ISSN : 1412 - 0860
JURNAL TEKNIK SIPIL VOL. 11, NO. 2, AGUSTUS 2011 PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONTRAKTOR UNTUK MENGIKUTI TENDER Ir. Edy Santosa, MMT. 1 INVESTIGASI KEBOCORAN AIR PADA INSTALASI PDAM Ronny D. Nasihien, ST.,MT. 10 KINERJA LALU LINTAS JALAN NASIONAL KAB. SIDOARJO Adhi Muhtadi, ST., SE., M.Si. 17 KOMBINASI MUTU BETON K225, MUTU BAJA U-24 DAN U-32 UNTUK STRUKTUR GEDUNG DUA LANTAI M. Ikhsan Setiawan, ST.,MT. 26 PEMODELAN DAN SIMULASI KEBERANGKATAN DAN KEDATANGAN KERETA API SERTA PERJALANAN ANTAR STASIUN Slamet Winardi, ST.,MT dan M. Aminullah, SKom. 37 PALANG PINTU PERLINTASAN KERETA API DAN TRAFFIC LIGHT OTOMATIS MENGGUNAKAN COUNTDOWN TIMER SENSOR INFRA MERAH DAN SENSOR ULTRA SONIC BERBASIS MICROCONTROLLER Made Kamisutara, ST.,M.Kom dan Slamet Winardi, ST.,MT 48 NEUTRON
VOL. 11
NO.2
HLM. 1 - 56
Surabaya Agustus 2011
ISSN 1412 – 0860
Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Narotama Surabaya fakultasteknik.narotama.ac.id
DAFTAR ISI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KONTRKTOR UNTUK MENGIKUTI TENDER Ir. Edy Santosa, MMT. 1 INVESTIGASI KEBOCORAN AIR PADA INSTALASI PDAM Ronny D. Nasihien, ST.,MT. 10 KINERJA LALU LINTAS JALAN NASIONAL KAB. SIDOARJO Adhi Muhtadi, ST., SE., M.Si. 17 KOMBINASI MUTU BETON K225, MUTU BAJA U-24 DAN U-32 UNTUK STRUKTUR GEDUNG DUA LANTAI M. Ikhsan Setiawan, ST.,MT. 26 PEMODELAN DAN SIMULASI KEBERANGKATAN DAN KEDATANGAN KERETA API SERTA PERJALANAN ANTAR STASIUN Slamet Winardi, ST.,M.Kom dan M. Aminullah, SKom. 37 PALANG PINTU PERLINTASAN KERETA API DAN TRAFFIC LIGHT OTOMATIS MENGGUNAKAN COUNTDOWN TIMER SENSOR INFRA MERAH DAN SENSOR ULTRA SONIC BERBASIS MICROCONTROLLER Made Kamisutara, ST.,M.Kom dan Slamet Winardi, ST.,MT 48 NEUTRON
VOL. 11
NO.2
HLM. 1 - 56
Surabaya Agustus 2011
ISSN 1412 – 0860
Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil Universitas Narotama Surabaya fakultasteknik.narotama.ac.id
PELINDUNG Dekan Fakultas Teknik Sipil PENANGGUNG JAWAB Ketua Prodi Teknik Sipil DEWAN REDAKSI Sri Wiwoho M (Ketua), Ronny Durotun Nasihien (Sekretaris), M. Ikhsan Setiawan, Ahmad Muchtar, Arifin, Sri Utami, Adi Prawito, Koespiadi, Singgih SS, Helmy Darjanto, (Anggota) PENERBIT Prodi Teknik Sipil Universitas Narotama Jl. Arief Rachman Hakim No.51 Surabaya 60117 Telp.031-5946404 Fax.031-5931213 e-mail :
[email protected]
Pemodelan dan Simulasi Keberangkatan dan Kedatangan Kereta Api Serta Perjalanan Antar Stasiun
37
PEMODELAN DAN SIMULASI KEBERANGKATAN DAN KEDATANGAN KERETA API SERTA PERJALANAN ANTAR STASIUN 1)
Slamet Winardi1), Muchamad Aminullah2) Program Studi Sistem Komputer, Universitas Narotama 2) Alumni Jurusan Teknik Informatika, ITATS ABSTRAK
Permodelan (modelling) berarti mengubah system dalam dunia nyata (real world) menjadi bentuk persamaan matematika. Modelling diartikan sebagai usaha menirukan proses real world system dalam usaha untuk memahaminya. Hal tersebut dilakukan dengan menyusun hubungan-hubungan fisik dari sistem sesungguhnya dengan menggunakan ilmu alam (fisika dan atau atau kimia). Tanggapan sistem dinamik dapat diperoleh, jika persamaan differensial tersebut dicari solusinya. Banyak metode untuk mencari solusi persamaan differensial system, misalnya dengan menggunakan Tranformasi Laplace atau metode ruang keadaan (state space). Tujuan dibuatnya skripsi ini untuk memvisualisasikan dari jadwal kereta api jalur dari Porong, Tanggulangin, Sidoarjo atau sebaliknya. Langkah selanjutnya adalah dicari kepadatan dari jalur kereta Porong, Tanggulangin dan Tanggulangin, Sidoarjo sehingga didapat hasil simulasi diperoleh kesimpulan bahwa jalur tersebut dibuat jalur ganda atau tidak. Kata Kunci: Pemodelan, Simulasi, Sistem dinamik
