92
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 7 No.2 Juli 2011
DAMPAK PENGUMUMAN BANGKRUTNYA LEHMAN BROTHERS TERHADAP PEROLEHAN ABNORMAL RETURN SAHAM SEKTOR FINANSIAL DI NEW YORK STOCK EXCHANGE Anak Agung Ayu Mirah Kencanawati Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bali Kampus Bukit Jimbaran Bali Telp.0361701981
Abstrak: Bangkrutnya Lehman Brothers, salah satu bank investasi terbesar di dunia, dapat mempengaruhi bursa saham global. Peristiwa ini merupakan salah satu informasi yang diserap oleh para pelaku pasar modal. Informasi tersebut mempengaruhi pengambilan keputusan para investor dan pada akhirnya pasar memberikan dampak ke pasar terhadap informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan baru. Dampak bangkrutnya Lehman Brothers akan menimbulkan reaksi pasar, yang akan tercermin pada perubahan harga saham. Dampak peristiwa ini kemudian akan diukur menggunakan abnormal return. Abnormal return merupakan selisih antara actual return (tingkat pengembalian yang sebenarnya) dengan predicted return (tingkat pengembalian yang diharapkan ). Dampak bangkrutnya Lehman Brothers diukur pada saham sektor finansial di New York Stock Exchange. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji dan menganalisis tingkat signifikansi abormal return selama periode peristiwa Bangkrutnya Lehman Brothers pada tanggal 15 September 2008 di New York Stock Exchange. Emiten-emiten yang dijadikan sampel merupakan seluruh emiten yang terdaftar pada kelompok saham sektor finansial sub sektor Investment service selama periode peristiwa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya rata-rata abnormal return yang signifikan pada periode peristiwa yaitu H-9, H-8, H-4, H-1, H0, H+2, H+3, H+4, H+5, H+6, H+7, H+8, dan H+9, yang berarti peristiwa Bangkrutnya Lehman Brother memiliki informasi kepada pasar. Perhitungan dengan menggunakan uji dua beda rata-rata atas abnormal return selama periode peristiwa bangkrutnya Lehman Brothers di New York Stock Exchange. Kata-kata kunci :
Bangkrutnya Lehman Brothers, return realisasi, return ekpetasi, dan abnormal return.
EFFECT OF LEHMAN BROTHER BANCRUPTY AGAINST ABNORMAL RETURN OF FINANCIAL STOCK AT NEW YORK STOCK EXCHANGE
Abstract : Lehman Brothers bancrupty, one of the biggest investment bank in the world, can effect global stock market. This event is the one of information that was absorve by the investor in the capital market. That information can effect the investor making decision and in the end will give the effect to the market with the information to achieve the new price balance. Effect of Lehman Brothers bancrupty will be make the market reaction, that can be see in the change of the stock price. Effect of Lehman Brothers then will be measured by using abnormal return. Abnormal return represent difference between actual return (rate of return which in fact) and predicted return (rate of return expected). Effect of Lehman Brothers bancrupty will be measure with financial stock at New York stock exchange. The purpose of this research is to test and analyze significantly abnormal return during the event period of Lehman Brothers bancrupty at
Anak Agung Ayu Mirah Kencanawati : Dampak Pengumuman Bangkrutnya Lehman Brothers.....
93
15 September 2008. The companys that was be sample is the companys from financial sector, sub sector investment service in New York Stock Exchange. Result of this research is indicates there was a significant average abnormal return in D-9, D-8, D-4, D-1, D0, D+2, D+3, D+4, D+5, D+6, D+7, D+8, dan D+9, so the event of Lehman Brothers bancrupty have the information that bring to the market. The calculation by using different between two average test to the abnormal return the event period of Lehman Brothers bancrupty at New York Stock Exchange. Keywords :
Lehman Brothers bancrupty, realize/actual return, expected return, and abnormal return.
