JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Keluarga Petani The Factors That Affect Rice Production and Contribution of Rice Farming to The Farmer Family Income (Studi Kasus : Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan)
Albina br Ginting Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas HKBP Nommensen, Jalan Sutomo 4-A, Telp. 061-4545411, 4522922, Fax. 061-4571426, Medan 20234, Indonesia. Email :
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan : 1). untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi, 2). untuk menganalisis kontribusi usahatani padi terhadap pendapatan keluarga petani. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan dengan pengambilan sampel pada kelompok tani ternak sapi penggemukan. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi digunakan metode analisis Cobb-Douglas yang diestimasi ke dalam bentuk persamaan regresi linear berganda. Analisis kontribusi usahatani padi diperoleh dengan cara membandingkan antara pendapatan masing-masing usaha dengan pendapatan total keluarga petani dalam satu tahun dikalikan 100%. Hasil analisis data menunjukkan: 1). faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap produksi padi adalah jumlah benih, jumlah pupuk, jumlah tenaga kerja, dan luas lahan. 2). Usahatani padi memberikan kontribusi sebesar 54,69 % terhadap pendapatan total keluarga petani. Kata Kunci : Produksi, Pendapatan, Kontribusi Abstrac This study aims to: 1). to analyse the factors that affect rice production 2). to analyse the contribution of rice farming to farmer family income. The research was conducted in Purwodadi District of Grobogan Regency. The sampling of the research were feedlot cattle farmers. The analysis method of the research was Cobb-Douglas methods that was used to analyse the factors influencing production. The results of research were: 1). factors that affected the production of rice were the number of seeds, the amount of fertilizer, the amount of labor, and width of land. 2). revenue contribution of rice farming were about 54,69 % to the farmer family income. Keywords: Productions, Income, Contribution
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pertanian lekat dengan Kabupaten Grobogan, yang dikenal sebagai lumbung padi nasional, bahkan sebagai tempat lahirnya varietas tanaman jenis baru. Sebagian besar penduduknya (±53%) menggantungkan hidupnya pada bidang pertanian ini, dan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Grobogan juga berasal dari lapangan usaha tersebut. Namun sayangnya, petani di
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
Kabupaten cenderung terfokus pada produksi pertanian saja. Hampir seluruh hasil pertaniannya berlarian ke luar wilayah masih dalam bentuk hasil produksi. Peningkatan produksi dalam rangka mencapai swasembada pangan semata tentunya kurang menguntungkan, yang akhirnya luput untuk mengembangkan hasil roduksi pertanian yang mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Paradigma yang sempit tentang pertanian tersebut harus digantikan dengan paradigma baru pertanian modern. Kondisi inilah yang saat ini digarap oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Grobogan, untuk merubah paradigma lama menuju paradigma baru pertanian yaitu Agribisnis. Capaian Pelaksanaan Urusan Pertanian Kabupaten Grobogan Tahun 2010, dapat dilihat dari indikator kunci sebagai berikut : 1.
Produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya, naik dari 5,96 ton/Ha menjadi 6,42 ton/Ha.
2.
Kontribusi sektor pertanian sangat dominan terhadap PDRB dibandingkan sektor lain, yaitu rata-rata mencapai 43% dari total PDRB. Perkembangan komoditas pertanian selama 5 (lima) tahun di Kabupaten
Grobogan, dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Perkembangan Komoditas Pertanian di Kabupaten Grobogan No. Indikator Kinerja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Capaian Kinerja Indikatif 2005 2006 2007 2008 569.095 620.484 603.422 646.074 94.243 86.305 105.297 133.137 19.159 18.490 51.652 74.968 1.784 1.428 1.428 1.477 121.388 682 670 650 701 483.360 424.121 518.677 723.747
Produksi padi sawah (ton) Luas panen jagung (ha) Produksi kedelai (ton) Jumlah kelompok tani Jumlah sapi (ekor) Penggilingan padi Jumlah produksi jagung (ton) Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan
2009 696.110 132.302 45.289 1.660 740 699.223
Berdasarkan Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa produksi padi sawah selama kurun waktu 5 tahun (2005-2009) mengalami perkembangan. Pada Tahun 2007 produksi sedikit menurun dari tahun sebelumnya akan tetapi mengalami peningkatan kembali ke tahun tahun berikutnya. 1.2.
Perumusan Masalah 1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi? 2. Bagaimana kontribusi usahatani padi terhadap pendapatan keluarga petani?
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
1.3.
Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi 2. Untuk menganalisis kontribusi usahatani padi terhadap pendapatan keluarga petani.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Usahatani Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan, mengorganisasikan dan mengkoordinasikan penggunaan faktor-faktor produksi seefektif dan seefisien mungkin sehingga produksi pertanian menghasilkan pendapatan petani yang lebih besar. Ilmu usahatani juga didefinisikan sebagai ilmu mengenai cara petani mendapatkan kesejahteraan (keuntungan), menurut pengertian yang dimilikinya tentang kesejahteraan. Jadi ilmu usahatani mempelajari cara-cara petani menyelenggarakan pertanian (Tohir, 1991). Usahatani adalah kegiatan mengorganisasikan atau mengelola aset dan cara dalam pertanian. Usahatani juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengorganisasi sarana produksi pertanian dan teknologi dalam suatu usaha yang menyangkut bidang pertanian (Moehar, 2001). Dari beberapa definisi dtersebut dapat disarikan bahwa yang dimaksud dengan usahatani adalah usaha yang dilakukan patani dalam memperoleh pendapatan dengan jalan memanfaatkan sumber daya alam, tenaga kerja dan modal yang mana sebagian dari pendapatan yang diterima digunakan untuk membiayai pengeluaran yang berhubungan dengan usahatani. 2.2. Pembangunan Pertanian Melalui Pendekatan Agribisnis Pembanguan pertanian merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan dari suatau keadaan yang lebih baik dari sebelumnya, di mana pembangunan sistem dan usaha
agribisnis
diarahkan
untuk
mendayagunakan
keunggulan
komparatif
(comparative advantage) menjadi keunggulan bersaing (competitive advantage). Tujuan dari pembangunan pertanian adalah sebagai berikut :
Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan hidup petani melalui pengembangan sistem agribisnis dan usaha-usaha agribisnis.
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
Mewujudkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya bahan pangan, kelembagaan dan budaya pangan lokal di setiap daerah.
Meningkatkan daya saing komoditi/produk pertanian dan ekspor hasil pertanian.
Mengembangkan aktivitas ekonomi pedesaan melalui pengembangan sistem agribisnis yang berdaya saing dan berkelanjutan. Meningkatkan
kesempatan
kerja
dan
berusaha
secara
adil
melalui
pengembangan sistem agribisnis (Ekowati, 2011). 2.3. Teori Produksi Produksi dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang menciptakan atau menambah nilai / guna atau manfaat baru. Guna atau manfaat mengandung pengertian kemampuan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi meliputi semua aktivitas menciptakan barang dan jasa (Gumbira dan Harizt, 2001). Sesuai dengan pengertian produksi di atas, maka produksi pertanian dapat dikatakan sebagai suatu usaha pemeliharaan dan penumbuhan komoditi pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Pada proses produksi pertanian terkandung pengertian bahwa guna atau manfaat suatu barang dapat diperbesar melalui suatu penciptaan guna bentuk yaitu dengan menumbuhkan bibit sampai besar dan pemeliharaan. Dalam proses produksi pertanian dibutuhkan bermacam-macam faktor produksi seperti tenaga kerja, modal, tanah dan manajemen pertanian. Tenaga kerja meliputi tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Faktor produksi modal sering diartikan sebagai uang atau keseluruhan nilai dari sumber-sumber ekonomi non manusiawi ( Mubyarto, 1994). Sering juga modal diartikan sebagai semua barang dan jasa yang sudah di investasikan dalam bentuk bibit, obat-obatan, alat-alat pertanian dan lainlainnya sumbangan faktor produksi tanah dalam proses produksi pertanian yaitu berupa unsur-unsur hara yang terkandung di dalamnya yang menentukan tingkat kesuburan suatu jenis tanah. Faktor produksi yang tidak kalah pentingnya dalam produksi pertanian adalah manejemen pertanian yang berfungsi mengkoordinir faktor-faktor produksi lainnya agar dapat menghasilkan output secara efisien (Tohir, 1993). 2.4. Pengertian Fungsi Produksi Fungsi produksi menunjukkan hubungan teknis antara faktor–faktor produksi (input) dan hasil produksinya (output). Fungsi produksi menggambarkan tingkat
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