PENDAHULUAN Relasi yang saling terkait akan membentuk suatu putaran relasi yang saling memberikan masukan dan menghasilkan keluaran satu dengan yang lain. Sehingga terjadi suatu mata rantai sebab akibat yang menyebabkan tejadinya sistem. Dampak perubahan yang dialami sistem dapat menghasilkan dampak didalam sistem, dalam perubahan itu sendiri ada yang positif (diinginkan) dan ada yang negatif (tidak diinginkan). Sebagai contoh, perubahan jadwal keberangkatan yang terjadi dalam sistem perjalanan kereta api bisa saja mengakibatkan terjadinya tabrakan dan merupakan dampak negatif. Adanya pemodelan dan simulasinya dapat menjadi perwakilan untuk mengetahui sistem yang terjadi didalamnya tanpa menghabiskan biaya yang banyak. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, semakin bertambah pula kemampuan komputer dalam membantu menyelesaikan permasalahan diberbagai bidang. Mempertimbangkan kondisi itu penyusun mencoba membuat sistem pendukung keputusan dengan memodelkan serta mensimulasikan sistem perjalan kereta api kedalam software aplikasi, sehingga dapat memberikan masukan untuk menentukan kebijakan-kebijakan seputar jadwal keberangkatan dan jalur mana saja yang sangat membutuhkan sekali untuk menjadi double track. DASAR TEORI Pemodelan dan Klasifikasi model Pemodelan adalah penggambaran sistem nyata menjadi sebuah model yang berupa perilaku, bentuk fisik dan karakteristik lain yag mirip dengan sistem riel. Pemodelan merupakan proses pokok dalam pembuatan simulasi. Model yang baik model yang baik adalah modela yang efisien dan dapat diterapkan dalam program komputer. Model mungkin tidak harus detail, bisa hanya berisi perilaku pokok dari sistem, aspek lain yang tidak berpengaruh terhadap tujuan simulasi tidak perlu dimasukkan karena akan megaburkan perilaku sistem.
38
NEUTRON, VOL.11, NO.2, AGUSTUS 2011: 37-47
Model bisa berupa ikonik, analog dan simbol. Model ikonik yaitu berupa miniatur fisik dari sistem nyata. Misalnya planetarium untuk sistem angkasa raya, globe untuk sistem bumi. Model analog berupa perilaku sistem nyata misal model aliran air dalam pipa, model aliran listrik dalam kawat. Model simbol tidak berupa fisik namun menggambarkan secara logika hubungan kerja dari sistem nyata model ini biasanya berupa rumusam matematika. Kerena simulasi melibatkan proses pemodelan maka model yang akan dipilih harus efisien dan mampu diimplementasikan dalam bentuk program komputer. Dari bentuk-bentuk model diatas maka model yang cocok diterapkan dalam simulasi ini adalah simbol, karena model ini berupa flow logic dari sistem. Klasifikasi model : A. Model Diskrit dan Model Kontinyu Klasifikasi diatas berdasarkan pada jenis dari variabel yang digunakan. Model diskrit jika variabel yang digunakan terbatas atau variabel akan berubah secara diskrit, variabel waktu merupakan variabel yang membedakan diskrit dan kontinyu. Jika variabel berubah tidak kontinyu terhadap waktu maka model adalah diskrit dan sebaliknya variabel berubah secara kontinyu terhadap