PENDAHULUAN Ketika investor menginvestasikan dananya, dia akan mensyaratkan tingkat return tertentu dan jika periode investasi telah berlalu, investor tersebut akan dihadapkan pada tingkat return yang sesungguhnya dia terima.(Tandelilin, 2007) Harga saham di pasar saham merupakan harga konsensus di antara para investor, dan harga suatu saham dapat terjadi beberapa kali dalam satu hari dengan rentang lebar antara harga pasar terendah dengan tertinggi. Rentang harga pasar yang lebar mengindikasikan bahwa harga pasar tidak mencerminkan semua informasi yang diperoleh investor atau dengan kata lain, pasar tidak efisien. Krisis finansial yang bersumber dari kredit macet perumahan (subprime mortgage) telah menyebabkan resesi ekonomi di Amerika Serikat. Hal ini terjadi akibat ketidak hati-hatian lembaga finansial Amerika Serikat yang terkenal sebagai pusatnya industri keuangan dalam memberikan kredit berisiko tinggi. Dimana perbankan di Amerika Serikat berniat mendapatkan keuntungan sebesar besarnya, memberikan pinjaman kredit perumahan (mortage) kepada masyarakat yang memiliki sejarah kredit buruk dengan skor dibawah rata-rata kelayakan kredit. Kredit perumahan dengan kualitas subprime ini, berikutnya dijadikan underlying asset untuk instrumen investasi bundling bernama Collateralised Debt Obligations(CDOs) dan dijual kepada investor. Instrumen tersebut ditawarkan oleh lembaga finansial pemberi kredit dengan harapan hasil investasi yang menggiurkan. Selama periode 2004-2006. Kredit berisiko tinggi ini memang belum menunjukan masalah, disebabkan karena Debitur relatif mampu membayar kredit rumah mereka karena suku bunga masih dipatok sangat rendah oleh pemerintah Amerika Serikat. Pada periode tersebut tingkat suku bunga dipatok 1 persen. Namun ketika tingkat suku bunga terus meningkat hingga level 5,2 persen, yang antara lain dipicu inflasi akibat kenaikan harga minyak dunia, debitur mulai kesulitan membayar cicilan rumah mereka. Kabar bangkrutnya salah satu bank investasi terbesar di dunia, Lehman Brothers, akibat krisis kredit perumahan di Amerika Serikat (AS) membuat bursa saham global terguncang pada perdagangan Senin 15 September waktu setempat. Kejatuhan Lehman Brothers, perusahaan sekuritas keempat terbesar Amerika Serikat, memengaruhi banyak sekali simpul-simpul finansial di berbagai negara, menyebabkan transaksi finansial antar negara juga terganggu. Pernyataan bangkrutnya Lehman Brothers hari Senin 15 September 2008, langsung mengguncang bursa saham di seluruh dunia. Pembukaan perdagangan hari Selasa (16/9), mengakibatkan jatuhnya indek saham New York Stock Exchange. Hal tersebut membuat terjadinya penurunan terhadap indek di New York Stock Exchange Pada perdagangan 29 Agustus 2008, penutupan indeks New York Stock Exchange masih menyentuh level 8382 dan pada 12 September 2008 penutupan indek New York Stock Exchange berada pada posisi 8092. Pada tanggal 15 September 2008, tepat pada hari pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers, penutupan indek New York Stock Exchange mengalami penurunan dan memasuki zona 7680, setelah hari pengumuman, penutupan indeks New York
94
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 7 No. 2, Juli 2011
Stock Exchange meningkat ke level 7793, hingga setelah sepuluh hari kejadian pada tanggal 29 September 2008 penutupan indek New York Stock Exchange berada pada level 7204. Besarnya dampak suatu peristiwa terhadap setiap jenis saham tidaklah sama. Namun sejak kapan dampak tersebut berlangsung, seberapa besar dampak suatu peristiwa terhadap harga saham juga berbeda-beda. Sebagian jenis saham bisa saja terkena dampak negatif dan sebagian lagi terkena dampak positif, akan tetapi sangat mungkin semua jenis saham terkena dampak negatif, jadi perusahaan harus mencari cara untuk menentukan tolak ukur dampak tersebut.Investor selalu menggunakan tolak ukur”return”, yaitu perbandingan antara harga saat ini dengan harga sebelumnya. Khusus dalam event studies yang mempelajari “peristiwa spesifik”, tolak ukur return yang digunakan adalah abnormal return. Event study adalah suatu pengamatan mengenai pergerakan harga saham di pasar modal untuk mengetahui apakah ada abnormal return yang diperoleh pemegang saham akibat dari suatu peristiwa tertentu (Peterson,1989). Menurut Kritzman (1994), event study bertujuan mengukur hubungan antara suatu peristiwa yang mempengaruhi surat berharga dan pendapatan (return) dari surat berharga tersebut. Menurut Jogyanto (2007), Studi peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat. Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian ini yaitu bagaimana dampak pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers tanggal 15 September 2008 terhadap abnormal return yang diperoleh saham sektor finansial di New York Stock Exchange Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers tanggal 15 September 2008 terhadap perolehan abnormal return saham sektor finansial di New York Stock Exchange. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan pasar modal yaitu manfaat teoritis dapat memberikan bukti empiris tentang Efficient Market Hypothesis khususnya dampak suatu event, terhadap perolehan abnormal return serta manfaat praktis yaitu menjadi bahan pertimbangan bagi investor dalam meminimalkan resiko berinvestasi di pasar modal dan sarana untuk memberikan pengetahuan yang lebih terinci terhadap perkembangan yang terjadi di pasar modal. Adapun hipotesis penelitian ini adalah diduga pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers tanggal 15 September 2008 memiliki dampak terhadap abnormal return yang diperoleh saham sektor finansial di New York Stock Exchange METODE PENELITIAN Penelitian ini dirancang dalam bentuk penelitian eksplanatori yang menjelaskan tentang pokok bahasan yaitu dampak dari peristiwa pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers. Untuk memperoleh gambaran utuh dari bahasan tersebut, dimana data yang dikumpulkan dari penelitian ini meliputi harga saham harian, indek New York Stock Exchange harian, dan waktu peristiwa pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers. Tanggal 15 September 2008 yang merupakan tanggal peristiwa pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers dalam penelitian ini ditandai dengan t=0 dalam periode peristiwa atau (window). Periode waktu observasi periode kejadian selama 21 hari, yakni terdiri dari 10 hari sebelum peristiwa (pre-event), satu hari pada saat peristiwa (event-day), dan 10 hari setelah peristiwa (post-event). Pada penelitian ini peneliti memfokuskan t0 pada kejatuhan Lehman Brothers pada tanggal 15 September 2008.
Anak Agung Ayu Mirah Kencanawati : Dampak Pengumuman Bangkrutnya Lehman Brothers.....
95
Variabel yang akan dianalisa dalam penelitian ini adalah : 1) Return Realisasi 2) Return ekspektasi 3) Return indek pasar 4) Abnormal return 1)Return Realisasi (Realize Return) Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dari masing-masing saham, yang diperoleh antara harga hari ini (sekarang) dan harga sebelumya relatif terhadap harga sebelumnya. Return realisasi dalam penelitian ini dihitung dengan rumus sebagai berikut Rit =
P
t
P
P
t - 1
t - 1
Keterangan : Rit = return saham pada hari ke t Pt = harga saham pada hari ke t Pt-1 = harga saham hari t-1 2) Return Ekspektasi Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa yang akan datang. Return ekspektasi terlebih dahulu diestimasikan berdasarkan market adjusted model. Formulasinya adalah : Rjt* =Rm Keterangan : Rjt* = return ekspektasi saham perusahaan j pada periode t Rmt = return market pada periode t 3)Return Indek Pasar Return indek pasar merupakan return indek New York Stock Exchange pada saat periode peristiwa selama dua puluh satu hari peristiwa, yakni terdiri dari 10 hari sebelum peristiwa (preevent), satu hari pada saat peristiwa (event-day), dan 10 hari setelah peristiwa (post-event). Rmt
NYSEt – NYSE t-1 NYSE t-1 Keterangan : =
