PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
31 Maret 2012
31 Desember 2011
ASET ASET LANCAR
Kas dan Bank Piutang Usaha Kepada Pihak Ketiga Piutang Lain-Lain Persediaan Barang Uang Muka Pembelian Biaya Dibayar Dimuka Pajak Dibayar Dimuka
3h,4 5 3e,6 7 3k 3n,8
Jumlah Aset Lancar
1,233,231,224 30,952,061,114 495,874,500 32,689,762,094 11,940,184,848 335,129,450 2,631,871,634
1,289,600,795 25,827,204,691 339,405,062 31,824,235,422 8,569,269,596 400,012,545 1,626,330,747
80,278,114,864
69,876,058,857
5,101,677,983
ASET TIDAK LANCAR Aset Pajak Tangguhan
3n,8
5,033,845,782
Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi Penyusutan sebesar Rp 88.288.740.334,- dan Rp. 84.215.325.567,- ,-masing- masing pada tanggal 31 Maret 2012, 31 Desember 2011
3i,9
225,456,613,167
Aset Lain-Lain Jumlah Aset Tidak Lancar
JUMLAH ASET
-
207,116,000
295,215,649
230,697,574,949
5,396,893,632
310,975,689,813
75,272,952,489
Catatan atas laporan Keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
1
PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan
31 Maret 2012
31 Desember 2011
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK Utang Bank Utang Usaha Kepada Pihak Ketiga Biaya Yang Masih Harus Dibayar Utang Pajak
3g,10 3g,11 3n,8
Utang Lain-lain
3g
JUMLAH LIABILITAS JANGKA PENDEK Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
3p,20
Jumlah Liabilitas Pendapatan Ditangguhkan
13
1,293,719,862 29,621,589 110,583,507
1,384,633,969 36,017,501 464,841,461
19,565,840
15,421,548
1,453,490,798
1,900,914,479
3,187,913,465
3,079,040,991
4,641,404,263
4,979,955,470
-
-
EKUITAS Modal Saham - Modal dasar terdiri atas 21.000.000 saham seri A @Rp. 4.000, 80.000.000 saham seri B @Rp. 1.000 dan 2.669.840 saham seri C @Rp.100. Modal ditempatkan dan disetor penuh 10.774.600 saham seri A dan 64.647.600 saham seri B tahun 2011 dan 2010
Agio Saham
14
107,746,000,000
107,746,000,000
15
154,920,000
154,920,000
22,944,338,941
22,666,205,005
130,845,258,941
130,567,125,005
109,763,324,493
109,505,554,892
240,608,583,434
240,072,679,897
245,249,987,697
245,052,635,367
Saldo Laba Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk
Kepentingan Non Pengendali
13
Total Ekuitas JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
Catatan atas laporan Keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
2
PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 (disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain ) 31 Maret 2012
Catatan
31 Maret 2011
PENDAPATAN
3j,16
21,918,249,452
40,917,533,133
Beban Pokok Penjualan LABA KOTOR
3j,17
17,078,788,523 4,839,460,929
35,431,270,596 5,486,262,537
Beban Usaha Laba Usaha
3j,18
1,505,766,293 3,333,694,636
1,644,116,468 3,842,146,069
9,706,091 (34,568,822) (2,386,967,797) 15,536,880 (2,396,293,648)
9,362,079 56,484,148 (2,309,137,883) 25,420,498 (2,217,871,158)
937,400,988
1,624,274,911
(333,665,250) (67,832,201) 535,903,537
(509,114,795) 1,115,160,116
Pendapatan ( Beban ) Lain-lain -Bunga deposito, jasa giro dan bunga -Laba selisih kurs -Beban Bunga -Pendapatan lain-lain Beban Lain-lain -bersih
3j
Laba Sebelum Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan Kini Beban Pajak Penghasilan Tangguhan Laba Periode Berjalan
3n,8 3n,8
Pendapatan Komprehensif Lain
-
-
Laba Komprehensif Lain
535,903,537
1,115,160,116
Laba yang didistribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan Non Pengendali
278,133,936 257,769,601
578,768,100 536,392,016
Jumlah
535,903,537
1,115,160,116
4
8
Laba per saham dasar
3q
Catatan atas laporan Keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian
3
PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN
Untuk Periode Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2012 Dengan Angka Perbandingan Tahun Yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (disajikan dalam rupiah, kecuali dinyatakan lain) Modal ditempatkan dan Disetor
Saldo 31 Desember 2010
Agio Saham
Saldo Laba
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas Induk
Kepentingan Non Pengendali
Jumlah Ekuitas
107,746,000,000
154,920,000
21,455,666,084
129,356,586,084
108,383,648,878
237,740,234,962
-
-
578,768,100
578,768,100
536,392,016
1,115,160,116
Saldo 31 Maret 2011
107,746,000,000
154,920,000
21,455,666,084
129,356,586,084
108,383,648,878
237,740,234,962
Saldo 31 Desember 2011
107,746,000,000
154,920,000
22,666,205,005
130,567,125,005
109,505,554,892
240,072,679,897
-
-
278,133,936
278,133,936
257,769,601
535,903,537
107,746,000,000
154,920,000
22,944,338,941
130,845,258,941
109,763,324,493
240,608,583,434
Laba Komperehensif tahun berjalan
Laba Komperehensif tahun berjalan
Saldo 31 Maret 2011
Catatan atas laporan Keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi
4
PT. NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk. DAN ENTITAS ANAK LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 (Disajikan Dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31 Maret 2012
31 Maret 2011
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan (Pembayaran) dari pelanggan
21,918,249,452
38,217,552,231
Pembayaran kas kepada pihak ketiga dan karyawan
(59,571,357,421)
(26,316,285,635)
Penerimaan (Pembayaran) dari operasi lain-lain
28,063,218,164
(573,330,867)
Penerimaan (Pembayaran) pajak penghasilan
1,161,489,286
(720,103,886)
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
(8,428,400,519)
10,607,831,843
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan bunga dan jasa giro Pembayaran bunga bank Perolehan aset tetap
9,706,091 2,386,967,797 -
9,362,079 (2,309,137,883) (6,247,892,000)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
2,396,673,888
(8,547,667,804)
Penambahan (pembayaran) utang bank Pembayaran hutang sewa pembiayaan
5,975,357,060 -
(383,947,665) (252,536,095)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
5,975,357,060
(636,483,760)
(56,369,571)
1,423,680,279
KAS DAN BANK AWAL TAHUN
1,289,600,795
3,560,306,067
KAS DAN BANK AKHIR PERIODE
1,233,231,224
4,983,986,347
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
(PENURUNAN) BERSIH KAS DAN BANK
catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan
5
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. INFORMASI UMUM a.
