SMU 4 20 1 5 DIII 10 5 25 S1 13 65 12 60 S2 1 5 10 Jumlah 20 100 20 100 I s )
Bila melihat sejarah singkat yang dipaparkan di atas ada kecenderungan bahwa Prudential ingin menjadi suatu perusahaan asuransi yang berbeda dengan perusahaan asuransi lainnya, sekilas terlihat tidak seperti produk asuransi, tetapi intinya tetap asuransi jiwa. Visi dan misi yang ditawarkan pun ingin menunjukkan sesuatu yang berbeda, sehingga misinya selalu menggunakan kata "Menjadi Yang Pertama". "Berbeda" itulah kata kuncinya. Dikala perusahaan asuransi berlomba - lomba menyediakan produk yang terbaik, Prudential berusaha tetap menjadi yang berbeda dan yang pertama bagi para nasabahnya. Saat ini Prudential juga telah banyak mendapat beberapa penghargaan dari berbagai media sebagai asuransi terbaik di atas aset 1 triliun, dan yang terakhir juga memperoleh penghargaan dari MURI. Penulis melakukan penelitian terhadap citra. Citra sebuah perusahaan asuransi yang berasal dari Inggris dan telah berdiri di Indonesia selama 11 tahun sebagai subjek penelitian yang telah dipaparkan singkat di atas. Dalam sub - bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang penulis lakukan selama bulan Mei di dua tempat yang berbeda atau dua perusahaan yang berbeda di kawasan Jakarta Pusat. Ke - dua lokasi itu tepatnya di Jl.Balikpapan Raya (PT Primalayan Utama), dan Jl. Thamrin (Menara Thamrin, Panca Danamas Future). Di bawah ini merupakan tabel - tabel tunggal hasil penyebaran kuesioner kepada 20 responden dari perusahaan pertama dan perusahaan kedua yaitu PT Primalayan Utama dan PT Panca Danamas Future yang selanjutnya akan dilakukan perbandingan. Enam tabel tunggal berikut ini mengidentifikasikan identitas responden dengan menggunakan analisa kecenderungan prosentase. Identitas responden terdiri dari jenis kelamin, pendidikan, usia, posisi, apakah selalu membaca majalah Investor, dan cara mendapatkan majalah Investor. Tabel 1 n = 20 JENIS KELAMIN Atribut PT.Primalayan Panca Danamas Utama (PT.PU) Future (PDF) f % f % Pria 11 55 13 65 Wanita 9 45 7 35 Jumlah 20 100 20 100 Pada Tabel 1, PT Primalayan Utama (PT.PU) menunjukkan paling besar responden 55% adalah pria, dan 45% responden adalah wanita. Sementara PT. Panca Danamas Future
Pada Tabel 2 PT. PU menunjukkan paling banyak responden bergelar S1 (65%) sementara PDF 2 menunjukkan paling banyak responden bergelar S1 (60%). Perbandingan Tabel 2 adalah sama-sama lebih banyak lulusan SMU (20%), dan PDF memiliki lebih banyak lulusan D3 (25%). Tabel 3 berisi tentang usia responden: Tabel 3 n = 20 USIA RESPONDEN Atribut PT.Primalayan Panca Danamas Utama (PT.PU) Future (PDF) F % f % 22 - 32 13 65 9 45 33 - 42 3 15 8 40 43 - 52 4 20 3 15 53 - 62 Jumlah 20 100 20 100 Pada Tabel 3, PT PU menunjukkan responden yang berusia 22-32 tahun mencapai 65% dan dinyatakan sebagai prosentase tertinggi dalam membaca majalah Investor. Sedangkan pada PT. PDF menunjukkan responden responden terbanyak yang usianya 22-32 tahun mencapai 45%. Perbandingan antara kedua perusahaan tersebut adalaha PT. PU responden yang berusia 22-32 tahun mencapai 65%, sedangkan PT. PDF responden yang berusia 22-32 tahun hanya 45%. Prosentase tertinggi pada PT. PDF yaitu responden yang berusia 33-42 tahun mencapai 40%, sedangkan di PT. PU responden yang berusia 43-52
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
166
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
I s )
I s )
I s )
lebih banyak jumlahnya (20%). Kesimpulannya pada PT Primalaya Utama lebih banyak responden yang berusia muda, dan pada PT. Panca Danamas Future lebih banyak responden yang berusia setengah baya. Tabel 4 menunjukkan posisi dalam PT Primalayan Utama yang mengisi kuesioner dan membaca majalah Investor. Tabel 4 n = 20 POSISI RESPONDEN /JABATAN Atribut PT.Primalayan Panca Utama Danamas F % f % Direktur 10 1 5 Sekretaris 0 0 0 0 Manager 10 1 5 Hrd 1 5 0 0 Senior consultant 10 Manager it 1 5 1 5 Administrasi 10 10 Marketing 5 25 Staff 7 35 1 5 Pialang/wakil/trader 10 50 Dealing 10 Jumlah 20 100 20 100 Dari pengelolaan data Tabel 4 mengenai posisi karyawan PT Primalayan Utama menyatakan bahwa responden tertinggi pertama adalah Staff (35%), tertinggi kedua adalah marketing (25%), diikuti administrasi (10%), manager (10%), direktur (10%), HRD, dan Manager IT (5%). Dan berdasarkan PT. Panca Danamas Future responden terbanyak adalah mereka yang memiliki posisi sebagai pialang/wakil pialang atau trader (50%). Maka perbandingan antara PT.PU dan PDF adalah PT.PU posisi stafflah (35%) yang terbanyak diikutin posisi marketing (25%), sedangkan pada PDF posisi pialang/wakil pialang atau traderlah yang menjadi responden terbanyak (50%). Tabel 5 n=20 KARYAWAN SELALU BACA MAJALAH INVESTOR Atribut PT.Primalayan Panca Danamas Utama (PT.PU) Future (PDF) F % f % Ya 17 85 18 90 Tidak 3 15 2 10 Jumlah 20 100 20 100
Investor, sementara mayoritas karyawan PDF (90%) selalu membaca majalah Investor. Perbandingan Tabel 5 adalah walaupun sama-sama mayoritas karyawan dari kedua perusahaan tersebut selalu membaca, tetapi karyawan PDF lebih banyak membaca (90%), sedangkan karyawan PT. PU (85%) Tabel 6 menunjukkan bagaimana cara karyawan PT Primalayan Utama mendapatkan majalah Investor untuk dibaca. Tabel 6 n = 20 CARA KARYAWAN MENDAPATKAN Atribut PT.Primalayan Panca Danamas Utama (PT.PU) Future (PDF) F % f % Membeli secara 2 10 1 5 berlangganan Membeli secara eceran
1
5
2
10
Meminjam dikantor
17
85
17
85
Jumlah
20
100
20
100
Berdasarkan Tabel 6 persentase tertinggi menyatakan bahwa karyawan PT. PU mendapatkan majalah Investor dengan cara meminjam dari kantor (85%), lainnya berlangganan (10%), dan yang membeli eceran (5%). Sedangkan pada PT. PDF paling banyak (85%) meminjam di kantor, berlangganan eceran (5%) dan membeli eceran (10%). Dari perbandingan kedua perusahaan tersebut didapat persentasenya sama, yaitu karyawan meminjam baca majalahInvestor dari kantor adalah 85%, tetapi dari PT. PU yang membeli eceran majalah Investor 5%, sedangkan pada PT. PDF yang membeli eceran 10%. Citra PT. Prudential Citra yang dimaksud di sini adalah mengenai citra PT Prudential sebagai perusahaan asuransi pasca pailit, dan lebih khusus lagi setelah melewati tahun 2004, bagi karyawan pembaca majalah Investor di sebuah perusahaan retail dan valas. Berikut hasil penelitian mengenai citra khususnya kesan responden terhadap citra PT Prudential setelah pasca pailit. Tabel 7 mewakili pernyataan no 1 pada kuesioner.
Pada Tabel 5 menunjukkan mayoritas karyawan PT. PU (85%) selalu membaca majalah 167
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
I s )
I s )
Tabel 7 n = 20 Sejarah / latar belakang PT. Prudential Atribut PT. Panca Primalayan Utama Danamas (PT.PU) Future (PDF) f % f % Sangat Buruk = 1 0 0 Buruk = 2 0 0 Cukup Buruk = 3 0 0 Kurang Baik = 4 1 5 0 Cukup Baik = 5 4 20 8 40 Baik = 6 9 45 6 30 Sangat Baik = 7 6 30 6 30 Jumlah 20 100 20 100 Pada Tabel 7, PT. PU menunjukkan paling banyak 45% responden menilai bahwa sejarah atau latar belakang PT. Prudential ada pada level BAIK. Sementara PT. PDF menunjukkan paling banyak 40% reponden menilai bahwa sejarah atau latar belakang PT. Prudential ada pada level CUKUP BAIK. Perbandingan antara PT. PU dengan PT. PDF adalah PT. PU sebagai perusahaan retail menjawab pada level BAIK (40%), dan PDF sebagai perusahaan valas menjawab pada level CUKUP BAIK (40%). Level BAIK pada PDF hanya mendapat suara 30%. Walaupun level TERBAIK bukan nilai tertinggi bagi kedua perusahaan tersebut, tetapi memiliki persentase yang imbang (30%). Tabel 8 mewakili kuesioner nomor 2, yaitu membahas tentang reputasi PT. Prudential di mata para responden PT. Primalayan Utama dan Panca Danamas Future. Tabel 8 n = 20 Reputasi PT. Prudential Atribut PT. Primalayan Panca Danamas Utama (PT.PU) Future (PDF) f % f % Sangat buruk 0 0 Buruk 0 0 Cukup buruk 0 1 5 Kurang baik 10 1 5 Cukup baik 6 30 3 15 Baik 10 50 10 50 Sangat baik 10 5 25 Jumlah 20 100 20 100 Pada tabel 8, PT.PU menunjukkan paling banyak 50% responden menilai bahwa reputasi PT. Prudential ada pada level BAIK. Sedangkan PDF menunjukkan paling banyak 50% responden menilai bahwa reputasi PT. Prudential ada pada level BAIK. Jadi tidak ada perbandingan karena
memiliki nilai yang sama dengan persentase yang sama, yaitu BAIK (50%). Produk yang bagus merupakan hal yang penting bagi sebuah perusahaan, terutama dalam bidang jasa. Seperti perbankan dan asuransi. Tabel 9 mewakili pernyataan kuesioner nomor 3. Tabel 9 n = 20 Produk PT. Prudential Atribut PT. Panca Primalayan Utama Danamas (PT.PU) Future (PDF) f % f % Sangat Jelek = 1 0 0 Jelek = 2 0 0 Cukup Jelek = 3 0 0 Biasa Aja = 4 0 2 10 Lumayan Bagus = 10 50 3 15 Bagus = 6 7 35 8 40 Sangat Bagus = 7 3 15 7 35 Jumlah 20 100 20 100 Pada Tabel 9, PT.PU menunjukkan paling banyak 50% responden menilai produk PT. Prudential ada pada level LUMAYAN BAGUS, dan PDF menunjukkan paling banyak 40% responden menilai produk PT. Prudential ada pada level BAGUS. Perbandingan antara PT.PU dan PDF adalah responden PT. PU menilai produk PT. Prudential LUMAYAN BAGUS, sedangkan responden PDF menilai produk PT. Prudential ada pada level BAGUS. Tabel berikutnya memaparkan bagaimana jaminan asuransi PT. Prudential. Apakah pembayaran klaimnya total atau tidak. Hanya iming - iming belaka, atau benar - benar sesuai dengan perjanjian. Tabel 10 mewakili kuesioner nomor 4. Tabel 10 n = 20 Jaminan PT. Prudential (Pembayaran klaim total Atribut PT. Primalayan Panca Utama (PT.PU) Danamas f % F % Sangat Terbatas = 1 0 0 Terbatas = 2 0 0 Cukup Terbatas = 3 0 0 Biasa Aja = 4 1 5 2 10 Lumayan = 5 13 65 5 25 Total = 6 5 25 7 35 Sangat Total = 7 1 5 6 30 Jumlah 20 100 20 100 Pada tabel 10, PT.PU menunjukkan paling banyak 65% responden menilai jaminan PT.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
168
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
Prudential ada pada level LUMAYAN. Sedangkan, PDF menunjukkan paling banyak 35% responden menilai jaminan PT. Prudential ada pada level TOTAL. Perbandingan antara PT.PU dan PDF adalah PT.PU menilai jaminan PT.Prudential ada pada level LUMAYAN, sedangkan PDF menilai ada pada level TOTAL. Dan di PDF antara nilai level TOTAL (35%) dan SANGAT TOTAL(30%) hanya selisih 5%. Berdasarkan pengamatan penulis dalam sebuah perusahaan asuransi, salah satu yang paling penting adalah keuntungan yang diberikan perusahaan Asuransi pada nasabahnya. Bagaimana keuntungan yang diberikan oleh PT.Prudential ? Tabel 11 mewakili kuesioner nomor 5. Tabel 11 n = 20 Benefit/ keuntungan Produk PT. Prudential PT. Primalayan Panca Danamas Utama (PT.PU) Future (PDF) %
f
%
Sangat sedikit = 1 Sedikit =2
0
-
0
-
0
-
0
-
Kurang banyak = 3 Biasa saja = 4
0
-
0
-
0
-
10
Cukup banyak =5 Banyak = 6
12
60
3
15
6
30
11
55
10
4
20
100
20
100
Sangat banyak =7 Jumlah
I s )
f
I s )
Atribut
20
Pada tabel 11, PT.PU menunjukkan paling banyak 60% responden menilai keuntungan pruduk PT. Prudential ada pada level CUKUP BANYAK, sementara PDF menunjukkan paling banyak 55% responden menilai keuntungan produk PT. Prudential ada pada level BANYAK. Perbandingan diantara keduanya adalah PT.PU menilai keuntungan dari produk PT. Prudential CUKUP BANYAK, sedangkan PDF menilai BANYAK. Cabang merupakan salah satu penilaian seberapa bonafit sebuah perusahaan jasa tersebut. Tabel 12 mewakili kuesioner nomor 6.