teknologi yang dipakai oleh suatu perusahaan, suatu industri atau suatu perekonomian secara keseluruhan. Apabila teknologi berubah, berubah pula fungsi produksinya. Secara singkat fungsi produksi sering didefinisikan sebagai suatu skedul / tabel atau persamaan matematika yang menggambarkan jumlah output maksimum yang dapat dihasilkan dari suatu faktor produksi tertentu dan pada tingkat teknologi tertentu pula. Penyajian fungsi produksi dapat dilakukan melalui berbagai cara antara lain dalam bentuk tabel, grafik atau dalam persamaan matematis. Secara matematis hubungan antara hasil produksi (output) dengan faktor – faktor produksi yang digunakan (input) ditunjukkan sebagai berikut : Q = F(X1, X2, X3, …Xn…………………………………………………………1) Catatan : Q = Output X1, X2, X3, … Xn = Input Fungsi produksi menunjukkan sifat perkaitan di antara faktor – faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakan. Faktor – faktor produksi dikenal pula istilah input, dan jumlah produksi selalu juga disebut output. 2.5. Fungsi Produksi Cobb-Douglas Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan salah satu macam fungsi produksi yang sering dipakai. Fungsi produksi Cobb-Douglas menjadi terkenal setelah diperkenalkan oleh Cobb, C. W. dan Douglas, P. H. pada tahun 1928 melalui artikelnya yang berjudul A Teory of Production. Sejak itu fungsi Cobb-Douglas dikembangkan oleh para peneliti sehingga namanya bukan saja fungsi produksi, tetapi juga fungsi biaya Cobb-Douglas dan fungsi keuntungan Cobb-Douglas. Hal ini menunjukan indikasi bahwa Fungsi Cobb-Douglas memang dianggap penting. Secara matematis Fungsi Cobb-Douglas dirumuskan (Soekartawi, 1994) : Y = a X1b1 X2b2 eu………….……………………………………………………2) Catatan : Y X a, b e
= Output = Input = besaran yang akan diduga = Logaritma natural, e = 2,718
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
Untuk mempermudah pendugaan, persamaan tersebut diubah menjadi bentuk liner berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut. Hasil logaritma dari fungsi Cobb-Douglas adalah (Soekartawi, 1994) : Log Y = log a + b1 log X1 + b2 log X2 + u………………………………………3) Dengan basis logaritma natural (e = 2,718), persamaan tersebut dapat ditulis sebagai berikut : Ln Y = ln a + b1 ln X1 + b2 ln X2 + u………………………………………4) Alasan digunakannya Cobb-Douglas dengan pertimbangan bahwa fungsi produksi tersebut bekerja pada tahap yang rasional. Tiap operasional mempunyai elastisitas antara 0 dan 1. Jika elastisitas yang terdapat pada model fungsi produksi Cobb-Douglas dijumlahkan, secara teknis dapatlah diketahui adanya skala kenaikan hasil yang telah dicapai karena jumlah melebihi 1. Jika bi=1 dapat dikatakan skala kenaikan hasil yang tetap, jika bi >1 adalah skala kenaikan hasil yang semakin bertambah, dan jika bi < 1 adalah skala kenaikan hasil yang semakin berkurang. Selain itu juga disebabkan karena fungsi Cobb- Douglas ini dapat diketahui beberapa aspek produksi yaitu : marginal produk, average produk, kemampuan batas mensubtitusi (marginal rate of subtitution), efisiensi produk. 2.6. Pengertian Kontribusi Menurut Kamus Ilmiah Populer, Dany (1996) ”Kontribusi diartikan sebagai uang sumbangan atau sokongan.” Sementara menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, Yandianto (2000) diartikan: ”Sebagai uang iuran pada perkumpulan, sumbangan.” Bertitik tolak pada kedua kamus di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa; kontribusi adalah merupakan sumbangan, sokongan atau dukungan terhadap sesuatu kegiatan. Kontribusi berasal dari bahasa inggris yaitu contribute, contribution maknanya adalah keikutsertaan, keterlibatan, maupun sumbangan. Dalam hal ini kontribusi dapat berupa materi atau tindakan. Dengan kontribusi berarti seorang individu berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidupnya. Kontribusi dapat diberikan dalam berbagai bidang pemikiran, kepemimpinan, profesionalisme, finansial dan lainnya. Dari rumusan di atas maka kontribusi dapat diartikan juga sebagai sebagai suatau keterlibatan yang dilakukan oleh seseorang kemudian memposisikan dirinya
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
terhadap peran dalam keluarga sehingga memberikan dampak yang kemudian dinilai aspek sosial dan aspek ekonomi.
2.7. Hipotesis Penelitian 1.
Diduga faktor-faktor yang mempengaruhi produksi padi adalah luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk, jumlah obat-obatan, jumlah tenaga kerja, pengalaman bertani, dan pendidikan.
2.