Pendirian Perusahaan PT Nusantara Inti Corpora, Tbk ( dahulu bernama PT United Capital Indonesia, Tbk ) ( "Perusahaan ") didirikan berdasarkan akta Notaris No. 166 tanggal 30 Mei 1988 dari Mohamad Said Tadjoedin, S.H. Notaris di Jakarta dengan nama PT. Aneka Keloladana dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No. C2-5501 HT.01.01. Th. 1988 tertanggal 30 Juni 1988 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 tanggal 11 Desember 1990 Tambahan No. 5045. Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No.28 tanggal 10 Juni 2011 dari Humberg Lie, SH, SE, Mkn., Notaris di Jakarta, dalam rangka menyesuaikan dengan Undang-Undang No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.Akta tersebut telah mendapatkan pengesahan dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Direktorat Jendera Administrasi Hukum Umum dengan Nomor pengesahan AHU-AH.01.10-33067 Perusahaan berdomisili di Wisma Metropolitan II Lt. 6 Jl. Jenderal Sudirman Kav. 29-31 Jakarta 12920. Perusahaan mulai beroperasi komersial pada tahun 1992. Susunan Dewan Komisaris, Direksi serta Komite audit perusahaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 2012
2011
Dewan Komisaris : Komisaris Utama
: Subuh Hari Cahyanto
Subuh Hari Cahyanto
Komisaris Independen
: Thomas Hindarto
Thomas Hindarto
Direksi : Direktur Utama
: Prianto Paseru, SH
Prianto Paseru, SH
Direktur (tidak terafiliasi)
: David Panggabean, SH
David Panggabean, SH
: Subuh Hari Cahyanto
Subuh Hari Cahyanto
Komite Audit : Anggota
Internal Audit :
: Indra P
Indra P
: Awi Subhan
Awi Subhan
: Nicholas F
Nicholas F
Perusahaan telah memiliki Divisi Audit Internal pada tahun 2012 dan 2011. Jumlah karyawan perusahaan dan entitas anak adalah sebanyak 550 dan 653 (tidak diaudit). b.
Penawaran Umum Efek Perusahaan Pada tanggal 28 Maret 2002, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan suratnya No. S-614/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum atas 96.000.000 saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp. 210 per saham kepada masyarakat. Waran seri I tersebut diberikan sebagai insentif bagi para pemegang saham baru dimana setiap pemegang saham yang memiliki 19 saham baru dan tercatat namanya sebagai pemegang saham pada tanggal 26 Mei 2000 akan mendapatkan 13 waran seri I yang memberikan hak untuk setiap pemegang waran seri I untuk melakukan pembelian saham baru perusahaan dengan nilai nominal Rp. 200 per saham pada harga Rp. 210. Waran seri I tersebut memiliki jangka waktu selama 3 tahun dan telah berakhir pada tanggal 18 april 2005. Pada tanggal 18 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dengan surat No. S-1873/PM/2004 untuk melakukan penawaran umum terbatas I kepada para pemegang saham Perusahaan untuk membeli saham Perusahaan. Pada tanggal 16 april 2004, Perusahaan melakukan perubahan dan peningkatan Modal Dasar Perusahaan dari Rp. 84.000.000.000 menjadi Rp. 164.000.000.000, melakukan penerbitan saham baru yang diklasifikasikan sebagai saham seri B dan melakukan perubahan nilai nominal saham ("Reverse Stock") dari Rp. 200 per saham menjadi Rp. 400 per saham dan waran seri I dengan rasio perbandingan 2 waran seri I yang lama akan mendapatkan 1 waren seri I yang baru yang dapat digunakan untuk membeli saham seri A dengan nilai nominal Rp. 400 pada harga Rp. 420 per saham.
c.
Entitas Anak Pada tahun 2007, Perusahaan memiliki saham entitas anak yang bergerak dalam industri pemintalan benang yaitu : Entitas Anak
Domisili
Persentase Pemilikan
Tahun Operasi Komersial
PT. Delta Nusantara
Yogyakarta
51.90%
1989
6
Total Aset
31 Desember 2011
285,687,607,612
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) BARU DAN REVISI a.
Standar yang berlaku efektif pada periode berjalan Pada periode berjalan, Perusahaan menerapkan PSAK revisi berikut ini yang berlaku efektif untuk laporan keuangan yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:
PSAK 1 (revisi 2009), Penyajian Laporan keuangan Standar ini memberikan beberapa perubahan signifikan dalam penyajian laporan keuangan, antara lain: -
Penyajian seluruh perubahan pemilik dalam ekuitas dalam laporan perubahan ekuitas. Semua perubahan non-pemilik dalam ekuitas (contohnya pendapatan komprehensif) disajikan dalam satu laporan pendapatan komprehensif.
-
Penyajian laporan posisi keuangan pada permulaan dari periode komparatif terawal dalam suatu laporan keuangan lengkap apabila Perusahaan menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali retrospektif.
PSAK 5 (revisi 2009), Segmen Operasi Standar ini merupakan pengungkapan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana Perusahaan terlibat dan lingkungan ekonomi dimana Perusahaan beroperasi. Standar ini mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan pelaporan internal mengenai komponen Perusahaan yang direview secara reguler oleh pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perusahaan adalah Direksi Perusahaan. a.
Standar yang berlaku efektif pada periode berjalan-lanjutan Berikut ini adalah PSAK dan ISAK revisi yang berlaku efektif pada periode berjalan, namun tidak berdampak material atau tidak relevan terhadap Perusahaan: - PSAK 2 (revisi 2010), Laporan Arus Kas - PSAK 4 (revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri - PSAK 7 (revisi 2010), Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi - PSAK 8 (revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan - PSAK 12 (revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama - PSAK 15 (revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi - PSAK 19 (revisi 2010), Aset Tak Berwujud - PSAK 22 (revisi 2010), Kombinasi Bisnis - PSAK 23 (revisi 2010), Pendapatan - PSAK 25 (revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan - PSAK 48 (revisi 2009), Penurunan Nilai Aset - PSAK 57 (revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi - PSAK 58 (revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan - ISAK 7 (revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus - ISAK 9, Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa - ISAK 10, Program Loyalitas Pelanggan - ISAK 11, Distribusi Aset Nonkas Kepada Pemilik - ISAK 12, Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer - ISAK 14, Aset Tak Berwujud – Biaya Situs Web - ISAK 17, Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
b.
Standar dan Interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan Standar berikut ini efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012: - PSAK 10 (revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing - PSAK 18 (revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya - PSAK 24 (revisi 2010), Imbalan Kerja - PSAK 34 (revisi 2010), Kontrak Konstruksi - PSAK 46 (revisi 2010), Pajak Penghasilan - PSAK 50 (revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian
7
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) DAN INTERPRETASI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (ISAK) BARU DAN REVISI -lanjutan b.
Standar dan Interpretasi telah diterbitkan tapi belum diterapkan - lanjutan - PSAK 53 (revisi 2010), Pembayaran Berbasis Saham - PSAK 55 (revisi 2011), Instrumen keuangan: Pengakuan dan pengukuran - PSAK 56 (revisi 2011), Laba per saham - PSAK 60, Instrumen keuangan pengungkapan - PSAK 61, Akuntansi hibah pemerintah dan pengungkapan bantuan pemerintah - PSAK 62, Kontrak asuransi - PSAK 63, Pelaporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi - PSAK 64, Aktivitas eksplorasi dan evaluasi pada pertambangan sumber daya mineral - ISAK 13, Lindung nilai investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri - ISAK 15, PSAK 24 - Batas aset imbalan pasti, persyaratan pendanaan minimum dan interaksinya - ISAK 16,Perjanjian jasa konsesi - ISAK 18, Bantuan pemerintah – tidak berelasi spesifik dengan aktivitas operasi - ISAK 19, Penerapan pendekatan penyajian kembali dalam PSAK 63: pelaporan keuangan dalam ekonomi hiperinflasi - ISAK 20, Pajak penghasilan – perubahan dalam status pajak entitas atau para pemegang sahamnya - ISAK 22, Perjanjian konsensi jasa: pengungkapan -
ISAK 23, Sewa operasi - insentif
- ISAK 24, Evaluasi substansi beberapa transaksi yang melibatkan suatu bentuk legal sewa - ISAK 25, Hak atas tanah - ISAK 26, Penilaian ulang derivatif melekat Selain standar dan interpretasi tersebut diatas, KEP 689/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang “Pedoman Akuntansi Perusahaan Efek” (PAPE) juga berlaku untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012. Efektif untuk periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2013: - PSAK 38 (revisi 2012), Kombinasi bisnis entitas sepengendali - ISAK 21, Perjanjian kontrak real estate Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, manajemen sedang mengevaluasi dampak dari standar dan interpretasi dan PAPE terhadap laporan keuangan konsolidasian. Standar dan interpretasi baru/revisi ini merupakan hasil konvergensi Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standards ). 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING a.