169
Tabel 12 n = 20 Cabang PT. Prudential Atribut PT. Panca Primalayan Danamas Utama Future (PDF) f % f % Sangat sedikit = 1 0 0 Sedikit = 2 0 0 Kurang banyak = 3 0 0 Biasa aja = 4 1 5 1 5 Cukup banyak = 5 1 5 1 5 Banyak = 6 10 50 12 60 Sangat banyak = 7 8 40 6 30 Jumlah 20 100 20 100 Pada Tabel 12 , PT.PU menunjukkan paling banyak 50% responden memberi nilai pada cabang PT. Prudential dengan level BANYAK. Sedangkan PDF menunjukkan paling banyak 60% responden memberikan nilai pada cabang PT. Prudential dengan level BANYAK. Perbandingan antara PT.PU dan PDF adalah sama - sama menilai pada level yang sama yaitu; BANYAK, tetapi memiliki persentase yang berbeda. PT.PU 50%, sedangkan PDF 60%. Tabel 13 mewakili kuesioner nomor 7. Memaparkan apakah klaim yang diajukan pada PT. Prudential sulit atau gampang. Tabel 13 n = 20 Klaim PT. Prudential Atribut PT. Primalayan Panca Danamas Utama (PT.PU) Future (PDF) f % f % Sangat sulit 0 0 Cukup sulit 0 0 Sulit 0 1 5 Biasa saja 1 5 1 5 Cukup mud ah 16 80 14 70 Mudah 2 10 3 15 Sangat mudah 1 5 1 5 Jumlah 20 100 20 100 Pada Tabel 13, PT.PU menunjukkan paling banyak 80% responden menilai klaim yang diajukan pada PT.Prudential ada pada level CUKUP MUDAH, sementara PDF menunjukkan paling banyak 70% responden menilai klaim yang diajukan pada PT.Prudential ada pada level CUKUP MUDAH. Perbandingan di atas adalah sama. Kedua perusahaan menilai pada level CUKUP MUDAH, tetapi dengan persentase berbeda. PT.PU 80%, sedangkan PDF 70%.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
Pelayanan juga merupakan faktor yang menentukan dalam membentuk citra sebuah perusahaan. Tabel 14 ini mewakili kuesioner nomor 8. Tabel 14 n = 20 Pelayanan PT. Prudential Atribut PT. Panca Primalayan Danamas Utama Future (PDF) f % f % Sangat buruk = 1 0 0 Buruk = 2 0 0 Cukup buruk = 3 0 0 Biasa saja = 4 0 3 15 Cukup baik = 5 15 75 10 50 Baik = 6 5 25 6 30 Sangat baik = 7 0 0 1 5 Jumlah 20 100 20 100 Pada Tabel 14, PT.PU menunjukkan paling banyak 75% responden menilai pelayanan PT. Prudential ada pada level CUKUP BAIK, dan PDF menunjukkan paling banyak 50% responden menilai pelayanan PT. Prudential ada pada level CUKUP BAIK. Perbandingan tabel 14 di atas adalah sama-sama memiliki penilaian level yang sama yaitu CUKUP BAIK, tapi dengan selisih persentase 25%. Pada tabel 15 memaparkan apakah PT. Prudential memberikan Informasi yang cukup lengkap mengenai produknya. (Peluncuran produk baru atau informasi penting lainnya). Tabel 15 ini mewakili kuesioner nomor 9. Tabel 15 n = 20 Informasi PT. Prudential Atribut PT. Panca Primalayan Danamas f % f % 0 0 Sangat Tidak Lengkap =1 Tidak Lengkap = 2 0 0 Kurang Lengkap = 3
0
-
0
-
Netral = 4 Cukup Lengkap = 5
0
-
2
10
15
75
11
55
Lengkap = 6 Sangat Lengkap = 7
4
20
6
30
1
5
1
5
Jumlah
20
100
20
100
Pada tabel 15, PT.PU menunjukkan paling banyak 75% responden menilai pada level CUKUP LENGKAP terhadap informasi yang diberikan,
dan PDF menunjukkan paling banyak 55% respoden menilai CUKUP LENGKAP terhadap informasi yang diberikan. Tidak ada perbandingan karena kedua perusahaan menilai pada level yang sama. Hanya saja dengan persentase yang berbeda. PT.PU lebih besar (75%) dan PDF (55%). Tabel 16 n = 20 Sistem Pembayaran Premi PT. Atribut PT. Panca Primalayan Danamas Utama Future f % f % Sangat sulit 1 0 0 Cukup sulit 2 0 0 Sulit 0 0 Biasa saja 0 1 5 Cukup mudah 5 3 15 3 15 Mudah 10 50 13 65 Sangat mudah 7 7 35 3 15 Jumlah 20 100 20 100 Pada Tabel 16, PT.PU menunjukkan paling banyak 50% responden menilai sistem pembayaran premi PT. Prudential ada pada level MUDAH, dan PDF menunjukkan paling banyak 65% responden menilai sistem pembayaran premi PT. Prudential ada pada level MUDAH juga. Perbandingan kedua tabel di atas tidak ada karena memiliki penilaian pada level yang sama. Tetapi dengan persentase yang berbeda PT.PU ( 50%), dan PDF lebih besar persentasenya (65%). Dari beberapa majalah invetasi dan keuangan selalu ada pemeringkatan terhadap beberapa kategori perusahaan. Begitu juga dengan perusahaan asuransi. Majalah Investor juga melakukan pemeringkatan terhadap perusahaan asuransi dengan beberapa kategori. Bagaimana pemeringkatan yang dilakukan oleh majalah Investor terhadap PT. Prudential? Tabel 17 mewakili kuesioner nomor 11. Tabel 17 n = 20 Pemeringkatan Yang Dilakukan Oleh Majalah Atribut PT. Panca Primalayan Danamas Utama Future (PDF) f % f % Terendah = 1 0 0 Rendah = 2 0 0 Cukup rendah = 3 0 0 Biasa saja = 4 0 0 Cukup tinggi = 5 0 4 20 Tinggi = 6 3 15 6 30 Tertinggi = 7 17 85 10 50 Jumlah 20 100 20 100 Pada tabel 17, PT.PU menunjukkan paling banyak
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
170
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
85% responden menilai level TERTINGGI pada pemeringkatan yang dilakukan oleh majalah Investor., sementara PDF menunjukkan paling banyak 50% responden menilai level TERTINGGI juga pada pemeringkatan yang dilakukan oleh majalah Investor. Perbandingannya dapat dilihat bahwa kedua perusahaan sama-sama nilai pada level TERTINGGI. Hanya saja persentase kedua perusahaan tersebut berbeda jauh. PT.PU lebih besar (85%), sedangkan PDF 50%. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran, citra PT. Prudential secara umum dinilai oleh kedua perusahaan responden baik. Penilaian tersebut meliputi aspek: sejarah, reputasi, produk, jaminan, benefit, cabang, klaim, pelayanan, informasi, sistem pembayaran, dan pemeringkatan oleh majalah Investor. Hasil studi ini dikaitkan dengan karakteristik responden diperoleh gambaran sebagai berikut : Pertama, dari kategori jenis kelamin dari kedua perusahaan PT.PU dan PDF tidak ada perbedaan, responden kedua perusahaan lebih banyak pria, PT.PU (55%), dan PDF (65%), sedangkan untuk responden wanita PT.PU (45%), dan PDF (35%). Dari kategori ini tidak mempengaruhi citra pada PT. Prudential. Kedua, dari kategori latar belakang pendidikan responden PT.PU S1 (65%), SMU (20%), DIII (10%), dan S2 (5%). Sedangkan di PDF S1(60%), DIII (25%), S2 (10%), dan SMU (5%). Kedua perusahaan tersebut memiliki responden terbanyak berlatar belakang pendidikan S1, tetapi di PDF perusahaan valas pendidikan responden lebih tinggi dibandingkan PT.PU, responden DIII (25%), dan S2 (10%) lebih banyak. Sedangkan di PT.PU responden SMU lebih banyak(20%). Menurut pengamatan penulis dari kuesioner yang telah disebarkan latar belakang pendidikan dari dua perusahaan tidak terlalu mempengaruhi citra PT.Prudential. Karena pekerjaan mereka dituntut untuk membaca majalah Investor, walau hanya sekedar lihat. Ketiga, dari kategori usia, ada tiga kategori yaitu usia 22-32 (pemuda), usia 33-42 (setengah
171
baya), dan usia 43-52 (lanjut usia). Di PT.PU 65% adalah usia 22-32 (pemuda), 20% usia 43-52 (lanjut usia), dan 15% usia 33-42 (setengah baya). Sedangkan di PDF 45% usia 22-32 (pemuda), dan 40% usia 33-42 (setengah baya). Dari pengamatan penulis segi usia pada reponden tidak mempengaruhi citra PT.Prudential. Semuanya relatif menjawab sesuai dengan persepsi masing - masing. Keempat, dari kategori apakah responden kedua perusahaan selalu membaca majalah Investor? Di PT.PU 85% responden menjawab iya, dan di PDF 90% responden menjawab iya. Dan dari responden yang menjawab tidak, kuesioner yang terisi kurang mendapat jawaban yang memuaskan. Itu berarti yang tidak selalu membaca mempengaruhi citra PT.Prudential. Kelima, dari kategori Posisi yang disandang oleh responden pada kedua perusahaan. Di PT.PU responden lebih banyak staff (35%), marketing (25%), dan di PDF responden setengahnya adalah Pialang/wakil pialang/trader (50%). Keenam, dari kategori bagaimana cara karyawan mendapat majalah Investor? Di PT.PU 85% responden meminjam majalah Investor di kantor, 10% responden langganan, dan 5% responden berlangganan. Sedangkan di PDF 85% responden meminjam majalah Investor di kantor, 10% responden membeli secara eceran, dan 5% responden berlangganan. Dan bagaimana responden mendapatkan majalah Investor tidak mempengaruhi citra PT.Prudential. Penulis akan membuat sebuah tabel perbandingan secara visual sebelum masuk dalam pembahasan indikator untuk memperjelas perbandingan citra PT.Prudential antara kedua perusahaan, yaitu perusahaan retail, dan perusahaan valas. Apakah ada pengaruh yang besar terhadap citra PT. Prudential di mata karyawan perusahaan retail (sebuah perusahaan yang tidak ada hubungan langsung dengan keuangan), dan perusahaan valas (perusahaan yang berhubungan langsung dengan keuangan).
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
Keterangan : - Garis Biru dengan lambang X adalah perusahaan Panca Danamas Future - Garis Merah dengan lambang O adalah perusahaan PT Primalayan.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa PT Panca Danamas memberikan jawaban yang lebih baik dari pada PT Primalayan. Grafik X lebih banyak kearah sebelah kiri. Karena semakin ke arah kiri semakin baik. Grafik ini merupakan hasil dari kesimpulan secara keseluruhan setiap kuesioner, hasilnya diperoleh dari tabel - tabel diatas. Jadi, dari tabel kuesioner, hasil terbesar dimasukkan ke grafik. Dari tabel C. 1 di atas dapat dilihat hasil responden dari dua perusahaan. Pertama adalah latar belakang PT. Prudential. Responden PT.PU 45% menjawab di level BAIK, dan responden PDF 40% menjawab di level CUKUP BAIK. Berarti responden di PT.PU memberikan respon yang lebih baik pada sejarah PT. Prudential. Kedua, adalah reputasi PT.Prudential. Responden PT.PU 50% menjawab di level BAIK, dan responden PDF 50% menjawab pada level BAIK juga. Berarti kedua perusahaan tersebut memberi respon yang baik pada reputasi PT.Prudential. Ketiga, adalah Produk PT.Prudential. Responden PT.PU 50% menjawab pada level LUMAYAN BAGUS, dan responden PDF 40% menjawab pada level BAGUS. Berarti PDF memberi respon yang lebih baik pada produk PT.Prudential. Keempat, adalah Jaminan terhadap klaim PT.Prudential apakah dibayar total atau hanya sebagian. Responden PT.PU 65% menjawab pada level LUMAYAN, dan responden PDF 35% menjawab pada level TOTAL. Berarti PDF
memberikan respon yang lebih baik pada jaminan Prudential. Kelima, adalah keuntungan yang diberikan Prudential. Responden PT.PU 60% menjawab pada level CUKUP BANYAK, dan responden PDF 55% menjawab pada level BANYAK. Berarti PDF memberi respon yang lebih baik dibandingkan PT.PU. Keenam, adalah cabang Prudential. Responden PT.PU 50% menjawab pada level BANYAK, dan responden PDF 60% menjawab BANYAK. Kedua perusahaan memberikan respon yang sama, tetapi jika dilihat dari persentase yang ada, responden PDF memberi penilaian yang lebih besar. Ketujuh, adalah cara klaim PT. Prudential sulit atau mudah? Responden PT.PU 80% menjawab pada level CUKUP MUDAH, dan responden PDF 70% menjawab pada level CUKUP MUDAH. Kedua perusahaan memberikan respon yang sama, tetapi jika dilihat dari persentase yang ada, responden PT.PU memberi penilaian lebih besar. Kedelapan, adalah pelayanan yang diberikan oleh Prudential. Responden PT.PU 75% menjawab pada level CUKUP BAIK, dan responden PDF 50% menjawab pada level CUKUP BAIK. Berarti kedua perusahaan responden memberikan penilaian yang sama juga, tetapi nilai persentase PT.PU lebih besar. Kesembilan, adalah informasi yang diberikan Prudential lengkap atau tidak. Responden PT.PU 75% menjawab pada level CUKUP LENGKAP, dan responden PDF 55% menjawab pada level CUKUP LENGKAP. Kedua perusahaan memberikan nilai yang sama, tetapi penilaian persentase PT.PU lebih tinggi. Kesepuluh, adalah sistem pembayaran preminya sulit atau mudah. Responden PT.PU 50%
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
172
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
menjawab pada level MUDAH, dan responden PDF 65% menjawab pada level MUDAH. Keduanya memberikan nilai yang sama. Tetapi persentase dari PDF lebih tinggi. Kesebelas, adalah pemeringkatan yang diberikan majalah Investor terhadap PT.Prudential. Responden PT.PU 85% menjawab pada level TERTINGGI, dan responden PDF 50% menjawab pada level TERTINGGI. Dari kedua perusahaan, responden terbanyak menjawab dengan level yang sama, tetapi PT.PU memberikan persentase yang lebih besar. Dari pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa adanya pengaruh citra PT. Prudential diantara perusahaan retail dan perusahaan valas. Perusahaan valas (PDF) memberikan citra yang lebih baik. Karena jika dilihat dari perbandingan di atas, PDF memberikan 3 jawaban yang lebih positif, dan PT.PU memberikan 1 jawaban yang lebih positif. 7 Jawaban diantaranya memiliki nilai yang seri. Tetapi persentase yang diberikan oleh PDF lebih besar. Dapat dilihat juga bahwa PDF memberikan penilaian yang lebih bervariasi. Untuk lebih memastikan lagi penulis akan membuat tabel scorsing (penilaian), sehingga dapat dilihat perusahaan mana yang memberikan nilai yang lebih besar. Tabel C.2 Nilai dan atribut 1 Sangat Buruk 12 Buruk 11 12 23 Buruk 3 Cukup 24 35 4 Lumayan 36 47 Baik 5 Cukup 48 59 6 Baik 60 71 Baik 7 Sangat 72 Total83
PT. Primalayan Utama (PT.PU)
Panca Danamas Future (PDF)
f
f
0 0 0 6 95 71 48 220
0 0 2 15 65 88 50 220
Hasil dari Tabel C.2 diperoleh dari total kuesioner dikalikan jumlah orang per perusahaan. (11 X 20). Dari tabel di atas dapat dilihat jika responden dari PT.PU lebih banyak memberikan scor/nilai 5 yang berarti tingkat level CUKUP BAIK, dan dari PDF lebih banyak memberikan scor/nilai 6 yang berarti tingkat level BAIK. Dapat dilihat juga dari tabel C.2 jika jawaban yang diberikan PDF selaku perusahaan valas lebih bervariasi. Sehingga scor/nilai 3 yang berarti tingkat level CUKUP BURUK juga ada. ( itu berarti dari total 173
kuesioner ada dua orang yang menjawab CUKUP BURUK di perusahaan PDF). - Dan yang paling terlihat adalah indikator terakhir di mana responden memberikan penilaian level TERTINGGI untuk pemeringkatan yang diberikan majalah Investor kepada PT. Prudential. Indikator yang digunakan dalam kuesioner ini merupakan kutipan dari media elektronik http://www.sinarharapan.co.id/ekonomi/eureka/20 04/0618/eur1 .html, di mana media tersebut membahas ciri - ciri perusahaan asuransi yang baik, sehingga penulis dapat menggunakan indikator tersebut sebagai patokan untuk melakukan penelitian (sebuah perusahaan asuransi yang baik, untuk mengukur citra Prudential), juga setelah melalui diskusi panjang dengan dosen pembimbing penulis. Seperti yang dikatakan oleh teori Howord Bonham, Humasnya PT. Prudential juga berusaha memberikan pengertian publik dengan baik, sehingga memperdalam kepercayaan publik terhadap PT. Prudential sebagai perusahaan asuransi, dengan berbagai cara. selanjutnya akan dapat memberikan keuntungan bagi nama baik perusahaan sesuai dengan image positif dari publik terhadap organisasi tersebut. Dapat penulis simpulkan bahwa perusahaan valas, perusahaan yang berhubungan dengan keuangan memberi citra yang lebih baik pada perusahaan Prudential selaku perusahaan asuransi. Tetapi perlu ditegaskan bahwa PT.PU selaku perusahaan retail juga tidak memberikan kesan yang negatif terhadap PT.Prudential, PT.PU juga memberikan citra yang cukup baik, karena jika dilihat dari tabel C.2 di score/nilai 6 dan 7 responden PT.PU hanya berselisih sedikit dengan responden PDF.
