Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
PENGEMBANGAN PELABUHAN CRUISE TANAH AMPO SEBAGAI GERBANG PARIWISATA KABUPATEN KARANGASEM I Wayan Suteja dan Ida Bagus Suryawan
[email protected].
[email protected] Program Studi S1 Destinasi Pariwisata, Universitas Udayana ABSTRACT Karangasem is one of regency in Bali have much of tourism potential and tourism resources, so Karangasem developed Tanah Ampo Cruise Port to optimalize the tourists visiting, because cruise tourism is one of type of tourism trend in the word. Every tourism port in every country have quality facilities and and very support by tourism potential. Thus, in this study aims to determine the potential of the area as the location of Tanah Ampo cruise port development and to discusses Tanah Ampo Cruise Port development as a tourism entrance in Karangasem. This study discusses the development of Tanah Ampo Cruise Port as the gateway of tourism at Karangasem Regency. To discuss this study used a descriptive qualitative method. The types of data consist of qualitative and quantitative data as well as primary and secondary data sources. Data collected by in-depth interviews, observation , documentation studies and literature studies. Tanah Ampo cruise port located in Banjar Dinas Tanah Ampo, Ulakan Village, Manggis District, Karangasem Regency, Bali Province. This location is very strategic and has tourism potential wich consists of the physical and nonphisical potential. Tanah Ampo Cruise Port development project is implemented in accordance with the applicable regulations of port development in Indonesia and in accordance with the regulations of Bali Provincial and Karangasem Regency. Tanah Ampo Cruise Port development became a transit point as well as a destination for tourists who travel by cruise ship. The development also aims to increase the tourist visits to Karangasem and the all of tousrist attraction in Bali. But in the operational phase of the Tanah Ampo Port has not reached target operated due to several constraints related to port facilities, thus requiring evaluation and repairing the fasilities to able to meet market demands. Keywords: Potential, cruise tourism, tourism port development.
Karangasem. pariwisata
PENDAHULUAN
Berbagai
baik
berupa
sumberdaya budaya,
alam
Bali merupakan salah satu tujuan wisata
maupun buatan yang tersebar dibeberapa
terbesar di Indonesia karena keindahan
tempat maupun daya tarik di Karangasem.
panorama, keragaman seni budaya dan
Selain
kehidupan sosial budaya yang sangat unik
terdapat beberapa daya tarik yang sudah
dan menarik. Potensi ini menjadikan Bali
sangat terkenal seperti daya tarik wisata
sebagai salah satu tujuan pariwisata baik
budaya Pura Besakih,
skala
internasional.
Tirtagangga maupun Kawasan Tulamben
Keberhasilan pariwisata Bali tidak lepas dari
dengan wisata divingnya. Semua potensi
adanya potensi yang dimiliki dari setiap
tersebut tidak akan dapat bermanfaat secara
Kabupaten di Bali yang dikemas dalam
maksimal jika belum dialakukan pemerataan
berbagai bentuk wisata.
kunjungan antara daerah Bali selatan dengan
nasional
maupun
Salah satu kabupaten di Bali yang memiliki potensi dan sumberdaya pariwisata yang sangat besar
adalah Kabupaten
itu
di
Kabupaten
Karangasem
Taman Ujung,
daerah utara dan timur seperti karangasem. Kendala jarak dan akses masuk yang terpusat
di
Bandara
Ngurah
Rai
menyebabkan kunjungan wisatawan lebih 49
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
terpusat di Kawasan Bali selatan sehingga
pelayanan dan pengalaman bagi wisatawan.
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
Menurut
akomodasi.
destinasi pariwisata memerlukan teknik
Pitana
(2009)
pengembangan
diambil
perencanaan yang baik dan tepat. Teknik
pemerintah untuk mengatasi permasalahn ini
pengembangan itu harus menggabungkan
adalah dengan menambah gerbang masuk
beberapa
Pulau Bali melalui jalur laut yaitu dengan
pariwisata
pengembangan
Pelabuhan Tanah Ampo
karakteristik infrastruktur pariwisata, tingkat
yang dikhususkan sebagai dermaga cruise.
interaksi sosial, keterkaitan dengan sektor
Pembangunan pelabuhan pesiar di Desa
lain, daya tahan akan dampak pariwisata dan
Tanah
tingkat resistensi masyarakat lokal.
Salah
satu
solusi
Ampo,
yang
Kecamatan
Manggis
memiliki peluang yang sangat besar bagi
Dari
aspek
penunjang
seperti
aspek
penjelasan
kesuksesan aksesbilitas,
tersebut
bahwa
keseimbangan pembangunan pariwisata Bali
pelabuhan yang memiliki ciri khas dan
khususnya
didukung oleh berbagai aspek akan mampu
Kabupaten
Pembangunan
Karangasem.
Pelabuhan
memberi peluang
pesiar
dinilai
karena perkembangan
menarik minat wisatawan maupun biro perjalanan cruise. Melalui
potensi yang
pasar pariwisata cruise sejak tahun 1990
sangat besar ditambah dengan strategi
telah memiliki pertumbuhan penumpang
pengembangan yang
rata-rata 7,4% pertahun. Sedangkan pada
membantu mengoptimalkan perkembangan
tahun 2008 sekitar 12,8 juta penumpang
pelabuhan ini
diseluruh dunia yang telah melakukan pesiar
masuk, tempat transit sekaligus destinasi
dengan
bagi wisatawan sehingga nantinya akan
Cruise
Association,
Lines
(CLIA,
International
dalam
Budiartha
;2011).
mampu
baik akan mampu
menjadi sebuah gerbang
membantu
perkembangan
Pelabuhan Tanah Ampo dalam industri
Sebagai
sebuah
pelabuhan
berskala
pariwisata cruise dunia.
internasional Pelabuhan Tanah Ampo harus
Berdasarkan latar belakang tersebut
memiliki kualitas yang memadai, sehingga
maka yang menjadi pembahasan dalam
dalam kegiatan pengembangannya berbagai
penelitian ini adalah potensi yang dimiliki
strategi
Kawasan Tanah Ampo sebagai tempat
yang
tepat
perlu
dilakukan.