Pernyataan Kepatuhan Laporan keuangan konsolidasian telah disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang meliputi Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan dan surat edaran tentang pedoman penyajian laporan keuangan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK).
b.
Penyajian laporan keuangan konsolidasian Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian, adalah dasar akrual. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Nilai historis pada umumnya berdasarkan nilai wajar yang digunakan pada saat pertukaran aset. Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
8
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING - lanjutan c.
Prinsip konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian menggabungkan laporan keuangan Perusahaan dan entitas yang dikendalikan oleh Perusahaan dan entitas anak (termasuk entitas bertujuan khusus). Pengendalian dianggap ada apabila Perusahaan mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan operasional dari investee untuk memperoleh manfaat dari aktivitasnya.
Pendapatan dan beban dari entitas anak yang diakuisisi atau dijual selama tahun berjalan termasuk dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sejak tanggal efektif akuisisi atau sampai dengan tanggal efektif penjualan. Jumlah laba rugi komprehensif diatribusikan kepada pemilik Perusahaan dan kepentingan nonpengendali bahkan jika hasilnya mengakibatkan kepentingan nonpengendali bersaldo defisit. Penyesuaian dapat dilakukan terhadap laporan keuangan entitas anak agar kebijakan akuntansi yang digunakan sesuai dengan Perusahaan. Seluruh transaksi antar perusahaan, saldo, penghasilan dan beban dieliminasi pada saat konsolidasi. Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan entitas anak pada entitas anak yang dimiliki Perubahan dalam bagian kepemilikan Perusahaan dan entitas anak pada entitas anak yang tidak mengakibatkan hilangnyapengendalian dicatat sebagai transaksi ekuitas. Nilai tercatat kepentingan Perusahaan dan entitas anak dan kepentingan nonpengendali disesuaikan untuk mencerminkan perubahan bagian kepemilikannya atas entitas anak. Setiap perbedaan antara jumlah kepentingan nonpengendali disesuaikan dan nilai wajar imbalan yang diberikan atau diterima diakui secara langsung dalam ekuitas dan diatribusikan pada pemilik Perusahaan. Jika entitas induk kehilangan pengendalianatas entitas anak, maka keuntungan atau kerugian pelepasan dihitung dari perbedaan antara (i) nilai wajar seluruh pembayaran yang diterima dan nilai wajar dari kepentigan yang tersisa dan (ii) jumlah tercatat sebelumnya atas aset (termasuk goodwill) dan liabilitas entitas anak serta setiap kepentingan nonpengendali. Jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain yang terkait dengan entitas anak tersebut dicatat (misalnya reklasifikasi ke laba atau rugi atau transfer secara langsung ke saldo laba) dengan cara yang sama seperti akan diharuskan jika aset dan liabilitas terkait dilepas. Nilai wajar sisa investasi pada entitas anak terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006), Instrumen keuangan, Pengakuan dan pengukuran, atau jika sesuai, biaya perolehan saat pengakuan awal investasi pada entitas asosiasi atau pengendalian bersama entitas. d.
Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Pembukuan Perusahaan dan entitas anak diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif tahun bersangkutan.
Berikut ini adalah kurs mata uang asing yang digunakan untuk penjabaran pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 :
Dollar Amerika e.
31 Maret 2012
31 Desember 2011
9.068
8.991
Persediaan Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode biaya masuk pertama keluar pertama (FIFO).
f.
Kombinasi Bisnis Akuisisi entitas anak dari pihak ketiga dicatat dengan menggunakan metode pembelian (purchase method). Biaya penggabungan usaha adalah keseluaruhan nilai wajar (pada tanggal pertukaran) dari aset yang diperoleh, liabilitas yang terjadi atau yang ditanggung dan instrumen ekuitas yang diterbitkan sebagai penggantian atas pengendalian yang diperoleh ditambah biaya-biaya lain yang secara langsung dapat diatribusikan pada penggabungan usaha tersebut.
Pada saat akuisisi, aset dan liabilitas entitas anak diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih lebih antara biaya perolehan dan bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi diakui sebagai goodwill. Jika biaya perolehan lebih rendah dari bagian Perusahaan atas nilai wajar aset dan liabilitas yang dapat diidentifikasi yang diakui pada tanggal akuisisi (diskon atas akuisisi), maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut tereliminasi. Kepentingan non pengendali dinyatakan sebesar bagian non pengendali dari biaya perolehan historis aset bersih.
9
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING - lanjutan g.
Instrumen Keuangan Perusahaan telah menerapkan kebijakan akuntansi berikut berdasarkan PSAK 50 dan 55 yang berlaku efektif 1 Januari 2010 : Perusahaan telah menerapkan PSAK 55 (Revisi 2006)"Instrumen Keuangan :Pengakuan dan Pengukuran" dan PSAK 50 (Revisi 2006)"Instrumen Keuangan :Penyajian dan pengungkapan " yang menggantikan PSAK 55 (Revisi 1999) " Akuntansi instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung nilai" dan PSAK 50 "Akuntansi Investasi Efek Tertentu"
Perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian. Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian, termasuk biaya transaksi.
Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan atau beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan entitas anak mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.
Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian dan liabilitas lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi.
Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value ), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models ), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.
10
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING - lanjutan g.
Instrumen Keuangan-lanjutan Aset Keuangan Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal pertukaran dimana pembelian atau penjualan suatu investasi diatur dalam kontrak yang mempersyaratkan penyerahan pelepasan investasi dalam jangka waktu yang ditetapkan oleh pasar yang bersangkutan dan diukur pertama kali menggunakan nilai wajar, termasuk biaya transaksi kecuali untuk aset-aset keuangan yang diklasifikasikan menggunakan nilai wajar melalui laporan laba atau rugi, yang diukur pertama kali menggunakan nilai wajar.
Investasi dalam kelompok diperdagangkan Investasi yang diklasifikasi dalam kelompok diperdagangkan disajikan sebesar nilai wajar, dengan perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual Investasi yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diukur sebesar nilai wajar. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui langsung dalam ekuitas kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai, bunga yang dihitung menggunakan metode suku bunga efektif dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar atas aset moneter yang diakui langsung dalam laporan laba rugi konsolidasian. Pada saat investasi dihentikan atau ditetapkan mengalami penurunan nilai, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas dimasukkan dalam laporan laba rugi konsolidasian pada periode berjalan. Dividen atas instrumen ekuitas yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian ketika hak Perusahaan untuk menerima pembayaran telah ditetapkan. Nilai wajar dari aset moneter yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual yang didenominasi dalam mata uang asing ditentukan dalam mata uang asing tersebut dan dijabarkan sesuai dengan kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan. Keuntungan dan kerugian kurs mata uang asing yang diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian ditentukan berdasarkan biaya perolehan diamortisasi aset moneter tersebut. Keuntungan dan kerugian kurs mata uang asing lainnya diakui dalam ekuitas. Apabila tidak terdapat nilai wajar yang dapat diandalkan atas investasi jangka panjang yang diklasifikasi sebagai investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual, maka aset tersebut dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai, jika ada. Pinjaman dan piutang Piutang usaha dan piutang lainnya yang mempunyai jangka waktu pembayaran yang tetap dan yang tidak diperdagangkan dalam pasar aktif diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode bunga efektif dikurangi penurunan nilai. Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali untuk piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak material.