Rmt = Return indek pasar pada periode ke-t NYSEt = Indek New York Stock Exchange pada periode ke-t NYSE t-1 = Indek New York Stock Exchange pada periode ke-t-1 4) Return Tidak Normal (Abnormal Return) Return tidak normal (abnormal return) merupakan selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi selama dua puluh satu hari peristiwa, yakni terdiri dari 10 hari
96
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 7 No. 2, Juli 2011
sebelum peristiwa (pre-event), satu hari pada saat peristiwa (event-day), dan 10 hari setelah peristiwa (post-event). Adapun formula yang dipergunakan untuk menghitung abnormal return adalah sebagai berikut : RTNit = Rit – E (Rit) Dimana : RTNit = return tidak normal saham ke i pada periode peristiwa ke t Rit = return sesungguhnya yang terjadi untuk saham ke i pada periode E(Rit) = expected return untuk saham ke i pada peristiwa ke t
peristiwa ke t
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain yang dapat berasal dari publikasi New York Stock Exchange (NYSE), baik dalam bentuk hard copy maupun softcopy (situs-situs NYSE di internet). Adapun jenis data yang dikumpulkan adalah berupa data kuantitatif yang meliputi harga saham harian dan indek New York Stock Exchange selama 21 hari periode peristiwa di NYSE. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah 22 saham sektor finansial sub sektor investment service dari New York Stock Exchange . Pada New York Stock Exchange di sektor finansial terdapat berbagai sub sektor, hal ini disebabkan karena banyaknya saham yang terdapat pada sektor finansial dan untuk memudahkan investor dalam mengidentifikasikan saham sektor finanasial. Berdasarkan struktur saham sektor finansial di New York Stock Exchange, dipilih saham sektor finansial dengan sub sektor investment service, pengambilan populasi didasari karena sektor tersebut merupakan sektor yang sama dengan Lehman Brothers. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi non prilaku, yaitu pengumpulan data dengan cara mengamati, mencatat, mempelajari serta melakukan penelahaan uraian-uraian dari jurnal, serta dokumen-dokumen, tulisan, cetakan dari masa lalu atau masa kini. Adapun metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua langkah metode analisis, yaitu sebagai berikut : 1. Penghitungan Return Tidak Normal (Abnormal Return) Saham Alat pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian adalah model yang dikembangkan oleh Ball dan Brown (1968) dalam menguji efek isi informasi terhadap pendapatan (information content of earning) dan Fama, Fisher, Jensen & Roll (1969) dalam studinya mengenai efek dari stock splits, yakni pengujian terhadap abnormal return saham (Mackinley, 1997 dan Peterson, 1989) Perhitungan return tidak normal (abnormal return) saham. Return tidak normal merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi (realize return) terhadap return harapan (expected return) yaitu return yang diharapkan oleh investor, untuk itu dalam melakukan perhitungan abnormal return dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Return saham yang sesungguhnya terjadi (Realize Return) 2) Rit = P t - P t - 1 P t -1 Keterangan Rit = return saham pada hari ke t
Anak Agung Ayu Mirah Kencanawati : Dampak Pengumuman Bangkrutnya Lehman Brothers.....
97
Pt = harga saham pada hari ke t Pt-1 = harga saham hari t-1 3) Return harapan (expected return)dengan market adjusted model Perhitungan expected return dengan market adjusted model dilakukan selama periode peristiwa ( 10 hari sebelum, hari H saat pengumuman, dan 10 hari sesudah pengumuman peristiwa) yaitu nilainya sama dengan indek pasar pada saat tersebut dalam hal ini indeks NYSE (New York Stock Exchange). Perhitungan expected return saham dilakukan dengan menggunakan model disesuaikan pasar dengan dasar pertimbangan, NYSE merupakan pasar modal yang besar dan berumur ratusan tahun sehingga , Indek NYSE dianggap dapat menggambarkan kondisi pasar. 