waktu maka model kontinyu. Didalam proses kimia, proses suhu dan tekanan rata-rata adalah model kontinyu. Sistem antrian penumpang, waktu pelayanan loket dan kedatangan kereta adalah diskrit terhadap waktu. Model diskrit menganggap variabel waktu sebagai variabel kontinyu tetapi perubahan-perubahan di dalam sistem tidak terjadi secara kontinyu. B. Model Probabilistik dan Model Deterministik Klasifikasi ini masih berdasarkan variabel, jika variabel yang dipakai melibatkan proses probabilitas maka model yang dihasilkan adalah probabilisstik. Misalnya model kedatangan calon penumpang kereta, nilai kedatangan calon penumpang tidak dapat ditentukan secara pasti. Jika variabel yang dipakai adalah variabel jelas menggambarkan prilaku sistem nyata maka digolongkan model deterministik, misalnya sebuah persamaan matematika yang memodelkan gaya pegas. C. Model Statik dan Model Dinamik Klasifikasi ini didasarkan pada berubah atau tidak berubahnya variabel terhadap waktu, jika variabel tetap atau tidak berubah terhadap waktu maka model adalah model static, jika variabel berubah terhadap waktu maka model adalah dinamik. Contoh dari model dinamik misalnya jumlah yang antri dipusat penjualan bensin akan selalu berubah setiap saat. D. Model Terbuka dan Model Tertutup Klasifikasi ini didasarkan pada jenis input data. Model terbuka jika data berasal dari luar sistem. Sebagai contoh adalah stasiun kereta penumpang yang datang adalah dari luar sistem. Model tertutup jika tidak ada input data mengalir dari satu subsistem yang lain dan akhirnya kembali lagi ke subsistem yang pertama. 2. Penggunaan Simulasi Didalam memecahkan suatu masalah orang akan menggunakan metode analitik sebagai alat pemecahannya. Hal ini dapat dijumpai pada masalah optimasi proses suatu pabrik sering menggunakan persamaan linier. Untuk persamaan yang lebih komplek yaitu banyak persamaan-persamaan maka dilakukan dengan persamaan non linier. Penyelesaian metode diatas masih dilakukan dengan asumsi-asumsi tersebut dan penyederhanaan yang sedemikian rupa sehingga memungkinkan metode analitik dapat diterapkan. Dalam beberapa metode analitik masih memungkinkan untuk membantu proses pengambilan keputusan, dalam kasus yang lain yaitu untuk sistem yang sangat kompleks maka metode analitik sangat sulit untuk diterapkan. Pemecahan yang lain yaitu dengan metode simulasi dengan menggambarkan perilaku sistem dan memberikan serangkaian data percobaan maka akan diperoleh beberapa reaksi sistem seperti reaksi sistem yang nyata.
Pemodelan dan Simulasi Keberangkatan dan Kedatangan Kereta Api Serta Perjalanan Antar Stasiun
39
Penggunaan simulasi akhirnya dapat memberikan wawasan tertentu dalam masalah manajemen yang tidak mungkin atau terlalu sulit jika diselesaikan dengan metode analitik. Tidak cukupnya waktu untuk mengoperasikan sistem secara ekstensif juaga akan menyulitkan dalam obsevasi sistem misalnya dalam observasi populasi penduduk dunia maka kita tidak mungkin menunggu hasilnya dalam beberapa tahun. Dengan membuat model dan mensimulasikannya maka hasilnya dapat diperoleh lebih cepat. F O R M U L A S IK A N R E N C A N A D A N R E N C A N A S T U D I
K U M P U L K A N D A T A D A N D E F IN IS IK A N M O D E L
V A L ID ?
B U A T P R O G R A M K O M P U T E R D A N L A K U K A N V E R IF IK A S I
L A K U K A N K E G IA T A N P E R C O B A A N
V A L ID ?
