Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
ANALISA KAPASITAS DAN KINERJA JALAN SULTAN SYAHRIL KOTA MERAUKE DENGAN METODE MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA (MKJI) 1997
Irpando Mitshuhito Hutabarat, Jeni Paresa, Dewi Sriastuti Nababan email:
[email protected] Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Musamus ABSTRAK Jalan Sultan Syahril merupakan salah satu ruas jalan perkotaan yang menghubungkan arus lalu-lintas dari dan ke pusat kota Merauke. Mengantisipasi tidak seimbangnya antara prasarana lalu lintas dengan volume kendaraan yang melewati ruas jalan Sultan Syahril, maka perlu dilakukan penelitian analisa kapasitas dan kinerja jalan, untuk mengetahui nilai kapasitas dan tingkat kenerja jalan Sultan Syahril pada tahun 2015, 2020 sampai tahun 2025. Perhitungan Analisa Kapasitas dan Kinerja Jalan Sultan Syahril Merauke menggunakan metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Data lalu lintas harian rata-rata (LHR), dan pengaruh hambatan samping pada tahun 2015 didapat dari hasil survei selama satu minggu pada rentang waktu dari pukul 06.00 – 18.00 WIT. Sedangkan untuk tahun rencana (2016 sampai dengan 2025) data LHR didapat dengan cara Forecasting dengan menggunakan analisa korelasi regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan persentase angka pertumbuhan lalu-lintas dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2025 sebesar 8,82 %. Nilai Kapasitas (C) = 2401 smp/jam, Tahun 2015 Derajat Kejenuhan (DS) = 0,44. Tahun 2020 nilai Derajat Kejenuhan (DS) = 0,68 < 0,75. Tahun 2025 nilai Derajat Kejenuhan (DS) = 1,03, nilai ini sudah melewati batas yang disarankan MKJI jalan perkotaan yaitu < 0,75. Kondisi ini mengakibatkan arus lalulintas tertahan (terjadi kemacetan), dan kecepatan kendaraan rendah. Kata Kunci: Arus lalu lintas, Kapasitas jalan, Derajat kejenuhan
PENDAHULUAN
pusat mobilitas penduduk baik dari dan ke
1.
kota
Latar Belakang Kota
Merauke
pemerintahan
Kabupaten
pusat
melayani
berbagi
macam
dapat
pergerakan
Merauke
transportasi khususnya untuk trasportasi
dengan peranan multifungsi, sehingga
darat. Peran multi fungsi ini maka arus
menjadi pusat kegiatan perekonomian dan
kendaraan yang melintasi seluruh ruas
80
di
merupakan
Merauke, sehingga dituntut
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
jalan khususnya di kota Merauke akan
2.
mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di
atas, maka dapat di ambil rumusan masalah
Salah satu ruas jalan yang turut memegang
peranan
mobilitasi
penduduk
penting
sebagai berikut:
dalam
a. Berapa nilai kapasitas jalan Sultan
maupun barang
Syahril kota Merauke pada tahun 2015,
dalam sektor perekonomian dari dan ke kota merauke
adalah
2020 dan 2025?
ruas jalan Sultan
b. Bagaimana kinerja jalan dua arah yang
Syahril. Sebagai ruas jalan utama, ada
terjadi pada ruas jalan Sultan Syahril
beragam
kota Merauke pada tahun 2015, 2020
kendaraan yang melewati ruas
jalan tersebut sehingga memungkinkan terjadinya
kemacetan
terutama
pada 3.
beberapa tahun ke depan. Mengantisipasi dilakukan
hal
peninjauan
dan 2025?
tersebut dan
perlu
a. Mengetahui nilai kapasitas jalan Sultan Syahril pada tahun 2015, 2020 dan
perkiraan
2025.
kapasitas serta kinerja jalan untuk beberapa tahun ke depan terhadap ruas jalan Sultan
b. Mengetahui tingkat kinerja jalan dua arah yang terjadi pada ruas jalan Sultan
Syahril. Berdasarkan uraian di atas penulis mengangkat
judul
penelitian
Syahril kota Merauke pada tahun 2015,
“Analisa
2020 dan 2025.
Kapasitas dan Kinerja Jalan Sultan Syahril Kota Merauke Dengan Metode Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997” pada tahun 2015, 2020 dan 2025.
Tujuan
4.
Batasan Masalah
a. Data lalu lintas harian (LHR)
pada tahun
rata – rata
rencana didapat
dengan analisa regresi b. Waktu
pengambilan
data
primer
dilakukan pada rentang waktu yaitu dari pukul 06.00 – 18.00 WIT selama satu minggu.
81
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
c. Pengaruh dianalisa
hambatan hanya
samping,
pada
data
perhitungan
2. Landasan Teori a. Definisi dan jenis prasarana MKJI (1997 : 5 – 3) mendefinisikan
frekwensi per bobot kejadian.
segmen jalan perkotaan/semi perkotaan TINJAUAN PUSTAKA DAN
adalah mempunyai perkembangan secara
LANDASAN TEORI
permanen dan menerus sepanjang seluruh atau hampir seluruh jalan, minimum pada satu
1. Tinjauan Pustaka Luciano
(2011),
dalam
Analisis
sisi
jalan,
apakah
berupa
perkembangan lahan atau bukan. Jalan di
Perkiraan Volume Lalu Lintas Seluruh
atau
Ruas Jalan Mayor Di Kota Bandung.
penduduk lebih dari 100.000 jiwa selalu
Dengan menggunakan data referensi ruas
digolongkan dalam kelompok ini. Segmen
jalan acuan, diperoleh nilai lalu lintas
jalan
harian rata – rata (LHR) untuk setiap ruas
perkembangan yang menerus pada setiap
jalan pilihan yang disurvey selama 2 jam.
sisi jalan walaupun mungkin terdapat
Indrasena
(2009),
dalam
Analisis
Pengaruh Kinerja Jalan Terhadap Biaya
dekat
luar
pusat
kota
perkotaan
adalah
dengan
tidak
ada
beberapa perkembangan permanen seperti rumah makan, pabrik atau perkampungan.