Perencanaan dan pengembangan pelabuhan
pengembangan
pariwisata
tidak
pengembangan
jauh
pelabuhan cruise berskala
berbeda
dengan
internasional
secara
umum,
pengembangan Pelabuhan Cruise Tanah
destinasi
karena dalm kegiatan pariwisata sebuah
Ampo
pelabuhan
Kabupaten Karangasem.
transit
juga
menawarkan
sebagai
serta gerbang
bagaimana pariwisata
50
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
Menurut Nyoman S. Pendit (2006), potensi pariwisata adalah segala sesuatu yang ada di suatu daerah yang dapat dikembangkan KAJIAN PUSTAKA
menjadi daya tarik wisata.
1. KONSEP PARIWISATA dalam Undangundang No 10 Tahun 2009 mendefinisikan “pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
Secara
umum
potensi
wisata
dapat
dikelompokkan menjadi 2 yaitu: a. Potensi budaya yaitu potensi yang
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
tumbuh
layanan yang disediakan oleh masyarakat,
dimasyarakat, misalnya adat istiadat,
pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
mata
Daerah”.
sebagainya.
Sedangkan
kepariwisataan
dan
berkembang
pencaharian,
kesenian
dan
didefinisikan sebagai “keseluruhan kegiatan
b. Potensi alamiah adalah potensi yang
yang terkait dengan pariwisata dan bersifat
ada didalam masyarakat yang berupa
multi
potensi fisik, geografi seperti potensi
dimensi
serta
multidisipin
yang
muncul sebagai wujud kebutuhan setiap
alam.
orang dan negara serta interaksi antara wisatawan,
dan
masyarakat
setempat,
sesama wisatawan, pemerintah, pemerintah daerah dan pengusaha”. Sedangkan
menurut
pariwisata
Marpaung
merupakan
(2002),
perpindahan
sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan untuk keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari kediamannya. Aktifitas
Berdasarkan definisi diatas maka dapat
didimpulkan
bahwa
potensi
pariwisata merupakan segala sesuatu yang ada disuatu daerah baik itu yang bersifat fisik maupun non fisik, alam serta buatan manusia yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata. 3. KONSEP
PENGEMBANGAN
dilakukan selama mereka berada ditempat
PARIWISATA (PELABUHAN WISATA),
yang dituju dan fasilitas disediakan untuk
menurut
memenuhi kebutuhan mereka.
pengembangan
2. PENGERTIAN POTENSI PARIWISATA
untuk
Suwantoro
(1997)
kepariwisataan
mengembangkan
strategi bertujuan
produk
dan
menurut Yoeti (2000) merupakan suatu
pelayanan yang berkualitas, seimbang dan
daerah tujuan wisata yang akan dieksploitasi
bertahap. Sedangkan
untuk kepentingan ekonomi dengan tidak
Surya Diarta (2009) menjelaskan bahwa
mengesampingkan aspek sosial budaya.
pengembangan
Potensi wisata merupakan segala sesuatu
memerlukan teknik perencanaan yang baik
yang didapat didaerah tujuan wisata atau
dan tepat. Teknik pengembangan itu harus
tourist resort.
menggabungkan beberapa aspek penunjang
Pitana dan I Ketut
destinasi
pariwisata
51
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
kesuksesan pariwisata. Aspek-aspek tersebut
Home Port/Turaround Port adalah
adalah aspek aksesibilitas (transportasi dan
juga pelabuhan dimana sebagian
saluran
besar
pemasaran),
karakteristik
infrastruktur pariwisata, tingkat interaksi sosial,
keterkaitan/kompatibilitas
penumpang
dari
berbagai
penjuru/daerah naik kekapal.
dengan
b. Port Of Call atau pelabuhan singgah
sektor lain, daya tahan akan dampak
adalah pelabuhan dimana sebuah
pariwisata, tingkat resistensi komunitas
kapal singgah dalam beberapa saat
lokal dan seterusnya. Selanjutnya Budiartha
sesuai
(2011)
diadakan
menjelaskan
bahwa
dalam
perencanaan sebuah pelabuhan pariwisata tidak hanya menitikberatkan pada supply dan
demand
suatu
dan
biasanya
atraksi
untuk
memasarkan cruisenya. 5. TEORI SISTEM PARIWISATA Menurut
dermaga/terminal,
Leiper (1990) dan Cooper, et al.,(1999,
suatu
komplek
dalam Pitana 2009) elemen-elemen dari
infrastruktur saja, tetapi lebih dari itu dalam
sebuah sistem pariwisata yang sederhana
rangka strategi pemasaran dan analisis
menyangkut
dampak
wisatawan, daerah/negara tujuan wisatawan
infrastruktur
,
jadwalnya
atau
ekonomi
untuk
menopang
pertumbuhan suatu daerah.
sebuah
daerah/negara
asal
dan sebuah tempat transit serta sebuah
4. KONSEP PELABUHAN WISATA menurut
generator pembalik. Sedangkan elemen
Budiartha (2011) adalah meliputi seluruh
pokok menyangkut tiga hal pokok yaitu:
konsep
1. Elemen Wisatawan sebagai aktor utama
pariwisata
pantai,
tetapi
juga
termasuk wisata perairan seperti rekreasi
pelaku perjalanan wisata
memancing yang dalam dan yacth cruising.
