Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
JURNAL
ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI 1997
Oleh RAHIMA AHMAD NIM:5114 10 094
Jurnal ini telah disetujui dan telah diterima oleh dosen pembimbing sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada tanggal : 20 Agustus 2014
Pembimbing Utama:
Yuliyanti. Kadir, S.T., M.T. NIP: 19720430 199802 2001
Pembimbing Pendamping:
Frice L. Desei, S.T., M.Sc NIP: 19730903 200604 2 004
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI 1997
Rahima Ahmad Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo
INTISARI: Ahmad. 2014.AnalisaKapasitas dan Tingkat Pelayanan Ruas Jalan H.B Yasin Berdasarkan MKJI 1997. Pembimbing utama: Yuliyanti Kadir, S.T.,M.T.,Pembimbing pendamping: Frice. L. Desei, S.T., M.Sc. Jurusan Teknik Sipil, FakultasTeknik, Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas dan tingkat pelayanan ruas Jalan H.B Yasin.Jalan ini merupakan jalan nasional yang menghubungkan beberapa simpang.Aktifitas pada ruas jalan ini dapat membangkitkan jumlah kendaraan. Lokasi penelitian dilakukan pada ruas jalan HB. Yasin sepanjang 500 m, Data yang diambil ada dua macam yaitu data primer meliputi volume kendaraan, waktu tempuh, panjang jalan, lebar jalan dandata sekunder meliputi jumlah penduduk Kota Gorontalo dan peta lokasi. Penelitian ini menggunakan metode MKJI 1997. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume lalu lintas maksimum terjadi pada hari senin pada jam puncak yaitu pada pukul 17.00-18.00 WITA sebesar 2614 Kend/jam. Kecepatan arus bebas kendaraan ringan yaitu 40 km/jam dengan waktu tempuh 36 detik.Nilai kapasitas ruas jalan tersebut sebesar 2903 smp/jam. Derajat kejenuhan yang diperoleh sebesar 0,28. Tingkat pelayanan yang ada di ruas Jalan HB. Yasin berada pada level B dengan rentang nilai derajat kejenuhan antara 0,20–0,40. Hal ini menunjukkan ruas jalan tersebut arus stabil tetapi kecepatan operasional mulai dibatasi oleh kondisi lalulintas.Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan. Kata Kunci: kapasitasdan tingkat pelayanan.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo menjadi tujuan utama dalam hal urusan pemerintahan maupun ekonomi. Umumnya ibukota suatu provinsi diarahkan menjadi kota jasa sehingga terjadi peningkatan pada usaha-usaha sektor jasa. Peningkatan sarana transportasi terutama angkutan darat perlu dibarengi oleh peningkatan sarana jalan dan lain-lain untuk memberikan pelayanan yang baik.Jalan merupakan akses penghubung yang memegang peranan penting dalam sektor transportasi khususnya dalam pendistribusian barang dan jasa.Eksistensi jalan raya sangat dibutuhkan demi menunjang kelancaran arus yang menghubungkan kotakabupaten dan antar provinsi. Sesuai dengan fungsinya, jalan sangat dibutuhkan demi menunjang kelancaran arus lalu lintas yang menghubungkan daerah satu dengan daerah yang lainnya. Fungsi utama perkerasan jalan adalah menyediakan lahan untuk pergerakan barang dan manusia dengan rasa aman, nyaman dan sesuai dengan kebutuhan serta efisien.Perkembangan daerah mengakibatkan kapasitas dan kuantitaskendaraan semakin hari semakin berkembang khususnya untuk provinsi yang sedang berkembang seperti Provinsi Gorontalo. Ruas Jalan H.B Yasin merupakan jalan nasional yang menghubungkan beberapa simpang.Sepanjang ruas jalan tersebut terdapat rumah sakit, beberapa sekolah dan banyak terdapat pertokoan, aktivitas pada ruas jalan ini bisa membangkitkan jumlah kendaraan.Peningkatan jumlah penduduk, jumlah kendaraan dan aktivitas di Kota Gorontalo menimbulkan masalah sosial dan ekonomi yang sangat bergantung pada transportasi jalan raya.Masalah ini muncul karena adanya ketidakseimbangan antara peningkatan kepemilikan kendaraan dan pertumbuhan prasarana jalan. Hal ini yang akan mengakibatkan kemacetan lalu lintas dan peningkatan waktu tempuh. Berdasarkan permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Analisa Kapasitas dan Tingkat Pelayanan Ruas Jalan H. B Yasin Berdasarkan MKJI 1997”. Berdasarkan uraian di ataspenelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas ruas Jalan H.B. Yasin dan mengetahui tingkat pelayanan pada ruas Jalan H.B. Yasin.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