Operasi Kendaraan Pada Jalan Jenderal Ahmad
Yani,
Kota
Bandung.
Hasil
penelitian menunjukkan tingkat kejenuhan jalan tinggi akibat dari aktivitas sisi jalan
b. Tinjauan
dengan
tingkat
hambatan
samping yang diambil dalam langkah analisis.
82
prosedur
perhitungan. Tipe perhitungan MKJI (1997: 5-16), memberikan tipe
yang tinggi. Variabel aktivitas sisi jalan ini ditunjukkan
terhadap
perhitungan untuk tipe segmen jalan perkotaan yang berbeda sebagai berikut :
Arus dan volume lalu lintas (Q)
Distribusi arus lalu lintas (SP)
Hambatan samping (SF)
Kecepatan arus bebas (FV)
Kapasitas (C)
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Derajat kejenuhan (DS)
rata-rata ditentukan berdasarkan periode
Kecepatan perjalanan (VLv)
ini.
Waktu perjalanan (TT) e. Karakteristik jalan perkotaan MKJI (1997 : 5 – 6), karakteristik
c. Tingkat analisis MKJI (1997 : 5 – 16), Analisis dapat
jalan
perkotaan
yang
mempengaruhi
dilakukan pada dua tingkatan prosedur
kapasitas dan kinerja jalan jika dibebani
analisis yaitu :
lalu lintas sebagai berikut :
Analisis operasional dan perencanaan
Penampang melintang
Analisis operasional dan perencanaan
Penampang melintang jalan adalah
ini dilakukan dengan menentukan kinerja
dimensi melintang yang menunjukkan
dari segmen jalan untuk keperluan lalu-
bentuk serta susunan bagian-bagian jalan
lintas
yang bersangkutan. Penampang melintang
yang
sudah
ada
atau
yang
diramalkan.
jalan terdiri atas bagian-bagian sebagai
berikut:
Analisis perancangan Tujuan
adalah
dari
untuk
memperkirakan
analisis
perencanaan
mengestimasi jumlah
lajur
atau
Bahu jalan
yang
Median
diperlukan bagi jalan-jalan yang akan dibangun
(diproyeksikan),
tetapi
Jalur lalu lintas
Kerb
data
tentang arus adalah hanya berupa lalu lintas harian rata – rata (LHR) perkiraan.
f. Standar jalan perkotaan MKJI (1997 : 5-22), menjelaskan tentang standar jalan perkotaan untuk
d. Periode analisa Analisa kapasitas jalan dilakukan dengan menggunakan periode waktu satu jam puncak, dimana arus serta kecepatan
83
keperluan prosedur perhitungan analisa operasional berikut:
dan
perencanaan
sebagai
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Jalan dua lajur dua arah (2/2 UD)
Tabel 1. Nilai emp untuk jalan perkotaan
Jalan empat lajur dua arah terbagi (4/2
tak- terbagi Arus
D) Tipe jalan:empat lajur dua arah tak terbagi Jalan (4/2 UD) Jalan enam lajur dua arah terbagi (6/2
emp
lalu
MC
Jalan tak
lintas
Lebar jalur
terbagi
total
lalu lintas
dua
D) Jalan satu arah (1-3/1)
HV
WC (m)
arah (kend/j
<6
>6
am) g. Kondisi lalu lintas
Dua-
Komposisi lalu lintas Pada
umumnya
lalu
lintas
yang
bergerak di jalan raya terdiri dari berbagai jenis kendaraan bermotor, seperti: bus, truck, sepeda motor, maupun kendaraan tak bermotor seperti sepeda, bendi, pedati, dan lain-lain. Ekivalensi mobil penumpang (emp) Kita dapat menentukan ekivalen mobil
0,5
lajur tak
0≥
1,3
terbagi
1800
1,2
lajur tak-
0≥
1,3
0,40
terbagi
3700
1,2
0,25
(2/2 UD)
0,3 5
0,40 0,25
Empat-
(4/2 UD) Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997
penumpang untuk semua tipe kendaraan dengan cara interpolasi pada Tabel 1.
Arus lalu lintas (Q) Salah
satu
faktor
utama
yang
menjadi perhatian dalam analisis lalu lintas dari suatu sistem jalan raya adalah banyaknya kendaraan yang menggunakan jalan tersebut yang disebut arus lalu lintas.
84
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Arus lalu-lintas dalam kend/jam
Kendaraan masuk + keluar, berbobot
dinyatakan dalam: Q (kend/jam) =
0,7 QLV + QHV + QMC
(2.1)
Arus kendaraan lambat, berbobot 0,4 (2.1) data hasil Nilai-nilai aktual dari
Sedangkan arus lalu-lintas aktual dalam
pengamatan mengenai frekuensi kejadian
smp/jam dinyatakan dalam:
gangguan samping per jam 200 meter pada
Q (smp/jam) = QLV (empLV) + QHV (empHV)
kedua
+
selanjutnya dikalikan dengan nilai bobot
QMC
(empMC)
(2.2) Kelas distribusi arus lalu-lintas:
x
jalan
yang
dipelajari,
relatif dari jenis kendaraan tersebut
SP = {QA (kend/jam) / (QA (kend/jam) + QB (kend/jam))}
sisi
100%
(2.3)
Dari
nilai
frekuensi
berbobot
kejadian per jam per 200 m dari segmen jalan yang diamati, dapat ditentukan kelas hambatan samping. Jika data rinci kejadian
h. Hambatan samping (SF) Kondisi lingkungan disepanjang sisi jalan dan aktivitas-aktivitas terjadi pada sisi jalan dapat menimbulkan konflik, sehingga mempengaruhi arus lalu lintas. Konflik-konflik yang terjadi pada sisi jalan disebut gangguan samping atau hambatan samping. Contoh gangguan samping untuk jalan perkotaan yang sering mempengaruhi lalu-lintas jalan perkotaan di Indonesia adalah : Pejalan kaki (PED), berbobot 0,5 Penghentian kendaraan (PSV), berbobot 1.