Diduga usahatani padi memberikan kontribusi + 50 % terhadap pendapatan keluarga petani.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Dasar Metode penelitian ini adalah analisis deskriptif dalam bentuk studi kasus untuk menjawab masalah yang dihadapi perusahaan dan strategi bisnis yang dilakukan. Metode survai deskriptif adalah suatu metode penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dengan wawancara sebagai alat pengumpulan data. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya diolah dan dipaparkan secara deskriptif dan dianalisis untuk menguji hipotesis (Riduwan, 2008). 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan peneliti bahwa yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah salah satu Kecamatan yang masuk dalam urutan 5 besar rata-rata produksi padi tertinggi dari 19 Kecamatan yang ada di Kabupaten Grobogan. Purwodadi menjadi Kecamatan 3 besar yang memiliki rata-rata produksi padi tertinggi di Kabupaten Grobogan, sehingga Kecamatan Purwodadi menjadi pilihan peneliti untuk dijadikan lokasi penelitian ini. Rata-rata produksi padi di 5 Kecamatan di Kabupaten Grobogan Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 3.1
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
Tabel 3.1. Rata-rata Produksi Padi di 5 Kecamatan di Kabupaten Tahun 2010.
Grobogan
Kecamatan 1. 2. 3. 4. 5.
Rata-rata Produksi ---(Kw/Ha)--Kradenan 68,90 Gabus 68,30 Purwodadi 66,26 Tanggungharjo 64,25 Karang Rayung 63,97 Sumber : Kabupaten Grobogan Dalam Angka 2011 Hasil penelitian berdasarkan Tabel 3.1. dapat diketahui bahwa Kecamatan
Purwodadi memiliki rata-rata produksi tertinggi nomor 3 dari 5 Kecamatan di Kabupaten Grobogan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2012. 3.3.
Metode Pengambilan Sampel Responden diambil dengan menggunakan metode Quota Sampling, yaitu metode
pengambilan sampel berdasarkan jatah (kuota) tertentu, di mana cara ini dilaksanakan berdasarkan purposive/kesengajaan (Soekartawi, 1995). Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara dan pencatatan. Teknik wawancara juga dilakukan dengan bantuan pengisian kuesioner oleh petani. Pengambilan sampel dilakukan
pada
kelompok tani ternak sapi penggemukan yang ada di Kecamatan Purwodadi. Jumlah kelompok tani ternak sapi penggemukan yang ada di Kecamatan Purwodadi adalah 7 kelompok tani ternak. Sampel yang diambil adalah sebanyak 10 petani peternak dari setiap kelompok, sehingga dapat diketahui jumlah keseluruhan sampel adalah sebanyak 70 responden. 3.4.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
1.
Hipotesis 1 dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda yang
diestimasi dengan teknik Ordinary Least Squares (OLS). Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi menggunakan persamaan berikut : 1.1.
Persamaan identitas biaya produksi usahatani padi BPUD= BTK + BSPUD……………………………………………………….5) BSPUD= BBUD + BPKUD +BOUD + BL………………...............................6)
di mana :
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
BPUD BTK BSPUD BBUD BPKUD BOUD BL 1.2.
= Biaya produksi usahatani padi(Rp/tahun) = Biaya tenaga kerja(Rp/tahun) = Biaya sarana produksi usahatani padi (Rp/tahun) = Biaya benih usahatani padi (Rp/tahun) = Biaya pupuk usahatani padi (Rp/Tahun) = Biaya obat-obatan usahatani padi (Rp/tahun) = Biaya lain-lain (Rp/tahun)
Persamaan produksi usahatani padi PROD lnPROD
= a(LAT, JBD, JPD, JOD, JTK, PT, PD ) = a0+a1 lnLAT+a2 lnJBD+a3 lnJPD+a4 lnJOD+a5 lnJTK+ a6 lnPT+a7 lnPd……………………………………..7)
di mana : PROD LAT JBD JPD JOD JTK PT Pd 2.
= Produksi usahatani padi (Kg/tahun) = Luas lahan usahatani padi (ha) = Jumlah benih usahatani padi (Kg/tahun) = Jumlah pupuk usahatani padi (Kg/tahun) = Jumlah obat-obatan usahatani padi (Liter/tahun) = Jumlah tenaga kerja (HOK/tahun) = Pengalaman bertani (tahun) = Pendidikan
Hipotesis 2 dianalisis dengan cara menghitung kontribusi masing-masing usaha
baik usahatani padi maupun usaha sapi potong dan usaha lain terhadap pendapatan total keluarga petani dengan menggunakan persamaan berikut : 3.1.