Kesimpulan Melalui hasil kuesioner yang dibagikan kepada responden kedua perusahaan yaitu perusahaan retail (PT.PU) dan perusahaan valas (PDF), maka dapat diketahui tanggapan mereka terhadap citra kini PT. Prudential. Kesimpulan dapat dibagi dalam 3 hal; (1) Adanya pengaruh citra PT. Prudential di antara perusahaan retail (PT.PU) dan perusahaan valas (PDF). Perusahaan valas (PDF, perusahaan yang berhubungan dengan keuangan) memberikan citra yang lebih baik dibandingkan perusahaan retail (PT.PU). Dilihat dari perbandingan yang telah dibahas di bab IV. (2) PDF memberikan nilai yang bervariasi dibandingkan PT.PU. (3) PT.PU selaku perusahaan retail juga memberikan citra yang baik, hanya saja jika diperbandingkan dengan PDF, PDF memberikan respon yang lebih baik. Jadi pada kesimpulan akhirnya, citra PT.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Citra Pt Prudential Pasca Pailit Di Mata Karyawan Pt Primalayan Utama Dan Karyawan Pt Panca Danamas Future (Perusahaan Pelanggan Majalah Investor)
Prudential pasca pailit tahun 2004 tidak mempengaruhi citra PT. Prudential hingga saat ini, dan citranya baik atau positif.
Daftar Pustaka Abdullah, Aceng, Press Relation : Kiat Berhubungan Dengan Media Massa. Bandung : PT Remaja RosdaKarya. Bandung. 2001 Barata, Atep adya, Dasar - dasar Pelayanan Prima. Cetakan ke-3, PT Elex Media Komputindo. Jakarta. 2006 Davis, Anthony, Everything You Should Know About Public Relation. Terjemahan Elex Media Komputindo. Jakarta. 2003 Gunadi
dan Herfan Djony, Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta : PT Grasindo. Jakarta 1998
Jefkins,
Frank, 1995, Public Erlangga. Jakarta. 1995
Relations,
Jakarta:
Kolter, Philip 1988. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Kountur, Ronny. 2004, Metode Penelitian, Jakarta : PPM. Jakarta. 1988 Linggar,
Anggoro. 2001, Teori & profesi KEHUMASAN. Jakarta: Bumi Aksara. Jakarta. 2001
Moore, Frazier, H, 2005, HUMAS Membangun Citra Dengan Komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya. Bandung. 2005 Mueller, Daniel, J, 1996, Mengukur Sikap Sosial, Jakarta : Bumi Aksara. Jakarta. 1996 Rakhmat, Jalaludin, 2002, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: Remaja RosdaKarya. Ritonga. Bandung. 2002 M. Jamiluddin. 2004. Riset kehumasan. Cetakan pertama. Jakarta: PT. Grasindo. Jakarta. 2004 Ruslan, Rosady, 2005, Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2005 Singarimbun, Masri, 1995. Metode Penelitian Survey, Jakarta. LP3ES. Jakarta. 1995
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
174
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
HUBUNGAN MANFAAT KEGIATAN COMMUNITY RELATIONS DENGAN CITRA PERUSAHAAN PT. INDAH KIAT PULP & PAPER Tbk. PADA MASYARAKAT KRAGILAN SERANG BANTEN Devita1 Sumartono1 Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara Tol Tomang-Kebun Jeruk, Jakarta 11510
[email protected]
1Fakultas
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan manfaat kegiatan community relations dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada masyarakat Kragilan Serang Banten. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Metode survei ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian asosiatif atau korelasional. Karena untuk melihat atau mengetahui sejauh mana satu variabel atau lebih berperan dalam mempengaruhi variabel lain. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, teknik sampling yang digunakan stratfied random sampling (sampling acak stratifikasi). Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan : 1). Koofesien korelasi, digunakan untuk menjelaskan tingkat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang dinyatakan dengan berbagai tingkat hubungan. 2). Koofesien Determinasi, digunakan untuk menunjukkan seberapa besar kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil dari penelitian adalah manfaat kegiatan community relations yang dilakukan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten mempunyai nilai positif. Tingkat hubungan yang terjadi antara kegiatan tersebut dengan citra perusahaan berada pada kategori sangat kuat dengan besarnya kontribusi sebesar 99%. Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan community relations yang ada telah membawa hasil yang sangat berarti terhadap ciitra perusahaan. Aspirasi masyarakat mengenai kegiatan community relations telah membawa hasil yang berarti dan sesuai dengan harapan. Yang perlu ditingkatkan adalah walaupun kegiatan community relations ini sudah berjalan dengan baik, namun pihak perusahaan harus tetap mengakampanyekan terhadap publik mengenai kegiatan ini, sehingga citra yang positif pun akan terus didapatkan Kata kunci: community relations, citra perusahaan, harapan
Pendahuluan
Paper Tbk Serang-Banten, terbagi dua yaitu, Packaging (Kemasan produk) dan Packaging Modern (Kemasan Tanggung jawab sosial perusahaan memang produk modern), antara lain : Linear Board, Ivory hal yang sudah seharusnya ada dari dulu hingga Board, Fluting Medium, White Kraft, Manila, Duplex sekarang, sebuah keberadaan yang tidak dapat & Triplex, Chip Board, Art Board, Corrugator Karton dipisahkan dari eksistensi setiap organisasi bisnis yang Box. tidak perlu diperdebatkan lagi. Kalau setiap Tujuan didirikan PT. Indah Kiat Pulp & Paper perusahaan menghayati dengan sepenuh hati apa yang Tbk. adalah ikut membangun sesuai dengan tujuan menjadi tanggung jawabnya, maka eksistensi nasional sebagai tanggungjawab berbangsa dan perusahaan akan memberi manfaat bagi masyarakat. bermasyarakat, dan mensejahterakan para pemegang Tujuan perusahaan bukan hanya mengejar akumulasi saham, investor yang berpotensional, karyawan, profit tetapi melampaui hal itu. Sepanjang perusahaan manajer, rekan usaha, pemerintah dan lingkungan itu menggunakan sumber daya, baik manusia maupun sekitar. finansial dari komunitas yang ada, maka perusahaan Untuk mewujudkan tujuan tersebut agar mempunyai tanggung jawab untuk menghasilkan berjalan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan, profit dan mengembalikan sebagian dari profit bagi maka PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Menjalankan masyarakat. Disamping itu, hubungan serasi dengan suatu program tanggung jawab sosial yaitu kegiatan komunitas sekitar menjadi keharusan bagi perusahaan community relations. Secara singkat, menurut Jerold dimanapun agar tidak dilanda gejolak-gejolak atau (2004:1) Community Relations adalah program bahkan terlibat dalam konflik yang berkepanjangan pengembangan komunitas yang melalui berbagai dengan masyarakat setempat yang akan mengganggu upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi kelancaran usaha. dan komunitas. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. yang Kegiatan community relations yang dilakukan beralamat di Jalan Raya Serang Km. 76 Kragilan, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. ini terdiri dari Kabupaten Serang–Banten 42184, merupakan salah berbagai bidang, salah satu diantaranya adalah bidang satu pabrik pulp dan kertas terbesar se Asia Tenggara, pendidikan. Setiap bulan dana Social Responsibility yang Produk yang dihasilkan oleh PT. Indah Kiat Pulp & 175 Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
diperoleh dari karyawan, akan diberikan kepada setiap siswa yang tidak mampu dan berprestasi pada tiap triwulan, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk SerangBanten menyalurkan bantuan beasiswa Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA) untuk anakanak yang tidak mampu dan memberikan bantuan fasilitas pendidikan, memberikan bantuan berupa buku-buku pelajaran dan buku cetak kepada setiap siswa dan memberikan bantuan untuk korban musibah bencana alam dan semua itu merupakan bantuan kemanusiaan yang pernah dibantu oleh tim social responsibility. Kegiatan penyaluran social responsibility tersebut diberikan secara langsung oleh Tim Social Responsibility yang dikelola oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Serang-Banten. Dalam bidang Bidang Agama, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. memberikan sarana & prasarana bagi masjid, mushola & ponpes di sekitar pabrik, Pemberian hewan Qurban, Buka Puasa & Sholat Ied bersama, Pemberian bantuan bagi Peringatan Hari Besar Islam. Dalam Bidang Sosial kemasyarakatan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk bekerjasama dengan Yayasan Tzu Chi dalam pelaksanaan bakti sosial pembagian beras, Lomba Lari Indah Kiat 10 km, pemberian bantuan bagi kegiatan kemasyarakatan. Dalam Bidang Kemitraan yaitu, menangani kuli bongkar muat, pemberdayaan masyarakat Kragilan dengan melibatkan Forklip, pembinaan kesenian khas Banten (Debus), dan dalam Bidang kesehatan, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk bekerjasama dengan Yayasan Tzu Chi dalam pelaksanaan bakti sosial pengobatan massal gratis, sunatan massal gratis, pembangunan Puskesmas, puskesmas keliling, pemberiaan air bersih, dan lain-lain. Manfaat Community Relations yang dibangun berdasarkan visi tanggung jawab sosial korporat itu memang bisa dipetik kedua belah pihak. Dari pihak eksternal yaitu masyarakat, mereka yang kemampuan ekonominya berkembang dengan bantuan organisasi bisnis, tentu akan meningkat derajat kesejahteraannnya. Sedangkan dari pihak internal yaitu organisasi atau perusahaan, karena masyarakat yang semakin membaik tingkat kesejahteraannnya berkat bantuan organisasi bisnis maka mereka akan menghormati organisasi bisnis tersebut. Organisasi bisnis juga dapat memperbaiki pengetahuan atas komunitas lokal, memberi kontribusi bagi komunitas lokal, dan dapat meningkatkan citra dan profil perusahaan karena para karyawan menjadi duta besar bagi perusahaannya. Ini sejalan dengan prinsip kemaslahatan bersama yang dikembangkan melalui berbagai program dan kegiatan PR. Karena itu penting untuk disadari bahwa program-program Community Relations merupakan program dari perusahaan untuk komunitas. Jika aspek-aspek itu dijalankan oleh perusahaan, bukan tidak mungkin akan terbentuk citra yang positif kepada perusahaan. Karena citra dapat ditimbulkan dari adanya pemahaman seseorang atau masyarakat
akan suatu kenyataan. Pemahaman yang berasal dari informasi yang tidak lengkap akan menghasilkan citra yang tidak sempurna, maka terciptanya suatu citra perusahaan yang baik dimata khalayak akan sangat tergantung pada bagaimana perusahaan tersebut memperlakukan publiknya. Citra didapat dari kesan khalayak atau stakeholders perusahaan terhadap penampilan atau kinerja perusahaan, image atau citra bersifat dinamis, tidak statis, sehingga dapat turun naik sepanjang perjalanan hidup perusahaan. Karena dalam proses dinamis, dapat terjadi berbagai macam peristiwa yang biasa menjatuhkan atau meningkatkan nama perusahaan. Seperti kita ketahui, bahwa berdirinya sebuah perusahaan menimbulkan tuntutantuntutan dan harapan dari masyarakat sekitar perusahaan, demikian pula yang terjadi pada PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada umumnya masyarakat sekitar perusahaan selalu menuntut agar mereka mendapatkan bantuan berupa fasilitas yang layak tanpa ingin mengetahui apakah perusahaan tersebut sedang mengalami krisis atau tidak. Contoh tuntutan-tuntutan tersebut antara lain : ingin dibangunkan tempat ibadah, Puskesmas gratis, sarana olah raga, perbaikan jalan, dan lain lain. Dalam hal ini tuntutan-tuntutan tersebut tidak lepas karena keadaan masyarakat sekitar yang kurang mampu dalam hal materi maupun latar belakang pendidikan mereka yang rendah yang bertempat tinggal di sekitar PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. dan ingin meningkatkan taraf hidup mereka agar layak. Dengan adanya tuntutan-tuntutan tersebut, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. selalu berusaha memberikan apa yang masyarakat inginkan, dan jika mereka ingin mendapatkan penghidupan yang layak maka harus ditunjang dengan bantuan atau fasilitas yang baik pula. Karena itu, dengan adanya keberhasilan mengabulkan tuntutan masyarakat, maka PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. akan mendapatkan citra yang positif dari masyarakat sekitar. Program-program Community Relations yang telah diimplementasikan pun tidak saja ditujukan untuk masyarakat sekitar perusahaan saja, melainkan juga berupaya untuk masyarakat secara luas. Maka dalam hal ini kegiatan Community Relations sangat erat kaitannya dengan keberlangsungan hidup masyarakat dan erat pula terhadap citra positif perusahaan, karena jika masyarakat tersebut diperhatikan dengan baik maka perusahaan pun akan mendapatkan citra yang baik pula. Tentu saja, hal ini sangat menguntungkan perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan masalah yang akan diteliti, yaitu: Sejauhmana hubungan manfaat kegiatan Community Relations dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. pada masyarakat Kragilan Serang-Banten.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
176
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
Humas atau Public Relations
Pendapat dua ahli komunikasi, Melvin L. DeFleur dan Everette E. Dennis yang dikutip oleh Yosal (2004:5) mendefinisikan Public Relations sebagai: “Upaya terencana guna mempengaruhi opini publik melalui karakter yang baik dan kinerja yang bertanggung jawab, yang didasarkan pada komunikasi dua arah yang memuaskan kedua belah pihak”. Penulis memahami bahwa kegiatan Humas merupakan sebuah kinerja yang didasarkan rasa tanggung jawab sehingga memberi keuntungan bagi kedua belah pihak. Dalam penelitian mengenai kegiatan community relations ini tidak lepas karena adanya dukungan pihak-pihak. Pihak-pihak yang dimaksud adalah komunitas internal organisasi dan komunitas eksternal organisasi atau masyarakat sekitar perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten.
Publik Menurut Moore (2004:51) “Publik adalah sekelompok orang dengan kepentingan yang sama, memiliki suatu pendapat yang sama mengenai suatu persoalan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) : “Publik adalah Orang banyak atau ramai yang mempunyai kepentingan atau tujuan tertentu”. Penulis memahami bahwa publik merupakan kumpulan individu dalam sebuah lingkungan hidup dan mereka memiliki suatu pemikiran yang sama akan suatu persoalan, dan dalam hal ini publik memilki kekuatan besar akan jalannya suatu kegiatan organisasi. Dalam penelitian ini penulis mengkaitkan dengan kegiatan community relations. Karena tanpa adanya dukungan publik maka kegiatan tersebut tidak akan bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan. Namun berjalannya sebuah kegiatan perusahaan tidak hanya didukung oleh publik sekitar saja, pihak-pihak tertentu pun ikut berperan akan jalannya kegiatan tesebut. Para pihak, menurut Wheelen dan Hunger dalam Yosal (2004:7) adalah: “kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan aktivitas organisasi, dan lantaran berkepentingan maka kelompokkelompok tersebut mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan”.