Kapasitas jalan adalah jumlah lalu lintas kendaraan maksimum yang dapat ditampung pada ruas jalan selama kondisi tertentu (desain geometri, lingkungan dan komposisi lalin) yang dinyatakan dalam satuan massa penumpang (smp/jam). Faktorfaktor yang berpengaruh dalam penentuan kapasitas jalan (MKJI, 1997 : V-8). Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut: C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS ............................................................................(1) Dengan: C
: kapasitas (smp/jam),
C0
: kapasitas dasar (smp/jam),
FCW
: faktor penyesuaian lebar jalan,
FCSP
: faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi),
FCSF
: faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb,
FCCS : faktor penyesuaian ukuran kota. Jika kondisi sesungguhnya sama dengan kondisi dasar (ideal) yang ditentukan sebelumnya maka semua faktor penyesuaian menjadi 1,0 dan kapasitas menjadi sama dengan kapasitas dasar seperti ditunjukkan dalam tabel 1. Adapun faktor penyesuaian yang digunakan untuk perhitungan kapasitas ditunjukkan dalam Tabel 2 danTabel 3. Tabel 1. Kapasitas Dasar Jalan Perkotaan (C0) Kapasitas dasar (smp/jam)
Keterangan
Jalan 4 lajur berpembatas median atau jalan satu arah
1650
Per lajur
Jalan 4 lajur tanpa pembatas median Jalan 2 lajur tanpa pembatas median
1500 2900
Per lajur Total dua arah
Tipe jalan
Tabel 2. Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Lebar Jalur Lalulintas (FC W) Tipe jalan
Lebar jalan efektif (m)
(FCw)
Jalan 4 lajur berpembatas median atau jalan satu arah
Per lajur 3.00 3.25 3.50 3.75
0.92 0.96 1.00 1.04
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
4.00 Per lajur 3.00 3.25 3.50 3.75 4.00 Dua arah 5 6 7 8 9 10 11
Jalan 4 lajur tanpa pembatas median
Jalan 2 lajur tanpa pembatas median
1.08 0.91 0.95 1.00 1.05 1.09 0.56 0.87 1.00 1.14 1.25 1.29 1.34
Sumber : MKJI 1997
Tabel 3Faktor Penyesuaian Kapasitas untuk Pemisahan Arah (FCSP) Pembagian arah (%-%)
50-50
55-45
60-40
65-35
70-30
2-lajur 2-arah tanpa pembatas median (2/2 UD)
1.00
0.97
0.94
0.91
0.88
4-lajur 2-arah tanpa pembatas median (4/2 UD)
1.00
0.985
0.97
0.955
0.94
Sumber : MKJI 1997
Tingkat Pelayanan Tingkat pelayanan jalan adalah kemampuan jalan dalam menjalankan fungsinya.Perhitungan
tingkat
pelayanan
jalan
ini
dapat
dihitung
dengan
menggunakan perhitungan Level of Service (LOS). LOS merupakan suatu bentuk ukuran kualitatif yang menggambarkan kondisi operasi lalu lintas pada suatu ruas jalan. Tingkat pelayanan jalan adalah ukuran yang menyatakan kualitas pelayanan yang disediakan oleh suatu jalan dalam kondisi tertentu. Terdapat dua definisi tentang tingkat pelayanan suatu ruas jalan yaitu (Tamin, 2000) :Tingkat pelayanan tergantung arus (flow dependent)Hal ini berkaitan dengan kecepatan operasi/fasilitas jalan, yang
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
tergantung pada perbandingan antara arus terhadap kapasitas. Oleh karena itu, tingkat pelayanan pada suatu jalan tergantung pada arus lalulintas. Peraturan Menteri Perhubungan No.14 Tahun 2006 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalulintas di Jalan menjelaskan tingkat pelayanan merupakan kemampuan ruas jalan atau persimpangan untuk menampung lalulintas pada keadaan tertentu seperti ditunjukkan dalam Tabel 4 METODE PENELITIAN Penelitian ini berlokasi di ruas Jalan H. B Yasin yang dimulai dari simpang tiga Jalan Manggis dan berakhir di simpang bersinyal Jalan HB.Yasin - Jalan Raden Saleh.Penetapan titik pengamatan adalah pertengahan jalan simpang Raden saleh dan simpang H.B Yasin karena persimpangan merupakan batas suatu segmen jalan.Segmen jalan yang menjadi lokasi pengamatan memiliki karakteristik yang sama dengan lebar badan jalan 7,95 meter, lebar bahu jalan sebelah kiri0,9 meter dan lebar bahu sebelah kanan 0,75 meter serta panjang jalan yang menjadi pengamatan yaitu 500 M. Penelitian ini didahului dengan studi pustaka dan dilanjutkan dengan pengumpulan data primer dan sekunder. 1.