Persamaan identitas pendapatan total keluarga petani
PTKP = PUT + PUSP + PUL…………………………………………………. 8) PUT = PUD + PUJ……………………………………………………………9) di mana : PTKP PUT PUD PUJ PUSP PUL
= Pendapatan total keluarga petani (Rp/tahun) = Pendapatan usahatani (Rp/tahun) = Pendapatan usahatani padi (Rp/tahun) = Pendapatan usahatani jagung (Rp/tahun) = Pendapatan usaha sapi potong (Rp/tahun) = Pendapatan usaha lain (Rp/tahun)
Analisis kontribusi pendapatan diperoleh dengan cara membandingkan antara pendapatan masing-masing usaha dengan pendapatan total keluarga petani dalam satu tahun dikalikan 100% yaitu dengan rumus : Kontribusi PUD = PUD x100 %. PTKP
.................................................................
Keterangan :
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
10)
PUD = Pendapatan usahatani padi (Rp/tahun) PTKP = Pendapatan total keluarga petani (Rp/tahun) Analisis kontribusi pendapatan juga dapat dilihat dari nilai B/C ratio. Nilai B/C ratio dapat diketahui melalui rumus : B/C ratio = Pendapatan Rata - rata Biaya Total Rata - rata ..................................................................11)
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Pendapatan Total Keluarga Petani Pendapatan total keluarga petani berasal dari penjumlahan antara pendapatan usahatani padi, pendapatan usahatani jagung, pendapatan usaha penggemukan sapi potong, dan pendapatan dari usaha lain. 4.2. Usaha Pokok Responden Mata pencaharian utama responden yang dijadikan sebagai sumber pendapatan pokok keluarga adalah usahatani. Usahatani yang dominan di daerah penelitian adalah usahatani padi dan jagung dengan pola tanam padi-padi-jagung. Musim tanam padi I (MTP I) jatuh pada bulan Oktober - Januari, sedangkan musim tanam padi II (MTP II) jatuh pada bulan Pebruari – Mei. Musim tanam III yaitu pada bulan Juni – September adalah musim kemarau di mana petani menanam jagung pada lahan sawah. 4.3. Usaha Sampingan Responden Usaha sapi potong menjadi usaha sampingan yang merupakan salah satu sumber pendapatan keluarga petani. Usaha sapi potong merupakan usaha yang strategis di daerah penelitian karena sebagaian besar pakan utama berasal dari jerami padi dan jerami jagung. Di samping usaha sapi potong, sumber pendapatan keluarga petani juga berasal dari usaha lain yaitu berdagang/warung, buruh proyek, jasa angkutan/supir, dll. 4.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani padi Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi digunakan analisis linear berganda yang di estimasi dengan teknik Ordinary Least Square (OLS). Sebelum membuat model persamaan regresi linear berganda harus dilakukan beberapa pengujian asumsi klasik sebagai berikut :
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
a) Uji Asumsi Klasik 1.
Uji Multikolonieritas Berdasarkan Tabel nilai Tolerance pada Tabel Coefficients
a
tidak
menunjukkan adanya variabel independen yang memiliki nilai Tolerance yang kurang dari 0,10 ( variabel independen > 0,10 ) sehingga variabel independen bebas dari adanya multikolonieritas. 2.
Uji Autokorelasi Berdasarkan nilai DW dalam Tabel Summary, nilai DW = 1,734. Oleh karena nilai DW 1,734
di mana nilai
du =1,837 dan dl =1,401 yang
menunjukkan bahwa dl ≤ d ≤ du berarti tidak ada autokorelasi positif. 3.
Uji Heterokedastisitas Pengujian heterokedastisitas dilakukan dengan uji White yaitu dengan grafik scatterplot.
Berdasarkan pada grafik scatterplots terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat diketahui bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan menganalisis grafik normal plot berikut :
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
Hasil pengujian berdasarkan Normal P-P Plot Residual dapat dilihat bahwa residual terdistribusi secara normal. Hal ini terlihat dari data yang tersusun mengikuti arah garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas residual. 5. Uji Reabilitas dan Validitas Nunnally dalam Ghozali ( 2006 ) menjelaskan bahwa suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha melebihi 0,60. Hasil pengujian yang dilakukan pada variabel produksi dan faktor-faktor yang mempengaruhi produksi menunjukan nilai Cronbach Alpha 0,697 yang hal ini berarti bernilai reliable, karena nilainya lebih besar dari 0,60. Sedangkan untuk menguji validitas data dilihat dari korelasi antara masing – masing variabel baik produksi maupun faktor-faktor yang mempengaruhi produksi signifikan pada 0,01 dan 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa masing – masing indikator pertanyaan adalah valid. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi usahatani padi di Kecamatan Purwodadi dapat dilihat pada Tabel 4.1.