85
hambatan samping tidak tersedia maka gunakan Tabel 2.
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Tabel 2.
Penentuan kelas hambatan
samping
500 –899
Kondisi khusus
hambatan
kendaraan
bermotor
samping
Penentuan kecepatan arus bebas dapat
VL
dipengaruhi lain
di
oleh jalan.
ditentukan dengan rumus 2.4. FV = (FV0 + FVW) x FFVSF x FFVCS
kegiatan
Sangat
Permukiman,
rendah
L
angkutan umum,
Renda
M
dll.
h
(2.4) Dimana :
beberapa
Daerah industri dengan toko-toko
FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi ringan
pada
kondisi lapangan (km/jam) H
FV0 =
Kecepatan
arus
bebas
dasar
kendaraan ringan pada jalan yang
Sedang
diamati
di sisi jalan > 900
dipilih
tanpa
hampir tidak ada
300 –499
akan
bermotor
Permukiman,
100 –299
yang
Kelas
kejadian < 100
kecepatan
pengemudi jika mengendarai kendaraan
Frekuensi perbobot
yaitu
Daerah niaga
Tinggi
VH
dengan aktivitas
FVW = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan (km/jam)
sisi jalan yang
FFVSF
tinggi
Sangat
Daerah niaga
tinggi
=
Faktor
penyesuaian
untuk
hambatan samping dan lebar bahu atau jarak
dengan aktivitas
FFVCS =
pasar sisi jalan
kereb-penghalang
Faktor
penyesuaian
kecepatan untuk ukuran kota
yang sangat tinggi
Sumber:
Manual
Kapasitas
Jalan
Indonesia 1997 (Formulir UR-2)
j. Kecepatan arus bebas dasar (FV0) Jalan tak-terbagi, analisa dilakukan pada kedua arah lalu lintas. Penentu
i. Kecepatan arus bebas (FV) Kecepatan arus bebas didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol,
86
kecepatan arus bebas dasar untuk jalan perkotaan dapat di lihat pada tabel 3.
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Tabel 3. Kecepatan arus bebas dasar (FV0)
Tipe jalan
Menentukan
faktor
penyesuaian
Kecepatan arus bebas dasar
kecepatan arus bebas untuk kondisi lebar
(FV0) (km/jam)
jalan didasarkan pada lebar jalan efektif
Kend
Ke
Spd
Semua
ringa
nd
moto
kend
n
ber
r
(rata-
(LV)
at
(MC) rata)
seperti ditunjukkan pada tabel 4. Tabel 4. Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur (FVW)
(H
Lebar jalur lalu
V)
Tipe jalan
lintas efektif
Enam-lajur
(WCe) (m)
terbagi (6/2 D)
61
52
48
57
Empat-lajur
FVW (km/jam) -4
atau
terbagi atau
Tiga-lajur
Jalan satu-
3,25
0
satu-arah (3/1)
arah
3,50
2
3,75
4
Empat-lajur
57
50
47
Per lajur 3,00
55
terbagi (4/2 D)
-2
4,00
atau Dua-lajur satu-
Empat-lajur
arah (2/1)
tak-terbagi
Per lajur 3,00
-4
3,25
-2
3,50
0
tak-terbagi
3,75
2
(4/2 UD)
4,00
4
Empat-lajur
53
Dua-lajur tak-
46
44
terbagi (2/2
43
40
51
42
40
Dua-lajur
5
tak-terbagi
6
-3
7
0
8
3
9
4
10
6
UD)
Sumber:
Manual
Kapasitas
Jalan
Indonesia 1997. Penyesuaian
kecepatan
untuk lebar jalur (FVW)
87
arus
bebas
Sumber:
Manual
Indonesia 1997
Kapasitas
-9,5
Jalan
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Faktor penyesuaian kecepatan arus
Empa
bebas
t-lajur rendah
untuk
hambatan
samping
Sangat
1,0
1,0
1,0
1,0
0
1
1
2
(FFVSF)
tak-
Rendah
Faktor penyesuaian untuk ruas jalan
terba
Sedang
0,9
0,9
0,9
1,0
yang mempunyai kerb dapat dilihat pada
gi 4/2
Tinggi
6
8
9
0
jarak antara kerb dan gangguan samping
UD
Sangat
0,9
0,9
0,9
0,9
tinggi
1
3
6
8
Tabel 5. Faktor penyesuaian kecepatan
0,8
0,8
0,9
0,9
arus bebas untuk pengaruh hambatan
4
7
0
4
0,7
0,8
0,8
0,9
7
1
5
0
pada tabel 5.