Penurunan Nilai Aset Keuangan Aset keuangan, selain yang dinilai pada nilai wajar melalui laporan laba rugi konsolidasian, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap tanggal laporan posisi keuangan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti yang objektif, sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan dari investasi.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, penurunan nilai yang diakui adalah sebesar perbedaan antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan menggunakan tingkat bunga efektif awal dari aset tersebut. Nilai tercatat aset keuangan diturunkan secara langsung melalui kerugian penurunan nilai untuk seluruh aset keuangan, kecuali untuk piutang usaha dan piutang lain-lain dimana nilai tercatat diturunkan melalui akun penyisihan. Bila piutang usaha atau piutang lain-lain tidak tertagih, piutang dihapuskan terhadap akun penyisihan. Pemulihan di kemudian hari dari jumlah yang dihapuskan sebelumnya, dikreditkan terhadap akun penyisihan. Perubahan nilai tercatat akun penyisihan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.
Ketika aset keuangan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual mengalami penurunan nilai, maka akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
11
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING - lanjutan g.
Instrumen Keuangan-lanjutan Penurunan Nilai Aset Keuangan - lanjutan Pengecualian untuk instrumen ekuitas yang diklasifikasi dalam kelompok tersedia untuk dijual, jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka kerugian penurunan nilai yang telah diakui sebelumnya dipulihkan melalui laporan laba rugi konsolidasian. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan.
Penghentian Pengakuan Aset Keuangan Aset keuangan dihentikan pengakuannya hanya bila hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset tersebut berakhir, atau Perusahaan menyerahkan secara substantial aset keuangan dan seluruh risiko dan manfaat dari kepemilikan aset tersebut kepada entitas lain. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Ekuitas Klasifikasi Sebagai Utang atau Ekuitas Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Perusahaan diklasifikasikan sesuai substansi perjanjian kontrak dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Instrumen Ekuitas Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang membuktikan hak residual atas aset Perusahaan setelah dikurangi seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas dicatat sebesar hasil yang diterima, setelah dikurangi biaya penerbitan langsung. Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan (termasuk utang bank atau pinjaman lain, utang usaha dan utang lainnya) pada awalnya dinilai berdasarkan nilai wajar, setelah dikurangi biaya transaksi, dan selanjutnya dinilai berdasarkan biaya perolehan yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dan beban bunga diakui berdasarkan suku bunga efektif.
Penghentian Pengakuan Liabilitas Keuangan Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika, dan hanya jika, liabilitas Perusahaan telah dibebaskan, dibatalkan atau berakhir. Instrumen Keuangan Derivatif Derivatif awalnya diakui sebesar nilai wajar pada tanggal kontrak derivatif dibuat dan kemudian diukur kembali sebesar nilai wajarnya pada setiap tanggal pelaporan. Semua derivatif dicatat sebagai aset apabila nilai wajarnya positif, jika sebaliknya, derivatif dicatat sebagai liabilitas. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya, karena instrumen derivatif tidak memenuhi syarat untuk akuntansi lindung nilai.
Saling Hapus Instrumen Keuangan Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara simultan. Dalam hal terdapat kesepakatan induk untuk menyelesaikan secara neto (master netting agreements), aset dan liabilitas yang terkait tidak dapat disajikan saling hapus dalam laporan posisi keuangan konsolidasian.
h.
Kas dan Bank Kas dan setara kas terdiri kas, kas di bank dan deposito berjangka dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan yang tidak dijaminankan dan tidak dibatasi penggunaannya.
12
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING - lanjutan i.
Aset Tetap Aset tetap dinyatakan berdasarkan harga perolehan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method) berdasarkan taksiran masa manfaat aset tetap. Taksiran masa manfaat setiap jenis aset adalah sebagai berikut : Jenis Aset
Masa manfaat
%
- Bangunan dan prasarana
20 tahun
5%
- Kendaraan
10 tahun
10%
- Mesin dan peralatan
5 dan 8 tahun
12,5%-20%
- Peralatan kantor
5 dan 8 tahun
12,5%-25%
4 tahun
25%
- Komputer
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan. Aset tetap yang tidak digunakan dinyatakan sebesar jumlah terendah antara jumlah tercatat atau nilai realisasi bersih. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah terpulihkan maka nilai tersebut diturunkan ke jumlah terpulihkan, yang ditentukan sebagai nilai teringgi antara harga jual neto dan nilai pakai. Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat atau memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu produksi atau peningkatan standar kinerja dikapitalisasi. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasian periode yang bersangkutan. Aset dalam penyelesaian dicatat sebesar harga perolehan, akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan dalam aset tetap yang bersangkutan bila pengerjaan aset tersebut telah selesai dan aset tersebut siap untuk digunakan. Aset dalam penyelesaian dicatat sebesar harga perolehan, akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan dalam aset tetap yang bersangkutan bila pengerjaan aset tersebut telah selesai dan aset tersebut siap untuk digunakan. j.
Pengakuan Pendapatan dan Beban Penjualan Barang Pendapatan dari penjualan barang diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi: •
Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
•
Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual;
•
Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
•
Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan mengalir kepada Perusahaan; dan
•
Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal.
Pendapatan Bunga Pendapatan bunga diakui berdasarkan waktu terjadinya dengan acuan jumlah pokok terutang dan tingkat bunga yang sesuai.
Beban Beban diakui sesuai dengan masa manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis ). k.
Biaya Dibayar Dimuka Biaya yang telah dibayar dan pembebanannya baru akan dilakukan pada periode yang akan datang.
l.
Uang Muka Pembayaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam rangka perolehan suatu barang.
13
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING - lanjutan m.
Penurunan Nilai Aset Non Keuangan Pada setiap tanggal neraca, Perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset dan kemungkinan penyesuaian ke nilai yang dapat diperoleh kembali apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan penurunan nilai aset tersebut. Nilai aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi tahun berjalan. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi dengan kerugian penurunan nilai secara langsung atas aset keuangan, kecuali piutang yang nilai tercatatnya dikurangi melalui penggunaan akun cadangan penurunan nilai. Jika piutang tidak tertagih, piutang tersebut dihapuskan melalui akun cadangan penurunan nilai. Pemulihan kemudian dari jumlah yang sebelumnya telah dihapuskan dikreditkan terhadap akun cadangan penurunan nilai. Perubahan nilai tercatat akun cadangan penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi.
n.
Taksiran Pajak Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. liabilitas pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa akan datang. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan liabilitas menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan liabilitas. liabilitas pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa akan datang. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasian, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas. Aset dan liabilitas pajak tangguhan disajikan di laporan posisi keuangan atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan liabilitas pajak kini.
o.
Biaya Emisi Saham Ditangguhkan Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan rencana Perusahaan dalam rangka penawaran umum sahamnya kepada masyarakat dicatat dalam akun biaya emisi saham ditangguhkan sebagai bagian dari aset keuangan lainnya.
`
p.