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
Tabel 4.1. Hasil Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Purwodadi. No Variabel Koefisien Prob Prop. F- R-squared Adjusted R-squared hit 1. Intersep 4.387 0.000 0.984 0.983 LnJBD 0.000 LnJPD 0.216*** 0.000 LnJOD 0.397 LnJTK 0.459*** 0.000 LnLAT 0.013 0.008 LnPT 0.201 LnPd 0.208*** 0.819 0.110** 0.019 -0.04 Keterangan : *signifikan pada α=10%; ** signifikan pada α=5%; ***signifikan pada α=1%; Hasil analisis berdasarkan Tabel 4.1. dengan menggunakan SPSS 16 untuk hipotesis pertama diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut : LnPROD = 4,387 + 0,216 LnJBD + 0,459 LnJPD + 0,013 LnJOD + 0,208 LnJTK + 0,110 LnLAT + 0,019 LnPT - 0,04 LnPd……………………………………………………… 12) di mana : PROD = Produksi padi JBD = Jumlah benih JPD = Jumlah pupuk JOD = Jumlah obat-obatan JTK = Jumlah tenaga kerja LAT = Luas lahan PT = Pengalaman bertani Pd = Pendidikan Hasil analisis bersadarkan Tabel 4.1. dapat dilihat nilai adjusted R2 sebesar 0,984 yang artinya adalah bahwa sebesar 98,4 % variabel produksi usahatani padi dapat dijelaskan oleh variabel jumlah benih,
jumlah pupuk, jumlah obat, jumlah
tenaga kerja, luas lahan, pengalaman bertani, pendidikan, sedangkan sisanya sebesar 1,6 % dijelaskan oleh sebab sebab lain diluar model, dengan demikian model dikatakan cocok. Secara serempak (uji F) diperoleh nilai probabilitas 0,000. Oleh karena nilai probailitas F jauh lebih kecil dari 0,05 , maka dapatlah disimpulkan bahwa secara serempak, hasil koefisien regresi variabel independen jumlah benih, jumlah pupuk,
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
jumlah obat, jumlah tenaga kerja, luas lahan, pengalaman bertani, dan pendidikan berpengaruh nyata terhadap variabel dependen produksi padi. Secara parsial (uji t) dapat diketahui tingkat signifikansinya sebagai berikut : 1. Nilai Probabilitas Sig. t pada variabel jumlah benih = 0,00 ( < 0,05 ) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel jumlah benih berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Nilai koefisien regresi sebesar 0,216 berarti bahwa setiap kenaikan jumlah benih sebesar 1 satuan akan meningkatkan produksi padi sebesar 0,216. Jumlah benih berpengaruh positif terhadap produksi padi di mana semakin banyak benih padi yang ditanam maka semakin tinggi pula produksi padi yang dihasilkan. Hal ini sejalan dengan luas lahan yang digarap untuk menanam padi, di mana semakin luas lahan yang digarap maka semakin banyak benih yang dibutuhkan. 2. Nilai Probabilitas Sig. t pada variabel jumlah pupuk = 0,00 ( < 0,05 ) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti jumlah pupuk berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Nilai koefisien regresi sebesar 0,459. berarti bahwa setiap kenaikan jumlah pupuk sebesar 1 satuan akan meningkatkan produksi padi sebesar 0,459. Jumlah pupuk berpengaruh terhadap produksi padi karena pemupukan bertujuan untuk meningkatkan atau mempertahankan kesuburan tanah. Kesuburan tanah akan membuat tanaman tumbuh subur sehingga akan meningkatkan produksi. Pupuk yang digunakan petani di daerah penelitian adalah pupuk non organik yaitu pupuk Urea, SP36 dan KCL. 3. Nilai Probabilitas Sig. t pada variabel jumlah obat-obatan = 0,397 ( > 0,05 ) maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti secara parsial variabel jumlah obat-obatan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Jumlah Obat-obatan tidak berpengaruh terhadap produksi padi karena berdasarkan kenyataan di lapangan bahwa obat-obatan/pestisida hanya digunakan petani pada saat tanaman terserang hama dan penyakit. Dalam hal ini fungsi dari obat-obatan bukan untuk meningkatkan produksi melainkan untuk melindungi dan mempertahankan produksi dari ancaman hama dan penyakit. Di samping itu juga, hama padi yang sering dihadapi petani adalah hama wereng di mana hama tersebut muncul pada saat-saat tertentu saja berdasarkan kondisi dari cuaca atau alam,
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
sehingga pestisida hanya digunakan pada saat munculnya hama wereng. Dalam satu periode tanam padi, petani hanya melakukan 3-6 kali penyemprotan sehingga tidak membutuhkan jumlah pestisida yang besar. 4. Nilai Probabilitas Sig. t pada variabel jumlah tenaga kerja = 0,00
(<