samping dan jalan dengan kerb (FFVSF) Tipe
Kelas
Jalan
hambat
untuk hambatan
Dua-
Sangat
0,9
0,9
0,9
1,0
an
samping dan jarak
lajur
rendah
8
9
9
0
sampin
kerb-penghalang
tak-
Rendah
terba
Sedang
0,9
0,9
0,9
0,9
g
Empa
Faktor penyesuaian
Sangat
t-lajur rendah
≤ 0,5
1,0
1,5
≥2
gi
Tinggi
3
5
6
8
m
m
m
m
2/2
Sangat
0,8
0,8
0,9
0,9
1,0
1,0
1,0
1,0
UD
tinggi
7
9
2
5
0
1
1
2
atau
0,7
0,8
0,8
0,8
Jalan
8
1
4
8
terba
Rendah
gi
Sedang
0,9
0,9
0,9
1,0
satu-
0,6
0,7
0,7
0,8
4/2 D
Tinggi
7
8
9
0
arah
8
2
7
2
Sangat
0,9
0,9
0,9
0,9
tinggi
3
5
7
9
0,8
0,9
0,9
0,9
7
0
3
6
0,8
0,8
0,8
0,9
1
5
8
2
88
Sumber:
Manual
Kapasitas
Jalan
Indonesia 1997
Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas ukuran kota (FFVCS)
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Faktor penyesuaian kecepatan arus
FCSP = Faktor penyesuaian pemisah arah
bebas untuk ukuran kota dapat dilihat pada
FCSF = Faktor hambatan samping
tabel 6.
FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota
Tabel 6. Faktor penyesuaian kecepatan
arus bebas ukuran kota (FFVCS)
Kapasitas dasar (C0)
Ukuran kota (Juta
Faktor penyesuaian
penduduk)
untuk ukuran kota
kapasitas dari suatu ruas jalan untuk
< 0,1
0,90
seperangkat kondisi ideal (Leksmono, 2008
0,1 – 0,5
0,93
: 68). Seperti ditunjukkan pada tabel 7.
0,5 – 1,0
0,95
Tabel 7. Kapasitas dasar jalan perkotaan
1,0 – 3,0
1,00
> 3,0
1,03
Sumber:
Manual
Kapasitas
Definisi
kapasitas
dasar
adalah
Kapasitas Tipe jalan
Indonesia 1997 k. Kapasitas (C) Kapasitas (C) didefinisikan sebagai arus maksimum per satuan waktu yang
Empat
lajur
1650
Per lajur
terbagi
atau
Jalan satu-arah
1500
Per lajur
Empat lajur tak
2900
Total dua
terbagi
dapat melewati suatu potongan melintang
arah
Dua lajur tak
jalan dalam kondisi tertentu (Leksono
menentukan kapasitas Jalan perkotaan
Catatan
(smp/jam)
Jalan
Suryo, 2008). Persamaan dasar untuk
dasar
terbagi Sumber:
Manual
Kapasitas
Jalan
Indonesia 1997
dapat ditentukan dengan rumus 2.5. C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS (2.5)
Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas (FCW)
Dimana : C
= Kapasitas (smp/jam)
C0
= Kapasitas dasar (smp/jam)
FCW = Faktor penyesuaian lebar jalan
89
Harga faktor penyesuaian kapasitas didasarkan pada tipe jalan dan lebar jalur lalu lintas seperti ditunjukkan pada tabel 8.
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Tabel 8. Faktor penyesuaian kapasitas untuk lebar jalur lalu lintas (FCW)
pembagian arah didasarkan pada kondisi arus lalu lintas dari kedua arah. Untuk
Lebar Jalur LaluTipe Jalan
lintas efektif
FCW
Per lajur
3,00
jalan satu arah dan jalan dengan pembatas median faktor penyesuaian kapasitas akibat
(WCe) (m) Empat
Penentuan faktor penyesuaian untuk
0,92
pemisahan arah adalah 1,00 (Ofyar Z.
lajur
3,25
0,96
Tamin , 2000 : 62). Faktor penyesuaian
terbagi
3,50
1,00
didasarkan pada kelas distribusi arus lalu-
atau
3,75
1,04
lintas seperti pada tabel 9.
Jalan satu-
4,00
1,08
Tabel 9. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCSP)
arah Empatlajur
0,91
Pemisah
3,25
0,95
arah SP %-
3,50
1,00
%
3,75
1,05
Dua
4,00
1,09
FCS lajur
Per lajur tak-
terbagi
3,00
Dua-lajur
5
tak-terbagi
Sumber:
Manual
0,56
P
50-
55-
60-
65-
70-
50
45
40
35
30
1,0
0,9
0,9
0,9
0,8
0
7
4
1
8
Empa
1,0
0,9
0,9
0,9
0,9
t lajur
0
8
7
5
4
6
0,87
7
1,00
Sumber:
8
1,14
Indonesia 1997
9
1,25
10
1,29
Kapasitas
Jalan
Manual
Kapasitas
Jalan
Faktor penyesuaian kapasitas untuk pengaruh hambatan samping (FCSF) Faktor penyesuaian kapasitas ruas
Indonesia 1997
jalan yang mempunyai kerb merupakan
Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCSP)
fungsi dari akibat hambatan samping sebagai fungsi lebar bahu atau jarak kerb ke
90
penghalang.
Faktor
penyesuaian
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
kapasitas
untuk
pengaruh
hambatan
samping dapat dilihat pada tabel 10.
Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota (FCCS) Faktor penyesuaian kapasitas untuk
Tabel 10. Faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FCSF) Tip
Kelas
Faktor penyesuaian untuk
e
hambat
hambatan samping dan jarak
Jal
an
kerb-penghalang FCSF
an
sampin
Jarak: kerb-penghalang WK
ukuran kota merupakan fungsi dari jumlah penduduk kota dapat dilihat pada tabel 11. Tabel 11.