Community Relations
Istilah Community Relations (Hubungan dengan komunitas) dalam Public Relations menurut Moore (2004:415) adalah: “Hubungan antara sekelompok orang yang hidup di tempat sama, pemerintah sama dan mempunyai kebudayaan dan sejarah yang umumnya turun temurun dan mempunyai tujuan yang sama”. Sedangkan menurut Yosal (2004:77), Community Relations pada dasarnya adalah kegiatan Public Relations, maka langkah-langkah dalam proses PR pun mewarnai langkah-langkah dalam Community Relations. PR disini lebih dimaknai sebagai kegiatan organisasi dan bukan proses komunikasi yang 177
dilakukan organisasi dengan publiknya. Kalau pun ada sedikit perbedaan dalam pendekatan pelaksanaan kegiatan, lebih disebabkan karena sifat kegiatan yang diselenggarakan dalam Community Relations. Mengingat Community Relations berhadapan langsung dengan permasalahan sosial yang nyata yang dihadapi komunitas sekitar organisasi. Melalui kegiatan ini, organisasi bersama-sama dengan komunitas sekitarnya berusaha untuk mengidentifikasi, mencari solusi dan melaksanakan rencana tindakan atas permasalahan yang dihadapi. Maka penulis menilai, dengan adanya kegiatan community relations di setiap perusahaan, masalah-masalah sosial yang terus dihadapi akan berangsur membaik sesuai yang diharapkan perusahaan tersebut, tentunya dengan kerjasama yang baik pula dengan masyarakat sekitarnya sehingga citra yang baik pun akan didapatkan perusahaan tersebut. Satu prinsip yang hendak dikembangkan melalui kegiatan ini adalah mengembangkan hubungan bertetangga yang baik. Perusahaan yang ada akan dipandang oleh tetangganya, yakni masyarakat sekitar perusahaan, seperti miliknya sendiri. Masyarakat sekitar perusahaan mempunyai keinginan untuk turut menjaga dan melindungi perusahaan tersebut, karena manfaat keberadaan perusahaan itu memang dirasakan oleh masyarakat sekitarnya. Menurut Jerold dalam Yosal (2004:20) Community Relations adalah: “program pengembangan komunitas yang melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas”. Menurut DeMartinis dalam Yosal (2004:20) menjelaskan Community Relations hanya sebagai: “cara berinteraksi dengan berbagai publik yang saling terkait dengan operasi organisasi.”. Penulis memahami, dengan adanya kegiatan community relations yang dilakukan secara terus menerus maka dengan sendirinya akan menghasilkan kesejahteraan bagi perusahaan dan publik sekitar. Mereka akan saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya. Karena kegiatan Community Relations juga merupakan wujud dari kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan. Definisi tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) menurut lembaga internasional The Word Business Council for Sustainable Development (WBCSD) dalam Wibisono (2007:7) adalah: “Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workforce and their families as well as of the local community and society at large”. Atau dalam Bahasa Indonesia adalah: “Komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan berkontribusi untuk peningkatan ekonomi, bersamaan dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas”. Penulis memahami, hal yang mendasar dalam konsep tanggung jawab sosial perusahaan adalah untuk peningkatan ekonomi, peningkatan kualitas
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
hidup dari karyawan dan keluarganya sekaligus juga peningkatan kualitas komunitas lokal dan masyarakat secara luas. Dengan demikian perusahaan akan mendapat dukungan penuh dan keberadaannya akan diakui oleh komunitas lokal perusahaan tersebut. Setelah perusahaan memperoleh dukungan publisitas dari masyarakat khususnya, peran dan fungsi Public Relations tidak berhenti sampai disini saja. Namun, diperlukan pembinaan hubungan yang berkesinambungan dengan masyarakat. Public Relations harus mampu menyajikan informasi tentang kegiatan community relations secara jelas sehingga dapat diterima dan dimengerti oleh semua pihak dan dapat terus membina hubungan baik dengan masyarakat sekitar perusahaan. Menurut Moore (2002:19) Berbagai cara untuk mendukung kegiatan community relations bisa dengan memulai berbagai kegiatan yang membentuk relasi baik dengan lingkungan masyarakat, antara lain : 1. Menggali, membentuk dan membuat sesuatu yang dibutuhkan. 2. Menghilangkan sesuatu yang membuat masalah. 3. Memperkenalkan arti kemandirian. 4. Memanfaatkan secara lebih optimal atas apa yang telah dimiliki dan melibatkan masyarakat tak mampu. 5. Berbagi peralatan, fasilitas dan keahlian professional. 6. Memberi pengajaran, konsultasi dan pelatihan. 7. Membentuk, memperbaiki dan meningkatkan masyarakat. 8. Mempromosikan masyarakat sekitar keluar lingkungan organisasi. 9. Menggerakkan dan mengaktifkan masyarakat, dan sebagainya. Penulis memahami, dalam pelaksanaan kegiatan community relations, komunitas dipandang sebagai satu kesatuan dengan perusahaan yang memberikan manfaat timbal balik. Dan hubungan timbal balik itu bukanlah selalu berarti bahwa komunitas adalah kumpulan orang yang saling berbagi dalam memanfaatkan suatu fasilitas saja. Namun, komunitas adalah masyarakat sekitar perusahaan yang saling berinteraksi dan saling mendukung akan jalannya kegiatan community relations. disamping itu, dibutuhkan juga cara untuk mendukung kegiatan community relations agar kegiatan tersebut dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan yaitu dengan membentuk dan membuat sesuatu yang dibutuhkan, menghilangkan sesuatu yang membuat masalah, memperkenalkan arti kemandirian, memanfaatkan secara lebih optimal atas apa yang telah dimiliki dan melibatkan masyarakat tak mampu, berbagi peralatan, fasilitas dan keahlian professional, memberi pengajaran, konsultasi dan pelatihan, membentuk, memperbaiki dan meningkatkan masyarakat, mempromosikan masyarakat sekitar keluar lingkungan organisasi, menggerakkan dan mengaktifkan masyarakat, dan sebagainya. Menurut Moore
(2004:418) tujuan dari program Community Relations secara umum adalah : a. Memberikan informasi kepada komunitas mengenai kebijaksanaan, kegiatan dan masalah organisasi atau perusahaan. Misalnya informasi mengenai jumlah pekerja, besar upah, pembiayaan pajak, berapa besar untuk komunitas, tanggung jawab organisasi atau perusahaan terhadap komunitas, serta sumbangan bagi komunitas. b. Memberikan penjelasan atau jawaban terhadap pertanyaan atau tanggapan negatif bagi masyarakat sekitar perusahaan. c. Memberikan bantuan kepada lingkungan melalui organisasi atau perusahaan setempat. d. Bekerjasama dengan sekolah dan perguruan tinggi dengan menyediakan bahan-bahan pendidikan serta sasaran dan fasilitasnya. e. Mendukung program-program kesehatan f. Mendukung kegiatan olah raga, budaya dan kreasi Penulis memahami, tujuan dari program Community Relations sangat dipengaruhi oleh besarnya komunitas dan kebutuhannya, seperti sumber penghasilan dan sasaran hubungan masyarakat. Adapun yang mendukung program-program hubungan komunitas adalah organisasi atau perusahaan itu sendiri. Sedangkan tujuan dari program Community Relations secara umum adalah memberikan informasi kepada komunitas mengenai kebijaksanaan, kegiatan dan masalah organisasi atau perusahaan, memberikan penjelasan atau jawaban terhadap pertanyaan atau tanggapan negatif bagi masyarakat sekitar perusahaan, memberikan bantuan kepada lingkungan melalui organisasi atau perusahaan setempat, bekerjasama dengan sekolah dan perguruan tinggi dengan menyediakan baha-bahan pendidikan serta sasaran dan fasilitasnya, mendukung programprogram kesehatan, mendukung kegiatan olah raga, budaya dan kreasi. Pelaksanaan kegiatan Community Relations bagi suatu organisasi atau perusahan, bisa dijadikan suatu strategi untuk meningkatkan citra yang positif dari suatu organisasi atau perusahaan terhadap masyarakat sekitar perusahaan. Menurut penulis manfaat Community Relations yang dibangun berdasarkan visi tanggung jawab sosial korporat itu memang bisa dipetik kedua belah pihak. Ini sejalan dengan prinsip kesejahteraan bersama yang dikembangkan melalui berbagai program dan kegiatan PR. Karena itu penting untuk disadari bahwa program-program Community Relations bukanlah program dari perusahaan untuk komunitas melainkan program untuk perusahaan dan komunitas. Menurut Yosal (2004:21), bentuk lain dari program atau kegiatan Community Relations yang dilakukan organisasi bisnis adalah pengembangan masyarakat (community development). Pengembangan masyarakat pada dasarnya merupakan upaya pemberdayaan masyarakat melalui
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
178
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat itu. dalam pengembangan masyarakat ini, masyarakat adalah partisipan sekaligus pemetik manfaat (beneficiaries) dari pembangunan. Pengembangan masyarakat adakalanya dipandang sebagai kebalikan dari pendekatan pembangunan yang top-down, yang segalanya ditentukan dari luar komunitas tersebut. Metode yang biasanya digunakan untuk pengembangan masyarakat ini adalah PRA (Participatory Rural Appraisal) yang merupakan cara untuk mengkaji atau memahami kondisi atau keadaan desa dengan melibatkaan partisipasi masyarakat. Dalam pendekatan pengembangan masyarakat, yang biasanya membentuk organisasi-organisasi masyarakat, memiliki komponen: a. Berorientasi pada kebutuhan baik material maupun nonmaterial b. Memanfaatkan kesejatian (endogenous) masyarakat setempat termasuk visi dan misinya tentang masa depan c. Mandiri yang berarti mendasarkan pada kekuatan dan sumber daya yang dimilikinya d. Bersifat ekologis yang memanfaatkan sumber daya secara rasional dan penuh kesadaran e. Didasarkan pada transformasi struktural yang berarti adanya perubahan dalam relasi sosial, kegiatan ekonomi dan struktur kekuasaan Karena itu menurut penulis, dalam prosesnya, PRA ini melibatkan masyarakat dalam proses-proses pemikiran yang berlangsung selama kegiatan perencanaan dan pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi program kegiatan community relations. Demi kelancaran kegiatan community relations ini maka PRA juga sebagai pendekatan dan metode yang mendorong masyarakat sekitar perusahaan, dalam hal ini masyarakat desa Kragilan Serang Banten untuk turut serta meningkatkan dan menyadari pengetahuan mereka mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka membuat rencana dan tindakan serta merasakan manfaat yang besar dari kegiatan community relations yang dilakukan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Serang Banten. Penulis menambahkan, manfaat community relations tersebut seiringnya waktu akan semakin dirasakan masyarakat sekitar perusahaan, diantaranya yaitu perusahaan dapat menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan, masyarakat sekitar perusahaan akan selalu mendapatkan program bea siswa dari perusahaan tersebut, perusahaan memberikan perubahan yang berati bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan penghidupan yang layak, dengan adanya kegiatan community relations perusahaan turut membantu memperbaiki mutu hidup bagi masyarakat sekitar, terciptanya kesejahteraan bersama antara masyarakat dan perusahaan, masyarakat merasa dihargai, diakui dan diperhatikan selaku makhluk sosial yang ada di sekitar perusahaan, community 179
relations dilakukan sebagai wujud saling mengormati antar individu atau antar perusahaan dengan masyarakat sekitar dan dengan adanya kegiatan ini masyarakat dapat memanfaatkan pengetahuan tentang arti penting kegiatan community relations serta masyarakat mempunyai kesempatan untuk menjadi tenaga kerja lokal di perusahaan tersebut.
Hubungan Organisasi dengan Komunitas
Menurut Jefkins (1987:126) komunitas sekitar lokasi kegiatan organisasi seperti pabrik atau kantor diibaratkan sebagai tetangga. Bila diperlakukan dengan baik maka akan menjadi kawan, dan bila diperlakukan buruk bisa menjadi lawan. “ Politik bertetangga baik ” tentu menjadi solusi agar tetangga organisasi itu tetap menjadi kawan. Hanya masalahnya, konsep tetangga yang baik itu tentu berbeda dalam pandangan organisasi dan komunitas. Bagi organisasi, sifat caritatif (amal) dengan memberikan bantuan mungkin dipandang memadai untuk membangun hubungan bertetangga yang baik. Namun bagi komunitas, tentu bukan sekedar itu. bertetangga baik itu bisa juga dalam bentuk memberi prioritas bagi warga sekitar untuk bekerja di organisasi. Maka penulis memahami, hubungan antara organisasi dan komunitas bukanlah sekedar soal bertetangga belaka. Bila komunitas dimaknai dengan lokalitas, bisa berarti menjaga hubungan baik dengan tetangga. Dimana konsep komunitas itu sudah mengalami pergeseran sehingga komunitas tidak hanya dimaknai dengan lokalitas belaka melainkan juga dimaknai secara struktural, artinya dilihat dari aspek interaksi yang pada saat ini berlangsung diantara individu yang berbeda lokasinya atau masyarakat secara keseluruhan.Karena itu, hubungan antara organisasi dan komunitas lebih tepat dipandang sebagai wujud tanggung jawab sosial organisasi. Uraian lebih rinci dibuat Waddock dan Boyle (1995:23) dalam Yosal (2004:27), yang menunjukan dinamika perubahan hubungan antara organisasi, khususnya organisasi bisnis dan komunitas. Keduanya melihat ada pergeseran yang mengarah untuk memposisikan organisasi bisnis bukan semata sebagai institusi sosial. Bahkan, dalam diri organisasi bisnis sebagai institusi ekonomi pun, di dalamnya ada dimensi tanggung jawab sosial yang mesti dipikul organisasi bisnis. Menurut penulis apa yang diungkapkan di atas menunjukan bahwa hubungan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten dan masyarakat sekitar perusahaan secara keseluruhan berada pada kondisi yang dinamis. Hubungan tersebut tidak hanya pada posisi yang sama, melainkan berubah sejalan dengan perubahan pada lingkungan sosial organisasi tersebut. Maka, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten dipandang bertanggung jawab terhadap berbagai persoalan sosial yang muncul dan seringkali masyarakat sekitar perusahaan mengeluhkan adanya hal itu. Seperti soal lingkungan hidup yang dampaknya Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
dipikul oleh masyarakat. Contohnya masalah pencemaran lingkungan atau limbah yang timbul akibat dari aktfitas perusahaan tersebut. Masih menurut Yosal (2004:27), persoalan sosial yang muncul itu, pasti akan menjadi beban, termasuk beban ekonomis masyarakat padahal sumber masalah itu adalah di akibatkan oleh operasi yang dijalankan satu organisasi bisnis. Masyarakat sekitar yang tak mendapatkan keuntungan komersial harus memikul beban kerugian. Penulis memahami, dari persoalan lingkungan hidup yang timbul tersebut dan dalam perkembangan berikutnya, masyarakat menuntut sebagian keuntungan yang diperoleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten dikembalikan pada masyarakat dalam berbagai bentuk kegiatan yang diwadahi dalam program-program Community Relations. Menurut penulis, perkembangan konsep tanggung jawab sosial yang dipaparkan tadi menunjukan bahwa adanya upaya, baik dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten maupun dari masyarakat sekitar untuk sama-sama menjalankan kegiatan yang memberikan manfaat dan kesejahteraan bagi kedua belah pihak. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten menyisihkan sebagian labanya bahkan sering pula dengan meminta para karyawan untuk menyisihkan sebagian kecil gajinya untuk keperluan pemberian bantuan dalam kegiatan community relations. Warga masyarakat pun merumuskan apa kegiatan yang dapat dilakukan untuk kesejahteraan dengan bantuan baik dana maupun keahlian yang berasal dari organisasi bisnis tersebut. Godeke dalam Yosal (2004:28) menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan hubungan antara organisasi dan komunitasnya. Seraya menyatakan bahwa konsepkonsep Community Relations tradisional filantropi perusahaan tak lagi bisa mencakup kegiatan operasi saat ini yang dilakukan berbagai perusahaan di seluruh dunia, Godeke menyatakan faktor-faktor tersebut adalah : 1. Globalisasi sebagai akibat dari ekspansi bisnis yang mendunia, usaha swasta dan ekonomi pasar. 2. Peningkatan harapan konsumen khususnya dan masyarakat pada umumnya yang menginginkan dunia bisnis bisa dan seharusnya memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sebelumnya ditangani pemerintah. 3. Menguatnya masyarakat madani dan sektor LSM yang makin berdaya karena teknologi informasi dan mendapatkan kepercayaan publik. 4. Pengaruh meningkatnya gerakan lingkungan yang menekankan pada transparansi, keberlanjutan, akuntabilitas serta pelaporan yang berdasarkan transparansi, akuntabilitas dan berkelanjutan. 5. Pasar dan tenaga kerja berbakat yang bergerak menuju pemberian hukuman bagi perusahaanperusahaan yang mengabaikan masalah kemasyarakatan dan menghargai perusahaanperusahaan yang makin hari makin banyak yang
berusaha menjawab tantangan perubahan tersebut. Dari uraian di atas penulis memahami, bahwa hubungan sebuah perusahaan dengan masyarakat sekitar pasti akan mengalami perubahan karena disebabkan oleh beberapa faktor di atas. Namun demikian, setiap perusahaan selalu berusaha melakukan yang terbaik bagi masyarakat sekitarnya agar hubungan itu tetap selaras dan harmonis. Dalam hal ini PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten dan masyarakat Kragilan Serang Banten. Perkembangan konsep tanggung jawab sosial dan Community Relations tersebut juga menunjukan adanya upaya untuk saling mendekati antara masyarakat Kragilan Serang Banten dengan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten. Mereka saling menjalin komunikasi satu sama lain untuk memecahkan permasalahan bersama. Karena itu kegiatan Community Relations difokuskan untuk menanamkan kebanggaan karyawan, membangun kepercayaan publik, menumbuh kembangkan pendidikan, memberi respons terhadap kebutuhan masyarakat Kragilan Serang Banten dan meningkatkan citra PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten. Penulis memahami, semua langkah program Community Relations yang dilakukan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten didasarkan pada nilai-nilai dasar perusahaan yakni menghormati individu, keterpercayaan, kredibilitas dan perbaikan berkelanjutan, serta nama baik perusahaan tersebut.