0,05 ) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti jumlah tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Nilai koefisien regresi sebesar 0,208 berarti setiap kenaikan jumlah tenaga kerja sebesar 1 satuan akan meningkatkan produksi padi sebesar 0,208. Jumlah tenaga kerja berpengaruh positif terhadap produksi padi karena kebutuhan tenaga kerja sejalan dengan luas lahan yang digarap, di mana semakin luas lahan garapan maka semakin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan. Secara teori semakin luas lahan yang digarap maka semakin tinggi pula produksi dan keuntungan yang diterima. 5. Nilai Probabilitas Sig. t pada variabel luas lahan = 0,008 ( < 0,05 ) maka H0 ditolak dan H1 diterima, yang berarti variabel luas lahan berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Nilai koefisien regresi sebesar 0,110 berarti setiap kenaikan luas lahan sebesar 1 satuan akan meningkatkan produksi padi sebesar 0,110. Luas lahan yang digunakan untuk menanam padi berpengaruh positif terhadap produksi padi. Menurut Moehar (2001), bahwa luas garapan lahan pertanian adalah suatu hal yang sangat penting dalam proses produksi usahatani dan usaha pertanian. Semakin sempit kepemilikan lahan dalam usahatani maka semakin tidak efisien usahatani yang dilakukan. 6. Nilai Probabilitas Sig. t pada variabel pengalaman bertani = 0,201 ( > 0,05 ) maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti secara parsial variabel pengalaman bertani tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Pengalaman bertani tidak berpengaruh terhadap produksi padi karena adanya keterbatasan modal yang dimiliki petani untuk menerapkan hal-hal yang sebenarnya sudah diketahui petani sebelumnya. Sehingga pengaruh yang muncul dari kondisi ini adalah penanganan yang tidak maksimal sehingga proses inovasi dan pengembangan akan terhambat. Hal ini sesuai dengan pendapat Moehar (2001) yang menyatakan bahwa dalam mengambil keputusan petani sering kali berdasarkan kebiasaan, naluri, atau mencontoh pada petani lain. Sehingga walaupun mereka
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
mengetahui dan memahami teknologi, pada prakteknya mereka tetap saja melakukan berdasarkan kemampuan dan dana yang tersedia.Hal lain juga yang sering dilakukan petani adalah pada saat pemberian pupuk mereka berpedoman pada keadaan tanaman. Apabila petani melihat keadaan tanaman kurang subur dan dana tersedia, maka petani akan menambahkan pupuk sesuai perhitungan dan kemampuan mereka sendiri sekalipun itu disadari sudah melebihi dosis atau takaran. Berlaku juga sebaliknya pada saat petani tidak mempunyai cukup dana maka dengan terpaksa tanaman tidak dipupuk atau hanya menggunakan sekedar menurut kemampuan bukan menurut teknologi. Keadaan seperti inilah yang sangat mempengaruhi terhadap produksi ( Moehar, 2001). 7. Nilai Probabilitas Sig. t pada variabel pendidikan = 0,819( > 0,05 ) maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti secara parsial variabel pendidikan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi padi. Tingkat pendidikan formal yang dimiliki petani tidak berpengaruh terhadap produksi padi karena sebagian besar petani adalah lulusan SD/Sederajat. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tingkat pendidikan formal yang telah dicapai petani masih tergolong rendah. Rendahnya pendidikan ini akan menyebabkan petani kesulitan dalam menyerap informasi dan inovasi teknologi. Nilai koefisien regresi dari pendidikan adalah negatif yang berarti tingkat pendidikan formal petani yang semakin tinggi akan menurunkan produksi padi. Keadaan ini sesuai dengan penelitian Bagamba dalam Nansi (2011) yang menyatakan bahwa pendidikan formal memberikan dampak negatif terhadap kegiatan usahatani namun memberikan dampak positif terhadap kegiatan non usahatani. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan formal yang dimiliki oleh seseorang maka semakin sedikit waktu yang dicurahkan terhadap usahatani. Semakin tinggi pendidikan maka semakin tinggi waktu yang dicurahkan terhadap non usahatani karena dengan pendidikan yang semakin tinggi seseorang akan memiliki keahlian atau pengetahuan untuk bekerja di luar usahatani. Dalam model fungsi produksi Cobb Douglas nilai koefisien regresi merupakan nilai elastisitas dari masing-masing variabel tersebut, sedangkan penjumlahan dari nilainilai elastisitas dapat digunakan untuk menduga keadaan skala usaha. Hasil penjumlahan koefisien regresi secara keseluruhan dapat diketahui bahwa nilai elastisitas