4) Return tidak normal (abnormal return) Perhitungan abnormal return dilakukan dengan formula: RTNit = R it - E ( R i , t ) Keterangan : RTNit = return tidak normal saham ke i pada periode peristiwa ke t Rit = return sesungguhnya yang terjadi untuk saham ke i pada periode peristiwa ke t E(Rit) = expected return untuk saham ke i pada peristiwa ke t 5) Rata-rata return tidak normal (average abnormal return) Pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap saham, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji rata-rata return tidak normal seluruh saham secara cross-section untuk tiap-tiap hari di periode peristiwa. Rata-rata return tidak normal (average abnormal return) untuk hari ke-t dapat dihitung berdasarkan rata-rata yang dilakukan dengan formula sebagai berikut: k
RRTNt =
å
i = 1
RTN
i .t
k Keterangan RRTNt = rata-rata return tidak normal (average abnormal return) pada hari ke t RTNi-t = return tidak normal (abnormal return) untuk saham ke i periode ke t K = jumlah saham yang terpengaruh oleh pengumuman peristiwa
2. Pengujian Statistik terhadap Abnormal Return Pengujian statistik terhadap abnormal return bertujuan untuk melihat signifikansi abnormal return yang ada di periode peristiwa. Signifikansi yang dimaksud adalah bahwa abnormal return tersebut secara statistik signifikansi tidak sama dengan nol, pengujian-t (t-test) digunakan untuk maksud ini. Dalam penelitian ini pengujian statistik terhadap abnormal return dilakukan berdasarkan deviasi standar return saham selama periode estimasi dengan nilai prediksi returnnya yang dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: 1) Perhitungan nilai-nilai return harapan Return harapan untuk hari ke-j di periode peristiwa dalam market adjusted model adalah sama dengan nilai return indek pasar (NYSE) 2) Menghitung nilai-nilai deviasi standar Untuk menghitung nilai t-hitung dari abnormal return pada periode peristiwa, maka perlu dihitung terlebih dahulu standar deviasi masing-masing saham. Berdasarkan pendekatan
98
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 7 No. 2, Juli 2011
Market Adjusted Model, penetuan deviasi standar harian selama periode peristiwa dilakukan berdasarkan deviasi nilai-nilai return dari nilai estimasi selama periode peristiwa, nilai deviasi standar dapat diperhitungkan dengan formula sebagai berikut: t2
SDi =
å (R i = t1
- E ( R ij )) 2
ij
T -1
Keterangan SDi = standar deviasi untuk saham ke-i Rij = return saham ke-i untuk hari ke-j selama periode peristiwa E(Rij ) = rata-rata return saham ke i untuk hari ke-j selama peristiwa T = Jumlah sampel
periode
3) Menghitung nilai abnormal return standarisasi (RTNS it ) Deviasi standar masing-masing saham ke-i (SDi ) ini kemudian digunakan sebagai pembagi untuk masing-masing abnormal return di periode peristiwa untuk tiap-tiap saham , sehingga formula (RTNSit ) menjadi : RTNSit = RTN
it
SD
i
Keterangan : RTNSit = return tidak normal standarisasi saham ke-i pada periode ke-t RTNi = rata-rata return saham ke i untuk hari ke-j selama periode peristiwa SDi = standar deviasi untuk saham ke-i Jika abnormal return masing-masing saham pada hari ke-t (RTNit ) merupakan returnreturn yang independent dan terdistribusi secara identik, maka abnormal return standarisasinya (RTNSt ) mempunyai distribusi normal. Implikasinya adalah abnormal return standarisasi (RTNSt ) merupakan nilai dari t-hitung . 4) Penetapan nilai t-hitung yang di tentukan dengan formula : k
tt = RTNSt =
å
RTNS
i,t
i =1
k
Keterangan : tt = t-hitung RTNSt = return tidak normal standarisasi untuk hari ke-t di periode peristiwa RTNSit = return tidak normal standarisasi saham ke-i pada periode ke-t k = jumlah saham 6) Pengujian Hipotesis ( Membandingkan t-hitung dengan t-tabel) Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan t-hitung dengan t-tabel . Jika t-hitung > t-tabel berarti peristiwa pengumuman bangkrutnya Lehman brothers pada tanggal 15 September 2008 berdampak signifikan terhadap perolehan abnormal return dengan tingkat signifikasi 1%,5% dan 10%, sebaliknya jika t-hitung < t-tabel berarti bahwa peristiwa pengumuman bangkrutnya Lehman
Anak Agung Ayu Mirah Kencanawati : Dampak Pengumuman Bangkrutnya Lehman Brothers.....