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan rencana Perusahaan dalam rangka penawaran umum sahamnya kepada masyarakat dicatat dalam akun biaya emisi saham ditangguhkan sebagai bagian dari Aset keuangan lainnya. Setelah penawaran umum perdana saham perusahaan dijalankan dan menjadi efektif, pencatatan akun ini akan disesuaikan dengan Surat Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 maret 2000 mengenai Perubahan Peraturan No. VIII.G. tentang pedoman penyajian Laporan Keuangan, dimana biaya-biaya tersebut akan disajikan sebagai pengurang tambahan modal disetor agio saham.
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja Entitas anak memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti untuk karyawan sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan oleh entitas anak sehubungan dengan imbalan pasca kerja ini. Perhitungan imbalan pasca kerja menggunakan metode projected unit credit. Akumulasi keuntungan dan kerugian akturial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini imbalan pasti dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.
Jumlah yang diakui sebagai liabilitas imbalan pasti di laporan posisi keuangan merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti disesuaikan dengan keuntungan dan kerugian akturial yang belum diakui, dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
14
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING - lanjutan q.
Laba per Saham Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan sebesar 75.422.200 lembar saham.
r.
Informasi Segmen lnformasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Efektif 1 Januari 2011, PSAK 5 (Revisi 2009) mengharuskan segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Perusahaan yang secara regular direview oleh “pengambil keputusan operasional ” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi. Sedangkan standar sebelumnya mengharuskan Perusahaan mengidentifikasi dua segmen (bisnis dan geografis), menggunakan pendekatan risiko dan pengembalian.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: a.
Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
b.
Hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c.
Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka menghasilkan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi terfokus pada kategori dari setiap produk, yang mana hampir sama dengan informasi segmen bisnis yang dilaporkan di tahun sebelumnya. s.
Penggunaan Estimasi Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah Aset dan liabilitas yang dilaporkan dan pengungkapkan Aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dari jumlah yang diestimasi.
4.
KAS DAN BANK Kas dan Bank terdiri dari : 31 Maret 2012
31 Desember 2011
Kas : 63,047,760
53,116,542
Kas Pabrik
Kas Kantor Pusat
814,469,597
931,344,172
Jumlah
877,517,357
984,460,714
PT Bank Capital Indonesia, Tbk
80,008,122
158,177,052
PT Bank Panin, Tbk
30,179,478
9,617,123
Bank : IDR :
PT Bank Victoria, Tbk
490,217
729,087
1,390,107
2,358,745
PT CIMB Niaga, Tbk
25,663,592
76,809,855
PT Bank Central Asia, Tbk
17,379,797
17,437,211
155,111,313
265,129,073
PT CIMB Niaga, Tbk
20,924,158
20,959,775
PT Bank Panin, Tbk
179,678,396
19,051,233
PT Bank Bumi Putra, Tbk
Dollar Amerika
Jumlah 4.
KAS DAN BANK - lanjutan Tingkat suku bunga untuk kas di bank berkisar antara 0,75% - 3,00% per tahun untuk tahun 2012 dan tahun 2011. Seluruh saldo bank ditempatkan pada pihak ketiga.
15
200,602,554
40,011,008
1,233,231,224
1,289,600,795
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
PIUTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA 31 Maret 2012
31 Desember 2011
Rincian piutang usaha berdasarkan mata uang, terdiri dari : Rupiah Dollar Amerika Serikat Jumlah
26,595,283,593.71
20,701,720,176.08
4,356,777,520
5,125,484,515
30,952,061,114
25,827,204,691
31 Maret 2012
31 Desember 2011
Rincian piutang usaha berdasarkan pelanggan, terdiri dari : Pihak ketiga Benang
11,058,947,783
9,001,628,902
Kapas
19,893,113,331
16,825,575,789
30,952,061,114
25,827,204,691
Jumlah
31 Maret 2012
31 Desember 2011
Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang, terdiri dari : Belum jatuh tempo
11,144,617,235
9,257,323,916
1 - 30 hari
7,121,001,709
6,625,684,336
31 - 60 hari
4,304,810,929
3,538,524,462
61 - 90 hari
3,705,484,041
2,860,960,876
> 90 hari
4,676,147,201
3,544,711,101
30,952,061,114
25,827,204,691
Lewat jatuh tempo :
Jumlah
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang kepada pihak ketiga masing-masing pelanggan pada akhir periode, manajemen berkeyakinan bahwa piutang dapat tertagih semua, sehingga tidak diadakan penyisihan piutang ragu - ragu. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 piutang usaha dijadikan jaminan atas fasilitas utang Bank Capital Indonesia (Lihat catatan 10).
6.
PERSEDIAAN BARANG
31 Maret 2012
Barang Jadi Barang dalam proses Bahan baku Suku cadang dan bahan penolong Jumlah
31 Desember 2011
15,966,640,711
16,922,489,351
1,389,749,892
1,500,837,128
10,522,654,805
9,000,541,244
4,810,716,686
4,400,367,699
32,689,762,094
31,824,235,422
Berdasarkan hasil pengkajian ulang keadaan fisik persediaan pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, manajemen Perusahaan berpendapat bahwa nilai tercatat persediaan dapat terpulihkan seluruhnya sehingga tidak diperlukan penyisihan untuk persediaan usang. Persediaan barang jadi diasuransikan pada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) dengan jumlah pertanggungan Rp. 7.500.000.000,- pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas persediaan yang dipertanggungkan.
Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 persediaan barang dijadikan jaminan atas fasilitas utang PT. Bank Capital Indonesia,Tbk (Lihat catatan 10) 7.
UANG MUKA PEMBELIAN Akun ini merupakan uang muka atas pembelian bahan baku , dimana saldo per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut: 31 Maret 2012
31 Desember 2011
Pihak Ketiga Bahan Baku Jumlah
16
11,940,184,848
8,569,269,596
11,940,184,848
8,569,269,596
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
31 Maret 2012
PERPAJAKAN a.
b.
c.
31 Desember 2011
Pajak Dibayar Dimuka PPN Masukan
2,631,871,634
1,626,330,747
Jumlah
2,631,871,634
1,626,330,747
Utang Pajak
31 Maret 2012
31 Desember 2011
PPh pasal 21
2,736,200
PPh pasal 23
700,000
857,802
PPh pasal 29
107,147,307
463,983,659
110,583,507
464,841,461
-
Pajak Penghasilan Badan Rekonsiliasi antara laba sebelum taksiran pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba-rugi komprehesif dengan taksiran penghasilan kena pajak perusahaan adalah sebagai berikut : 31 Maret 2012
31 Maret 2011
Laba sebelum taksiran pajak penghasilan menurut laporan laba-rugi Konsolidasian
937,400,988
1,624,274,911
Entitas anak
(557,549,541)
(1,138,763,003)
Laba sebelum taksiran pajak
379,851,447
485,511,908
Penyusutan aset tetap
(2,903,130)
(11,612,519)
Jumlah Perbedaan temporer
(2,903,130)
(11,612,519)
Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer
Perbedaan Permanen Bunga deposito dan jasa giro ( sifat final )
162,723
Perjamuan
-
Beban lain -lain
-
Jumlah Perbedaan Permanen
8.