R A N C A N G E K S P E R IM E N
L A K U K A N K E G IA T A N
A N A L IS IS D A T A D A N O U T P U T
D O K U M E N T A S I, P R E S E N T A S I D A N IM P L E M E N T A S I H A S IL
Gambar 1 Diagram Langkah-Langkah Simulasi Dasar-Dasar Pemrograman Delphi Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa Delphi merupakan hasil pengembangan dari bahasa Pascal. Oleh karena itu, kita tidak bisa meninggalkan sepenuhnya bahasa pemrograman Pascal itu sendiri. Apabila kita menggunakan Borland Delphi, maka dapat dilihat bahwa dari struktur program, aturan pemberian nama suatu pengenal, yaitu antara lain : unit program, tipe, konstanta, variabel, fungsi, prosedur, tipe data, serta operator yang ada dan hirarkinya, serta statemennya tidak berbeda jauh dari Turbo Pascal. Disamping itu, untuk menguasai dasar-dasar Borland Delphi, kita masih dituntut untuk minimal mengetahui tentang penggunaan VCL (Visual Component Library) ataupun Non VCL, konsep OOP (Object Oriented Programming), konsep Database, dan bahasa assembly (karena bahasa Assembly sudah built in dalam Borland Delphi). Adanya fasilitas dari Borland Delphi yang sudah built in assembly, maka Borland Delphi dapat dipakai sebagai salah satu software yang dapat untuk mengontrol peralatan diluar komputer dengan menggunakan metode interfacing. Database Basis data (database) merupakan kumpulan data yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. Dapat juga dikatakan bahwa sebuah database adalah kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronik. Untuk dapat
40
NEUTRON, VOL.11, NO.2, AGUSTUS 2011: 37-47
merancang database yang dapat digunakan secara optimal Kita harus memperlihatkan konsistensi dan integrasi data. Kesulitan utama dalam merancang database adalah bagaimana merancang database yang dapat memenuhi kebutuhan saat ini dan masa yang akan datang. Relational diagram merupakan gambaran tabel-tabel yang dihasilkan dari pembuatan ERD. Pada tabel-tabel dikenal beberapa konsep atau istilah, yaitu : Field / atribute kunci .Setiap file selalu terdapat kunci dari file berupa satu field atau satu set field yang dapat mewakili record. Dengan adanya kunci dari masing-masing tabel akan memudahkan dalam hal pencarian data. Konsep Dasar Entity Relation Diagram (ERD) Entity Relation Diagram (ERD) adalah suatu model jaringan (network) yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak. Tujuan utama dari penggambaran ERD adalah untuk menunjukkan struktur objek data (entity) dan hubungan (relationship) yang ada pada objeh tersebut. ERD berguna bagi profesional. Analisis Kebutuhan Sistem Sistem yang akan dibangun merupakan sistem sebuah simulasi perjalanan kereta api sebagai acuan pengambilan keputusan dalam hal memilih rute mana saja yang sangat membutuhkan double track sehingga dalam perkembangannya jadwal serta penambahan lalulintas kereta api bisa berjalan secara optimal, juga dalam hal biaya kita tidak menghambur-hamburkan uang untuk pembangunan double track karena dengan simulasi ini kita mengetahui rute mana saja yang memang sangat membutuhkan pembangunan double track sehingga biaya bisa ditekan serta kita juga bisa mengevaluasi jadwal perjalanan kerta api sehingga kita bisa mengetahui sejauh mana ketepatan jadwal keberangkatan dan kedatangan kereta api serta perjanannya antar stasiun. Untuk memulai pembuatan sistem ini, diperlukan beberapa data sebagai kebutuhan input maupun kebutuhan output. Adapun data yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut : 1. Kebutuhan Input Kebutuhan input yaitu data jenis kereta api beserta rute perjalannya serta jalur kereta api berdasarkan klasifikasi dari KAI. Komponen yang menentukan diantaranya nama kereta api, jadwal keberangkatan, lama perjalanan dan kecepatan kereta, lama menunggu disetiap stasiun, rute perjalanan dan jarak antar stasiun. Data ini akan diproses/dihitung secara matematis sehingga akan menghasilkan suatu nilai untuk evaluasi jadwal kereta api serta untuk mensimulasikan pejalanan kereta api serta memperoleh saran rute mana saja yang jarus menggunakan double track. 2. Kebutuhan Output Output sistem berupa rekomendasi rute mana saja yang membutuhkan double track dan simulasi serta evaluasi dari jadwal kereta api yang ada. Dimana nantinya akan ditampilkan simualsi perjalanan kereta api sesuai dengan data yang ada serta rekomendasi untuk penanmbahan double track pada rute yang memang sangat membutuhkan serta yang terakhir kita bisa melihat grafik evaluasi untuk perjalanan serta jadwal kereta api. Diagram Kontek Gambaran umum dari proses simulasi kereta api dapat dimodelkan dalam diagram kontek di bawah ini. Dalam diagram konteks ini terlihat entitas-entitas yang dibutuhkan oleh sistem yaitu admin dan manager. Manager harus melakukan login terlebih dahulu agar dapat masuk dalam sistem, manager hanya mempunyai kewenangan untuk melihat laporan-laporan dalam sistem. Sedankan admin mempunyai hak penuh dalam sistem mulai maintenance data, analisa data, simulasi data dan menyajikan laporan dari setiap proses yang terjadi kepada manajer. Adapun proses secara mendetail pada sistem simulasi kereta api ini dapat dilihat dari diagram jenjang berikut ini.