99
brothers pada tanggal 15 September 2008 tidak berdampak signifikan terhadap perolehan abnormal return dengan tingkat signifikasi 1%,5% dan 10%, bagi 22 saham perusahaan sampel yang listing di New York Stock Exchange HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Diskripsi dan Hasil Analisis Variabel Penelitian a. Realize Return Return realisasi merupakan return yang telah terjadi dari masing-masing saham, yang diperoleh antara harga hari ini (sekarang) dan harga sebelumya relatif terhadap harga sebelumnya, yang dalam penelitian ini diperhitungkan berdasarkan data harga saham harian selama 21 hari, yakni terdiri dari 10 hari sebelum peristiwa (pre-event), satu hari pada saat peristiwa (event-day), dan 10 hari setelah peristiwa (post-event). Realize Return dihitung dengan menggunakan formula Rij ={(Pt-Pt-1)/(Pt-1)}, diperoleh pada periode peristiwa, yaitu : terdapat 10 nilai average realize return negatif atara lain pada H-10, H-7, H-4, H-2, H-1, H0, H+2, H+5, H+7, H+10, dan terdapat 11 nilai average realize return positif, antara lain pada H-9, H-8, H-6, H-5, H-3, H+1, H+3, H+4, H+6, H+8, H+9. b.
Market Return Hasil perhitungan market return selama periode peristiwa tersaji pada Lampiran 1 bahwa selama periode peristiwa terdapat market return yang bernilai positif (positive market return) dan negatif (negative market return), terdapat 5 market return negatif pada periode sebelum peristiwa antara lain H-10, H-9, H-8, H-7, H-4. Sedangkan pada periode setelah peristiwa sebanyak 6 market return negatif yaitu, H+2, H+5, H+6, H+7, H+9, H+10. Market return positif selama periode peristiwa, terdapat 5 return market positif antara lain, H-6,H-5,H-3,H-2,H-1, sedangkan periode setelah peristiwa terdapat 4 market return positif antara lain, H+1,H+3,H+4,H+8 Pergerakan market return selama periode peristiwa secara grafik dapat dilihat pada Gambar berikut 0.060000 0.040000
M a r k e t R e tu r n
0.020000 0.000000 -0.020000
-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-0.040000 -0.060000 -0.080000 -0.100000 Periode Peristiwa
Gambar 1. Pergerakan Market Return Berdasarkan Gambar 1 mengalami pergerakan yang cukup fluktuatif, dari H -10 hingga H-7 ,masih bergerak di zona negatif, yang kemudian meningkat pada H-6 hingga H-5, dan mengalami penurunan pada H-4, dan mengalami peningkatan pada H-3 hingga H-1, dan mengalami penurunan pada periode H0 kemudian mengalami peningkatan pada H+1, menurun pada H+2 dan secara fluktuatif hingga mengalami penurunan tercuram pada H+10.
100
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 7 No. 2, Juli 2011
c. Expected Return Dalam penelitian ini expected return dihitung dengan menggunakan market adjusted model yaitu dengan menggunakan nilai indek pasar yang terjadi pada periode peristiwa. Model ini digunakan karena tidak perlu menggunakan periode estimasi untuk membentuk model estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan return indek pasar. Adapun return ekspektasinya adalah nilai indek harga saham gabungan yang terjadi di setiap periode peristiwa. d. Abnormal Return dan Average Abnormal Return Abnormal return merupakan selisih antara realize return dengan expected return. Hasil perhitungan abnormal return selama periode peristiwa berdasarkan formula RTNit`= Rit – E(Ri,t). abnormal return selama periode peristiwa memperlihatkan nilai positif dan negatif . Abnormal positif berarti bahwa realize return saham tersebut selama periode peristiwa lebih besar nilainya dibandingkan dengan expected return. Abnormal Return negative berarti bahwa realize return lebih kecil nilainya daripada expected return. Selama 21 hari periode peristiwa , 226 nilai abnormal return bernilai positif selama periode peristiwa atau 48,92 % dari jumlah total, sisanya 51,08 atau 236 abnormal return bernilai negatif. Dengan demikian return yang diprediksi lebih besar dari pada nilai realize return. e. Pengujian