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
produksi adalah sebesar 0,98, artinya setiap kenaikan masing-masing variabel sebesar 1 % akan meningkatkan produksi padi sebesar 0,98. Nilai elastisitas produksi berada antara 0-1 maka produksi berada pada daerah rasional yang disebut dengan skala kenaikan hasil yang semakin berkurang (decreasing return to scale), di mana pada tingkat penggunaan faktor produksi tertentu akan tercapai keuntungan maksimum. Dalam hal ini petani sudah dapat menetapkan penggunaan faktor produksi secara optimal untuk mencapai produksi keuntungan maksimal. 4.5. Pendapatan Usaha Lain Pendapatan usaha lain berasal dari luar usahatani dan usaha ternak sapi potong yang terdiri dari berbagai jenis usaha. Adapun jenis usaha lain yang dimiliki petani antara lain berdagang/warung, buruh proyek, buruh tani, jasa angkutan/supir, dll. Ratarata pendapatan yang diperoleh petani dari usah lain adalah Rp 2.538.089,70 per tahunnya. 4.6. Kontribusi Usaha Perhitungan rata-rata kontribusi usaha terhadap pendapatan total keluarga petani dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Rata-rata Pendapatan dan Kontribusi Masing-masing Usaha per No.
1. 2. 3. 4. 5.
Jenis Usaha
Usahatani Padi (PUD) Usahatani jagung (PUJ) Usaha Penggemukan sapi(PUSP) Usaha lain (PUL) Pendapatan (PTKP)
Rata-rata
Kontribusi
---Rp--19.556.064,01 5.817.744,54 6.952.664,29 2.538.089,71 34.864.563,55
---(%)--54,69 16,16 22,07 7,08 100
Tahun B/C ratio 3,4 2,2 1,7 -
Hasil analisis berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa rata-rata pendapatan keluarga petani adalah Rp 34.864.563,55 per tahun. Pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi memberikan kontribusi tertinggi yaitu sebesar 54,69 % terhadap pendapatan total keluarga petani. Pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani jagung memberikan kontribusi sebesar 16,16 % terhadap pendapatan total keluarga petani. Pendapatan yang diperoleh petani dari usaha penggemukan sapi potong memberikan kontribusi sebesar 22,07 % terhadap pendapatan total keluarga petani.
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640
Kontribusi pendapatan dari usaha lain adalah sebesar 7,08 % terhadap total pendapatan keluarga petani.
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut : 1. Faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap produksi padi adalah jumlah benih, jumlah pupuk, jumlah tenaga kerja, dan luas lahan. 2. Usahatani padi memberikan kontribusi sebesar 54,69 % terhadap pendapatan keluarga petani. 5.2.
Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah 1). Petani perlu
mengurangi pemakaian pupuk anorganik untuk mengurangi biaya produksi. 2) Petani perlu mengurangi penggunaan tenaga kerja upahan untuk mengurangi biaya produksi.
DAFTAR PUSTAKA
Dani, H. 1996. Kamus Ilmiah Populer. Gita Media Press.Surabaya. Ekowati. T. 2011. Analisis Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berbasis Agribisnis Di Jawa Tengah. Program Pascasarjana Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Ghozali. I. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang. Gumbira. E dan Harizt. A. 2001. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Jakarta. Moehar. 2001. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta. Mubyarto, 1994. Politik Pertanian dan Pembangunan Pedesaan Sinar Harapan, Jakarta. Nansi. 2011. Analisis Pengambilan Keputusan Pilihan Tujuan Usaha dan Ekonomi Rumah Tangga Tani Peternak Babi Di Kabupaten Minahasa. Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Riduwan. 2008. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfabeta. Bandung. Soekartawi. 1994. Teori Ekonomi Produksi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. Tohir. A.K. 1991. Ilmu Usaha Tani Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta Tohir. A.K. 1993. Seuntai Pengetahuan Usaha Tani Indonesia. Rineka Cipta. Jakarta. Yandianto. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Penerbit M2S, Bandung.
JURIDIKTI , Vol. 6 No. 2, Agustus 2013 ISSN LPI 1979- 9640