Citra
Citra Menurut Ruslan (1994:66) pengertian citra itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari penilaian, baik semacam tanda respek dan rasa hormat, dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas terhadap perusahaan dilihat sebagai sebuah badan usaha atau personelnya yang baik, dipercaya, profesioanal dan dapat diandalkan dalam pemberian pelayanan yang baik. Penulis memahami citra dapat terbentuk dengan berbagai cara yang bisa membuat masyarakat memberikan penilaian. Maka dari itu untuk mendapatkan citra yang positif perlu adanya kegiatan yang positif dan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Sehingga terwujud pula rasa hormat atau respek dari masyarakat untuk perusahaan. Menurut Davis (2003:12) citra adalah : “Hasil gabungan dari semua kesan yang didapat, baik itu dengan cara melihat nama, mengamati perilaku, mendengar atau membaca suatu aktifitas atau melalui bukti material lainnya”. Penulis memahami citra merupakan suatu cara pandang seseorang terhadap sebuah perusahaan melalui aktifitas yang dilakukan, dalam hal ini kegiatan community relations yang dilakukan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Serang Banten, sehingga dapat berpengaruh pada penilaian baik dan buruk. Menurut Frank Jefkins (2003:20), ada beberapa jenis citra (image). Yakni ada lima citra yang akan dijelaskan 180 Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
secara rinci. Salah satu diantaranya adalah : citra bayangan (mirror image), citra yang berlaku (current image), citra yang diharapkan (wish image), serta citra majemuk (multiple image). citra perusahaan (corporate iamge). Citra bayangan adalah citra yang dianut oleh orang dalam mengenai pandangan luar terhadap oraganisasinya. Citra ini seringkali tidaklah tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat tidak ada memadainya informasi, pengetahuan atau pemahaman yang dimilki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai diri sendiri sehingga kita pun percaya bahwa orang-orang lain juga memilki pandangan yang tidak kalah hebatnya dengan diri kita. Citra yang berlaku merupakan kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihak luar mengenai suatu organisasi. Citra yang diharapkan adalah suatu citra yang diinginkan oleh pihak manajemen. Citra ini juga tidak sama dengan citra yang sebenarnya. Bisanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih menyenangkan daripada citra yang ada, walaupun dalam keadaan tertentu, citra yang terlalu baik juga bisa merepotkan. Namun secara umum, yang disebut sebagai citra harapan itu memang sesuatu yang berkonotasi lebih baik. Sedangkan apa yang dimaksud dengan citra perusahaan (ada pula yang menyebut sebagai citra lembaga) adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar, kesediaan turut memikul tanggung jawab, komitmen mengadakan riset, dan sebagainya. Suatu citra perusahaan yang positif jelas menunjang usaha humas keuangan. Sebagai contoh, suatu badan usaha yang memilki citra perusahan positif pasti lebih mudah menjual sahamnya. Jadi penulis memahami, untuk mendapatkan citra yang positif dimata masyarakatnya, dalam hal ini citra perusahaan, maka perusahaan harus mampu meraih hal-hal yang positif pula. Begitu juga dengan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten yang melakukan kegiatan community relations secara terus menerus tersebut akan melihat apakah kegiatan ini dapat dirasakan manfaatnya atau tidak oleh masyarakat sekitar perusahaan. Namun, faktor-faktor lain juga mendukung terciptanya citra yang positif, yakni sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar, dan sebagainya. Semua ini tidak lain bertujuan untuk meraih citra yang positif dan mendapat dukungan yang penuh dari masyarakat 181
sekitar perusahaan, dalam hal ini masyarakat Kragilan Serang Banten. Citra perusahaan yang positif sangat dibutuhkan oleh setiap perusahan untuk tujuan tertentu. Penulis menilai, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten telah berusaha secara terus menerus melakukan tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan citra positif dimata masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Salah satu diantaranya yaitu PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten selama ini mampu memikul tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat sekitar perusahaan, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten memberi reputasi positif sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar, perusahaan yang mampu memberikan bantuan baik yang berupa fisik/fasilitas maupun bersifat moral dan mampu menjalin hubungan industri yang baik dengan perusahaan-perusahaan lain serta mampu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan.
Hubungan manfaat Community Relations dengan Citra Perusahaan
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa kegiatan apa saja yang dilakukan sebuah perusahaan karena semata untuk mendapat dukungan yang penuh akan keberadaan perusahaan tersebut dan tidak lain untuk mendapatkan citra yang positif dimata masyarakat sekitar perusahaan. Namun demikian lancarnya sebuah kegiatan perusahaan semata-mata atas kerjasama yang baik antara perusahaan dan pihakpihak tertentu. Menurut Wheelen dan Hunger dalam Yosal (2004:7), pihak adalah: Kelompok-kelompok yang berkepentingan dengan aktivitas organisasi, dan lantaran berkepentingan maka kelompok-kelompok tersebut mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan. Adapun menurut Rhenald Kasali (1994:63 para pihak adalah: “Setiap kelompok yang berada di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan keberhasilan perusahaan”. Dengan demikian, publik bisa dinyatakan sebagai pihak-pihak yang memiliki kepentingan langsung atau tidak langsung terhadap satu organisasi. Diantara organisasi dan publik terjadi hubungan saling mempengaruhi, sehingga terjadi perubahan pada pihak lain. Perubahan selera publik misalnya akan mengubah jenis produk yang dihasilkan satu organisasi. Dari uraian di atas penulis memahami jika kegiatan community relations dapat dilakukan dengan baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar perusahaan, maka dukungan publikpun akan semakin besar dan tujuan perusahaan tersebut akan tercapai sesuai apa yang diharapkan yaitu perusahaan akan mendapatkan citra yang positif dimata masyarakat. Satu prinsip mendasar yang hendak dikembangkan melalui kegiatan ini adalah mengembangkan hubungan bertetangga yang baik karena jika kita saling berbuat baik dengan tetangga maka timbul rasa ingin saling menjaga pada Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
perusahaan tersebut. Menurut Jerold dalam Yosal (2004:20) mendefinisikan Community Relations sebagai “program pengembangan komunitas yang melalui berbagai upaya untuk kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas”.. Sedangkan menurut DeMartinis dalam Yosal (2004:20) menjelaskan Community Relations hanya sebagai “ cara berinteraksi dengan berbagai publik yang saling terkait dengan operasi organisasi. Manfaat community relations Menurut Ragovsky dalam Wibisono (2007:131) dapat dijelaskan sebagai berikut : Dari Komunitas bagi Organisasi: a. Reputasi dan citra organisasi yang lebih baik. b. Lisensi untuk beroperasi secara sosial. c. Memanfaatkan pengetahuan dan tenaga kerja local. d. Keamanan yang lebih besar. e. Infrastruktur dan lingkungan sosioekonomi yang lebih baik. f. Menarik dan menjaga personel berkaliber yang tinggi untuk memiliki komiten yang tinggi. g. Menarik tenaga kerja, pemasok, pemberi jasa dan mungkin pelanggan local yang bermutu.
Laboratorium pembelajaran untuk inovasi organisasi. Dari Organisasi bagi Komunitas : a. Peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan. b. Pendanaan investasi komunitas, pengembangan sinfrastruktur. c. Keahlian komersial. d. Kompetensi tehnis dan personal individual pekerja yang terlibat
Representatif bisnis sebagai juru promosi bagi prakarsa-prakarsa komunitas. Penulis memahami, kegiatan Community Relations juga merupakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan yang dapat memicu terjalinnya proses interaksi satu sama lain. Wajar bila berbagai perusahaan di Indonesia kini sudah menjalankan tanggung jawab sosialnya itu dalam bentuk kegiatan Community Relations. Dan dari manfaat community relations di atas menunjukkan bahwa kegiatan community relations tersebut memang manfaatnya dapat dirasakan bagi kedua belah pihak. Sedangkan menurut Frank Jefkins (2003:20), citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di bidang keuangan yang pernah diraihnya, keberhasilan ekspor, hubungan industri yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar, kesediaan turut memikul tanggung jawab, komitmen
mengadakan riset, dan sebagainya. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa citra PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten yang positif tidak akan terbentuk tanpa adanya kegiatan sosial yang dilakukan dengan baik dan dengan rasa tanggung jawab yang besar, dalam hal ini community relations. Namun sebaliknya, kegiatan community relations tidak akan berjalan baik jika sebuah perusahaan tidak melibatkan diri di dalamnya. Disadari atau tidak bahwa antara perusahaan dan publiknya terdapat saling mempengaruhi satu sama lain.
Operasionalisasi Variabel Berdasarkan kerangka teori di atas maka operasionalisasi variabelnya adalah sebagai berikut : Variabel x : Manfaat Kegiatan Community Relations Atribut : a. Sangat bermanfaat sekali b. Sangat bermanfaat c. Bermanfaat d. Cukup bermanfaat e. Kurang bermanfaat f. Tidak bermanfaat g. Sangat tidak bermanfaat sekali Indikator : a. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. dapat menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan. b. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Selalu memberikan bantuan program bea siswa pada masyarakat sekitar perusahaan. c. Community Relations memberikan perubahan yang berati bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan penghidupan yang layak. d. Community Relations dapat memperbaiki mutu hidup bagi masyarakat sekitar. e. Community Relations bertujuan untuk kesejahteraan bersama. f. kegiatan Community Relations menjadikan keadaan ekonomi masyarakat sekitar perusahaan semakin berkembang. g. Community Relations ini menjadikan masyarakat sekitar perusahaan mempunyai segala fasilitas yang bermanfaat dan memadai seperti tempat ibadah, puskesmas gratis,air bersih dll. h. kegiatan community relations ini maka masyarakat mempunyai kesempatan untuk menjadi tenaga kerja lokal di perusahaan tersebut. Pada indikator manfaat kegiatan community relations ini akan disusun menjadi 8 pertanyaan, yang masing-masing item pertanyaan mendapat skor 1 sampai 7 jawaban dengan sistem penilaian perbedaan semantik. Dengan demikian dari 8 item pertanyaan manfaat kegiatan community relations diperoleh skor tertinggi dan skor terrendah, yaitu 56 dan 8. Bila skor
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
182
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
tersebut didistribusikan ketujuh atribut, diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Sangat bermanfaat sekali apabila responden memperoleh skor 56 – 47 2. Sangat bermanfaat apabila responden memperoleh skor 48 – 39 3. Bermanfaat apabila responden memperoleh skor 40 – 31 4. Cukup bermanfaat apabila responden memperoleh skor 32 – 23 5. Kurang bermanfaat apabila responden memperoleh skor 24 – 15 6. Tidak bermanfaat apabila responden memperoleh skor 16 – 7 7. Sangat tidak bermanfaat sekali apabila responden memperoleh skor 8 - 0
didistribusikan ketujuh atribut, diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Sangat bermanfaat sekali apabila responden memperoleh skor 35 – 29 2. Sangat bermanfaat apabila responden memperoleh skor 30 – 24 3. Bermanfaat apabila responden memperoleh skor 25 – 19 4. Cukup bermanfaat apabila responden memperoleh skor 20 – 14 5. Kurang bermanfaat apabila responden memperoleh skor 15 – 9 6. Tidak bermanfaat apabila responden memperoleh skor 10 – 4 7. Sangat tidak bermanfaat sekali apabila responden memperoleh skor 5 - 0
Variabel y : Citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk pada masyarakat Kragilan Serang Banten. Atribut : a. Sangat baik sekali b. Sangat baik c. Baik d. Cukup baik e. Kurang baik f. Tidak baik g. Sangat tidak baik sekali
Kerangka Pemikiran
Sebuah perusahaan di dalam usahanya untuk mencapai tujuan, mewujudkan visi dan misinya sangat ditentukan oleh bagaimana perusahaan memperlakukan publik sekitarnya dengan baik. Kegiatan Community Relations diyakini dapat mendorong untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, dan kegiatan Community Relations juga merupakan salah satu unsur penting yang diyakini dan banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Semakin baik perusahaan Indikator : menjalankan kegiatan Community Relations maka a. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. mampu semakin cepat bagi perusahaan dalam mencapai memikul tanggung jawab yang besar terhadap tujuannya. Beberapa indikasi yang dapat dilihat akibat masyarakat sekitar perusahaan. tidak berjalannya kegiatan Community Relations yang b. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. adalah ada di perusahaan yaitu perusahaan mendapatkan perusahaan yang memberi reputasi positif banyak tuntutan dari masyarakat sekitar, masyarakat sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah hanya menuntut segala sesuatu yang serba instan besar. tanpa harus mengetahui perusahaan tersebut sedang c. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. sebagai mengalami krisis atau tidak Kegiatan Community perusahaan yang mampu memberikan bantuan Relations ini harus dijalankan secara terus menerus baik yang berupa fisik/fasilitas maupun bersifat karena semakin masyarakat mengerti akan adanya moral. kegiatan ini maka semakin cepat perusahaan mencapai d. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. mampu kesuksesan yang menjadi tujuan bersama. Masyarakat menjalin hubungan industri yang baik dengan yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap perusahaan-perusahaan lain serta mampu perusahaan biasanya perusahaan tersebut cepat menjalin hubungan yang baik dengan mencapai kesuksesan. Disebutkan bahwa faktormasyarakat sekitar perusahaan. faktor yang mendukung adanya kegiatan Community e. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Memberi Relations yakni menghormati individu, kepercayaan, kesempatan kepada masyarakat setempat untuk dan perbaikan berkelanjutan, pembeharuan pribadi mendapatkan pendidikan di sekolah yang telah dan nama baik, pengakuan sebagai individu dan disediakan tanpa biaya apapun dan dapat kesejahteraan bersama. Maka dengan adanya kegiatan mengadakan riset di perusahaan tersebut. community relations yang dilakukan secara terus menerus bagi kesuksesan perusahaan dan demi tercapainya Pada indikator citra perusahaan ini akan tujuan bersama maka akan terbentuklah citra disusun menjadi 5 pertanyaan, yang masing-masing perusahaan yang positif bagi perusahaan tersebut. item pertanyaan mendapat skor 1 sampai 7 jawaban Oleh karena itu, agar dapat terbentuk citra yang dengan sistem penilaian perbedaan semantik. Dengan positif maka kegiatan Community Relations juga harus demikian dari 5 item pertanyaan manfaat kegiatan dijalankan dengan cara yang baik dan menguntungkan community relations diperoleh skor tertinggi dan skor bagi kedua belah pihak serta dengan rasa tanggung terrendah, yaitu 35 dan 5. Bila skor tersebut jawab yang besar. 183 Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
relations dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten ini memang sesuai dengan pengertian di atas. Penelitian ini menggunakan sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Metode survei ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian asosiatif atau korelasional, yaitu penelitian yang ditujukan untuk melihat atau mengetahui hubungan atau pengaruh dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara manfaat kegiatan Community Relations dengan citra perusahaan PT.Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. pada masyarakat Kragilan Serang-Banten.
Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : “Semakin bermanfaat kegiatan community relations yang dilakukan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. maka akan semakin baik pula citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. pada masyarakat Kragilan Serang-Banten”. Ho :
Tidak ada hubungan antara variabel x (manfaat kegiatan commmunity relations) dengan variabel y (citra perusahaan) Ha : Terdapat hubungan antara variabel x (manfaat kegiatan commmunity relations) dengan variabel y (citra perusahaan) Jadi, jika variabel x (manfaat kegiatan commmunity relations) tinggi maka variabel y (citra perusahaan) tinggi. Metode Penelitian Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode atau pendekatan survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:3) penelitian survei adalah: “Penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.” Penulis memahami, penelitian tentang Hubungan antara manfaat kegiatan community
Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari penjelasan di atas, maka penulis mengambil populasi pada penelitian ini adalah masyarakat Kragilan. Dalam penentuan jumlah sampel, peneliti menggunakan tehnik stratfied random sampling (sampling acak stratifikasi). Menurut M. Iqbal Hasan (2002:65) dalam buku Metode Penelitian dan Aplikasinya, mengatakan bahwa : ”Dikatakan sampling berlapis atau berstrata karena cara pengambilan dari semua anggota populasi dilakukan dengan memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap heterogen.” Menurut penulis pengambilan sampel berstrata ini karena jumlah populasi yang akan diteliti adalah heterogen dan ada data pendahuluan mengenai kriteria yang akan digunakan untuk stratifikasi. Menurut Masri Singarimbun (1989:26), dalam penelitian survei, populasi penelitian biasanya besar jumlahnya, sehingga peneliti perlu menentukan sampel penelitian dengan menggunakan tehnik-tehnik pengambilan sampel yang tersedia. Maka dari itu menurut penulis, untuk mengetahui jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini didapat dari jumlah masyarakat Kragilan yang telah mendapatkan dan merasakan manfaat program Community Relations yang tercatat pada bulan Maret 2007 yaitu sebanyak 9376 yaitu laki-laki sebesar 4680 orang dan perempuan sebesar 4696 orang. Dari jumlah keseluruhan tersebut dapat dibagi berdasarkan strata jenis usaha atau pekerjaan masyarakat Kragilan Serang Banten. Menurut data yang diperoleh dari Kantor Kelurahan setempat, jenis usaha atau pekerjaan masyarakat Kragilan
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
184
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
dibagi dalam beberapa kategori yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS), Karyawan/Pegawai Swasta, Guru, Wiraswasta, dan Ibu Rumah Tangga. Diketahui jumlah keseluruhan masyarakat Kragilan yang mempunyai pekerjaan adalah sebanyak 7210 orang sedangkan sisanya adalah anak-anak yang berumur dibawah 14 tahun dan orang tua yang berumur di atas 46 tahun. Jika penulis ingin menentukan 50 orang responden sebagai sampel maka untuk mengetahui jumlah sampel yang akan menjadi responden, dapat dihitung berdasarkan stratum-sratum yang ada. Alasan pemilihan 50 responden ini berdasarkan teori menurut Hasan (2002:65) bahwa jika terdapat jumlah populasi yang cukup besar, maka kita dapat menentukan terlebih dahulu jumlah populasi yang akan kita jadikan responden. Namun dengan ketentuan dapat diketahui dengan tepat jumlah individu dari tiap stratum dalam populasi dan jumlah reponden sebanding dari tiap stratum.
Pendapat lain oleh Bailey dalam Hasan (2002:60) mengatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data statistik, ukuran sampel yang paling minimum adalah 30. Penulis mengelompokkan sampel menjadi beberapa stratum sesuai dari jenis usaha/pekerjaan mereka, diperlihatkan pada tabel sebagai berikut Stratum Jenis Usaha/Pekerjaan Jumlah I Pegawai Negeri Sipil (PNS) 1350 II Karyawan/Pegawai Swasta 1600 III Guru 1150 IV Wiraswasta 1610 V Ibu Rumah Tangga 1500 Jumlah 7210 Pengambilan sampel dari masing-masing stratum adalah sebagai berikut: Stratum I = 1350/7210 x 50 = 10 Stratum II = 1600/7210 x 50 = 11 Stratum III = 1150/7210 x 50 = 8 Stratum IV = 1610/7210 x 50 = 11 Stratum V = 1500/7210 x 50 = 10 Jadi jumlah sampel seluruhnya adalah 50.
Tehnik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data yang akan penulis lakukan adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner, yang akan disebarkan kepada para responden. Menurut Hasan (2002:28) Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh data dari responden, dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal lain yang diketahui. Penulis memahami, dari pengertian di atas sangat berhubungan dengan penilitian yang dimaksud yaitu mengenai hubungan antara manfaat kegiatan Community Relations dengan citra perusahaan PT.Indah 185
Kiat Pulp & Paper Tbk. pada masyarakat Kragilan Serang-Banten yang dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner. Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner yang bersifat tertutup yaitu tidak memberikan kebebasan kepada responden untuk memberikan jawaban dan pendapatnya sesuai dengan keinginan mereka dan kuesioner tertutup ini akan memudahkan responden menjawab dengan cepat dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul, dan jawaban dari pertanyaan berbentuk pilihan ganda Sistem penilaian kuesioner dalam penelitian ini dengan menggunakan metode penilaian perbedaan semantik (semantic Differentials) dengan ketentuan jawaban paling positif mendapat skor 7 dan yang paling negatif mendapat skor 1, dengan minimal lima kata sifat evaluatif. Dengan demikian, jumlah penskoran berkisar 5 hingga 35. Menurut Masri Singarimbun (1989:119) metode perbedaan semantik (semantic Differentials) adalah: Suatu skala yang berusaha mengukur arti obyek atau konsep bagi seorang responden. Responden diminta untuk menilai suatu obyek atau konsep pada suatu skala yang mempunyai dua ajektif yang bertentangan. Penulis memahami, alasan pemilihan metode semantik ini karena penelitian ini menggunakan atribut dengan kata sifat yang berlawanan. Pada variabel pertama yaitu Manfaat kegiatan community relations menggunakan atribut bermanfaat dan tidak bermanfaat, dengan indikator sebagai berikut : kerjasama yang baik, penghidupan yang layak, memperbaiki mutu hidup bagi masyarakat sekitar, kesejahteraan bersama, saling mengormati antar perusahaan dengan masyarakat sekitar, kesempatan untuk menjadi tenaga kerja lokal di perusahaan. Sedangkan variabel yang kedua yaitu citra perusahaan, dengan atribut positif dan negatif, menggunakan indikator sebagai berikut : tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat sekitar perusahaan, reputasi positif sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar, bantuan baik yang berupa fisik/fasilitas maupun bersifat moral, menjalin hubungan industri yang baik dengan perusahaan-perusahaan lain serta mampu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan, dan dapat memberikan kesempatan masyarakat setempat untuk mendapatkan pendidikan tanpa biaya apapun. Menurut Singarimbun (1989:175) tujuan pokok pembuatan kuesioner adalah untuk : 1. Memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan survai. 2. Memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas yang setinggi mungkin. Dalam penelitian ini penulis mengharapkan, responden dapat memberi jawaban yang valid terhadap kuesioner yang telah diajukan, karena jawaban yang mempunyai validitas yang tinggi akan membantu peneliti memudahkan penelitian.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Uji validitas dilakukan untuk melihat sejauhmana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Alat ukur itu sering disebut sebagai instrumen penelitian. Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyanto, 2001). Penulis memahami, valid tidaknya sebuah penelitian tergantung pula pada kualitas data yang digunakan dalam pengujian tersebut. Sedangkan realibilitas menurut Masri Singarimbun (1989:122) adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauhmana suatu alat pengukur relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Penulis memahami, untuk mengetahui keakuratan sebuah instrumen secara konsisten maka kita harus melakukan uji reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan testretest (terlampir). Pengujian validitas dan realibilitas alat ukur product moment ini dapat dilihat dengan rumus :
Dimana : r = Koofesien Korelasi x = variabel prediktor ( Manfaat kegiatan community relations) y = variabel kriteria ( Citra perusahaan)
Tehnik Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan prosedur statistik, dan untuk menganalisis hubungan antara data tersebut dapat digunakan kooefisien korelasi sederhana. Untuk dapat memberi interpretasi sebarapa kuat hubungan antara dua variabel dilakukan pedoman yang menurut Prof. Dr. Suharsimi Arikunto (2002:245), dalam bukunya Prosedur Penelitian, sebagai berikut : Interval Koofesien Interpretasi 0,80-1,000 Sangat kuat 0,60-0,800 Kuat 0,40-0,600 Sedang 0,20-0,400 Rendah 0,00-0,200 Sangat rendah Kemudian besarnya pengaruh hubungan antara variabel X dan Y diperoleh melalui koofesien determinasi dengan rumus :
Setelah itu, maka tinggi rendahnya berdasarkan kriteria dari Guilford (1956:145) yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat (2005:29), yaitu : Kurang dari 4% = pengaruhnya rendah sekali 5%-16% = pengaruhnya rendah tapi pasti 17%-49% = pengaruhnya cukup berarti 50%-81% = pengaruhnya tinggi atau cukup kuat Lebih dari 81% = pengaruhnya sangat kuat Adapun rumus uji signifikansi korelasi product moment ditunjukkan pada rumus :
Selanjutnya untuk menguji apakah nilai koofesien korelasi (r) yang diperoleh signifikan atau tidak, perlu dilakukan uji signifikansi. Uji signifikansi korelasi product moment dapat dilakukan secara langsung dengan mengkonsultasikan pada tabel distribusi t product moment yang pada taraf kesalahan 5% dengan ketentuan : 1. Bila t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan H1 ditolak 2. Bila t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima
Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi dari penelitian ini bertempat pada perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten, Jalan Raya Serang Km 76 Desa Kragilan, Kec. Kragilan, P.O.Box 8 Kragilan, Serang 42184, Banten - Indonesia. Hasil dan Pembahasan Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 50 orang dari jumlah seluruh stratum jenis pekerjaan masyarakat Kragilan Serang Banten sebanyak 7210 orang. Untuk memudahkan penulis dalam mengelompokkan dan mengolah data hasil penelitian maka penulis membuat table-tabel yang berisi tentang identitas sampai pada jawaban dari pertanyaan/kuesioner yang diajukan oleh peneliti. Berikut ini adalah penjabaran dari identitas responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia, dan jenis pekerjaan :
No. 1 2 Jumlah
Tabel 1 Jenis Kelamin Reponden n = 50 Jenis Jumlah Persentase Kelamin (%) Pria 20 40% Wanita 30 60% 50 100%
Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
186
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
Berdasarkan tabel 1 diatas, terlihat bahwa mayoritas jenis kelamin responden adalah perempuan sebanyak 30 orang atau 60% dari sampel yang telah ditentukan sedangkan responden yang berjenis kelamin pria hanya 20 orang atau 40% dari sampel yang telah ditentukan. Hal ini dikarenakan dari keseluruhan jumlah penduduk masyarakat Kragilan Serang Banten memang mayoritas wanita. Tabel 2 Tingkat Usia Reponden n = 50 No. Tingkat Usia Jumlah Persentase (%) 1 20-29 Tahun 20 40% 2 30-39 Tahun 17 34% 3 40-49 Tahun 13 26% Jumlah 50 100% Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007
Berdasarkan tabel 2 diatas, tingkat usia responden dari masyarakat Kragilan Serang Banten adalah bervariasi dengan rincian tingkat usia 20-29 tahun sebanyak 20 orang atau 40% dari sampel yang telah ditentukan, tingkat usia 30-39 tahun sebanyak 17 orang atau 34% dari sampel yang telah ditentukan, sedangkan tingkat usia 40-49 tahun sebanyak 13 orang atau 26% dari sampel yang telah ditentukan. Tabel 3 Jenis Pekerjaan Reponden n = 50 No. 1
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 2 Karyawan/Pegawai Swasta 3 Guru 4 Wiraswasta 5 Ibu Rumah Tangga Jumlah Sumber Kelurahan Desa Kragilan 2007
10
Persentase (%) 20%
11
22%
Tanggapan Responden Atas Kuesioner Selanjutnya penulis akan mendeskripsikan data dari hasil observasi penulis melalui penyebaran kuesioner kepada masyarakat Kragilan Serang Banten yang telah menerima manfaat program community relations. Untuk mengetahui tanggapan mereka mengenai hubungan manfaat kegiatan community relations dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. pada masyarakat Kragilan Serang-Banten, maka lebih lengkapnya penulis menguraikannya dalam bentuk tabel disertai pemaparan dan kesimpulan hasil jawaban dari pertanyaan yang diajukan melalui kuesioner kepada masyarakat Kragilan Serang Banten yang telah menerima program communnity relations.
Manfaat Kegiatan Community Relations
Berikut ini pemaparan tentang jawaban responden mengenai manfaat kegiatan community relations yang disajikan dalam bentuk tabel disertai pemaparan dan kesimpulan hasil jawaban dari pertanyaan yang diajukan melalui kuesioner kepada masyarakat Kragilan Serang Banten : Tabel 4 Tangapan Responden mengenai PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. dapat menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan. n = 50
8 16% 11 20% 10 22% 50 100% Serang Banten, tahun
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, terlihat bahwa masyarkat Kragilan Serang Banten sebagai responden memiliki jenis pekerjaan yang berbedabeda. Adapun yang memilki pekerjaan sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) diambil sebanyak 10 orang atau 20% dari jumlah sampel yang ada, yang memiliki pekerjaan sebagai karyawan/pegawai swasta diambil sebanyak 11 orang atau 22% dari jumlah sampel yang ada, yang memiliki pekerjaan sebagai Guru diambil sebanyak 8 orang atau 16% dari jumlah sampel yang ada, yang memiliki pekerjaan diambil sebagai Wiraswasta sebanyak 11 orang atau 20% dari jumlah sampel yang ada, sedangkan yang memiliki pekerjaan sebagai Ibu 187
Rumah Tangga diambil sebanyak 10 orang atau 22% dari jumlah sampel yang ada. Pemaparan tersebut adalah data yang didapatkan dari Kelurahan setempat, karena penulis mengambil sampel acak stratifikasi dan yang dijadikan sebagai responden diambil dari stratifikasi jenis pekerjaan masyarakat Kragilan Serang Banten, sedangkan jumlah responden dari masing-masing jenis pekerjaan tersebut didapat dengan menggunakan rumus yang ada.
No.