Faktor penyesuaian kapasitas
untuk ukuran kota (FCSC). Ukuran kota (juta
Faktor penyesuaian
g
≤ 0,5
1,0
1,5
≥ 2,0
penduduk)
untuk ukuran kota
4/2
VL
0,95
0,97
0,99
1,01
< 0,1
0,86
D
L
0,94
0,96
0,98
1,00
0,1– 0,5
0,90
M
0,91
0,93
0,95
0,98
0,5 – 1,0
0,94
H
0,86
0,89
0,92
0,95
1,0 – 3,0
1,00
VH
0,81
0,85
0,88
0,92
> 3,0
1,04
4/2
VL
0,95
0,97
0,99
1,01
UD
L
0,93
0,95
0,97
1,00
M
0,90
0,92
0,95
0,97
H
0,84
0,87
0,90
0,93
VH
0,77
0,81
0,85
0,90
Sumber:
Manual
Kapasitas
Jalan
Indonesia 1997
l. Perilaku lalu lintas Derajat kejenuhan (DS) Derajat kejenuhan (DS) didefinisikan
2/2
VL
0,93
0,95
0,97
0,99
sebagai
UD
L
0,90
0,92
0,95
0,97
kapasitas yang dinyatakan dalam smp/jam.
ata
M
0,86
0,88
0,91
0,94
Derajat kejenuhan dapat ditentukan dengan
u
H
0,78
0,81
0,84
0,88
rumus 2.6.
1-
VH
0,68
0,72
0,77
0,82
DS
3/1
Sumber: Manual Indonesia 1997
91
Kapasitas
Jalan
perbandingan
arus
terhadap
Q C
(2.6) Dimana : DS = Derajat kejenuhan (smp/jam)
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Q = Arus lalu lintas (kend/jam, smp/jam) C = Kapasitas (kend/jam, smp/jam)
Gambar 2. Kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk jalan dua arah
Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah segmen jalan akan mempunyai
Sumber:
Manual
Kapasitas
Jalan
Indonesia 1997
masalah kapasitas atau tidak.. Dalam hal ini MKJI 1997 menyarankan agar perlu
diperhatikan untuk tidak melewati derajat kejenuhan 0,75 pada jam puncak rencana.
Waktu perjalanan Waktu perjalanan didefenisikan waktu
rata-rata
yang
digunakan
kendaraan
menempuh segmen jalan dengan panjang Kecepatan dan waktu perjalanan
perjalanan
Kecepatan perjalanan Kecepatan
sebagai
perjalanan
tertentu, termasuk semua tundaan. Waktu
didefinisikan
kecepatan rata-rata kendaraan
ditentukan
dengan
menggunakan rumus 2.7. L VLV
TT
ringan sepanjang segmen jalan. Seperti yang ditunjukkan gambar 2.
dapat
(2.7) Dimana : TT
= Waktu tempuh rata-rata (jam)
L
= Panjang segmen jalan (km)
VLV = Kecepatan ruang rata-rata kendaraan Kecepatan rata-rata kendaraan ringan LV
ringan (km/jam)
m. Metode analisa data untuk tahun rencana
Untuk medapatkan data pada tahun mendatang dapat digunakan 2 cara yaitu: Derajat kejenuhan Q/C
Permodelan Permodelan adalah metode untuk
mendapatkan data di tahun rencana dengan
92
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
mengaitkan peramalan terhadap indikator-
r
indikator lainnya sebagai variabel bebas dalam suatu model.
Forecasting adalah metode yang meramalkan data berdasarkan data yang ada ditahun-tahun sebelumnya dengan mengasumsikan bahwa data – data yang dapat
diekstrapolasi
mendatang.
ke
Mengetahui
masa angka
pertumbuhan lalu-lintas digunakan analisa
a. r
x
=Tahun yang ditinjau (dimana x =
1) y
=Perkiraaan
n x 2 x 2 n y 2 y2
b
n. xy x. y 2 2 n. x x
n. y ln x ln x. y n ln x 2 ln x 2
n y 2 y2
n. x ln y x. ln y n x 2 x 2 n ln y 2 ln y2
Analisa korelasi regresi non linier
(2.13)
y b. x
(2.14)
n
Analisa (2.8)
jumlah
kendaraan/tahun
Analisa korelasi untuk regresi linier n. xy x. y
(2.12)
= Koefisien regresi
a
korelasi
bertujuan
untuk
mengetahui pola dan keeretan hubungan antara dua variabel atau lebih.
(2.9)
Menghitung pertumbuhan
persentase
lalu-lintas
angka
menggunakan
rumus 2.15.
Analisa korelasi untuk regresi ekponensial r
a bx
a,b
Analisa korelasi untuk regresi logaritma r
Dimana :
regresi menggunakan rumus 2.8, 2.9, 2.10, 2.11, 2.12, 2.13, 2.14.
(2.11)
n x 2 x 2 n ln y 2 ln y2
Y
Forecasting
ada
n. x ln y x. ln y
(2.10)
i
n -1
yn 1 x 100% yt
(2.15)
Dimana : I = Angka pertumbuhan lalu-lintas (%) n = Jumlah tahun yn = Angka ramalan kendaraan akhir yt = Angka ramalan jumlah kendaraan awal
93
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Maka dapat diperkirakan besarnya volume arus kendaraan pada tahun ramalan dengan berdasarkan data volume arus lalulintas saat ini. Untuk memperkirakan volume arus lalu-lintas digunakan rumus 2.16.
Gambar 3. Peta Lokasi Penelitian
i Q d Q p .1 100
n
(2.16)
2.
Waktu Penelitan Penelitian dilakukan pada bulan
Dimana :
Oktober sampai bulan November
Qd = Volume lalu-lintas pada tahun ke-n
Pengambilan data arus lalu lintas, dan
(kend/jam)
hambatan samping, dilakukan selama satu
Qp = Volume lalu-lintas rata-rata jam sibuk (kend/jam)
minggu (tujuh hari) jam 06.00 – 18.00 Wit dengan interval waktu setiap lima
I
= Angka pertumbuhan lalu-lintas (%)
n
= Jumlah tahun ke- dari volume lalulintas rata-rata jam sibuk
belas menit. 3.