162,723
(1,543,259) 12,851,100 9,354,333 20,662,174
PERPAJAKAN - lanjutan 31 Maret 2012
31 Maret 2011
(2,740,406)
9,049,655
Laba Fiskal
377,111,041
494,561,563
Penghasilan kena pajak
377,111,000
Jumlah koreksi fiskal
-
494,561,563 116,025,000
Taksiran pajak penghasilan : 116,025,000
Taksiran pajak penghasilan - entitas induk
94,277,750
Taksiran pajak penghasilan - entitas anak
239,387,500
926,095,750
Taksiran pajak penghasilan kini
333,665,250
1,042,120,750
Dikurangi : PPh Pasal 25 - entitas induk
76,517,943
(255,059,810)
PPh Pasal 25 - entitas anak
150,000,000
(400,000,000)
Jumlah Uang Muka Pajak
226,517,943
Taksiran pajak penghasilan badan - Induk Perusahaan
17,759,807
(139,034,810)
Taksiran pajak penghasilan badan - Entitas anak
89,387,500
460,474,344
107,147,307
321,439,534
Taksiran Kurang Bayar Pajak Penghasilan Badan
17
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Pada bulan September 2008, Undang-undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak penghasilan diubah untuk yang keempat kalinya dengan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal yaitu 30,00%, 28,00% masing-masing untuk tahun fiskal 2008 dan 2009 dan 25,00% untuk tahun fiskal 2010 dan seterusnya. Pelaporan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) adalah berdasarkan perhitungan Perusahaan sendiri atas liabilitas pajaknya (self assessment). d.
Pajak Tangguhan Perhitungan taksiran pajak penghasilan tangguhan dengan menggunakan tarif pajak maksimum adalah sebagai berikut : 31 Maret 2012 Penyusutan aset tetap Pemulihan Tahun berjalan
31 Maret 2011
(725,782)
(2,903,130)
(94,402,303)
308,058,058
Pajak Tangguhan Entitas Anak
27,295,884
Jumlah
(67,832,201)
305,154,928
Saldo aset (liabilitas) pajak tangguhan tahun 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 adalah sebagai berikut : 31 Maret 2012 Saldo awal aset (liabilitas) pajak tangguhan
5,101,677,983.25
31 Desember 2011 4,796,523,055
Pajak tangguhan tahun berjalan
(67,832,201.33)
305,154,928
Saldo akhir aset (liabilitas) pajak tangguhan
5,033,845,782
5,101,677,983
18
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Maret 2012 Dengan Angka Perbandingan Tahun Yang berakhir pada Tanggal 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. ASET TETAP Awal
Penambahan
31 Maret 2012 Pengurangan Reklasifikasi
Akhir
Harga Perolehan Tanah Bangunan dan Prasarana Kendaraan Mesin dan Peralatan Peralatan kantor Komputer Renovasi Kantor Jumlah Jumlah
35,215,484,000
-
-
-
35,215,484,000
87,575,626,669
-
-
-
87,575,626,669
2,387,970,130
-
-
-
2,387,970,130
182,691,742,708
-
-
-
182,691,742,708
3,018,187,265
-
-
3,018,187,265
1,882,491,854
-
-
1,882,491,854
973,850,875 313,745,353,501
-
-
-
973,850,875
-
-
313,745,353,501
313,745,353,501
-
-
313,745,353,501
Bangunan dan Prasarana 24,258,585,351 1,658,510,242 Kendaraan 53,299,792,051 Mesin dan Peralatan 2,308,589,211 Peralatan kantor 1,825,372,837 Komputer 864,475,875 Renovasi Kantor
1,030,174,605
-
-
68,683,521
-
-
1,727,193,763
2,773,568,015
-
-
56,073,360,066
164,369,813
-
-
2,472,959,024
13,181,313
-
-
1,838,554,150
23,437,500
-
-
887,913,375
84,215,325,567
4,073,414,767
-
-
88,288,740,334
Akumulasi Penyusutan
Jumlah
Nilai Buku
229,530,027,934
Awal
25,288,759,956
225,456,613,167
Penambahan
31 Desember 2011 Pengurangan Reklasifikasi
Akhir
Harga Perolehan 43,522,604,000 Tanah 84,934,367,183 Bangunan dan Prasarana 2,387,970,130 Kendaraan 151,200,345,924 Mesin dan Peralatan 3,018,187,265 Peralatan kantor 1,882,491,854 Komputer 973,850,875 Renovasi Kantor 287,919,817,231 Jumlah Aset Sewa Pembiayaan Mesin dan Peralatan 6,240,000,000 294,159,817,231 Jumlah
-
8,307,120,000
2,641,259,486 25,251,396,784
27,892,656,270
-
35,215,484,000
-
-
87,575,626,669
-
-
2,387,970,130
-
6,240,000,000
182,691,742,708
-
-
3,018,187,265
-
-
1,882,491,854
-
-
8,307,120,000
6,240,000,000
-
-
(6,240,000,000)
27,892,656,270
8,307,120,000
973,850,875 313,745,353,501 313,745,353,501
Akumulasi Penyusutan Bangunan dan Prasarana 20,236,836,509 1,393,546,995 Kendaraan 42,536,568,568 Mesin dan Peralatan
4,021,748,842
-
-
264,963,247
-
-
9,395,702,308
-
1,367,521,175
24,258,585,351 1,658,510,242 53,299,792,051
Peralatan kantor Komputer Renovasi Kantor Jumlah Aset Sewa Pembiayaan Mesin dan Peralatan Jumlah Nilai Buku
1,701,976,621
606,612,590
-
-
2,308,589,211
1,777,041,356
48,331,481
-
-
1,825,372,837
786,871,712
77,604,163
-
-
68,432,841,761
14,414,962,631
-
1,367,521,175
1,067,333,600
300,187,575
-
(1,367,521,175)
69,500,175,361
14,715,150,206
-
-
224,659,641,870
864,475,875 84,215,325,567
84,215,325,567 229,530,027,934
Seluruh aset tetap, kecuali tanah telah diasuransikan kepada PT. Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 dengan jumlah pertanggungan Rp. 52.500.000.000. Manajemen entitas anak berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
9. ASET TETAP lanjutan Pada tanggal 31 Maret 201231 Desember 2011 tanah dan bangunan serta sebagian mesin entitas anak dijaminkan atas fasilitas utang Bank Panin (lihat catatan 11) Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut : 31 Maret 2012 Dibebankan : Biaya produksi tidak langsung Biaya umum dan administrasi Jumlah
3,621,401,715 452,013,052 4,073,414,767
31 Maret 2011 3,189,738,389 209,838,451 3,399,576,840
10.UTANG BANK Liabilitas yang berasal dari sewa pembiayaan adalah sebagai berikut :
31 Maret 2012
Bank Panin, Tbk. Pinjaman rekening koran Pinjaman Berulang 1 Pinjaman berulang 2 Bank Capital Indonesia, Tbk. Jumlah
15,004,828,040 15,000,000,000 26,965,457,582 8,755,416,494 65,725,702,116
31 Desember 2011
14,995,632,533 15,000,000,000 25,105,890,545 4,648,821,978 59,750,345,056
Pada tahun 2006 , perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman dari Bank Panin, Tbk, sebagai berikut : a.
Pinjaman Rekening Koran
b.
Perusahaan dan entitas anak memperoleh fasilitas kredit pinjaman rekening koran untuk modal kerja dengan maksimum sebesar Rp 15.000.000.000, tingkat bunga pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar 12% Pinjaman Berulang 1 Perusahaan dan entitas anak memperoleh fasilitas kredit pinjaman berulang 1 untuk modal kerja dengan maksimum sebesar Rp 15.000.000.000, tingkat bunga pada 31 Maret 2012 dan Desember 2011 adalah sebesar 12%.
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. UTANG BANK- lanjutan c.