Jenis Pekerjaan
Jumlah
1
Sangat Bermanfaat Sekali
33
Persentase (%) 66%
2
Sangat Bermanfaat
9
18%
3
Bermanfaat
3
6%
4
Cukup Bermanfaat
5
10%
5
Kurang Bermanfaat
0
0
6
Tidak Bermanfaat
0
0
7
Sangat Tidak Bermanfaat Sekali Jumlah
0
0
50
100%
Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007 (Kuisioner No. 1)
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. dapat menjalin kerjasama yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan. Sehingga kerjasama tersebut dirasakan bermanfaat bagi masyarakat Kragilan Serang Banten dan terlihat pada tabel bahwa sebanyak 33 orang 66% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Menurut Yosal (2003:21) bahwa menjalin kerjasama yang baik akan menimbulkan hubungan komunitas yang baik pula. Berdasarkan penjelasan tabel diatas bahwa kerjasama yang baik itu timbul karena perusahaan selalu memperlakukan dengan baik masyarakat sekitarnya. Misalkan dengan banyak memberikan kepeduliannya bagi permasalahan-permasalahan sosial yang ada di dalam masyarakat. Tabel 5 Tangapan Responden mengenai. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. selalu memberikan bantuan beasiswa kepada masyarakat sekitar perusahaan n = 50 No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%) 1 Sangat 38 76% Bermanfaat Sekali 2 Sangat 0 0 Bermanfaat 3 Bermanfaat 8 16% 4 5 6 7
Cukup Bermanfaat Kurang Bermanfaat Tidak Bermanfaat
1
2%
2
4%
1
2%
Sangat Tidak Bermanfaat Sekali Jumlah
0
0
50
100%
Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007(Kuisioner No. 2)
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. selalu memberikan bantuan beasiswa kepada masyarakat sekitar perusahaan. Sehingga menunjukkan pemberian bantuan beasiswa tersebut dirasakan bermanfaat bagi masyarakat Kragilan Serang Banten dan terlihat pada tabel bahwa sebanyak 38 orang 76% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Menurut Moore (2004:432) bahwa bantuan pendidikan merupakan gambaran dari program hubungan komunitas yang terbukti bermanfaat bagi
masyarakat dan perusahaan tersebut. Kesimpulan dari hasil tabel di atas bahwa pemberian beasiswa yang secara rutin diberikan perusahaan memberikan manfaat yang berarti, karena dengan beasiswa tersebut maka masyarakat sekitar pun semakin ringan dalam menanggung beban hidupnya terutama dalam hal pendidikan, dan disamping itu dengan pemberian beasiswa yang diberikan dari perusahaan tersebut secara rutin, maka akan semakin banyak masyarakat yang berpendidikan tinggi. Tabel 6 Tangapan Responden mengenai kegiatan Community Relations memberikan perubahan yang berati bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan penghidupan yang layak. n = 50 No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%) 1 Sangat Bermanfaat 22 44% Sekali 2 Sangat Bermanfaat 16 32% 3
Bermanfaat
7
14%
4
Cukup Bermanfaat
5
10%
5
Kurang Bermanfaat
0
0
6
Tidak Bermanfaat
0
0
7
Sangat Tidak Bermanfaat Sekali Jumlah
0
0
50
100%
Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007(Kuisioner No. 3)
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, kegiatan Community Relations memberikan perubahan yang berati bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan penghidupan yang layak bagi masyarakat Kragilan Serang-Banten dan terlihat pada tabel bahwa sebanyak 22 orang 44% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Dari kesimpulan hasil di atas perubahan yang berarti itu timbul karena perusahaan tersebut selalu memperhatikan masyarakat sekitarnya dengan cara memberikan dan memperbaiki segala kebutuhan baik yang berupa fisik (tempat ibadah, puskesmas gratis, air bersih dll.) maupun bersifat moral bagi masyarakat tersebut.
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
188
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
Tabel 7 Tangapan Responden mengenai kegiatan Community Relations dapat memperbaiki mutu hidup bagi masyarakat sekitar. n = 50
No.
27
2
Sangat Bermanfaat Sekali Sangat Bermanfaat
Persentase (%) 54%
14
28%
3
Bermanfaat
2
4%
4
Cukup Bermanfaat
5
10%
5
Kurang Bermanfaat
2
4%
6
Tidak Bermanfaat
0
0
7
Sangat Tidak Bermanfaat Sekali Jumlah
0
0
50
100%
1
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007 (Kuisioner No. 4)
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, kegiatan Community Relations dapat memperbaiki mutu hidup bagi masyarakat sekitar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa community relations dapat memperbaiki mutu hidup bagi masyarakat sekitar tersebut bermanfaat bagi masyarakat Kragilan Serang Banten dan terlihat pada tabel bahwa sebanyak 27 orang 54% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Dari penjelasan tabel di atas dapat dijabarkan kembali secara rinci bahwa semakin baiknya mutu hidup masyarakat sekitar perusahaan karena perusahaan tersebut tahu apa yang semestinya masyarakat sekitar butuhkan, contohnya PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Telah mendirikan sekolah bagi masyarakat yang kurang mampu. Maka dari pendidikan tersebut masyarakat sekitar pun akan semakin bermutu terutama dari segi pendidikan. Tabel 8 Tangapan Responden mengenai kegiatan Community Relations bertujuan untuk kesejahteraan bersama. n = 50 No.
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat Bermanfaat Sekali
28
56%
2
Sangat Bermanfaat
10
20%
3
Bermanfaat
5
10%
4
Cukup Bermanfaat
6
12%
5
Kurang Bermanfaat
1
2%
6
Tidak Bermanfaat
0
0
7
Sangat Tidak Bermanfaat Sekali
0
0
Jumlah
50
100%
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, kegiatan Community Relations bertujuan untuk kesejahteraan bersama masyarakat Kragilan Serang Banten dan terlihat pada tabel bahwa sebanyak 28 orang 56% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Menurut Moore ( 2004:432) mengatakan bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan komunitas tidak hanya dengan membayar pajak, tetapi juga dengan pengembagan hubungan komunitas serta pekerjaan yang bersifat sosialis. Dari uarian tabel di atas kesejahteraan bersama itu timbul karena kegiatan community relations tersebut memang sangat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat sekitar perusahaan. Dari segala jenis bantuan yang diberikan perusahaan (tempat ibadah, pelaksanaan sunat massal, puskesmas gratis dll.) memang membawa perubahan yang sangat berarti. Tabel 9 Tangapan Responden mengenai kegiatan Community Relations menjadikan keadaan ekonomi masyarakat sekitar perusahaan semakin berkembang n = 50 No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%) 1 Sangat Bermanfaat 25 50% Sekali 2 Sangat Bermanfaat 15 30% 3 Bermanfaat 4 8% 4 Cukup Bermanfaat 6 12% 5 Kurang 0 2% Bermanfaat 6 Tidak Bermanfaat 0 0 7 Sangat Tidak 0 0 Bermanfaat Sekali Jumlah 50 100% Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007(Kuisioner No. 6)
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, kegiatan Community Relations menjadikan keadaan ekonomi masyarakat Kragilan Serang-Bnaten sekitar semakin berkembang dan terlihat pada tabel bahwa sebanyak 25 orang 50% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Menurut Yosal (2003:35) bahwa komunitas yang kemampuan ekonominya berkembang dengan bantuan perusahaan, tentu akan meningkat derajat kesejahteraannya. Maka dari hasil tabel diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan ekonomi masyarakat tersebut timbul disebabkan karena segala udsaha dan bentuk
Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007(Kuisioner No. 5) 189 Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
bantuan dari perusahaan telah diberikan secara rutin. Sehingga dari segala bentuk bantuan tersebut membawa perubahan bagi perekonomian mereka. Tabel 10 Tangapan Responden mengenai kegiatan Community Relations menjadikan masyarakat sekitar perusahaan mempunyai segala fasilitas yang bermanfaat dan memadai seperti tempat ibadah, puskesmas gratis,air bersih dll. n = 50 No.
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat Bermanfaat Sekali
35
70%
2
Sangat Bermanfaat
7
14
3
Bermanfaat
0
0
4
Cukup Bermanfaat
7
14%
5
Kurang Bermanfaat
1
2%
6
Tidak Bermanfaat
0
0
7
Sangat Tidak Bermanfaat Sekali
0
0
Jumlah
50
100%
Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007(Kuisioner No. 7)
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, kegiatan Community Relations menjadikan masyarakat sekitar perusahaan mempunyai segala fasilitas yang bermanfaat dan memadai seperti tempat ibadah, puskesmas gratis,air bersih dll. dan terlihat pada tabel bahwa sebanyak 35 orang 70% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Menurut Moore (2004:432) segala bentuk fasilitas yang diberikan perusahaan secara langsung berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan. Dari hasil tabel dan menurut pengertian diatas, memang segala bentuk bantuan fasilitas itu disamping dirasakan sangat bermanfaat, tetapi akan menimbulkan kesejahteraan pula bagi masyarakat secara berkesinambungan. Tabel 11 Tangapan Responden mengenai dengan adanya kegiatan community relationn = 50 No.
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat Bermanfaat Sekali
35
70%
2
Sangat Bermanfaat
11
22%
3
Bermanfaat
0
0
4
Cukup Bermanfaat
3
6%
5
Kurang Bermanfaat
1
2%
6
Tidak Bermanfaat
0
0
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, dengan adanya kegiatan community relations maka masyarakat mempunyai kesempatan untuk menjadi tenaga kerja lokal di perusahaan tersebut dan terlihat pada tabel bahwa sebanyak 35 orang 70% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Menurut Ragovsky dalam Wibisono (2007:131) menunjukan manfaat program salah satunya adalah memberikan peluang penciptaan kesempatan kerja, pengalaman kerja dan pelatihan bagi masyarakat sekitar perusahaan. Dari hasil tabel dan manfaat community relations diatas memang dengan adanya kegiatan community relations ini, masyarakat sekitar perusahaanpun mempunyai kesempatan bekerja pada perusahaan tersebut. Sehingga dengan banyaknya masyarakat yang bekerja pada perusahaan tersebut maka akan mengurangi pengangguran yang ada.
Citra Perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Berikut ini pemaparan tentang jawaban responden mengenai Citra Perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk yang disajikan dalam bentuk tabel disertai pemaparan dan kesimpulan hasil jawaban dari pertanyaan yang diajukan melalui kuesioner kepada masyarakat Kragilan Serang Banten : Tabel 12 Tangapan Responden mengenai PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. mampu memikul tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat sekitar perusahaan n = 50 No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%) 1 Sangat Baik Sekali 29 58% 2 Sangat Baik 11 22% 3 Baik 2 4% 4 Cukup Baik 5 10% 5 Kurang Baik 3 6% 6 Tidak Baik 0 0 7 Sangat Tidak Baik 0 0 Sekali Jumlah 50 100% Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007 (Kuisioner No. 9)
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, PT. Jumlah 50 100% Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. mampu memikul Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007(Kuisioner tanggung jawab yang besar terhadap masyarakat No. 8) sekitar perusahaan. dan terlihat pada tabel bahwa 190 Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010 7
Sangat Tidak Bermanfaat Sekali
0
0
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
sebanyak 29 orang 58% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Menurut Wibisono (2007:12) bahwa penerapan program community relations, merupakan salah satu bentuk implementasi sebagai entitas bisnis yang bertanggung jawab terhadap masyarakatdan lingkungannya. Tabel 13 Tangapan Responden mengenai PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. n = 50 No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase (%) 1 Sangat Baik Sekali 33 66% 2 Sangat Baik 10 20% 3 Baik 1 2% 4 Cukup Baik 2 4% 5 Kurang Baik 4 8% 6 Tidak Baik 0 0 7 Sangat Tidak Baik 0 0 Sekali Jumlah 50 100% Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007 (Kuisioner No. 10)
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. adalah perusahaan yang memberi reputasi positif sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah besar dan terlihat pada tabel bahwa sebanyak 33 orang 66% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Tabel 14 Tangapan Responden mengenai PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. sebagai perusahaan yang mampu memberikan bantuan baik yang berupa fisik/fasilitas maupun bersifat moral. n = 50 No.
Jenis Pekerjaan
Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. sebagai perusahaan yang mampu memberikan bantuan baik yang berupa fisik/fasilitas maupun bersifat moral dan terlihat pada tabel bahwa sebanyak 33 orang 66% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Tabel 15 Tangapan Responden mengenai PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. n = 50 No.
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat Baik Sekali
33
66%
2
Sangat Baik
10
20%
3
Baik
4
8%
4
Cukup Baik
2
4%
5
Kurang Baik
1
2%
6
Tidak Baik
0
0
7
Sangat Tidak Baik Sekali
0
0
Jumlah
50
100%
Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007(Kuisioner No. 12)
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. mampu menjalin hubungan industri yang baik dengan perusahaanperusahaan lain serta mampu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat sekitar perusahaan dan terlihat pada tabel bahwa sebanyak 21 orang 42% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali. Tabel 16 Tangapan Responden mengenai PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan sekolah gratis di perusahaan tersebut. n = 50 No.
Jenis Pekerjaan
Jumlah
Persentase (%)
1
Sangat Baik Sekali
36
72%
Jumlah
Persentase (%)
2
Sangat Baik
3
6%
1
Sangat Baik Sekali
33
66%
3
Baik
2
4%
2
Sangat Baik
10
20%
4
Cukup Baik
3
6%
3
Baik
4
8%
5
Kurang Baik
6
12%
4
Cukup Baik
2
4%
6
Tidak Baik
0
0
5
Kurang Baik
1
2%
7
Sangat Tidak Baik Sekali
0
0
6
Tidak Baik
0
0
Jumlah
50
100%
7
Sangat Tidak Baik Sekali
0
0
Jumlah
50
100%
Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007(Kuisioner No. 11)
Sumber hasil penelitian lapangan, tahun 2007(Kuisioner No. 13)
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk memberikan kesempatan bagi masyarakat setempat untuk mendapatkan sekolah gratis di perusahaan tersebut dan terlihat pada tabel
Berdasarkan tabel diatas, dapat terlihat mayoritas responden berpendapat bahwa, PT. 191 Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
bahwa sebanyak 36 orang 72% mayoritas responden menjawab sangat bermanfaat sekali.
Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka hasil penelitian ini dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : “ Terdapat hubungan yang signifikan antara manfaat kegiatan Community Relations dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. pada masyarakat Kragilan Serang-Banten.” Adapaun tabel dan pengujian hipotesis melalui rumus korelasi product moment yang didapat dari hasil kuesioner yang berjumlah 50 orang responden dijabarkan sebagai berikut : Tabel 17 DARI 50 RESPONDEN No Responden Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6 Responden 7 Responden 8 Responden 9 Responden 10 Responden 11 Responden 12 Responden 13 Responden 14 Responden 15 Responden 16 Responden 17 Responden 18 Responden 19 Responden 20 Responden 21 Responden 22 Responden 23 Responden 24 Responden 25 Responden 26 Responden 27 Responden 28 Responden 29 Responden 30 Responden 31 Responden 32 Responden 33 Responden 34 Responden 35 Responden 36 Responden 37 Responden 38 Responden 39 Responden 40 Responden 41 Responden 42 Responden 43 Responden 44 Responden 45 Responden 46 Responden 47 Responden 48 Responden 49 Responden 50 Jumlah
Community Relations (X) 52 47 51 50 51 48 52 47 53 54 51 49 51 50 47 49 51 49 52 46 52 48 48 50 51 50 48 52 49 50 47 54 43 49 53 53 53 54 53 51 52 53 51 52 52 50 53 49 51 54 2525
Citra (Y) 33 33 33 27 31 30 30 31 31 32 31 31 30 29 29 30 28 28 34 30 30 30 29 27 30 27 27 27 31 30 31 31 29 33 30 34 34 34 32 32 29 32 31 31 29 28 31 31 33 34 1528
(x2)
(y2)
x.y
2704 2209 2601 2500 2601 2304 2704 2209 2806 2916 2601 2401 2601 2500 2209 2401 2601 2401 2704 2116 2704 2304 2304 2500 2601 2500 2304 2704 2401 2500 2209 2916 1849 2401 2806 2806 2806 2916 2806 2601 2704 2806 2601 2704 2704 2500 2806 2401 2601 2916 127770
1089 1089 1089 729 961 900 900 961 961 1024 961 961 900 841 841 900 784 784 1156 900 900 900 841 729 900 729 729 729 961 900 961 961 841 1089 900 1156 1156 1156 1024 1024 841 1024 961 961 841 784 961 961 1089 1156 46896
1716 1551 1683 1350 1581 1440 1560 1457 1643 1728 1581 1519 1530 1450 1363 1470 1428 1372 1768 1380 1560 1440 1392 1350 1530 1350 1296 1404 1519 1500 1457 1674 1247 1617 1590 1802 1802 1836 1696 1632 1508 1696 1581 1612 1508 1400 1643 1519 1683 1836 77250
Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif sebesar 0.997 antara manfaat community relations dan citra perusahaan. Untuk dapat memberikan interpretasi terhadap kuatnya hubungan itu, maka dapat digunakan pedoman seperti yang tertera pada table 4.18 berikut ini : Tabel 18 Pedoman Interpretasi Koofesien Korelasi Interval Kooefisien Interpretasi 0,80-1,000 Sangat kuat 0,60-0,800 Kuat 0,40-0,600 Sedang 0,20-0,400 Rendah 0,00-0,200 Rendah Sumber : Buku Prosedur Penelitian (Arikunto, 2002:245)
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis didapatkan hubungan yang positif sebesar 0.997 dan apabila hal itu dimasukkan pada tabel 4.18 tentang interpretasi koofesien korelasi yang tertera di atas maka akan termasuk pada kategori sangat kuat. Jadi terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel x (Manfaat community Relations) dan variabel y (Citra Perusahaan). Untuk menghitung kuatnya hubungan antara variabel x (manfaat community relations) dan variabel y (citra perusahaan), kemudian dapat dilakukan dengan cara menghitung koofesien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koofesien yang ditemukan. Jadi koofesien determinasinya adalah 0,997² = 0,994. kemudian 0,994 x 100 = 99,4%. Hal ini berari 99,4% kontribusi variabel x (manfaat community relations) dan variabel y (citra perusahaan), sedangkan sisanya sebesar 1% ditentukan oleh faktor lain. Dari hasil perhitungan uji hipotesis sebelumnya, telah diketahui bahwa koofesien korelasi dari penelitian ini adalah sebesar 0,997 yang berarti bahwa hubungan antara variabel x (manfaat community relations) dan variabel y (citra perusahaan)
Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
192
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
adalah sangat kuat. Hubungan tersebut berlaku untuk sampel sebesar 50 orang saja. Untuk menguji signifikansi hubungan yang ditemukan berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 9374 orang, maka perlu uji signifikansi. Rumus uji signifikansi korelasi product moment dtunjukkan sebagai berikut :
Harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t table. Untuk kesalahan 5% uji dua fihak dan dk = n-2 (50-2) = 48, maka diperoleh t table = 2,021. Berdasarkan data tersebut dapat dijelaskan, nilai t hitung (69,1) lebih besar dari nilai t table (2,021), maka H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan Manfaat Kegiatan Community Relations berhubungan dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten.
Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan perhitungan uji t didapat t = 69,1. harga t hitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t table. Untuk kesalahan 5% uji dua fihak dan dk = n-2 (50-2) = 48, maka diperoleh t table = 2,021 dan setelah digambarkan maka hasilnya koofesien korelasi antara manfaat community relations dan citra perusahaan sebesar 0,997 adalah signifikan., artinya koofesien tersebut dapat digeneralisasikan atau dapat berlaku pada sampel yang diambil sebesar 50 orang. Berdasarkan hasil tanggapan responden terhadap kuesioner, menunjukkan bahwa hubungan manfaat kegiatan Community Relations dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. pada masyarakat Kragilan Serang-Banten berada pada kategori sangat kuat. Analisis penulis dari hasil tersebut, karena kegiatan community relations ini sudah berjalan sejak pertama berdirinya perusahaan, maka masyarakat sekitar perusahaan pun semakin merasakan manfaatnya. Berdasarkan analisis korelasi, adanya hubungan yang signifikan antara manfaat kegiatan Community Relations dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Berdasarkan hasil penelitian, ternyata manfaat kegiatan community relations PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. memiliki kontribusi terhadap citra perusahaan sebesar 99%. Analisa penulis secara keseluruhan, manfaat kegiatan community relations PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. sangat berhubungan kuat dengan citra perusahaan. Hal tersebut penulis lihat, PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. selalu berusaha memberikan segala bentuk bantuan yang masyarakat butuhkan. Salah satu bentuk dari kegiatan community relations tersebut adalah pemberian beasiswa, mendirikan sekolah gratis, perbaiikan jalan, pembangunan sarana ibadah, sunatan massal, pemberian air bersih, dll. Maka dengan berbagai wujud kepedulian itu dengan sendirinya masyarakat merasakan keberadaan perusahaan tersebut memang memberikan kontribusi yang sangat berarti dan memberikan manfaat yang besar. Tidak hanya masyarakat yang merasakan manfaat dari kegaiatan community relations tersebut, namun perusahaan pun ikut merasakan kontribusi yang sangat besar yaitu mendapat citra yang positif dimata masyarakat sekitar khususnya. Analisa penulis tersebut dapat diperkuat dengan analisis deskriptif bahwa hubungan manfaat kegiatan community relations dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. berada dalam kategori sangat kuat. Sedangkan berdasarkan hasil analisis statistik menyatakan bahwa manfaat kegiatan community relations PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. memiliki kontribusi terhadap citra perusahaan sebesar 99%. Menurut Ragovsky dalam Wibisono (2007:131) bahwa manfaat community relations memang dapat dirasakan bagi kedua belah pihak.
Berdasarkan tabel 18 bahwa hubungan variabel X (manfaat kegiatan Community Relations) dengan variabel Y (citra perusahaan) adalah sangat kuat atau dengan angka 0,997. uji signifikansi korelasi product moment secara praktis, yang tidak perlu dihitung tetapi langsung dikonsultasikan pada table r product moment, dapat dilihat bahwa n = 50 dengan taraf kesalahan 5% maka harga r table = 0,279. Ketentuannya bila r hitung lebih kecil dari r table, maka Ho diterima, dan H1 ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r table (r hitung > r table) maka H1 diterima. Ternyata r hitung (0,997) lebih besar dari r table (0,279). Dengan demikian koofesien korelasi 0,997 itu signifikan. Analisis korelasi dapat dilanjutkan dengan cara menghitung koofesien determinasi, dengan cara mengkuadratkan koofesien yang ditemukan. Jadi koofesien determinasinya adalah 0,997² = 0,994. kemudian 0,994 x 100 = 99,4%. Hal ini berari 99,4% kontribusi variabel x (manfaat community relations) dan variabel y (citra perusahaan), sedangkan sisanya sebesar 1% ditentukan oleh faktor lain. 193 Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
Hubungan Manfaat Kegiatan Community Relations Dengan Citra Perusahaan Pt. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada Masyarakat Kragilan Serang Banten
Dari pendapat di atas, penulis menganalisis, bahwa memang manfaat dari kegiatan community relations ini dapat dirasakan bagi kedua belah pihak. Dari pihak masyarakat, dilihat dari berbagai bidang mereka mengalami perkembangan yang sangat berarti, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, kemitraan dan tenaga kerja, keagamaan dan sosial kemasyarakatan. Sedangkan dari pihak perusahaan, jika kegiatan community relations ini dilakukan secara terus menerus dan dilakukan dengan baik serta dirasakan bermanfaat bagi masyarakat sekitar maka dengan sendirinya perusahaan tersebut tidak hanya akan dipandang positif oleh masyarakat sekitar, namun akan dipandang positif pula oleh masyarakat luas. Kesimpulan Masalah pokok skripsi ini adalah hubungan manfaat kegiatan community relations dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Pada masyarakat Kragilan Serang Banten. Berdasarkan hasil analisis, penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat kegiatan community relations dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. berjalan secara maksimal sehingga manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat sekitar perusahaan. Nilai koofesien korelasi (r) penelitian ini sebesar 0,997, ini menunjukkan bahwa manfaat kegiatan community relations mempunyai hubungan yang positif dengan citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten karena berada pada kategori sangat kuat. Sedangkan koofesien determinasinya 0,994 atau bila dinyatakan dalam bentuk persentase sebesar 99,4%. Dengan demikian dapat diketahui bahwa manfaat kegiatan community relations yang dilakukan saat ini memilki kontribusi penguatan citra sebesar 99,4% terhadap citra perusahaan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Serang Banten. Setelah meneliti hasil di atas, penulis berkesimpulan bahwa manfaat kegiatan community relations yang dilaksanakan saat ini sudah berjalan baik dalam memperkuat hubungan antara kegiatan tersebut terhadap citra perusahaan.
Cannon, Tom, Corporate Responsibility (Tanggung Jawab Perusahaan), PT. Elex Media Kompetindo, Jakarta. 1995 Hasan, Iqbal, Pokok-pokok Metodologi Penelitian & Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta. 2002 Hardiman, Irma, 400 Istilah Public Relations, Media dan Periklanan, Gagas Ulang Publisher, Jakarta. 2006 Indrianto, Nur, Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis, BPFE, Yogyakarta. 2002 Iriantara, Yosal, Community Relations Konsep dan Aplikasinya, Simbiosa Rekatama Media, Jakarta. 2004 Jefkins, Frank, Public Relations, Erlangga. . Jakarta 2003 Kasali, Renald, Manajemen Public Relations, PT. Pustaka Utama Graviti, Bandung, 2002 Moore, Frazier, Humas Membangun Citra dan Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. 2004 Muller, J Daniel, Mengukur sikap sosial, PT. Bumi Aksara, Jakarta. 1996 Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya, Jakarta 2005 Rudito, Bambang, Adi Prasetijo, Kusuari, Akses Peran Serta Masyarakat, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 2003 Ruslan, Rosady, Praktek dan Solusi Public Relations dalam Situasi Krisis dan Pemulihan Citra, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994 Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta,1999
Daftar Pustaka Antony, Davis, Everything You Should Know About PR, Elekmedia Kompetindo, Jakarta. 2003
Soehoet, Hoeta, Pengantar Ilmu Komunikasi, Yayasan Kampus Tercinta-IISIP, Jakarta, 2002
Arifin, Anwar, Ilmu Komunikasi Sebuah Pengantar, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. 1998
Sugiyono, Metodologi Penelitian Bisnis, Alfabeta, Jakarta, 1999
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta. 2002
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendy, Metode Penelitian Survai, LP3ES, Yogyakarta, 1987
Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana, Jakarta. 2006 Jurnal Komunikologi Volume 7, Nomor 2, September 2010
194
PEDOMAN PENULISAN NASKAH JURNAL KOMUNIKOLOGI JUDUL DITULIS DENGAN HURUF KAPITAL FONT GARAMOND 14pt Tanpa Gelar, Nama Penulis Satu¹, Kedua², dan Seterusnya. ¹Institusi Penulis Satu, Kotanya ²Institusi Penulis Dua, Kotanya Alamat Surat Menyurat
[email protected] ABSTRAK Abstrak dalam bahasa Inggris (dengan cetak miring) dan Bahasa Indonesia. Abstrak merangkum secara ringkas tujuan penelitian, metodenya, hasilnya, serta kesimpulan utamanya. Hindari adanya pengutipan di dalam abstrak maksimum dua ratus kata. Abstrak disusun sedemikian sehingga menggambarkan keseluruhan isi naskah dan diupayakan untuk mudah dimengerti oleh berbagai pihak, baik peneliti maupun praktisi.
Kata Kunci : Berisi sekitar 3 kata kunci yang digunakan.
Pendahuluan
Sistematika Penulisan
Naskah yang dimuat dapat berupa ringkasan penelitian atau karya ilmiah populer dalam keilmuan komunikasi yang belum pernah atau tidak dalam proses publikasi di media cetak lain.
Naskah, baik yang berupa hasil penelitian dan yang bukan penelitian, secara minimal harus memuat bagian-bagian seperti terangkum dalam gambar 1.
Tabel 1 Format Penulisan No 1
Item Judul Naskah
2 3
Nama Penulis dan Afiliasi Abstrak
4
Judul bab
5
Judul sub-bab
Keterangan 14 pt;kapital;tegak dan tebal;center;1 spasi 12 pt;tegak dan normal;center;1 spasi 11 pt; tegak dan normal;justify; 1 spasi 13 pt;tegak dan tebal;”title case”. 13 pt;tegak dan tebal;”sentence case”
Naskah dituliskan dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia dengan memperhatikan berbagai kaidah ragam tulis baku. Naskah berbahasa Indonesia bisa memiliki abstract in English. Panjang naskah antara 10 sampai 30 halaman kertas A4: 29,7 cm X 21 cm. Margin atas dan kiri: 3,5 cm; sementara, margin bawah dan kanan: 3,5 cm.
Isi Naskah Naskah diketik 1 spasi dalam 2 kolom. Jenis huruf Garamond berukuran 12 pt yang dicetak tegak dan normal. Isi naskah dapat terdiri dari beberapa bab secara terpisah.
Format Penulisan Naskah dituliskan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Word dengan mengikuti format sebagaimana pada Tabel 1.
Persamaan, gambar dan tabel Setiap persamaan, gambar, dan tabel diberi nomor sesuai dengan urutan pemunculan. Cara penulisan identitas gambar dan tabel sebagaimana ditunjukkan pada kedua contoh di atas. Persamaan dituliskan dengan aplikasi Microsoft Equation dengan penomoran arab dipinggir kanan dan berkurung (). F=mXa (1) Kategori Naskah
Penelitian
Non Penelitian
• Abstrak • Kata Kunci • Pendahuluan • Metode Penelitian • Hasil dan Pembahasan • Kesimpulan • Daftar Pustaka
• Abstrak • Kata Kunci • Pendahuluan • Pembahasan • Penutup atau Kesimpulan • Daftar Pustaka
Gambar 1 Sistematika Penulisan
Kutipan Penggunaan kutipan dalam pendahuluan, isi naskah, dan kesimpulan dilakukan dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan, misalnya (Foster, 2001) atau (Sotskov et al., 1999) Daftra pustaka diurutkan berdasarkan abjad nama penulisnya dengan contoh format (buku, jurnal, dan situs internet) seperti pada daftar pustaka.
Mengenai Tata Bahasa Berkaitan dengan sintaks dan grammar, ada beberapa hal yang perlu dikemukakan: - Masalah awalan “di”. Penulisan yang benar sebagai berikut: ο Untuk kata depan (preposisi) “di”, kata sesudah “di” tidak digandeng. Contoh: di mana, di atas, di bawah, di sekolah. ο Untuk awalan (prefiks) “di”, kata sesudahnya langsung digandengkan. Contoh: ditulis, dimakan, dipukul. Trik berikut bisa dicoba. Saat membuat kata jadian itu, mana yang lebih cocok ditanyakan: “di mana?” atau “diapakan?” - Masalah penempatan spasi pada karakter khusus seperti “:”,”!”,”?”, ditulis tersambung dengan kata sebelumnya. Contoh: He!, Ada apa? - Seperti biasa, kata dalam bahasa asing dicetak italic, kecuali sudah yang benar-benar lazim. - Tanda kurung. Tidak ada spasi antara tanda kurung dengan kata di dalamnya. (Contohnya ini). Sama halnya dengan tanda kutip.
Kesimpulan Pedoman penulisan ini hanya akan digunakan oleh Redaksi untuk naskah-naskah yang pasti dimuat! Penulis memasukkan naskahnya dengan format 2 Kolom dan 1 spasi. Setiap naskah akan dinilai oleh editor sebelum dapat diterbitkan.
Daftar Pustaka Buku: Sarwono, Sarlito Wirawan, ”Psikologi Remaja”, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000.
Jurnal: Sulis Mariyanti, Peran Minat dalam Bidang Kerja Social Service”, Jurnal Psikologi, Pusat Pengelola Jurnal Ilmiah UIEU, Vol. 4 No. 2, Desember 2006.
Surat Kabar/Majalah: Indra Lesmana, ”Quick Diagnosis Mempercepat Penanganan Cedera”, Tabloid Bola, 21 Maret 2008.
Situs Internet: Heru Susetyo, “Menggagas Kota Hak Asasi Manusia”, www.beritaiptek.com, tanggal akses. Catatan: 1. Literatur yang dimasukkan dalam daftar pustaka tidak hanya yang dikutip saja, namun perhatikan relevansinya dengan isi naskah. Selain itu, literatur yang tercantum harus memiliki tahun penerbitan yang tidak lebih dari 10 tahun dari saat ditulisnya naskah bersangkutan. 2. Isi naskah bukan tanggung jawab redaksi dan sepenuhnya berada pada penulis. 3. Naskah bisa dikirimkan melalui email: dengan
[email protected] melampirkan CV penulis 4. Pengiriman melalui pos ditujukan ke: Pusat Pengelola Jurnal Ilmiah UIEU, Lt. 2 Ruang PAMU, Jl. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta 11510. Naskah dikirimkan ke kami rangkap 3.