Hipotesis Secara Statistik Terhadap Abnormal Return Pengujian signifikasi dampak pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers terhadap perolehan abnormal return saham perusahaan dilakukan adalah didasarkan atas deviasi standar return selama periode peristiwa dengan nilai standar yang digunakan adalah average abnormal return. Langkah awal pengujian statistik dengan cara tersebut adalah menghitung deviasi standar berdasarkan deviasi nilai-nilai return pada periode peristiwa, selanjutnya dihitung deviasi standar peramalan, dengan cara menyesuaikan deviasi standar tersebut dengan market return pada periode peristiwa. Langkah selanjutnya adalah menghitung abnormal return standarisasi selama periode peristiwa, yaitu dengan membagi abnormal return dengan deviasi standar dari masingmasing saham untuk tiap-tiap hari selama periode peristiwa. Pengujian signifikasi terhadap average abnormal return dilakukan dengan pengujian t hitung masing-masing hari selama periode peristiwa diperoleh dengan cara membagi jumlah total abnormal return standarisasi pada hari bersangkutan dibagi akar jumlah sekuritas Selanjutnya nilai t-hitung ini dibandingkan dengan nilai-nilai t-tabel , nilai t-tabel 2,326 (pada tingkat 1%), 1,645(pada tingkat 5%)dan 1,282 (pada tingkat 10%) berikut ini disajikan t-hitung dan signifikasi abnormal return pada periode peristiwa. hasil pengujian average abnormal return pada periode peristiwa secara statistik signifikan pada hari H-9 (5%), H-8 (10%), H-4 (5%), H-1 (10%), H0 (10%), H+2 (5%), H+3 (1%), H+4 (1%), H+5(1%), H+6 (10%), H+7 (10%), H+8 (10%),dan H+9 (5%), sedangkan untuk hari H-10, H-7, H-6, H-5, H-3, H-2, H+1 dan H+10 secara statistik tidak signifikan pada tingkat 1%, 5%, dan 10%. Pengujian berikutnya digunakan average cumulative abnormal return, pengujian tersebut dilakukan dengan cara menjumlah average abnormal return pada periode sebelum peristiwa dan sesudah peristiwa, kemudian hasil penjumlahan sebelum peristiwa dan sesudah peristiwa di bagi 10, angka 10 tersebut didapat dari jumlah hari sesudah peristiwa dan sesudah peristiwa yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu 10. Pengujian average cumulative abnormal return pada periode peristiwa secara statistik signifikan pada hari peristiwa dan hari setelah peristiwa, sedangkan pada hari sebelum peristiwa tidak terdapat signifikasi secara statistik. 2.
Dampak Pengumuman Bangkrutnya Lehman Brothers Terhadap Perolehan Abnormal Return Saham Sektor Finansial di New York Stock Exchange
Anak Agung Ayu Mirah Kencanawati : Dampak Pengumuman Bangkrutnya Lehman Brothers.....
101
Efisisensi pasar diuji dengan melihat abnormal return yang terjadi. Pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar dapat menikmati abnormal return dalam jangka waktu tertentu. Studi peristiwa menganalisis abnormal return dari sekuritas yang mungkin terjadi disekitar pengumuman dari suatu peristiwa. Seperti yang telah diuraikan bahwa pengujian adanya abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas, tetapi dilakukan secara agregat dengan menguji average abnormal return seluruh sekuritas secara cross-section untuk tiap-tiap hari periode peristiwa. Setelah melakukan analisis terhadap hasil penelitian, diketahui bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, New York Stock Exchange merupakan Bursa saham yang besar dimana didalamnya terdapat ribuan saham dan juga saham sektor finansial terdapat hingga 400 saham , sehingga data penelitian ini membatasi penelitian pada saham finansial dengan sub sektor investment service.