2. Elemen industri pariwisata
Orams (1999, dalam Budiartha, 2011)
3. Elemen geografis yang terdiri dari tiga
mendefinisikan secara lebih lengkap dengan memasukkan biologi laut dan rekreasi yang meliputi
wisata
pantai
dan
elemen, yaitu : •
pelabuhan
meliputi aktivitas dilautan, seperti supply
Traveler generating region yang merupakan pasar dan asal wisatawan.
•
Tourist
destination
region
kebutuhan kapal-kapal cruise dan kegiatan
merupakan daerah tujuan perjalanan
perahu layar sebagai suatu kegiatan yang
wisata.
menyeluruh dari Pelabuhan Pariwisata.
•
Selanjtnya terdapat dua tipe pelabuhan dalam industri cruise yaitu: dimana
sebuah
kapal
mendapatkan segala kebutuhannya,
mewakili
waktu
dan
tempat
sementara dalam sebuah perjalanan
a. Home Port/Turnaround Port adalah pelabuhan
Transit route region bukan saja
wisata untuk mencapai daerah tujuan wisata
utama,
tetapi
juga
menyangkut kesempatannya untuk 52
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
menjadi
daerah
sementara
tujuan
enroute
wisata
wisatawan, yang selanjutnya wisatawan
tourism
akan melakukan kunjungan kesejumlah daya
destination.
tarik wisata yang ada disekitar pelabuhan
Elemen- elemen dari model sistem pariwisata Leiper saling berinteraksi, tidak saja
ISSN: 2338-8811
menyampaikan
produk
cruise. METODE PENELITIAN
pariwisata,
1. LOKASI PENELITIAN, Lokasi penelitian
tetapi juga dalam hal transaksi, dampak, dan
ini berada di Banjar Dinas Tanah Ampo,
beragam konteks dan konsekuensi dimana
Desa
pariwisata tersebut berada (Pitana, 2009).
Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali.
Model tersebut dapat dilihat pada gambar 2.1.
Kecamatan
Manggis,
2. RUANG LINGKUP PENELITIAN, untuk memperjelas dan membatasi ruang lingkup permasalahan yang diteliti maka secara
Ulakan,
TDR 1
TR 2
operasional
Keterangan:
TDR 2
ada
dalam
a. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan potensi adalah potensi fisik dan
TR 3 TR : Transite Route
TGR
yang
permasalahan yang akan dibahas adalah:
TGR : Travellerr Generating Region
TR 1
variabel
TDR : Tourist Destination Region
nonfisik yang mendukung pengembangan pelabuhan dan kegiatan pariwisata di Kawasan Tanah Ampo. Potensi fisik alami
meliputi kondisi gelombang,
Gambar 2.1 Elemen Geografis dalam
pantai, pemandangan alam, serta potensi
Sistem Pariwisata Dengan Dua Daerah
fisik buatan yang meliputi fasilitas
Tujuan Wisata
terbangun yang ada di Pelabuhan Tanah
Sumber : Pengantar Ilmu Pariwisata, Pitana, 2009
Ampo.
Elemen geografis dalam teori sistem pariwisata tersebut menggambarkan proses perjalanan wisatawan mulai dari daerah asal daerah transit, daerah tujuan wisata sampai kembali lagi ke daerah asalnya. Ketika melakukan
perjalanan
wisatawan
dapat
melakukan transit lebih dari satu kali. Dalam wisata mengguanakan cruise, daerah transit merupakan
daerah
yang
dituju
oleh
Sedangkan
potensi
nonfisik
meliputi budaya petani, budaya nelayan, kegiatan
keagamaan
dan
keramah
tamahan masyarakat. b. Sedangkan yang dimaksud dengan studi pengembangan adalah
dalam
penelitian
komponen-komponen
ini
terkait
pengembangan Pelabuhan Tanah Ampo yang meliputi: •
Kewenangan
pengembangan
pelabuhan 53
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
•
Teknis
Proyek
dan
Studi
dengan narasumber, observasi langsung, studi kepustakaan dan studi dokumentasi.
Pengembangan •
ISSN: 2338-8811
Tahap operasional dan kondisi
5. TEKNIK
PENENTUAN
INFORMAN,
dalam penelitian ini teknik penentuan
eksisting. 3. JENIS DAN SUMBER DATA, Jenis data
informan dilakukan secara purposive. Yaitu
dalam penelitian ini berupa data kualitatif
dengan
dan kuantitatif Data Kualitatif adalah data
lembaga masyarakat yaitu kepala banjar
yang berupa keterangan-keterangan, definisi
dinas
dan gambaran dari objek penelitian yang
pangkal yang selanjutnya menunjukkan
disusun dalam bentuk kalimat – kalimat
informan berikutnya.
deskriptif
untuk
melengkapi
bahasan
mendatangi yang
6. TEKNIK
salah
berperan
satu
selaku
ANALISIS
kepala
informan
DATA,
dalam
penelitian. Data kualitatif dalam penelitian
penelitian ini Teknik analisis data berupa
ini merupakan data yang diperoleh dari hasil
analisis deskriptif kualitatif yang terdiri dari
wawancara
beberapa
dengan
narasumber.