Teknik Pengumpulan Data
Data primer
METODOLOGI PENELITIAN 1.
Pengambilan
Lokasi Penelitian Hal-hal
2015.
data
dilakukan
dengan mencatat jumlah kendaraan yang
yang
termasuk
dalam
melewati 2 titik pengamatan. Perhitungan
kriteria pemilihan lokasi yang digunakan
dan
dalam penelitian ini meliputi: penentuan
pengisian data berdasarkan MKJI (Manual
panjang segmen jalan, pengamatan jalan
Kapasitas Jalan Indonesia) 1997 untuk
yang melalui jalan Sultan Syahril, dan lain
jalan perkotaan.
sebagainya. Peta lokasi penelitian dapat
meliputi: jumlah penduduk Kab. Merauke,
94
Data sekunder
Data-data sekunder yang diambil
dilihat pada gambar 3.1.
pencatatan menggunakan formulir
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
dan jumlah kendaraan bermotor Kab. Merauke.
Gambar 4. Bagan alur penelitian
ANALISA DATA
Bagan Alur Penelitian
Bagan alur penelitian dapat dilihat 1. Penyajian dan Analisa Data Sekunder
pada gambar 4.
Jumlah penduduk Distribusi penduduk Kabupaten
Mul
Data Primer: 1. Kondisi Penampang Jalan.
Survey Awal Lokasi Pengu mpulan
Merauke menurut data hasil survei Sensus Penduduk oleh Badan Pusat Statistik Data Sekunder 1. Jumlah penduduk Kab.
Analisa Data: 1. Kapasitas jalan : Volume Arus Lalin, Distribusi Arus, Kecepatan Arus Bebas 2. Kinerja lalu lintas:
Kesimpulan Dan Saran
Kabupaten Merauke dapat di lihat pada tabel 12. Tabel 12. Jumlah penduduk
kabupaten
Merauke (2011 – 2014) Tahun Pria
Wanita
Jumlah
2014
110.388
99.592
209.980
2013
108.430
97451
205.881
2012
106.273
95513
201.786
2011
103.078
92638
195.716
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Merauke
Sele 95
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
3
3
Jumlah kendaraan bermotor
60876
4
diukur berdasarkan peningkatan jumlah
68221
tahun. Perkembangan jumlah kendaraan di
∑
Kabupaten Merauke dapat di lihat pada
5
69299
1
29550
5
6
6
8
465410484
27288
1
4
480235140
34649
1
5
179457308
95351
68
2
16
5
kendaraan yang bertambah dari tahun ke
18262
9
4
Perkembangan transportasi dapat
370588737
25
55
tabel 13. Tabel 13. Jumlah kendaraan bermotor di kabupaten
Merauke
(2010-
n. xy x. y
r
n x 2 x 2 n y 2 y2
2014) Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah Kendara an
42.7 54.3 60,8 68,2 69.2 15
95
76
21
99
mengetahui
(5 * 55) 152 5 *17945 2955062
0,965997861 96,59%
r
Perhitungan
Y
b=
n. xy x. y n. x 2 x 2
angka
pertumbuhan lalu-lintas digunakan analisa
Analisa korelasi untuk regresi linier
5 * 55 152
jumlah kendaraan bermotor o
x
y
2
1
Y^2
x*y
182457122 1
42715
1
2 2
96
a=
x^
54395
4
= (5 * 953512) 15 * 295506 = 6699,4
Tabel 14. Analisa korelasi regresi linier
N
menggunakan
a bx
regresi :
selanjutnya
rumus 2.12.
Sumber : Samsat Kabupaten Merauke Untuk
5 953512 15 295506
r
y b. x n
= 295506 6699,4 *15 = 9003 5
5
42715
295881602
10879
5
0
Sehingga rumusnya menjadi: Y = 39003 + 6699,4. X
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Berikut
terdapat
Grafik
linear
yang
menggambarkan hubungan antara X dan Y dapat dilihat pada gambar 4.1.
Tabel 15. Proyeksi
pertumbuhan lalu
Jumlah Kendaraan
lintas pada tahun 2016-2025 160000 140000 120000 100000 80000 60000 40000 20000 0
Y = 39003+ (6699,4*x)
Y = 39003+ No Tahun
x
(6699.4*x)
1
2016
6
79199,4
2
2017
7
85898,8
3
2018
8
92598,2
4
2019
9
99297,6
Gambar 5. Grafik linear hubungan antara
5
2020
10
105997
X dan Y
6
2021
11
112696,4
7
2022
12
119395,8
dilihat
8
2023
13
126095,2
hubungan nilai X (tahun yang di tinjau)
9
2024
14
132794,6
terhadap
10
2025
15
139494
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Tahun rencana
Pada
gambar
nilai
Y
5
dapat
(perkiraan
jumlah
kendaraan/tahun). Semakin tinggi nilai X (tahun yang di tinjau) maka semakin
Untuk
meningkat nilai Y (perkiraan jumlah
pertumbuhan
kendaraan/ tahun). Proyeksi pertumbuhan
rumus 2.15.
menghitung
lalu lintas pada tahun 2016 sampai tahun 2025 dapat dilihat pada tabel 15.
i
= n-1
persentase
lalu-lintas
menggunakan
yn -1x100% yt
Maka : i i
97
= 15-1
139494 -1x100% 79199,4
= 8,8209 %
angka
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Dengan angka pertumbuhan i = 8,8209 % maka dapat diperkirakan besarnya volume arus kendaraan pada tahun ramalan dengan berdasarkan data volume arus lalu-lintas saat ini.
lintas
2. Penyajian dan Analisa Data Primer
Berikut ini data ukuran penampang jalan
Sultan
Syahril
Analisa kapasitas dan kinerja lalu lintas untuk tahun 2015.