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers tidak memberikan dampak signifikan terhadap perolehan abnormal return 22 saham di New York Stock Exchange, dimana, pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers pada tanggal 15 September 2008, yang diukur 21 hari ,10 hari sebelum hari peristiwa , dan 10 hari sesudah ,pada periode 29 Agustus 2008 hingga 29 September 2008, menimbulkan reaksi di New York Stock Exchange. Reaksi Pasar pada sekitar periode peristiwa, yaitu pada hari H-10 sampai dengan H+10, menunjukan bahwa pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers tersebut mengandung informasi karena pengumuman tersebut menyebabkan terjadinya reaksi pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang diperoleh investor yang terjadi pada sekitar periode peristiwa. Bahwa abnormal return pada sekitar periode peristiwa signifikan secara statistik pada tingkat 1%,5%,dan 10% terjadi di hari H9, H-8, H-4, H-1, H0, H+2, H+3, H+4, H+5, H+6, H+7, H+8, dan H+9 . Ini berarti hipotesis diterima. Sedangkan untuk hari H -10, H-7, H-6, H-5, H-3, H-2, H+1 dan H+10 secara statistik tidak signifikan pada tingkat 1%, 5%, dan 10%. Dengan adanya abnormal return yang diperoleh sebelum tanggal periode peristiwa pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers. Pengujian menggunakan average cumulative abnormal return, menunjukkan bahwa abnormal return pada sekitar periode peristiwa signifikan secara statistik pada tingkat 1%,5%,dan 10% terjadi di hari Peristiwa dan setelah hari peristiwa . Ini berarti hipotesis diterima. Sedangkan untuk hari sebelum peristiwa, secara statistik tidak signifikan pada tingkat 1%, 5%, dan 10%. Dengan adanya abnormal return yang diperoleh sebelum tanggal periode peristiwa pengumuman bangkrutnya Lehman Brothers. Saran Berdasarkan simpulan penelitian, dapat dikemukakan saran sebagai berikut : 1) Untuk menganalisis setiap informasi yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan investasinya baik menggunakan analisis fundamental maupun teknikal akan dapat memperoleh keuntungan yang maksimal, hal ini disebabkan terjadinya abnormal return pada hari peristiwa dan sesudah peristiwa, sehingga sangat memungkinkan bagi investor untuk memperoleh abnormal return. 2) Penelitian yang akan datang diharapkan membandingkan dengan metode lain (mean-adjusted model dan market model) dalam menghitung expected return dan dalam menghitung deviasi standar, untuk mengetahui konsistensi hasil penelitian, hal ini dimaksudkan untuk mencari pendekatan lain dalam mengukur efisiensi pasar.
102
Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan Vol. 7 No. 2, Juli 2011
DAFTAR PUSTAKA Fama, Eugene F. (1991), “ Efficient Capital market: II,” Journal of Finance, Desember Vol XLVI No. 5,h. 1575-1617. Hanafi, mamduh M., Suad Husnan, dan Amin Wibowo (1996), “Dampak Pengumuman Laporan Keuangan terhadap Kegiatan Perdagangan Saham dan Variabilitas Tingkat Keuntungan,” KELOLA Gadjah Mada University Business Review, Vol.5 No.11, MMUGM, Yogyakarta, h. 110-125. Jogiyanto, H.M. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. Yogyakarta. Kritzman, Mark P. (1994), “ What Practitioners Need to Know About Event Studies,” Financial Analyst Journal, November-Desember, h.17-20. MacKinlay, A. Craig (1997), “ Event Studies in Economics and Finance,” Journal of Economic Literature, Vol.XXXV (Maret), h. 13-39. Marwan Asri Surya Wijaya, Faizal Arief Setiawan(1998). Reaksi Pasar Modal Indonesia terhadap Peristiwa Politik Dalam Negeri (Event Study pada Peristiwa 27 Juli 1996),KELOLA Gadjah Mada University Business Review, Vol.8 No.18, MMUGM, Yogyakarta, h. 137-153 Peterson, Pamela P. (1989), “Event Studies : A Review of Issues and methodology, ”Quarterly Journal of Business and Economics, summer, Vo.28 No.3,h.36-66. Tandelilin, Eduardus, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, Edisi pertama, Yogyakarta : BPFE,2001 Tjokorda Istri Tuty Ismayanthi.2008. Dampak Pengumuman Stock Split terhadap Perolehan Abnormal Return Saham di Bursa Efek Indonesia. Tesis pada Program Pasca Sarjana Universitas Udayana Denpasar. http://finance.google.com http://finance.yahoo.com http://www.detik.com http://www.wikipedia.com http://www.nyse.com