Data
tahapan
yang
meliputi:
1)
Kuantitatif berupa data yang berbentuk
Kategorisasi dan kodifikasi, (2) Reduksi
angka sebagai hasil dari pengukuran dan
data, (3) Penyajian dan klasifikasi data (4)
perhitungan
verifikasi data dan penarikan kesimpulan,
yang
digunakan
dalam
melengkapi bahasan ini, meliputi data
(Lincoln dan Guba dalam Moleong 2002)
kunjungan wisatawan, dan data kunjungan HASIL DAN PEMBAHASAN
kapal pesiar . Sedangkan sumber data terdiri dari
1. Gambaran Umum Lokasi
data primer yang diperoleh langsung dalam
Pelabuhan Tanah Ampo terletak di
penelitian dilapangan sebagai hasil dari
Banjar Dinas Tanah Ampo, Desa Ulakan,
observasi langsung dilapangan serta melalui
Kecamatan
wawancara dengan
narasumber. Data
Karangasem, Provinsi Bali. Adapun batas-
merupakan data yang diperoleh
batas wilayah Banjar Dinas Tanah Ampo
diluar dari data primer. Data skunder dalam
adalah Banjar Dinas Tegeh (barat), Teluk
penelitian ini meliputi data kunjungan
Labuhan
wisatawan, data daya tarik wisata, dan profil
Manggis (timur), Banjar Dinas Yeh Dah
Pelabuhan Tanah Ampo.
(selatan).
sekunder
Manggis,
Amuk
(utara),
Kabupaten
Banjar
Dinas
4. TEKNIK PENGUMPULAN DATA, dalam
Lokasi Pelabuhan Cruise Tanah
penelitian ini teknik pengumpaulan data
Ampo berjarak sekitar 65 km dari Bandar
meliputi
(deep
Udara Ngurah Rai dengan waktu tempuh
berupa wawancara langsung
sekitar 1,5 jam dan berada sekitar 1,5 km
interview)
wawancara
mendalam
dari jalan Nasional Denpasar–Karangasem.
54
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
Selain itu
Pelabuhan Tanah Ampo juga
ISSN: 2338-8811
pembangunan sebuah pelabuhan bersekala
berjarak sekitar 1,5 km dengan Pelabuhan
internasional
Padang Bai. Lokasi Pelabuhan Tanah Ampo
mendukung
dari
sangat strategis kerena berada dikawasan
pariwisata.
Selain
lingkar pelayaran nasional dan dilewati oleh
Karangasem dengan sebutan Pearl from
lingkaran jalan Bali.
East Bali merupakan daerah tujuan yang
2. Potensi Yang Dimiliki Tanah Ampo
sangat favorit bagi kapal wisata cruise sejak
Sebelum
dikembangkan
menjadi
sebuah pelabuhan cruise, Kawasan Tanah Ampo tentu memiliki potensi yang sangat mendukung
sebagai sebuah pelabuhan
wisata. Selain kondisi geografis yang sesuai
dan
tentunya segi
sangat
pengembangan itu
Kabupaten
tahun 1990-an. Dan sejak tahun 2007-2012 terdapat sekitar 53 kapal wisata asing yang transit
dan
bersandar
di
Perairan
Karangasem khususnya Kawasan Tanah Ampo (Disbudpar Kab. Karangasem, 2012). Penjelasan
untuk sebuah pelabuhan, potensi yang
diatas
menunjukkan
harus
bahwa perairan Karangasem khususnya
diperhatikan karena hal ini akan terkait
Teluk Labuhan Amuk, Tanah Ampo sudah
dengan kegiatan wisata pada saat sebuah
sangat mendukung secara fisik. Hal ini
pelabuhan wisata beroperasi. Potensi yang
dibuktikan dengan banyaknya kunjungan
ada di Kawasan Tanah Ampo terbagi
kapal wisata asing bahkan sejak dari
kedalam potensi fisik dan nonfisik. Potensi
Pelabuhan Cruise Tanah Ampo belum
fisik
didirikan.
mendukung
kepariwisataan
terkait
dengan
juga
segala
hal
yang
Sebagai
tempat
menurunkan
berbentuk fsik yang dapat dilihat secara
jangkar kapal besar tentunya kawasan ini
langsung
yang ditemui di Kawasan
memiliki
kedalaman
Pelabuhan Cruise Tanah Ampo. Sedangkan
memadai
sehingga
potensi non fisik berupa segala kekayaan
mendukung bagi pengembangan pelabuhan
sumber daya budaya yang ada didalam
cruise.
masyarakat
merupakan
yang
mendukung
kegiatan
Selain
itu,
sebuah
bibir potensi
laut ini
Labuhan teluk
yang
yang sangat Amuk diapit
kepariwisataan pada saat Pelabuhan Tanah
perbukitan sehingga gelombang lautnya
Ampo beroperasi sebagai pelabuhan wisata.
tidak terlalu besar dan kapal yang bersandar
Sebagai pendukung pengembangan
tidak diterpa angin kencang.
dan kegiatan pariwisata potensi fisik yang
Potensi fisik dasar selain diatas yang
dimiliki
Ampo
dimiliki Kawasan Tanah Ampo diantaranya:
meliputi potensi fisik dasar dan buatan.