Pinjaman Berulang 2 Perusahaan dan entitas anak memperoleh fasilitas kredit pinjaman berulang 2 sehubungan dengan impor barang bahan baku berupa kapas, polyester dan rayon dengan maksimum sebesar Rp 27.500.000.000 (termasuk L/C maksimum sebesar USD 3.000.000), tingkat bunga pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar 12%
Perusahaan memperoleh fasilitas L/C dari PT Bank Capital Indonesia,Tbk sehubungan dengan pembelian bahan baku dengan plafond sebesar Rp 10.000.000.000,- pada tingkat bunga pada 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebesar 15% . Fasilitas pinjaman dijaminkan dengan persediaan dan piutang.
Semua fasilitas pinjaman akan jatuh tempo pada tanggal 22 Desember 2012 dan dijaminkan dengan tanah dan bangunan pabrik beserta mesin mesin-mesin dan peralatan entitas anak. Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan entitas anak telah memenuhi persyaratan dan pembatasan sesuai dengan perjanjian bank. 11. UTANG USAHA KEPADA PIHAK KETIGA 31 Maret 2012 a.
31 Desember 2011
Rincian utang usaha berdasarkan pemasok, terdiri dari : Pihak Ketiga Suku Cadang Bahan Penolong Jumlah
1,004,845,956
703,215,484
288,873,906
681,418,485
1,293,719,862
1,384,633,969
31 Maret 2012 b.
31 Desember 2011
Rincian utang usaha berdasarkan mata uang, terdiri dari : Rupiah
495,215,480
500,121,544
Dollar Amerika Serikat
798,504,382
884,512,425
1,293,719,862
1,384,633,969
Jumlah Tidak ada jaminan yang diberikan Perusahaan atas utang usaha pihak ketiga tersebut. 12. PENDAPATAN DITANGGUHKAN
31 Maret 2012
31 Desember 2011
Pendapatan ditangguhkan
-
-
Jumlah
-
-
Akun ini merupakan goodwill dengan saldo kredit yang terjadi pada saat perusahaan melakukan akuisisi PT Delta Nusantara pada tanggal 1 Juli 2007 dengan perincian sebagai berikut : 31 Maret 2012
31 Desember 2011
Jumlah aset bersih PT Delta Nusantara per 30 Juni 2007 : Modal Saham
221,597,443,000
Laba ditahan
2,204,167,541 223,801,610,541
Jumlah Nilai buku saham
12. PENDAPATAN DITANGGUHKAN-lanjutan Kepemilikkan saham PT Nusantara Inti Corpora 51,90%
116,153,035,871
Kepemilikkan saham minoritas 48.10%
107,648,574,670
Jumlah kepemilikkan saham
223,801,610,541
Perhitungan goodwill : Pembelian saham PT Delta Nusantara dicatat dengan metode pembelian (cost method )
116,153,035,871
Pembayaran tunai saat kepemilikkan
115,000,000,000
Goodwill ( Saldo kredit )
1,153,035,871
Pendapatan yang telah diakui
172,955,381
Saldo Pendapatan Ditangguhkan Awal Tahun
980,080,490
Pengakuan Pendapatan tahun berjalan
980,080,490
Saldo Pendapatan ditangguhkan
-
-
Berdasarkan PSAK No 22 tentang “Penggabungan Usaha” mengharuskan goodwill negatif diakui sebagai pendapatan ditangguhkan dan diamortisasi selama tidak kurang dari 20 tahun, sedangkan PSAK 22 (Revisi 2010) tidak lagi memperkenankan amortisasi atas goodwill negatif yang berasal dari transaksi penggabungan usaha. Goodwill negatif diakui sebagai keuntungan periode berjalan. Pada tahun 2011 seluruh pendapatan ditangguhkan diakui sebagai keuntungan.
13. KEPENTINGAN NON PENGENDALI 21
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Akun ini merupakan kepentingan non pengendali atas aset bersih pada PT Delta Nusantara, entitas anak sebesar Rp. 109.763.324.493,- pada tanggal 31 Maret 2012 dan Rp. 109.505.554.892,- pada tanggal 31 Desember 2011 14. MODAL SAHAM Berdasarkan data laporan daftar pemegang saham yang dikeluarkan oleh Biro Administrasi Efek, PT Focomindo Buana Registrar, daftar pemegang saham per 31 Desember 2011 dan 2010 adalah : Pemegang Saham
Jumlah Saham ( lembar )
Kepemilikkan ( % )
Nilai Nominal ( Rp )
Bloom International Ltd
14,250,000
18.89%
20,357,142,857
Lenovo Worldwide Corporation
27,073,425
35.90%
38,676,321,429
Masyarakat
34,098,775
45.21%
48,712,535,714
Jumlah
75,422,200
100%
107,746,000,000
15. TAMBAHAN MODAL DISETOR Agio Saham Penawaran Umum Saham Perdana
543,200,000
Biaya Emisi Penawaran Umum Saham Perdana
(388,280,000)
Jumlah Tambahan Modal Disetor
154,920,000
16. PENJUALAN 31 Maret 2012
31 Maret 2011
Penjualan Benang
17,183,161,659
38,544,089,704
Penjualan Kapas
4,656,546,549
2,355,795,288
Penjualan lain-lain Jumlah
17. BEBAN POKOK PENJUALAN
78,541,244
17,648,141
21,918,249,452
40,917,533,133
31 Maret 2012
Bahan baku yang digunakan
31 Maret 2011
9,984,436,933
Pembelian
28,677,117,951
-
Upah langsung
539,624,587
Biaya produksi tidak langsung Jumlah biaya produksi
547,351,185
5,487,791,127
5,417,413,662
16,011,852,647
34,641,882,798
Persediaan barang Dalam Proses Awal tahun
1,500,837,128
1,761,405,245
Akhir tahun
(1,389,749,892)
(1,299,700,557)
Jumlah biaya pokok produksi
16,122,939,883
35,103,587,486
Barang jadi Awal tahun
16,922,489,351
18,846,574,835
Akhir tahun
(15,966,640,711)
(18,518,891,725)
Jumlah beban pokok penjualan
17,078,788,523
35,431,270,596
18. BEBAN USAHA 31 Maret 2012
31 Maret 2011
Beban penjualan
261,546,642
323,026,045
Biaya gaji dan tunjangan
317,684,505
335,718,159
Biaya penyusutan
452,013,052
209,838,451
22
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Imbalan pasca kerja
109,183,537
Pemeliharaan
91,622,713
8,131,407
Biaya konsultan
25,653,314
-
51,000,000
Biaya sewa kantor
24,797,585
Jasa layanan KSEI
125,400,000
-
Makan dan minum
19,524,330
-
Biaya listrik, air dan telepon
-
7,811,255
75,893,038
Biaya entertainment
10,054,996
27,474,200
Biaya transportasi dan perjalanan dinas
15,261,031
11,303,109
Biaya perijinan
-
Biaya Bunga dan Administrator kantor
-
2,332,689
Biaya perlengkapan kantor
-
-
Biaya lain-lain Jumlah
-
152,025,264
492,587,439
1,505,766,293
1,644,116,468
19. IMBALAN PASCA KERJA Perusahaan dan entitas anak telah membentuk penyisihan untuk imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003. Penyisihan imbalan kerja karyawan (terdiri dari biaya jasa kini dan amortisasi biaya jasa lalu) yang dibebankan secara langsung ke beban umum dan administrasi. Beban imbalan pasca kerja yang diakui dalam laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut : 31 Maret 2012
31 Desember 2011
Biaya jasa kini
30,898,971
193,763,205
Biaya bunga
77,973,503
243,282,004
108,872,474
437,045,209
19. IMBALAN PASCA KERJA-lanjutan Liabilitas imbalan pasca kerja di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut : 31 Maret 2012 Nilai kini liabilitas yang tidak didanai
31 Desember 2011
2,508,784,715
Keuntungan aktuarial yang belum diakui Liabilitas bersih
2,508,784,715
570,567,338
570,567,338
3,079,352,053
3,079,352,053
3,079,040,991
2,641,995,782
Mutasi liabilitas bersih di laporan posisi keuangan adalah sebagai berikut : Saldo awal Beban tahun berjalan Jumlah
108,872,474
437,045,209
3,187,913,465
3,079,040,991
Berdasarkan laporan aktuaris independen PT Dian Artha Tama, perhitungan imbalan pasca kerja pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut : Asumsi utama yang digunakan dalam menentukan penilaian aktuarial pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 adalah sebagai berikut : Tingkat mortalita
: Indonesia - II
Umur pensiun
: 55 tahun
Tingkat kenaikan gaji tahunan
: 5%
Tingkat diskonto
: 6,5%
20. INFORMASI SEGMEN OPERASI Segmen Operasi Untuk tujuan pelaporan manajemen, segmen operasi Perusahaan dan entitas anak dibagi dalam pemintalan benang,kapas dan lain-lain. Klasifikasi tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen. 1.