Data Primer
1)
Geometrik jalan Data geometrik jalan didapat melalui pengukuran secara langsung dengan
menggunakan meter rol.
2)
Volume lalulintas Dalam menghitung volume lalulintas ini kendaraan yang melewati titik
pengamatan dikelompokkan dalam beberapa jenis menurut MKJI 1997, yaitu: kendaraan ringan, kendaraan berat, sepeda motor dan kendaraan tak bermotor.Survei dilakukan selama 7 jam yakni daripukul 06.00-08.00, kemudian pukul 12.00-14.00
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
serta pukul 16.00-19.00 selama 3 hari (Rabu - sabtu - senin). Penghitungan volume dilakukan oleh 6 orang. Pada masing-masing arah (dari barat ke timur maupun dari timur ke barat) dihitung oleh 4 orang yang menghitung kendaraan berat (HV), sepeda motor (MC), kendaraan ringan (LV) dan kendaraan tak bermotor (UM) dan 2 orang menghitung kecepatan Untuk efisiensi dan masih dalam batas kemampuan, setiap surveyor menangani semua jenis kendaraan yang melalui segmen jalan tersebut. 3)
Waktu tempuh Waktu tempuh dihitung pada saat kendaraan memasuki titik pengamatan yang
satu hingga keluar dari titik pengamatan yang lain. Perhitungan dilakukan untuk masing-masing arah dengan menempatkan 1 orang surveyor di setiap titik pengamatan. Surveyor di titik awal memberikan perintah melalui handphone kepada surveyor di titik akhir, untuk memulai perhitungan waktu tempuh terhadap kendaraan yang diambil sebagai sampel, dengan menyebutkan plat nomor kendaraan dan karakteristik kendaraan yang terlihat jelas. Surveyor di titik akhir akan menghentikan pengukuran jika kendaraan yang disebutkan melewati titik akhir pangamatan. Demikian pula untuk arah sebaliknya. Waktu tempuh ini dihitung setiap interval waktu 15 menit. Untuk menghindari data bias, penghitungan dilakukan dengan 5 sampel yang dirata-ratakan. Adapun kendaraan yang dihitung waktu tempuhnya adalah jenis kendaraan ringan (LV), bukan kendaraan berat (HV), sepeda motor (MC) apalagi kendaraan tak bermotor (UM). Ini untuk menghindari galat bawaan akibat faktor penyesuaian (ekivalensi mobil penumpang, emp). 4)
Hambatan samping Hambatan
samping
tidak
diteliti
secara
mendetail
pada
lokasi
pengamatan.Penentuan kelas hambatan samping dilakukan dengan berdasar pada pedoman MKJI 1997. Pada daerah pemukiman, beberapa kendaraan umum dan sebagainya, kelas hambatan samping : Rendah (L)
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
2.
Data Sekunder Jumlah penduduk diperoleh dari BPS Provinsi Gorontalo. Data ini akan
digunakan dalam perhitungan petumbuhan lalulintas dan kapasitas sebagai faktor penyesuaian ukuran kota. HASIL DAN PEMBAHASAN Volume Lalu-LintasJalan H.B Yasin Hasil penelitian yang di lakukan selama 3 hari yakni hari rabu, hari sabtu dan hari senin di ruas Jalan HB. Yasin,
yang lokasi penelitian terletak di antara
persimpangan Jalan manggis dan simpang bersinyal Jalan HB. Yasin - Jalan Raden Saleh.Volume kendaraan kendaraan pada hari rabu tanggal 11 Desember 2013 di dominasi oleh kendaraan roda 2, kemudian disusul oleh kendaraan roda 3 serta kendaraan ringan (mobil pribadi, pick up, angkutan umum, dan truk ringan) dan terakhir kendaraan menengah/kendaraan berat dengan volume
kendaraan paling
sedikit.Volume lalu lintas seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1 Volume Lalu Lintas Hari Rabu Tanggal 11 Desember 2013 Gambar1 menunjukkan bahwa volume lalu lintas maksimum untuk kendaraan bermotor terjadi pada jam 17.00-18.00 dengan jumlah 1.984 kendaraan, kemudian volume lalu lintas maksimum pada kendaraan ringan terjadi pada jam 13.00-14.00
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
dengan jumlah 503 kendaraan, kemudian volume lalu lintas maksimum
pada
kendaraan menengah berat terjadi pada jam 13.00-14.00 dengan jumlah 15 kendaraan.