1) Panorama perbukitan yang mengapit
Kawasan Tanah Ampo sangat kaya dengan
Teluk Labuhan Amuk, sehingga menjadi
potensi fisik terutama yang menunjang
panorama yang sangat menarik pada saat
oleh
Kawasan
Tanah
55
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
kapal wisata mulai merapat ke Pelabuhan
didalam masyarakatnya. Potensi tersebut
Tanah Ampo.
meliputi:
2) Panorama
Persawahan,
dibelakang
1) Budaya petani yang merupakan sebuah
bangunan pelabuhan terdapat persawahan
budaya agraris maritim dimana lahan
yang terhampar luas yang menjadi daya
pertanian masyarakat berada ditepi Pantai
tarik sangat unik bagi para wisatawan
Labuhan Amuk. Banyak hal yang dapat
yang transit di Pelabuhan Tanah Ampo.
dijadikan sebagai daya tarik terkait
3) Pantai dan Perahu Nelayan yang berada
dengan budaya petani di Kawasan Tanah
disekitar
pelabuhan,
disepanjang
Ampo. Kegiatan bercocok tanam yang
pelabuhan dapat dilihat deretan perahu-
masih menggunakan sistem tradisional
perahu tradisional yang mungkin menjadi
dan menganut sistem gotong royong serta
daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
proses
Selanjutnya
terdapat di Kawasan Pelabuhan Tanah
menggunakan tenaga manusia. Hal yang
Ampo meliputi:
juga menjadi keindahan adalah terasering dengan
buatan
penanaman,
pemeliharaan dan panen yang masih
jalan
fisik
mulai
yang
1) Akses
potensi
dari
aspal
hotmik
melingkar sebagai pintu masuk dan keluar yang menghubungkan dengan jalan
utama
Denpasar-Karangasem
dengan panjang ± 1,8 km.
lahan persawahan yang pengairannya menggunakan sistem subak. 2) Kegiatan
nelayan
menjadi
daya
tarik
tradisional
juga
tersendiri
bagi
wisatawan karena di tempat ini sistem
2) Dermaga pelabuhan dengan panjang 154 m, lebar 12 m.
menangkap ikan masih menggunakan perahu tradisional serta menggunakan
3) Fasilitas-fasilitas
yang
peralatan tradisional. Selain itu disini
dibangun pada lahan seluas 1,5 hektar
terdapat sistem menangkap ikan secara
yang terdiri dari Terminal Penumpang
bergotong royong dengan menggunakan
seluas
1350
m2
pelabuhan
dengan
fasilitas
bangunan penunjang dan area komersial, Generator
listrik,
Fasilitas
parker,
jaring besar yang disebut dengan kegiatan ‘metokal”. 3) Masyarakat
Bali
terkenal
dengan
Business center, Imigrasi, karantina dan
karakteristiknya
Apdel Pos Satpam dan Toilet umum.
begitu juga masyarakat di Tanah Ampo
yang
ramah
tamah,
Potensi nonfisik yang diiliki oleh Tanah
yang masih menjunjung tinggi nilai
Ampo terkait dengan kegiatan pariwisata
kebersamaan dan menunjukkan sifat yang
berupa kegiatan sosial budaya yang ada
senantiasa ramah tamah terhadap semua orang.
Hospitality yang dibentuk dari 56
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
hasil interaksi antar sesama masyarakat
tempat persinggahan bagi cruise tetapi juga
akan selalu diaplikasikan untuk semua
menjadi tujuan bagi wisatawan. Jika hal ini
orang
wisatawan.
dapat diimbangi oleh SDM masyarakat lokal
Sehingga sikap yang ramah tamah ini
maka sebagai host masyarakat setempat
akan memberikan kekuatan kesan dalam
akan mampu mengelola sendiri potensi yang
kegiatan pariwisata di Tanah Ampo.
ada
begitu
juga
bagi
Potensi yang dimiliki oleh Kawasan
disekitarnya
serta
menyediakan
kebutuhan wisatawan pada saat transit
berpengaruh
sehingga aktivitas yang ada dipelabuhan
terhadap kegiatan kepariwisataan, karena
juga memberikan dampak positif dari segi
dalam sebuah daya tarik atau kawasan suatu
ekonomi.
potensi
yang
Tanah Ampo akan mampu menjadi Port of
sebuah
Call atau pelabuhan singgah yang mampu
kegiatan pariwisata. Tanpa adanya suatu
menyediakan atraksi wisata yang dibutuhkan
potensi maka sangat tidak memungkinkan
oleh wisatawan pada saat melakukan transit
suatu wilayah akan mampu dikembangkan
sehingga syarat 3S (something to see,
sebagai sebuah daya tarik atau destinasi
Something to do, Something to buy) dapat
wisata yang memiliki nilai jual. Selain itu
terpenuhi.
segala
3. Studi
Tanah
Ampo
tentu
menjadi
menentukan
sebuah
keberlanjutan
potensi
komponen
akan
wisata
penting
aset dari
akan terutama
menjadi dalam
Dengan
demikian
Pengembangan
Pelabuhan
Pelabuhan
Cruise Tanah Ampo Sebagai Gerbang
memenuhi persyaratan sebuah destinasi
Pariwisata Karangasem.
seperti yang dijelaskan oleh A. Yoety, 1997
Pengembangan Pelabuhan Tanah Ampo
(dalam Muljadi, 2012) yang meliputi:
terselengara melalui beberapa tahapan serta
Something to see (sesuatu yang dapat
berdasarkan
dilihat), Something to do (sesuatu yang
pemerintah serta peraturan-peraturan dari
dapat dilakukan) dan Something to buy
pemerintah
(sesuatu yang dapat dibeli).