Data penampang melintang
melintang
3. Analisa Kapasitas dan Kinerja Lalu-
Kota
Merauke. Tipe jalan: dua lajur – dua arah (2/2UD)
Arus lalu lintas total (Q) a. Jalur kiri (Sultan Syahril - A.Yani) QA(smp/jam) = QLV (empLV) + QHV (empHV) + QMC (empMC)
Panjang jalan yang di pantau : 200 m Lebar jalur lalu-lintas
Jarak dari kerb ke penghalang : 1 m
=
: 7m
(114*1) +(81*1,2) +
(1264*0,25) 529,01 smp/jam
= Arus lalu lintas
529 smp/jam
Dari hasil survei jumlah kendaraan yang lewat pada jam sibuk terdapat pada hari Senin (19 Oktober 2015) Jam 17.00 s/d 18.00 wit, volume arus kendaraan
b. Jalur kanan (Sultan Syahril Pemuda) QB(smp/jam)
=(124*1) + (77*1,2) +
Hambatan samping Kelas hambatan samping segmen
jalan yang ditinjau pada ruas jalan Sultan Syahril adalah rendah dimana frekuensi berbobot
memiliki
diantara 100 – 299.
nilai
= QLV (empLV) + QHV
(empHV) + QMC (empMC)
terbesar 2933 Kend/jam.
136
berada
(1273*0,25) = 536,37 smp/jam 536 smp/jam Maka, Q(smp/jam) =
QA + QB
= 1065 smp/jam Distribusi arus lalu lintas (SP)
98
–
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
a. Jalur kiri (Sultan Syahril - A.Yani)
d. Faktor penyesuaian kecepatan untuk
SP= QA(ken/jam)/(QA(kend/jam) QB(kend/jam) x
ukuran Kota (FFVCS) Tipe jalan = 2/2 UD
100%
Penduduk Kab Merauke = 209.980
= 49,74% 50% Jiwa b. Jalur
kanan
(Sultan
–
Syahril
Pemuda) SP= QB(ken/jam)/(QB(kend/jam) QA(kend/jam)
Ukuran
0,1
–
0,5
(Juta
Penduduk) Maka,
x 100%
Kota
FV = (FV0 + FVW) x FFVSF x
FFVCS = 50,26% 50%
= (42 + 0) x 0,95 x 0,93
Jadi distribusi arus (SP) = 50% 3.
= 37,107 ≈ 37 km/jam
Kecepatan arus bebas (FV) 4. Kapasitas (C)
a. Kecepatan arus bebas dasar (FV0).
a. Kapasitas dasar (C0)
Tipe jalan = 2/2 UD
Tipe jalan = 2/2 UD
FV0 = 42 km/jam
C0 = 2900 smp/jam
b. Faktor penyesuaian kecepatan untuk
b. Faktor penyesuaian kapasitas untuk
lebar jalur lalu-lintas (FVW).
lebar jalur lalu-lintas (FCW) = 1,0
Tipe jalan = 2/2 UD Lebar efektif jalur lalu-lintas
Lebar efektif jalur lalu-lintas = 7 m
= 7
m
c. Faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCsp) = 1,0
c. Faktor penyesuaian kecepatan arus
Lebar efektif jalur lalu-lintas = 50 -50
bebas untuk hambatan samping dan lebar kereb (FFVSF). Tipe jalan = 2/2 UD
hambatan samping (FCSF) = 0,92
Kelas hambatan samping = Rendah
Kelas hambatan samping = Rendah
(R)
(R) Jarak; kereb-penghalang (Wk) = 1 m
99
d. Faktor penyesuaian kapasitas untuk
Jarak kereb-penghalang (Wk) = 1 m
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
e. Faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran Kota (FCCS) = 0,90 Penduduk Kab Merauke = 209.980
Ukuran
Kota
–
0,1
0,5
(Juta
Penduduk) Maka C
= C0 x FCW x FCSP x FCSF x
FCCS = 2900 x 1,0 x 1,0 x 0,92 x 0,90 = 2401,2
smp/jam ≈
2401
smp/jam 5. Derajat kejenuhan (DS) :
Kecepatan rata-rata kendaraan ringan LV
Jiwa
37 km/jam 31 km/jam
a. Arus lalu lintas total Q = 1065
Derajat kejenuhan Q/C
smp/jam b. Kapasitas
aktual,
2401smp/jam DS =
Q C
C= 1065 2401
=
Gambar 6. Kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk tahun 2015
0,44 < 0,75 7. Waktu perjalanan (TT): a. Kecepatan Aktual (VLV) =
6. Kecepatan perjalanan (VLV): a. Kecepatan Arus bebas (FV) = 37
b. Derajat kejenuhan
(DS)
Maka, TT
=
0,44 gambar
diperoleh
nilai
kecepatan perjalanan (VLV) =
31
Km/jam.
100
Km/jam b. Panjang segmen jalan (L) = 0,2 Km
km/jam
Dari
31
6.
L VLV
=
0,2 31
= 0,006 jam
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
DS
5. Analisa kapasitas dan kinerja lalu lintas
Q C
=
1626 2401
=
0,68 <
0,75
untuk tahun 2020.