Gambar 2 Volume Lalu Lintas Hari Sabtu Tanggal 14 Desember 2013 Volume kendaraan pada hari sabtu Tanggal 14 Desember 2013 masih di dominasi oleh kendaraan roda 2, kemudian disusul oleh kendaraan roda 3 serta kendaraan ringan (mobil pribadi, pick up, angkutan umum, dan truk ringan) dan terakhir kendaraan menengah/kendaraan berat dengan volume
kendaraan paling
sedikit.Volume lalu lintas seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan bahwa volume lalu lintas untuk kendaraan bermotor terjadi pada jam 07.00-08.00 dengan jumlah 1.572 kendaraan, kemudian volume lalu lintas maksimum pada kendaraan ringan terjadi pada jam 12.00-13.00 dengan jumlah 575 kendaraan, kemudian volume lalu lintas maksimum pada kendaraan menengah berat terjadi pada jam 07.00-08.00 dan jam 18.00-19.00 dengan jumlah 10 kendaraan.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
Gambar 3.Volume Lalu Lintas Hari Senin Tanggal 16 Desember 2013 Volume kendaraan pada hari senin Tanggal 16 Desember 2013 masih di dominasi oleh kendaraan roda 2, kemudian disusul oleh kendaraan roda 3 serta kendaraan ringan (mobil pribadi, pick up, angkutan umum, dan truk ringan) dan terakhir kendaraan menengah/kendaraan berat dengan volume sedikit.Volume
lalu
lintas
seperti ditunjukkan pada
kendaraan paling
Gambar
3.
Gambar
3menunjukkanvolume lalu lintas untuk kendaraan bermotor terjadi pada jam 17.0018.00 dengan jumlah 2.032 kendaraan, kemudian volume lalu lintas maksimum pada kendaraan ringan terjadi pada jam 17.00-18.00 dengan jumlah 569 kendaraan, kemudian volume lalu lintas maksimum pada kendaraan menengah berat terjadi pada jam 12.00-13.00 dan jam 18.00-19.00 dengan jumlah 16 kendaraan.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
3000
2614
2341 2445 2108 2161 1974 2192 2048 2000 1979 1963 2166 2033 1736 1364 1893 1941 1500 1770 1671 1000 1208 1118
2322
Jumlah Kendaraan
2500
500 0
Waktu Pengamatan Rabu
Sabtu
Senin
Gambar 4 Volume Lalu Lintas Perjam Gambar 4 menunjukkan bahwa volume lalu lintas maksimum terjadi pada harisenin jam 17.00 – 18.00 dengan jumlah kendaraan sebesar 2.614 kendaraan yang di dominasi oleh kendaraan bermotor. Kapasitas Jalan H.B Yasin Perhitungan analisis tingkat pelayanan jalan menggunakan metode MKJI 1997 sebagai pedoman yang dibuat oleh Dirjen Bina Marga untuk perhitungan kapasitas jalan di Indonesia. Kondisi geometrik yang ada di lokasi penelitian adalah : 1. Lebar Jalur lalu lintas
: 7,90 m
2. Bahu
: 0,82 m
3. Nilai Kapasitas
:
C = C0 x FCw x FCSP x FCSF x FCcs Dengan: C
:
Kapasitas (smp/jam).
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
C0
:
Kapasitas dasar = 2900 smp/jam dengan tipe jalan dua lajur dua arah (Tabel.2.2).
FCw
:
Faktor penyesuaian akibat lebar jalur lalu lintas = 0,12 dengan tipe jalan dua-lajur tak-terbagi, lebar jalur lalu lintas efektif 7,9 meter (Tabel 2).