Keputusan dan dasar hukum terkait regulasi
Dengan adanya potensi baik yang
atas pusat
beberapa maupun
keputusan daerah.
pengembangan Pelabuhan Cruise Tanah
bersifat fisik maupun non fisik di Kawasan
Ampo meliputi:
Pelabuhan Tanah Ampo, sepertinya akan
1) Peraturan Bupati Karangasem Nomor 34
menjadi peluang besar bagi kawasan ini
Tahun 2006 tentang Penetapan Lokasi
untuk dikelola dan dikembangkan sebagai
Kawasan Pelabuhan Pariwisata di Tanah
sebuah daya tarik wisata yang
mampu
Ampo Kabupaten Karangasem dan telah
menyediakan segala kebutuhan wisatawan.
menetapkan lokasi kawasan pelabuhan
Sehingga tidak hanya berperan sebagai
pariwisata di Tanah Ampo sebagai
57
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
wilayah otorita pelabuhan dengan segala
mengatur dan mengurus sendiri urusan
kegiatan kepelabuhanan (bongkar muat
permerintahan berdasarkan asas otonom
dan
dan tugas pembantuan.
aktivitas
lainnya)
dan
wilayah
lainnya dalam kawasan dengan sarana
3) Kebijakan
dan prasarana dan kegiatan pendukung
Pelabuhan
pelabuhan untuk keperluan menunjang
Undang-undang
kegiatan pariwisata.
tentang
2) Rencana
Tata
Ruang
Kabupaten
Karangasem (RTRW Kab.)
dan
Regulasi
Dengan
dikeluarkannya
No.17
Pelayaran
Sektor
yang
Tahun
2008
baru,
telah
merubah rezim pengelolaan pelabuhan di Indonesia secara mendasar. Tidak ada
3) Tatanan Transportasi Lokal Kabupaten
lagi hak monopoli yang diberikan kepada BUMN Pelindo untuk secara ekslusif
Karangasem (Tatralok). 4) Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali (RTRW Prov).
mengelola
Bali (Tatrawil).
dan
diberikan
kesempatan secara luas bagi sektor swasta
5) Tatanan Transportasi Wilayah Provinsi
pelabuhan
untuk
langsung
berpatisipasi
dalam
bisnis
secara
pengelolaan
terminal dalam suatu wilayah pelabuhan
Selain itu ada beberapa dasar hokum lain
tertentu. Undang undang 17 Tahun 2008
untuk menyelenggarakan dan pelaksanaan
dipertegas dengan Peraturan Pemerintah
pembangunan Pelabuhan Tanah Ampo yang
No: 61 Tahun 2009 tentang kepelabuhan.
meliputi:
Berdasarkan UU no 17 tahun 2008,
1) Keppres 46 tahun 1988 "Menetapkan
daerah
lingkungan
kerja
dan
daerah
Pelabuhan-pelabuhan Laut Belawan, Batu
lingkungan kepentingan pelabuhan dikuasai
Ampat dan Sekupang di Pulau Batam,
oleh negara dan diatur oleh penyelenggara
Tanjung Priok, Tanjung Mas, Tanjung
pelabuhan
yang
terdiri
Pinang, Benoa, Padang Bai, Ambon, dan
pelabuhan
dan
unit
Bitung sebagai pintu masuk kapal-kapal
pelabuhan.
Dengan
pesiar
bahwa terminal kapal pesiar Tanah Ampo
bagi
wisatawan
rombongan
Daerah.
dan
Peraturan
Undang-Undang
Otonomi
Nomor
32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Pusat memberikan
otoritas
penyelenggara
mempertimbangkan
akan melayani angkutan laut internasional
("Cruise") dari luar Negeri." 2) Kebijakan
atas
kewenangan
kepada
Pemerintah Daerah untuk menjalankan
dan domestik, maka status pelabuhannya merupakan pelabuhan utama. UU Pelayaran No 17 Tahun 2008
mengatur bahwa
terhadap pelabuhan utama, diperlukan halhal sebagai berikut:
otonomi daerah seluas-luasnya untuk
58
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
1) Penetapan rencana induk pelabuhan oleh
meliputi: Areal tempat labuh (46,20 hektar),
Menteri Perhubungan setelah mendapat
Areal tempat sandar (2,54 hektar), Kolam
rekomendasi
putar
dari
gubernur
dan
(27,45 hektar), Areal keperluan
bupati/walikota akan kesesuaian dengan
darurat
tata
terpenuhinya seluruh ketentuan baik yang
ruang
wilayah
provinsi
dan
kabupaten/kota. 2) Izin
23,10
hektar).
Dengan
berupa peraturan hukum maupun proyek
pembangunan
oleh
Menteri
Perhubungan; dan 3) Izin
(
pengoperasian
oleh
Menteri
Perhubungan. Serta diperlukan 3 Rekomendasi terkait dalam penetapan Rencana Induk Pelabuhan yaitu:
pelaksanaan pembangunan sehingga dengan demikian
kegiatan
Pelabuhan
Tanah
wisata Ampo
cruise sudah
di
dapat
dilaksanakan. Pada tahap awal pengoperasian di tahun 2010, dengan metode growth trend model diproyeksikan jumlah kapal yang berlabuh di Tanah Ampo sebanyak 42 kapal dengan
1) Rekomendasi
dari
Kanpel
Terdekat
jumlah
penumpang
12,500
per
tahun.