Pemodelan dan Simulasi Keberangkatan dan Kedatangan Kereta Api Serta Perjalanan Antar Stasiun
41
0 input data simulasi lama singgah input data simulasi stasiun singgah input data simulasi jadwal kereta input data simulasi nama kereta input data analisa stasiun singgah
konfirmasi login
input data analisa nama kereta
ADMIN
MANAGER
SIMULASI KERETA API
input data analisa lama sinngah input data anilisa jadwal kereta
login
login maintenence data report data simulasi report data analisa konfirmasi login
+
konfirmasi maintenence data
Gambar 2. Digram Kontek Simulasi Kereta Api Diagram Berjenjang Dalam diagram berjenjang menggambarkan tinjauan aliran data secara umum, secara garis besar pada sistem simulasi kereta api. Diagram berjenjang ini dapat kita lihat pada gambar 0 Pemodelandansimulasi kereta api
TopLevel
1p
2
3
4
Validasi logindan password
Analisa
Simulasi
MaintenanceData
Level 0
2.1p Perhitunganutiliti data kereta
2.2p
3.1p
Rekomendasi hasil utiliti datakereta
Proses dan perhitungan simulasi
3.3p Rekomendasi hasil simulasi
4.1p
4.3p
Maintenance DataKereta
Maintenance Jadwal Kereta
Level 1 4.2p
4.4p
Maintenance Data Stasiun
Maintenance Lama Singgah
Gambar 3. Diagram Jenjang
42
NEUTRON, VOL.11, NO.2, AGUSTUS 2011: 37-47
FLOWCHART PERMODELAN DAN SIMULASI START
V a r W a,W t,Ij,W s : R eal; K e reta, L m a , : Inte ger; T ib a, T ib a di : S tring;
A n alisa
T
Y S im ula si R ata – rata w a ktu antri
P roba bilitas ke re ta api a ntri
R a ta – ra ta idle jalur
R ata rata pe rja lan an
U tilitas = 1-R a ta-rata id le jalu r
U tilitas
Y
T
S in gle track
D oub le tra ck
END
Gambar 4. Flowchart Program Utama Process Interaction Approach Dalam pendekatan ini, semua proses dari sebuah entity digunakan sebagai dasar logocal building block dari sebuah model simulasi. Proses ini didefinisikan sebagai tahapan operasi yang harus dilalui oleh suatu entity selama berada dalam sistem. Jadi process-base executive membutuhkan pengetahuan tentang tiap entity dalam prosesnya dan membutuhkan sesuatu untuk menghentikan dan memulai pergerakan entity dalam prosesnya. Process-based executive memiliki tugas pada setiap titik waktu dalm simulasi untuk menggerakkan entity yang ada sejauh mungkin dalam prosesnya, pergerakan dari entity dihentikan sementara dengan satu dari dua hal : 1. Unconditional delays : hal ini terjadi ketika pergerakan entitidihentikan sementara waktu sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya, hal ini biasanya merupakan transisi dari satu state ke state berikutnya. 2. Conditional delays : Hal ini tetrjadi ketika pergerakan entity pada prosenya dihentikan sampai kondisi tertentu dapat dipenuhi. Titik dimana entity-entity mungkin di delay disebut re-activition points. Process-based executive membuat sebuah record untuk setiap entity yang berisi informasi tentang : 1. waktu Re-activation (jika diketahui).