FCSP :
Faktor penyesuaian akibat pemisahan arah = 1 dengan FC sp dua lajur pemisah arah SP % - % = 50 - 50 (Tabel 3).
FCSF :
Faktor penyesuaian akibat hambatan samping = 0,93 dengan tipe jalan dua-lajur tak-terbagi, lebar bahu jalan efektif = 0,82 m, kelas hambatan samping rendah.
FCCS :
Faktor Penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota = 0,90 dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebesar 188.761 jiwa berada pada rentang nilai 0,1-0,5 juta penduduk.
Jadi, nilai kapasitas C = 2900 x 0,12 x 1,0 x 0,93 x 0,90 = 2903 smp/jam Kapasitas jalan didefinisikan sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan jam pada kondisi tertentu. Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai kapasitas di ruas Jalan HB.Yasin tepatnya yang melalui simpang tiga Jalan Manggis sampai dengan Jalan Raden Saleh
sebesar 2903
smp/jam. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa kapasitas pada ruas jalan tersebut masih lebih besar dari volume lalu lintas maksimum. Tingkat Pelayanan Jalan H.B Yasin Salah satu faktor yang digunakan sebagai indikator tingkat pelayanan jalan dalam MKJI 1997 yaitu Derajat Kejenuhan (DS). Berdasarkan hasil yang diperoleh DS = 0,28 maka tingkat pelayanan di ruas Jalan HB.Yasin Tepatnya dari ruas simpang tiga Jalan Manggis sampai pada ruas Jalan simpang bersinyal Jalan Raden Saleh – Jalan HB. Yasin berada di level B. Hal ini dikarenakan level B memiliki rentang nilai 0,20 – 0,44, dengan karakteristik jalan yaitu: arus stabil tetapi kecepatan operasional mulai dibatasi oleh
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
kondisi lalulintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan Hasil rekapitulasi perhitungan kinerja lalu lintas di jalan HB.Yasin dapat ditunjukkan dalam Tabel 5. Tabel 5 Kinerja Lalu Lintas Jalan HB. Yasin No
Deskripsi
Simbol
Satuan
Nilai/Keterangan
1
Volume Lalu Lintas
Q
Kend/Jam
819
2
Kapasitas
C
Smp/Jam
2903
3
Derajat Kejenuhan
Ds
-
0.28
4
Tingkat Pelayanan
-
-
B
5
Kecepatan Arus Bebas
FV
Km/Jam
40
6
Watu Tempuh
TT
Detik
36
KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ruas Jalan HB. Yasin Kecamatan Kota Selatan memiliki kapasitas sebesar 2.903 smp/jam dengan kapasitas dasarnya sesuai MKJI 1997 adalah 2.900 smp/jam.Volume lalu lintas maksimum atau jam puncak terjadi pada hari senin pukul 17.00-18.00 WITA yaitu sebanyak 2.614 Kend/Jam.Derajat kejenuhan pada ruas Jalan HB. Yasin sebesar 0,28 berada direntang 0,20-0,44 maka dapat diartikan ruas jalan ini memiliki tingkat pelayanan B dengan karakteristik arus stabil tetapi kecepatan operasional mulai dibatasi oleh kondisi lalulintas. Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih kecepatan. Saran 1. Perkembangan lalu lintas perlu dianalisa terus menerus secara berlanjut, sehingga dapat diketahui pengaruh perkembangan jumlah kendaraan terhadap lalulintas.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
2.
Kedisiplinan pengemudi dalam mentaati peraturan lalu lintas perlu lebih ditingkatkan, sebab banyak pelanggaran yang dilakukan terutama di daerah persimpangan.
3.
Pengendalian hambatan samping berupa pelanggaran berhenti atau parkir di tempat-tempat tertentu. Demikian pula dengan aktivitas samping jalan yang akan sangat mempengaruhi kapasitas jalan tersebut, disarankan untuk membangun trotoar/pedestrian sehingga para pejalan kaki tidak akan menggunakan badan jalan yang akan mengurangi kinerja lalu lintas tersebut.
Jurnal Ilmiah Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Juni 2014
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Departemen Pekerjaan Umum.
Jalan Indonesia (MKJI). Jakarta:
Peraturan Menteri Perhubungan No.14, 2006.Tentang Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan, 2006. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalulintas Jalan Tamin, Ofyar Z., 2003. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Contoh Soal dan Aplikasi, Edisi Kesatu. Bandung. Institut Teknologi Bandung.