Arus lalu-lintas dalam kend/jam i Qd Qp .1 100
Kecepatan perjalanan (VLV): a. Kecepatan Arus bebas (FV) =
Qd LV = 238*(1+(8,8209/100))5 = Qd HV =158*(1+(8,8209/100))5 = Qd MC=2537*(1+(8,8209/100))5 =
Q kend/jam
4
n
=
363,195 kend/jam 241,113 kend/jam 3871,533 kend/jam 4476 kend/jam
37
km/jam b. Derajat kejenuhan (DS) = 0,68 Dari gambar 4.3, diperoleh nilai kecepatan perjalanan
(VLV) =
27
km/jam
Arus lalu-lintas total
Q(smp/jam) = QLV (empLV) + QHV (empHV) + QMC (empMC) = (363,19*1) + (241,113*1,2) + (3871,533*0.25) =
1625,790 ≈ 1626 smp/jam
Derajat kejenuhan (DS) a. Arus lalu-lintas total, Q = 1626 smp/jam b. Kapasitas actual, C = 2401 smp/jam
Gambar 7. Kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk tahun 2020.
5.
101
Waktu perjalanan (TT):
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
a.
Kecepatan aktual (VLV) = 27 Km/jam
b.
Panjang segmen jalan (L) = 0,2 Km 3. TT
L VLV
0,2 27
=
Derajat kejenuhan (DS) 0,007 jam a. Arus lalu lintas total, Q =
= 0,007 jam
smp/jam
6. Analisa kapasitas dan kinerja lalu lintas untuk tahun 2025.
b. Kapasitas aktual, C = 2401 smp/jam
Arus lalu-lintas dalam kend/jam Qd
i Qp .1 100
554,245
4 =
2481 2401
=
= 1,03 > 0,75
a. Kecepatan arus bebas
(FV) =
=
b. Derajat kejenuhan Dari
=
gambar
4.4,
kecepatan perjalanan =
(DS) = 1,03 diperoleh 0 km/jam
5908,069 kend/jam
+
kend/jam
Arus lalu lintas total
Q(smp/jam) = QLV (empLV) + QHV (empHV) + QMC (empMC) = (554,24*1) + (367,944*1,2) + (5908,069*0,25) = 2481,001 ≈ 2481 smp/jam
102
Kecepatan rata-rata kendaraan ringan LV
Q kend/jam = 6830, 25 kend/jam ≈ 6830
2.
37
km/jam
kend/jam
Qd MC= 2537*(1+(8,8209 /100))10
Q C
Kecepatan perjalanan (VLV):
kend/jam
Qd HV= 158*(1+(8,8209 /100))10 367,944
DS
n
Qd LV= 238*(1+(8,8209 /100))10
2481
Derajat kejenuhan Q/C
nilai
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Gambar 8. Kecepatan sebagai fungsi dari
dari nilai derajat kejenuhan melebihi
DS untuk tahun 2025
syarat yang diberikan MKJI yaitu 1,03 > 0,75. Kondisi ini mengakibatkan
5.
arus
Waktu perjalanan (TT):
lalu-lintas
tertahan
(terjadi
kemacetan), dan kecepatan rendah.
b.
Kecepatan aktual (VLV) = 0 Km/jam
c.
Panjang segmen jalan (L) = 0,2 Km TT
L VLV
=
0,2 0
= ≈ jam
penelitian
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dapat
maka
penulis
peneliti
selanjutnya,
untuk
Kondisi arus lalu-lintas di jalan Sultan
mengatasi kondisi arus lalu lintas tidak
Syahril Merauke yang ditinjau pada
stabil
tahun 2015 dan pada tahun rencana
2025 pada ruas jalan Sultan Syahril
2020, dan tahun 2025 dari hasil analisa
Merauke perlu dilakukan penelitian
2.
jalur lalu lintas
arah yang terjadi pada tahun 2015
lintas.
adalah 0,44 < 0,75 menunjukkan
berada pada kondisi arus masih stabil, dan untuk tahun 2020 adalah 0,68 < 0,75 yang berarti juga kondisi arus masih stabil. Pada tahun 2025 kondisi arus lalu lintas jalan Sultan Syahril Merauke tidak stabil, hal ini terlihat
menjadi jalur satu
arah, peningkatan lebar jalur lalu
terlihat pada Derajat Kejenuhan (DS)
ruas jalan Sultan Syahril Merauke
rekayasa lalu lintas
berupa perubahan dan pengaturan
Kinerja jalan Sultan Syahril dua
kondisi arus lalu-lintas yang melewati
yang akan terjadi pada tahun
perencanaan
smp/jam.
103
atas,
hasil
Kepada pemerintah dinas yang terkait dan
didapat kapasitas aktual (C) = 2401
di
kesimpulan
menyarankan:
disimpulkan :
Saran
Berdasarkan
PENUTUP 1.
2.
Peneliti berikutnya, agar data lalu lintas harian rata – rata (LHR) lebih teliti
untuk
memprediksi
digunakan 10
tahun
dalam kedepan
sebaiknya dilakukan survei lebih dari seminggu.
Jurnal Ilmiah Mustek Anim Ha Vol. 5 No. 1, April 2016 ISSN 2089-6697
Luciano, Mardi., 2011. Analisis Perkiraan DAFTAR PUSTAKA
Volume Lalu Lintas Seluruh Ruas
Depertemen Pekerjaan Umum, Direktorat
Jalan Mayor Di Kota Bandung,
Jenderal Bina Marga Bina Jalan Kota
Universitas
(BINKOT)., 1997. Manual Kapasitas
Bandung.
Jalan Indonesia., DPU.
Jalan
Operasi
Kendaraan
Terhadap Pada
Bandung.
104
Katolik
Lalu-lintas, Penerbit PT. Indeks.
Biaya
Tamin, Ofyar, Z., 2000. Perencanaan dan
Jalan
Pemodelan Transportasi, Edisi Kedua,
Jenderal Ahmad Yani Kota Bandung, Universitas
Parahyangan,
Putranto, Leksono Suryo., 2008. Rekayasa
Indrasena, Nala., 2009. Analisis Pengaruh Kinerja
Katolik
Parahyangan,
ITB, Bandung.