dalam hal ini Kanpel Nusa Penida,
Selanjutnya
Rekomendasi
jumlah kedatangan kapal dengan trend yang
RIP,
nomor:
UK.III/2/16/Kpl.Npa-09
diperkirakan
penambahan
terus naik. Pada tahun ke 25, diproyeksikan
2) Rekomendasi dari Bupati Karangasem,
jumlah kedatangan kapal akan kembali ke
dengan Nomor: 050/174/26/PM/Bappeda.
level 60 kapal pesiar per tahun (15,700
3) Rekomendasi dari Gubernur, dengan Nomor: 552.3 / 573 / Bappeda, tanggal 16 Pebruari 2009. Setelah
rangakaian
pesiar tertinggi per tahun yang pernah singgah di Padangbai, (Profil Pelabuhan Tanah Ampo, 2010).
peraturan
untuk
pengembangan pelabuhan telah dipenuhi maka tahap selanjutnya adalah tahap proyek pembangunan, dimana Pelabuhan Tanah Ampo dibangun pada area laut seluas 98.89 hektar dengan kedalaman minimum 7,9 meter. Panjang dermaga dibangun sepanjang 154 meter dengan lebar 12 meter. Dermaga ini bisa diperpanjang sesuai dengan tuntutan pasar sampai mencapai panjang 350 m. Fasilitas laut sebagai penunjang pelabuhan
penumpang), yaitu jumlah kedatangan kapal
Selama mulai tahap operasional sampai dengan tahun 2012 minat kunjungan kapal wisata asing ke Pelabuhan Tanah Ampo cukup baik walaupun belum mencapai target yang diinginkan yaitu baru mencapai 10 kunjungan kapal pesiar. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perpanjangan dermaga sepanjang 200m dengan lebar 20m belum selesai, belum ada yang mengelola karena stelah pengelolaan diserahkan oleh 59
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
PT. Pelindo Bali proses pengalihan kontrak
menggunakan kapal-kapal yang mempunyai
masih
ini,
panjang lebih dari 250m, yang terdiri dari
turunnya
57% dengan ukuran > 275m serta 21% >
berlangsung
kerusakan
sampai
Ponton
saat
untuk
penumpang pada akhir tahun 2012 sampai
300m.
pertengahan tahun 2013 proses perbaikan
Jika ditinjau berdasarkan hasil survey
belum selesai serta belum terbangunnya
tersebut maka Pelabuhan Tanah Ampo yang
beberapa fasilitas terutama fasilitas darat.
baru memiliki panjang dermaga tempat
Hal
bahwa
berlabuh 154 m, hanya memiliki kesempatan
Pelabuhan Tanah Ampo untuk saat ini
pasar sekitar 20%, karena saat ini hampir
belum mampu beroperasi secara penuh, serta
80% kapal cruise yang memiliki panjang
membutuhkan
pembangunan
diatas 250 m LOA. Dengan panjang
sarana dan prasarana yang belum tersedia,
dermaga yang masih dibawah standar kapal
terutama
labuh.
cruise berkapasitas besar, maka kegiatan
Untuk mampu menjadi pelabuhan cruise
berlabuh tidak akan optimal, sehingga
yang dapat bersaing di industri cruise maka
proyek
Pelabuhan Tanah Ampo harus mampu
direalisasi dengan cepat jika pelabuhan ini
memenuhi tuntutan pasar pariwisata cruise.
diharapakan untuk mampu beroperasi secara
Kondisi dermaga dan fasilitas pendukung
penuh
sangat menentukan pangsa pasar pelabuhan,
internasional.
karena berdasarkan survey yang dilakukan
perpanjangan dermaga maka Pelabuhan
Wild dan Dearing (2008, dalam Budiartha,
Tanah Ampo dimungkinkan tidak akan
2011), lebih dari 50% kapal-kapal cruise
memiliki pangsa pasar.
yang
diatas
menunjukkan
beberapa
perpanjangan
berlayar
dewasa
dermaga
ini
perpanjangan
dan
dermaga
bersaing Jika
dalam tidak
perlu
pasar
dilakukan
mempunyai
Jika perpanjangan dermaga secepatnya
panjang lebih dari 290m LOA dan hampir
terealisasi maka sebagai pelabuhan yang
30 % mempunyai panjang lebih dari 300m
khusus melayani kapal cruise satu-satunya
LOA. Bahkan sekarang ini 20 dari 42 kapal-
di Bali kedepannya Pelabuhan Tanah Ampo
kapal
akan memiliki daya saing yang kuat
cruise yang sedang dibangun
memiliki panjang lebih dari 300m LOA,
terutama
dengan lebih dari 5.000 penumpang, seperti
yang sangat terkenal di dunia international.