Pemodelan dan Simulasi Keberangkatan dan Kedatangan Kereta Api Serta Perjalanan Antar Stasiun
43
2. waktu Re-activation berikutnya. Kemudian executive membuat dua daftar dari record-record tersebut : 1. Future event list: merupakan daftar yang diurut secara kronologis dari record-record entity yang pergerakannya dihentikan secara unconditional. Daftar tersebut diurutkan berdasar waktu reactivation dari entity-entity yang recordnya ada didalam list. Hanya entity-entity dengan waktu reactivation didepan (setelah) waktu simulasi yang muncul pada daftar ini. 2. Current event list: berisi dua tipe entiti. Pertama entity dengan unconditional delayed dan waktu re-activationnya terjadi pada saat ini, kedua entity dengan conditional delays. Kedua list tersebut kemudian digunakan oleh executive untuk mengoperasikan siklus tiga fase pada tiap-tiap waktu simulasi sebagai berikut : 1. Future event scan: digunakan untuk menentukan waktu dari event yang akan datang. 2. Move Beetwen List: entity-entiti pada future event list yang waktui re-activation-nya sama dengan waktu simulasi yang baru (siklus 1) digerakkan dari future event list menuju current event list. 3. Curent event scan: executive menggerakan tiap-tiap entity pada current event list sejauh peosenya (sesuai kondisi yang diinginkan). Untuk kemudian entity akan menyelesaikan pergerakannya sesuai dengan prosenya atau terdelay secara conditional atau unconditional. Jika terhenti secara unconditional maka recordnya akan digerakkan pada event future list. Customer proses
Generate time of next arrival pia
Schedule next arrival
Queue exist
yes
Add customer to queue
no no Server free
Wait until head of queue dan serve free
yes
Engage server file customer from queue
Conditional reactivation point
Generate service time
Schedule end of service Unconditional reactivation point
Gambar 5 Diagram Costumer Proses
44
NEUTRON, VOL.11, NO.2, AGUSTUS 2011: 37-47
S ta rt
F u tu re e v e n t s c a n
M o v e b e tw e e n lis t
C u rre n t e v e n t s c a n
Any m ovem ent
yes
no
T im e u p
no
yes s to p
Gambar 6 Diagram Executive Process Interaction Approach S tart
Future event scan
M ove betw een list
C urrent event scan
A ny m ovem ent
yes
no
Tim e up
no
yes stop
Gambar 7 Diagram Executive Process Interaction Approach
Pemodelan dan Simulasi Keberangkatan dan Kedatangan Kereta Api Serta Perjalanan Antar Stasiun
45
ANALISA dan LAPORAN Pada menu laporan terdapat bebrapa form yang di gunakan untuk melakukan analisa dari data yang ada dan menampilkan laporan. Tabel 1. Tampilan Analisa Porong - Tanggulangin
Tabel 2. Tampilan Analisa Tanggulangin - Sidoarjo
46
NEUTRON, VOL.11, NO.2, AGUSTUS 2011: 37-47
Tabel 3. Tampilan Analisa Tanggulangin - Porong
Tabel 4. Tampilan Analisa Sidoarjo - Tanggulangin
Pemodelan dan Simulasi Keberangkatan dan Kedatangan Kereta Api Serta Perjalanan Antar Stasiun
47
Simulasi Perjalanan Kereta Simulasi perjalanan kereta digunakan untuk menvisualisasikan untuk mengetahui tinggkat kepadatan kereta api, dan tampilannya seperti terlihat dibawah ini:
Gambar 8. Tampilan Simulasi Perjalanan Kereta Api KESIMPULAN Dari uraian pada bab-bab sebelumnya maka pemodelan simulasi keberangkatan dan kedatangan kereta api serta perjalanan antar stasiun, dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut: 1. Teknoligi ini dapat mensimulasikan sistem penjadwalan serta perjalanan kereta api. 2. Pemodelan simulasi keberangkatan dan kedatanagan kereta api serta perjalanan antar stasiun ini dapat memberikan masukan dalam menentukan kebijakan kebutuhan akan double track 3. Pemodelan simulasi keberangkatan dan kedatanagan kereta api serta perjalanan antar stasiun ini dapat memberikan masukan untuk menentukan kebijakan dalam setiap perubahan jadwal dalam perjalanan kereta api. Daftar Pustaka Edhy, Sutanta (2004), Sistem Basis Data, Surabaya: Graha Ilmu Madcon (2007), Panduan Pemrograman-Pemrograman Borland Delphi 7 Lengkap dengan Contoh Aplikasi, Yogyakarta: Penerbit Andi. Nugroho, Widodo (2002), Tip dan Trik Pemrograman Delphi, Jakarta: PT. Elex Media Computindo Prasetyo, Didik Dwi (2002), Aplikasi Database Client/Server Menggunakan Delphi dan My SQL, Jakarta: PT. Elex Media Computindo Pratama, Antony (2002), Pemrograman Borland Delphi 6, Yogyakarta: Penerbit ANDI. Robi’in, Bambang (2008), Manajemen dan Administrator Menggunakan SQL Server 2000, Yogyakarta: Penerbit Andi