Laporan Laba Rugi Komprehensif 31 Maret 2012 Pemintalan benang, kapas dan lain-lain
Jumlah
Pendapatan
21,918,249,452
21,918,249,452
Jumlah Pendapatan
21,918,249,452
21,918,249,452
Beban Pokok Penjualan
17,078,788,523
17,078,788,523
Laba Kotor Penjualan
4,839,460,929
4,839,460,929
Beban Usaha
1,505,766,293
1,505,766,293
Laba Bersih Usaha
3,333,694,636
3,333,694,636
Jumlah Pendapatan (Beban ) Lain-lain
(2,396,293,648)
(2,396,293,648)
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
937,400,988
937,400,988
Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
(401,497,451)
(401,497,451)
Laba periode berjalan
535,903,537
535,903,537
23
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. INFORMASI SEGMEN OPERASI-lanjutan 31 Maret 2011 Pemintalan benang, kapas dan lain-lain
Jumlah
Pendapatan
40,917,533,133
40,917,533,133
Jumlah Pendapatan
40,917,533,133
40,917,533,133
Beban Pokok Penjualan
35,431,270,596
35,431,270,596
Laba Kotor Penjualan
5,486,262,537
5,486,262,537
Beban Usaha
1,644,116,468
1,644,116,468
Laba Bersih Usaha
3,842,146,069
3,842,146,069
Jumlah Pendapatan (Beban ) Lain-lain
(2,217,871,158)
(2,217,871,158)
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
1,624,274,911
1,624,274,911
(509,114,795)
(509,114,795)
-
Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Jumlah Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan Tangguhan Laba periode berjalan 2.
Laporan Posisi Keuangan
-
-
1,115,160,116
1,115,160,116
31 Maret 2012 Pemintalan benang, kapas dan lain-lain
Jumlah
Aset Aset segmen
310,975,689,813
310,975,689,813
Jumlah Aset
310,975,689,813
310,975,689,813
Liabilitas segmen
4,641,404,263
4,641,404,263
Jumlah liabilitas
4,641,404,263
4,641,404,263
Liabilitas
2.
Laporan Posisi Keuangan
31 Desember 2011 Pemintalan benang, kapas dan lain-lain
Jumlah
Aset Aset segmen
75,272,952,489
75,272,952,489
Jumlah Aset
75,272,952,489
75,272,952,489
Liabilitas segmen
4,979,955,470
4,979,955,470
Jumlah Liabilitas
4,979,955,470
4,979,955,470
Liabilitas
24
PT NUSANTARA INTI CORPORA, Tbk DAN ENTITAS ANAK Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 Serta Posisi Keuangan yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN DAN NILAI WAJAR Risiko merupakan sebuah ketidakpastian yang berpengaruh secara material terhadap tujuan Perusahaan dan entitas anak, yang disebabkan oleh kemungkinan tidak tercapainya sasaran Perusahaan dan entitas anak. Oleh sebab itu, manajemen Perusahaan dan entitas anak perlu mengantisipasi dan mempersiapkan penanganan risiko yang efisien dan efektif, dengan pengelolaan yang profesional. Tujuan Perusahaan dan entitas anak dalam mengelola risiko keuangan adalah untuk mencapai keseimbangan yang sesuai antara risiko dan tingkat pengembalian dan meminimalisasi potensi efek memburuknya kinerja keuangan Perusahaan dan entitas anak. Risiko yang berasal dari instrumen keuangan Perusahaan dan entitas anak adalah risiko keuangan, termasuk diantaranya adalah risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan risiko suku bunga. a.
Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan yang timbul jika pelanggan Perusahaan dan entitas anak gagal memenuhi liabilitas kontraktualnya kepada Perusahaan dan entitas anak. Risiko kredit terutama berasal dari piutang usaha yang diberikan kepada pelanggan dari penjualan Perusahaan dan entitas anak. Nilai maksimum eksposur adalah sebesar nilai tercatat sebagaimana diungkapkan pada Catatan 5.
b.
Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko dimana Perusahaan dan entitas anak tidak dapat memenuhi liabilitas pembayaran pada saat jatuh tempo. Perusahaan dan entitas anak telah menelaah, memantau, serta menetapkan kebijakan syarat pembayaran yang sesuai dengan penerimaan penjualan Perusahaan dan entitas anak. Secara umum, kebutuhan dana untuk pelunasan liabilitas yang jatuh tempo diperoleh dari pelunasan piutang dari pelanggan. Tabel dibawah ini merupakan jadwal jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan berdasarkan pembayaran kontraktual yang tidak didiskontokan. Dibawah
1 - 5 tahun
Diatas
1 tahun Utang usaha
5 tahun
Total
1,293,719,862
-
-
Utang bank
-
-
-
-
Utang pajak
110,583,507
-
-
110,583,507
Utang lain-lain
19,565,840
-
-
19,565,840
Biaya yang masih harus dibayar
29,621,589
-
-
29,621,589
-
-
-
-
1,453,490,798
-
-
1,453,490,798
Utang sewa pembiayaan Jumlah
1,293,719,862
c. Risiko Pasar Perusahaan dan entitas anak memiliki eksposur terhadap risiko pasar yaitu risiko mata uang asing. Risiko mata uang asing adalah risiko atas perubahan nilai tukar Rupiah sebagai mata uang pelaporan terhadap mata uang asing, khususnya Dollar Amerika Serikat. Risiko ini muncul jika terjadi pelemahan Rupiah terhadap mata uang asing dapat secara negatif mempengaruhi pendapatan dan kinerja Perusahaan. Risiko tingkat bunga arus kas adalah risiko dimana arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. d. Risiko Suku Bunga Perusahaan dan entitas anak memiliki pinjaman dengan bank dimana bila terjadi kenaikan suku bunga yang signifikan di pasar maka Perusahaan dan entitas anak akan menegosiasikan ulang suku bunga tersebut dengan pemberi pinjaman. Nilai Wajar Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat aset dan liabilitas keuangan yang dicatat dalam laporan keuangan mendekati nilai wajarnya karena jatuh tempo dalam jangka pendek atau karena mereka dicatat pada nilai pasar. 22. PERSETUJUAN LAPORAN KEUANGAN Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang diselesaikan pada tanggal 26 April 2012
25