kapal cruise “Oasis of The Seas” yang
Selain itu sebagai pelabuhan internasional
memiliki 16 deck, dengan kapasitas 220.000
dalam tatanan transportasi Pelabuhan Tanah
GT, serta mengangkut 2.700 crew dan 5.400
Ampo menjadi area penarik wisatawan yang
penumpang. Mulai tahun 2011 hampir 78 %
berpotensi
wisatawan
menggerakkan
cruise
yang
akan
berlayar
karena
image pariwisata Bali
besar
sehingga
wisatawan
mampu dan
biro 60
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
perjalanan kapal
cruise untuk datang ke
Bali. Sehingga dengan adanya kunjunga
ISSN: 2338-8811
PENUTUP Kesimpulan
kapal cruise ke Pelabuhan Tanah Ampo akan memberi peluang bagi kawasan ini untuk menjadi tempat transit sekaligus destinasi bagi wisatawan. Sesuai dengan teori sistem pariwisata Leiper (1990) dan Cooper, et al.,(1999), bahwa suatu daerah transit memiliki peluang untuk menjadi destinasi bagi wisatawan. Dengan demikian Pelabuhan
Tanah
Ampo
tidak
hanya
berperan sebagai tempat transit bagi kapal pesiar, tetapi dalam kegiatan perjalanan menggunakan kapal wisata pelabuhan ini akan berfungsi sebagai gerbang masuk, sedangkan daerah sekitarnya adalah sebagai destinasi yang akan dikunjungi oleh para penumpang atau wisatawan. Jika wisatawan dapat merasakan pengalaman yang sangat menarik dan lebih berkesan dari tempat transit
sebelumnya
maka
akan
memungkinkan bagi Tanah Ampo atau destinasi Bali sebagai tujuan terakhir dalam kegiatan pejalanan wisatawan. Selain itu jika minat wisatawan sangat tinggi terhadap tempat transit ini dan mereka memberi kesan positif maka biro perjalanan kapal cruise
Pengembangan
Pelabuhan
Tanah
Ampo dilaksanakan di Teluk Labuhan Amuk yang merupakan salah satu perairan yang sejak tahun 1990 telah menjadi lokasi strategis penurunan jangkar kapal-kapal wisata. Selain itu sebagai lokasi pelabuhan wisata, Kawasan Tanah Ampo memiliki banyak
potensi
wisata
yang
dapat
dikembangkan sebagai pendukung aktivitas wisata di pelabuhan
yang meliputi potensi
fisik yang terdiri dari fisik alamiah seperti kondisi gelombangnya, kedalaman bibir pantai serta pemandangan alam dan potensi fisik buatan yang berupa fasilitas terbangun yang ada ditanah ampo, selanjutnya potensi nonfisik meliputi seluruh unsur sosial budaya yang ada di Tanah Ampo. Jika potensi tersebut dapat diimbangi oleh SDM masyarakat serta dikembangkan dan dikelola oleh masyarakat lokal
untuk menunjang
kepariwisataan yang ada dipelabuhan, maka masyarakat
akan
mampu
mendapatkan
keuntungan dari segi sosial ekonomi. Sebagai kawasan otorita Pelabuhan
memperpanjang
Tanah Ampo dijadikan sebagai gerbang atau
waktu transit serta memperbanyak rute
pintu masuk untuk memasuki Bali melalui
perjalanan ke Bali khususnya Tanah Ampo.
jalur laut.
Oleh karena itu tidak hanya kualitas
didasarkan atas keputusan pemerintah dan
pelabuhan
tetapi
peraturan perundang-undangan yang berlaku
dukungan daya tarik yang ada disekitarnya
sehingga Pelabuhan Tanah Ampo dapat
juga sangat penting.
dikembangkan sebagai pelabuhan cruise
memungkinkan
untuk
yang
harus
utama,
bersekala
Proyek pengengembangannya
internasional.
Pada
tahap 61
Jurnal Destinasi Pariwisata Vol. 2 No. 2, 2014
ISSN: 2338-8811
operasional sampai dengan tahun 2012
arsitektur yang dapat menjadi kekuatan bagi
jumlah kapal yang transit baru mencapai 10
Pelabuhan Cruise Tanah Ampo.
kapal atau hanya sekitar 24% dari jumlah
DAFTAR PUSTAKA
yang diproyeksikan sebanyak yaitu 42 kapal dengan jumlah penumpang 12,500 per tahun. Hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti perpanjangan dermaga yang belum terealisasi
serta
belum
beberapa
fasilitas
terbangunnya
penunjang
lainnya
sehingga Pelabuhan Tanah Ampo belum dapat beroperasi secara optimal dan belum sesuai dengan tuntutan pasar cruise yang rata-rata membutuhkan dermaga dengan
Saran Sebagai salah satu pelabuhan cruise berskala internasional maka Pelabuhan Tanah Ampo harus mampu menyesuaikan kebutuhan terutama
memperhatikan
perkembangan ukuran kapal cruise yang semakin
bertambah.
Dengan
dermaga
pada
ini
pemerintah
saat
maupun
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karangasem. 2012. Profil Kepariwisataan Kabupaten Karangasem. Dinas Perhubungan Provinsi Bali. 2010. Profil Pelabuhan Tanah Ampo. Moleong, J Lexi.1988. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
panjang minimal 250m - 300m.
pasar
Budiartha, nyoman. 2011. Ekonomi Transportasi, Model Penentuan Lokasi Pelabuhan Berbasis Sektor Pariwisata. Udayana University Press: Denpasar.
panjang
Pendit, Nyoman S. 2006. Ilmu Pariwisata : Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. Pitana I Gede dan I Ketut Surya Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Andi: Bandung. Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar-dasar Pariwisata. Andi:Yogyakarta.
maka
pihak
UU Republik Indonesia no 10 tahun 2009.
pengelola
harus
Yoeti, Oka A. 2000. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : PT. Angkasa Bandung.
melakukan evaluasi kembali dan segera melakukan perpanjangan dermaga. Selain itu sebagai pelabuhan khusus kapal cruise pertama yang ada di Indonesia tentu harus banyak mengambil contoh dari marine resort dinegara-negara yang sudah maju, sehingga Pelabuhan Tanah Ampo memiliki daya saing dalam biro perjalanan cruise. Selain
itu
penataan
wajah
pelabuhan
sebaiknya diupayakan untuk menggunakan arsitektur Bali, sehingga memiliki ciri khas
62